• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KUALITATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN VONNIE VARESTY. Dra. Hj. Lenny Kendhawaty, M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KUALITATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN VONNIE VARESTY. Dra. Hj. Lenny Kendhawaty, M."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran yang membimbing

STUDI KUALITATIF PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1

UNIVERSITAS PADJADJARAN

VONNIE VARESTY

Dra. Hj. Lenny Kendhawaty, M.Si1

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Perkuliahan adalah cara yang digunakan remaja dalam memenuhi tugas perkembangan persiapan karirnya. Remaja perempuan yang berkuliah memiliki tanggung jawab pada dua peran yaitu sebagai remaja dan sebagai mahasiswi. Tanggung jawab tersebut menuntut kemampuan mahasiswi untuk bisa menyelesaikan tugasnya secara optimal pada masing-masing peran. Akan tetapi ada mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran yang menambahkan peran baru sebagai istri saat usianya masih tergolong remaja, padahal pernikahan merupakan tugas perkembangan dewasa awal. Meskipun mahasiswi ini masih berusia di bawah 21 tahun, mereka berani memutuskan untuk menikah saat masih berkuliah, yang mana menurut BKKBN ini tergolong ke dalam menikah muda. Pernikahan muda yang dilakukan mahasiswi ini tidak lepas dari proses pengambilan keputusan yang mereka lakukan sebelumnya dalam rentang waktu tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengambilan keputusan menikah muda pada mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran. Penelitian ini dilakukan pada 8 orang partisipan penelitian yang melakukan pernikahan muda saat masih berkuliah S1 di

(2)

Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dengan metode kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan in-depth interview yang telah disusun panduan wawancaranya berdasarkan teori pengambilan keputusan (decision making) milik Noorderhaven (1995).

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seluruh responden secara garis besar melalui seluruh fase pengambilan keputusan menurut teori. Akan tetapi alasan dan faktor yang mempengaruhi respon partisipan dalam pengambilan keputusan berbeda-beda yang hampir keseluruhan proses dipengaruhi oleh faktor eksternal partisipan, terutama pihak keluarga.

Kata Kunci : Remaja, Mahasiswi, Menikah Muda, Pengambilan Keputusan, Studi

Kualitatif

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENIKAH MUDA PADA MAHASISWI S1 UNIVERSITAS PADJADJARAN

Masa remaja menurut Steinberg (2002) merupakan masa yang berada pada rentang usia 12 tahun sampai 22 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa dimana terjadi perubahan pada dirinya baik perubahan biologis, kognitif, maupun sosio emosional (Santrock, 2003).

Tugas perkembangan remaja menurut Hurlock (1980) diantaranya mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis, mengembangkan konsep keterampilan intelektual dengan tujuan untuk persiapan menjalankan peran di masyarakat, dan memahami serta mempersiapkan diri untuk tanggung jawab diri secara mandiri. Tugas-tugas perkembangan di atas sejalan dengan Tugas-tugas perkembangan yang diungkapkan Erikson,

(3)

dimana salah satu tugas perkembangan remaja terkait dengan pemilihan karir, dan kebanyakan remaja akan memilih untuk mengikuti jenjang perkuliahan untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut (Newman & Newman, 1979). Menurut Santrock (2010), jenjang perkuliahan dipilih karena merupakan salah satu investasi yang bagus yang bisa ditempuh seseorang untuk bisa memperoleh kehidupan lebih layak dan mendapatkan uang lebih banyak di kehidupannya mendatang.

Saat remaja akhir menempuh pendidikan di jenjang perguruan tinggi, mereka disebut sebagai seorang mahasiswa bagi laki-laki dan mahasiswi bagi perempuan. Dimana sebagai mahasiswa atau mahasiswi, dia memiliki tugas dan tanggungjawab yang harus dipenuhi seperti pengembangan pengetahuan dan intelektual yang ditanggung mahasiswa atau mahasiswi hingga akhirnya bisa dinyatakan lulus dari perguruan tinggi, serta pengembangan karakter dan social skill untuk bisa membangun identitas diri yang lebih baik.

Namun diketahu bahwa terdapat mahasiswi Universitas Padjadjaran yang telah mengemban tanggung jawab lain selain sebagai mahasiswi, yaitu menjadi seorang istri karena telah terikatnya mahasiswi tersebut dalam sebuah tali pernikahan, yang mana pernikahan tersebut berlangsung saat mereka masih menjalani masa perkuliahan. Berdasarkan informasi, diketahui mahasiswi tersebut menikah saat usianya belum 21 tahun. Jika dilihat dari usia remaja menurut Stanley Hall dan pada masa itu menikah belum menjadi tugas perkembangan mahasiswi tersebut, karena menikah adalah tugas perkembangan dewasa awal.

Pernikahan adalah suatu hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang diakui secara sosial, menyediakan hubungan seksual dan pengasuhan anak yang sah, dan adanya pembagian hubungan kerja yang jelas bagi masing-masing pihak baik suami maupun istri (Duvall, 1985). Ketika seseorang menikah, dia akan memiliki tanggung jawab dan tugas baru yang harus dilakukan sesuai dengan peran barunya sebagai seorang istri atau suami. Banyak tugas rumah tangga yang menjadi rutinitas baru seperti mencari nafkah yang

(4)

harus dilakukan suami dan mengurus pekerjaan rumah tangga yang harus dilakukan istri. Tugas-tugas ini harus dijalankan oleh kedua pihak demi keberlangsungan dan keharmonisan sebuah pernikahan. Namun tugas dan tanggungjawab ini tetap harus bisa diatasi oleh siapapun yang telah menikah tanpa memandang usianya, termasuk bagi mahasiswi yang menikah muda.

Usia menikah ideal menurut BKKBN adalah 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi laki-laki. Jika seseorang menikah dibawah umur ideal tersebut, mereka dianggap telah menikah muda (bkkbn.go.id). Ini sejalan dengan fenomena yang peneliti temukan pada beberapa mahasiswi Universitas Padjadjaran. Akan tetapi fenomena ini tidak ditemukan pada mahasiswa Universitas Padjadjaran, karena pada mahasiswa yang menikah muda tidak ada tuntutan tugas dan tanggungjawab yang membutuhkan waktu banyak sebagaimana yang menjadi tugas seorang istri.

Berdasarkan data awal dengan melakukan interview singkat kepada 3 orang mahasiswi Universitas Padjadjaran yang telah menikah dan menikahnya tergolong ke dalam menikah muda, didapatkan jawaban bahwa mereka menganggap menikah adalah suatu pencapaian kebahagiaan dalam hidup. Bagi mereka, menikah bisa menghindari diri dari dosa dan menikah dapat membuat mereka lebih termotivasi menjalani hidup karena ada seseorang yang selalu bisa memberikan dukungan moril selain orang tua. Alasan lain yang membuat mereka mau menikah muda karena ada diantara mereka yang calon suaminya telah bekerja dan juga permintaan dari pihak keluarga. Namun ketika ditanya terkait rintangan dan pengalaman mereka setelah menikah, banyak tantangan yang harus mereka hadapi seperti membagi waktu untuk suami dan kuliah, keterbatasan waktu dan tenaga untuk menyelesaikan seluruh tugas perkuliahan dan tugas rumah, tersitanya waktu dan tenaga karena harus bolak-balik antara rumah dan kampus, dan alasan lainnya yang terkadang membuat mereka memutuskan untuk tidak menghadiri perkuliahan.

(5)

Berbagai rintangan tersebut menunjukkan adanya kesulitan yang dialaminya dalam menjalani tiga peran sekaligus pada usia yang seharusnya dia masih bisa berfokus pada perkuliahan dan persiapan karirnya. Jika ditelusuri lebih dalam, semua hal yang diungkapkan tersebut berkaitan dengan proses pengambilan keputusan menikah muda yang dilakukan sebelum mengaplikasikan pernikahan tersebut secara nyata.

Pengambilan keputusan menurut Noorderhaven (1995) adalah sebuah proses memilih suatu pilihan diantara beberapa pertimbangan melaui proses awareness, analysis, dan action. Berbagai permasalahan di atas seharusnya menjadi pertimbangan bagi yang akan memutuskan menikah muda hingga akhirnya mau memutuskan untuk menikah muda. Dimana pada proses ini, tujuan yang akan dicapai menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan data awal yang peneliti dapatkan tersebut, terdapat berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan menikah muda bagi seorang mahasiswi terkait dengan tujuan pernikahan itu sendiri. Berbagai pertimbangan awal akan menentukan jalannya rumah tangga mahasiswi tersebut ke depannya. Sedangkan mereka sadar bahwa usia mereka belum menuntut mereka untuk menjadi seorang istri dan memperbanyak tugas kehidupan yang jelas-jelas cukup sulit untuk dijalani seiring dengan bertambahnya peran mereka namun waktu yang dimiliki tetaplah sama. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui dan memperoleh gambaran mendalam mengenai proses pengambilan keputusan untuk menikah muda pada mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran.

(6)

METODA PENELITIAN

Partisipan

Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dalam pengambilan partisipan penelitian, dimana penarikan partisipan penelitian secara bertahap yang makin lama jumlah respondennya semakin bertambah besar ibarat bola salju (Sudjana, 2005). Teknik ini digunakan oleh peneliti mengingat tidak diketahuinya jumlah pasti dari populasi partisipan dan adanya kecenderungan sensitivitas variable yang membuat peneliti tidak bisa mencari secara leluasa partisipan dengan teknik lain. Partisipan penelitian adalah mahasiswi S1 Universitas Padjadjaran yang telah menikah muda saat masih berkuliah. Total partisipan penelitian yang bersedia terlibat dalam penelitian ini adalah 8 orang. Partisipan.

Pengukuran

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan in-depth interview. Daftar pertanyaan dalam panduan wawancara penelitian ini dibuat oleh Neni Maesaroh yang mendasari setiap item pertanyaan pada teori pengambilan keputusan menurut Noorderhaven (!995) yang melingkupi 3 fase, yaitu fase awareness, fase analysis, dan fase action.

HASIL

Data yang didapatkan peneliti telah dicatat secara verbatim dan diolah, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :

 Seluruh responden menikah muda karena dorongan keluarga terutama orang tua, meskipun ada responden yang memiliki keinginan dari diri sendiri untuk menikah muda, tetap saja dalam memutuskan menerima calon yang ada dipengaruhi oleh orang tua dan keluarga

(7)

 Meskipun secara spesifik terdapat perbedaan alasan menikah muda pada seluruh responden, akan tetapi secara umum faktor agama menjadi salah satu faktor yang mendukung seluruh responden untuk berani memutuskan menikah muda

 Enam dari delapan responden penelitian memperoleh pasangan untuk menikah muda melalui proses taaruf, sedangkan dua responden lain menikah muda dengan pacar yang telah menjalin hubungan dengan responden sekitar dua tahun

 Tujuh dari delapan responden memiliki alternatif lain selain menikah muda yaitu menikah setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan, akan tetapi ketujuh responden memutuskan untuk memilih menikah muda dengan evaluasi dan pertimbangan yang berbeda-beda

 Empat dari delapan responden menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (long distance relationship) setelah menikah, sehingga keempat responden tidak terlalu merasakan perbedaan berarti antara sebelum menikah dengan setelah menikah selain masalah waktu

 Satu dari delapan responden mengaku pernah merasa menyesal di awal pernikahan karena merasa banyak hal yang tidak cocok antara dirinya dengan suami dan permasalahan itu tidak bisa diselesaikan baik-baik karena menjalani hubungan pernikahan jarak jauh (long distance relationship)

 Orang tua dan keluarga adalah faktor terkuat dan terbesar yang menjadi sumber pendorong bagi responden untuk memutuskan menikah muda saat masih berkuliah dibandingkan diri sendiri

 Secara umum, pada seluruh responden yang menjalani proses taaruf, jarak waktu antara perkenalan dengan pernikahan tidak terlalu lama, sehingga saat

(8)

menikah, responden dan pasangan belum sepenuhnya mengenal satu sama lain secara mendalam.

 Seluruh responden mengambil keputusan dengan melalui seluruh tahap pengambilan keputusan menurut teori Noorderhaven (1995) yaitu fase awareness (recognition, formulation), fase analysis (goal setting, search, evaluate), dan fase action (choice, implementation, control).

DAFTAR PUSTAKA

Pustaka dari Buku :

Adhim, M. F. 2002. Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Amvermeulen, Patrick & L. Curseu, Petru. 2008. Strategic Decision-Making: A Cognitive Perspective. USA: Edwar Elgar Publishing.

Blood, Jr., Robert O. 1969. Marriage second edition. United States of America: The Free of Glencoe.

Burgess, Ernest W. & John Locke. 1960. The Family: From Institution to Companionship second edition. New York: American Book Company.

Chickering, Arthur W. (tanpa tahun). Developmental Tasks for College Students {online}.http://www.hsc.edu/Student-Life/Wellness-Center/Counseling-Services/Self-Help-and-Screenings/Developmental-Tasks-for-College-Students.html (diunduh pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 21.17).

Corbin, Juliet. & Strauss, Anselm. 1990. Basic of Qualitative Research Grounded Theory, Procedures, and Techniques. USA: Sage Publication, Inc.

Duvall, M. E. 1977. Marriage and Family Development. USA: B. Lippincott Company. Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo. Hanum, SH. 1997. Perkawinan Usia Belia. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan

UGM dan Ford Foundation.

Hurlock, Elizabeth W. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima: Jakarta: Erlangga.

(9)

Kerlinger, Fred N. 1986. Foundation of Behavioral Research. Orlando: Harcourt Brace & Company.

Landis, Mary Judson. 1970. Personal Adjustment, Marriage and Family Living fifth edition. New Jersey: Prentce Hall.

McCary, James L. 1975. Freedom and Growth in Marriage. America: Hamilton.

McIntyre, Peter. 2006. Married Adolescent: no place no safety. Geneva: WHO Document Production Service.

Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: pengantar

dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Papalia, Diane. Et al. 1998. Adult Development and Aging. New York: The Mc Graw Hill, inc.

Santrock, John. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Edisi Kelima jilid 2 terjemahan Juda Damanik. Jakarta: Erlangga.

Sarwono. 2003. Psikologi Sosial Kelompok dan Terapan. Jakarta: Balai Pustaka. Smolak, Linda. 1993. Adult Development. New Jersey: Prentice Hall.

Steinberg, L. 2002. Adolescence. New York: McGraw-Hill.

Wulandari, Surya Kristi. 2011. Penyesuaian Pernikahan Remaja Putri yang Melakukan Pernikahan Dini. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Pustaka dari Website :

Anisaningtyas, Galuhpritta dan Dwi Astuti, Yulianti. 2011. Pernikahan di Kalangan Mahasiswa S1. http://journal.unissula.ac.id/proyeksi/article/view/105/68

D. Schmitz, Charles & A. Schmitz, Elizabeth. 2007. The Purpose of Marriage: Is It to Have Children.http://www.goldenanniversaries.com/The%20Purpose%20of%20Marriage% 20Is%20It%20To%20Have%20Children.html diakses tanggal 13 maret 2015, pukul 14.23 WIB

Krisnatuti, Diah dan Oktaviani, Vivi. 2010. Persepsi dan Kesiapan Menikah pada Mahasiswa.

http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/jikk/v4n1_4.pdf

Seniati chairy, Liche. 2006. Psikologi Perkawinan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini responden yang menjadi sampel adalah mahasiswa yang aktif sebanyak seratus orang, dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dan

By downloading this soft documents book Icons Of Men's Style By Josh Sims in the online link download, you are in the 1st step right to do. This site actually offers you

Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan depresi. Insersi dapat

Coming to be the member to constantly see just what up-to-date from this publication Color Your Style: How To Wear Your True Colors By David Zyla website will make you really feel

Mengidentifikasi masa- lah pokok ekonomi, yaitu tentang apa, bagaimana dan untuk siapa barang

PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK SETJEN DEPKES

sawah, kemudian diminta menjelaskan atau bercerita tentang kegiatan petani berikutnya sampai dengan hasil beras menjadi nasi dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk

The software simulation ADS 2011.10 is used to characterize the design and to obtain the optimum performance of the filter such as center frequency, insertion loss, return loss and