v
This study aims to determine the role of Public Relations of Bandung City Government in providing information to the reporters by using indicators : activities, messages, media, and roles.
This study used a qualitative research approach with descriptive methods. Data collection Techniques performed by the researchers was interview, in-depth interviews, literature, and Internet searching. Research subjects in this study are 6 people. And the informants in this study were Mr. Subardi and Mr. Primanda Wijaksana.
The results of this study showed that in providing information to the journalists. The Public Relations Division formulate with goal-setting process and achieved results. Activities divided into routine and incidental with no expenses. The messages were formed of Informative and Persuasive types. The media used were electronic media, print media, face to face, dialogue, phone / sms, internet media and presentation of data in the form of coverage, record and report in a news release.
The conclusion of this study is the Government Public Relations of Bandung in providing information to the reporters must be capable to satisfy their information needs about bandung city government. Because it is one form of work done to improve the company image by determining the expected goals, then conduct a structured, activity there is a message conveyed through the media used by the Public Relations Bandung City Government.
iv Bandung dalam memberikan Informasi kepada wartawan dengan menggunakan indikator tujuan, kegiatan, pesan, media, dan peranan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan wawancara, wawancara mendalam, studi pustaka, dan Internet searching. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Dan informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, yaitu Bapak Subardi dan Bapak Primanda Wijaksana.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam memberikan Informasi kepada wartawan Divisi Humas menyusun Tujuan dengan proses penentuan sasaran dan hasil yang ingin dicapai. Kegiatan yang diadakan seperti kegiatan rutin dan insidentil dan biaya yang dikeluarkan hampir tidak ada. Pesan yang disampaikan berupa pesan Informatif dan Persuasif. Media yang digunakan media elektronik, media cetak, tatap muka, dialog, telepon/sms dan media internet dan penyajian data berupa hasil liputan, rekaman dan membuat laporan dalam bentuk news release.
Kesimpulan dari peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan Informasi kepada wartawan yaitu harus mampu melayani kebutuhan berita wartawan mengenai Pemerintah Kota Bandung. Karena merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan dengan menentukan tujuan yang diharapkan, kemudian melakukan kegiatan yang terstruktur, ada pesan yang disampaikan melalui media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung.
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies ( ICT ), adalah
payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses
dan menyampaikan informasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang
satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi
adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
Di Indonesia pernah menggunakan istilah telematika ( telematics ) untuk arti
yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta
Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (
telekomunikasi + informatika ) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of
data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang
kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif
melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di
seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan
pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Hingga
saat ini TIK lebih sederhana dan lebih murah sedang dikembangkan sejalan dengan
kemajuan TIK saat ini.1
Dengan seiring berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ),
semua aspek bisnis maupun pemerintahan sangat bergantung dengan informasi dan
komunikasi. Dalam konteks ini penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
oleh pemerintahan digunakan untuk memberikan informasi berupa berita yang
menyangkut dengan kebutuhan informasi yang diperlukan masyarakat, yang
diberikan kepada wartawan untuk dimuat di media massa cetak maupun elektronik.
Sehubungan dengan pemerintahan yang tak lepas dari kebutuhan komunikasi
dan informasi, Pemerintah Kota Bandung merupakan pusat pengelolaan daerah
Bandung Jawa Barat. Pemerintah Kota Bandung dipimpin oleh seorang Walikota, dan
bantu oleh Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah. Pemerintah Kota Bandung
mempunyai struktur organisasi dan juga struktur birokrasi yang tertata dengan baik,
yang diatur oleh perda yang dibuat oleh Walikota yang disetujui oleh DRPD Jawa
Barat. Dalam menyebarkan informasi, pemerintah Kota Bandung memiliki Dinas
yang memberikan berita dan penyebaran pemberitahuan tentang kegiatan yang
1
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung. Dinas yang berkewajiban yaitu Dinas
Komunikasi dan Informatika ( DISKOMINFO ) dengan tugas pokok melaksanakan
sebagian urusan Pemerintahan Daerah di bidang komunikasi, informatika, dan
hubungan masyarakat berdasarkan azas otonomi dan pembantuan.2
Dinas Komunikasi dan Informatika ( DISKOMINFO ) dibantu oleh Divisi
Hubungan Masyarakat yang memiliki 2 seksi, yaitu Seksi Peliputan dan Dokumentasi
dan Seksi Kemitraan Media dan Publikasi, bidang hubungan masyarakat mempunyai
tugas pokok melaksanakan tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas
Komunikasi dan Informatika lingkup Hubungan Masyarakat. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas, bidang
Hubungan Masyarakat mempunyai fungsi diantaranya, perencanaan dan penyusunan
program lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi,
penyusunan petunjuk teknis lingkup peliputan dan dokumentasi serta kemitraan
media dan publikasi, pelaksanaan dan pengkoordinasian lingkup peliputan dan
dokumentasi serta kemitraan dan publikasi, Monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan lingkup liputan dan dokumentasi serta kemitraan dan publikasi.3 Tak
lupa dengan kelayakan berita, yang berarti bahwa informasi yang hendak dimuat di
media massa harus mampu menarik minat para pembaca, pemirsa, atau pendengar.
Standar ini harus senantiasa diperhatikan oleh setiap praktisi humas yang hendak
2
Arsip dokumentasi Humas Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 3
mempublikasikan pesan-pesan humasnya.
Mereka harus memeriksa kelayakan berita dari suatu siaran berita, artikel,
atau gambar-gambar (foto) yang hendak dipublikasikan sebelum diserahkan ke media
massa. Sebuah siaran berita yang baik harus menyajikan suatu kisah yang sama
bermutunya dengan yang biasa ditulis oleh para jurnalis. Informasi yang ada, serta
menaati segenap kaidah penulisan yang baik (Anggoro, 2008 : 158-159). Media massa bagi Humas Pemerintah Kota Bandung bukanlah sekadar mitra kerja yang sifatnya
sementara, melainkan bersifat permanen. Sangat pentingnya media massa, kepala
Humas Pemerintah Kota Bandung dituntut untuk mengenal dunia pers sebagaimana
para wartawan bekerja. Mulai dari soal penyampaian materi konferensi pers, editor
bahasa teks realese, materi hingga style siaran radio/televisi, semuanya menjadi
bagian keseharian dalam dunia Humas.
Dalam memberikan informasi diperlukan peranan seorang Humas atau public
relations karena humas harus siap memberikan dan menciptakan saling pengertian
diantara publik yang terkait di dalamnya, seperti yang dikutip dari The British
Institute of Public Relations, yaitu “The deliberate, planned and sustained effort to
establish and maintain mutual understanding between an organization and its public.
( Upaya yang mantap, berencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan
membina pengertian bersama antara organisasi dengan khalayaknya ).” (Effendy,
1990 : 134).Humas atau Public Relations merupakan pihak yang paling memahami
melingkupi ruang publik tersebut, kegiatan humas seringkali berkaitan erat dengan
pihak-pihak tesebut. Sehingga dalam memutuskan suatu kebijakan tertentu, humas
sangat lah penting untuk dilibatkan, karena humas merupakan pemegang informasi
yang lengkap mengenai publik-publik dari perusahaan/lembaga/instansi.
Tanpa bantuan dari humas, keputusan atau kebijakan yang diambil mungkin
saja tidak akan tepat mengenai sasaran, karena para pemimpin perusahaan tidak
mengetahui sedikitpun mengenai karakteristik publik-publiknya. Bukannya
menyelesaikan masalah dengan keputusan yang tepat, namun dengan ketidaktahuan
pimpinan, mungkin malah akan semakin memperuncing masalah.
Dari penjabaran latar belakang masalah tersebut, maka diperoleh rumusan
masalah yaitu, “BAGAIMANA PERANAN HUMAS PEMERINTAH KOTA
BANDUNG DALAM MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA
WARTAWAN?”.
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk memberi arah pada penelitian yang dilakukan, maka disusun
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Tujuan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan?
2. Bagaimana Kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
3. Bagaimana Pesan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan?
4. Bagaimana Media Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan?
5. Bagaimana Peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara lebih lanjut
mengenai Bagaimana Peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tujuan yang diharapkan oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
2. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
3. Untuk mengetahui media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
5. Untuk mengetahui peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam
memberikan informasi kepada wartawan.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat membantu pengembangan dalam
keilmuan komunikasi, secara khusus keilmuan Humas / Public Relations. Yang
membahas tentang cara Humas / Public Relations memberikan informasi kepada
wartawan yang membutuhkan berita.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Untuk Kantor Pemerintah Kota Bandung, dapat digunakan sebagai masukan
pemikiran bagi Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi
kepada wartawan.
Untuk lembaga pendidikan, dapat digunakan untuk menambah pengetahuan
bagi keilmuan komunikasi, secara khusus keilmuan Humas / Public Relations.
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis
Peran PR atau humas sangat besar dalam berbagai kegiatan di sebuah
peranan adalah “Tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.”
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:75). Peranan menurut Dozier D.M dalam
Ruslan, yaitu “Peranan praktisi humas dalam suatu organisasi atau perusahan
merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi humas dan komunikasi
organisasi, disamping itu juga merupakan kunci untuk pengembangan peranan
praktisi humas dan pencapaian professional dalam humas.” (Dozier dalam Ruslan,
1997 : 21).
Peranan menurut Rhenald Kasali adalah “untuk mencapai tujuan yang
diinginkan perlu membuat kegiatan, apa pesannya dan media apa yang digunakan.”
(Rhenald Kasali, 2006 : 31).
Maka, indikator peranan Public Relations terdiri dari:
1. Tujuan merupakan maksud/arah dari suatu kegiatan yang mempunyai haluan yang dimaksud. (KBBI, 2008:1554)
2. Kegiatan merupakan suatu aktivitas, usaha dan pekerjaan. Dalam mengadakan suatu kegiatan, yang perlu diperhatikan oleh humas antara
lain: bentuk kegiatan, sifat kegiatan, dan biaya kegiatan. 4 (KBBI 2011)
3. Pesan, syarat pesan yang disampaikan menurut Wilbur Scharmm dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (1993 : 41-42) adalah sebagai berikut:
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
4
dapat menarik perhatian komunikan.
Pesan harus menggunakan bahasa yang tertuju kepada pengalaman
yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti.
Bentuk pesan menurut A.W Widjaja dan M. Arisyk Wahab terdapat tiga
bentuk pesan yaitu:
A. Informatif
Yaitu untuk memberikan keterangan fakta dan data kemudian komunikan
mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri, dalam situasi tertentu pesan
informatif tentu lebih berhasil dibandingkan persuasif.
B. Persuasif
Yaitu berisikan bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran
manusia bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan sikap berubah.
Tetapi berubahnya atas kehendak sendiri. Jadi perubahan seperti ini bukan
terasa dipaksakan akan tetapi diterima dengan keterbukaan dari penerima.
C. Koersif
Menyampaikan pesan yang bersifat memaksa dengan menggunakan
sanksi-sanksi bentuk yang terkenal dari penyampaian secara inti adalah agitasi
dengan penekanan yang menumbuhkan tekanan batin dan ketakutan
penyampaian suatu target.5 (Widjaja & Wahab,1987:61)
Menurut S.M Siahaan dalam menciptakan pengertian yang baik dan tepat
antara komunikator dan komunikan, isi pesan harus disampaikan sebaik mungkin
Yaitu :
1. Pesan harus cukup jelas, bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit-belit,
tanpa denotasi yang menyimpang dan tuntas.
2. Pesan itu mengandung kebenaran yang mudah diuji berdasarkan fakta,
tidak mengada-ada dan tidak diragukan.
3. Pesan itu diringkas dan padat serta disusun dengan kalimat pendek tanpa
mengurangi arti yang sesungguhnya.
4. Pesan itu mencakup keseluruhan, ruang lingkup pesan mencakup
bagian-bagian yang penting dan yang patut diketahui komunikan.
5. Pesan itu nyata dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data dan fakta
yang ada, tidak sekedar isu/kabar angin.
6. Pesan itu lengkap dan disusun secara sistematis.
a) Pesan itu menarik dan meyakinkan, menarik karena bertautan dengan
dirinya sendiri, menarik dan meyakinkan karena logis.
b) Pesan itu disampaikan dengan sopan, harus diperhitungkan kadar
kebiasaan, kepribadian, pola hidup dan nilai-nilai komunikasi, nilai etis
5
sangat menentukan sekali bagaimana orang bisa terbuka.
c) Nilai pesan itu sangat mantap artinya tidak mengandung pertentangan
antara bagian pesan yang lain, konsistensi ini sangat penting untuk
meyakinkan komunikan akan kebenaran pesan yang disampaikan.
(Siahaan, 1991:63)6
4. Media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. (Latuheru, 1988:11)7
1.5.2 Kerangka Konseptual
Pada kerangka konseptual, Peneliti akan menerapkan indikator peranan
menurut Rhenald Kasali ke dalam masalah penelitian, yaitu peranan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
1. Suatu tujuan yang dapat menentukan sasaran serta memperoleh hasil yang ingin dicapai oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam
memberikan informasi kepada wartawan.
2. Melakukan kegiatan yang direncanakan, yaitu bentuk, sifat, dan biaya yang harus dikeluarkan, sebagai hasil perencanaan Humas Pemerintah
Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
3. Pesan apa yang akan disampaikan melalui kegiatan tersebut, yaitu permintaan, amanat, perkataan yang akan disampaikan oleh Humas
6
http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/pengertian-pesan.html (Selasa, 31 Mei 2011, 22.05 WIB)
7
Pemerintah Kota Bandung kepada wartawan.
4. Media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan.
1.6 Pertanyaan Penelitian
Dari indikator yang telah dibuat, yang dituangkan sebagai identifikasi
masalah, kemudian disusun beberapa pertanyaan penelitian, yang digunakan untuk
membantu mendapatkan tujuan dari penelitian. Yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana tujuan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan?
a. Bagaimana penentuan sasaran yang dilakukan oleh Humas Pemerintah
Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
b. Bagaimana hasil yang ingin dicapai oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
2. Bagaimana kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
informasi kepada wartawan?
a. Bagaimana bentuk kegiatan yang diadakan oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
b. Bagaimana sifat kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam
memberikan informasi kepada wartawan?
Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada
wartawan?
3. Bagaimana pesan yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung
dalam memberikan informasi kepada wartawan?
a. Bagaimana bentuk pesan yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
b. Bagaimana isi pesan yang disampaikan oleh Humas Pemerintah Kota
Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
c. Bagaimana cara penyampaian pesan yang digunakan oleh Humas
Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada
wartawan?
4. Bagaimana media yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kota Bandung
dalam memberikan informasi kepada wartawan?
a. Bagaimana bentuk media yang digunakan oleh oleh Humas Pemerintah
Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
b. Bagaimana sifat media yang digunakan oleh oleh Humas Pemerintah
Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada wartawan?
5. Bagaimana peranan humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan
1.7 Metode Penelitian
Metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah yang sistematik. (Suriasumantri dalam Kriyantono,
2006 :51).
Metodologi dalam penelitian ini yaitu riset kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif. Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak
mengutamakan besarnya populasi atau sampling, bahkan populasi atau samplingnya
sangat terbatas. “Disini (riset kualitatif) yang lebih ditekankan adalah persoalan
kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.” (Kriyantono, 2006:58).
Ciri-ciri metodologi kualitatif, yaitu :
1) Riset ini bersifat subjektif dan berada hanya dalam referensi peneliti. Periset
sebagai sarana penggalian interpretasi data.
2) Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, kutipan-kutipan dan
komentar-komentar.
Melalui metode deskriptif ini, peneliti akan menggambarkan masalah yang
akan dibahas berdasarkan data-data yang dimaksud sebagai suatu proses analisis
untuk mencari relevansi dari data yang diperoleh yang mendeskripsikan mengenai
kegiatan Humas Pemerintah Kota Bandung dalam memberikan informasi kepada
wartawan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode
atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat (Rakhmat, 1984:25).
Ciri lain dari metode Deskriptif adalah titik berat pada organisasi dan suasana
alamiah, peneliti bertindak sebagai pengamat, ia hanya membuat kategori pelaku,
mengamati gejala dan mencatatnya. Penelitian deskriptif ditujukan untuk:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada.
2. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang. (Rakhmat, 2005: 25).
Melalui metode ini penulis akan menggambarkan masalah yang dibahas
berdasarkan data-data yang relevan diperoleh serta menafsirkan data-data yang
dimaksud sebagai suatu proses analisa untuk mencari relevansi dari variabel,
penelitian akan mendeskripsikan fakta dan data tentang tanggapan wartawan pada
1.8 Teknik Pengumpulan Data & Analisis Data 1.8.1 Teknik Pengumpulan Data
1 Wawancara Mendalam (Deep Interview)
“Wawancara mendalam adalah metode yang selaras dalam penelitian kualitatif, karena hal tersebut memungkinkan pihak yang diwawancarai untuk mendifinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.” ( Mulyana, 2001:183).
Wawancara mendalam merupakan pencarian informasi yang lebih lengkap
dari informan.
2 Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku
ilmiah untuk mendapatkan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah yang
akan penulis teliti, membaca artikel-artikel, makalah sumber dan company profile
yang relevan dengan masalah yang diteliti.
Menurut Supranto seperti dikutip oleh Ruslan dengan bukunya Metode
Penelitian PR dan Komunikasi bahwa “Studi Pustaka adalah mencari data atau
informasi reset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi, dan
bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan”. (Ruslan, 2003 : 24).
3 Penelurusan Data Online
Selain wawancara mendalam dan studi pustaka, peneliti juga menggunakan
teknik penelusuran data online untuk melengkapi data-data yang didapat peneliti dan
1.8.2 Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang telah diperoleh kemudian akan dianalisis
dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data, yaitu mengumpulkan data dan fakta sebanyak-banyaknya
dan seakurat mungkin terhadap topik yang akan dibahas.
2. Klasifikasi Data, termasuk di dalamnya adalah proses penelitian, pemusatan
perhatian, membuat ringkasan, penggolongan kategori jawaban, dan lain
sebagainya.
3. Mendeskripsikan data yang telah terkumpul.
4. Menganalisis data yang telah terkumpul dengan menganalisisnya sesuai
dengan teori pendukung, bagan-bagan, foto, dan lain sebagainya.
1.9 Subjek Penelitian dan Informan 1.9.1 Subjek Penelitian
Effendy dalam bukunya Penelitian Survey menyatakan bahwa “Subjek
penelitian merupakan bagian terkecil dari suatu lembaga yang dijadikan
subjek/sasaran dalam penelitian deskriptif” (Singarimbun dan Effendy, 1989:108).
Dalam penelitian ini, jumlah subjek penelitian adalah tiga orang, yang
Berikut ini adalah daftar subjek dari penelitian yang dilakukan :
Tabel 1.1 Subjek Penelitian
No. Nama Jabatan
1 Aos Wijaya A Bintang Bidang Hubungan Masyarakat
2 Subardi Kepala Seksi Peliputan & Dokumentasi
3 Tri Wahyu W Kepala Seksi Kemitraan Media dan Publikasi
4 Meiwan Kartiwa Staf Seksi Peliputan & Dokumentasi
5 Primanda Wicaksana Staf Seksi Peliputan & Dokumentasi
6 Andri Kusnadi Staf Seksi Peliputan & Dokumentasi
Sumber: Data Catatan Peneliti, 2011
1.9.2 Informan
Pengertian informan adalah orang yang dianggap mengetahui dengan baik
terhadap masalah yang diteliti dan bersedia untuk memberikan informasi kepada
peneliti. Menurut HB Sutopo (2002:50) “Dalam penelitian kualitatif posisi nara
sumber sangat penting, sebagai individu yang sangat penting”. Informan merupakan
tumpuan pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkap permasalahan
penelitian. Lazimnya informan atau narasumber penelitian ini ada dalam penelitian
yang subjek penelitiannya berupa “kasus” (satu kesatuan unit), antara lain yang
berupa lembaga atau organisasi atau institusi (pranata) sosial. teknik penarikan
informan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling.
Dimana purposive sampling adalah “suatu teknik penarikan sampel dengan cara
memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu
mewakili statistik, tingkat signifikansi, dan prosedur pengujian hipotesis” (Rakhmat,
kunci (key informan) seseorang atau beberapa orang, yaitu orang atau orang-orang
yang paling banyak menguasai informasi (paling banyak tahu) mengenai objek yang
sedang diteliti.
Untuk memperoleh data penelitian yang mencerminkan keadaan subjek
penelitian dan bisa menggambarkan (menjawab) apa yang menjadi tujuan dan
permasalahan penelitian, peneliti memilih yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang, karena yang paling mengetahui
tentang kegiatan Humas dalam memberikan informasi kepada wartawan. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.2 Informan Penelitian
Sumber: Data Catatan Peneliti, 2011
Berdasarkan tabel 1.2 diatas, yang menjadi informan dalam penelitian ini
adalah Bapak Subardi dengan jabatan kepala seksi seliputan & dokumentasi, dan
Bapak Primanda Wicaksana jabatan staf seksi peliputan & dokumentasi. Pemilihan
dan penetapan informan sebanyak dua orang dimaksudkan agar penelitian yang
dilakukan dan informasi yang didapatkan akan lebih tajam, lengkap, dan akurat.
Karena 2 orang yang disebutkan di atas orang-orang yang membuat dokumentasi dan
news release setelah peliputan kegiatan yang dilaksanakan, dan wartawan pun
berhubungan langsung dengan beliau.
No. Nama Jabatan
1. Subardi Kepala Seksi Peliputan & Dokumentasi
1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.10.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Pemerintah Kota Bandung Jl. Wastukencana No.2
Bandung Jawa Barat Indonesia, (022) 4230393, www.bandung.go.id .
1.10.2 Waktu Penelitian
Pada tabel 1.3, dijadwalkan akan dilaksanakan mulai dari bulan April sampai
bulan Juli 2011. Berikut ini adalah tabel jadwal penelitian, sebagai berikut:
Tabel 1.3
1.11Sistematika Penelitian
Penulisan penelitian memiliki sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, berisikan mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kerangka pemikiran, pertanyaan penelitian, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel teknik analisis data,
lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini, berisikan mengenai teori-teori dan
definisi-definisi yang dapat membantu peneliti dalam menjawab
pertanyaan penelitiannya dan mencapai tujuan penelitiannya.
Antara lain tinjauan mengenai Public Relations / Humas,
tinjauan mengenai variabel strategi, dan tinjauan mengenai
kesehatan jiwa.
BAB III : OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini, akan dibahas mengenai sejarah perusahaan /
instansi tempat dilakukannya penelitian, juga mengenai divisi
Public Relations jika memang ada di perusahaan tersebut.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
responden, deskripsi mengenai hasil penelitian, dan
pembahasan dari indikator-indikator yang digunakan.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini, berisikan mengenai kesimpulan dan saran
penelitian yang dibuat dalam bentuk poin.
DAFTAR PUSTAKA : Merupakan daftar literatur yang digunakan dalam
23 2.1 Tinjauan Tentang Public Relations 2.1.1 Pengertian Public Relations
Pada dasarnya, humas ( hubungan masyarakat ) merupakan bidang atau
fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersial ( perusahaan ) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai
dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga
pemerintah, bahkan pesantren dan usaha bersama seperti Gerakan Nasional Orang
Tua Asuh ( GN-OTA ) pun memerlukan humas. Kebutuhan akan kehadiranna
tidak bisa dicegah, terlepas dari kita menyukainya atau tidak, karena humas
merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi
secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi terpecaya kian terasa
pada era globalisasi dan “banjir informasi” seperti saat ini. Demi menghindari
salah pengertian, akan dikemukakan beberapa pengertian atau definisi tentang
public relations, dari sekian banyak definisi yang ada (Anggoro, 2008 : 1).
a) Menurut The British Institute of Public Relations, yakni “The deliberate,
planned and sustained effort to establish and maintain mutual
understand-ing between an organization and its public. ( Upaya yang mantap,
beren-cana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan membina penger-tian
b) Menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary
adalah “segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan oleh organisasi
atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan
tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan
sepakterjangnya” (Anggoro, 2008 : 2)
c) Dalam pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City,
Agustus 1978, disepakati humas itu didefinisikan sebagai berikut :
“humas adalah seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi organisasi dan kepentingan khalayaknya” (Anggoro, 2008 : 2)
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, terdapat ciri-ciri yang
melekat pada kegiatan public relations pada umumnya, antara lain:
1. Komunikasi yang dijalankan public relations adalah dua arah timbal balik
atau two way symetric .
2. Kegiatan public relations adalah penyebaran informasi, penggiatan
persuasi dan pengkajian pendapat umum.
3. Sasaran public relations yang dituju adalah publik yang berada didalam
organisasi atau di luar organisasi.
4. Efek dari public relations adalah terbinanya hubungan yang harmonis
antara organisasi dan publik.
5. Tujuan public relations adalah meningkatkan citra dihadapan publik dan
menciptakan adanya saling pengertian antara publik internal maupun
Definisi-definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih jelas tentang
konsep public relations. Meskipun rangkaian 2 kata (Public dan Relations) dapat
diartikan melalui berbagai cara. Tetapi public relations tetap suatu seni, suatu
teknik yang memerlukan keahlian khusus.
2.1.2 Fungsi Public Relations
Fungsi dalam Bahasa Inggris yang berarti function, bersumber pada
perkataan bahasa latin, functio, yang berarti penampilan, perbuatan pelaksanaan
atau kegiatan. Fungsi Public Relations Officer (PRO) dalam konsepnya ketika
menjalankan tugas dan operasionalnya, baik sebagai komunikator dan mediator,
maupun organisator, menurut Onong Uchjana Effendy, adalah sebagai berikut:
1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan
publik eksternal.
3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari
organisasinya kepada publiknya dan menyalurkan opini publik kepada
organisasi.
4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan
umum.
5. Operasionalisasi dan organisasi public relations adalah bagaimana
membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk
mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang menimbulkan dari
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai fungsi public
relations yang ada, pada intinya adalah sebagai berikut :
a. Sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga
yang diwakilinya dengan publiknya;
b. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi
manajemen organisasi atau perusahaan;
c. Membentuk corporate image, artinya peranan public relations berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaga. (Ruslan, 1998)
Betrand R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and
Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari public relations ini
dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal
maupun eksternal. Dalam bukunya, ia mengemukakan tiga fungsi public
relations:
a) It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik)
b) Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik)
c) And stress good morals and manners (menitikberatkan moral dan tingkah
laku yang baik). (Yulianita, 2005 : 49).
Profesi public relations dengan berbagai kegiatan dan tantangan yang
dihadapi dalam menjalankan tugasnya menyangkut unsur-unsur citra baik (good
image), itikad baik (good will), saling pengertian (mutual understanding), saling
mempercayai (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreciations) dan
Fungsi utama public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan antara lembaga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern dalam
rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan, motivasi dan partisipasi publik dalam
upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan
lembaga/organisasi. (Rachmadi,1992:21).
Selanjutnya mengutip dari Edwin Emery dalam “Introductions to Mass
Communications” F. Rachmadi menyebutkan fungsi public relations:
“The planned and organized effort of a company or institutions to establish mutually beneficial through acceptable communications relationship with its various publics (upaya yang terencana dan terorganisasi dari sebuah perusahaan atau lembaga untuk menciptakan hubungan-hubungan yang saling bermanfaat dengan berbagai publiknya)” (Rachmadi, 1992:21).
Menurut Rhenald Kasali dalam Dalam bukunya Manajemen Public
Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia mengatakan :
“Fungsi manajemen dalam konsep public relations bertujuan menciptakan dan mengembangkan persepsi terbaik bagi suatu lembaga, organisasi, perusahaan, atau produknya terhadap segmen masyarakat, yang kegiatannya langsung atau tidak langsung mempunyai dampak bagi masa depan organisasi, lembaga, perusahaan, atau produknya”. (Rosady Ruslan, 1998 : 11)
Fungsi public relations adalah menciptakan komunikasi dua arah timbal
balik, sehingga dengan adanya komunikasi yang timbal balik ini kesenjangan
komunikasi dalam organisasi bisa diantisipasi dan tercipta hubungan yang
harmonis.
Dengan memelihara komunikasi yang baik, yaitu hubungan komunikatif
dilakukan secara timbal balik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa
simpati.
2.1.3 Tujuan Public Relations
Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai oleh public relations
mengembangkan goodwill dan menciptakan hubungan kerja sama dengan
berbagai publik. Menurut Dimock Marshall.CS tujuan PR dibagi menjadi 2, yaitu
a. Secara Positif
Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu
organisasi atau badan.
b. Secara Defensif
“Berusaha untuk membela diri terhadap massa yang bernada negatif,
bilamana diserang dan serangan itu kurang wajar. Padahal organisasi kita tidak
salah, dengan demikian tindakan ini adalah salah satu aspek penjagaan atau
pertahanan”. (Yulianita, 2005:42)
Yulianita dalam bukunya “Dasar-dasar Public Relations”, mengatakan ada
empat hal yang prinsip dari tujuan public relations yakni:
1. Menciptakan citra yang baik
2. Memelihara citra yang baik
3. Meningkatkan citra yang baik
4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun/rusak. (Yulianita,
Menurut Frank Jefkins tujuan public relations adalah: “Meningkatkan
favorable image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali
unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut”.
(Yulianita, 2005: 42). Sedangkan menurut Charles S. Steinberg tujuan public
relations adalah: “Menciptakan opini publik yang favorable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan”. (Yulianita, 2005: 42).
Dari berbagai pendapat diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan
public relations secara umum/universal yang pada prinsipnya menekankan tujuan
pada aspek citra/image. Citra merupakan salah satu tujuan penting bagi sebuah
perusahaan, karena dengan memiliki citra yang baik, sebuah perusahaan akan
dinilai bonafid. Hal ini memberikan pengaruh pada tingkat kepercayaan
publik-publikya.
2.1.4 Lingkup Public Relations
Pada umumnya kegiatan PR ditujukan pada kegiatan internal publik dan
eksternal publik, kedua macam publik ini dapat juga dikenal dengan istilah
stakeholder. Publik internal berada dalam organisasi sedangkan publik eksternal
merupakan publik yang berada diluar organisasi.
A. Internal Public Relations
Macam-macam publik ini tergantung pada jenis, sifat, atau karakter
dari organisasinya. Berikut ini merupakan publik internal secara umum
didalam perusahaan atau organisasi :
2. Publik manajer (manager public)
3. Publik pemegang saham (stockholder public)
4. Publik buruh (labour public)
Khusus untuk publik pemegang saham (stockholder public) bisa juga
dimasukan kedalam kategori eksternal PR, karena ada juga perusahaan
yang telah go public. Internal public relations yang baik adalah yang
memperlakukan setiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa
membeda-bedakan tingkat, pendidikan dan lain-lain. Salah satu internal
public relations yang dapat menunjukan perhatian terhadap kepentingan
karyawan diantaranya mengadakan gathering dalam perusahaan.
B. Eksternal Public Relations
Sama halnya dengan internal PR, eksternal PR juga tergantung pada
jenis, sifat, atau karakter dari organisasinya. Berikut ini merupakan publik
eksternal secara umum didalam perusahaan atau organisasi :
1. Publik Pers (press public)
2. Publik Pemerintahan (government public)
3. Publik masyarakat sekitar (community public)
4. Publik rekanan atau pemasok (supplier public)
5. Publik pelanggan (customer public)
6. Publik konsumen (consumer public)
7. Publik bidang pendidikan (educational public)
2.1.5 Media Public Relations
Dalam mencapai tujuan-tujuan Public Relations, ada kalanya penggunaan
media pers, radio, dan televisi tidak sesuai, apalagi jika khalayak yang hendak
dicapai hanya terdiri dari beberapa kelompok kecil saja, seperti staf atau anggota
organisasi yang hanya cukup dijangkau melalui jurnal internal. Dibawah ini
penulis kutip mengenai media yang dapat diciptakan sendiri oleh humas didalam
perusahaan/organisasinnya.
1. Jurnal Internal (house journals)
2. Video
3. Slide
4. Kaset-kaset rekaman video
5. Kursus-kursus pendidikan tambahan
6. Ucapan-ucapan lisan
7. Seminar dan konferensi
8. Eksibisi khusus. (Jefkins, 1992:127)
Itulah delapan bentuk wahana komunikasi internal yang dikutip dari
Jefkins. Sedangkan Ruslan membagi media humas kedalam 4 kelompok, yaitu :
1) Media umum, seperti surat-menyurat, telepon, fax, dan telegraf
2) Media massa, seperti media cetak yakni surat kabar, majalah, tabloid,
bulletin. Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio dan film
3) Media khusus, seperti iklan, logo dan nama perusahaan atau produk
yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan
4) Media internal, yaitu media yang digunakan untuk kepentingan
kalangan terbatas dan non komersial serta lazim digunakan dalam
aktifitas humas.
Media internal terbagi menjadi 4, yaitu :
a) House jurnal, seperti majalah bulanan, profil perusahaan,
laporan tahunan perusahaan, buletin dan tabloid
b)Printed materials, seperti barang cetakan untuk publikasi dan
promosi, berupa booklets, leaflets, kartu nama, memo dan
kalender
c) Spoken and visual word, seperti audio visual, rekaman video,
dan sebagainya
d)Media pertemuan, seperti seminar, rapat, presentasi, diskusi,
pameran, acara khusus, sponsorship dan gathering meet.
2.2 Tinjauan Tentang Peranan
Peranan dalam kamus Bahasa Indonesia adalah “tindakan yang dilakukan
oleh seseorang dalam suatu peristiwa” (Kamus Bahasa Indonesia 2002:75).
Peranan menurut Dozier D.M dalam Ruslan, yaitu “Peranan praktisi
humas dalam suatu organisasi atau perusahan merupakan salah satu kunci untuk
memahami fungsi humas dan komunikasi organisasi, disamping itu juga
merupakan kunci untuk pengembangan peranan praktisi humas dan pencapaian
professional dalam humas.” (Dozier dalam Ruslan, 1998:21). Menurut Onong
bagian atau yang memegang pimpinan secara menonjol dalam suatu peristiwa
(Effendy 1989: 315).
2.3 Tinjauan Informasi
Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi
suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang
dapat dirasakan dalam keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang. (Gordon, 1974:32). Penulis lain, Burch dan Strater,
menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk
memberikan pengetahuan atau keterangan. (Bruch and Strater, 1974:23).
Sedangkan George R. Terry, Ph. D. menyatakan bahwa informasi adalah data
yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna. (George, 1962:21)9
Jadi, secara umum informasi adalahdata yang sudah diolah menjadi suatu
bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan
bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan
datang. Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang pertama
adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya sehingga menjadi informasi.
Dari data-data tersebut informasi yang didapatkan lebih terarah dan penting
karena telah dilalui berbagai tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu
pengumpulan data, data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang
diperlukan. 10
9
2.4 Tinjauan Wartawan
Istilah jurnalistik berasal dari bahasa Belanda journalistiek seperti halnya
dengan bahasa Inggris journalism yang bersumber pada perkataan journal, ini
merupakan terjemahan dari bahasa Latin diurnal yang berarti “harian” atau “setiap hari”. Dari berbagai literatur dapat dikaji definisi jurnalistik adalah suatu
pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan
sampai penyebarannya kepada masyarakat (Effendy, 1990 : 151).
Orang yang melakukan peliputan disebut wartawan atau journalis.
Wartawan atau journalis adalah seorang yang melakukan jurnalism, yaitu orang
yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/
dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi
dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi,
dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya,
dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak
memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.11
10
http://blog.re.or.id/definisi-informasi-2.htm (jumat, 3 juni 2011, 21.40 WIB)
11
35 3.1 Sejarah Kota Bandung
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107 0
Bujur Timur dan 6 0 55' Lintang Selatan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup
strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Hal
tersebut disebabkan oleh :
1. KotaBandung terletak pada pertemuan poros jalan raya :
Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara.
Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan
(Subang dan Pangalengan).
2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan
memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.
Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di
atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter
dan terrendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut. Di
wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatan permukaan tanah relatif datar,
sedangkan di wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan
panorama yang indah.
Keadaan Geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya
gunung Takuban Perahu. Jenis material di bagian Utara umumnya merupakan
jenis andosol, dibagian Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis alluvial
kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Di bagian Tengah dan Barat tersebar
jenis andosol.Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang
lembab dan sejuk. Pada tahun 1998 temperatur rata-rata 23,5 o C, curah hujan
rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21,3 hari perbulan.
Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten
Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah
Kabupaten Bandung berdiri. Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar
pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama tumenggung
Wiraangunangun. Beliau memerintah Kabupaten bandung hingga tahun 1681.
Semula Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang
Dayeuhkolot) kira-kira 11 kilometer ke arah Selatan dari pusat kota Bandung
sekarang. Ketika kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati ke-6, yakni R.A
Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijuluki "Dalem Kaum I", kekuasaan di
Nusantara beralih dari Kompeni ke Pemerintahan hindia Belanda, dengan
gubernur jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811). Untuk
kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Daendels membangun Jalan
Raya Pos (Groote Postweg) dari Anyer di ujung barat Jawa Barat ke Panarukan di
ujung timur Jawa timur (kira-kira 1000 km). Pembangunan jalan raya itu
dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.
Di daerah Bandung khususnya dan daerah Priangan umumnya, Jalan
memperlebar jalan yang telah ada. Di daearh Bandung sekarang, jalan raya itu
adalah Jalan Jenderal Sudirman - Jalan Asia Afrika - Jalan A. Yani, berlanjut ke
Sumedang dan seterusnya. Untuk kelancaran pembangunan jalan raya, dan agar
pejabat pemerintah kolonial mudah mendatangi kantor bupati, Daendels melalui
surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang
untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung
dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos. Rupanya Daendels
tidak mengetahui, bahwa jauh sebelum surat itu keluar, bupati Bandung sudah
merencanakan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Bandung, bahkan telah
menemukan tempat yang cukup baik dan strategis bagi pusat pemerintahan.
Tempat yang dipilih adalah lahan kosong berupa hutan, terletak di tepi barat
Sungai Cikapundung, tepi selatan Jalan Raya Pos yang sedang dibangun (pusat
kota Bandung sekarang). Alasan pemindahan ibukota itu antara lain, Krapyak
tidak strategis sebagai ibukota pemerintahan, karena terletak di sisi selatan daerah
Bandung dan sering dilanda banjir bila musim hujan.
Sekitar akhir tahun 1808 atau awal tahun 1809, bupati beserta sejumlah
rakyatnya pindah dari Krapyak mendekali lahan bakal ibukota baru. Mula-mula
bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir,
selanjutnya pindah lagi ke Kampur Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung
Pakuan sekarang).
Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan
tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa
Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding
father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten
Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
Tabel 3.1, nama-nama yang pernah menjabat sebagai Walikota Kota
Bandung, sebagai berikut :
Tabel 3.1
Walikota Bandung Tahun 1906 - Sekarang
No N a m a Masa Jabatan
1 E.A. Maurenbrecher (exofficio) 1906-1907
2 R.E. Krijboom (exofficio) 1907-1908
3 J.A. van Der Ent (exofficio) 1909-1910
4 J.J. Verwijk (exofficio) 1910-1912
5 C.C.B. van Vlenier dan 1912-1913
B. van Bijveld (exofficio) 1913-1920
6 B. Coops 1920-1921
12 R.A. Atmadinata 1945-1946
13 R. Siamsurizal
14 Ir. Ukar Bratakusumah 1946-1949
15 R. Enoch 1949-1956
16 R. Priatna Kusumah 1956-1966
17 R. Didi Jukardi 1966-1968
18 Hidayat Sukarmadijaya 1968-1971
19 R. Otje Djundjunan 1971-1976
20 H.Ucu Junaedi 1976-1978
21 R. Husein Wangsaatmaja 1978-1983
22 H. Ateng Wahyudi 1983-1993
23 Wahyu Hamidjaja 1993-1998
24 Aa Tarmana 1998-2003
25 H.Dada Rosada 2003-sekarang
Tabel 3.2, terdapat beberapa perisitiwa berawalnya Bandung menjadi
sebuah kota, sebagai berikut :
Tabel 3.2
Peristiwa Berawalanya Bandung Kota
3.1.1 Lambang Kota Bandung
Lambang kota Bandung ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota besar
Bandung tahun 1953, tertanggal 8 Juni 1953, yang diijinkan dengan Keputusan
Presiden tertanggal 28 april 1953 No. 104 dan diundangkan dalam Berita Propinsi
Jawa Barat tertanggal 28 Agustus 1954 No. 4 lampiran No. 6 Lambang tersebut
bertokoh PERISAI yang berbentuk JANTUNG. Perisai tersebut terbagi dalam dua
Masa Peristiwa
1488 Bandung didirikan sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran
1799
Menjadi bagian dari Sumedang Larang diserahkan kepada Pemerintah Belanda dari Kompeni
1811 Dinyatakan sebagai Ibukota Kabupaten Bandung
1906 Gemeente Bandoeng
1917 Burgemeester Van Bandoeng yang pertama
1926 Staadsgemeente Bandoeng
1942 Bandung Si
1945 Pemerintah Nasional kota Bandung
1949 Haminte Bandung
1950 Kota Besar Bandung
1957 Kotapraja Bandung
1966 Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung
1974 Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung
bagian oleh sebuah BALOK- LINTANG mendatar bertajuk empat buah, yang
berwarna HITAM dengan pelisir berwarna PUTIH(PERAK) pada pinggir sebelah
atasnya:
Gambar 3.1 Lambang Kota Bandung
Filosofi Lambang Kota Bandung
1. bagian atas latar KUNING (EMAS) dengan lukisan sebuah GUNUNG
berwaarna HIJAU yang bertumpu pada blok-lintang dan
2. bagian bawah latar PUTIH(PERAK) dengan lukisan empat bidaang
jalur mendatar berombak yang berwarna BIRU.
Di bawah perisai itu terlukis sehelai PITA berwarna KUNING (EMAS)
yang melambai pada kedua ujungnya, Pada pita itu tertulis dengan huruf-huruf
besar latin berwarna HITAM amsal dalam bahasa KAWI, yang berbunyi GEMAH
RIPAH WIBAWA MUKTI.
Sebagai tokoh lambang itu diambil bentuk perisai atau tameng, yang
dikenal kebudayaan dan peradaban sebagai senjata dalam perjuangan untuk
mencapai sesuatu tujuandengan melindungi diri. Perkakas perjuangan yang
demikian itu dijadikan lambang yang mempunyai arti menahan segala mara
bahaya dan kesukaran.
KUNING (EMAS), berarti : kesejahteraan, keluhungan.
HITAM (SABEL), berarti : kokoh, tegak, kuat.
HIJAU (SINOPEL), berarti : kemakmuran sejuk
PUTIH (PERAK), berarti : kesucian
BIRU (AZUUR), berarti : kesetiaan
Gemah ripah wibawa mukti, berarti : tanah subur rakyat makmur
3.1.2 Bendera Kota Bandung
Bendera yang digunakan oleh Kotamadya Bandung adalah berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara Kota Besar
Bandung tanggal 8 Juni 1953 No. 9938/53.
Bentuk bendera tersebut adalah seperti yang tercantum pada diktum
Keputusan tersebut diatas sebagai berikut :
Gambar 3.2 Bendera Kota Bandung
Filosofi Bendera Kota Bandung
Bendera yang dipergunakan oleh Kota Besar Bandung dan tiga bidang
jalur mendatar, masing-masing berturut-turut dari atas kebawah
berwarna HIJAU, KUNING dan BIRU.
Perbandingan-perbandingan antara lebarnya dan jalur-jalur tersebut
dibawah huruf a urutn dari atas kebawah adalah 2:1:1;
Perbandingan antara panjang dan lebarnya berbeda itu 7:5.
3.1.3 Visi & Misi Kota Bandung 3.1.3.1 Visi Kota Bandung
Adapun visi Kota Bandung sebagai berikut : “Terwujudnya Kota
Bandung Sebagai Kota Jasa Yang BERMARTABAT (Bersih, Makmur, Taat dan
Bersahabat)”.
Untuk merealisasikan keinginan, harapan, serta tujuan sebagaimana
tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka pemerintah bersama elemen
seluruh masyarakat Kota Bandung harus memahami akan makna dari visi tersebut
yaitu :
Pertama : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus bersih dari sampah,
dan bersih praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), penyakit
masyarakat ( judi, pelacuran, narkoba, premanisme dan lainnya), dan
perbuatan-perbuatan tercela lainnya yang bertentangan dengan moral
Kedua : Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang memberikan
kemakmuran bagi warganya.
Ketiga : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga yang
taat terhadap agama, hukum dan aturan ? aturan yang ditetapkan untuk
menjaga keamanan, kenyamanan dan ketertiban kota.
Keempat : Kota Bandung sebagai Kota Jasa harus memiliki warga
yang bersahabat, santun, akrab dan dapat menyenangkan bagi orang
yang berkunjung serta menjadikan kota yang bersahabat dalam
pemahaman kota yang ramah lingkungan.
Secara harfiah, Bermartabat diartikan sebagai harkat atau haraga diri,
yang menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan
karena kebersihan, kemakmuran, ketaatan, ketaqwaan dan kedisiplinannya.
Jadi kota jasa yang bermartabat adalah kota yang menyediakan jasa
pelayanan yang didukung dengan terwujudnya kebersihan, kemakmuran, ketaatan,
ketaqwaan, dan kedisiplinan masyarakatnya.
Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada kurun waktu
lima tahun kedepan diperlukan langkah dan tindakan pemantapan (revitalisasi,
reaktualisasi, reorientasi dan refungsionalisasi) yang harus dilakukan oleh
pemerintah Kota Bandung beserta masyarakatnya serta didukung secara politis
oleh pihak legislatif melalui upaya-upaya yang lebih keras, cerdas dan terarah
namun tetap ramah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan guna
3.1.3.2 MISI KOTA BANDUNG
Misi adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Bandung meliputi :
Mengembangkan sumber daya manusia yang handal yang religius,
Yang mencakup pendidikan, kesehatan dan moral keagamaan.
Mengembangkan perekonomian kota yang adil, yang mencakup
peningkatan perekonomian kota yang tangguh, sehat dan berkeadilan
dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, menciptakan
lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Mengembangkan Sosial Budaya Kota yang ramah dan berkesadran
tinggi, serta berhati nurani, yang mencakup peningkatan partisipasi
masyarakat dalam rangka meningkatkan ketenaga kerjaan,
meningkatkan kesejahteraan sosial, keluarga, pemuda dan olah raga
serta kesetaraan gender.
Meningkatkan penataan Kota, yang mencakup pemeliharaan serta
peningkatan prasarana dan sarana kota agar sesuai dengan dinamika
peningkatan kegiatan kota dengan tetap memperhatikan tata ruang
kota dan daya dukung lingkungan kota .
Meningkatkan kinerja pemerintah kota secara professional, efektif,
efisien akuntabel dan transparan, yang mencakup pemberdayaan
aparatur pemerintah dan masyarakat.
Mengembangkan sistem keuangan kota, mencakup sistem pembiayaan
3.2 Sejarah Dinas Komunikasi dan Informatika
BAKOMINFO Kota Bandung merupakan Lembaga Teknis Daerah
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007,
Tanggal 4 Desember 2007 serta merupakan penggabungan Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (SKPD) Dinas dan Kantor di lingkungan Pemerintah Kota
Bandung yaitu Dinas Informasi dan Komunikasi dengan Kantor Pengolahan Data
Elektronik (KPDE). Dengan demikian Bakominfo berdiri sejak diberlakukannya
PERDA Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Dinas Daerah Kota Bandung. Dengan diterbitkan dan berlakunya Perda Kota
Bandung Nomor : 13 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Perda Kota Bandung
No. 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009 Tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung Tanggal 7
Agustus 2009, maka Badan Komunikasi dan Informatika Kota Bandung menjadi
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Kota Bandung.
Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) terdiri dari
beberapa sub Dinas, diantaranya : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub
Bagian Keuangan dan Program.
3.2.1 Tugas Pokok Dinas Komunikasi dan Informatika
Tugas pokok Diskominfo yaitu melaksanakan sebagian urusan
Pemerintahan Daerah di bidang komunikasi, informatika, dan hubungan
3.2.2 Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika Diskominfo mempunyai fungsi, diantaranya :
Perumusan kebijakan teknis di bidang komunikasi, informatika dan
hubungan masyarakat.
Pembinaan dan pelaksanaan komunikasi, informatika dan kehumasan
yang meliputi pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi, desiminasi
informasi dan teknologi informasi serta hubungan masyarakat.
Pelaksanaan pelayanan teknis administrative Dinas, dan pelaksanaan
tugas yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3.2.3 Visi Dinas Komunikasi dan Informatika
Untuk mendukung Visi Kota Bandung, Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Bandung mempunyai Visi sebagai berikut :
“Terwujudnya efektifitas dan efisiensi komunikasi dan informatika
penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan Kota Bandung
sebagai Kota Jasa BERMARTABAT (Bersih, Makmur, Taat dan Bersahabat)”. 3.2.4 Misi Diskominfo
Misi merupakan tujuan tugas yang diemban Diskominfo, meliputi :
Meningkatkan dan mengembangkan kemitraan, pemberdayaan dan
penyendayagunaan prasarana dan sarana komunikasi dan informatika.
Meningkatkan layanan publik dan pemberdayaan masyarakat dalam
Meningkatkan kerjasama, kemitraan, dan pemberdayaan lembaga
komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat.
Mendorong peran media massa dalam rangka meningkatkan informasi
yang beretika dan bertanggung jawab.
Meningkatkan sumber daya manusia bidang komunikasi dan
48
Sumber : DISKOMINFO Pemerintah Kota Bandung, 2011
3.3.1 Job Description
Seperti yang tertulis pada perda Kota Bandung No.5 tahun 2001 tentang
pembentukan dan susunan organisasi Dinas Daerah Kota Bandung. Berikut adalah
susunan organisasi pada Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kota
Bandung :
3.3.1.1 Kepala Dinas
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas pokok
memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengawasi, mengendalikan,
mengkoordinasikan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan kebijakan teknis
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan
kewenangannya.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di atas, Kepala
Dinas Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi :
Perumusan kebijakan teknis lingkup komunikasi dan informatika.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum lingkup
pos komunikasi dan informatika.
Pengawasan, pengendalian, pembinaan pelaksanaan tugas lingkup pos
dan telekomunikasi, telematika, desiminasi informasi serta hubungan
masyarakat.
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas
3.3.1.2 Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok memimpin, membina, mengarahkan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas lingkup pengelolaan dan
pelayanan kesekretariatan dan pengkoordinasian tugas-tugas bidang.
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada di atas,
Sekretariat mempunyai fungsi :
Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan dan rencana kerja dinas.
Pelaksanaan pengkoordinasian pengelolaan dan pelayanan
administrasi kesekretariatan dinas yang meliputi administrasi umum
dan kepegawaian, program dan keuangan.
Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang.
Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan laporan kegiatan dinas.
Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan
kesekretariatan.
Pelaksanaan tugas lain dari pimpinan sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
Sekretariat membawahkan :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Keungan dan Program 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas pokok membantu
sekretaris merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan