• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO

SKRIPSI

OLEH: DESI AMBARSARI

201210430311026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar

OLEH: DESI AMBARSARI

201210430311026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena

hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Pemahaman

Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar di SDN

Kebakalan Porong-Sidoarjo” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan,

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan

administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

2. Dr. Wahyu Prihanta M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.

3. Musaffak, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan,

masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.

4. Kepala Sekolah SDN Kebakalan Porong Kota Sidoarjo, Serta Guru wali kelas

IV SDN Kebakalan yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan

penelitian.

5. Ayah, ibu, adik, dan teman-teman tercinta yang senantiasa mendoakan penulis

serta memberikan motivasi dalam menuntut ilmu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan

balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih

belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti maupun bagi

orang lain yang membacanya saat ini ataupun di kemudian hari.

Malang, 29 Juli 2016

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Peryataan ... iv

Motto ... v

Persembahan ... vi

Abstrak ... vii

Abstract ... viii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 7

1.6 Definisi Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Tujuan Pembelajaran Matematika SD ... 9

2.1.1.1 Rencana Pembelajaran Matematika SD ... 12

2.1.1.2 Kemampuan Pemahaman Matematika SD ... 13

2.1.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 15

2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.1.2.3 Model-Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

(6)

vi

2.1.3 Pengertian Student Team Achivement Division (STAD) ... 18

2.1.3.1 Ciri-Ciri Pembelajaran STAD ... 19

2.1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran STAD ... 20

2.1.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran STAD ... 21

2.1.4 Bangun Ruang dan Bangun Datar ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 28

2.3 Kerangka Pikir ... 29

2.4 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 32

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

3.3 Prosedur Penelitian ... 33

3.4 Populasi dan Sample ... 33

3.5 Variabel Penelitian ... 34

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6.1 Tes ... 34

3.6.2 Dokumentasi ... 35

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ... 35

3.7.1 Lembar Soal Tas ... 35

3.8 Validitas Dan Reliabilitas ... 36

3.8.1 Validitas ... 36

3.8.2 Reliabilitas ... 37

3.9 Teknik Analisis Data ... 38

3.9.1 Uji prasyarat ... 38

3.9.2 Uji Hipotesis dengan Uji Paired Samples T-Test ... 39

(7)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ... 41

4.2 Analisis Data ... 43

4.2.1 Analisis Parametrik Uji Berpasangan (Paired Samples T-Test) ... 44

4.3 Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 23

Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 23

Tabel 3.1 Desain Pre Test Post Tes Control Groub Design ... 33

Tabel 3.2 Indikator Pemahaman Matematika Siswa ... 36

Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Tes ... 37

Tabel 3.4 Klasifikasi Reabilitas Tes ... 38

(9)

ix

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir ... 30

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 55

Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal Pre Test-Post Test ... 66

Lampiran 3 Soal Pre Test-Post Test ... 67

Lampiran 4 Tabel Rubrik ... 70

Lampiran 5 Tabulasi Nilai Hasil Uji Coba ... 74

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 76

Lampiran 7 Tabulasi Nilai Hasil Pre Test ... 77

Lampiran 8 Tabulasi Nilai Hasil Post Test ... 78

Lampiran 9 Output Hasil Uji Prasarat ... 79

Lampiran 10 Output Hasil Uji Hipotesis ... 81

(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Alam, Burhan Iskandar. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), Jurusan Pendidikan Matematika : 149-164. Yogjakarta: UNY.

Amri, Sofan & Amadi, 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Bani, Asmar, 2011.Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing, SPS, UPI, Bandung, Jurnal Edisi Khusus No.1 : 12-20.

Dwi Frena(2010 ). Penerapan Model STAD dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaranmatematika Kelas V SD Muhammadiyah 01 Pataan (skripsi)

Heruman, 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhsetyo, Gatot, dkk. 2011. Pembelajaran Mateamatika SD. Jakarta: Universitas Terbuak.

Nasional Council of Teacher of Mathematics (NTCM). (2000). Principles standards For School Mathematich. Virginia: Http://www.nctm.org/

Priyanto, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Media Kom: Yogyakarta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengebangkan Profesionalismen Guru. Jakarta: Raja Grafindo Pratama.

Sari, Novi Triana, Dkk. 2014. Implementasi Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bernuasa Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa MTsN. Jurnal disaktif Matematika : 46-60. Banda Aceh: USK.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(12)

xii

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuanlitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Arkasa.

Sukestiyarno. 2014. Statistika Dasar. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka..

Undang-undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya di masa yang akan

datang. Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yaitu dengan

cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar

merupakan inti kegiatan dari pendidikan. Belajar mengajar yang baik adalah

segala daya upaya guru untuk untuk membantu murid-murid agar bisa belajar

dengan baik. Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan

guru sebagaimfasilitator. Dalam PBM sebagai besar hasil belajar peserta didik

ditentukan oleh guru.

Pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar (PBM)

dapat berlangsung secara efektif. Pendidikan disebut berkualitas apabila peserta

didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar

sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dalihat pada hasil belajar

yang dinyatakan dalam proses akademik. Pendidikan dikatakan berkualitas

apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan

melibatkan semua Komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan

pengajaran, pendidik dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi atau metode

belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi

Kurikulum yang dipakai di SDN kebakalan yaitu menggunakan

kurikulum KTSP masih belum banyak menggunakan metode, model dan strategi

(14)

2

sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan

melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap

seperangkat kompetensi tertentu (Kunandar, 2007:133). Pada pelaksanaan KTSP,

guru ditempatkan sebagai fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa

berlangsung dengan baik. Fungsi guru sebagai fasilitator yaitu; (1) menyediakan

pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam

membuat rancangan dan proses; (2) menyediakan atau memberikan

kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk

mengekspresikan gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa

berfikir secara produktif; (3) memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah

pemikiran siswa berkembang atau tidak.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua

jenjang pendidikan yang meiliki peran yang sangat penting dalam penguasaan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika

disekolah, undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem

Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika

merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) perlu

mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah,

orangtua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika disekolah dasar

merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada

jenjang berikutnya, selain itu penguasaan matematika yang kuat sejak dini

(15)

3

Menurut Depdiknas (2006), salah satu tujuan dari pembelajaran

matematika hendaknya mampu mengembangkan kemampuan pemahaman

matematika siswa. Bani (2011:13) mengungkapkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematika adalah salah satu tujuan penting dalam

pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan

kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Pemahaman matematika merupakan faktor yang sangat penting karena

kemampuan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran yang

merupakan alat ukur sejauh mana penguasaan materi yang diajarkan guru. Siswa

mampu mencapai kemampuan pemahaman matematika yang baik diperlukan

suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan kondusif untuk merangsang siswa

agar mampu menyerap materi dengan optimal.

Pra riset telah dilakukan, sebagian kelas IV SDN Kebakalan masih

mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara dengan guru kelas, bahwa kemampuan pemahaman konsep

matematika masih rendah, akibatnya nilai matematika yang diperoleh siswa selalu

kurang dari KKM. Siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh yang diberikan

oleh guru, sehingga jika siswa diberikan soal yang berbeda dimana soal tersebut

memerlukan pemahaman yang lebih dalam terutama pada soal uraian. Hal ini

menyebabkan siswa merasa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang

sulit dipahami sehingga kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika

semakin rendah. Selain itu kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang

(16)

4

Pendidik mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam

pengajaran, karena pendidik merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena

itu, pendidik harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam

mengelola komponen-komponen pengajaran. Pendidik yang memiliki kompetensi

tinggi akan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal, oleh

karena itu pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta

didik merupakan komponen pokok dan subyek didik.

Pembelajaran dengan sistem klasikal kurang memperhatikan perbedaan

individu, oleh karena itu untuk mendapatkan pembelajaran pendidikan yang

maksimal diperlukan beberapa pendekatan, strategi, metode dan model dalam

pembelajaran maka dari itu model dalam suatu pembelajaran sangat penting untuk

membangkitkan semangat siswa agar tidak mudah bosan dan agar dapat mencapai

kegiatan pembelajaran yang interaktif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru

berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah

pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya

memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun pikirannya juga.

Siswa yang merasa bahwa dirinya sulit mengerjakan soal dan sulit memecahkan

masalah dalam soal akan merasa malas mengerjakan, seringkali senang

menganggu teman yang lain dan tidak meneruskan mengerjakan soal yang

diberikan oleg guru. Maka dari itu pembelajaran dengan menggunakan model

sangat penting untuk membangkitkan semangat siswa dalam memecahkan soal,

disini saya menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) agar

siswa bisa saling bertukar fikiran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara

(17)

5

Kebakalan siswa masih kurang konsentrasi dan mengalami kesulitan dalam

mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif hal ini bisa dilihat dari siswa dalam

mengikuti pembelajaran yang berlangsung banyak siswa yang tidak aktif dalam

pembelajaran seperti contoh guru bertanya siswa hanya diam dan tidak menjawab

pertanyaan yang guru berikan dan masih ada siswa yang hanya bermain dan

mengobrol dengan temannya tidak mendengarkan guru.

Mempelajari matematika akan lebih efektif dan menyenangkan dengan

menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman anak, sehingga dipilih skripsi yang

berjudul “Pengaruh Model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap

Pemahaman Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun

Datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model

student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika

siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan

Porong-Sidoarjo?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model

student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika

siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan

(18)

6

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis, adapun manfaat secara teorioritis dan manfaat secara praktis

yaitu sebagai berikut:

1) Secara Teoretis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengguna model Student Team

Achivement Division (STAD) untuk pembelajaran dan kegiatan pembelajaran

yang interaktif untuk siswa dalam proses belajar mengajar.

2) Secara Praktis a) Bagi Peneliti

Dapat memperoleh gambaran tentang pengaruh model Student Team

Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b) Bagi Guru

Dari hasil peneliti ini diharapkan dapat memberi masukan dalam proses

belajar mengajar agar lebih menekankan pada model pembelajaran yang

interaktif untuk siswa.

c) Bagi Sekolah

Manfaat bagi SDN Kebakalan Porong yaitu sekolah memiliki dokumentasi

laporan penelitian. Laporan penelitian tersebut dapat menambah bacaan di

perpustakaan. Tidak hanya itu, laporan penelitian juga dapat digunakan sebagai

(19)

7

1.5 Batasan Masalah

Demi terarahnya penelitian eksperimen ini, peneliti memberikan batasan

masalah yaitu:

1) Peneliti melakukan eksperimen pengaruh model Student Team Achivement

Division (STAD) terhadap hasil belajar mengambil fokus materi bangun ruang

dan bangun datar pada kelas IV

2) Tempat penelitian eksperimen ini di SDN kebakalan kecamatan porong

dengan mengambil populasi kelas IV dengan jumlah siswa 20 dimana siswa

laki-laki 7 dan siswa perempuan 13.

1.6 Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yaitu

digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa

penjelasan tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif

dan operasional.

1) Model Student Team Achivement Division (STAD), model pembelajaran

dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat

kemampuan berbeda. Student Team Achivement Division (STAD), salah

satu tipe dari cooperative learning dimana model pembelajaran yang diawali

dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,membentuk

kelompok, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

2) Pemahaman Matematika

Pemahaman matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa

dalam memahami materi matematika denga baik yang diajarkan oleh guru

(20)

8

diukur dengan jawaban terhadap banyaknya kemungkinan jawaban terhadap

soal matematika yang diberikan sesuai dengan indikator pemahaman

Gambar

Tabel 3.4 Klasifikasi Reabilitas Tes ...............................................................

Referensi

Dokumen terkait

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Panitia PBJ ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima)

kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau

Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh sistem akan diperoleh nilai bobot dari hasil training yang akan digunakan untuk testing dan prediksi data.. Sistem prediksi

Setelah IPR diperoleh, untuk pemanfaatan ruang yang peruntukannya hunian perumahan lebih dari 3 (tiga) bangunan, komersial, jasa, perkantoran, pendidikan, industri,

Pendapat tersebut dapat dilihat melalui penelitian ini dimana terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat tentang menguras, mengubur, dan menutup (3M)

Hasil uji statistik menyimpulkan bahwa ada kontribusi fungsi sosial keluarga terhadap perilaku remaja merokok p=0,000, dengan nilai OR=3,7 , artinya keluarga

[r]

Penjualan on-line telah memenuhi rukun akad dalam aturan syariah, yaitu (a) adanya penjual dan pembeli; (b) Shighah atau ijab qabul telah terpenuhi dimana konsumen harus menyetujui