i
PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV
MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO
SKRIPSI
OLEH: DESI AMBARSARI
201210430311026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ii
PENGARUH MODEL STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV
MATERI BANGUN RUANG DAN BANGUN DATAR DI SDN KEBAKALAN PORONG-SIDOARJO
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan guru sekolah dasar
OLEH: DESI AMBARSARI
201210430311026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala penulis panjatkan karena
hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Pemahaman
Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun Datar di SDN
Kebakalan Porong-Sidoarjo” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan,
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ichsan Anshory AM, M.Pd, selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar yang telah membantu dalam proses penyelesaian segala urusan
administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.
2. Dr. Wahyu Prihanta M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulis.
3. Musaffak, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan arahan,
masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis.
4. Kepala Sekolah SDN Kebakalan Porong Kota Sidoarjo, Serta Guru wali kelas
IV SDN Kebakalan yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
5. Ayah, ibu, adik, dan teman-teman tercinta yang senantiasa mendoakan penulis
serta memberikan motivasi dalam menuntut ilmu.
Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa mendapatkan
balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih
belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti maupun bagi
orang lain yang membacanya saat ini ataupun di kemudian hari.
Malang, 29 Juli 2016
v DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Persetujuan ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Surat Peryataan ... iv
Motto ... v
Persembahan ... vi
Abstrak ... vii
Abstract ... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.5 Batasan Masalah ... 7
1.6 Definisi Istilah ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 9
2.1.1 Tujuan Pembelajaran Matematika SD ... 9
2.1.1.1 Rencana Pembelajaran Matematika SD ... 12
2.1.1.2 Kemampuan Pemahaman Matematika SD ... 13
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 15
2.1.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 15
2.1.2.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 16
2.1.2.3 Model-Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
vi
2.1.3 Pengertian Student Team Achivement Division (STAD) ... 18
2.1.3.1 Ciri-Ciri Pembelajaran STAD ... 19
2.1.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran STAD ... 20
2.1.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran STAD ... 21
2.1.4 Bangun Ruang dan Bangun Datar ... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ... 28
2.3 Kerangka Pikir ... 29
2.4 Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Prosedur Penelitian ... 33
3.4 Populasi dan Sample ... 33
3.5 Variabel Penelitian ... 34
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.6.1 Tes ... 34
3.6.2 Dokumentasi ... 35
3.7 Instrumen Pengumpulan Data ... 35
3.7.1 Lembar Soal Tas ... 35
3.8 Validitas Dan Reliabilitas ... 36
3.8.1 Validitas ... 36
3.8.2 Reliabilitas ... 37
3.9 Teknik Analisis Data ... 38
3.9.1 Uji prasyarat ... 38
3.9.2 Uji Hipotesis dengan Uji Paired Samples T-Test ... 39
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Pelaksanaan Penelitian ... 41
4.2 Analisis Data ... 43
4.2.1 Analisis Parametrik Uji Berpasangan (Paired Samples T-Test) ... 44
4.3 Pembahasan ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN ... 55
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 23
Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok ... 23
Tabel 3.1 Desain Pre Test Post Tes Control Groub Design ... 33
Tabel 3.2 Indikator Pemahaman Matematika Siswa ... 36
Tabel 3.3 Klasifikasi Validitas Tes ... 37
Tabel 3.4 Klasifikasi Reabilitas Tes ... 38
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Pikir ... 30
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 55
Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal Pre Test-Post Test ... 66
Lampiran 3 Soal Pre Test-Post Test ... 67
Lampiran 4 Tabel Rubrik ... 70
Lampiran 5 Tabulasi Nilai Hasil Uji Coba ... 74
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 76
Lampiran 7 Tabulasi Nilai Hasil Pre Test ... 77
Lampiran 8 Tabulasi Nilai Hasil Post Test ... 78
Lampiran 9 Output Hasil Uji Prasarat ... 79
Lampiran 10 Output Hasil Uji Hipotesis ... 81
xi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Alam, Burhan Iskandar. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematika Siswa SD Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), Jurusan Pendidikan Matematika : 149-164. Yogjakarta: UNY.
Amri, Sofan & Amadi, 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Bani, Asmar, 2011.Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing, SPS, UPI, Bandung, Jurnal Edisi Khusus No.1 : 12-20.
Dwi Frena(2010 ). Penerapan Model STAD dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaranmatematika Kelas V SD Muhammadiyah 01 Pataan (skripsi)
Heruman, 2007. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2011. Pembelajaran Mateamatika SD. Jakarta: Universitas Terbuak.
Nasional Council of Teacher of Mathematics (NTCM). (2000). Principles standards For School Mathematich. Virginia: Http://www.nctm.org/
Priyanto, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Media Kom: Yogyakarta.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengebangkan Profesionalismen Guru. Jakarta: Raja Grafindo Pratama.
Sari, Novi Triana, Dkk. 2014. Implementasi Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Bernuasa Pendidikan Karakter untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa MTsN. Jurnal disaktif Matematika : 46-60. Banda Aceh: USK.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
xii
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendekatan Kuanlitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2013. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Arkasa.
Sukestiyarno. 2014. Statistika Dasar. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka..
Undang-undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi perannya di masa yang akan
datang. Salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yaitu dengan
cara melalui perbaikan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
merupakan inti kegiatan dari pendidikan. Belajar mengajar yang baik adalah
segala daya upaya guru untuk untuk membantu murid-murid agar bisa belajar
dengan baik. Proses belajar merupakan inti dari proses pendidikan formal dengan
guru sebagaimfasilitator. Dalam PBM sebagai besar hasil belajar peserta didik
ditentukan oleh guru.
Pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar (PBM)
dapat berlangsung secara efektif. Pendidikan disebut berkualitas apabila peserta
didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar
sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dalihat pada hasil belajar
yang dinyatakan dalam proses akademik. Pendidikan dikatakan berkualitas
apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
melibatkan semua Komponen-komponen pendidikan, seperti mencakup tujuan
pengajaran, pendidik dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi atau metode
belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi
Kurikulum yang dipakai di SDN kebakalan yaitu menggunakan
kurikulum KTSP masih belum banyak menggunakan metode, model dan strategi
2
sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan
melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu
sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu (Kunandar, 2007:133). Pada pelaksanaan KTSP,
guru ditempatkan sebagai fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa
berlangsung dengan baik. Fungsi guru sebagai fasilitator yaitu; (1) menyediakan
pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam
membuat rancangan dan proses; (2) menyediakan atau memberikan
kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa dan membantu mereka untuk
mengekspresikan gagasannya, menyediakan sarana yang merangsang siswa
berfikir secara produktif; (3) memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah
pemikiran siswa berkembang atau tidak.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua
jenjang pendidikan yang meiliki peran yang sangat penting dalam penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari pentingnya pembelajaran matematika
disekolah, undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem
Pendidikan Nasional) Pasal 37 ditegaskan bahwa mata pelajaran matematika
merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) perlu
mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak yaitu pendidik, pemerintah,
orangtua, maupun masyarakat, karena pembelajaran matematika disekolah dasar
merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan untuk belajar pada
jenjang berikutnya, selain itu penguasaan matematika yang kuat sejak dini
3
Menurut Depdiknas (2006), salah satu tujuan dari pembelajaran
matematika hendaknya mampu mengembangkan kemampuan pemahaman
matematika siswa. Bani (2011:13) mengungkapkan bahwa kemampuan
pemahaman konsep matematika adalah salah satu tujuan penting dalam
pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan
pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Pemahaman matematika merupakan faktor yang sangat penting karena
kemampuan tersebut tidak dapat dipisahkan dengan masalah pembelajaran yang
merupakan alat ukur sejauh mana penguasaan materi yang diajarkan guru. Siswa
mampu mencapai kemampuan pemahaman matematika yang baik diperlukan
suasana belajar yang menyenangkan, aktif dan kondusif untuk merangsang siswa
agar mampu menyerap materi dengan optimal.
Pra riset telah dilakukan, sebagian kelas IV SDN Kebakalan masih
mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini didukung dengan hasil
wawancara dengan guru kelas, bahwa kemampuan pemahaman konsep
matematika masih rendah, akibatnya nilai matematika yang diperoleh siswa selalu
kurang dari KKM. Siswa hanya terpaku pada rumus dan contoh yang diberikan
oleh guru, sehingga jika siswa diberikan soal yang berbeda dimana soal tersebut
memerlukan pemahaman yang lebih dalam terutama pada soal uraian. Hal ini
menyebabkan siswa merasa bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang
sulit dipahami sehingga kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika
semakin rendah. Selain itu kurangnya pemanfaatan media pembelajaran yang
4
Pendidik mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam
pengajaran, karena pendidik merupakan penentu kualitas pengajaran. Oleh karena
itu, pendidik harus selalu meningatkan peranan dan kompetensinya dalam
mengelola komponen-komponen pengajaran. Pendidik yang memiliki kompetensi
tinggi akan mampu mendorong peserta didik meraih prestasi yang optimal, oleh
karena itu pembelajaran harus berorientasi pada peserta didik, karena peserta
didik merupakan komponen pokok dan subyek didik.
Pembelajaran dengan sistem klasikal kurang memperhatikan perbedaan
individu, oleh karena itu untuk mendapatkan pembelajaran pendidikan yang
maksimal diperlukan beberapa pendekatan, strategi, metode dan model dalam
pembelajaran maka dari itu model dalam suatu pembelajaran sangat penting untuk
membangkitkan semangat siswa agar tidak mudah bosan dan agar dapat mencapai
kegiatan pembelajaran yang interaktif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru
berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah
pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus membangun pikirannya juga.
Siswa yang merasa bahwa dirinya sulit mengerjakan soal dan sulit memecahkan
masalah dalam soal akan merasa malas mengerjakan, seringkali senang
menganggu teman yang lain dan tidak meneruskan mengerjakan soal yang
diberikan oleg guru. Maka dari itu pembelajaran dengan menggunakan model
sangat penting untuk membangkitkan semangat siswa dalam memecahkan soal,
disini saya menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) agar
siswa bisa saling bertukar fikiran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
5
Kebakalan siswa masih kurang konsentrasi dan mengalami kesulitan dalam
mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif hal ini bisa dilihat dari siswa dalam
mengikuti pembelajaran yang berlangsung banyak siswa yang tidak aktif dalam
pembelajaran seperti contoh guru bertanya siswa hanya diam dan tidak menjawab
pertanyaan yang guru berikan dan masih ada siswa yang hanya bermain dan
mengobrol dengan temannya tidak mendengarkan guru.
Mempelajari matematika akan lebih efektif dan menyenangkan dengan
menggunakan model Student Teams Achivement Division (STAD) untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman anak, sehingga dipilih skripsi yang
berjudul “Pengaruh Model Student Team Achivement Division (STAD) terhadap
Pemahaman Matematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang dan Bangun
Datar di SDN Kebakalan Porong-Sidoarjo.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model
student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika
siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan
Porong-Sidoarjo?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model
student team achivement division (STAD) terhadap pemahaman matematika
siswa kelas IV materi bangun ruang dan bangun datar di SDN Kebakalan
6
1.4 Manfaat Penelitian
Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis, adapun manfaat secara teorioritis dan manfaat secara praktis
yaitu sebagai berikut:
1) Secara Teoretis
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengguna model Student Team
Achivement Division (STAD) untuk pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
yang interaktif untuk siswa dalam proses belajar mengajar.
2) Secara Praktis a) Bagi Peneliti
Dapat memperoleh gambaran tentang pengaruh model Student Team
Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
b) Bagi Guru
Dari hasil peneliti ini diharapkan dapat memberi masukan dalam proses
belajar mengajar agar lebih menekankan pada model pembelajaran yang
interaktif untuk siswa.
c) Bagi Sekolah
Manfaat bagi SDN Kebakalan Porong yaitu sekolah memiliki dokumentasi
laporan penelitian. Laporan penelitian tersebut dapat menambah bacaan di
perpustakaan. Tidak hanya itu, laporan penelitian juga dapat digunakan sebagai
7
1.5 Batasan Masalah
Demi terarahnya penelitian eksperimen ini, peneliti memberikan batasan
masalah yaitu:
1) Peneliti melakukan eksperimen pengaruh model Student Team Achivement
Division (STAD) terhadap hasil belajar mengambil fokus materi bangun ruang
dan bangun datar pada kelas IV
2) Tempat penelitian eksperimen ini di SDN kebakalan kecamatan porong
dengan mengambil populasi kelas IV dengan jumlah siswa 20 dimana siswa
laki-laki 7 dan siswa perempuan 13.
1.6 Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yaitu
digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diperlukan beberapa
penjelasan tentang istilah yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih efektif
dan operasional.
1) Model Student Team Achivement Division (STAD), model pembelajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Student Team Achivement Division (STAD), salah
satu tipe dari cooperative learning dimana model pembelajaran yang diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,membentuk
kelompok, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
2) Pemahaman Matematika
Pemahaman matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa
dalam memahami materi matematika denga baik yang diajarkan oleh guru
8
diukur dengan jawaban terhadap banyaknya kemungkinan jawaban terhadap
soal matematika yang diberikan sesuai dengan indikator pemahaman