i SKRIPSI
PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI
(Studi Pada Produser Film Indie “ Rena Asih” dan “ Lost After Lovv”)
Disusun Oleh : Afrianto (09220138)
Dosen Pembimbing : 1. Nurudin M.Si
2. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
xiii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v
ABSTRAKSI ... vi
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 6
1.4. Manfaat Penelitian... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1. Pemahaman Tentang Komunikasi ... 7
2.2 Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 8
2.3 Film Sebagai Industri Kreatif ... 12
2.4 Pemahaman Tentang Film ... 14
2.5 Fungsi Film ... 15
2.6 Film Indie ... 18
xiv
2.8 Teori Interaksi Simbolik ... 20
2.9 Manajemen Produksi Film ... 21
2.10 Produser ... 26
2.10.1 Pra Produksi ... 29
2.10.2 Produksi ... 33
2.10.3 Pasca Produksi Produksi ... 33
2.11 Definisi Konseptual ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
3.1 Pendekatan dan Perspektif Penelitian ... 35
3.2 Tipe Penelitian ... 36
3.3 Subyek Penelitian ... 36
3.4 Sumber dan Jenis Data ... 37
3.5 Unit Analisis Data ... 38
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 38
3.7 Analisis Data ... 39
3.8 Keabsahan Data ... 43
BAB IV PERAN PRODUSER DALAM MANAJEMEN PRODUKSIFILM INDIE RENA ASIH DAN LOST AFTER LOVV ... 45
4.1 Profil Subjek Penelitian ... 45
4.2 Peran Produser Pada Proses Pra Produksi ... 46
4.2.1 Tahap Pembuatan Skenario ... 50
4.2.2 Peran Produser Dalam Manajemen Produksi ... 51
4.2.3 Peran Produser Dalam Pembuatan Script Breakdown ... 54
4.2.4 Peran Produser Dalam Pembuatan Call Shet ... 58
xv 4.2.6 Peran Produser Dalam Pemilihan Jumlah dan Komposisi Kru
Produksi Film ... 61
4.2.7 Peran Produser Dalam Pemilihan Peran Dalam Sebuah Film .. 65
4.3 Peran Produser Pada Proses Produksi ... 67
4.4 Peran Produser Pada Proses Pasca Produksi ... 71
4.5 Peran Produser Pada Proses Manajemen Produksi ... 74
BAB V PENUTUP ... 79
5.1 Kesimpulan ... 79
5.2 Saran ... 81
xvi DAFTAR BAGAN
Alur Penelitian ... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Karya Antonius Janu Gambar 3.1 ... 46
[image:16.595.113.532.274.573.2]DAFTAR GAMBAR
89 Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
____________. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit Prenada Media.
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Effendy, Heru. 2002. Mari Membuat Film. Panduan Menjadi Produser. Jakarta: Pustaka Konfiden
Effendy, Onong. 1994. Televisi Siaran Teori & Praktek. Bandung: CV. Mandar Maju
Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Pers.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana. Kuswarno, Engkus, 2009, Metodologi Penelitian Komunikasi, Fenomenologi,
Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitian, Bandung : Widya Padjadjaran.
Miles, Mathew B, and Huberman, A. Michael, 1992, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi, UI-Press, Jakarta
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT . Remaja Rosda Karya
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Morissan. 2008. Manajement Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana
Nawawi, Bustal. 1992. Manajemen Produksi Film. Jakarta: Yayasan Citra
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka
Rusdi, Prima. 2007. Bikin Film, Kata 40 Pekerja Film. Jakarta: PT. Penerbit Majalah Bobo
Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relation & Media Komunikasi). Jakarta. Ghalia Indonesia
90 Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sumarno, Marselli. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Grasindo. Jakarta
Widagdo, M. Bayu, dan Winastwan Gora S. 2007. Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta: Penerbit Andi
Winarni, 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Malang: UMM Press
Internet :
http://www.wikimu.com/News/Display-News.aspx?id=13256 https://id.scribd.com/doc/92762541/Manajemen-Produksi-Film-TV google cendekia
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=uwi7CAAAQBAJ&oi=fnd&pg=
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Film merupakan salah satu bagian dari sarana komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan ide dan gagasan untuk mengungkapkan kreativitas yang direkam pada pita selluloid, pita video atau teknologi lainnya. Film juga merupakan media ekspresi seni dan budaya yang dapat melukiskan kehidupan manusia dan watak sebuah bangsa. Film mengandung 3 unsur yakni edukasi, estetika dan komersial. Sehingga berfungsi sebagai media hiburan dan pengetahuan, sarana pengekspresian diri, media penerangan dan pendidikan serta pengembangan budaya bangsa.
Perkembangan di dunia industri perfilman sekarang ini tidak hanya diproduksi melalui rumah-rumah produksi saja. Melainkan banyak pula karya-karya film yang dihasilkan oleh sineas-sineas muda yang dapat menghasilkan sebuah karya yang berupa moving picture secara independent. Hal ini dapat dilihat dari maraknya seminar perfilman dan festival film independent yang di adakan di tiap-tiap kota besar di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan karya dari para sineas muda dapat berbicara dikancah nasional bahkan internasional.
2 umumnya, banyak generasi muda Indonesia, khususnya kota-kota besar sudah mulai antusias dalam mencari, menyaksikan, bahkan membuat film pendek.
Dunia perfilman khususnya film pendek Indonesia, memang patut diapresiasikan oleh masyarakat lokal, karena film pendek merupakan bentuk kreasi para seniman dan pecinta film yang menghargai kultur masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung suka dengan kultur instan. Bukti besar lagi, film pendek juga sebagai bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia saat ini mampu berkarya untuk memajukan dunia perfilman nasional melalui ajang festival yang diadakan oleh lembaga dalam maupun luar negeri. Mereka kini sudah mulai berlomba untuk bersaing dalam membuat dan mengikuti berbagai festival-festival film pendek.
Sedangkan film sendiri terbagi atas beberapa jenis yakni, film dokumenter, film cerita pendek, film cerita panjang dan film jenis lainnya. Berdasarkan jenisnya, film tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun dalam penelitian ini akan difokuskan pada film cerita pendek.
3 merumuskan seluruh proses kegiatan yang akan dilakukan untuk mewujudkan rancangan produk. Rumusun kegiatan tersebut sangat berguna untuk pedoman kerja dan pegangan aktivitas penjadwalan serta susunan anggaran. Dalam rumusan proses tersebut haruslah tergambarkan secara jelas jenis aktivitas dan jumlah aktivitas. Semua gambaran diatas biasa disebut dengan manajemen produksi, yang merupakan semua aktivitas dalam mewujudkan sebuah karya film sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Dalam manajemen produksi sebuah film, proses produksi film melibatkan suatu kerabat kerja yang masing-masing memiliki peran dan tanggung jawab sesuai dengan bidang pekerjaanya. Mulai dari produser, sutradara, penata kamera, kameramen, penulis naskah, penata artistik, dan sebagainya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa lahan pekerjaan di bidang perfilman menjadi semakin terbuka dan penuh persaingan serta menuntut dimilikinya kemampuan professional pada bidang pekerjaan tertentu.
4 produsernya yang amburadul dan tidak memahami perannya maka film yang dihasilkan akan berantakan dalam produksinya.
Menurut Tino Saroengallo (2007: 180) di Indonesia, kerancuan seringkali terjadi tentang perbedaan antara Produser Eksekutif dengan Produser. Pada era keemasan film nasional, sebutan Produser biasanya berkaitan dengan pemilik modal. Pemilik modal disebut Produser. Jabatan Produser lebih tinggi dibandingkan dengan Produser Eksekutif. Produser Eksekutif disejajarkan dengan jabatan Produser Pelaksana. Padahal Produser Pelaksana sebenarnya adalah terjemahan yang paling tepat untuk Line Producer. Salah penafsiran tentang jabatan tersebut mungkin terjadi karena pengertian kata executive yang diterjemahkan sebagai kata yang berkaitan dengan kata dalam bahasa Inggris to execute (melaksanakan) atau execution (pelaksanaan).
5 tersebut tetapi juga cukup aktif selama proses pembuatan meski tidak terlibat langsung dalam keseharian produksi.
Dibedakan dengan hanya pemilik modal atau investor. Atau sebaliknya, sebutan Produser Pendamping juga diberikan kepada seorang yang berperan dan tanggungjawab sangat besar selama proses pembuatan sebuah film namun tidak menerima upah karena keterbatasan anggaran sehingga orang tersebut dibayar dalam bentuk saham. Sebutan Produser Pendamping menunjukkan bahwa jerih payahnya dibayar dengan kepemilikan atas film tersebut. (Tino Saroengallo: 2007, 181)
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pemahaman peran produser film dalam manajemen produksi dalam hal ini film indie yang dijadikan penelitian adalah film Rena Asih dan film Lost After Lovv karena kedua film tersebut pada saat ini merupakan film indie yang bertemakan sama yaitu tema musik dan sering dijadikan film tamu di pemutaran Malang dan kota – kota di Indonesia lainnya. Bahkan film Rena Asih sering mendapatkan penghargaan diberbagai festival film.
1.2 Rumusan Masalah
6 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana seorang produser memahami perannya dalam sebuah manajemen produksi film indie.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada mahasiswa dan para pembaca secara luas. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk penelitian fenomenologi di kalangan ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang dan pembaca secara luas.