BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Format baru penyelenggaraan pemerintahan telah digulirkanpadatanggal
30 September 1999, bahkan UU No.22 tahun 1999 telah direvisi dengan UU
No.32 Tahun 2004, namun sementara ini atau paling tidak hingga saat ini otonomi
daerah hanya menjadi wacana dalam konteks kemandirian pemerintahan tanpa
banyak memperbincangkan dimana posisi dan peran masyarakat dalam otonomi
tersebut. Hal ini disebabkan karena pemahaman umum para penyelenggara
pemerintahan daerah dalam memandang desentralisasi dan otonomi daerah
cenderung hanya dalam perspektif internal, padahal disamping aspek internal
dalam desentralisasi dan otonomi daerah mengandung pula makna eksternal. Dimensi yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman desentralisasi
dan otonomi daerah dari aspek eksternal yaitu menyangkut interaksi antara negara
dan masyarakat. Dalam konteks ini desentralisasi dan otonomi daerah dipahami
sebagai upaya untuk melibatkan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Sehingga salah satu tolak ukur kualitas penyelenggaraan pemerintahan
daerah adalah tingkat keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan publik
Salah satu kebijakan publik yang paling penting dan menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Penyusunan Anggaran merupakan
apa yang akan dilakukan oleh pemerintah desa dalam kurun waktu tertentu.
Melalui anggaran dapat diketahui sejauhmana pemerintah desa benar-benar memenuhi kepentingan dan aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu menjadikan penting, makna partisipasi masyarakat yang
merupakan pilar penting dalam teori demokrasi selain persamaan dalam pemilihan
urnum, keterlibatan dalam proses pengambilan kebijakan, persamaan hak pilih
bagi semua orang dewasa.1 Hal ini sejalan dengan konsep governance yang
memberikan kesempatan kepada stakeholder lain di luar pemerintah untuk terlibat
dalam proses perumusan kebijakan publik. Sebagai alat kebijakan anggaran bisa
dipakai pemerintah untuk melakukan intervensi di banyak sektor yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian anggaran bisa berdampak
menguntungkan maupun merugikan pada semua dimensi kehidupan masyarakat.
Namun, dalam prakteknya partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes menghadapi banyak masalah. Masalah tersebut mulai dari prosedur
hingga praktek dan proses penganggaran itu sendiri, artinya hampir bisa dikatakan
bahwa penganggaran adalah proses yang tidak partisipatif. Bahwa dari sisi
masyarakat ada situasi yang menjadi kendala untuk berpartisipasi dalam
penganggaran, antara lain:2
1. Kapasitas warga untuk advokasi masih lemah walaupun telah ada inisiasi
advokasi anggaran berbasis sumber daya dan kapasitas masyarakat, secara makro kontribusinya terhadap perubahan kebijakan anggaran masih sangat kecil.
1
Held dalam Amallnda Savirani, Anggaran Partisiparif dan Demokrasi Deliberatif dalam Wahyu W. Basjir. Keindahan yang Menipu; Partisipasi Mtesyarakat dalam Penganggaran Daerah di Indonesia, 2006 Hlm: 17
2
2. Jaringan antar elemen masyarakat sipil belum terbangun sehingga kekuatan warga tidak terkonsolidasi dan posisi tawar rakyat jadi lemah. Banyak inisiasi yang tidak terkoodinasi membuat upaya saling dukung kepada tujuan bersama tidak muncul.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya proses pengambilan
keputusan berkaitan dengan proses pembangunan di daerah harus melibatkan
masyarakat sebagai bagian dari warga negara. Musyawarah Rencana
Pembangunan yang dilaksanakan secara bertingkat mulai dari desa, kecamatan
hingga kabupaten sejatinya dilaksanakan demi mengakomodir aspirasi masyarakat
di bidang pembangunan. Karena itu, Peraturan Pemerintah No72 tahun 2005, pada
pasal 14 sampai dengan 15 dengan tegas menjelaskan tentang tugas, kewenangan, kewajiban dan hak kepala desa. Antara lain, kepala desa mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Kepala desa juga mempunyai kewenangan memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, dan
mempunyai kewajiban meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk
memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati, serta
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD.
Kewenangan desa jelasnya, diatur dalam Pasal 7 Undang-undang (UU) Nomor
32 tahun 2004. Diantaranya kewenangan urusan pemerintahan yang sudah ada
berdasarkan hak asal usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada desa dan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta urusan
pemerintahan lain yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada
APBDes yang dibuat desa merupakan dasar dan kekuatan hukum Pemkab
Pasuruan untuk memberikan alokasi dana desa kepada desa se-Kabupaten Pasuruan. Dalam penyusunan RPJM dan APBDes yang perlu menjadi perhatian
adalah kondisi desa sekarang. Tentunya yang dapat menggambarkan potensi, baik
berupa kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi. Sehingga
tujuan (goal) yang diharapkan lima tahun ke depan dapat sesuai dengan sasaran
program setiap tahunnya.
Menurut UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pemerintahan desa
terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Kedua struktur
pemerintah di level bawah ini, memegang peranan penting dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di tingkat paling bawah. APB Desa adalah instrumen
penting yang sangat menentukan dalam rangka perwujudan tata pemerintahan
yang baik (good governance) di tingkat desa. Tata pemerintahan yang baik diantaranya diukur dari proses penyusunan dan pertanggungjawaban APB Desa.
Memahami proses pada seluruh tahapan pengelolaan APB Desa (penyusunan,
pelaksanaan, pertanggungjawaban. Proses pengelolaan APB Desa yang
didasarkan pada prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabel akan memberikan
arti dan nilai bahwa pemerintahan desa dijalankan dengan baik.
Dari permasalahan di atas, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana
Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes yang difokuskan pada pola
hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Partisipasi Masyarakat
Dalam Penyusunan APBDes di Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Pasuruan?
C.Tujuan Penelitian
Setiap Penelitian pada dasarnya mempunyai tujuan penelitian yang ingin
dicapai, yang dimaksudkan untuk memberikan arah kepada setiap penyusun
dalam menjalankan tugasnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes di Desa
Pucangsari Kecamatan Purwada di Kabupaten Pasuruan.
D.Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis
Secara akademis Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah,
memperdalam wawasan dan mengembangkan pengetahuan bagi
mahasiswa ilmu pemeritahan pada khususnya, dan sebagai pembelajaran
bagi penyusun dan menganalisis masalah secara ilmiah. Mendapatkan
jawaban dari masalah yang ada dalam proses merencanakan penyusunan
APBDes sebagai upaya peningkatan kesadaran tentang pentingnya
pengambilan keputusan secara bersama.
2. Secara Praktis
Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan dapat dijadikan referensi bagi masyarakat luas, mengenai pentingnya
partisipasi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang
dilaksanakan dan mendesak dicarikan solusinya. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bentuk informasi tentang
partisipasi masyarakat dalam ikut merencanakan penyusunan APBDes
sebagai upaya peningkatan kesadaran tentang pentingnya pengambilan
keputusan secara bersama.
E.Definisi Konseptual
Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep
yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat
dalam penelitian ini agar tetap terfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh
peneliti, demikian pula agar ada batasan-batasan dan tidak keluar dari konteknya.
1. Partispasi adalah keikutsertaan seseorang atau kelompok didalam suatu
kegiatan.3 Dalam proses penyusunan APBDes sebagai hak setiap
masyarakat untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Penyusunan APBDes adalah suatu perencanaan operasional tahunan yang
diambil dari program umum pemerintahan dan pembangunan Desa yang
dijabarkan dalam angka-angka rupiah, disatu pihak mengandung perkiraan
target penerimaan dan dilain pihak mengandung perkiraan batas tertinggi
belanja/pengeluaran keuangan Desa.
3
F.Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian karena berperan sebagai alat untuk mengukur variabel. Definisi
operasional juga merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indikasi
dengan indikator yang ada atau terjadi.
Dalam penelitian ini variabel penelitianya adalah partisipasi masyarakat
dalam penyusunan APBDes. Untuk melihat bagaimana masyarakat terlibat dalam
penyusunan APBDes maka ditetapkan beberapa indikator, sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di Desa
Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab. Pasuruan.
a. Persepsi masyarakat terhadap APBDes
b. Bentuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes
2. Pola hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam Penyusunan
APBDesdi Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab. Pasuruan.
a. Pemahaman Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam Penyusunan
APBDes
b. Keharmoniasan hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam
Penyusunan APBDes
3. Level pelibatan masyarakat dan dampaknya terhadap proses
penyusunan APBDes.
a. Pelibatan masyarakat dari level RT/RW/Dusun dan desa
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar
dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti.
Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti
berdasarkan fakta-fakta, sehingga tujuan dari metode deskripstif adalah untuk
menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau
gambaran tentang gejala sosial. 4
Dalam penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan alasan
bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa
pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian
responden dan peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan
suatu temuan atau mengembangkan temuan dan memberikan informasi serta gambaran keterlibatan masyarakat dalam penyusunan APBDes.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.5 Karena sebagai subyek
yang mampu memberikan informasi yang seluas-luasnya, maka dalam
penelitian ini peneliti sangat berhati-hati dalam menentukan informan, agar
didapatakan informasi yang valid dan lengkap. Penelitian ini menggunakan
intensity sampling karena para informan tersebut dipandang dapat
4
Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: hlm:35 5
memberikan pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan
proses penyusunan APBDesdi Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab.
Pasuruan.6 Oleh karenanya informan penelitian yang dipilih 6 orang
diantaranya adalah:
a. Kepala desa
b. Sekretaris Desa
c. Ketua BPDes
d. Skretaris BPDes
e. Tokoh masyarakat
f. Masyarakat
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer berupa data kata-kata dan tindakan tentang: (a) sejauah mana partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes melalui
hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan
Purwadadi Kabupaten Pasuruan (b). Data tentang bentuk partisipasi
masyarakat desa, (c). data tentang level pelibatan masyarakat
terhadap penyusunan APBDes.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder diperoleh dari buku, bahan referensi dan hasil-hasil
kajian yang semuanya mendukung atau memperkaya sumber data primer.
Dalam penelitian ini dicari informasi yang diperoleh pemerintah desa, juga
6
dari beberapa dokumen yang terkait, berupa catatan perencanaan
pembangunan yang disusun oleh desa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pada prinsipnya pengumpulan data empirik diawali dengan memahami
setting. Dalam hal ini peneliti masuk sebagai bagian dari subyek penelitian.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data
berupa pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan teknik
dokumentasi untuk mencari data sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian7. Teknik pengumpulan
data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam
penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Guba dan Lincoln mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknik
observasi: Pertama, teknik ini didasarkan atas pengalaman secara
langsung, kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat kejadian yang terjadi di lapangan, ketiga,
memungkinkan mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan dengan
pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh,
keempat, pengamatan adalah merupakan alternatif menghindari bias data,
kelima, memungkinkan memahami situasi-situasi yang rumit.8
7
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Hlm: 115 8
Di samping itu teknik observasi merupakan teknik penelitian melalui
penjajakan lapangan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian keadaan lapangan adalah
untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya lebih spesifik lagi
observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu
mengamati. 9
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik
wawancara. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik wawancara
mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara
yang merupakan suatu cara pengumpulan data secara langsung dengan
informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang
masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini diperlukan beberapa informan yang dianggap memahami masalah yang diteliti. Oleh sebab itu peneliti
sebelum melakukan wawancara, perlu menentukan informan kunci.
Beberapa pertimbangan dalam menentukan informan kunci, adalah aparat
desa dan masyarakat yang terlibat maupun yang tidak terlibat dalam
penyusunan APBDes atau subyek yang berkompeten dalam permasalahan
yang diteliti.
Menurut Moloeng (2002) taknik wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai/informan. Masalah
9
pencatatan data wawancara merupakan suatu aspek utama yang amat
penting dalam wawancara, karena jika tidak dilakukan dengan semestinya, maka sebagian dari data akan hilang, dan usaha wawancara
akan sia-sia.10
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen-dokumen resmi
dalam menjajaki sumber tertulis tersebut. Sehingga akan memperkaya data
disamping itu metode dokumentasi ini akan dapat membantu peneliti
dalam penganalisaan.
Peneliti mencari data sekunder dengan jalan mengadakan studi
kepustakaan dan rekaman. Lincoln dan Guba seperti yang diikuti oleh
Sonhaji (1994) mengartikan rekaman sebagai setiap tulisan atau
pernyataan yang dipersiapkan oleh individual atau organisasi dengan
tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenuhi accountin.
Sedangkan dokumen digunakan untuk mengacu setiap tulisan atau
rekaman, yaitu dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu.11
5. Lokasi Penelitian
Data-data penelitian dirancang dengan pendekatan wawancara
mendalam, observasi dan dokumentasi. Cara yang dilakukan dengan
mendiskripsikan partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes melalui
10
Lexey, Moleong. 2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria. Hlm: 15
11
hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan
Purwadadi Kabupaten Pasuruan sekaligus bentuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes serta level pelibatan masyarakat terhadap proses
penyusunan APBDes. Alasan pemilihan lokasi ini, dikarenakan seringkali
musrembang tidak membuka peluang keterlibatan masyarakat secara penuh.
6. Teknik Analisa Data
Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan
perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan
dalam keseluruhan proses penelitian. Analisis data menyangkut kekuatan
analisis dan kemampuan mendeskripsikan situasi dan konsepsi yang
merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat
memberikan ati dari makna yang berguna dalam memecahkan
permasalahan.12
Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,
pengorganisasian ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar,
sehingga dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul
terdiri dari catatan lapangan, interview, gambar, foto dan dokumen berupa
laporan, biografi, artikel, kemudian direduksi dan diolah untuk memperoleh
kesimpulan informasi tersebut. Proses analisis data dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang kemudian dilakukan
reduksi data (menformulasikan teori ke dalam seperangkat konsep) yang
dilakukan dengan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam
12
penelitian ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan
analisis bersifat kualitatif atau uraian.13
Proses analisis dilakukan sejak proses pencarian data dimulai sampai
akhirnya dirasa telah cukup. Pendekatannya menggunakan pendekatan
kualitatif, dimana peneliti mencari dan menganalisa data tanpa harus
menunggu sampai seluruh data terkumpul. Jadi proses analisa data dilakukan
sejak mengumpulkan data maupun setelah selesai mengumpulkan data yang
diperoleh dari melalui observasi, wawancara maupun studi dokumen dengan
analisa kualitatif.
Analisa data yang dilakukan dengan menerapkan metode analisa yang
lazim digunakan dalam penelitian lapangan (field research). Peneliti
berpedoman pada langka-langka sebagai berikut:
1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalin-menjalin
dengan proses pengamatan.
2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan gejala
sosial yang diamati, yakni menemukan model partisipasi masyarakat yang
diteliti.
3. Membentuk taksonomi tindakan terkait dengan kondisi yang diamati.
4. Menyusun secara tentatif proposisi teoritis, berkenaan dengan kategori
yang dikembangkan/dihasilkan dari penyusunan taksonomi diatas.
5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang
berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.
13
6. Mengevaluasi proposisi teoritis sementara untuk menghasilkan
kesimpulan.
7. Untuk mencegah penarikan kesimpulan secara subyektif, dilakukan upaya:
(a) mengembangkan intersubyektif melalui diskusi dengan orang lain, (b)
menjaga kepekaan sosial dan kesadaran sebagai peneliti.
Di samping itu, untuk menambah bobot validitas dan otentisitas sumber
data, peneliti akan menggunakan strategi internal, yakni; (a) melakukan kritik
ekstern untuk menentukan otentisitas sumber data, (2) melakukan kritik intern
untuk menentukan kredibilitas informasi yang dikemukakan oleh sumber
tersebut.
Selanjutnya, proses analisis data baik ketika mengumpulkan data
maupun setelah selesai pengumpulan dimulai dengan14:
1. Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber melalui observasi,
wawancara, studi dokumen dan sebagainya, dibaca dan ditelaah dengan
seksama untuk dijadikan acuhan berfikir serta mencari solusi yang tepat,
dan pada penelitian lebih lanjut diharapkan menghasilkan hasil data yang
valid.
2. Data yang telah terkumpul, direduksi sehingga tersusun secara sistematis,
akan lebih nampak pokok-pokok terpenting menjadi fokus penelitian, guna
memberikan gambaran yang lebih tajam terhadap fenomena yang diteliti.
14
3. Data yang direduksi, di susun dalam satuan-satuan yang berfungsi untuk
menentukan atau mendefinisikan kategori dari satuan yang telah dikategorikan akan diberikan kode-kode tertentu untuk memudahkan
pengendalian data dan penggunaannya setiap saat, sehingga penggalian
data dapat dijadikan pijakan untuk mempermuda penelitian.
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam upaya mendapatkan data yang valid atau sahih peneliti melakukan
metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan, pengecekan atau
sebagai pembanding data itu.15
Hal ini merupakan cara paling popular dalam penelitian kualitatif. Dengan
triangulasi ini peneliti mampu menarik kesimpulan yang tidak hanya dari satu
cara pandang sehingga kebenaran data lebih diterima.
Dalam prakteknya peneliti menggunakan tiga macam triangulasi, pertama
triangulasi sumber. Di sini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara. Kedua, triangulasi metode. Caranya dengan menggunakan
metode wawancara, pengamatan dan dokumentasi untuk mengecek topik atau data
yang sama. Ketiga, triangulasi teori. Menguraikan pola, hubungan dan
mengetahui penjelasan yang muncul dari analisis.
15
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
Disusun oleh: Amron Ahrori
05230011
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Nama : Amron Ahrori
NIM : 05230011
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes(Studi
tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan).
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
(Drs. Jainuri, M.Si) (Drs. Imam Hidayat, MM)
Dekan Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes(Studi
tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan).
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)
Pada tanggal: 24-Januari- 2011 Dihadapan Dewan Penguji
1. Drs. Krishno Hadi (...)
2. Drs. H.Achmadur.Rifa’i (...)
3. Drs. Jainuri, M.Si (...)
4. Drs. Imam Hidayat, MM (...)
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh
sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan konstribusi, manfaat dan
informasi baru tentang pola hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat desa
dalam Penyusunan APBDes dalam rangka membangun wawasan berfikir dibidang
sosial dan upaya meningkatkan partisipasi masyarakat yang lebih baik.
Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam
Penyusunan APBDes (Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan
Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)”.
Secara sadar kami mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan
terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan yang
dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian lebih
lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.
Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi Allah SWT
sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan kepada :
1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami
3. Bapak Drs. Imam Hidayat, MM, kepada beliau juga kami sampaikan
banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam
proses bimbingan skripsi
4. Bapak Drs. Krishno Hadi, selaku penguji terimakasi atas masukan yang
diberikan dalam perbaikan skripsi ini
5. Bapak Drs. H.Achmadur.Rifa’i, selaku penguji terimakasi atas masukan
dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini
6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Malang,
tempat dimana kami dapat saling berbagi, berdiskusi bersama.
Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama
perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.
Malang, 24 Januari 2011
Penyusun
Nama : Amron Ahrori
NIM : 05230011
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes(Studi
tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan).
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 24 Januari 2011
Fakultas : FISIP
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Program Studi : Strata. 1 (S-1)
Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes
(Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)
Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si
2. Drs. Imam Hidayat, MM
Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan
I II
Tanggal 17-11-2010 Revisi Bab I /Proposal
Tanggal 07-12-2010 ACC Bab I
Tanggal 10-01-2011 Seminar
Tanggal 24-01-2011 Revisi Bab II/III
Tanggal 29-01-2011 ACC Bab II/III
Tanggal 08-02-2011 Bimbingan Bab IV/V
Tanggal 12-02-2011 Revisi Bab IV/V
Tanggal 16-02-2011 ACC Bab IV dan V
Tanggal 20-02-2011 ACC ujian
Malang, 24-02-2011
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
(Drs. Jainuri, M.Si) (Drs. Imam Hidayat, MM)
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes (Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)”, Pembimbing I: Drs. Jainuri, M.Si; Pembimbing II: Drs. Imam Hidayat, MM.
Salah satu kebijakan publik yang paling penting dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Penyusunan Anggaran merupakan bagian yang penting karena anggaran merupakan rancangan yang rnemuat tentang apa yang akan dilakukan oleh pemerintah desa dalam kurun waktu tertentu. Namun, dalam prakteknya partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes menghadapi banyak masalah. Masalah tersebut mulai dari prosedur hingga praktek dan proses penganggaran itu sendiri, artinya hampir bisa dikatakan bahwa penganggaran adalah proses yang tidak partisipatif. Dari permasalahan tersebut, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes yang difokuskan pada pola hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil data yang diperoleh (1). Partisipasi masyarakat dalam
penyusunan APBDes di Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten
Pasuruan adalah sangat antusias dan merespon baik terhadap APBDes, karena APBDes yang telah disusun sudah terealisasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Antusias masyarakat ini dapat dilihat ketika ada kegiatan musrembang yang banyak dihadiri oleh masyarakat desa dengan berbagai perdebatan dan diskusi mengenai penggunaan ABDes. Masyarakat terlibat dalam setiap kegiatan desa, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan. Bentuk partisipasinya adalah saran dan kritikan mengenai penggunaan anggaran sekaligus pembangunan yang akan dilaksanakan. (2) Pola
hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam Penyusunan APBDes di Desa
apa yang perlu dibangun di dusun masing-masing kemudian diteruskan musyawara ke desa. Selain itu dari penyusunan APBDes sangat banyak manfaatnya, seperti mewujudkan rencana pembangunan yang ideal, mengetahui anggaran desa labah atau rugi, semangat kerja lebih efektif, tidak menggunakan dana desa sembarangan dan tidak ada yang dirugikan, semua berjalan secara transparan.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Society In Compilation of APBDES (Study about Governmental Pattern Relation of Countryside and Society Countryside of Pucangsari District Purwadadi Sub-Province Pasuruan)" Counsellor I: Drs. Jainuri, M.Si; Counsellor II: Drs. Imam Hidayat, MM.
One of the policy top-drawer public and become focus in this research is society participation in compilation of Revenue Plan and Expense Countryside (APBDES). Compilation of Budget represent part of important because budget represent device which is loading whereof to be conducted by government of countryside in certain range of time. But, in practice of society participation in compilation APBDES face many problem. The problem start from procedure till practice and process budgeting of itself, its meaning almost can be said that by budgeting process which do not is partisipative. Than problems, writer wish farther check how far Participation Society In Compilation of focussed APBDES at Governmental relation pattern of Countryside and Countryside society of Pucangsari District Purwadadi Sub-Province of Pasuruan.
This research is done by using approach qualitative with descriptive method. Technique data collecting through: Observation and interview and also documentation. After done by its inspection of him, data analysed by presentation of data is at the same time analysed and withdrawal of conclusion.
labah loss or, spirit of] activity more effective, do not use countryside fund promiscuously and is nothing that harmed, all walking transparently.
Aggreeing,
Counsellor I: Counsellor II:
Lembar Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Lembar Pernyataan ... iii
Lembar Persembahan ... iv
Kata pengantar ... v
Abstraksi ... vi
Daftar Isi ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Konseptual ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
G. Metode Penelitian ... 8
1. Jenis Penelitian ... 8
2. Subyek Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Partisipasi masyarakat.. ... 17
1. Pengertian Partisipasi ... 17
2. Partisipasi masyarakat ... 21
B. Pemerintah Desa ... 24
1. Pengertian Desa ... 24
2. Hakekat Pemerintahan Desa ... 25
3. Otonomi Desa ... 27
4. Struktur Pemerintahan Desa ... 28
C. Penyusunan APBDes ... 37
BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Potensi Wilayah ... 41
1. Potensi Wilayah Desa Pucangsari ... 41
2. Keadaan Daerah ... 43
3. Keadaan Masyarakat ... 46
4. Kondisi SDM Perangkat Desa ... 48
B. Proses penyusunan APBDes di Desa Pucangsari ... 49
di Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab. Pasuruan ... 62
1. Pemahaman Pemdes dan masyarakat Dalam Penyusunan APBDes ... 62
2. Keharmoniasan Pemdes dan masyarakat Dalam Penyusunan APBDes ... 70
C. Level pelibatan masyarakat dan dampaknya terhadap proses penyusunan
APBDes ... 74
1. Pelibatan masyarakat dari level RT/RW/Dusun dan desa ... 74
2. Manfaat yang diambil dari penyusunan APBDes ... 79
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 84
Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM Press
Dati Fatimah, Atoz, persoalan Anggaran, dalam (Anam Tamrin) 2006, Menjaring Uang Rakyat Ragam Advoksi Anggaran di Indonesia
Faisal, Sanapiah. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif, Hakekat Beserta
Karakteristik dan Variasi. Malang : Universitas Negeri Malang.
Fedozzi dalam Navarro, 2004, dalam Amalinda savirani, Anggaran partisipasi dan Demokrasi Deliberatif, dalam W ahyu W. Basjir
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Held dalam Amallnda Savirani, 2006. Anggaran Partisiparif dan Demokrasi
Deliberatif dalam Wahyu W. Basjir. Keindahan yang Menipu; Partisipasi Masyarakat dalam Penganggaran Daerah di Indonesia,
Isbandi Rukminto Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas:
dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press
Josef Riwo Kahu, 2002. Prospek otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia;
Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi penyeIenggaraannya.
Karim Abdul Gafar. 2003. Kompleksitas Persoalan otonom Daerah Di
Indonesia.Jogjakarta: Pustaka Pelajar
Lexey, Moleong. 2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja
Rosdakaria.
MCW Tim, 2005. Panduan Menahami APBD. Malang: Yapika Aliansi
Masyarakat Sipil
Mikkelsen, Britha. (1999). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya
Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada Jakarta
Sonhadji, Ahmad, 1994. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Dalam Peneltian
Kualitatif (Dalam buku Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial Keagamaan). Penerbit Kalimasahada Press Malang.
Sumampouw, Monique. (2004). “Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi dengan
Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif.” Jacub Rais, et al. Menata Ruang Laut Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita
Teguh Handoko, 2009. Partisipasi Warga Negara. Copyright @ indoskripsi.com 2009.
Website hosting by IdeBagus
Tim Lappera. 2003. Politik Pemberdayaan Jalan Mewujudkan Otonomi Desa.
Yogjakarta:Lappera Pustaka Utama
Sumber lain:
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2002 tentang Administrasi Desa