• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN APBDes(Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYUSUNAN APBDes(Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Format baru penyelenggaraan pemerintahan telah digulirkanpadatanggal

30 September 1999, bahkan UU No.22 tahun 1999 telah direvisi dengan UU

No.32 Tahun 2004, namun sementara ini atau paling tidak hingga saat ini otonomi

daerah hanya menjadi wacana dalam konteks kemandirian pemerintahan tanpa

banyak memperbincangkan dimana posisi dan peran masyarakat dalam otonomi

tersebut. Hal ini disebabkan karena pemahaman umum para penyelenggara

pemerintahan daerah dalam memandang desentralisasi dan otonomi daerah

cenderung hanya dalam perspektif internal, padahal disamping aspek internal

dalam desentralisasi dan otonomi daerah mengandung pula makna eksternal. Dimensi yang tidak kalah pentingnya adalah pemahaman desentralisasi

dan otonomi daerah dari aspek eksternal yaitu menyangkut interaksi antara negara

dan masyarakat. Dalam konteks ini desentralisasi dan otonomi daerah dipahami

sebagai upaya untuk melibatkan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Sehingga salah satu tolak ukur kualitas penyelenggaraan pemerintahan

daerah adalah tingkat keterlibatan masyarakat dalam penyusunan kebijakan publik

Salah satu kebijakan publik yang paling penting dan menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Penyusunan Anggaran merupakan

(2)

apa yang akan dilakukan oleh pemerintah desa dalam kurun waktu tertentu.

Melalui anggaran dapat diketahui sejauhmana pemerintah desa benar-benar memenuhi kepentingan dan aspirasi masyarakat.

Oleh karena itu menjadikan penting, makna partisipasi masyarakat yang

merupakan pilar penting dalam teori demokrasi selain persamaan dalam pemilihan

urnum, keterlibatan dalam proses pengambilan kebijakan, persamaan hak pilih

bagi semua orang dewasa.1 Hal ini sejalan dengan konsep governance yang

memberikan kesempatan kepada stakeholder lain di luar pemerintah untuk terlibat

dalam proses perumusan kebijakan publik. Sebagai alat kebijakan anggaran bisa

dipakai pemerintah untuk melakukan intervensi di banyak sektor yang berkaitan

dengan kehidupan masyarakat. Dengan demikian anggaran bisa berdampak

menguntungkan maupun merugikan pada semua dimensi kehidupan masyarakat.

Namun, dalam prakteknya partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes menghadapi banyak masalah. Masalah tersebut mulai dari prosedur

hingga praktek dan proses penganggaran itu sendiri, artinya hampir bisa dikatakan

bahwa penganggaran adalah proses yang tidak partisipatif. Bahwa dari sisi

masyarakat ada situasi yang menjadi kendala untuk berpartisipasi dalam

penganggaran, antara lain:2

1. Kapasitas warga untuk advokasi masih lemah walaupun telah ada inisiasi

advokasi anggaran berbasis sumber daya dan kapasitas masyarakat, secara makro kontribusinya terhadap perubahan kebijakan anggaran masih sangat kecil.

1

Held dalam Amallnda Savirani, Anggaran Partisiparif dan Demokrasi Deliberatif dalam Wahyu W. Basjir. Keindahan yang Menipu; Partisipasi Mtesyarakat dalam Penganggaran Daerah di Indonesia, 2006 Hlm: 17

2

(3)

2. Jaringan antar elemen masyarakat sipil belum terbangun sehingga kekuatan warga tidak terkonsolidasi dan posisi tawar rakyat jadi lemah. Banyak inisiasi yang tidak terkoodinasi membuat upaya saling dukung kepada tujuan bersama tidak muncul.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya proses pengambilan

keputusan berkaitan dengan proses pembangunan di daerah harus melibatkan

masyarakat sebagai bagian dari warga negara. Musyawarah Rencana

Pembangunan yang dilaksanakan secara bertingkat mulai dari desa, kecamatan

hingga kabupaten sejatinya dilaksanakan demi mengakomodir aspirasi masyarakat

di bidang pembangunan. Karena itu, Peraturan Pemerintah No72 tahun 2005, pada

pasal 14 sampai dengan 15 dengan tegas menjelaskan tentang tugas, kewenangan, kewajiban dan hak kepala desa. Antara lain, kepala desa mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Kepala desa juga mempunyai kewenangan memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, dan

mempunyai kewajiban meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk

memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada Bupati, serta

memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD.

Kewenangan desa jelasnya, diatur dalam Pasal 7 Undang-undang (UU) Nomor

32 tahun 2004. Diantaranya kewenangan urusan pemerintahan yang sudah ada

berdasarkan hak asal usul desa, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten yang diserahkan pengaturannya kepada desa dan tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten serta urusan

pemerintahan lain yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada

(4)

APBDes yang dibuat desa merupakan dasar dan kekuatan hukum Pemkab

Pasuruan untuk memberikan alokasi dana desa kepada desa se-Kabupaten Pasuruan. Dalam penyusunan RPJM dan APBDes yang perlu menjadi perhatian

adalah kondisi desa sekarang. Tentunya yang dapat menggambarkan potensi, baik

berupa kekuatan dan kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi. Sehingga

tujuan (goal) yang diharapkan lima tahun ke depan dapat sesuai dengan sasaran

program setiap tahunnya.

Menurut UU 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pemerintahan desa

terdiri dari Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Kedua struktur

pemerintah di level bawah ini, memegang peranan penting dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di tingkat paling bawah. APB Desa adalah instrumen

penting yang sangat menentukan dalam rangka perwujudan tata pemerintahan

yang baik (good governance) di tingkat desa. Tata pemerintahan yang baik diantaranya diukur dari proses penyusunan dan pertanggungjawaban APB Desa.

Memahami proses pada seluruh tahapan pengelolaan APB Desa (penyusunan,

pelaksanaan, pertanggungjawaban. Proses pengelolaan APB Desa yang

didasarkan pada prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabel akan memberikan

arti dan nilai bahwa pemerintahan desa dijalankan dengan baik.

Dari permasalahan di atas, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana

Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes yang difokuskan pada pola

hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan

(5)

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan APBDes di Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi

Kabupaten Pasuruan?

C.Tujuan Penelitian

Setiap Penelitian pada dasarnya mempunyai tujuan penelitian yang ingin

dicapai, yang dimaksudkan untuk memberikan arah kepada setiap penyusun

dalam menjalankan tugasnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk

mengetahui Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes di Desa

Pucangsari Kecamatan Purwada di Kabupaten Pasuruan.

D.Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis

Secara akademis Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah,

memperdalam wawasan dan mengembangkan pengetahuan bagi

mahasiswa ilmu pemeritahan pada khususnya, dan sebagai pembelajaran

bagi penyusun dan menganalisis masalah secara ilmiah. Mendapatkan

jawaban dari masalah yang ada dalam proses merencanakan penyusunan

APBDes sebagai upaya peningkatan kesadaran tentang pentingnya

pengambilan keputusan secara bersama.

2. Secara Praktis

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

(6)

dan dapat dijadikan referensi bagi masyarakat luas, mengenai pentingnya

partisipasi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang

dilaksanakan dan mendesak dicarikan solusinya. Penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bentuk informasi tentang

partisipasi masyarakat dalam ikut merencanakan penyusunan APBDes

sebagai upaya peningkatan kesadaran tentang pentingnya pengambilan

keputusan secara bersama.

E.Definisi Konseptual

Definisi konseptual menguraikan tentang beberapa istilah atau konsep

yang terkait pada penelitian yang dilakukan. Adapun konsep-konsep yang dibuat

dalam penelitian ini agar tetap terfokus sesuai dengan tujuan yang dicapai oleh

peneliti, demikian pula agar ada batasan-batasan dan tidak keluar dari konteknya.

1. Partispasi adalah keikutsertaan seseorang atau kelompok didalam suatu

kegiatan.3 Dalam proses penyusunan APBDes sebagai hak setiap

masyarakat untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan

keputusan.

2. Penyusunan APBDes adalah suatu perencanaan operasional tahunan yang

diambil dari program umum pemerintahan dan pembangunan Desa yang

dijabarkan dalam angka-angka rupiah, disatu pihak mengandung perkiraan

target penerimaan dan dilain pihak mengandung perkiraan batas tertinggi

belanja/pengeluaran keuangan Desa.

3

(7)

F.Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian karena berperan sebagai alat untuk mengukur variabel. Definisi

operasional juga merupakan suatu unsur yang memberitahukan bagaimana cara

mengukur suatu variabel. Untuk menilai variabel dapat dilihat melalui indikasi

dengan indikator yang ada atau terjadi.

Dalam penelitian ini variabel penelitianya adalah partisipasi masyarakat

dalam penyusunan APBDes. Untuk melihat bagaimana masyarakat terlibat dalam

penyusunan APBDes maka ditetapkan beberapa indikator, sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes di Desa

Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab. Pasuruan.

a. Persepsi masyarakat terhadap APBDes

b. Bentuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes

2. Pola hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam Penyusunan

APBDesdi Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab. Pasuruan.

a. Pemahaman Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam Penyusunan

APBDes

b. Keharmoniasan hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam

Penyusunan APBDes

3. Level pelibatan masyarakat dan dampaknya terhadap proses

penyusunan APBDes.

a. Pelibatan masyarakat dari level RT/RW/Dusun dan desa

(8)

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, dengan alasan agar

dapat menggali informasi yang mendalam mengenai objek yang diteliti.

Metode deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti

berdasarkan fakta-fakta, sehingga tujuan dari metode deskripstif adalah untuk

menggambarkan tentang suatu masyarakat atau kelompok tertentu atau

gambaran tentang gejala sosial. 4

Dalam penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan alasan

bahwa dalam penelitian ini berupaya menggali data, yaitu data berupa

pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli. Kemudian

responden dan peneliti memberikan penafsiran, sehingga dapat memunculkan

suatu temuan atau mengembangkan temuan dan memberikan informasi serta gambaran keterlibatan masyarakat dalam penyusunan APBDes.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.5 Karena sebagai subyek

yang mampu memberikan informasi yang seluas-luasnya, maka dalam

penelitian ini peneliti sangat berhati-hati dalam menentukan informan, agar

didapatakan informasi yang valid dan lengkap. Penelitian ini menggunakan

intensity sampling karena para informan tersebut dipandang dapat

4

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung: hlm:35 5

(9)

memberikan pengalaman yang seluas-luasnya terutama berhubungan dengan

proses penyusunan APBDesdi Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab.

Pasuruan.6 Oleh karenanya informan penelitian yang dipilih 6 orang

diantaranya adalah:

a. Kepala desa

b. Sekretaris Desa

c. Ketua BPDes

d. Skretaris BPDes

e. Tokoh masyarakat

f. Masyarakat

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer berupa data kata-kata dan tindakan tentang: (a) sejauah mana partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes melalui

hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan

Purwadadi Kabupaten Pasuruan (b). Data tentang bentuk partisipasi

masyarakat desa, (c). data tentang level pelibatan masyarakat

terhadap penyusunan APBDes.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari buku, bahan referensi dan hasil-hasil

kajian yang semuanya mendukung atau memperkaya sumber data primer.

Dalam penelitian ini dicari informasi yang diperoleh pemerintah desa, juga

6

(10)

dari beberapa dokumen yang terkait, berupa catatan perencanaan

pembangunan yang disusun oleh desa.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pada prinsipnya pengumpulan data empirik diawali dengan memahami

setting. Dalam hal ini peneliti masuk sebagai bagian dari subyek penelitian.

Sehubungan dengan penelitian ini, maka digunakan teknik pengumpulan data

berupa pengamatan (observasi), wawancara (interview), dan teknik

dokumentasi untuk mencari data sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian7. Teknik pengumpulan

data yang dipilih tergantung pada faktor utama dan jenis data. Dalam

penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Guba dan Lincoln mengemukakan beberapa alasan penggunaan teknik

observasi: Pertama, teknik ini didasarkan atas pengalaman secara

langsung, kedua, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat kejadian yang terjadi di lapangan, ketiga,

memungkinkan mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan dengan

pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh,

keempat, pengamatan adalah merupakan alternatif menghindari bias data,

kelima, memungkinkan memahami situasi-situasi yang rumit.8

7

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Hlm: 115 8

(11)

Di samping itu teknik observasi merupakan teknik penelitian melalui

penjajakan lapangan berusaha mengenal segala unsur lingkungan sosial, sedangkan yang dimaksud dengan penilaian keadaan lapangan adalah

untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya lebih spesifik lagi

observasi dikatakan sebagai penelitian dengan cara pengindraan yaitu

mengamati. 9

b. Wawancara

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan adalah teknik

wawancara. Dalam penelitian ini sengaja menggunakan teknik wawancara

mendalam dan terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara

yang merupakan suatu cara pengumpulan data secara langsung dengan

informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang

masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini diperlukan beberapa informan yang dianggap memahami masalah yang diteliti. Oleh sebab itu peneliti

sebelum melakukan wawancara, perlu menentukan informan kunci.

Beberapa pertimbangan dalam menentukan informan kunci, adalah aparat

desa dan masyarakat yang terlibat maupun yang tidak terlibat dalam

penyusunan APBDes atau subyek yang berkompeten dalam permasalahan

yang diteliti.

Menurut Moloeng (2002) taknik wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang

mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai/informan. Masalah

9

(12)

pencatatan data wawancara merupakan suatu aspek utama yang amat

penting dalam wawancara, karena jika tidak dilakukan dengan semestinya, maka sebagian dari data akan hilang, dan usaha wawancara

akan sia-sia.10

c. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen-dokumen resmi

dalam menjajaki sumber tertulis tersebut. Sehingga akan memperkaya data

disamping itu metode dokumentasi ini akan dapat membantu peneliti

dalam penganalisaan.

Peneliti mencari data sekunder dengan jalan mengadakan studi

kepustakaan dan rekaman. Lincoln dan Guba seperti yang diikuti oleh

Sonhaji (1994) mengartikan rekaman sebagai setiap tulisan atau

pernyataan yang dipersiapkan oleh individual atau organisasi dengan

tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenuhi accountin.

Sedangkan dokumen digunakan untuk mengacu setiap tulisan atau

rekaman, yaitu dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu.11

5. Lokasi Penelitian

Data-data penelitian dirancang dengan pendekatan wawancara

mendalam, observasi dan dokumentasi. Cara yang dilakukan dengan

mendiskripsikan partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes melalui

10

Lexey, Moleong. 2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja Rosdakaria. Hlm: 15

11

(13)

hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan

Purwadadi Kabupaten Pasuruan sekaligus bentuk partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes serta level pelibatan masyarakat terhadap proses

penyusunan APBDes. Alasan pemilihan lokasi ini, dikarenakan seringkali

musrembang tidak membuka peluang keterlibatan masyarakat secara penuh.

6. Teknik Analisa Data

Dalam rangka mencapai hasil penelitian, data yang akan dikumpulkan

perlu dianalisis. Analisis data merupakan tahap yang sangat menentukan

dalam keseluruhan proses penelitian. Analisis data menyangkut kekuatan

analisis dan kemampuan mendeskripsikan situasi dan konsepsi yang

merupakan bagian dari penelitian. Dengan melakukan analisa data dapat

memberikan ati dari makna yang berguna dalam memecahkan

permasalahan.12

Teknik analisis data adalah proses mengatur urutan data,

pengorganisasian ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar,

sehingga dapat ditemukan tema yang dirumuskan. Data yang terkumpul

terdiri dari catatan lapangan, interview, gambar, foto dan dokumen berupa

laporan, biografi, artikel, kemudian direduksi dan diolah untuk memperoleh

kesimpulan informasi tersebut. Proses analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yang kemudian dilakukan

reduksi data (menformulasikan teori ke dalam seperangkat konsep) yang

dilakukan dengan membuat rangkuman inti dalam penelitian tersebut. Dalam

12

(14)

penelitian ini data dianalisis secara normatif melalui studi literatur dan

analisis bersifat kualitatif atau uraian.13

Proses analisis dilakukan sejak proses pencarian data dimulai sampai

akhirnya dirasa telah cukup. Pendekatannya menggunakan pendekatan

kualitatif, dimana peneliti mencari dan menganalisa data tanpa harus

menunggu sampai seluruh data terkumpul. Jadi proses analisa data dilakukan

sejak mengumpulkan data maupun setelah selesai mengumpulkan data yang

diperoleh dari melalui observasi, wawancara maupun studi dokumen dengan

analisa kualitatif.

Analisa data yang dilakukan dengan menerapkan metode analisa yang

lazim digunakan dalam penelitian lapangan (field research). Peneliti

berpedoman pada langka-langka sebagai berikut:

1. Analisa data dalam penelitian lapangan dilakukan secara jalin-menjalin

dengan proses pengamatan.

2. Berusaha menemukan kesamaan dan perbedaan berkenaan dengan gejala

sosial yang diamati, yakni menemukan model partisipasi masyarakat yang

diteliti.

3. Membentuk taksonomi tindakan terkait dengan kondisi yang diamati.

4. Menyusun secara tentatif proposisi teoritis, berkenaan dengan kategori

yang dikembangkan/dihasilkan dari penyusunan taksonomi diatas.

5. Melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap tindakan sosial yang

berkaitan dengan proposisi-proposisi sementara.

13

(15)

6. Mengevaluasi proposisi teoritis sementara untuk menghasilkan

kesimpulan.

7. Untuk mencegah penarikan kesimpulan secara subyektif, dilakukan upaya:

(a) mengembangkan intersubyektif melalui diskusi dengan orang lain, (b)

menjaga kepekaan sosial dan kesadaran sebagai peneliti.

Di samping itu, untuk menambah bobot validitas dan otentisitas sumber

data, peneliti akan menggunakan strategi internal, yakni; (a) melakukan kritik

ekstern untuk menentukan otentisitas sumber data, (2) melakukan kritik intern

untuk menentukan kredibilitas informasi yang dikemukakan oleh sumber

tersebut.

Selanjutnya, proses analisis data baik ketika mengumpulkan data

maupun setelah selesai pengumpulan dimulai dengan14:

1. Data yang telah terkumpul dari berbagai sumber melalui observasi,

wawancara, studi dokumen dan sebagainya, dibaca dan ditelaah dengan

seksama untuk dijadikan acuhan berfikir serta mencari solusi yang tepat,

dan pada penelitian lebih lanjut diharapkan menghasilkan hasil data yang

valid.

2. Data yang telah terkumpul, direduksi sehingga tersusun secara sistematis,

akan lebih nampak pokok-pokok terpenting menjadi fokus penelitian, guna

memberikan gambaran yang lebih tajam terhadap fenomena yang diteliti.

14

(16)

3. Data yang direduksi, di susun dalam satuan-satuan yang berfungsi untuk

menentukan atau mendefinisikan kategori dari satuan yang telah dikategorikan akan diberikan kode-kode tertentu untuk memudahkan

pengendalian data dan penggunaannya setiap saat, sehingga penggalian

data dapat dijadikan pijakan untuk mempermuda penelitian.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam upaya mendapatkan data yang valid atau sahih peneliti melakukan

metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan, pengecekan atau

sebagai pembanding data itu.15

Hal ini merupakan cara paling popular dalam penelitian kualitatif. Dengan

triangulasi ini peneliti mampu menarik kesimpulan yang tidak hanya dari satu

cara pandang sehingga kebenaran data lebih diterima.

Dalam prakteknya peneliti menggunakan tiga macam triangulasi, pertama

triangulasi sumber. Di sini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan

hasil wawancara. Kedua, triangulasi metode. Caranya dengan menggunakan

metode wawancara, pengamatan dan dokumentasi untuk mengecek topik atau data

yang sama. Ketiga, triangulasi teori. Menguraikan pola, hubungan dan

mengetahui penjelasan yang muncul dari analisis.

15

(17)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk

Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun oleh: Amron Ahrori

05230011

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(18)

Nama : Amron Ahrori

NIM : 05230011

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes(Studi

tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan).

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Jainuri, M.Si) (Drs. Imam Hidayat, MM)

Dekan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

(19)

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes(Studi

tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan).

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan (S.IP)

Pada tanggal: 24-Januari- 2011 Dihadapan Dewan Penguji

1. Drs. Krishno Hadi (...)

2. Drs. H.Achmadur.Rifa’i (...)

3. Drs. Jainuri, M.Si (...)

4. Drs. Imam Hidayat, MM (...)

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(20)

melimpahkan rahmat, ni’mat dan taufiknya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penyelesaian penelitian ini memerlukan pencurahan tenaga dan pikiran, oleh

sebab itu diharapkan hasilnya akan banyak memberikan konstribusi, manfaat dan

informasi baru tentang pola hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat desa

dalam Penyusunan APBDes dalam rangka membangun wawasan berfikir dibidang

sosial dan upaya meningkatkan partisipasi masyarakat yang lebih baik.

Penelitian yang kami lakukan ini berjudul “Partisipasi Masyarakat Dalam

Penyusunan APBDes (Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan

Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)”.

Secara sadar kami mengakui, bahwa penelitian ini masih terdapat kekurangan

terutama karena penelitian sifatnya kasuistik, sehingga kesimpulan yang

dihasilkan tidak dapat digeneralisasi secara umum. Untuk itu, penelitian lebih

lanjut sebagai pengembangan fokus penelitian ini sangat diperlukan.

Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tidak terhingga kami sampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung

terhadap penelitian ini. Mudah-mudahan amal baiknya diterima disisi Allah SWT

sebagai amal shaleh, Amiin. Secara khusus kami sampaikan kepada :

1. Kedua orang tuaku, karena pengorbanan dan motivasinya, sehingga kami

(21)

3. Bapak Drs. Imam Hidayat, MM, kepada beliau juga kami sampaikan

banyak terimakasi atas pengorbanan dan waktu yang diberikan dalam

proses bimbingan skripsi

4. Bapak Drs. Krishno Hadi, selaku penguji terimakasi atas masukan yang

diberikan dalam perbaikan skripsi ini

5. Bapak Drs. H.Achmadur.Rifa’i, selaku penguji terimakasi atas masukan

dan kritikan dalam perbaikan skripsi ini

6. Teman-teman seperjuangan di Universitas Muhammadiyah Malang,

tempat dimana kami dapat saling berbagi, berdiskusi bersama.

Akhirnya kami tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya selama

perkuliahan ini terutama terhadap kekurangan yang ada dalam penelitian ini.

Kami tetap berharap adanya kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan

penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat, Amiin.

Malang, 24 Januari 2011

Penyusun

(22)

Nama : Amron Ahrori

NIM : 05230011

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP)

Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes(Studi

tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan).

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 24 Januari 2011

(23)

Fakultas : FISIP

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Program Studi : Strata. 1 (S-1)

Judul Skripsi : Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes

(Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)

Pembimbing : 1. Drs. Jainuri, M.Si

2. Drs. Imam Hidayat, MM

Tanggal Bimbingan Paraf Pembimbing Keterangan

I II

Tanggal 17-11-2010 Revisi Bab I /Proposal

Tanggal 07-12-2010 ACC Bab I

Tanggal 10-01-2011 Seminar

Tanggal 24-01-2011 Revisi Bab II/III

Tanggal 29-01-2011 ACC Bab II/III

Tanggal 08-02-2011 Bimbingan Bab IV/V

Tanggal 12-02-2011 Revisi Bab IV/V

Tanggal 16-02-2011 ACC Bab IV dan V

Tanggal 20-02-2011 ACC ujian

Malang, 24-02-2011

Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Drs. Jainuri, M.Si) (Drs. Imam Hidayat, MM)

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(24)

Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes (Studi tentang Pola Hubungan Pemerintah Desa dan Masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)”, Pembimbing I: Drs. Jainuri, M.Si; Pembimbing II: Drs. Imam Hidayat, MM.

Salah satu kebijakan publik yang paling penting dan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Penyusunan Anggaran merupakan bagian yang penting karena anggaran merupakan rancangan yang rnemuat tentang apa yang akan dilakukan oleh pemerintah desa dalam kurun waktu tertentu. Namun, dalam prakteknya partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes menghadapi banyak masalah. Masalah tersebut mulai dari prosedur hingga praktek dan proses penganggaran itu sendiri, artinya hampir bisa dikatakan bahwa penganggaran adalah proses yang tidak partisipatif. Dari permasalahan tersebut, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana Partisipasi Masyarakat Dalam Penyusunan APBDes yang difokuskan pada pola hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten Pasuruan)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui: Observasi dan wawancara serta dokumentasi. Setelah dilakukan pemeriksaan keabsahanya, data dianalisis dengan cara penyajian data sekaligus dianalisis dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil data yang diperoleh (1). Partisipasi masyarakat dalam

penyusunan APBDes di Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kabupaten

Pasuruan adalah sangat antusias dan merespon baik terhadap APBDes, karena APBDes yang telah disusun sudah terealisasi dengan baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Antusias masyarakat ini dapat dilihat ketika ada kegiatan musrembang yang banyak dihadiri oleh masyarakat desa dengan berbagai perdebatan dan diskusi mengenai penggunaan ABDes. Masyarakat terlibat dalam setiap kegiatan desa, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan. Bentuk partisipasinya adalah saran dan kritikan mengenai penggunaan anggaran sekaligus pembangunan yang akan dilaksanakan. (2) Pola

hubungan Pemerintah Desa dan masyarakat Dalam Penyusunan APBDes di Desa

(25)

apa yang perlu dibangun di dusun masing-masing kemudian diteruskan musyawara ke desa. Selain itu dari penyusunan APBDes sangat banyak manfaatnya, seperti mewujudkan rencana pembangunan yang ideal, mengetahui anggaran desa labah atau rugi, semangat kerja lebih efektif, tidak menggunakan dana desa sembarangan dan tidak ada yang dirugikan, semua berjalan secara transparan.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(26)

Society In Compilation of APBDES (Study about Governmental Pattern Relation of Countryside and Society Countryside of Pucangsari District Purwadadi Sub-Province Pasuruan)" Counsellor I: Drs. Jainuri, M.Si; Counsellor II: Drs. Imam Hidayat, MM.

One of the policy top-drawer public and become focus in this research is society participation in compilation of Revenue Plan and Expense Countryside (APBDES). Compilation of Budget represent part of important because budget represent device which is loading whereof to be conducted by government of countryside in certain range of time. But, in practice of society participation in compilation APBDES face many problem. The problem start from procedure till practice and process budgeting of itself, its meaning almost can be said that by budgeting process which do not is partisipative. Than problems, writer wish farther check how far Participation Society In Compilation of focussed APBDES at Governmental relation pattern of Countryside and Countryside society of Pucangsari District Purwadadi Sub-Province of Pasuruan.

This research is done by using approach qualitative with descriptive method. Technique data collecting through: Observation and interview and also documentation. After done by its inspection of him, data analysed by presentation of data is at the same time analysed and withdrawal of conclusion.

(27)

labah loss or, spirit of] activity more effective, do not use countryside fund promiscuously and is nothing that harmed, all walking transparently.

Aggreeing,

Counsellor I: Counsellor II:

(28)

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Lembar Persembahan ... iv

Kata pengantar ... v

Abstraksi ... vi

Daftar Isi ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Konseptual ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 8

1. Jenis Penelitian ... 8

2. Subyek Penelitian ... 8

(29)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Partisipasi masyarakat.. ... 17

1. Pengertian Partisipasi ... 17

2. Partisipasi masyarakat ... 21

B. Pemerintah Desa ... 24

1. Pengertian Desa ... 24

2. Hakekat Pemerintahan Desa ... 25

3. Otonomi Desa ... 27

4. Struktur Pemerintahan Desa ... 28

C. Penyusunan APBDes ... 37

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH A. Potensi Wilayah ... 41

1. Potensi Wilayah Desa Pucangsari ... 41

2. Keadaan Daerah ... 43

3. Keadaan Masyarakat ... 46

4. Kondisi SDM Perangkat Desa ... 48

B. Proses penyusunan APBDes di Desa Pucangsari ... 49

(30)

di Desa Pucangsari Kecamatan Purwadadi Kab. Pasuruan ... 62

1. Pemahaman Pemdes dan masyarakat Dalam Penyusunan APBDes ... 62

2. Keharmoniasan Pemdes dan masyarakat Dalam Penyusunan APBDes ... 70

C. Level pelibatan masyarakat dan dampaknya terhadap proses penyusunan

APBDes ... 74

1. Pelibatan masyarakat dari level RT/RW/Dusun dan desa ... 74

2. Manfaat yang diambil dari penyusunan APBDes ... 79

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

(31)

Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM Press

Dati Fatimah, Atoz, persoalan Anggaran, dalam (Anam Tamrin) 2006, Menjaring Uang Rakyat Ragam Advoksi Anggaran di Indonesia

Faisal, Sanapiah. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif, Hakekat Beserta

Karakteristik dan Variasi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Fedozzi dalam Navarro, 2004, dalam Amalinda savirani, Anggaran partisipasi dan Demokrasi Deliberatif, dalam W ahyu W. Basjir

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Held dalam Amallnda Savirani, 2006. Anggaran Partisiparif dan Demokrasi

Deliberatif dalam Wahyu W. Basjir. Keindahan yang Menipu; Partisipasi Masyarakat dalam Penganggaran Daerah di Indonesia,

Isbandi Rukminto Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas:

dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press

Josef Riwo Kahu, 2002. Prospek otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia;

Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi penyeIenggaraannya.

Karim Abdul Gafar. 2003. Kompleksitas Persoalan otonom Daerah Di

Indonesia.Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Lexey, Moleong. 2001 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.: Remaja

Rosdakaria.

MCW Tim, 2005. Panduan Menahami APBD. Malang: Yapika Aliansi

Masyarakat Sipil

Mikkelsen, Britha. (1999). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya

Pemberdayaan: sebuah buku pegangan bagi para praktisi lapangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

(32)

Soekanto, Soerjono, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada Jakarta

Sonhadji, Ahmad, 1994. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Dalam Peneltian

Kualitatif (Dalam buku Penelitian Kualitatif dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial Keagamaan). Penerbit Kalimasahada Press Malang.

Sumampouw, Monique. (2004). “Perencanaan Darat-Laut yang Terintegrasi dengan

Menggunakan Informasi Spasial yang Partisipatif.” Jacub Rais, et al. Menata Ruang Laut Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita

Teguh Handoko, 2009. Partisipasi Warga Negara. Copyright @ indoskripsi.com 2009.

Website hosting by IdeBagus

Tim Lappera. 2003. Politik Pemberdayaan Jalan Mewujudkan Otonomi Desa.

Yogjakarta:Lappera Pustaka Utama

Sumber lain:

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2002 tentang Administrasi Desa

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan penambahan BAP dan madu baik tunggal maupun kombinasi tidak mempercepat waktu muncul nodul pada eksplan biji manggis asal Bengkalis yang dipotong tiga secara

Jadi dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar fisika siswa di kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, yang berarti bahwa model problem

sistem modern dengan resolusi waktu yang lebih tinggi (sekitar 3 nanodetik) juga menggunakan teknik (disebut "Time-of-flight") di mana mereka lebih

 Mencari informasi tentang makna kaum awam peran kaum awam, hubungan hierarki dengan kaum awam, peranan kaum muda dalam hidup menggereja dari sumber-sumber media

Hotel Transit ini berada dilingkungan rest area dan didukung dengan adanya fasilitas SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), Restoran, Parkir Pengunjung, Toilet, Mini

Cetak Surat Izin Cuti Cetak Laporan Pegawai Cetak Laporan Absensi Cetak Laporan Kenaikan Jabatan Cetak Laporan Cuti MPP Entry Data MPP Entry Data Jabatan Cetak Laporan MPP

Dari penjelasan diatas dappat kiita liihat produksi dan pendapatan petani serai di Desa Kuta Ujung Kecamatan Kuta Panjang Kabupaten Gayo Lues yang diperoleh sangat

Secara keseluruhan dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa instrumen deteksi dini postpartum depression ini terbukti memiliki properti psikometris yang baik