SKRIPSI
PERAN KFOR dan UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI
KEMANUSIAAN di KOSOVO
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) Strata-1
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh :
Vebriant Indra Gunawan
NIM : 0620087
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama
: Vebriant Indra Gunawan
NIM
: 06260087
Jurusan
: Hubungan Internasional
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi
:
PERAN KFOR DAN UNMIK DALAM PROSES
INTERVENSI KEMANUSIAAN DI KOSOVO
Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian
Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari : Kamis
Tanggal : 28 Februari 2013
Tempat : Laboratorium Hubungan Internasional
Mengesahkan,
Dekan FISIP
–
UMM
Dr. Wahyudi M.Si
Dewan Penguji :
1.
Tonny D. Effendi., S.Sos.,M.Si
Penguji 1
(
)
2.
Ruli Inayah R, S.Sos., M.Si
Penguji 2
(
)
3.
Gonda Yumitro, MA
Penguji 3
(
)
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
1. NAMA : Vebriant Indra Gunawan 2. NIM : 06260087
3. JURUSAN : Hubungan Internasional 4. FAKULTAS : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5. PROGRAM STUDI : Strata Satu (S-1)
6. JUDUL SKRIPSI : PERAN KFOR DAN UNMIK DALAM PROSES
INTERVENSI KEMANUSIAAN DI KOSOVO
Disetujui
DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I
Tony Dian Efendy M.Si
Pembimbing II
Ruli I. Romadhoan, S.Sos., M.Si
Mengetahui
Dekan
FISIP UMM
Dr.Wahyudi., M.Si
Ketua Jurusan
Ilmu Hubungan Internasional
iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama
: Vebriant Indra Gunawan
2. NIM
:
06260087
3. Jurusan
: Hubungan Internasional
4. Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
5. Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
6. Jenjang Studi
: Strata Satu (S-1)
7. Judul Skripsi : Peran KFOR dan UNMIK dalam Proses Intervensi Kemanusiaan di Kosovo
8. Pembimbing
: I. Tony D. Effendi., S.Sos.,M.Si
II. Ruli Inayah R, S.Sos., M. Si
9. Jadwal Pembimbingan : Lihat Tabel
WAKTU
PARAF
KETERANGAN Pembimbing
I
Pembimbing II
10 Mei 2011 Pengajuan Judul
28 Mei 2011 ACC Judul Skripsi
20 Oktober 2011 ACC Seminar
Proposal
26 Oktober 2011 Seminar Proposal
02 November 2011 ACC BAB I
15 Maret 2012 ACC Bab II
21 Desember 2012 ACC Bab III
03 Januari 2013 ACC Bab IV
11-13 Februari 2013 ACC Ujian Skripsi
Malang, 28 Februari 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
v
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Vebriant Indra Gunawan
Tempat Tanggal Lahir
: BATU, 19 Januari 1988
NIM
: 06260087
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan
: Hubungan Internasional
Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah (skripsi) dengan judul :
PERAN KFOR DAN UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI
KEMANUSIAAN DI KOSOVO
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian
ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan
sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Malang, 03 Maret 2013
Yang Menyatakan,
vi
ABSTRACT
Vebriant Indra Gunawan
, 2013, 06260087, Muhammadiyah University of
Malang, Faculty of Social and Political Science, International Relations, KFOR
and UNMIK Role in the Process of Humanitarian Intervention in Kosovo,
Advisor I : Tonny Dian Effendy,S.Sos M.Si Advisor II : Ruli Inayah Ramadhoan,
M.Si
In International law,
Humanitarian Intervention has actually generated a
lot of heate debate. This is because Human Interventionis contrary to the principle
of states sovereight, but the principle is often violated humanitarian grounds, as
well as Humanitarian Interventions conducted KFOR and UNMIK in Kosovo.
The Intervention was done because it has been many casualties do to war,
including etnhic massacres commited by Serbia leaders Slobodan Milosevic
against etnhic Albanians.
The research method used in this research is descriptive analysis
technique, The information gathering techniques in this research is the study of
literature. In this study, researchers used and analysis tool is the concept of
Humanitarian Intervention and
conflict Resolution concepts. The results of this
study is to mute rather than conflict and can embody a soverign state of Kosovo.
Keywords
: Humanitarian Intervention and Conflict Resolution
Malang, 12 Februari 2013
Researcher
Vebriant Indra Gunawan
Approve by,
Advisor I Advisor II
vii
ABSTRAKSI
Vebriant Indra Gunawan,
2013, 06260087
,
Universitas Muhammadiyah
Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hubungan Internasional,Peran
KFOR dan UNMIK dalam Proses Intervensi Kemanusiaan di Kosovo
.
Pembimbing I: Tonny Dian Effendy S.Sos M.Si Pembimbing II : Ruli Inayah
Ramadhoan, M.Si
Dalam hukum Internasional
Intervensi Kemanusiaan sebenarnya telah
banyak menimbulkan perdebatan yang panas, hal ini di karenakan
Intervensi
Kemanusiaan ini sangat bertentangan dengan prinsip
–
prinsip kedaulatan Negara,
Namun prinsip
–
prinsip tersebut kerap dilanggar dengan alasan Kemanusiaan.
Seperti halnya
Intervensi kemanusiaan yang dilakukan oleh KFOR dan
UNMIK di Kosovo, Intervensi ini dilakukan karena telah banyak nya korban yang
berjatuhan akibat peperangan antar etnis termasuk pembantaian yang dilakukan
oleh pemimpin Serbia Slobodan Milosevic terhadap etnis Albania yang berada di
Kosovo.
Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
Deskriptif Kualitatif dengan teknik analisis deskriptif, adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan
(library
research). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat analisa yaitu
Konsep
Intervensi Kemanusiaan dan Konsep Resolusi Konflik Hasil dari pada penelitian
ini adalah meredamnya konflik serta dapat mewujudkanya suatu Negara yang
berdaulat yaitu Kosovo.
Kata kunci
: Intervensi Kemanusiaan dan Resolusi Konflik
Malang, 12 Februari 2013
Peneliti
Vebriant Indra Gunawan
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
viii
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
nikmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “
PERAN KFOR
DAN UNMIK DALAM PROSES INTERVENSI KEMANUSIAAN DI
KOSOVO
”
ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta Salam tak lupa penulis
ucapkn kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita dari zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang yaitu Dienul
Islam.
Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana strata 1 (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan
Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang. Dengan segala
keterbatasan yang penulis miliki, masih banyak kekurangan-kekurangan yang
harus diperbaiki. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna, khususnya bagi dunia
pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.
Ayahnda Nurochman, Ibu Aziza, dan Adik Yuricha yang saya cintai dengan
segala bentuk doa dan dorongan semangat yang tak henti
–
hentinya untuk
penulis dapat menyelesaikan studi ini.
2.
Saudara dan keluarga besarku, terima kasih atas doa dan semangatnya.
3.
Bapak Muhadjir Efendi, M.AP. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.
4.
Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
5.
Bapak Tony D. Effendi., S.Sos.,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan waktu, pikiran, ide-ide, saran, dukungan dan semangat serta
dengan penuh kesabaran telah membimbing penulis selama proses
pembimbingan. Bapak Ruly Inayah Ramadhoan M.si selaku dosen
pembimbing II yang telah memberikan bantuan dan saran kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Bapak Gonda Yumitro., MA dan Ayusia Sabhita Kusuma S.Ip, M.Soc, Sc
selaku penguji yang telah memberikan saran kepada penulis.
ix
mengajar dan berbagi ilmu serta pengalaman dari semester 1 hingga skripsi.
8.
Sahabat-sahabatku yang selalu ada dan setia memberikan doa, semangat,
dukungan, dorongan dan segalanya serta kebersamaan yang indah kepada
penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
9.
Teman-teman HI semua angkatan terutama 2006 yang sudah membagi ilmu,
pengalaman, dan untuk semangat dan kebersamaannya melewati studi ini
bersama-sama.
10.
Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
Semoga Allah SWT selalu melindungi dan meridhoi atas segala apa yang
telah penulis sampaikan dalam skripsi ini. Dan semoga penulisan skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak pada umumnya. Akhirnya,
saran dan kritik yang membangun selalu penulis harapkan dalam rangka
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat
Malang, 03 Maret 2013
x
MOTTO
Intervensi Kemanusiaan
tidak akan pernah
dilakukan apabila tidak
adanya pelanggaran HAM
xi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada
Yang pertama Ucapan syukur dan terimakasih tiada tara hamba
ucapkan kepada Allah SWT yang Maha segala-galanya yang selalu
memberikan hamba kekuatan untuk menjalani ini semua dan yang
senantiasa memberikan hamba kemudahan dari segala macam
kesulitan yang dihadapi oleh hamba…
Terimakasih Ya Allah atas semua rencana-rencana indahMu untuk
hidupku… Hamba yakin semua yang Engkau berikan kepada hamba
adalah hal yang terbaik untuk hamba…
Kepada Ayah dan Ibu terima kasih selama ini selalu memberikan
semangat dan motivasi, dan ini lah hasil atas doa dan semangat dari
Ayah dan Ibu.
Kepada adik saya Yoericha terima kasih doa dan semangatnya,
semangat trus kuliah nya sekarang giliran kamu yang harus bisa
buat bangga Ayah dan Ibu.
Kepada semua keluarga besar ku semuanya tanpa terkecuali yang
selalu mendoakan untuk bisa menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
Kawan
–
kawan HI angkatan 2006 dan semua angkatan, serta
teman-teman yang berjuang bersama.
xii
DAFTAR ISI
Hal.
Lembar Pengesahan ... i
Lembar Persetujuan Skripsi ... ii
Berita Acara Bimbingan ... iii
Surat Pernyataan Orisinalitas ... iv
Abstraksi………...v
Abstract……….vi
Kata Pengantar
………
vii
Motto……….ix
Lembar Persembahan
……….
.x
Daftar Isi………...
.xi
Daftar Tabel. ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ... .1
1.1 Latar Belakang Masalah ... .1
1.2 Rumusan Masalah ... .4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... .4
1.3.1 Tujuan Penel
itian………
.
……
..4
1.3.2 Manfaat Penelitian ... .4
1.4 Penelitian Terdahulu ... .5
1.5 Kerangka Pemikiran ... .8
1.5.1 Konsep Resolusi Koflik ... .8
1.5.2 Konsep Intervensi Kemanusiaan ……….………
12
1.6 Metode Penelitian
………..…
.
.….
..15
1.6.1 Jenis
Penelitian………
.
….….
..15
1.6.2 Peringkat
Analisa……….…
.
….
...15
1.6.3
Teknik Pengumpulan Data ……….……
..
…
...16
1.6.4 Teknik Analisis Data ………..
.
……
16
1.6.5
Ruang Lingkup Penelitian ………
.
…….
.16
a. Batasan Kajian………
.
.….
...17
b. Batasan Waktu ………
.
….
...17
1.7 Sistematika Penulisan
……….………..
...17
BAB II KONFLIK ETNIS DAN INTERVENSI KEMANUSIAAN
DI KOSOVO... 20
2.1 Sejarah Awal Terjadinya Konflik di Kosovo
………
.
………
20
2.1.1
Definisi Konflik Etnis………
...
………
..23
2.1.1 Sensitifitas E
tnis dan Agama di Kosovo…………...………….
.24
2.1.2 Dinamika Konflik di
Kosovo………...………
...26
2.1.3 Munculnya Kembali Konflik yang Terjadi Pasca Meninggalnya
Josep Broz
Tito……..………....………
27
xiii
2.2 Intervensi Kemanusiaan Di Kosovo
…………...………...
...42
2.2.1 OSCE………
..47
2.2.2 KFOR
dan UNMIK………
...48
2.2.
3 UNHCR……….
.50
BAB III PERAN KFOR DAN UNMIK dalam PROSES INTERVENSI
KEMANUSIAAN DI KOSOVO
………
...52
3.1 Tujuan adanya KFOR di Kosovo………
...
…
.
……
..
…
....52
3.2 Peran KFOR dalam Memulihkan Keamanan di Kosovo
…
..
…………
53
3.2.1 Peacekeepin
g………
.
…...
...
...….
..53
3.2.2 Pendekatan Preventif
……….…
....
.…………
56
3.2.3 Peacemaking………
.
………
...57
3.3 UNMIK
………
.
………..
..60
3.3.1 Sejarah Awal
Munculnya UNMIK ………
..
…...………
.60
3.3.2 Peran
UNMIK di Kosovo………
...63
3.3.
3 Peacebuilding……….…………...
..63
BAB IV PENUTUP………
..
………
..70
xiv
DAFTAR TABEL
74
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Boriz Kanzleitter, “Para Pemenang Multietnis dalam Perang Yugoslavia”, dalam
Dario Azzelini, dan Boriz Kanzleitter eds.. 2005.
Jean Narten. In Need of Reflection: Peace Building in Post War Kosovo from a
Systems-Analytical Perspective. The Whitehead Journal of Diplomacy,
and International Relations.
Galtung, Johan (1969), "Kekerasan, Perdamaian, dan Perdamaian
Research", Journal of Peace Research, Vol. 6 (3), pp.
Aleksius Jemadu, 2008, Politik global dalam teori dan praktik, Yogyakarta;
Graham ilmu.
Garner, Bryan A. ed.. 1999.
Black’s Law Dictionary
. Seventh Edition, Book 1
ST. Paul, Minn: West Group.
Stephen Ryan. 1995. Ethnic Conflict and International Relations. 2nd edition.
England:Darmouth Publishing Company Limited..
Ashraf Ghani et al.. 2005. Closing the Sovereignty Gap: An Approach to
State-Building. London: Overseas Development Institute.
75
Jurnal, Koran dan Internet :
Sejarah Panjang Kembalinya Bangsa yang Hilang
http://www.usaid.gov/missions/kosovo/2009/03/30 diakses pada tanggal
17 Agustus 2011
Budaya dan Bahasa Albania
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/12/071210_kos
ovo.ml
Diakses pada tanggal 17 Agustus 2011
Ensiklopedi Indonesia Suplemen 1990, Pt. Lehtiar Baru-Van Hoeve, Jakarta
1990, hal 576.
sejarah-panjang-kembalinya-bangsa-yang-hilang/PengebomanNATOatas
Yugoslavia
http://www.usaid.gov/missions/kosovo/2009/03/30/- diakses pada tanggal
20 Februari 2012
Desakan PBB untuk Kemerdejkaan Kosovo
http://www.antara.co.id/arc/2007/3/27/utusan-pbb-desakkan-kemerdekaan-bagi-kosovo/ diakses pada Tanggal 20 Februari 2012
Dukungan PBB untuk Kemerdekaan Kosovo
http://www.antara.co.id/arc/2007/12/21/rusia-akan-veto-dukungan-dk
pbb-untukkemerdekaankosovo/ diakses pada Tanggal 22 Februari 2012
Desakan NATO Untuk Misi Perdamaian di Kosovo
76
Misi PBB untuk Perlindungan Masyarakat Kosovo
http://www.mercycorps.org/countries/kosovo/10246 diakses Pada tanggal
23 Februari 2012
Misi UNHCR di Kosovo
http://www.unkt.org/un-agencies/unhcr/ diakses Pada tanggal 1 Maret
2012
Bantuan Kemanusiaan Untuki Kosovo
http://www.wiesbaden.army.mil/Library/Hunion0500.pdf diakses pada
tanggal 2 Maret 2012
Donald M.Snow dan Eugene Brown. 2000.International
Relations: the
changingcontours of power. Page 442
Perpecahan yang Terjadi di Negeri Yugoslavia
http://www.jacksonprogressive.com/issues/kosovobeginningofend042904
.
Html diakses Pada tanggal 3Maret 2012
Dukngan PBB untuk Kemerdekaan Kosovo
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak didirikannya Republik Federal Sosialis Yugoslavia pada tahun 1945,
hubungan antara etnis Albania, dan etnis Serbia yang merupakan etnis minoritas
di negara bagian Kosovo memang tidak harmonis. Hal tersebut terjadi karena
adanya trauma yang dialami oleh etnis Serbia akibat pembantaian yang dilakukan
oleh etnis Albania pada masa pendudukan Jerman. Pada saat itu, Hitler
memerintahkan agar bekas propinsi Kroasia, Bosnia, dan Herzegovina
digabungkan ke dalam negara Kroasia Merdeka, kemudian, wilayah sebagian
besar Kosovo, Montenegro Selatan dan Makedonia Barat digabungkan ke dalam
negara Albania Raya.
Akibat pembagian wilayah yang dilakukan Jerman tersebut, di negara
Kroasia Merdeka, kaum nasionalis ekstrim Kroasia bekerja sama dengan kaum
Muslim Bosnia berusaha membersihkan negara boneka tersebut dari orang-orang
Serbia, Yahudi dan Gipsi. Antara tahun 1941-45, kaum Ustasa-Muslim telah
membantai 750.000 orang Serbia, 60.000 Yahudi dan 25.000 Gipsi. Di negara
Albania Raya, di mana kaum militan Albania mengusir dan membunuh puluhan
ribu orang Serbia dan orang Slavia Ortodoks lainnya, terutama di Kosovo dan
Makedonia Barat, dan menggantikannya dengan para pendatang Albania dari
wilayah Albania. Tragedi ini membuat trauma yang mendalam terhadap bangsa
2
memunculkan identitas etnis yang sangat kuat. Namun, kekuatan identitas ini
kembali menurun saat pemerintahan Joseph Broz Tito yang kharismatik, dan
dukungan Uni Soviet atas negara tersebut.1
Setelah Uni Soviet dinyatakan bubar pada tahun 1990, identitas etnis
kembali muncul, puncaknya saat Slobodan Milosevic berkuasa. Pada saat ia
berkuasa, kewenangan negara-negara bagian yang pada masa Tito otonom
perlahan-lahan berkurang. Oleh sebab itu muncul unjuk rasa di jalan-jalan
provinsi. Karena pemerintah bersifat represif, maka konflik pun terjadi hampir di
semua provinsi di Republik Federalis Yugoslavia, termasuk di provinsi Kosovo.
Pada tahun 1991, Jerman, dan Austria, menekan Uni Eropa agar mengakui
proklamasi kemerdekaan Slovenia, dan Kroasia hingga akhirnya Uni Eropa
melakukannya. Uni Eropa juga berhasil mendesak diadakannya referendum di
provinsi Kosovo, tetapi referendum tersebut berujung pada ditolaknya
penempatan etnis mayoritas Albania oleh etnis minoritas Serbia, lalu pecahlah
konflik antara kedua etnis tersebut.
Karena adanya solidaritas etnis, serta keinginan etnis Serbia sebagai etnis
mayoritas di wilayah pusat untuk mempertahankan seluruh wilayah Republik
Federal Sosialis Yugoslavia, pemerintah pusat di bawah kekuasaan Slobodan
Milosevic, pada musim semi 1999, kemudian mengirimkan pasukan (KLA) untuk
membantu etnis Serbia di wilayah Kosovo untuk melawan Tentara Pembebasan
Kosovo yang lazim disebut dengan Ushtria Clirimtare E Kosovo (UCK). Apalagi,
3
pada saat itu, partai politik lokal, Liga Demokrat Kosovo (LDK) mendirikan
negara bayangan lengkap dengan sistem administrasi, kepolisian, sistem
pendidikan, peradilan, dan kesehatan yang mandiri. Semua biaya aktivitas tersebut
didapat dari sumbangan para diaspora etnis Albania ayng berada di Jerman, Swiss,
dan Amerika Serikat.
Walaupun mendapat dukungan dana dari para diaspora kaum Albania
untuk mendirikan negara, tetapi kekuatan negara pusat (kini Serbia) memiliki
kekuatan yang lebih besar, dan profesional. Akibatnya, jatuhlah banyak korban di
pihak Albania, termasuk masyarakat sipil. Kecaman dari dunia Internasional,
khususnya Uni Eropa yang awalnya percaya kemampuan yang dimiliki rezim Tito
untuk mengendalikan keamanan, dan Amerika Serikat pun tak dihiraukan,
sehingga Intervensi kemanusiaan terpaksa dilakukan.
Intervensi tersebut dilakukan oleh KFOR (Kosovo Force) dengan
dikomandoi NATO (North Atlantic Treaty Organization) dibawah pimpinan
Amerika Serikat, KFOR dibentuk pada tanggal 12 Juni 1999. Dengan melakukan
serangan udara selama 78 hari, akhirnya tentara Serbia berhasil dipukul mundur
ke wilayahnya. Setelah serangan tersebut, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
mendirikan misi administrasi sementara yang disebut UNMIK (United Nations
Interim Administration Mission in Kosovo) yang bertujuan untuk menguasai
Kosovo untuk jangka waktu yang tidak ditentukan, UNMIK dibentuk pada
tanggal 18 Juni 1999. Sejak saat itu Kosovo merupakan wilayah protektorat di
bawah PBB dan NATO, lalu merdeka pada 17 Februari 2008. Pada masa
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut: Bagaimana Peran KFOR dan UNMIK dalam
proses intervensi kemanusiaan di Kosovo?
1.3 Tujuan dan Manfaat Peneltian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apa peran KFOR dan UNMIK
dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. untuk memahami resolusi konflik yang dterjadi di daerah Kosovo,
sehingga dapat diketahui tentang bagaimana menangani masyarakat
yang sedang melewati masa transisi dari perang atau kekekarasan
menuju pada perdamaian yang abadi ( suistanable peace )
2. Untuk mengetahui peran sebuah institusi internasional dalam
menciptakan keamanan di wilayah konflik, sehingga dapat menjadi
model dalam resolusi konflik.
3. Disamping itu penelitian ini juga dapat bermanfaat sebagai literature
dalam dunia pendidikan untuk menyelesaikan suatu konflik yang
5
1.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini akan dibandingkan dengan beberapa penelitian lain, di
antaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Tim CDA, Boriz Kanzleiter, dan
penelitian Jean Narten.2 Berdasarkan laporan tim CDA dalam tulisan yang
berjudul, Has Peace-Building Made a Difference in Kosovo? Tim CDA
mendapatkan fakta bahwa walaupun tahapan peace-building diberlakukan di
Kosovo sejak negara tersebut ditetapkan sebagai wilayah protektorat di bawah
mandat PBB, namun kerusuhan tetap saja terjadi di wilayah tersebut karena
mereka alpa dalam mengontrol media yang memicu pertentangan etnik.3
Hasil penelitian yang sama ditemukan oleh Boriz Kanzleiter, dalam
laporannya yang berjudul, Para Pemenang Multietnis dalam Perang Yugoslavia,
kerusuhan di wilayah Kosovo tetap saja terjadi kendati telah dilakukan intervensi
kemanusiaan. Hal tersebut terjadi karena UCK, kelompok nasionalis Kosovo,
memanfaatkan situasi dengan melakukan penjarahan terhadap etnis Serbia, dan
memasukkan barang-barang secara ilegal dari negara lain akibat sanksi yang
dijatuhkan oleh PBB untuk Kosovo. Apalagi, UCK didanai oleh diaspora kaum
Albania, dan kartel narkoba yang tentu akan mempengaruhi
tindakan-tindakannya.4
2 Tim CDA merupakan sebuah lembaga penelitian tentang konflik dan perdamaian yang bermarkas di Cambridge, Amerika Serikat. Penelitian ini dipimpin oleh Diana Chigas, yang dibantu oleh Cheyanne Churc, Jos De La Haye, Monica Llamazares, Olivera Markovic, Vasiliki Neophotistos, dan Artan Venhari. Boris Kanzleiter merupakan seorang peneliti, dan peneluis beberapa buku tentang perang sipil. Sedangkan Jean Narten merupakan seorang peneliti dan candidat doktor pada pusat Penelitian Organization for Security Cooperation in Europe di Institute for Peace Research, and Security Poilicy di Hamburg, Jerman.
3 Lihat CDA. Juli 2006. Has Peace-Building Made a Difference in Kosovo?. Cambridge: CDA Collaborative Learning Project.
6
Sedangakan, penelitian Jean Narten dalam penelitiannya yang berjudul In
Need of Reflection: Peace Building in Post War Kosovo from a Systems-Analytical
Perspective, menemukan bahwa terdapat kesalahan pada peace building yang
dilakukan oleh UNMIK di Kososvo, sehingga memakan korban jiwa. Kesalahan
yang dilakukan oleh semua lembaga seperti UNMIK, dan KFOR, juga lembaga
OSCE (Organization for Security Cooperation in Europe), dan EU dibawah
payung PBB adalah mereka gagal memahami kompleksitas multi-dimensi dari
persepsi lokal, yang pada hakikatnya mempengaruhi proses dari bawah ke atas.
Oleh sebab itu, walaupun pemulihan keadaan di wilayah tersebut telah mencapai
tahap peace building, tetap saja terjadi kerusuhan yang menewaskan 2 pemuda
Albania oleh minoritas Serbia, sehingga menimbulkan kecurigaan terhadap
kedua-belah pihak.5
Penelitian ini tidak hanya akan membahas intervensi kemanusiaan pada
tahap peace-building seperti yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang
telah disebutkan di atas. Penelitian ini juga akan mencakup tahap peace-keeping,
dan peace-making. Dengan metode tersebut, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memahami jenis konflik yang membutuhkan intervensi kemanusiaan.
Azzelini, dan Boriz Kanzleitter eds.. 2005. Op. Cit..
7 Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu :
No Nama/Judul Metodologi/pendekatan Hasil
1 Michael E. Brown , The
International Dimention of
Internal Coflict. (Resolusi
Konflik aceh)
Perjuangan menggunakan
senjata digantikan dengan
perjuangan politik melalui
mekanisme demokrasi yaitu
pemilihan umum yang
sudah berlangsung secara
demokratis
Tercipta kekuasaan
politik yang baru
dan legitimate
sebagai bagian dari
proses pembangunan
perdamaian yang
langgeng( permanent
peace building )
2 Hugh Miall,
Oliver Ramsbotham,
Tom Woodhouse (1999),
Contemporary conflict
resolution
Menghentikan kekerasan
dan beralih kepada meja
perundingan yang kemudian
dilanjutkan dengan prses
peace building.
Terjdadinya
transformasi sosial,
politik, dan ekonomi
yang diperlikam
sehingga pihak –
pihak yang bertikai
merasakan manfaat
yang nyata atas
perdamaian yang di
8
3 Stephen ryan,
(1995) Ethnic conflict and
international resolution.
Proses resolusi konflik
melalui tahapan peace
making, peace keeping, dan
peace building dengan
menempatkan pbb sebagai
lembaga internasional
dengan mengupayakan
dapat meredakan konflik
tersebut.
Terciptanya sebuah
perdamaian.
4 Peran KFOR dan
UNMIK dalam Proses
Intervensi Kemanusiaan
di Kosovo.
Peace making, peace
keeping dan peace building
yang dilakukan oleh dua
organisasi internasioanal
yaitu PBB dan NATO.
Terjadinya sebuah
perdamaian sehingga
mengantarkan
Kosovo sebagai
Negara merdeka.
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Konsep Resolusi Konflik
Resolusi konflik merupakan penyelesaian terhadap suatu konflik yang
dimaksudkan untuk mencegah agar konflik tidak meluas, serta membantu
menyelesaikan perseteruan yang muncul diantara kelompok-kelompok tertentu
9 mewujudkan perdamaian.
Sedangkan menurut Johan Galtung salah satu pengusung teori
radikal/kritik hubungan internasional menawarkan kerangka resolusi konflik
untuk menyelesaikan suatu konflik seperti pada apa yang terjadi pada konflik
Serbia dan kosovo Menurutnya ada tiga proses yang harus dilewati sebelum
perdamaian dapat dibangun. Ketiga proses tersebut adalah peacekeeping,
peacemaking, dan peacebulding.6
Peacekeeping adalah proses menghentikan atau mengurangi aksi
kekerasan melalui intervensi militer yang menjalankan peran sebagai penjaga
perdamaian yang netral, hal ini bertujuan agar tidak pecah kembali perang
terbuka antara pihak yang bertikai dengan cara penempatan tentara untuk menjaga
perdamaian di daerah-daerah konflik guna melakukan gencatan senjata dan
melindungi penduduk sipil agar tidak menjadi korban perang. Gencatan senjata
yang dilakukan oleh para pihak yang sedang terlibat konflik perlu dijaga dan
diawasi agar tidak kembali terjadi perang terbuka, dan diperlukan adanya
de-eskalasi konflik antar pihak yang terlibat.
Peacemaking adalah proses yang tujuannya mempertemukan pihak-pihak
yang bertikai pada level elit atau pimpinan dengan memberikan tindakan
penegakan kembali perdamaian pasca konflik yang meliputi pembentukan
perdamaian dengan cara penyelesaian sengketa dengan cara damai melalui
konsiliasi, mediasi, arbitrase, dan lain-lain. Di dalam peacemaking ini pihak-pihak
10
yang bersengketa dipertemukan guna mendapat penyelesaian dengan cara damai,
hal ini dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga sebagai penengah.
Peacebulding adalah proses implementasi atau rekonstruksi sosial, politik
dan ekonomi,7 dengan diberlakukan nya tindakan pembangunan kembali daerah -
daerah yang mengalami kehancuran akibat terjadinya konflik. Untuk
mempercepat peacebuilding dilakukan identifikasi struktur-struktur lokal yang
dapat digunakan untuk memperkuat dan mempersolid perdamaian untuk
menghindari agar tidak terjadi suatu konflik.
Karena proses peacebuilding bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana,
maka sangat penting bagi para anggota DK PBB untuk mengenali kendala
kendala politik maupun teknis dalam mengoptimalkan fungsi Peacebuilding,
maka DK PBB perlu melakukan kerangka kerja untuk menunjukkan langkah –
langkah jangka pendek, menengah dan panjang secara komprehensif guna
mewujudkan perdamaian di wilayah konflik. Adapaun kerangka kerja tersebut
[image:27.612.123.527.494.580.2]disajikan dalam table berikut ini
Tabel 1.2 Langkah Kerja Dalam Proses Peace Building.8
Jangka pendek Jangka mengah Jangka panjang
Militer / keamanan - Pelucutan senjata -Pembaharuan -Demiliterisasi
7 Aleksius Jemadu, 2008, Politik global dalam teori dan praktik, Yogyakarta; Graham ilmu 220 – 221.
8 Kerangka kerja ini do perkenalkan oleh Hugh Miall, Oliver Ramsbotham, Tom woodhouse
11
-Demobilisasi faksi
-Pemisahan tentara
dan polisi
tentara nasional
-Integrasi polisi
nasional
Politik
-Tranformasi budaya
kekerasan
Politik / Konstitusi -Mengelola masalah
transisi dalam
pemerintahan
-Perubahan konstitusi
-Mengatasi
tantangan pemilihan
kedua
Membangun tradisi
pemerintahan yang
baik termasuk
menghormati
demokrasi, hak asasi
manusia,
pengembangan
masyarakat sipil
dengan komunitas
politik asli
Ekonomi / Sosial Bentuk kemanusiaan,
dengan
mengutamakan
pelayanan, dan
komunikasi yang baik
antar sesame
-Rehabilitasi
populasi yang tetap
dan demobilissi
kemajuan dalam
membangun kembali
infrastruktur
membangun
manajemen yang
stabil dalam jangka
panjang ekonomi
makro local yang
berkelanjutan untuk
pengembangan
12
-Dstribusi yang
merata dalam
keadilan
Psycho / sosial -Mengatasi
ketidakpercayaan
-Mengelola dan
mengatasi konflik
yang
mengutamakan
keadilan dan
perdamaian
Penyembuhan luka
psycologys, untuk
reconsiliasi /
terwujudnya
perdamaian dalam
jangka panjang
Internasional -Secara langsung
mendukung
kebudayaan yang
mengacu pada
proses perdamaian
Pengiriman
organisasi
Internasional
sebagai control
local untuk
menghindari
gangguan yang
tidak semestinya
atau kelalaian
Integrasi ke dalam
struktur regional
dan global untuk
terwujudnya
kerjasama yang
adil.
1.5.2 Konsep Intervensi Kemanusiaan
Berdasarkan Black’s Law Dictionary, intervensi diartikan sebagai turut
13
urusan dengan negara lain dengan menggunakan kekuatan atau ancaman
kekuatan. Oleh sebab itu, kata intervensi kemanusiaan dapat diartikan sebagai
intervensi yang dilakukan oleh komunitas internasional untuk mengurangi
pelanggaran hak asasi manusia dalam sebuah negara, walaupun tindakan tersebut
melanggar kedaulatan negara tersebut.9
Kaum liberalis membenarkan aksi intervensi kemanusiaan. Disatu sisi,
mereka memang memahami prinsip keadulatan, non-intervensi, dan tidak
menggunakan kekerasan terhadap negara lain. Tetapi, di sisi lain, mereka
berpendapat bahwa tujuan utama dari negara adalah untuk menajamin keamanan
masyarakat. Sehingga apabila ada suatu negara yang seharusnya melindungi
warganya malah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi warganya, maka hal
itu sudah cukup alasan pembenaran bagi negara lain untuk melakukan
humanitarian intervention.
Selanjutnya, Stephen Ryan membagi intervensi kemanusiaan ke dalam tiga
tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain, peace-keeping, peace-making, dan
peace-building.10 Peace-keeping merupakan saat dimana organisasi internasional
melakukan intervensi kemanusiaan untuk menghentikan pertikaian yang terjadi
sehingga menciptakan suasana damai, dan lebih menonjolkan aktivitas militer.
Peace-making merupakan saat dimana oraganisasi internasional melakukan
aktivitas politik, dan diplomatik melalui negosiasi, mediasi, arbitrasi, dan koalisi.
Sedangkan peace-building merupakan tahap dimana organisasi internasional
9 Lihat Garner, Bryan A. ed.. 1999. Black’s Law Dictionary. Seventh Edition, Book 1. ST. Paul, Minn: West Group, hlm. 826.
14
membangun kembali sebuah negara yang hancur karena kekerasan yang terjadi
saat pecah konflik.
Dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo, tahap peace-keeping diemban
oleh KFOR (Kosovo Force) yang dipimpin oleh NATO. Peran KFOR dapat dilihat
dari serangan udara besar-besaran yang mereka lakukan selama 78 hari untuk
memukul mundur pasukan Serbia, KLA (Kosovo Liberation Army). Setelah KLA
mundur, wilayah Kosovo ditetapkan sebagai wilayah protektorat dibawah otoritas
Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang diwakili oleh UNMIK (United Nations Interim
Administrasion Mission in Kosovo) yang dibentuk pada tanggal 10 Juni 1999.
UNMIK kemudian membantu mewujudkan pemerintahan lokal mandiri (otonom),
dan diterapkannya politik desentralisasi (federalisme). Pada saat itu, Kosovo
masih dalam kewenangan Serbia sehingga dapat dikatakan bahwa UNMIK
berperan sebagai peace-keeper.
Kemudian, peran UNMIK lainnya dapat dilihat dari aktivitas mereka yang
memiliki kewenangan dalam melakukan pendefinisian terhadap kekerasan,
pengawasan dalam administrasi, pengelolahan keuangan publik, penanaman
modal kemanusiaan, penetapan hak-hak, dan kewajiban sebagai warga negara,
penetapan layanan infrastruktur, perumusan bentuk pasar, pengelolahan aset
negara (lingkungan, sumber daya alam, dan budaya), penentuan dalam
menjalankan hubungan internasional (termasuk dalam melakukan kerjasama
15 berlaku.11
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif.12 Penulis berusaha
menjelaskan apa peran KFOR dan UNMIK dalam memelakukan intervensi
kemanusiaan di Kosovo. KFOR berperan sebagai peace keeper, sedangakan
UNMIK berperan sebagai peace-maker, dan peace-builder.
1.6.2 Peringkat Analisa
Peringkat analisa yang digunakan di dalam tulisan ini adalah sistem
internasional. Penggunaan peringkat analisa ini dikarenakan adanya penyesuaian
terhadap pendekatan yang digunakan oleh peneliti, dimana peneliti menggunakan
konsep intervensi kemanusiaan, dimana dalam hal tersebut terdapat tiga tahapan
yang dilakukan oleh KFOR, dan UNMIK. Tahapan-tahapan tersebut antara lain,
peace-keeping, peace-making, dan peace-building. Peringkat sistem tersebut,
mampu mendeskripsikan peran KFOR dan UNMIK sebagai utusan PBB dalam
melakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo. Variabel dependen dalam tulisan
ini adalah peran KFOR dan UNMIK dalam intervensi kemanusiaan di Kosovo.13
Sedangkan, variabel independennya adalah intervensi kemanusiaan di Kosovo. 14
11 Lihat Ashraf Ghani et al.. 2005. Closing the Sovereignty Gap: An Approach to State-Building. London: Overseas Development Institute.
12 Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang hanya menjelaskan (mendeskripsikan) variabel penelitian tanpa mencari (menjelaskan) hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.
16 1.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Dikarenakan penelitian ini menggunakan data jenis sekunder maka teknik
pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan, baik dari buku,
jurnal, surat kabar, dokumen resmi maupun dari internet. Pengumpulan data
diawali dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Kemudian, data diseleksi
dan dikelompokkan ke dalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan
sistematika penulisan.
1.6.4 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisa
data dilakukan melalui analisa nonstatistik, dimana data tabel, grafik dan angka
yang tersedia diuraikan dan ditafsirkan kedalam bentuk kalimat atau paragraf.
Tehnik analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan yakni,
klasifikasi data, mereduksi dan memberi intepretasi pada data yang diseleksi
dengan menggunakan konsep tersebut.
1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada peran KFOR dan UNMIK sebagai utusan
PBB dalam melakukan intervensi kemanusiaan di Kosovo berdasarkan
tahapan-tahapan peace-keeping, peace-making, dan peace-building Selanjutnya, data-data
yang mendukung penelitian ini, hanya berorientasi pada data-data sekunder yang
mendukung pendekatan yang dipakai oleh peneliti. Data-data tersebut
dikumpulkan sejak awal pecahnya konflik hingga kemerdekaan Kosovo pada 17
17
a. Batasan Kajian
Dalam kajian ini, pengkaji hanya akan membatasi materi kajiannya pada
bentuk-bentuk intervensi kemanusiaan dan resolusi konflik yang terjadi di kosovo,
upaya dan langkah – langkah UNMIK dan KFOR dalam memulihkan kondisi di
Kosovo pasca konflik etnis.
b. Batasan Waktu
Sebagai usaha untuk menghindarkan diri dari penulisan yang berjangkauan
luas sehingga akan mengaburkan isi dan topik pembahasan, maka diperlukan
pembatasan masalah. Upaya pembatasan masalah ini dimaksudkan agar penulis
dapat tetap fokus perhatianya dalam melakukan pengumpulan data. Dalam
penelitian ini adalah peranan UNMIK dan KFOR dalam proses intervensi
kemanusiaan di Kosovo, pasca konflik antar etnik (1999-2008).
1.7 SistematikaPenulisan
Tulisan ini terdiri dari empat bab. Bab pertama merupakan pendahuluan.
Bab kedua berjudul Peran KFOR dalam Peace-Keeping di Kosovo, bab ketiga
berjudul Peran UNMIK dalam Peace-Making, dan Peace-Building di Kosovo, dan
bab empat merupakan kesimpulan.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah yang akan diteliti, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika
18
Bab II Konflik Etnis dan Intervensi Kemanusiaan di Kosovo
2.1 Sejarah Awal Terjadinya Konflik Etnis di Kosovo
2.1.1 Definisi Konflik Etnis
2.1.2 Sensitifitas Etnis dan Agama di Kosovo
2.1.3 Dinamika Konflik di Kosovo
2.1.4 Munculnya Kembali Konflik yang Terjadi
Pasca Meninggalnya Josep Broz Tito
2.1.5 Naiknya Slobodan Milosevic dan
Peningkatan Eskalasi konflik di Kosovo
2.2 Intervensi Kemanusiaan di Kosovo
2.2.1 OSCE
2.2.2 KFOR dan UNMIK
2.2.3 UNHCR
Bab III Peran UNMIK dan KFOR dalam Proses Intervensi
Kemanusiaan di Kosovo
3.1 Tujuan Adanya KFOR di Kosovo
3.2 Peran KFOR dalam Proses Resolusi Konflik di
Kosovo
3.2.1 Peacekeeping
3.2.2 Pendekatan Preventif
3.2.3 Peacemaking
3.3 UNMIK
19 Kosovo
3.3.2 Peran UNMIK di Kosovo
3.3.3 Peacebuilding
1. Dialog Antar Etnis dan antar
Agama
2. Program Pendidikan dan Pelatihan
Perdamaian
3. Proyek Multi Etnis dan Lembaga
4. Pembangunan di dalam
Pemerintahan Demokratis
5. Program Kesehatan dan Psikology
Bab IV Penutup
Bab berisi kesimpulan dari pembahasan yang diuraikan
diatas serta saran-saran yang dianggap perlu dalam usaha