• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Masa Pemerintahan 2009 - 2014 Atas Kemerdekaan Kosovo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Masa Pemerintahan 2009 - 2014 Atas Kemerdekaan Kosovo"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Masa Pemerintahan 2009 - 2014 Atas Kemerdekaan Kosovo

Oleh :

Aghit Pandu Pamungkas 201010360311160

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : AGHIT PANDU PAMUNGKAS NIM : 201010360311160

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pada Masa Pemerintahan 2009-2014 Atas Kemerdekaan Kosovo

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan ...

Pada Hari : Sabtu Tanggal : 1 / 11 / 2014 Tempat : R. Sidang

Mengesahkan,

Dewan Penguji:

1. Hafid Adhim Pradana MA Penguji I ( )

2. Dyah Estu Kurniawan M.Si Penguji II ( )

3. Ruli Inayah Ramadhoan M.Si Penguji III ( )

4. Gondah Yumitro MA Penguji IV ( )

Dekan FISIP UMM

(3)

KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirahim

Alhamdulillah, rangkaian kata indah ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya berupa kemudahan dan kesehatan, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia Pada Masa Pemerintahan 2009 –2014 Atas Kemerdekaan Kosovo”.

Sedikit cerita terkait penelitian, peneliti merasa bahwa posisi Indonesia dalam prosesnya selalu mencari bagaimana pihak Indonesia yang diuntungkan dan terus tetap berupaya bagaimana tetap membawa kepentingan nasional agar tidak dapat menjadi objek dalam proses dinamika di masyarakat internasional. Dalam konteks Kosovo, Indonesia mampu menjadi pihak netral dimana banyak Negara – Negara berkembang lain-nya mengikuti tindakan dari Negara – Negara maju.

Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini, baik secara moril dan materil. Untuk itu, penulis mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, tempat berkeluh kesah, pemberi harapan, dan senantiasa menjawab harapan-ku.

2. Bapak Ruli Inayah Ramadhoan M,Si dan Bapak Gonda Yumitro MA sebagai dosen pembimbing yang baik hati, tidak lelah memberikan masukan- masukan dan arahan juga motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini. Terutama Pada Pak Ruli saya ucapkan banyak – banyak terima kasih, suatu saat integritas yang bapak berikan pada kami selaku anak bimbing bapak akan bapak tuai dengan penuh suka cita.

3. Kepada Seluruh Dosen – Dosen Prodi Hubungan Internasional yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat juga selalu bisa menjadi dosen- dosen yang bersahabat namun tetap disegani, sehingga membuat proses belajar menjadi sangat menyenangkan.

4. Untuk Bude Sri Hadiati, Budeeeeee aku lulus akhirnya, aku pengen bude disini lihat ini, bude kabari aghit ya, aghit sayang betul sama bude.

5. Ter-untuk Ayah dan Ibu, Saya tidak mengerti arti sebuah keluarga, jikalau dapat dikatakan Ayah dan ibu bukan lah yang sempurna dimata mereka, tetapi yang ku pahami dari kalian adalah, kegigihan ayah untuk tetap bertahan (survive) dan Ibu selalu memberikan semangat

(4)

segala hal tak terkecuali menantang upaya dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, Kalian lah yang terbaik dari terbaik, Suatu saat ada masanya dimana kita bisa menjadi seperti yang kita inginkan.

7. Tante Wok dan Om Agung, terima kasih tante dan om, yang selalu berikan tenaga lebih dan selalu mau berjuang untuk aghit, bantuan (non – akademis) selalu aghit harapan kita betul – betul tidak sanggup lagi untuk berjuang kedepan, untuk om clarity yang om berikan sangat berpengaruh dalam mengisi kekosongan pikiran serta membuat saya untuk berpikir kedepan.

8. Nur Fath Juliana dan Ade serta tak lupa “Ibu dan Bapak” terima kasih untuk segala hal yang telah kalian berikan, Persaudaraan yang baru saya rajut insya – allah tidak akan saya kecewakan, karena tidak dapat saya pungkiri banyak dari pengalaman kalian yang menjadi sumber penyemangat saya dalam pengerjaan ini, dan terima kasih telah member warna tersendiri untuk saya khususnya.

9. Hesti Setiawardani, terima kasih baik atas apa yang kita bagi dalam segala hal, tulisan ini sesungguhnya adalah hal yang ingin kubanggan kan bersamamu, share yang selama ini kita bagi, walau terkadang sempat bercucuran air mata, tapi yang saya sadari satu, ketiadaanmu di saat aku ingin membanggakan ini merupakan proses yang cukup berat terlebih karena, tulisan ini bukan semata tulisan melainkan juga merupakan hasil perjuangan kita selama ini, satu permintaan ku sama kamu, maafin bu.

10.Sahabat tercintaku: Saean Hufron, Rio Indra Suncoko, Wandha Kusuma, Thanta Miranta, Imam Akbarsyah, Arin, Mbah, Dian, Andi, Tommy, Serta

“Rampox” dan semua yang tidak bisa satu persatu disebutkan. Terimakasih, Persahabatan ini akan selalu kita jaga baik susah maupun senang, Semangat buat kalian semua.

There’s always a reason for something, but what I did now. Its

just because I did it for You”

Malang, 15 November 2014

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

ABSTRAKSI ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar BelakangMasalah... 1

1.2Rumusan Masalah... 4

1.3Manfaat Penelitian... 4

1.4Penelitian Terdahulu... 4

1.5Kerangka Pemikiran... 12

1.5.1 Konsep Politik Luar Negeri... 12

1.5.2 Politik Bebas Aktif... 14

1.5.3 Doktrin M. Natalegawa (Dynamic Equilibrium)... 15

1.5.4 Organizational Model Process (OMP)... 17

1.6Metodologi Penelitian... 19

1.6.1 Tipe Penelitian... 19

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data... 20

1.6.3 Teknik Analisis Data... 20

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian... 20

1.6.5 Peringkat Analisis... 21

1.7Hipotesis... 21

(6)

BAB II

DINAMIKA KOSOVO DALAM TANGGAPAN INTERNASIONAL

2.1 Isu Kemerdekaan Kosovo dan Konstelasi Politik Internasional... 23

2.1.1 Isu Kemerdekaan Kosovo... 23

2.1.2 Intervensi Asing Terhadap Isu Kosovo... 27

2.1.3 Tanggapan Rusia, Tiongkok Terkait Intervensi NATO & Kosovo...29

2.2 Sejarah Kemerdekaan Kosovo... 32

2.2.1 Kosovo Dalam Yugoslavia... 34

2.2.2 Serbia-Kosovo... 38

2.3 Kosovo Dalam Perspektif Politik Internasional... 39

2.4 Sikap Abstain Indonesia Terhadap Kemerdekaan Kosovo... 43

BAB III ANALISA POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KOSOVO 3.1 Alasan Sikap Abstain Indonesia Terhadap Kosovo... 46

3.1.1 DinamikaDalampemerintahan NKRI... 46

3.1.2 LandasanKonstitusiDalamPolitik BebasAkti... 51

3.1.3 Doktrin Politik Luar Negeri Indonesia (2009-2014)... 54

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ... 41

Gambar 2.2...42

(9)

Daftar Pustaka 1999 : Chinnese Anger At Embassy Bombing, dalam

http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/may/9/newsid_2519000/2 519271.stm (11/8/2014)

Abubakar, Eby Hara, 2001, Pengantar Analisis Politik Luar Dari Realisme Sampai Konstruktivisme, Bandung :NUANSA

Alfred, Marleku, National Interest and Foreign Policy: The Case of Kosovo,vol 4 no 3,2013

Aman, Jurnal tentang “Pemikiran Hatta Tentang Demokrasi, kebangsaan, dan hak

asasi Manusia.

Amri Bambani Arfi Dan Santi Dewi, Mengapa RI belum akui Kosovo Negara, 99 negara sudah, dalam

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1 &cad=rja&uact=8&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fdunia.news .viva.co.id%2Fnews%2Fread%2F413473-mengapa-ri-belum-akui- Kosovo-negara--99-negara-sudah&ei=auMmVP6zJ4PiuQTqhoDYBQ&usg=AFQjCNGDaVejraDR3d JXu_LOd0jieP8jxQ&bvm=bv.76247554,d.c2E (11/09/2014)

Andre Ivanji, Martti Ahtisaari‟s Compromise Proposal ForKosovo, dalam http://www.eurotopics.net/en/home/presseschau/archiv/magazin/politik-verteilerseite/Kosovo-2008-03/debatte_Kosovo_2007_03/ (1/09/2014) Anggara Prima Hetri, masalah Pembangunan Politik Negara Berkembang, dalam

http://www.academia.edu/4143894/Masalah_Pembangunan_Politik_Negar a_Berkembang (22/09/2014)

B.K.S.A.P, Indonesia Harus Tegas Tentukan Sikap Atas Kosovo, dalam

http://www.dpr.go.id/id/berita/bksap/2013/nov/29/7163/Indonesia-harus-tegas-tentukan-sikap-atas-Kosovo (3/09/2014)

Bantarto Bandoro, Navigating Turbulent Seas, dalam

http://www.thejakartapost.com/news/2007/01/02/navigating-turbulent-seas.html (7/5/2014)

Beaumont Peter, Kosovo‟s Independence Is Legal, U.N Court Rules, dalam http://www.theguardian.com/world/2010/jul/22/Kosovo-independence-un-ruling (2/09/2014)

Burn Chris And Friends, Desperate Refugees Flee Kosovo, Accuse Serbs Of Atrocities, dalam

http://edition.cnn.com/WORLD/europe/9903/29/refugees.04/ (10/09/2014) Chomsky Noam, Kosovo Peace Accord, Z magazine July 1999, dalam

http://www.chomsky.info/articles/199907--.htm (10/09/2014) Dahlan, Harwanto,Menghidupkan Lagi Komitmen Ke Timur Tengah, -

Djaenudin Mohamad, Riset LIPI : Empat Akar Masalah Konflik Papua, dalam http://www.pdii.lipi.go.id/read/2011/11/17/riset-lipi-empat-akar-masalah-konflik-papua.html (11/09/2014)

(10)

Ensiklopdia untuk pelajar 4, bab 4, hal 59.

Eve-ann prentice, Ibrahim Rugofa president of Kosovo devote to the cause of peaceful resistance, dalam

http://www.theguardian.com/news/2006/jan/23/guardianobituaries.balkans (1/09/2014)

Exposed: Obama states Kosovo left Serbia only after referendum, but there was NO referendum, dalam http://rt.com/news/obama-Kosovo-russia-mistake-705/ (2/09/2014)

Gibbson Zeynita, PM Serbia Apresiasi Dukungan Indonesia Terhadap Untuk Kosovo, dalam http://www.antaranews.com/berita/378604/pm-Serbia-apresiasi-dukungan-Indonesia-untuk-Kosovo (11/09/2014)

Graham, T, Allison. august 1968, Conceptual Models And The Cuban Missle Crisis : Rational Policy, Organizational Process, And Bureaucratic Politics hal 15

Graham T. Allison, The American Political Science Review : Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis, Volume 63, Issue 3, hal 691

Gustavo mendiolaza, Aspects of Indonesia’s Foreign, Defence and Trade Policies: Current Developments and Future Expectations 23 july 2013, hal 2

Harisasongko, Aditia, Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara Dalam Upaya Menyelesaikan Krisis Nuklir Di Semenanjung Korea (1994 – 2007) Haryono Dwi Indro, Intervensi Kemanusiaan Dalam Konflik Kosovo

Hasselbach Christoph, Kosovo Question Still Divides EU, dalam http://www.dw.de/Kosovo-question-still-divides-eu/a-16226802 (3/09/2014)

http://images.nationmaster.com/images/motw/europe/fm_Yugoslavia_pol96.jpg (16/09/2014)

Hubungan Bilateral Indonesia – Russia, dalam

http://www.Indonesia.mid.ru/relat_ind_03.html (22/09/2014) Ibrahim Rugofa : Pacifist At The Crossroads, dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/special_report/1998/Kosovo/110821.stm (10/09/2014)

Indonesia Harus Tegas Tentukan Sikap Atas Kosovo, dalam www.dpr.go.id/id/berita/bksap/2013/nov/29/7163/Indonesia-harus-tegas-tentukan-sikap-atas-Kosovo (25/02/2014)

Isu Kosovo, dalam http://kemlu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=12&l=id (20/09/2014)

James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kennth W. Thompson.1976. World Politics: An Introduction. New York: the Free Press, hal.15

John sweeney and friends, NATO Bomb Chinnese Deliberately, dalam http://www.theguardian.com/world/1999/oct/17/balkans(11/8/2014) Jubir Gedung Putih, Kerja Sama Komperhensih AS – Indonesia, dalam

http://Indonesian.jakarta.usembassy.gov/prid_28062010.html (22/09/2014) Khalisotussurur, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Palestina

(11)

Kosovo Independence Move Not Illegal, Says UN Court, dalam

http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-10730573 (2/09/2014) Kosovo MPs Proclaim Independence, dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/7249034.stm#map (1/09/2014) Kosovo, EU Still Mulling New EULEX Mandate, dalam

http://www.balkaninsight.com/en/article/Kosovo-and-eu-mulling-over-new-eulex-mandate (3/09/2014)

Kuriu Arbena, UN Administered Province of Kosovo: community alliances keep girls in school, dalam http://www.unicef.org/ceecis/reallives_3413.html (11/08/2014)

Kurniawan fadil akbar, Peranan Mohammad Hatta Dalam Peletakan Poltik Luar Negeri Indonesia Bebas – Aktif (1945 – 1949),

dalamhttp://www.academia.edu/5553629/Bab_I_Peranan_Mohammad_Ha tta_dalam_Peletakan_Politik_Luar_Negeri_Indonesia_Bebas_Aktif akses 07/05/2014

Malaysia Recognizes The Independece Of The Republik OfKosovo, dalam http://www.Kosovothanksyou.com/news/?p=177 (3/09/2014)

Maruli, Aditia,2010, Kemerdekaan Kosovo Sah, dalam http://www.antaranews.com/berita/213001/kemerdekaan-Kosovo-sah( 03/05/2014).

Medvedev Pledges Support ForSerbia, dalam

http://www.aljazeera.com/news/europe/2008/02/2008525124618498728.ht ml (11/08/2014)

Minorities at Risk Project, 2004, Chronology for Kosovo Albanians in Yugoslavia, dalam http://www.refworld.org/docid/469f38f51e.html( 03/05/2014).

Muja Sahit. Kosovo Has a Huge Potential In Natural Resources, dalam

http://www.examiner.com/article/Kosovo-has-a-huge-potential-natural-resources (11/8/2014)

Muradi, Sikap Barat Dan Kemanangan Hamas Di Palestina: Sebuah Analisis Komunikasi Politik

Pantesco Joshua, New Serbia Constitution To Claim Kosovo As „Integral‟ Part Of Serbia, dalam

http://jurist.org/paperchase/2006/09/new-Serbia-constitution-to-claim.php (10/09/2014) Peacekeeping Fact Sheet, dalam

http://www.un.org/en/peacekeeping/resources/statistics/factsheet.shtml (2/09/2014)

Ramadhian Fadillah, 6 Kepala Negara Sahabat Dekat President Soekarno, dalam http://www.merdeka.com/peristiwa/5-kepala-negara-sahabat-dekat-presiden-soekarno/josep-broz-tito.html (3/09/2014)

Recognize Or Announced The Recognition Republic Of Kosova, dalam http://Kosovothanksyou.com (22/09/2014)

(12)

Rudy, T.May, 2002, Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang Dingin, Bandung: Refika Aditama.

Rusia Hargai Sikap Indonesia Terhadap Kosovo, dalam

http://www.antaranews.com/berita/94172/Rusia-hargai-sikap-Indonesia-soal-Kosovo (11/09/2014)

Sakaguchi Yoshiaka and Mayama Katsuhiko, Significance Of The War In Kosovo For China And Russia,

SerbiaKosovo 1968 - present, dalam http://uca.edu/politicalscience/dadm-project/europerussiacentral-asia-region/SerbiaKosovo-1968-present/ (1/09/2014)

Solana Javier, NATO’s Success In Kosovo, dalam

http://www.foreignaffairs.com/articles/55610/javier-solana/NATOs-success-in-Kosovo (10/8/2014)

Spainer Uslaner, “American Foreign Policy Making & the Democratic Dilemmas”, CBS College

Speech To The Roman Parliament [4/5/1999], dalam

http://webarchive.nationalarchives.gov.uk/20090101050155/number10.go v.uk/page1312 (1/09/2014)

Sperl Aldous, Kosovo& Canadian Decision, dalam http://atlismta.org/online-journals/0809-journal-intervention/Kosovo-the-canadian-decision/ (10/09/2014)

Starbuck Rebekah, skripsi umm Liputan Pers Indonesia Tentang Gerakan Separatisme, hal 34

Trial dalam, http://www.slobodan-milosevic.org/documents/trial/2002-05-03.html (1/09/2014)

Tuwo Gerry Andrea, Indonesia belum Restui Kosovo Jado Negara, dalam

file:///C:/Users/666/Desktop/Sekiripswiit/Asia%20Tenggara%20-%20Indonesia%20Belum%20Restui%20Kosovo%20Jadi%20Negara%20 %20%20Okezone%20International.htm

UUD 1945

Wardhani Baiq, Artikel tentang dilemma Indonesia atas kemerdekaan Kosovo, dalam http://baiq-wardhani-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64394-Umum-dilema%20Indonesia%20atas%20kemerdekaan%20Kosovo.html (15/09/2014)

World : Europe Russia Resist Taking „Extreme Measures‟, dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/303477.stm (3/09/2014) Yani Mochamad Yanyan, Politik Luar Negeri, hal 1,

dalamhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web& cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fpustak a.unpad.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2010%2F06%2Fpolitik_luar_negeri.pdf&ei=qdY mVNXpHoLIuASPsIHgBw&usg=AFQjCNFJVPTEsKlLFGwbllwfjorbhg KA5g&bvm=bv.76247554,d.c2E (07/05/2014)

Yu jincheng, Russia, India, China : Emerging Strategic Triangle, dalam

(13)

Yugoslavia(Serbia)/Kosovo(1968 – present), dalam

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Percaturan di panggung politik internasional diramaikan dengan

diproklamirkannya suatu negara bernama Kosovo pada wilayah Balkan,

Kosovoadalahdaerah di dalam bagian Serbia yang selama ini terus berjuang untuk

tetap memisahkan diri dari Negara Serbia dan menjadi Negara merdeka.Pada

Kamis 22 Juli 2010, Mahkamah Internasional memutuskan bahwa

deklarasikemerdekaan Kosovo dari Serbia tidak melanggar hukum internasional.

Hingga saat ini, kemerdekaan Kosovo telah diakui oleh 109 negara anggota PBB

termasuk Amerika Serikat dan hampir semua negara-negara anggota Uni Eropa,

dan beberapa organisasi internasional(World Bank, NATO, IMF)1.

Kosovo yang berpenduduk 2,1 juta jiwa, terdiri dari etnis Albania yang

muslim, etnis Serbia yang katolik ortodoks, selebihnya etnis Bosnia dan minoritas

lain. Setelah mengalami konflik etnis berkepanjangan dengan pemerintahan

Serbia, pada tanggal 17 Februari 20082, Kosovo menyatakan kemerdekaanya

secara sepihak, Tentu hal ini merupakan komoditas politik bagi negara – negara

yang berkepentingan. Dalam hal ini terkait persaingan kembali Rusia dengan

Amerika Serikat

1

-, 2014, Recognized or announced the recognition of Republic of Kosova, dalam http://www.Kosovothanksyou.com ( 30/07/2014)

2

Aditia Maruli, 2010, Kemerdekaan Kosovo Sah, dalam

(15)

2

Saat itu Kosovo yang merupakan bagian dalam Negara Republik federal

SosialisYugoslavia yang dipimpin oleh Broz Tito memberikan otonomi khusus

terhadap daerah Kosovo, hal berbeda setelah sepeninggal Tito mulai berubah

ketikakepemimpinan Slobodan Milosevic.Pola pemerintahan membuat Rakyat

Kosovo ingin kembali memperjuangkan hak nya untuk mendapat kemerdekaan.

Pada masa pemerintahan Slobodan Milosevic, terjadi pembantaian massal etnis

muslimKosovo, Albania oleh etnis Serbia pimpinan Milosevic. Awal konflik ini

dimulai ketika terjadi referendum oleh etnis Albania pada tahun 19913.Yang

menyatakan pemisahan diri dari Federasi Yugoslavia dan Republik

Serbia.Referendum ini sendiri juga merupakan akumulasi kekecewaan kaum

Albania yang merasa didiskriminasi oleh pemerintah Serbia.

Walaupun etnis Albania mendominasi proporsi 2 juta warga Kosovo (90

%), akan tetapi pemerintah Serbia justru tidak pernah mendengarkan aspirasi

kaum Albania. Kaum Albania justru menjadi sasaran kekerasan dan tindakan

represif sehingga mereka memutuskan untuk membentuk Kosovo Liberation

Army (KLA) yang memperjuangkan kemerdekaan etnis Albania.Hal ini kemudian

dianggap ilegal dan menyulut konflik dengan pemerintah Serbia. Selain itu

terjadinya gelombang demonstrasi akan kegagalan ekonomi pemerintah akan

kegagalan meningkatkan kesejahteraan mereka yang diwarnai sentimen terhadap

kaum Serbia juga memperpanas kondisi ini. Pemerintah Serbia yang berusaha

mempertahankan kekuasaannya terhadap Kosovo secara frontal melakukan

perlawanan terhadap rakyatnya sendiri.

3

Minorities at Risk Project, 2004, Chronology for Kosovo Albanians in Yugoslavia, dalam http://www.refworld.org/docid/469f38f51e.html ( 03/05/2014)

(16)

3

Bagi pemerintah Serbia tuntutan kemerdekaan yang diminta oleh Kosovo

merupakan gerakan separatis yang mampu memecah Negara Serbia itu sendiri

sehingga permasalahan ini mengganggu dalam pencapaian

nationalinterest4maupun konflik dalam internal.Tetapi proklamasi Kosovo itu sendiri ternyata tidak hanya mampu membuat permasalahan dalam kawasan

balkan terutama pada Serbia itu sendiri melainkan sedikit banyak menjadi

perhatian masyarakat international seperti halnya NATOdan Uni Eropa, tak

terkecuali dengan kawasan Asia terutama Indonesia.Dalam kasus Kosovo ini

seakan melihat kesuksesan para separatisme yang mana Indonesia memiliki juga

masalah seperti ini.

Pengakuan Negara lain tentu sangat dibutuhkan Kosovo mengingat suatu

negara perlu akan pengakuan Negara lain, tetapi hal ini membuat dilema terhadap

pemerintahan masa SBY dalam menentukan sikap yang mana adalah tidak

memberikan ketegasan tentang kemerdekaan Kosovo.Bahkan dari merdekanya

Kosovo hingga saat ini Indonesia melakukan lebih memilih dengan sikap abstain5.

Walaupun dalam menjalan kebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas

aktif sesuai konstitusi serta melihat preambule undang – undang seharusnya

Indonesia memilih untuk mendukung apapun proses bangsa lain dalam mencapai

kemerdekaanya demi kedamaian.

4

Menurut T.May Rudy, Study Strategis dalam transformasi sistem Internasional Pasca Perang dingin, Refika Aditama, Bandung, 2002, hal 116 “Kepentingan nasional sering dijadikan tolok ukur atau kriteria pokok bagi para pengambil keputusan (decision makers) masing-masing negara sebelum merumuskan dan menetapkan sikap atau tindakan. Bahkan setiap langkah kebijakan luar negeri (Foreign Policy) perlu dilandaskan kepada kepentingan nasional dan diarahkan untuk mencapai serta melindungi apa yang di tujukan.”

5

-,Indonesia Harus Tegas Tentukan Sikap Atas Kosovo, dalam

www.dpr.go.id/id/berita/bksap/2013/nov/29/7163/Indonesia-harus-tegas-tentukan-sikap-atas-Kosovo (25/02/2014)

(17)

4

Ketertarikan penulis terhadap topic ini peneliti merasa tertarik tentang

bagaimana proses Indonesia menyikapi permasalahan ini, Dukungan International

yang didapat oleh Kosovo, serta adanya adanya “Piagam Jakarta” tentu hal ini

sangat menarik, hal yang begitu sah secara de yure6dan de facto7 tetapi Indonesialebih memilih abstain terhadap Kosovo, walaupun secara tidak langsung

pengakuan dari Indonesia bukan merupakan hal yang urgen, serta ada juga Negara

– Negara di Eropa yang tidak mengakui lahirnya Kosovo, maka apakah Indonesia

juga mempertimbangkan hal tersebut atau tidak, maka peneliti mencoba meneliti

sikap Indonesia dalam merumuskan ini yang mana hal tersebut nantinya menjadi

penelitian untuk mampu lebih memahami sikap kebijakan luar negeri Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

Mengapa politik luar Negeri Indonesia dalam pemerintahan SBY

melakukan sikap abstain terhadap kemerdekaan Kosovo?

1.3Manfaat Penelitian

Menganalisa bagaimana politik luar negeri Indonesia dalam pemerintahan

SBY yang memilih abstain dalam pengakuan terhadap kemerdekaan Kosovo.

1.4Penelitian Terdahulu

6

Pengakuan de jure yaitu pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum internasional. Pengakuan de jure dibagi menjadi 2 macam yaitu:

- Pengakuan de jure bersifat tetap, yaitu pengakuan dari Negara lain yang berlaku untuk selamanya karena kenyataan yang menunjukkan adanya pemerintahan yang stabil.

- Pengakuan de jure bersifat penuh, yaitu terjadinya hubungan antarnegara yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak memiliki konsulat atau membuka kedaulatan di Negara yang diakui.

7

De Facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau fakta yang sungguh - sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara.

-De Facto bersifat sementara Pengakuan dari negara lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut. Apabila negara tersebut hancur, maka negara lain akan menarik pengakuannya.

-De Facto bersifat tetap Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang hanya bisa menumbulkan hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.

(18)

5

Penelitian terdahulu yang ditampilkan pada bagian ini memiliki tujuan

untuk bagaimana peneliti dapat membandingkan serta untuk membantu penelitian

yang akan dilakukan dengan sejumlah penelitian terdahulu, dalam hal ini meliputi:

konsep maupun teori yang digunakan, pendekatan dan metode penelitian serta

hasil penelitian dan relevansinya dengan penelitian yang akan dilakukan.

Pertama, jurnal kayra MSc. Alfred Marleku yang berjudul “National

Interest and Foreign Policy: The Case of Kosovo”.8Dimana Alfred menjelaskan bagaimana melihat permasalahan Kosovo dengan metode deskriptif berdasarkan

kepentingan nasional.Dalam jurnal tersebut, tindakan Kosovo dalam mengambil

tindakan berdasarkan konsep national interest sehingga kebijakan nasional yang

mencerminkan nilai-nilai dan kepentingan masyarakat.Maka kebijakan luar

negerinya tidak akan dipandu oleh tingkat rasionalitas dan kebijakan luar negeri

yang sistematis, melainkan harus mencerminkan kepentingan warga dan nilai-nilai

masyarakat Kosovo. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memberikan penjelasan

tentang konsep kepentingan nasional dan padasaat yang sama, untuk memeriksa

pilihanbahwa Kosovo menghadapi karena berusaha untuk mendefinisikan

kepentingan nasionalnya.

Bagian pertama dari penelitian ini menawarkan gambaran teoritikonsep

kepentingan nasional. Sedangkan pada bagian kedua lebih kepada menjelaskan

model dari platform Kosovo / strategi nasional. Jenis kepentingan

nasionaldidasarkan seperti yang didefinisikan oleh Hans J. Morgenthau. Penelitian

ini berargumenbahwa, jika suatu negara tidak mendefinisikan dengan baik

8

(19)

6

kepentingan nasionalnya, maka politik luar negerinya tidak terstruktur dengan

baik. Akibatnya, ia tidak kompetitif di kawasan internasional. Oleh karena itu,

untuk menghindari pendekatan adhoc melakukan asingpolitik, Kosovo harus

membentuk strategi / platform kepentingan nasional yang, sebelum segala sesuatu

didasarkan pada prinsip-prinsipnegara demokrasi yang bertujuan untuk

melindungi kepentingan warganya dan mengkonsolidasikan demokrasi di

kawasan

Kedua, sebuah jurnal karya R. Aditia Harisasongko yang berjudul

“Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara Dalam Upaya Menyelesaikan

Krisis Nuklir Di Semenanjung Korea (1994 – 2007)”.9 Penelitiantersebut

menggunakan teori diplomasi track oneserta penelitan deskriptif yang mana pada

kesimpulanya Amerika Serikat walau menggunakan diplomasi yang sama untuk

penyelsaian krisis nuklir di semenanjung Korea ternyata memberikan

implementasi yang berbeda di tiap-tiap presiden Amerika saat menjabat. Sehinnga

upaya-upaya diplomasi yang dilakukan Amerika selama ini belum bisa dikatakan

berhasil. Baik diplomasi yang dilakukan oleh Clinton maupun Bush.

Reaktor-reaktor nuklir Korea Utara belum berhasil ditutup sepenuhnya. Korea Utara

sendiri terkesan mengulur-ngulur waktu dan mencoba mendapatkan hasil

negosiasi yang lebih baik. Dalam penelitian ini membahas diplomasi Amerika

dalam menangani krisis nuklir Korea selama Clinton dan pemerintahan Bush.

Peneliti menerapkan Tract One Diplomasi sebagai konsep utama untuk

pendekatan diplomasi Amerika tentang krisis tersebut selama 1994-2007. Dalam

9

Harisasongko Aditia, Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara Dalam Upaya Menyelesaikan Krisis Nuklir Di Semenanjung Korea (1994 – 2007)

(20)

7

penelitian ini penulis mencoba mengusulkan dua set argumen. Pertama, dalam

situasi krisis, Presiden sebagai pemimpin eksekutif memegang pengaruh kuat

dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Setiap presiden memiliki gaya yang

berbeda di mana hal itu mempengaruhi gaya diplomatik. Kedua, baik Clinton dan

Bush bekerja gaya yang berbeda dalam menangani krisis. Clinton cenderung

menggunakan hubungan bilateral dengan pendekatan yang lembut. Sementara itu,

Bush cenderung menggunakan forum multilateral dikombinasikan dengan

pendekatan berat tangan seperti sanksi ekonomi, membekukan aset Korea Utara

dan menentang perundingan bilateral AS-Korea Utara. Ketiga, meskipun berbeda

dalam gaya diplomatik, keduanya berbagi penggunaan penghargaan hanya jika

Korea Utara menutup fasilitas nuklirnya.

Ketiga, penelitian Harwanto Dahlan dengan judul “Menghidupkan Lagi

Komitmen Ke Timur Tengah10” penelitan ini menjelaskan tindakan kebijakan luar

negeri Indonesia dan menggunakan metode deskripsi, dimana peneliti menulis

baik secara Negara sendiri maupun tergabung dalam ASEAN kebijakan luar

negeri Indonesia lebih condon kepada Negara Negara barat, dalam hal ini dalam

tulisanya penulis menjelaskan bahwa sikap kebijakan Indonesia terkait

kepentingan nasionalnya masih tidak terlihat hal itu disimpulkan oleh peneliti

karena kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Timur Tengah belum berubah

secara radikal untuk mengakomodasi tumbuh terutama di sektor ekonomi -

signifikansi dari Timur Tengah ke seluruh dunia.

10

(21)

8

Dampaknya,Indonesia kurang melaksanakan sikap dan komitmen yang

asertif, misalnya dalam perang Israel-Arab tahun 1967 Indonesia tidak secara

tegas berpihak kepada Arab sehingga dianggap lebih banyak menguntungkan

Israel daripada negara-negara Arab (Roesad 1979, 250). Selain itu, pada awal

pemerintahan Orde Baru tidak ada kontak langsung seperti kunjungan pejabat

tinggi pemerintah setingkat menteri atau kepala negara.Akibatnya hubungan

Indonesia dengan negara-negara Arab tidak akrab.Salah satu dampak dari tidak

akrabnya hubungan tersebut adalah kurangnya pemahaman negara-negara Arab

terhadap posisi Indonesia dalam masalah Timor Timur di PBB khususnya.

Keempat, penelitian Muradi yang berjudul “Sikap Barat Dan Kemanangan

Hamas Di Palestina: Sebuah Analisis Komunikasi Politik”.11 Penelitian ini

menjelaskan ketika Hamas memenangkan Pemilu di Palestina pada Januari 2006,

memiliki respon negatif oleh Barat dan Amerika Serikat Salah satu responsif

negatif adalah dana ekonomi boikot. Hamas dan Fatah memiliki konflik internal

yang membuat situasi terburuk, di mana masing-masing dari mereka mengambil

di bawah stateorganization politik.Dalam studi ini peneliti menggunakan metode

Deskritif tentang bagaimana menggambarkan serta menggunakan analisa

komunikasi politik dan elit Negara.

Dalam jurnal tersebut, keberadaan elit politik dalam komunikasi politik

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses interaksi yang lebih

teknis. Hal ini disebabkan karena elit politik dalam proses tersebut menjadi aktor

yang paling dominan dalam memainkan perannya untuk mendorong kredibilitas

11

Muradi, Sikap Barat Dan Kemanangan Hamas Di Palestina: Sebuah Analisis Komunikasi Politik

(22)

9

dan kualitas dari proses komunikasi politik yang terjadi. Sehingga dalam

implementasi teori yang di jelaskan adalah terjadinya upaya saling membenarkan

terhadap sikap yang diambilnya.Barat masih menggangap bahwa Hamas adalah

organisasi politik yang anti Barat, menolak berunding dengan Israel, dan tidak

mengakui Israel.

Sementara diinternal Palestina sendiri terjadi konflik yang disebabkan oleh

perebutan kontrol atas berbagai lembaga strategis lainnya, selain masalah

metodologi perjuangan yang juga berbeda satu dengan yang lainnya.Dari kondisi

tersebut di atas, jelas menekankan adanya ketidaksinambungan antara

komunikator politik dan komunikan politik.Timbal balik kepentingan di antara

kedua negara terhalang oleh adanya asumsi dasar yang makin memperkeruh

permasalahan.Sementara dilema dari kebuntuan komunikasi politik tersebut

adalah telah terjadinya kesengsaraan dan kesulitan yang makin bertambah di

rakyat Palestina.Yang menarik juga adalah bahwa kebijakan Ismail Haniya untuk

memangkas habis bantuan ekonomi bersyarat dari Barat juga didukung oleh

rakyatnya. Padahal apabila dikaitkan dengan kondisi ekonomi Palestina hal

tersebut makin menambah kesengsaraan

Kelima, skripsi Khalisotussurur yang berjudul “Kebijakan Luar Negeri

Amerika Serikat Terhadap Palestina Melalui United States Security CoordiNATOr

(USSC) Periode 2005 – 2012”.12 Peneliti menggunakan metode penelitian

deskritif, dalam penelitiannya proses kebijakan Amerika Serikat melalui USC terhadap palestina dengan mereformasi sektor keamanannya dengan cara

12

Khalisotussurur, Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap Palestina Melalui United States Security Coordinator (USSC) Periode 2005 – 2012

(23)

10

memberikan bantuan keamanan. Hal ini di perkuat oleh teori kebijakan luar negeri

serta konsep kepentingan nasional, dimana dalam kesimpulanya Pasca peristiwa

11 september 2001, terorisme menjadi musuh utama AS, sehingga AS

mengeluarkan kebijakan luar negeri dengan bantuan keamanan ke Negara –

Negara yang berpotensi melakukan serangan terror termasuk Palestina, hal ini

secara tidak langsung juga menguntungkan AS untuk menjaga national interest

lainya yaitu menjaga aliansi AS di Timur Tengah yaitu Israel dari serangan pihak

lain karena Israel merupakan Aliansi AS yang terdekat di Timur Tengah dalam

menyebarkan pengaruh baik tindakan maupun kebijakan AS nantinya.

Dari paparan penelitian terdahulu yang telah dipaparkan oleh peneliti,

peneliti ataupun penulis bahwa dari kelima penelitian tersebut, kesemuanya dirasa

oleh peneliti memiliki korelasi terkait dengan apa yang menjadi fokus penelitian

oleh peneliti yaitu terkait bagaimana sebuah kebijakan atau arah kebijakan luar

negeri, walaupun dalam hal ini peneliti menyadari bahwa dalam kelima cointoh

yang dipaparkan tidak memiliki kesamaan dalam konteks tema.

Tabel 1.1

NO Nama Judul Hasil Penelitian

1. MSc. Alfred Marleku

“National

Interest and Foreign Policy: The Case of Kosovo” ( September 2013)

(24)

11

2. R. Aditia

Harisasongko “Diplomasi Amerika Serikat terhadap Korea Utara Dalam Upaya Menyelesaikan Krisis Nuklir Di Semenanjung Korea (1994 – 2007)”

Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif serta menggunakan diplomasi track one walau menggunakan diplomasi yang sama untuk penyelsaian krisis nuklir di semenanjung Korea ternyata memberikan implementasi yang berbeda di tiap – tiap presiden Amerika saat menjabat. Sehinnga Upaya – upaya diplomasi yang dilakukan Amerika selama ini belum bisa dikatakan berhasil. Baik diplomasi yang dilakukan oleh Clinton maupun Bush. Reaktor-reaktor nuklir Korea Utara belum berhasil ditutup sepenuhnya. 3. Harwanto

Dahlan

“Menghidupkan Lagi Komitmen

Ke Timur Tengah”

bahwa sikap kebijakan Indonesia terkait kepentingan nasional nya masih tidak terlihat hal itu di simpulkan oleh peneliti karena kebijakan luar negeri Indonesia terhadap Timur Tengah belum berubah secara radikal untuk mengakomodasi tumbuh terutama di sektor ekonomi - signifikansi dari Timur Tengah ke seluruh dunia.

4. Muradi “ Sikap Barat

Dan Kemanangan Hamas Di Palestina: Sebuah Analisis Komunikasi Politik ”

peneliti ini menggunakan metode penelitian deskritif, menggaambarkan serta menggunakan analisa komunikasi politik dan elit

(25)

12

yang makin bertambah di rakyat Palestina.

5. Khalisotussurur “ Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Terhadap

Palestina

Melalui United States Security CoordiNATOr (USSC) Periode 2005 – 2012

1. peneliti ini

menggunakan metode penelitian deskritif, dalam alat analisanya teori kebijakan luar negeri serta konsep kepentingan nasional,

dimana dalam kesimpulanya

peristiwa 11 september 2001, membuat AS mengeluarkan

kebijakan luar negeri melawan segala tindakan terorisme salah satunya dengan memberikan bantuan keamanan ke Negara –

Negara yang berpotensi melakukan

serangan terror termasuk Palestina, hal

ini secara tidak langsung juga menguntungkan AS untuk menjaga national interest lainya

yaitu menjaga aliansi AS di Timur Tengah yaitu Israel dari serangan pihak lain

karena Israel merupakan Aliansi AS

yang terdekat di Timur

Tengah dalam menyebarkan pengaruh

baik tindakan maupun kebijakan AS.

(26)

13

Dalam menganalisa suatu permasalahan yang kita hadapi dalam Hubungan

Internasional diperlukan teori yang relevan atau teori yang berhubungan dengan

suatu permasalahan tersebut.Pada penelitian ini, penulis mengunakankebijakan

politik luar negeri Indonesiadan organisasional model proses.

1.5.1 Konsep Politik Luar Negeri

Politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan “action theory”, atau

kebijakasanaan suatu negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu

kepentingan tertentu. Secara pengertian umum, politik luar negeri (foreign policy)

merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk

mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dalam

percaturan dunia internasional.Suatu komitmen yang pada dasarnya merupakan

strategi dasar untuk mencapai suatu tujuan baik dalam konteks dalam negeri dan luar

negeri serta sekaligus menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu - isu

internasional atau lingkungan sekitarnya13.

Secara umum politik luar negeri merupakanPolitik luar negeri dimana

melibatkan aspek – aspek baik dari internal maupun eksternal dari sebuah

Negara.Negara dianggap sebagai actor dalam melakukan kebijakan politik luar

negeri merupakan unit politik utama dalam sistem hubungan internasional,

walaupun peran actor non – state juga semakin penting dalam hubungan

13

Yani Mochamad Yanyan, Politik Luar Negeri, hal 1, dalam

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=

(27)

14

internasional14.Pelaksanaan politik luar negeri juga ikut dipengaruhi oleh

perkembangan atau konstelasi politik internasional.

Terdapat tiga parameter dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri yaitu :

Pertama, tataran domestik yang mengacu kepada politik domestik dan ketetapan

institusi dalam sehingga kemudian menjadi rujukan terhadap pembuatan

keputusan atau kebijakan luar negeri. Kedua, tataran internasional dimana

merujuk terhadap posisi maupun suatu negara dalam berpartisipasi di sistem

internasional serta bagaimana terkait faktor pembatasan sistemik. Ketiga,

gabungan baik dari domestik maupun internasional, dalam hal ini seperti kejadian

maupun fenomena yang tidak dapat terduga sehingga memberikan dampak

sistemik.15

Dalam hal ini Indonesia dalam menjalankan politik luar negeri tidak lah

mudah, karena konstelasi di dunia internasional juga sedikit banyak memberikan

dampak pada internal Indonesia, oleh sebab itu Indonesia juga mengalami banyak

perubahan diantaranya adalah, ketika Indonesia menghadapi adanya blok barat

dan blok timur Indonesia menerapkan politik luar negeri yang berpedoman

mendayung di antara 2 karang, kemudian navigating a turbulence oceans

perbuahan dianggap perlu mengingat munculnya kekuatan – kekuatan baru dalam

kancah dunia internasional16.

1.5.2 Politik bebas Aktif

14

James N. Rosenau, Gavin Boyd, Kennth W. Thompson.1976. World Politics: An Introduction. New York: the Free Press, hal.15

15

Blavoukos Spyros and Dimitris Bourantonis, Identifying Parameters of Foreign Policy Change : A Synthetic Approach 2009, hal4 - 7

16

Bantarto Bandoro, Navigating Turbulent Seas, dalam

(28)

15

Politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif merupakan hasil pemikiran

proklamator Bung Hatta yang dicetuskan saat memberikan keterangan mengenai

arah politik luar negeri Indonesia dihadapan anggota badan pekerja KNIP yang

diketuai oleh Kasman Singodimejo di Yogyakarta tanggal 2 September 194817.

Bebas Aktif merupakan tanggapan maupun strategi Indonesia terhadap konstelasi

internasional saat itu, ketika dunia internasional terpolarisasi menjadi terbagi

menjadi 2 blok yaitu blok barat dan blok timur. Dengan Bebas Aktif ini

setidaknya dapat meredam konflik internal saat itu, ketika dinamika internasional

diwarnai permasalahan politik antara dua negara adikuasa.

Politik Bebas Aktif mengandung dua unsur, Dimana bebas berarti tidak

terlibat suatu aliansi militer atau pakta pertahanan dengan kekuatan luar yang

menjadi ciri khas Perang Dingin.Dalam arti yang lebih luas, Bebas menunjukkan

nasionalisme yang tinggi, menolak keterlibatan maupun ketergantungan kepada

pihak luar yang dapat mengurangi kedaulatan.Sedangkan Aktif diartikan bahwa

Indonesia selalu menentang penjajahan dan memajukan perdamaian dunia.

Dewasa ini pada dasarnya politik luar negeri RI tidak mengalami

perubahan, yaitu tetap politik luar negeri bebas aktif yang berdasarkan pada UUD

1945. Arah politik Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada kepentingan

nasional, menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung

perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta

meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama intemasional bagi kesejahteraan

rakyat.

17

(29)

16

Dalam pemerintahan 2009 – 2014Indonesia mengenal doktrin – doktrin

baru dalam pemerintahanya antara lain doktrin SBY “ A Thousand friends Zero

Enemy” serta dengan doktrin M. Natalegawa “Dynamic Equilibrium” sehingga

nantinya kebijakan politik luar negeri Indonesia dalam menggapai kepentingan

nasional, Indonesia harus menjalankan dengan 2 cara pendekatan tersebut.

1.5.3 Doktrin M. Natalagewa ( DynamicEquilibrium)

Demi tercapainya kebijakan luar negeri yang sejalan dengan pencapaian

nasional, Indonesia harus menyiapkan strategi khusus. Dalam hal ini, Indonesia

melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang diwakili oleh Menteri Luar

Negeri (Menlu) Marty Natalegawa telah menyiapkan beberapa strategi dalam

menjalankan politik luar negeri Indonesia di perpolitikan internasional antara lain

yang akan digunakan dalam menghadapi berbagai konstelasi dunia dan juga untuk

menjalankan kepemimpinan Indonesia baik dalam konteks organisasi

internasional(ASEAN) maupun Indonesia sebagai nation state. Cara yang dimaksud adalah program Menlu Marty Natalegawa yang dikenal dengan istilah

Dynamic Equilibrium. Pada hakekatnya Marty Natalegawa doktrin ini merupakan strategi khusus, dynamic equilibrium di sini menjelaskan bagaimana mencapai

keseimbangan dinamis18.

Doktrin Marty Natalegawa dalam posisinya sebagai Menlu dan juga

melihat Indonesia, diharapkan mampu terciptanya kawasan regional yang solid

dengan mengacu pada keseimbangan dinamis yang bermakna bahwa seluruh

Negara mampu berkembang bersama tanpa harus ditekan oleh Negara

18

Gustavo mendiolaza, Aspects of Indonesia’s Foreign, Defence and Trade Policies: Current Developments and Future Expectations 23 july 2013, hal 2

(30)

17

lain.Doktrin Natalegawa adalah sebuah konsep keterpaduan dan ketergantungan

yang saling menguntungkan pembangunan dan perkembangan negara-negara

Asia.Doktrin ini merupakan sebuah terobosan status quo yang tidak lagi

mengandalkan perlombaan senjata dan membangun kekuatan militer, apalagi

kekuatan laut biru seperti kebangkitan Inggris abad ke-19. Pengurangan anggaran

militer dari GDP masing-masing negara di kawasan Asia Timur maupun negara

luar kawasan akan memberikan arti dan kontribusi lebih besar pada mekanisme

kerja sama multilateral terfokus pada persoalan mengembangkan dan membangun

kerja sama ekonomi, perdagangan, dan keuangan.

Situasi yang kondusif dalam politik internasional dipandang dengan

munculnya kekuatan baru dalam politik internasional, dengan Negara – Negara

berkembang menjadi kurang tergantung pada kekuatan dominan.Doktrin ini

kemudian melihat kekuatan baru seperti India dan Tiongkok, tidak seperti halnya

dulu ketika kekuatan dunia hanya terbagi menjadi 2 yaitu poros barat dan poros

timur.Doktrin ini lebih mengedepankan bagaimana kita menjalankan politik luar

negeri kita sesuai landasan kita yang bebas aktif tetapi tetap memaksimalkan opsi

– opsi yang aman.

Dalam Implementasinya, baik teori maupun konsep yang digunakan

penulis adalah, dalam sikap Indonesia yang abstain terhadap Kosovo adalah

merupakan dalam strategi untuk mempertahankan kedaulatan negara, hal tersebut

ditujukkan pula untuk memaksimal kan pilihan yang terbaik yang dilakukan

(31)

18

kedaulatan NKRI jikalau Indonesia melakukan pengakuan atas Kosovo, walaupun

Kosovo sendiri yang notabene mayoritas muslim.

Dan doktrin marty dirasalebih tepat lagi untuk Indonesia dalam sikap

abstainnya dapat mengantisipasi agar tidak memihak antara kedua belah pihak

baik yang pro maupun menolak terhadap Kosovo.Keputusan itu dianggap rasional

oleh pemerintah, dan kita pada umumnya memang cenderung berpikir bahwa

keputusan –terutama yang menyangkut politik luar negeri – di buat secara

rasional.Indonesia dalam hal ini mencoba untuk memaksimalkan kepentinganya

baik secara nasional maupun internasional.Hal itu melihat bagaimana Indonesia

mencoba dalam andil memainkan peran dalam politik internasional sekaligus

mencari titik teraman dalam pengambilan kebijakan.

1.5.4 Organizational Model Process (OMP)

Graham T. Allison memberikan gambaran mengenai proses pembuatan

keputusan. Model yang digunakan adalah model aktor rasional, model proses

organisasi dan model politik birokratik19.Rational Actor Model dalam hal ini

pengambilan kebijakan luar negri berdasarkan pilihan rasional dari para aktornya

tentu saja dengan mempertimbangkan situasi, tujuan, pilihan dan

konsekuensinya.Buruecratic Model dalam hal ini politik luar negri dianggap

sebagai hasil dari bargaining (tawar-menawar) oleh para aktor yang terlibat dalam

pengambilan keputusan itu.

Organisational Process Model menggambarkan bahwa jelas sudah politik

luar negri itu merupakan hasil dari proses organisasional hal ini akan sangat

19

Allison.T.Graham, august 1968, Conceptual Models And The Cuban Missle Crisis : Rational Policy, Organizational Process, And Bureaucratic Politics hal 15

(32)

19

berhubungan dengan pola standarisasi dari tujuan politik luar negri itu dan

bagaimana pola hubungan dari powernya, ini juga akan sangat berhubungan

dengan perubahan organisasional dan pengalaman yang didapat oleh organisasi

itu. Proses pengambilan keputusan melalui organizational, para pembuat

keputusan bekerja dalam keterbatasan informasi dan waktu dan tidak mencari

suatu pemecahan yang optimal. Mereka hanya terlibat dalam perilaku untuk

sekedar ‘memuaskan’ dan mencoba untuk menemukan solusi yang memenuhi

serangkaian tujuan (minimum) dan meminimalisir sedemikian mungkin resiko

kegagalan20.

Para pemimpin juga cenderung untuk mengarahkan solusi yang membatasi

ketidakpastian jangka pendek (penekanan jangka pendek).Organisasi juga

mengikuti satu prosedur dan repertoires ketika mengambil suatu kebijakan dalam

mengambil fenomena21.Karena itulah, menurut Allison, model ini paling sering

diterapkan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan politik luar

negeri22.keputusan didasarkan pada empat langkah23:

a) Pemilihan yang obyektif yang bernilai dari suatu kebijakan yang sudah

pasti ditujukan pada tujuan yang maksimal.

b) Pemilihan atas alternatif – alternatif yang ada untuk mencapai hasil yang

diharapkan

20

Eby Hara Abu Bakar, Pengantar Analisis Politik Luar Negeri Dari Realisme Sampai Konstraktivisme, Bandung: NUANSA, hal 95

21

Ibid

22

Graham T. Allison, The American Political Science Review : Conceptual Models and the Cuban Missile Crisis, Volume 63, Issue 3, hal 691

23

Spainer Uslaner, “American Foreign Policy Making & the Democratic Dilemmas”, CBS College

(33)

20

c) Perhitungan dari untung dan rugi dari alternatif yang diambil.

d) Pemilihan atas alternatif yang memberikan hasil yang optimal.

Melihat dari berbagai model dalam pengambilan keputusan peneliti disini

mencoba untuk menekankan dalam tingkat model organizational, karena peneliti

melihat banyak nya data – data yang nanti dapat menguatkan hipotesa maupun

kesimpulan dari penelitian ini sedang kan dari batasan – batasan tersebut, maka

secara tidak langsung dalam pemerintahan SBY (2009 – 2014) pemerintah

memilih pada abstain karena tingkat situasi nya yang menekan untuk tidak

memilih, dalam hal ini situasi dengan banyaknya kerugian yang akan diterima dari

pada hasil dengan menerima Kosovo sebagai sebuah bangsa Negara baru dalam

tatanan dunia internasional.

Walaupun dalam hal ini sikap Indonesa pun mendapat kecaman berbagai

actor non – state yang mana mayoritas kelompok maupun organisasi berlandaskan

suatu agama.Berarti jika kita cocokan poin mana yang lebih condong dalam hal

ini, maka peneliti lebih mengklasifikasikan bahwa keputusan yang diambil

merupakan tindakan yang didasari dari keempat poin tersebut.

1.6Metodologi Penelitian 1.6.1 Tipe Penelitian

Dari beberapa rumusan masalah yang diambil oleh penulis, maka

penulisan dalam penelitian ini menggunakan metode eksplanatif. Dalam penelitian

(34)

21

abstaindalam pengakuan kemerdekaan Kosovo yang telah berlangsung sejak 2008

pada masa pemerintahan SBY

1.6.2 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah telaah pustaka (library research), yaitu dengan cara mengumpulkan data

dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas, dan

kemudian menganalisanya. Literatur ini berupa buku-buku, dokumen,

jurnal-jurnal, majalah, surat kabar, dan situs-situs internet ataupun laporan-laporan yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis teliti.

1.6.3 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data

hasil penelitian adalah teknik analisis kualitatif dengan metode eksplanatif.

Adapun dalam menganalisis permasalahan digambarkan berdasarkan fakta-fakta

yang ada, kemudian mengubungkan fakta tersebut dengan fakta lainnya sehingga

menghasilkan sebuah argumen yang tepat. Sedangkan, data kuantitatif

memperkuat analisis kualitatif.

1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian

Batasan Waktu : Batasan waktu penilitian di ambil pada masa

pemerintahan Indonesia 2009 – 2014.

Batasan Materi : Segala literature terkait kebijakan Indonesia masa 2009 –

2014 yang masih dapat dikatakan relevan pada penelitian ataupun hal – hal

yang berkaitan dengan penelitian. Kedua batasan tersebut berdasarkan

(35)

22

kemerdekaan Kosovo 2008 sehingga proses pengambilan keputusanya

didasarkan pada arah pemerintahan tersebut dimana pada periode 2009 –

2014.

1.6.5 Peringkat Analisis

Dalam menentukan peringkat analisi peneliti menentukan dimana

kebijakan luar negeri Indonesia yang memilih abstain terkait kemerdekaan

Kosovo sebagai unit analisa sedangkan untuk proses kebijakan luar negeri

Indonesia sebagai unit eksplanasi. Sehingga nantinya level yang diambil

adalah level analisa korelasionis dimana antara unit analisa dan unit

eksplanasi salaing keterkaitan antara satu sama lain.

1.7Hipotesis

Dalam hal ini Hipotesis sementara yang dapat diambil oleh penulis adalah

ada ketakutan pada Pemerintahan SBY (2009 – 2014) dimana pemberian

pengakuan kemerdekaan atas Kosovo sendiri nantinya akan menggoyahkan

atau menjadi dilemma yang mana dapat menciderai Indonesia itu sendiri.

Dalam hal ini sikap abstain pemerintahan republik Indonesia periode 2009 –

2014 terhadap Kosovo disebabkan oleh adanya proses organisasional didalam

pemerintahan. Dimana hal itu akan menjadi pemicu akan terbukanya jalan

pada gerakan separatislainnya,yang nantinya dapat memberikan dampak akan

kemudahan serta membangkitkan semangat separatis lainya untuk

memisahkan diri dari Indonesia. Serta ketakutan terjadinya opini internasional

(36)

23

Indonesiaakan terbawa arus antara pendukung pro maupun anti terkait

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pelaksanaan program TB paru dengan strategi DOTS yaitu dengan menginformasikan

Kecamatan Sukajadi Hard Copy & Soft Copy √ DAFTAR INFORMASI PUBLIK.. Visi, Misi

orang Papua. Tawaran dialog per- lu segera disambut dengan lang- kah-langkah konkret, dibarengi dengan penegakkan hukum dan penanganan berkas-berkas kasus

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai Tugas Melaksanakan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan administrasi pemeriksaan sederhana, penerapan terhadap Wajib Pajak di

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Sedangkan uji coba non fungsional Uji coba metode sinkronisasi data Uji coba ini dilakukan untuk menentukan metode mana yang lebih tepat dalam membangun game

Misal: Dengan adanya SOP yang berkenaan dengan Dokumen Akuntansi dalam Laporan keuangan, Realisasi anggaran yang berkaitan dengan IRJ, IRNA maupun IRD dan seluruh bagian

Dari 9 sampel daun yang diambil pada berbagai populasi eboni ( Diospyros celebica Bakh) pada hutan alam dan hutan tanaman yang berada di Sulawesi Tengah dan