• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengawasan OJK Terhadap Lembaga Pegadaian Dalam Pemenuhan Kebutuhan Likuiditas Masyarakat Terkait Pemenuhan Aspek Kepatuhan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KEDUDUKAN LEMBAGA PEGADAIAN SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN

A. Lembaga Pegadaian Sebagai Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, karena

kegiatan kredit sudah sangat biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam setiap

sendi kehidupan masyarakat. Defenisi secara umum dari lembaga keuangan tersebut

adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana,

menyalurkan dana atau kedua-duanya.16

Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang berbentuk bank

yaitu bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan pemberi

kredit, mempermudah pembayaran dan penagihan, stabilisator moneter dan

dinamisator pertumbuhan ekonomi.

Lembaga keuangan dilihat dari jenisnya,

terdiri dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.

17

16 Kasmir, Op.Cit, hlm. 2. 17

Malayu Hasibuan, Manajemen Perbankan, (Jakarta: CV. Haji Magum, 1994), hlm. 9. Lembaga keuangan bukan bank tidak memiliki cara-cara penghimpunan dana

yang selengkap bank, namun pada pokoknya lembaga keuangan bukan bank

mempunyai kegiatan utama yang tidak jauh berbeda dengan Bank. Secara umum

kegiatan utama lembaga keuangan bukan bank adalah menghimpun dana dari

(2)

Lembaga Keuangan Bukan Bank (selanjutnya disebut sebagai LKBB)

berdasarkan Surat Keputusan Menteri RI No. KEP-38/MK/IV/1972 adalah semua

lembaga (badan) yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang keuangan yang secara

langsung maupun tidak langsung menghimpun dana dengan cara mengeluarkan

surat-surat berharga, kemudian menyalurkan dana kepada masyarakat terutama untuk

membiayai investasi perusahaan-perusahaan.18

1. Sewa Guna Usaha (Leasing)

Adapun lembaga keuangan bukan bank yang berkembang dalam kegiatan

keuangan di Indonesia adalah sebagai berikut :

Sewa guna usaha merupakan Kegiatan pembiayaan kepada badan hukum atau

perseorangan dalam bentuk pembiayaan modal. Pembayaran dilakukan dalam

jangka waktu tertentu.

2. Modal Ventura

Modal ventura merupakan suatu bentuk pembiayaan oleh perusahaaan modal

kepada perusahaan kecil yang berupa penyertaan modal untuk jangka waktu

sementara. Balas jasa yang didapat adalah bagi hasil jika perusahaan yang

dibiayai mendapat keuntungan dan berbagi kerugian apabila perusahaan tersebut

merugi.

3. Anjak Piutang

Anjak Piutang merupakan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau

pengalihan serta pengurusan hutang atau tagihan jangka pendek perusahaan

(Debitur) dan transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

(3)

4. Asuransi

Asuransi merupakan perjanjian dua pihak atau lebih dengan mana pihak

penanggung meningkatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi

asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugiank

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab

hukum kepada pihak ketiga yang akan diderita tertanggung, yang timbul dari

suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

5. Dana Pensiun

Dana pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan

program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pesertanya.

6. Pegadaian

Pegadaian merupakan bentuk lembaga pembiayaan yang melakukan kegiatan

usaha gadai yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang

membutuhkan dana dalam waktu segera.19

Pegadaian sebagai salah satu lembaga keuangan bukan bank memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

Dalam hal ini PT. Pegadaian

diharapkan mampu menopang kebutuhan likuiditas dalam usaha kecil dan

menengah (UKM).

20

a. Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.

b. Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan.

19

20

(4)

c. Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali.

Adapun jenis-jenis pegadaian yang berkembang di Indonesia adalah sebagai

berikut :

a. Pegadaian Konvensional

Pegadaian konvensional merupakan suatu lembaga pemerintah yang

memberikan uang pinjaman kepada nasabah atas dasar hukum gadai. Pegadaian

konvensional ini sudah tersebar ke seluruh pedesaan. Namun pada jenis

pegadaian ini masih menggunakan sistem pencatatan manual, menggunakan

sistem bunga dan tarif jasa simpannya yang cukup besar.

b. Pegadaian Syariah

Pegadaian syariah yakni lembaga keuangan/devisi dari bentuk pegadaian

dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam.

Banyak sekali keuntungan pegadaian syariah ini, antara lain : menggunakan sistem

bagi hasil yang sesuai syariat dan prinsip-prinsip islam, tarif jasa simpan uang tidak

terlalu besar, dan biaya administrasinya sangat kecil. Namun, pegadaian syariah ini

masih menggunakan pencatatan yang manual.

Perseroan Terbatas Pegadaian dalam menjalankan kegiatan jasa keuangan

dalam memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat umumnya kegiatan jasa keuangan

yang dijalankan meliputi 2 hal, yaitu menghimpun dana dan penggunaan dana,

yaitu:21

a. Penghimpunan dana (Funding Product)

(5)

Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana

secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya: giro, deposito dan

tabungan sebagaimana perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya untuk

melakukan kegiatan usahanya, maka pegadaian memiliki sumber-sumber dana,

sebagai berikut :22

1) Modal sendiri, terdiri dari:

a) Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN.

b) Penyertaan modal pemerintah.

c) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak

perusahaan perum pegadaian berdiri.

2) Pinjaman jangka pendek dari perbankan.

3) Bekerjasama dengan pihak ke-3 dalam memanfaatkan aset perusahaan

dalam bidang bisnis properti, seperti dalam pembangunan gedung kantor

dan pertokoan dengan sistem BOT, build, operate, dan transfer.

4) Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi.

5) Mengadakan kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, baik

perbankan maupun non perbankan

b. Pengguna Dana

Dana yang berhasil dihimpun digunakan untuk mendanai kegiatan PT.

Pegadaian antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:

1) Uang kas dan dana likuid lain.

2) Pendanaan kegiatan operasional.

22

(6)

3) Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan

investaris.

4) Penyaluran dana.

5) Investasi lain.

6) Pinjaman pegawai, kredit yang diberikan kepada pegawai yang

berpenghasilan tetap.

Adanya kegiatan gadai yang dilakukan oleh PT. Pegadaian menimbulkan suatu

hubungan hukum perikatan yang lahir karena perjanjian antara penerima gadai yang

disini adalah PT. Pegadaian itu sendiri dan juga pemberi gadai yang disini merupakan

nasabah dari PT. Pegadaian. Hukum yang mengatur tentang Perjanjian di Indonesia

hingga saat ini masih mengacu pada Burgelijke Wetboek (BW) atau yang disebut

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).23

Aturan khusus yang mengatur mengenai perjanjian belum ada ditemukan

secara khusus sehingga pengaturan mengenai perjanjian saat ini diatur dalam Buku III

Bab II tentang Perjanjian sesuai dengan Pasal 1313 KUHPerdata merupakan suatu

perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

lain atau lebih. Beberapa ahli juga memberikan definisi mengenai perjanjian. Sudikno

Mertokusumo berpendapat bahwa perjanjian merupakan hubungan hukum antara dua

pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat atau menimbulkan akibat hukum.24

1. Pasal 1150 sampai dengan 1160 KUHperdata Buku II

Dasar hukum yang digunakan dalam gadai PT. Pegadaian juga berpedomanan

kepada:

23 Hapi Saherodji, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Aksara Baru, 1980), hlm. 90. 24 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Liberty,

(7)

2. Pasal 1977 KUHPerdata

3. Pasal 548 ayat (1) KUHPerdata

4. Pasal 582 KUHPerdata

5. Staatblad (Stb) Nomor 81 Tahun 1928 (Pandhuist Reglement)

Perseroan Terbatas Pegadaian sebagai badan hukum yang bertindak sebagai

pemegang gadai (kreditur) memiliki wewenang, yaitu :25

a. Hak retentie

Hak gadai hanyalah ada bilamana pemberi gadai telah menyerahkan

benda yang digadaikan. Di dalam hukum pemegang gadai menguasai

benda tersebut sampai tagihannya itu dilunasi (hak retentie) adalah suatu

upaya yang penting untuk mendorong debitur untuk membayar

hutangnya.

b. Hak executie yang dipermudah

Secara normal debitur akan memenuhi kewajiban-kewajibannya dan

benda tersebut akan dikembalikan padanya setelah ia melunasi hutangnya.

Hak gadai diciptakan dengan maksud adanya kemungkinan debitur tidak

memenuhi kewajiban-kewajibannya. Dalam kasus demikian setiap

kreditur berhak untuk memperoleh gati rugi dari harta debitur, tetapi

kreditur yang minta janji suatu hak gadai memperoleh kemungkinan ganti

rugi yang lebih mudah. Di dalam beberapa segi, maka pemegang gadai di

dalam memperoleh ganti kerugian mempunyai suatu posisi yang lebih

25 R. Soetojo Prawirohamidjojo Dan Marthalena Pohan, Bab-Bab Tentang Hukum Benda,

(8)

menguntungkan daripada kreditur lain yang tagihannya tidak dijamin

dengan hak gadai.

c. Hak yang didahulukan dalam memperoleh ganti rugi (voorang bij verhaal)

Kreditur yang mempunyai tagihan yang diperkuat dengan hak gadai untuk

mencapai tidak hanya, bahwa ia tidak harus menunggu-nunggu

pembayarannya, akan tetapi dengan cara sederhana dapat melakukan hak

excecutie atas benda gadai itu. Di samping itu, bahwa tagihannya itu akan

memperoleh ganti rugi yang paling didahulukan dari hasil benda gadai itu.

Pemegang gadai di dalam pembagian hasil executie haknya tidak hanya di

atas kreditur konkuren saja melainkan juga berada diatas kreditur-kreditur

yang diberikan preferentie (voorang) menurut undang-undang.

B. Kedudukan Lembaga Pegadaian sebagai Lembaga Keuangan

Perseroan Terbatas Pegadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank di

Indonesia yang ditunjuk untuk menerima dan menyalurkan kredit berdasarkan hukum

gadai. Sebelum berubah menjadi Persero, PT. Pegadaian merupakan Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang berstatus sebagai perusahaan umum, dimana mengenai

BUMN sendiri diatur dalam UU BUMN dan kemudian berubah menjadi Persero yang

pengaturannya diatur dalam UU Perseroan Terbatas.

Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2011 tentang Perubahan

Bentuk Badan Hukum Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian menjadi Perusahaan

Perseroan (PERSERO), PT. Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk melakukan

usaha di bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional maupun syariah, dan jasa

(9)

terutama untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro, usaha

kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan

dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan

sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1, PT. Pegadaian memiliki kegiatan usaha

utama yang berupa:

1. Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek.

2. Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia.

3. Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikasi, dan perdagangan logam

mulia.

4. Adanya kegiatan gadai yang dilakukan oleh PT. Pegadaian menimbulkan suatu

hubungan hukum perikatan yang lahir karena perjanjian antara penerima gadai

yang disini adalah PT. Pegadaian itu sendiri dan juga pemberi gadai yang disini

merupakan nasabah dari PT. Pegadaian. Hukum yang mengatur tentang Perjanjian

di Indonesia hingga saat ini masih mengacu pada Burgelijke Wetboek (BW) atau

yang disebut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata).26

Sebagaimana diketahui PT. Pegadaian yang merupakan Badan Usaha Milik

Negara yang berbentuk Perseroan sebagaimana penjelasan Pasal 1 Angka 2 UU

BUMN menyatakan bahwa “Perusahaan Perseroan yang selanjutnya disebut Persero,

adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham

yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh

Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

(10)

Penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan PT. Pegadaian

diharapkan mampu member pemasukan terhadap keuangan Negara. Dalam hal ini

keuntungan dari pengelolaan PT. Pegadaian dimasukkan ke dalam Anggaran

Pemasukan dan Belanja Negara (APBN) dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Sebagai salah satu BUMN PT. Pegadaian didirikan dengan maksud dan tujuan untuk

memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional dan penerimaan,

mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan

barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup

orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi, serta turut aktif memberikan bimbingan

dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.27

Lembaga keuangan yang menyediakan jasa keuangan PT Pegadaian usaha

intinya adalah bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum

gadai. Masyarakat yang membutuhkan dana untuk pemenuhan kebutuhan hidup

sehari-hari ataupun untuk modal usaha dapat mengaksesnya melalui Pegadaian.

Selama ini pegadaian terus berupaya membantu pemerintah dalam meningkatkan Lembaga pegadaian sebagai badan hukum yang berbentuk perseroan maka

lembaga pegadaian maka segala bentuk pengelolaan serta kepengurusan lembaga

pegadaian dalam kegiatan usaha memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat mengacu

kepada sebelumnya hal. depan UU Perseroan Terbatas. Dalam UU Perseroan Terbatas

ini memuat ketentuan terkait pengelolaan badan hukum yang menjalankan kegiatan

usahanya yang mana bentuk dari badan hukum tersebut ialah perusahaan perseroan.

27 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha

(11)

pendapatan negara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

menyediakan jasa keuangan yang cepat, mudah dan aman melalui distribusi pinjaman

untuk masyarakat umum serta para pengusaha mikro, kecil dan menengah.

Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman kepada masyarakat atas dasar

Hukum Gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan

informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat.

Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan

keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan seperti lintah darat dan

pengijinan untuk mendapatkan sewa dana atau bunga dengan tingkat yang sangat

tinggi.28

Perseroan Terbatas Pegadaian sebagai lembaga keuangan yang menjalankan

kegiatan jasa keuangan berupa :29

1. Usaha pokok kredit gadai

Kredit gadai adalah fasilitas pinjaman berdasarkan hukum dengan prosedur

pelayanan mudah, aman dan cepat. Dengan usaha gadai ini, pegadaian

melindungi masyarakat yang tidak mempunyai akses ke dalam industri

perbankan, sehingga terhindar dari praktek pemberian uang pinjaman yang

tidak wajar. Pelayanan yang sederhana juga melindungi masyarakat dari

prosedur dan persyaratan kredit yang terbelit dan tidak dapat dipenuhi oleh

masyarakat kecil.

28

Triandaru dan Budisantoso, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), hlm. 212.

29

(12)

2. Usaha jasa titipan

Jasa titipan adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin

menitipkan barang-barang atau surat berharga yang dimiliki terutama bagi

orang-orang yang akan pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama,

misalnya menunaikan ibadah haji, pergi keluar kota atau mahasiswa yang

sedang berlibur.

3. Jasa taksiran

Jasa taksiran adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat yang ingin

mengetahui sebarapa besar nilai sesungguhnya dari barang yang dimiliki

seperti emas, berlian, batu permata dan lain-lain.

4. Properti

Pengoptimalan pemanfaatan asset yang kurang produktif, perusahaan

membangun gedung untuk disewakan, baik dengan cara pembiayaan sendiri

maupun bekerjasama dengan pihak ketiga dengan system bangun, kelola dan

alih atau Built Operate and Transfer (BOT) dan Kerja Sama Operasi (KSO).

5. Jasa lelang

Jasa lelang dimaksudkan untuk menyelenggarakan penjualan dimuka umum

secara lelang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usaha penjualan

keeping emas ONH (Ongkos Naik Haji) Penjualan keping emas ONH kepada

masyarakat dimaksudkan untuk melindungi nilai uang masyarakat yang ingin

merencanakan ibadah haji. Harganya ditentukan berdasarkan harga emas

(13)

saja baik untuk merencanakan ibadah haji, tetapi juga baik untuk berinvestasi

atau melindungi nilai uang dari inflasi.

C. Peranan Lembaga Pegadaian Sebagai Lembaga Keuangan

Peranan pegadaian dalam menunjang pembangunan ekonomi sedemikian

penting karena pegadaian tidak hanya memberikan pinjaman konsumtif tapi juga

produktif kepada para petani, nelayan, pedagang, industri rumah tangga serta

kaum buruh/pegawai negeri yang ekonominya lemah. Pegadaian juga terlibat

dalam berbagai program kemitraan dan bina lingkungan serta program-program

sosial lainnya. Ini membuktikan Pegadaian memang nyata-nyata peduli

masyarakat dan terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Perseroan Terbatas Pegadaian yang merupakan lembaga keuangan bukan

bank di Indonesia yang ditunjuk untuk menjalankan kegiatan keuangan berupa

menerima dan menyalurkan kredit berdasarkan hukum gadai. Kegiatan ini

diharapkan mampu mengatasi permasalahan likuiditas masyarakat melalui

peranan PT. Pegadaian, antara lain:

1. Memberikan pembiayaan yang terepat, termudah, aman, dan selalu memberikan

pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi.

2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan di seluruh pegadaian dalam mempersiapkan diri

(14)

3. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan

menengah ke bawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi

sumber daya perusahaan.

Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara PT. Pegadaian mempunyai

peranan dalam mencapai tujuan sebagaimana yang dimaksud di dalam pasal 2 ayat 1

UU BUMN yakni:

1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada umumnya dan

penerimaan Negara pada khususnya.

2. Mengejar keuntungan.

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedian barang dan∕atau jasa

yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh

sektor swasta dan koperasi.

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan

ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Pegadaian

menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta

mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.30

30 Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara, Pasal 12.

PT. Pegadaian

berperan dalam meningkatkan sektor usaha lainnya melalui kegiatan pembiayaan

kredit sebagai produk jasa keuangan dalam menopang kebutuhan likuiditas

(15)

Lembaga keuangan yang hidup dalam dinamika jasa keuangan di

Indonesia Lembaga Pegadaian berperan dalam hal-hal berikut :31

1. Pengalilian Aset (Asset Transfer)

Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji-janji untuk

membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan

jangka waktu yang diatur sesuai dengan kehutuhan perninjam. Dana

pembiayaan asset tersehut diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan

demikian lembaga keuangan sebcnarnya hanyalah mengalihkan atau

mernindahkan kewaiban penlinjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka

waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban

menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation.

2. Likuiditas (Liquidity)

Likuiditas berkaitan dengan kemainpuan untuk rnemperoleh uang tunai pada

saat dihutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah

tangga terutama dirnaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder

seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum

memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping

tambahan pendapatan.

3. Realokasi Pendapatan (Income Reallocation)

Masyarakat yang memiliki banyak individu merniliki penghasilan yang

memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun

31

(16)

sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk rnenghadapi masa yang

akan datang tersebut mereka menyisihkan atau inerealokasikan

pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan

hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan

barang misalnya tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas

sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program tabungan,

deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-saham adalah jauh

lebih baik jika dibandingkan dengan altenatif pertama.

4. Transaksi (Transaction)

Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan

misalnya rekening giro, tabungan, (deposito dan sebagainya, merupakan

bagian dan sistem pembayaran. Giro atau rekening tabungan tertentu yang

ditawarkan bank pada prinsipnya dapat berfungsi sebagai alat pembayaran.

Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha

untuk rnernperrnudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam

hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk

mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari.

Menelaah peranan lembaga pegadaian dari segi jasa-jasa penyedia finansial

dalam memenuhi kebutuhan likuiditas masyarakat maka lembaga pegadaian memiliki

peranan sebagai berikut :32

1. Fungsi Transmutasi Kekayaaan

32

(17)

Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk janji-janji memberikan

imbalan kepada pemilik dana. Bentuk janji-janji tersebut pada dasarnya

adalah pembiyaan/ kredit yang diberikan kepada unit defisit dengan jangka

waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan. Lembaga

keuangan dalam membiayai aset tersebut daperoleh dengan menerima

simpanan dari para penabung (surplus unit) yang jangka waktunya diatur

kebutuhan penabung. Lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan

kewajiban menjadi aset dengan jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan

keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban oleh lembaga keuangan

menjadi aset disebut transmutasi kekayaan. Dalam sistem syariah proses

transmutasi kekayaan tersebut haruslah didasari oleh akad/kontrak yang jelas,

transparan dan sah secara syariah.

2. Fungsi Likuiditas

Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada saat

dibutuhkan. Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan

dapat dengan mudah dicairkan melalui mekanisme pasar keuangan. Obligasi

atau saham dan instrumen keuangan lainnya menjanjikan keuntungan dengan

resiko yang relatif kecil. Pasar uang dan pasar modal menyediakan suatu cara

untuk mengkonversi instrumen-instrumen tersebut menjadi uang tunai.

Lembaga keuangan depositori menyediakan berbagai alternatif instrumen

(18)

3. Fungsi pembiayaan atau kredit

Penyediaan likuiditas dapat mempermudah arus tabungan menjadi investasi

dalam rangka menyimpan kekayaan, pasar keuangan menyediakan

pembiayaan atau kredit untuk membiayai kebutuhan konsumsi dan investasi

ekonomi. Konsumen membutuhkan pembiayaan atau kredit untuk membeli

barang-barang misalnya rumah, mobil, dan sebagainya. Sedangkan

pengusaha menggunakan fasilitas pembiayaan atau kredit untuk membeli

barang untuk tujuan produksi, membangun gedung, membeli mesin,

Referensi

Dokumen terkait

“Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas usul DPR, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa

Hal ini juga didukung oleh pendapat (Sudaryanto, 1993: 137--139) yang menyatakan metode cakap dibantu dengan teknik dasar teknik pancing, sedangkan teknik

Setelah mengisi form ini dengan lengkap dan melampirkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan, mohon segera dikirim kembali ke alamat :. Email :

Di sisi lain, sebagaimana Hennig-Thurau dan Klee (1997) yang telah melakukan penelitian dengan melihat hubungan antara kepuasan pelanggan dengan loyalitas pelanggan,

Dengan demikian, setelah melalui prosedur penelitian dan analisis data yang sesuai, penelitian ini telah mencapai tujuan dan membuktikan hipotesisnya yaitu, mampu membuktikan

Namun demikian, pada kesempatan ini saya sangat mengharapkan kesediaan bapak/ ibu kepala sekolah untuk meluangkan waktu sejenak untuk memberikan penilaian terhadap

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh corporate social responsibility dan citra perusahaan terhadap ekuitas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada bank konvensional memiliki nilai Struktur Modal ( Debt Equity Ratio ) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja