• Tidak ada hasil yang ditemukan

“IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014”"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling urgen bagi manusia, guna menunjang berkembangnya potensi yang dimilikinya. Diantara potensi yang harus dikembangkan ialah kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tetang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, menyebutkan sebagai berikut:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1

Banyak kalangan yang menilai bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih dikatakan rendah, hal ini terjadi tak lepas dari lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang belum siap memasuki dunia kerja karena minimnya kompetensi yang dimiliki.2 Tentunya ini akan menghambat pembangunan pendidikan nasional. “Menurut Zamroni dalam Kunandar mengatakan bahwa pembangunan pendidikan harus mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan global yang akan terjadi”.3

1 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 .(set. I.;

Yogyakarta: Cemerlang Publishing, 2007) hal 65-66.

2 Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan

Sukses Dalam Sertifikasi Guru, (ed. I.; Rajagrafindo Persada), hal. 1

(2)

2

Bertolak dari hal tersebut di atas Kunandar mengatakan bahwa: Pendidikan kita dewasa ini menunjukkan kecenderungan-kecenderungan sebagai berikut: pertama, memperlakukan peserta didik yang berstatus sebagai objek/klien, guru berfungsi sebagai pemegang otoritas tertinggi keilmuan dan indoktrinator. Kedua, materi ajar bersifat subjek oriented. Ketiga, manajemen pendidikan masih baru transisi dari sentralistik dan desentralistik. Akibatnya pendidikan kita mengisolasi diri dari kehidupan riil yang ada di luar sekolah, kurang relevan antara yang diajarkan dengan kebutuhan dalam pekerjaan, terlalu terkosentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak sejalan dengan pengembangan individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan berkepribadian. Keempat, proses pembelajaran didominasi oleh tuntutan untuk menghapalkan dan menguasai pelajaran sebanyak mungkin guna menghadapi ujian/tes, dan pada kesempatan tersebut peserta didik harus mengeluarkan apa yang telah dihapalkan. 4

“Selain permasalahan itu, pembelajaran yang berorentasi akhlak dan moralitas serta pendidikan agama kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pengalaman untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari”.5

Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat dipahami bahwa permasalahan yang kerap dihadapi oleh penyelenggara pendidikan ialah pertama, minimnya kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga masyarakat dan penyedia lapangan pekerjaan belum bisa memberinya kesempatan untuk bekerja dan mengaktualisasikan kompetensi yang dimilikinya. Hal ini terjadi, bukannya pendidikan di Indonesia dikatakan gagal dalam mencerdaskan anak bangsa, namun itu terjadi karena kurangnya pemerataan pendidikan secara menyeluruh mulai dari lembaga pendidikan, kondisi daerah dan kondisi peserta didik itu sendiri. Selain itu, penyebab minimnya kompetensi yang dimiliki oleh lembaga pendidikan ialah tak lepas dari peran lembaga pendidikan, khususnya guru sebagai fasilitator ilmu pengetahuan hanya mampu memberikan pengetahuan kognitif. Maksudnya peserta didik dituntut untuk menghapal dan menguasai pelajaran yang kemudian peserta

4Ibid, hal. 20

5E. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajarn Kreatif dan Menyenangkan.

(3)

3

didik dituntut untuk mengeluarkan apa yang dihapal melalui tes, ulangan harian dan ujian.

Kedua, dalam pembelajaran guru masih beranggapan peserta didik sebagai objek penerima ilmu saja dan besifat pasif, tanpa memperhatikan sisi subjeknya guna mengolah serta menjadikan peserta didik untuk berfikir kritis dengan mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimilikinya. Ini terjadi dikarenakan kurang pekanya guru dalam memperhatikan kondisi dan kebutuhan bagi peserta didiknya. Ketiga, materi yang diajarkan kurang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, ini disebabkan tentang materi yang selama ini diteorikan kurang diberikan dalam bentuk pelatihan-pelatihan sehingga lembaga pendidikan dianggap kurang mampu memberikan pengalaman-pengalaman pada peserta didiknya supaya nantinya masyarakat dan penyedia lapangan pekerjaan, dapat memberikan ruang bagi lulusannya untuk sekreatif mungkin mengembangkan kompetensi-kompetensi yang dimilikinya sebagai upaya pembangunan nasional. keempat, pendidikan agama saat ini masih dikatakan kurang mampu membentuk dan membekali peserta didik menjadi pribadi yang berakhlak, dikarenakan materi yang diajarkan sebagaimana telah disinggung sebelumnya hanya bersifat kognitif atau hafalan saja. Tanpa memberikan latihan-latihan pengalaman pada peserta didiknya agar itu menjadi corak dari kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, “diperlukan pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) berkemauan dan berkemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkesinambungan (continous quality improvement). 6 Serta “pendidikan harus mendesain pembelajarannya yang responsif dan berpusat pada siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus

(4)

4

meningkat”.7 Hal ini dimaksudkan agar dalam pembelajaran tidak berpusat pada guru saja sebagai perantara menyampaikan ilmu pengetahuan dan supaya tidak terkesan indoktrinator lagi serta tidak menjadikan peserta didik sebagai objek saja. Selain itu, untuk pendidikan agama dan pembelajaran yang berorientasi pada akhlak serta moralitas, haruslah menekankan pembelajarannya itu pada makna dan nilai, sehingga mampu melekat pada diri masing-masing peserta didik supaya mereka memperoleh pengalaman dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, guna mewujudkan semua itu dibutuhkanlah seorang guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran karena, pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik, guru dan lingkungan. Oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki keterampilan dalam merumuskan tujuan dan mengelola kegiatan interaksi pembelajaran. Diantaranya guru harus mempunyai kompetensi dalam merumuskan, merencanakan dan mengelola pelaksanaan pembelajaran.

Sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran itu, maka hendaknya hal tersebut dipersiapkan lebih matang terlebih dahulu sebelum guru memasuki kelas diantaranya beberapa tahap yang harus dilakukan seorang guru sebelum memasuki kelas, melaksanakan pembelajaran, yang dimaksud melaksanakan pembelajaran disini adalah melakukan analisis/ identifikasi kebutuhan, merumuskan tujuan instruksional, analisis tugas, menentukan strategi instruksional, memilih dan menggunakan media, sumber referensi yang mendukung dan melakukan evaluasi hasil pembelajaran. Dengan seperti itu seorang guru dapat mengetahui kondisi peserta didik yang hendak ia beri materi pelajaran. Sehingga guru dapat menyusun dan merumuskan pembelajaranya sesuai kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan dan mengasah pengetahuan peserta dididik yang

7 Saifudin Zuhri Qudsy, Ahmad Fawaid. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model

(5)

5

beroreintasi pada pengembangan kreatifitas dan potensi peserta didik. Selain hal tersebut, guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab, maka dari itu sudah seyogyanya seorang guru melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik, terutama dalam kaitannya dengan pembelajaran.

Diantara tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Undang-Undang No 14 tahun 2005 pasal 20 poin a, seorang guru berkewajiban: “Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.”8

Mengenai hal merencanakan pembelajaran, sebagaimana dikatakan “Barnawi dan Mohammad Arifin, perencanaan pembelajaran harus dibuat sebaik mungkin karena perencanaan yang baik akan membawa hasil yang baik pula”.9 Diantaranya ialah guru harus membuat dan mengembangkan silabus yang kemudian standar kompetensinya dijabarkan lagi dalam RPP, maka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru agar RPP yang disusun dapat dipergunakan dan berjalan sesuai dengan tujuan yang efektif dan efesien, diantaranya ialah melakukan pemetaan kompetensi dasar per unit, melakukan analisis alokasi waktu, menyusun program tahunan (prota) dan program semester (prosem) dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), inilah yang nantinya menjadi dasar acuan baik bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran, maupun kepala sekolah dan pengawas untuk mengontrol kinerja guru.10

Sedangkan menurut Ditjen (Direktorat Jenderal) PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) dalam Barnawi dan Mohammad Arifin, guru

8 Barnawi & Mohammad Arifin. Kinerja Guru Profesional Intrumen Pembinaan, peningkatan dan

Penilaian, (cet. I.; Yogyakarta:2012 ), hal 13

9Ibid, hal. 15

(6)

6

wajib membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah.11

Bertolak dari berbagai perencanaan pembelajaran tersebut, maka RPP merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh para pendidik (guru). Pemerintah mengatur hal itu dengan menggunakan PP no. 19/2005 dan diperkuat dengan Permendiknas no. 41/2007 (tentang Standar Proses). “Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dilakukan disetiap satuan pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal, baik yang menerapkan sistem paket maupun sistem kredit semester (SKS)”.12 Dengan adanya RPP diharapkan perencanaan pembelajaran menjadi lebih baik, sehingga dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan peserta didik dapat pula terbantu dengan mudah dalam belajar.

Sebagai upaya mengembangkan dan meningkatkan potensi anak bangsa serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, maka pihak SMPN 13 Malang melalui kebijakan sekolah setiap guru diharuskan membuat RPP karena hal itu merupakan tanda keprofesionalan seorang guru, sebagimana yang peneliti alami ketika melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) di SMPN 13 Malang, dimana peneliti dibimbing dan diberi contoh untuk membuat RPP itu sendiri. Juga diperkuat oleh pernyataan dari salah satu guru pendidikan agama Islam (PAI) di SMPN 13 Malang, ketika peneliti bertanya, apakah membuat RPP itu merupakan kebijakan sekolah kepada semua guru agar setiap materi yang hendak disampaikan,

11Ibid, hal 15

12Idisusilo. Panduan Lengkap Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. (cet.I.;

(7)

7

harus membuat RPP?, Beliau menjawab, bahwa membuat RPP kewajiban bagi setiap guru yang profesional.13

Berangkat dari paparan di atas, maka peneliti terdorong untuk mengetahui bagaimana strategi pembelajaran guru dalam meningkatkan pembelajaran agar peserta didiknya dapat berkembang dan memiliki potensi unggulan selain itu bagaimana guru menyusun, mengembangkan dan mengimplementasikan RPP sebagai pedoman untuk mendesain dan memprediksi proses pelaksanaan pembelajaran karena dengan RPP cukup dapat meningkatkan kualitas peserta didik. Terutama dalam kaitanya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Oleh sebab itu peneliti mengambil judul peneletian “Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 13 Malang”, karena sekolah tersebut merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menekankan guru agar selalu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) di setiap materi yang akan diajarkan.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada paparan di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana kompetensi guru PAI di SMPN 13 Malang dalam membuat perencanaan pembelajaran tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimana guru PAI SMPN 13 Malang mengimplementasikan RPP terhadapata pelajaran yang diajarkan tahun pelajaran 2013/2014?

13Wawancara dengan guru pendidikan agama Islam (PAI), Ibu Dra. Mufidah, pada hari Senin, 15 April

(8)

8

3. Bagaimanakah evaluasi guru PAI di SMPN 13 Malang terhadap implementasi RPP PAI sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Berpijak pada permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian yang telah dirumuskan dalam proposal ini ialah:

1. Mendeskripsikan kompetensi guru PAI di SMPN 13 Malang dalam membuat perencanaan pembelajaran tahun pelajaran 2013/2014

2. Mendeskripsikan implementasi RPP PAI di SMPN 13 Malang terhadap materi yang diajarkan

3. Mendeskripsikan evaluasi yang dilakuukan oleh guru PAI di SMPN 13 Malang terhadap implementasi RPP sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

D. Manfaat Peneltian

1. Bagi Guru PAI

Dapat menjadi bahan masukan dalam mengembangkan dan meningkatkan kembali kualitas dalam pembuatan RPP maupun dalam proses pelaksanaan pembelajaran sehingga kinerja guru PAI dianggap berhasil menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam kepada peserta didik.

2. Bagi Peneliti lain

(9)

9 3. Bagi Peneliti

Dapat memberi pengetahuan baru dan dapat memperkaya wawasan peneliti dalam kaitannya dengan perencanaan, desain dan pelaksanaan pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini ialah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pendidikan agama Islam (PAI) atau bisa disingkat dengan RPP PAI, Berikut penjelasan secara operasional:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menurut Barnawi dan Mohammad Arifin adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.14 Sedangkan menurut Susanto RPP adalah penjabaran silabus dalam unit-unit atau satuan pembelajaran yang hendak dilaksanakan di kelas.15

Jadi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ialah rancangan dan merupakan pedoman bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk mengembangkan potensi peserta didik. Dalam penelitian ini yang dimaksud rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ialah berusaha mengetahui bagaimana guru PAI di SMPN 13 Malang membuat perencanaan pembelajaran kemudian mengimplementasikan RPP dan untuk mengetahui sistem evaluasi yang digunakan oleh guru PAI di SMPN 13 Malang terhadap

14Barnawi & Mohammad Arifin. Kinerja Guru Profesional Intrumen Pembinaan, peningkatan

dan Penilaian, (cet. I.; Yogyakarta:2012 ), hal 15

15 Susanto, Pengembangan KTSP dengan Perspektif Menejemen Visi, (Surabaya: Mata Pena,

(10)

10

implementasi RPP (dalam konteks) sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran yang tidak hanya diajarkan di sekolah-sekolah Islam saja, namun di sekolah sekolah umum juga diajarkan, hal ini dimaksudkan supaya peserta didik terbekali nilai-nilai agama dan akhlak yang baik dalam setiap tindakan yang mereka lakukan. Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini ialah satuan mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diampu oleh guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya.

Sesuai paparan di atas, maka yang dimaksud rencana pelaksanaan pembelajaran RPP PAI ialah suatu pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam unit mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diampu oleh guru pendidikan agama Islam ketika melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

F. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan: Pada bab ini akan dibahas yang meliputi latar belakang masalah dalam penelitian, rumusan, tujuan penelitian, manfaat dalam penelitian, batasan istilah dalam penelitian dan sistematika pembahasan.

(11)

11

RPP PAI, implementasi pembuatan RPP PAI dan evaluasi hasil pelaksanaan pengajaran rencana pelaksanaan pembelajaran RPP PAI.

Bab III Metode Penelitian: Pada bab ini akan dikemukakan tentang metode dalam penelitian yang meliputi pendekatan dalam penelitian, lokasi dan informan dalam penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data hasil penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian: Pada bab ini akan peneliti sajikan beberapa data temuan selama penelitian, yang meliputi latar belakang obyek dalam penelitian dan penyajian serta analisis data yang berkaitan dari paparan dan temuan penelitian yang meliputi bagaimana implementasi RPP PAI sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SMPN 13 Malang.

(12)

“IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 13

MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014”

SKRIPSI

Oleh: SITI FATIMAH

NIM. 09110039

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(13)

“IMPLEMENTASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PAI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SMPN 13

MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014”

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)

Oleh: SITI FATIMAH

NIM. 09110039

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(14)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang,

dan diterima untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. P.d. I)

Pada tanggal: 26 Oktober 2013

Dewan Penguji: Tanda Tangan

1. Prof. Dr. Tobroni, M. Si 1. ...

2. Dr. Khozin, M. Si 2. ...

3. Dra. Romlah, M. Ag 3. ...

4. Drs. H. N. Taufiq, M. Ag 4. ...

Mengesahkan,

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Malang

Dekan,

(15)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam yang mencurahkan

karunia rahmat dan keberkahannya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

menunjukkan jalan terang dalam agama Islam.

Penulisan skripsi ini telah mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu dengan

terselesaikannya skripsi ini penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Ayahanda Abdullah dan ibunda Darsumi yang selalu mendidik, menyayangi dan

mendo’akan dalam setiap langkah saya.

2. Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Drs. Faridi, M. Si, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.

4. Drs. H. N. Taufiq, M. Ag selaku pembimbing I skripsi dan Dra. Romlah, M. Ag selaku

pembimbing II skripsi.

5. Suwaiba, S. Pd, selaku Waka Kurikulum di SMPN 13 Malang.

6. Arifuddin, S. S selaku guru PAI pada kelas VIII G dan Dra. Mufidah selaku guru PAI

pada kelas IX C.

7. Segenap guru, karyawan dan peserta didik di SMPN 13 Malang.

8. Teman-teman yang selalu memotivasi dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

(16)

ix

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh sebab itu saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi peningkatan pendidikan Islam. Amin

Malang, 19 Oktober 2013

(17)

x

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……… vi

ABSTRAK ……… vii

F. Sistematika Pembahasan ………... 10

BAB II KAJIAN TEORI ………. 12

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Ruang Lingkupnya Pada Mata Pelajaran PAI ………... 12

1. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)PAI ... 12

2. Fungsi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI …… 14

3. Landasan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI ……… 15

4. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI ………. 16

B. Kompetensi Guru Dalam Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI Sebagi UpayaMeningkatkan Kualiatas Pembelajaran ……… 18

1. Langkah-langkan Menyusun RPP PAI (RPP) PAI ………… 18

2. Format Pembuatan RPP PAI ……….. 19

(18)

xi

C. Evaluasi Hasil pelaksanaan/penyajian Pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI ……… 26

BAB III : METODE PENELITAN………. 28

A. Pendekatan Penelitian ………... 28

B. Lokasi Penelitian dan Informan Penelitian ………. 29

C. Teknik Pengumpulan Data ………... 31

D. Teknik Analisa Data ……….. 34

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN ……… 37

A. Latar Belakang Obyek Penelitian ……… 37

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 13 Malang ……….. 37

2. Keadaan Sarana dan Prasarana ………... 37

3. Keadaan Guru dan Peserta Didik ………... 44

B. Penyajian dan Analisis Data ………. 48

1. Perencanaan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) ………. 48 2. Implementasi Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pendidikan agama Islam (PAI) ………. 53

(19)

xii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran I Riwayat Hidup penulis

Lampiran II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran III Surat Penelitian

Lampiran IV Data guru di SMPN 13 Malang

Lampiran V Transkrip wawancara dengan guru PAI kelas IX C, Waka Kurikulum dan peserta didik pada kelas IX C

Lampiran VI Transkrip wawancara guru PAI kelas VIII G dan peserta didik kelas VIII G

Lampiran VII Data Peserta Didik di SMPN 13 Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 Lampiran VIII Jadwal Penelitian Di SMPN 13 Malang Tahun Pelajaran

2013/2014

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 1988. Evaluasi Instruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remadja

Karya.

Barnawi, Mohammad Arifin. 2012. Kinerja Guru Profesional, Instrumen, Pembinaan,

Peningkatan dan Penilaian. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Harjanto.1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Idisusilo. 2012. Panduan Lengkap Menyusun Silabus Dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran. ---: Kata Pena.

Ibrahim, R, Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kunandar. 2010. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo.

Listyo Prabowo, Sugeng dan Faridah Nurmaliyah. 2010. Perencanaan Pembelajaran pada

bidang studi, bidang studi tematik, muatan lokal, keckapan hidup, bimbingan dan konseling. Malang: UIN Maliki Press.

Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marzuki. 1983. Metodologi Riset. Yogyakarta: RciEF Press.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Yang Disempurnakan, Pengembangan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.

Suharsa, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Syaefuddin, Udin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

Romlah. 2011. Implementasi Model Pendidikan Agama Islam dengan Pendekatan

(21)

Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R

&D). Bandung: Alfabeta.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Pemanfaatan sumberdaya perikanan darat dan budidaya belut dalam skala lokal dapat mempengaruhi tingkat pengangguran dan kemiskinan, operasionalisasi

Simpulan : Rerata rasio diameter inti dan sitoplasma sel epitel buccal pada kelompok status oral higiene baik lebih rendah dibandingkan kelompok status oral higiene

Model pada tahap awal ini berangkat dari pendapat Davies dalam Tennent (2005,; 72) yang menyatakan bahwa pengajaran reflektif bukanlah mengevaluasi siswa atau

Ekstraksi adalah pengolahan dengan pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak campurannya dengan pembagian sebuah

Pada mayoritas ikan, jantan dan betina merupakan individu yang terpisah, untuk kemudian mereka harus bertemu atau bersama- sama pada masa kawin (reproduksi). Reproduksi seksual

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian untuk merancang prototype dan membuat program aplikasi mobile dan python

Penulis mewawancarai Jamaluddin Idris wakil ketua MPU Bireuen, ia menjelaskan bahwa meskipun dalam masyarakat Bireuen secara umum melakukan pembagian harta bersama

Dari pertanyaan tentang bagaimana cara mengurangi kebiasaan merokok dengan permen xylitol banyak siswa yang tidak mengetahui hal tersebut yaitu 92,8 % atau hampir semua