• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRARANCANGAN PABRIK SODIUM STYRENE SULFONATE DARI 2-BOMO ETHYL BENZENE DAN SULFUR TRIOKSIDA KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor Continous Stired Tank Reactor (RE-301))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PRARANCANGAN PABRIK SODIUM STYRENE SULFONATE DARI 2-BOMO ETHYL BENZENE DAN SULFUR TRIOKSIDA KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN (Perancangan Reaktor Continous Stired Tank Reactor (RE-301))"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK SODIUM STYRENE SULFONATE DARI 2-BOMO ETHYL BENZENE DAN SULFUR TRIOKSIDA

KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN

(Perancangan Reaktor Continous Stired Tank Reactor (RE-301))

Oleh

YOSHY OKTAPEN S.

Sodium Styrene Sulfonate merupakan bahan kimia yang digunakan sebagai resin penukar ion, bahan penolong dalam produksi Polyester Fiber serta bahan penolong untuk meningkatkan kualitas warna untuk acrylic.

Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonate di Indonesia cenderung meningkat tiap tahunnya dan selama ini kebutuhan bahan tersebut masih diimpor dari luar negeri, terutama dari Cina dan Amerika Serikat. Selain itu, kebutuhan aseton di dunia juga semakin meningkat dengan meningkatnya perkembangan industri – industri pengguna Sodium Styrene Sulfonate. Sehingga pembangunan pabrik

Sodium Styrene Sulfonate sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan industri di dalam negeri.

Sodium Styrene Sulfonate diproduksi dengan cara mensulfonasi 2-Bromo Ethyl Benzene dengan Sulfur Trioxide di dalam Reaktor CSTR pada suhu 50oC dan tekanan 1 atm . Hasil keluaran reaktor berupa 2-Bromo Ethyl Benzene yang kemudian digunakan sebagai umpan di dalam Reaktor II untuk direaksikan dengan NaOH pada suhu 75 oC dan tekanan 1 atm, dengan tujuan untuk menyempurnakan produk yang diinginkan berupa Sodium Styrene Sulfonate.

Sedangkan Sodium Styrene Sulfonate ditreatment untuk diproses selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan pasar.

(2)

ii

Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan dengan struktur organisasi line and staff.

Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik berupa sistem pengolahan dan penyediaan air, sistem penyedia steam, sistem penyedia udara tekan, unit

refrigerant dan sistem pembangkit tenaga listrik.

Dari analisis ekonomi diperoleh:

Fixed Capital Investment (FCI) = Rp.267.991.365.030

Working Capital Investment (WCI) = Rp.47.292.593.828

Total Capital Investment (TCI) = Rp.315.283.958.859

Break Even Point (BEP) = 38,04 %

Shut Down Point (SDP) = 29,06 %

Pay Out Time before taxes (POT)b = 0,869 tahun Pay Out Time after taxes (POT)a = 1,063 tahun Return on Investment before taxes (ROI)b = 89,354 % Return on Investment after taxes (ROI)a = 71,483 % Discounted cash flow (DCF) = 41,6796 %

Mempertimbangkan rangkuman di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan dibidang industri kimia di Indonesia semakin pesat

perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya beberapa pabrik

kimia di Indonesia. Kegiatan pengembangan industri kimia di Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan nasional dalam memenuhi

kebutuhan dalam negeri akan bahan kimia dan juga sekaligus ikut

memecahkan masalah ketenaga kerjaan.

Salah satu jenis industri kimia yang amat besar pengaruhnya terhadap industri

kimia di Indonesia adalah sodium styrene sulfonat. Kebutuhan sodium

styrene sulfonat dalam negeri menurut data badan pusat statistik (BPS) dari

tahun ke tahun semakin meningkat, seiring meningkatnya laju pertumbuhan

industri di Indonesia.

Di Indonesia, kebutuhan sodium styrene sulfonat selama ini masih dipenuhi

dengan jalan mengimpor dari luar negeri, terutama dari Cina dan Amerika

Serikat. Akan tetapi kebutuhan sodium styrene sulfonat dari tahun ke tahun

akan mengalami peningkatan dengan adanya keperluan akan bahan tersebut,

(4)

2

upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mendirikan pabrik sodium styrene

sulfonat.

Pendirian pabrik sodium styrene sulfonat mempunyai prospek yang cukup

baik yang akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan dari negara lain,

menghemat pengeluaran negara, untuk menggerakkan pertumbuhan industri

lain di Indonesia dan meningkatkan devisa negara dan ikut berperan dalam

meratakan hasil pembangunan

B. Kegunaan Produk

Sodium styrene sulfonat dapat digunakan untuk berbagai aplikasi dalam

industri, bahan ini dapat berperan sebagai resin penukar ion, bahan penolong

dalam produksi Polyester Fiber serta bahan penolong untuk meningkatkan

kualitas warna untuk acrylic.

C. Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat

Data kebutuhan sodium styrene sulfonat di beberapa negara pengimpor dapat

dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Data Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat di beberapa negara pengimpor

No Negara Kapasitas (ton)

(5)

3

Sedangkan data Sodium Styrene Sulfonat di beberapa negara pengeksport

dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Data Sodium Styrene Sulfonat di beberapa negara pengeksport No Negara Kapasitas (ton)

1. Amerika Serikat 55.000 2. Jerman 45.000 3. China 30.000

D. Kapasitas Rancangan

Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Perdagangan yang diolah

oleh Badan Pusat Statistik, proyeksi kebutuhan sodium styrene sulfonat

diperkirakan akan semakin meningkat.

Data kebutuhan sodium styrene sulfonat dari tahun 2000-2006 dapat dilihat

pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3. Data Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat Indonesia No Tahun Kapasitas (ton)

1. 2000 4.583 2. 2001 7.530 3. 2002 12.078 4. 2003 17.212 5. 2004 22.632 6. 2005 25.502 7. 2006 28.105

(6)

4

Gambar 1.1. Grafik Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat Indonesia

Keterangan : y = kapasitas sodium styrene sulfonat, ton/tahun

x = tahun ke-

Kebutuhan sodium styrene sulfonat di Indonesia pada tahun ke 16 yaitu tahun

2015 adalah :

Kapasitas = 4180,9 (16) + 82,571 (ton/tahun)

= 66.976 ton/tahun

Sehingga untuk menutupi kebutuhan sodium styrene sulfonat Indonesia, pabrik ini

dirancang dengan kapasitas 60 % dari kebutuhan dengan petimbangan yaitu :

1. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, maka direncanakan pada tahap

awal pendirian pabrik ini yaitu sebesar 60% dari jumlah kebutuhan tahun

2015, yaitu 40.000 ton/tahun. Dengan kapasitas ini diharapkan dapat

mengurangi ketergantungan impor Indonesia dari luar negeri.

2. Sampai saat ini di Indonesia masih mengimport sodium styrene sulfonat,

(7)

5

pabrik sodium styrene sulfonat maka kebutuhan akan bahan baku ini dapat

diatasi dan dengan sendirinya akan menghemat devisa negara.

E. Ketersediaan bahan baku.

Bahan baku yang digunakan dalam pabrik sodium styrene sulfonat yaitu

dalam tabel berikut :

Tabel 1.4. Data Bahan Baku Sodium Styrene Sulfonat Indonesia No Bahan Baku Harga, Rp. 1. 2-Bromo ethyl benzene 7.050 2. Sulfur trioxida 1.775,23 3. Methylene clorida 975 5. Natrium Hidroksida 1.600

Sumber: sciencelab.com

F. Lokasi Pabrik

Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting dalam perancangan suatu

pabrik, karena berhubungan langsung dengan nilai ekonomis dari pabrik yang

akan didirikan. Pertimbangan pemilihan lokasi pada umumnya sebagai

berikut:

1. Bahan baku

Karena kebutuhan bahan baku terdapat di pulau Jawa, maka lokasi dipilih

di daerah kawasan industri Bojonegara Kabupaten Serang Propinsi

Banten.

 2-Bromo Ethyl Benzene (C8H9Br) dari PT. Unggul Indah Cahaya,

Pulomerak, Banten.

 NaOH dari PT. IndoClor Prakarsa Industries, Bojonegara, Banten.

(8)

6

2. Pemasaran

Pabrik sodium styrene sulfonat ini direncanakan dibangun di Serang. Hal

ini dimaksudkan karena dekat dengan bahan baku dan bahan penunjang

pabrik lainnya, selain itu untuk memudahkan dalam pemasaran sodium

styrene sulfonat di daerah pulau Jawa.

3. Utilitas

Utilitas yang diperlukan adalah air, bahan bakar serta listrik. Daerah

Serang, Banten dilalui sungai Ciujung yaitu sungai yang terdekat dengan

kawasan industri yang dapat digunakan untuk keperluan penyediaan

utilitas terutama air.

4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja di Indonesia cukup banyak sehingga penyediaan tenaga kerja

tidak begitu sulit diperoleh. Tenaga kerja yang berpendidikan menengah

atau kejuruan dapat diambil dari daerah sekitar pabrik. Sedangkan untuk

tenaga kerja ahli dapat didatangkan dari kota lain. Disamping itu lokasi

pabrik mudah dijangkau oleh transportasi angkutan yang beroperasi secara

permanen pada daerah lokasi pabrik.

5. Transportasi

Lokasi pabrik harus mudah dicapai sehingga mudah dalam pengiriman

bahan baku maupun pemasaran produk serta terdapat transportasi yang

lancar baik darat maupun laut.

6. Perijinan

Lokasi pabrik dipilih pada daerah khusus untuk kawasan industri, sehingga

(9)

X. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan terhadap

Prarancangan Pabrik Sodium styrene sulfonate dari 2-Bromo Ethyl Benzene

dan Sulfur Trioksida dengan kapasitas 40.000 ton/tahun dapat ditarik simpulan

sebagai berikut :

1. Percent Return on Investment (ROI) sesudah pajak adalah 49,4807 %. 2. Pay Out Time (POT) sesudah pajak adalah 1,06 tahun

3. Break Even Point (BEP) sebesar 38,04 % dimana syarat umum pabrik di Indonesia adalah 30 – 60 % kapasitas produksi. Shut Down Point (SDP) 4. sebesar 29,06 %, yakni batasan dimana syarat umum pabrik di

Indonesia adalah 20 – 30 % kapasitas produksi sehingga pabrik

harus berhenti berproduksi karena merugi.

5. Discounted Cash Flow Rate of Return (DCF) sebesar 41,6796 %, lebih besar dari suku bunga bank sekarang sehingga investor akan lebih

memilih untuk berinvestasi ke pabrik ini dari pada ke bank.

B. Saran

Pabrik Sodium styrene sulfonate dari 2-Bromo Ethyl Benzene dan Sulfur

Trioksida dengan kapasitas empat puluh ribu ton per tahun sebaiknya dikaji

Gambar

Tabel 1.2. Data Sodium Styrene Sulfonat di beberapa negara pengeksport
Gambar 1.1.  Grafik Kebutuhan Sodium Styrene Sulfonat Indonesia
Tabel 1.4. Data Bahan Baku Sodium Styrene Sulfonat Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dikarenakan jumlah keluarga dan kepadatan penduduk yang tidak merata pada suatu wilayah menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi yang juga tidak merata dan

DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA DI PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN” ini, merupakan Tugas Akhir yang penulis selesaikan dalam rangka sebagai salah satu syarat untuk

1) Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya. Dalam usaha untuk memperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan yang sesuai dengan

Hal tersebut dirasa kurang bagi Mahkamah Agung, karena pemutusan perkara perikanan digabungdengan pemutusan perkara pidana khusus di bidang lainnya seperti kasus

Oleh karena itu, diteliti mengenai bagaimana perjanjian pembiayaan konsumen dapat dilakukan didasarkan pada sistem hukum perjanjian di Indonesia dan akibat hukum

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah mengenai pengaruh arus kas yang diklasifikasikan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas

T he objective of this Memorandum of Understand ing (hereinafter referred to as "MoU") is to promote the development of cooperation between the Parties in

Rekomendasi agar dapat terimplementasikannya gagasan ini adalah adanya koordinasi yang dilakukan setiap pihak terkait seperti Balai penelitian Tanah, Departemen