V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai pengaruh campuran lima jenis biomassa dengan batubara dalam pembuatan briket biocoal terhadap sifat fisik dan laju pembakaran, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Briket biocoal dengan campuran arang tempurung kelapa memiliki sifat fisik paling baik dimana nilai kerapatan, kekerasan dan kekuatan briket biocoal arang tempurung kelapa lebih tinggi bila dibandingkan dengan briket biocoal dengan campuran biomassa lainnya.
2. Temperatur paling tinggi dan laju pembakaran paling cepat dihasilkan pada briket biocoal dengan campuran ampas tebu pada persentase ampas tebu 47,7%.
3. Pemberian campuran persentase empat jenis biomassa didalam pembuatan briket biocoal berpengaruh terhadap laju pembakaran. Dimana semakin banyak persentase biomassa maka laju pembakaran semakin cepat dan baik karena masih dalam kisaran yang dibutuhkan. Namun pada briket biocoal dengan campuran arang tempurung kelapa, semakin banyak konsentrasi arang tempurung kelapa maka semakin lambat laju pembakarannya. Hal ini
B. Saran
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir dekade ini dunia sedang dalam keadaan krisis energi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya harga minyak mentah di pasaran
internasional. Dampak krisis energi ini pun dirasakan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa jumlah persediaan energi nasional saat ini sangat terbatas. Cadangan energi fosil kita pun semakin hari semakin berkurang, sedangkan kebutuhannya terus meningkat (Sastrosoenarto, 2006).
Untuk menghadapi krisis energi ini diperlukan implementasi pengembangan energi alternatif atau diversifikasi energi. Salah satu sumber energi alternatif yang sangat prospek di masa mendatang adalah batubara. Sumber daya batubara di Indonesia masih sangat banyak. Dengan sedikit rekayasa, batubara dapat
langsung digunakan untuk pemenuhan kebutuhan energi baik pada skala ekonomi kecil, menengah maupun industri.
Sebagai sumber energi, batubara dapat direkayasa dalam berbagai bentuk atau penggunaan. Batubara dapat diubah menjadi cair melalui pencairan
(liquefaction), gas melalui gasifikasi, atau sesuai dengan aslinya (padat).
Semua rekayasa ini tercipta melalui teknologi yang beraneka ragam, mulai dari yang paling sederhana sampai modern, serta telah bersifat komersil di hampir seluruh penjuru dunia. Salah satu dari sekian banyak komersialisasi batubara yang menggunakan teknologi sederhana adalah pencetakan batubara, atau lebih dikenal dengan sebutan briket batubara.
Briket batubara merupakan hasil pengolahan batubara yang pada awalnya batubara dihaluskan lalu dicampur dengan perekat lalu dipadatkan dengan alat pencetak. Briket batubara sangat ekonomis dan dapat menghasilkan kalori pembakaran yang cukup panjang. Satu kg briket batubara dapat dipakai hingga 8 jam dengan pembakaran yang relatif konstan. Namun, lama penyalaan briket batubara ini membuat briket batubara tidak dapat digunakan di rumah tangga karena rata-rata lama ibu memasak di dapur antara 30 menit sampai 2 jam saja. Briket batubara ini sangat cocok untuk dipakai pada kebutuhan akan energi yang banyak dengan durasi pembakaran yang panjang contohnya seperti pada industri rumah tangga dan industri besar lainnya (Adrihimura, 2009).
pembakaran. Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi
tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar.
Arang tempurung kelapa, ranting pohon, sekam padi, jerami dan ampas tebu merupakan biomassa yang jumlahnya melimpah di negeri kita ini. Kelimanya merupakan barang-barang yang belum begitu banyak dimanfaatkan. Padahal baik arang tempurung kelapa, ranting pohon, sekam padi, jerami dan ampas tebu memiliki potensi produksi yang sedemikian besar dan dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pemanfaatan limbah. Sebagai contoh, pemanfaatan ampas tebu hanyalah sebagai bahan bakar bagi pabrik bersangkutan dan belum diolah sepenuhnya. Begitu pun dengan ranting pohon, sekam padi dan jerami yang jumlahnya sangat banyak, tidak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan selama ini ranting pohon, sekam padi dan jerami yang ada hanya dibakar saja. Padahal arang tempurung kelapa, ranting pohon, sekam padi, jerami dan ampas tebu merupakan biomassa yang dapat digunakan untuk menjadi campuran dalam pembuatan briket biocoal (Anonim, 2005).
baik arang tempurung kelapa, ranting pohon, sekam padi, jerami dan ampas tebu harus dimanfatkan sebaik mungkin. Salah satu pemanfaatannya yaitu dijadikan campuran briket biocoal.
Berdasarkan argumentasi di atas, dapat dikatakan bahwa sudah saatnya kita melirik dan mengembangkan briket biocoal ini, dimana harga bahan bakar minyak yang semakin mahal dan langka. Terlebih masih banyak terdapat bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif yang belum dimanfaatkan dengan baik.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh campuran lima jenis
biomassa (arang tempurung kelapa, ranting pohon, sekam padi, jerami dan ampas tebu) dengan batubara dalam pembuatan briket biocoal terhadap sifat fisik dan laju pembakaran.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para produsen atau pembuat briket biocoal dari campuran batubara dengan arang tempurung kelapa, briket biocoal dari campuran batubara dengan ranting pohon, briket biocoal dari campuran batubara dengan sekam padi, briket biocoal dari campuran
batubara dengan jerami dan briket biocoal dari campuran batubara dengan ampas tebu, mengenai pengaruh campuran kelima jenis biomassa tersebut dalam