• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) PADA

MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10

METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

MANDASARI AD’HA

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran PKn kelas VA SDN 10 Metro Pusat. Siswa yang belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 15 siswa (52%).

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

melalui model kooperatif tipe

Team Assisted Individualization

(TAI).

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Tahapan dalam

penelitian ini diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Alat pengumpulan data penelitian ini

berupa lembar observasi dan alat tes. Lembar observasi digunakan untuk

mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Sedangkan alat

tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa. Teknik analisis

data penelitian ini dalam bentuk analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe

Team Assisted Individualization

(TAI) pada pembelajaran PKn dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari persentase

rata-rata kinerja guru pada siklus I (54), siklus II (64), dan siklus III (82). Nilai

rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (44,58%), siklus II (61,08%), dan siklus III

(80,78%). Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I 55,17, siklus II 75,86

dan siklus III 86,21.

(2)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

(TAI) PADA

MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10

METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh

MANDASARI AD’HA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...

vi

DAFTAR GAMBAR ...

vii

DAFTAR LAMPIRAN ...

viii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...

1

B. Identifikasi Masalah ...

4

C. Rumusan Masalah ...

5

D. Tujuan Penelitian...

5

E.

Manfaat Penelitian...

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Model Kooperatif tipe TAI...

7

1. Pengertian Model Pembelajaran ...

7

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...

8

3. Pengertian Model tipe TAI ...

10

B. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar...

13

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ...

13

2. Pengertian Aktivitas Belajar ...

14

3. Jenis-jenis Aktivitas...

16

4. Pengertian Hasil belajar...

17

5. Pendidikan Kewarnegaraan (PKn) ...

18

6. Hipotesis Tindakan ...

20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian. ...

22

B.

Setting

Penelitian ...

24

C. Teknik Pengumpulan Data ...

24

D. Alat Pengumpulan Data...

25

E.

Teknik Analisis Data ...

25

F.

Indikator Keberhasilan. ...

27

G. Urutan Penelitian Tindakan kelas ...

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .

...

38

1. Deskripsi Awal. ...

38

2. Refleksi Awal. ...

39

3. Persiapan Pembelajaran...

39

B. Hasil Penelitian...

40

1. Siklus I...

40

(4)

v

b. Pertemuan II...

41

c. Temuan Siklus I. ...

42

1. Aktivitas Siswa. ...

42

2. Kinerja Guru. ...

46

3. Hasil Belajar...

48

d. Refleksi Siklus I...

50

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas Siklus II. ...

50

2. Siklus II. ...

51

a. Pertemuan I. ...

51

b. Pertemuan II...

52

c. Temuan Siklus II...

53

1. Aktivitas Siswa. ...

53

2. Kinerja Guru. ...

57

3. Hasil Belajar...

59

d. Refleksi Siklus II. ...

60

e. Saran Perbaikan/Tindakan Kelas Siklus III. ...

61

3. Siklus III. ...

61

a. Pertemuan I. ...

61

b. Pertemuan II...

62

c. Temuan Siklus III. ...

63

1. Aktivitas Siswa. ...

63

2. Kinerja Guru. ...

67

3. Hasil Belajar...

70

d. Refleksi Siklus III. ...

71

C. Pembahasan. ...

72

1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ...

72

2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran. ...

75

3. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran...

77

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...

82

B. Saran

...

83

DAFTAR PUSTAKA

(5)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa

dan kinerja guru... 27

2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan I) ... 43

3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus I pertemuan II)... 44

4. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I... 45

5. Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 46

6. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II ... 47

7. Peningkatan Kinerja Guru Siklus I... 48

8. Nilai Hasil Belajar Siklus I

... 49

9. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa... 49

10. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan I) ... 54

11. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran (Siklus II Pertemuan II) ... 55

12. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 56

13. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I ... 57

14. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II... 58

15. Peningkatan Kinerja Guru Siklus II ... 59

16. Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 59

17. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 60

18. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

(Siklus III Pertemuan I) ... 64

19. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

(Siklus III Pertemuan II) ... 66

20. Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus III ... 67

21. Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I... 68

22. Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 69

23. Peningkatan Kinerja Guru Siklus III ... 69

24. Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 70

25. Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus III... 71

26. Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa Per-Siklus ... 72

27. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru per-Siklus ... 76

28. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa per-Siklus ... 78

(6)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 23

2. Grafik Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa

per-Siklus... 74

3. Grafik Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru per-Siklus

... 77

4. Grafik Rekapitulasi Persentase Nilai Rata-rata Hasil Belajar

(7)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas... 87

2. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 88

3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 89

4. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 90

5. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 91

6. Pemetaan/Analisis SK-KD ... 92

7. Silabus Pembelajaran... 98

8. Kisi-kisi Soal... ... 109

9. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 111

10. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 121

11. Bahan Ajar Siklus I ... 122

12. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Pertemuan I ... 125

13. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Pertemuan II ... 129

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 127

15. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II... 131

16. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus I ... 133

17. Daftar Nilai

Post Test

Siklus I ... 134

18. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 135

19. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 141

20. Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 151

21. Bahan Ajar Siklus II

... 152

22. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan I ... 156

23. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan II ... 160

24. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ... 158

25. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ... 162

26. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus II ... 164

27. Daftar Nilai

Post Test

Siklus II... 165

28. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 166

29. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III... 172

30. Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 182

(8)

ix

Siklus III Pertemuan I ... 185

33. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus III Pertemuan II... 189

34. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan I ... 187

35. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan II ... 191

36. Daftar Nilai

Pre Test

Siklus III ... 193

37. Daftar Nilai

Post Test

Siklus III ... 194

38. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 195

(9)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Mandasari Ad’ha

NPM

: 0813053041

Program studi

: S1 PGSD

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lokasi Penelitian

: SDN 10 Metro Pusat

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Model Pembelajaran

Kooperatif tipe

Team Assisted Individualization

(TAI) pada Mata Pelajaran PKn

Kelas V A SDN 10 Metro

Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah asli

hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan

telah disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini

tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan peraturan

yang berlaku.

Metro, Maret 2012

(10)

i

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, HidayahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan

Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Team Assisted Individualization

(TAI) Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas V A SDN

10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1.

Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan Universitas Lampung.

2.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd, Ketua Program Studi PGSD, Pembimbing

Akademik dan sekaligus Pembimbing 1 yang telah banyak memberikan saran

dan masukan yang sangat bermanfaat.

4.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd, selaku Ketua UPP PGSD Metro sekaligus

Dosen Penguji yang telah memberikan saran yang sangat bermanfaat.

5.

Bapak Drs. A. Sudirman, M. H, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

(11)

ii

6.

Bapak/Ibu Dosen, Staf dan Karyawan S1 PGSD UPP Metro yang telah

banyak membantu selama perkuliahan sampai skripsi ini selesai.

7.

Kepala Sekolah SDN 10 Metro Pusat Bapak Y. Puryono, S. Pd yang telah

membantu kelancaran selama penelitian.

8.

Ibu Eka Sila, S. Pd. SD selaku teman sejawat yang telah banyak membantu

selama penelitian.

9.

Siswa-siswi kelas V A SDN 10 Metro Pusat yang telah membantu selama

penelitian.

10. Kedua orang tuaku yang tercinta, kakak-kakakku, keponakanku dan seluruh

keluarga besarku, yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan do’a

demi keberhasilanku.

11. Teman-teman senasib seperjuangan angkatan 08 S1 PGSD UPP Metro,

semoga penantian kita selama ini tidak sia-sia.

12. Teman-teman kelas B, semoga kebersamaan selama ini tak lekang oleh

waktu.

13. Sahabat-sahabatku (Maiko, Adi, Depit, Sita, Alul, Mpeb, Beka, Fitka, Yuli,

Thita, Kris, Ida dan Linda ) terimakasih atas ketulusan dan pengertian selama

ini.

14. Temen-temen kosan Villa Hawa yang telah banyak membantu, terimakasih

buat semuanya.

15. Teman-temanku Irin, Yati, Sofie, Very, Riyan, Yadi, Yowan, Achyar.

Thanks

for All.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

(12)

iii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi

dunia pendidikan.

Metro, Maret 2012

Penulis

(13)

MOTTO

Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam

(HR. Ibnu Majah)

Perubahan tidak menjamin perbaikan, tetapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai

tanpa perubahan, seperti tindakan tidak menjamin keberhasilan, tetapi tidak ada

keberhasilan yang bisa dicapai tanpa tindakan. Seperti juga tidak ada usaha yang

tidak mungkin rugi, tetapi tidak ada keuntungan yang bisa dicapai tanpa kesediaan

untuk menanggung kerugian. Hidup ini tidak sempurna jika anda menginginkan

yang mudah, tapi jika anda ikhlas menerima bahwa kesulitan adalah tangga

menuju kemudahan maka hidup ini akan sempurna.

(Mario Teguh)

(14)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Dr. Hi. Darsono, M.Pd.

Sekretaris

: Drs. A. Sudirman, M. H

Penguji

Bukan Pembimbing

: Dra. Asmaul Khair, M.Pd.

2. Dekan FKIP

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP. 196003151985031003

(15)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan mengharap Ridho dan Hidayah Nya, ku

persembahkan karya sederhana ini kepada:

ALLAH SWT, atas kekuasaanMu penulis dapat menyelesaikan karya ini.

Kedua orangtua ku tercinta, yang telah banyak memberikan semangat, dan menjadi

motivator terbesar dalam hidupku. Terimakasih telah mengajarkan aku untuk menjadi

yang terbaik, dan untaian do’a yang tiada henti-hentinya untukku.

Kakak ku tersayang,Yuli, Agus, Neta, Dian. Serta kakak iparku Alfi, Sri, Gundri,

Susan. Yang telah memberikan semangat, do’a serta dukungan moril dan materil.

Terimakasih atas ketulusan dan keikhlasan selama ini, maaf jika tidak sebanding

dengan apa yang kalian berikan untukku selama ini.

Keponakanku (Barran, Faza, Rifdha, Riffa, Allysa, Afifa, Fasya) yang selalu

membuatku tersenyum, semoga kalian menjadi anak yang pintar, soleh dan soleha

serta menjadi kebanggaan keluarga.

Seluruh keluarga besarku yang selalu menantikan keberhasilanku

Seseorang yang insya allah akan menjadi pendamping hidupku

Teman-teman terbaikku

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, pada tanggal 25 Juli

1988. Merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari

pasangan Bapak Junaidi yang bijaksana dan Ibu Susilawati

yang sangat sabar serta penuh pengertian.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah

Taman Kanak-kanak (TK) Al-Khairiyah Lampung Selatan yang diselesaikan pada

tahun 1994. Dilanjutkan dengan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 05 Sidorejo

diselesaikan pada tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah

Lanjutan Tingkat pertama (SLTP) Negeri 01 Sidomulyo yang diselesaikan pada tahun

2003, dan penulis melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kalianda yang

diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung program

studi S1 PGSD melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN), selama menyelesaikan studi penulis pernah mendapat beasiswa Bantuan

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Undang-undang RI Pasal 1 Ayat 1 No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan dalam arti luas pendidikan adalah hidup. Artinya pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Pendidikan dilakukan dalam bentuk pengajaran (intruction) yang terprogram dan bersifat formal. Pendidikan berlangsung di sekolah atau didalam lingkungan tertentu yang diciptakan secara sengaja dalam konteks kurikulum sekolah yang bersangkutan (Syarifudin, 2006: 24-25).

(18)

2

status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia. Pembelajaran PKn merupakan salah salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya.

Menurut Permendiknas no. 22 tahun 2006 mata pelajaran PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tujuan tersebut dikuatkan oleh Martati (2010: 43) tujuan penyelenggaraan pembelajaran PKn adalah memberikan dan menanamkan dasar-dasar pengetahuan kewarganegaraan (civics knowladge), keterampilan kewarganegaraan (civics skills), karakter atau watak kewarganegaraan (civics character or disposition) melalui proses pembelajaran (transfer of learning), pengalihan nilai (transfer of value), dan pengalihan prinsip-prinsip (transfer of principles) sebagai usaha dini membentuk warga negara yang baik (good citizenship).

(19)

3

berbangsa dan bernegara. Untuk menunjang pembelajaran tersebut seorang guru harus pandai memilih model-model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Berdasarkan observasi di kelas V A SDN 10 Metro Pusat, pembelajaran PKn belum terlaksana dengan baik, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode yang monoton, jarang dilakukan apersepsi dan motivasi kepada siswa, guru belum pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang menarik dan membosankan. Siswa terlihat pasif, kurang memahami materi yang diajarkan. Serta dalam aktivitas belajar banyak siswa yang tidak memperhatikan pembelajaran sehingga saat guru memberikan pertanyaan, sebagian siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran PKn yang kurang menekankan pada aktivitas belajar, hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa. Pada ujian mid semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 hasil belajar PKn siswa masih banyak yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 60. Dari 29 orang siswa pada ujian mid semester ganjil, sebanyak 15 siswa (52 %) belum mencapai KKM.

(20)

4

dalam model ini siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam keterampilannya, dan menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif.

Menurut Muhfida (http://techonly13.wordpress.com) pembelajaran kooperatif sebagai salah satu strategi belajar mengajar adalah suatu cara mengajar dimana siswa dalam kelas dipandang sebagai kelompok atau dibagi dalam beberapa kelompok. Sedangkan menurut Slavin (dalam Isjoni 2007: 12) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada

mata pelajaran PKn di kelas V A SDN 10 Metro Pusat.

B. Identifikasi Masalah

(21)

5

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat 2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat

3. Kurangnya minat siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat terhadap pelajaran PKn

4. Pembelajaran masih berpusat pada guru

5. Guru belum menggunakan model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran PKn dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012?

2. Apakah pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:

(22)

6

2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012.

E.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan bermanfaat. 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada mata pelajaran PKn kelas V A SDN 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2011/2012.

2. Bagi Guru

Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai model-model pembelajaran kooperatif.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui model pembelajaran kooperatif khususnya pada pembelajaran PKn.

4. Bagi Penulis

(23)

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization

(TAI)

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan sebuah proses yang disusun secara

sistematis dan terencana untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Model

pembelajaran dapat diartikan rencana atau pola yang digunakan dalam

menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi

petunjuk kepada pengajar dikelas dalam setiap setting pembelajaran ataupun

setting lainnya. Joyce (dalam Suwarjo 2008: 97). Menurut Joice dan Weil

(dalam Isjoni 2007: 50) Model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana

yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun

kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada

pengajar, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.

Model pembelajaran terbagi atas berbagai strategi belajar, seperti strategi

pemodelan, pembelajaran penemuan, pembelajaran berbasis masalah,

pembelajaran kooperatif, pembelajaran sinetik, model inkuiri, model

bermain peran, dan sebagainya. Model-model tersebut memiliki pola-pola

(24)

8

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif sebagai model pembelajaran Student-Centered,

siswa dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan/atau dituntun

untuk mengerjakan tugas yang secara bersama-sama, dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu.

2. PengertianModel Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson (dalam Isjoni 2007: 44) pembelajaran kooperatif adalah

mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai satu tim untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran

kooperatif berarti juga belajar bersama-sama, saling membantu antara yang

satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan setiap orang dalam

kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya.

Arend (dalam Martati 2010: 14) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut: 1). Siswa bekerja dalam tim untuk

mencapai tujuan belajar. 2). Tim-tim itu terdiri atas siswa-siswa berprestasi

rendah, sedang dan tinggi. 3). Bilamana mungkin, tim-tim itu terdiri atas

campuran ras, budaya, dan gender. 4). Sistem reward nya berorientasi

kelompok maupun individu.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan setidak-tidaknya mencapai tiga

tujuan pembelajaran penting, yaitu 1) hasil belajar akademik, penerimaan

terhadap keberagaman, dan 3) pengembangan keterampilan sosial. Allport

(25)

9

Untuk mencapai hasil maksimal, ada lima unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

a. Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif , pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. Guru menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling dibutuhkan.

b. Tanggung jawab perseorangan

Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanankan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. c. Tatap muka

Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing.

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan efektif. (http://techonly13. Wordpress. Com)

Dalam berbagai teori, model pembelajaran kooperatif terbagi atas beberapa

model yaitu sebagai berikut: 1). Student Team-Achievment Division

(STAD), 2). Teams Games-Tournament (TGT), 3). Jigsaw, 4). Team

Assisted Individualization (TAI), 5). Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC)

Berdasarkan uraian di atas penulis memilih model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI). Karena model pembelajaran ini

(26)

10

ada di kelas, agar guru dan siswa merasakan kemudahan dalam proses

pembelajaran sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

3. Model Kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

Model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) merupakan

suatu model kooperatif yang menitikberatkan pada proses belajar dalam

kelompok, proses belajar dalam kelompok membantu siswa dalam

menentukan dan membangun sendiri pemahaman tentang materi pelajaran.

Suyitno (dalam http://kireyinha.blogspot.com) Model pembelajaran

kooperatif tipe TAI adalah salah satu model pembelajaran yang

menggunakan kelompok yang heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 orang

yang saling bekerja sama dalam kelompok-kelompok mereka untuk

memecahkan masalah.

Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang dibentuk

dari kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang heterogen dalam setiap

kelompok dan diikuti dengan pemberian bantuan individu bagi peserta didik

yang memerlukan. Dalam model pembelajaran tipe Team Assisted

Individualization (TAI) siswa belajar secara individu dan menyelesaikan

tugas-tugas yang diberikan dalam jumlah tertentu, selanjutnya siswa yang

memiliki kemampuan unggul diminta untuk memeriksa jawaban yang

dibuat anggota lainnya disertai memberikan layanan anggota kelompoknya

apabila menemui kesulitan, sehingga soal-soal yang diberikan dapat

(27)

11

Suyitno (dalam http://matematika cerdas. Wordpress.com) model pembelajaran TAI memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut:

a. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 5 siswa.

b. Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c. Curriculum Materials yaitu siswa bekerja secara individu tentang materi sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

d. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang membutuhkan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.

e. Team Scores and Team Recognition yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan pemberian kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching Group yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

g. Fact Test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

h. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Wahyudi (dalam Http:// Model Pembelajaran TAI. Com.) Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI adalah:

1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh

guru.Guru memberikan soal secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal pada awal pertemuan. 2. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4 sampai 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda menurut tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompoknya.

4. Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi yang telah diselesaikan dengan teman kelompoknya sedangkan guru mengarahkan siswa.

5. Guru mengarahkan siswa dalam merangkum materi pelajaran. 6. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.

(28)

12

Menurut Driver (http://kireyinha.blogspot.com), Ciri khas Model

pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), 1) Setiap

siswa secara individual mempelajari materi pembelajaran yang sudah

dipersiapkan oleh guru, 2) Hasil belajar individual dibawa ke

kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan dibahas oleh anggota kelompok-kelompok, 3)

Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban

sebagai tanggung jawab bersama, 4) Menitik beratkan pada keaktifan siswa.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI)

a. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah.

b. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok.

c. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dalam

keterampilanya

d. Adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan

masalah.

e. Menghemat presentasi guru sehingga waktu pembelajaran lebih efektif.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI)

a. Siswa yang kurang pandai secara tidak langsung akan menggantung pada

siswa yang pandai.

(29)

13

c. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang baik maka proses

pembelajarannya juga berjalan kurang baik. Suyitno

(http://kireyinha.blogspot.com)

B.Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Menurut Djamarah & Aswan (2006: 10) belajar adalah proses perubahan

perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan

maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Menurut Rudi Susilana (dalam Hernawan dkk., 2007: 2) belajar dapat

diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu

pengetahuan. Belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui

pengalaman.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan pengertian belajar adalah proses

perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara

sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan

dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk memperoleh dan

mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi transaksional

antara guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat timbal balik,

proses transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa. Komunikasi

transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan

(30)

14

Menurut Corey (dalam Ruminiati 2007: 1. 14) pembelajaran adalah suatu

proses dimana lingkungan seseorang dikelola secara disengaja untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon terhadap situasi tertentu

juga. Pendapat lain dikemukakan oleh Hamalik (dalam Hernawan, dkk.,

2007: 2) bahwa pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh

oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk

melakukan kegiatan secara aktif dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran. Sedangkan Surya (dalam Hernawan, dkk., 2007: 2)

menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran

menekankan pada kegiatan belajar siswa yang telah dirancang oleh guru

melalui usaha yang terencana melalui prosedur atau metode tertentu agar

terjadi proses perubahan prilaku secara komprehensif, yang terpenting

dalam proses pembelajaran ini adalah perlunya komunikasi timbal balik

(transaksional) antara guru dan siswa dengan siswa baik itu secara langsung

maupun tidak langsung atau melalui media.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa sangatlah penting dalam menunjang proses belajar

(31)

15

adalah kegiatan atau kesibukan. Menurut Nasution Aktivitas adalah

keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.

Sedangkan belajar, menurut H. Carl. Witherington belajar adalah suatu

perubahan di dalam kepribadian, yang menyatakan diri sebagai suatu pola

baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau

suatu pengertian. Menurut Hilgard Belajar adalah proses yang melahirkan

atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam

laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari

perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.

Proses aktivitas belajar harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta

didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan

prilakunya dapat terjadi secara tepat, mudah dan benar, baik berkaitan

dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. (Hanafiah, 2009: 24).

Reber (dalam Syah, 2003: 109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah

proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan

beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu.

Dari pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, penulis menyimpulkan

bahwa yang dimaksud aktivitas belajar adalah suatu proses kegiatan belajar

siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan atau pembaharuan dalam

(32)

16

3. Jenis-jenis Aktivitas

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan

klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011: 90-91)

membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

a) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) : mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. c) Kegiatan-kegiatan mendengarkan : mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

d) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

f) Kegiatan-kegiatan matrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

g) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

h) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih (Bruton dalam Hamalik, 2011: 91).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan

suatu kegiatan yang melibatkan antara fisik dan pikiran siswa dalam

mendapatkan pengetahuan, pengalaman belajar serta mencapai tujuan dalam

suatu pembelajaran, dengan indikator membuat keputusan, mengerjakan tes,

(33)

17

4. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses

belajar, (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 3). Menurut Suprijono (2009: 7)

Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya

salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Sedangkan menurut Horwart

Kingsley (dalam http://aadesanjaya.blogspot.com) membagi tiga macam

hasil belajar mengajar : (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan

dan pengarahan, (3) Sikap dan cita-cita.

Dari pengertian-pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Hasil

Belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang

diperoleh siswa setelah ia menerima ilmu pengetahuan yang diberikan oleh

guru sehingga dapat mengkontruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut Slameto (dalam http:// sunartombs.wordpress.com) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang di sebut faktor individu (Intern), yang meliputi : 1) Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar. 2) Faktor Psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir. 3) Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu akan hilang.

(34)

18

lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar. 2) Faktor Sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah. 3). Faktor Masyarakat, meliputi: bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prsetasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas penulis

menyimpulkan bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks,

yang dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal yang ada pada diri

siswa.

5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pengertian PKn (n) tidak sama dengan PKN (N). PKN (N) adalah

Pendidikan Kewargaan Negara, sedangkan PKn (n) adalah Pendidikan

Kewarganegaraan. Istilah KN merupakan terjemahan civics. Menurut

Soemantri (dalam Ruminiati 2007:1. 25)

Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) merupakan mata pelajaran social

yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik,

yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu untuk berbuat baik. Warga

negara yang baik adalah warga negara yang mengetahui dan menyadari serta

melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Sedangkan

menurut Winata Putra (dalam Ruminiati 2007: 1.9) menyatakan bahwa PKn

adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut

status formal warga negara yang pada awalnya diatur dalam

(35)

19

kewarganegaraan, dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan

status formal warga negara Indonesia yang kemudian diperbarui lagi dalam

Undang-Undang No. 12 tahun. 2006.

Sedangkan menurut Anas (dalam http://anasnurhuda354.wordpress.com)

Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan

membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi,

rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga Negara serta proses demokrasi.

Menurut Permendiknas no 22 tahun 2006 Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan

hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Martati (2010: 41) Mata pelajaran PKn, disusun dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi, 3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, 4) Berinteraksi secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa PKn difokuskan pada

pembentukan warga negara yang dapat memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya agar menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamatkan oleh

(36)

20

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi 6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

6. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian

(37)

21

A SDN 10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara tepat, maka aktivitas

(38)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas, istilah dalam

bahasa inggris adalah Classroom Action Research. Yaitu sebuah kegiatan

penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut Wardani dkk (2007: 1. 4)

Penelitian Tindakan Kelas adalah Penelitian yang dilakukan oleh guru didalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Hopkins dalam Arikunto, dkk., (2006: 104) mengungkapkan daur ulang dalam

penelitian tindakan diawali dengan perencanaan tindakan (planning),

penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil

tndakan (observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai

(39)

23

[image:39.612.194.450.159.550.2]

Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Hopkins dalam Arikunto (2006: 105)

Refleksi Pelaksanaan

Obsevasi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Obsevasi

Pelaksanaan Refleksi

DST

Obsevasi SIKLUS I

SIKLUS II

(40)

24

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif

antara peneliti dengan guru. Subjek penelitian ini adalah seorang guru dan

siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan

jumlah siswa 29 yang terdiri dari 20 siswa Laki-laki dan 9 siswa

Perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V A SDN 10 Metro Pusat, Jl. Dr.

Soetomo no. 108 Kelurahan Hadimulyo Timur Kecamatan Metro Pusat

Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2011/2012 selama kurang lebih lima bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari

tahap persiapan (penyusunan proposal PTK, diskusi, penyusunan RPP dan

lembar kerja siswa) sampai tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam penelitian ini

digunakan teknik tes dan non tes.

1. Teknik tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data tentang hasil

belajar siswa.

2. Teknik non tes merupakan prosedur atau cara pengumpulan data untuk

(41)

25

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas

belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam

pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualizatio (TAI).

2. Tes digunakan untuk mengetahui tentang sejauh mana pengetahuan siswa

tentang materi yang telah diajarkan.

E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data non tes yaitu observasi, data observasi

untuk mengetahui kesulitan siswa selama proses pembelajaran PKn dengan

menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI)

untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Rumus penilaian dengan persen dari aktivitas siswa di atas adalah sebagai

berikut :

NP

SM

R

X

100

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh oleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

(42)

26

2. Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data dari hasil aktivitas dan belajar melalui

model kooperatif tipe Team Assisted Indidualization (TAI). Data kuantitatif

diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada setiap siklus, data

kuantitatif penelitian ini didapat dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari

hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

a. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual

digunakan rumus :

S =

X 100

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/ item yang dijawab benar

N = Skor maksimum dari tes

100 = Bilangan Tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008: 112)

b. Nilai Rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus:

X =

Keterangan:

X = nilai rata-rata

Xi = nilai

N = banyaknya siswa

(43)

27

c. Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara

klasikal

Ketuntasan Klasikal = x 100%

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dan Guru dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

>80% 60-79% 40-59% 20-39% <20%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah

Diadopsi dari Aqib, dkk., (2009:41)

F.Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah apabila adanya peningkatan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitaian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus

memiliki empat tahap kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan materi pelajaran, yaitu materi kelas V sesuai dengan

[image:43.612.210.467.249.330.2]
(44)

28

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3. Menyiapkan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

4. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran

berlangsung)

5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

c. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

(45)

29

a. Secara berkelompok siswa mencari informasi mengenai definisi

kata organisasi dan tujuan organisasi

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh

guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang organisasi yang ada di

sekitar kita

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan

yang diberikan.

c. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.

d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir,

menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga

mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6

orang siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa.

f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu

kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah

diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

(46)

30

b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk

mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang

telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir

diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi untuk

mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dengan membubuhkan tanda ceklis, sedangkan kinerja guru dengan

memberi nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang

terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan

ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan

dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran, maka akan

dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua.

Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu

dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam

(47)

31

Siklus II

Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam

pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan siklus II ini meliputi:

a. Tahap Perencanaan

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran

pada siklus I

2. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II

berdasarkan refleksi siklus I

3. Menetapkan materi pelajaran yaitu materi kelas V sesuai dengan

kurikulum KTSP yang berlaku saat ini di SDN 10 Metro Pusat

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran

6. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan kinerja guru selama

pembelajaran berlangsung)

7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

8. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh tim peneliti, yaitu guru

dan peneliti sebagai observer secara bersama-sama, dan dilakukan setiap

akhir tindakan pada siklus selanjutnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus II ini, kegiatan pembelajaran dengan model

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan

(48)

32

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran.

b. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

c. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Secara berkelompok siswa mencari informasi mengenai organisasi di

sekolah dan masyarakat

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh

guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang contoh organisasi yang ada

di sekolah

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan

yang diberikan.

(49)

33

d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir,

menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga

mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang

siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa.

f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu

kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah

diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk

mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang

telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir

(50)

34

mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dengan membubuhkan tanda ceklist, sedangkan kinerja guru dengan

memberikan nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang

terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan

ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan

dan kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran, maka akan

dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua.

Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu

dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam

melaksanakan pembelajaran.

Siklus III

Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam

pelaksanaan siklus III. Adapun pelaksanaan siklus III ini meliputi:

a. Tahap Perencanaan

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran

pada siklus II

2. Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus III

berdasarkan refleksi siklus II

3. Menetapkan materi pelajaran yaitu materi kelas V sesuai dengan

(51)

35

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

5. Menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran

6. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK (lembar

observasi untuk melihat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran

berlangsung)

7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan siklus III ini, kegiatan pembelajaran dengan model

kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengecek kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran

b. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan

c. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengaitkan materi yang akan

dipelajari dengan kehidupan sehari-hari.

d. Menginformasikan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(52)

36

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh

guru

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Memberi pertanyaan kepada siswa tentang contoh organisasi yang ada

di sekolah

b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan

yang diberikan.

c. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.

d. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir,

menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga

mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.

e. Membentuk 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang

siswa yang kemampuan akademiknya terdiri dari siswa

berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah serta gender siswa.

f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu

kelompok yang mengalami kesulitan.

g. Bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang telah

diberikan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang ha-hal yang belum diketahui siswa

b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

(53)

37

e. Kegiatan Akhir

Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

sekaligus menindak lanjuti dengan membagi lembar kerja siswa untuk

mengukur tingkat keberhasilan siswa terhadap materi pelajaran yang

telah dilaksanakan.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir

diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi untuk

mengetahui aktivitas belajar selama proses pembelajaran berlangsung

dengan membubuhkan tanda ceklist, sedangkan kinerja guru dengan

memberikan nilai pada lembar observasi.

d. Refleksi

Dalam refleksi kegiatan yang dilakukan adalah membahas sesuatu yang

terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan

ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada

siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baikdan telah terjadi

peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian

dianggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan

(54)

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan

terhadap siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan:

1) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas V A SDN 10 Metro Pusat. Hal ini sesuai

dengan pengamatan observer yang telah dilakukan terhadap siswa mulai

dari siklus I sampai siklus III. Aktivitas belajar siswa dari setiap siklus

mengalami peningkatan, yaitu siklus II meningkat dari siklus I yaitu

44,58% menjadi 61,08% dengan peningkatan sebesar 16,50% dan nilai

rata-rata siklus III meningkat dari siklus II yaitu 61,08% menjadi 80,78%

dengan peningkatan sebesar 19,70%.

2) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dalam pembelajaran PKn dapat me

Gambar

Gambar 1: Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dan Guru dalam %

Referensi

Dokumen terkait

 Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai modifikasi wadah tanam yang dapat digunakan untuk menanam tanaman sayur berdasarkan pengamatan dari gambar berdasarkan

&#34;Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan (studi pada bank umum syariah di

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika. © Novian Nurcahyo 2014

Berdasarkan hasil penelitian, pada jarak tanam 100x50x45 cm (kontrol) dan pemberian pupuk ZA 10 gram menunjukkan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, diameter batang,

(disesuaikan dengan judul dan masalah yang dihadapi perusahaan/lembaga, serta alternatif yang diusulkan serta bagaimana seharusnya yang ideal berdasarkan kajian teori dan

A client may provide a list of languages in preferred order and the service creates a response using the supported language that has highest client preference - if none of the

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurningsih (2005) dalam Dewi (2008) yang menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap

bahwa untuk lebih meningkatkan kegiatan penanaman modal baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk percepatan pembangunan dengan tetap meningkatkan