PENGARUH DAUN SIRIH TERHADAP PENANGANAN
KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN
KABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2014
RISKA YANTI 135102150
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK
Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
ABSTRAK
Riska Yanti
Latar Belakang : Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat samak yang memiliki daya mematikan kuman.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri diwilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.
Metodologi : Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan jenis rancangan One Group Pretest Posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 20 orang. Analisa data menggunakan paired t-test.
Hasil : Diperoleh karakteristik responden mayoritas berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%), dan pendidikan SMA sebanyak 16 orang (80%). Rata-rata nilai keluhan keputihan sebelum intervensi daun sirih adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, dan rata-rata nilai keluhan keputihan sesudah intervensi daun sirih adalah 1.90 dengan standar deviasi 1.483. Nilai rata-rata perbedaan sebelum dan sesudah intervensi daun sirih adalah 3.450, dengan standar deviasi 3.677. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000, artinya ada perbedaan yang signifikan antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih.
Kesimpulan : Penelitian menunjukkan bahwa daun sirih sangat efektif dalam mengobati keputihan. Disarankan pada remaja putri perlu meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan daun sirih yang bersifat tradisional untuk mengobati keputihan.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan, kekuatan, pikiran yang jernih dan keterbukaan hati sehingga
peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bandar Khalipah Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang Tahun 2014”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma IV Kebidanan di Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari titik kesempurnaan. Hal ini karena pengetahuan peneliti yang masih terbatas,
oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun.
Pada saat ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa
hormat peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I, Ibu Evi Karota Bukit,
S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan II, Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp,
MNS selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Prodi D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran
5. Bapak dr. Ichwanul Adenin, SpOG(K) selaku Dosen Penguji I yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan yang bermanfaat bagi
peneliti.
6. Ibu Betty Mangkuji, M.Keb selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan
masukan, kritik dan saran bagi peneliti.
7. Bapak Kepala Puskesmas yang telah memberikan izin kepada peneliti agar
dapat melakukan penelitian di Puskesmas Bandar Khalipah.
8. Teristimewa kepada keluarga yang tercinta, Ibu, Ayah, dan adik-adik
(Rika,Afri,Habib,Nazwa), dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan
dukungan moril maupun materil dan doa restunya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Spesial buat sahabat-sahabatyang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
10.Buat rekan seperjuangan mahasiswi Diploma IV Kebidanan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas semua dukungan
canda, tawa, suka cita, kekeluargaan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Akhirnya peneliti hanya dapat memohon kepada Allah SWT semoga
bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapat imbalannya dan harapan
peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini memberikan manfaatnya berarti bagi kita
semua Amin…..
Medan, 28 Juni 2014
Peneliti
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAK ... viii
2. Klasifikasi Keputihan ... 6
3. Patogenesis Keputihan ... 7
4. Gejala Keputihan ... 7
5. Penyebab Keputihan ... 8
6. Pemeriksaan Keputihan ... 11
7. Pencegahan Keputihan ... 12
8. Pengobatan Keputihan ... 13
B. Daun Sirih ... 16
1. Daun Sirih ... 16
2. Kandungan Daun Sirih ... 17
3. Manfaat Daun Sirih ... 17
4. Ramuan Daun Sirih Untuk Keputihan ... 18
5. Dampak Penggunaan Daun Sirih ... 18
C. Remaja ... 18
1. Definisi Remaja ... 18
2. Batasan Usia Remaja ... 19
4. Tugas Perkembangan Remaja ... 21
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 23
A. Kerangka Konsep ... 23
B. Hipotesa ... 23
C. Definisi Operasional ... 24
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Desain Penelitian ... 25
B. Populasi dan Sampel ... 26
C. Tempat Penelitian ... 26
D. Waktu Penelitian ... 26
E. Etika Penelitian ... 27
F. Alat Pengumpulan Data ... 27
G. Uji Validitas danUji Reliabilitas ... 28
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 29
I. Analisa Data ... 30
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Hasil Penelitian ... 32
B. Pembahasan ... 34
C. Keterbatasan Penelitian ... 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 35
A. Kesimpulan ... 35
B. Saran ... 35
DAFTAR SKEMA
Skema 3.1 Kerangka Konsep ... 23
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi ... 33
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Pre Intervensi... 34
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Post Intervensi ... 34
Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014
ABSTRAK
Riska Yanti
Latar Belakang : Keputihan merupakan masalah kesehatan reproduksi yang apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Daun sirih dapat dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat samak yang memiliki daya mematikan kuman.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri diwilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.
Metodologi : Desain penelitian ini adalah quasy eksperiment dengan jenis rancangan One Group Pretest Posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu sebanyak 20 orang. Analisa data menggunakan paired t-test.
Hasil : Diperoleh karakteristik responden mayoritas berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%), dan pendidikan SMA sebanyak 16 orang (80%). Rata-rata nilai keluhan keputihan sebelum intervensi daun sirih adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, dan rata-rata nilai keluhan keputihan sesudah intervensi daun sirih adalah 1.90 dengan standar deviasi 1.483. Nilai rata-rata perbedaan sebelum dan sesudah intervensi daun sirih adalah 3.450, dengan standar deviasi 3.677. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0.000, artinya ada perbedaan yang signifikan antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih.
Kesimpulan : Penelitian menunjukkan bahwa daun sirih sangat efektif dalam mengobati keputihan. Disarankan pada remaja putri perlu meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan daun sirih yang bersifat tradisional untuk mengobati keputihan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsinya serta prosesnya (Widyastuti. 2010.hlm.58).
Menurut Depkes RI, (2008), perawatan area genital sangat penting dalam
memelihara kesehatan reproduksi dikalangan wanita, karena merupakan organ
tubuh yang sensitif. Masalah kesehatan reproduksi wanita yang sering dijumpai
salah satunya adalah keputihan. Keputihan merupakan gejala yang sering dialami
oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua setelah
gangguan haid.
Masalah keputihan dapat mengganggu penderita baik fisik maupun mental.
Keputihan normal tidak memberi dampak bagi wanita karena hanya disebabkan
oleh perubahan hormon. Keputihan yang memberi dampak adalah keputihan
patologis yang disebabkan oleh infeksi pada vagina (jamur, bakteri, parasit, virus)
sehingga perlu pengobatan segera (Prawirohardjo. 2011.hlm.114).
Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi, didapatkan
75%, wanita di dunia pernah mengalami keputihan, paling tidak sekali seumur
hidup dan 45% diantaranya bisa mengalami keputihan sebanyak dua kali atau
lebih. Sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%. Pada
remaja putri di Indonesia sekitar 70% pernah mengalami masalah keputihan
Hasil data statistik Indonesia tahun 2009, menunjukkan jumlah remaja
putri di Jawa Tengah yaitu 2,9 juta jiwa berusia 15-24 tahun 45% pernah
mengalami keputihan dikarenakan berperilaku tidak sehat. Hasil penelitian yang
dilakukan Dai’yah di SMU Negeri 2 Medan pada tahun 2004 tentang kurangnya
perawatan alat reproduksi bagian luar yang merupakan penyebab kejadian
keputihan, dari 58 responden yang memiliki kategori baik 6,8% (4 orang), cukup
25,86% (15 orang), dan kategori kurang 67,24% (39 orang).
Keputihan apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah
yang lebih besar. Keputihan yang tidak diobati menyebabkan infeksi dan dapat
menjalar ke rongga rahim kenudian sampai ke indung telur dan akhirnya sampai
ke rongga panggul. Bagi penderita keputihan yang kronik dapat mengakibatkan
mandul dan terjadinya kehamilan diluar kandungan. Keputihan juga bisa
merupakan gejala awal dari kanker leher rahim (Rozi. 2013.hlm.50).
Masa remaja disebut masa asdolence (tumbuh menjadi dewasa). Khusus
pada remaja putri pentingnya mengetahui gejala dan penyebab keputihan sejak
dini. Karena menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2008) pada masa peralihan
anak-anak ke masa dewasa terdapat perubahan-perubahan fisiologis wanita
khususnya daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika
tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksi dan hal tersebut
merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita.
Gangguan keputihan yang terjadi pada remaja putri bisa disebabkan oleh
pengaruh perilaku penyimpangan seksual sehingga memberikan peluang resiko
penelitian Mardin Purba (2009) di Puskesmas Kabanjahe, menyatakan jumlah
kasus IMS pada tahun 2008-2009 tercatat 113 orang, diantaranya servisitis 44%
(49 orang), bacterial vaginosis 34% (37 orang), candiasis 10% (11 orang),
sedangkan sifilis lanjut, uretritis, procitis dan cancroid masing-masing 3% (4
orang).
Pencegahan terhadap keputihan yang paling utama adalah menjaga
personal hygine terutama daerah vagina. Pengobatan untuk mengatasi keputihan
bisa dengan sabun antiseptik, ramuan tradisional dengan daun sirih (sirih hijau
dan sirih merah), atau bahkan dengan obat resep dokter. Daun sirih dapat
dijadikan sebagai obat penyembuhan keputihan karena mengandung zat samak
yang memiliki daya mematikan kuman. Kandungan daun sirih biasa dimanfaatkan
pada sabun kebersihan khusus wanita (Elshabrina, 2013.hlm.66).
Khasiat daun sirih dalam menyembuhkan keputihan pernah diuji secara
klinis. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farida Zubier et al (2010),
menunjukan bahwa penggunaan ekstrak daun sirih hingga satu minggu dapat
mengurangi keluhan keputihan dengan mengurangi jumlah lendir tanpa
mempengaruhi flora normal, sehingga reaktif aman untuk mengurangi keputihan
fisiologis.
Daun sirih dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk penyakit-penyakit
yang disebabkan seperti candida albicans. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
Nurul Rahmah dan Aditya Rahman (2010), menunjukkan bahwa ekstrak daun
sirih pada semua konsentrasi (20%-100%) dapat menghambat pertumbuhan sel
Berdasarkan survey pendahuluan peneliti dengan melakukan wawancara
kepada 3 orang remaja putri yang berobat ke wilayah kerja Puskesmas Bandar
Khalipah,remaja putri mengeluhkan bahwa dirinya merasa terganggu karena bau
yang tidak sedap, terasa gatal, dan terkadang dengan jumlah keputihan yang
banyak. Perilaku untuk menangani keputihan yaitu dengan personal hygine seperti
mengganti celana dalam 2 kali sehari, terkadang juga membersihkan alat kelamin
dengan rebusan air daun sirih karena faktor kebiasaan di kampung halamannya.
Namun remaja putri sendiri belum mengetahui kandungan dan khasiat daun sirih
terhadap keputihan.
Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah tahun 2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan permasalahan
yang timbul adalah bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan
keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh daun sirih terhadap penanganan
keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui perbedaan keluhan keputihan pada kelompok
intervensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan daun sirih.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan
Sebagai media informasi dalam penggunaan antiseptik yang bersifat
tradisional untuk mengobati keputihan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam mengenal
kesehatan fisik dan psikis remaja putri terutama masalah keputihan.
3. Bagi Peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji
mengenai kesehatan reproduksi terutama pengaruh daun sirih terhadap
penanganan keputihan.
4. Bagi Responden
Sebagai media informasi dalam mengenal keputihan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Keputihan
1. Definisi Keputihan
Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah
haid (Kasdu. 2005.hlm.37).
Keputihan (flour albus) adalah gejala keluarnya getah atau cairan vagina
yang berlebihan sehingga sering menyebabkan celana dalam basah (Pudiastuti.
2010. hlm.15).
Keputihan adalah kondisi vagina saat mengeluarkan cairan atau lendir
menyerupai nanah (Bahari. 2012.hlm. 9).
Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan keputihan adalah
suatu cairan putih yang keluar dari liang vagina secara berlebihan dan tidak
berupa darah.
2. Klasifikasi Keputihan
Ada 2 jenis keputihan yang dijelaskan oleh Ayuningsih, Teviningrum dan
Krisnawati (2009, hlm. 27),yaitu:
a. Keputihan normal (fisiologis)
Keputihan fisiologis biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi,
mendapatkan ransangan seksual, mengalami stres berat, sedang hamil atau
mengalami kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau
merupakan sesuatu yang wajar, sehingga tidak diperlukan tindakan medis
tertentu.
b. Keputihan abnormal (patologis)
Keputihan patologis disebut keputihan dengan ciri-ciri jumlahnya banyak,
warnanya putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, disertai dengan rasa
gatal dan pedih, terkadang berbau busuk atau amis. Keputihan menjadi salah
satu tanda atau gejala adanya kelainan pada organ reproduksi wanita.
Kelainan tersebut dapat berupa infeksi, polip leher rahim, keganasan (tumor
dan kanker), serta adanya benda asing. Namun tidak semua infeksi pada
saluran reproduksi wanita memberikan gejala keputihan.
3. Patogenesis Keputihan
Perkembangan, alat kelamin wanita mengalami berbagai perubahan mulai
bayi hingga menopause. Keputihan merupakan keadaan yang dapat terjadi
fisiologisdan patologis karena terinfeksi kuman penyakit. Bila vagina terinfeksi
kuman penyakit seperti jamur, parasit, bakteri, dan virus maka keseimbangan
ekosistem vagina akan terganggu. Bakteri ini memakan glikogen yang
dihasilkan oleh estrogen pada dinding vagina sehingga mengakibatkan keadaan
pH vagina basa dan menjadikan kuman penyakit berkembangdan hidup subur di
dalam vagina (Sibagariang. 2010.hlm.53).
4. Gejala Keputihan
Menurut Wijayanti (2009, hlm. 51), gejala yang timbul akibat keputihan
sangat banyak, sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam, bahkan
menggunakan pembalut, namun dapat pula sangat sedikit. Sebagian penderita
mengeluhkan rasa gatal, hal ini dipengaruhi oleh kondisi lembab karena
banyaknya cairan yang keluar disekitar paha, sehingga kulit dibagian itu mudah
mengalami lecet.
Keputihan juga berpengaruh terhadap kondisi psikologis dikarenakan rasa
malu, sedih atau rendah diri, sehingga mengakibatkan kehilangan rasa percaya
diri dan mulai menarik diri dari pergaulan. Bahkan, kondisi ini dapat
menimbulkan kecemasan yang berlebihan karena takut akan terkena penyakit
kanker.
5. Penyebab Keputihan
Secara umum keputihan disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat
seperti: penggunaan tisu yang terlalu sering, pakaian berbahan sintesis yang
ketat, WC yang kotor, sering bertukar celana dalam atau handuk dengan orang
lain, membasuh organ kewanitaan kearah yang salah, kelelahan, tidak segera
mengganti pembalut, stres, sabun pembersih yang berlebihan, lingkungan kotor,
kadar gula darah yang tinggi dan hormon yang tidak seimbang (Ayuningsih.
2009.hlm.28).
Menurut Prawirohardo (2011, hlm. 271), risiko keputihan juga bisa
dipicu berdasarkan jenis keputihannya. Seperti keputihan normal yang terjadi
pada bayi baru lahir sampai umur 10 hari dikarenakan pengaruh sisa estrogen
dari plasenta terhadap uterus, pengaruh estrogen yang meningkat pada saat
darah di vagina atau vulva, adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada
mulut rahim saat masa ovulasi, mukus serviks yang padat pada masa kehamilan.
Keputihan yang abnormal disebabkan oleh kelainan alat kelamin sebagai
akibat cacat bawaan seperti rektovaginalis dan fistel vesikovaginalis, cedera
persalinan dan radiasi kanker genitalia, benda asing yang tertinggal di dalam
vagina seperti tertinggalnya kondom dan pesarium untuk penderita hernia,
berbagai tumor jinak yang tumbuh ke dalam lumen, pada menopause
dikarenakan vagina yang mengering sehingga sering timbul gatal dan mudah
luka, dan beberapa penyakit kelamin yang disebabkan oleh beberapa jenis mikro
organisme dan virus tertentu, diantaranya adalah:
a. Bakteri
1) Grandnerella
Keputihan yang timbul berwarna putih keruh keabu-abuan, agak lengket dan
berbau amis seperti ikan, disertai rasa gatal dan panas pada vagina.
Menimbulkan peradangan pada vagina yang tidak spesifik dan menghasilkan
asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin. Peradangan yang
ditimbulkan oleh bakteri ini disebut Vaginosis bakterial.
2) Gonococcus
Ada beberapa macam bakteri golongan coccus. Salah satunya Neisseria
Gonorrhea, suatu bakteri yang dilihat dengan mikroskop tampak diplokok
(berbentuk biji) intraseluler dan ekstraseluler, bersifat tahan asam dan bersifat
“gram negatif”. Bakteri ini menyebabkan penyakit akibat hubungan seksual
laki-laki, penyakit ini menyebabkan kencing nanah. Sedangkan pada perempuan
menyababkan keputihan.
3) Chlamydia Trachomatis
Bakteri ini sudah lebih dahulu dikenal sebagai penyebab penyakit mata yang
disebut Trakoma, namun ternyata bisa juga ditemukan dalam cairan vagina
yang menyebabkan penyakit uretritis non-spesifik (non-gonore). Keputihan
yang ditimbulkan bakteri ini tidak begitu banyak dan lebih encer bila
dibandingkan dengan Gonorrhea. Namun, bila infeksinya terjadi bersamaan
dengan bakteri gonococcus, bisa menyebabkan peradangan panggul yang
berat, kemandulan, hingga kehamilan diluar kandungan.
b. Jamur Candida
Keputihan yang timbul berwarna putih susu, bergumpal seperti susu basi, di
sertai rasa gatal dan kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya. Keputihan
yang disebabkan oleh jamur candida, paling sering oleh spesies albicans. Peradangan yang ditimbulkan oleh jamur ini disebut Kandidosis vaginalis.
Pada keadaan normal jamur ini terdapat di rongga mulut, usus besar maupun
dalam liang kemaluan wanita. Namun, pada keadaan tertentu, jamur ini
meluas sehingga menimbulkan keputihan. Beberapa faktor dapat mempermudah seseorang terinfeksi jamur ini, seperti saat haid, hamil, minum
antibiotika dalam jangka waktu lama, kontrasepsi oral (pil KB), obat
c. Parasit
Keputihan jenis ini bersifat khas yaitu jumlah banyak, warna kuning
kehijauan, bau tak sedap, sakit saat melakukan hubungan seksual dan gatal.
Penularan terjadi melalui hubugan seksual. Peradangan yang ditimbulkan
oleh parasit ini disebut Trichomoniasis.
d. Virus
Keputihan akibat infeksi virus sering disebabkan oleh Virus Herpes Simplex
(VHS) tipe-2 dan Human Papilloma Virus (HPV). Infeksi HPV dapat
meningkatkan timbulnya kanker serviks, penis, dan vulva. Sedangkan HPV
tipe-2 dapat menjadi faktor pendamping. HPV dapat menimbulkan penyakit
Kondiloma akuminata yang disebut juga genital warts, kutil kelamin, veneral
warts ( jengger ayam).
6. Pemeriksaan Keputihan
Menurut Bahari (2012, hlm. 57), sebelum melakukan tindakan
pengobatan, perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan guna mengetahui
penyebab keputihan. Berbagai langkah pemeriksaan tersebut dilakukan
berdasarkan usia, keluahan yang dirasakan, sifat-sifat cairan yang keluar,
kaitannya dengan menstruasi, ovulasi, serta kehamilan.
Pemeriksaan bisa dilakukan secara langsung dengan melihat vagina,
muara kandung kemih, anus dan lipatan pada paha. Bisa juga dilakukan
cairan keputihan dan sampel darah. Adapun pemeriksaan dalam dilakukan
terhadap wanita yang sudah menikah.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan speculum. Untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan, bisa dilakukan tindakan biopsi, yaitu dengan
cara mengambil sel-sel yang lepas dengan cara mengeroknya dari selaput lendir
rahim.
7. Pencegahan Keputihan
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari
keputihan: menghindari berganti-ganti pasangan hubungan seksual, menjaga
kebersihan alat kelamin, menggunakan pembersih yang tidak mengganggu
kesetabilan pH disekitar vagina, membilas vagina kearah yang benar,
menghindari pemakaian bedak pada vagina, menghindari membilas vagina
ditoilet umum, mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana dalam,
mengurangi konsumsi makanan manis, memilih celana dalam yang tidak terlalau
ketat dan mudah menyerap keringat, menghindari berganti-ganti celana dalam
dengan orang lain, sering-sering mengganti pembalut ketika haid, gunakan
kondom ketika hendak berhubungan seksual jika sudah terkena keputihan,
menggunakan obat yang mengandung estrogen bagi wanita yang sudah
memasuki masa menoupose, melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin bagi
8. Pengobatan Keputihan
Menurut Ayuningsih, Teviningrum dan Krisnawati (2009, hlm.26),
pengobatan untuk keputihan meliputi :
a. Jika keputihan masih ringan, bisa menggunakan sabun atau larutan antiseptik
khusus pembilas vagina seperlunya. Penggunaan berlebihan akan mematikan
flora normal dan mengganggu keasaman vagina. Konsultasi ke dokter,
sehingga akan diperoleh cara pengobatan paling tepat untuk mengatasi
gangguan keputihan patologis dan infeksi sesuai dengan penyebabnya. Jenis
obat dapat berupa sediaan oral berupa tablet atau kapsul, topical seperti krim
yang dioleskan dan yang langsung dimasukkan ke liang vagina.
b. Bagi yang sudah berkeluarga, lakukan pemeriksaan bersama pasangan.
Jika masih belum sembuh, lakukan uji resistensi obat dan mengganti dengan
obat lain. Ada kemungkinan kuman ternyata resisten terhadap obat yang di
berikan.
d. Bagi penderita yang sudah menikah dan melakukan hubungan seksual secara
rutin, apalagi berusia lebih dari 5 tahun, lakukan papsmear. Idealnya
papsmear dilakukan setahun sekali.
e. Jika positif terkena virus, bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan mulut rahim.
Sebagai penunjang di lakukan pula tes urin dan tesdarah.
f. Melakukan pola hidup sehat agar daya tahan tubuh mendukung proses
Menurut Bahari (2012, hlm. 32), pengobatan keputihan terdiri dari:
a. Pengobatan Moderen
Jika penyebab keputihan adalah infeksi, ada beberapa tindakan pengobatan
moderen yang bisa dilakukan. Diantaranya:
1) Obat-obatan
Berikut berbagai jenis obat yang bisa digunakan mengatasi keputihan:
a) Asiklovir
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh virus
herpes.
b) Podovilin 25%
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh kondiloma.
c) Larutan asam Thrikloro-Asetat 40-50% atau salep Asam Salisilat20-40%
(digunakan dengan cara dioleskan).
d) Metronidazole
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh bakteri
Comonas Vaginalis dan Gardnerella.
e) Nistatin, mikonazole, klotrimazole, dan friconazole.
Digunakan untuk mengobati keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candida Albican.
2) Larutan Antiseptik
Larutan antiseptik hanya berfungsi membersihkan cairan keputihan yang
keluar dari vagina, larutan ini tidak bisa membunuh penyebab infeksi
3) Hormon Estrogen
Hormon estrogen yang diberikan biasanya berbentuk tablet dan krim.
Pemberian hormon ini dilakukan terhadap penderita yang sudah memasuki
masamenopause atau lanjut usia.
4) Operasi Kecil
Operasi kecil perlu dilakukan jika penyebab keputihan adalah tumor jinak,
misalnya papilloma.
5) Pembedahan
Metode pengobatan ini dilakukan jika penyebab keputihan adalah kanker
serviks atau kanker kandungan lainnya. Selain itu, metode pengobatan ini
juga dilakukan dengan mengacu pada stadium kankernya.
b. Pengobatan Tradisional
Metode pengobatan tradisional dilakukan dengan memanfaatkan
beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat ditemui dengan mudah di alam
sekitar, berikut ini:
1) Oleskan ampas mangga masak ke daerah vagina dan biarkan beberapa saat,
sebelum membilasnya dengan air.
2) Makan satu atau dua buah pisang masak setiap hari secara rutin.
3) Minum segelas jus cranberry segar, sebaiknya tanpa gula, setiap hari.
4) Mengkonsumsi rempah-rempah seperti jahe, lengkuas, dan sebagainya. Saat
mengkonsumsi makanan ini sebaiknya dalam bentuk mentah, atau dikukus
sebentar.
6) Daun kasingsat muda dikukus kemudian dimakan sebagai lalapan.
7) Rebus 30 gram akar bunga matahari dalam 4 gelas air hingga tersisa 2 gelas.
Minum airnya 2 kali sehari.
8) Daun sirih direndam selama satu jam dalam air panas lalu didiamkan hingga
dingin untuk membersihkan daerah vagina. Lakukan setiap hari pagi dan
sore hari.
B. Daun Sirih
1. Daun Sirih
Menurut Elshabrina (2013, hlm. 65), daun sirih atau piper betlle
merupakan tanaman asli Indonesia, memiliki bau yang khas, bentuk batang
merambat dan biasanya menumpang pada pohon lain, seperti rambutan, nangka
atau tumbuhan besar lainnya.
Tanaman daun sirih bisa mencapai tinggi 15cm. Batang sirih berwarna
coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupkan tempat keluarnya akar.
Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh
berselang-seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya
sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm (Thomas. 2007.hlm.3).
Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ±1 mm
berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan
terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya
sekitar 1,5-6 cm dimana terdapat kepala putik 3-5 buah berwarna putih dan hijau
Akarnaya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan (Hariana.
2008.hlm.15).
Daun sirih terdiri dari dua jenis yaitu daun sirih merah dan daun sirih
hijau. Sebenarnya tidak banyak perbedaan kedua jenis ini, selain dari warnanya
kemudian bila daunnya disobek akan keluar lendir, aroma daun sirih merah lebih
wangi dibandingakan sirih hijau, secara umum keduanya memiliki khasiat yang
sama (Evika dan Safitri. 2008.hlm50).
2. Kandungan Daun Sirih
Ada beragam zat yang terkandung dalam daun sirih diantaranya minyak
atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, alllyprokatekol, eugenol, caryofelen,
fenil propada, tanin, gula dan zat samak yang memiliki daya mematikan kuman,
anti oksidasi dan fungisida, anti jamur. Karena kandungan yang sangat kaya
tersebut, daun sirih sering kali dipakai obat herbal untuk mengatasi berbagai
penyakit (Maharani. 2010.hlm.27).
3. Manfaat Daun Sirih
Khasiat daun sirih sebagai salah satu obat untuk mengobati keputihan,
teruji secara klinis diberbagai bidang kesehatan. Selain dapat mengobati
keputihan daun sirih juga berkhasiat untuk berbagai macam penyembuhan
lainnya seperti: obat bisul, hidung berdarah (mimisan), radang selaput lendir
mata, trachoma, mulut berbau, gusi bengkak, radang tenggorokan, encok,
jantung berdebar-debar, terlalu banyak keluar air susu, batuk kering, demam
4. Ramuan Daun Sirih Untuk Keputihan
Menurut Maharani (2010,hlm.30), berikut adalah resep atau ramuan daun
sirih yang biasa digunakan para wanita untuk mengobati penyakit keputihan:
a. Rebus10 lembar daun sirih yang telah dicuci bersih kedalam panci yang
berisikan air sebanyak 2,5 liter (8 gelas), tunggu sampai mendidih selama 30
menit hingga air rebusan tersisa menjadi 4 gelas. Biarkan air rebusan
mendingin selama 15 menit.
b. Bilaskan air rebusan yang masih hangat tersebut untuk sekali pemakaian ke
area vagina.
c. Lakukan berulang-ulang selama 7 hari sebelum tidur.
5. Dampak Penggunaan Daun Sirih
Dampak yang ditimbulkan akibat terlalu sering menggunakan air dari daun
sirih adalah warna dari vagina menjadi tampak tidak segar atau bisa menjadi
agak kehitam-hitaman, dapat mematikan flora normal vagina yang sebenarnya
dibutuhkan dan juga untuk menjaga keasaman pH vagina yang optimalnya 3,5
-5,5 (Hariana. 2008.hlm.19).
C. Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja adalah suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya di
bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau sejajar (Piaget
Menurut Soetjiningsih (2004, dalam Tarwoto, et al. 2010,hlm.1) masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa. Remaja
putri adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yang yang
dialami oleh perempuan. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas dan
adolescence. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis
maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa
dewasa, terutama perubahan reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih
ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa
pubertas.
2. Batasan Usia Remaja
Menurut WHO batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan
menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan BKKBN batasan usia
remaja adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah (Widyastuti, 2009,
hlm.11).
Menurut Soetjiningsih (2004, hlm.2), batasan usia remaja awal adalah
11-13 tahun, masa remaja pertengahan adalah 14-16 tahun, sedangkan masa remaja
lanjut adalah 17-20 tahun.
3. Karakteristik Remaja
Menurut Arya (2008, hlm. 13), karakteristik pertumbuhan dan
perkembangan remaja terbagi menjadi 3 macam, antara lain :
2) Transisi kognitif, yaitu perkembangan kognitif remaja pada lingkungan
sosial dan juga proses sosio emosional.
3) Transisi sosial, yaitu hubungan dengan orang tua, teman sebaya serta
masyarakat sekitar.
Menurut Hurlock (1994, dalam Tarwoto, et al. 2010, hlm.66), ciri-ciri
remaja sebagai berikut :
1) Masa remaja sebagai masa peralihan
Peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya secara
berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan bukan
lagi seorang dewasa. masa ini merupakan masa yang sangat strategis, karena
memberi waktu para remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan
pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan.
2) Masa remaja adalah masa terjadi perubahan
Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pasti, perubahan perilaku
dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada
remaja, yaitu perubahan emosi,peran, minat, pola perilaku (perubahan sikap
menjadi ambivalen).
3) Masa remaja dalah masa yang penuh masalah
Masalah remaja menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi
karena belum jelas terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta
bantuan orang lain. Akibatnya, terkadang terjadi penyelesaian yang tidak
4) Masa remaja adalah masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja adalah berupa kejelasan siapa dirinya di
masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan kebanyakan orang, ia
ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara pada saat yang
sama ia ingin mempertahankan dirinya pada kelompok sebaya.
5) Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yangt idak rapi, tidak
dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan
orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Stigma
ini akan membuat masa peralihan remaja ke masa dewasa menjadi sulit,
karena orang tua yang mempunyai pandangan seperti ini akan selalu
mencurigai remaja, sehingga menimbulkan pertentangan dan membuat jarak
antara orang tua dengan remaja.
6) Masa remaja sebagai masa yang tidak relistis
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya sendiri, baik
dalam melihat dirinya maupun orang lain, mereka belum melihat apa adanya,
tetapi menginginkan sebagaimana yang ia harapkan.
7) Masa remaja adalah ambang masa dewasa
Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang berkembang
dan memberi kesan sebagai seorang yang hampir dewasa. Ia akan
memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan status orang
4. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Asrori dan Ali, (2010, hlm. 171), beberapa tugas perkembangan
remaja adalah sebagai berikut :
1) Menjalin hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita.
2) Mempelajari peran sosial sesuai dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau
wanita.
3) Menerima keadaan fisiknya dengan menjaga dan melindungi dirinya sendiri
serta mampu menggunakan secara efektif.
4) Belajar tidak bersifat kekanakan dan tidak menggantungkan diri pada orang
tua.
5) Mengembangkan keterampilan yang intelektual, seperti mengembangkan
BAB III
KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan hubungan antar
variabel-variabel yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu daun sirih, dan variabel
dependen adalah keputihan. Penelitian ini terdiri dari satu kelompok yang
diidentifikasi berdasarkan keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan daun sirih.
Skema 3.1: Kerangka Konsep Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri
Variabel independen Variabel dependen
Keterangan:
= Variabel yang akan diteliti
B. Hipotesa
Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternative (Ha) yaitu ada
pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada remaja putri di wilayah
kerja Puskesmas Bandar Khalipah.
C. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimental dengan
jenis rancangan One Group Pretest Posttest, dimana peneliti melakukan penelitian
hanya pada satu kelompok intervensi yang diukur sebelum dan sesudah diberi
perlakuan daun sirih, tidak ada kelompok pembanding (kontrol). Desain dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh daun sirih terhadap
penanganan keputihan pada remaja putri sebelum dan sesudah dilakukan
perlakuan daun sirih. Jenis rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
Pretest Perlakuan Postest
Skema 4.1 Desain penelitian
Keterangan :
01 : Penilaian keluhan keputihan sebelum diberi perlakuan daun sirih (pretest)
X : Perlakuan dengan diberi daun sirih
02 : Penilaian keluhan keputihan sesudah diberi perlakuan daun sirih
(posttest)
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh remaja putri yang mengalami
keputihan patologis yang datang berobat dari bulan Februari-Desember 2013
ke wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah yaitu sebanyak 20 orang.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara total sampling
yaitu sebanyak 20 orang. Kriteria inklusi yang menjadi responden yaitu:
a. Belum menikah
b. Batas umur responden 11-20 tahun
c. Bersedia menjadi responden
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah
dengan alasan karena tempat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang
keputihan sebelumnya dan sampel memenuhi kriteria penelitian.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2014-Juni 2014.
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari
institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin darikepala Puskesmas Bandar
Khalipah. Peneliti memulai pengumpulan data dengan memberikan lembar
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur penelitian
kepada calon responden. Jika calon responden bersedia untuk dijadikan objek
penelitian, maka calon responden terlebih dahulu harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika calon responden menolak untuk diteliti maka peneliti akan tetap
menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan data (confidentiality)
responden, peneliti tidak mencantumkan nama (anomymous) tetapi hanya dengan
memberi kode tertentu pada instrumen penelitian dan data-data yang diperoleh
dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, agar dapat
memaksimalkan hasil yang bermanfaat (beneficience) dan meminimalkan hal
yang merugikan (maleficience).
F. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar pre test dan post test. Bagian pertama pengumpulan data penelitian ini
berupa data demografi yang terdiri atas kode responden, umur, dan pendidikan
yang berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang dari responden
yang bisa berpengaruh terhadap penelitian ini. Bagian kedua dan ketiga adalah
lembar pre test dan post test berisikan pernyataan yang diambil dari tinjauan
pustaka berdasarkan panduan penulisan kuisoner dari Emy Bardiyati (2010).
Terdiri dari 10 pernyataan yang berguna untuk menilai keluhan keputihan yang
dialami oleh remaja putri dengan pilihan jawaban ya dan tidak (dichotomy).
Untuk jawaban “Tidak” diberi nilai 0 dan untuk jawaban “Ya” diberi nilai 1.
Sehinga didapat nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 0. Semakin tinggi skor yang
Berdasarkan rumus Sudjana (1992):
Panjang kelas = rentangkelas banyakkelas
=
10 2
= 5
Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan nilai 0-5 responden sembuh dari
keputihan, dan 6-10 responden tidak sembuh dari keputihan.
Modul intervensi daun sirih berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam menggunakan daun sirih dengan menggunakan prosedur cara pembuatan
ramuan daun sirih dari Maharani (2010).
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument(Arikunto, 2006). Uji validitas instrument
bertujuan untuk mengetahui kemampuan instrument untuk mengukur apa yang
diukur (Notoatmodjo, 2005). Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi. Uji validitas ini dilakukan oleh ahli dalam penelitian yaitu
dosen Kebidanan Fakultas Keperawatan USU yang memiliki strata pendidikan S2,
yang pernyataan dikatakan valid apabila CVI adalah > 0,7. Berdasarkan uji
validitas tersebut, lembar pre test dan post test disusun kembali dengan bahasa
yang lebih efektif dan dengan item-item pernyataan yang akan mengukur sasaran
yang ingin diukur sesuai dengan teori atau konsep. Setelah dilakukan uji validitas
maka didapatkan hasil CVI dengan nilai 0,9 untuk lembar pre test dan post
testyang menunjukkan bahwa instrument penelitian yang digunakan telah valid
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Setiadi, 2007). Uji reliabilitas
instrumen bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap keluhan yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji
reliabilitas dalam penelitian inidilakukan pada responden yang memiliki kriteria
yang sama dengan responden yang menjadi subyek penelitian yakni sebanyak 10
orang. Kemudian jawaban dari responden diolah dengan menggunakan
komputerisasi. Berdasarkan hasil perhitungan pada lembar pre test diperoleh nilai
Cronbach’s Alpha 0.97, dan post test 0.82. Suatu instrument dikatakan reliabel
bila koefisiennya 0.57 atau lebih maka instrument dinyatakan reliabel (Polit &
Hungler, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa lembar pre test dan post test
pengaruh daun sirih terhadap keputihan remaja putri yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reliabel.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapatkan izin penelitian
dari pihak Puskesmas Bandar Khalipah dan meminta data responden (No. Hp dan
alamat responden). Peneliti menjalin hubungan komunikasi dengan responden
dengan cara menelfon dan mendatangi rumah responden untuk mengadakan
kontrak waktu dan tempat. Peneliti menjelaskan tentang manfaat, tujuan dan
proses penelitian pada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk
menjadi responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed
keputihan yang dialami responden sebelum diberikan perlakuan daun sirih.
Selanjutnya seluruh responden diberi perlakuan daun sirih selama 7 hari
digunakan sebelum tidur, dan diobservasi melaui komunikasi telfon karena jauh,
untuk memastikan kebenaran penggunaan daun sirih yang dilakukan oleh
responden. Kemudian seluruh responden pada tahap akhir diminta untuk mengisi
lembar post test kembali. Data yang diperoleh dikumpulkan selanjutnya dianalisa.
I. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Univariat
Analisis ini menggunakan statistik deskriptif untuk menyajikan data-data
demografi yang meliputi umur dan pendidikan. Disajikan dalam bentuk tabel
frekuensi dan persentase.
2. Bivariat
Analisis ini menggunakan statistik inferensial untuk menguji pengaruh daun
sirih terhadap penanganan keputihan remaja antara pre dan post pada
kelompok intervensi. Adapun uji inferensial yang akan digunakan adalah uji
statistic parametric yaitu uji paired t-test digunakan untuk membandingkan
pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pre dan post penggunaan
daun sirih. Uji paired t-test digunakan apabila data yang diperoleh berdistribusi
normal.
Menurut Harsono (2001), dari uji tersebut akan diperoleh nilai p yaitu
Kesimpulan hasilnya diinterpretasikan dengan membandingkan nilai p dan
nilai alpha (α=0,05). Bila nilai p≤0,05 maka Ha diterima, dan apabila p≥0,05
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai pengaruh daun sirih terhadap keputihan pada
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang, melalui
pengumpulan data terhadap 20 responden dari tanggal 10 Maret-10 April 2014,
akan diuraikan dalam bab ini. Penyajian hasil penelitian meliputi demografi,
pebedaan keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan daun sirih.
1. Analisa Univariat
a. Karakterisrik Demografi
Analisa Univariat pada penelitian ini akan menggambarkan data
demografi responden kelompok intervensi yang meliputi umur, dan pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur 17-20 tahun
sebanyak 14 orang (70%). Remaja awal dan remaja pertengahan adalah masa
pencarian identitas dan mengalami pertumbuhan fisik dan psikis yang pesat,
apabila kurang mendapat informasi akan berpotensi terjadinya permasalahan
dalam banyak hal termasuk tentang permasalahan kesehatan reproduksi,
sedangkan remaja lanjut adalah masa menginginkan kebebasan dari orang
tuanya, remaja sudah mempunyai nilai-nilai dan moral sendiri (Kusmiran, 2012).
Pada remaja lanjut sudah mulai mempunyai sikap dan perilaku yang jelas
tentang sesuatu termasuk cara perawatan diri termasuk daerah kewanitaan.
mempunyai resiko terhadap kesehatan reproduksinya. Sikap dan perilaku yang
salah merupakan faktor penyebab kejadian keputihan seperti kebiasaan
menggunakan sabun, bedak talcum atau tissue wangi untuk membersihkan
daearah kewanitaan, kebiasaan meminjam peralatan mandi, dan sebagainya.
Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas SMA sebanyak 16 orang (80%).
Adanya perbedaan antara remaja putri yang mengalami keputihan menunjukkan
ketidakmerataan penyebaran pendidikan kesehatan reproduksi wanita pada
kelompok remaja putri. Seseorang akan lebih tertarik untuk mengetahui
keputihan apabila dia sering terpapar informasi tentang keputihan daripada yang
jarang terpapar.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah (n=20)
No Karakteristik Demografi Frekuensi
(f) Persentase (%)
b. Data Keputihan Sebelum Intervensi Daun Sirih
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Responden Pre Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah (n=20)
No Keputihan Patologis Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Keputihan 20 100%
2 Tidak Keputihan - -
c. Data Keputihan Sesudah Intervensi Daun Sirih
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden
dikategorikan sembuh dari keputihan patologis yaitu sebanyak 20 orang
(100%).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Data Keputihan Responden Post Intervensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah (n=20)
No Keputihan Patologis Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Sembuh 20 100%
2 Tidak Sembuh - -
2. Analisa Bivariat
Penelitian ini menggunakan analisa data paired t-test. Uji paired t-test ini
bertujuan untuk menilai keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum
dan sesudah diberikan daun sirih.
Dari hasil uji normalitas Shapiro-Wilk didapat nilai sig data
pre-intervensi sebesar 0.79 (p>0.05) dan 0.21 (p>0.05) untuk data post-pre-intervensi
yang berarti bahwa data berdistribusi normal.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai keluhan
keputihan pre-intervensi adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, sedangkan
rata-rata nilai keluhan keputihan post-intervensi adalah 1.90 dengan standar
sebelum dan sesudah diberikan daun sirih adalah 3.450. Nilai t yang diperoleh
= 4.196 dan nilai p=0.000 (p<0.05), artinya terdapat perbedaan yang signifikan
antara keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih. Perbedaan
keluhan keputihan pre dan post intervensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.2 Distribusi perbedaan keluhan keputihan pada kelompok intervensi sebelum dan setelah diberikan perlakuan daun sirih
Rata-rata nilai keluhan keputihan sebelum mendapat perlakuan daun sirih
adalah 5.35 dengan standar deviasi 2.815, sedangkan rata-rata nilai keluhan
keputihan sesudah mendapat perlakuan daun sirih adalah 1.90 dengan standar
deviasi 1.483. Nilai rata-rata perbedaan sebelum mendapat perlakuan daun sirih
dengan sesudah diberi daun sirih adalah 3.450. Hasil uji statistik diperoleh nilai p
= 0,000 yang berarti ada pengaruh yang signifikan daun sirih dalam mengobati
keputihan. Dengan kata lain, daun sirih efektif dalam mengobati keputihan pada
remaja putri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanny
Farida Zubier et al (2010), tentang efikasi ekstrak daun sirh dalam mengurangi
keluhan keputihan pada 35 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada
seminggu tanpa mempengaruhi flora normal dengan p value < 0.05. Aryoko
Widodo et al (2010) mengatakan bahwa daun sirih adalah terapi efektif dan aman
dalam mengobati keputihan yang dibuktikan dari 40 responden dan hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nilai rata-rata keluhan keputihan
sebelum dan sesudah intervensi dari 1.40 menjadi 0.20 selama seminggu.
Keputihan apabila tidak ditanggapi dengan serius akan memicu masalah
yang lebih besar. Keputihan yang tidak diobati menyebabkan infeksi dan dapat
menjalar ke rongga rahim kenudian sampai ke indung telur dan akhirnya sampai
ke rongga panggul. Bagi penderita keputihan yang kronik dapat mengakibatkan
mandul dan terjadinya kehamilan diluar kandungan. Keputihan juga bisa
merupakan gejala awal dari kanker leher rahim (Rozi. 2013.hlm.50).
Pencegahan terhadap keputihan yang paling utama adalah menjaga
personal hygine terutama daerah vagina, seperti membilas vagina kearah yang
benar, menghindari pemakaian bedak pada vagina, mengeringkan vagina sebelum
menggunakan celana dalam, memilih celana dalam yang tidak terlalau ketat dan
mudah menyerap keringat (Elshabrina, 2013.hlm.66).
Keputihan dalam penelitian yang dilakukan ini dapat disembuhkan atau
terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan
intervensi daun sirih karena kandungan kimia dari daun sirih yang mempunyai
daya antiseptik yang sangat kuat sehingga bisa mengobati keputihan. Kandungan
kimia yang terdapat pada daun sirih terdiri dari minyak atsiri, hidroksikavicol,
kavicol, kavibetol, alllyprokatekol, eugenol, caryofelen, fenil propada, tanin,gula
bermanfaat inilah, daun sirih memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan
obat herbal (Maharani. 2010.hlm.27).
Daun sirih juga dapat dijadikan alternatif pengobatan untuk
penyakit-penyakit yang disebabkan oleh candida albicans, karena daun sirih dapat
mengganggu aktivitas enzim protease, sehingga mengakibatkan metabolisme
terganggu dan pertumbuhan candida albicans terhambat (Rahman, 2010). Dan
dalam penelitian ini kebanyakan keluhan responden mengalami keputihan
disebabkan oleh candida albicans, yang berwarna putih seperti susu basi
(Prawirohardjo, 2011. hlm. 271).
Kesembuhan keputihan dalam penelitian ini juga didukung dengan
menjelaskan tentang perilaku perawatan alat reproduksi bagian luar yang baik.
Penelitian yang dilakukan (Badaryati, 2004) mengatakan bahwa dengan perilaku
yang baik dapat mencegah perkembangabiakan bakteri di area vagina, sehingga
gejala keputihan berkurang. Dan dengan melakukan pola hidup sehat agar
menjaga daya tahan tubuh mendukung proses pengobatan keputihan.
Hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa hipotesis dapat
diterima yaitu ada pengaruh daun sirih terhadap penanganan keputihan pada
remaja putri. Berdasarkan hasil dalam penelitian, maka dapat disimpulkan
bahwa daun sirih dapat mengobati keputihan. Keputihan apabila tidak ditanggapi
dengan serius akan memicu masalah yang lebih besar. Oleh karena itu dari masa
remaja diupayakan untuk mengenal pencegahan dan penanganan yang tepat
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain :
1. Penelitian ini hanya menggunakan kelompok intervensi saja tanpa ada
kelompok kontrol sehingga kurang menguji perbandingan keefektifan
antara yang mendapat perlakuan daun sirih dengan yang tidak mendapat
perlakuan daun sirih dalam mengobati keputihan.
2. Jumlah sampel kurang besar sehingga kurang menguji keefektifan daun
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh
daun sirih terhadap keputihan pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Bandar Khalipah Deli Serdang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden
Mayoritas responden berumur 17-20 tahun sebanyak 14 orang (70%),
dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 16 orang (80%).
2. Perbedaan keluhan keputihan responden pre dan post intervensi
Hasil uji statistik paired t-test terdapat perbedaan yang signifikan antara
keluhan keputihan sebelum dan sesudah diberikan daun sirih, dengan arti daun
sirih sangat efektif dalam mengobati keputihan.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Bandar Khalipah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi praktek
kebidanan tentang pelaksanaan standar asuhan kebidanan reproduksi
dengan memberikan perlakuan daun sirih dalam meningkatkan kinerja
professional kebidanan.
2. Bagi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi
tentang pelaksanaan standar kebidanan dengan memberikan perlakuan
daun sirih dalam meningkatkan kinerja professional kebidanan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian
berikutnya yang terkait dengan pelaksanaan perlakuan daun sirih.
Diharapkan pada peneliti berikutnya dapat mengembangkan penelitian
dengan mengidentifikasi pemberian perlakuan daun sirih menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori dan Ali. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: Bumi Aksara
Ayuningsih, T. dan Krisnawati. (2009). Cara holistik dan praktis atasi gangguan khas pada kesehatan wanita. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Bahari, H. (2012). Cara mudah atasi keputihan. Yogyakarta: Buku Biru.
Bardiyati, E. (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan dan penanganan keputihan patologis pada siswi SLTA di kota banjar baru tahun 2012. Depok: Universitas Indonesia. Diambil pada tanggal 12 Desember 2013, dari
Dai’yah. (2004). Pengetahuan remaja putri tentang perawatan organ reproduksi eksterna. Diambil pada tanggal 17 November 2013. dari:
http:www.digital 20319765.S.pdf.secured.
Dempsey. (2002). Riset keperawatan. Buku Ajar dan Latihan. Edisi 4. Jakarta: EGC.
http:repository.usu.ac.id/bistream/1234567/1887/5/Chapter.pdf.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Masalah reproduksi. Diambil
pada tanggal 17 November 2013. dari:
Dinas Kesehatan. (2009). Kota semarang profil kesehatan 2009. Diambil pada tanggal 17 November 2013. dari:
http/www.depkes.go.id/downloads/20Kes%20Jiwa%Reproduksi.
Elshabrina. (2013). 33 Dahsyatnya daun obat sepanjang masa. Yogyakarta: CV Solusi Distribusi.
go.id/dokumen/profil/2008/profil2008.pdf.
Hariana, A. (2008). Tumbuhan obat dan khasiatnya 2. Depok: Penebar Swadaya.
Kasdu, D. (2009). Problem dan solusi kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: Salemba Medika.
Maharani, S. (2010). Herbal sebagai obat bagi penderita penyakit mematikan. Yogyakarta: A+PLUS BOOKS.
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Asdi Mahastya.
Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Pudiastuti, R. (2010). Pentingnya menjaga organ kewanitaan. Jakarta: Indeks.
Purba, M. (2009). Pengaruh karakteristik dan motivasi pasien terhadap pemanfaatan pelayanan klinik IMS di puskesmas kabanjahe. Universitas Sumatera Utara. Diambil pada tanggal 23 November 2013. dari:
Rahmah dan Rahman. (2010). Uji fungistatik ekstrak daun sirih terhadap candida albicans. kalimantan selatan. UNLAM. Diambil pada tanggal 23 November 2013. dari:
http://www.repository.usu.ac.id/handle123456789/24776.
Rozi, F. (2013). Kiat mudah mengatasi kanker seviks. Yogyakarta: Aulia Publishing.
http://www.fmipa.unlam.ac.id/bioscientiae//cat=1.
Sandi S. (2008). Rahasia tumbuhan berkhasiat obat. Malang: UIN Malang Press.
Sibagariang, E. (2010). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: CV Trans Info Media.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh kembang dan permasalahan remaja. Jakarta: Sagung Seto.
Sulistyaningsih. (2011). Metodologi penelitian kebidanan kuantitatif-kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarwoto, et al. (2010). Kesehatan remaja problem dan solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Thomas. (2007). Tanaman obat tradisional 2. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI).
Tjitrosoepomo, G. (2005). Taksonomi tumbuhan obat-obatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Widyastuti, R. (2009). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.
Wijayanti, D. (2009). Fakta penting sekitar reproduksi wanita. Yogyakarta: Diglosia Printika.
World Health Organization. (2008). Pendidikan seksual remaja. Diambil pada
tanggal 17 November 2013. dari:
Zubier, et al. (2010). Efiksasi ekstrak sirih merah dalam mengurangi gejala keputihan fisiologis. Universitas Indonesia. Diambil pada tanggal 23
November 2013. dari: http/www.who.int/epsi/pendidkan_detail.asp?id.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Tahun 2014”. Maka dengan ini, saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, 2014
KUISONER DATA DEMOGRAFI
Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang
Tanggal : No. Kode
Petunjuk Pengisian: Untuk data yang dipilih, beri tanda cek list (√) dengan satu jawaban pada kotak yang tersedia dan atau isi sesuai jawaban.
1. Umur :
11-13 tahun
14-16 tahun
17-20 tahun
2. Pendidikan :
SD SMP
SMU Perguruan Tinggi
LEMBAR PRE TEST
Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang
Tanggal : No. Kode
Penilaian Keluhan Keputihan
Petunjuk Pengisian: Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan membubuhkan tanda cek list(√) pada kotak yang tersedia:
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Cairan keputihan yang saya alami sangat banyak sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam.
2. Lendir yang keluar berwarna putih seperti susu basi. 3. Lendir yang keluar berwarna putih keruh keabu-abuan. 4. Lendir yang keluar berwarna kuning atau kehijauan. 5. Timbul kemerahan pada area kewanitaan.
6. Terasa gatal, panas di area kewanitaan. 7. Lendir yang keluar agak lengket. 8. Berbau tidak sedap seperti bau amis.
9. Ada rasa ingin buang air kecil dalam jeda waktu singkat (kurang dari 30 menit).
LEMBAR POST TEST
Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang
Tanggal : No.
Kode
Penilaian Keluhan Keputihan
PetunjukPengisian : Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan membubuhkan tanda cek list(√) pada kotak yang tersedia:
No Daftar Pernyataan Ya Tidak
1. Cairan keputihan yang saya alami sangat banyak sehingga harus berkali-kali mengganti celana dalam.
2. Lendir yang keluar berwarna putih seperti susu basi. 3. Lendir yang keluar berwarna putih keruh keabu-abuan. 4. Lendir yang keluar berwarna kuning atau kehijauan. 5. Timbul kemerahan pada area kewanitaan.
6. Terasa gatal, panas di area kewanitaan. 7. Lendir yang keluar agak lengket. 8. Berbau tidak sedap seperti bau amis.
9. Ada rasa ingin buang air kecil dalam jeda waktu singkat (kurang dari 30 menit).
MODUL
Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Puskesmas Bandar Khalipah Deli Serdang
Pelaksanaan Penggunaan Daun Sirih A. Pengertian
Daun sirih adalah suatu jenis tumbuhan yang digunakan utuk mengobati
keputihan dengan cara direbus dan dibilas ke vagina sebelum tidur selama
7 hari.
B. Tujuan
a. Responden menggunakan daun sirih dengan benar
b. Responden dapat mengetahui pengaruh daun sirih terhadap keputihan
C. Proses Pelaksanaan Tindakan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
1) Memberi salam kepada Responden.
2) Memperkenalkan diri (nama dan identitas singkat peneliti)
kepada Responden.
3) Menanyakan nama dan panggilan nama Responden.
b. Evaluasi/Validasi
1) Menanyakan perasaan Responden saat ini.
2) Menanyakan masalah yang dirasakan.
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenalkan daun sirih
sebagai obat tradisional keputihan dan cara penggunaannya.
2) Menjelaskan tujuan tindakan.
2. Kerja
a. Persiapan bahan: 10 lembar daun sirih tua
b. Cara pembuatan ramuan daun sirih:
1) Rebus 10 lembar daun sirih yang telah dicuci bersih kedalam
panci yang berisikan air sebanyak 2,5 liter (8 gelas), tunggu
sampai mendidih selama 30 menit hingga air rebusan tersisa
menjadi 4 gelas. Biarkan air rebusan mendingin selama 15
menit.
2) Bilaskan air rebusan yang masih hangat tersebut untuk sekali
pemakaian ke area vagina.
3) Lakukan berulang-ulang selama 7 hari sebelum tidur.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon responden
1) Mengobservasi perilaku responden yang benar dalam
penggunaan daun sirih dengan mebubuhkan tanda (√) dari
jawan responden.
2) Menanyakan perasaan Responden setelah menggunakan
ramuan daun sirih
3) Memberikan reinforcement positif terhadap Responden yang
b. Rencana tindak lanjut
1) Menganjurkan Responden menilai kesembuhan dari keputihan
yang dialaminya dan cara menggunakan daun sirih yang benar
LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK F.Kep USU
Nama Mahasiswi : Riska Yanti Nama Pembimbing : Mahnum L. N, M.Kep Nim :135102150 Nip : 197501132002122001 Judul KTI : Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada
Remaja Putri
Tanggal Materi Anjuran/Saran
Paraf Pembimbing
24 Januari 2014 Revisi hasil proposal Revisi
7 Februari 2014 Revisi hasil proposal Lanjut Validitas
21 Februari
2014
Validitas Lanjut Penelitian
15 Mei 2014 Konsul Bab IV, Bab
23 Juni 2014 Konsul bahan sidang
hasil KTI
Revisi keseluruhan
28 Juni 2014 Konsul bahan sidang
hasil KTI
Master Data Penelitian Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah
Master Data Penelitian Pengaruh Daun Sirih Terhadap Penanganan Keputihan Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah
DAT A DEM OGRAFI
umur responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent