• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN MATERI PERKEMBANGAN PESERTA DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RINGKASAN MATERI PERKEMBANGAN PESERTA DI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

Oleh

Muhammad Fais Alfafa 1411021018

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

(2)

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

A. Individu Dan Karakteristiknya 1. Pengertian Individu

Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagia kondisinya. Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapiens, makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau homo educandum dan seterusnya.

2. Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. karakteristik bawaan (heredity) adalah karakteristik yang dimiliki sejak lahir, dan lingkungan merupakan hasil dari perpaduan antara apa yang ada di antara faktor -faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan sekitar.

Nature dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan.

B. Perbedaan Individu

Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu : (i) Semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya, dan (ii) Didalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia – secara biologis dan sosial – tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.

Perbedaan - perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif.

(3)

“perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut Landgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.

1. Bidang-Bidang Perbedaan

Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu sebelum dilakukan pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah adalah menghitung umur kronologis.

Telah disadari bahwa perbedaan-perbedaan antara satu dengan lainnya dan juga kesamaan-kesamaan diantara mereka merupakan ciri-ciri dari semua pelajaran dalam suatu tingkatan yang belajar.

Umur kronologis, sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa dan karena itu memungkinkan dia dapat dididik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan.

Dalam kaitannya dengan perbedaan individu hendaknya selalu diingat bahwa perbedaan dalam kualitas atau ciri – ciri adalah berjenjang. Tidak ada penggolongan anak – anak ke dalam satu kategori atau sama sekali tidak termasuk dalam suatu kategori.

Garry 1963 (Oxendine, 1984) mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang – bidang berikut:

1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.

2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku. 3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar. 5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Dalam kehidupan setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya. Manusia juga berhubungan dengan Sang Pencipta atau dengan Tuhan-nya, maka manusia beragama. Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat dan genetic orang tuanya.

(4)

a. Perbedaan Kognitif

Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, menghasilkan 3 pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentu suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tiap – tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Proses belajr mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang telah dimiliki oleh anak. Tingkat kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar.

Inteligensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Antara kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif berkolerasi tinggi dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan kognitifnya.

b. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa dangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).

Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan dengan tujuan untuk menemukan faktor – faktor psikologis yang mendasari keberhasilan atau kegagalan dalam penguasaan bahasa. Individu – individu yang memasuki kegiatan – kegiatan di sekolah formal, pada dasarnya telah membawa kebiasaan – kebiasaan sebagai hasil belajar, baik dari lingkungan pendidikan prasekolah maupun dari latar belakang kehidupan sebelumnya.

(5)

Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan – kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang sistematis.

ransangan indra saraf sensoris (perintah)

pusat

respon penerima saraf motorik

(kegiatan) perintah

Dari gambar di atas, saraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam proses berpikir merupakan factor penting di dalam koordinasi kecakapan motorik. Ketidaktepatan dalam pembentukan persepsi dan penyampaian perintah, akan menyebabkan terjadinya kekeliruan respon dan atau kegiatan – kegiatan yang kurang sesuai dengan tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inteligensi merupakan faktor dalam bentuk yang lebih tinggi dari keterampilan motorik. Secara umum koordinasi motorik dan kecakapan untuk melakukan suatu kegiatan yang kompleks membutuhkan keterampilan motorik yang lebih kompleks pula.

Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik masing – masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda -beda pula.

d. Perbedaan dalam Latar Belakang

Dalam suatu kelompok siswa, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing – masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan pelajaran.

(6)

pelajaran, dan kebiasaan – kebiasaan belajar semuanya merupakan faktor – faktor perbedaan antara para siswa.

e. Perbedaan dalam Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan den pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada ransangan dan pemupukan yang menyentuhnya.

Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi umum merupakan faktor dari hamper semua atau bahkan semua bidang penampilan atau performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini dilaksanakan beum terkait dengan beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni, dan olah raga. Hasil tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan bidang akademik.

f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar

Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan, yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya, anak – anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal ini pelajaran di sekolah.

Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri ang memuaskan terhadap pengalaman – pengalaman, disertai dengan rasa ingin tahu yang amat besar terhadap orang – orang dan benda – benda, membantu berkembangnya kebiasaan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu, dan kurang percaya diri, akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

(7)

Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan dan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek – aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.

Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek berikut: 1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.

a. Pertumbuhan Sebelum Lahir

Manusia itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan sel telur dan sperma) yang membentuk suatu set kehidupan, yang disebut embrio. Embrio manusia yang telah berumur satu bulan, berukuran sekitar setengah sentimeter. Pada umur dua bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah sentimeter dan disebut janin atau "fetus". Baru setelah satu bulan kemudian (jadi kandungan telah berumur tiga bulan), janin atau fetus tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil. Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ - organ tubuh dan susunan jaringan saraf membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan biologis dan jaringan saraf masing - masing komponen biologis mampu berfungsi secara mandiri.

b. Pertumbuhan Setelah Lahir

Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan lanjutan pertumbuhannya sebelum lahir dan berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir sampai dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa.

(8)

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim atau kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan fungsinya secara baik.

Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu. Tindakan itu berarti telah mendapatkan proses mempertimbangkan atau proses analisis, evaluasi sampai dengan kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. Perkembangan kemampuan berpikir ini dikenal sebagai perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget (Sarlito, 1991) mengikuti tahap – tahap sebagai berikut:

Tahap pertama : Masa sensori motorik ( 0,0 - 2,5 tahun ).

Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktifitas motorik mengenal lingkungannya. Bayi memberikan reaks motorik atas rangsangan – rangsangan yang diterimanya dalam bentuk reflex. Reflex – reflex ini kemudian berkembang lagi menjadi gerakan – gerakan yang lebih canggi, misalnya berjalan.

Tahap kedua : Masa pra-operasional (2,0 - 7,0 tahun).

Kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah lewat.

Tahap ketiga : Masa konkreto prerasional (7,0 - 11,0 tahun). Melakukan berbagai macam tugas yang konkret.

a. identifikasi : mengenali sesuatu b. negasi : mengingkari sesuatu

c. reprokasi : mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal. Tahap keempat : Masa operasional (11,0 - dewasa).

Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan hipotesis, memperkirakan apa yang mungkin terjadi, dan mengambil kesimpulan.

(9)

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus di miliki oleh manusia. Emosi merupakan gejala perasaan di sertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti marah yang di tunjukan dengan teriakan seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan sebagainya.

4. Sosial

Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak mampu hidup terus tanpa bantuan orang lain, terutama ibunya, jadi setiap orang membutuhkan orang lain. Dalam proses pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap manusia memerlukan lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan di bantu , memberi dan di beri.

5. Bahasa

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya,sejak lahir manusia telah berkomunikasi dengan dunia lain.

Sejak lahir bahkan sejak masih didalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatif yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.

6. Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan tertentu yang di miliki oleh seseorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat berkembang.

Tiga dimensi bakat yang dikemukakan oleh Guilford : a. dimensi perceptual

b. dimensi psikomotorik c. dimensi intelektual

Seseorang yang berbakat akan cepat dapat di amati sebab kemampuan yang di miliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti seni, olah raga, atau keterampilan.

(10)

Bloom mengemukakan bahwa tujuan akhir proses belajar di kelompokkan menjadi tiga sasaran yaitu:

a. Penguasaan pengetahuan (kognitif) b. Pengiasaan nilai dan sikap (afektif) c. Penguasaan psikomotorik

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan terlihat bahwa untuk sampel ikan asin yang diperoleh dari pasar Berimam Tomohon dan pasar Pinasungkulan semua sampel

Penggunaan media pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) hendaknya berdasarkan pada tujuan dan aspek perkembangan anak yang sesuai dengan materi pembelajaran, serta

dimaksud pada huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 dan Pasal 130 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke

Stepien & Baernstein (2006), Mercer & Reynolds (2002), Brehm & Kassim (1993) menyatakan bahwa empati dalam pelayanan merupakan suatu konsep multidimensional yang

Masing-masing jenis usaha diwakili oleh 1 (satu) orang mahasiswa sebagai tim. Delegasi dapat didampingi oleh dosen Pembimbing Kewirausahaannya. e) Setiap Delegasi

kecemasan, ketidak puasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya jarak pemisah antara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan

Produksi dan reproduksi teks karya sastra puisi merupakan praktek pemaknaan yang dilakukan kalangan mahasiswa di Kota Surabaya sebagai suatu kesenangan yang beroperasi