GOSEN SITANGGANG
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pendeteksian
Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh dengan Metode Pengaruh Lokal”
adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada
perguruan tinggi manapun. Semua data dan informasi yang dikutip dalam tesis ini
telah dinyatakan dengan jelas sumbernya dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Bogor, Desember 2006
GOSEN SITANGGANG. Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh dengan Metode Pengaruh Lokal. Dibimbing oleh BUNAWAN SUNARLIM dan AJI HAMIM WIGENA.
Pemodelan data akan mengalami kesulitan jika terdapat pencilan dan kolinieritas pada data. Kasus pencilan dan kolinieritas ditemui pada pemodelan regresi linier ganda. Penelitian ini difokuskan pada kajian penerapan metode pengaruh lokal dalam regresi linier ganda pada data yang mengandung pencilan dengan dan tanpa kolinieritas.
PENDETEKSIAN PENGAMATAN PENCILAN DAN
BERPENGARUH DENGAN METODE PENGARUH LOKAL
GOSEN SITANGGANG
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NIM : G151030011
Disetujui
Komisi Pembimbing
Ir. Bunawan Sunarlim, MS Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr.Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc Prof. Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmatNya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh dengan Metode Pengaruh Lokal” dapat penulis selesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Bunawan Sunarlim, MS dan Bapak Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, kritik, saran yang konstruktif dalam setiap konsultasi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah terkenang Soltan Sitanggang (almarhum) dan ibu tercinta Mangara Nelly br. Siagian yang mendidik dan memberikan dukungan doa dan kepada seluruh keluarga terima kasih atas doa dan dukungannya. Tuhan YESUS Memberkati kita.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2006
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rambebelang pada tanggal 08 Agustus 1977. Anak dari Soltan Sitanggang (almarhum) dan Mangara Nelly br. Siagian. Penulis merupakan putra ke-8 dari 9 bersaudara.
Halaman
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
TNJAUAN PUSTAKA Model Regresi Linier Ganda... 4
Kolinieritas ... 4
Pendeteksian Pencilan ... 5
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh ... 6
Pengaruh Lokal ... 6
Pendeteksian Peubah Berpengaruh ... 9
Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh ... 9
Regresi Komponen Utama ... 10
DATA DAN METODE Data ... 12
Metode ... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Konsentrasi Lemak Ikan ... 14
Pendugaan Model ... 14
Pendeteksian Pencilan dengan hii dan R-Student ... 14
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh dengan DFFITS dan Cook’s D ... 15
Pendeteksian Pencilan dengan Metode Pengaruh lokal ... 16
Pendugaan Model Terboboti ... 18
Regresi Komponen Utama dengan Data Tanpa Terboboti... 20
Regresi Komponen Utama dengan Data Terboboti ... 20
Data dengan Pembobotan ... 21
Data Peubah Ekonomi dan Peubah Kesejahteraan Rakyat ... 26
Pendugaan Model ... 26
Pendeteksian Pencilan dengan hii dan R_Student ... 26
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh dengan DFFITS dan Cook’s D ... 28
Pendeteksian Pencilan dengan Metode Pengaruh Lokal ... 29
Model Terboboti ... 31
KESIMPULAN ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
GOSEN SITANGGANG
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Pendeteksian
Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh dengan Metode Pengaruh Lokal”
adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada
perguruan tinggi manapun. Semua data dan informasi yang dikutip dalam tesis ini
telah dinyatakan dengan jelas sumbernya dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Bogor, Desember 2006
GOSEN SITANGGANG. Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh dengan Metode Pengaruh Lokal. Dibimbing oleh BUNAWAN SUNARLIM dan AJI HAMIM WIGENA.
Pemodelan data akan mengalami kesulitan jika terdapat pencilan dan kolinieritas pada data. Kasus pencilan dan kolinieritas ditemui pada pemodelan regresi linier ganda. Penelitian ini difokuskan pada kajian penerapan metode pengaruh lokal dalam regresi linier ganda pada data yang mengandung pencilan dengan dan tanpa kolinieritas.
PENDETEKSIAN PENGAMATAN PENCILAN DAN
BERPENGARUH DENGAN METODE PENGARUH LOKAL
GOSEN SITANGGANG
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Statistika
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NIM : G151030011
Disetujui
Komisi Pembimbing
Ir. Bunawan Sunarlim, MS Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc
Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr.Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc Prof. Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmatNya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh dengan Metode Pengaruh Lokal” dapat penulis selesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Bunawan Sunarlim, MS dan Bapak Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, kritik, saran yang konstruktif dalam setiap konsultasi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah terkenang Soltan Sitanggang (almarhum) dan ibu tercinta Mangara Nelly br. Siagian yang mendidik dan memberikan dukungan doa dan kepada seluruh keluarga terima kasih atas doa dan dukungannya. Tuhan YESUS Memberkati kita.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2006
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rambebelang pada tanggal 08 Agustus 1977. Anak dari Soltan Sitanggang (almarhum) dan Mangara Nelly br. Siagian. Penulis merupakan putra ke-8 dari 9 bersaudara.
Halaman
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 3
TNJAUAN PUSTAKA Model Regresi Linier Ganda... 4
Kolinieritas ... 4
Pendeteksian Pencilan ... 5
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh ... 6
Pengaruh Lokal ... 6
Pendeteksian Peubah Berpengaruh ... 9
Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh ... 9
Regresi Komponen Utama ... 10
DATA DAN METODE Data ... 12
Metode ... 12
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Konsentrasi Lemak Ikan ... 14
Pendugaan Model ... 14
Pendeteksian Pencilan dengan hii dan R-Student ... 14
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh dengan DFFITS dan Cook’s D ... 15
Pendeteksian Pencilan dengan Metode Pengaruh lokal ... 16
Pendugaan Model Terboboti ... 18
Regresi Komponen Utama dengan Data Tanpa Terboboti... 20
Regresi Komponen Utama dengan Data Terboboti ... 20
Data dengan Pembobotan ... 21
Data Peubah Ekonomi dan Peubah Kesejahteraan Rakyat ... 26
Pendugaan Model ... 26
Pendeteksian Pencilan dengan hii dan R_Student ... 26
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh dengan DFFITS dan Cook’s D ... 28
Pendeteksian Pencilan dengan Metode Pengaruh Lokal ... 29
Model Terboboti ... 31
KESIMPULAN ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
x Halaman
1 Akar ciri matriks Xs`Xs dari data konsentrasi lemak ikan ... 16
2 Vektor ciri matriks Xs`Xs dari data konsentrasi lemak ikan ... 17
3 Penduga koefisien regresi komponen utama dari data konsentrasi
lemak ikan ... 20
4 Akar ciri matriks Xs`Xs dari data konsentrasi lemak ikan
terboboti ... 21
5 Penduga koefisien regresi komponen utama dari data konsentrasi
lemak ikan terboboti ... 21
6 Perbandingan nilai y aktual , yˆ dari data terboboti dan yˆ dari
data tanpa terboboti pada pembelajaran konsentrasi lemak ikan .... 25
7 Akar ciri matriks Xs`Xs dari data kesejahteraan rakyat ... 29
8 Vektor ciri matriks Xs`Xs dari data kesejahteraan rakyat ... 29
9 Perbandingan yˆ dari data terboboti dan yˆ dari data tanpa
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Pencilan berdasarkan hii dari data konsentrasi lemak ikan ... 14
2 Pencilan berdasarkan R_Student dari data konsentrasi lemak ikan ... 15
3 Pengamatan berpengaruh berdasarkan nilai DFFITS dari data
konsentrasi lemak ikan... 15
4 Pengamatan berpengaruh berdasarkan Cook’s D dari data konsentrasi
lemak ikan ... 16
5 Peubah berpengaruh berdasarkan nilai vmax
[ ]
ß dari data konsentrasilemak ikan... 17
6 Pencilan berdasarkan nilai Ci dari data konsentrasi lemak ikan ... 18
7 Pengamatan berpengaruh berdasarkan Cook’s D dari data konsentrasi
lemak ikan terboboti ... 19
8 Peubah berpengaruh berdasarkan vmax
[ ]
ß dari data konsentrasi lemakikan terboboti ... 20
9 Plot nilai yˆ dengan y aktual dari data konsentrasi lemak ikan ... 22
10 Plot nilai yˆ dengan nomor pengamatan dari data konsentrasi lemak
ikan ... 23
11 Plot nilaiyˆ dengan y aktual dari data pembelajaran konsentrasi lemak
ikan ... 24
12 Plot nilai yˆ dengan nomor pengamatan dari data pembelajaran
konsentrasi lemak ikan ... 24
13 Plot nilai yˆ dengan y aktual data validasi konsentrasi lemak ikan .. 25
14 Plot nilai yˆ dengan nomor pengamatan dari data validasi konsentrasi
lemak ikan ... 26
15 Pencilan berdasarkan nilai hii dari data kesejahteraan rakyat ... 27
16 Pencilan berdasarkan nilai R_Student data kesejahteraan rakyat ... 27
17 Pengamatan berpengaruh berdasarkan nilai DFFITS dari data
kesejahteraan rakyat ... 28
18 Pengamatan berpengaruh berdasarkan nilai Cook’s D dari data
kesejahteraan rakyat ... 28
19 Peubah berpengaruh berdasarkan vmax
[ ]
ß dari data kesejahteraanxii i
21 Peubah berpengaruh berdasarkan nilai vmax
[ ]
ß data kesejahteraanrakyat terboboti ... 32
22 Plot nilai yˆ dengan nilai y aktual dari data kesejahteraan rakyat ... 33
23 Plot nilai y aktual, nilai yˆ dengan nomor pengamatan dari data
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Data konsentrasi lemak ikan ... 38
2 Data peubah ekonomi dan peubah kesejahteraan rakyat dari 27
Provinsi di Indonesai tahun 1995 ... 39
3 Nilai T_Student, hii, Cook’s D, DFFITS dari data konsentrasi
lemak ikan ... 40
4 Hasil standarisasi dari data konsentrasi lemak ikan ... 41
5 Nilai vmax
[ ]
ß dari data konsentrasi lemak ikan ... 426 Pembobot dari data konsentrasi lemak ikan ... 43
7 Nilai T_Student, hii, Cook’s D, DFFITS dari data peubah
ekonomi dan peubah kesejahteraan rakyat ... 44
8 Hasil standarisasi peubah ekonomi dan peubah kesejahteraan
rakyat ... 45
9 Nilai vmax
[ ]
ß dari data Peubah ekonomi dan peubah kesejahteraanrakyat ... 46
10 Pembobot dari data peubah ekonomi dan peubah kesejahteraan
rakyat ... 47
11 Program pendeteksian pengamatan pencilan dan berpengaruh dengan
Latar Belakang
Masalah pendugaan parameter dalam analisis regresi ganda sering menjadi
topik yang menarik untuk dibahas. Beberapa masalah yang timbul dalam analisis
regresi ganda diantaranya gugus data yang mengandung pengamatan ekstrim atau
pencilan dan kolinieritas.
Dalam analisis regresi ganda, hubungan antara dua atau lebih peubah bebas
sering menjadi masalah. Peubah bebas yang saling berkorelasi disebut kolinieritas
ganda (multicollinearity). Kolinieritas menimbulkan masalah dalam pemodelan
regresi yaitu : (a) terjadi perubahan besar koefisien regresi dugaan bila suatu
peubah bebas ditambah atau dibuang, atau bila suatu amatan diubah atau dibuang,
(b) tanda koefisien regresi dugaan yang diperoleh bertentangan dengan yang
diharapkan berdasarkan pertimbangan teoritis atau pengalaman sebelumnya, (c)
uji- uji individu terhadap koefisien regresi bagi peubah bebas memberikan hasil
yang tidak nyata (Neter et al.1990).
Seringkali juga di dalam penerapan analisis regresi, gugus datanya
mengandung satu atau lebih kasus pengamatan pencilan, artinya pengamatan
tersebut terpisah jelas dari kumpulan data lainnya. Kasus pencilan ini diperoleh
dari hasil pengukuran tetapi mungkin saja diperoleh dari kesalahan pencatatan,
kesalahan pengukuran atau kesalahan alat yang menghasilkan sisaan besar dan
sering mempunyai pengaruh yang dramatis terhadap fungsi regresi. Oleh karena
itu, sangat penting untuk menyelidiki pengamatan pencilan secara seksama dan
kemudian memutuskan apakah pengamatan tersebut harus dibuang atau masih
dapat dipertahankan. Setelah mengidentifikasi pengamatan pencilan, langkah
selanjutnya adalah memastikan apakah pengamatan pencilan itu berpengaruh atau
tidak berpengaruh. Suatu pengamatan akan berpengaruh jika penidaksertaan
pengamatan ini akan menyebabkan perubahan besar pada dugaan fungsi regresi
(Aunuddin 1989).
Pendeteksian pencilan pada model regresi satu peubah bebas dan satu peubah
respon dapat dilakukan berdasarkan (a) diagram pencar atau (b) sisaan baku.
2
peubah bebas, pendeteksian pencilan dilakukan berdasarkan leverage, yakni
pencilan ditinjau dari nilai x. Cara lainnya yaitu berdasarkan studentized deleted
residual (Neter et al.1990). Pendeteksian pencilan pada regresi ridge dapat
dilakukan berdasarkan nilai leverage dan nilai R_Student (Masri 1999). Pada
model regresi kuadrat terkecil parsial, pendeteksian pencilan dilakukan: (a)
berdasarkan jarak Euclide dari setiap pengamatan terhadap model, baik terhadap x
(dmodx) maupun terhadap y (dmody), (b) nilai leverage, (c) Fratio dan
Studentized residual (Antou 2000). Sementara itu pendeteksian pencilan juga
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh lokal (Littell et al. 2003)
Teknik pengaruh lokal diperkenalkan oleh Cook (1986) sebagai perangkat
diagnosis untuk kemungkinan maksimum. Metode pengaruh lokal mengasilkan
suatu pembobot. Pembobot tersebut digunakan untuk mendeteksi pengamatan
pencilan dan peubah berpengaruh. Jika pembobot tersebut ditambahkan kedalam
data akan diperoleh data terboboti yang tidak mengandung pencilan, namun
kolinieritas masih tetap ada dalam data.
Pembobotan dalam teknik pengaruh lokal berbeda dengan pembobotan Tukey.
Pembobotan pada teknik pengaruh lokal adalah pembobotan terhadap peubah
bebas yang digunakan untuk mengatasi pencilan, sedangkan pembobotan Tukey
adalah pembobotan terhadap peubah respon yang digunakan apabila hubungan
regresi yang tepat telah ditemukan namun ternyata ragamnya tidak homogen.
Pembobotan Tukey sulit dilakukan apabila ragam sisaannya berubah- ubah tidak
sejalan dengan berubahnya suatu peubah bebas dalam pola yang tidak teratur
(Neter et al.1990).
Salah satu metode untuk mengatasi kolinieritas adalah regresi komponen
utama. Teknik pengaruh lokal diterapkan pada data kolinieritas untuk menurunkan
pengaruh pengamatan pencilan dan selanjutnya digunakan regresi komponen
utama untuk menghilangkan kolinieritas, sehingga diperoleh model yang lebih
baik.
Liu (2000) menggunakan metode pengaruh lokal dalam model regresi
linier eliptik lebih dari satu peubah respon untuk mengkaji pengamatan
berpengaruh. Hossain dan Islam (2003) menggunakan metode pengaruh lokal
Molenberghs (2004) mengkaji pencilan pada data hilang (missing data) dengan
metode pengaruh lokal.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengkaji metode pengaruh lokal untuk mendeteksi
pengamatan pencilan dan peubah bebas berpengaruh, mengkaji suatu pembobot
yang diperoleh dari metode pengaruh lokal untuk mengatasi pengamatan pencilan
dan menerapkan regresi komponen utama untuk mengatasi kolinieritas dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Model Regresi Linier Ganda
Hubungan antara y dan X dalam model regresi linier umum adalah
y= Xß + e (1)
dengan y merupakan vektor pengamatan pada peubah respon (peubah tak bebas)
berukuran (n x 1) dan X adalah matriks berukuran (n x p) dengan p peubah bebas
dan n pengamatan, ßadalah vektor koefisien regresi (parameter) berukuran (p x
1) dan ε adalah vektor sisaan berukuran (n x 1). Model regresi linier umum
memiliki asumsi bahwa: (1) εi merupakan suatu peubah acak, εi ~ N(0,σ2), (2)
i
ε dan εj tidak berkorelasi, sehingga ragam-peragam (εi,εj) = 0, dengan i ≠j
(Draper & Smith 1981).
Metode kuadrat terkecil sering digunakan untuk menduga parameter.
Penduga yang dihasilkan metode kuadrat terkecil tidak berbias, terbaik dan
konsisten. Ragam penduganya bernilai minimum dibandingkan dengan ragam
penduga tak bias lainnya. Penggunaan metode kuadrat terkecil ini peka terhadap
penyimpangan asumsi-asumsi yang diperlukan, sehingga adanya pengamatan
pencilan dalam data dapat mengakibatkan persamaan regresi yang diperoleh
memiliki penduga yang tidak tepat (Aunuddin 1989)
Kolinieritas
Kolinieritas pada regresi linier ganda terjadi karena adanya korelasi yang
cukup tinggi di antara peubah bebas. Suatu metode formal untuk mendeteksi
adanya kolinieritas adalah Variance Inflation Factors (VIF). VIF merupakan
faktor yang mengukur seberapa besar kenaikan ragam koefisien regresi dugaan bk
dibandingkan terhadap peubah bebas lainnya yang saling ortogonal. VIF
diformulasikan dalam bentuk :
VIFk =
) 1 (
1 2 k R
dengan Rk2 adalah koefisien determinasi dari peubah bebas Xk diregresikan
terhadap semua peubah bebas X yang lainnya di dalam model. Nilai VIF yang
lebih besar dari 10 mengindikasikan bahwa terjadi kolinieritas dalam data (Neter
et al. 1990).
Pendeteksian Pencilan
Pendeteksian pengamatan pencilan terhadap nilai- nilai X dapat digunakan
matriks H (hat matrix) yang didefinisikan sebagai :
H = X(X’X)-1 X’ (2)
Unsur ke- i pada diagonal utama matriks H dinamakan hii. Unsur diagonal hii di
dalam matriks H dapat diperoleh dari
ii
h = xi' (X’X)-1 xi (3)
nilai hii berkisar antara 0 dan 1, dan
∑
= n i ii h 1
= p, dengan p adalah banyaknya
koefisien regresi di dalam fungsi termasuk konstanta (intercept) (Neter et al.
1990). Unsur diagonal hii dinamakan leverage ke- i yang merupakan ukuran jarak
antara nilai X untuk pengamatan ke- i dan rataan X untuk semua pengamatan.
Nilai hii yang lebih besar dari 2p/n dinyatakan sebagai pengamatan pencilan dan
berpengaruh. Nilai hii yang semakin besar menunjukkan semakin besar
potensinya untuk berpengaruh (Aunuddin 1989).
Pendeteksian pencilan juga dapat dilakukan dengan menggunakan nilai
R-student (externally R-studentized residual) yang didefinisikan sebagai :
i t = ii i i i h s y y − − − 1 ˆ ) ( (4)
dengan yi adalah nilai peubah respon pada pengamatan ke-i, yˆ adalah nilai i
dugaan ypada pengamatan ke- i, s(-i) merupakan dugaan simpangan baku tanpa
pengamatan ke- i. R-student menyebar mengikuti sebaran t-student dengan derajat
bebas (n-p-1). Suatu pengamatan dikatakan pencilan jika t > t(n-p-1;α/2) dalam taraf
6
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh
Pendeteksian pengamatan berpengaruh ditentukan berdasarkan nilai
DFFITS dan Cook’s D. Nilai DFFITSi merupakan suatu ukuran pengaruh yang
ditimbulkan oleh pengamatan ke-i terhadap nilai dugaan yˆ apabila pengamatan i
ke-i dihapus. Nilai DFFITSi diperoleh dari rumus berikut :
(DFFITS)i =
ii i) ( i , i i h 1 s y y − − − − ˆ ˆ (5)
dengan yˆi,−i adalah nilai dugaan yi tanpa pengamatan ke–i. Suatu pengamatan
dikatakan berpengaruh apabila nilai
2 / 1 2       > n p DFFITS
i (Myers 1990).
Cook’s D merupakan suatu ukuran pengaruh pengamatan ke- i terhadap
semua koefisien regresi dugaan. Pada Cook’s D, pengaruh pengamatan ke- i diukur
oleh jarak Di. Jarak tersebut diperoleh dari rumus berikut :
Di =
(
) (
)(
)
2 ps
1
1' X' X b b
b
b− − − −
(6)
dengan b-i adalah vektor koefisien regresi dugaan tanpa pengamatan ke-i, b
adalah vektor koefisien regresi dugaan termasuk pengamatan ke-i, p merupakan
banyaknya parameter regresi di dalam model termasuk konstanta. Suatu
pengamatan merupakan pengamatan berpengaruh apabila mempunya i nilai D >
F(p; n-p; α) dengan taraf nyata α (Myers 1990).
Pengaruh Lokal
Teknik pengaruh lokal diperkenalkan oleh Cook (1986) sebagai alat
diagnosis umum untuk metode kemungkinan maksimum. Pada regresi linier
ganda, metode pengaruh lokal berbeda dengan metode penghapusan (Cook’s D).
Metode pengaruh lokal digunakan untuk menaksir dampak pembobotan di titik
pengamatan tertentu dalam suatu model, sedangkan Cook’s D menaksir dampak
pengahapusan di titik pengamatan tertentu dalam suatu model. Metode pengaruh
lokal menyatakan bahwa pengamatan yang pembobotnya lebih besar adalah
Misalkan βˆ merupakan penduga kemungkinan maksimum dari model
regresi linier ganda dari persamaan (1), yang diperoleh dari fungsi kemungkinan
maksimum L (β;y). Misalkan W adalah matriks pembobot berukuran n x p
dituliskan sebagai berikut :
W =
              + − + + − + + pn n n n n p n n p n n w w w w w w w w w w w L M O M L L L 3 2 2 ) 1 ( 2 2 1 ) 1 ( 1 2 1 1
Pembobot W dimasukkan ke dalam model sehingga model regresi linier ganda
menjadi
y = (X+ W)ß + e (7)
Misalkan βˆw merupakan penduga kemungkinan maksimum dari
persamaan (7) yang diperoleh dari kemungkinan maksimum Lw (β;y). Misalkan
dalam ruang pembobot terdapat pembobot yang tidak berarti w0 (pembobot nol)
sehingga
0
w
L (β;y) = L (β;y), dengan demikian pembobot dapat ditulis sebagai
w = w0 + a v (8)
dengan v mewakili arah vektor dan a mewakili jarak w dari w0.
Ukuran dari pembobot dinya takan sebagai
||w – w0|| = |a| (9)
Ukuran dari pembobot pada pendugaan kemungkinan maksimum adalah
perpindahan kemungkinan (LD) :
LD (w) = 2 [L (βˆ;y) – L (βˆw; y)] (10)
fungsinya mencapai nilai minimum nol pada pembobot nol. Penerapan
pendekatan deret taylor orde kedua pada persamaan 10 menghasilkan
LD(w) ≈ ½ a2 v’ A&& v (11)
dengan A&&
0 2 ' ) ; ˆ ( 2 w w y L w ∂ ∂ ∂
= β , dengan |0 dinotasikan evaluasi pada β = βˆ, w = w0
v’ A&&v adalah matriks kuadrat yang menyatakan kurva normal dari grafik
pengaruh di w0 mengarah ke v yang merupakan ukuran pembobot. Jika kurva
mengarah ke v1, t kali lebih besar mengarah ke v2, maka pembobot w = w0 + av1 ,
8
pembobot dikatakan berpengaruh jika pembobot pengamatan tersebut lebih besar
dibandingkan pembobot pengamatan lainnya. C[maxβ] yang merupakan kurva
terbesar yang bersesuaian dengan arah v
[ ]
maxβ , dapat dicari dengan menggunakanvektor ciri (eigenvector) dan akar ciri (eigenvalue) dari matriks A&&.
Matriks A&& mempunyai r ≤ minimum (p,q) akar ciri λ1≥λ2≥ . . . ≥λr≥ 0
yang tidak nol, yang bersesuaian dengan vektor ciri v1, v2, . . ., vr dengan p adalah
banyaknya peubah bebas dan q = n x p. Kurva terbesar adalah C[maxβ] = λ1, yang
bersesuaian dengan arah v
[ ]
maxβ = v1. Kurva terbesar kedua adalah λ2 yang bersesuaian dengan arah v2, atau dapat ditulis kurva terbesar ke-r adalah λr yang bersesuaian dengan arah vr.Untuk memperoleh pengaruh pada βˆ, Cook (1986) menunjukkan bahwa
matriks A&&[ ]β yang berukuran np x np adalah :
[ ]β
A&& = 2 (Ip ⊗ r - βˆ ⊗ X) ((X’X)-1 ⊗ r’ - βˆ’ ⊗ (X’X)-1 X’) / σ2 (12)
dengan ⊗ menunjukkan perkalian kronecker.
Matriks A&&[ ]β mempunyai p akar ciri yang tidak nol yaitu :
[ ]β
λj = 2 (n/δp-j+1 + ||βˆ ||
2
/ σ2 ), j = 1,2, …, p (13)
dengan δj adalah akar ciri ke-j dari X’X. Untuk j = 1 diperoleh [ ] β
λj =
[ ]
βmax C
[ ]
βmax
C = 2 (n/δj + ||βˆ||2 /σˆ2 ) (14)
Matriks A&&[ ]β mempunyai p vektor ciri yang bersesuaian dengan akar ciri didefinisikan sebagai berikut :
[ ]
ß jv ∝ ϕp-j+1 ⊗ r - βˆ ⊗ X ϕp-j+1, dengan j = 1,2, …, p (15)
dengan ϕj adalah vektor ciri ke-j dari X’X dan vektor Zj = Xϕj merupakan
komponen utama ke-j. Komponen ini menjelaskan bagian terbesar dari keragaman
yang dikandung oleh data. Komponen Z yang lain menjelaskan proporsi
keragaman yang semakin kecil sampai semua keragaman datanya terjelaskan.
Untuk j = 1 maka v[ ]βj = v
[ ]
maxβ[ ]
βmax
plot v
[ ]
maxβ terhadap nomor pengamatan akan mengidentifikasi xij yang palingberpengaruh terhadp ߈ berdasarkan pencaran data yang jauh dari titik nol.
Misalkan Wmax[ ]β dinotasikan sebagai ukuran pembobot dengan definisi : [ ]β
max
W ∝ [ϕp1 r - βˆ1 Zp ϕp2 r - βˆ2 Zp …. ϕpp r - βp Zp] (17)
wij dari Wmax[ ]β berpengaruh jika pengamatan ke-i sebuah pencilan (|ri| besar) atau
mempunyai leverage yang besar (|zpi| besar). Pembobot yang ditambahkan pada data dapat mengub ah penduga koefisien regresi linier ganda (Lesaffre & Verbeke
1998).
Pendeteksian Peubah Berpengaruh
Nilai v
[ ]
maxβ digunakan untuk mendeteksi adanya peubah bebasberpengaruh. Nilai xij pada v
[ ]
maxβ yang semakin besar menunjukkan semakin besarpotensi peubah bebas ke-j untuk berpengaruh. Suatu peubah bebas dikatakan
berpengaruh apabila nilai v
[ ]
maxβ untuk pengamatan tersebut lebih besar dariq 1
, dengan q menyatakan banyaknya anggota v
[ ]
maxβ dalam model yaitu sebesarn x p (Littell at al. 2003).
Pendeteksian Pengamatan Pencilan dan Berpengaruh
Pendeteksian pengamatan pencilan pada peubah bebas berpengaruh
didasarkan oleh besarnya pengaruh dari setiap pengamatan (Ci) yang didefinisikan
sebagai berikut :
Ci =
∑
=
r
j
ji j 1
2
2 λ ν , i= 1, 2, …, n (18)
dengan λj dan νji akar ciri dan vektor ciri dari matriks A&&[ ]β (Zhu & Zhang
10
Suatu pengamatan dikatakan berpengaruh apabila ukuran pengaruh
pengamatan (Ci) lebih besar dari
∑
=
n
i i n C
1
2 dengan n banyaknya pengamatan
(Lesaffre & Verbeke 1998).
Regresi Komponen Utama
Regresi komponen utama merupakan salah satu metode untuk mengatasi
masalah kolinieritas dalam data. Regresi komponen utama bermula dari analisis
komponen utama pada peubah bebas yang akan menghasilkan
komponen-komponen utama dari peubah bebas yang saling ortogonal. Komponen utama
inilah yang kemudian diperlukan sebagai peubah bebas. Masing- masing
komponen utama tidak berkorelasi sehingga tidak ada kolinieritas diantara
komponen utama tersebut. Jika semua komponen utama diikutkan dalam regresi
komponen utama, model yang dihasilkan ekuivalen dengan metode kuadrat
terkecil, namun varian penduga yang besar akibat multikolinieritas tidak
tereduksi. Untuk mereduksi varian tersebut tidak semua komponen utama
diikutkan dalam regresi komponen utama. Berikut ini algoritma dari regresi
komponen utama (Jolliffe 1986) :
a. Menentukan peubah Xs hasil dari standarisasi peubah X.
j j ij ij
S X X
Xs = − , i = 1,2,3, . . . , n dan j = 1,2,3, . . . , p.
b. Menentukan akar ciri dari persamaan |Xs’Xs - λI| = 0.
c. Menentukan nilai vektor ciri ϕj dari setiap akar ciri λj melalui persamaan
(Xs’Xs-λjI) ϕj = 0.
d. Menentukan komponen utama Zj melalui prosedur seleksi akar ciri λj,
Zj = ϕ1j Xs1 + ϕ2j Xs2 + . . . + ϕrj Xsr, di mana r < p dan r adalah banyaknya
komponen yang terpilih.
e. Regresikan komponen utama Z1, Z2, Z3, . . . , Zr dengan peubah respon y.
g. Melakukan transformasi model regresi dari yˆ = f (Z) ke yˆ = f (Xs) melalui
suatu hubungan b = ϕj * a
b = adalah penduga koefisien regresi yˆ = f (Z) a = adalah penduga koefisien regresi yˆ = f (Xs)
DATA DAN METODE
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua data sekunder.
Data pertama berasal dari Journal Technometrics (Naes 1985), tentang
konsentrasi lemak ikan. Terdapat 45 contoh konsentrasi lemak ikan dan
absorbannya dari sembilan panjang gelombang yang diukur dengan
spektrofotometer NIR. Konsentrasi lemak ikan (%) sebagai peubah respon y dan
absorban-absorbannya sebagai peubah bebas X. Diantara peubah bebas tersebut
terdapat kolinieritas.
Data kedua tentang peubah ekonomi dan peubah kesejahteraan rakyat
disetiap provinsi di Indonesia (Simamora 2002). Ukuran sampel 27 provinsi dan
terdiri atas satu peubah respon y yaitu angka kematian bayi per 1000 kelahiran,
dan sembilan peubah bebas X yaitu : X1 = Persentase Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) sektor industri, X2 = Persentase PDRB sektor pertanian, X3 =
Persentase pekerja sektor industri, X4 = Persentase pekerja sektor lainnya, X5 =
Persentase pekerja keluarga, X6 = Persentase penduduk dengan pengeluaran di
atas upah minimum regional per kapita per bulan, X7 = Angka kelahiran total, X8
= Angka harapan hidup waktu lahir, X9 = Beban tanggungan anak. Diantara
peubah bebas tersebut tidak ada kolinieritas.
Metode
Penerapan metode pengaruh lokal dilakukan pada setiap gugus data
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Menentukan nilai penduga koefisien regresi β dengan metode kuadrat
terkecil.
2. Menentukan pencilan berdasarkan nilai hii dan R-student, serta pengamatan
berpengaruh berdasarkan nilai DFFITS dan Cook’s D.
3. Melakukan pemusatan terhadap vektor y menjadi ys dan pembakuan terhadap
matriks X menjadi Xs untuk menghilangkan konstanta dalam regresi linier
ganda.
5. Menentukan nilai dugaan koefisien regresi dan sisaan, dengan meregresikan
ys terhadap Xs.
6. Menentukan komponen utama Zj.
7. Menentukan v
[ ]
maxβ .8. Membuat plot v
[ ]
maxβ dengan nomor pengamatan, untuk menentukan peubahberpengaruh.
9. Menentukan ukuran pengaruh (Ci) dari setiap pengamatan.
10.Menentukan pengamatan pencilan dan berpengaruh berdasarkan nilai Ci.
11.Menentukan nilai W.
12.Regresikan y = (X+W) ß + e, kemudian periksa apakah model sudah baik atau masih ada kolinieritas.
13.Lakukan regresi komponen utama apabila ditemukan kolinieritas.
14.Uji kebaikan model dengan RMSE (Root Mean Square Error) yang
diformulasikan sebagai berikut :
RMSE =
(
)
n
y
y
ni∑=1 i
−
i 2ˆ
15.Menentukan korelasi antara y aktual dan yˆ yang diformulasikan sebagai
berikut :
y y r ˆ =
(
)
(
)
(
)
(
)
∑ ∑ = = − − − − ni i i
i n i i y y y y y y y y 1 2 2 1 ˆ ˆ ˆ ˆ
Pendeteksian pencilan dan pengamatan berpengaruh menggunakan paket
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Konsentrasi Lemak Ikan
Pendugaan Model
Hasil analisis regresi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil
terhadap data pada Lampiran 1 adalah sebagai berikut :
yˆ = 30.44 + 27.54X1 – 47.76X2 + 13.14X3 – 64.68X4 - 52.06X5 –
1081.58X6 + 1077.88X7 + 8.63X8 + 155.17X9.
dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 92.7 %, simpangan baku sebesar
1.23 dan PRESS sebesar 173.79. Nilai VIF dari setiap peubah bebas lebih besar
dari 10 menunjukkan adanya kolinieritas antar peubah bebas.
Pemeriksaan terhadap asumsi kenormalan dilakukan dengan uji formal
Anderson-Darling. Hasil uji kenormalan menunjukkan bahwa asumsi kenormalan
dipenuhi karena nilai P-Value sebesar 0.446 lebih besar dari 0.01.
Pendeteksian Pencilan dengan hii dan R_Student
Analisis regresi dengan metode kuadrat terkecil terhadap data pada
Lampiran 1 menghasilkan ukuran pencilan dan pengamatan berpengaruh pada
Lampiran 3. Ukuran pencilan berdasarkan nilai hii (Gambar 1) menunjukkan
bahwa pengamatan ke-43, 44 dan 45 merupakan pengamatan pencilan karena nilai
hii pengamatan tersebut melebihi batas kritis 2p/n = 0.44.
4 5 43
44
0 0,111 0,222 0,333 0,444 0,555 0,666 0,777
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Nomor Pengamatan
[image:38.596.125.502.546.704.2]hii
Sementara itu berdasarkan nilai R_Student, pengamatan ke-1, 32, 43 dan
44 merupakan pencilan karena nilai mutlak R_Student pengamatan tersebut
melebihi batas kritis t > t(n-p-1;α/2)) = 1.69 pada taraf nyata 5% (Gambar 2).
4 3 1 4 4 3 2 -5,07 -3,38 -1,69 0 1,69 3,38 5,07 6,76
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Nomor Pengamatan
[image:39.596.121.503.488.700.2]R_Student
Gambar 2 Pencilan berdasarkan R_Student data konsentrasi lemak ikan
Berdasarkan nilai leverage dan R-Student pengamatan ke-1, 32, 43, 44
dan 45 merupakan pengamatan pencilan.
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh dengan DFFITS dan Cook’s D Berdasarkan nilai DFFITS pengamatan ke- 1, 43, 44, dan 45 merupakan
pengamatan berpengaruh karena nilai DFFITS pengamatan tersebut melebihi
batas kritis 2 / 1 2       n p
= 0.942, seperti terlihat pada Gambar 3.
4 5 1 43 44 -6 -4,5 -3 -1,5 0 1,5 3 4,5 6 7,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Nomor Pengamatan
DFFITS
16
Berdasarkan nilai Cook’s D pengamatan ke-44 merupakan pengamatan
berpengaruh karena nilai Cook’s D melebihi batas kritis F(p;n -p;α) = 2.14, seperti
terlihat pada Gambar 4.
4 3 4 4
0 0,7 1,4 2,1 2,8 3,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Nomor Pengamatan
Nilai Cook's D
Gambar 4 Pengamatan berpengaruh berdasarkan Cook’s D dari data konsentrasi lemak ikan
Hasil pendeteksian pengamatan pencilan menunjukkan bahwa
pengamatan ke-32 merupakan pengamatan pencilan tetapi tidak berpengaruh,
sebaliknya tidak ada pengamatan yang berpengaruh terhadap nilai dugaannya
tetapi bukan merupakan pencilan.
Pendeteksian Pencilan dengan Metode Pengaruh Lokal
Peubah respon dan peubah bebas terlebih dahulu distandarisasi untuk
mengeliminasi intersept (konstanta). Selanjutnya peubah yang sudah
distandarisasi digunakan pada metode pengaruh lokal. Hasil dari standarisasi
peubah respon (ys) dan peubah bebas (Xs) dapat dilihat pada Lampiran 4. Akar
ciri dan vektor ciri dari matriks Xs`Xs masing- masing tercantum pada Tabel 1 dan
Tabel 2.
Tabel 1 Akar ciri matriks Xs`Xs dari data konsentrasi lemak ikan
1
λ λ2 λ3 λ4 λ5 λ6 λ7 λ8 λ9
Akar ciri 8.9351 0.0556 0.0066 0.0022 0.0005 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Proporsi 0.993 0.006 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Akar ciri yang diperoleh dari matriks Xs`Xs (Tabel 1) mengindikasikan
adanya kolinieritas antar peubah bebas. Hal ini terlihat dari adanya akar ciri yang
sangat kecil yang mendekati nol yaitu akar ciri ke- 6, 7, 8 dan 9. Akar ciri pertama
8.93 dengan proporsi 0.993 yang artinya komponen utama pertama dapat
menjelaskan 99.3 % keragaman data.
Tabel 2 Vektor ciri matriks Xs`Xs dari data konsentrasi lemak ikan
Peubah PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 PC8 PC9 X1 -0.333 0.373 -0.312 -0.658 -0.150 0.331 -0.044 0.293 -0.008 X2 -0.333 0.380 -0.079 -0.169 0.176 -0.559 0.147 -0.583 0.071 X3 -0.333 0.326 0.223 0.352 0.375 0.516 -0.388 -0.217 -0.063 X4 -0.334 0.257 0.186 0.310 0.209 -0.264 0.389 0.650 -0.062 X5 -0.334 0.017 0.568 0.031 0.742 -0.007 -0.022 -0.103 0.044 X6 -0.334 -0.294 -0.298 0.209 -0.045 0.383 0.579 -0.210 0.377 X7 -0.334 -0.261 -0.354 0.172 -0.154 -0.066 -0.047 -0.073 -0.794 X8 -0.334 -0.216 -0.335 0.200 -0.085 -0.300 -0.579 0.210 0.461 X9 -0.331 -0.585 0.403 -0.452 0.421 -0.033 -0.035 0.031 -0.026
Komponen komponen vektor ciri pertama dari matriks Xs`Xs tidak jauh
berbeda yang bermakna bahwa setiap peubah bebas x memberikan kontribusi
yang hampir sama terhadap komponen utama pertama. Selanjutnya vektor ciri
(ϕj) digunakan untuk menyusun persamaan Z melalui transformasi linier Zj = Xs
ϕj. Komponen dari Z disebut sebagai komponen utama.
Pendeteksian peubah berpengaruh dilakukan dengan menentukan nilai
[ ]
ß maxv (Lampiran 5) seperti pada Gambar 5.
-0,6 -0,4 -0,2 0 0,2 0,4 0,6 0,8
Nilai V-max
X1 X2 X3 X4 X5 X5 X7 X8 X9
Urutan Peubah
18
Gambar 5 menunjukkan bahwa peubah bebas yang paling berpengaruh
adalah peubah X7 karena nilai vmax
[ ]
ß dari X7 lebih besar dari q 1= 0.05 sebagai
batas kritis. Plot vmax
[ ]
ß dengan nomor pengamatan menunjukkan bahwa peubah X7sangat mempengaruhi koefisien regresi karena nilai vmax
[ ]
ß dari X7 lebih besar daripeubah bebas lainnya.
3 4 1
3 2
44
4 3 4 5
0 44564 89128 133692
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Nomor Pengamatan
Nilai Ci
Gambar 6 Pencilan berdasarkan nilai Ci dari data konsentrasi lemak ikan
Pendeteksian pengamatan yang berpengaruh pada peubah bebas X7
dilakukan dengan plot antara ukuran pengaruh Ci dengan nomor pengamatan.
Ukuran pengaruh (Ci) dari setiap pengamatan (Gambar 6) menunjukkan bahwa
pengamatan ke-1, 32, 34, 43, 44 dan 45 merupakan pengamatan berpengaruh,
karena ukuran pengaruh dari masing masing pengamatan tersebut melebihi batas
kritis
∑
=
n
i i n C
1
2 = 44 564
Pendugaan Model Terboboti
Untuk menurunkan pengaruh pengamatan pencilan suatu pembobot W
ditambahkan terhadap model regresi linier umum sehingga diperoleh model
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terhadap data terboboti
menghasilkan persamaan sebagai berikut :
yˆ = 34.39 + 27.87X1 + 61.27X2 – 109.3X3 + 85.7X4 + 5.51X5 +
64.14X6 + 53.08X7 – 4.89X8 + 18.15X9
Model dengan data terboboti lebih baik dari model dengan data tanpa
terboboti karena pembobot dapat menaikkan R-Square dari 0.92 menjadi 0.98,
menurunkan simpangan baku dari 1.233 menjadi 0.548, menurunkan PRESS dari
173.79 menjadi 27.58. Model dengan data terboboti juga dapat menurunkan
pengaruh pengamatan pencilan berdasarkan nilai Cook’s D (Gambar 7) dan nilai
[ ]
ß maxv . Namun model dengan data terboboti tidak dapat menghilangkan
kolinieritas dalam data karena nilai VIF dari setiap peubah bebasnya lebih besar
dari 10.
0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Nomor Pengamatan
Nilai Cook's D
Gambar 7 Pengamatan berpengaruh berdasarkan Cook’s D dari data konsentrasi lemak ikan terboboti
Berdasarkan Nilai Cook’s D dengan batas kritis F(p; n -p; α) = 2.14 tidak ada
pengamatan yang melebihi batas kritis, hal ini mengindikasikan tidak ada
pengamatan yang dikategorikan sebagai pengamatan berpengaruh.
Dengan batas kritis nilai vmax
[ ]
ß sebesar q 1= 0.05, tidak ada peubah
20
terboboti (Gambar 5) dibandingkan dengan nilai vmax
[ ]
ß dari data terboboti(Gambar 8), terlihat bahwa model dengan data terboboti lebih baik dari pada
model dengan data tanpa terboboti.
-0,06 -0,04 -0,02 0 0,02 0,04 0,06 0,08
V-max
X1 X2 X3 X4 X5 X5 X7 X8 X9
Urutan Peubah
Gambar 8 Peubah berpengaruh berdasarkan vmax
[ ]
ß dari data konsentrasi lemak ikan terbobotiRegresi Komponen Utama dengan Data Tanpa Pembobotan
Analisis regresi komponen utama dari data tanpa terboboti (Lampiran 1)
memberikan 3 skor komponen utama yang berpengaruh nyata pada taraf α = 5 %.
Ketiga skor komponen utama dijadikan peubah baru yang digunakan untuk
membentuk model. Umumnya komponen utama diurutkan berdasarkan nilai
keragaman terbesar hingga terkecil. Beberapa komponen terakhir sering
dieliminasi tanpa kehilangan suatu informasi yang penting karena dianggap
memberikan sedikit keragaman. Penduga koefisien regresi ketiga komponen
[image:44.596.124.512.167.420.2]utama dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Penduga koefisien regresi komponen utama dari data konsentrasi lemak ikan
Peubah DB Penduga Parameter
Simpangan Baku
T- hitung
P VIF
Konstanta 1 41.3156 0.2297 179.90 0.000 -
Z1 1 0.9178 0.0777 11.81 0.000 1.0
Z2 1 9.6845 0.9850 9.83 0.000 1.0
Nilai VIF dari komponen utama tersebut sama dengan satu, hal ini
mengindikasikan bahwa korelasi antara komponen utama sudah teratasi. Jika
ditulis dalam bentuk persamaan regresi linier ganda, model regresi komponen
utama dengan data tanpa terboboti adalah :
yˆ = 41.31 + 0.91Z1 + 9.68Z2 – 15.60Z3
Untuk mengembalikan koefisien regresi ke peubah asal X dilakukan transformasi.
Hasil transformasi balik dari koefisien regresi sebagai berikut :
yˆ = 30.44 – 1.56X1 – 2.13X2 – 6.32X3 – 5.09X4 – 8.72X5 + 7.80X6 +
8.36X7 + 7.62X8 - 0.32X9
Regresi Komponen Utama dengan Data Terboboti
Analisis regresi komponen utama dari data terboboti (Lampiran 6)
memberikan 4 skor komponen utama yang berpengaruh nyata pada taraf α = 5 %.
Keempat skor komponen utama digunakan untuk membentuk model. Akar ciri λj
beserta proporsi kumulatif dan penduga koefisien regresi keempat komponen
utama masing masing dicantumkan pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Tabel 4 Akar ciri matriks Xs`Xs dari data konsentrasi lemak ikan terboboti
1
λ λ2 λ3 λ4 λ5 λ6 λ7 λ8 λ9
Akar Ciri 8.8563 0.0767 0.0553 0.0066 0.0027 0.0020 0.0005 0.0000 0.0000
Proporsi 0.984 0.009 0.006 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Kumulatif 0.984 0.993 0.999 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
Tabel 5 Penduga koefisien regresi komponen utama dari data konsentrasi lemak ikan terboboti
Peubah DB Penduga Parameter
Simpangan Baku
T- hitung
P VIF
Konstanta 1 41.3156 0.1890 218.61 0.000 -
Z1 1 6.1102 0.4260 14.34 0.000 1.0
Z2 1 22.516 4.579 4.92 0.000 1.0
Z3 1 64.344 5.391 11.93 0.000 1.0
Z4 1 97.99 15.66 6.26 0.000 1.0
Nilai VIF dari komponen utama tersebut sama dengan satu. hal ini
22
ditulis dalam bentuk persamaan regresi linier ganda maka model regresi
komponen utama dengan data terboboti adalah :
yˆ= 41.31 + 6.11Z1 + 22.51Z2 + 64.34Z3 + 97.99Z4
Untuk mengembalikan koefisien regresi ke peubah asal X dilakukan transformasi.
Hasil transformasi balik dari koefisien regresi sebagai berikut :
yˆ= 34.39 – 1.47X1 – 2.34X2 – 5.96X3 – 4.90X4 – 8.26X5 + 5.32X6 +
10.80X7 + 5.51X8 + 0.37X9
Jika dibandingkan nilai yˆ dari data tanpa terboboti dan nilai yˆ dari data
terboboti, diperoleh bahwa antara kedua nilai dugaan berbeda seperti pada
Gambar 9.
30 35 40 45 50 55
30 35 40 45 50
y aktual
y dugaan
Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 9 Plot yˆ dengan y aktual dari data konsentrasi lemak ikan
Nilai RMSE pada model dengan data terboboti sebesar 1.40 lebih kecil
dari nilai RMSE pada model dengan data tanpa diboboti yakni 1.69. Korelasi nilai
y aktual dan nilai yˆ dengan data terboboti sebesar 0.952 lebih besar dari korelasi
nilai y aktual dan nilai yˆ dengan data tanpa terboboti bernilai 0.93. Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi komponen utama dengan data terboboti lebih
baik dari model regresi komponen utama dengan data tanpa terboboti.
Keterandalan model dengan data terboboti dapat dilihat berdasarkan plot yˆ dari
data terboboti, yˆ dari data tanpa terboboti dan nilai y aktual terhadap nomor
pengamatan. Nilai yˆ dari data terboboti lebih mendekati nilai y aktual
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
Nomor Pengamatan
Nilai y
Aktual
Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 10 Plot nilai yˆ dengan nomor pengamatan dari data konsentrasi lemak ikan
Validasi Model
Data lemak ikan yang terdiri dari 45 penga matan dibagi menjadi dua
bagian dengan proporsi yang berbeda untuk tujuan validasi. 30 pengamatan
digunakan untuk pembelajaran dan 15 pengamatan untuk validasi.
Hasil pendugaan koefisien regresi untuk data pembelajaran dengan
menggunakan regresi komponen utama dengan data tanpa terboboti adalah
sebagai berikut :
yˆ = 25.9 + 2.09X1 – 2.05X2 – 6.67X3 – 5.46X4 – 9.62X5 + 8.20X6 +
8.74X7 + 7.99X8 - 0.57X9.
Hasil pendugaan koefisien regresi untuk data pembelajaran dengan menggunakan
regresi komponen utama denga n data terboboti adalah sebagai berikut :
yˆ = 34.8 + 1.33X1 – 3.24X2 – 5.60X3 – 3.13X4 – 11.93X5
+ 17. 22X6 + 12.20X7 – 2.68X8 – 1.13X9.
Nilai RMSE pada model dengan data terboboti sebesar 1.55 lebih kecil
dari nilai RMSE pada model dengan data tanpa terboboti yakni 1.85. Korelasi
nilai y aktual dan nilai yˆ data terboboti sebesar 0.958. lebih besar dari korelasi y
aktual dan nilai yˆ data tanpa terboboti bernilai 0.82. Hal ini membuktikan bahwa
model regresi komponen utama dengan data terboboti lebih baik dari model
regresi komponen utama dengan data tanpa terboboti. Kebaikan model dengan
24
data tanpa terboboti dan nilai y aktual terhadap nomor pengamatan seperti pada
Gambar 11 dan Gambar 12.
25 30 35 40 45 50 55
25 30 35 40 45 50 55
Y Aktual
Y Dugaan
Terboboti Tanpa terboboti
Gambar 11 Plot nilai yˆ dengan y aktual dari data pembelajaran konsentrasi lemak ikan
0 10 20 30 40 50
0 5 10 15 20 25 30 35
Nomor pengamatan
Nilai Dugaan
Aktual Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 12 Plot nilai yˆ dengan nomor pengamatan dari data pembelajaran konsentrasi lemak ikan
Model regresi yang diperoleh dari data pembelajaran digunakan pada data
validasi untuk menduga nilai- nilai y. Plot nilai yˆ data tanpa terboboti dan nilai yˆ
data terboboti terhadap y aktual (Gambar 13) menunjukkan bahwa yˆ data
30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50
30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 y aktual
Y dugaan
[image:49.596.144.489.351.591.2]Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 13 plot yˆ dengan y aktual data validasi konsentrasi lemak ikan
Tabel 6 Perbandingan nilai y aktual, yˆ dari data terboboti dan yˆ dari data tanpa terboboti pada data pembelajaran konsentrasi lemak ikan No Y aktual yˆterboboti No Y aktual yˆ tanpa terboboti
1 31.6 34.32 1 31.6 39.26
2 35.9 37.10 2 35.9 39.58
3 36.0 37.62 3 36.0 39.72
4 36.4 38.00 4 36.4 39.78
5 37.1 38.74 5 37.1 39.97
6 38.7 39.81 6 38.7 40.02
7 39.1 40.00 7 39.1 39.99
8 40.8 41.95 8 40.8 40.11
9 41.6 40.53 9 41.6 39.92
10 41.8 41.72 10 41.8 40.25
11 41.8 41.03 11 41.8 40.20
12 43.3 43.71 12 43.3 40.29
13 43.3 46.03 13 43.3 40.37
14 44.8 43.69 14 44.8 40.53
15 45.2 47.24 15 45.2 40.73
RMSE = 1.183 RMSE = 2.625
Nilai RMSE model data terboboti sebesar 1.183 lebih kecil dari nilai
RMSE pada model data tanpa terboboti yakni 2.625 (Tabel 6). Korelasi antara
nilai y aktual dengan nilai yˆ dari data terboboti sebesar 0.958 lebih besar dari
korelasi antara nilai y aktual dan nilai yˆ dari data tanpa terboboti yang bernilai
0.79 (Gambar 14). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi komponen utama
dengan data terboboti lebih baik dari model regresi komponen utama dengan data
26
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Nomor pengamatan
Nilai y
[image:50.596.128.475.90.298.2]Aktual Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 14 Plot nilai yˆdengan nomor pengamatan dari data validasi konsentrasi lemak ikan
Data Peubah Ekonomi dan Peubah Kesejahteraan Rakyat
Pendugaan Model
Hasil analisis regresi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil
terhadap data peubah ekonomi dan peubah kesejahteraan rakyat adalah sebagai
berikut :
yˆ = 331.77 – 0.063X1 + 0.004X2 + 0.087X3 + 0.011X4 – 0.034X5 +
0.054X6 + 0.003X7 – 4.376X8 – 0.146X9
dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99.8 %, RMSE sebesar 0.67 dan
PRESS sebesar 287.327. Tidak terdapat kolinieritas antara peubah bebas, karena
nilai VIF dari setiap peubah bebas tidak lebih dari 10. Pemeriksaan terhadap
asumsi kenormalan dilakukan dengan uji formal Anderson-Darling. Hasil uji
kenormalan menunjukkan bahwa asumsi kenormalan dipenuhi karena nilai
P-Value lebih besar dari 0.01.
Pendeteksian Pencilan dengan hii dan R_Student
Analisis regresi dengan metode kuadrat terkecil terhadap data pada
Lampiran 2 menghasilkan ukuran pencilan dan pengamatan berpengaruh pada
9
17
0 0,74 1,48
0 5 10 15 20 25 30
Nomor Pengamatan
Nilai hii
Gambar 15 Pencilan berdasarkan nilai hii dari data kesejahteraan rakyat
Berdasarkan nilai hii dengan batas kritis 2p/n = 0.7407 pengamatan ke-9
dan 17 merupakan pengamatan pencilan.
15
17
10
-3,492 -1,746 0 1,746 3,492 5,238
0 5 10 15 20 25 30
Nomor Pengamatan
R_Student
Gambar 16 Pencilan berdasarkan nilai R_Student dari data kesejahteraan rakyat
Berdasarkan nilai R_Studentnya, pengamatan ke-10, 15 dan 17 merupakan
pencilan karena nilai mutlak R_Student pengamatan tersebut melebihi batas kritis
t > t(n-p-1;α/2)) = 1.746 pada taraf nyata 5% (Gambar 16). Sehingga pencilan
28
Pendeteksian Pengamatan Berpengaruh dengan DFFITS dan Cook’s D
Berdasarkan nilai DFFITS dengan nilai batas kritis
2 / 1 2       n p = 1.217
pengamatan ke- 9, 10, 15, 16 dan 17 merupakan pengamatan berpengaruh
(Gambar 17). 17 10 16 15 9 -5 0 5 10 15 20 25 30
0 5 10 15 20 25 30
Nomor Pengamatan
Nilai DFFITS
Gambar 17 Pengamatan berpengaruh berdasarkan nilai DFFITS dari data kesejahteraan rakyat 17 0 15 30 45 60
0 5 10 15 20 25 30
Nomor Pengamatan
Nilai Cook's D
Gambar 18 Pengamatan berpengaruh berdasarkan nilai Cook’s D dari data kesejahteraan rakyat
Berdasarkan nilai Cook’s D pengamatan ke-17 mempengaruhi koefisien
regresi karena nilai Cook’s D melebihi batas kritis F(p; n -p; α) = 2.14, seperti terlihat
pada Gambar 18. Hasil pendeteksian pengamatan pencilan dan berpengaruh
Sebaliknya, pengamatan ke-16 merupakan pengamatan berpengaruh terhadap nilai
dugaannya tetapi bukan merupakan pencilan.
Pendeteksian Pencilan dengan Metode Pengaruh Lokal
Untuk mengeliminasi konstanta, terlebih dahulu peubah respon dan
peubah bebas distandarisasi, hasil dari standarisasi peubah respon (ys) dan peubah
bebas (Xs) terdapat pada Lampiran 8. Akar ciri (λ) dan vektor ciri (ϕ) dari Xs`Xs
masing masing dicantumkan pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7 Akar ciri matriks Xs`Xs dari data kesejahteraan rakyat
1
λ λ2 λ3 λ4 λ5 λ6 λ7 λ8 λ9
Akar ciri 4.571 1.405 0.886 0.743 0.591 0.272 0.219 0.162 0.046
Proporsi 0.508 0.156 0.098 0.089 0.066 0.042 0.024 0.016 0.005
Kumulatif 0.508 0.664 0.762 0.845 0.911 0.952 0.977 0.995 1.00
Akar ciri dari matriks Xs`Xs (Tabel 7) mengindikasikan tidak adanya
kolinieritas antar peubah bebas, hal ini terlihat dari masing- masing akar ciri
berbeda. Akar ciri terbesar 4.571 dengan proporsi 0.508 yang artinya komponen
utama pertama dapat menjelaskan 50.8 % keragaman data.
Tabel 8 Vektor ciri matriks Xs`Xs dari data kesejahteraan rakyat
Peubah PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 PC8 PC9 X1 -0.226 -0.638 0.031 0.413 -0.161 0.037 0.361 -0.313 -0.338
X2 0.375 0.161 0.005 -0.168 -0.449 -0.652 0.288 -0.000 -0.309
X3 -0.352 -0.241 0.361 -0.442 -0.100 0.046 0.362 0.585 0.081
X4 -0.353 0.236 -0.537 0.007 0.327 -0.059 0.109 0.294 -0.568
X5 0.371 0.288 0.237 -0.058 -0.094 0.681 0.264 -0.022 -0.421
X6 -0.371 0.269 -0.206 -0.416 -0.097 0.086 0.386 -0.595 0.233
X7 0.396 -0.049 -0.227 0.210 0.418 -0.037 0.627 0.149 0.392
X8 -0.273 0.405 -0.067 0.566 -0.527 0.093 0.125 0.262 0.255
X9 0.230 -0.361 -0.653 -0.254 -0.430 0.294 -0.126 0.169 0.106
Berdasarkan Tabel 8, vektor ciri setiap komponen dari matriks Xs`Xs
berbeda, yang bermakna bahwa setiap peubah bebas X memberikan kontribusi
yang berbeda terhadap komponen utama pertama. Selanjutnya vektor ϕj
digunakan untuk menyusun persamaan Z melalui transformasi linier Zj = Xs ϕj.
30
Pendeteksian pengamatan pencilan dan berpengaruh dilakukan dengan
menentukan nilai vmax
[ ]
ß (Lampiran 9). Plot vmax[ ]
ß dengan urutan peubah bebas(Gambar 19) menunjukkan bahwa peubah bebas yang paling berpengaruh adalah
peubah bebas X8 karena nilai vmax
[ ]
ß dari X8 lebih besar dari q 1= 0.064 sebagai
batas kritis. Gambar 19 juga menunjukkan bahwa peubah X8 mempengaruhi
koefisien regresi karena nilai vmax
[ ]
ß dari X8 lebih besar dari peubah bebas lainnya.-0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Nilai V-max
X1 X2 X3 X4 X5 X5 X7 X8 X9
Urutan Peubah
Gambar 19 Peubah berpengaruh berdasarkan vmax
[ ]
ß dari data kesejahteraan rakyatPendeteksian pengamatan berpengaruh pada peubah bebas X8 dilakukan
dengan plot antara Ci dengan nomor pengamatan. Ukuran pengaruh (Ci) dari
setiap pengamatan (Gambar 20) menunjukan bahwa pengamatan ke-9 dan 17
merupakan pengamatan berpengaruh, karena nilai Ci dari masing- masing
pengamatan tersebut melebihi batas kritis
∑
=
n
i i n C
1
2 = 864.26.
Hasil pendeteksian pengamatan pencilan dan berpengaruh berdasarkan
nilai Cook’s D sama dengan hasil pendeteksian pengamatan pencilan dan
17
9
0 864,28 1728,56
0 5 10 15 20 25 30
Nomor Pengamatan
Nilai Ci
Gambar 20 Pencilan berdasarkan nilai Ci dari data kesejahteraan rakyat
Model Terboboti
Suatu pembobot W yang diperoleh dari metode pengaruh lokal
ditambahkan terhadap model regresi linier umum sehingga diperoleh model
regresi ganda dengan data terboboti y = (X+W) ß + e. Hasil analisis regresi dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terhadap data terboboti (Lampiran
10) adalah sebagai berikut :
yˆ = 54.77 + 26.36X1 + 27.00X2 – 4.86X3 + 49.41X4 + 35.10X5 – 18.28X6
- 24.33X7 – 91.19X8 – 19.04X9
Model regresi linier ganda dengan data terboboti lebih baik dari model
regresi linier ganda dengan data tanpa terboboti, karena pembobot dapat
mereduksi nilai hii, R_Studen, DFFITS dan Cook’s D, menurunkan nilai vmax
[ ]
ß (gambar 21), menaikkan nilai R-Square dari 0.998 menjadi satu, menurunkansimpangan baku dari 0.671 menjadi 0.296, menurunkan nilai PRESS dari 287.32
menjadi 49.08. Namun pembobot menimbulkan kolinieritas dalam data karena
nilai VIF peubah bebas X4 besar dari 10.
Bila vmax
[ ]
ß dari data tanpa terboboti (Gambar 20) dibandingkan terhadap32
terboboti lebih baik dari pada model dengan data tanpa terboboti, karena nilai
[ ]
ß maxv dari data terboboti hampir sama disetiap peubah bebasnya.
-0,5 -0,3 -0,1 0,1 0,3 0,5
V-max
X1 X2 X3 X4 X5 X5 X7 X8 X9
[image:56.596.118.500.122.329.2]Urutan Peubah
Gambar 21 Peubah berpengaruh berdasarkan nilai vmax
[ ]
ß dari data kesejahteraan rakyat terbobotiRegresi Komponen Utama dengan Data Terboboti
Analisis regresi komponen utama pada data terboboti Lampiran 10
menghasilkan akar ciri λj beserta proporsi kumulatifnya yang disajikan pada Tabel
7. Hasil dari analisis komponen utama memberikan sembilan skor komponen
pertama yang saling bebas, artinya tidak ada kolinieritas antar peubah bebas.
Kesembilan skor komponen utama yang diperoleh melalui analisis komponen
utama dijadikan peubah baru yang digunakan membentuk model. Jika ditulis
dalam bentuk persamaan regresi linier ganda maka model regresi komponen
utama terboboti adalah :
yˆ = 54.8 – 3.74Z1 – 4.57Z2 – 1.87Z3 + 7.54Z4 – 7.44Z5 – 1.59Z6 -
0.174Z7 – 1.87Z8 + 20.4Z9.
Untuk mengembalikan koefisien regresi ke peubah asal X dilakukan transformasi.
Hasil transformasi balik dari koefisien regresi sebagai berikut :
yˆ= 54.77 + 5.17X1 + 5.29X2 – 0.95X3 + 9.69X4 + 6.88X5 - 3.58X6 -
4.78X7 - 18.08X8 - 3.73X9.
Nilai yˆ dari data tanpa terboboti dengan nilai yˆ dari data terboboti memberikan
0 20 40 60 80 100 120
0 20 40 60 80 100 120
Y aktual
Y dugaan
[image:57.596.139.489.344.756.2]Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 22 Plot nilai yˆdengan nilai y aktual dari data kesejahteraan rakyat
Tabel 9 Perbandingan yˆ dari data terboboti dan yˆ dari data tanpa terboboti data kesejahteraan rakyat
No y Aktual yˆ Terboboti No y Aktual yˆ Tanpa terboboti
1 46 45.94744 1 46 46.07597
2 50 50.28319 2 50 49.29576
3 53 52.70570 3 53 53.92149
4 47 47.06429 4 47 46.95734
5 53 53.17395 5 53 52.69431
6 58 58.28299 6 58 57.48840
7 52 52.08721 7 52 51.79289
8 56 55.95689 8 56 56.21820
9 30 30.21971 9 30 29.48673
10 66 65.56344 10 66 66.95872
11 52 52.22726 11 52 51.50276
12 36 36.07399 12 36 35.78846
13 50 50.18424 13 50 49.43417
14 38 38.11049 14 38 37.97291
15 101 101.46400 15 101 99.99265
16 54 53.71708 16 54 54.69324
17 60 60.05444 17 60 59.84900
18 62 61.72157 18 62 62.72358
19 43 43.24685 19 43 42.49623
20 72 71.66670 20 72 72.46042
21 43 42.61785 21 43 43.95573
22 51 50.82082 22 51 51.28054
23 71 70.81091 23 71 71.22606
24 53 52.75078 24 53 53.48576
25 59 59.13326 25 59 58.63369
26 55 55.11390 26 55 54.60863
27 68 67.97990 27 68 67.92828
34
20 40 60 80 100 120
0 5 10 15 20 25 30
Nomor Pengamatan
Nilai Y
Aktual Tanpa terboboti Terboboti
Gambar 23 Plot nilai y aktual nilai yˆ dengan nomor pengamatan data kesejahteraan rakyat
Nilai RMSE pada model data terboboti sebesar 0.07 lebih kecil dari nilai
RMSE pada model data tanpa terboboti sebesar 0.16 (Tabel 9). Korelasi nilai y
aktual dengan nilai yˆ dari data terboboti sama dengan korelasi y aktual dengan
nilai yˆ dari data tanpa terboboti sebesar 0.99 (Gambar 23). Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi komponen utama data terboboti dan tanpa terboboti
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah :
1. Metode pengaruh lokal dapat mendeteksi pengamatan dan peubah bebas
berpengaruh yang tidak dapat dideteksi dengan Cook’s D.
2. Pembobot yang diperoleh dari metode pengaruh lokal dapat menurunkan
pengaruh pengamatan pencilan jika ditambahkan kedalam data.
3. Jika terdapat kolinieritas antara peubah bebas, model regresi komponen utama
dengan data terboboti lebih baik dari pada model regresi komponen utama
dengan data tanpa terboboti. Namun jika tidak terdapat kolinieritas, model
regresi komponen utama dengan data terboboti dan tanpa terboboti memberikan
DAFTAR PUSTAKA
Antou NK. 2000. Kajian pencilan pada model regresi kuadrat terkecil parsial [tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Aunuddin. 1989. Analisis Data. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, Bogor. IPB PRES
Cook RD. 1986. Assessment local influence (with discussion). Journal of the Royal Statistical Society, Series B 48; 133-169.
Draper NR & H. Smith. 1981. Applied Regression Analysis. New York. John Wiley & Sons.
Fox J, Monette G. 1992. Generalized collinearity diagnostics. Journal of the American Statistical Association 87 : 178 – 183.
Gunst RF, Mason RL. 1977. Biased estimation regression: an evaluation using mean squared error, Journal of the American Statistical Assosiation 72 : 616 – 628.
Hossain M, Islam MA. 2003. Application of local influence diagnostics to the linear logistic regression models. J.Sci 51(2) : 269-278.
Jolliffe I T. 1986 Principal Component Analysis. Springer-Verlag. New York.
Lesaffree E. Verbeke G. 1998 Local influence in linear mixed models. Biometrics 54 : 570 – 582.
Littell RC, Hartless G, Booth JG. 2003. Local influence of predictors in multiple linear regression. Technometrics 45 (4) : 326 – 332.
Masri. 1999. Kajian pencilan dan pengamatan berpengaruh dalam regresi ridge [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Molenberghs G. 2004. Missing Data. Switzerland. EPFL.
Myers RH. 1990. Classical and Modern Regression With Applications. Boston: PWS-KENT Publishing Company.
Naes T. 1985. Multivariate calibration whe n the error covariance matrix is structured. Technometrics 27 (3): 301 – 311.
Neter JW, Wasserman, Kutner MH. 1990. Applied Linear Statistical Models Regression Analysis of Variance and Experimental Design. Illinois: Richard D. Irwin Inc.
Liu S. 2002. Local influence in multivariate elliptical linear regression models. AMS Classification