• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pemberdayaan Petani dalam Mewujudkan Desa Mandiri dan Sejahtera (Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pemberdayaan Petani dalam Mewujudkan Desa Mandiri dan Sejahtera (Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBERDAYAAN PETANI DALAM MEWUJUDKAN DESA MANDIRI DAN SEJAHTERA

(Kajian Kebijakan dan Sosial Ekonomi tentang Ketahanan Pangan pada Komunitas Desa Rawan Pangan di Jawa)

Titik Sumarti1), Fredian Tonny Nasdian1), Tri Pranadji2), Handewi Purwati S. Rachman2), Rais Sonaji3), Siti Masithoh3)

1)

Staf Pengajar Dep. Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB, 2) Staf Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, 3)Staf rogram Studi Sosiologi Pedesaan, Pascasarjana IPB

Abstrak

Masalah ketahanan pangan dan juga masalah kemiskinan pada hakikatnya merupakan masalah pembangunan masyarakat pedesaan, sehingga pembangunan ketahanan pangan seharusnya difokuskan pada upaya memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat di pedesaan, khususnya keluarga (rumahtangga) petani gurem. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah menyusun model pemberdayaan petani untuk ketahanan pangan. Sedangkan tujuan jangka pendek adalah melakukan review arah, tujuan, pendekatan program yang terkait dengan kebijakan ketahanan pangan (program desa mandiri pangan); mengkaji dinamika sosial, budaya, ekonomi, dan politik masyarakat di daerah rawan pangan berbasis pada keragaman modal sosial dan ekologi setempat; serta mengkaji kelembagaan lokal dan ketahanan pangan rumah tangga petani. Penelitian dilakukan dengan: (1) review pendekatan dan implementasi program-program kebijakan

ketahanan pangan pada aras makro (pusat), meso (daerah) dan mikro (komunitas); (2)

mengidentifikasi potensi dan isue strategis sosial-budaya, ekonomi, politik dan lingkungan masyarakat; (3) mengidentifikasi karakteristik kelembagaan lokal dan interaksinya dengan kelembagaan intervensi ketahanan pangan; (4) mengidentifikasi kondisi ketahanan pangan rumahtangga petani. Penelitian dilakukan di dua kabupaten yang telah ditetapkan sebagai lokasi program aksi desa mandiri pangan (TA 2006), yaitu kabupaten Garut, Jawa Barat: desa Cigadog kecamatan Cikelet dan desa Girijaya kecamatan Kersamanah; dan kabupaten Klaten, Jawa Tengah: desa Jambakan kecamatan Bayat dan desa Glagah kecamatan Jatinom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa;

pertama, implementasi program desa mandiri pangan baru pada tahap penumbuhan kelompok afinitas, Garut-Jawa Barat relatif lebih berhasil dibandingkan di Klaten-Jawa

Tengah. Kedua, keberhasilan tersebut terletak pada proses dan peran pendampingan.

Ketiga, tumbuhnya motivasi kesadaran akan kemampuan warga sendiri (self help community). Keempat, tumbuhnya kesadaran warga setempat akan pentingnya kerja, kerjasama dan kesepakatan yang diwujudkan dalam aktifitas nafkah masing-masing dan

penumbuhan kelompok afinitas. Kelima, tumbuhnya kepercayaan antara warga setempat

dengan pemimpin, dimana warga didorong untuk menumbuhkan kemampuan mengelola kelembagaan yang mereka butuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari sisi pengeluaran, Indeks yang dibayar (IB) mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen akibat IB Konsumsi Rumah tangga naik 0,48 persen, sementara IB Biaya

Sebagian besar responden adalah ibu-ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang tentang imunisasi dasar anak dan mempunyai pengalaman menjadi kader lebih dari 5 sampai dengan

Mereka merasa kecewa karena ketidakhadiran Gubsu Erry Nuradi maupun Sekertaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (Sekdaprovsu), Hasban Ritonga dalam rapat tersebut. Saat itu,

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN DALAM NEGERI2. NO JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN

Pengendalian disini sudah merupakan koordinasi dari pengendalain waktu berdasarkan pada rnasing­ masing lokasi proyek yang terdiri dari koordinasi pengendalian

Operasi hitung pada volume kubus dan balok yaitu dengan mengalikan, maka ketika dibalikan pun antara panjang (p). Selain itu, terdapat soal yang akan menguji kemampuan