SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Vanesa Primadiyanti
107013000725
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
MUJAHIDIN CIKARANG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh :
Vanesa Primadiyanti
107013000725
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Aku yakin Allah selalu memberikan umatnya yang terbaik
dari semua musibah
keyakinan, keikhlasan, dan kesabaran memberikan hikmah
yang begitu luas dan begitu indah
.
Yakinlah Allah selalu
bersamamu di setiap hembusan nafasmu
dan keyakinan kepada Allah memberikan kesuksesan karena
sesungguhnya hidup bukan sekadar hidup tetapi hidup untuk
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
I bu dan B apak tercinta yang selalu mendoakan
dan mendukung setiap saat, Suami tercinta
R ofi J umed, S.Tp yang membuat aku semangat
menjalani kehidupan ini, Sahabat-sahabat
Pendidikan B ahasa dan Sastra I ndonesia
dalam menuntut ilmu yang selalu membantu
dengan ikhlas dan selalu memberikan dukungan
AJARAN 2011/2012.
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan. Membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting dan harus dikuasai siswa agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah serta bekerja di masyarakat. Di Madrasah Tsanawiyah Al-Mujahidin Cikarang, keterampilan membaca siswa kelas VII perlu dikembangkan. Karena keterampilan membaca siswa masih sangat rendah disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari siswa dan faktor eksternal yang berasal dari teknik yang digunakan guru dalam mengajar kurang tepat.
Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan membaca intensif dan peningkatan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa dan peningkatan keterampilan membaca intensif siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang dengan digunakannya metode kooperatif jigsaw. Manfaat penelitian ini. Penelitian bermanfaat untuk mengembangkan pengetahun membaca intensif dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar siswa dan angket. Tes hasil belajar dan angket ini diberikan kepada sampel berjumlah 80 siswa, di mana kelas kontrol berjumlah 40 siswa dan kelas eksperimen 40 siswa. Pengambilan sampel populasi Puposive Sampling, yakni pengambilan sampel berdasarkan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca intensif setelah mengikuti pembelajaran dengan metode kooperatif jigsaw. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen yang dilakukan pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Pada tes pretest nilai rata-rata kelompok kontrol yang diperoleh sebesar 52,8 dan kelompok eksperimen 40,95. Hal ini menunjukan bahwa nilai pretest kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Maka, kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw. Hasil tes postest kelompok kontrol sebesar 72,975, dan kelompok eksperimen sebesar 78,4. Hal ini menunjukan bahwa metode kooperatif jigsaw dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif.
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktuhidayah-nya. Dalam
skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifai, Ma, Ph,D selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
3. Dra. Budi Suci Nuraini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu penulis selama menuntut ilmu.
5. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seprofesi dan sebagai pembaca pada umumnya.
Jakarta, 08 Desember 2011
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN LEMBAR PERNYATAAN
MOTTO
PERSEMBAHAN ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Perumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Hipotesis... 7
BAB II KAJIAN TEORETIS ... 8
A. Hakikat Membaca ... 8
1. Pengertian membaca... 9
2. Tujuan membaca ... 11
3. Jenis – jenis membaca ... 14
4. Pengertian membaca intensif ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
B. Jenis Penelitian... 26
C. Populasi dan Sampel ... 26
D. Metode Penelitian ... 27
E. Desain Penelitian... 27
F. Instrumen Penelitian ... 28
G. Variabel Penelitian... 29
H. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ... 30
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah ... 30
B. Deskripsi Data ... 40
1. Deskripsi Data Hasil Pretest ... 40
2. Deskripsi Data Hasil Posstest ... 47
3. Data Hasil Angket ... 55
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 59
1. Uji Hipotesis ... 59
2. Analisis Data Angket ... 66
C. Interpetasi Data ... 66
D. Pembahasan ... 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Simpulan ... 68
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Tabel 3.3 : Daftar Guru MTs. Al-Mujahidin... 30
Tabel 3.4 : Profil Madrasah ... 32
Tabel 4.1 : Daftar Nilai Pretest Kontrol ... 41
Tabel 4.2 : Daftar Nilai Pretest Eksperimen ... 42
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Kontrol ... 44
Tabel 4.4 : Daftar Frekuensi Kontrol ... 45
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Eksperimen ... 47
Tabel 4.6 : Daftar Frekuensi Eksperimen ... 48
Tabel 4.7 : Daftar Nilai Postest Kelompok Kontrol ... 49
Tabel 4.8 : Daftar Nilai postest Kelompok Eksperimen ... 50
Tabel 4.9 : Tabel Distribusi Frekuensi Eksperimen ... 51
Tabel 4.10 : Distribusi Frekuensi ... 52
Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Eksperimen ... 54
Tabel 4.12 : Daftar Distribusi Eksperimen ... 55
Tabel 4.13 : Tabel Hasil Angket ... 56
Tabel 4.14 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest (S1) ... 59
Tabel 4.15 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Postest (S2) ... 62
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 : Gedung MTs. Al-Mujahidin ... 26Lampiran 1 : Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest ... 40
Lampiran 2 : Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 40
Lampiran 3 : Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 41
Lampiran 4 : Hasil Postest Kelas Kontrol ... 47
Lampiran 5 : Hasil Postest Kelas Eksperimen ... 48
Lampiran 6 : Tabel Chi-Kuadrat ... 47
Lampiran 7 : Angket Siswa ... 55
Lampiran 8 : Tabel T ... 59
1 A.Latar Belakang
Bahasa adalah suatu hal yang sangat penting bagi seseorang
sebagai anggota masyarakat. Bahasa digunakan oleh seseorang untuk
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Tanpa adanya bahasa,
seseorang tidak mungkin bisa komunikasi dengan orang lain di sekitarnya.
Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan bagi semua
orang, serta dikembangkan sejak dini agar seseorang dapat berkomunikasi
dan berinteraksi di masyarakat dengan baik.
Bahasa sangat penting sebagai alat komunikasi, maka di dalam
pembelajaran bahasa Indonesia terdapat pembelajaran berbahasa dengan
baik serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Adapun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
dimaksudkan agar siswa lebih mahir dalam menggunakan keterampilan
berbahasa dengan baik, sehingga ketika siswa sudah menamatkan jenjang
pendidikan di sekolah, mereka akan lebih terampil menggunakan bahasa
baik secara lisan maupun tertulis.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan adanya sistem
pendidikan dan proses belajar mengajar yang baik. Sehubungan dengan
itu, dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya seorang guru
dituntut agar mengajar dengan baik.
Hal yang harus dilakukan seorang guru agar mengajar dengan baik
yaitu merencanakan program pembelajaran, menguasai materi yang akan
disampaikan, mampu mengorganisir kelas, mampu memilih serta
menggunakan media, dan memilih pendekatan yang tepat. Semua itu
Standar Kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia mempunyai
empat keterampilan yaitu berbicara, membaca, menulis, dan menyimak.
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. 2 Keempat
keterampilan berbahasa itu dalam pembelajarannya harus dilaksanakan
secara seimbang dan terpadu. Sebab, keterampilan berbahasa tersebut
dalam pembelajaran saling berkaitan erat satu sama lain. Di antaranya
pengajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis saling erat berkaitan. Segala usaha untuk meningkatkan salah satu segi bahasa
tersebut jelas akan berpengaruh kepada ketiga segi lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan salah satu
keterampilan berbahasa yang perlu dikembangkan di MTs. Al-Mujahidin
Cikarang yakni keterampilan membaca intensif. Siswa MTs. Al-
Mujahidin termasuk fase remaja yang mempunyai masalah dalam
membaca intensif, dengan usia remajanya membuat mereka malas untuk
membaca intensif di dalam atau di luar kelas. Keterampilan membaca
sebagai keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh manusia sebelum
keterampilan mendengarkan, berbicara, dan menulis, merupakan
keterampilan berbahasa yang paling dasar. Akan tetapi dalam kenyataanya
sebagian besar siswa MTs. Al-Mujahidin kurang berminat pada
keterampilan membaca di sekolah.
Persoalan membaca tidak terlepas dari pengaruh keyakinan
seseorang dalam membaca, bahwa dengan membaca seseorang mampu
mendapatkan perbendaharaan kata dari bahan wacana yang telah
dibacanya. Pengalaman belajar membaca dan kegiatan membaca di
sekolah maupun keluarga, sangat berpengaruh dalam membentuk
kebiasaan membaca. Membaca bukan kebiasaan siswa ketika di sekolah
dan di rumah. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu membuat siswa
2
gemar membaca, khususnya membaca intensif. Pada materi membaca
intensif diperlukan metode yang tepat agar mampu membuat siswa senang
dengan membaca intensif.
Peneliti melihat guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VII di
dalam menyampaikan materi membaca intensif menggunakan metode
ceramah. Peneliti merasa dengan menggunakan metode ceramah dalam
menyampaikan materi membaca intensif kurang tepat. Sebab siswa akan
lebih pasif dan guru yang lebih aktif.
Semoga dengan adanya penelitian ini dapat bermanfaat untuk
sekolah, guru, siswa, dan penulis. Terutama pada permasalahan membaca
intensif kelas VII yang terjadi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Peneliti
hendak berupaya memecahkan permasalahan tersebut dengan penelitian
eksperimen dan mencoba mengubah metode ceramah dengan metode
kooperatif jigsaw pada penyampaian materi membaca intensif di kelas VII
MTs. Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
B. Identifikasi Masalah
Keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yang perlu dikembangkan. Membaca merupakan salah satu
keterampilan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa sejak dini,
agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran dan
pendidikan di sekolah juga dapat berguna di masyarakat. Berdasarkan
observasi awal bulan Agustus 2011, peneliti mengamati keterampilan
membaca pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang, hampir
seluruhnya belum memahami, terutama dalam membaca intensif.
Ternyata membaca intensif di MTs. Al-Mujahidin masih sangat
sulit dipahami dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari
rendahnya minat membaca di kalangan siswa MTs. Al-Mujahidin
Cikarang, dan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi membaca
Peneliti mengetahui kesulitan siswa dalam memahami membaca
intensif ketika observasi ke MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Hal itu
disebabkan faktor internal dari siswa dan eksternal dari guru bahasa
Indonesia.
Pada faktor internal yang berasal dari siswa yakni:
1. Faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan membaca
intensif adalah siswa kurang termotivasi dan berminat mengikuti
pembelajaran bahasa Indonesia. Permasalahan tersebut terdapat di
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang monoton dan
membosankan. Untuk mengatasi hal itu, guru harus mengubah
pembelajaran bahasa Indonesia agar lebih bervariasi dan
menyenangkan siswa.
2. Faktor kedua adalah keseluruhan siswa kurang memahami makna
dengan intensif. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan penanganan
oleh guru untuk banyak memberikan latihan-latihan membaca
intensif, agar siswa mampu memahami isi bacaan tersebut.
3. Faktor ketiga adalah rendahnya minat membaca siswa secara
keseluruhan. Untuk mengatasi hal itu, guru dan orang tua harus
bekerja sama untuk mengontrol siswa agar gemar membaca.
Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari guru yakni:
1. Faktor pertama ialah ketidaktepatan pemilihan pendekatan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode
ceramah. Untuk memecahkan masalah ini, guru harus mengubah
metode ceramah dengan metode yang lain. Contohnya dengan
metode kooperatif jigsaw.
2. Faktor kedua adalah teknik mengajar dalam pembelajaran kurang
menarik dan membosankan. Untuk mengatasi permasalahan itu,
maka guru harus mengubah teknik pembelajaran yang bervariasi
agar siswa merasa tertarik. Adapun salah satu teknik yang
digunakan adalah teknik diskusi kelompok dan memperbanyak
3. Faktor ketiga adalah guru yang mengajar bidang studi bahasa
Indonesia berasal dari bidang studi lain. Hal ini yang menyebabkan
penyampaian materi bahasa Indonesia khususnya membaca intensif
kurang dipahami oleh siswa.
C.Pembatasan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, permasalahan utama
yang dihadapi yaitu rendahnya keterampilan membaca intensif siswa yang
disebabkan kurang tepatnya metode saat pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya materi membaca intensif. Permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah peningkatan keterampilan membaca intensif dengan
metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin
Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas,
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan membaca intensif pada siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca intensif dengan metode
kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin tahun ajaran
2011/2012?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
1. Mendeskripsikan kemampuan membaca intensif siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
2. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca intensif setelah
menggunakan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang tahun ajaran 2011/2012.
F.Manfaat Penenelitian
Hasil Penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu secara teoretis dan
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah menambah pengembangan
pengetahuan membaca intensif dan untuk mengembangkan teori
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan peneliti. Manfaat bagi guru, adanya
penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan pendekatan
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif. Manfaat
bagi siswa, adanya penelitian ini siswa dapat meningkatkan keterampilan
membaca intensif dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi siswa dengan metode kooperatif jigsaw. Manfaat bagi peneliti sendiri,
adanya penelitian ini dapat memperkaya wawasan mengenai penggunaan
metode kooperatif jigsaw. Manfaat bagi sekolah, adanya penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya peningkatan kualitas guru dan
siswa, sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat ke arah yang
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca
intensif pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang akan
8 A. Hakikat Membaca
1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa tulis,
yang bersifat reseptif.1 Membaca memang bersifat menerima sebab
dengan membaca, seseorang akan mendapatkan ilmu dan pengalaman dari
bahan bacaan tersebut.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dengan demikian,
membaca merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dari teks (bahasa tulis)
yang dibaca.2Artinya, dengan kegiatan membaca seorang pembaca akan
bertambah pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan peka terhadap informasi
yang ada. Oleh karena itu, dengan memperbanyak membaca maka dapat
memperluas wawasan si pembaca.
Membaca merupakan proses merekonstruksi makna dari
bahan-bahan cetak.3 Definisi ini memberikan kita pemahaman bahwa membaca
bukan sekadar dilafalkan saja bunyinya, namun harus dipahami makna
yang terkandung di dalamnya. Sedangkan komunikasi antara pembaca dan
penulis akan semakin baik jika pembaca mempunyai kemampuan yang
lebih baik dalam memahami teksnya. Hal itu dapat menunjukkan bahwa
membaca bukanlah suatu kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan suatu
proses yang tergabung ke dalam suatu sikap, yaitu sikap pembaca yang
aktif dan interaktif.
1
Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2007). h.97
2
Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008). h.7
3
Reading that is Most practical management of the world about us.4 Bahwa memmbaca adalah manajemen praktis dari dunia kami. Artinya
membaca merupakan kegiatan yang sangat mudah sekali untuk dilakukan.
Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa
yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan.5 Membaca memang
kegiatan yang dilakukan pembaca untuk memahami teks bacaan yang
telah ditulis oleh penulis.
Membaca merupakan proses yang kompleks.6 Maksudnya
membaca merupakan suatu kemampuan yang kompleks dan memerlukan
suatu latihan agar berhasil dalam membaca secara maksimal.
Selanjutnya pengertian tentang membaca yang dipaparkan oleh Sri
Hartati yaitu, membaca berguna untuk mendapatkan informasi, sehingga
perlu pemahaman terhadap isi bacaan.7 Maka dari itu, seseorang yang
membaca harus berusaha memahami teks bacaan agar informasi yang ada
di dalam teks bacaan tersebut dapat dipahami.
Membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau komplek karena
bergantung pada keterampilan berbahasa siswa berikut tingkat
pembelajarannya.8 Di dalam membaca, seseorang harus menyesuaikan
bahan bacaannya terlebih dahulu sebelum memulai proses membaca.
Dari pendapat tokoh-tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca adalah suatu keterampilan yang sangat kompleks, menuntut
kemampuan pemahaman pembacanya secara aktif dan interaktif, dan
berlatih secara terus-menerus agar mendapatkan hasil yang maksimal.
4
Jennings Frank G, This Is Reading, (New York: Teacher College Pr ess, 1965). h.3
5
Nur giyant oro Burhan, Penilaian Dalam Pengaj aran Bahasa Dan Sast ra, (Yogyakart a: BPFE, 2001). h.73
6
Yunus M ohamad dkk, Bahasa Indonesia, (Jakart a: Universitas Terbuka, 2007).h.1.20
7
Hart ati Sri, Bahasa Indonesia Unt uk SM P/ M Ts. Kelas VII. (Solo: CV Dino M andiri, 2011). h.27
8
2. Tujuan Membaca
Setiap yang kita lakukan, pada dasarnya mengandung tujuan.
Dengan adanya tujuan, maka kita tidak salah melangkah atau tersesat
dalam melakukan kegiataan. Begitu juga dengan kegiatan keterampilan
membaca. Apabila dalam kegiatan membaca kita mengetahui tujuan yang
pasti, maka kita tidak akan salah memilih metode untuk membaca secara
baik dan benar.
Berkaitan dengan tujuan membaca, di bawah ini beberapa tujuan
membaca yaitu:
a. membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh seorang tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian – perincian atau fakta-fakta (readingfor details of facts).
b. membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
c. membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan – adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Membaca ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence ororganization).
d. membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperhatikan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitaskualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Membaca ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). e. membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang
tidak bisa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak
mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
f. membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang dibuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Membaca ini disebut membaca untuk menilai, membaca mengevaluasi
(reading to evaluate).
g. membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Membaca ini
disebut membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca yang dipaparkan oleh Tarigan di atas adalah
untuk memperoleh informasi dari teks cerita yang dibaca. Dalam
memaparkan tujuan membaca tersebut, Tarigan mengelompokkan
tujuan-tujuan membaca berdasarkan beberapa kegiatan yang dilakukan
pembacanya, sehingga tujuannya berbeda-beda antara kegiatan membaca
yang satu dengan membaca lainnya tergantung pada konteksnya.
Dalam kegiatan pembelajaran membaca, siswa harus dilatih secara
bertahap, sehingga siswa bisa menguasai keterampilan khusus dalam
membaca secara baik.
Tujuan orang membaca ialah:9
1. untuk mengerti atau memahami isi/pesan yang terkandung dalam satu bacaan seefisien mungkin; dan
2. Morrow dalam Subyakto dan Nababan mengatakan bahwa tujuan membaca ialah untuk mencari informasi yang
a. kognitif dan intelektual, yakni yang digunakan seseorang untuk menambah keilmiahannya sendiri;
b. teferensial dan faktual, yakni yang digunakan seseorang untuk mengetahui fakta-fakta yang nyata di dunia ini; dan
c. afektif dan emosional, yakni yang digunakan seseorang untuk mencari kenikmatan dalam membaca.
Selanjutnya tujuan membaca menurut Cahyani dan Hodijah mengungkapkan tujuan membaca di antaranya.10
9
Subyakt o dan Nababan, M et odologi Pengajaran Bahasa, (Jakart a: Pust aka Ut ama, 1993). h. 164
10
a. membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokkoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). b. membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang
baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk ide-ide utama (reading main for ideas).
c. membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya-setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan, dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).
d. membaca untuk menemukan serta mengtahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e. membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar untuk seorang tokoh, apa yang benar. Ini disebut
membaca untuk mengkelompokan, membaca untuk
mengklafikasikan (reading to classifiy).
f. membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca evaluasi (reading evaluate).
Pendapat selanjutnya mengenai tujuan membaca setiap individu dalam
kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pengetahuan bahasa, minat,
serta kebutuhan bahasa.11
Dari beberapa tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki
tujuan yang sangat penting bagi semua pembaca. Tujuan membaca tersebut antara
lain untuk mencari informasi tentang suatu hal, mengetahui secara menyeluruh isi
bacaan, serta menilai kebenaran suatu gagasan isi bacaan yang ditulis oleh
pengarang dalam bentuk teks.
3. Jenis-jenis Membaca
Berkaitan dengan jenis-jenis membaca ditinjau dari bersuara atau tidaknya
si pembaca ketika dia membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu membaca nyaring
dan membaca dalam hati. Penjelasan ini didasarkan pada perbedaan tujuan yang
hendak dicapai.12
→ membaca nyaring
membaca → membaca survei → membaca ekstensif→ membaca sekilas
→ membaca dangkal → membaca teliti → membaca pemahaman →membaca dalam hati → membaca telaah isi → membaca kritis
→ membaca ide-ide → membaca intensif
→ membaca telaah bahasa
3.1 Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan
seorang pengarang.
11
Alek dan Achmad, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 84
12
3.2 Membaca Dalam Hati
Membaca dalam hati hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory), yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Tujuan membaca dalam hati adalah secara umum untuk memperoleh informasi. Secara garis besar
membaca dalam hati terbagi atas membaca intensif dan membaca ekstensif.
a. Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Tujuan
membaca ekstensif adalah untuk memahami isi bacaan dengan
cepat.
Membaca ekstensif ini meliputi pula :
1) Membaca survei
Sebelum membaca biasanya kita meneliti terlebih
dahulu apa yang hendak kita telaah. Bahkan kita mensurvei
bahan bacaan yang akan dipelajari.
2) Membaca sekilas
Membaca sekilas atau skiming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat
melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mendapatkan
informasi.
3) Membaca dangkal
Membaca dangkal atau superficial reading
bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal
dan tidak bersifat mendalaminya pada suatu bacaan.
b. Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh kesungguhan agar memperoleh pemahaman pada
suatu bacaan.
1) Membaca telaah isi
Membaca telaah isi merupakan kegiatan
pemahaman yang dilakukan setelah mendapatkan bahan
bacaan yang menarik. Membaca telaah isi juga menuntut
ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir, serta
keterampilan menagkap suatu ide pada bahan bacaan
tersebut.
2) Membaca telaah bahasa
Membaca telaah bahasa merupakan kegiatan
membaca yang menuntut adanya suatu pemahaman yang
sangat mendalam pada bahasa yang membangun bacaan
yang terdiri dari isi dan bahasa.
4. Pengertian Membaca Intensif
Membaca intensif atau intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi bentuk maupun dari segi isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut. (Brook dalam Tarigan)13
Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara
cermat dan teliti terhadap teks yang dibaca. Membaca intensif dapat
diterapkan dalam upaya mencari informasi yang bersifat detail.14 Di dalam
membaca intensif, seorang pembaca hendaklah teliti dan cermat pada teks
yang dibacanya agar informasi dapat dipahami oleh pembaca tersebut.
13
Ibid h. 35 14
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
secara sungguh-sungguh dan terus-menerus untuk memahami makna yang
terkandung dalam teks bacaan.15 Dengan kesungguhan serta terus-menerus
di dalam membaca intensif dapat membuat pembaca memahami makna
yang terdapat dalam teks bacaan.
Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
secara seksama, teliti, dan mendalam tentang segala sesuatu yang tertulis
pada teks dengan tujuan memahami isi bacaan secara utuh.16 Ketika
seseorang membaca intensif, yang dibutuhkan bukan hanya seksama dan
teliti saja, namun mendalami teks bacaan secara utuh membuat si pembaca
mendapatkan informasi.
Membaca pemahaman guna merujuk kepada jenis kegiatan
membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang
sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang
lebih luas tentang sesuatu yang dibaca.17 Membaca intensif merupakan
jenis membaca dalam hati, maksudnya membaca yang tidak dilafalkan
agar memperoleh wawasan yang luas dari membaca tersebut.
Membaca pemahaman adalah membaca intensif. Tujuan membaca
pemahaman adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat.18 Membaca
intensif merupakan membaca pemahaman yang mempunyai tujuan
memahami bacaan dengan kecepatan dan kecermatan untuk mendapatkan
pemahaman dari sebuah teks bacaan.
Membaca intensif adalah membaca untuk memahami dan
menganalisis bahan bacaan secara teliti dan mendalami.19 Di dalam
membaca intensif berbeda dengan membaca jenis lainnya, sebab membaca
15
Sukini dan Iskandar,Bahasa dan Sast ra Indonesia 2, (Surakart a: PT Widya Dut a Grafika, 2005). h. 75
16
Sunart i dan M aryani, Int isari Bahasa dan Sast ra Indonesia Unt uk SM P, (Bandung: CV Pust aka Set ia, 2007). h.85
17
M ulyani Yet i, Ket erampilan Berbahasa Indonesia SD,(Jakart a: Universit as Terbuka,2007). h.4.8
18
Suryandaru Anindit a, Bahasa dan Sast ra Indonesia 3, (Semarang: CV Aneka Ilmu, 2007). h.4
19
intensif membutuhkan ketelitian yang sangat mendalam untuk
mendapatkan informasi dari sebuah teks bacaan.
B. Kooperatif Jigsaw
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang mempunyai peraturan yang harus dipatuhi oleh siswa. Pembelajaran kooperatif ini dapat membantu siswa yang kurang pandai untuk mengerti sebuah materi yang diajarkan oleh siswa yang pandai dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.20
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
berkelompok, dengan belajar berkelompok membuat siswa yang pandai
dan siswa yang kurang pandai dapat bekerjasama untuk menerima
pembelajaran.
2. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa jenis, yaitu:
a. Student Teams Achivement Division (STAD)
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan
salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
b. Team Games Tournamen (TGT)
Model kooperatif Team Games Tournamen (TGT)
dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath
Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan
20
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
c. Tim Ahli (Jigsaw)
Model jigsaw merupakan model yang menerapakan
metode diskusi dalam dua tahap pada pembelajaran, yaitu
tiap tahap disebut kelompok asal dan kelompok ahli.
d. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok merupakan model kooperatif
yang paling kompleks dan paling sulit diterapkan model ini
dikembangkan pertama oleh Thelan.
e. Think Pair Share (TPS)
Strategi think-pair-share (TPS) atau berpikir
berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa.
f. Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) atau penomoran
berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif
yang dirancang untuk mempegaruhi pola interaksi siswa
dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
3. Kooperatif Jigsaw 3.1 Pengertian Jigsaw
Di dalam pembelajaran, seorang guru membutuhkan beberapa
model untuk mempermudah penyampaian materi, salah satunya model
Model jigsaw merupakan model yang menerapakan metode diskusi dalam dua tahap. Diskusi tahap pertama, siswa dibentuk kelompok sesui karakteristik materi. Kelompok ini disebut kelompok asal yang pada awalnya masing-masing anggota kelompoknya bekerja individual sesuai tugas yang diberikan. Diskusi kedua dibentuk kelompok ahli. Setiap siswa dari kelompok asal yang membahas materi yang sama berkumpul dalam satu kelompok untuk merumuskan materi yang ditugaskan. Kelompok ahli bertugas memberi penjelasan pada kelompok asal.21
Kooperatif jigsaw merupakan belajar kelompok yang begitu
menyenangkan. Pada kooperatif jigsaw terdapat dua kelompok yang
bernama kelompok asal dan ahli. Pada kelompok asal, terdapat beberapa
siswa yang telah mendapatkan materi. Sedangkan pada kelompok ahli,
kumpulan dari beberapa siswa dari kelompok asal yang akan membahas
materi yang mereka dapatkan pada kelompok asal.
Selanjutnya pengertian tentang kooperatif jigsaw adalah salah satu
dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel. Beberapa
modifikasi dapat membuatnya tetap pada model dasarnya tetapi mengubah
beberapa detail implementasinya:
1. Agar tidak membuat para siswa merujuk kepada materi
naratif untuk mengumpulkan informasi mengenai topik
mereka, Anda juga bisa menyuruh mereka mencari
serangkaian materi-materi kepustakaan atau kelas untuk
mendapatkan informasi tersebut.
2. Setelah para ahli menyampaikan laporan, mintalah siswa
menulis esai atau memberikan laporan lisan.
3. Anda juga bisa memberikan tiap tim topik yang unik untuk
dipelajari bersama dan memberikan masing-masing
anggota tim sebuah subtopik Tim kemudian dapat
mempersiapkan dan membuat sebuah presentasi lisan dari
hadapan kelas.22
21
Berdiat i, Ika, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pakem, (Bandung: Sega Arsy, 2010) hal.99
22
3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw, di antaranya:
1. Guru membuka pembelajaran dengan yel-yel sebagai
penyemangat.
2. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang akan dicapai.
3. Guru menentukan topik.
4. Guru membentuk kelompok siswa yang jumlah anggotanya
sesuai dengan sub topik yang akan dibahas. Kelompok ini
disebut kelompok asal. Bila sub topik ada 4 maka kelompok
asal terdiri dari 4 orang.
5. Guru meminta meminta masing-masing siswa dalam kelompok
asal mempelajari teks bacaan sesuai dengan sub topik.
6. Setelah batas waktu yang ditentukan, guru meminta siswa
membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
7. Pada sesi ini masing-masing kelompok ahli boleh
mempersentasikan hasil diskusinya.
8. Guru meminta masing-masing siswa dalam kelompok ahli
kembali ke kelompok asal.
9. Guru meminta masing-masing kelompok asal merumuskan
keseluruhan topik.
Contoh Pengaturan Kelas
A B
C D
Pengaturan Kelas Saat Diskusi Kelompok Asal
A B
C D
A B
C D
A B
C D
A B
C D
A B
C D
A B
C D
A B
A A
A A
A A
A A
Pengaturan Kelas Saat Diskusi Kelompok Ahli
C C
C C
C C
C C
D D
D D
D D
D D B B
B B
B B
Pada langkah-langkah pembelajaran jigsaw yang telah
dipaparkan oleh Ika Berdiati, sama halnya dengan yang dipaparkan
Trianto di bawah ini.
Jigsaw telah dikembangkan oleh Elliot Aroson dan teman-teman
dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di
Universitas John Hopkins.
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang).
Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab.
Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang
ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya.
Pada pertemuan dan diskusi asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.23
23
C. Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian
sebelumnya, yang dilakukan oleh Sari Ratna Virta, dengan judul
Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Buku Biografi Tokoh
dengan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw pada Siswa Kelas VII E
SMPN 2 Kudus.dari Universitas Negeri Semarang, pada tahun 2007. Hasil
dari penelitian menunjukkan keterampilan membaca intensif buku biografi
tokoh dengan metode kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII SMPN 2
Kudus, mengalami peningkatan setelah menggunakan metode kooperatif
jigsaw.
Penelitan yang dilakukan oleh Munawaroh, dengan judul
Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas VII B
SMPN 10 Semarang, pada tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keterampilan membaca intensif teks profil tokoh kelas VII B
SMPN 10 Semarang, mengalami peningkatan setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Siti Hidayatul
Mukaromah, dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Intensif
melalui Metode SQ3R di Kelas V MI Riyadlul Ulum Bangil Pasuruan,
pada tahun 2010. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan
membaca intensif melalui metode SQ3R di kelas V Riyadlul Ulum Bangil
Pasuruan dapat meningkat setelah menggunakan metode SQ3R.
Dari ketiga penelitian yang relevan di atas, dapat disimpulkan ada
peningkatan yang signifikan karena adanya relevansi antara membaca
25 A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di sebuah sekolah Madrasah Tsnawiyah
yang ada di Cikarang Utara yaitu MTs. Al-Mujahidin, walaupun
merupakan sekolah swasta tetapi MTs. Al-Mujahidin terakreditasi A.
Kedisiplinannya dalam belajar dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam,
sangat diakui oleh masyarakat Cikarang.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian, pada bulan Agustus
sampai bulan Oktober tahun 2011, bertepatan dengan tahun ajaran
2011/2012. Pada tahun ajaran baru ini merupakan waktu yang sangat baik
untuk peneliti dalam mengadakan penelitian pada pembelajaran bahasa
Indonesia pada siswa kelas VII A sampai VII F MTs. Al-Mujahidin
Cikarang.
Pada tanggal 09 - 13 Agustus 2011 peneliti mengadakan observasi
di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Observasi perdana bertepatan dengan
hari Rabu pukul 07.40, peneliti melakukan observasi tentang membaca
intensif di kelas VII A sampai VII B, untuk kelas VII berikutnya dilakukan
pada esok hari, observasi ini berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 09
hingga tanggal 13 Agustus 2011.
Setelah selesai observasi pada tanggal 13 Agustus 2011, peneliti
melanjutkan penelitian kepada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin tentang
peningkatan keterampilan membaca intensif dengan menggunakan metode
kooperatif jigsaw. Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus sampai
B. Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca
Intensif dengan Metode Kooperatif Jigsaw pada Siswa Kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang Tahun Ajaran 2011/2012” merupakan jenis
penelitian lapangan. Penelitian lapangan yakni peneliti memahami
hasil observasi, hasil observasi ini terdiri dari catatan lapangan yang
dibuat oleh peneliti sendiri. Peneliti juga mendokumentasikan foto pada
saat observasi di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Adapun pendekatan
penelitian yang dilakukan yakni menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.2
Dalam populasi pada penelitian ini, adalah seluruh siswa kelasVII
MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah “Puposive Sampling”, yakni pengambilan sampel
berdasarkan tujuan penelitian. Dengan perlakuan menggunakan
metode kooperatif jigsaw terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang atau yang dirumuskan (A).
1
Sugiyono, M et ode Penelit ian Pendidikan, (Bandung: Alf abet a, 2010) h. 14
2
Pada kelas VII F (eksperimen) berjumlah siswa 40 siswa yang
diberikan (A). Sedangkan kelas E (kontrol) dengan jumlah siswa 40
sebagai kelas kontrol tidak diberikan (A). Kelas ini dipilih sebagai
sampel penelitian karena kelas ini dinilai lebih baik dan kondusif di
antara kelas lainnya.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu dengan
menggunakan metode eksperimen. Pengertian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk
meprediksi atau mengontrol fenomena.3
Metode eksperimen mempunyai beberapa jenis, namun yang
digunakan oleh peneliti jenis true eksperimen (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel
luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas
internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi.4
Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan antara kelas eksperimen, dengan kelas
kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Kelas eksperimen yang akan
diberikan perlakuan oleh peneliti dengan cara memberikan metode
kooperatif jigsaw kepada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan oleh peneliti
mengenai diskusi kooperatif jigsaw. Maka di sini akan terlihat apakah
kelas eksperimen akan terjadi peningkatan keterampilan membaca intensif
dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw.
E. Desain Penelitian
Pada penelitian ini, menggunakan desain penelitian Control Group Pretest – Postest. Pretest merupakan tes yang dilakukan pada awal
3
Samsudin dan Damaiant i, M et ode Penelit ian Bahasa, (Bandung: Universit as Pendidikan Indonesia, 2006). h.153
4
observasi pada kelas kontrol dan eksperimen. Sedangkan postest
merupakan tes yang dilakukan pada saat penelitian pada kelas kontrol dan
eksperimen. Pada postest terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan eksperimen. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan metode
kooperatif jigsaw sedangkan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat menunjang
sejumlah data yang diasumsikan untuk menjawab beberapa pertanyaan
yang menguji hipotesis. Pada penelitian ini, menggunakan 2 instrumen
penelitian, yaitu:
1. Tes Hasil Belajar
Tes yang dilakukan ini untuk mengukur sejauh mana pemahaman
membaca intensif siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin dalam
pembelajaran bahasa Indonesia yang diberikan guru mata pelajaran
tersebut. Tes yang diberikan untuk siswa kelas VII merupakan tes
tertulis dalam bentuk uraian.
2. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini, agar peneliti
mendapatkan informasi mengenai respon siswa kelas VII MTs.
Al-Mujahidin mengenai pembelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode kooperatif jigsaw.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan RPP yang sesuai dengan Standar Kompetensi
(SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
b. Membuat soal tentang materi membaca intensif
G. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel
y = dependen (terikat) dan x = independen (bebas). Variabel y =
membaca intensif sebagai variabel defenden dan variabel x = metode
kooperatif jigsaw sebagai variabel indefenden.
H. Teknik Analisis Data
Setelah peneliti melakukan uji coba instrumen, selajutnya
dilakukan penelitian di MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Data yang telah
diperoleh peneliti melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan tujuan agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan
penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan
data tersebut dalam bentuk statistik.
Di bawah ini penggunaan statistik untuk pengolahan data tersebut
adalah :
1. Uji Hipotesis
t = x1 – x2 dan Sg = √(n1- 1) S12 + (n2-1)S22
Sg√1 + 1 n1+n2 -2
n1 n2
Keterangan :
x1 = rata-rata skor kelompok eksperimen
x2 = rata-rata skor kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota kelompok kontrol
S12 = varians kelompok eksperimen
S22 = varians kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Mengajukan hipotesis, yaitu:
1. Uji kesamaan uji dua rata-rata hasil pretest
Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor
pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha : Ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
2. Uji kesamaan uji rata-rata hasil postest
Ho : Tidak ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor
postest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Ha : Ada peningkatan yang signifikan antara rata-rata skor postest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
b. Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t
c. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus : dk = n1 + n2
d. Menentukan nilai ttabel dengan = 0,05
e. Menguji hipotesis
Jika –t tabel < t hitung maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan
0,95.
Jika thitung < -ttabel maka Ha diterima pada tingkat kepercayaan
32
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Al-Mujahidin Cikarang
1. Sejarah Singkat MTs. Al-Mujahidin Cikarang
MTs. Al-Mujahidin Cikarang berdisi sejak tahun 1990. Dengan
sumbangan berupa wakaf tanah, peralatan bangunan, tenaga dan
lain-lain, menjadikan MTs. Al-Mujahidin mendapatkan respon yang sangat
baik dari masyarakat Cikarang. Semua itu dilihat dari jumlah seluruh
siswa pada tahun ajaran 2007/2008 mencapai 800 siswa.
Pada saat ini tahun ajaran 2011/2012 penerimaan siswa dibatasi
agar terciptanya kelas dengan kondisi yang efektif saat proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Total keseluruhan siswa MTs.
Al-Mujahidin dari siswa kelas VII sampai XI pada tahun ajaran ini
berjumlah 720 siswa, rata-rata 40 siswa per kelas. Sedangkan siswa
kelas VII di MTs. Al-Mujahidin terdapat 6 kelas, yaitu kelas VII A
sampai kelasVII F.
Kepala Sekolah di MTs. Al-Mujahidin bernama Drs. H.
Martaya, beliau merupakan salah satu anak dari tokoh pendiri MTs.
Mujahidin Cikarang. Adapun total keseluruhan guru di MTs.
Al-Mujahidin 21 guru. Daftar keseluruhan guru,struktur organisasi, dan
[image:45.612.142.536.53.534.2]Kepala Sekolah
Drs. H. M artaya
Dewan Kom ite
Drs. Edi Fuksi
w k ur Kurikulum
Tito Athoilah, S.Pd.i
w k ur Kesiswaan
Abdurrahman, S.Pd.i
Tata Usaha
Yulianti, S.Pd
w k ur Sarana Prasarana
Gunawan, S.Pd.i
w k ur Hum as
Edeng, S.Pd
Wakil Kepala Sekolah
MTS. AL-MUJAHIDIN
Sekretariat : Jl. K.H. Fudholi No.83 Cikarang Utara Kab. Bekasi
No Nama L/P Tempat,
Tanggal Lahir
Pendidikan Jurusan Jabatan Mengajar Bidang Studi
1. Drs. H. Martaya L Bekasi,
24-09-1953
UIN Jakarta PAI Kepala Sekolah Aqidah
2. Drs. Ugem Subagio L Bekasi
01-11-1970
IKIP Jakarta Administrasi
Pendidikan
Wakil Kepala Sekolah PPKN
3. Hamdani, S.Pdi L Bekasi
22-06-1962
INISA Bahasa Arab Guru Bahasa Arab
4. Titi Sumiati, S.Pd P Ciamis
15-12-1975
UNSIL Matematika Guru Matematika
5. Yulianti, S.Pd P Klaten
08-07-1975
S1 UNS IPS Tata Usaha IPS
6. Gunawan, S.Pd.i L Bekasi
18-07-1974
27-11-1977 Indonesia
8. Rahmatulloh,
S.Fil.i
L Jakarta
27-11-1977
S1 IAIN Aqidah Filsafat Guru Al-qur’an Hadist
9. Abdurrahman,
S.Pd.i
L Bekasi
11-03-1976
S1 STAIN PAI PKM kesiswaan Al-qur’an Hadist
10. Tito Athoilah,
S.Pd.i
L Bekasi
31-12-1972
S1
AS-SYAFI’YAH
Bahasa Inggris PKM Kurikulum Bahasa Inggris
11. Drs.Manzilah P Jakarta
10-06-1963
S1 IAIN Syari’ah Guru Fiqih
12. Drs. Edi Fuksi L Bekasi
13-11-1963
S1 IKIP
Jakarta
Matematika Dewan komite Matematika
13. Edeng, S.Pd L Bekasi
19-04-1965
S1 UNSIKA PLS\akta IF\IV Humas Penjaskes
14. Usman Af, S.Ag L Bekasi
02-03-1964
S1 UNSIKA PAI Guru Aqidah Akhlak
15. M. Jaenal Abidin,
S.Pd
L Majalengka
13-11-1973
30-05-1979
17. Lili Muflihah, S.Pd P Bekasi
16-12-1989
UNISMA IPS Guru IPS
18. Toto Adi Saputro,
S.Pd.i
L Klaten
25-08-1977
UIN Jakarta Syariah Guru Ekonomi
19. Fakih Mufti, S.Pd L Bekasi
03-10-1987
UIN Jakarta Bahasa Inggris Guru Bahasa Inggris
20. Ahmad Faisal
Fahmi, S.Pd
L Bekasi
08-11-1987
UIN Jakarta IPS Guru IPS
21. Muhamad Irfan,
S.Pd
L Bekasi
18-01-1982
UIN
Bandung
PROFIL MADRASAH
No. Identitas Madrasah
1. Nama Madrasah MTs. Al-Mujahidin
2. Nomor Induk Madrasah -
3. Nomor Statistik Madrasah 121232160091
4. Provinsi Jawa Barat
5. Otonomi Daerah Kabupaten Bekasi
6. Kecamatan Cikarang Utara
7. Desa/Kelurahan Karang Asih
8. Jalan dan Nomor K.H. Fudholi Nomor:83
9. Kode Pos 17530
10. Telepon Kode Wilayah:021 Nomor: 8902719
11. Faxsimile/Fax Kode Wilayah:021 Nomor:8900559
12. Daerah Perkotaan
13. Status Madrasah Negeri Swasta 14. Kelompok Madrasah Inti
Model Imbas Terbuka
15. Akreditasi A (4 tahun)
B (2,5 tahun) C (6 bulan)
16. Surat Keputusan/SK Nomor:a/KW.10.4/MTs/16/004/2005 TGL:29 AGUSTUS 2005.
17. Penerbit SK
(ditandatangani) oleh
Kepala Kanwil DEPAG Provinsi Jawa Barat
18. Tahun Berdiri 1990
19. Tahun Perubahan -
20. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi Siang
Pagi dan Siang 21. Bangunan Madrasah Milik Sendiri
Bukan Milik Sendiri 22. Luas Bangunan L : 38 m P: 53 m
MTs. Al-Mujahidin Cikarang berdiri sejak tahun 1990, tetapi
kondisi gedung sekolahnya selalu direnovasi agar para siswa dan guru
merasa nyaman dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Di
bawah ini dokumentasi gedung MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Gambar 4.1
[image:53.612.151.535.76.644.2]Gedung MTs. Al-Mujahidin Cikarang
[image:53.612.204.523.489.681.2]Pada gambar di atas, tampak siswa MTs. Mujahidin
Cikarang sedang melakukan kegiatan olahraga di lapangan
[image:54.612.150.540.54.526.2]sekolah.
Gambar 4.3 Ruang laboraturium IPA
MTs. Al-Mujahidin mempunyai 12 ruang kelas, pembagian ruang
kelas untuk pagi hari hanya kelas VII dan kelas XI, kelas VIII
mendapatkan jadwal siang hari. Jadwal masuk siswa VII dan XI pada pagi
hari pukul 07.00-12.00, sedangkan jadwal masuk kelas VIII pukul
12.20-17.20. Sebelum siswa memulai Kegian Belajar Mengajar (KBM), siswa
mengikuti acara tadarusan selama 20 menit. Tidak hanya itu saja, setelah
KBM selesai, seluruh siswa diwajibkan shalat Zuhur dan Ashar secara
misi MTs. Al-Mujahidin oleh pihak yayasan dan dipatuhi oleh siswa dan
guru di sana. Di bawah ini, visi dan misi MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
VISI DAN MISI MTS. AL-MUJAHIDIN CIKARANG
Visi :
“ Terbentuknya peserta didik yang beriman, bertaqwa, berahlak mulia, dan berpengetahuan luas”.
Indikator visi :
1. Terlaksananya pendidikan sepanjang hayat.
2. Terbentuknya pribadi –pribadi yang berakhlak mulia
3. Terbentuknya pribadi siswa yang disiplin.
4. Bertanggung jawab.
5. Tercapainya tujuan pendidikan Nasional
6. Terberdayanya potensi siswa dilingkungan masyarakat.
Misi :
1. Melaksanakan pendidikan sepanjang hayat yang berbasis keselamatan
dan kebahagian dunia dan akhirat .
2. Melaksanakan pengajaran dan pendidikan islam yang berwawasan Ahli Sunah
Waljama’ah.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan takwa.
4. Melaksanakan pendidikan yang seimbang antara kurikulum formal, pengkajian
B. Deskripsi Data
Peneliti telah melakukan uji coba instrumen pada kelas VII MTs.
Al-Mujahidin Cikarang dengan jumlah sampel penelitian 80 siswa dan 5
soal instrumen. Penelitian ini berlangsung di MTs. Al-Mujahidin Cikarang
diperoleh dari data nilai pretest dan posttest dari 80 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kontrol.
Kelas eksperimen terdiri dari 40 siswa dan kelas kontrol terdiri
dari 40 siswa. Data tersebut dianalis dan dibahas sebagai upaya untuk
peneliti mengetahui peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol, mengenai membaca intensif menggunakan metode
kooperatif jigsaw pada siswa kelas VII MTs. Al-Mujahidin Cikarang.
Pengumpulan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan
alat pengumpul data berupa tes objektif dengan bentuk uraian yang terdiri
dari 5 soal. Adapun deskripsi data hasil pretest dan posttest kelompok kontrol yakni kelompok siswa pada kelas VII E yang tidak diberikan
perlakuan dan kelompok eksperimen yakni kelompok siswa kelas VII F
yang mendapatkan perlakuan (membaca intensif menggunakan metode
kooperatif jigsaw) adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian mengenai tes awal
membaca intensif kelompok kontrol yang terdiri dari 40 siswa kelas VII E
dijadikan sampel penelitian. Di bawah ini nilai kelompok kontrol sebagai
MTs. Al-Mujahidin Cikarang berdisi sejak tahun 1990. Dengan
sumbangan berupa wakaf tanah, peralatan bangunan, tenaga dan lain-lain,
menjadikan MTs. Al-Mujahidin mendapatkan respon yang sangat baik
dari masyarakat Cikarang. Semua itu dilihat dari jumlah seluruh siswa
pada tahun ajaran baru 2007/2008 mencapai 800 siswa. Kepala Sekolah di
MTs. Al-Mujahidin bernama Drs. H. Martaya, beliau merupakan salah
satu anak dari tokoh pendiri MTs. Al-Mujahidin Cikarang. Adapun total
keseluruhan guru di MTs. Al-Mujahidin 21 guru.
Namun pada saat ini tahun ajaran 2011/2012 penerimaan siswa
dibatasi agar terciptanya kelas dengan kondisi yang efektif saat proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), jadi total keseluruhan siswa MTs.
Al-Mujahidin dari siswa kelas VII sampai XI pada tahun ajaran ini berjumlah
720 siswa, dimana rata-rata 40 siswa per kelas. Sedangkan siswa kelas VII
di MTs. Al-Mujahidin terdapat 6 kelas, yaitu kelas VII A sampai kelasVII
F. Untuk lebih jelasnya tentang MTs. Al-Mujahidin Cikarang, penulis
[image:57.612.150.536.52.543.2]menampilkan beberapa gambar gedung MTs. Al-Mujahidin Cikarang pada
Pada gambar di atas, tampak siswa MTs. Mujahidin
Cikarang sedang melakukan kegiatan olahraga di lapangan
MTs. Al-Mujahidin mempunyai 12 ruang kelas, pembagian ruang
kelas untuk pagi hari hanya kelas VII dan kelas XI, kelas VIII
mendapatkan jadwal siang hari. Jadwal masuk siswa VII dan XI pada pagi
hari pukul 07.00-12.00, sedangkan jadwal masuk kelas VIII pukul
12.20-17.20. Sebelum siswa memulai Kegian Belajar Mengajar (KBM), siswa
mengikuti acara tadarusan selama 20 menit. Tidak hanya itu saja, setelah
KBM selesai, seluruh siswa diwajibkan shalat Zuhur dan Ashar secara
TABEL 4.1
DAFTAR NILAI PRETES KELAS KONTROL
NO NAMA PRETEST NO NAMA PRETEST
1 ABDUL KHOLIK 26 21 KIKI NURUL FAJRI 53
2 ADE BISMA 26 22 LISNA KARLINA 53
3 AGNA MAULIDI 26 23 M.FAISYAL SIDIQ S 53
4 AHMAD ROFIK A 26 24 MARNI FAUZIAH 60
5 ALDO ANGGITO 33 25 MAULANA MALIK 60
6 ARI OKTASA 33 26 MOH .IRFAN S 60
7 ARISKA 33 27 MUHAMAD FIKRI 60
8 AUDRY BELVA 33 28 MUHAMAD NURAZIS 60
9 AYU TIANA 40 29 MUJAHIDAH AZKIA 60
10 CHOIRUNNISA 40 30 NADILA 60
11 DAUD DEONALDUS 40 31 NIHAYATUL HASBI 60
12 DEWI PEBRIANI 40 32 NOVADIANTI 60
13 FAISAL FAHNUR 40 33 NURUL MISBAHUDIN 73
14 FATCHATUL M 40 34 NURUL TAUFIK 73
15 FAUZI HAMZAH 40 35 RASNI OKTAVIANI 73
16 HASIAN NUGRAHA 46 36 RENDY HIDAYAT 80
17 IRWAN
HERMAWAN
46 37 RISKA AMELIA 80
18 JANATUL SAIDAH 46 38 ROBI FARHAN 80
19 JESSICA VHALERIA 46 39 RULI MAHFUDI A. 80
20 KHOERO 53 40 SARAH KIRANA 80
Pada tabel di atas, nilai terendah yang diperoleh siswa kelompok kontrol
adalah 26; sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelompok kontrol