• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK DAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI YANG MALNUTRISI MELALUI SUPLEMENTASI MULTI-MIKRONUTRIEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK DAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI YANG MALNUTRISI MELALUI SUPLEMENTASI MULTI-MIKRONUTRIEN"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI MOTORIK DAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI YANG MALNUTRISI DI PEMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Siti Zulaekah* dan Setiyo Purwanto**

*Prodi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS **Fakultas Psikologi UMS

Abstract

Malnutrition is a major problem that afflicts children in the world, which is harmful for both children and nations. Malnutrition can burden a poor country to 3% of gross income countries. The purpose of this study are:analyze the diet of children malnourished, the adequacy of macro and micro nutrients malnourished children, the nutritional status and children's motor development before being given a multi-micronutrient supplementation intervention and In the first year is crossectional design used to determine the diet of children, the adequacy of child nutrition, and motor status of children, further trials will be conducted at the same time making fortified drinks and favorite test. Frequency of eating main results on the average toddler 2.7 + 0.82 times per day. Frequency of the main dining 1x/day minimum and maximum 5x/hari. Source of Nutrient intake of subjects who have met the 80% RDA include: energy intake (90.72%), protein (113.98%), vitamin A (195%), vitamin B2 (106.96%), and vitamin B6 (90 %), whereas the nutrient intake of subjects who did not meet 80% RDA of vitamin B1 (58.91%), vitamin C (70.92%), Fe (69.24%), and zinc (3.9%).Based on the child's fine motor function is seen that the majority (48.91%) children had a normal developmental progression even 28.26% had advanced / above average .. It is also found in fine motor function of children, most children have normal development (36.96%) and advanced / above average (33.70). In general motor function, both gross motor and fine motor in most normal children and above average.

Keyword : Children ages early, Malnutrition, Motor function, Nutritional status

PENDAHULUAN

Malnutrisi merupakan masalah utama yang menimpa anak-anak di dunia, yang

membahayakan baik bagi anak-anak tersebut maupun negara. Malnutrisi dapat

membebani sebuah negara miskin hingga 3% dari pendapatan kotor negara. Bila tidak

ditangani dengan serius, maka diduga akan terjadi peningkatan anak-anak malnutrisi

(2)

adalah kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, serta rendahnya akses ke

pusat-pusat pelayanan kesehatan (Khan, et al., 2007).

UNICEF (2004) menyatakan bahwa malnutrisi akibat defisisensi mikronutrien

dikenal sebagi masalah gizi masyarakat yang sangat penting karena menimpa lebih

dari 2 milyar orang di dunia. Jumlah terbesar terdapat pada negera-negara yang

memiliki pendapatan yang rendah, sehingga seringkali terjadi keterkaitan antara

malnutrisi,infeksi penyakit dan kemiskinan.

Fakta menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit infeksi pada anak

yang malnutrisi 3 hingga 27 kali lebih besar daripada anak-anak yang gizinya baik,

sehingga malnutrisi merupakan faktor risiko yang signifikan penyebab kematian pada

anak (UNS/SCN, 2005). Gangguan kognitif dan psikomotorik serta perilaku pada

anak seringkali dikaitkan dengan malnutrisi (Khan, et al, 2008; Geogieff, 2007).

Beberapa hasil penelitian yang telah didokumentasikan dari beberapa literatur

menunjukkan malnutrisi sangat berkaitan dengan defisiensi berbagai mikronutrien,

baik vitamin maupun mineral. Kekurangan zat besi menimbulkan masalah pada

performan kognitif dan motorik (Unger, et al., 2007; Burden dan Westerlu, 2007;

Pinero, et al., 2007; Murray-Kolb dan Beard, 2007), sedangkan kekurangan seng

dilaporkan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan gangguan imunitas

(Richard, et al., 2006; Hop & Berger, 2005). Defisiensi vitamin B memang jarang

dilaporkan, namun pada anak yang mengalami malnutrisi defisiensi salah

mikronutrien sangat erat kaitannya dengan defisiensi mikronutrien yang lain.

Interaksi yang sinergis dan metabolisme tubuh pada akhirnya kekurangan salah satu

mikronutrien ini akan memicu kekurangan mikronutrien yang lain.

Hasil sistematik review yang dilakukan oleh Eilander et al (2010) terhadap

berbagai penelitian uji acak terkontrol pemberian multimikronutrein terhadap

performa kognitif pada berbagai tingkatan usia dari tahun 1970-2008, menunjukkan

hasil yang berbeda antara hasil penelitian yang satu dengan yang lain. Hasil kajian ini

(3)

apakah pemberian multimikronutrien memberikan efek lebih baik dibandingkan

dibandingkan dengan mikronutrien tunggal.

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Menganalisis pola makan anak malnutrisi, 2)

Menganalisis tingkat kecukupan zat gizi makro dan mikro anak malnutrisi, 3)

Menganalisis status gizi, anak sebelum diberikan intervensi suplemen

multi-mikronutrien, 4) Menganalisis perkembangan motorik anak sebelum diberikan

intervensi suplemen multi-mikronutrien

METODE PENELITIAN

Pada tahun pertama desain yang digunakan adalah crossectional untuk

mengetahui pola makan anak, tingkat kecukupan zat gizi anak, dan status motorik

anak, selanjutnya akan dilakukan uji coba pembuatan minuman berfortifikasi

sekaligus uji kesukaannya. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Semanggi,

Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta

Populasi dalam penelitian ini meliputi semua anak yang berumur 1-3 tahun

diperoleh dari data yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan Surakarta, dengan

kriteria inklusi yaitu z-score berat badan anak kurang menurut umur (BB/U) ≤ -1

berdasarkan kriteria WHO-2005, anak tidak cacat secara fisik, tidak ada kelainan

kongenital serta ada pernyataan kesediaan dari responden untuk menjalani

pemeriksaan atau wawancara selama penelitian berlangsung. Kriteria eksklusi

ditetapkan bila terdapat tanda-tanda yang berkaitan dengan mata seperti

xerophthalmia, kadar Hb<7,5mg/dL, dan mengalami sakit kronis.

Data Pola Makan Anak dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak diperoleh

melalui wawancara dan observasi langsung terhadap ibu atau keluarga tentang

gambaran frekuensi makan anak dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak.

Metode yang digunakan adalah metode survei makan 24-jam yang lalu (multiple 24

hour recall). Data Status Gizi Anak dikumpulkan melalui pengukuran berat badan

(4)

Fungsi Motorik diukur dengan menggunakan test Denver II yang dilakukan oleh

peneliti (psikolog). Untuk mengetahui daya terima suplemen dilakukan uji daya

terima.

Hasil survei konsumsi makanan dengan metode multiple 24 hour recall diolah

dengan program Nutrisurvey, kemudian dikonversikan ke dalam unsur-unsur kalori

dan zat gizi baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Data antropometri anak yang

meliputi berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diolah dengan menggunakan

software WHO Antro 2005. Pada tahun pertama, analisis yang digunakan adalah

analisis statistik deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan pola

makan anak, tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro, keadaan status gizi anak,

serta gambaran tentang funsi motorik anak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Kejadian Malnutrisi pada Sampel

Berdasarkan data sekunder yaitu data berat badan dan umur anak batita yang

tersedia di Posyandu di wilayah kumuh perkotaan Kelurahan Semanggi, dilakukan

perhitungan z-score berat badan menurut umur (WAZ) anak. Dari 349 anak batita

tersebut didapatkan data prevalensi malnutrisi sebesar 38,11%. Selanjutnya,

dilakukan pengukuran tinggi badan pada subjek ini untuk mendapatkan data z-score

tinggi badan menurut umur (HAZ) dan berat badan menurut tinggi badan (WHZ).

Berdasarkan range nilai HAZ dan WAZ tampak bahwa ada sejumlah anak

yang mengalami malnutrisi tingkat berat, yang ditunjukkan dari nilai z-score < -3

Tabel 1. Rata-Rata z-score WHZ< HAZ< WAZ Sampel

Variabel Mean + Standard Deviasi Range

WHZ -1.11 + 0.65 -2.95 – 0,39

HAZ -2.25 + 0,87 -4.6 – 0,63

(5)

2. Gambaran Pola Makan dan Asupan/Tingkat Konsumsi Sampel

a. Pola Makan

Frekuensi makan utama pada anak batita rata-rata 2,7 + 0.82 kali dalam

sehari. Frekuensi makan utama minimal 1x/hari dan maksimal 5x/hari. Sumber

protein utama meliputi : tahu, tempe, telur, dan susu. Makanan jajanan pada

anak-anak yaitu : biskuit, makanan ringan (wafer, chiki), permen, mie goreng, kacang,

bakso ojek, cireng (aci goreng), es sirup, jelly, tempura, otak-otak, dan permen.

Sumber vitamin A sebagian besar berasal dari susu formula yang rata –rata lebih dari

tiga kali sehari.

b. Asupan Zat Gizi

Tabel 2. Asupan Zat Gizi Subjek

Zat Gizi X + SD % AKG

Asupan Energi (Kal) 907+ 421.06 90.72 %

Asupan Protein (gr) 27.45+ 15.5 113.98%

Asupan Vitamin A (µg) 542.598 + 375.38 195 %

Asupan Vitamin B1 (mg) 0.295+ 0.236 58.91 %

Asupan Vitamin B2 (mg) 0.535 + 0.376 106.96%

Asupan Vitamin B6 (mg) 0.45 + 0.269 90%

Asupan Vitamin C (mg) 28.8 + 23.81 70.92%

Asupan Fe (mg) 5.54 + 4.79 69.24%

Asupan Zinc (mg) 31.9 + 21.6 39 %

Berdasarkan range dari nilai HAZ dan WAZ, tampak bahwa ada sejumlah

anak yang mengalami malnutrisi tingkat berat, yang ditunjukkan dari nilai zscore <

-3SD.

Asupan zat gizi subjek yang telah memenuhi 80% AKG (Angka Kecukupan

Zat Gizi) meliputi : asupan energi (90.72%), protein (113.98%), vitamin A (195%),

(6)

tidak memenuhi 80% AKG terdiri dari asupan vitamin B1 (58,91%), vitamin C

(70.92%), Fe (69,24%), dan zinc (3,9%).

3. Fungsi Motorik Sampel

Tabel 3 menunjukkan bahwa tingkat perkembangan motorik halus sebagian

besar anak berkembang secara normal (48,91%), demikian halnya dengan

perkembangan motorik kasar (36,96%) . Pada tabel 6 diketahui bahwa terdapat

beberapa anak yang tidak mempunyai kesempatan dilakukan tes. Hal ini terjadi

karena anak-anak tersebut menolak untuk dites. Perilaku anak-anak malnutrisi

cenderung kurang aktivitas, pengalaman, dan lesu mengakibatkan anak kurang dapat

berinteraksi dengan lingkungan (Grantham-McGregor dan Baker-Henningham

(2005). Berkurangnya interaksi anak dengan lingkungan mengakibatkan anak

menjadi kurang bersosialisasi dengan orang lain termasuk pada penelitian ini adalah

para tester dan psikolog. Tampak anak cenderung tidak pernah mau lepas dari

dekapan ibu.

Tabel 3. Fungsi Motorik Sampel

Perkembangan Tdk Bisa Dites Late Caution Normal Advance

Motorik Halus 8 (8,70%) 8 (8,70%) 5 (5,43%) 45 (48,91%) 26 (28,26%) Motorik Kasar 13 (14,13%) 12 (13,04%) 2 (2,17%) 34 (36,96%) 31 (33,70%)

Berdasarkan fungsi motorik halus anak terlihat bahwa sebagian besar (48,91

%) anak mempunyai perkembangan yang normal bahkan 28,26 % mempunyai

perkembangan advance/diatas rata-rata.. Hal ini juga ditemui pada fungsi motorik

halus anak, sebagian besar anak mempunyai perkembangan normal (36,96 %) dan

advance/diatas rata-rata (33,70 ) . Tabel 5 menunjukkan bahwa secara umum fungsi

motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus pada sebagian besar anak normal

(7)

Tabel 4 Fungsi Motorik Halus berdasarkan Status Gizi Sampel

Late Caution Normal Advance Jumlah

Wasted

Berdasarkan status gizi anak terlihat bahwa dari 9 anak berstatus gizi wasted

memiliki fungsi motorik halus normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 77,78 %

sedangkan dibawah normal sebesar 11,11 %, dari 83 anak berstatus gizi tidak wasted

memiliki fungsi motorik halus normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 77,11 %

sedangkan dibawah normal sebesar 14,45, %. Dari 53 anak berstatus gizi Stunted

memiliki fungsi motorik halusnormal dan diatas rata –rata adalah sebesar 73, 49%

sedangkan dibawah normal sebesar 15,09%, dari 39 anak berstatus gizi tidak stunted

memiliki fungsi motorik halus normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 82,05 %

sedangkan dibawah normal sebesar 12,82, %.

Berdasarkan status underweight dari 43 anak berstatus gizi underweight

memiliki fungsi motorik halus normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 79,07 %

sedangkan dibawah normal sebesar 11,95 %, dari 49 anak berstatus gizi tidak

underweight memiliki fungsi motorik halus normal dan diatas rata –rata adalah

(8)

anemia dari 23 anak yang anemia sebesar 73,92 % memiliki fungsi motorik halus

maupun tidak anemia cenderung mempunyai fungsi motorik halus lebih baik

dibandingkan dengan anak anak yang mempunyai status giz ( wasted, stunted,

underwight) kurang maupun anemia.

Tabel 5. Fungsi Motorik Kasar Berdasarkan Status Gizi Sampel

Status Gizi

Berdasarkan status gizi anak terlihat bahwa dari 9 anak berstatus gizi wasted

memiliki fungsi motorik kasar normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 66,66 %

sedangkan dibawah normal sebesar 22,22 %, dari 83 anak berstatus gizi tidak wasted

memiliki fungsi motorik kasar normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 71,96 %

sedangkan dibawah normal sebesar 14,64, %. Dari 53 anak berstatus gizi Stunted

memiliki fungsi motorik kasar normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 61,54%

(9)

stunted memiliki fungsi motorik kasar normal dan diatas rata –rata adalah sebesar

84,62 % sedangkan dibawah normal sebesar 7,69 %.

Berdasarkan status underweight dari 43 anak berstatus gizi underweight

memiliki fungsi motorik kasar normal dan diatas rata –rata adalah sebesar 64,39 %

sedangkan dibawah normal sebesar 23,81 %, dari 49 anak berstatus gizi tidak

underweight memiliki fungsi motorik kasar normal dan diatas rata –rata adalah

sebesar 76,55 % sedangkan dibawah normal sebesar 8,16 %. Secara umum tabel 5

menunjukkan bahwa anak yang mempunyai status gizi (wasted, stunted, underwight)

cukup cenderung mempunyai fungsi motorik kasar lebih baik dibandingkan dengan

anak anak yang mempunyai status giz (wasted, stunted, underwight) kurang.

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian lain, bahwa gangguan kognitif dan

psikomotorik serta perilaku pada anak seringkali dikaitkan dengan malnutrisi (Khan,

et al, 2008; Geogieff, 2007). Selain itu beberapa literatur menunjukkan malnutrisi

sangat berkaitan dengan defisiensi berbagai mikronutrien, baik vitamin maupun

mineral. Kekurangan zat besi menimbulkan masalah pada performan kognitif dan

motorik (Unger, et al., 2007; Burden dan Westerlu, 2007; Pinero, et al., 2007;

Murray-Kolb dan Beard, 2007).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan penelitian ini adalah :1) Frekuensi makan anak-anak malnutrisi di

Kelurahan Semanggi adalah 2 hingga 3 kali makan dalam sehari, 2)Tingkat

kecukupan zat gizi anak-anak malnutrisi di Kelurahan Semanggi yang belum

mencukupi AKG untuk anak usia 1-3 tahun meliputi vitamin B1, vitamin B6, vitamin

C, Fe, dan zinc, 3) Anak-anak malnutrisi yang mempunyai status wasted, stunted, dan

underweight adalah berturut-turut sebesar 9,78%, 57,61%, dan 46,74%, 4) Fungsi

motorik halus dan motorik kasar dari anak-anak malnutrisi di Kelurahan Semanggi

yang di bawah normal masing-masing adalah 14,13% dan 15,21% dan 5)

Berdasarkan hasil uji daya terima terhadap suplemen, rasa dan aroma yang paling

(10)

oranye.Berdasarkan simpulan, terlihat bahwa angka malnutrisi pada anak di wilayah

ini masih cukup tinggi, selain itu beberapa anak juga masih mempunyai fungsi

motorik dibawah normal. Oleh karena itu saran penelitian ini adalah perlu dilakukan

beberapa upaya untuk meningkatkan status gizi dan fungsi motorik anak diantaranya

adalah melalui suplementasi.

DAFTAR PUSTAKA

Berger, SG., de Pee, S., Bloem, MW., Halati, S. and Semba, RD. 2007. Malnutrition and Morbidity Are Higher in Children Who Are Missed by Periodic Vitamin A Capsule Distribution for Child Survival in Rural Indonesia.

J. Nutr. 137: 1328–1333.

Burden, MJ., Westerlu, AJ. 2007. An Event-Related Potential Study of Attention and Recognition Memory in Infants With Iron-Deficiency Anemia

Pediatrics;120;e336-e345

Georgieff, MK. 2007. Nutrition and the developing brain: nutrient priorities and measurement. Am J Clin Nutr, 85: 614S-20S.

Grantham-McGregor S. and Baker-Henningham, H. 2005. Review of the evidence linking protein and energy to mental development. Public Health Nutr, 8: 1191-1201.

Hop, LT., Berger, J. 2005. Multiple Micronutrient Supplementation Improves Anemia, Micronutrient Nutrient Status, And Growth Of Vietnamese Infants: Double-Blind, Randomized, Placebo-Controlled Trial. J. Nutr. 135: 660S– 665S.

Khan, AA., Bano, N.,Salam, A. 2007. Child Malnutrition in South Asia, A comparative Perspective. South Asian Survey; 14(1): 129-145.

Murray-Kolb, LE., Beard, JL. 2007. Iron treatment normalizes cognitive functioning in young women Am J Clin Nutr 2007;85:778–87.

(11)

Richard, SA., Zavaleta, N., Caulfield, LE., Black, RE., Witzig, RS., Shankar, AH. 2006. Zinc And Iron Supplementation And Malaria, Diarrhea, And Respiratory Infections In Children In The Peruvian Amazon Am. J. Trop. Med. Hyg., 75(1):126–132

Unger, EL., Paul, T., Murray-Kolb, LE., Felt, B., Jones, BC., Beard, JL. 2007. Early Iron Deficiency Alters Sensorimotor Development and Brain Monoamines in Rats. J. Nutr. 137: 118–124.

UNS/SCN. 2005. 2005. Crisis Situations Report n° 6 – Summary. United Nations System Standing Committee on Nutrition. Geneva.

WHO. 2004. Malnutrition: The Global Picture. WHO. Geneva.

(12)

RINGKASAN

PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK DAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI YANG MALNUTRISI MELALUI SUPLEMENTASI MULTI-MIKRONUTRIEN ( SitiZulaekah dan Setiyo Purwanto, 2011, 39 halaman)

Malnutrisi merupakan masalah utama yang menimpa anak-anak di dunia, yang membahayakan baik bagi anak-anak tersebut maupun negara. Malnutrisi dapat membebani sebuah negara miskin hingga 3% dari pendapatan kotor negara. Bila tidak ditangani dengan serius, maka diduga akan terjadi peningkatan anak-anak malnutrisi dari 166 juta anak menjadi 175 juta pada tahun 2020. Akar permasalahan malnutrisi adalah kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, serta rendahnya akses ke pusat-pusat pelayanan kesehatan (Khan, et al., 2007).

Fakta menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit infeksi pada anak yang malnutrisi 3 hingga 27 kali lebih besar daripada anak-anak yang gizinya baik, sehingga malnutrisi merupakan faktor risiko yang signifikan penyebab kematian pada anak (UNS/SCN, 2005). Gangguan kognitif dan psikomotorik serta perilaku pada anak seringkali dikaitkan dengan malnutrisi (Khan, et al, 2008; Geogieff, 2007).

Beberapa hasil penelitian yang telah didokumentasikan dari beberapa literatur menunjukkan malnutrisi sangat berkaitan dengan defisiensi berbagai mikronutrien, baik vitamin maupun mineral. Kekurangan zat besi menimbulkan masalah pada performan kognitif dan motorik (Unger, et al., 2007; Burden dan Westerlu, 2007; Pinero, et al., 2007; Murray-Kolb dan Beard, 2007), sedangkan kekurangan seng dilaporkan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan gangguan imunitas (Richard, et al., 2006; Hop & Berger, 2005).

Tujuan penelitian pada tahun pertama ini adalah : 1) Menganalisis pola makan anak malnutrisi, 2) Menganalisis tingkat kecukupan zat gizi makro dan mikro anak malnutrisi, 3) Menganalisis status gizi, anak sebelum diberikan intervensi suplemen multi-mikronutrien, 4) Menganalisis perkembangan motorik anak sebelum diberikan intervensi suplemen multi-mikronutrien dan 5) Menguji daya terima minuman suplemen multi-mikronutrien yang meliputi tingkat kesukaan terhadap rasa, warna, dan aroma.

Pada tahun pertama desain yang digunakan adalah crossectional untuk mengetahui pola makan anak, tingkat kecukupan zat gizi anak, dan status motorik anak, selanjutnya akan dilakukan uji coba pembuatan minuman berfortifikasi sekaligus uji kesukaannya.

(13)

pemeriksaan atau wawancara selama penelitian berlangsung. Kriteria eksklusi ditetapkan bila terdapat tanda-tanda yang berkaitan dengan mata seperti xerophthalmia, kadar Hb<7,5mg/dL, dan mengalami sakit kronis.

Data Pola Makan Anak dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung terhadap ibu atau keluarga tentang gambaran frekuensi makan anak dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak. Metode yang digunakan adalah metode survei makan 24-jam yang lalu (multiple 24

hour recall). Data Status Gizi Anak dikumpulkan melalui pengukuran berat badan

dan tinggi badan pada saat awal penelitian dan setiap bulan selama penelitian.Data Fungsi Motorik diukur dengan menggunakan test Denver II yang dilakukan oleh peneliti (psikolog). Untuk mengetahui daya terima suplemen dilakukan uji daya terima.

Hasil survei konsumsi makanan dengan metode multiple 24 hour recall diolah dengan program Nutrisurvey, kemudian dikonversikan ke dalam unsur-unsur kalori dan zat gizi baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Data antropometri anak yang meliputi berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diolah dengan menggunakan

software WHO Antro 2005. Pada tahun pertama, analisis yang digunakan adalah

analisis statistik deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan pola makan anak, tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro, keadaan status gizi anak, serta gambaran tentang funsi motorik anak.

Berdasarkan data sekunder yaitu data berat badan dan umur anak batita yang tersedia di Posyandu di wilayah kumuh perkotaan Kelurahan Semanggi, dilakukan perhitungan z-score berat badan menurut umur (WAZ) anak. Dari 349 anak batita tersebut didapatkan data prevalensi malnutrisi sebesar 38,11%. Selanjutnya, dilakukan pengukuran tinggi badan pada subjek ini untuk mendapatkan data z-score tinggi badan menurut umur (HAZ) dan berat badan menurut tinggi badan (WHZ). Berdasarkan range dari nilai HAZ dan WAZ tampak bahwa ada sejumlah anak yang mengalami malnutrisi tingkat berat, yang ditunjukkan dari nilai z-score < -3SD.

Hasil penelitian Frekuensi makan utama pada anak batita rata-rata 2,7 + 0.82 kali dalam sehari. Frekuensi makan utama minimal 1x/hari dan maksimal 5x/hari. Sumber protein utama meliputi : tahu, tempe, telur, dan susu. Makanan jajanan pada anak-anak yaitu : biskuit, makanan ringan (wafer, chiki), permen, mie goreng, kacang, bakso ojek, cireng (aci goreng), es sirup, jelly, tempura, otak-otak, dan permen. Sumber vitamin A sebagian besar berasal dari susu formula yang rata –rata lebih dari tiga kali sehari.

Asupan zat gizi subjek yang telah memenuhi 80% AKG (Angka Kecukupan Zat Gizi) meliputi : asupan energi (90.72%), protein (113.98%), vitamin A (195%), vitamin B2 (106.96%), dan vitamin B6 (90%), sedangkan asupan zat gizi subjek yang tidak memenuhi 80% AKG terdiri dari asupan vitamin B1 (58,91%), vitamin C (70.92%), Fe (69,24%), dan zinc (3,9%).

(14)

pula bahwa terdapat beberapa anak yang tidak mempunyai kesempatan dilakukan tes. Hal ini terjadi karena anak-anak tersebut menolak untuk dites. Perilaku anak-anak malnutrisi cenderung kurang aktivitas, pengalaman, dan lesu mengakibatkan anak kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan (Grantham-McGregor dan Baker-Henningham (2005). Berkurangnya interaksi anak dengan lingkungan mengakibatkan anak menjadi kurang bersosialisasi dengan orang lain termasuk pada penelitian ini adalah para tester dan psikolog. Tampak anak cenderung tidak pernah mau lepas dari dekapan ibu.

Berdasarkan fungsi motorik halus anak terlihat bahwa sebagian besar (48,91 %) anak mempunyai perkembangan yang normal bahkan 28,26 % mempunyai perkembangan advance/diatas rata-rata.. Hal ini juga ditemui pada fungsi motorik halus anak, sebagian besar anak mempunyai perkembangan normal (36,96 %) dan

advance/diatas rata-rata (33,70 ). Secara umum fungsi motorik, baik motorik kasar

maupun motorik halus pada sebagian besar anak normal dan diatas rata-rata.

Rasa suplemen yang paling diminati subjek adalah rasa jeruk. Sebanyak 80 subjek (86,96%) lebih menyukai rasa jeruk, sebanyak 6 subjek (6,52%) lebih menyukai rasa melon, dan sebanyak 6 subjek (6,52%) menyukai rasa strawberi. Alasan subjek menyukai rasa jeruk, karena suplemen rasa jeruk seperti rasa permen dan tidak pahit.

Warna suplemen yang paling diminati adalah warna oranye yaitu sebanyak 76 subjek (82,61%), kemudian diikuti oleh warna merah sebanyak 12 subjek (13,04%), dan warna hijau sebanyak 4 subjek (4,35%). Subjek lebih banyak menyukai warna oranye, hal ini sejalan dengan pemilihan rasa yang mereka sukai. Pada sebagian anak-anak, sudah dapat menebak rasa jeruk ketika melihat warna

Aroma/bau suplemen yang paling diminati adalah bau suplemen dengan rasa jeruk yaitu sebanyak 68 subjek (73,91%), selanjutnya responden menyukai bau suplemen rasa strawberi sebanyak 14 subjek (13,04%), dan subjek yang menyukai bau pada suplemen rasa melon yaitu sebanyak 10.

Kesimpulan penelitian ini adalah :1) Frekuensi makan anak-anak malnutrisi di Kelurahan Semanggi adalah 2 hingga 3 kali makan dalam sehari, 2)Tingkat kecukupan zat gizi anak-anak malnutrisi di Kelurahan Semanggi yang belum mencukupi AKG untuk anak usia 1-3 tahun meliputi vitamin B1, vitamin B6, vitamin C, Fe, dan zinc, 3) Anak-anak malnutrisi yang mempunyai status wasted, stunted, dan

underweight adalah berturut-turut sebesar 9,78%, 57,61%, dan 46,74%, 4) Fungsi

(15)

SUMMARY

IMPROVEMENT MOTOR FUNCTION AND NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN AGES EARLY MALNUTRITION THROUGH

MULTI-MICRONUTRIENT SUPPLEMENTATION

( SitiZulaekah dan Setiyo Purwanto, 2011, 39 page)

Malnutrition is a major problem that afflicts children in the world, which is harmful for both children and nations. Malnutrition can burden a poor country to 3% of gross income countries. If not treated seriously, it is expected an increase in child malnutrition from 166 million to 175 million by 2020. Root causes of malnutrition is poverty, low education levels, and low access to health care centers (Khan, et al., 2007).

Facts show that the death rate from infectious disease in malnourished children 3 to 27 times greater than children who are well nourished, so that malnutrition is a significant risk factor causes of death in children (UNS / SCN, 2005).Cognitive and psychomotor disturbances and behavior in children is often associated with malnutrition (Khan, et al, 2008; Geogieff, 2007).

Several studies have documented the results of some of the literature indicates malnutrition is associated with deficiencies of various micronutrients, both vitamins and minerals. Iron deficiency caused problems in the performance of cognitive and motor (Unger, et al., 2007; Burden and Westerlu, 2007; Pinero, et al., 2007; Murray-Kolb and Beard, 2007), whereas zinc deficiency has been reported to cause growth inhibition and immune disorders (Richard, et al., 2006; Hop & Berger, 2005).

The purpose of this study in the first year are: 1) Analyze the diet of children malnourished, 2) Analyze the adequacy of macro and micro nutrients malnourished children, 3) Analyze the nutritional status of children before being given a multi-micronutrient supplementation interventions, 4 ) Analyze the children's motor development before being given a multi-micronutrient supplement interventions and 5) Test the received power of multi-micronutrient supplement drinks that include the level of liking for flavor, color, and aroma.

In the first year is crossectional design used to determine the diet of children, the adequacy of child nutrition, and motor status of children, further trials will be conducted at the same time making fortified drinks and favorite test.

(16)

<7.5 mg / dL, and suffered chronic pain.

Data Rate Diet Child and Child Nutrition Adequacy Substance obtained through interviews and direct observation of the mother or the family about the picture of a child eating frequency and amount of food consumed by children.The method used is the method of eating a 24-hour survey of the past (multiple 24 hour recall). Child Nutrition Status Data collected through the measurement of weight and height at baseline and every month during research. Data motor function was measured using the Denver II test conducted by the researcher (psychologist). To determine the power received supplements tested received power.

The survey results of food consumption with multiple 24 hour recall method with the program Nutrisurvey processed, then converted into elements of calories and nutrients both macro nutrients and micronutrients. Child anthropometry data that includes weight (BW) and height (BH) is processed by using software WHO Antro 2005. In the first year, the analysis used is descriptive statistical analysis. This analysis is used to describe the diet of children, the intake of macro and micro nutrients, a state of nutritional status of children, and motor function is a picture of the child.

Based on secondary data is the data weight and age toddlers are available at the Posyandu in the shanty towns Semanggi Village, the calculation of z-score weight for age (WAZ) of children. Of the 349 toddlers malnutrition prevalence data obtained by 38.11%. Furthermore, height measurements were taken on this subject to get the data z-score of height for age (HAZ) and weight according to height (WHZ). Based on the range of the value of HAZ and WAZ appears that there are some children who experience severe levels of malnutrition, which demonstrated the value of z-score <-3SD.

Frequency of eating main results on the average toddler 2.7 + 0.82 times per day. Frequency of the main dining 1x/day minimum and maximum 5x/hari. The main protein sources include tofu, tempeh, eggs, and milk. Snack foods in children are: crackers, snacks (wafers, chiki), candy, fried noodles, beans, meatballs ojek (bakso ojek), Cireng (aci fried), syrup, jelly, tempura, brains, and candy. Source of Vitamin A mostly comes from the formula that averages more than three times a day.

Nutrient intake of subjects who have met the 80% RDA (Figures Sufficiency Substance Nutrition) include: energy intake (90.72%), protein (113.98%), vitamin A (195%), vitamin B2 (106.96%), and vitamin B6 (90 %), whereas the nutrient intake of subjects who did not meet 80% RDA of vitamin B1 (58.91%), vitamin C (70.92%), Fe (69.24%), and zinc (3.9%).

(17)

(Grantham-McGregor and Baker-Henningham (2005). Reduced child interaction with the environment resulted in children becoming less sociable with others, including the study was the tester and psychologists. Looks children tend to never want to be separated from the mother's arms.

Based on the child's fine motor function is seen that the majority (48.91%) children had a normal developmental progression even 28.26% had advanced / above average .. It is also found in fine motor function of children, most children have normal development (36.96%) and advanced / above average (33.70). In general motor function, both gross motor and fine motor in most normal children and above average.

Supplements are the most popular flavor is the subject of orange flavor. A total of 80 subjects (86.96%) prefer the orange flavor, as many as six subjects (6.52%) is more like the taste of melons, and as many as six subjects (6.52%) liked the taste of strawberries. The reason the subject like the taste of orange, orange-flavored supplements such as candy and no bitter taste.

Supplements are the most popular color is an orange color that is as much as 76 subjects (82.61%), followed by the red color of a total of 12 subjects (13.04%), and the color green as much as 4 subjects (4.35%). Subjects more like the color orange, this is in line with the selection of flavors that they like. In some children, already can guess the feeling when looking at the color orange

Aroma of the most popular supplement is a supplement to the smell of citrus flavor that is as many as 68 subjects (73.91%), respondents further supplements taste like the smell of strawberries by 14 subjects (13.04%), and subjects like the smell of the melon flavor supplements as many as 10.

(18)

LAPORAN PENELITIAN INSENTIF REGULER KOMPETITIF

PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK DAN STATUS GIZI

ANAK USIA DINI YANG MALNUTRISI MELALUI

SUPLEMENTASI MULTI-MIKRONUTRIEN

Peneliti:

Siti Zulaekah, A., M.Si

Setiyo Purwanto, S.Psi., M.Si. Psi.

DIBIAYAI OLEH LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SESUAI DENGAN SURAT KEPUTUSAN :

NOMOR : 59/A.3-III/LPPM/II/2011, TERTANGGAL 28 PEBRUARI 2011

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AGUSTUS 2011

(19)

HALAMAN PENGESAHAN HASIL PENELITIAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Fungsi Motorik, dan Status Gizi Anak Usia Dini yang Malnutrisi Melalui Suplementasi Multi-Mikronutrien

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Siti Zulaekah, A., M.Si b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIK/Golongan : 751/IIIb d. Strata/Jabatan Fungsional : S2/Lektor e. Jabatan Struktural : -

f. Fakultas/Jurusan : Ilmu Kesehatan/Gizi g. Bidang Keahlian : Gizi Masyarakat h. Alamat Kantor : Prodi Gizi FIK UMS

Jl. A Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Surakarta

i. Telpon/Faks/E-mail : 0271 717417 / 0271 715448 /hafirasabda@yahoo.com

j. Alamat Rumah : Prayan RT 02/I Gumpang Kartasura

k. Telp : 08562837995

3 Jangka waktu penelitian Laporan ini adalah laporan tahun 1

: 2 tahun

4. Biaya yang disetujui tahun 1 : Rp 5.000.000,-

Surakarta, 25 Agustus 2011

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Peneliti

Arif Widodo, A.Kep; M.Kes Siti Zulaekah, A; M.Si

NIK. 630 NIK. 751

Menyetujui

Ketua Lembaga Penelitian

(20)
(21)
(22)

RINGKASAN

PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK DAN STATUS GIZI ANAK USIA DINI YANG MALNUTRISI MELALUI SUPLEMENTASI MULTI-MIKRONUTRIEN ( SitiZulaekah dan Setiyo Purwanto, 2011, 39 halaman)

Malnutrisi merupakan masalah utama yang menimpa anak-anak di dunia, yang membahayakan baik bagi anak-anak tersebut maupun negara. Malnutrisi dapat membebani sebuah negara miskin hingga 3% dari pendapatan kotor negara. Bila tidak ditangani dengan serius, maka diduga akan terjadi peningkatan anak-anak malnutrisi dari 166 juta anak menjadi 175 juta pada tahun 2020. Akar permasalahan malnutrisi adalah kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, serta rendahnya akses ke pusat-pusat pelayanan kesehatan (Khan, et al., 2007).

Fakta menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit infeksi pada anak yang malnutrisi 3 hingga 27 kali lebih besar daripada anak-anak yang gizinya baik, sehingga malnutrisi merupakan faktor risiko yang signifikan penyebab kematian pada anak (UNS/SCN, 2005). Gangguan kognitif dan psikomotorik serta perilaku pada anak seringkali dikaitkan dengan malnutrisi (Khan, et al, 2008; Geogieff, 2007).

Beberapa hasil penelitian yang telah didokumentasikan dari beberapa literatur menunjukkan malnutrisi sangat berkaitan dengan defisiensi berbagai mikronutrien, baik vitamin maupun mineral. Kekurangan zat besi menimbulkan masalah pada performan kognitif dan motorik (Unger, et al., 2007; Burden dan Westerlu, 2007; Pinero, et al., 2007; Murray-Kolb dan Beard, 2007), sedangkan kekurangan seng dilaporkan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan gangguan imunitas (Richard, et al., 2006; Hop & Berger, 2005).

Tujuan penelitian pada tahun pertama ini adalah : 1) Menganalisis pola makan anak malnutrisi, 2) Menganalisis tingkat kecukupan zat gizi makro dan mikro anak malnutrisi, 3) Menganalisis status gizi, anak sebelum diberikan intervensi suplemen multi-mikronutrien, 4) Menganalisis perkembangan motorik anak sebelum diberikan intervensi suplemen multi-mikronutrien dan 5) Menguji daya terima minuman suplemen multi-mikronutrien yang meliputi tingkat kesukaan terhadap rasa, warna, dan aroma.

Pada tahun pertama desain yang digunakan adalah crossectional untuk mengetahui pola makan anak, tingkat kecukupan zat gizi anak, dan status motorik anak, selanjutnya akan dilakukan uji coba pembuatan minuman berfortifikasi sekaligus uji kesukaannya.

(23)

terdapat tanda-tanda yang berkaitan dengan mata seperti xerophthalmia, kadar Hb<7,5mg/dL, dan mengalami sakit kronis.

Data Pola Makan Anak dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Anak diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung terhadap ibu atau keluarga tentang gambaran frekuensi makan anak dan jumlah makanan yang dikonsumsi anak. Metode yang digunakan adalah metode survei makan 24-jam yang lalu (multiple 24 hour

recall). Data Status Gizi Anak dikumpulkan melalui pengukuran berat badan dan tinggi

badan pada saat awal penelitian dan setiap bulan selama penelitian.Data Fungsi Motorik diukur dengan menggunakan test Denver II yang dilakukan oleh peneliti (psikolog). Untuk mengetahui daya terima suplemen dilakukan uji daya terima.

Hasil survei konsumsi makanan dengan metode multiple 24 hour recall diolah dengan program Nutrisurvey, kemudian dikonversikan ke dalam unsur-unsur kalori dan zat gizi baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro. Data antropometri anak yang meliputi berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) diolah dengan menggunakan software

WHO Antro 2005. Pada tahun pertama, analisis yang digunakan adalah analisis statistik

deskriptif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan pola makan anak, tingkat konsumsi zat gizi makro dan mikro, keadaan status gizi anak, serta gambaran tentang funsi motorik anak.

Berdasarkan data sekunder yaitu data berat badan dan umur anak batita yang tersedia di Posyandu di wilayah kumuh perkotaan Kelurahan Semanggi, dilakukan perhitungan z-score berat badan menurut umur (WAZ) anak. Dari 349 anak batita tersebut didapatkan data prevalensi malnutrisi sebesar 38,11%. Selanjutnya, dilakukan pengukuran tinggi badan pada subjek ini untuk mendapatkan data z-score tinggi badan menurut umur (HAZ) dan berat badan menurut tinggi badan (WHZ). Berdasarkan

range dari nilai HAZ dan WAZ tampak bahwa ada sejumlah anak yang mengalami

malnutrisi tingkat berat, yang ditunjukkan dari nilai z-score < -3SD.

Hasil penelitian Frekuensi makan utama pada anak batita rata-rata 2,7 + 0.82 kali dalam sehari. Frekuensi makan utama minimal 1x/hari dan maksimal 5x/hari. Sumber protein utama meliputi : tahu, tempe, telur, dan susu. Makanan jajanan pada anak-anak yaitu : biskuit, makanan ringan (wafer, chiki), permen, mie goreng, kacang, bakso ojek, cireng (aci goreng), es sirup, jelly, tempura, otak-otak, dan permen. Sumber vitamin A sebagian besar berasal dari susu formula yang rata –rata lebih dari tiga kali sehari.

Asupan zat gizi subjek yang telah memenuhi 80% AKG (Angka Kecukupan Zat Gizi) meliputi : asupan energi (90.72%), protein (113.98%), vitamin A (195%), vitamin B2 (106.96%), dan vitamin B6 (90%), sedangkan asupan zat gizi subjek yang tidak memenuhi 80% AKG terdiri dari asupan vitamin B1 (58,91%), vitamin C (70.92%), Fe (69,24%), dan zinc (3,9%).

(24)

malnutrisi cenderung kurang aktivitas, pengalaman, dan lesu mengakibatkan anak kurang dapat berinteraksi dengan lingkungan (Grantham-McGregor dan Baker-Henningham (2005). Berkurangnya interaksi anak dengan lingkungan mengakibatkan anak menjadi kurang bersosialisasi dengan orang lain termasuk pada penelitian ini adalah para tester dan psikolog. Tampak anak cenderung tidak pernah mau lepas dari dekapan ibu.

Berdasarkan fungsi motorik halus anak terlihat bahwa sebagian besar (48,91 %) anak mempunyai perkembangan yang normal bahkan 28,26 % mempunyai perkembangan advance/diatas rata-rata.. Hal ini juga ditemui pada fungsi motorik halus anak, sebagian besar anak mempunyai perkembangan normal (36,96 %) dan

advance/diatas rata-rata (33,70 ). Secara umum fungsi motorik, baik motorik kasar

maupun motorik halus pada sebagian besar anak normal dan diatas rata-rata.

Rasa suplemen yang paling diminati subjek adalah rasa jeruk. Sebanyak 80 subjek (86,96%) lebih menyukai rasa jeruk, sebanyak 6 subjek (6,52%) lebih menyukai rasa melon, dan sebanyak 6 subjek (6,52%) menyukai rasa strawberi. Alasan subjek menyukai rasa jeruk, karena suplemen rasa jeruk seperti rasa permen dan tidak pahit.

Warna suplemen yang paling diminati adalah warna oranye yaitu sebanyak 76 subjek (82,61%), kemudian diikuti oleh warna merah sebanyak 12 subjek (13,04%), dan warna hijau sebanyak 4 subjek (4,35%). Subjek lebih banyak menyukai warna oranye, hal ini sejalan dengan pemilihan rasa yang mereka sukai. Pada sebagian anak-anak, sudah dapat menebak rasa jeruk ketika melihat warna

Aroma/bau suplemen yang paling diminati adalah bau suplemen dengan rasa jeruk yaitu sebanyak 68 subjek (73,91%), selanjutnya responden menyukai bau suplemen rasa strawberi sebanyak 14 subjek (13,04%), dan subjek yang menyukai bau pada suplemen rasa melon yaitu sebanyak 10.

(25)

SUMMARY

IMPROVEMENT MOTOR FUNCTION AND NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN AGES EARLY MALNUTRITION THROUGH

MULTI-MICRONUTRIENT SUPPLEMENTATION

( SitiZulaekah dan Setiyo Purwanto, 2011, 39 page)

Malnutrition is a major problem that afflicts children in the world, which is harmful for both children and nations. Malnutrition can burden a poor country to 3% of gross income countries. If not treated seriously, it is expected an increase in child malnutrition from 166 million to 175 million by 2020. Root causes of malnutrition is poverty, low education levels, and low access to health care centers (Khan, et al., 2007). Facts show that the death rate from infectious disease in malnourished children 3 to 27 times greater than children who are well nourished, so that malnutrition is a significant risk factor causes of death in children (UNS / SCN, 2005).Cognitive and psychomotor disturbances and behavior in children is often associated with malnutrition (Khan, et al, 2008; Geogieff, 2007).

Several studies have documented the results of some of the literature indicates malnutrition is associated with deficiencies of various micronutrients, both vitamins and minerals. Iron deficiency caused problems in the performance of cognitive and motor (Unger, et al., 2007; Burden and Westerlu, 2007; Pinero, et al., 2007; Murray-Kolb and Beard, 2007), whereas zinc deficiency has been reported to cause growth inhibition and immune disorders (Richard, et al., 2006; Hop & Berger, 2005).

The purpose of this study in the first year are: 1) Analyze the diet of children malnourished, 2) Analyze the adequacy of macro and micro nutrients malnourished children, 3) Analyze the nutritional status of children before being given a multi-micronutrient supplementation interventions, 4 ) Analyze the children's motor development before being given a multi-micronutrient supplement interventions and 5) Test the received power of multi-micronutrient supplement drinks that include the level of liking for flavor, color, and aroma.

In the first year is crossectional design used to determine the diet of children, the adequacy of child nutrition, and motor status of children, further trials will be conducted at the same time making fortified drinks and favorite test.

(26)

Data Rate Diet Child and Child Nutrition Adequacy Substance obtained through interviews and direct observation of the mother or the family about the picture of a child eating frequency and amount of food consumed by children.The method used is the method of eating a 24-hour survey of the past (multiple 24 hour recall). Child Nutrition Status Data collected through the measurement of weight and height at baseline and every month during research. Data motor function was measured using the Denver II test conducted by the researcher (psychologist). To determine the power received supplements tested received power.

The survey results of food consumption with multiple 24 hour recall method with the program Nutrisurvey processed, then converted into elements of calories and nutrients both macro nutrients and micronutrients. Child anthropometry data that includes weight (BW) and height (BH) is processed by using software WHO Antro 2005. In the first year, the analysis used is descriptive statistical analysis. This analysis is used to describe the diet of children, the intake of macro and micro nutrients, a state of nutritional status of children, and motor function is a picture of the child.

Based on secondary data is the data weight and age toddlers are available at the Posyandu in the shanty towns Semanggi Village, the calculation of z-score weight for age (WAZ) of children. Of the 349 toddlers malnutrition prevalence data obtained by 38.11%. Furthermore, height measurements were taken on this subject to get the data z-score of height for age (HAZ) and weight according to height (WHZ). Based on the range of the value of HAZ and WAZ appears that there are some children who experience severe levels of malnutrition, which demonstrated the value of z-score <-3SD.

Frequency of eating main results on the average toddler 2.7 + 0.82 times per day. Frequency of the main dining 1x/day minimum and maximum 5x/hari. The main protein sources include tofu, tempeh, eggs, and milk. Snack foods in children are: crackers, snacks (wafers, chiki), candy, fried noodles, beans, meatballs ojek (bakso ojek), Cireng (aci fried), syrup, jelly, tempura, brains, and candy. Source of Vitamin A mostly comes from the formula that averages more than three times a day.

Nutrient intake of subjects who have met the 80% RDA (Figures Sufficiency Substance Nutrition) include: energy intake (90.72%), protein (113.98%), vitamin A (195%), vitamin B2 (106.96%), and vitamin B6 (90 %), whereas the nutrient intake of subjects who did not meet 80% RDA of vitamin B1 (58.91%), vitamin C (70.92%), Fe (69.24%), and zinc (3.9%).

(27)

psychologists. Looks children tend to never want to be separated from the mother's arms.

Based on the child's fine motor function is seen that the majority (48.91%) children had a normal developmental progression even 28.26% had advanced / above average .. It is also found in fine motor function of children, most children have normal development (36.96%) and advanced / above average (33.70). In general motor function, both gross motor and fine motor in most normal children and above average.

Supplements are the most popular flavor is the subject of orange flavor. A total of 80 subjects (86.96%) prefer the orange flavor, as many as six subjects (6.52%) is more like the taste of melons, and as many as six subjects (6.52%) liked the taste of strawberries. The reason the subject like the taste of orange, orange-flavored supplements such as candy and no bitter taste.

Supplements are the most popular color is an orange color that is as much as 76 subjects (82.61%), followed by the red color of a total of 12 subjects (13.04%), and the color green as much as 4 subjects (4.35%). Subjects more like the color orange, this is in line with the selection of flavors that they like. In some children, already can guess the feeling when looking at the color orange

Aroma of the most popular supplement is a supplement to the smell of citrus flavor that is as many as 68 subjects (73.91%), respondents further supplements taste like the smell of strawberries by 14 subjects (13.04%), and subjects like the smell of the melon flavor supplements as many as 10.

(28)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah memberi rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan

penelitian yang berjudul ” Peningkatan Fungsi Motorik, dan Status Gizi Anak Usia

Dini yang Malnutrisi Melalui Suplementasi Multi-Mikronutrien” Shalawat dan salam

senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi kita, semoga kita

dimasukkan dalam golongannya dan mendapatkan syafaatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan ini tidak akan pernah

terwujud tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta melalui Ketua Lembaga Penelitian

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Arif Widodo, A.Kep., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Kepala Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta yang telah

memberikan ijin dan bantuan selama penelitian dilaksanakan.

4. Kepala Puskesmas Ngoresan Surakarta yang telah memberikan bantuan selama

penelitian dilaksanakan.

5. Responden dan keluarga yang telah memberikan kesediaan dan waktu dalam

(29)

6. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan selama penyusunan

laporan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun bagi

kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat.

Amien.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Agustus 2011

Penulis

(30)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL. ... i

HALAMAN PENGESAHAN . ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

RINGKASAN . ... v

SUMMARY ... viii

KATA PENGANTAR. ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Tinjauan Teoritis ... 3

B. Kerangka Teoritis ... 7

C. Kerangka Konseptual ... 8

III. METODE PENELITIAN ... 9

A. Jenis dan Desain Penelitian ... 9

B. Populasi dan Sampel ... 9

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

D. Bahan dan Alat ... 10

E. Teknik Pengumpulan Data ... 11

F. Manajemen dan Analisis Data ... 11

G. Bagan Alir Penelitian ... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

(31)

B. Alur Perolehan Subyek Penelitian ... 14

C. Karakter Keluarga Sampel ... 15

D. Karakteristik Sampel di Awal Penelitian ... 17

E. Gambaran Kejadian Malnutrisi pada Sampel ... 18

F. Gambaran Pola Makan dan Asupan/Tingkat Konsumsi Sampel ... 19

G. Fungsi Motorik Sampel.. ... .. 19

H. Gambaran Daya Terima Suplemen ... 23

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 25

A. Simpulan ... 25

B. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(32)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goal) adalah

menurunkan kejadian malnutrisi menjadi separuhnya pada tahun 2015 (Svedberg,

2006). Sementara itu malnutrisi merupakan masalah yang utama yang menimpa

anak-anak di dunia, yang membahayakan baik bagi anak-anak tersebut maupun

negara. Malnutrisi dapat membebani sebuah negara miskin hingga 3% dari

pendapatan kotor negara. Bila tidak ditangani dengan serius, maka diduga akan

terjadi peningkatan anak-anak malnutrisi dari 166 juta anak menjadi 175 juta pada

tahun 2020. Akar permasalahan malnutrisi adalah kemiskinan, tingkat pendidikan

yang rendah, serta rendahnya akses ke pusat-pusat pelayanan kesehatan (Khan, et al.,

2007).

UNICEF (2004) menyatakan bahwa malnutrisi akibat defisisensi mikronutrien

dikenal sebagi masalah gizi masyarakat yang sangat penting karena menimpa lebih

dari 2 milyar orang di dunia. Jumlah terbesar terdapat pada negera-negara yang

memiliki pendapatan yang rendah, sehingga seringkali terjadi keterkaitan antara

malnutrisi,infeksi penyakit dan kemiskinan.

Fakta menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit infeksi pada anak

yang malnutrisi 3 hingga 27 kali lebih besar daripada anak-anak yang gizinya baik,

sehingga malnutrisi merupakan faktor risiko yang signifikan penyebab kematian

pada anak (UNS/SCN, 2005). Gangguan kognitif dan psikomotorik serta perilaku

pada anak seringkali dikaitkan dengan malnutrisi (Khan, et al, 2008; Geogieff,

2007).

Beberapa hasil penelitian yang telah didokumentasikan dari beberapa literatur

menunjukkan malnutrisi sangat berkaitan dengan defisiensi berbagai mikronutrien,

baik vitamin maupun mineral. Kekurangan zat besi menimbulkan masalah pada

performan kognitif dan motorik (Unger, et al., 2007; Burden dan Westerlu, 2007;

Pinero, et al., 2007; Murray-Kolb dan Beard, 2007), sedangkan kekurangan seng

dilaporkan dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan dan gangguan imunitas

(Richard, et al., 2006; Hop & Berger, 2005). Defisiensi vitamin B memang jarang

dilaporkan, namun pada anak yang mengalami malnutrisi defisiensi salah

(33)

Interaksi yang sinergis dan metabolisme tubuh pada akhirnya kekurangan salah satu

mikronutrien ini akan memicu kekurangan mikronutrien yang lain.

Hasil sistematik review yang dilakukan oleh Eilander et al (2010) terhadap

berbagai penelitian uji acak terkontrol pemberian multimikronutrein terhadap

performa kognitif pada berbagai tingkatan usia dari tahun 1970-2008, menunjukkan

hasil yang berbeda antara hasil penelitian yang satu dengan yang lain. Hasil kajian

ini juga merekomendasikan untuk dilakukan kajian yang lebih tepat untuk

membuktikan apakah pemberian multimikronutrien memberikan efek lebih baik

dibandingkan dibandingkan dengan mikronutrien tunggal.

Pada penelitian ini, pemilihan anak Batita (1-3 tahun) yang malnutrisi sebagai

subjek penelitian diharapkan akan memberikan efek yang lebih signifikan terhadap

peningkatan status gizi maupun status psikomotor anak setelah anak tersebut

mendapatkan suplementasi multimikronutrien.

B. Tujuan Penelitian

Tahun Pertama

1) Menganalisis pola makan anak malnutrisi.

2) Menganalisis tingkat kecukupan zat gizi makro dan mikro anak malnutrisi.

3) Menganalisis status gizi anak sebelum diberikan intervensi suplemen

multi-mikronutrien.

4) Menganalisis perkembangan motorik anak sebelum diberikan intervensi

suplemen multi-mikronutrien.

5) Menguji daya terima minuman suplemen multi-mikronutrien yang meliputi

tingkat kesukaan terhadap rasa, warna, dan aroma.

Tahun Kedua

1) Menganalisis perbedaan peningkatan fungsi motorik anak malnutrisi yang

mendapat minuman suplemen multi-mikronutrien dengan anak yang mendapat

minuman suplemen mikronutrien tunggal.

2) Menganalisis kenaikan status gizi anak malnutrisi yang mendapat minuman

minuman suplemen multi-mikronutrien dengan anak yang mendapat minuman

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Adu-Afarwuah, S., Lartey, A., Brown, KH., Zlotkin, S., Briend, A., Dewey, KG. 2008. Home fortification of complementary foods with micronutrient supplements is well accepted and has positive effects on infant iron status in Ghana. American Journal of Clinical Nutrition; 87(4): 929-938.

Adu-Afarwuah, S., Lartey, A., Brown, KH., Zlotkin, S., Briend, A., Dewey, KG. 2007. Randomized comparison of 3 types of micronutrient supplements for home fortification of complementary foods in Ghana: effects on growth and motor development. Am. J. Clin. Nutr.; 86(2): 412-420.

Ahmed F, Khan M R, Jackson A A. 2001. Concomitant suplemental vitamin A enhances the respons to weekly supplemental iron and acid folat in anemic teenagers in urban Bangladesh. Am J Clin Nutr , 74:108-15.

Aiken, LR. And Groth-Marnat, G.. 2006. Psychological Testing and Assessment. USA: Pearson Education Group, Inc.

Arsenault, JE., de Romaña, DL., Penny, ME., Van Loan, MD., Brown, KH. 2008. Additional Zinc Delivered in a Liquid Supplement, but Not in a Fortified Porridge, Increased Fat-Free Mass Accrual among Young Peruvian Children with Mild-to-Moderate Stunting . J. Nutr; 138:108-114.

Ash, DM., Simon R Tatala, SR., Frongillo Jr, EA., Ndossi, GD., Latham, MC. 2003. Randomized efficacy trial of a micronutrient-fortified beverage in primary school children in Tanzania. Am. J. Clinical Nutrition; 77: 891 - 898.

Baltussen, R., Knai,C., Sharan, M. 2004. Iron Fortification and Iron Supplementation are Cost-Effective Interventions to Reduce Iron Deficiency in Four Subregions of the World. J. Nutr. 134: 2678–2684.

Berger, SG., de Pee, S., Bloem, MW., Halati, S. and Semba, RD. 2007. Malnutrition and Morbidity Are Higher in Children Who Are Missed by Periodic Vitamin A Capsule Distribution for Child Survival in Rural Indonesia.

J. Nutr. 137: 1328–1333.

Black, MM., Baqui, AH., Zaman, K., Persson, LA., Arifeen, SE., Le, K., McNary, SW., Parveen, M., Hamadani, JD., and Black, RE.. 2004. Iron and zinc supplementation promote motor development and exploratory behavior among Bangladeshi infants. Am J Clin Nutr, 80: 903-10.

Bloss, E., Wainaina, F., Bailey, RC. Prevalence and Predictors of Underweight, Stunting, and Wasting among Children Aged 5 and Under in Western Kenya.

Journal of Tropical Pediatrics; 50(5):260-270.

Burden, MJ., Westerlu, AJ. 2007. An Event-Related Potential Study of Attention and Recognition Memory in Infants With Iron-Deficiency Anemia

(35)

Clark, SF. 2008. Iron Deficiency Anemia. Nutrition in Clinical Practice, 23(2):128-141.

Cusick, HE., Tielsch, JM., Ramsam, M., Jape, JK., Sazawal, S, Balack, RE., Stolzfus, RJ. 2005. Am J Clin Nutr82: 406-12

Deolalikar, AB. 2005. Poverty and Child Malnutrition in Bangladesh . Journal of

Developing Societies, Vol. 21, No. 1-2, 55-90

de Silva A, Atukorala S, Weerasinghe I, Ahluwalia N. 2003. Iron supplementation status and reduces morbidity in children with or withour upper respiratory tract infections: a randomized controlled study in Colombo, Srinlanka. Am J Clin

Nut. 77(1): 234-41.

Dijkhuizen, M. A., Wieringa, F. T., West, C. E., Muherdiyantiningsih & Muhilal. 2001. Concurrent micronutrient deficiencies in lactating mothers and their infants in Indonesia. Am. J. Clin. Nutr. 73: 786–791.

Friedman, JF., Kanzaria, KK., Acosta, LP., Langdon, GC., Manalo, DL., Wu, H., Olveda, RM., Mcgarvey, ST., Kurtis, JD. 2005. Relationship Between

Schistosoma Japonicum And Nutritional Status Among Children And Young

Adults In Leyte, The Philippines. Am. J. Trop. Med. Hyg., 72(5): 527–533

Gardner, JMM., Powell, CA., Baker-Henningham, H., Walker, SP., Cole, TJ., and Grantham-McGregor, S.. 2005. Zinc supplementation and psychosocial stimulation: effects on the development of undernourished Jamaican children.

Am J Clin Nutr, 82: 399-405.

Georgieff, MK. 2007. Nutrition and the developing brain: nutrient priorities and measurement. Am J Clin Nutr, 85: 614S-20S.

Gibson. 2005. Only A Small Proportion Of Anemia In Northeast Thai Schoolchildren Is Associated With Iron Deficiency. Am. J. Clin. Nutr.; 82: 380 - 387.

Grantham-McGregor S. and Baker-Henningham, H. 2005. Review of the evidence linking protein and energy to mental development. Public Health Nutr, 8: 1191-1201.

Gür, E., Can, G., Akku, S., Ercan, G., Arvas, A., Güzelöz, S., and Çifçili , S. 2006. Undernutrition a Problem among Turkish School Children?: Which Factors have an Influence on It? Journal of Tropical Pediatrics; 52(6):421-426.

(36)

Hadi, H. 2004. Vitamin A Membuat Anak Tumbuh Lebih Sehat. Medika. Yogyakarta.

Hamadani, JD., Fuchs, GJ., Osendarp, SJM., Khatun, F., Huda, SN., and Grantham-McGregor, S.. 2001. Randomized controlled trial of the effect of zinc supplementation on the mental development of Bangladeshi infants. Am J Clin

Nutr , 74: 381-6.

Hamadani, JD., Huda, SN., Khatun, F., and Grantham-McGregor, SM. 2006. Psychosocial stimulation improve the development of undernourisheed children in rural Bangladesh. J. Nutr, 136: 2645-2652.

Hop, LT., Berger, J. 2005. Multiple Micronutrient Supplementation Improves Anemia, Micronutrient Nutrient Status, And Growth Of Vietnamese Infants: Double-Blind, Randomized, Placebo-Controlled Trial. J. Nutr. 135: 660S– 665S.

Hyder, SMZ., Haseen, F., Khan, M., Schaetzel,T., Jalal, CSB., Rahman, M., Lönnerdal, B., Mannar, V., Mehansho, H. 2007. A Multiple-Micronutrient-Fortified Beverage Affects Hemoglobin, Iron, and Vitamin A Status and Growth in Adolescent Girls in Rural Bangladesh . J. Nutr. 137:2147-2153.

International Zinc Nutrition Consultative Group. 2004. Assessment of the risk of zinc deficiency in populations and options for its control. Food Nutr Bull ;25:S91-204.

Jones G, Steketee RW, Black RE, Bhutta ZA, Morris SS, Bellagio Child. 2003. Survi-val Study Group. How many child deaths can we prevent this year?

Lancet;362:65-71.

Kariger, PK., Stoltzfus RJ., Olney, D., Sazawa, S., Black, R., Tielsch, JM., Frongillo, EA., Khalfan, SS., and Pollitt, E.. 2005. Iron deficiency and physical growth predict attainment of walking buut not crawling in poorly nourished Zanzibari infants. J. Nutr. 135: 814-819.

Khan, AA., Bano, N.,Salam, A. 2007. Child Malnutrition in South Asia, A comparative Perspective. South Asian Survey; 14(1): 129-145.

Liu, J., Raine, A., Venables, PH., Dalais, C., Mednick, SA. 2003. Malnutrition at Age 3 Years and Lower Cognitive Ability at Age 11 Years: Independence From Psychosocial Adversity. Arch Pediatr Adolesc Med; 157: 593 - 600.

Long, KZ., Montoya, Y., Hertzmark, E., Santos, JI., Rosado, JL. 2006. A double-blind, randomized, clinical trial of the effect of vitamin A and zinc supplementation on diarrheal disease and respiratory tract infections in children in Mexico City, Mexico1–3 Am J Clin Nutr ;83:693–700.

(37)

on Gastrointestinal Parasitic Infections Among Mexican Children.

Pediatrics;120;e846-e855.

Lutter, CK., Rodríguez, A., Fuenmayor, G., Avila, L., Sempertegui, F., and Escobar , J. 2008. Growth and Micronutrient Status in Children Receiving a Fortified Complementary Food. J. Nutr. 138:379-388.

Makonnen, B., Venter, A., and Joubert, G. 2003. A Randomized Controlled Study of the Impact of Dietary Zinc Supplementation in the Management of Children with Protein–Energy Malnutrition in Lesotho. I: Mortality and Morbidity .

Journal of Tropical Pediatrics;49(6):340-352.

Martorell, R.. 1999. The nature of child malnutrition and its long-term implications.

Food Nutr Bull, 2: 288-292.

McCann, JC., and Ames, BN. 2007. An overview of evidence for a causal relation between iron deficiency during development and deficits in cognitive or behavioral function. Am J Clin Nutr; 85:931– 45.

Menon, P., Marie T. Ruel,MT., Cornelia U. Loechl, CU., Mary Arimond,M., Habicht, J., Pelto, G., Michaud, L. 2007. Micronutrient Sprinkles Reduce Anemia among 9- to 24-Mo-Old Children When Delivered through an Integrated Health and Nutrition Program in Rural Haiti. J. Nutr. 137: 1023– 1030.

Müller, O., Krawinkel, M. Malnutrition and health in developing countries. Can.

Med. Assoc. J., 173: 279 - 286.

Murray-Kolb, LE., Beard, JL. 2007. Iron treatment normalizes cognitive functioning in young women Am J Clin Nutr 2007;85:778–87.

Neumann, CG., NO.Bwibo, SP. Murphy,M Sigman, 2003. Animal Source Foods Improve Dietary Quality, Micronutrient Status,Growth and Cognitive Function in Kenyan School Children: Background, Study Design and Baseline Findings J. Nutr. 133: 3941S–3949S.

Öhlund, I., Lind, T., Hörnell, A., Hernell, O. 2008. Predictors of iron status in well-nourished 4-y-old children. American Journal of Clinical Nutrition; 87(4), 839-845.

Olney DK, Pollitt E, Kariger PK, Sabra, Khalfan K, Ali NS, Tielsch JM, Sazawal S, Black R, Mast D, Allen LH, and Stoltzfus RJ. 2007. Young Zanzibari children with iron deficiency, iron deficiency anemia, stunting, or malaria have lower motor activity scores and spend less time in locomotion. J Nutr., 137: 2756-2762.

(38)

Papalia DE., Old, SW., dan Feldman, RD.. 2008. Human Development (Psikologi

Perkembangan). Jakarta: Kencana.

Payne, LG., Koski, KG., Eduardo Ortega-Barria, EO., Marilyn E. Scott, ME. 2007. Benefit of Vitamin A Supplementation on Ascaris Reinfection Is Less Evident in Stunted Children . J. Nutr; 137:1455-1459.

Penny ME, Marin RM, Duran A, et al. 2004. Randomized controlled trial of the effect of daily supplementation with zinc or multiple micronutrients on the morbidity, growth, and micronutrient status of young Peruvian children. Am J

Clin Nutr; 79:457-65.

Penny, ME., Marin, RM., Duran, A., Peerson, JM., Lanata, CF., Bo Lönnerdal, Black, RE., Brown, KH. 2004. Randomized Controlled Trial Of The Effect Of Daily Supplementation With Zinc Or Multiple Micronutrients On The Morbidity, Growth, And Micronutrient Status Of Young Peruvian Children. Am

J Clin Nutr;79:457 65.

Pinero, DJ., Nan-Qian Li, Connor, JR., Beard, JL. 2007. Variations in Dietary Iron Alter Brain Iron Metabolism in Developing Rats. J. Nutr. 130: 254-263.

Pongou, R. Salomon, JA., Ezzati, M. 2006. Health impacts of macroeconomic crises and policies: determinants of variation in childhood malnutrition trends in Cameroon. International Journal of Epidemiology , 35:648–656

Powell, CA. And Grantham-McGregor, S.. 1985. The ecology of nutritioon status and development in young children in Kingston, Jamaica. Am. J. Clin. Nutr.41: 1322-1331.

Ramakrishnan, U., Nancy Aburto, George McCabe, and Reynaldo Martorell. 2004. Multimicronutrient Interventions but Not Vitamin A or Iron Interventions Alone Improve Child Growth: Results of 3 Meta-Analyses. J. Nutr. 134: 2592–2602.

Richard, SA., Zavaleta, N., Caulfield, LE., Black, RE., Witzig, RS., Shankar, AH. 2006. Zinc And Iron Supplementation And Malaria, Diarrhea, And Respiratory Infections In Children In The Peruvian Amazon Am. J. Trop. Med. Hyg., 75(1):126–132

Sankaranarayanan, S., Untoro, J., Erhardt, J., Gross, R., Rosales, FJ. 2004. Daily Iron Alone but Not in Combination with Multimicronutrients Increases Plasma Ferritin Concentrations in Indonesian Infants with Inflammation. J. Nutr. 134:1916-1922.

Santrock, JW. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Gambar

Tabel 1. Rata-Rata z-score WHZ< HAZ< WAZ Sampel
Tabel  2. Asupan Zat Gizi Subjek Zat Gizi
Tabel 4 Fungsi Motorik Halus berdasarkan Status Gizi Sampel
Tabel 5.  Fungsi Motorik Kasar Berdasarkan Status Gizi Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan yang dibuat adalah buku visual tentang molecular gastronomy yang bertujuan untuk menjadi media informasi serta panduan dasar-dasar gastronomi molekuler bagi

Proses morfologis mengubah bentuk kata dasar melalui afiksasi; proses sintaktik mengubah kelas kata dasar, misalnya dari verba menjadi nomina; dan proses semantis

Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Perlindungan Hukum Terhadap Anak Yang Bekerja Pada Usaha Air Minum Isi Ulang Tirtha Semadhi Denpasar Utara.. Adapun yang

Para penegak hukum lainnya adalah mereka yang ditunjuk undang-undang atau peraturan- peraturan seperti yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor

Demikian pula untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang Cafe &amp; Restaurant dalam meningkatkan hasil penjualan agar tercapai target penjualan dalam menghadapi persaingan yang

Completely Randomized Design (CRD) menjadi 6 kelompok perlakuan, masing- masing kelompok perlakuan terdiri dari 5 ulangan dengan pola pengelompokkan Kn (kontrol

Alat dapat disewa dari perusahaan penyewaan alat berat. Sewa-beli alat umumnya dilakukan jika pemakaian alat berat tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Sewa-beli

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tiga varietas kenaf dengan pemberian pupuk N, P, dan K di bawah tegakan tanaman karet (naungan) serta interaksi keduanya berpengaruh