• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI DI PAUD Al-FATHONAH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

DALAM PENINGKATAN FUNGSI MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI

DI PAUD Al-FATHONAH

Dede Suhartini

e-mail : d3d3suhartini@gmail.com Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah benar metode demonstrasi dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan fungsi mororik kasar pada anak usia dini di PAUD Al-Fathonah? Dan tujuan dari penelitian adalah: 1. Mendeskripsikan kondisi PAUD Al-Fathonah. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan metode demonstrasi dalam rangka meningkatkan fungsi motorik kasar. 3. Mendeskripsikan efetiktifitas metode demonstrasi terhadap peningkatan motorik kasar. 4. Mendeskripsikan kesulitan tutor.

Kata Kunci : Motorik Kasar, Anak Usia Dini, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 14).

Dalam buku Anak Prasekolah (2000), tertulis bahwa: masa lima tahun pertama adalah masa

pesatnya perkembangan motorik anak.

Perkembangan motorik anak disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot (Bambang Sujiono dkk, 2008).

Perkembangan motorik kasar untuk anak usia dini antara lain melempar dan menangkap bola, berjalan di atas papan titian (keseimbangan tubuh), berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur di atas satu garis), memanjat dan bergelantungan (berayun), melompati parit atau guling, dan sebagainya. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk meningkatkan fungsi motorik kasar adalah dengan metoda demonstrasi.

Metoda demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Metode demonstrasi dapat juga

dikatakan sebagai suatu metode untuk memperagakan serangkaian tindakan berupa gerakan yang menggambarkan suatu cara kerja atau urutan proses sebuah peristiwa/ kejadian. Biasanya metode demonstrasi ini dipakai untuk membuktikan sesuatu atu gerakan untuk dicontoh (Winda dkk, 2008).

Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan fungsi motorik kasar pada anak usia dini melalui metoda demonstrasi menarik untuk dilakukan.

KAJIAN TEORI DAN METODE

Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar. Tujuan dari pendidikan luar sekolah adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam kualitas dan potensi dirinya melalui pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat.

Pendidikan dapat dibagi menjadi 3, yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Tujuan utama PAUD adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sedini mungkin meliputi

(2)

aspek-aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh yang merupakan hak anak.

Perkembangan motorik pada anak usia memiliki beberapa peran penting bagi perkembangannya, diantaranya:

1.

Peran kemampuan motorik untuk

perkembangan fisiologis anak

Dari segi fisiologis, pentingnya anak bergerak atau berolahraga akan menjaga anak agar tak mendapat masalah dengan jantungnya karena sering dan rutinnya anak bergerak dengan cara berolahraga maka kegiatan tersebut juga menstimulasi semua proses fisiologis anak, seperti peningkatan sirkulasi darah dan pernapasannya.

2.

Peran kemampuan motorik untuk

perkembangan sosil dan emosional anak Seorang anak yang memiliki kemampuan motorik yang baik, akan mempunyai rasa percaya diri yang besar. Lingkungan teman-temannya pun akan menerima anak yang memiliki kemampuan motorik atau gerak lebih baik, sedangkan anak yang tak memiliki kemampuan gerak tertentu akan kurang diterima teman-temannya.

3.

Peran kemampuan motorik untuk kognitif anak

Adanya kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Perkembangan kemampuan motorik kasar dan halus anak yang baik akan membuat anak lebih dapat mengembangkan kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya.

Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan meniru pekerjaan yang didemonstrasikan. Metode demonstrasi dapat dipergunakan untuk memenuhi dua manfaat. Pertama, dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Kedua, metode demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir kovergen, dan berpikir evaluatif (Moeslichatoen, 2004).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang bercorak kualitatif melalui studi kasus. Studi kasus dapat diartikan sebagai kajian analitis dan deskriptif secara mendalam dan rinci tentang suatu program yang diselenggarakan oleh

perorangan, organisasi, lembaga, atau masyarakat. Evaluasi program yang menggunakan metode studi kasus bertujuan untuk mengkaji secara intensif latar belakang keadaan saat ini dan interaksi situasi lingkungan unit sosial tertentu yang meliputi kasus tertentu seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas dalam masyarakat.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu penulis melakukan pengamatan langsung terhadap subjek penelitian.

2. Wawancara, yaitu data yang diperlukan sebagai data pendukung yaitu tutor/ penyelenggara PAUD/orang tua anak didik. 3. Studi pustaka, yaitu upaya perolehan

berbagai teori yang diajukan sebagai bahan laporan teoritik dan data pendukung hasil penelitian.

4. Dokumentasi, yaitu upaya perolehan informasi/data tabulasi yang diperlukan sebagai bahan tertulis pada lembaga PAUD serta tutor.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 25 anak PAUD, serta ditunjang oleh sumber data lainnya, dalam hal ini pihak pengelola/penyelenggara tenaga pendidik /tutor/orang tua.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini <100 orang, maka sampel yang diambil sebanyak 100% dari jumlah populasi yaitu berjumlah 25 orang. PEMBAHASAN

Ruang lingkup program pembelajaran di kelompok bermain mencakup pengembangan aspek pada bidang pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan program pembelajarn dilakukan secara terpadu.

Tabel 4.1. Keadaan siswa PAUD berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin

Golongan Umur Jenis Kelamin Σ L P A. < 4 tahun 1 1 2 B. 4 – 5 tahun 7 7 14 C. 5 – 6 tahun 5 4 9 Jumlah 13 12 25

Berdasarkan tabel di atas, peserta didik di PAUD Al Fathonah adalah anak usia 3-6 tahun yang

(3)

berjumlah 25 anak usia dini. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 13 peserta didik laki-laki dan 12 peserta didik perempuan.

Penggunaan metode demonstrasi hampir setiap hari dilaksanakan di PAUD Al-Fathonah dalam proses kegiatan pembelajaran dari segala aspek perkembangan dengan tujuan untuk memberikan pengalaman belajar melalui melihat dan mendengar, dapat memotivasi anak menjadi mandiri, mengembangkan daya fikir dan merangsang kreativitas anak serta menciptakan suasana belajar sambil bermain.

Dalam pelaksanaan kegiatan demontrasi, ada tiga tahap kegiatan yaitu :

1. Kegiatan Pra Pengembangan

Pada kegiatan pra pengembangan seorang tutor harus dapat mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan sesuai tema pada saat kegiatan metode demontrasi dilaksanakan. Bahan dan alat yang digunakan harus sesuai dengan apa yang akan diperagakan oleh tutor dalam langkah-langkah mendemontrasikan egiatan pembelajaran sehingga anak dapat memahami apa yang diperagakan.

2. Kegiatan Pengembangan

Sebelum kegiatan pengembangan motorik dilaksanakan, tutor mengajak anak untuk pemanasan terlebih dahulu, melemaskan otot-otot besar dengan menggerakkan badan, kepala, tangan dan kaki agar dalam mengikuti kegiatan tidak kaku. Setelah itu baru tutor mulai memperagakan

langkah-langkah demonstrasi misalkan

mendemontrasikan langkah-langkah cara menangkap dan melempar bola.

3. Kegiatan penutup

Dalam kegiatan penutup dipergunakan tutor untuk memotivasi anak yang berhasil melakukan kegiatan dengan baik untuk berusaha lebih baik lagi dan anak yang kurang berhasil tutor harus dapat mendorong anak agar berusaha lagi.

Efektifitas metode demonstrasi dalam rangka peningkatan motorik kasar dapat terlihat dari aspek penilaian. Penilaian yang dilakukan guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan pemberian pengalaman belajar dengan menggunakan metode demonstrasi baik metode demonstrasi yang disertai dengan penjelasan maupun metode demonstrasi dalam bentuk dramatisasi.

Penilaian pengembangan fisik motorik di PAUD dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pengamatan atau observasi

Pengamatan dilakukan tutor pada saat anak melakukan kegiatan berlangsung dengan cara melihat,mendengar, mengamati dengan cermat dan teliti.

b. Catatan anekdot

Merupakan kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi-situasi tertentu. Catatan anekdot merupakan catatan singkat peristiwa penting yang mengungkapkan perhatian secara individu. c. Portofolio

Merupakan kumpulan atau dokumen hasil karya anak yang dikembangkan oleh anak dan guru yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk menelaah usaha, perbaikan, proses, dan pencapaian pada satu bagian atau lebih aspek.

Dari hasil pengamatan kepada 25 anak di PAUD Al-Fathonah penggunaan metode demontrasi dalam mendemontrasikan suatu langkah-langkah kegiatan dalam aspek perkembangan motorik kasar anak dari segi kemampuan berlari, meloncat, melempar bola, menangkap bola, merayap yang diperagakan tutor hampir 90% anak dapat mengikuti dan menirukan kembali apa yang didemontrasikan tutor.

Metode demonstrasi efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran motorik kasar bila menggunakan metode demonstrasi yang yang dimulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan bisa diwujudkan.

Peneliti mengadakan observasi kepada 3 anak peserta didik dan wawancara kepada kepala sekolah, tutor dan orangtua. Berikut ini merupakan hasil observasi di lapangan kepada 3 anak didik di PAUD Al-Fathonah, yaitu :

Subjek Peneliti I

Subjek peneliti I adalah anak laki-laki bernama Edho sekarang berusia 5 tahun 8 bulan anak kedua dari ayah bernama Gun gun dan ibu bernama Sofiya. Berdasarkan hasil observasi terhadap Edho, sebelum masuk PAUD Al-Fathonah sudah ikut play group terlebih dahulu setelah masuk di PAUD Edho merupakan anak yang mudah bergaul dengan teman, aktif serta mandiri, ketika proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi pada motorik kasar sudah berkembang dari aspek kemampuan berlari, meloncat, merayap, menangkap dan melempar bola.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Edho selama kurang lebih 1 bulan atau 4 pertemuan perkembangan kemampuan Edho dalam hal: berlari

(4)

ditempat selama beberapa detik bisa dilakukan dengan baik, berlari dengan jarak 5-7 meter dengan cepat Edho lakukan begitu pula dengan berlari sambil memindahka benda dapat dilakukan tanpa kesulitan.hal ini terlihat dari otot-otot besarnya sudah lentur dan terkoordinasi dengan baik sehingga Edho dapat melakukan apa yang diperagakan diperintahkan tutor dengan baik dan menunjukkan perkembangan yang baik pula.

Dari hasil pengamatan di atas dapat dilihat dari tabel di bawah ini perkembangan aspek motorik kasar Edho selama kurang lebih 4 kali pertemuan. Subjek Peneliti II

Subjek peneliti II adalah anak laki-laki berusia 5 tahun 5 bulan bernama Nanda ia anak pertama dari pasangan suami istri yang ayahnya bernama Yayat Ruhiyat dan ibunya bernama Apong, pekerjaan ayahnya berdagang terkadang istri juga ikut membantu berdagang juga. Berdasarkan hasil observasi terhadap Nanda ketika masuk di PAUD Al-Fathonah ia anak yang pemalu tetapi mandiri karena sebelumnya ia belum pernah masuk play group terlebih dahulu. Ketika proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada motorik kasarnya nanda terlihat belum berkembang dari aspek kemampuan berlari, meloncat, menangkap dan melempar bola karena tidak adanya proses pengulangan pembelajaran.

Tetapi setelah masuk PAUD Al-Fathonah menurut ibunya, perkembangan motorik Nanda mulai berkembang karena adanya bimbingan dalam proses pembelajaran oleh tutor sehingga otot-otot besarnya mulai lentur dan koordinasi antara otot dan otak nya mulai berkembang dengan baik, tetapi menurut tutor dalam kecepatan kemampuan Nanda masih lambat dibandingkan dengan Edho, karena Nanda anaknya masih belum percaya diri dalam melakukan kegiatan kemampuan berlari, meloncat. menangkap dan melempar bola karena dirumahnya jarang dilatih kembali secara teratur.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap Nanda selama kuramg lebih 1 bulan atau 4 kali pertemuan perkembangan kemampuan Nanda dalam hal: berlari ditempat beberapa detik bisa di lakukan tetapi masih terlihat tidak beraturan juga berlari jarak 7-10 meter dalam melakukannya terlihat masih berhati-hati jadi berlarinya sedikit lambat karena kurang percaya diri karena anak yang pemalu begitu juga dengan berlari sambil memindahkan benda.

Subjek Peneliti III

Subjek peneliti III adalah anak perempuan berusia 5 tahun 2 bulan bernama Dia anak pertama, dan kedua orangtuanya bekerja sehingga

sehari-harinya Dia ditinggal bersama pengasuhnya. Ketika masuk PAUD Al-Fathonah, Dia masih belum mandiri karena didalam kelas masih ditunggu oleh pengasuhnya dan masih suka menangis. Ketika dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi pada motorik kasar dari aspek berlari, meloncar, menangkap dan melempar bola belum berkembang.

Hal ini diperkuat oleh pengasuhnya yang merupakan ibu rumah tangga yang berusia 45 tahun, dalam proses pengulangan pembelajaran dirumah jarang diulang kembali karena kedua orangtunya sibuk bekerja dari pagi sampai sore sehingga kurang adanya perhatian kepada perkembangan anaknya dan kurang diberikan stimulasi terhadap perkembangan fisiknya jadi pertumbuhan dan perkembangan motorik kasarnya sedikit terlambat dibandingkan anak seusianya,diperkuat juga oleh tutor memang perkembangan motorik kasar Dia belum berkembang karena setiap melakukan pembelajaran terhadap motoriknya masih harus dibantu dan dibimbing.

Dari hasil pengamatan kepada Dia selama kurang lebih 1 bulan atau 4 pertemuan dalam kemampuan berlari di tempat selama beberapa detik. berlari berjarak 7-10 meter dan berlari sambil memindahkan benda, Dia dalam melakukan kegiatan tersebut harus selalu diberikan motivasi,dibimbing dan dibantu padahal dia bisa melakukannya.

Dalam kemampuan meloncat dengan 10 lompatan, meloncat melewati 10 garis dia mau melakukannya dengan dibimbing dan dalam melakukan lompatannya hanya 1 loncatan berhenti begitu selanjutnya karena otot-otot kakinya belum lentur dan masih kaku juga kekuatan kakinya belum kuat,sedangkan dalam meloncat dari atas bangku harus dibantu dengan memegang tangannya baru dia mau meloncat.

Begitu juga dalam kemampuan menangkap bola Dia selalu diam kalau tutor melemparkan bola ke arahnya selalu didiamkan begitu saja tanpa mau menangkapnya sehingga tutor harus membantu dari belakang sambil memegang tangannya agar ia mau menangkap bola itu yang di lemparkan ke arahnya, sedangkan dalam melempar bola dengan kedua tangannya Dia mau melakukannya hanya saja melemparnya kemana saja tanpa arah.

Dari hasil pengamatan diatas dapat dilihat perkembangan motorik kasar Dia selama 4 pertemuan dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik kasar Dia dari segi kemampuan berlari, meloncat, menangkap dan melempar bola selama 4 pertemuan belum menunjukkan perkembangan yang baik hal ini disebabkan dia dalam melakukan

(5)

kegiatan belum mandiri harus selalu dibimbing dan dibantu oleh tutor dan tidak adanya proses pengulangan di rumah secara teratur, juga tidak adanya stimulasi dari orangtuanya sehingga otot-otot besarnya belum kuat dan masih kaku juga koordinasi antara otot dan otok nya belum seimbang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari pengolahan dan analisis terhadap data yang ditemukan dalam penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan dan sebagai berikut :

1. Kondisi objektif PAUD Al-Fathonah

PAUD Al-Fathonah telah memiliki persyaratan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan karena sudah memiliki ijin operasional, memiliki program kegiatan belajar yang mengacu pada kurikulum, adanya peserta didik, tutor serta didukung oleh sarana dan prasarana.

2. Pelaksanaan metode demontrasi dalam rangka meningkatkan fungsi motorik kasar Metode demonstrasi memiliki rancangan kegiatan yang jelas, mulai dari tahap perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan sampai penilaian, dimana metode demontrasi dapat memperlihatkan secara kongkrit langkah-langkah apa yang diperagakan tutor

serta membantu mengembangkan

kemampuan peniruan yang tepat.

3. Efektifitas metode demontrasi terhadap peningkatan motorik kasar

Efektifitas dalam metode demontrasi dilakukan dengan cara penilaian langsung terhadap anak, agar dapat mengetahui secara rinci perkembangan tiap-tiap anak didik sudah berkembang atau belum.

4. Kesulitan Tutor dalam penggunaan metode demontrasi

Kesulitan tutor dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi adalah dalam menentukan tema yang sesuai, pengkondisian anak serta penilaian untuk dapat meningkatkan fungsi motorik kasar pada anak.

5. Hasil penelitian terhadap motorik kasar pada anak didik

Setiap anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan fisik yang berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya keturunan, asupan gizi yang kurang, pemberian stimulasi yang salah dan lingkungan yang tidak mendukung.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat PADU. 2004.Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat PADU. 2009. Permen Standar PAUD Formal dan Nonformal. Jakarta: Depdiknas. Direktorat PADU. 2012. Petunjuk Teknis

Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Depdiknas.

Fridani, Lara, et.al. 2008. Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gunarti, Winda, et.al. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hamidah, Nurlaela. 2010. Metodologi Pengajaran Anak Usia Dini Sesuai KTSP. Bandung: Dinas Pendidikan.

Herdiana, Asep. 2010. Kumpulan Materi Penelitian Sosial. Bandung: STKIP Siliwangi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2011. Pedoman Peningkatan Kompetensi Pendidik, Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Berbasis Pendidikan Karakter. Jakarta.

R, Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Rohanah, Pipit. 2009. Peningkatan Fungsi Motorik Halus pada Anak Usia Dini Melalui Metode Demonstrasi di Kelompok Bermain Setiabudhi Bandung. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPLS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Seefeldt, Carol, et.al. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.

Sudjana, D. 2001.Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production. Sudjana, D. 2006. Evaluasi Program Pendidikan

Luar Sekolah. Bandung: Rosda

Sujiono, Bambang, et.al., 2008. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka.

UU RI No.20 Tahun 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Intan.

Gambar

Tabel 4.1. Keadaan siswa PAUD berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2013 Dinas Bina Marga

Keterbatasan kemampuan masyarakat miskin pedesaan dalam mengelola dan memanfaatkan hasil pertanian, diberdayakan melalui program desa mandiri pangan. Penelitian

Sehubungan dengan dilaksanakannya proses evaluasi dokumen penawaran dan dokumen kualifikasi, Kami selaku Panitia Pengadaan Barang dan Jasa APBD-P T. A 2013 Dinas Bina Marga

creature that each represents the thrown flaw. He does this because an individual with inferiority complex is uncomfortable with his flaws. If other people see

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa time out merupakan salah satu alternatif efektif untuk mengurangi intensitas perilaku anak yang tidak diharapkan... (dalam kasus ini

Pada hasil pengujian alat yang telah dilakukan, dimana penulis membuat maket rumah yang telah dilengkapi pada empat ruangan dengan lampu dan mengendalikan lampu melalui notebook