(Studi pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)
Oleh:
RAHMAWATI DIAN PRATIWI
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan
Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam
(Studi pada Masyarakat Kelurahan Cempaka Putih Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)
Oleh:
RAHMAWATI DIAN PRATIWI
NIM. 106 046 101 684Di Bawah Bimbingan
ii
19730504200031002
Pembimbing I
Dr.Syahrul A’dham, M.Ag
NIP 19730504200031002
Pembimbing II
Ir.Ela Patriana, MM., AAAIJ
NIP 196905282008012010
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Masyarakat Cempaka Putih Ciputat), telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)
Jakarta, 17 Juni 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH,MA, MM
NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof. Dr.H.M.Amin Suma, SH,MA, MM (...) NIP. 195505051982031012
Sekretaris : H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH (...) NIP. 197407252001121001
Pembimbing I : Dr.Syahrul A’dham, M.Ag (...) NIP. 19730504200031002
Pembimbing I : Ir.Ela Patriana, MM., AAAIJ (...) NIP. 196905282008012010
Penguji I : Amelia, SE, MM (...) NIP. 19740821200912005
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A...Latar Belakang Masalah ... 1
B...Perumus an dan Pembatasan Masalah... 5
1. Pembatasan Masalah ... 5
2. Perumusan Masalah... 6
C...Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 6
D...Review Terdahulu ... 7
E...Kerangk a pemikiran... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A...Tingkat
Kesadaran masyarakat... 17
1...Pengeta
huan dan Pemahaman Perencanaan Keuangan... 21
2...Pemaha man Instrumen Keuangan... 24
3...Sikap & Perilaku dalam Merencanakan Keuangan ... 27
a...Waktu adalah Sahabat ... 29
b...Kebiasa
an menunda adalah musuh anda ... 30
c...Kebutuh
an VS Keinginan... 30
d...Menabu ng Membuat Kaya... 31
B...Perenca naan Keuangan Syariah... 35
1...Pengerti
an ... 35
2...Tahapan - Tahapan dalam Perencanaan Keuangan... 41
a...Menentu kan Situasi Keuangan Sekarang... 41
b...Menentu kan Tujuan Keuangan ... 42
c...Mengide
ntifikasi Alternatif Cara Mencapai Tujuan ... 43
d...Membua
t dan Mengimplementasi Rencana Keuangan... 44
e...Mengev aluasi Rencana Keuangan ... 45
3...Aturan Pembelanjaan dalam Rumah Tangga Muslim... 46
4...Aturan Menyimpan dan Menabung... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A...Jenis
Penelitian... 54
2...Jenis Data dan Sumber Data... 55
B...Populasi & Sampel... 55
1...Populasi ... 55
2...Sampel
... 55
3...Teknik
Pengambilan Sampel ... 56
C...Pengum pulan data ... 57
1...Teknik Pengumpulan Data ... 58
2...Teknik Uji Instrumen Penelitian... 60
3...Teknik
Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A...Gambar
an Umum Masyarakat Cempaka Putih – Ciputat ... 63
1...Kondisi Geografis ... 63
2...Kondisi Sosial Ekonomi... 64
3...Kondisi Pendidikan ... 66
B...Uji
Instrumen Penelitian... 68
1...Uji
Validitas... 68
2...Uji
Realibilitas... 68
C...Analisis Data ... 70
1...Pemaha man pada Instrumen Keuangan ... 72
2...Pemaha
man pada Perencanaan Keuangan ... 75
3...Sikap
dalam Merencanakan Keuangan... 77
xi
5...Kesadar an Merencanakan Keuangan... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A...Kesimp
ulan ... 89
B...Saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 91
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Certified Financial Planner, Board of Standards, Inc.Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen
keuangan secara terencana.1 Salah satu komponen dalam perencanaan keuangan
adalah menyusun anggaran bulanan yang terdiri dari pendapatan dan pengeluaran.
Bagi mereka yang sudah berkeluarga, pendapatan bisa berasal dari satu atau dua
sumber. Sedangkan pos pengeluaran terdiri dari pengeluaran rutin dan non rutin.
Pada pengeluaran keuangan dalam masyarakat, tiap bulannya terkadang
banyak pengeluaran diluar dugaan yang diperkirakan. Sehingga, ketika tejadi hal
yang tidak terduga dan membutuhkan pengeluaran dana yang tidak diperkirakan.
Kebanyakan dari masyarakat menjadi bingung karena keuangan untuk hal tersebut
tidak tersedia, sedangkan keuangan mereka telah digunakan dan dialokasikan untuk
keperluan-keperluan lainnya sehingga tidak ada lagi dana untuk hal yang tidak
terduga itu.
Tidak dapat dielakkan lagi, bahwa setiap manusia mempunyai keinginan dan
tujuan dalam hidupnya, dan untuk mandapatkan atau mencapai tujuan tersebut,
1 b ud i susa nto ,” ma na g e me n ke ua ng a n p rib a d i d a n ke lua rg a ” , a rtike l d ia ta s
d ia kse s p a d a 2 o kto b e r 2007 d a ri http :/ / ma na g e me nke ua ng a np rib a d i.b lo g sp o t.c o m/ 2007/ 10/ d e finisi-p e re nc a na a
haruslah melakukan hal – hal tertentu atau biasanya disebut dengan usaha untuk
pencapaian tujuan tersebut. Salah satu usaha yang harus ditempuh untuk mencapai
suatu tujuan hidup adalah dengan anggaran atau dana yang direncanakan. Sebagai
contoh jika ingin atau mempunyai tujuan untuk membuat dan memiliki rumah
sendiri, maka seseorang dituntut untuk dapat berusaha agar tujuannya dapat tercapai,
yaitu dengan mengumpulkan uang untuk pembangunan rumah yang diinginkan. Dan
masih banyak contoh – contoh lainnya, karena manusia mempunyai banyak keinginan
dalam hidupnya. Untuk dapat mencapai tujuan hidupnya seseorang harus dapat
mengatur pendapatan yang akan dikeluarkannya, pengeluaran – pengeluaran tersebut
harus diatur agar nantinya tujuan yang diinginkan mempunyai anggaran tersendiri
dalam pengeluaran keuangan tersebut.
Saat ini sangat diperlukan untuk memiliki perencanaan keuangan agar ketika
terjadi hal-hal diluar perkiraan kita, kita tidak bingung dan dapat menanggulanginya
dengan baik. Perencanaan keuangan juga mempunyai beberapa tujuan yaitu:tujuan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
dimaksudkan untuk menanggulangi risiko – risiko atau untuk dana darurat yang tidak
disangka – sangka, tujuan jangka menengah ditujukan untuk keinginan – keinginan
kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk
kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak dan lain sebagainya. Selain itu
juga tujuan perencanaan keuangan adalah untuk meminimalisir risiko – risiko yang
3
Setiap orang pasti setuju bahwa kualitas hidup yang baik itu membutuhkan
kondisi keuangan yang sehat. Dan kondisi keuangan yang sehat tersebut dapat di
capai dengan perencanaan keuangan yang solid dan disiplin dalam pelaksanaannya2,
dalam manajemen keuangan keluarga hal yang pertama kali dilakukan adalah merinci
sumber pendapatan dan setelah itu membuat daftar pengeluaran. Dan dalam
pengeluaran ini harus benar-benar diperhatikan adalah prioritas berdasarkan
kebutuhan bukan keinginan, dan kebutuhan ini bisa jangka pendek, menengah dan
juga jangka panjang. Selain itu pengeluaran keuangan juga harus memperhatikan
aspek keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Karena untuk mencapai
kehidupan akhirat yang baik, kita juga harus mempunyai kehidupan dunia yang baik.
Dengan memberi sesama atau sedekah dan juga haji sangat membutuhkan dana, dana
tersebut didapat apabila kita mempunyai kehidupan dunia yang baik, untuk menuju
kehidupan akhirat yang baik pula.
Para perencana keuangan selalu memberi saran agar dana untuk investasi agar
disisihkan diawal setiap menerima pendapatan dan besarannya ditentukan diawal
pula, karena apabila tidak ditentukan diawal maka pendapatan yang banyak sekalipun
akan habis sia – sia, hanya untuk memenuhi keinginan saja. Jadi agar perencanaan
keuangan berjalan baik, harus memisahkan di awal pada saat menerima pendapatan.
Mana kebutuhan yang harus dipenuhi, pelunasan hutang, dan investasi. Baru sisanya
dapat digunakan untuk pemenuhan keinginan.
Pentingnya perencanaan keuangan ini sudah dirasakan betul oleh kebanyakan
masyarakat kita, tapi belum mengetahui bagaimana penerapan mereka akan
perencanaan keuangan ini. Banyak dari masyarakat kita juga masih berfikiran secara
tradisional dengan meletakkan seluruh pendapatannya dibawah bantal dan apabila
terdapat keperluan baru dananya dikeluarkan dan dengan sikapnya yang seperti ini
masyarakat tersebut tidak dapat memilah – milah mana pengeluaran yang harus
diprioritaskan, dan juga untuk tujuan jangka panjangnya dan bagaimana untuk
keadaan-keadaan darurat, mereka kurang memikirkannya.
Pada saat ini, banyak produk – produk yang ditawarkan oleh
lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah, untuk perencanaan keuangan baik untuk
tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Semua itu ditujukan agar
masyarakat mudah dalam mengelola keuangan dan membantu dalam perencanaan
keuangan yang diinginkannya. Selain itu, pada saat sekarang ini banyak masyarakat
yang belum benar-benar mengerti bahwa penempatan dana di bank dan lembaga
keuangan pada instrumen keuangan yang tepat sudah merupakan perencanaan
keuangan.
Daerah Cempaka Putih adalah bagian dari Kecamatan Ciputat yang
merupakan salah satu Kecamatan di daerah Tangerang Selatan provinsi Banten.
5
di daerah Cempaka Putih Kecamatan Ciputat ini terdapat berbagai Universitas juga
karena banyaknya mahasiswa dan dosen yang tinggal di daerah tersebut yang sering
berinteraksi dengan masyarakat setempat, sehingga memungkinkan masyarakat di
daerah Cempaka Putih Kecamatan Ciputat ini mempunyai pengetahuan yang baik
dalam masalah perencanaan keuangan dan ilmu pengetahuan.
Dari uraian diatas yang telah penulis paparkan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang akan dibuat dalam bentuk skripsi dengan mengangkat
judul “Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Perencanaan Keuangan Keluarga
Perspektif Ekonomi Islam (studi pada masyarakat Cempaka Putih – Kecamatan
Ciputat)”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari meluasnya penelitian
dan agar penelitian lebih terarah mengenai tingkat kesadaran masyarakat
dalam perencanaan keuangan. Pada penelitian ini penulis membatasi masalah
pada tingkat pendapatan dan kebijakan keluarga dalam menempatkan
dananya di instrumen keuangan syariah. Instrumen keuangan syariah yang
dimaksud meliputi produk tabungan syariah, iB deposito, iB tabungan
perencanaan (iB tabungan pendidikan, iB Haji/Umrah, iB pensiun), dan unit
link syariah. Dengan area diwilayah seputar Kelurahan Cempaka Putih
banyak perguruan tinggi seperti UIN, IIQ, STEI ’SEBI’, UMJ& BSI.
Sehingga diharapkan pendidikan dan pengetahuan masyarakat yang ada di
Cempaka Putih lebih baik dari masyarakat di daerah lainnya.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Ciputat Kelurahan
Cempaka Putih tentang instrumen keuangan?
b. Bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Ciputat Kelurahan
Cempaka Putih tentang perencanaan keuangan?
c. Bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Cempaka Putih
dalam melakukan perencanaan keuangan dengan mengalokasikan
dananya pada berbagai instrumen keuangan produk syariah?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk menggambarkan apakah masyarakat setempat benar-benar
paham terhadap instrumen keuangan syariah yang ada.
b. Untuk menjelaskan apakah masyarakat setempat benar-benar paham
terhadap perencanaan keuangan syariah.
c. Untuk menjabarkan apakah masyarakat Kecamatan Ciputat sudah
banyak yang menggunakan sarana perencanaan keuangan dengan
7
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk memenuhi tugas akhir akademik, dan juga untuk memperdalam
pengetahuan penulis khususnya dalam perencanaan keuangan.
b. Bagi Akademisi
Untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang ekonomi Islam,
dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan
bacaan dan masukan bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa,
dosen, pemerintah, serta instansi yang terkait dengan perekonomian
khususnya di perencanaan keuangan.
c. Bagi masyarakat
Di harapkan dengan hasil dari penelitian ini masyarakat lebih
mengetahui pentingnya perencanaan keuangan. Dan dapat meningkatkan
kesadaran mereka dalam perencanaan keuangan.
D. Review Terdahulu
1. (Rahmat Margono, 2009 untuk skripsi Universitas Islam Negeri) membahas
tentang tingkat kesadaran hukum masyarakat Cempaka Putih terhadap
alat penelitian analisis deskiptif dengan sampel 102. Berdasarkan hasil
penelitian yang didapat diketahui bahwa di Kelurahan Cempaka Putih Ciputat
belum pernah diadadakan penyuluhan tentang perkawinan, yang berarti bahwa
masyarakat masih memerlukan penyuluhan hukum khususnya undang-undang
No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Pemahaman responden terhadap
undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan tinggi.
Dalam hal pemahaman hukum tidak diisyaratkan seseorang harus lebih
dahulu mengetahui adanya suatu aturan tertulis yang mengatur sesuatu hal,
yang diwujudkan melalui sikap mereka terhadap tingkah laku sehari-hari. Dan
sikap masyarakat tentang undang-undang No.1 tahun 1974 tentang
perkawinan dikategorikan cukup konsisten. Pada tulisan ini penulis hanya
berfokus pada kesadaran hukum tentang perkawinan. Perbedaan yang terdapat
disini adalah pada penelitian sebelumnya meneliti tentang tingkat kesadaran
hukum masyarakat sedangkan pada penelitian sekarang yang diteliti adalah
tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan keluarga,
walaupun dengan objek penelitian yang sama yaitu masyarakat kelurahan
Cempaka Putih-Ciputat.
2. (Martha Henn McCormick, 2009 untuk Journal of Financial Counceling and
Education, association for Financial Counseling and Planning Education)
Membahas tentang efektivitas pendidikan keuangan pada masa muda,
9
kompleksitas keuangan keluarga. Maka, sejak dini anak-anak harus sudah
mempelajari tentang pengelolaan keuangan pribadi, pada akhir-akhir ini lebih
banyak program tentang perencanaan keuangan yang ditujukan untuk orang
dewasa dibandingkan dengan yang ditujukan untuk generasi muda,
pendidikan keuangan untuk generasi muda itu sangat penting. Suaturencana
kegiatan diperlukan untuk mengintegrasikan pendidikan keuangan ke dalam
standard status, para guru pelatihan, menerapkan kurikulum, pembuktian
dampak tingkah laku. Dengan studi ini dapat menggambarkan pendidikan
keuangan generasi muda pada saat ini karena dapat menggambarkan apa yang
terjadi pada saat ini dan juga memberikan arah untuk usaha masa depan,
keuangan pribadi harus diterapkan pada kehidupan anak usia sekolah agar
nantinya ketika dewasa mereka dapat membuat keputusan keuangan yang
tepat. Jurnal ini membahas tentang efektifitas pendidikan keuangan bagi
generasi muda untuk dapat merencanakan keuangan, dan pada penelitian kali
ini penulis meneliti tentang perencanaan keuangan khususnya kesadaran
untuk melakukannya.
3. (Lewis Mandell and Linda Schmid Klein, 2009 untuk journal of Financial
Counceling and Education, association for Financial Counseling and Planning
Education) Membahas tentang bagaimana perbedaan siswa menengah yang
mengikuti kursus manajemen keuangan dengan yang tidak mengikuti kursus,
dalam pelaksanaan perencanaan keuangan pribadinya, karena terdapat
kursus dengan yang tidak mengikuti kursus, terdapat 400 populasi dan sampel
yang diambil adalah 79 orang dengan menggunakan alat uji yaitu regresi.
Menurut hasil penelitiannya ternyata tidak ada perbedaan dampak dari kursus
yang signifikan, karena ternyata yang mengikuti kursus tidak lebih sadar dan
keinginan lebih untuk menabung dibandingkan dengan yang tidak mengikuti
kursus, dan yang mengikuti kursus ternyata tidak lebih baik dalam
menunjukkan laporan perilaku keuangan dibandingkan dengan yang tidak
mengikuti kursus. Pada penelitian yang dilakukan oleh mandell
memperlihatkan bagaimana pengaruh kursus keuangan terhadap keinginan
dan kesadaran untuk menabung, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
penulis saat ini, berfokus pada kesadaran masyarakat untuk merencanakan
keuangannya, tanpa melihat latar belakangnya.
4. (Yonson, 2004 untuk Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Universitas Petra)
Membahas tentang peran Universitas di Surabaya dalam meningkatkan
keluarga mapan di Surabaya, seri perencanaan keuangan keluarga, populasi
yang ada sebanyak 225.302 orang dan ibu rumah tangga yang Sarjana sebesar 48.510. Dengan sampel sebanyak 303menggunakan alat uji t-test. Pada hasil penelitiannya di peroleh bahwa untuk dapat meningkatkan keluarga mapan
yang harus diingat adalah setiap orang harus menutupi kebocoran keuangan
dengan perencanaan keuangan yang benar dan harus menggali sumber
11
keluarga adalah untuk menjadi mapan. Untuk mencapai impian tersebut,
setiap keluarga harus mau memulai untuk merencanakan keuangannya sejak
dini. Perencanaan keuangan yang baik harus dilakukan dengan pandangan
tentang perencanaan keuangan yang benar (money-saving mindset) dan menaruh uang dengan tepat baik dalam bentuk investasi, proteksi dan
sebagainya sesuai dengan kebutuhan keluarga. Selain itu juga diperlukan
peran universitas dalam memberikan pelatihan perencanaan keuangan yang
benar untuk mendukung semua itu. Dalam penelitian yang terdahulu, Yonson
lebih berfokus kepada bagaimana peran universitasnya dalam meningkatkan
keluarga mapan dengan perencanaan keuangan, sedangkan pada penelitian ini
penulis lebih berfokus pada tingkat kesadaran masyarakat dalam
merencanakan keuangannya.
5. (Meiliyanti Tanoto, Henny Gunawan 2004 untuk skripsi di Universitas
Kristen Petra ) Membahas tentang perbedaan minat membuat perencanaan
keuangan keluarga menurut karakteristik keluarga yang di analisis di
Surabaya, menggunakan alat uji t-test dan chi square. Menurutnya terdapat
perbedaan minat antara ibu rumah tangga yang SMU dan yang S1. Keinginan
perencanaan keuangan ibu rumah tangga yang berpendidikan S1 lebih besar
dibandingkan dengan minat ibu rumah tangga lulusan SMU. Pada ibu S1
tingkat kesadarannya lebih besar dibandingkan dengan rasa ingin taunya. Ibu
pendapatan dan pengeluaran keuangan setiap bulannya dan ibu rumah tangga
S1 bukan hanya pengaturan pendapatan dan pengeluaran keuangan tiap
bulannya saja tapi mereka juga memfikirkan perencanaan keuangan yang
bersifat jangka panjang, seperti dana pendidikan anak dan pensiun. Dan ibu
rumah tangga S1 juga lebih memikirkan tentang asuransi dibanding ibu rumah
tangga SMU. Karena pada ibu rumah tangga S1 lebih mengetahui risiko
dibandingkan dengan ibu rumah tangga SMU. Pada tulisan ini penulis hanya
berfokus pada minat ibu rumah tangga dalam perencanaan keuangan menurut
tingkat pendidikan mereka. Penelitian ini lebih berfokus pada perbedaan
minat untuk membuat perencanaan keuangan dari sudut pandang
pendidikannya. Perbedaan penelitian yang telah dibuat sebelumnya dan yang
akan dibuat, terletak pada penelitian sebelumnya fokus bahasan adalah
perbedaan minat antara ibu rumah tangga yang berpendidikan S1 dengan yang
berpendidikan SMU dalam menempatkan dananya, sedangkan pada penelitian
yang akan penulis buat fokus terletak pada tingkat kesadaran masyarakat
dalam merencanakan keuangan khususnya dalam mengalokasikan dananya
pada lembaga keuangan.
Pada tulisan yang ada di atas dan penilitian yang akan dilakukan, penulis lebih
berfokus pada tingkat kesadaran dari masyarakat dalam mengaplikasikan
13
keuangan syariah, seperti iB tabungan, iB tabungan perencanaan, iB deposito dan
[image:22.612.108.560.173.695.2]unitlink syariah.
Tabel 1.1
Kesimpulan Review Terdahulu
No Judul Penelitian
Nama Peneliti
Populasi Sampel Alat Statistik
Tahun Hasil Temuan
1 Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Cempaka Putih terhadap UU No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan Rahmat Margono
4.553 102 Deskrip tif Analisis 2009 Pemahaman responden terhadap undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dikategorikan tinggi
2 The
Effectiveness of Youth Financial Education: A Review of the Literature Martha Henn McCorm ick k-12 Pengatu ran Pendidi kan keuang an
- - 2009 Dengan studi ini
dapat
menggambarkan pendidikan keuangan
generasi muda pada saat ini karena dapat menggambarkan apa yang terjadi pada saat ini dan juga memberikan arah untuk usaha masa depan 3 The Impact of
Financial Literacy Education on Subsequent Financial Behavior Lewis Mandell and Linda Schmid Klein
400 79 Regresi 2009 Tidak ada
perbedaan
dampak dari kursus yang signifikan.Karena yang mengikuti kursus tidak lebih
keinginan lebih untuk menabung dibandingkan dengan yang tidak mengikuti kursus
No Judul Penelitian
Nama Peneliti
Populasi Sampel Alat Statistik
Tahun Hasil Temuan
4 Peran
Universitas di Surabaya dalam Meningkatkan Jumlah Keluarga Mapan di Surabaya (Seri Penelitian Keuangan Keluarga)
Yonson 225.302 303 Uji
T-test
2004 Peran universitas
dalam memberikan pelatihan perencanaan keuangan yang benar untuk mendukung mensejahterakan masyarakat dalam pengelolaan keuangannya 5 Perbedaan Minat Membuat Perencanaan Keuangan Keluarga Menurut Karakteristik Keluarga Meiliyanti Tanoto & Henny Gunawan
Uji
T-test & Chi Square
2004 ibu rumah tangga
S1 juga lebih memikirkan
tentang asuransi dibanding ibu rumah tangga SMU
(Sumber: Hasil Olah Kesimpulan Review Terdahulu)
E. Kerangka Pemikiran
Perencanaan keuangan dilakukan dengan berbagai hal yaitu, dengan membuat
anggaran untuk pengeluaran dan pemasukan uang dengan menempatkan dana pada
pos-pos yang telah dipilah-pilah berdasarkan kebutuhan dan juga pengeluaran
15
untuk mendapat lebih banyak pemasukan dari pada pengeluaran dalam rumah tangga.
Selanjutnya investasi untuk menyimpan kelebihan dana. Investasi ini terdapat dari
sektor keuangan dan sektor non keuangan, sektor keuangan terbagi menjadi bank dan
non bank, peneliti lebih berfokus pada investasi pada sektor keuangan yaitu bank,
yang instrumennya antara lain iB Tabungan, iB Tabungan Perencanaan, iB Deposito.
Selain itu panulis juga memasukkan Unit link yang merupakan bagian dari lembaga
keuangan non-bank yaitu asuransi sebagai penelitian dalam perencanaan keuangan.
Dan untuk dapat mengetahui semua itu perlu adanya pendataan, yang
menggunakan angket untuk mengetahui data yang sebenarnya tentang kesadaran
masyarakat Ciputat dalam perancanaan keuangan keluarga, dikarenakan banyaknya
populasi yang ada dan tidak memungkinkan untuk mengambil keseluruhan populasi.
Dan untuk mendapat data yang akurat dan representatif maka diambil data
berdasarkan sampel yang telah dihitung, yang kemudian di uji validitas dan
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Perencanaan keuangan keluarga
Analisis Data Input Data
Menyebar kuesioner untuk penelitian
Uji validitas dan reliabilitas data iB Tabungan
iB Deposito
iB Tabungan Rencana Instrumen keuangan
bank Sektor keuangan
Instrumen keuangan non bank
Asuransi Saham
Tabungan Rutin (Investasi) Pengeluaran
Sektor non keuangan
Interpretasi Unit Link
Pemasukan
17
F. Sistematika Penulisan
Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan kaidah buku pedoman penulisan
skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini, peneliti membaginya ke dalam beberapa bagian, yaitu latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, review terdahulu dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Pada bab ini, peneliti landasan teori, yang dimaksudkan untuk membantu penulis
memahami dan menafsirkan data secara kritis, untuk memahami dan menafsirkan
data. Penulis akan menguraikan tentang pengertian tingkat kesadaran
masyarakat, perncanaan keuangan syariah: pengertian, tahapan-tahapan perencanaan keuangan, aturan menyimpan dan menabung dalam rumah tangga
muslim, aturan pembelanjaan dalam rumah tangga muslim.
Bab III Metodologi Penelitian
Pada bab ini peneliti membagi ke dalam beberapa bagian, yaitu jenis penelitian,
subjek penelitian, pengumpulan data dan analisis data.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini, ditujukan untuk menjawab rumusan masalah dan sub rumusan
pada bab ini berisi tentang : uraian, deskripsi dan analisis data mengenai
pemahaman tentang perencanaan keuangan syariah, banyaknya menggunakan
produk – produk bank syariah yang berkaitan dengan perencanaan keuangan, dan
tingkat kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan.
Bab V Kesimpulan & Saran
Pada bab ini, untuk mempermudah dalam melihat apa yang diperoleh hasil
penelitian, maka penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil hasil atau
uraian yang telah ditulis terdahulu, yang bertalian erat dengan pokok
permasalahan yang ada, dan merupakan jawaban masalah atas data yang
diperoleh serta saran dari penulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Dan ini merupakan bagian akhir dalam penelitian ini karena dapat diketahui
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tingkat Kesadaran Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang sebagian besar interaksi antar
individu-individunya dilakukan didalam kelompok, dan umumnya, masyarakat
mengacu pada sekolompok orang yang hidup bersama dalam satu kelompok
komunitas yang teratur dan memiliki hubungan saling bergantung antara satu dengan
yang lainnya.1
Masyarakat adalah suatu kumpulan dari sekolompok manusia yang hidup
pada suatu tempat (wilayah tertentu).2 Menurut Sajono Soekanto, masyarakat adalah
anggota kelompok baik besar maupun kecil yang hidup bersama disuatu wilayah
dengan batasan-batasan tertentu.3 Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti
seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama4
Dapat diambil kesimpulan dari definisi-difinisi diatas yaitu masyarakat adalah
suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu wilayah dan terikat
oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap sama.
1
http://id.wikipedia.org/wiki/masyarakat
2
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Bandung:CV Pustaka Setia,1999)h.45
3
Sajono Soekanto, Sosiologi Suatu Pangantar (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,1995)h.162
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (jakarta:Balai Pustaka, 2005)h.721
Kesadaran adalah tau dan mengerti dan Kesadaran yang dimiliki oleh manusia
merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan
yang diyakininya.5 Refleksi merupakan bentuk dari penggungkapan kesadaran,
dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam
lingkungan. Setiap teori yang dihasilkan oleh seorang merupakan refleksi tetang
realitas dan manusia.
kesadaran berasal dari kata sadar artinya tahu atau ingat. Kesadaraan adalah
proses batin yang ditandai dengan adanya pengertian, pemahaman serta penghayatan
terhadap sesuatu, sehingga menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai
dengan pengertian dan pemahaman tadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai
proses kejiwaan yang timbul dari hati nurani yang tulus dan ikhlas. Kesadaran
menurut Daryono, adalah hal yang dialami oleh seseorang.6 Dalam kamus besar
bahasa indonesia kesadaran berasal dari kata ‘sadar’ yang berarti insaf, tahu dan
mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti keinsyafan, keadaan mengerti.7
Atensi adalah pemusatan pikiran dalam bentuk jernih dan gamblang terhadap
sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran, dan pemusatan kesadaran adalah
inti sari dari atensi. Kesadaran adalah kesiagaan seseorang terhadap
peristiwa-peristiwa dilingkungannya serta peristiwa-peristiwa-peristiwa-peristiwa kognitif yang meliputi memori,
5
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadaran
6
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya:Apollo,1997)h.517
7
21
pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik.8 Kesadaran memiliki dua sisi yaitu,
tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar dan akan peristiwa
mentalnya sendiri.9 Dan pada penelitian ini penulis hanya berfokus pada kesadaran
tentang pemahaman terhadap stimulus lingkungan sekitar, bukan pada mentalnya.
(Pierson dan trout 2005) menyatakan, “Kesadaran memungkinkan kita
melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan keputusan
bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang baik.10” Menurut
bears & McCgovern mengajukan sejumlah fungsi kesadaran yaitu: konteks setting,
adaptasi dan pembelajaran, prioritisasi, rekrutmen dan kontrol, pengambilan
keputusan, deteksi dan penyuntingan kekeliruan, monitor diri, pengorganisasian &
fleksibilitas.11
Kesadaran dalam kamus (a Merriam-webster 1967:177) tercantum tidak kurang dari 5 arti, yaitu: 1) awareness esp. of something within one self; also; the state or fact., 2) the state of being characterized by sensation, emotion, volition & thought; mind., 3) the totality conscious states of an individual., 4) the normal state of conscious life., 5) the upper level of mental life ascontassed with unconscious processes. Jadi kesadaran sebenarnya menunjuk pada interpendensi mental & interpenetrasi mental, yang masing-masing berorientasi pada ‘aku’nya manusia dan pada ‘kami’nya12
8
Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h.90
9
Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h.240
10
Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h.250
11
Robert L.Solso, dkk, Psikologi Kognitif (Jakarta: Erlangga, 2007)h. 252
12
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah
keadaan mengerti, paham dan tahu yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang
terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, memori serta
sensasi-sensasi fisik dalam hidupnya, yang menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuai
dengan pikirkan dan yang diketahui.
Menurut soejono soekanto, dalam penelitian yang ditulis oleh rahmat
margono. Kesadaran hukum berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan
berkembang dalam suatu masyarakat. Dan terdapat empat indikator kesadaran
hukum, yang masing-masing merupakan suatu tahapan bagi tahapan berikutnya,
yaitu: Pengetahuan hukum, Pemahaman hukum, Sikap hukum, Pola perilaku
hukum.13
Dari sini dapat diketahui bahwa kesadaran masyarakat adalah suatu hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, dan
sesuai dengan itu, maka indikator-indikator kesadaran masyarakat dalam perencanaan
keuangan, karena perbedaannya hanya terletak pada fokus objeknya saja yaitu,
hukum dan perencanaan keuangan. Dari indikator diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa indikator kesadaran masyarakat dalam perencanaan keuangan adalah:
pengetahuan dan pemahaman tentang instrumen keuangan yang membantu dalam
13
23
merencanakan keuangan, pengetahuan dan pemahaman tentang perencanaan
keuangan, sikap dalam mengelola keuangan, perilaku dalam merencanakan keuangan.
Definisi dari tingkat adalah susunan yang berlapis-lapis atau
berlenggek-lenggek.14 Jadi tingkat kesadaran masyarakat adalah, susunan yang berlapis-lapis
mengenai kadar pemahaman, pengertian dan pengetahuan yang dialami dan
direfleksikan oleh suatu kelompok manusia yang hidup secara bersama-sama disuatu
wilayah dan terikat oleh batasan-batasan tertentu juga kebudayaan yang dianggap
sama akan perencanaan keuangan keluarga.
1. Pengetahuan dan Pemahaman Perencanaan Keuangan
Definisi dari Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui dan
kepandaian.15 Paham sendiri bermakna mengerti benar tentang suatu hal.16
Sedangkan pemahaman berarti proses, cara, perbuatan, memahami &
memahamkan. Memahami adalah mengerti benar akan sesuatu, dan
memahamkan adalah mempelajari baik-baik supaya paham.17 Jadi, pemahaman
yaitu proses, cara, perbuatan untuk mengerti benar akan sesuatu dan untuk
mempelajari baik-baik supaya paham.
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1197
15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1121
16
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia (Surabaya:Apollo,1997)h.454
17
Dari definisi-definisi diatas terdapat perbedaan antara makna kesadaran
dan pemahaman, paham hanya untuk sekedar tahu dan mengerti saja tentang
suatu hal. Sedangkan makna kesadaran lebih aktif karena dialami dan
merefleksikan apa yang diketahuinya, termasuk pemahaman itu.
Perencanaan keuangan adalah proses merencanakan keuangan sedini
mungkin untuk mencapai kepuasan ekonomi tertentu dalam hidup.18 Banyak
orang yang masih awam tentang perencanaan keuangan, dari studi pendahuluan
yang saya lakukan kebanyakan masyarakat mengetahui bahwa perencanaan
keuangan hanya diperuntukkan untuk perusahaan besar dan orang-orang yang
mempunyai banyak uang. Padahal sebenarnya pemikiran mereka salah,
perencanaan keuangan bisa dilakukan oleh semua orang tanpa pandang siapa asal
ada kemauan yang kuat untuk dapat menggapai tujuan keuangannya, dengan cara
menyusun dan merencanakan keuangan yang masuk dan keluar. Karena justru
dengan perencanaan keuangan yang baik kita dapat mengontrol kondisi
keuangan, baik sekarang maupun hari esok.19
Terdapat alasan, kenapa keluarga membutuhkan perencanaan keuangan:20
a. Adanya tujuan keuangan yang ingin di capai
b. Tingginya biaya hidup saat ini
18
Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang (jakarta: trans media,2009)h.5
19
Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang (jakarta: trans media,2009)h.6
20
25
c. Naiknya biaya hidup dari tahun ke tahun
d. Keadaan ekonomi tidak selalu baik
e. Fisik manusia tidak selalu sehat
f. Banyaknya alternatif produk keuangan yang ditawarkan
Perencanaan keuangan mempunyai beberapa tujuan yaitu:tujuan jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
dimaksudkan untuk menanggulangi risiko – risiko atau untuk dana darurat yang
tidak disangka – sangka, tujuan jangka menengah ditujukan untuk keinginan –
keinginan kita seperti tujuan pembelian rumah, dan jangka panjang adalah untuk
kebutuhan-kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak dan lain
sebagainya. Selain itu juga tujuan perencanaan keuangan adalah untuk
meminimalisir risiko – risiko yang timbul dimasa yang akan datang yang tidak
direncanakan.
Terdapat beberapa alasan semua keluarga memerlukan perencanaan
keuangan, baik yang merasa cukup dengan penghasilannya maupun yang merasa
kurang dengan penghasilannya. Karena dengan perencanaan keuangan yang baik
akan membantu permasalahan kekurangan uang dan tidak memiliki apapun dan
bagi yang merasa mempunyai cukup uang agar penggunaan uang tidak sia-sia
terbuang begitu saja untuk hal yang tidak penting.21
21
Sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa jika selama ini mereka
menabung, berarti mereka telah melakukan perencanaan keuangan yang
sederhana, karena menabung juga merupakan bagian dari perencanaan keuangan.
Baik menabung pada lembaga keuangan ataupun menabung secara tradisionil
yaitu dengan menggunakan celengan.
2. Pemahaman Instrumen Keuangan
Jika diartikan secara terpisah, instrumen adalah alat yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu, sarana penelitian untuk mengumpulkan data sebagai bahan
pengolahan.22 Sedangkan menurut sudarsono instrument adalah dokumen resmi /
tertulis, seperti cek, surat wesel, surat kontrak dan lain sebagainya.23
Sedangkan keuangan atau financial mempunyai arti segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah keuangan.24 Dari definisi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa instrument keuangan adalah alat-alat yang digunakan untuk
mengelola keperluan yang berhubungan dengan masalah uang. Dan istrumen
keuangan yang digunakan untuk membantu dalam merencanakan keuangan
ditawarkan dari berbagai lembaga keuangan, baik lembaga keuangan bank dan
lembaga keuangan non-bank.
22
Frista Artmanda. W, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jombang: Lintas Media)h.437
23
Sudarsono Dan Edilius, Kamus Ekonomi Uang & Bank (Jakarta: Rineka Cipta)h.156
24
27
Produk keuangan bank terdiri dari produk untuk pendanaan, pembiayaan,
dan jasa perbankan. Produk pendanaan yang ditawarkan perbankan syariah di
Indonesia berbeda dengan produk perbankan pada umumnya yang meliputi giro,
tabungan, investasi(deposito) umum, investasi khusus, dan obligasi.25
Pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah Indonesia cukup
banyak dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan usaha maupun pribadi. Akad
yang digunakan oleh produk-produk pembiayaan sebagian besar menggunakan
akad mudharabah, murabahah, dan musyarakah.
Jasa perbankan terbagi menjadi dua yaitu: jasa produk dan jasa
oprasional. Pada umumnya jasa produk yang ditawarkan oleh bank syariah tidak
berbeda dengan jasa produk yang ditawarkan oleh bank konvensional, tapi
dengan menggunakan akad-akad syariah. Akad yang digunakan adalah ujr,
wakalah, dan kafalah. Begitu juga dengan jasa oprasional, dengan sebagian besar
menggunakan akad wakalah.26
Dari produk-produk perbankan yang telah dipaparkan diatas, penulis
hanya berfokus pada produk penempatan dana tabungan, tabungan rencana, dan
deposito. Sedangkan dari lembaga keuangan non bank, penulis hanya
menggambil satu produk dari asuransi yaitu Unit link. Disini penulis akan
25
Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2007)h.243
26
memaparkan definisi dari masing – masing produk yang menjadi fokus dalam
tulisan ini.
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.27 Tabungan iB
Perencanaan adalah Produk tabungan asuransi berjangka dalam mata uang rupiah
dengan menggunakan prinsip syariah Mudharabah Muhtlaqah yang sistem
setoran bulanan secara auto-debet dan hanya dapat ditarik secara sekaligus pada
saat jatuh tempo serta dilengkapi dengan sertifikat Tabungan Perencanaan
sebagai bukti kepemilikan.28
Deposito atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka,
merupakan produk bank sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada
masyarakat. Dana dalam deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) dengan persyaratan tertentu. Deposito biasanya
memiliki jangka waktu tertentu di mana uang di dalamnya tidak boleh ditarik
nasabah. Deposito baru bisa dicairkan sesuai dengan tanggal jatuh temponya,
biasanya deposito mempunyai jatuh tempo 1, 3, 6, atau 12 bulan. Bila deposito
dicairkan sebelum tanggal jatuh tempo, maka akan kena penalti.29
27
http://id.wikipedia.org/wiki/Tabungan
28
http://www.cimbniagasyariah.com/ProdServ/prodserv.asp?id=PRN0000061&b=1
29
29
Unit link adalah produk asuransi jiwa yang bersifat hibrida. Sebab,
memberikan dua manfaat sekaligus, yakni manfaat perlindungan santunan
asuransi dan manfaat investasi dalam bentuk nilai tunai. Adapun manfaat
asuransi yang terkandung dalam unit link tidak berbeda dengan proteksi yang
diberikan jenis asuransi jiwa tradisioanal, yakni manfaat meninggal dunia,
manfaat santunan kesehatan, dan manfaat lainnya sesuai program yang dipilih.
Yang istimewa, unit link memberikan manfaat hasil investasi dari premi yang
ditempatkan pada dana investasi yang dinyatakan dalam unit, kinerja imbal
hasilnya tergantung pada kinerja subdana investasi unit link yang dipilih nasabah
sesuai dengan kondisi pasar saham dan pasar uang.30
3. Sikap & Perilaku dalam Merencanakan Keuangan
Sikap adalah perbuatan yang berdasarkan pendirian dan keyakinan.31
Laku adalah perbuatan, gerak-gerik, tindakan, cara menjalankan atau berbuat.32
Tingkah laku adalah kelakuan dan perangai.33 Sedangkan perilaku sendiri berarti
tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
30
Eddy KA Berutu “Apa itu Unit Link”, artikel diatas diakses pada 20 April 2009 dari http://bisnis.vivanews.com/news/read/50722-apa_itu_unit_link
31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 1063
32
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2005)h. 627
33
Sikap menurut Thurstone yang dikutip Mowen dan Minor didefinisikan
sebagai afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan. Definisi yang lain
dijelaskan bahwa sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka terhadap
sesuatu. Maka, sikap merupakan tanggapan perasaan tentang sebuah subjek.34
Sedangkan perilaku, terdiri dari semua tindakan yang dilakukan untuk
memperoleh, menggunakan, membuang barang atau jasa. Sebelum bertindak
orang seringkali mengembangkan keinginan berperilaku sesuai dengan
kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Keinginan berperilaku didefinisikan
sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam
rangka memiliki, menggunakan, membuang jasa atau barang.35
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Dan the American
marketing association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi
dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia
melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Maksud dari perilaku
konsumen adalah dinamis, itu berarti perilaku seorang konsumen, grup
34
Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa (Jakarta: Ghalia Indonesia,2003)h.13
35
31
konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang
waktu.36
Dari kutipan yang ditulis oleh Ubaidillah Nugraha dari (a women
financial conference, march 2005, held by amerikan university of paris) dalam
bukunya wealth management, menyatakan bahwa “60% keputusan keuangan
keluarga yang dilakukan oleh wanita. Tetapi hanya 12% perempuan bertanggung
jawab untuk perencanaan uang mereka. Sedangkan rata-rata wanita hidup 7 tahun
lebih lama dibandingkan laki-laki, karena itu wanita membutuhkan 20% lebih
banyak uang untuk pensiun daripada laki-laki. Dan hampir 25% bangkrut dalam
waktu 2 tahun setelah pasangan meninggal dunia.37”
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipegang dalam pengelolaan
keuangan, yaitu:38
a. Waktu adalah Sahabat
Semakin awal memulai untuk menyisihkan dana secara regular
untuk tujuan masa masa depan, maka akan semakin kecil dana yang harus
dialokasikan setiap bulannya secara regular untuk mengembangkan
jumlah aset. waktu menjadi sangat penting dalam pengembangan aset
36
Nugroho J.Setiadi, Perilaku Konsumen:Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran (Jakarta:Prenada Media,2003)h.3
37
Ubaidillah Nugraha, Wealth Management (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008) h.14
38
yang anda miliki. Semakin cepat memulai investasi akan semakin besar
pertumbuhannya
b. Kebiasaan Menunda adalah Musuh Anda
Sikap suka menunda-nunda bisa menjadi musuh dalam berbagai
hal, terutama yang berkaitan dengan keuangan. karena sikap suka
menunda-nunda nantinya akan berakibat fatal, misalnya dalam
perencanaan proteksi. Apabila perencanaan tersebut ditunda, dan terjadi
musibah yang membutuhkan banyak biaya, hal ini sangat mungkin akan
merusak keuangan keluarga yang tadinya stabil dan teratur. Satu-satunya
tindakan yang harus diambil adalah melakukan perencanaan keuangan
keluarga yang menyeluruh sekarang dan jangan menununda lagi,
meskipun saat ini masih merasa muda dan kuat. Karena menunda
keputusan seputar keuangan keluarga harus dibayar mahal dimasa datang,
untuk itu bersegeralah dalam merencanakan keuangan.
c. Kebutuhan Vs Keinginan
Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga
dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada diantara kebutuhan
tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera
atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal
yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau
33
Sedangkan keinginan adalah sesuatu tambahan atas kebutuhan
yang diharapkan dapat dipenuhi sehingga manusia tersebut merasa lebih
puas, dan apabila keinginan tidak terpenuhi kesejahteraan tidak akan
berkurang. Namun, kesejahteraan dan kepuasan juga sangat relatif bagi
setiap orang. Dapat dilihat dari fungsinya, Sesuatu dikatakan sebagai
keinginan kalau sudah merupakan tambahan atas fungsi utamanya.
d. Menabung Membuat Kaya
Tidak seorang pun menjadi kaya hanya karena penghasilannya
besar, karena banyak orang yang mempunyai penghasilan yang besar tapi
tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Kekayaan menjadi nyata bila kita
dapat menyimpan atau menyisihkan dana setiap bulannya dan
diinvestasikan. Banyak orang berpikir “bila saja saya menghasilkan
lebih banyak maka semua keadaaan akan lebih baik”, mungkin benar
atau malah sebaliknya. Realitanya, dengan meningkatnya pendapatan
pasti akan selalu dibarengi dengan kenaikan standar hidup atau gaya
hidup. Sehingga pendapatan yang diperoleh dari jirih payah selama satu
bulan selalu terasa kurang.
Oleh karena itu, poin ketiga yaitu membedakan antara kinginan
dan kebutuhan menjadi sangat penting. Kenyataannya, bila individu atau
keluarga gagal merencanakan menabung (saving plan) maka mereka
hanya akan menambah hutangnya. Sangat tidak benar bila berpikiran
besar. Untuk itu, harus lebih bijak khususnya yang berkaitan dengan
keuangan, banyak orang beranggapan bahwa ia melakukan kesalahan
karena penghasilannya yang kecil dan selalu habis terpakai untuk
keperluan bulanan dan nantinya akan dapat memperbaiki keuangannya
apabila penghasilannya meningkat.
Tapi sebenarnya pendapat seperti itu sangat salah, karena kondisi
keuangan seseorang tidak akan berubah menjadi lebih baik apabila hanya
mengandalkan pendapatan dan tidak dibarengi dengan perilaku keuangan
yang tidak dirubah. Jangan membelanjakan seluruh penghasilan bulanan
dan sisihkan penghasilan diawal ketika mendapat gaji untuk investasi
dimasa mendatang, setelah itu prioritaskan pada kebutuhan dan bukan
pada keinginan.
Dalam perencanaan keuangan yang harus dilakukan terlebih dahulu
adalah menentukan tujuan-tujuan keuangan. Setalah menentukan tujuan
keuangan, perlu ditinjau kembali anggaran keluarga, karena merupakan rencana
yang menggambarkan berapa pemasukan dan berapa pengeluaran setiap
bulannya. Dengan anggaran ini, dapat kita ketahui berapa banyak sisa uang yang
akan kita dapatkan nantinya, setelah pemasukan dikurangi dengan pengeluaran.
Anggaran diperlukan karena penghasilan orang tidak menjamin orang tersebut
tidak akan kehabisan uang, penghasilan besar tidak menjamin orang tersebut
35
keuangan yang telah disusun dan tekad mewujudkannya. Penghasilan besar
hanya sebagai pendukung untuk mempermudah pencapaian yang sudah
direncanakan. 39
Anggaran bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu pemasukan dan
pengeluaran. Pemasukan adalah jumlah uang yang kita dapatkan setiap bulannya,
baik dari pendapatan maupun investasi. Pengeluaran terbagi menjadi empat,
yaitu:40
a. Pembayaran utang. Pembayaran utang harus diprioritaskan untuk memastikan
pembayaran utang
b. Tabungan rutin. Untuk mencapai tujuan keuangan yang ditetapkan, menabung
secara rutin menjadi salah satu cara, dan akhirnya menjadi suatu keharusan.
Jumlah uang yang ditabung tentu berbeda-beda, tergantung berapa dana yang
dibutuhkan kelak. Tabungan rutin termasuk juga premi asuransi dan investasi.
c. Biaya hidup. Biaya hidup bisa dibagi lagi menjadi: belanja keluarga, belanja
pribadi, perawatan anak, transportasi, telepon, listrik, air, pembantu rumah
tangga, busana dan aksesorisnya, hiburan dan mainan anak.
Idealnya konsumsi (biaya hidup) 50% dari pendapatan dan 50% masuk ke
tabungan rutin dan pembayaran utang, dan ini berlaku bagi siapa saja dan
39
Safir Senduk,Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009)h.27
40
berapapun pendapatannya. Kalaupun mau diberi toleransi untuk konsumsi paling
banyak adalah 70% dari pendapatan, tidak boleh lebih dari itu.sisanya sebesar
30% harus digunakan untuk tabungan, pembayaran utang.41
Biaya hidup menjadi prioritas yang terakhir, untuk menjamin tercapainya
tujuan keuangan yang ditetapkan. Selama ini, banyak orang yang keliru
meletakkan prioritas, mereka memprioritaskan biaya hidup mereka dulu, baru
jika terdapat sisa akan diletakkan pada tabungan rutin. Cara ini mempunyai
kelemahan: jika sisanya tidak ada maka tidak ada pula yang akan ditabungkan.42
Jika ternyata pengeluaran lebih besar dari pada pemasukkan, maka yang
harus dilakukan adalah: 1) Rencanakan untuk menambah pemasukan; 2)
Rencanakan untuk mengurangi pengeluaran; 3) Rencanakan untuk menambah
pemasukan dan mengurangi pengeluaran secara bersamaan.43
Dalam perencanaan keuangan Islam, yang membedakan antara
pengalokasian perencanaan keuangan Islam dan tidak adalah bukan hanya
memikirkan untuk tujuan-tujuan dunia tapi juga harus memikirkan tujuan akhirat.
Jadi, selain memperhatikan penghasilan yang didapat harus halal, juga dalam
41
Elvyn G. Masassya, Cara Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi (PT.Elex Media Computindo:2006)h.35
42
Safir Senduk, Mengelola Keuangan Keluarga(Jakarta:PT Elex Media Komputindo,2009)h.30
43
37
pengeluaran yang didahulukan adalah untuk zakat sebesar 2,5%. Untuk yang
lainnya tidak ada yang berbeda.
B. Perencanaan Keuangan Syariah
1. Pengertian
ْ
بﺎﻬ
ْا
ْ
ﻚ ﺎ
ﺎ ﺮ ْ أ
ﻮ
ْ
ا
ﺪْ
ﺎ ﺪ
لﺎ
ْ
ا
ر
أ
ْ
صﺎ و
أ
ْ
ﺪْ
ْ
ﺮ ﺎ
ﺔ
مﺎ
دﻮ
و
ْ
ا
ﻰ
ا
لﻮ ر
نﺎآ
عادﻮْا
ﻮْا
ْ
ْﺪ
إ
ْ
ﺪ ْ ا
و
ْ
ﺎ
لﺎ
ﺎ
ْ
قﺪ ﺄ أ
ﺔ ْا
ﺎ إ
ﺮ
ﺎ و
لﺎ
وذ
ﺎ أو
ﺮ آ
ْوأ
ﺮ آ
او
ا
لﺎ
ﺎ
لﺎ
ﺮْ ﺎ
ْ
إ
نﻮ ﻜ
ﺔ ﺎ
ْ هرﺬ
ْنأ
ْ
ﺮْ
ءﺎ ْ أ
ﻚ رو
رﺬ
ْنأ
ﻚ
ﺎﻬ
تْﺮ أ
ﺎ إ
ا
ْ و
ﺎﻬ
ْ
ﺔ
ْ
ْ
ﻚ إو
سﺎ ا
أ
ا
لﻮ ر
ﺎ
ْ
ﻚ أﺮْ ا
ْ
ﺎ
ﻰ
ﺎ إ
ﺎ ﺎ
ﺎ
ْ
ْ
ﻚ إ
لﺎ
ﺎ ْ أ
ﺪْ
ﻚ
ْ
ﻰ
ْنأ
ﻚ
ﺔ ْرو
ﺔ رد
تْددْزا
ْ ﻬ ﺮْ ه
ﺎ ْ ﺄ
ْ أ
ﻬ ا
نوﺮ ﺁ
ﻚ
ﺮ و
ماﻮْأ
ْﺮ
ﺔ ْﻮ
ْ
ﺪْ
ﺋﺎ ْا
ْ ﻜ
ْ ﻬ ﺎ ْ أ
ﻰ
ْ هدﺮ
ﺎ و
ﺔﻜ
تﺎ
ْنأ
و
ْ
ا
ﻰ
ا
لﻮ ر
)
اور
Artinya:“.…. Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin. Mereka menerima kecukupan dari orang lain. Mungkin orang lain memberinya atau mungkin menolaknya. Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah dengan ikhlas karena Allah kecuali engkau akan mendapat pahala karenanya…..” (H.R Muttafaq ‘Alaih)
Dari hadits diatas dapat kita pahami bahwa perencanaan keuangan
sebenarnya sudah diperintahkan sejak dahulu pada masa Rasulullah, karena
manusia selain diharuskan untuk memikirkan dirinya juga diharuskan untuk
memikirkan generasinya yang mendatang. Jangan sampai generasi yang nantinya
akan ditinggalkan menjadi generasi yang lemah dan akan menyusahkan orang
lain, karena apabila generasi muslim yang ditinggalkan dalam keadaan lemah
maka dapat menjadikan generasi tersebut kufur karena kemiskinan mendekati
kekufuran.
☺
⌧
⌧
☺
⌧
☺
39
Dari ayat diatas juga dapat dipahami bahwa penerapan perencanaan
keuangan sebenarnya sudah dilaksanakan jauh sebelum para cendikiawan barat
melakukannya, yaitu pada masa Nabi Yusuf, Allah juga telah memperingati
hambanya untuk melakukan pencegahan terhadap kesulitan yang akan datang
yang bukan dimaksudkan untuk menghilangkannya, tapi untuk mencegah dan
meminimalisir risiko kesulitan yang akan dihadapi, jadi perencanaan keuangan
sangat sesuai dengan prinsip syariah yang ada dan tidak perlu ada kekhawatiran
bahwa perencanaan keuangan adalah pelajaran yang diterapkan oleh orang-orang
konvensional.
Menurut Joannes Widjayanto seorang financial planner, perencanaan
keuangan sangat diperlukan dalam menentukan arah yang jelas bagi pengelolaan
keuangan pribadi atau keluarga. Tanpa arah dan tujuan yang jelas, kita tidak akan
bisa mengelola keuangan kita dengan baik dan tanpa perencanaan keuangan yang
baik, kita akan cenderung memboroskan uang yang kita peroleh dengan susah
payah. Tanpa perencanaan, kita akan cenderung menghabiskan uang yang kita
miliki hari ini untuk kebutuhan hari ini. Salah satu tujuan umum perencanaan
keuangan adalah supaya di suatu waktu mendatang, kita akan bebas secara
finansial, yaitu kita akan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
keuangan kita untuk jangka pendek, menengah atau jangka panjang. Tujuan itu
juga harus di fikirkan dari dini bersama keluarga.44
Perencanaan keuangan secara teori berarti proses mengelola keuangan
yang sedemikian rupa sehingga kita dapat mencapai keuangan ekonomis
terteuntu. Umumnya, perencanaan keuangan lebih banyak berkaitan dengan
keuangan pribadi dari pada keuangan perusahaan. Fungsi dari perencanaan
keuangan adalah merencanakan masa depan sedini mungkin untuk mencapai
tujuan keuangan yang dicita-citakan melalui pengelolaan keuangan yang
terencana, teratur, dan bijak. Dengan adanya perencanaan keuangan, kita bisa
mengontrol kondisi keuangan, baik sekarang maupun hari esok. Perencanaan
yang dilakukan secara baik dapat meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
mengurangi kekhawatiran pada ketidak pastian masa depan finansial seseorang.45
Setiap orang memiliki penghasilan, kebutuhan, dan pengeluaran yang
berbeda. Tentunya orang yang masih lajang berbeda masalah keuangannya
dengan orang yang sudah menikah. Dengan demikian, cara yang dilakukan untuk
mengatur atau mengelola keuangan pun berbeda. Bisa dibilang, masalah
keuangan orang yang sudah menikah lebih besar dibandingkan dengan orang
yang belum menikah, mengingat kebutuhan yang dikeluarkan lebih besar.
44
Joannes Widjajanto,”Membangun Kesejahteraan, tujuan perencanaan keuangan” artikel diakses pada 18 Januari 2009 dari http://joanneswidjajanto.blogspot.com/2009/01/tujuan-perencanaan-keuangan.html.
45
41
Namun demikian, pada dasarnya yang harus diperhatikan dalam mengelola
keuangan baik lajang maupun yang sudah menikah adalah bagaimana mengatur
penghasilan yang diperoleh agar dapat disisihkan untuk menabung dan
berinvestasi. Oleh karena itu, mengelola uang yang baik berkaitan dengan
komitmen seseorang terhadap diri sendiri untuk merealisasikan tujuan masa
depan yang ingin dicapai, serta mengedepankan pemenuhan kebutuhan yang
menjadi prioritas utama.46
Disamping itu, dalam menjalankan sistem ekonominya manusia harus
menyandarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah karena Al-Qur’an merupakan
sumber hukum utama bagi kaum muslimin dalam segala urusan, dan As-Sunnah
merupakan penafsir, penjelas, serta pemberi petunjuk atas Al-Qur’an. Dan
al-Qur’an membahas segala bidang atau urusun yang salah satunya adalah bidang
perekonomian.
Menurut Dr.Husein Syahatan, dalam pengaturan keuangan seseorang
harus seimbang dan sebaiknya tidak menghabiskan seluruh yang didapatkan
dalam satu hari, terdapat tiga jenis kebutuhan rumah tangga, yaitu: kebutuhan
primer, kebutuhan skunder dan kebutuhan pelengkap. Dan untuk mewujudkan
lima tujuan syariat, para anggota rumah tangga muslim harus memperhatikan
ketiga jenis kebutuhan tersebut, dan pengeluaran yang harus di utamakan adalah
pengeluaran yang diperuntukkan untuk kebutuhan primer. Selain itu,
46
mengeluarkan harta untuk hal-hal yang menimbulkan kebinasaan dan kehancuran
seperti membeli rokok, khamar, film yang merusak dan lainnya yang merusak
merupakan hal yang terlarang.47 Dan Islam juga mengharamkan pengeluaran
yang berlebih-lebihan, selain itu bergaya hidup mewah merupakan salah satu
sifat orang -orang yang kufur akan nikmat Allah SWT48.
Dalam penjelasan sikap hemat dalam pengeluarannya dikatakan bahwa
Islam menganjurkan umatnya agar tidak boros dan kikir. Yang dianjurkan Islam
adalah umatnya dapat menyimpan kelebihan atau menabungnya untuk masa
depan. Untuk itu Islam menetepkan aturan-aturan perekonomian dalam hal
menyimpan dan menabung. Generasi mendatangpun mempunyai hak atas harta
yang dimiliki oleh kedua orang tuanya oleh Karena itu, para anggota keluarga
harus dapat mengembangkan hartanya sesuai dengan syariat Islam. Karena
rasulullah menyuruh umatnya untuk berhemat dan berlaku ekonomis, seperti
sabdanya:
ﺎ ﺪ
ﺪْ
ا
لﺎ
تْأﺮ
ﻰ
أ
ﺎ ﺪ
ﻮ أ
ةﺪْ
داﺪ ْا
لﺎ
ﺎ ﺪ
ْﻜ
ْ
ﺪْ
ﺰ ﺰ ْا
يﺪْ ْا
ﺎ ﺪ
هاﺮْإ
يﺮ ﻬْا
ْ
أ
صﻮْ ﺄْا
ْ
ﺪْ
ا
ْ
دﻮ ْ
لﺎ
لﺎ
لﻮ ر
ا
ﻰ
ا
ْ
و
ﺎ
لﺎ
ْ
ﺪ ْا
لﺎ
47Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim (Jakarta: Gema Insani Press, 1998)h.79
48
43
Artinya:“….. Tidak akan miskin orang yang berhemat…..”(H.R Imam Ahmad)
2. Tahapan – tahapan dalam Perencanaan Keuangan
Dalam merencanakan keuangan dalam kehidupan, sangat perlu diperhatikan
tahapan-tahapan untuk mencapai perencanaan keuangan yang diinginkan, yaitu
dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung perencanaan
keuangan.
a. Menentukan Situasi Keuangan Sekarang
Menentukan situasi keuangan sekarang berkaitan dengan beberapa
penghasilan, pengeluaran, biaya hidup, arus kas keluar masuk, jumlah utang,
jumlah aset, dan lainnya. Pengetahuan posisi keuangan sekarang dapat
membuat seseorang memutuskan kebutuhan mana yang menjadi prioritas
sesuai dengan kondisi.49
Hal pertama yang harus diperhatikan ketika ingin menyusun
perencanaan keuangan adalah harus mengetahui bagaimana kondisi keuangan
pada saat itu, dari berapa penghasilan pokok yang didapat, penghasilan
tambahan (bila ada), bagaimana pengeluarannya apakah sedang membengkak
atau sedang banyak yang tersisa, dan lainnya. Karena dengan mengetahui
49
kondisi keuangan, maka seseorang akan lebih berfikir untuk biaya yang akan
dikeluarkan, yang seharusnya didahului adalah yang prioritas. Sehingga dapat
meminimalisir biaya yang kurang penting dalam kebutuhan rumah tangga.
b. Menentukan Tujuan Keuangan
Tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan keuangan, akan
melaksanakan haji pada umur 40 tahum atau menyekolahkan anak ke
universitas ternama. Tentunya tujuan keuangan ini harus spesifik, terukur, dan
realistis sehingga jelas kapan waktu pencapaiannya.50
Tujuan keuangan harus difikirkan diawal agar tujuan – tujuan dan
keinginan – keinginan yang ingin dicapai dapat dilaksanakan sesuai rencana
awal yang sudah diperhitungkan, contoh untuk haji pada usia 40 tahun maka
biaya yang akan dikumpulkan setiap bulan adalah Rp X sehingga lebih jelas
dalam menentukan tujuannya. Selain itu, juga perlu difikirkan tentang hal-hal
yang tidak terduga, sehingga ada persiapan untuk menghadapi hal tak terduga
tersebut.
Dalam menentukan tujuan keuangan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:51
50
Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang(jakarta: trans media,2009)h.9
51
45
1) Spesifik dan bisa diukur. Dalam menentukan tujuan keuangan ini
sebaiknya ditetapkan secara spesifik behwa kedepannya ingin memiliki
apa dengan spesifikasi seperti apa dan juga harus bisa diukur agar
diketahui budget yang harus terpenuhi untuk dapat mencapai keinginan
tersebut berapa. Sebagai contoh; mempunyai keinginan keuangan untuk
membeli rumah, maka harus ditentukan secara spesifik bahwa rumah yang
ingin di beli adalah tipe berapa dan dengan anggaran berapa rupiah rumah
tersebut dapat dibeli.
2) Memiliki target waktu. Tujuan keuangan seharusnya memiliki target
waktu tentang kapan tujuan tersebut ingin dicapai, apakah setahun dari
perencanaan yang dilakukan atau mungkin dua tahun dan seterusnya, hal
ini dimaksudkan agar tujuan keuangan lebih jelas dan dapat mengetahui
kondisi keuangan yang ada.
3) Tertulis. Seharusnya tujuan keuangan ini ditetapkan secara tertulis, banyak
kesalahan yang biasa dilakukan oleh orang-orang karena tidak menulis
tujuan keuangan, mereka hanya menetapkan dalam pikiran saja yang
kemudian akan dilupakan dalam beberapa hari. Dengan menuliskannya,
alam bawah pikiran sadar kita akan bekerja dan mencari jalan untuk
mencapai tujuan tersebut. Bahkan, alam pikiran bawah sadar kita akan
kerja lebih keras untuk mencapai tujuan tersebut apabila kertas yang
c. Mengidentifikasi Alternatif Cara Mencapai Tujuan
Mengidengtifikasi cara yang efektif untuk mencapai tujuan, misalnya
dengan berinvestasi. Termasuk memilih instrumen investasi apa yang bisa
digunakan sebagai kendaraan investasinya.52 Pada saat ini layanan investasi
sudah sangat beragam, bukan hanya dengan membeli emas saja, tapi banyak
lagi seperti dengan deposito, unit link dan instrumen-instrumen keuangan
yang ditawarkan oleh lembaga keuangan. Jadi dalam menentukan instrumen
investasi yang akan digunakan dapat memilih-milih, dan kita juga harus lebih
cermat dalam memilih dan mengidentifikasi instrumen apa yang akan
digunakan untuk investasi dan mana yang lebih menguntungkan dan juga
sesuai dengan syariat.
Lembaga keuangan pada saat ini banyak menawarkan Instrumen yang
sesuai dengan prinsip syariah, khususnya lembaga keuangan syariah yang bisa
digunakan untuk membantu dan sebagai alternatif dalam perencanaan
keuangan yang tepat. Instrumen itu antara lain: iB tabungan, iB Deposito, iB
Tabungan Perencanaan (iB tabungan pendidikan, iB Haji/Umrah, iB pensiun),
juga unit link, Sukuk, Saham, dan lain sebagainya.
iB adalah singkatan dari Islamic Banking di populerkan sebagai
identitas penanda bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang telah
52
47
diresmikan 2 juli 2007. Identitas ini bertujuan agar masyarakat mudah
mengenali layanan jasa perbankan syariah di indonesia.53
d. Membuat dan Mengimplementasikan Rencana Keuangan
Menyusun dan mengimplementasikan rencana keuangan dilakukan
setelah menentukan pilihan tujuan keuangan dan bagaimana cara efektif untuk
mencapainya, antara lain dengan menabung setiap bulan, membeli emas, atau
mengambil cicilan KPR.54
Dalam perencanaan keuangan yang diperlukan bukan hanya
menentukan tujuan keuangan dan cara untuk mencapainya saja, yang
terpenting adalah bagaimana pelaksanaan yang kita lakukan setiap bulannya
apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya dan apakah benar
menggunakan cara efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Agar pelaksanaan
dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan yang sudah direncanakan
sebelumnya.
e. Mengevaluasi Rencana Keuangan
Bila terdapat penyimpangan dalam mengelola keuangan maka harus
direvisi dengan segera misal dengan mengubah pilihan investasi karena
nilainya sedang turun dipasaran, atau adanya perubahan pendapatan.55 Dalam
53
www.bi.go.id
54
Sri Khairotun, RFA, Cerdas & Cerdik Mengelola Uang(jakarta: trans media,2009)h.10
55
Gambar
Dokumen terkait
peserta Musrenbang Kelurahan. Pada dasarnya, hampir seluruh penduduk Kelurahan Sei Putih Tengah mendukung adanya sistem partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal
dapat menopang perekonomian keluarga. Efektifitas Program Indonesia Pintar terhadap Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kupang Teba dalam Perspektif
Dalam menyikapi perilaku politik masyarakat golongan putih di kelurahan Srengsem, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung menurut penulis sudah seharusnya masyarakat
Nur Aulia Marpaung yang berjudul; Peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Memberdayakan Masyarakat di Kelurahan Sei Merbau Kecamatan Teluk Nibung Kota
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk mengedukasi dan membangun kesadaran masyarakat dalam meningkatkan keluarga yang sehat, pemberdayaan ekonomi
Skripsi berjudul “Pelaksanaan Program Alokasi Dana Desa (ADD) 2016 Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Dalam Perspektif Ekkonomi Islam(studi di Kecamatan
Dua langkah yang harus dilakukan dalam membuat rencana keuangan yaitu: membuat anggaran pendapatan pengeluaran pribadi/ keluarga. Secara umum anggaran terbagi 2
Bagian keduanya adalah pengeluaran untuk biaya tetap (biaya yang setiap bulan harus kita bayar dalam nilai yang sama), misalnya KPR, KPM, iuran TV, Premi Asuransi, dan