• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Dalam Perkawinan Adat Muslim Suku Dan I Papua Ditinjau Dari Hukum Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tradisi Dalam Perkawinan Adat Muslim Suku Dan I Papua Ditinjau Dari Hukum Islam"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

TRADISI DALAM PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITIN.JAll DARI HUKUIVI ISLAIVI

SKR!PS!

Di<\jukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Mernperoleh

Gelar Sarjana Hukurn Islam (SH!)

Olch:

Adnan Yelipelc NIM: !04044201457

;)ilcri11P

.,,

セセMセM '""'"'

-.,

" (i,•wl •

"1-.X •• ::::.: ...

·-z:::·.:::·'ii:i'8'" ... .

Tgl. セ@ .. ,l'.1 ...

L ... .

No. Indnk :

Q.(Q.:::.!..Z.::::Lf. ..

9.q:_ .. .

k)asilikasi : ... .

KONSENTRASI ADIVllNISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUD! AL-AHWAL AL-SY AKHSIYY AH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SY ARIF 1-IIDAVATULLAH

(2)

TRADISI DALAM PERK.A \VIN AN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

SKRIP SI

Diajukan Kepada Fakul.as Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: MMMMMMセMMMセMMML@

Adnan Yelipele i'ilM: 10404-1201457

Di Bawah Bimbingan lcmbimbing

I

I

('('

'··'-...._

Dr. J.M. Muslimin, MA. Ph. D NIP. 150312-127

PERPUSTAKAAN UTAMA LJIN SY,<\HID JAKARTA

KONSENTRASI AD:\HN!STRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AL-AH\VAL AL-SYAKHSIYYAH

FAKUL T AS SY Alli' AH DAN HUKUM UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

(3)

LEMEAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini rnerupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk rnemenuhi salah satu persyarntan rnernperoleh gelar strata I di Fakultas Syari'ah clan Hukum Uni,·ersitas Islam Negeri (UIN) Syarif 1-liclayatullah Jakarta.

Semua surnber yang saya gunakan clalarn penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syari'ah clan Hukurn l_. ni' ersi tas Islam Negeri Syari f Hidayatullah Jakarta.

' .lik:1 di kernudian hari terbukti bal·wa karya ini bukan basil karya asli saya awu merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerinw sanksi 'ang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif I Iida) arulbh Jakarta.

Jakarta, 18 Dzulga'dah 1429 1-l 18 Nove.mber 2008

(4)

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "TRADISI DALAM PERKA \VINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM" (Studi Kasusu Di Desa Walesi) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 18 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar sarjana Hukum Islam (S.H.I) pada Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah Administrasi Keperdataan Islam (AKI).

PAN/TIA UJIAN

1. Ketua

2. Sekretaris

3. Pembimbing I

4. Penguji I

5. Penguji II

Jakarta, 18 November 2008 Mengesahkan,

Syari'ah dan Hukum

Ors. H. A. Basig Djalil. SH, i'v1A NIP. 150169102

Kamarusdiana. S.Ae. l'vlH NIP. 150285972

: Dr. J.M. Muslimin. MA. Ph.D NIP. 150312427

: Drs. H. Afifi Fauzi Abbas. MA NIP. 150210421

Kamarusdiana. S. Ag. MH NIP. 150285972

iv

(...

.

.

"

... ,,

...

")

/; ..

NNAZNセセ@

'

セイヲイセゥ@

(

...

)

セ[[@

(5)

KATA

PENGANTAR

Bismillah hirrahman nirrahim.

Puji syukur al-hamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan ィゥ、。ケセィMnケ。@ kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Qudwah Hasanah Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah berpartisipasi membantu baik moril maupun meteril kepada Penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, Penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma. SH. MA. MM., selaku Dekan Fakultas Syari'ah dan Hukum U!N Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ketua Program Studi Ahwal Syakhshiyynh Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ors. H. A. Basiq Djalil., SH. MA., dan Bapak Sekretaris Program Studi Ahwal Syakhshiyyah, Kamarusdiana S. Ag, MH., yang selalu memberikan motifasi dan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. J.M. Muslimin, MA. Ph. 0., sebagai Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan,

(6)

mengoreksi dan memotivasi kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada Penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan Hukum serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Atas tersedianya buku-buku, melayani Penu!is dengan ramah dan meminjamkan buku-buku tersebut yang sangat membantu Penulis dalmn penyusunan skripsi ini.

6. Segenap slap dan karyawan Akademik Fakultas Syari'ah dan Hukum dan Akademik Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ayahanda Munenek Yelipele (Alm) dan Ibunda tercinta Tekogohe Asso yang telah memberikan dukungan. semangat, moti\·asi. dorongan, perhatian dan kasih sayang dan do'a serta bantuan baik moriL materil dan spiritual yang telah diberikan dengan tulus kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan studi ini dengan lancar. Maka dari itu Penulis haturkan terimaksih dan pengho1matan yang setinggi-tingginya kepada beliau. Kepada Kakanda As'ad A dan Isterinya Ibu Supiana serta anak tercinta Anni Asso dan juga kepada adinda-adindaku tercinta Umi Kulsum Y, Lia Y, Adnun Y dan Alam Y serta Maryam Asso yang ikut memberikan motifasi kepada Penulis.

(7)

8. Kakanda Karlus Y , Yulianus Y dan sauclaraku Keliapas Y, anak Herman E, clan keluarga serta keluarga besar Honai Honosukama Walaj yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Bapak Drs.I-I. Abdushamad, yang telah banyak memberikan kemudahan dan petunjuk kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT. Amiin ...

I 0. Bapak Dr. I-I. Mulya Tarmidi, yang telah menjadi Bapak as uh Penulis dan telah banyak membantu Penulis baik moril maupun materil selama Penulis menjacli Mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga amal baiknya di balas oleh Allah SWT. Amiin ...

11. Bapak H. Memet Sururi clan keluarganya, yang juga telah banyak memberikan bantuan moril clan materil scrta motivr.si kepada Penulis sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

12. Ibunda Tri Endang Y dan Bapak Abel Halim J. : ang tdah ban yak memberikan bantuan kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sempuma. 13. Bapak H. Machmud Yahya, selaku pembina santri muslim Desa Walesi yang

telah lama mengabdikan dirinya clan telah banyak memberikan bantuan bimbingan dan motivasi kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

14. Kepala Suku adat Muslim Sulrn Dani Desa Walesi, Bapak 1-1. Aipon Asso (Alm). Bapak Tahuluk Asso, dan Bapak Amandus Asso yang telah banyak meluangkan

(8)

waktunya untuk dapat diwawancarai sehingga mempennudah penulis dalam menyusun skripsi ini.

15. Bapak U. Ruben Yelipele selaku kepala Desa Walesi dan stafnya yang telah banyak memberikan informasi dan data-data yang diperlukan oleh Penulis sehingga Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

16. Bapak H. Jafri Jamil, selaku Ketua Masjid Imam Bonjol dan Bapak H. Pulung serta Stafnya, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis sehingga penulis dapat menye!esaikan skripsi ini.

17. Sahabatku Mia Bunai, yang telah banyak membantu mengirimkan buku-buku dari Papua serta data-data pendukung lainnya yang dibutuhkan oleh Penulis. sehingga memudahkan Penulis dalam menyusun skripsi ini.

18. Kakanda Sannina Yelipele dan Bapak Laorens Lani, serta keluarganya yang telah membantu Penulis da!am melakukan penelitian di Wamena Papua, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

19. Kakanda Ponto Y, Mudzakkir A. Ibrahim K, Ismail A. Tahir Y dan Yudo A serta adik-adikku Nurdin Y, lrsan Y, Makmur Y, Nawan Kuban. Ammn A, Laila Musyaraofah A, Haula A dan semua adik-adikku yang tergabung dalam Komunitas Santri Pelajar dan Mahasiswa Jayawijaya (KOSAPMAJA) Jakarta, yang belum dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini.

(9)

21. Masjid al-Jami'ah UIN Syaril' I lidayahtullah Jakarta. hotel bintang satu dunia sebagai tempat yang paling anrnn clan tempal tinggal Penulis selama Penulis menjalani stucli. Terimakasih kcpada 13apak Rektor llfN Syarif 1-Iidayatullah Jakarta yang telah 111e111berikan kepercayaan clan fasilitas tersebut. sehingga Penulis clapal menyelesaikan skripsi ini clengan baik.

22. Te111an-te111anku Administrasi Keperdataan Islam Angkalan Tahun 2004: Rizal (Ari). Riclwan (Poso). Yanlo. l'c1rida. Siti l}ujiati dan Ade serta sahabat-sahabatku yang belum dapal Penulis sd1utkan satu persatu. Semoga kelak kita semua bisa menjadi orang yang sukses. Amin ...

23. Semua pihak yang telah 111cmbcrikan bantuan ckngan sukarela yang bclum clapal

Penulis sebutkan satu persutu t:.1npa 111engurangi rasa horn1at Penulis. sehingga

Penulis clapal menyelesaikan pcnyusunan skripsi ini.

Den1ikianlah ucapan rasn terin1akasih dan pcnggahargaun yang

sctinggi-tingginya ini Penulis sampaikan. Dan ckngan segala keterbatasan clan kemarnpuan ilmu pengetahuan yang dimiliki pcnulis, apabilah clalam Penulisan skaripsi i11i terdapat kesalahan clan kekurangan. l'enul is terima kritik dan saran dengan senang hati yang tentunya bersifat 111e111bangun demi penyempurnaan skripsi ini. 1-Iarapan Penulis semoga skripsi ini clapal mernbantu clan 111e111berikan pengetahuan yang berrnanfaat bagi semua pihak yang 111c111butuhkan.

Jakarta. 18 Dzulqa'dah 1429 H 8 November 2008 M

(10)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR... IX

DAFT AR ISI ... x BAB I : PENDAHULUAN

A. La tar Belakang Masalah ... .. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10 D. Studi Review... 11 E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan... I 4 F. Sistematika Penulisan ... :... 15 BAB II : SEKILAS SUKU DANI PAPUA

A. Letak Geografis.. ... ... ... ... ... ... ... ... ... 17 B. Keadaan Demografis... 19 C. Kondisi Sosial Keagamaan ... ... 22 BAB III : PERI<A WINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA

A. Pengertian Perkawinan ... 28 B. Sejarah Singkat Hukmn Perkawinan Adat Muslim Suku Dani... 30

1. Pengelompokan Klen Besar !Gen Kecil Dan Paroh

(11)

3. Penentuan Jodoh ... 44 4. Pelamaran (Perninangan) ... 49 C. He Oko (rnahar) Dalam Perkawinan Adat Muslirn Suku Dani .... 50 D. Perkawinan Muslirn Suku Dani ... 54 BAB IV : PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI DITINJAlJ DARI

HlJKlJM ISLAM

A. Tinjauan Huku111 lslarn Terhadap Perkawinan Aclat

Muslim Suku Dani ... .. ··· ... 63 B. Tinjauan Hukutn lsla111 Terhadap Mahar Dan Aki bat

Hukunrnya ... . ... '" .. 83 C. Tinjauan Huku1n lslarn Terhadap Pclarnngan Kawin satu

Marga ... 90 D. Stanclarisasi Perkawinan Aclat Muslirn Suku Dani

Keclalam Hukurn lsla111 ... 97 BAB V PENlJTlJP

A. Kesimpulan .. 113

B. Saran ... . 11 s

(12)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keanekaragaman di dunia ini di warnai df'ngan adanya perbedaan suku, bangsa, adat istiadat, bahasa, dan warna kulit. Semua itu diciptakan Allah SWT, agar manusia dapat saling kenal mengenal di antara sesama. Adanya kemungkinan akulturasi timbal balik antara Islam clan budaya lokal diakui clalam suatu kaedah atau ketentuan dasar dalam Ilmu Ushul al-Fiqh bahwa Aclat itu dihukumkan (al-Ada 1\1uhakkama),

atau lebih lengkapnya "Adat adalah syari'ah yang dihukumkan" (al-Ada Syari'ah

A1uhakkamah) artinya, adat clan kebiasaan suatu masyar?kat, yaitu budaya lokalnya,

bisa menjadi sumber hukum Islam.1

Berkenaan dengan itu, rnaka perlu ditegaskan bahwa unsur-unsur budaya lokal yang dapat menjacli sumber hukum Islam ialah yang sekurang-kurangnya ticlalc bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Unsur-unsur yang bertentangan dengan Islam dengan sendirinya harus dihilangkan clan diganti. Dan inilal1 makna kehadiran Islam di suatu tempat atau negeri.

Karena itu tiap masyarakat Islam mempunyai masa jal1iliyahnya senc!iri yang sebanding clengan apa yang ada pada bangsa Arab. Masa jahiliyah suatu bangsa atau masyarakat ialah masa sebelum datangnya Islam di situ. Masa i.tu diliputi oleh

1 Abdul al-wahab al-Khallaf,

//11111 Ushu/ a/jiqh, \Kuwait: al-Dar al-Kuwaytyyah, 1388

(13)

praktek-praktek yang berlawanan dengan ajaran tauhid se1ia ajaran-ajaran lain dalam Islam, seperti misalnya, tata sosial tanpa hukum (chaotik)), takhayul, mitologi, feodalisme, ketidak pedulian kepada nasib orang kecil yang tertindas, pengingkaran hale asasi, perlawanan terhadap prinsip persamaan umat manusia, dan seterusnya. Semuanya harus ditiadakan dan diganti dengan ajaran Islam tentang tauhid atau paham Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kedatangan Islam selalu mengakibatkan aclanya perombakan masyaralcat atau pengalihan bentuk (transformasi) sosial menuju kearah yang lebih baik. Tapi pacla saat yang sama, kedatangm1 Islam tidak rnesti distruptif atau bersifat memotong suatu masyarakat dari masa lampaunya semata, melainkm1 juga dapat ikut melestarikan apa saja yang baik clan benar clari masa lampau itu clan bisa dipertahankan dalam 1ijian ajaran Universal lslam.2

Suatu traclisi yang selama ini masih tetap berlaku clan terlestarikan dalam adat muslim suku Dm1i aclalah praktek perkawinan aclat. Perkawinan aclat yang clalnm bentuk pelaksanaannya sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, karena menjadikan babi sebagai syarat maha·.· untuk kawin. Di samping itu juga acla pelarangan perkawinan antara satu marga/klen clalam tradisi aclat perkawinan, paclalml tradisi larangm1 kawin satu marga ini tidak ada hubungan nasab smna sekali, baik hubungan nasab clari atas maupun clari bawah. Kaitannya clengan ma11ar babi, bahwasmmya <\iaran Islam telah mengharamkan babi uniuk clikonsumsi apalagi

2

(14)

dijadikan sebagai mahar dalan1 perkawinan. Hal ini dijelaslcan di dalam Q.S

al-Maidah (5): 3

セ|@

)

セ@

I;. ,

Cj

セ@

!..:'

j \"""

Zエセセ@

L.:

セiエ@

ft

'".I\

J-'

111.:-

I j

セQGM

-, j

i;;-:''i\-

-).J"-4-' j

セセ@ セN@

'Y _,..,..,.)

''i\-セ@ } ,.. t. """'t .,.,... セ@ ). ? ,.. t

( 3

ZUO P セセエNLLゥ|I@ ... セ@

r5Q•.':i

セェG[Oセ@ iセ@

0lj

Artinya:

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan" ... (OS. Al-Adaidah:J)

Jadi Firman Allah SWT, di atas bahwa secara prinsip babi dalam agama Islam

tidak ada toleransi. Maka yang menjadikan permasalahan disin:i adalah dapatkah

kedudukan mahar babi digantikan clengan benda iain. Adapun posisi babi dalam

tradisi adat istiadat muslim suku Dani cukup sentral. Bagaimana jika diperhadapkan

pada pe1tanyaan sah ataukah bathil perkawinan yang telah terjadi bi!a ditinjau dari

perspektif hukum Islam. Dan sejauh manakah signifikansi perkawinan hukum Islam

perspektif adat muslim suku Dani.

Dalam ilmu Ushul al-Fiqh budaya lokal clalam bentuk adat kebiasaan itu juga

disebut 'U1f (secara etimologi berasal clari asal kata yang sama clengan al-ma'ruj).

Karena 'U1f suatu masyarakat sesuai dengan uraian di atas, mengandung unsur yang

salah clan yang benar sekaligus, malrn dengan senclirinya masyarakat muslim suku

(15)

membenarkan semata sesuai dengan berbagai prinsip Islam sendiri yang amat

menentang tradisionalisme. Sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S ai-Zukhruf (43):

23-24

Artinya:

"Demikianlah, kami (Allah) lidak pernah mengulus sebelum engkau (I\lfuhammad) seorang pun pemberi peringa/an (Rasul) dalam sualu negeri. Melainkan kaum yang hidup berlebihan (kaya raya) di negeri itu tentu akan berkata, "Sesungguhnya kami telah mendapatkan leluhur kami berjalan di alas tradisi, dan kami tentulah mengikuti jejak mereka. Dia (Rasul) itu berkata, "Apakah kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku datang kepadamu semua dengan yang lebih benar dari pada yang kamu dapakant leluhurmu berada di atasnya? 11!fereka menjawab. "Sesungguhnya kami menolak apa yang menjadi tugasm11 itu." (QS. al-Zukhrujl43: 23-24)

Jadi Firman itu menegaskan apa yang di atas telah dijelaskan yaitu bahwa Islam

menentang tradisionalisme, yaitu sikap yang secara a priori memandang bahwa

tradisi leluhur selalu baik dan harus dipertahankan serta diikuti. Prinsip ini diletakkan

dalam suatu kerangka ajaran dasar mengharuskan kita selalu bersikap kritis

sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S ai-Isra (Bani Isra'il)/17:36

セ@

,

( 36 :17/•ly.» ';/\).

'lY.::.

Artinya:

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan

(16)

Sikap kritis terhadap tradisi inilah yang menjadi unsur te1jadinya transformasi sosial suatu masyarakat yang menjadi perkenalan dengan Islam. k。イセョ。@ itu kedatangan Islam di suatu negeri atau masyarakat, sebagaimana telah dijelaskan dapat bersifat distruptif (tidak bersifat memotong). Tapi sesuai dengan kaedah yurisprudensi Islam di atas, perlu membeclakan antara tradisi dan traclisionalitas. Jelasnya ialah, suatu traclisi belum tentu semua unsurnya ticlak baik mal<a harus clilihat clan cliteliti mana yang baik untuk dipertahankan clan cliikuti. Sedangkan traclisionalitas aclalah pasti tidak baik, karena ia merupakan sikap tertutup akibat pemutlakan tradisi secara keseluruhan, tanpa sikap kritis untuk memisahkan mana yang baik clan mana yang buruk.3

Perkawinan aclat merupakan salah satu tradisi yang tetap clipertaliankan dan mengikuti perkembangan budaya manusia yang telal1 ada sejak abad lampau. Tradisi perkawinan aclat ini berlaku ticlak hanya pacla satu claerah saja melainkan berlaku di berbagai claerall. Dengan berbagai macam tata cara perkawinan aclat yang berlaku pada tiap-tiap claerah sebagai perwujudan tatanan nilai leluhur yang telah clibentuk oleh nenek moyang clan diwariskan kepacla generasi ke generasi berikutnya. Karena itu perkawinan aclat merupakan kegiatan tradisional turun temurun yang mempunyai tujuan agar tercipta keluarga sakinah, mawaclclah dan rahmah. Sebagaimana Firman· Allah SWT, yang berbunyi:

(17)

Artinya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ia/ah dia menciptakan untukmu isteri-isteri darijenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir "(OS Ar-Rum/30:21)

Perkawinan menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat atau Mitsaqan Ghollidhon untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah. Kemudian pasal 3 menyebutkan perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah.4 Sedangkan menurut BAB I pasal I Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Malia Esa.5

Berdasarkan nash dan ketentuan undang-undang tersebut

di

atas perkawinan harus dilakukan dengan syariat Islam. Maka bagi mereka yang melakukan perkawinan tidak berdasarkan ketentuan itu, maka perkawinannya akan mendapatkan murka Allah SWT. Mengingat syari'at Islam telah mengatur tata cara perkawinan yang sangat mendasar bagi kelangsungan hidup rnmah tangga antara suami clan isteri,

4 I-I. Abdurrahn1an,

Kon1pi/asi ffukiun lslcun di fndonesia" (Jakarta: Akadetnika Prcsindo,

2004), h. 67

5

(18)

maka perkawinan aclat muslim suku Dani sangat memerlukan perhatian khusus. Perlu kiranya clitekankan clisini aclalah syarat mahar babi clalam perkawinan. Karena ha! semacam ini sangat berimplikasi pacla sah atau ticlaknya perkawinan aclat bagi keclua pasangan (suami isteri) yang telah menikah dan keturunan yang terla11ir clari kedua pasangan tersebut.

Syarat Jainnya aclalali kedua pasangan yang hendak menika11 harus berbeda marga karena perkawinan satu marga dianggap ha! yang terlarang. Apabila perkawinan satu marga tetap dilaksanakan rnaka menurut adat setempat keclua pasangan akan mendapat murka clari para leluhn dan hasil perkawinam1ya disebut ap

pawi clan he pawi (laki-Jaki zina dan perempuan zina). Untuk menghilangkan

iclentitas keclua pasangan sebagai ap pawi clan he pawi ini dengan cara upacara adat yang clisebut upacara Pawi.

(19)
(20)

sesama Asso, atau dari suku lain yang masih dalam parohan (belahan) Waya kecuali dengan Wita.6

Desa Walesi adalal1 pusat Islam (Islamic Centre), yang terletak 8 km arah Selatan yang berada di wilayah Kecamatan Wamena Kabupaten, Jayawijaya. Penduduk Desa Walesi mayoritas Islam, yang telali Jania memeluk Islam sejak tahun 1969. Dakwah Islam pe1iama kali diperkenalkan oleh pendatang (transmigran) dari Jawa, Makasar, Ternate dan Fak-fak. Hingga kini dakwah Islam tersebar di beberapa Desa yaitu Pasema, Air Garam, Hitigima, Megapura, Yagara, Walaik, Pua, Okilik, Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu, dan Pugima.7

Perkembangan Islam selanjutnya meluas ke beberapa kabupaten di Wilayah Pegunungan Tengah ( Kabupaten Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Pegununungan Bintang, dan Y alrnkimo) yang hingga dewasa ini berkembang cukup signifikan dengan jumlali penganut yang beragama Islam mencapai 7. 215 ribu jiwa dari totRI 227. 474 ribujiwa penduduk Kabupaten Jayawijaya Papua.8

Masyarakat muslim suku Dani walaupun s1 ;dah lama memeluk Islam tapi sarana keagamaannya kurang mendukung dan pemahaman Islam sangat minim. Sehingga mereka menganggap bahwa tradisi tersebut telah ada sejak nenek moyang dahulu dan diturunkan kepada generasi ke generasi hingga saat ini. Apabila kebiasaan ini tetap

6 Prof. Dr. Astrid S. Susanto-Sunario, "Kebudayaan Jaya\Vijaya Dalan1 Pe111bangunan Bangsa", (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993), h. 14.

7 H. Burhabuddin, I(etua MUI Knbupaten Jaya\vijaya, 1Vcnvancara Pribadi, Wamena, 21 Juni 2008.

8 BPS Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka Tahun 2006, h. l

(21)

dipertahankan maka sudah sangat jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan ketentuan Undang-Undang No. I Tahun 1974. tentang perkawinan.

Penulis melihat bahwa pelaksanaan perkawinan adat yang telah terj adi di masyarakat muslim suku Dani ini tetap dipertahankan maka berapa banyak dari masyarakat yang te1jerumus dalrun perkawinan ilegal yang berkedok perkawinan sah yang diwarisi secara tunm temurun. Dengan permasalahan tersebut, menurut penulis ha! ini dianggap urgen dan perlu ditinjau, karena clengan penelitian ini bisa cliketahui bagaimana posisi hukum perkawinan aclat muslim suku Dani dalam panclangan hukum Islam. Maka clari itu penulis tertarik dan bermaksucl melakukan penelitian clalam bentuk skripsi clengan juclul: "TRADISI DALAM PERKAWINAN ADAT MUSLIM SUKU DANI PAPUA DITINJAU DARI HUKUM ISLAM".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Traclisi perkawinan aclat adalah suatu aktivitas yang ticlak pernah lepas clari pacla aclat kebiasaan di tiap-tiap suku atau claerahnya yang tetap terlestarikan clari nenek moyang clan cliturunkan kepacla para generasi berikutnya. Maka dari itu penulis telah menguraikan pelaksanaan perkawinan aclat masyarakat muslim suku Dani clitinjau dari hukum Islam. Untuk mempermudah dar terfokus pacla juclul skripsi yang telah dipilih clalam penulisan karya tulis ini penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

(22)

2. Tinjauan Hukum Islam terhadap ma11ar babi dalam perkawinan adat muslim suku Dani;

3. Tinjauan pelarangan kawin satu marga dan perkawinan adat muslim suku Dani;

2. Perumusan Masalall

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masala11 yang telah dipaparkan di atas, malca penulis telah merumuskan permasalahan di antaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang mahar babi?

2. Mengapa tradisi perkawinan satu marga dilarang oleh adat Muslim Suku Dani?

3. Bagaimana menstandarisasikan tradisi pt-rkawinan adat Muslim Suku Dani ke dalam perkawinan Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendalc dicapai dalam penulisan skripsi ini adalalah: 1. Untuk mengetahui perkawinan adat muslirn suku Dani secara umum;

2. Untuk mengetalrni dan memahami implikasi hukum perkawinan adat rnuslirn suku Dani, yang masih tetap mempertahankan babi sebagai mahar dalam perkawinan ditinj au dari perspektif hukum Islam;

3. Untuk mengetahui status hukum perkawinan yang tela11 te1jadi dalam perkawinan adat muslim suku Dani;

(23)

I. Untuk penulis: menambah wawasan penulis dan ingin mengetahui !ebih jauh

tentang hukum perkawinan adat masyarakat adat muslim suku Dani agar

dapat memahami adat istiadat yang berlaku ditinjau dari perspektif hukum

Islam. Dengan demikian penulis mampu meuingkatkan disiplin ilmu yang

akan dikembangkan menjadi profesi penulis sebagai s。セェ。ョ。@ Hukum Islam

(SHI) dan akan diperdalam lebih lanjut dengan disiplin ilmu yang tel ah ada.

2. Untuk kalangan akademisi: sebagai penambahan literatur perpustakaan baik

perpustakaan Utama maupun perpustakaan Fakultas.

3. Untuk masyarakat: memberikan sumbangan kepada masyarakat bagaimana

cara pelalcsanaan perkawinan yang dibenarkan menurut tatanan lmkmn Islam,

sehingga masyarakat mengetahui pandangan hukum Islam terhadap

perkawinan adat yang selama ini masih tetap dipertal1ankan oleh masyarakat

muslim suku Dani.

D. Studi Review

lJntuk mengetalrni kelebihan dan kekurangan dari skripsi ini, kiranya per'·

mereview kembali beberapa buku yang telah Penulis jadikan sebagai •

penulisan skripsi ini. Adapun sumlier yang telah dir<""

bersmnber dari lima buku yang membahas +·

Dani. Di antara sumber buku yang dimaksud,

I. Review dari sumber buku yang berjudul;

(24)

diterbitkan oleh Biro Penelitian STFT Fajar Timur Jayapura, Papua, Februari 2003.

Dari buku tersebut yang dapat dibedakan dengan skripsi ini adalah bahwa dalam pembahasan ini menempatkan pengertian secara jelas tentang perkawinan adat muslirn suku Dani, penge1iian perkawinan rnenurut hukurn Islam, larangan perkawinan rnenurut lrnkum Islam, hukurn dera bagi pezina laki-laki clan perernpuan se1ia penentuan jodoh menurut hukum Islam.

Dengan demikian muslim suku Dani akan clapat mengerti dan paham tentang perkawinan menurut hukum Islam dengan baik, karena dalam buku di atas hanya membahas perkawinan aclat masyarakat suku Dani pada unmmnya. Dan kelebihan dari skripsi ini terfokus pada perkawinan muslim suku Dani dan inilah yang membedakannya clari judul buku tersebut.

2. Review dari buku yang berjuclul; manusia irian dalrnlu, sekarang dan masa depan, yang clisusun oleh Jan Boelaars, diterbitkan oleh PT. Grameclia, Jakarta, tahun 1986.

Perbedaan clari buku tersebut dengan skripsi ini antara lain; sejarah perkawinan muslim suku Dani, tata cara perkmyinan menurut hukum Islam, mahar menurut hukum Islam, ketentuan dan syarat mahar, standarisasi mahadrndalam hukum Islam. Sehingga kelebihan dari skripsi ini nampak jelas pada pembahas8n tersebut.

(25)

skripsi ini akan memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan hukum Islam pada masyarakat klmsusnya muslim suku Dani dan Muslim Papua pada umumnya.

3. Review dari judul buku; kebudayaan jayawijaya dalam perkembangan bangsa, disusun oleh Astrid, S. Susanto-Sunario, yang diterbitkan oleh pustaka sinar harapan, Jakaiia, talmn 1993.

Di dalam skripsi ini telah dibahas tentang pelarangan perkawinan menurut hukum Islain dan pembagian macam-macain hukum zina serta tinjauan tentang pelarangan kawin semarga yai1g menurut hukum Islam tidak dilarang. Dengan adanya pembahasan tersebut maka muslim suku Dani alcan memahaini pelarangan perkawinan yang sebelumnya ti dale dibahas oleh judul buku tersebut.

4. Review dari buku yang be1judul;. irian jaya membangun masyarakat majemuk, karya Koentjaraningrat dklc, penerbit djambatan, Jakarta, 1993.

5. Review dari judul buku; mengenal beberapa aspek budaya sulrn Dani, karya A. Mampioper, yang diterbitkan oleh biro kesra pemda TK I Irian Jaya, Jayapura, 1980.

(26)

E. Metode Penelitian dan Telmik Penulisan

Di dalam penulisan skripsi ini, jenis data yang dibutuhkan adalah data kualitatif, dan penulis menggunakan sistem studi kepustakaan (Libraiy Research) dan sistem penelitian lapangan (Field Research) yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai sumber, baik yang sifatnya primer maupun sekunder. Selanjutnya dari data-data primer dan sekunder kemudian analisa dengan cara membuat pertimbangan-pertimbangan dan disusun secara sistematis serta logis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis yaitu tentang perkawinan adat muslim suku Dani Papua.

Sebagai sumber primer dalam penulisan skripsi ini adalah al-Qur'an, Hadis, buku fiqh munakahat karya Abel Rahman Ghazaly, buku mengenal beberapa aspek budaya suku Dani karya A. Mampioper, buku manusia irian dahulu, sekarang, masa depan karya Jan Boelars, irian jaya membangun masyarakat majemuk karya Koentjaraningrat dkk, dan kebudayaan jayawijaya dalam pembangunan bangsa karya Astrid A. Susanto-Sunario. Disamping itu penulis melakukan wawancara dengan ulama clan tokoh adat muslim suku Dani Papua.

Sedangkan sumber data yang bersifat sekunder adalah penulis mengambil dari karya-karya lainnya yang tentunya relevan dengan pokok permasalahan yang penulis bahas yaitu perkawinan adat muslim suku Dani.

(27)

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah paru pcmbaca dalarn 111e111aha111i skripsi ini. maka dalam penyusunan skripsi ini penulis susun dalam linw bub dan 111asing-111asing bab menjacli sub bab yaitu:

Bab Perrama. rnerupakan bab Pcndahuluan yang rnenrnat tentang latar belakang 111asalah, pembatasan clan perumusan masalah, 1ujuan clan rnanfaat penelitian. stucli review, rnetocle penelitian clan teknik penulisan serta sisternatika penulisan.

Bab Kedua, berisi pembahasan tentang letak geografis, keaclaan cle111ografis, clan kondisi sosial keagamaan.

Bab Ketiga, tentang perkawinan adat muslim suku clani Papua. pengertian perkawinan, sejarah hukum perkawinan adal 111usli111 suku Dani. Pengelornpokan klen/suku Kecil, Klen Besar clan l'aroh/belahan rnasyarakat. he oko (mahar) dalatn perkawinan aclat 111usli111 suku Dani dan pcrkawinan tnuslim suku Dani.

(28)
(29)

BABU

SEKILAS SUKU DANI PAPUA

A. Letak Geografis

Pada sisi Timur dataran tinggi pegunungan Jayawijaya terdapat Lembah Besar sepanjang kurang-lebih 15 kilometer, dan bagian yang terlebar berjarak sekitar 10 kilometer dari pinggir ke pinggir. Di tengah Lembah Baliem ini dialiri Sungai Baliem/Palim, yang bersumber di lereng pegunungan Jayawijaya dan mengalir berliku-liku ke arah Timur. Dan di isinilah terutama berdiam muslim suku Dani.1

Suku Dani. merupakan salah satu suku yang ada di Kabupaten Jayawijaya. Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu dari 20 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Papua yang terletak di \\'ilayah pegunungan tengah Papua memiliki wilayah yang cukup luas yakni I 5. 440 Km2• Secara geogralis letak Kabupaten Jayawijaya berada pada garis meridian antara 137° 12' BT - 138" 37' BT dan 03° 2' LS - 12 LS dengan jarak te1jauh dari Baral ke Timur 339 Km2 dan dari Utara ke Selatan 209 Km2.2

Suku Dani Kabupaten Jayawijaya memiliki luas wilayah 15. 440 Km2 dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

I. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jayapura dan Tolikara;

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo, Timika dan Asma!;

1

Koentjaraningrat dkk, !rian Jaya Me111bang1111 Masyarakat Majemuk, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1994) h. 258

2 LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya Tahun Anggaran 2006, Bab I, h. 5

(30)

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pegummgan Bintang;

4. Sebelah Barnt berbatasan dengan Kabupaten Puncak Jaya clan Kabupaten Paniai; Wilayah suku Dani Kabupaten Jayawijaya memiliki topografi yang bervariasi, dimana sebagian besar merupakan daerah pegunw1gan dengan tiga puncak tertinggi yaitu; Puncak Yamin 4. 595 m, Puncak Trikora 4. 750 m, dan Puncak Mandala 4. 700 m, di atas permukaan laut. Sebagian daerah terdiri dari perbukitan berbatu yang terjal serta terdapat beberapa lembah luas serta daratan rendah di bagian selatan dengan kondisi topografi yang cukup subur clan menyimpan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup besar.

Iklim daerah ini adalah iklim Tropis Basah, karena dipengaruhi oleh ketinggian Jetak yang umumnya I 00 - 5.000 m, di atas permukaan laut. Rata-rata temperatur udara bervariasi antara 12 C - 28 C, curah hujan cukup tinggi dengan variasi m1tara 1.500 - 7 .000 mm/tahun dengan rala-rnta hujan 192 hari/tahun.3

Penduduk Lembah Besar Baliem serta lembah-lembah lain clisekitarnya kadang-kadang dikenal dengan nama Pescgem, Timorini. Morip, Uringup, dan lain-lain. Nan1a-narna itu merupakan nama-nama kelompok-kelompok kekerabatan atau klen-klen khusus. Adapun nama y<mg dipakai pemerintah untuk menyebut seluruh Lembah Besar Balim adalah Dani, yang juga merupakan nama sebuah Iden. Orang Dani sebagai suatu kesatuan manusia, menyebut clirinya nit apunilakhuni Lembah Balim/Palim meke (kami manusia Lembah Ba!iem).4

3

LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya, h. 6

(31)

B. Keadaan Demografis

Sebelum tahun 1954 masyarakat muslim suku Dani homogen dan hidup berkelompok menurut wilayah adat, sosial dan konfederasi perang suku tradisinya. Relasi antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lain terdiri

'

dari lmbungan pemmsuhan (antar k<Jnfederasi perang) tetapi juga berdasarkan hubungan perkawanan dan persaudaraan. Seorang kepala suku adalah orang yang berani dalam memimpin pertempuran perang suku dan mampu memimpin warganya dalam keadaan sulit. Pemimpin dalam bahasa muslim suku Dani disebut kain yang dapat berarti !mat, cakap, dermawan, pemberani, terhormat, baik hati, berwibawa dan berpengaruh. 5

Adapun kain (pemimpin) muslim suku Dani terkenal adalah H. Aipon Asso sebagai kepala suku, kepala adat dan kepala suku perang dan wakilnya Tahuluk Asso serta sepuluh orang panglima perang.dan para warganya. Mereka hidup dalam satuan-satuan ikatan seadat kanekelhareken, satuan-satuan konfederasi perang suku tradisional dan satuan-satuau Iden menurut silsilah patrilinial. Istilah kaneke terbentuk dari kata kain yang beratii kepala adat, raja, raksasa dan eken yang berarti isi, hati, intisai·i, dan hakekat Dengan demikian kaneke berai·ti hati ( diri) dari seorang kepala suku/raja/raksasa yang bersumber pada seorang tokoh mitos yang terbunuh di masa lampau. Selain itu kaneke juga berarti benda-benda pusaka warisan leluhur yang

5 Astrid S. SusantowSunario,

Kebudayaan Jaya}vijaya Da/a1n Pen1bangunan Bangsa, (Jaka11r.:

(32)

sampai kini masih clisimpan di lemari-lernari (kakok) keramat di clalam rumah ticlur laki-laki (honai).6

Seclangkan hareken terbentuk dari kata har yang berarti セョァォ。オ@ clan eken yang berarti inti/pusat. Jacli hareken adalah engkau sebagai pusat dari segala sesuatu yang ada. Sebagaimana diungkapkan dalam bahasa muslim Dani bahwa yimeke timeke ero

pakiat atukenen yang artinya sumber segala sumber berasal. Adapun tempat di mana

terdapat benda kaneke/hareken sering dinamakan clengan kanekela. 7

Proses pembentukan sistem adat kaneke terletak pada mitos pembunuhan seorang makhluk ideal ajaib di zaman lampau. Asal usul seorang tokoh mitos tersebut tidak diketahui dari mana datangnya. Ia tiba-tiba saja muncul dalam tata kehidupan orang Dani. Oleh karena tidak jelas i..ientitasnya. pengaruhnya besar melampaui pengaruh para kepala suku lainnya. Maka ia dibunuh. Setelah dibunuh, bagian-bagian tubuhnya dipotong-potong, dibagi-bagi atau saling clirampas dan potongan-potongan itulah yang kini clisimpan sebagai kaneke.

Kalangan generasi tua berpandangan bahwa tanpa kaneke kesuburan hidup seperti regenerasi, kesejahteraan hidup baik, ketertiban clan keamanan sulit tercapai.

Kaneke merupakan titik sentral dari seluruh rangkaian kegiatan hidup. Keadaan babi

yang sehat clan gemuk, kesehatan manusian te1jamin, ubi berisi clan besar-besar, kesuburan tanah, ritus-ritus adat, upacara kematian, relasi dengan Nan Ilahi, sesama manusia clan alam sekitarnya harus berdasarkan pada aclat kaneke itu.

6

Astdd S. Kebudayaan Jayawijaya, h. 26

'Ismail Assa, Tokoh adat muda muslim Dani, Wawancara Pribadi, Wamena, 7 Juni 2008

(33)

Disamping itu hal-hal yang rnenyangkut nmsibah, kesakitan, kekalahan dalam perang, kekerdilan ubi/tanaman lain, krisis tanah, krisis regenerasi, kematian, babi yang kurus, dan seterusnya, pada umumnya dikembalikan pada kekurangberesan atau relasi yang tidak baik dan sikap kurang baik terhadap norma-norma adat yang dipercayai bersumber pada kaneke. Semua ha! di atas berlaku pada umumnya namun hid up orang Dani tidak seluruhnya tergantung pada adat kaneke, karena ad at kaneke

dijiwai atau dihidupkan oleh manusia adat itu sendiri. 8

Pada zaman sekarang masyarakat telah menjadi heterogenitas dari pelbagai latar belakang sosio-kultural. Oleh karena itu, rnasyarakat rnuslim Dani dituntut untuk memiliki suatu keberanian dan keterampilan untuk menghadapi musuh dalam perang, memahami gerak-gerik dan bahasa-bahasa isyarat musuh, tahu membaca tanda-tanda alamiah sebagai tanda untung/rnalang, mental bersaing dan seterusnya. Sebaliknya rnereka juga mempunyai relasi perkawanan dan persaudaraan dengan sikap saling mencintai, mema11an1i, persaudaraan, kebersamaan, kekeluargaan, solidaritas dan saling ketergantungannya.9

Dengan berlaku UU No. 2612002 tentang pemekaran kabupaten, maka Kabupaten Jayawijaya telah dimekarkan menjadi 3 kabupaten yaitu:

I. Kabupaten Jayawijaya (Kabupaten Induk) dengan ibukota Wamena yang terdiri dari 3 9 distrik, 2 kelurahan dan 3 7 6 karnpung;

(34)

2. Kabupaten Tolikara dengan Ibukota Karubaga terdiri dari 10 distrik, 2 kelurahan dan 134 kampung;

3. Kabupaten Yahukimo dengan Ibukota Dekai terdiri dari 11 distrik, 1 kelurahan dan 91 kampung;

4. Kabupaten Pegunungan Bintang dengan Ibukota Oksibil teridiri dari 7 distrik dan 88 kampung;

Perkembangan muslim suku Dm1i. Kabupaten Jayawijaya secara bertahap dan berkesinambungan telah mencapai perubahan-perubahan (transformasi) penting dari aspek wilayah secara fisik maupun dari aspek perkembangan manusia dan aktivitas kehidupan ekonominya yang kini mulai mensejajarkan Kabupaten Jayawijaya dengan kabupaten lainnya di seluruh nusantara. Pencapaian perkemb311gan ini secm·a total belum memenuhi syarat kesejahteraan standar, karena masih terdapat berbagai keterbatasm1 d311 persoalan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, pemb311gun311 dan pelayanan masyarakat.10

Hingga kini jumlah penduduk suku Dm1i Kabupaten Jayawijaya berdasark311 basil pemutahir311 data penduduk tahun 2006 sebanyak 227. 474 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 117. 561 jiwa dan perempuan seb311yak I 09. 913 jiwa.11

C. Kondisi Sosial Keagamaan

Muslim suku D311i Lembah Baliem mulai berinteraksi dengffi1 transmigr311 muslim asal Jawa, Madura, Makasar, Ternate dm1 Fak-fak yang dat311g bertugas

LKPJ Bupati Kabupaten Jayawijaya, h. 5
(35)

menjadi guru dan tentara. Pru·a trru1smigran mula-mula ditempatkan di daerah Sinata. Hubungan m1tara masyru·akat setempat dengm1 pendatang te1jalin dengm1 baik, sehingga ada di antara penduduk asli ym1g tertarik dengm1 kehadirm1 muslim asal pendatm1g ym1g beragruna Islrun. Lambat laun penduduk asli tertarik dengm1 kehadirm1 agama Islam dm1 ingin menjadi muslim seperti orm1g-orang pendatm1g. Selm1jutnya penduduk asli ada yang memeluk Islam dm1 menjadi muslim. Interaksi agruna Islrun dikalm1gm1 suku Dm1i itu terjadi pasca integrasi dengm1 NKRI pada dekade 1960-an akhir.12

Sejarah Islam di masyarakat muslim suku Dm1i Jayawijaya bermula dari seorm1g lelaki berusia 30-m1 bernru1m Merasugun Asso (Yelipele ). Sebagaimrum biasa, Asso setiap pagi berangkat meninggalkru1 kampung halrunannya di Desa Walesi menuju kota Wamena yang berjarak 7 km. Tanpa beralas kaki, tanpa pakaim1, hru1ya mengenakan koteka suatu pemandangan rutin masyarakat Wamena sehari-hari. Asso memanggul seikat kayu bakar clengan ditemani clua orang m1ak kecil untuk clijual di pasar. Sebelum sarnpai di tempat tujuan seseorang menghentikannya untuk mernbeli kayu bakar tersebut. Pembeli kayu bakar tersebut adalah I-I. Abu Yamin, pendatm1g asal Madura yang menjabat sebagai anggota DPRD II Kabupaten Jayawijaya.13

Se!m1jutnya Asso dengan segala kepolosannya berkeinginan untuk mengikuti agama ym1g clianut I-I. Abu Yamin. Akhirnya tepat pacla tanggal 2 Juni 1975, Asso

12 Ali Asso, Tokoh Muda Muslim Pertama, Wawancara Pribadi, (Walesi, 25 Juni 2008)

(36)

dengan dua orang temannya (Ali Asso dan Firdaus Asso) memeluk Islam dengan dibimbing oleh H. Abu Yamin sendiri yang pacla waktu itu juga menjabat sebagai ketua MUI Kabupaten Jayawijaya.

Pengaruh keislaman Asso di suku Dani Jayawijaya ini membawa clampak yang ticlak kecil. Aipon Asso, kepala suku setempat justru yang tertarik lebih dahulu untuk mengikuti jejak Merasugun. Sehingga pada hari Kamis 26 Mei 1978 Aipon Asso resmi bersyahaclat. Selang beberapa lama kemuclian warga Aipon yang berjumlah 600 orang clan tinggal dilereng-lereng bukit clan di hutan-hutan, turun gunung untuk menyatakan syahadat mengikuti langkah kepala sukunya.14

Disamping itu pacla tahun 1975-1978 clakwah Islam juga cliclukung oleh beberapa orang penclatang yang sangat berj asa cl a lam menyebarkan agama Islam. Orang-orang yang berjasa itu antara lain aclalah Kolonel Dr. H. Mulya Tarmidi (Tentara), Hasan Panjaitan (Sekcla) clan Paiyen (Depag RI). Berka! perjuangan merekalah orang asli suku Dani memeluk agan .a Islam clan orang asli yang pertama kali memeluk Islan1 selain Merasugun clan Aipon adalah Firdaus Asso, M. Ali Asso, Musa Asso disusul Talmluk Asso.15

Agama Islam di Suku Dani hingga kini tersebar di beberapa Desa yaitu Pasema, Air Garam, Hitigima, Megapura, Yagara, Walaik, Pua, Okilik, Ibele, Araboda, Mapenduma, Kurulu clan Pugima. Perkembangan Islam selanjutnya meluas

14 Ibid

15

(37)

ke beberapa kabupaten di Wilayah Pegunungan Tengah (Kabupaten Jayawijaya, Puncak Jaya, Tolikara, Pegunungan Bintang, dan Yahukimo) dengan lima kabupaten yang baru dimekarkan yang hingga dewasa ini berkembang cukup signifikan dengan jumlah penganut yang beragama Islam mencarai 7.215 ribu jiwa dari total 227.474 ribu jiwa penduduk Wamena kabupaten Jayawijaya.16

Penduduk muslimnya lebih senang be1ielanjang dari pada berpakaian. W alaupun mereka kebanyakm1 yang berusia 40 tahun ke atas. Palrnian bagi mereka sesuatu yffi1g mengganggu dan merepotkan. Babi juga masih menjadi bagian dm·i mereka yffi1g sulit dihapuskan. Selain itu mereka juga hm·us bersaing dengffi1 berbagai kelompok misionaris yang sudah lama rnembina masyarakat pedalaman suku Dani

. . 17

1111.

Adapun sarana keaganrnan yang ada di suku Dani Kabupaten Jayawijaya antara lain; jumlah masjid sebanyak 7 masjid dan mushallah sebanyak 3 mushalla. Disampil1llg itu secara umum perkembangan pendidikan, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum, di suku Dani kabupaten Jayawijaya masih dalam tahap peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari fasilitas pendiclikm1 yang ada, yang berstatus swasta dan lembaga pendidikm1 formal maupun nonfonnal, diantaranya; TPQ 2 buah, SD Yayasm1 Penclidikan Islam (YAPIS) 1 buah clan MI YAP!S 1 buah, SLTP YAPIS

16

H. Burhanudin, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, Wawancara Pribad, Ibid

(38)

1 buah, SLTA/SMK I buah, dan Akademi STIE YAPIS I buah se1ia Pesantren Y APIS 1 buah. 18

Pembinaan masyarnkat muslim di suku Dani nampaknya memang tidak sederhana. Seorang mubaligh yang ditempatkan di sini semestinya bukan saja pandai berceramah, tapi mereka yang bisa menyelami kejiwaan masyarakat dan sosiologinya dengan baik, tidak gampang menyerah dan lapang dada. Kini setelah 20 talrnn mereka masuk Islam, sudah sili berganti muballigh yang ditugaskan ke tempat ini. Selain dari departemen Agama, juga pernah ada dari Rab it ha 'Alam Jslamiy.19

Sekalipun demikian sebagian dari mereka kini masih ada yang memelihara babi dan tetap mengenakan koteka. Yang menari:<, mereka sudah senang bila anak-anaknya yang sudah berpakaian seperti halnya masyarakat pada umumnya.20

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa kehidupan beragama dalam masyarakat muslim sulrn Dani perlu mendapatkan perhatian yang sangat penting, karena sebagian besar mereka belum memahami ajaran agama Islam. Dengan demikian dapat clisimpulkan bahwa masym·akat muslirn suku Dani terntama masyarakat adat suku Dm1i adalah masyarakat yang belmn agamis. Karena dalam ha!-ha! tertentu sering tidak memperhatikan apa yang dibenarkan dalam ajarffil agama seperti mahar babi sebagai syarat kawin dan pelarangan kawin antar marga yang ticlak ada hubungtm nasab. Hal demikian dapatla11 di maklumi karena masyaralrnt muslim

18 H. Burhanuddin, Ketua MUI Kabupaten Jayawijaya, Wmvancara Pribadi, ibid

19

Majalah Islam. Suara Hidayatul!ah, Ibid, h. 65 20

(39)

suku Dani umumnya belajar agama kadang hanya sekedar belajar bukan untuk diamalkan, jadi pernahaman terhadap ajaran agarna mereka sangat kurang.

(40)

--BAB III

• z .. ,....,,..,_, _ _ _ _

'USTAKAAN UTAMA SYAHID JAl<ARTA

- - - _ J

PERI<A WINAN ADAT MUSLIM

SUKU DANI PAPUA

A. Pengertian Perkawinan

Perkawinan atau pernikahan dalam istilah muslim suku Dani disebut he yokal.

Secara bahasa (etimology) he yoked, terdiri clari clua kata yaitu He clan yokal. He

berarti wanita atau perempuan clan yokal berarti busana wanita yang telab menikah. Sedangkan he yokal menurut istilah (terminology) aclalah upacara memakaikan busana dari kemsililsili ke yoked, atau upacara merubah status secara resmi clari

homalugilhilimikurugi (gaclis yang belum menikah) menjacli helhimi (wanita yang

suclah bersuami).1

Masyarakat muslim suku Dani istilah memakaikan he yoked ini aclanya melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

1. Seseorang yang masih gadis (hilimikurugi) akan mengenakan busana sili

(busana gadis);

2. Ketika seseorang gadis menginjak usia remaja/usia nikah (ap wanusak

hagaklaga uguneme) akan mengenakan busana apilik (busana gaclis yang

suclah remaja);

1 Nico A. Lokobal dkk, Ni/ai-Ni/ai Hidup Masyarakat Hubula di Lembah Baliem Papua,

(Jayapura, Papua: Biro Penelitian STFT Fajar Timur, 2003) h. 153

(41)

3. Ketika seseorang gadis meginjak usia clewasa clan layak untuk nikah (ewe

nyeki kuogolukmore) alcan mengenakan busana ewe yokal (busana gaclis yang

suclah clewasa);

Jika seseorang telah melewati ketiga tahapan di alas yaitu; sili, apilik dan ewe yokal,

maka sesorang gaclis dinyatakan layak oleh keclua orang tuanya untuk clilakukan upacara perkawinan. Tahapan-tahapan tersebut juga digunakan oleh Muslim Suku Dani bagian Se Iatan yaitu Walaj, Megapura, Hepuba clan Hitigima. 2

Pacla setiap klen (marga) yang ada di suku Dani Lembah Baliem berbeda clalam tahap pemakaian busana he yokal ini. Misalnya; Iden Mukoko hanya melalui clua tahap yaitu sili clan apilik. Demikian pula halnya clengan orang suku Dani bagian Barat hanya satu tahap yakni sili. Perbedaan ini dibatasi oleh tom watikemo (nama sebuah gunung) clan ue pakogo (yang clibatasi oleh sungai) yang terclapat di suku Dani Lembah Baliem.3

Dengan usainya upacara memakaikan busana oleh clua wanita isteri kerabat klen maka resmilah menjacli wanita clewasa. Dalam 11pacara memakaikan busana juga clisertakan clengan menggantungkan beberapa su (jala/noken) di kepala gaclis clan tubuh gaclis itu climinyaki clengan lemak babi. Melalui proses tersebut gaclis clinyatakan resmi 1nenjacli wanita clewasa. Gadis yang akan dikawinkan itu bemmm antara clua belas clan clelapan belas talnm. Unsur penting clalam upacara muslim suku

2

Bapak Amandus Asso, Tako Adat Assolipele Walesi dan Assolokobal Wesapot,

Wawancara Pribadi, Wamena, 27 April 2008.

(42)

Dani adalah yokal isin, atau upacara memakaikan yokal (pakaian untuk wanita yang sudah menikah) pada mempelai wanita.4

Adapun yang dimaksud dengan yokal adalah rok yang sangat pendek terbuat dari benang rotan yang dikenakan melintang di depan perut dengan ikatan di samping bagian pinggul. 5

Fungsi dari perkawinan bagi musfon suku Dani adalah memberikan ketentuan hak dan kewajiban, selain memenuhi kebutuhan akan teman hidup, ingin memiliki harta, pengakuan dan gengsi dalam masyarakat, keturunan dan pemeliharaan hubungan antar kaum kerabat serta menjaga relasi antar sesama klen.6

Sedangkan tujuan utama perkawinan bagi muslim suku Dani adalah untuk mendapatkan keturunan dan melestarikan tradisi yang terkait erat dengan nilai relasi yaitu relasi yang dinamis dengan manusia, dengan alam sekitar dan dengan para leluhur mereka. Relasi yang harmonis memungkinkan manusia Dani Lernbah Baliern menyadari laridasan pijaknya, dimana ia kini berada dan kernana hendak mengacu.7

B. Sejarah Singkat Hukum Perkawinan Adat Muslim Suku Dani

Agania Islam telah rnembawah perubahan pada masyarakat muslim suku Dani. Namun, para warganya sangat awrun tentang pengetahuan keislru11a1111ya. Hingga kini

' Koenjaraningrat dkk, lrian Jaya Membangun Masyarakat Maiemuk h. 277

5 Astrid S. sオウ。ョエッセsオョ。イゥッL@ Men1bangun Mas)1arakat Pedesaan Suatu Te/aah Analitis

Masyarakat Wamena, Ir/an Jaya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) h. 57

6 Nico A. Lokobal dkk, Jbicl. h. 154

7

Astrid S. Susanto-Sunario, Kebudayaan Jayawijaya Dal am Pembangunan Bangsa,

(43)

adat kebiasaan mereka telap clijaga dan clilestariakn clengan baik. Aclat bagi mereka aclalah suatu ha! yang harus clihargai . clihormati clan clijunjung tinggi sebagai warisan para leluhur beberapa ribu tahun yang la\u. Menurul mereka jika hubungan mereka clengan aclat 'baik maka kebaikt111 akan scla\u haclir. akan tetapi apabi\a aclat ticlak dihormati dengan baik maka kcmungkinan besar musiba akan 111en1111pa mereka. Kepercayaan seperti ini suclah mentrndisi clalam kehiclupan mereka.8

Panclangan orang Dani bahwa dunia mercka scbagai suatu alam semesta yang hiclup. Seluruh alam se111estt1 itu iharnt scorang ibu-asal. yang menainpakkan cliri palingjelas sebagai matahari. Dia dipcrlakukan dengan rasa hormat yang besar, langit clan bumi pacla mulanya berclampingan seperti dua buah tangan. Di dalam sebuah lubang di dalam bumi hiduplah manusia clan hewan-hewan bersama-sama. Manusia pcrtama, N<tkmaturi membuat Cluntur clan memisahkan langit clan bumi. Matahari mengantar para penghuni lubang itu 111elalui pcgunungan i\pulakma (atau Seinma).

I . I" tempat mere rn 1tu muncu .

Selain itu menurut panclangan 111ereka 111anusia pertama muncul terletak antara muara Baliem clan Eagec-Ima (nama sungai). Nama tempatnya adalah Wesapot. Wesapot, yang artinya: clibelakang kcramat/rahasia dari acla. yang tcrdiri dari dua kata

8

Adnan Ye!ipele. Mahasls\-Vil {JIN J11Knrta Angkatan 2004. Pendapal Pribodi. Ciputat, 18

Sepeten1ber 2008.

9

(44)

wesa; keramat/tabu/tidak boleh, dan Apot; dibelakang, tertutup. Jadi Wesapot artinya adalah dibelakang (rahasia) dari ada. 10

Semua ahli yang melakukan penelitian tentang agama suku-suku di Fasifik dan Papua (Jan Boelaars), menunjukkan bahwa keseluruhan suku bangsa Papua clalam mithologi keagamaannya menganggap rnereka berasal clari dalam Goa, clemikian juga konsepsi suku Dani Baliem Selatan bahwa manusia pertama muncul di daerah Maima. Sebagian menyebut manusia pertama kelu&r dari lubang di claerah Seinma, acla juga yang menyebut di Wesagaput clan orang Kurulu menyebut clari Goa di claerahnya. Masing-rnasing suku juga rnenganggap bahwa daeralmyalah yang rnerupakan tempat asal usu! rnanusia pertama rnuncul di suku Dani Lembah Baliern.

Sebagaimana halnya dengan mithologi muslim suku Dani desa Walesi dan orang Dani Lem bah Baliem Se Iatan juga meyakini bahwa asal mula kejadian manusia berasal dari Seimna/Senymo, bagi orang Kurima dan Siwaso, dari Huruhalua bagi orang Mukoko, Hubikosi clan Logomawel. Seclangkan bagi orang Maima, Hitigima, Hepuba, Megapura (Sinata), Walaik dari Maima/Wesapot. Perbedaan ini hanya dalam soal tempat. Karena masing-masing mengakui asal daerahnyalah asal mula mam1sia pertama muncul. Adapun perbedaan itu juga terletak pacla lokasi, moiety (belahan), Iden, konfederasi dan aliansi perang suku 11

10 Amandus Asso, Tokoh Adat, Wa111ancara Pribadi, ibid, 2008

11/bid

(45)

Menurut suatu ceritera, seonmg laki-laki teramat besar bernama Naruekul dibunuh lalu dipotong-potong, dan potongan-potongan itu clipanclang oleh berbagai orang sebagai milik pribadi mereka. Tetapi Nmuekul muncul dan menuntut supaya potongan-potongan itu diserahkan kepada klen-klen untuk clisimpan sebagai benda-benda sakral (kaneke). Kaneke yang artinya engkau punya buah hati, engkau punya buah tubuh, atau batu suci hm·ta warisan leluhur diambil clari tulang-tulang Narnekul. Pandangm1 tentang kesatuan bru1gsa mmmsia clan perbedaan manusia clan hewan oleh orang Dani merumuskannya lewat kata -kata. Ticlak jelas bahwa aclakah orang Dani itu sudah clibagi di clalam gunung atau barn di luar menjacli clua paruhan, yakni bermarga Wita dan bermarga Waya. Tetapi pembagian ini menjacli tanggung jawab pria pertama dan wanita pe1iama pacla zaman terdahulu.12

Manusia pertama terdiri clari dua orill1g clari relasi belahanlmoiety wita clan

moiety Waya yilllg kemudian menjacli suami istri. Mereka kini beranak cucu, yang

kemudiill1 berkembill1g dill1 tersebar keseluruh pelosok Suku Dani Lembah Baliem. Pada mulanya, mereka hidup rukun, clamai dan bahagia. Semua ini berkat aclanya relasi yang hru·monis lli1tar incliviclu, antm· kelompok, antar Iden, serta relasi serasi dengan alam sekitarnya. 13

Relasi belahm11moiety wita clan waya merupakan relasi yang cukup luas. Klen suku clalam masym·akat Muslim Dani Lembah Baliem terbagi clalam keclua belahill1

12

Jan Boelaars, Ibid, h.121

13

(46)

tersebut. Wita dan woya c\alam istilah lainnya discbut ewe/ebe (besar) yang menunjukkan kepada dua bagian bcsar dari kelo111pok rnanusia garis keturunan (ayah) dan bersifat eksogarn dala111 111asyarnkat Muslim suku Dani. Moidy wira clan waya

terc\iri clari kelornpok patrilincagc yang ke1nudian 111e111bentuk patrikan (inyukul-oak). Dengan demikian seluruh Suku Dani Lembah Baliem terdapat Jnyukul- Oak ewe/Ebe (konfeclerasi) yakni Cll'<' 11•ila clan e11·e 11•uyu. 1·1

Misalnya belahan/moiely 11•i111 terdiri clari suku: Lagowan, Kosi, Wuka, ltlay, Marian. Mulait. Belahan /Vum 1ercliri dari suku: 1.ukobal. Matuan. Huby. Alua. Hisage, Hilapok, Doga clan lain scbagainya. Rel«.si anlara kedua bclahan lebih tampak dalarn perkawinan eksoga111i clan larangan pcrkawinan intern clari belahan sarna.

Relasi belahan tarnpak juga dalam penyclenggaraan ritual clan pesta ewe ako (pesta babi) sebagai puncak perayaan clalam kehidupan orang Dani Lernbah Baliem.15

Dernikian pula dala111 nrnsyarnkat rnuslirn suku Dani yang juga terbagi clalam belahan/moie/y wila clan wayu. rvtisalnya belahan wira tercliri clari suku; Asso, Elokpere, Lani, dan Kuan. Sedangkan relasi belalrnn \l'aya tercliri dari suku; Yelipele, Yaleget. Wetapo, Matuan dan lain-lain . .lika kedua belahan/moiely itu digabungkan rnaka akan rnenjadi Assolipele. Yelipelelokpere, Assoyaleget, Lanitapo, Lanirnatuan, dan Kuantapo. Keclua belahan hidup saling berdampingan, saling melengkapi, saling

"Nico A. Lokobal dkk, /hid. h.30 15

(47)

membutuhkan sebagai satu belahan yang tidak terpisahkan. Kehadiran yang satu melengkapi yang lainnya.

Sehingga keduanya merupakan satu kesatuan hidup yang indah dipandang dengan demikian prinsip ewe (bagian tesar) adalah pasangan agon-age (suaminya-istrinya), agosa-opase (ibunya-ayahnya). Seorang dari paroh wita,misalnya; Asso, Elokpere, Kuan, Lani, dan Matuan serta lain-lainya merupakan pasangan tetap dari paroh waya, misalnya; Yelipele, Yaleget, Weta.po, Matuan dan lain-lainnya. Apabila terjadi hubungan gelap atau perzinahan yang melanggar aturan ini maka dianggap telah melakukan tindakan perzinahan yang disebut pawi atau eloali (hubungan seks dengan induknya atau pokoknya sendiri). Hubungan itu mendatangkan kemerosotan akhlak bagi kehidupan sosial masyarakat muslim suku Dani. 16

1. Pengelompokan Klen Kecil dan Klen Besar serta Paroh (belahan/bagian) Masyarakat.

a. Klen Kecil

Kelompok kekerabatan yang lebih besar daripada keluarga luas adalah kelompok yang menganggap dirinya keturumm seorang nenek-moyang yang jaraknya kurang lebih 4-5 angkatan ke atas. Namun nenek moyang itu masih diingat, clan warga kelompok biasanya masih mengenal atau mengetahui semua keturunan nenek moyang itu, baik yang hidup maupun yang telah meninggal. Orang muslim suku Dani menyebut kelompok kekerabatan seperL itu ukul arti sebenarnya adalah "kepala",

16Nico A. Lokobal dkk, Ibid, h. 30

(48)

"hulu", "asal"), dan istilal1 ilmiahnya adalah klen kecil17• Sebagai contoh kongkret,

perkampm1gan desa Walesi di daearh orang Asolipele, Yeliplelokpere, asoyaleget, Lanimatuan, dan Kuantapo mempunyai 300 orang penduduk, yang berasal dari 8 klen yang berbeda.

Adapun jmnlall lden kecil orang muslim suku Dani yang diperhitungkan secara patrilinial berkisar antara beberapa puluh hingga beberapa ratus jiwa. Suatu kelompok seperti itu biasanya terebar di dalam beberapa perkampungan, tetapi tersebar pada suatu daerah tertentu. Sebaliknya suatu warga perkampungan biasanya juga dihuni oleh warga-waTga dari berbagai Iden kecil lain, yang masing-masing mempunyai namanya sendiri.

IGen kecil itu bisa juga diisi oleh beberapa keluarga luas dari Iden yang sama atau atau dari klen yang berbeda. Indikatornya adalah, kepala klen kecil ini menguasai wilayah tana11 tertentu, dan biasanya tinggal dalam kesatuan pemukiman seperti kampung yang dalam bahasa setempat disebut yukmo. Biasanya dalam klen kecil ini ada honai adat (ruma11 adat) yang bisa bermii pula simbol dm·i satu keturunm1 kelum·ga atau kesatuan klen tersebut, nanmn tidak semua klen kecil atau keluarganya mempunyai honai adat, terutama zaman sekarang. Dalam klen kecil ini kadang-kadang ada wm·ga yang tidak ada lmbungan kekerabatan dengan warga-warga yang lain, clan merupakan warga clm·i suatu Iden yang sudah mulai kandas. Sisa-sisa

(49)

Iden semacama itu sering kali bergabung dengan klen lain yang besar dan yang diharapkan masih dapat hidup subur.18

b. Klen Besar

IGen besar yaitu suatu organisasi sosial tradisonal yang merupakan gabungan klen-klen kecil dalam aliansi territorial yang jelas. A tau kelompok kekerabatan yang lebih besar daripada klen kecil yang disebut uku-oaklnyukul oak (Iden besar). Biasanya nenek-moyang mereka tidak dikenal lagi, karena jaraknya sudah terlampau jauh. Para warga kelompok kekerabatan klen besar hanya mengetahui bahwa mereka adalal1 warga ukul-oak tertentu, karena adat clan kewargaannya juga diperolehnya secara patrilinial. jumlah klen besar orang muslim Dani kadang-kadang beratus-ratus, bahkan beberapa ribu jiwa, yang tinggal tersebar di daerah yang lebih luas daripacla claerali klen kecil, sehingga para warganya sering kali suclah ticlak saling mengenal.

Di antara nama-nama lden besar acla yang mirip clengan nama-nama klen kecil, sehingga clapat dikatakan bahwa Iden besar sebenarnya merupakm1 perluasan dari Iden kecil. Bedanya ialal1 bahwa warga Iden kecil (Ukul) masih saling kenal mengenal atau saling mengetahui, seclangkan warga ukul-oaklnyukuluak (klen besar) tidak lagi dikenal.

Menurut laporm1 H.L Peters ( 1965), klen-klen orang Dani Lembah Baliem ticlak menampaldcan cirri-ciri toteisme, yaitu aclat untuk berjati cliri dengan Iambang

(50)

binatang19 atau tumbuh-tumbuhan, dan karena itu pantang memakan daging binatang lambang jati dirinya, walaupun clalam laporan Wirz (1924) mengenai penducluk Dani Lembah Swart adat itu ada.20

Sesuai dengan laporan Wirz clan pendapat tokoh adat

H.

Aipon Asso yang telah Penulis wawancarai mengatakan bahwa yang climaksud clengan lan1bang jati diri disini adalah babi. Maka dapat diketaliui bahwa sebenarnya babi bagi masyarakat sulcu Dani aclalah suatu lambang yang seharusnya clihormati, namun kenyataannya tidak karena babi masih clikonsumsi clan clijaclikan sebagai mahar clalam perkawinan. Menurnt penclapat Penulis jika babi clianggap sebagai lambang jati diri seharusnya clilarang ( cliharamkan) karena berimplikasi pacla jati cliri orang Dani Lem bah Bali em sel uruhnya.

Aclapun fongsi utama organisasi sosial itu aclalah sebagai kesatuan aclat, terntama upacara-upacara aclat, seperti pesta babi (sering disebut pesta besar) setiap 5 tahun. Isi acara besar ini antara lain upacara perkawinan, pcmbaptisan moiety waya,

membayar hutang piutang secara simbolik, clan menyucikan bencla-bencla krmnat di

kaneke. Setiap Iden besm· selalu memiliki honai adat. Kepala.klen besar dibantu oleh

kepala klen adat clan kepala klen perang. Tugas kepala klen perang aclalah me11iadi penasehat clan pengatur strategi perang. Namun yang menentukan perm1g atau ticlak adalah tetap kepala klen besar.

19 Dia1nbil dari ekor babi yang biasanya dikenakan di leher untuk rnenghindarkan seseorang

dari gangguan rohjahat atau ekor babi yang clipake untuk kesembuhan dari suatu penyakit.

2

°

Koentjaraningrat, Ibid, h. 271
(51)

Sedangkan kepala Iden adat bertugas menangani rnasalah-masalah adat serta kesuburan tanah. Umurnnya semua ritual upacara adal ditandai clengan pernotongan babi, baik itu pesta perkawinan, perdarnaian, kernatian atau rnengakhiri masa berkabung. Kepala Iden besar juga 111enentukan kapan pesta besar (ewe ako) akan dilaksanakan, clan dengan berpatokan pada persediaan babi yang akan clipotong, makanan (f-lopuru), perturnbuhan biologis anak, atau adanya pasangan yang siap dikawinkan. Babi bagi bagi 111asyarakal suku Duni adalah 111ernpakan simbol status ekonomi seseorang clan semakin banyak babi y<1ng dimiliki. maka semakin kaya orang tersebut:21

C. Paroh (belahan/bagian) Masyarakat

Kelornpok kekerabatan muslim suku Dani yang lebih besar lagi, yaitu kesatuan sosial yang tercliri clari gabungan berbagai Iden, yang clalarn bahasa Dani clisebut

ebe/ewe. Koenjaraningrat ( 1994 ). rnenyebut bahwa diseluruh suku Dani ada dua

ebelewe yaitu wita clan waya. Dala111 11·'ilo 23 buah kle11 clan wayu 26 Iden. Suku Dani clalam keanggotaan nyukuluak etl'e (Iden paling besar). jurnlahnya lebih banyak clari perhitungan ini.

Selain penggabungan dari klen-klen besar ke dnla111 dua paroh. yaitu wita clan

waya, ada penggabungan dari pasangan-pasangan dari dua Iden kecil di claerah-daerah yang terbatas. Dengan de1nikian di sualu daeruh tertentu Iden kecil Yelipele, misalnya; tergabung clengan Iden keeil Elokperc. sehingga rnembentuk pasangan

(52)

Yelipelelokpere. Di daerah lain klen kecil Yelipele tergabung dengan Iden kecil Asso, sehingga terbentuk pasangan Assolipele.22

Dengan demikian diseluruh suku Dani Lembah Baliem tersebar berpuluh-puluh kesatuan semacarn itu, seperti misalnya; Hubikosi, Siepkosi, Siepeloksak, Hubikiak, Mulajtipo, Asolokobal, Asotipo, Asolipele, Asoyaleget, Yelipelelokpere, Lanimatuan, Kuantapo, dan lain-lain. Pasangan seperti itu biasanya merupakan gabungan dari klen kecil-kecil yang berbeda ewe/ukul.

2. Larangan Kawin Semarga dan Akibat Hulmmnya

Perkawinan yang layak dilakukan oleh muslim suku Dani adalah yang bersifat eksogami, artinya; seseorang dilarang kawin dengan calon pasangan yang berasal dari paroh/belahan atau kl en yang sama. 0 !eh sebab itu Y elipele dilarang kawin dengan orang Y elipele, karena mereka adalah warga klen yang sama.

Gambar

Muslim Tabel I Suku Daui Dalam Mcncntukan Jodoh
Tabel II Rekapitulasi Jumlah Pcnduduk Muslim Kabupaten Jayawijaya

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur kepada Tuhan YESUS KRISTUS atas berkat pertolongan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul : KONFIRMASI

Tujuan Penelitian ini adalah Merencanakan Site Plan pengembangan Perumahan Pondok Permata Hijau Desa Wirun Kecamatan Mojolaban yang memenuhi standar, mengetahui

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selama ini telah melakukan kerjasama dengan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Sidoarjo serta Komisi Daerah Lanjut Usia Kabupaten

Bagi kelompok Oilseed , semua skenario yang dicoba menurunkan neraca perdagangan Indonesia dengan Filipina, antara US$ -0,01 juta sampai US$ -1,45 juta, sedangkan

Sementara, Hukum adat berlaku bagi orang Islam kalau tidak bertentangan dengan agama Islam.. dan

Oleh karena itu, Perancangan Buku Panduan Wisata Kuliner Khas Tarakan ini dibuat dengan menjabarkan informasi mengenai kuliner-kuliner khas kota Tarakan beserta media

Anak usia remaja memiliki skor kelelahan lebih tinggi dari usia sekolah, dapat disimpulkan bahwa kelelahan yang dirasakan anak usia remaja lebih berat dari pada anak

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make A Match ini pertama guru menjelaskan sekilas tentang materi pelajaran selanjutnya guru membagi