• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Konsumen Bandung pada Iklan TV Bintangin terhadap Brand Awareness.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Persepsi Konsumen Bandung pada Iklan TV Bintangin terhadap Brand Awareness."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Saat ini, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut berdampak pada beberapa sektor salah satunya adalah sektor obat – obatan. Dengan persaingan ini produsen dari berbagai jenis obat bersaing untuk membuat produk yang aman dengan harga yang terjangkau agar dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Masing – masing konsumen harus dapat menciptakan sesuatu yang berbeda agar dapat menarik perhatian konsumen yang bingung dengan begitu banyaknya pilhan yang ditawarkan. Salah satunya adalah Bintang7 sebagai penghasil berbagai macam produk obat, diantaranya adalah merek Bintangin.

Bintangin adalah obat masuk angin yang diperuntukkan untuk masyarakat yang sedang mengalami masuk angin dan meredakan perut kembung,pegal-pegal, sakit kepala dan meriang . Agar masyarakat dapat mengenal produk dan merek Bintangin, maka Baintang7 melakukan marketing communication mix, salah satunya adalah dengan membuat iklan pada media televisi. Tujuan dasar yang ingin dicapai adalah agar konsumen mampu mengenal dan bahkan mengingat merek produk yang diiklankan yang dalam hal ini adalah Bintangin. Dengan iklan yang baik, produk dan mereknya akan mampu dipersepsikan baik oleh target audiens –nya yang diharapkan mampu menciptakan awareness terhadap suatu brand tertentu yang nanti nya berdampak pada peningkatan penjualan. Namun berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa sebagian besar konsumen tidak mampu mengasosiasikan iklan TV terhadap merek Bintangin. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang pengaruh persepsi konsumen terhadap iklan TV Bintangin terhadap brand awareness Bintangin melalui penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Konsumen Bandung pada Iklan TV bintangin terhadap Brand Awareness.”

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan mengumpulkan data, menganalisis, dan menyusun hasil penelitian secara sistematis. Penulis mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan literatur. Analisis dapat dilakukan secara kualitatif yaitu menggunakan distribusi frekuensi sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap atribut iklan TV Bintangin adalah biasa – biasa saja dan hal ini berdampak pada rendahnya awareness konsumen terhadap merek bintangin. Dengan demikian atribut iklan seperti pesan yang ingin disampaikan, tampilan produk dalam iklan, logo perusahaan, slogan sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap suatu iklan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis memberikan beberapa saran agar tercipta brand awareness yang baik akan suatu merek. Saran yang diberikan adalah dengan membuat iklan dengan lebih inovatif dan penekanan pada merek. Dengan persepsi yang baik terhadap suatu iklan diharapkan akan berpengaruh terhadap tingginya brand awareness terhadap merek produk yang diiklankan.

(2)

DAFTAR ISI

(3)
(4)
(5)

Tabel 4.23 Tentang iklan secara keseluruhan menarik 81

Tabel 4.24 Tentang iklan secara keseluruhan unik 82

Tabel 4.25 Tentang melihat iklan bintangin di tv 83

Tabel 4.26 Tentang mengetahui slogan 84

Tabel 4.27 Tentang mengenal slogan 85

Tabel 4.28 Tentang mengetahui dialog 86

Tabel 4.29 Tentang mengenal dialog 87

Tabel 4.3.1 Anova 89

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 The Marketing Communication Spectrum 17 Gambar 2.2 The five M’s of Advertising 19 Gambar 2.3 Piramida Brand Awareness 28 Gambar 2.4 The model of the consumer perception process portrays

how consumer perceive, accept, and remember an add

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Lampiran 2. Hasil Perhitungan Sampel Lampiran 3. Hasil Profil Responden

Lampiran 4. Karateristik Pertanyaan Responden Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Hasil pengujian Hipotesis Dengan Metode Analisis Regresi Lampiran 7. Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi

(8)

Bab 1. Pendahuluan 1

BAB 1

PENDAHULUA

N

1.1Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui belakangan ini, persaingan di dunia bisnis semakin

ketat baik berupa produk maupun jasa. Persaingan dalam produk obat – obatan

juga semakin ketat hal ini terjadi seiring munculnya beberapa produk obat -

obatan yang berlomba – lomba membuat varian produk untuk menjangkau

konsumen yang lebih luas. Dan setiap perusahaan harus dapat memenuhi

kebutuhan konsumen yang seringkali berubah seiring dengan perkembangan

waktu agar dapat bersaing dengan produk – produk lain. Sekarang konsumen

memiliki kecenderungan untuk lebih selektif terhadap produk yang akan dibeli.

Mereka mempertimbangkan kemasan, harga, kualitas, bentuk, kegunaan dan

termasuk juga brand suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan

berusaha untuk membuat brand image yang baik di benak konsumen. Fenomena

memperbanyak varian ini sesungguhnya merupakan salah satu strategi pemasaran

pabrik obat untuk memperluas pasar produknya, maka agar dapat bertahan dalam

dunia bisnis para pengusaha perlu memakai salah satu strategi marketing

communication mix, yaitu advertising agar produknya dapat dikenal oleh calon

konsumen.

Banyaknya produk obat masuk angin yang beredar di pasar membuat

(9)

Bab 1. Pendahuluan 2

produknya agar semakin menarik. Mengiklankan suatu produk dapat dilakukan

dengan berbagai media seperti media televisi,radio,koran,majalah maupun

billboard yang dipasang dipinggir-pinggir jalan. Himpunan peraturan dan etika

periklanan indonesia,mendefinisikan periklanan sebagai “segala bentuk pesan

tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media,dibiayai oleh pemakrasa

yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat”

(Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, 2007,para.1). Pesan sendiri

didefinisikan sebagai “materi pernyataan yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan” (Sunarjo,1995,p.112). Menurut Dyer (1996), untuk bertahan

dalam kompetisi periklanan yang semakin ketat, perusahaan harus tetap

berkomunikasi dengan publiknya melalui media

massa.(http://digilib.petra.ac.id/chapter20.page14.html). Dewasa ini banyak

perusahaan yang beriklan di televisi, karena televisi menawarkan kepada

perusahaan sebuah ganbar audio visual yang dapat menjangkau konsumen

potensial produk yang diiklankan. Menurut Sumartono(2002)(journal of

marketing Petra) Media audio visual televisi dinilai sebagai media yang paling

berhasil dalam menyebarkan informasi atau cerita dibandingkan dengan

komunikasi lainnya, seperti media cetak dan radio. Bila digolongkan menurut

sasarannya, tujuan periklanan televisi dapat dibagi menjadi :

(Suyanto,2005,pp.53-60)

1. Iklan Informatif (Informative)

Iklan informatif bertujuan untuk membentuk permintaan pertama,

caranya dengan memberitahukan pasar tentang produk baru,

(10)

Bab 1. Pendahuluan 3

tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk,

pelayanan yang tersedia, mengkoreksi pesan yang salah, mengurangi

kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan. Biasanya

dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal peluncuran suatu

jenis produk.

2. Iklan Persuasif (Persuasif)

Iklan persuasif bertujuan untuk membentuk selektif suatu merek

tertentu dan dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk

prefernsi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli

tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang ,

serta membujuk pembeli menerima, mencoba atau mensimulasikan

penggunaan produk.

3. Iklan Pengingat (Reminder)

Iklan pengingat bertujuan untuk mengingatkan pembeli pada produk

yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan

kemudian, mengingatkan pembeli dimana mereka dapat membelinya,

dan mempertahankan kesadaran puncak.

4. Iklan Penambah Nilai

Iklan penambah nilai bertujuan untuk menambah nilai merek pada

persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas dan

penguatan persepsi konsumen.

5. Iklan Bantuan Aktivitas Lain

Iklan bantuan aktivitas lain bertujuan membantu memfasilitasi

(11)

Bab 1. Pendahuluan 4

Disini penulis mengangkat satu produk yang bernama jamu Bintangin.

Bintangin adalah salah satu produk obat masuk angin yang diproduksi oleh

perusahaan Bintang Toedjo. Bintangin terbuat dari bahan-bahan alami dalam

bentuk sirup kemasan sachet, untuk membantu meredakan masuk angin, perut

kembung, pegal-pegal, sakit kepala, mual, dan meriang. Kemasan tersedia dalam

bentuk sachet @ 15ml. Bintangin rasa mint yang melegakan hidung dan jahe

merah yang menghangatkan tenggorokan, memberikan rasa yang enak untuk

penderita masuk angin. Dalam hal ini, Bintangin telah manayangkan iklan

dangan menggunakan media televisi. Disamping itu juga, pemasar pihak

Bintangin telah menempelkan stiker di beberapa apotik yang menjual produk

Bintangin serta memasang iklan lewat billboard yang ada dipinggir-pinggir jalan.

Pihak pemasar telah melakukan advertising di televisi pihak Bintangin berusaha

untuk meningkatkan responsibility on consumer behavior terhadap produknya.

Untuk menarik perhatian konsumen maka Perusahaan Bintang Toedjo

menggebrak pasar dengan iklannya yang cukup menarik“mau minum obat masuk

angin aja kok mesti pintar?”siapa aja boleh minum jamu bintangin “. Hal ini

jelas ditujukan untuk menciptakan Awareness konsumen akan keberadaan

produk baru yang dikategorikan obat masuk angin. Penelitian yang dilakukan

MARS pada tahun 2007 menunjukan Antangin menempati urutan pertama untuk

pengaruh iklan terhadap Brand Awareness. Kita pasti ingat iklan yang dibintangi

oleh almarhum Basuki dengan kata-kata populernya “wes ewes ewes, bablas

angine”. Sehingga, Brand Awareness melampaui obat masuk angin lainnya.

Posisi kedua ditempati Jamu Tolak Angin Sido Muncul yang iklannya dibintangi

(12)

Bab 1. Pendahuluan 5

minum tolak angin”. (divisi riset MARS 021-4753080). Kita pasti familiar

dengan pertanyaan-pertanyaan ini “anda seorang karyawan?”,”tahu bahasa

rusianya karyawan?”berapa jumlah karyawan di dunia?”,”siapa karyawan

pertama yang msuk angin?”.

(http://forum.kafegaul.com/archive/index.php/t-17263.html.). Akan tetapi setelah iklan bintangin jarang ditampilkan di televisi

pada pertengahan 2008 masyarakat sudah banyak yang melupakan produk ini.

(http://web.bintangi.com/msg481.html) Sejauh ini kegiatan advertising yang

telah dilakukan oleh pihak Bintangin masih kurang efektif, ini terbukti dari hasil

wawancara dengan responden. Diketahui dari 72 orang yang diberi pertanyaan

mengenai beberapa produk jamu, kebanyakan dari mereka tidak menyebutkan

produk Bintangin,mereka menyebutkan berbagai macam produk pesaing seperti

Antangin dan Tolak angin dan hanya 3 orang yang menyebutkan produk

Bintangin. Dari sini penulis melihat rendahnya tingkat brand awareness terhadap

produk Bintangin. Dari wawancara tersebut terdapat gejala yang mendasari

penelitian ini, yaitu :

• kebanyakan dari responden tidak menyadari akan adanya produk

Bintangin

• kebanyakan konsumen tidak menyadari advertising yang telah

dilakukan pihak Bintangin

• ada beberapa konsumen yang mengetahui iklan produk Bintangin

(13)

Bab 1. Pendahuluan 6

Berdasarkan gejala – gejala yaang telah diuraikan diatas penulis akan

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Persepsi Konsumen Bandung

Pada Iklan Televisi Bintangin Terhadap Brand Awareness”

1.2Identifikasi Masalah

Setiap perusahaan selalu berupaya untuk menayangkan iklan yang menarik

dengan tujuan membangun Brand Image yang baik dibenak konsumen yang

akhirnya tercipta Brand Awareness pada suatu produk. Namun masalah utama

yang terlihat adalah rendahnya tingkat brand awareness konsumen terhadap

produk Bintangin walaupun pihak pemasar Bintangin telah melakukan kegiatan

periklanan di beberapa media. Maka dari itu, penulis mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi, diantaranya :

1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan TV Bintangin?

2. Bagaimana awareness konsumen akan iklan TV Bintangin terhadap

merek Bintangin?

3. Seberapa besar pengaruh iklan televisi Bintangin terhadap Brand

Awareness pada produk Bintangin?

1.3Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka penulis akan

manguraikan beberapa tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan TV

(14)

Bab 1. Pendahuluan 7

2. Untuk mengetahui bagaimana awareness konsumen akan iklan TV

Bintangin terhadap merek Bintangin.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan televisi Bintangin

terhadap Brand Awareness pada produk Bintangin.

1.4Kegunaan penelitian

Berdasarkan uraian di atas dari latar belakang sampai dengan tujuan penulis,

maka penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat berguna bagi :

• Pihak pemasar Bintangin

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak

Bintangin sehingga dapat menyelesaikan masalah kegagalan aktivitas

advertising yang telah dilakukan.

• Penulis

Agar penulis dapat menambah pengetahuan di bidang pemasaran

khususnya strategi merketing communication mix dan juga untuk

mengetahui seberapa besar manfaat kegiatan advertising dalam

membangun brand awareness.

• Bagi pihak lain

Agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi pihak lain untuk

mengetahui peranan advertising dalam membangun brand awareness,

sehingga tidak terjadi kesalahan dalam kegiatan advertising dan juga

agar hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian lain

(15)

Bab V. Saran & Simpulan


97
 


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menganalisis mengenai ada atau tidaknya pengaruh persepsi

konsumen pada iklan tv terhadap brand awareness,penelitian ini menggunakan

metode survey dengan analisis regresi sederhana, dimana sebelum pengujian

hipotesis, peneliti melakukan beberapa uji pendahuluan yang terdiri dari uji

realibilitas dan uji validitas.

Penelitian ini menggunakan sampel secara non probability sampling yang

berarti bahwa teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel (Sugiyono,1999 : 77) dan secara purposive sampling yang artinya adalah

bagian dari metode non probability sampling yang merupakan teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono, 1999 :78).

Peneliti ini menggunakan metode survey dengan cara membagikan kuesioner.

Responden yang berhasil dikumpulkan adalah 150 responden, tapi yang dinyatakan

valid dan layak dianalisis adalah 100 responden. Jadi kesimpulan dari pengujian

hipotesis yang diuji menggunakan metode regresi adalah bahwa terdapat pengaruh

advertising terhadap brand awareness yang signifikan. Hasil adjusted R Square

menunjukan bahwa besarnya pengaruh advertising terhadap brand awareness

(16)

Bab V. Saran & Simpulan


98
 


5.2 Saran

Bagi pembaca sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh persepsi konsumen mengenai pesan, tampilan produk, symbol dan logo,

slogan, dan tampilan iklan secara keseluruhan pada iklan tv terhadap brand

awareness.

Sedangkan bagi perusahaan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan perusahaan dimasa yang akan dating khusunya dalam

mengembangkan strategi perusahaan selanjutnya dalam meningkatkan promosi lewat

media iklan yang lebih baik serta variabel-variabel apa yang mewakili setiap faktor

yang menentukan Brand awareness. Dengan pengukuran Brand Awareness ini, maka

perusahaan bisa menentukan prioritas perbaikan advertising sesuai dengan harapan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A. (1991). Managing Brand Equity : Capitalizing on The Value of a Brand

Name. New york : The Free Press.

Aaker, D.A. (1996). Building Strong Brand. USA : The Free Press.

Aaker, D.A. &A. Biel (eds.) (1993), Brand Equity and Advertising. Hillslade, NJ:

Lawrence Erlbaum Associates

Barban, Arnold M., Steven M. Cristol, and Frank J.Kopec. (1993). Essential of

Media Planning, A Marketing Viewpoint 3 rd edition. NTC Publishing Group.

Burnett, J & Moriaty, S. (1998). Introduction to Marketing Communications : An

Intregated Approach. New Jersey : Prentice Hall.

Jefkins, F. (1994). Edisi 3. Advertising: ME & Business Handbooks (Periklanan,

Penterjemahan). London : Pitman Publishing.

Kasali, R. (1995). 4th edition. Manajemen Periklanan. Jakarta : Pustaka Utama

Grafiti.

Kotler, P., Keller, K., L. (2006). 12th Edition. Marketing Management. Upper Saddle

River, New jersey : Prentice Hall International., Inc.

O’ quinn, Thomas C., Chris T. Allen, and Richard J. Semenik. (2006). 4th edition.

Advertising and Intregated Brand Promotion. USA : Thomson

South-Western.

Sekaran, U. (2003). 4th edition. Research Methods for Business : A Skill building

Approach. New york : John Wiley & Sons Inc.

Simamora, Bilson. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan

Profitable. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sulaksana, Uyung. (2003). Intregated Marketing Communication. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Hair, Anderson, Tatham, and Black. (1998). “Multivariate Data Analysis”. 5th

Edition. New Jersey: Prentice-Hall International, Inc.

Triton, P. B. 2005. SPSS 13.0 Terapan. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Wells, William., Sandra Moriaty, and John Burnett. (2006). 7th edition. Advertising

(18)

Sugiyono. 1999. Metode penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

the eight grade of class B was the experimental class that was taught through cloth boards as a medium and the eighth grade of class C was control class that was taught

Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Keberhasilan dari suatu perekonomian secara nasional banyak ditentukan oleh kegiatan-kegiatan

Kemudian di didihkan sampai jernih (kurang lebih 5 jam) (pengerjaan harus dilakukan dilemari asam). Titrasi destilat yang diperoleh dengan HCl 0,02 N sampai

Kasus kedua adalah parameter ICA yang diperoleh dari kasus pertama digunakan pada sistem IEEE 14, 26 dan 30 bus, selanjutnya hasil simulasi ICA dibandingkan dengan metode

Akan tetapi, jika Anda ingin menggunakan fitur baru yang telah disediakan oleh Lightroom di mana memungkinkan Anda untuk menyimpan foto tersebut dalam format Jpeg dan

Histogram shifting membangkitkan histogram berdasarkan nilai warna piksel pada citra digital atau pada frame jika diterapkan pada video digital, sedangkan

Pada tubulus hepatopankreas udang galah ( Macrobrachium rosenbergii ) kontrol terlihat bahwa tubulus hepatopankreas masih memiliki bentuk normal sedangkan pada