• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tantangan sarjanahukum islam (SHi) menjadi advokat menurut undang-undang no.18 tahun 2003 : studi kurikulum syariah dan hukum Uuin syarif hidayatullah jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tantangan sarjanahukum islam (SHi) menjadi advokat menurut undang-undang no.18 tahun 2003 : studi kurikulum syariah dan hukum Uuin syarif hidayatullah jakarta"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

ABDUL ROHMAN LUBIS

PROGRAM STUDI PIDANA ISLAM JURUSAN JINAY AH SIY ASAH FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM

UIN SYAIUF HIDA YATULLAH JAKARTA

(2)

TANTANGAN SARJANA HUKUM ISLAM (SIIi) MEJll.JADI ADVOKAT MENURUT UNDANG-UNDANG N0.18 TAHUN 2003

(Studi Kurikulum Fakultas Syari'ah dan I-Iukum UlN SyarifHidayatullah Jakarta)

SKRIP SI

Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sru:jana Hukum Islan1

Oleh:

ABDUL ROHMAN LIJBIS

NIM;l010451222IS

Di Bawah imbingan

セN@

Drs. Odjo Kusnara N, M.Ag. NIP. 150 060 388

PROGRAM STUDI PIDANA ISLAM JURUSAN ,JINAY AH SIYASAH FAKULT AS SY ARI' AH DAN I-IUKUM

(3)

1-lukum UIN Syarif 1-lidayatullah Jakarta" telah diajukan dalam sidang munaqosah

Fakultas Syari'ah dan 1-lukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif 1-lidayatullah

Jakarta pada tanggal 21 Juli 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana 1-lukum Islam Program Strata 1 (SI) pada Jurusan

Jinayah Siyasah Program Studi Pidana Islam.

Ketua

Sekertaris

Penguji I

Penguji II

Jakarta, 21 Juli 2006

Mengesahkan

Prof.DR.H.Muhammad Amiu Suima, SH,MA, MM NIP. 150 210 422

pュヲdrャャセセZセZN@

ZZセZLZZᄋZZLmaN@

M"•

セ@

/

NIP.150 210 422 ···/···

JP.

: Ors.Abu Thamrin, M.l-lum

<Jjj

NIP.150 274 761

: Drs. Afifi Fauzi Abbas, MA

NIP.150 210 42!

: Ah.Azharuddin Lathif, M.Ag

NIP.150 318 308

Pembimbing : Drs H.Odjo Kusnara N. M.Ag MMᄋMMMMMMTLLセセ[[[NLM]ZMZMZMZMZMMMMNNN^@

(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrczhim Assalamu'alaikum Wr.Wh.

Alhamdulillahi Rabbil'alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis mampu rnenyelesaikan penulisan skripsi ini. Tidak lupa penul is rnenyarnpaikan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad sang pembawa risalah kebena.ran dan suri tauladan bagi manusia.

Penulisan skripsi ini tidaklah dapal selesai oleh penulis sendiri, dalarn perjalanya penulisan skripsi ini tidak hanya rnenguras pikiran dan tenaga penulis sendiri, begitu banyak pengorbaan, perhatian dan bantuan baik doa rnaupun wujud kongkrit yang penulis terima dari orang-orang yang selalu ada di dalam hati dan fikiran penulis. Didasari ha! di alas, penulis ingin rnenyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

I. Prof. Dr. !-I.Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. Dekan Fakultas Syari'ah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. clan Drs. Abu Tamrin, SH. M Hum. Sebagai Pjs Ketua dan Sekretaris Jurusan Jinayah Siyasah yang tanpa henti mernberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

(5)

Nasution yang tapa henti mendukung penulis baik secara moril ataupun materiil, se1ia berkat kesabaran dan do'a beliaulah skripsi ini dapat penulis selesaikan. 5. Teman-teman di kelas Pidana Islam, Big Bos Syarifudin, Ustad Kholis, !wan

(Keong), Fazrie, Ayung, Opik, Ulfa, D-bie, Sahli (Gompal), Hadi, Khoir, Nasrol, Aziz, Sefti, Uhla, Ritta, Uwoh, Novi, Desi, Wiwiek, kalian akan selalu ada di dalam hatiku.

6. Sriyati (Chi-chi) yang selalu ada di sampingku di saat suka maupun duka, yang memberikan perhatian dan bantuan yang sagat membantu penulis. Tanpamu apalah artinya aku, semoga kita selalu diberikan kekuatan untuk menatap hari depan yang lebih baik.

7. Terakhir kepada semua teman-teman yang telah memberikan batuan moril maupun materil kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga teman-teman mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 16 Juli 2006

(6)

DAFTARJSI

KATA PENGANTAR. ... iv

DAFTAR ISl. ... vi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pernbatasan dan Perurnusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 10

E. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II. KURIKULUM FAKULTAS SYARJAH DAN HUKUM A. Sejara11 dm1 Perkembangan Fakultas Syari'ah dan Hukum ... 13

B. Program Studi ... 17

C. Kurikulum Program Studi PMH, SAS dan SJS ... 19

D. Kompetensi dan Gelar Lulusan ... 27

BAB III. ADVOKAT MENURUT UU NO.IS TAHUN 2003 A. Penge1iian Advokat. ... 31

B. Kedudukan Hukum Advokat.. ... 36

C. Syarat-syarat Menjadi Advokat.. ... .41

(7)

B. Tantangan Sa1jana Hukum Islam (SHi) Menjadi Advokat. ... 52

a) Tantangan dari Segi Internal.. ... 52

b) Tantangan dan Peluang dari Segi Eksternal.. ... 55

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran-saran ... 60

DAFT AR PUSTAKA ... 61

(8)

BAB!

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 menentukan secara tegas bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum. Prinsip Negara hukum menuntut antara lain adanya jaminan kesamaan bagi setiap orang di hadapan hukum (equality before the ャ。QQセN@ Oeh karena itu, Undang-undang Dasar juga rnenentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jamian, perlindungan dan kepastian lmkum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukurn.1

Dalam usaha mewujudkan prinsip-prinsip Negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, peran dan fungsi advokat sebagai profesi yang bebas, mandiri dan bertanggung jawab rnerupakan hal yang penting, di samping lembaga peradilan dan instansi penegak hukum sepe1ii kepolisian dan kejaksaan. Melalui jasa hukum yang diberikan, advokat menjalankan tugas profesinya demi menegakkan keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum. Advokat sebagai salah satu unsur sistem peradilan merupakan salah satu pilar dalam menegakkan supremasi hukum dan hak asasi manusia.

1

Pel?jelasan alas Undang-llndang Repuhlik Indonesia No.18 Ta/111n 2003 Tentang Advokat.

(9)

Advokat sebagai pemberi bantuan hukum atau jasa hukum kepada masyarakat atau klien yang menghadapi masalah hukum yang keberadaannya sangat dibutuhkan. Saat ini semakin penting seiring dengan kesadaran hukum masyarakat meningkat serta kompleksitas masalah hukum.2 Selain dalam proses peradilan, peran advokat juga terlibat di jalur profesi di Juar pengadilan. Kebutuhan jasa hukum advokat di luar proses peradilan pada saat sekarang ini semakin meningkat, sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan hukum masyarakat, terutama dalam memasuki kehidupan yang semakin terbuka dalam pergaulan antar bangsa. Melalui pemberian jasa konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak dagang, profesi advokat ikut memberi sumbangan berarti bagi pemberdayaan masyarakat serta pembaharuan lmkum nasional, khususnya di bidang ekonomi clan perdagangan, termasuk dalam penyelesaian sengketa di luar pengadilan. 3 Dalam meberikan jasa hukumnya, advokat dapat melakukan seeara gratis (predeo) maupun mendapat honorium atau .fee dari klien. 4

2 Rahman Rosyadi dan Sri Hartini, Advokat Dalam Perspekt(f !dam dan Hukum Positif, (Jakarta; Ghalia Indonesia, 20030 cet kel. h.17

3 Penjelasan alas Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2003 Tentang Advokat.

Op.Cit. h.489.

4

(10)

3

Advokat terrnasuk profesi mulia, 5 karena ia dapat menj adi mediator bagi para pihak yang bersengketa tentang perkara, baik yang berkaitan dengan perkara pidana, perdata maupun tata usaha Negara. Ia juga dapat menjadi fasilitator dalarn rneneari kebenaran dan menegakkan keadilan untuk membela hak asasi manusia dan rnernberikan pernbelaan hukum yang bersifat bebas dan mandiri. 6

Profesi advokat sesungguhnya sangat sarat dengan idealisme. Sejak profesi ini dikenal secara universal sekitar 2000 tahun yang Ialu, ia sudah dijuluki sebagai Officium Nobile (profesi mulia). Profesi advokat itu mulia, karena ia mengabdikan dirinya kepada kepentingan masyarakat clan bukan kepada dirinya sendiri, serta berkewajiban untuk penegakan hak-hak asasi manusia, di samping itupun bebas dalam membela, tidak terikat kepada perintah klien dan tidak pilih bulu siapa lawan klien, apakah golongan kuat, pejabat, penguasa dan sebagainnya.7 Hal ini termasuk kewajiban advokat sebagaimana clirurnuskan dalarn pasal 18 ayat (1) UU No.18 Tahun 2003 tentang advokat:

"Advokat dalam menjalankan tugas pr()fesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap klien berdasarkan jeni.1· kelamin, agama, politik, keturunan, ras atau latar belakang social budaya ".

Bagi advokat,ji·ee pr()fession: kebebasan berprofesi seperti diungkapkan oleh Aclnan Buyung Nasutoin, ternyata penting. Tidak sekedar demi profesi advokat

5

Binzaid Kadafi (ed), Advokat Indonesia Mencari legetimasi; Studi Tentang Tanggung Jawab Pro.fesi Hukum di Indonesia, (Jakarta, PSHK, 2001 ). Cet ke 3, h.iii.

6 Rahman Rosyadi dan Sri Hartini, Op.Cit. h.17

(11)

itu sendiri, melainkan guna mewujudkan kepentingan yang lebih luas, terciptanya peradilan yang bebas (inde.fendent judiciary) yang mempakan prasyarat dalam menegakkan rule of law dan melaksanakan nilai-nilai demokrasi. 8

Dalam masyarakat, profesi advokat terkadang menimbulkan pro kontra, terutama yang berkaitan dengan peranannya dalam memberikan jasa hukum. Ada sebagian masyarakat menganggap profesi ini sebagai orang yang memutar balik fakta. Profesi ini dianggap peke1jaan orang yang tidak mempunyai hati nurani, karena selalu membela orang yang bersalah. Mendapatkan kesenangan di atas penderitaan orang lain. Mendapatkan uang dengan cara menukarkan kebenaran dengan kebatilan dan berbagai cemoohan yang bernada negatif. Pro dan kontra terhadap peran advokat bukan hanya muncul di Negara berkembang seperti Indonesia. Di Negara-negara majupun profesi advokat juga mendapat pro dan kontra.

Diantara sekian banyak profesi hukum, advokat merupakan jenis profesi yang paling banyak menimbulkan kontroversi. Situasi demikian tidak hanya dirasakan di Negara-negara berkembang saja, tetapi juga di Negara-negara maju. Dalam beberapa survai di negra Amerika Serikat, profesi advokat masih menempati posisi terhormat. Pengacara naik pmornya karena banyak pemimpin dunia berangkat dari profesi ini dan terbukti mereka semua orang-orang cerdas, rasional dan orang yang pandai berargumentasi. Ironisnya dalam jajak pendapat yang lain,

(12)

5

advokat ternyata juga mendapat predikat yang paling ticlak disukai.9 Mereka dipandang sebagai gerombolan orang-orang yang senang memutar balik fakta, membuat gelap persoalan yang sudah jelas, dan tidak bern1oral Karen mengambil keuntungan dari penderitaan orang Jain.10

Ter!epas dari pro dan !contra masyarakat terhadap peran advokat, pacla kenyataannya pemberian jasa lrnkum melalui advokat bagi setiap warga Negara telah berlangsung lama. Bahkan sejalan dengan perkembangan kehidupan clan kesadaran masyarakat diberbagai biclang, khususnya di bidang hukum. Jasa hukum melalui advokat dewasa ini berkembang meqjadi kekuatan institusional. Dengan munculnya berbagai organisasi yang dikelola secara professional. Peranannya dianngap penting demi peradilan yang bebas, eepat dan sederhana. Eksistensinya makin clibutuhkan masyarakat dalatn membantu mencari keadilan dan menegakkan hukum untuk diperoleh hak-haknya kembali yang dirampas. Praktek advokat yang !adinya hanya bergerak di lingkungan peradilan umum telah merambah ke lingkungan peradilan agama. Terdapat kecenderungan meningkat, para pihak, suami atau istri yag bercerai terutama dikalangan menegah ke atas, sering menggunakan jasa advokat, penasehat hukum atau pengacara dengan berbagai alasan. 11

9

Daiji Damo Diharjo dan Shidarta, Pokok-pokok Filsqfat Hukum, (Jakmta,Gramedia Utarna, 2000). h.294.

'0 Ibid. h. 295.

11

(13)

Kendati keberadaan dan fungsi advokat di Indonesia sudah berkembang sebagaimana diketahui, namun profesi advokat masih belum diberikan kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri. Jni terlihat dalam pengelolaan kewenangan-kewenangan vital seperti: pengangkatan, sertifikasi, pengawasan dan penindakan terhadap advokat dipegang sepenuhnya oleh Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman.12

Dengan disahkam1ya UU No.18 Tahun 2003 tentang advokat pada 5 April 2003, profesi advokat kini memiliki UU yang khusus mengatur profesinya. Hal positif yang dapat ditarik dari pengaturan UU ini adalah, diberikannya profesi advokat kepercayaan untuk mengatur dirinya sendiri. Kewenangan-kewenangan vital sebagaimana disebut terdahulu, telah diserahkan sepenuhnya kepada profesi advokat sebagai bentuk pengakuan atas kemandirian profesi advokat. Hal positif lain dari di undangkannya UU ini adalah, dibukannya celah pengawasan eksternal-yang berasal dari kalangan akademisi hukum serta tokoh masyarakat-dalam pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap dan fungsi mengadili advokat yang diduga melakukan pelaggaran kode etik dan aturan

12 Hal ini didasarkan pada pasal 36 UU No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung dan

Keputusan Bersama Ketua MA dan Menteri Kehakiman No: KMA/005/SKBIVIl/1987 dan No: M.03-PR.08.05 Tahun 1987 Tentang Tata Cara Pengawasan, Penindakan dan Pembelaan diri Penasehat Hukum Ketua Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman RI. Sumaryono, Etika Prqfesi Hukum,

(14)

7

internal profesi Iainnya.13 Sebuah sinyal pengakuan tentang satu sisi buramnya wajah dunia advokat kita selama ini.

Namun terlepas dari hal positif yang dimiliki, UU Advokat ini juga banyak menuai kritik dari berbagai kalangan hukum. Salah satu kritik yang paling menonjol adalah, diperbolehkannya di luar ウ。セェ。ョ。@ hukum regular untuk menjadi advokat. 14 Protes tersebut terlihat sagat tendensius, karena hanya mengalamatkan prates tersebut kepada para lulusan Sarjana Syari'ah, bukan para lulusan Akademi Ilmu Kepolisian atau Akademi Hukum Militer.15

Pangkal kritikan tersebut, oleh banyak kalangan-termasuk oleh pengacara senior Adnan Buyung Nasution-disebabkan oleh fakta bahwa te1:jadi disparitas kualitas masing-masing lulusan-terutama lulusan Fakultas Syari'ah. Para ウ。セェ。ョ。@

Syari'ah divonis tidak layak menjadi advokat karena sejak semula memang tidak disiapkan untuk memberi jasa hukum dilingkup yang um um, tetapi hanya sebatas yang berhubungan dengan hukum Islam saja.

Tuduhan tersebut bagi kita-para ウ。セゥ。ョ。@ syari'ah-memang terasa menyakitkan. Tidak saja karena tuduhan tcrsebut bisa jadi tidak berdasar dan

13

Hadi Hardiansah, UU Tentang Advokat don Pendidikan f'r(}fesi Hukum di Indonesia,

Jurnal Jentera, edisi khusus 2003.h.135

14

Ketentuan tersebut tereantum dalam pasal 2 ayat I UU No. I 8 Tahun 2003 Tentang Advokat. Yang berbunyi: "Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang pendidikan linggi hukum Jan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan o/eh organisasi advokat".

(15)

terlihat sekedar untuk mempertahankan hegemoni dan diskriminasi para ウ。セェ。ョ。@

hukum umum terhadap para sarjana syari'ah. Sebagaimana selama ini エ・セェ。、ゥ@ dan bahkan dilegalkan lewat SEMA No. I Tahun 1998 tentang Mekanisme proses seleksi atau ujian untuk menjadi advokat.16 Namun peristiwa tersebut patut kiranya kita sikapi dengan arif dan bijak., agar dapat kita jawab dengan objektif.

Untuk itu perlu kiranya dilakukan pegkajian mendalam tentang sistem pendidikan hukum Fakultas Syari'ah dan Hukum, guna menjawab tuduhan tersebut. Ini penting untuk mengukur seberapa tinggi kualitas sarjana syari'ah dalam ha! penguasaan hukum, sebagai modal utama seorang advokat. Dalam kerangka inilah, penulis tertarik untuk mengangkat tema besar ini kedalam sebuah karya tulis berbentuk skripsi dengan judul; TANTANGAN SAR.JANA HUKUM ISLAM MENJADI ADVOKAT MENURUT UU N0.18 TAHUN 2003. (Studi

Terhadap Kurikulum di Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Jakarta)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.

Agar pembahasan dalam tulisan ini tidak melebar ke masalah-masalah lain diluar pembahasan. Maka penulis rasa perlu untuk melakukan pembatasan dan perumusan masalah. Pembahasan tulisan ini hanya akan dibatasi pada masalah tantangan saijana syari'ah pasca disahkannya UU Advokat yang memberikan

16

SEMA ini mengatur standar persyaratan kelulusan ujian baik bagi pcn1ohon lulusan fakultas hukum maupun lulusan fakultas Syari'ah. Keduannya terlebih dahulu harus mengatasi sembilan mata kuliah ujian yang sama, bila lulus bagi yang berijazah fakultas hukum boleh menjadi advokat disemua lingkungan peradilan, akan tetapi bagi yang lulus degan ijazah lilkultas Syari'ah hanya bisa menjadi advokat sebatas lingkungan pcradilan agatna saja. M Nuzul. セセカ。イゥ@ 'ah dan Pendidikan di Indonesia

(16)

9

payung hukum bagi sarJana syari'ah untuk menjadi seorang advokat. Fokus bahasan akan diarahkan pada sistem pendidikan yang lebih dititik beratkan pada kajian kurikulum Fakultas Syari'ah dan Hukum talum 2003. Sehingga diharapkan akan dapat melihat dengan jelas bagaimana sebenarnya kualitas yang dimiliki lulusan Fakultas Syari'ah dan Hukum. Ini pada gilirannya dapat menjadi salah satu tolak ukur yang menetukan, apakah smjana syari'ah secara kualitas memang layak menjadi seorang advokat.

Dari pembahasan pem batasm1 masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut:

I. Bagaimana Fakultas Syari'ah dan I-Iukum menerapkan sistem pendidikan hukumnya?.

2. Bagaimana Fakultas Syari'ah clan Hukum menerapkan kurikulum?. 3. Bagaimana tantangan internal sarjana syari'ah menjadi advokat, dan 4. Bagaimana tantangan eksternal saijana syari'ah menjadi advokat?. C. Tujuan dan Manfaat Penclitian.

(17)

1. Mengetahui bagaimana Fakultas Syari'ah dan Hukum menerapkan sistem pendidikannya, sehingga terlihat bagaimana orintasi Fakultas Syari'ah dan Hukum.

2. Mengetahui bagaimana Fakultas Syari'ah dan Hukum rnenerapkan kurikulumnya.

3. Mengetahui apa sa1a tantangan internal dan eksternal yang dihadapi sarjana Syariah untuk menjadi advokat.

D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.

Penulisan skripsi ini menggunakan rnetode studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif artinya mencari fakta lewat interpretasi yang tepat dengan maksud membatasi deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual clan akurat tentang fakta-fakta, sifat-sifat serta relasi antar fenomena yang diselidiki. Sedang kualitati f lebih untuk memahami dan menafsirkan makna suatu relasi dengan situasi tertentu menurut perspektif penulis.

Sumber data diperoleh dari data primer dan skunder. Data primer terdiri dari UU No 18 Tahun 2003 Tentang Advokat serta kurikulum Fakultas Syari'ah clan Hukum tahun 2003. Adapun data sekunder tcrdiri dari publikasi-pubikasi Ilmiah maupun laporan-laporan mass media tentang tema tcrkait.

(18)

11

pedoman Fakultas Syari'ah dan Hukum maupun yang tersedia di perpustakaan. Setelah data terkumpul penulis melakukan pengolahan dan analisis data dengan pendekatan deduktif. Analisis dimulai dengan pemaparan fakta-fakta empiris yang berlrnbungan dengan objek penelitian, kemudian fakta-fakta tersebut diabstraksikan. Kurikulum merupakan unit analisis utama kita yang akan dipilah berdasarkan klasifikasi masing-masing jurnsan serta kompetensi mata kuliah untuk semakin memudahkan penilaian.

Teknik Penulisan

(19)

E. Sistematika Penulisan.

Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan clan manfaat penelitian, metode penelitian dan teknik penulisan dan terakhir sistematika penulisan.

Bab kedua, mencleskripsikan sejarah clan perkembangan Fakultas Syari'ah dan Hukum, Program studi Fakultas Syar'iah dan Hukum dan megenai kurikulum Program studi beserta gelar kelulusa.

Bab ketiga, menjelaskan bagaimana menjadi aclvokat clan persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki untuk menjacli aclvokat menurut UU No.18 Tahun 2003, beserta hak dan kewajibannya.

Bab keempat, mel"\jelaskan bagaimana profesi clan organisasi advokat di Indonesia, juga dibahas bagaimana tantangan Smjana Hukum Islam menjacli aclvokat.

(20)

BAB II

KURIKULUM FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM

A. Sejarah dan Perkembangan Falmltas Syari'ah dan Huimm.

Sejarah berdirinya Fakultas Syari'ah dan Hukum uゥャセ@ Jakarta, tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang IAIN Syarif Hidayatullah Jakatia. IAIN Syarif Hidayatullah sendiri berawal dari sebuah Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), yang didirikan pada tanggal 1 Juni 1957. ADIA sebagai sekolah kedinasan, saat itu masih terbatas bagi mahasiswa yang mendapat tugas belajar dari lingkungan Departemen Agama. Saat itu ADIA barn memiliki tiga jurusat1, yaitu Jun.1sat1 Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab dan Jurusan Khusus untuk Imam Tentara.1

Pada perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan menteri Agama RI No. 94 Tahun 1963 tertanggal 25 Februari 1963 diadakanlah pembagian tugas antai·a IAIN Yogyakarta dengat1 IAIN Jakai·ta, dimana IA.IN Jakarta bertugas untuk mengakomodir Fakultas-fakultas Agama Islam yang ada dilingkungan Jakarta Raya, Jawa Barat dan Sumatra. Saat awal dibuka IAIN Jakarta hanya memiliki empat fakultas yaitu Fakultas Tarbiyah, Adab dan Usuluddin yang bertempat di Jakarta dan Fakultas Syari 'ah yang bertcmpat di Serang. 2

1

Nama ADIA hanya bertahan 3 tahun sejak tahun 1957 sampai 1960, pada tahun 1960 -1963 ADIA berubah nama menjadi fakultas dari JAIN Al- Jami'ah yang berpusat di Yogyakarta. IAJN Cabag Jakarta tersebut hanya memiliki dua fakultas yaitu Tarbiyah dan Adah. UlN Syarif Hidayatullah, Pedoman Akademik Tahun 200312004, (Jakarta, UlN Jakarta, 2003). h. I

2

(21)

Pada akhir tahun 1966 muncul pemikiran untuk membuka Fakultas Syariah di Jakarta. Untuk itu dilakukanlah persiapan-persipan, sehingga terbentuk suatu tim yang dipimpin oleh Rektor Sunarjo dengan anggota sebagai berikut : Prof Taha Yahya Umar.MA, Pro/H.Bustami A. Gani, Kl:!. A.Zaini M{ftah, H.Anshar

Suryohadiputro, Drs.H.Peunoh Daly, Ulja Djaelani, Pro.fH.Jbrahim Hasen,

Suwahjo Sumodilogo SH, H.Ahmad Sukardja, Muhammad Duni Ar!fin dan

H.Rustan SA. 3

Karena minimya sarana dan prasarana, perkuliahan Fakultas Syari'ah baru bisa dimulai sejak tahun 1969. Tahap awal pimpinan fakultas dirangkap oleh Rektor Prof. Sunardjo sendiri dan pelaksanaanya diserahkan kepada Drs. H. Peunoh Daly merangkap sebagi Ketua Jurusan Ilmu Agarna Islam di Fakultas Tariyah. Setelah mulai tertata rapi Rektor kemudian mengangkat KI-I Syukri Ghazali sebagai pimpinan Fakultas Syari'ah Jakarta berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 159 Tahun 1969.4

Ketika diangkatnya KH Syukri Ghazali sebagai pimpinan Fakulas Syariah pada tahun 1969, sampai saat ini setidaknya telah te1:jadi 13 kali pergantian pimpinan Fakultas Syari'ah. Diantara mereka yang pernah menjabat sebagai pimpinan Fakultas Syari'ah adalah:

Periode pertama tahun 1968-1972:

Dekan : KH.M.Syukri Ghazali

3

Fakultas Syari'ah dan Hukum, Buku Pedoman Fakultas Syariah dan Hukum Tahun

200312004. (Jakm1a, FSH, 2003). h.2.

(22)

15

Wakil Dekan I : Drs. Zarkowi Soejati Wakil Dekan II : Drs. Moh. Dja'far Sekertaris/Bendahara : Rustan,SA.BA Periode kedua be/as 2002-2006 :

Dekan : Prof.DR. Hasanuddin ,AF.MA Wakil Dekan I : Prof.DR.Hj.Huzaimah Tahido Wakil Dekan II : Drs. Afifi Fauzi Abbas, MA Wakil Dekru1 III : Drs. Odjo Kusnru·a N,MA Kabag TU : Ir. Y ru·si Berlianti

Periode ketiga be/as 2006-2010:

Dekan : Prof.DR.I-I.Muhammad Amin Suma,SH.MA. Wakil Dekrui I : DR.Mujar Ibnu Syarif, MA

Wakil Dekrui II : Drs, Nooryamin Aini,MA Wakil Dekan III : Drs. Yayan Sopian ,MA Kabag TU : Ir.Yarsi Berlianti

Seiring perubahru1 nruna IAIN menjadi UIN pada tahun 2003, maka te1jadi pula perubahru1 nama disemua fakultas di lingkungan UIN Syarif Hidayatulah Jakruta. Tak terkecuali Fakultas Syari'ah yang berubah nama menjadi Fakultas Syari'ah dan Hukum. Perubahan nama menjadi Fakulas Syariah dan Hukum secara otomatis memuat konsekwensi logis, diantaranya adalah perumusan ulang visi dan misi Fakultas Syari'ah clan Hukum ini. Adapun visi clan misi Fakultas Syari'ah pasca perubahrui nama menjadi Fakultas Syari'ah dan Hukum, adalah:

(23)

Adapun misi Fakultas Syari'ah dan Hukum adalah:

1) Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global di bidang syari'ah dan hukum.

2) Melakukan reintegrasi ilmu-ilmu syari'ah dan hukum

3) Mengembangkan keilmuan syari'ah dan hukum melalui kegiatan penelitian Memberikan kontribusi peningkatan kualitas hidup bangsa dan bernegara terutama dalam upaya penegakan hukum di lndonesia.5

Berdasarkan visi dan misi tersebut, maka orientasi pendidikan Fakultas Syari 'ah dan hukum secarn umum ditunjukkan untuk menyiapkan peserta didik atau mahasiswa menjadi Sarjana Hukum Islam atau Sarjana Hukum yang memiliki kompetensi sebagai berikut:

1) Menguasai Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia

2) Menguasai dasar ilmiah dan dasar kerja untuk menggembangkan ilmu syari 'ah dan ilmu hukum.

3) Mengenal dan peka akan masalah keadilan dan masalah kemasyarakatan. 4) Mampu menganalisa masalah hukum Islam, hukum umurn dan masyarakat 5) Mampu menggunakan hukum (Islam dan umum) seagai sarana untuk

mernecahkan rnasalah kemasyarakatan dengan bijaksana berdasarkan atas prinsip-prinsip hukum.6

5

Ibid, h.33.

6 Ibid, h.34. Poin-poin tentang kompetensi Julusan Fakultas Syari'ah dan Hukum ini jika

(24)

17

B. Program Studi

Sampai saat ini Fakultas Syari'ah dan Hukum setidaknya memiliki empat jurusan dan sembilan program studi disamping program Non Reguler atau ekstensi. Masing-masing adalah sebagai berikut:

a. Jurusan Ahwal Syakhshiyah

Jurusan ini memiliki dua program studi yang memiliki konsentarsi dan orientasi berbeda, mereka adalah :

I) Program Studi Peradilan Agama (PA)

2) Program Studi Administrasi Keperdataan Islam (AKI)

Kedua progran1 studi ini mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional dalam bidang ilmu Syari'ah khususnya biclang Peraclilan Agama clan Aclministrasi Keperclataan Islam, sehingga dapat mengembangkan clan menyebarluaskan serta mengupayakan penggunaan dan pelaksanaannya cl al am masyarakat. 7

b. Jurusan Jinayah Siyasah

Jurusan ini memiliki clua program studi yang memiliki konsentarsi clan orientasi berbecla, mereka aclalah :

I) Program Stucli Siyasah Syar'iyyah (SS), dan

No.0325/U/1994 Tentang Kurikulum yang belaku umum secara nasional program sarjana ilmu hukum. Harkristuti Harkrisnowo, Selintas Sejarah dan Prospek Pengembagan Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia, (Jakarta, Jumal Jentera, 2003). h.12

7

(25)

2) Program Studi Pidana Islam (Pl).

Kedua program studi ini mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan Hukum Islam khususnya bidang tata Negara dan pidana. Juga megupayakan pengembangan dan penyebaran Hukum Islam khususnya bidang tata Negara dan pidana serta mengupayakan pengunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat clan memperkaya kebudayaan nasional.8

c. Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukurn

Jurusan ini memiliki tiga program studi yang memiliki konsentarsi clan orientasi berbeda, mereka aclalah :

I) Program Studi Perbandingan Mazhab Fikih (PMF) 2) Program Studi Perbandingan Hukum (PH), clan

3) Program Studi Perbandingan Mazhab Fikih Khusus (PMFK)

Ketiga program studi ini mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta diclik menjadi anggota masyarakat yang mcmiliki kemampuan akaclemik clan/atau professional dalam bidang ilmu Syari'al1 khususnya biclang Perbandingan Mazhab Fikih, Perbandingan 1-Iukum dan Perbandingan Mazhab Fikih Khusus

(26)

19

sehingga dapat mengembangkan dan menyebarluaskan se1ia mengupayakan penggunaan dan pelaksanaannya dalam masyarakat.9

d. Jurusan Muamalat

Jurusan ini memiliki dua program studi yang memiliki konsentarsi dan orientasi berbeda, mereka adalah :

I) Program Studi Perbankan Syari'ah (PS), dan 2) Program Studi Asuransi Syari'ah (AS).

Kedua progran1 studi ini mempw1yai tujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional dalam bidang ilmu Syari'ah khususnya bidang Perbankan Syari'ah dan Asuransi Syari'ah, sehingga dapat mengembangkan dan menyebarluaskan serta mengupayakan penggunaan dan pelaksanaannya dalam masyarakat. 10

C. Kurikulum Program Studi SAS, SJS dan PMH

Mulai tahun akademik 2003-2004 di Fakultas Syari'ah dan Hukum diberlakukan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Muata11 lokal dari KBK ini meliputi:

I. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian 2. Kemampuan penguasaan ilmu ketrampilan

3. Kemampuan mensikapi clan berprilaku dalam berkarya dapat mandiri, dan

9

Buku Pedoman Fakultas Syariah dan Hukum, Op.Cit, h.7-8

(27)

4. Dapat hidup be1masyarakat dengan berkerja sama.

Output atau target yang hendak dicapai dengan KBK ini adalah supaya Mahasiswa atau alwnni memiliki:

I. Kecerdasan intelektual 2. Kematangan proresional 3. Kedalaman spiritual, dan 4. Keluhuran moral

Untuk memenuhi kebutuhan KBK dan target yang hendak dicapai maka ditetapkan sejumlah mata kuliah yang dikelompokkan menjadi:

I. Mata Kuliah untuk memenuhi kompetensi utama, 2. mata Kuliah untuk memenuhi kompetensi pendukung, 3. Mata Kuliah yang dapat mendukung kompetensi lainnya.11

Adapun jabaran dan susunan mata kuliah untuk masing-masing program studi diuaikan sebagai berikut:

A. Jurusau Akhwal Al-Syakhsyiah

1. Program Studi Peradilan Agama

Kompetensi Utama Kompetensi Pcndukng Komnctensi Lain

-Nama MK SKS NamaMK SKS Nama MK SKS

Fiqih Mwiakahat 6 Pend. Kewarganegaraan 2 Praktikum (KUA, 0 Qiraat & Ibadat)

Fiqih Mawaris 3 Bhs. Arab I,II,III 6 KKN 4

MM F.Munakahat 3 Bhs Im!!.!ris I, II, III 6 Skri2si 6

Tafsir Ahkam 3 Bhs Indonesia 2

Hadis Ahkam 3 Ulumul Qur' an 3

-11

(28)

21

Ilmu Falak I &II

6

Ulumul Hadits 2

Masai! Fiqhiyah 3 Tarikh Tasry' 3

Hukum Perdata 3 Pengantar Studi Islam 3

Islam di Indonesia

Peradilan Islam 3 Metode Penelitian 2

1-Iukum Perdata 3 MPH 2

1-Iukum Acara 3 Ilmu Mantiq 2

Peradilan Agama

HukumAcara 3 Filsafat Umum 2

Perdata

Politik Hukum 3 PII-I/PTHI 3

Islam di Indonesia

Hkm Keluarga di 3 Ilmu Perundang- 2

Negara 2 Muslim undangan

Kapita Selekta 3 Usu! Fiqh I dan II 6

Masalah akltual dalamHukum Keluarga

Praktek Peradilan 3 Qawaid Fiqhiyah 3

Agama

Hukum Agraria 3 Fiqih lbadah 3

dan Perwakafan

Hukum Perdata 3 Fiqih Siyasah 3

Internasional

Fikih Muamalat 3

Fiqih Jinavat 3

Pengantar Perbandingan 3 Madzhab

Filsafat Hukum Islam 3

Sosiologi Hukum 3

Hukum Pidana 3

Hukum Acara Pidana 3

Peradilan TUN 2

Advokasi 2

Praktek 1-Iukum Islam di 3 Indonesia

-Hukum Perikatan Islam 3

Bahasa Belanda 3

JumlaI1

60

Jumlah

90

Jumlah

10

(29)

Komnetensi Utama KomJJetensi Pendulm!! KomJJetensi Lain

NamaMK SKS NamaMK SKS NamaMK SKS

Fiqih Munakahat 6 Pend. Kewarganegaraan 2 Praktikum (KUA, 0 Qiraat & Ibadat)

Fiqih Mawaris 3 Bhs. Arab I,II,III 6 KKN 4

MM F.Munakahat 3 Bhs Inggris I, II, III 6 Skripsi 6

Tafsir Ahkam 3 Bhs Indonesia 2

HadisAhkam 3 Ulumul Qur'an 3

Ilmu Falak I &II 6 Ulumul Hadits 2

Masai! Fiohiyah 3 Tarikh Tasrv' 3

Hukum Perdata 3 Pengantar Studi Islam 3 Islam di Indonesia

Ilmu Manajemen 3 Metode Penelitian 2

I

Hukum Perdata 3 MPH 2

HukumAcara 3 Ilmu Mantiq 2

Peradilan Agama

HukumAcara 3 Filsafat Umum 2

Perdata

Politik Hukum 3 PIH/PTHI 3

Islam di Indonesia

Hkm Keluarga di 3 Ilmu Perundang- 2 Negara 2 Muslim undangan

Hukurn Agraria 3 Usu! Fiqh I dan II 6 dan Perwakafan

-HAN 3 Qawaid Fiohivah 3

Menej Perkawinan 3 Fiqih Ibadah 3 dan Keluarga

Mnj. Zakat dan 3 Fiqih Siyasah 3

Wakaf

--Fikih Muan1alat 3

Figih Jina;)'.at

3

Pengantar Perbandingan 3 Madzhab

- -セMMMMMMMMMMM セMM

Filsafat Hukum Islam 0 J

Sosiologi Hukum 3

-Hukum Pidana 3

J--Iukum Acara Pidana 3

-Peradilan TUN 2

-Hukum Perikatan Islam 2

[image:29.595.51.507.104.675.2]
(30)

23

I

Jumlah

I

66

I

Jumlah 84

I

Jumlah 10

B. Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum

1. Program Studi Perbandingan Madzhab Fiqih

Kompetensi Utama Kompetensi Pcnduknl! Komvetensi Lain

NamaMK SKS NamaMK SKS NamaMK SKS

Pengantar 6 Pend. Kewarganegaraan 2 Praktikum (KUA, 0

Prbdgan Mazhab Qiraat & Ibadat)

Tafsir Ahkam 3 Bhs. Arab I,Il,11! 6 KKN 4

Hadits Allkam 3 Bhs Inggris I, II, III 6 Skriosi 6

MM Usu! Fiqh I,II 3 Bhs Indonesia 2

MM Q.Fiqhiyah I, 3 Ulumul Qur'an 3

dan II

MM Fiqih. Ibadah 6 Ulumul Haclits 2

MM Munakahat 3 Tarikh Tasry' 3

MMMawaris 3 Pengantar Studi Islam 3

Metode Penelitian 2

MPH 2

Ilmu Mantiq 2

--Filsafat U mum 2

·-PIH/PTHI 3

Ilmu Perundang- 2

undangan

Usu! Fiqh I clan II 6

Qawaid Fiqhiyah 3

Fiqih Ibadah 3

Fiqih Sivasah 3

Fikih Muamalat 3

Fiqih Jinayat 3

Filsafat Hukum Islam 3

Sosiologi Hukum 3

Hukum Piclana 3

Hukum Acara Pidana 3

Peradilan TUN 2

Advokasi 2

Praktek Hukum Islam di 3 Indonesia

Hukum Perikatan Islam 3

(31)

I

Jumlah

I

60

I

Jumlah 90

I

Jumlah IO

I

2. Program Studi Perbandingan Hukum

Kompetensi Utama Komnetensi Penduknr.; Komnetensi Lain

NamaMK SKS NamaMK SKS NamaMK SKS

Pengantar 3 Pend. Kewarganegaraan 2 Praktikum (KUA, 0

Perbadingan Qiraat & Ibadat)

Mazhab

Perbandingan 9 Bhs. Arab I,II,III 6 KKN 4

Filsafat Hukum

Perbandingan 9 Bhs Inggris I, II, III 6 Skripsi 6

Hkm Perdata I, II

Perbandingan Hk 4 Bhs Indonesia 2

Agraria I, II

Perbandingan 6 Qur'an Hadits 3

HTN I ,II

Perbandingan 6 Qawaid Fiqhiyah 3

HAN I, II

Perbandingan Hk 4 Tarikh Tasry' 3

Dagang I, II

Perbandingan Hk 4 Pengantar Studi Islam

3

Ketatakerj aan I, II

Perbandingan Hk 4 Metode Penelitian 2

Internasional I, II

Perbandingan Hk 6 MPH 2

Acara Perdata I, II

Perbandingan Hk 4 Ilmu Mantiq 2

Acara Pidana I, II

Perbandingan Hk 4 Filsafat Umum 2

Acara TUN I, II

PIH 3

Ilmu Perundang- 2

undangan

Usu! Fiah I dan II 6

!'THI 3

SP! 3

Filsafat Umum 2

Sosiologi Hukum 3

Tafsir Ahkam 3

Hadits Ahkam 3

(32)

25

Advokasi 2

Masai! Fiqhiyah 3

Sejarah Peradilan Agma 3

HukumPajak 3

Jumlah 72 Jumlah 78 Jumlah 10

C. Jurusan Jinayaf Siyasah

1. Program Studi Siyasah Syar'iyyah

Kompetensi Utama Kompetensi Pendulmg Kompetensi Lain

NamaMK SKS NamaMK SKS NamaMK SKS

Ilm u Negara 3 Pend. Kewarganegaraan 2 Praktikum MPPP - -4

Fiqih Siyasah I, II 6 Bhs. Arab I,II,III 6 KKN 4

Hadis Ahkam 3 Bhs Inggris I, II, III 6 Skripsi 6

Tafsir Ahkam 3 Bhs Indonesia 2

Pemikiran 3 Ulumul Qur'an 3

Ketatanegaraan Islam

Sistem Ktngaraan di 6 Ulumul Hadits 2

Negara Muslim

-HTN 3 Tarikh Tasry' 3

Sistem Ktngaraan di 3 Pengantar Studi Islam 3

Negara Baral

-Perbandingan HTN 3 Metode Penelitian 2

Hk Kelembagaan 4 MPH 2

Negara I, II

--

-Hk. 0

Ilmu Mantiq 2

.)

Kewarganegaraan danHAM

HAN 3 Filsafat Umum 2

Hk Keuangan Ngara 3 PIH/PTHI 3

Peradilan Islam 3 Ilmu Penmdang- 2

undangan

Politik Hukum 3 Usu! Fiqh I dan II 6

di Indonesia

-Masai! Fiqhiyah 3 Qawaid Fiohiyah 3

Kpita Selekta 3 Fiqih Ibadah 3

masalah HTN

H ukum TUN 3 Fiqih Munakahat 2

(33)

Fiq ih Jinayat 3 Pengantar Perbandingan 3 Madzhab

Filsafat Hukum Islam 3

Sosiologi Hukum 2

Hukum Pidana 3

Hukum Perdata 3

Hk Acara Perdata/ PA 2

Hk Acara Pidana I TUN 2 Sistem Politik Indonesia 3

Hukum Dinlomasi 2

Peradilan Agama di 3

Indonesia

Jumlah 61 .lumlah 85 .lumlah 14

2. Program Studi Pidana Islam

Komoctcnsi Utama Komoctcnsi Pcndukng Komnetcnsi Lain

NamaMK SKS NamaMK SKS NamaMK SKS

F Jinayab I, II, III 9 Pend. Kewarganegaraan 2 Praktikum MPPP

4

Muqoronah Mazhab fi 3 Bhs. Arab I,II,III 6 KKN

4

Fiqh Jinayah

Tafsir Ahkam 3 Bhs Irnmris I, II, III 6 Skrinsi 6

Hadis Ahkam 3 Bhs Indonesia 2

Hk. Acara Pidana 3 Ulumul Qur'an 3

Islam

Hk.Pidana Islam di 3 Ulumul Hadits 2

Dunia Islam

Hk Pidana I, II, III 9 Tarikh Tasry' 3

Tdk Pidana dibidang 3 Pengantar Studi Islam 3

Ketatane!:\araan

-Hk Acara Pidana 3 Metode Penelitian 2

Praktek Hk Pidana 3 MPH 2

Kriminologi 3 Ilmu Mantia 2

-Viktimonologi 2 Fiaih Munakahat 2

Perbandingan Hkm 3 PIH/PTHI 3

Pidana

KSM Aktual dalan1 3 Ilnrn Perundang- 2

Hukum Pidana undangan

Masai! Fiqhiyah 3 Usu! Fiqh I dan IT 6

--

(34)

27

Fiqih Ibadah 3

Hukum Islam di 2

Indonesia

Fikih Muamalat 3

Fiqih Jinayat 3

Pengantar Perbandingan 3 Madzhab

Filsafat Hukum Islam

3

Sosiologi Hukum 2

Hukum Pidana 3

Hukum Perdata 3

Hk Acara Perdata/ PA 2

Peradilan Islam 2

Hukum Tata Negara 3

Advokasi セN@ 2

Peradilan Agama di 3 Indonesia

Praktek Hk I slam di Indonesia

Jumlah 59 Jumlah 85 Jumlah

14"

D. Kompetensi dan Gelar Lulusan

Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kompetensi sendiri sesuai dengan jurusannya masing-masing. Menurut buku pedoman Fakultas Syari'ah dan Hukum tahu 2003, sm:jana Syari'ah diharapkan mampu menjadi panutm1 dalam masyarakat dan dapat memberikan sumbangsih pemikiran baik dalmn bidm1g hukum !slain maupun Hukum Positif. Kompetensi lulusan Fakultas Syari'ah dan Hukum adalah sebagai berikut:

a. Kompetensi Profesi pm·a Lulusm1

Lulusan Fakultas Syari'ah dan Hukum dapat berprofesi menjadi:

12

(35)

1) Hakim dan Panitera di pengadilan agama dan pengadilan umwn. 2) Administrator di Kantor Urusan Agama (KUA).

3) Mufti (Ahli fatwa untuk semua urusan syari'ah). 4) Konsultan di lembaga-lembaga keuangan syari'ah 5) Politisi Muslim, dan

6) Ahli Bank dan Asuransi Syari'ah. b. Alternatif Profesi Lulusan

Selain profesi di atas para lulusan Fakultas Syari'ah dan Hukum juga memiliki profesi lainnya yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan dan kemampuan akademik para lulusan, seperti:

I) Administrator pada lembaga Syari'ah dan Hukum. 2) Konsultan masalah-masalah syari' ah.

3) Pengacara atau Advokat di Pa dan PN. 4) Politisi Muslim dan Ahli Tata Negara Islam

5) Tenaga ahli clan konsultan di perbankan dan asuransi atau lembaga keuangan syari 'ah.

c. Indikator kompetensi

Lulusan Fakultas Syari'ah dan l-Iukum memiliki keahlian dalam bidang: 1) 1-lukum Islan1 dan hukum positif.

2) Teori Politik clan Tata Negara Islam

(36)

4) Teori perbankan dan asuransi syari'ah. d. Tolak Ukur Kompetensi

29

Sa1jana Fakultas Syari'ah dan Hukum selama masa pendidikan hingga selesai diharapkan mampu memahami berbagai ilmu pengetahuan di antaranya adalah:

1) Hukum Islam dan hukum positif

2) Masalah-masalah politik dan ketata negaraan Islam dan umum. 3) Masalah administrasi dan manajeme perkantoran

4) Masalah perbankan clan asuransi Islam. e. Mata Kuliah Utama

Selama mengikuti perkuliahan pacla Fakultas Syari'ah clan Hukum para lulusan cliberikan mata kuliah utama yaitu berbagai ilmu dalam bidang hukum Islam clan positif, teori-teori politik dan ketata negaraan Islam dan umum dan toeri-teori perbankan dan asuransi Islam maupun konvensional.

f. Proses Integrasi Kompetensi Mata Kuliah

Fakultas Syariah dan Hukum menyajikan mata kuliah tentang:

1) Syari'ah, misalnya: Usu! fiqih, Qawaid fiqih, Fiqih lbadat, Fiqih Munakahat, Fiqih Mawaris, Fiqih Muamalat, Fiqih Jinayat, dan Fiqih Siyasa11.

(37)

3) Hukum Acara: Hukum Acara Perdata, Pidana, Peradilan Agan1a, Peradilan Militer.

4) Teori dan praktek Politik dan Tata Negara di Negara Muslim dan Non Muslim se1ia Indonesia.

5) Teori perbankan dan asuransi syari'ah serta konvensional.13

Gelar Kelulusan

Sebagai fakultas yang memiliki konsentrasi pada dua bidang hukum yaitu hukum islam dan hukum positif. Fakultas Syari'ah dan Hukum memiliki gelar kelulusan sm:jana Hukum Islam (SHI). Dengan gelar ini lulusan Fakultas Syari'ah dm1 Hukum memiliki hak dan kewajibm1 yang smna dengan lulusan Fakultas Hukum lainnya.

Fakults Syari'ah dan Hukum sebagaimana telah dijelaskan di atas, memiliki Jurnsm1 Mumnalat yang terdiri dari perbm1kan syari'ah dan asurm1si syari'alJ. Lulusm1 dari kedua progrmn studi ini tidak menggunakm1 gelar SHi sebagaimana para lulusm1 lainya dilingkungan Fakultas Syari'ah dan Hukum melainkan menggunakm1 gelm· Sarjana Ekonomi Islmn(SEi) yang merupakm1 penyesulm1 dengan konsentrasi jurnsm1 tersebut.14

13 Fakultas Syari'ah dan Hukum, Pedoman Akademik Tahun 200312004, (Jakarta,FSH,2003).

h.61.

14

(38)

BAB III

ADVOKAT MENURUT UNDANG-UNDANG NO 18 TAHUN 2003

A. Pengertian Advokat

Secara historis pemberian jasa hukum oleh advokat di Indonesia berawal dari kedermawanan elit gereja terhadap pengikutnya. Hal ini berlangsung sejak datang agama Nasrani ke Indonesia pada tahun 1500 an bersama dengan datangnya bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda.1

Sebagai sebuah koloni, hukum yang secara fomial di berlakukan di Indonesia sebagian mengadopsi sistem hukum yang diterapkan pemerintah Hindia Belada. Dari persinggungan antara perangkat hukurn asing yang telah diperkenalkan dan di perlakukan oleh Belanda dengan tata nilai yang telah hidup di tengah-tengah rnasyarakat, te1jadi hubungan informal antara hukurn tradisional dan kolonial. Salah satu rnata rantai praktek pemberian jasa hukum an tar clua hukum itu adalah Pokrol Bambo (zakwerneme) yang acla di desa-desa clm1 ahli hukum professional (Advocaat en Procureurs) yang lahir di kota-kota besar pada pelaym1an aclministrasi Kolonia] di pengadilan-pengadilan pemerintah clan di sekolah-sekolah hukum. 2

Perkataan advokat yang dikenal clunia luas, semula berasal dari bahasa latin yaitu advocatus yang megandung arti scorang ahli hukum yang memberikan

1 Todung Mulya Lubis, Bantuan Hukum dan Kemiskinan Strukturai, (Jakarta,LP3ES, 1986).

Cet 1.h.4.

2 Binzaid J(adafi, Advokal Indonesia Mencari legetin1asi; Studi Tentang Tanggung Ja1vab

(39)

bantuan atau pertolongan dalam soal-soal hukum, atau advocare, yaitu berarti to defend, to call to one's aid to vouch or warrant. 3

Sedangkan dalam bahasa Inggris, advokat disebut trial lawyer. Secara spesifik di Amerika dikenal sebagai attorney at law atau di Inggris dikenal sebagai barrister. Peran yang diberikan oleh penasehat hukmn di Amerika dikenal sebagai consellor at law atau di Inggris dikenal sebagai solicitor. 4

Dari pengertian di atas menurut penulis, pengerti.an advokat adalah merupakan profesi yang memberikan jasa hukum kepada masyarakat atau kliennya baik secara litigasi maupun nonlitigasi dengan mendapatkan atau tidak mendapatkan honorium ataujee.

Advokat pada dasamya sudah dikenal pada masa kerajaan Romawi dengan nama advokat gereja (Kerkelfjke advocaten) atau duivel advocaten, yaitu advokat yang tugasnya memberikan segala macam keberatan-keberatan dan atau nasihat-nasihat dalan1 suatu upacara pemyataan suci bagi seseorang yang telah meniggal, sehingga semenjak tahun 1879 di Romawi dikenal pula istilah advocaat-procireur berasal dari bahasa latin advokat yaitu jJro-cure' yang artinya wakil. Kemudian penulisannya kedalam bahasa Indonesia lebih tepat dengan istilah advokat.5

3 Lasdin Walas, Cakrawala Advokat Indonesia, (Yogyakarta, Liberty, I 998). Cet ke I .h.2-3

4

Yudha Pandu, Klien dan Penasehat !Jukum Dal am Perspektif Masa Kini, (Jakarta, Abadi Jaya, 200 I ).h.11

5

(40)

33

Di Negara Belanda diadakan perbedaan antara advokat dengan pengacara. Hal itu tertuang dalam Kitab Undang-undang Acara Perdata Belanda (Het Burgerlijik Proces) yang mengenal istilah : "Advocaat en Procureur ''. Advokat ad al ah seorang pembela, penasehat dan pengacara. Sed angkan procureur atau pengacara adalah seorang ahli hukum acara (perdata), yang memberikanjasa-jasa dan mewakili pihak yang berperkara dalam mengajukan perkara di muka pengadilan. Dalam prakteknya, di negeri Belanda seorang procureur adalah membantu tugas advokat. Perkara-perkara yang diajuktm kepada hakim oleh procureur adalah atas nama advokatnya. Tugas pengacara hanyalah terbatas pada mewakili pihak-pihak yang berperkara di muka hakim, untuk melakukan tindakan yang formil-formil saja seperti, meminta penundaan sidang.6

Di Indonesia sebagai nama resmi profesi dalam sistem peradilan di Indonesia pertama-tama ditemukan dalam bab IV Ketentuan Susunan Kehakiman dan Kebijaksanaan Mengadili (RO). Advokat itu merupakan padanan dari kata advocaaat (Belanda-pen) yalmi seorang yang telah resmi diangkat untuk menjalankan profesinya setelal1 memperoleh gelar A1eester in de rechten (Mr). 7

Di dalam praktek hukum sering didengar penyatuan istilah 'Advokat-Pengacara' yang terpengaruh dengan istilah 'Advocaat-.Procureur ', sehingga banyak menimbulkan berbagai pengertian. Sementara orang beranggapan ba11wa

6

Wawan Tunggul Alam, Memahami Pro.fesi Hukum, Hakim, .Jaksa, Palisi Notaris, Advokat

dan Konsultan Hukum Pasar Modal, (Jakarta, Melina Populer,2004(.h.110-111

Luhut M.P Pangharibuan\ Advokat dan Cole111pt of' Court: Satu Proses di Delvan

(41)

advokat itu sama saja dengan pengacara dan atau sebaliknya. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS Poerwadenninata terbitan Balai Pustaka 1976, disebutka11 bahwa advokat adalah pengacara atau ahli hukum yang berwenang be1tindak sebagai penasihat atau pembela perkara dalam pengadilan. 8

Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kedua istilah tersebut, baik dalam lingkungan praktek peradilan sehari-hari maupnn di kalangan praktisi dan teoritis hukum, namun secara yuridis formil istilah kata advokat tetap digunakan tanpa merubah arti dan makna semula yaitu sebagai advokal, begitu pula dengan kata pengacara. Namw1 dalam praktek dewasa ini ternyata bdum ada istila11 baku untuk menyebut profesi yang dimaksud. Dalam berbagai ketentuan penmdang-undangan terdapat inkonsistensi sebutan. Misalnya dalam UU No. 14 Tahun 1970 Tentang Ketetuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, lJU No. 14 Tahun 1985 Tentang Mahkmna11 Agung dan UU No.2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, menggunakan istilah Penasihat Hukum.

Kiranya kedua lJndm1g-undang ym1g terakhir merujuk pada yang pertama ym1g secara konseptual melihat bahwa advokat adalah sebagai 'pihak luar' dalam sistem peradilan. Pada saat yang sama praktek administratif digunakan secara berbeda clan inkonsistensi pula. Misalnya, Departemen Kehakiman menggunakan istilah pengacara dm1 Pengadilan Tinggi menggunakan Advokat I pengacara.

8

(42)

35

Selanjutnya dalam berbagai kesempatan istilah tersebut digunakan secara bergantian. 9

Secara tenninologis terdapat beberapa pengertian advokat yang didefinisikan oleh para ahli hukum, organisasi, peraturan perundang-undangan, antara lain:

"Advokat adalah orang yang mewakili klien untuk melakukan tindakan hukum berdasarkan surat kuasa yang diberikan untuk pembelaan atau penuntutan pada acara persidangan di pengadilan atau beracara di

d

·t

,,Jo

penga 1 an

"Advokat ialah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yan§ memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Undang-undang Advokat" 1

"Seorang penasehat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang di tentukan oleh atau berdasarkan undang-undang untuk memberikan bantuan hukum "12

"Advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar peradilan yang memenuhi syarat berdasarkan undang-udang yang berlaku, baik sebagai advokat, pengacara, penasehat hukum, pengacara praktek ataupun sebagai konsultan hukum" 13

Advokat secara umum dapat dikatakan sebagai profesi yang memberikan jasa hukum kepada masyarakat atau kliennya, baik secara litigasi maupun non litigasi dengan mendapat atau tidak mendapat honorium.

9

Luhut M.P Pangharibuan, Op.Cit. h.7 10

Yudha Pandu, Loe.Cit. h.11

11

Asosiasi Advokat Indonesia (AA!), Anggaran Dasar AA!, h.1

12

Undang-undang No.18 Tahun 2003 Tentang Advokat, (Bandung, Citra Umbara, 2003). 1-1.4

13

(43)

Dengan memperhatikan beberapa kepentingan tersebut di atas berkenaan dengan fungsi advokat, yaitu tugas yang cliemban oleh advokat sebagai suatu kewajiban, berarti sesuatu yang wajib dilakukan oleh aclvokat dalam memberikan jasa hukum kepada masyarakat atau klien. Oleh karena itu, aclvokat clalam menjalankan tugasnya be1ianggung jawab kepada Negara, masyarakat, pengdilan, klien clan pihak lainnya.

B. Kedudukan Hukum Advokat.

Sistem penegakan hukum merupkan salah satu tonggak utama dalam suatu Negara. Dalan1 sistem pembagian kekuasaan, fungsi penegak hukum babkan ditempatkan sebagai suatu cabang tersendiri, karena sistem inilah yang berwenang menyelesaikan sengketa antara Negara dengan warga Negara atau antar warga Negara. Oleh karena itu, ada asumsi umum bahwa guna mencapai kepastian hukum setiap elemen dalam sistem penegakan hukum juga diatur oleh Negara.

Sebagaimana yang telah diuraikan pada bah pendahuluan, bahwa advokat juga merupakan bagian dari penegak hukum. Peranannya dalam membantu menegakkan hukum, keadilan dan kebenaran, tidak dapat dipungkiri terdapat kepentingan Negara untuk mengatur profesi advokat guna menjan1in sistem penegakan hukum yang telah ditetapkan clapat be1jalan clengan baik.

(44)

37

hukum zaman kolonial maupun setelah masa kemerdekaan.14 Perihal bantuan hukum termasuki prinsip equality before the law dan access to legal councel,

dalam hukum positif Indonesia telah diatur secara jelas melalui berbagai peraturan perundang-undangan. 15

Berkaitan dengan pemberian bantuan hukum ini diatur dalam UUD 1945, misalnya:

Pasal 27 ayat (!),yang berbuyi:

"Segala warga Negara bersamaan kedudukaannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wqjib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecuali"

Pasal 34, yang berbunyi:

"Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara Negara"

Pernyataan di atas jelas bahwa UUD juga menentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil se1ia perlakuan yang sama di depan hukum.

Sejalan dengan semakin berkembangnya kebutuhan hukum masyarakat atas keingianan dari berbagai pihak, kalangan advokat, penegak hukum dan masyarakat umum terhadap perlunya diterbitkan undang-undang yang mengatur secara jelas dan tegas tentang advokat dan yang berkenaan dengan hal tersebut. Seperti yang dinyatakan dalam sw-vey yang dilakukan terhadap 396 advokat di

14 Rahmat Rosyadi dan Sri Hartini, Advokal Dalam Perspekli/ Islam dan Hukum Posil(f,

(Jakarta; Ghalia Indonesia, 2003) cet ke I. h.73

15 Frans I-Iendra Winata, Bantuan l-fukun1 Suatu J·!ak Asasi Manusia clan Bukan Be/as

(45)

lima kota besar di indonesia bahwa sebanyak 99,5 persen advokat menyatakan perlu dibentuk undang-undang advokat. Komposisi yang sama ditemukan pada respons msyarakat umum yang berdomisili di kota-kota tersebut, dimana 70,6 persen diantaranya menyatakan perlu keberadaan undang-undang advokat.16

Mengenai hal tersebut juga tergambar dari bunyi pasal 38 UU No.14 Talmn 1970 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehakiman yang menggantikan UU No.19 Tahun 1964, pada dasarnya materi yang menyinggung kedudukan clan peran advokat tidak terlalu berbecla dengan undang-undang kekuasaan kehakiman sebelumnya. Namun undang-undang ini dibuat clengan menggunakan pendekatan barn terhaclap prinsip-prinsip peradilan modern seperti dimulai penghargaan akan independensi dan imparsialitas lembaga peradilan serta prinsip jamian hak asasi manusia dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

Hingga dirubah lagi menjadi UU No.35 Tahun 1999, pasal tersebut memberi perintah tentang pengaturan Iebih Ianjut terhadap ketentuan bantuan hukum kedalam suatu undang-undang tersendiri. Karena inilah yang melatar belakangi upaya para advokat Indonesia untuk mempeijuangkan undang-undang tersencliri yang mengatur tentang fungsi bantuan hukum yaitu RUU tentang advokat.17

Selain itu, RUU advokat dilandasi oleh peraturan penmclang-undangan lain yang berkaitan antara yang satu dengan lainnya sebagai suatn sistem hukum yang

16 Binzaid Kadafi (ed), Advokat Indonesia Mencari Legetimasi; Studi Tentang Tanggung

Jawab Pro(esi Hukum di Indonesia, (Jakarta, PSHK, 2001). Cet kc 3, h.93-95.

17 Ibid,

(46)

39

saling memperkuat. Beberapa peraturan dan perundang-undangan yang terkait adalah sebagai berikut: 18

I. Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (2) UUD 1945.

2. UU No.I/Drt Tahun 1951 Tentang Tindakan untuk menyelenggarakan susunan, kekuasaan dan acara pengadilan sipil (Reglement Bumi Putra yang diperbaharui I HIR), (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 9)

3. UU No.8 TaJmn 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (LN Talllm 1981 No.76 TambaJian LN No.3209)

4. UU No.14 TaJmn 1985 Tentang MaJ1kamah Agung (LN No 73 Tahun 1985, Tambahan LN No.3316)

5. UU No.2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum (LN Tahun 1986 No.2 TambaJian LN No.3327)

6. UU No.4 Tahun 1998 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Tentang Kepailitan Menjadi Undang-undang (LN Tahun 1998 No. 135, Tan1bahan LN No.3778)

7. UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase (LN Tahun 1999 No.138, Tambalian LN No.3827)

Kendati keberadaan dan fw1gsi advokat sudah berkembang sebagaimana dikemukakan, peraturan perundang-undangan yang diatur institusi advokat sampai saat dibentuk UU Advokat, masih ditemukan dalam Reglement op de Rechterl/jike Organiatie en het Beleid der Justice in Indonesia atau RO

(47)

(Staatsblad 1847:23 jo Stb 1848:57), pasal 165 -192 dengan segala perubahan dan penambahan, Bepaligen Betrejfende het Kostuum der Rechterlijike Ambtenar Hoofd in Advokaten, procureur en Deuwaarders (Stb.1848:8), Bevoegdheid

Departemen Hoofd in Burgelijike Zaken van Land (Stb. 1910:446 jo Stb 1922:522), dan Vertegenwoordingging van de land in rechten

(K.B.S.1922:522). 19

Kemudian dengan disahkannya UU No 18 Tahun 2003 Tentang Advokat melalui Lembaran Negara RI No 49 Tahun 2003, maka terwujud sudah keinginan banyak kala11gan terhadap satu-satunya landasan yuridis bagi aktivitas advokasi. Dengan kelahiran u11dang-undang tersebut diyakini bahwa para advokat aka11 berperan sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam memberikan bantuan hukum atau jasa hukum kepada masyarakat atau klien.

Dengan di dasari peraturan perundang-undangan di atas bagi mereka yang melakukan malpraktek dalam arti melakukan peran menyimpang dari tugas clan fungsinya, maka dapat dikenakan sanksi yuridis berdasarkan w1da11g-undang tersebut. Adapun sangsi administratif dari oganisasi berdasarkan pada Kade Etik clan sumpah jabatan yang diucapkan.

Dalam UU No 18 Tahun 2003 Tentang Advokat diatur secara konferhensif berbagai ketentuan penting yang melingkupi profesi advokat dengan tetap mempertahankan prinsip kebebasan clan kemandirian advokat, seperti dalam

(48)

41

pengangkatan, pengawasan dan penindakan serta ketentuan bagi pengembangan organisasi advokat yang kuat dimasa mendatang.

Disan1ping itu diatur pula berbagai prinsip dalam menyelenggarakan tugas profesi advokat, kbususnya dalam peranannya menegakkan keadilan dan terwujudnya prinsip-prinsip Negara hukum pada umumnya.20

C. Syarat-syarat Menjadi Aclvokat

Seseorang yang akan mejadi advokat harus mempersiapkan diri dengan segala kemampuan, terutanm yang berkaitan dengan pengetalrnan lrnkum, baik hukum formil maupun materil.21 Menumt Ropuan Rambe, seorang advokat harus selalu fleksibel, kreatif dan mempunyai kualifikasi serta karakter pribadi yang substantif, antara lain ia hams mempunyai dosis .fighting spirit yang cukup, karena tanpa itu, maka sulit seorru1g advokat dapat beke1:ja secara maksimal.22

Supaya terpenuhi persyaratru1 kualifikasi dan indefendensi bagi advokat, maka proses pengangkatannya hams selektif melalui tes pengetahuan hukum dan tes kepribadiru1 yang diatur oleh undru1g-undang. Pada saat ini untuk pengru1gkatan advokat tela11 diatur melalui UU No 18 Tahun 2003 Tentru1g Advokat, yang dijelaskan pada pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 2, berbw1yi :

20

Agustin Teras Narang, Proses Pembahasan UU Advokat di Pariemen, (Jakmia, Yayasan Pancur Siwah, 2003). Cet ke I. h.18 I.

21 Ibid,

h.81

(49)

a. Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar be/akang pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat. b. Pengangkatan advokat dilakukan oleh organisasi advokat.

c. Salinan surat keputusan pengangkatan advokat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Mahkamah Agung dan Menteri Kehakiman.

Ketentuan ini dimaksudkan agar para advokat dalam menjalankan prakteknya selalu dapat dipantau oleh Mahkamah Agung, selain oleh organisasi advokat itu sendiri. Disamping itu secara administratif keberadaan advokat juga perlu di data baik mengenai tempat prakteknya maupun jumlah advokat yang berpraktek. Penman clan keterlibatan organisasi di sini adalah bahwa se:orang calon advokat harus mengikuti l\iian Kode Etik yang diselenggarakan oleh asosiasi atau organisasi dimana ia nanti mencatatkan diri sebagai anggota. Walaupun pendaftaran untuk mengikuti u31ru1 Kode Etik dilakukan oleh masing-masing asosias1 atau orgru1isasi advokat, tetapi senng pelaksanaan ujian Kode Etik tersebut dilakukan secara serentak clan bersama-sama antara asosiasi atau orgru1isasi advokat yang ada.

Pasal 3 berbunyi:

a. Untuk dapat diangkat menjadi advokat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Warga Negara Republik Indonesia 2) Bertempat tinggal di Indonesia

3) Tidak bersetatus sebagai pegawai negeri atau pejabat Negara 4) Berusia sekurang-kurangnya 25 tahun

5) Berijasah sarjana yang berlatar belakang pendl'dikan tinggi hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)

(50)

43

7) Magang sekurang-kurangnya 2 tahun terus menerus pada kantor advokat

8) Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih

9) Berprilaku baik, jujur, bertanggug jawab, adil dan mempunyai integritas yang tinggi.

b. Advokat yang telah diangkat berdasarkan persyaratan sebagai mana

dimakmd pada ayat (1) dapat menjalankan praktiknya dengan

menghususkan diri pada bidang tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

Ketentuan ini memberikan kesempatan kepada advokat untuk mengembagkan

professional di bidang hukum dan ilmu tertentu misalnya pasar modal, hak atas

kekayaan intelektual (HAIG), perbankan dan lain-lain.

D. Hak dan Kewa.iiban Advokat Dalam Sistem Peradilan Indonesia.

Hak dan kewajiban advokat secara umum telah diatur dalam ketentuan pasal

14 hingga pasal 20 Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat.

Adapun secara gamblang clapat clijelaskan clalam poin-poin di bawab ini:

I. Hak Advokat dalam Sistem Peradilan di Indonesia.

a. Menclampingi klien selama proses penyelidikan dan penyiclikan.

1-Iak tersebut timbul clari pengakuan akan perlindungan hak-hak tersangka atau

terdakwa dalam perkara pidana. Setiap warga negara membutuhkan bantuan

profesi hukum guna mendapatkan peraclilan yang wajar dalam menghaclapi

tuduhan !criminal yang seringkali melibatkan usaha paksa dari alat-alat Negara

yang berwenang memprosesnya secara hukum. Penm advokat aclalah

memastikan ticlak adanya penyalahgunaan wewenang tersebut.

(51)

Hanya fungsi mewakili orang-orang yang mencari keadilan hukum di depan peradilan yang merupakan fungsi khas para lawyer. Kesimpulan ini didapat atas perkembangan para advokat yang menurut Daryl Koehn bernilai sedikit lebih dari pada konselor (konsultasi), negosiator atau ahli prumus dokumen.23

c. I-Iak atas kebebasan dan perlindungan dalam menjalankan fungsinya.

Seorang advokat dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kebebasan dan tidak ada intervensi dari pihak manapun. Salah satu kasus yang pernah mengenmka adalah kasus penangkapan pembela umum Dadang Tri Sasongko pada tahun I 992 atas tuduhan subversif karena membela warga desa Singasari Kabupaten Gresik.24 Kasus tersebut menunjukan pentingnya kebebasan dan perlindungan dalam mejalankan tugas mendampingi klien.:!s

d.Ikut menentukan kebijakan dalam sistem peradilan.

h.56.

Ada dua dasar pokok yang mendasari hak advokat untuk ikut menentukm1 kebijakan dalam sistem peradilan yaitu:

l) Aclvokat merupakan bagian integral dalam sistem peradilan.

2) Karena advokat dalam menjalankan fungsinya berkewajiban untuk mengupayakan peradilan yang adil dan benar (fair trial) bagi kliennya,

23

Daryl Koehn, Landasan Etika Profesi, (Yogyakarta, Kanisius, 20000. h.37

2

'1 Prans 1-lendra Winata, A clvokat Indonesia, (Jakarta, Pusaka Sinar I-Iarapan, 1995) cet ke I,

(52)

45

maka ia harus memiliki hak pula untuk memastikan bahwa sistem peradilan seoptimal mungkin menyerap prinsip.fair trial.

e. Mengawasi proses peradila11 dan aparat penegak hukum.

Advokat harus memastikan bahwa proses peradilan dan aparat penegak hukum yang dihadapinya selalu menjunjung tinggi prinsip fair trial, termasuk dalam lingkup ini adalah hak menolak hakim untuk menangani perkara.

f. Hak mendapatkan infonnasi dan layanan administrasi.

Untuk mewakili klien dalam suatu perkara perlu diakui hak advokat terhadap informasi dan layanan administrasi yudisial. Sulit atau bahkan musta11il bagi advokat untuk mewakili klienya secara maksimal, apabila al<ses informasi tertutup atau apabila layanan administarsi yudisial diberikan secara diskriminati f.26

g. Menjalankan fungsi arbitrase dan mediasi.

Advokat mempunyai tanggung jawab profesi untuk memastikan bahwa kliennya mendapatkan keadilan dalam suatu perkara dan pencapaian keadilan ini tidak harus melalui proses peradilan semata. Pihak-pihak yang berperkara dapat bersepakat untuk melakukan pembicaraan sebelum atau pada saat proses peradilan dilangsungkan dan pembicaraan ini dapat dilahirkan kesepakatan yang dipandang adil bagi semua pihalc

i. Hak atas rahasia jabatan.

(53)

Hak atas rahasia jabatan penting untuk dikenali karena advokat juga dibebani kewajiban untuk menjaga kerahasiaan dalam hubungannya dengan klien. Hal ini merupakan bagian dari tugas advokat untuk menjaga kepercayaan profesinya terhadap masyarakat. 27

2. Kcwajiban Advokat Dalam Sistcm Peradilan Indonesirn.

a. Memenuhi kualifikasi.

Salah satu kewajiban advokat sebagai pemberi bantuan hukum di lingkungan peradilan adalah pemenuhan kualifikasi clasar, agar dapat berinteraksi secara fungsional dengan pelaku peraclilan lainnya, dan menjarnin terselenggaranya proses peradilan yang mengedepankan prinsip sederhana, murah clan cepat. Tanpa adanya standar kualifikasi clapat te1:jadi dimana advokat yang berbicara di pengadilan tidak memiliki pengetahuan yang cukup me:ngenai hukum acara dan substansi hukum atas kasus yang clisiclangkan, sehingga te1jadi kekacauan dalam peradilan kasus tersebut.28

b. Menghormati institusi dan proses peradilan.

Kewajiban lain yang mempunyai titik persinggungan dengan Negara adalah meghormati institusi dan proses peradilan. Lembaga peradilan membutuhkan kewibawaan yang tinggi agar perintah-perintah atau putusan-putusannya dapat

Gambar

Figih Jina;)'.at

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis dapatkan 3 orang pembeli (agen atau toke) dan 6 orang pemilik kebun kulit manis yang pernah melakukan transaksi jual beli

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Beberapa contoh aplikasi di lapangan adalah pada struktur jalan raya yang membutuhkan perbaikan atau

Dengan demikian, berdasarkan hasil observasi yang telah diuraikan di atas, secara keseluruhan rata-rata skor kecakapan akademik siswa adalah 85,26 dengan kategori

Dari masing-masing uji logika dan uji statistik yang didapati, maka model last square dengan menggunakan jumlah penduduk dan PDRB Kota Sawahlunto sebagai variabel bebas dapat

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah proyeksi temperatur udara periode 2014-2038 menunjukan adanya peningkatan yang

Berdasarkan temuan data yang berhasil penulis lakukan maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyewaan objekwisata untuk non-muhrim di kota Banda tidak

Dari hasil percobaan terlihat hubu- ngan antara viskositas pelumas dengan perubahan tekanan (P1-P2) pada kondisi Gate valve terbuka penuh (100%) seperti grafik

Secara keseluruhan, perubahan output yang terjadi pada SiAMEL melalui penelitian ini adalah bahwa data yang terdapat pada aplikasi SiAMEL dapat diakses oleh mahasiswa