"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH
TERHADAP DOLAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
TERHADAP NERACA BERJALAN INDONESIA"
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN
SyariefHidayatullah Jakarta seb::igai Salah Satu Syarat Untuk Meraih
Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH ./J;AKARTA
NLNLNLLMセL@... ,
Oleh:
UMI ASMIY ATI
105081002498
Jurusan Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi d::in Ilnrn Sosial
UIN SyarifHidayatulloh
Jak::irta
peャセpijstaャ\aan@ UT \Vi/ .. UiN SY f\.H!D JA.!<AR. '
-··---··
LEMBAR PENGESAHAN"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILA! TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN PRODllK DOMESTIK BRUTO (PDB) TEIUIADAP
NERACA BER.JALAN INDONESIA"
SKRJPSI
Diajukan kcpada Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial (FEIS) UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta sehagai Salah Satu Syarnt Untuk Mernih Gelar Srnjana
Ekonomi
Pembimbing I
セ@
031106580 lOleh:
Uivll ASMIY A Tl
105081002498
Dibawab Birnbingan:
Pembimbing II
ャッ、ッケセd@
19741127 200112 1 002J urusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKHIPSI
"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAH RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN PROD UK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP
NERACA BERJALAN INDONESIA"
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN Syarief
Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Smjana
Ekonomi
Penguji I
Dr. Pudj i Astuty 0311065801
Oleh:
UM! ASMIY AT! 105081002498
Tim Penguji Ujian Skripsi:
Penguji Ahli
--;
MセMセ@
b,_:\
Prof. Dr. Ahmad RodoniiMM l 9690203 200112 1 003
Penguji II
Mセ@
1974l1272001121002Jurusan Manajemcn Keuangau Fakultas Ekonomi dan limn Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR RJW A YA T HlDUP
l. Nan1a : Umi Asmiyati
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Mei 1987 3. .lenis Kelamin : Perempuan
4. Anak ke : 6 (Enam)
5. .lumlah Sauclara Kanclung : 9 (Sembilan) 6. Status clalam Keluarga : Anak Kanclung
7. Alamat : Kp. Dukuh Rt 001/03 No. 15 Ke!. Suclimara
8. No. Telp.
9. Kewarganwegaraan 10. Agama
11. Nama Orang Tua a. Ayah
b. !bu
12. Alamat Orang Tua
13. Pekerjaan Orang Tua a. Ayah
b. !bu
Selatan Kee. Cileclug Kota Tangerang 15151 Banten
: 021 73448439 : Indonesia : Islam
: Bakirun : Amsilatun
: Kp. Dukuh Rt 001/03 No. 15 Ke!. Suclimara Selatan Kee. Cileclug Kota Tangerang 15151 Banten
14. Pendiclikan
a. Lulusan SON KEBONSARI II Temanggung tahun 1999 b. Lulusan SMP YUPPENTEK 3 Tangerang talmn 2002
LEM BAR PENGUJIAN U.JIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis tanggal Ddapan bulrn1 Oktober tahun Dua Ribu Sembilan telah
di lakukan Ujian Skripsi at as nama Umi Asmiyati NllVl: 105081002498 clengan
judul " ANALISA PENGARUl-I !NFLASL NILA! TUKAR RUPIAH
TERJ-IADAP DOIAR DAN PRODUK DO:iv1ESTIK BRUTO (PDB)
TER!-IADAP NERACA BERJALAN INDONESIA". Memperhatikan mahasiswa
tcrscbut sclama ujian bcrlangsung, rnaka skripsi ini sudah clapat cliterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonorni clan Ilmu Sosial Universitas Syarief 1-Iic!ayatullah
Jakarta.
Peng1iji I
Tim Penguji Ujian Skripsi:
Prof. Dr. Ahmad Rodoni.4?rM 19690203 200112 1 002
Jakarta, 8 Oktober 2009
Penguji II
LEMBAR PENGUJJAN KOMPREHENSJF
1-lari ini Selasa tanggal 14 bulan September tahun Dua Ribu Sembdan tclah clilakukan Ujian Komprehensif atas nama Umi Asmiyati NIM: 105081002498 clengan juclul skripsi '·ANALISA PENGATUJ-1 INFLASI. NILA! TUKAR RUPIAH TERllADAP DOLLAR DAN PRODUK DOMESTIK BRLITO (PDB) TERHADAP NERACA BERJ ALAN INDONESIA'". Memperhatikan penampilan terse but selama uj ian berlangsung, maka skripsi ini suclah dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi clan llrnu Sosial llniversitas ]slam Negri Syarif Hidayatullah Jakmia.
Jakarta, 14 September 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
lnclovama Nasaruclin. SE. MAB Ketua
ABSTRAKSI
Faktor yang rnernpengaruhi neraca berjalan cliprecliksi antara bin aclalah inflasi, nilai lukar rupiah clan PDB
Penelitian ini be11ujuan untuk: ( 1) Menganalisa pcngaruh inflasi, nilai tukar rupiah lerhaclap clolar clan PDB terhaclap neraca be1jalan Indonesia. (2) Menganalisa rnanakah clinatara ketiga variable yaitu inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB yang palling clorninan berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia. Data yang cligunakan clalarn penelitian ini aclalah data sekuncler yang cliclapat clari Biro Pusat Statistik (BPS) clan Bank Indonesia (Bl). Teknik analisa yang cligunakan untuk menjawab perrnasalahan tersebut adalah regresi linear berganda.
Setelah clianalisa cliaclapat kesirnpulan sebagai berikut: ( 1) Inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia (2) Dianatara inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB yang paling berpengaruh lehaclap neraca berjalan aclalah PDB.
Abstract
The fi1clors that are predicted influence !he up and down ol currenl accouni such us inflation, dollar ra/e and Gross Domestic Product (GDP).
This research aims to: (I) fo analyze influence ii/' inflation, dollar ra/e
and Gross Domeslic Produc/ (GDB) lo Indonesian current accoun!. (2) To analyze the dominanl .fi1ctors; inflation, dollar ra/e and Gross Domestic Producl (GDP) lo Indonesian curren/ accouni. The daia used in this research were
secondary data which were taken fi'om Biro Pusat Statistik (BPS) and Bank
Indonesia (Bl). The technique of analyzing data used answer ihe main problems is multiple linear regressions.
rUier analyzing, it can be concluded Iha!: (I) Inflation, dollar rnte and
Gross Domeslic Produc/ (GDP) influence Indonesian current accouni. (2) F'rom !he i11flarion, dollar rate and Gross Domeslic Proch1c1 (GDP) mos/ i11fluence thing to Indonesian current account is Gross Domestic Product (GDP).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirnt Allah SWT atas limpahan
rahmat clan hidayah-Nya, penulisan skripsi clengan juclul ''ANALISA
PENGARUH INFLASl, NILA] TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN
PDB TERl-lADAP NERACA BERJALAN JNDONESIA', clapat penulis
selesaikan.
Penulisan skripsi ini dirnaksudkan adalah untuk mernenuhi salah satu
syarat akademis dalam siclang kesmjanaan yang cliselenggarakan pacla Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial jurusan Manajemen Univeritas Islam Negri Syarief
Hidayatullah Jakarta.
Menyadari kelemahan clan kemampuan penulis yang sangat terbatas baik
clalam rnemperoleh bahan-bahan atau Jiterntur bagi penulis untuk pengkajian clan
penganalisaan permasalahan yang tertuang clalam skripsi in.i maupun penuangan
pemikiran-pemikiran penulis dalam bentuk konseptual, atas dasar itu penulis ticlak
menutup kemungkinan aclanya kritikan-kritikan clari berbagai pihak, namun
walaupun demikian penulis berharap kiranya kritikan itu tidak semata-mata
bersifat korektif (koreksi) melainkan bersifat konstruktif (membangun) terhadap
penyempurnaan skripsi ini. Scmoga skripsi ini clapat berguna bagi yang
membutuhkan.
Akhir kata dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih clan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang terlibat
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamiel. MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi clan Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rocloni Puclek Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial Universitas ]slam Negeri Jakarta.
3. Bapak Jncloyama, N, SE. MAB clan !bu Dr. Puclji Astuty selaku closen pembimbing skripsi.
4. Keclua Orang Tua clan seluruh kakak clan aclik
5. Seluruh stafUIN Jakarta tcrutama stafFakultas Ekonorni clan Jlrnu Sosial. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi clan limn Sosila Universitas Islam Negreri
Jakarta.
7. Seluruh teman-teman.
8. Dan seluruh pihak yang telah membantu clan menclukung saya yang ticlak clapat saya sebutkan satu persatu.
Tangernng, September 2009
JUDUL SKRIPSI
LEMEAR PENGESAHAN
DAFT AR ISi
LEMEAR PENGESAHAN U.JIAN SKRIPSI DAFT AR RIW A YA T HID UP
LEMEAR PENGU.JIAN SKRIPSI
LEMEAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF ABSTRAKSI
ABSTRACT
KATA PENGANTAR DAFTARISI
DAFT ART ABEL DAFT AR GAMBAR BABIPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.
c.
D.
Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat PenclitianBAB II LANDASAN TEORI A. Neraca Pembayaran
B. Inllasi
C. Nilai Tukar
E.
Penclitian SebclnmnyaF.
Kcranglrn BcrfikirBAB JII METODOLOGJ PENELITIAN
A.
B.
c.
D.
E.F.
Huang Linkup Pcnelitian
Mctode Pencntuan Sampel
Metode Pcngumpulan Data
Metode Analisis
Hipotesis
Oprasional Variabel
BAB IV PEMBAHASAN
A. Neraca Berjalan
B.
c.
Uji Stasioneritas
Uji Hegresi Dan Uji Asumsi Klasik
D. Pengaruh lntlasi, Nilai Tukar Hupiah clan PDB tcrhadap
Neraca Berjala Indonesia
E.
F.
G.
Uji Koefisien Hegresi
Uji Koefisien Detcrminasi (H2)
Interpretasi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpnlan
B. Saran
DAFTAR PUST AKA
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 3
TABEL 1.2 3
TABEL4.l 41
TABEL 4.2 41
TABEL 4.3 42
TABEL4.4 43
TABEL4.5 43
TABEL 4.6 44
TABEL 4.8 ·15
TABEL 4.9 46
TABEL4.10 48
TABEL 4.11 49
TABEL 4.12 50
DAFT AR GAMBAH:
A. Latar Bclalrnng
BABI
PENDAHULUAN
Ekonomi internasional adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
rnempelajari dan menganalisa tentang transaksi clan permasalahan ekonomi
internasional yang meliputi perdagangan dan keuangan serta organisasi dan
kerjasarn ekonomi antar negara (Hady Hamdy, 2001: 16).
Era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, negara tidak bisa
lepas dari hubungan terhadap luar negen. Adan ya keterkaitan dan
ketergantungan serta persaingan yang ketat membuat keadaan perekonomian
suatu negara tidak bisa lepas dari pengaruh ekonomi internasional.
Keadaan perkonomian suatu negara dapat dilihal baik dari sisi internal
maupun dari sisi eksternal. Kondisi internal antara lain tercerrnin pacla
perkembangan sektor riil seperti produksi konsumsi clan investasi clan kondisi
moneter seperti inflasi clan jumlah uang beredar. Sementara itu kondisi
eksternal dapat dilihat pada perkembangan neraca pembayaran. Perkembangan
neraca pembayaran memiliki keterikatan yang erat terhaclap perkembangan
sektor riil dan moneter (Sugiyono. FX, 2002: 1 ).
Neraca pembayaran merupakan catatan yang sistematik tentang
transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain dalam jangka waktu tertenetu. Tujuan utama negara
kcuangan dalam hubungan dengan negara lain scrta membantu pcrnerintah
dalam pengambilan kebijakan pemerintah seperti kebijakan moneter.
kebijakan fiskal dan perclagangan internasional. (Haryacli. 2004: 29-30).
Seperti yang dikemukakan Sugiyono FX bahwa perkembangan neraca
pembayaran rnemiliki keterkaitan erat dengan perkembangan sektor riil dan
moneter. Seperti yang te1jadi pada pekembangan neraca pernbayaran
Indonesia pada tahun 2004.
Neraca pernbayaran Indonesia pada tahun 2004 rneningkat yang
clipenagruhi oleh transaksi berjalan. Transaksi bezjalan pada tahun 2004
rnencatat surplus sebesar $2.9rniliar. Transaksi berjalan Indonesia rnengalami
surplus sebab pada tahun 2004 nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan.
namun peningkatan ekspor dibarengi dengan peningkatan impor jasa-jasa
sehingga transaksi be1jalan lebih kecil dari ekspor Indonesia pada tahun 2003.
Selain itu pada lalu lilntas modal (LLM) swasta pada tahun 2004
mengalami surplus yang cukup tinggi sehingga mengurangi defisist Lalu
Lintas Modal publik atas peningkatan pembayaran utang luar negeri
pemerintah. Secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada tahun
2004 mengalami surplus sehingga cadanagn devisa naik rnenjadi $ 36,3 miliar
atau setara dengan kebutuhan 5,6 bulan kebutuhan impor clan pembayaran
Tabel 1.1
Ncraca Pcmhayaran Indonesia
r---R_in_c_h_m _ _ _ _
···=-==J=--
20_0_3 ___ +-__ 2_0_0_4_I. Transaksi Bcrjala 8.106 2.878
Ncraca Barang 24.562 21.231
Ekspor 64.109 7L785
lmpor -39.546 -50.554
Jasa-jasa -16.456 -18.353
II. Transaksi Modal -949 2.236
Sektor Publik -833 -1.911
Sektor Swasta -116 4.148
III.Jumlah 7.157 5.114
IV. Selisih Pcrhitungan -3.502 -4.805
V. Pcmhiayaan -3.654 -309
Peruhahan Caclangan Devisa -4257 -24
!MF 603 -983
セMMM MMMMMMMMMMMセMMM
S 111 n be r: Laporan pcrekono1nian Indonesia tahun 2004. Bank Indonesia ,
Perbaikan kinc1:ja neraca pembayaran Indonesia pacla tahun 2004
tersebut sejalan dengan perbaikan inclikator makroekonomi Indonesia.
Kine1ja perekonomian Indonesia pada tahun 2004 rnengalami
perbaikan secara umum dibandingkan dengan tahun 2003. Pertumhuhan
ekonomi meningkat, inflasi terkendali pada sasaran yang ditetapkan awal
tahun yaitu pada kisaran sasaran 5,5%, nilai tukar rupiah stabil, clan suku
bunga masih dalam kecenderungan yang menurun.
Tabel 1.2
Beherapa Indikator Makrockonomi (percscn)
-Rincian 2003
Pertumbuhan PDB 4,9
Inflasi 5,06
Nilai Tukar (Rp/$) rata -rata 8.572 Suku Bunga SBI (I bulan) 8,31
Transaksi be1:jalan/PDB 3,4
2004 5,1 6,4 8.940 7,43 1,1 Su1nbcr: Japoran perekonomian Indonesia tahun 2004. lJank Indonesia
barang dan jasa pun mengalami peningkatan. Pertumbuhan perekonomim1 tersebut didukung chm clicnpai oleh terjaganya stabilitas rnakroekonomi lnclonesia pacla tahun 2004 walaupun pada saat itu te1jadi kenaikan pacla harga minyak clunia clan meningkatnya suku bunga diluar negeri.
Menurut Eclalmen clalam "Masalah Defisist Transaksi Berjalan clalarn Neraca Pembayaran " menyatakan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan ekspor migas clan nonmigas yang merupakan bagian dari neraca berjalan cenderung bcrfluktuasi karcna gejolak harga minyak pada tahun 1991-1996 selain itu Eclalmen juga menyatakan bahwa kemampuan impor menurun
karena penurunan nilai 111nta uang.
Menurut Direktur Direktorat Perencanaan Strategis clan 1-lumas BI, Dyah NK Makhijani clalam siaran persnya. Jumat (5/12/2008) untuk transaksi be1jalan pacla triwulan IIl-2008 mencatat perbaikan clengan defisit yang mcnciut menjacli hanya US$ 564 juta. Pacla triwulan 11-2008, transaksi berjalan mencatat minus US$ 1,241 miliar, sementara pada triwulan III-2007 transaksi be1jalan mencatat surplus hingga US$ 2,127 miliar. Defisit neraca perclagangan minyak mengecil karena, sesuai clengan status Indonesia sebagai
net oil i1nporter, clampak penurunan harga minyak terhaclap penurunan nilai
Menurut S. l larjacli pacla jurnalnya yang herjuclul " Neraca Pcmbayaran lndonsia Scbelum clan Sesuclah Krisis Ekonomi'' mcnyatakan bahwa ncraca pembayaran Indonesia mcngalami surplus sejak tahun 1998-2002 yang bervariasi berkisar antarn UD$ 4.097 juta samapi US$ 7,991 juta. Peningkatan neraca pembayaran Indonesia saal itu dipengaruhi oleh peningkatan neraca bcijalan Indonesia. Peningkatan terhaclap transaksi berjalan tersebut clipangaruhi nilai ekspor yang mengalami peningkatan clan nilai impor mengalami pcnurunan yang cukup clrastis. Penurunan terhadap nilai impor pada saat itu dipengaruhi oleh jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap clolar Amerika. Pada talrnn 1997, krus tengah rupian terhadap dolar Amerika clibawah Rp. 2.500 per dolar AS clan pada tahun 1998 setelah krisis moneter nilai tukar rupiah mencapai Rp. 15.000 per clolar AS. Dimana jika nilai valuta sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta negara lain maka salclo neraca be1jalannya akan menurun, procluk-procluk yang cliekspor akan menjacli rnahal sehingga akan mengurangi nilai ekspor clan meningkatkan nilai impor sehingga berakibat mengurangi neraca berjalan.
Menurut Direktur Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Rasmo Samiun menyatakan bahwa tekanan terhadap neraca pembayaran akan melemah menjelang akhir tahun. Pelemahan nilai tukar saat ini, bermanfaat di satu sisi. Sebab, pelemahan rupiah akan menyebabkan impor, terutama impor barang konsumsi akan menurun. Sebaliknya, melemahnya nilai rupiah membuat ekspor cliharapkan terus meningkat (www.kompas.com 7 September 2005).
clapat clipastikan kebcnaranya. sebab pernyataan tersebut belum terbukti
secara en1piris. lJntuk n1enghilangkan keraguan atas kebcnaran kasus-kasus
tersebut rnaka penulis tertarik untuk rnenganlisa clan rneneliti kebcnaran-kebenaran tentang konclisi internal perekonornian yailu pacla sector riil clan sektor moneter seperti produksi, konurnsi, investasi, jumlah uang bereclar clan nilai tukar rupiah apakah benar clapat berpengaruh terhaclap neraca pembayarn terutama neraca beijalannya secara empiris.
B. Pcrumusan Masalah
Perurnusan masalah yang acla pada latar bclakang tersebut aclalah: I. Apakah terclapat pengaruh antara inflasi, nilai tukar rupiah terhadap clolar
clan Prociuk Dornestik Bruto (PDB) terhaclap neraca be1:jalan Indonesia? 2. Dari ketiga variabcl yaitu tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap dolar,
clan Prociuk Domestik Bruto (PDB) manakah variabel yang paling dominan berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia?
C. Tujuan Penclitian
Aclapun tujuan clari penelitian ini aclalah:
1. Untuk menganalisa pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan Prociuk Domestik Bruto (PDB) terhaclap neraca be1:jalan Indonesia
D. Manfaat Pcnclitian
Aclapun manfaat peneliatian ini aclalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini membcrikan kesernpatan bagi cliri pribadi peneliti, sebab
clengan penelitian ini peneliti clapat membanclingkan ilmu yang telah
diclapat clengan keaclaan yang sebenarnya terjacli.
2. Hasil clari penelitian ini cliharapkan dapat membantu peneliti lain clengan
menjaclikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan clan tambahan
inforrnasi sehingga penelitian ini menjacli salah satu refrensi chm bahan
BABU
LANDASAN TEORI
A. Neraca Pembayaran
Menurut Balance of Payment Manual (BPM) yang diterbitkan oleh
IMF (1993) dalam Hamdy Hady (2007:33) definisi BOP adalah:
"A statement that systematically for specific time period, the
economic transactions, for an economic with the rest of the world.
Transactions, for most part between residents and nonresidents,
consist of those involving goods, service and income, those involving
financial claim on asset and liabilities to the rest of the world, and
those (such gift) classified as transfer, which involve offsetting entries
to balance in an accounting sense-one set transaction".
Secara umum definisi BOP tersebut diatas dapat diartikan
sebagai berikut:
Balance of Payment (BOP) atau Neraca Pembayaran Internasional
adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh
transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang I jasa, transfer
keuangan dan moneter antara pendudnk (resident) suatu negara
dengan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk periode waktu
tertentu biasanya satu tahun (Hamdy Hady, 2007:34).
BOP merupakan suatu catatan yang sistema:tis mengenai transaksi
Menumt Sadono Soekirno (2000:370) neraca pembayaran adalah
suatu neraca pembukuan yang menunjukan nilai berbagai jenis
transaksi (mutasi) keuangan yang dilakukan di antara suatu negara
dengan negara lain dalam satu tahun tertentu.
Tujuan utama neraca pembayaran adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan
negara lain serta membantu dalam pengambilan kebijaksanaan
moneter dan fiskal serta perdagangan dan pembayaran internasional
(S. Haryadi, 2004: 30)
Menumt Sadono Sukirno (2000) secara garis besar neraca
pembayaran terdiri dari dua kompnen utama, yaitu neraca berjalan dan
neraca modal.
Menurut Lipsey dkk (1997:190) Neraca berjalan (current account)
yaitu mencatat pembayaran yang timbul dari perdagangan barang dan
jasa dan dari pendapatan dalam bentuk bunga, laba, dan deviden yang
dihasilkan dari modal yang dimiliki di satu negara dan diinvestasikan
di negara lain.
Neraca berjalan atau transaksi berjalan mempakan bagian dari
neraca pembayaran yang mencatat transaksi ekspor dan impor barang
danjasa ( Sadono Sukirno, 2000: 370).
Jika nilai ekspor barang dan jasa lebih besar dari impor barang dan
jasa maka neraca berjalan akan surplus (Rudi Tjahyono, 2000: 103)
surplus neraca berjalan terjadi apabila ekspor barang, jasa, penghasilan
dan transfer lebih besar dari impor barang, jasa, penghasilan dan
transfer.
Transaksi berjalan meliputi perdagangan barang dan jasa,
penghasilan (income) yang meliputi hasil penggunaan faktor produksi,
modal dan tenaga kerja, transfer meliputi tnmsaksi yang tidak
menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran. Secara
keseluruhan transaksi 「・セェ。ャ。ョ@ menggambarkan nilai bersih antara sisi
debet dan sisi kredit dari seluruh transaksi be1:jalan. ( Sugiyono FX,
2000: 18).
Dalam neraca berjalan terdapat dua neraca, yaitu neraca
perdagangan, yang merupakan hasil bersih pedagangan barang atau
ekspor dan impor barang dan neraca jasa yang mernpakan hasil bersih
antara ekspor dan impor jasa, untuk neraca perdagangan perhitu:ngan
baik ekspor maupun impor harus dalam nilai free on board (f.o.b)
bukan dalam nilai keseluruhan termasuk cost, insurance, dan .freight
( c.i.f), mengingat ongkos, asuransi dan jasa pengiriman masuk
kedalam kelompok transaksijasa (Sugiyono FX, 2000:18).
Menurut Esty Setyaningrum (1997:503) banyak faktor yang
mempengaruhi keseimbangan neraca berjalan suatu negara. Namun
faktor yang paling berpengarub terhadap neraca berjalan adalah
Pertama, Inflasi domestik. Jika tingkat inflasi dalam negri meningkat
tingkat impor meningkat dan akibatnya adalah keseimbangan neraca
bei:jalan menurun.
Kedua, kurs valuta asing. Jika nilai kurs rupiah terhadap dolar
mengalami apresiasi maka neraca be1:jalan mengalami penurunan
sebab ekspor akan menjadi lebih mahal sebagai akibat dari
menguatnya mata uang domestik.
Ketiga, pendapatan domestik. Jika PDB suatu negara meningkat
maka keseimbangan neraca 「・セェ。ャ。ョ@ umumnya mengalami penurunan,
itu terjadi karena konsumsi terhadap barang dan jasa meningkat dan
begitu pula dengan meningkatnya konsumsi barang dan jasa luar
negen.
Keempat, restriksi pemerintah. Pemerintah pusat dapat
mempengaruhi keseimbangan transaksi berjalan dengan mengenakan
kuota terhadap barang-barang luar nege1i. Selain itu pemerintah dapat
mengatur nilai mata uang domestik atau memberikan subsidi produksi
terhadap industri domestik.
B. Inflasi
Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga
barang dan jasa secara umum dan terns menerus selama waktu
tertentu. Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi:
Menurut Nopirin (1987:25), inflasi adalah proses kenaikan
harga-harga umum barang-barang secara terns menerus selama periode
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:. 578-603), inflasi
dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi
adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan
dengan rumus sebagai berikut:
R ate o.,. , ,11 . . ) price level (year t)- price level (year t -1)
1 inl'atwn (year t = セMMMセMMMセセMMMMcMMMᆳ
price level (year I - I)
Sadono Soekirno (2000: 15) menyatakan bahwa tingkat inflasi
adalah persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun
tertentu. Tingkat inflasi berbeda dari satu periodc kc periode lainnya,
dan berbeda pula dari satu negara kc negara lain.
Menurut Prathama dan Mandala (2001 :203) ada tiga komponen
yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:
I . Kenaikan harga
Barga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi
darpada harga periode sebelumnya.
2. Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
3. Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan
memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan
Asfia Mumi (2006:203) juga menyatakan inflasi adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
(kontinu). Menurutnya ada tiga kriteria yang perlu diamati untuk
melihat エ・セェ。、ゥョケ。@ inflasi, yaitu: kenaikan harga, bersifat umum, dan
terjadi terns menerus dalam rentang waktu tertentu.
Kondisi intlasi menurut Samuelson (1998:581 ), berdasarkan
sifatnya intlasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu
I. Merayap (Creeping 111/lation)
Laju inflasi yang rendah (kurang dari I 0% pertahun), kenaikan
harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam
jangka waktu yang relatif lama.
2. Inflasi menengah (Galloping ll?flation)
Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan
kadang-kadang berjalan dalan1 waktu yang relatif pendek serta mempunyai
sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih
tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.
3. Intlasi Tinggi (Hyper Jl?flation)
Inflasi yang paling paral1 dengan dtandai dengan kenaikan harga
sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam.
Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit
anggaran belanja.
I . Tingkat inflasi rendah yaitu mencapai di bawah 4-6 persen
2. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantar .5-10 persen
3. Tingkat inflasi yang serius dapat mencapai bebrapa ratus atau
beberapa ribu persen dalam setahun.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor
yang menyebabkan timbulnya inflasi:
I . Demand Pull Inflation
Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat
dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik
harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan
agregat.
2. Cost Push lriflation or Supply Shock Inflation
Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode
pengangguran tinggi dan penggunaan surnber daya yang kurang
efektif.
Begitu juga dengan Sadono Sukimo (2000: 303) yang menyatakan
bahwa faktor-faktor yang menimbnlkannya inflasi adalah:
l. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani pe:rmintaan
2. Inflasi desakan biaya (cost push if!flation) adalah rnasalah kenaikan
harga-harga dalarn perekonornian yang diakibatkan oleh kenaikan
biaya produksi.
Sedangkan rnenurut Asfia Murni (2006: 205) faktor-faktor inflasi
dibedakan rnenjadi:
I. Inflasi tarikan perrnintaan (demand pull i11flation), inflasi ini
biasanya terjadi pada rnasa perekonomian sedang berkernbang
pesat. Kesernpatan kerja yang tinggi rnenciptakan pendapatn yang
tinggi dan selai'\iutnya daya beli tinggi akan rnendorong permintaan
yang melebihi total produksi yang tersedia.
2. lnflasi desakan biaya (cost push iY!flation), inflasi ini te1jadi bila
biaya produksi mengalami kenaikai1 secara terus-menerus.
Kenaikan biaya produksi bisa berawal dari kenaikan hai-ga input
seperti kenaikan upah minirnun, kenaikan bahan baku, kenaikan
BBM dll.
3. Imported Injlatiaon, inflasi dapat juga bersumber dari harga barang
yang diimpor, terutarna barang yang diimpor tersebut mempunyai
perai1an penting dalam setiap kegiatan produksi.
Suatu kenaiikan harga dalam inflasi clapat diukur dengan
menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat
I. Consumer Price Index (CPI) Indeks yang digunakan untuk
mengukur biaya atau pengeluaran rumab tangga dalam membeli
sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CP
1 = (Cost of market basket ingiven year x 100 %
Cost of marketbasket in base year
2. Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index
lndeks yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti
barga baban mentab (raw malerial), bahan baku atau barang
setengab jadi. Indeks PP! ini sejalan dengan indeks CPL
3. GNP Deflator, GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang
berbeda dengan indeks CPI dan PP!, dimana indeks ini
mencangkup jumlab barang dan jasa yang termasuk dalam
bitungan GNP, sehingga jumlalrnya lebih ban yak di banding dengan
kedua indeks diatas rwnus GNP deflator yaitu:
GNP D eJ'ator ,,, = GNP nom nal x IOO'" .10
GNP riil
lnflasi dapat berakibat buruk pada perekononomian dan berakibat
burnk kepada individu-individu dan perekonomian. Akibat burnk
inflasi pada perekonomian adalah inflasi clapat menggalakan
penanaman modal spekulatif daripada penanaman modal yang
produktif, tingkat bunga meningkat dan akan rnengurangi investasi,
distribusi pendapatan, pendapatan riil merosot dan nilai riil tabungan
merosot (Sadono Sukimo, 2000: 307-308).
C. Nilai Tukar
Menumt Asfia Murni (2006:244) nilai tukar atau kurs valuta asing
(exchange rate) adalah sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan
untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Sadono Sukirno (2000:359) nilai valuta asing adalah suatu nilai
yang menunjukan jumlah mata uang dalarn negeri yang diperlukan
untuk mendapat satu unit mata uang asing. Nilai berbagai mata uang
asing berbeda dalarn suatu waktu tertentu, dan suatu mata uang asing
nilainya akan mengalarni pembahan dari waktu ke waktu.
Salvatore (1997: 86) nilai tukar adalah harga suatu mata uang
terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap
nilai mata uang lainnya.
Paul R Krugman dan Maurice (1992 : 73) adalah harga sebuah
mata uang dari suatu negara yang diukur atau clinyatakan dalarn mata
uang lainnya.
Nopirin (1996: 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua mata uang
yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara
kedua mata uang tersebut.
Menurut Sadono Sukirno (2000), penentuan. nilai mata uang asing
dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
2. Ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah dapat melakukan campur
tangan dalam menentukan kurs valuta asing.
Permintaan terhadap valuta asing timbul apabila penduduk suatu
negara membutuhkan barang-barang yang diproduksi negara lain,
artinya apabila terjadi peningkatan terhadap produk luar negeri maka,
permintaan terhadap valuta asing meningkat. Penawaran terhadap
valuta asing terjadi apabila negara lain mengimpor barang dan jasa
atau terjadi ekspor. Semakin besar ekspor suatu negara, maka
penawaran valuta asing akan meningkat (Asfia Mumi, 2006:244-245).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhl pergerakan nilai tukar,
yaitu (Madura, 2000: 100-103):
I. Perbedaan tingkat in:flasi antara kedua negara
2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara
Asfia Murni (2006, 246-247), dalam sistem moneter intemasional
terdapat tiga macam sistem dalam penetapan kurs valuta asing yaitu
sebagai berikut:
I. Fixed excangae rate system merupakan sistem kurs tetap atau
disebut juga dengan kurs berdasarkan Bretton Woods system yang
berlaku sejak tanggal 1 Maret 1971. Sistem kurs tetap, yaitu
menentukan kurs valuta asing dengan menggunakan harga emas
2. Floating excange rate, merupakan sistem kurs mengambang yang
ditetapkan oleh mekanisme permintaan dan penawaran pada bursa
valuta asing.
3. Pegged excange rate, sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan
mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang
negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.
Sedangkan Menurut Kuncoro (200 I: 26-31 ), ada beberapa sistem
kurs mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:
I. Si stern kurs mengambang (floating exchange rate), sistem lo1rs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya
stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs
mengambang dikenal dua macam kurs mengarnbang, yaitu :
a. Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang ditentukan
sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan
pemerintah.
b. Mengambang terkendali (managed or 、ゥイセカ@ floating exchange
rate) dimana otoritas moneter berperan aktif dalam
menstabilkan kurs pada tingkat tertentu.
2. Sistem kurs tertambat (peged exchange rate).. Dalam sistem ini,
suatu negara mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata
uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya
tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami
fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain
mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
3. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs). Dalam sistem
ini, suatu negara melakukan sedikit pembahan dalam nilai mata
uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju
nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama
sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya
dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs tertambat.
Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutan-kejutan
terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang
tiba-tiba dan tajam.
4. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). Banyak
negara temtama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata
uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari
sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata. uang suatu negara
karena pergerakan mata uang disebar dalant sekerrutjang mata
uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam "keranjang"
umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai
perdagangan negru-a tertentu. Mata uang yang berlainan diberi
bobot yang berbeda tergantung peran relatifuya terhadap negara
5. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate). Dalam sistem ini, suatu
Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan
menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli
valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs
biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang
sangat sempit.
B. Produk Domestik Bruto (PDB)
Di dalam perkonomian baik pada negara berkembang atau pada
negara maju barang dan jasa diproduksi bukan s<ga oleh perusaliaan
oleh penduduk negara tersebut tetapi barang dan jasa juga diproduksi
oleh warga negara asing. Operasi yang dilakukan oleh warga negara
asing tersebut dapat menambah barang dan jasa yang diproduksi di
dalam negeri, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan
seringkali membantu menambah ekspor. Nilai produksi dari WNA
yang disumbangkan tersebut perlu dihitung dalam pendapan nasional.
Oleh karena itu Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai semua
barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi di dalam negara
tersebut dalam satu tahun (Sadono Sukirno, 2000: 33)
Menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai
pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya
yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu 1ertentu,
biasanya satu tal1un.
pada perekonomian, atau sama juga dengan nilai sebuah barang jadi
yang dihasilkan dalan1 perekonomian (Lipsey, 1995: 309).
PDB Nominal merupakan PDB atas dasar harga berlaku ketika
produk tersebut dihasilkan. Sedangkan PDB riil merupakan PDB yang
dihitung berdasarkan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar (Asfia
Mumi, 2006: 37).
Menurut Asifa Mumi (2006:38-40) PDB dapat dihitung dengan
memakai tiga metode, yaitu metode produksi, metode pendapatan dan
metode pengeluaran. Metode produksi adalah menjumlahkan nilai
produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi selama satu
periode tertentu, yang dijumlahkan adalah nilai tambah yang
diciptakan oleh sektor yang ada dalam perekonomian.
Metode pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan
keseluruhan balas jasa yang diperoleh pemilik faktor produksi yang
ikut dalam proses produksi.
Metode pengeluaran, yaitu menghitung PDB dengan
menjumlahkan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai
kelompok masyrakata RTK, RTN, RTP dan RTLN untuk mendaptakan
barang dan jasa produk nasional.
Sedangkan menurut Lipsey (1995:56-57) GDP hanya dapat
dilihat dari dua sisi yaitu, sisi pengeluaran dan sisi ー・ョ・イゥュ。。ョセ@
Sadono Sokimo (2000: 38-40) komponen pengeluaran dalam
usaha, pengeluaran pemrintah (G) adalah pengeluaran yang dilakukan
oleh pemerintah, dan ekspor impor (X-M) yang mdibatkan sektor luar
negeri. Jadi menghitung PDB dari sisi pengeluaran adalah
menjumlahkan seluruh komonen-komponen pengeluaran tersebut atau:
PDB = C +I+ G + (X-lvf)
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan
yang diterima faktor produksi yaitu sebagai berikut:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap
sepe1ti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal,
dan laba untuk pengusaha.
C. Penelitian Sebelumnya
I. Edalmen (1998)
Beberapa peneliti terdahulu telah membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan neraca pembayaran tcrutama dengan neraca
berjalan yang merupakan komponen utama dalam neraca
pemabayaran. Menurut Edalmen dalam jurnah1ya yang berjudul
"Masalah Defisist Transaksi Berjalan dalam Neraca Pembayaran "
taliun 1998 menyatakan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan
ekspor migas dan nonmigas yang merupakan bagian dari neraca
berjalan cenderung berfluktuasi karena gejolak harga minyak pada
taliun 1991-1996 selain itu Edalmen juga menyatakan bahwa
berjalan sebab pada neraca berjalan komponen utama neraca berjalan
adalal1 ekspor dan impor. Menurut Edalmen tersebut dapat
disimpulkan bahwa keadaan harga minyak yang berflukt1iasi berakibat
pula terhadap neraca berjalan selain itu menurutnya melemahnya nilai
tukar rupiah membuat nilai impor berkurang.
2. S. Harjadi (2004)
Kemudian menurut S. Hmjadi pada jurnalnya yang berjudul
"Neraca Pembayaran lndonsia Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi"
tahun 2004 menyatakan bahwa NPI mengalan1i surplus sejak tahun
1998-2002 yang bervariasi berkisar antara 4,097 juta dolar AS smnapi
7,991 juta dolar AS. Peningkatffi1 NPI pada saat itu disumbang oleh
neraca berjalan ym1g mengalmni surplus, sedangkan neraca modal
pada saaat itu mengalmni defisit. Peningkatan terhadap transaksi
berjalan tersebut dipangaruhi oleh nilai ekspor yang mengalmni
peningkatffi1 daJ1 nilai impor mengalmni penurunffi1 yffi1g cukup drastis.
PenurunaJ1 terhadap nilai impor pada saat itu dipengaruhi oleh
jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada tahun 1997
krus tengall rupim1 terhadap dolar Amerika dibawall Rp. 2.500 per dolar AS dm1 pada tahun 1998 setelall krisis moneter nilai tukar rupiall
mencapai Rp. 15.000 per dolar AS. Dimffi1a jika nilai valuta sebual1
negara mulai naik relatifterhadap valuta-valuta negara lain maka saldo
neraca berjalannya akan menurun, produk-produk yffi1g diekspor akan
Sedangkan pada masa sebelum krisis transaksi berjalan mengalami
defisist yang dipengaruhi oleh defisitnya neraca jasa Indonesia
sedangkan untuk neraca modal Indonesia mengalami surplus karena
gerak pembangunan yang cukup tinggi.
3. Esty Styaningrum (1997)
Menurut Esti Styaningrum dalam Jurnalnya yang be1judul
"Defisit Neraca Transaksi Berjalan Indonesia se1ta Beberapa Alternatif
Penutupnya" menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi
neraca berjalan antara lain adalah inflasi, kurs dollar, dan PDB.
Inflasi domestik. Jika tingkat inflasi dalam negeri meningkat
dari tingkat inflasi partner dagangnya maka akan mengakibatkan
tingkat impor meningkat dan akibatnya adalah keseimbangan neraca
berjalan menurun.
Kurs valuta asmg. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar
mengalami apresiasi maka neraca berjalan mengalami penurunan
sebab ekspor akan menjadi lebih mahal sebagai akibat dari
menguatnya mata uang domestik.
Pendapatan domestik. Jika PDB suatu negara meningkat maka
keseimbangan neraca berjalan umumnya mengalami penurunan, itu
terjadi karena konsumsi terhadap barang dan jasa meningkat dan
begitu pula dengan meningkatnya konsumsi barang dan jasa luar
neg en.
barang-barang luar negeri. Selain itu pemerintah dapat mengatur nilai
mata uang domestik atau memberikan subsidi produksi terhadap
industri domestik.
4. Ronald Kaunang (2005)
Basil yang didapat dari perhitungan Ronald Kaunang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
pergerakan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi secara simultan
terhadap neraca transaksi berjalan, dan secara keseluruhan pengaruh
pergerakan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi adalah hanya sebesar
24,8 % terhadap neraca transaksi berjalan. Secara parsial pengaruh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap neraca transaksi berjalan
menunjukkan hasil yang tidak terlalu baik dan hasilnya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan, pengaruh nilai tukar rnpiah adalah sebesar
0.038% terhadap neraca transaksi berjalan, sedangkan pengarnh
tingkat inflasi memberikan hasil yang lebih baik yaitu mernberikan
pengaruh sebesar 24.73% terhadap neraca transaksi berjalan.
D. Kerangka Berfikir
Secara teoritis neraca berjalan dipengaruh oleh PDB, inflasi, nilai
tukar rnpiah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 9
tahun untuk periode I Januari 2000 sampai dengan tahun 31 Desenber
2008 dengan data tiga bulanan jadi yang dijadikan sampel sebanyak 37
sampel. Data tersebut adalah data sekunder, yaitu da1a yang didapat atas
Untuk mengetahui pengarnh inflas. nilai tukar rnpiah dan PDB
terhadap neraca 「・セェ。ャ。ョ@ Indonesia maka penelitian ini menggunakan
model persamaan regresi linear berganda, dalam analisis regresi linear
berganda diawali dengan melakukan uji persyaratan analisis untuk
mengetahui apakah data normal, kemudian dilaknkan uji
multikololinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji normalitas
data adalah untuk mengetahui apakah data yang digunakan normal atau
tidak. Uji multikolinearitas adalah bertujuan untuk mengetahui pada model
regresi terdapat korelasi antar variabel bebas ataua variabel independen.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat
ketidaksamaan varian dari resedual satu pengamatan kepengamatan
lainnya. Uji autokorelasi adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
(resedual) pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Setelah pengujian asumsi regresi, langkah selanjutnya adalah
melakukan pengujian signifikan model. Pengujian model dapat diukur dari
nilai statistik-t. statistik-F (ANOVA), koefisien determinasi (R2). Uji
statistik-t sebenamya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerapkan variabel dependen. Uji
statistik-F untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara
sirnultan terhadap variabel dependen, biasanya digunakan angka adjusted
R2. A<fjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
Setelah itu dilakukan perhitungan koefisien korelasi untuk melihat
hubungan baik variabel independen dengan variabel dependen, atau
sesarna variabel independen. Selanjunya adalah melakukan perhitungan
koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar vaiiabel dependen
dapat diterangkan oleh variabel independen.
Hasil analisis akan diketahui vaiiabel mana yang paling kuat
pengaiuhnya terhadap neraca Berjalan Indonesia. Dengan bantuan
program eviews akan diperoleh persarnaan regresi.
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh in11asi, nilai tukar
rupiah, dan PDB terhadap neraca berjalan tahnn 2000 :sarnpai dengan
tahun 2008. Secara skematik alur pikir maka alur pikir tersebut dapat
terlihat pad a gam bar 2.1 berikut ini.
セ@
PEF;USTAKAANセセ[[[[MQ@
UIN SYAH!D JAKARTA 1
Tntlasi
Kurs rupiah
PDB
µ
Neraca Berjalan]
lndonesia
Regresi Linear B;;;ganda
I
Uji Persyaratan Analisis
j
[image:44.595.94.546.68.699.2]
Norma-litas
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Multiko-lieneritas
ri:[eteroske-Ldastisitas
Uji
sゥァョゥヲゥォ。イZmBセ@
Interprestasi Data
----'
BAB III
l\IETODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penclitian
Ruang lingkup penditian ini adalah rnrngenai inflasi. nilai
tukar rupiah. PDB dan neraca berjalan . Dalam penelitian ini data yang
digunakan acblah inflasi. nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhaclap
clolar. Prociuk Dornestik 13ruto (PD Bl clan neraca berjalan yang diclapat dari laporan statistik ekonorni dan keuangan yang diterbitkan oleh BI
dan BPS bcrup<l data series 3 bulanan sejak tahun 2000 sarnpai clcngan tahun 2008.
B. Nletodc Pencntuan Sampcl
J)alan1 penelitian ini penentuan san1el dengan n1enggunakan
metode purposive sampling karena penulis mengambil sampcl dengan
melakukan perlimbangan-pertimbangan !ertentu. Data yang digunakan
yaitu data jumlah inflasi. kurs rupiah, PDB clan neraca be1jalan yang
berbentuk data series 3 bulanan untuk periocle 1 .Januari 2000 sarnpai dengan 31 Desember 2008 atau sebanyak 37 sampel.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang cligunakan
untuk menclapatkan data yang cliperlukan clalam penelitian. Dalam
penelitian ini metocle pengurnpulan data berasal clari :
berkaitan dengan nrnsalah yang akan dibalrns. Data tersebnt cliclapal dari buku, jurnal ekonomi. dan mclaui situs internet.
2. Penelitian Japangan [Field Research) penelitian ini dilakukan dengan earn pengambilan laporan talrnnan, statistik ekonomi clm1 kcuangan Bank Indonesia clan Biro Pusat Statistik periocle tahun pengumpulan data series tiga bulanan sebma 9 tahun untuk pcriocle I Jnnuari 2000 sampai clengan periode 31 Desember 2008 yaitu sebanyak 37 smnpcl.
D. Mctode Analisis
I. Uji Stasioneritas.
Dalam data runlut waktu (lime series). sebelum melakukan analisia rnaka ha! yang perlama clilakukan aclalah mendeteksi apakah data runtut waktu yang cligunakan suclah stasioner atau belum.
Uji stasioneritas bertujuan untuk mengetalmi apakah data sudah stasioner atau be I um, j ika suatu data belum stasioner rnaka bila cliregresikan akan mudah rnenyebabkan regresi lancung, regresi lancung aclalah regresi yang antara variabel depenclen dengan variabel inclependen ticlak berkorelasi walaupun jika clianalisa
saling berkorelasi (Wing Wahyu Winarno, 2009: 10.4).
Menurut Wing Wahyu Winarno UJI satsioneritas clapat
i\nalisis iセ」ァイ・ウゥ@ l_inear 13crgancla
iセ」ァイ・ウゥ@ Linear l3crganda adalah analisis yang digunakan untuk
mengetalrni pengaruh variabe\ inclipenc\en dalam penilitian ini acla\ah inllasi. kurs rupiah terhaclap clolar clan PDB c\alarn negeri, terhadap ,·ariabel dipenden yaitu neraca be1jalan dalam negeri. Rcgresi linear berganda menurut Gujarati (1991 :91) regresi linear rnemiliki persamaan sebagai berikut:
r "
h 1 ).;: 1 1 b 2x:
+ h3 x3 + mDi man a:
Y = neraca berjalan Indonesia periode 2000-2008 X 1 = inllasi Indonesia periocle 2000-2008
X , = kurs rupiah terhadap dolar periocle 2000-2008 X 3 = PDB Indonesia periode 2000-2008
111 = ャセQォエッイ@ penggangu
b = koefisien regresi dari variable independen
3. Pengujian Persyaratan Berganda
Menurut Gujarati (J 991) clalam penggunaan analisis regresi agar menunjukan hubungan yang valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi kiasik pada model regresi yang digunakan. Adapun asumsi clasar yang perlu clipenuhi antara lain:
a. Normalitas
tidak dapal dickteksi dengan melihat penyebaran data (litik) pada surnhu diagonal clari grafik (Singgih Santoso. :2000: 214).
Scdangkan rncnurut Wing Wahyu Winarno (2009) pengujian norrnalitas dengan rnelihat histogram sering kali sulit clisimpulkan karena polanya yang tidak rncngikuti bentuk normal. maka untuk menrnclahkannya clapat cligunakan clengan uji Jarque-Bcra yaitu clengan rnelihat koefisien Jarque-Bern dan probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih besar clari 5% rnaka data berdistribusi normal.
b. l'vlultikolinieritas
IVlultikolinearitas rnerupakan keaclaan clirnana satu atau lebih variabel inclepenclen clinyatakan sebagai konclisi linear clengan variabel lainnya (Wing Wahyu Winarno, 2009: 5.1). Artinya bahwa jika di antara peubah-peubah bebas yang digunakan sama sekali ticlak berkorelasi salu clengan yang lain maka bisa clikatakan bahwa ticlak tei:jacli multikolinearitas.
c. 1-lcteroskcclcistisiias
Uji hckroskcdastisistas bertujuan untuk mcnguji apakah dalam scbuah 111ndd regrcsi terjadi keticlaksamaan varian clan
residual clnri satu pengan1atan kc pengan·iatan yang lain . .Tika
\'arian clari rescdual satu penga1natan kepengan1atan lain tetap
maka discbut homokcdastisitas clan jika varian bcrbeda maka disebut clengan heteroskeclastisitas (Singgih Santoso. 2000: 2 I 0).
l\loclel regrcs1 yang baik acla!ah ticlak te1jadi heteroskeclestisitns. Untuk mengetahui hetcroskcclastisitas
dalu111 t\·ie\VS 111enggunakan 1Phite heteroskcclastisit_y yaitu jika
nilai probabilitasnya lebih kecil clari 5% maka clapat clikatakan bahwa data rncnganclung masalah heteroskedastisitas (Nachrowi D Nachrowi dkk, 2005: 249).
cl. Autokorelasi
Autokorelasi aclalah hubungan antara resedual satu observasi dengan reseclua] observasi lainnya. Dalam data runtut waktu lebih besar kemungkinan terjadi autokorelasi positif karena data sekarang dipengaruhi oleh data-data pada masa-masa sebelumnya (Wing Wahyu Winarno, 2009:5.26).
Pengujian autokorelasi clilakukan untuk mengetahui apakah
l lniuk rnenclckksi autokorelasi menurut Wing Wahyu Winarno (2009) c\apat clilakukan clengan clua earn. ynitu clengan uji Durbin-Walson clan Uji Bcruseh-Godfrcy.
4. Uji Signilikansi Simultan
Untuk tujuan pengujian ini maka cligunakan F-slatistik. yaitu sebgai berikut (.!. Suprapto. 2005:207):
.. R21(k-1)
I· =
···-.r·--···
(1-11· 1!(11-k)
Dimana:
R = Koelisien Korelasi gancla K •• Jumlah \Tiabcl inckpenclen
n = Jun1lah anggota san1pel
Jika Fi,,,nng lcbih besar dari F1n1>c1 atau tingkat signifikannya Jebih kccil dari 5':10 (u.: 5'Y,, = IJ.05), Ho ditolak clan Ha diterima ha! ini berarti bahwa variabel indepcnden mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabcl dipenden secara simultan.
5. Uji Signifilrnn Pm·sial
Menurut J. Suprapto (2005) uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat signifika koefisien regresi. Signifikan rnenunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel inclepenclen secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel dependen.
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan l1iitung
a. Jika l1111ung lebih bcsar dari lrnht:I (11ii1ung ::> tiah.:! atau -111i1ung <: -(twbcl
)) atau probabili1as t hi1ung ':: u (5%) maka Ho ditolak dan ]fa di1crin1a.
b. Jika t11i1<mg lebih kecil clari 11ahcl (l1utung < t1a11d) nrnka Ho cli1erima clan Ila ditolak atau nilai pribabilitas t hitung > u. (5%).
6. Uii Koeilsisen Determinasi (R2)
Uji koeilsien determinasi ditunjukan untuk rnelihat sebernpa
besar kenwrnpuan ,·ariabel inclcpcnclen menjelaskan variabel
clcpcndcn \ang dilihat melalui adjusted R square karena variabel independennya lebih dari clua variabcl (.T. Supranto, 2005: 159). E. l-1 ipotcsis
Ho: b1• b2, b3 セ@ IJ : Ticlak terdapat pengaruh sccara bersama-sama
(simultan) antara inflasi, kurs, clan PDB terhaclap
ncraca berjalan.
Ha: b1, b2, bi l' 0: Terclapat pengaruh secara bersama-sama antara
inflasi, kurs, clan PDB terhaclap neraca be1:jalan.
Ho: b1 = 0
Ha: b1 f. 0
Ho: b2 = 0
Ha: b2 f. 0
: Ticlak terclapat pengaruh signifikan secara parsial
antara inflasi terhaclap neraca berjalan.
: Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara
inflasi terhadap neraca berjalan.
: Ticlak terdapat pengaruh signifikan secara parsial
antara kurs rupiah terhaclap neraca be1jalan.
Ticlak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara PDB terhaclap ncraca berjalan.
crerdapal pengaruh signifikan sccara parsial antara
PDB terhaclap neraca berjalan. ,·
F. 01frasional Vraiabel
Dalam pcnclitian ini terdapat clua variabel yaitu variabel clependen clan rnriabel inclepcnclen. Variabel dependen adalah variabel yang bcbas atau tidak terikat clalam pcnelitian ini vriabel clepenclennya aclalah ncraca bcrjalan.
Variabel inclependen adalah variabel yang tidak bebas. Dalarn penilitian ini \ariabel inclependennya adalah inl1asi, nilai tukar rupiah chm PDB.
l. Neraca Berialan
Neraca berjalan adalah nilai clari lransaksi berjalan yang clicatatkan selama satu periode berjalan. Nilai trnnsaksi ini cliclapatkan clari selisih antara ekspor clan impor yang dilakukan baik barang jasa maupun lalu lintas modal.
2. lnflasi
Inflasi aclalab kenaikan harga barang-barang secara keseluruhan selama periode waktu tertentu. lnflasi merupakan perhitungan dari !HK pada periocle t dikurnngi clengan lHK periode sebelum waktu t
3. Nilai tulrnr rupiah (Kurs Rupiah)
Nilai tukm rupiah aclalah posisi nilai tukar mata uang rupiah per 1
dolar i\S dicatatkan berclasarkan nilai pada akhir tahun yang
cliclapat clari basil rata-rata perkembangan nilai tukar pacla saat
penutupan transaksi setiap harinya selama pericle waklu tiga
bulanan.
4. Prociuk Dornestik Bruto (PDB)
PDB adalah nilai clari scmua transaksi yang diartikan sebagai nilai
dari keselurulrnn barnng clan jasa yang cliproduksi cliclalam negeri
A. Ncraca Berjalan
BAB IV
PEMBAHASAN
Neraca pembayaran aclalah catatan sistematik yang mencatat
transaksi ekonomi antara penclucluk suatu negara clengan pencluduk
negara lain pacla periocle waktu tertentu, neraca pembayaran
merupakan gambaran clari konclisi perekonomian suatu negara clari sisi
ekseternal seclangkan kondisi perekonomian sualu negara clilihat clari
sisi internal melalui perekembangan sektor rill, moneter. Neraca
pembayaran memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan
ekonomi clari sisi internal baik sektor riil, fiskal mupun moneter.
Neraca berjalan aclalah bagian dari neraca pemhayaran yang
berisi arus pembayaran jangka pendek berupa kegiatan transaksi
ekspor rmpor barang clan jasa. Kegiatan ekspor clan impor barang
clicatat clalam neraca perdagangan clan untuk kegiatan ekspor clan
impor jasa clicatat clalam neraca jasa.
Selain kegiatan ekspor clan rmpor barnng clan jasa, neraca
berjalan juga mencatat penghasilan (income) yang berupa hasil
penggunaan faktor produksi, modal clan tenaga ke1ja misalnya adalah
cleviden clan bunga. Kemudian neraca berjalan juga mencatat kegiatan
transaksi yang ticlak menimbulkan kewajiban untuk membayar seperti
Banyak faktor-faktor yang mempenagruhi neraca berjalan baik clari clalam negeri maupun clari luar negeri. Faktor-faktor yang mempengaruh ncraca be1jalan clari clalam ncgeri antara lain aclalah tingkat inflasi di dalam negeri, nilai tukar domestik terhaclap dolar clan nilai PDB suatu negara.
Untuk membuktikan apakah inllasi clorne».tik, nilai tukar rupiah terhadap clolar clan PDB domestik dapat berpengaruh terhaclap neraca be1jalan baik secara parsial maupun simultan, berikut ini akan clianalisa kebenarannya sehingga kebenarannya clapat clibuktikan
secara en1piris.
B. Uji Stasioneritas
Sebelum dianalisa setiap variabel baik variabel clepenclen maupun variabel inclepenclen tcrlebih dahulu di uji apakah data suclah stasioner atau belum dengan tujuan agar ticlak te1jac!i regresi lancung. Regresi lancung aclalah regresi yang ticlak berkorelasi meskipun telah clianalisa dengan program komputer sehingga cliclapat hasil keluarnn seperti lazimnya keluaran pacla variabel yang saling berkorelasi (Wing
W. Winarno, 2009:7.5).
label 4.l
llji Stasioneritas Ncrnca Berialan Tingkat Level
Null Hypothesis NERACA BERJALAN has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-:3tatistic
Augmented Dickey-Fuller test statistic _ _ _ _ _ 7.745744
Test critical values 1 % level -3 653730
5% level -2 95711 O
10% level -2 617434
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Prob.'
1.0000
Bcrdasmkan 011rp111 terscbut diatas terlihat bahwa nilai
probabilitasn,·a (prob*) scbcsar LOOOO, yang berarti bahwa pacla tingkat levcL ncrnca Berialan bclum stasioner scbab nilai probabilitas (prob*) ncraca bcrialan lebih bcsar clari 5% ((l,05). karena data tcrsebut bclum satsioncr 111aka clilakukan uji stasioneritas abr unit clengm1 tingkat dif/(crence kcsatu, berikut ini aclalah output uji akar unit neraca bcrjalan pacla difference kesatu:
[image:56.595.97.546.15.702.2]Tabel 4.2
Uji Stasioneritas Neraca Berjalan Tingkat difjerence pertama
Null Hypothesis D(NERACA BERJALAN) has a unit rcot Exogenous: Constant
Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
t-Statistic
セaセオセァlュGM・セョセエBG・BM、MGdGMゥセ」ォセ・GMGケMMfGMオセャGMャ・GMイMGエ・セウセエMGウGMエ。セエGMゥウGMエゥセ」@ _ _ _ _ _ -1 766684 Test critical values: 1% level
5% level 10% level
-3.661661 -2.960411 -2.619160
Prob.*
Pada uji akar unit dcngan tingkat (l{/Crence pertan1a terilahat
bahwa nilai probabilitas !prob*) rnasih lebih besar dari 5% yaitu
sebesar 0.0979 ha! ini membuktikan bahwa pada uji akar unit dengan
tingkat (1{f!Crcnce perlan1a n1asih n1enunjukan bah\Ya neraca 「」Qセェ。ャ。ョ@
belum satsioner. Karena pacla tingkat difkrencc pertama belum
stasioner rnab dilakukan uji akar unit pacla tingkat diflcmce kedua.
Berikut ini acblah basil 0111p111 tingkat difference kcdua:
Table 4.3
Uji Stasioneritas Neraca Be1jalan Tingkat Dif/Crence Keclua
Null Hypothesis D(NERACA BERJALAN,2) has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
!-Statistic
Augmented Dickey-Fuller test statistic -26.32607
セセセセセセセセセセセセセセセMMセセセ@
Test critical values 1% level 5% level 10% level
'MacKinnon (1996) one-sided p-values.
-3.661661 -2.960411 -2.619160
Prob.'
0.0001
Setelah dilakukan uji akar unit dengan tingkat difference keclua,
nilai probabilitas (prob*) neraca berjalan menunjulrnn nilai clibawah
5% (0,05) yaitu 0,0001 clengan kata lain pacla tingkat difference keclua inllasi suclah sationer.
Karena data neraca berjalan stasioner pacla tingkal difference
keclua maka untuk uji akar unit vnriabel yang lain cliuji dengan uji
[image:57.595.98.469.190.530.2]slasioneritas Inllasi. Kurs. dan PDB pacla up akar unit pada tingkat
diffcrnce keclua:
Tabcl 4.5
Uji Stasioneritas lnflasi Tingkat Difference Kedua
Null Hypothesis D(INFLASl,2) has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
I-Statistic
⦅aセオセァMGュMGM・BMョBMエ@ e=-d"--"D-'-i c°'k'"'e"-y-'--F-'u"-1 '-'I e.c.r "'te:..:s:..:t -"s-'-'ta:..:tco1 s-"t i c = - - - - --4 . 61 3 3 5 O Test critical values 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.
-3.646342 -2.954021 -2615817
Prob.'
0.0008
Uji stasioneritas inflasi pacla tingkal difference. Kcdua
rnemiliki nilai probabilitas (prob'') sebesar 0,0008 lebuh kecil clari 5% (0.05) yang berarti balma pada tingknt di/1iTe11ce kedua inflasi sudah stasioner.
Tabel 4.6
Uji Stasioneritas Kurs Rupiah Tingkat Difference Keclua
Null Hypothesis D(KURS,2) has a unit root Exogenous: Constant
Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
[image:58.595.97.546.182.685.2]rl'idnk bcrcbeda dcngan ncraca be1jalan clan inflasi, pada nilai
tukm rupi<1h tcrhadap clnlnr clalanyn distasionerkan pada tingkat difkrence kedun dan lrnsilnya aclalah clatanya stasioncr dengan nilai probabiltas (prob'') sebesar 0.0000 lebih kecil clari 5'X1 ((Ul5).
Tabel ct. 7 Uji Stasioneritas PDB Tingkat Diff(crence Keclua
Null Hypothesis D(PDB,2) has a unit root Exogenous Constant
Lag Lengt11: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)
Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values 1% level
5% level 10% level
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
t-Statistic
-8 078744 -3661661 -2.960411 -2.619160
Prob.*
0 0000
Untuk uji stasioneritas PDB, juga tid<1k berbecla dengan variabel-variabel lainnya vang distasioner pacla tingkat 、ゥヲヲセイ・ョ」・@
kedua, begitu pula dengan PDB yang clistasionerkan pacla lingkat difference keclua dan hasilnya adalah data PDB stasioner clengan nilai probabilitas (prob*) sebesar 0,0000 lebih kecil clari 5%.
[image:59.595.98.471.186.566.2]I
C. llji Regrcsi Dan Uji Asumsi Klasik
Periode
2000.I 2000.2 2000.3 2000.4 200 l. l 200 l.2 200 l.3 200 l.4 2002.l 2002.2 2002.3 2002.4 2003. l 2003.2 2003.3 2003.4 2004.l 2004.2
Setelah melakukan uji stasioneritas langkah berikutnya a