• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan produk domestik bruto (pdb) terhadap neraca berjalan Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan produk domestik bruto (pdb) terhadap neraca berjalan Indonesia"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH

TERHADAP DOLAR DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)

TERHADAP NERACA BERJALAN INDONESIA"

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN

SyariefHidayatullah Jakarta seb::igai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH ./J;AKARTA

NLNLNLLMセL@

... ,

Oleh:

UMI ASMIY ATI

105081002498

Jurusan Manajemen Keuangan

Fakultas Ekonomi d::in Ilnrn Sosial

UIN SyarifHidayatulloh

Jak::irta

(2)

peャセpijstaャ\aan@ UT \Vi/ .. UiN SY f\.H!D JA.!<AR. '

-··---··

LEMBAR PENGESAHAN

"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILA! TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN PRODllK DOMESTIK BRUTO (PDB) TEIUIADAP

NERACA BER.JALAN INDONESIA"

SKRJPSI

Diajukan kcpada Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial (FEIS) UIN Syarief

Hidayatullah Jakarta sehagai Salah Satu Syarnt Untuk Mernih Gelar Srnjana

Ekonomi

Pembimbing I

セ@

031106580 l

Oleh:

Uivll ASMIY A Tl

105081002498

Dibawab Birnbingan:

Pembimbing II

ャッ、ッケセd@

19741127 200112 1 002

J urusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKHIPSI

"ANALISA PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAH RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN PROD UK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP

NERACA BERJALAN INDONESIA"

SKRIP SI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN Syarief

Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Smjana

Ekonomi

Penguji I

Dr. Pudj i Astuty 0311065801

Oleh:

UM! ASMIY AT! 105081002498

Tim Penguji Ujian Skripsi:

Penguji Ahli

--;

MセMセ@

b,_:\

Prof. Dr. Ahmad RodoniiMM l 9690203 200112 1 003

Penguji II

Mセ@

1974l1272001121002

Jurusan Manajemcn Keuangau Fakultas Ekonomi dan limn Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(4)

DAFTAR RJW A YA T HlDUP

l. Nan1a : Umi Asmiyati

2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Mei 1987 3. .lenis Kelamin : Perempuan

4. Anak ke : 6 (Enam)

5. .lumlah Sauclara Kanclung : 9 (Sembilan) 6. Status clalam Keluarga : Anak Kanclung

7. Alamat : Kp. Dukuh Rt 001/03 No. 15 Ke!. Suclimara

8. No. Telp.

9. Kewarganwegaraan 10. Agama

11. Nama Orang Tua a. Ayah

b. !bu

12. Alamat Orang Tua

13. Pekerjaan Orang Tua a. Ayah

b. !bu

Selatan Kee. Cileclug Kota Tangerang 15151 Banten

: 021 73448439 : Indonesia : Islam

: Bakirun : Amsilatun

: Kp. Dukuh Rt 001/03 No. 15 Ke!. Suclimara Selatan Kee. Cileclug Kota Tangerang 15151 Banten

(5)

14. Pendiclikan

a. Lulusan SON KEBONSARI II Temanggung tahun 1999 b. Lulusan SMP YUPPENTEK 3 Tangerang talmn 2002

(6)

LEM BAR PENGUJIAN U.JIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis tanggal Ddapan bulrn1 Oktober tahun Dua Ribu Sembilan telah

di lakukan Ujian Skripsi at as nama Umi Asmiyati NllVl: 105081002498 clengan

judul " ANALISA PENGARUl-I !NFLASL NILA! TUKAR RUPIAH

TERJ-IADAP DOIAR DAN PRODUK DO:iv1ESTIK BRUTO (PDB)

TER!-IADAP NERACA BERJALAN INDONESIA". Memperhatikan mahasiswa

tcrscbut sclama ujian bcrlangsung, rnaka skripsi ini sudah clapat cliterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonorni clan Ilmu Sosial Universitas Syarief 1-Iic!ayatullah

Jakarta.

Peng1iji I

Tim Penguji Ujian Skripsi:

Prof. Dr. Ahmad Rodoni.4?rM 19690203 200112 1 002

Jakarta, 8 Oktober 2009

Penguji II

(7)

LEMBAR PENGUJJAN KOMPREHENSJF

1-lari ini Selasa tanggal 14 bulan September tahun Dua Ribu Sembdan tclah clilakukan Ujian Komprehensif atas nama Umi Asmiyati NIM: 105081002498 clengan juclul skripsi '·ANALISA PENGATUJ-1 INFLASI. NILA! TUKAR RUPIAH TERllADAP DOLLAR DAN PRODUK DOMESTIK BRLITO (PDB) TERHADAP NERACA BERJ ALAN INDONESIA'". Memperhatikan penampilan terse but selama uj ian berlangsung, maka skripsi ini suclah dapat cliterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi clan llrnu Sosial llniversitas ]slam Negri Syarif Hidayatullah Jakmia.

Jakarta, 14 September 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

lnclovama Nasaruclin. SE. MAB Ketua

(8)

ABSTRAKSI

Faktor yang rnernpengaruhi neraca berjalan cliprecliksi antara bin aclalah inflasi, nilai lukar rupiah clan PDB

Penelitian ini be11ujuan untuk: ( 1) Menganalisa pcngaruh inflasi, nilai tukar rupiah lerhaclap clolar clan PDB terhaclap neraca be1jalan Indonesia. (2) Menganalisa rnanakah clinatara ketiga variable yaitu inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB yang palling clorninan berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia. Data yang cligunakan clalarn penelitian ini aclalah data sekuncler yang cliclapat clari Biro Pusat Statistik (BPS) clan Bank Indonesia (Bl). Teknik analisa yang cligunakan untuk menjawab perrnasalahan tersebut adalah regresi linear berganda.

Setelah clianalisa cliaclapat kesirnpulan sebagai berikut: ( 1) Inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia (2) Dianatara inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap clolar clan PDB yang paling berpengaruh lehaclap neraca berjalan aclalah PDB.

(9)

Abstract

The fi1clors that are predicted influence !he up and down ol currenl accouni such us inflation, dollar ra/e and Gross Domestic Product (GDP).

This research aims to: (I) fo analyze influence ii/' inflation, dollar ra/e

and Gross Domeslic Produc/ (GDB) lo Indonesian current accoun!. (2) To analyze the dominanl .fi1ctors; inflation, dollar ra/e and Gross Domestic Producl (GDP) lo Indonesian curren/ accouni. The daia used in this research were

secondary data which were taken fi'om Biro Pusat Statistik (BPS) and Bank

Indonesia (Bl). The technique of analyzing data used answer ihe main problems is multiple linear regressions.

rUier analyzing, it can be concluded Iha!: (I) Inflation, dollar rnte and

Gross Domeslic Produc/ (GDP) influence Indonesian current accouni. (2) F'rom !he i11flarion, dollar rate and Gross Domeslic Proch1c1 (GDP) mos/ i11fluence thing to Indonesian current account is Gross Domestic Product (GDP).

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirnt Allah SWT atas limpahan

rahmat clan hidayah-Nya, penulisan skripsi clengan juclul ''ANALISA

PENGARUH INFLASl, NILA] TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DAN

PDB TERl-lADAP NERACA BERJALAN JNDONESIA', clapat penulis

selesaikan.

Penulisan skripsi ini dirnaksudkan adalah untuk mernenuhi salah satu

syarat akademis dalam siclang kesmjanaan yang cliselenggarakan pacla Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial jurusan Manajemen Univeritas Islam Negri Syarief

Hidayatullah Jakarta.

Menyadari kelemahan clan kemampuan penulis yang sangat terbatas baik

clalam rnemperoleh bahan-bahan atau Jiterntur bagi penulis untuk pengkajian clan

penganalisaan permasalahan yang tertuang clalam skripsi in.i maupun penuangan

pemikiran-pemikiran penulis dalam bentuk konseptual, atas dasar itu penulis ticlak

menutup kemungkinan aclanya kritikan-kritikan clari berbagai pihak, namun

walaupun demikian penulis berharap kiranya kritikan itu tidak semata-mata

bersifat korektif (koreksi) melainkan bersifat konstruktif (membangun) terhadap

penyempurnaan skripsi ini. Scmoga skripsi ini clapat berguna bagi yang

membutuhkan.

Akhir kata dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih clan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak yang terlibat

(11)

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamiel. MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi clan Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rocloni Puclek Fakultas Ekonomi clan llmu Sosial Universitas ]slam Negeri Jakarta.

3. Bapak Jncloyama, N, SE. MAB clan !bu Dr. Puclji Astuty selaku closen pembimbing skripsi.

4. Keclua Orang Tua clan seluruh kakak clan aclik

5. Seluruh stafUIN Jakarta tcrutama stafFakultas Ekonorni clan Jlrnu Sosial. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi clan limn Sosila Universitas Islam Negreri

Jakarta.

7. Seluruh teman-teman.

8. Dan seluruh pihak yang telah membantu clan menclukung saya yang ticlak clapat saya sebutkan satu persatu.

Tangernng, September 2009

(12)

JUDUL SKRIPSI

LEMEAR PENGESAHAN

DAFT AR ISi

LEMEAR PENGESAHAN U.JIAN SKRIPSI DAFT AR RIW A YA T HID UP

LEMEAR PENGU.JIAN SKRIPSI

LEMEAR PENGUJIAN KOMPREHENSIF ABSTRAKSI

ABSTRACT

KATA PENGANTAR DAFTARISI

DAFT ART ABEL DAFT AR GAMBAR BABIPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B.

c.

D.

Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penclitian

BAB II LANDASAN TEORI A. Neraca Pembayaran

B. Inllasi

C. Nilai Tukar

(13)

E.

Penclitian Sebclnmnya

F.

Kcranglrn Bcrfikir

BAB JII METODOLOGJ PENELITIAN

A.

B.

c.

D.

E.

F.

Huang Linkup Pcnelitian

Mctode Pencntuan Sampel

Metode Pcngumpulan Data

Metode Analisis

Hipotesis

Oprasional Variabel

BAB IV PEMBAHASAN

A. Neraca Berjalan

B.

c.

Uji Stasioneritas

Uji Hegresi Dan Uji Asumsi Klasik

D. Pengaruh lntlasi, Nilai Tukar Hupiah clan PDB tcrhadap

Neraca Berjala Indonesia

E.

F.

G.

Uji Koefisien Hegresi

Uji Koefisien Detcrminasi (H2)

Interpretasi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpnlan

B. Saran

DAFTAR PUST AKA

(14)
[image:14.595.72.465.105.596.2]

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 3

TABEL 1.2 3

TABEL4.l 41

TABEL 4.2 41

TABEL 4.3 42

TABEL4.4 43

TABEL4.5 43

TABEL 4.6 44

TABEL 4.8 ·15

TABEL 4.9 46

TABEL4.10 48

TABEL 4.11 49

TABEL 4.12 50

(15)
[image:15.595.96.470.187.556.2]

DAFT AR GAMBAH:

(16)

A. Latar Bclalrnng

BABI

PENDAHULUAN

Ekonomi internasional adalah bagian dari ilmu ekonomi yang

rnempelajari dan menganalisa tentang transaksi clan permasalahan ekonomi

internasional yang meliputi perdagangan dan keuangan serta organisasi dan

kerjasarn ekonomi antar negara (Hady Hamdy, 2001: 16).

Era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, negara tidak bisa

lepas dari hubungan terhadap luar negen. Adan ya keterkaitan dan

ketergantungan serta persaingan yang ketat membuat keadaan perekonomian

suatu negara tidak bisa lepas dari pengaruh ekonomi internasional.

Keadaan perkonomian suatu negara dapat dilihal baik dari sisi internal

maupun dari sisi eksternal. Kondisi internal antara lain tercerrnin pacla

perkembangan sektor riil seperti produksi konsumsi clan investasi clan kondisi

moneter seperti inflasi clan jumlah uang beredar. Sementara itu kondisi

eksternal dapat dilihat pada perkembangan neraca pembayaran. Perkembangan

neraca pembayaran memiliki keterikatan yang erat terhaclap perkembangan

sektor riil dan moneter (Sugiyono. FX, 2002: 1 ).

Neraca pembayaran merupakan catatan yang sistematik tentang

transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lain dalam jangka waktu tertenetu. Tujuan utama negara

(17)

kcuangan dalam hubungan dengan negara lain scrta membantu pcrnerintah

dalam pengambilan kebijakan pemerintah seperti kebijakan moneter.

kebijakan fiskal dan perclagangan internasional. (Haryacli. 2004: 29-30).

Seperti yang dikemukakan Sugiyono FX bahwa perkembangan neraca

pembayaran rnemiliki keterkaitan erat dengan perkembangan sektor riil dan

moneter. Seperti yang te1jadi pada pekembangan neraca pernbayaran

Indonesia pada tahun 2004.

Neraca pernbayaran Indonesia pada tahun 2004 rneningkat yang

clipenagruhi oleh transaksi berjalan. Transaksi bezjalan pada tahun 2004

rnencatat surplus sebesar $2.9rniliar. Transaksi berjalan Indonesia rnengalami

surplus sebab pada tahun 2004 nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan.

namun peningkatan ekspor dibarengi dengan peningkatan impor jasa-jasa

sehingga transaksi be1jalan lebih kecil dari ekspor Indonesia pada tahun 2003.

Selain itu pada lalu lilntas modal (LLM) swasta pada tahun 2004

mengalami surplus yang cukup tinggi sehingga mengurangi defisist Lalu

Lintas Modal publik atas peningkatan pembayaran utang luar negeri

pemerintah. Secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia pada tahun

2004 mengalami surplus sehingga cadanagn devisa naik rnenjadi $ 36,3 miliar

atau setara dengan kebutuhan 5,6 bulan kebutuhan impor clan pembayaran

(18)
[image:18.595.87.517.93.683.2]

Tabel 1.1

Ncraca Pcmhayaran Indonesia

r---R_in_c_h_m _ _ _ _

···=-==J=--

20_0_3 ___ +-__ 2_0_0_4_

I. Transaksi Bcrjala 8.106 2.878

Ncraca Barang 24.562 21.231

Ekspor 64.109 7L785

lmpor -39.546 -50.554

Jasa-jasa -16.456 -18.353

II. Transaksi Modal -949 2.236

Sektor Publik -833 -1.911

Sektor Swasta -116 4.148

III.Jumlah 7.157 5.114

IV. Selisih Pcrhitungan -3.502 -4.805

V. Pcmhiayaan -3.654 -309

Peruhahan Caclangan Devisa -4257 -24

!MF 603 -983

セMMM MMMMMMMMMMMセMMM

S 111 n be r: Laporan pcrekono1nian Indonesia tahun 2004. Bank Indonesia ,

Perbaikan kinc1:ja neraca pembayaran Indonesia pacla tahun 2004

tersebut sejalan dengan perbaikan inclikator makroekonomi Indonesia.

Kine1ja perekonomian Indonesia pada tahun 2004 rnengalami

perbaikan secara umum dibandingkan dengan tahun 2003. Pertumhuhan

ekonomi meningkat, inflasi terkendali pada sasaran yang ditetapkan awal

tahun yaitu pada kisaran sasaran 5,5%, nilai tukar rupiah stabil, clan suku

bunga masih dalam kecenderungan yang menurun.

Tabel 1.2

Beherapa Indikator Makrockonomi (percscn)

-Rincian 2003

Pertumbuhan PDB 4,9

Inflasi 5,06

Nilai Tukar (Rp/$) rata -rata 8.572 Suku Bunga SBI (I bulan) 8,31

Transaksi be1:jalan/PDB 3,4

2004 5,1 6,4 8.940 7,43 1,1 Su1nbcr: Japoran perekonomian Indonesia tahun 2004. lJank Indonesia

(19)

barang dan jasa pun mengalami peningkatan. Pertumbuhan perekonomim1 tersebut didukung chm clicnpai oleh terjaganya stabilitas rnakroekonomi lnclonesia pacla tahun 2004 walaupun pada saat itu te1jadi kenaikan pacla harga minyak clunia clan meningkatnya suku bunga diluar negeri.

Menurut Eclalmen clalam "Masalah Defisist Transaksi Berjalan clalarn Neraca Pembayaran " menyatakan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan ekspor migas clan nonmigas yang merupakan bagian dari neraca berjalan cenderung bcrfluktuasi karcna gejolak harga minyak pada tahun 1991-1996 selain itu Eclalmen juga menyatakan bahwa kemampuan impor menurun

karena penurunan nilai 111nta uang.

Menurut Direktur Direktorat Perencanaan Strategis clan 1-lumas BI, Dyah NK Makhijani clalam siaran persnya. Jumat (5/12/2008) untuk transaksi be1jalan pacla triwulan IIl-2008 mencatat perbaikan clengan defisit yang mcnciut menjacli hanya US$ 564 juta. Pacla triwulan 11-2008, transaksi berjalan mencatat minus US$ 1,241 miliar, sementara pada triwulan III-2007 transaksi be1jalan mencatat surplus hingga US$ 2,127 miliar. Defisit neraca perclagangan minyak mengecil karena, sesuai clengan status Indonesia sebagai

net oil i1nporter, clampak penurunan harga minyak terhaclap penurunan nilai

(20)

Menurut S. l larjacli pacla jurnalnya yang herjuclul " Neraca Pcmbayaran lndonsia Scbelum clan Sesuclah Krisis Ekonomi'' mcnyatakan bahwa ncraca pembayaran Indonesia mcngalami surplus sejak tahun 1998-2002 yang bervariasi berkisar antarn UD$ 4.097 juta samapi US$ 7,991 juta. Peningkatan neraca pembayaran Indonesia saal itu dipengaruhi oleh peningkatan neraca bcijalan Indonesia. Peningkatan terhaclap transaksi berjalan tersebut clipangaruhi nilai ekspor yang mengalami peningkatan clan nilai impor mengalami pcnurunan yang cukup clrastis. Penurunan terhadap nilai impor pada saat itu dipengaruhi oleh jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap clolar Amerika. Pada talrnn 1997, krus tengah rupian terhadap dolar Amerika clibawah Rp. 2.500 per dolar AS clan pada tahun 1998 setelah krisis moneter nilai tukar rupiah mencapai Rp. 15.000 per clolar AS. Dimana jika nilai valuta sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta negara lain maka salclo neraca be1jalannya akan menurun, procluk-procluk yang cliekspor akan menjacli rnahal sehingga akan mengurangi nilai ekspor clan meningkatkan nilai impor sehingga berakibat mengurangi neraca berjalan.

Menurut Direktur Pengelolaan Devisa Bank Indonesia Rasmo Samiun menyatakan bahwa tekanan terhadap neraca pembayaran akan melemah menjelang akhir tahun. Pelemahan nilai tukar saat ini, bermanfaat di satu sisi. Sebab, pelemahan rupiah akan menyebabkan impor, terutama impor barang konsumsi akan menurun. Sebaliknya, melemahnya nilai rupiah membuat ekspor cliharapkan terus meningkat (www.kompas.com 7 September 2005).

(21)

clapat clipastikan kebcnaranya. sebab pernyataan tersebut belum terbukti

secara en1piris. lJntuk n1enghilangkan keraguan atas kebcnaran kasus-kasus

tersebut rnaka penulis tertarik untuk rnenganlisa clan rneneliti kebcnaran-kebenaran tentang konclisi internal perekonornian yailu pacla sector riil clan sektor moneter seperti produksi, konurnsi, investasi, jumlah uang bereclar clan nilai tukar rupiah apakah benar clapat berpengaruh terhaclap neraca pembayarn terutama neraca beijalannya secara empiris.

B. Pcrumusan Masalah

Perurnusan masalah yang acla pada latar bclakang tersebut aclalah: I. Apakah terclapat pengaruh antara inflasi, nilai tukar rupiah terhadap clolar

clan Prociuk Dornestik Bruto (PDB) terhaclap neraca be1:jalan Indonesia? 2. Dari ketiga variabcl yaitu tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhaclap dolar,

clan Prociuk Domestik Bruto (PDB) manakah variabel yang paling dominan berpengaruh terhaclap neraca be1jalan Indonesia?

C. Tujuan Penclitian

Aclapun tujuan clari penelitian ini aclalah:

1. Untuk menganalisa pengaruh inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar dan Prociuk Domestik Bruto (PDB) terhaclap neraca be1:jalan Indonesia

(22)

D. Manfaat Pcnclitian

Aclapun manfaat peneliatian ini aclalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini membcrikan kesernpatan bagi cliri pribadi peneliti, sebab

clengan penelitian ini peneliti clapat membanclingkan ilmu yang telah

diclapat clengan keaclaan yang sebenarnya terjacli.

2. Hasil clari penelitian ini cliharapkan dapat membantu peneliti lain clengan

menjaclikan penelitian ini sebagai bahan pertimbangan clan tambahan

inforrnasi sehingga penelitian ini menjacli salah satu refrensi chm bahan

(23)

BABU

LANDASAN TEORI

A. Neraca Pembayaran

Menurut Balance of Payment Manual (BPM) yang diterbitkan oleh

IMF (1993) dalam Hamdy Hady (2007:33) definisi BOP adalah:

"A statement that systematically for specific time period, the

economic transactions, for an economic with the rest of the world.

Transactions, for most part between residents and nonresidents,

consist of those involving goods, service and income, those involving

financial claim on asset and liabilities to the rest of the world, and

those (such gift) classified as transfer, which involve offsetting entries

to balance in an accounting sense-one set transaction".

Secara umum definisi BOP tersebut diatas dapat diartikan

sebagai berikut:

Balance of Payment (BOP) atau Neraca Pembayaran Internasional

adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh

transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang I jasa, transfer

keuangan dan moneter antara pendudnk (resident) suatu negara

dengan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk periode waktu

tertentu biasanya satu tahun (Hamdy Hady, 2007:34).

BOP merupakan suatu catatan yang sistema:tis mengenai transaksi

(24)

Menumt Sadono Soekirno (2000:370) neraca pembayaran adalah

suatu neraca pembukuan yang menunjukan nilai berbagai jenis

transaksi (mutasi) keuangan yang dilakukan di antara suatu negara

dengan negara lain dalam satu tahun tertentu.

Tujuan utama neraca pembayaran adalah untuk memberikan

informasi tentang posisi keuangan dalam hubungan ekonomi dengan

negara lain serta membantu dalam pengambilan kebijaksanaan

moneter dan fiskal serta perdagangan dan pembayaran internasional

(S. Haryadi, 2004: 30)

Menumt Sadono Sukirno (2000) secara garis besar neraca

pembayaran terdiri dari dua kompnen utama, yaitu neraca berjalan dan

neraca modal.

Menurut Lipsey dkk (1997:190) Neraca berjalan (current account)

yaitu mencatat pembayaran yang timbul dari perdagangan barang dan

jasa dan dari pendapatan dalam bentuk bunga, laba, dan deviden yang

dihasilkan dari modal yang dimiliki di satu negara dan diinvestasikan

di negara lain.

Neraca berjalan atau transaksi berjalan mempakan bagian dari

neraca pembayaran yang mencatat transaksi ekspor dan impor barang

danjasa ( Sadono Sukirno, 2000: 370).

Jika nilai ekspor barang dan jasa lebih besar dari impor barang dan

jasa maka neraca berjalan akan surplus (Rudi Tjahyono, 2000: 103)

(25)

surplus neraca berjalan terjadi apabila ekspor barang, jasa, penghasilan

dan transfer lebih besar dari impor barang, jasa, penghasilan dan

transfer.

Transaksi berjalan meliputi perdagangan barang dan jasa,

penghasilan (income) yang meliputi hasil penggunaan faktor produksi,

modal dan tenaga kerja, transfer meliputi tnmsaksi yang tidak

menimbulkan kewajiban untuk melakukan pembayaran. Secara

keseluruhan transaksi 「・セェ。ャ。ョ@ menggambarkan nilai bersih antara sisi

debet dan sisi kredit dari seluruh transaksi be1:jalan. ( Sugiyono FX,

2000: 18).

Dalam neraca berjalan terdapat dua neraca, yaitu neraca

perdagangan, yang merupakan hasil bersih pedagangan barang atau

ekspor dan impor barang dan neraca jasa yang mernpakan hasil bersih

antara ekspor dan impor jasa, untuk neraca perdagangan perhitu:ngan

baik ekspor maupun impor harus dalam nilai free on board (f.o.b)

bukan dalam nilai keseluruhan termasuk cost, insurance, dan .freight

( c.i.f), mengingat ongkos, asuransi dan jasa pengiriman masuk

kedalam kelompok transaksijasa (Sugiyono FX, 2000:18).

Menurut Esty Setyaningrum (1997:503) banyak faktor yang

mempengaruhi keseimbangan neraca berjalan suatu negara. Namun

faktor yang paling berpengarub terhadap neraca berjalan adalah

Pertama, Inflasi domestik. Jika tingkat inflasi dalam negri meningkat

(26)

tingkat impor meningkat dan akibatnya adalah keseimbangan neraca

bei:jalan menurun.

Kedua, kurs valuta asing. Jika nilai kurs rupiah terhadap dolar

mengalami apresiasi maka neraca be1:jalan mengalami penurunan

sebab ekspor akan menjadi lebih mahal sebagai akibat dari

menguatnya mata uang domestik.

Ketiga, pendapatan domestik. Jika PDB suatu negara meningkat

maka keseimbangan neraca 「・セェ。ャ。ョ@ umumnya mengalami penurunan,

itu terjadi karena konsumsi terhadap barang dan jasa meningkat dan

begitu pula dengan meningkatnya konsumsi barang dan jasa luar

negen.

Keempat, restriksi pemerintah. Pemerintah pusat dapat

mempengaruhi keseimbangan transaksi berjalan dengan mengenakan

kuota terhadap barang-barang luar nege1i. Selain itu pemerintah dapat

mengatur nilai mata uang domestik atau memberikan subsidi produksi

terhadap industri domestik.

B. Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga

barang dan jasa secara umum dan terns menerus selama waktu

tertentu. Menurut para pakar beberapa pengertian mengenai inflasi:

Menurut Nopirin (1987:25), inflasi adalah proses kenaikan

harga-harga umum barang-barang secara terns menerus selama periode

(27)

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:. 578-603), inflasi

dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi

adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat dinyatakan

dengan rumus sebagai berikut:

R ate o.,. , ,11 . . ) price level (year t)- price level (year t -1)

1 inl'atwn (year t = セMMMセMMMセセMMMMcMMMᆳ

price level (year I - I)

Sadono Soekirno (2000: 15) menyatakan bahwa tingkat inflasi

adalah persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun

tertentu. Tingkat inflasi berbeda dari satu periodc kc periode lainnya,

dan berbeda pula dari satu negara kc negara lain.

Menurut Prathama dan Mandala (2001 :203) ada tiga komponen

yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi:

I . Kenaikan harga

Barga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi

darpada harga periode sebelumnya.

2. Bersifat umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika

kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.

3. Berlangsung terus menerus

Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan

memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan

(28)

Asfia Mumi (2006:203) juga menyatakan inflasi adalah suatu

proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus

(kontinu). Menurutnya ada tiga kriteria yang perlu diamati untuk

melihat エ・セェ。、ゥョケ。@ inflasi, yaitu: kenaikan harga, bersifat umum, dan

terjadi terns menerus dalam rentang waktu tertentu.

Kondisi intlasi menurut Samuelson (1998:581 ), berdasarkan

sifatnya intlasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu

I. Merayap (Creeping 111/lation)

Laju inflasi yang rendah (kurang dari I 0% pertahun), kenaikan

harga berjalan lambat dengan persentase yang kecil serta dalam

jangka waktu yang relatif lama.

2. Inflasi menengah (Galloping ll?flation)

Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan

kadang-kadang berjalan dalan1 waktu yang relatif pendek serta mempunyai

sifat akselerasi yang arrinya harga-harga minggu/bulan ini lebih

tinggi dari minggu/bulan lalu dan seterusnya.

3. Intlasi Tinggi (Hyper Jl?flation)

Inflasi yang paling paral1 dengan dtandai dengan kenaikan harga

sampai 5 atau 6 kali dan nilai uang merosot dengan tajam.

Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit

anggaran belanja.

(29)

I . Tingkat inflasi rendah yaitu mencapai di bawah 4-6 persen

2. Tingkat inflasi yang moderat mencapai diantar .5-10 persen

3. Tingkat inflasi yang serius dapat mencapai bebrapa ratus atau

beberapa ribu persen dalam setahun.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998:587), ada beberapa faktor

yang menyebabkan timbulnya inflasi:

I . Demand Pull Inflation

Timbul apabila permintaan agregat meningkat lebih cepat

dibandingkan dengan potensi produktif perekonomian, menarik

harga ke atas untuk menyeimbangkan penawaran dan pennintaan

agregat.

2. Cost Push lriflation or Supply Shock Inflation

Inflasi yang diakibatkan oleh peningkatan biaya selama periode

pengangguran tinggi dan penggunaan surnber daya yang kurang

efektif.

Begitu juga dengan Sadono Sukimo (2000: 303) yang menyatakan

bahwa faktor-faktor yang menimbnlkannya inflasi adalah:

l. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani pe:rmintaan

(30)

2. Inflasi desakan biaya (cost push if!flation) adalah rnasalah kenaikan

harga-harga dalarn perekonornian yang diakibatkan oleh kenaikan

biaya produksi.

Sedangkan rnenurut Asfia Murni (2006: 205) faktor-faktor inflasi

dibedakan rnenjadi:

I. Inflasi tarikan perrnintaan (demand pull i11flation), inflasi ini

biasanya terjadi pada rnasa perekonomian sedang berkernbang

pesat. Kesernpatan kerja yang tinggi rnenciptakan pendapatn yang

tinggi dan selai'\iutnya daya beli tinggi akan rnendorong permintaan

yang melebihi total produksi yang tersedia.

2. lnflasi desakan biaya (cost push iY!flation), inflasi ini te1jadi bila

biaya produksi mengalami kenaikai1 secara terus-menerus.

Kenaikan biaya produksi bisa berawal dari kenaikan hai-ga input

seperti kenaikan upah minirnun, kenaikan bahan baku, kenaikan

BBM dll.

3. Imported Injlatiaon, inflasi dapat juga bersumber dari harga barang

yang diimpor, terutarna barang yang diimpor tersebut mempunyai

perai1an penting dalam setiap kegiatan produksi.

Suatu kenaiikan harga dalam inflasi clapat diukur dengan

menggunakan indeks harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat

(31)

I. Consumer Price Index (CPI) Indeks yang digunakan untuk

mengukur biaya atau pengeluaran rumab tangga dalam membeli

sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:

CP

1 = (Cost of market basket ingiven year x 100 %

Cost of marketbasket in base year

2. Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index

lndeks yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti

barga baban mentab (raw malerial), bahan baku atau barang

setengab jadi. Indeks PP! ini sejalan dengan indeks CPL

3. GNP Deflator, GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang

berbeda dengan indeks CPI dan PP!, dimana indeks ini

mencangkup jumlab barang dan jasa yang termasuk dalam

bitungan GNP, sehingga jumlalrnya lebih ban yak di banding dengan

kedua indeks diatas rwnus GNP deflator yaitu:

GNP D eJ'ator ,,, = GNP nom nal x IOO'" .10

GNP riil

lnflasi dapat berakibat buruk pada perekononomian dan berakibat

burnk kepada individu-individu dan perekonomian. Akibat burnk

inflasi pada perekonomian adalah inflasi clapat menggalakan

penanaman modal spekulatif daripada penanaman modal yang

produktif, tingkat bunga meningkat dan akan rnengurangi investasi,

(32)

distribusi pendapatan, pendapatan riil merosot dan nilai riil tabungan

merosot (Sadono Sukimo, 2000: 307-308).

C. Nilai Tukar

Menumt Asfia Murni (2006:244) nilai tukar atau kurs valuta asing

(exchange rate) adalah sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan

untuk memperoleh satu unit mata uang asing.

Sadono Sukirno (2000:359) nilai valuta asing adalah suatu nilai

yang menunjukan jumlah mata uang dalarn negeri yang diperlukan

untuk mendapat satu unit mata uang asing. Nilai berbagai mata uang

asing berbeda dalarn suatu waktu tertentu, dan suatu mata uang asing

nilainya akan mengalarni pembahan dari waktu ke waktu.

Salvatore (1997: 86) nilai tukar adalah harga suatu mata uang

terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap

nilai mata uang lainnya.

Paul R Krugman dan Maurice (1992 : 73) adalah harga sebuah

mata uang dari suatu negara yang diukur atau clinyatakan dalarn mata

uang lainnya.

Nopirin (1996: 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua mata uang

yang berbeda, maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara

kedua mata uang tersebut.

Menurut Sadono Sukirno (2000), penentuan. nilai mata uang asing

dapat dilakukan dengan dua pendekatan:

(33)

2. Ditetapkan oleh pemerintah, pemerintah dapat melakukan campur

tangan dalam menentukan kurs valuta asing.

Permintaan terhadap valuta asing timbul apabila penduduk suatu

negara membutuhkan barang-barang yang diproduksi negara lain,

artinya apabila terjadi peningkatan terhadap produk luar negeri maka,

permintaan terhadap valuta asing meningkat. Penawaran terhadap

valuta asing terjadi apabila negara lain mengimpor barang dan jasa

atau terjadi ekspor. Semakin besar ekspor suatu negara, maka

penawaran valuta asing akan meningkat (Asfia Mumi, 2006:244-245).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhl pergerakan nilai tukar,

yaitu (Madura, 2000: 100-103):

I. Perbedaan tingkat in:flasi antara kedua negara

2. Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara

Asfia Murni (2006, 246-247), dalam sistem moneter intemasional

terdapat tiga macam sistem dalam penetapan kurs valuta asing yaitu

sebagai berikut:

I. Fixed excangae rate system merupakan sistem kurs tetap atau

disebut juga dengan kurs berdasarkan Bretton Woods system yang

berlaku sejak tanggal 1 Maret 1971. Sistem kurs tetap, yaitu

menentukan kurs valuta asing dengan menggunakan harga emas

(34)

2. Floating excange rate, merupakan sistem kurs mengambang yang

ditetapkan oleh mekanisme permintaan dan penawaran pada bursa

valuta asing.

3. Pegged excange rate, sistem nilai tukar ini ditetapkan dengan

mengaitkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang

negara lain atau sejumlah mata uang tertentu.

Sedangkan Menurut Kuncoro (200 I: 26-31 ), ada beberapa sistem

kurs mata uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:

I. Si stern kurs mengambang (floating exchange rate), sistem lo1rs ini ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya

stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs

mengambang dikenal dua macam kurs mengarnbang, yaitu :

a. Mengambang bebas (murni) dimana kurs mata uang ditentukan

sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan

pemerintah.

b. Mengambang terkendali (managed or 、ゥイセカ@ floating exchange

rate) dimana otoritas moneter berperan aktif dalam

menstabilkan kurs pada tingkat tertentu.

2. Sistem kurs tertambat (peged exchange rate).. Dalam sistem ini,

suatu negara mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata

uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya

(35)

tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.

Jadi sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami

fluktuasi tetapi hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain

mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.

3. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs). Dalam sistem

ini, suatu negara melakukan sedikit pembahan dalam nilai mata

uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju

nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama

sistem ini adalah suatu negara dapat mengatur penyesuaian kursnya

dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs tertambat.

Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutan-kejutan

terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang

tiba-tiba dan tajam.

4. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). Banyak

negara temtama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata

uangnya berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari

sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata. uang suatu negara

karena pergerakan mata uang disebar dalant sekerrutjang mata

uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam "keranjang"

umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai

perdagangan negru-a tertentu. Mata uang yang berlainan diberi

bobot yang berbeda tergantung peran relatifuya terhadap negara

(36)

5. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate). Dalam sistem ini, suatu

Negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan

menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli

valas dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs

biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang

sangat sempit.

B. Produk Domestik Bruto (PDB)

Di dalam perkonomian baik pada negara berkembang atau pada

negara maju barang dan jasa diproduksi bukan s<ga oleh perusaliaan

oleh penduduk negara tersebut tetapi barang dan jasa juga diproduksi

oleh warga negara asing. Operasi yang dilakukan oleh warga negara

asing tersebut dapat menambah barang dan jasa yang diproduksi di

dalam negeri, menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan

seringkali membantu menambah ekspor. Nilai produksi dari WNA

yang disumbangkan tersebut perlu dihitung dalam pendapan nasional.

Oleh karena itu Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai semua

barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksi di dalam negara

tersebut dalam satu tahun (Sadono Sukirno, 2000: 33)

Menurut McEachern (2000:146), GDP artinya mengukur nilai

pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi oleh sumber daya

yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu 1ertentu,

biasanya satu tal1un.

(37)

pada perekonomian, atau sama juga dengan nilai sebuah barang jadi

yang dihasilkan dalan1 perekonomian (Lipsey, 1995: 309).

PDB Nominal merupakan PDB atas dasar harga berlaku ketika

produk tersebut dihasilkan. Sedangkan PDB riil merupakan PDB yang

dihitung berdasarkan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar (Asfia

Mumi, 2006: 37).

Menurut Asifa Mumi (2006:38-40) PDB dapat dihitung dengan

memakai tiga metode, yaitu metode produksi, metode pendapatan dan

metode pengeluaran. Metode produksi adalah menjumlahkan nilai

produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi selama satu

periode tertentu, yang dijumlahkan adalah nilai tambah yang

diciptakan oleh sektor yang ada dalam perekonomian.

Metode pendapatan, yaitu dengan cara menjumlahkan

keseluruhan balas jasa yang diperoleh pemilik faktor produksi yang

ikut dalam proses produksi.

Metode pengeluaran, yaitu menghitung PDB dengan

menjumlahkan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai

kelompok masyrakata RTK, RTN, RTP dan RTLN untuk mendaptakan

barang dan jasa produk nasional.

Sedangkan menurut Lipsey (1995:56-57) GDP hanya dapat

dilihat dari dua sisi yaitu, sisi pengeluaran dan sisi ー・ョ・イゥュ。。ョセ@

Sadono Sokimo (2000: 38-40) komponen pengeluaran dalam

(38)

usaha, pengeluaran pemrintah (G) adalah pengeluaran yang dilakukan

oleh pemerintah, dan ekspor impor (X-M) yang mdibatkan sektor luar

negeri. Jadi menghitung PDB dari sisi pengeluaran adalah

menjumlahkan seluruh komonen-komponen pengeluaran tersebut atau:

PDB = C +I+ G + (X-lvf)

Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan

yang diterima faktor produksi yaitu sebagai berikut:

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap

sepe1ti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal,

dan laba untuk pengusaha.

C. Penelitian Sebelumnya

I. Edalmen (1998)

Beberapa peneliti terdahulu telah membahas masalah-masalah

yang berhubungan dengan neraca pembayaran tcrutama dengan neraca

berjalan yang merupakan komponen utama dalam neraca

pemabayaran. Menurut Edalmen dalam jurnah1ya yang berjudul

"Masalah Defisist Transaksi Berjalan dalam Neraca Pembayaran "

taliun 1998 menyatakan bahwa pada tahun 1990-an pertumbuhan

ekspor migas dan nonmigas yang merupakan bagian dari neraca

berjalan cenderung berfluktuasi karena gejolak harga minyak pada

taliun 1991-1996 selain itu Edalmen juga menyatakan bahwa

(39)

berjalan sebab pada neraca berjalan komponen utama neraca berjalan

adalal1 ekspor dan impor. Menurut Edalmen tersebut dapat

disimpulkan bahwa keadaan harga minyak yang berflukt1iasi berakibat

pula terhadap neraca berjalan selain itu menurutnya melemahnya nilai

tukar rupiah membuat nilai impor berkurang.

2. S. Harjadi (2004)

Kemudian menurut S. Hmjadi pada jurnalnya yang berjudul

"Neraca Pembayaran lndonsia Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi"

tahun 2004 menyatakan bahwa NPI mengalan1i surplus sejak tahun

1998-2002 yang bervariasi berkisar antara 4,097 juta dolar AS smnapi

7,991 juta dolar AS. Peningkatffi1 NPI pada saat itu disumbang oleh

neraca berjalan ym1g mengalmni surplus, sedangkan neraca modal

pada saaat itu mengalmni defisit. Peningkatan terhadap transaksi

berjalan tersebut dipangaruhi oleh nilai ekspor yang mengalmni

peningkatffi1 daJ1 nilai impor mengalmni penurunffi1 yffi1g cukup drastis.

PenurunaJ1 terhadap nilai impor pada saat itu dipengaruhi oleh

jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada tahun 1997

krus tengall rupim1 terhadap dolar Amerika dibawall Rp. 2.500 per dolar AS dm1 pada tahun 1998 setelall krisis moneter nilai tukar rupiall

mencapai Rp. 15.000 per dolar AS. Dimffi1a jika nilai valuta sebual1

negara mulai naik relatifterhadap valuta-valuta negara lain maka saldo

neraca berjalannya akan menurun, produk-produk yffi1g diekspor akan

(40)

Sedangkan pada masa sebelum krisis transaksi berjalan mengalami

defisist yang dipengaruhi oleh defisitnya neraca jasa Indonesia

sedangkan untuk neraca modal Indonesia mengalami surplus karena

gerak pembangunan yang cukup tinggi.

3. Esty Styaningrum (1997)

Menurut Esti Styaningrum dalam Jurnalnya yang be1judul

"Defisit Neraca Transaksi Berjalan Indonesia se1ta Beberapa Alternatif

Penutupnya" menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi

neraca berjalan antara lain adalah inflasi, kurs dollar, dan PDB.

Inflasi domestik. Jika tingkat inflasi dalam negeri meningkat

dari tingkat inflasi partner dagangnya maka akan mengakibatkan

tingkat impor meningkat dan akibatnya adalah keseimbangan neraca

berjalan menurun.

Kurs valuta asmg. Jika nilai tukar rupiah terhadap dolar

mengalami apresiasi maka neraca berjalan mengalami penurunan

sebab ekspor akan menjadi lebih mahal sebagai akibat dari

menguatnya mata uang domestik.

Pendapatan domestik. Jika PDB suatu negara meningkat maka

keseimbangan neraca berjalan umumnya mengalami penurunan, itu

terjadi karena konsumsi terhadap barang dan jasa meningkat dan

begitu pula dengan meningkatnya konsumsi barang dan jasa luar

neg en.

(41)

barang-barang luar negeri. Selain itu pemerintah dapat mengatur nilai

mata uang domestik atau memberikan subsidi produksi terhadap

industri domestik.

4. Ronald Kaunang (2005)

Basil yang didapat dari perhitungan Ronald Kaunang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

pergerakan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi secara simultan

terhadap neraca transaksi berjalan, dan secara keseluruhan pengaruh

pergerakan nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi adalah hanya sebesar

24,8 % terhadap neraca transaksi berjalan. Secara parsial pengaruh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap neraca transaksi berjalan

menunjukkan hasil yang tidak terlalu baik dan hasilnya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan, pengaruh nilai tukar rnpiah adalah sebesar

0.038% terhadap neraca transaksi berjalan, sedangkan pengarnh

tingkat inflasi memberikan hasil yang lebih baik yaitu mernberikan

pengaruh sebesar 24.73% terhadap neraca transaksi berjalan.

D. Kerangka Berfikir

Secara teoritis neraca berjalan dipengaruh oleh PDB, inflasi, nilai

tukar rnpiah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu selama 9

tahun untuk periode I Januari 2000 sampai dengan tahun 31 Desenber

2008 dengan data tiga bulanan jadi yang dijadikan sampel sebanyak 37

sampel. Data tersebut adalah data sekunder, yaitu da1a yang didapat atas

(42)

Untuk mengetahui pengarnh inflas. nilai tukar rnpiah dan PDB

terhadap neraca 「・セェ。ャ。ョ@ Indonesia maka penelitian ini menggunakan

model persamaan regresi linear berganda, dalam analisis regresi linear

berganda diawali dengan melakukan uji persyaratan analisis untuk

mengetahui apakah data normal, kemudian dilaknkan uji

multikololinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Uji normalitas

data adalah untuk mengetahui apakah data yang digunakan normal atau

tidak. Uji multikolinearitas adalah bertujuan untuk mengetahui pada model

regresi terdapat korelasi antar variabel bebas ataua variabel independen.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat

ketidaksamaan varian dari resedual satu pengamatan kepengamatan

lainnya. Uji autokorelasi adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

(resedual) pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya).

Setelah pengujian asumsi regresi, langkah selanjutnya adalah

melakukan pengujian signifikan model. Pengujian model dapat diukur dari

nilai statistik-t. statistik-F (ANOVA), koefisien determinasi (R2). Uji

statistik-t sebenamya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerapkan variabel dependen. Uji

statistik-F untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara

sirnultan terhadap variabel dependen, biasanya digunakan angka adjusted

R2. A<fjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

(43)

Setelah itu dilakukan perhitungan koefisien korelasi untuk melihat

hubungan baik variabel independen dengan variabel dependen, atau

sesarna variabel independen. Selanjunya adalah melakukan perhitungan

koefisien determinasi untuk mengetahui seberapa besar vaiiabel dependen

dapat diterangkan oleh variabel independen.

Hasil analisis akan diketahui vaiiabel mana yang paling kuat

pengaiuhnya terhadap neraca Berjalan Indonesia. Dengan bantuan

program eviews akan diperoleh persarnaan regresi.

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh in11asi, nilai tukar

rupiah, dan PDB terhadap neraca berjalan tahnn 2000 :sarnpai dengan

tahun 2008. Secara skematik alur pikir maka alur pikir tersebut dapat

terlihat pad a gam bar 2.1 berikut ini.

セ@

PEF;USTAKAAN

セセ[[[[MQ@

UIN SYAH!D JAKARTA 1

(44)

Tntlasi

Kurs rupiah

PDB

µ

Neraca Berjalan]

lndonesia

Regresi Linear B;;;ganda

I

Uji Persyaratan Analisis

j

[image:44.595.94.546.68.699.2]

Norma-litas

Gambar 1 Kerangka Berfikir

Multiko-lieneritas

ri:[eteroske-Ldastisitas

Uji

sゥァョゥヲゥォ。イZmBセ@

Interprestasi Data

----'

(45)

BAB III

l\IETODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penclitian

Ruang lingkup penditian ini adalah rnrngenai inflasi. nilai

tukar rupiah. PDB dan neraca berjalan . Dalam penelitian ini data yang

digunakan acblah inflasi. nilai tukar rupiah (kurs rupiah) terhaclap

clolar. Prociuk Dornestik 13ruto (PD Bl clan neraca berjalan yang diclapat dari laporan statistik ekonorni dan keuangan yang diterbitkan oleh BI

dan BPS bcrup<l data series 3 bulanan sejak tahun 2000 sarnpai clcngan tahun 2008.

B. Nletodc Pencntuan Sampcl

J)alan1 penelitian ini penentuan san1el dengan n1enggunakan

metode purposive sampling karena penulis mengambil sampcl dengan

melakukan perlimbangan-pertimbangan !ertentu. Data yang digunakan

yaitu data jumlah inflasi. kurs rupiah, PDB clan neraca be1jalan yang

berbentuk data series 3 bulanan untuk periocle 1 .Januari 2000 sarnpai dengan 31 Desember 2008 atau sebanyak 37 sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu alat yang cligunakan

untuk menclapatkan data yang cliperlukan clalam penelitian. Dalam

penelitian ini metocle pengurnpulan data berasal clari :

(46)

berkaitan dengan nrnsalah yang akan dibalrns. Data tersebnt cliclapal dari buku, jurnal ekonomi. dan mclaui situs internet.

2. Penelitian Japangan [Field Research) penelitian ini dilakukan dengan earn pengambilan laporan talrnnan, statistik ekonomi clm1 kcuangan Bank Indonesia clan Biro Pusat Statistik periocle tahun pengumpulan data series tiga bulanan sebma 9 tahun untuk pcriocle I Jnnuari 2000 sampai clengan periode 31 Desember 2008 yaitu sebanyak 37 smnpcl.

D. Mctode Analisis

I. Uji Stasioneritas.

Dalam data runlut waktu (lime series). sebelum melakukan analisia rnaka ha! yang perlama clilakukan aclalah mendeteksi apakah data runtut waktu yang cligunakan suclah stasioner atau belum.

Uji stasioneritas bertujuan untuk mengetalmi apakah data sudah stasioner atau be I um, j ika suatu data belum stasioner rnaka bila cliregresikan akan mudah rnenyebabkan regresi lancung, regresi lancung aclalah regresi yang antara variabel depenclen dengan variabel inclependen ticlak berkorelasi walaupun jika clianalisa

saling berkorelasi (Wing Wahyu Winarno, 2009: 10.4).

Menurut Wing Wahyu Winarno UJI satsioneritas clapat

(47)

i\nalisis iセ」ァイ・ウゥ@ l_inear 13crgancla

iセ」ァイ・ウゥ@ Linear l3crganda adalah analisis yang digunakan untuk

mengetalrni pengaruh variabe\ inclipenc\en dalam penilitian ini acla\ah inllasi. kurs rupiah terhaclap clolar clan PDB c\alarn negeri, terhadap ,·ariabel dipenden yaitu neraca be1jalan dalam negeri. Rcgresi linear berganda menurut Gujarati (1991 :91) regresi linear rnemiliki persamaan sebagai berikut:

r "

h 1 ).;: 1 1 b 2

x:

+ h3 x3 + m

Di man a:

Y = neraca berjalan Indonesia periode 2000-2008 X 1 = inllasi Indonesia periocle 2000-2008

X , = kurs rupiah terhadap dolar periocle 2000-2008 X 3 = PDB Indonesia periode 2000-2008

111 = ャセQォエッイ@ penggangu

b = koefisien regresi dari variable independen

3. Pengujian Persyaratan Berganda

Menurut Gujarati (J 991) clalam penggunaan analisis regresi agar menunjukan hubungan yang valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi kiasik pada model regresi yang digunakan. Adapun asumsi clasar yang perlu clipenuhi antara lain:

a. Normalitas

(48)

tidak dapal dickteksi dengan melihat penyebaran data (litik) pada surnhu diagonal clari grafik (Singgih Santoso. :2000: 214).

Scdangkan rncnurut Wing Wahyu Winarno (2009) pengujian norrnalitas dengan rnelihat histogram sering kali sulit clisimpulkan karena polanya yang tidak rncngikuti bentuk normal. maka untuk menrnclahkannya clapat cligunakan clengan uji Jarque-Bcra yaitu clengan rnelihat koefisien Jarque-Bern dan probabilitasnya. Jika nilai probabilitasnya lebih besar clari 5% rnaka data berdistribusi normal.

b. l'vlultikolinieritas

IVlultikolinearitas rnerupakan keaclaan clirnana satu atau lebih variabel inclepenclen clinyatakan sebagai konclisi linear clengan variabel lainnya (Wing Wahyu Winarno, 2009: 5.1). Artinya bahwa jika di antara peubah-peubah bebas yang digunakan sama sekali ticlak berkorelasi salu clengan yang lain maka bisa clikatakan bahwa ticlak tei:jacli multikolinearitas.

(49)

c. 1-lcteroskcclcistisiias

Uji hckroskcdastisistas bertujuan untuk mcnguji apakah dalam scbuah 111ndd regrcsi terjadi keticlaksamaan varian clan

residual clnri satu pengan1atan kc pengan·iatan yang lain . .Tika

\'arian clari rescdual satu penga1natan kepengan1atan lain tetap

maka discbut homokcdastisitas clan jika varian bcrbeda maka disebut clengan heteroskeclastisitas (Singgih Santoso. 2000: 2 I 0).

l\loclel regrcs1 yang baik acla!ah ticlak te1jadi heteroskeclestisitns. Untuk mengetahui hetcroskcclastisitas

dalu111 t\·ie\VS 111enggunakan 1Phite heteroskcclastisit_y yaitu jika

nilai probabilitasnya lebih kecil clari 5% maka clapat clikatakan bahwa data rncnganclung masalah heteroskedastisitas (Nachrowi D Nachrowi dkk, 2005: 249).

cl. Autokorelasi

Autokorelasi aclalah hubungan antara resedual satu observasi dengan reseclua] observasi lainnya. Dalam data runtut waktu lebih besar kemungkinan terjadi autokorelasi positif karena data sekarang dipengaruhi oleh data-data pada masa-masa sebelumnya (Wing Wahyu Winarno, 2009:5.26).

Pengujian autokorelasi clilakukan untuk mengetahui apakah

(50)

l lniuk rnenclckksi autokorelasi menurut Wing Wahyu Winarno (2009) c\apat clilakukan clengan clua earn. ynitu clengan uji Durbin-Walson clan Uji Bcruseh-Godfrcy.

4. Uji Signilikansi Simultan

Untuk tujuan pengujian ini maka cligunakan F-slatistik. yaitu sebgai berikut (.!. Suprapto. 2005:207):

.. R21(k-1)

I· =

···-.r·--···

(1-11· 1!(11-k)

Dimana:

R = Koelisien Korelasi gancla K •• Jumlah \Tiabcl inckpenclen

n = Jun1lah anggota san1pel

Jika Fi,,,nng lcbih besar dari F1n1>c1 atau tingkat signifikannya Jebih kccil dari 5':10 (u.: 5'Y,, = IJ.05), Ho ditolak clan Ha diterima ha! ini berarti bahwa variabel indepcnden mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabcl dipenden secara simultan.

5. Uji Signifilrnn Pm·sial

Menurut J. Suprapto (2005) uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui tingkat signifika koefisien regresi. Signifikan rnenunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel inclepenclen secara individual (parsial) dalam menerangkan variabel dependen.

Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan l1iitung

(51)

a. Jika l1111ung lebih bcsar dari lrnht:I (11ii1ung ::> tiah.:! atau -111i1ung <: -(twbcl

)) atau probabili1as t hi1ung ':: u (5%) maka Ho ditolak dan ]fa di1crin1a.

b. Jika t11i1<mg lebih kecil clari 11ahcl (l1utung < t1a11d) nrnka Ho cli1erima clan Ila ditolak atau nilai pribabilitas t hitung > u. (5%).

6. Uii Koeilsisen Determinasi (R2)

Uji koeilsien determinasi ditunjukan untuk rnelihat sebernpa

besar kenwrnpuan ,·ariabel inclcpcnclen menjelaskan variabel

clcpcndcn \ang dilihat melalui adjusted R square karena variabel independennya lebih dari clua variabcl (.T. Supranto, 2005: 159). E. l-1 ipotcsis

Ho: b1• b2, b3 セ@ IJ : Ticlak terdapat pengaruh sccara bersama-sama

(simultan) antara inflasi, kurs, clan PDB terhaclap

ncraca berjalan.

Ha: b1, b2, bi l' 0: Terclapat pengaruh secara bersama-sama antara

inflasi, kurs, clan PDB terhaclap neraca be1:jalan.

Ho: b1 = 0

Ha: b1 f. 0

Ho: b2 = 0

Ha: b2 f. 0

: Ticlak terclapat pengaruh signifikan secara parsial

antara inflasi terhaclap neraca berjalan.

: Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara

inflasi terhadap neraca berjalan.

: Ticlak terdapat pengaruh signifikan secara parsial

antara kurs rupiah terhaclap neraca be1jalan.

(52)

Ticlak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara PDB terhaclap ncraca berjalan.

crerdapal pengaruh signifikan sccara parsial antara

PDB terhaclap neraca berjalan. ,·

F. 01frasional Vraiabel

Dalam pcnclitian ini terdapat clua variabel yaitu variabel clependen clan rnriabel inclepcnclen. Variabel dependen adalah variabel yang bcbas atau tidak terikat clalam pcnelitian ini vriabel clepenclennya aclalah ncraca bcrjalan.

Variabel inclependen adalah variabel yang tidak bebas. Dalarn penilitian ini \ariabel inclependennya adalah inl1asi, nilai tukar rupiah chm PDB.

l. Neraca Berialan

Neraca berjalan adalah nilai clari lransaksi berjalan yang clicatatkan selama satu periode berjalan. Nilai trnnsaksi ini cliclapatkan clari selisih antara ekspor clan impor yang dilakukan baik barang jasa maupun lalu lintas modal.

2. lnflasi

Inflasi aclalab kenaikan harga barang-barang secara keseluruhan selama periode waktu tertentu. lnflasi merupakan perhitungan dari !HK pada periocle t dikurnngi clengan lHK periode sebelum waktu t

(53)

3. Nilai tulrnr rupiah (Kurs Rupiah)

Nilai tukm rupiah aclalah posisi nilai tukar mata uang rupiah per 1

dolar i\S dicatatkan berclasarkan nilai pada akhir tahun yang

cliclapat clari basil rata-rata perkembangan nilai tukar pacla saat

penutupan transaksi setiap harinya selama pericle waklu tiga

bulanan.

4. Prociuk Dornestik Bruto (PDB)

PDB adalah nilai clari scmua transaksi yang diartikan sebagai nilai

dari keselurulrnn barnng clan jasa yang cliproduksi cliclalam negeri

(54)

A. Ncraca Berjalan

BAB IV

PEMBAHASAN

Neraca pembayaran aclalah catatan sistematik yang mencatat

transaksi ekonomi antara penclucluk suatu negara clengan pencluduk

negara lain pacla periocle waktu tertentu, neraca pembayaran

merupakan gambaran clari konclisi perekonomian suatu negara clari sisi

ekseternal seclangkan kondisi perekonomian sualu negara clilihat clari

sisi internal melalui perekembangan sektor rill, moneter. Neraca

pembayaran memiliki keterkaitan yang erat dengan perkembangan

ekonomi clari sisi internal baik sektor riil, fiskal mupun moneter.

Neraca berjalan aclalah bagian dari neraca pemhayaran yang

berisi arus pembayaran jangka pendek berupa kegiatan transaksi

ekspor rmpor barang clan jasa. Kegiatan ekspor clan impor barang

clicatat clalam neraca perdagangan clan untuk kegiatan ekspor clan

impor jasa clicatat clalam neraca jasa.

Selain kegiatan ekspor clan rmpor barnng clan jasa, neraca

berjalan juga mencatat penghasilan (income) yang berupa hasil

penggunaan faktor produksi, modal clan tenaga ke1ja misalnya adalah

cleviden clan bunga. Kemudian neraca berjalan juga mencatat kegiatan

transaksi yang ticlak menimbulkan kewajiban untuk membayar seperti

(55)

Banyak faktor-faktor yang mempenagruhi neraca berjalan baik clari clalam negeri maupun clari luar negeri. Faktor-faktor yang mempengaruh ncraca be1jalan clari clalam ncgeri antara lain aclalah tingkat inflasi di dalam negeri, nilai tukar domestik terhaclap dolar clan nilai PDB suatu negara.

Untuk membuktikan apakah inllasi clorne».tik, nilai tukar rupiah terhadap clolar clan PDB domestik dapat berpengaruh terhaclap neraca be1jalan baik secara parsial maupun simultan, berikut ini akan clianalisa kebenarannya sehingga kebenarannya clapat clibuktikan

secara en1piris.

B. Uji Stasioneritas

Sebelum dianalisa setiap variabel baik variabel clepenclen maupun variabel inclepenclen tcrlebih dahulu di uji apakah data suclah stasioner atau belum dengan tujuan agar ticlak te1jac!i regresi lancung. Regresi lancung aclalah regresi yang ticlak berkorelasi meskipun telah clianalisa dengan program komputer sehingga cliclapat hasil keluarnn seperti lazimnya keluaran pacla variabel yang saling berkorelasi (Wing

W. Winarno, 2009:7.5).

(56)

label 4.l

llji Stasioneritas Ncrnca Berialan Tingkat Level

Null Hypothesis NERACA BERJALAN has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)

t-:3tatistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic _ _ _ _ _ 7.745744

Test critical values 1 % level -3 653730

5% level -2 95711 O

10% level -2 617434

'MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Prob.'

1.0000

Bcrdasmkan 011rp111 terscbut diatas terlihat bahwa nilai

probabilitasn,·a (prob*) scbcsar LOOOO, yang berarti bahwa pacla tingkat levcL ncrnca Berialan bclum stasioner scbab nilai probabilitas (prob*) ncraca bcrialan lebih bcsar clari 5% ((l,05). karena data tcrsebut bclum satsioncr 111aka clilakukan uji stasioneritas abr unit clengm1 tingkat dif/(crence kcsatu, berikut ini aclalah output uji akar unit neraca bcrjalan pacla difference kesatu:

[image:56.595.97.546.15.702.2]

Tabel 4.2

Uji Stasioneritas Neraca Berjalan Tingkat difjerence pertama

Null Hypothesis D(NERACA BERJALAN) has a unit rcot Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)

t-Statistic

セaセオセァlュGM・セョセエBG・BM、MGdGMゥセ」ォセ・GMGケMMfGMオセャGMャ・GMイMGエ・セウセエMGウGMエ。セエGMゥウGMエゥセ」@ _ _ _ _ _ -1 766684 Test critical values: 1% level

5% level 10% level

-3.661661 -2.960411 -2.619160

Prob.*

(57)

Pada uji akar unit dcngan tingkat (l{/Crence pertan1a terilahat

bahwa nilai probabilitas !prob*) rnasih lebih besar dari 5% yaitu

sebesar 0.0979 ha! ini membuktikan bahwa pada uji akar unit dengan

tingkat (1{f!Crcnce perlan1a n1asih n1enunjukan bah\Ya neraca 「」Qセェ。ャ。ョ@

belum satsioner. Karena pacla tingkat difkrencc pertama belum

stasioner rnab dilakukan uji akar unit pacla tingkat diflcmce kedua.

Berikut ini acblah basil 0111p111 tingkat difference kcdua:

Table 4.3

Uji Stasioneritas Neraca Be1jalan Tingkat Dif/Crence Keclua

Null Hypothesis D(NERACA BERJALAN,2) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)

!-Statistic

Augmented Dickey-Fuller test statistic -26.32607

セセセセセセセセセセセセセセセMMセセセ@

Test critical values 1% level 5% level 10% level

'MacKinnon (1996) one-sided p-values.

-3.661661 -2.960411 -2.619160

Prob.'

0.0001

Setelah dilakukan uji akar unit dengan tingkat difference keclua,

nilai probabilitas (prob*) neraca berjalan menunjulrnn nilai clibawah

5% (0,05) yaitu 0,0001 clengan kata lain pacla tingkat difference keclua inllasi suclah sationer.

Karena data neraca berjalan stasioner pacla tingkal difference

keclua maka untuk uji akar unit vnriabel yang lain cliuji dengan uji

[image:57.595.98.469.190.530.2]
(58)

slasioneritas Inllasi. Kurs. dan PDB pacla up akar unit pada tingkat

diffcrnce keclua:

Tabcl 4.5

Uji Stasioneritas lnflasi Tingkat Difference Kedua

Null Hypothesis D(INFLASl,2) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length 0 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)

I-Statistic

⦅aセオセァMGュMGM・BMョBMエ@ e=-d"--"D-'-i c°'k'"'e"-y-'--F-'u"-1 '-'I e.c.r "'te:..:s:..:t -"s-'-'ta:..:tco1 s-"t i c = - - - - --4 . 61 3 3 5 O Test critical values 1% level

5% level 10% level

*MacKinnon ( 1996) one-sided p-values.

-3.646342 -2.954021 -2615817

Prob.'

0.0008

Uji stasioneritas inflasi pacla tingkal difference. Kcdua

rnemiliki nilai probabilitas (prob'') sebesar 0,0008 lebuh kecil clari 5% (0.05) yang berarti balma pada tingknt di/1iTe11ce kedua inflasi sudah stasioner.

Tabel 4.6

Uji Stasioneritas Kurs Rupiah Tingkat Difference Keclua

Null Hypothesis D(KURS,2) has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)

Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values: 1% level

5% level 10% level

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

[image:58.595.97.546.182.685.2]
(59)

rl'idnk bcrcbeda dcngan ncraca be1jalan clan inflasi, pada nilai

tukm rupi<1h tcrhadap clnlnr clalanyn distasionerkan pada tingkat difkrence kedun dan lrnsilnya aclalah clatanya stasioncr dengan nilai probabiltas (prob'') sebesar 0.0000 lebih kecil clari 5'X1 ((Ul5).

Tabel ct. 7 Uji Stasioneritas PDB Tingkat Diff(crence Keclua

Null Hypothesis D(PDB,2) has a unit root Exogenous Constant

Lag Lengt11: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG=9)

Augmented Dickey-Fuller test statistic Test critical values 1% level

5% level 10% level

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

t-Statistic

-8 078744 -3661661 -2.960411 -2.619160

Prob.*

0 0000

Untuk uji stasioneritas PDB, juga tid<1k berbecla dengan variabel-variabel lainnya vang distasioner pacla tingkat 、ゥヲヲセイ・ョ」・@

kedua, begitu pula dengan PDB yang clistasionerkan pacla lingkat difference keclua dan hasilnya adalah data PDB stasioner clengan nilai probabilitas (prob*) sebesar 0,0000 lebih kecil clari 5%.

[image:59.595.98.471.186.566.2]
(60)

I

C. llji Regrcsi Dan Uji Asumsi Klasik

Periode

2000.I 2000.2 2000.3 2000.4 200 l. l 200 l.2 200 l.3 200 l.4 2002.l 2002.2 2002.3 2002.4 2003. l 2003.2 2003.3 2003.4 2004.l 2004.2

Setelah melakukan uji stasioneritas langkah berikutnya a

Gambar

TABEL 1.1 3
GAMBARJ 29
Tabel 1.1 Ncraca Pcmhayaran Indonesia
Gambar 1 Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belum ada penelitian efek antibakteri Sea Cucumber (Stichopus variegatus) terhadap Enterococcus faecalis pada bidang kedokteran gigi sebagai bakteri yang sulit dieleminasi

Terdapat 2 jenis pompa yang dibutuhkan pada sistem kali ini, yaitu pompa yang digunakan untuk mendinginkan air menuju ke chiller , dan pompa yang digunakan

Konstruksi sosial yang berasal dari kekuasaan patriarkhi mengakibatkan struktur sosial yang tidak adil dan bersifat tidak setara di antara mayoritas dan minoritas dalam konteks

Analisis mikrobiologi penting dalam menentukan keamanan dan kualitas dari suatu makanan, oleh sebab itu pada penelitian ini dimaksudkan untuk menilai keberadaan bakteri dalam

Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan diatas dimana investasi swasta, pengeluaran pemerintah, serta penyerapan tenaga kerja sangat mempengaruhi

Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) memiliki beberapa kelebihan diantaranya; 1) siswa menjadi lebih partisipatif dan memiliki lebih banyak kesempatan

Dengan menerima Pesanan ini dan dengan mempertimbangkan hal itu, Penjual menjamin dan menyetujui bahwa seluruh atau setiap barang atau pekerjaan yang disediakan berdasarkan

Kajian kearifan lokal petani padi sawah yang pernah ada dan yang masih ada sampai sekarang di Desa Huta Gurgur II Kecamatan Silaen berjumlah 77 kearifan lokal..