• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Komparatif Tentang Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Plan Judgment

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Komparatif Tentang Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Plan Judgment"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARATIF TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT PLAN JUDGMENT (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)

SKRIPSI

Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Seren Saras Koekerits NIM: 1112082000042

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

i

ANALISIS KOMPARATIF TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT PLAN JUDGMENT (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)

SKRIPSI

Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh

Seren Saras Koekerits NIM: 1112082000042

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

ii

ANALISIS KOMPARATIF TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT PLAN JUDGMENT (Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)

SKRIPSI

Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Seren Saras Koekerits NIM. 1112082000042

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Seren Saras Koekerits NIM : 1112082000042 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menggunakan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ilmiah ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Kalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Seren Saras Koekerits

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 17 Agustus 1994

3. Alamat : Jln. Alvania Raya No.1, Komp.

Pertamina, Kel. Pondok Ranji, Kec. Ciputat-Timur, Kab. Tangerang-Selatan, Prov. Banten

4. Telepon : 085710514663

5. E-mail : renkoeker@gmail.com

II. PENDIDIKAN

1. SD Strada Bhakti Utama Tahun 2000-2006

2. SMP Negeri 177 Jakarta Tahun 2006-2009

3. SMA Negeri 90 Jakarta Tahun 2009-2012

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

III. PENGALAMAN BERORGANISASI

1. Humas Basket SMAN 90 Jakarta Tahun 2009-2012 2. Sekretaris II Ninety Cup 13 Tahun 2010 3. Anggota Galaksi (Gebyar Lomba Akuntansi) Tahun 2014

IV. PENGALAMAN MAGANG

(8)

vii

V. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Seminar Pengenalan BPK

2. Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi HMJ Akuntansi 2012 3. Sekolah Pasar Modal di Bursa Efek Indonesia

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Eduard Jacob Koekerits

2. Ibu : Raden Nita Setiawati

(9)

viii

Comparative Analysis about Factors Affecting Audit Plan Judgment (Empirical Studi at The Audit Board of Republic of Indonesia)

By: Seren Saras Koekerits

ABSTRACT

This study is to get empirical evidence about the comparative factors that affects audit plan judgment in The Audit Board of The Republic of Indonesia, with the variables tested were auditors’ information system expertise and computer assurance specialist competence.

A total of 164 auditors participated to be sampled in this study. The statistical method used to test the hypothesis are Independent t-test to compare between the groups sample, and two ways analysis of variance to test the moderating effects. The results of this study finds that there is a positive effect and significant difference of audit plan judgment means between auditor information systems expertise groups. Whereas there is a negative effect but no significant difference of audit plan judgment means between computer assurance specialist competence groups. The results also finds that auditors’ information system expertise moderated the effects of computer assurance specialist competence to audit plan judgment.

(10)

ix

Analisis Komparatif tentang Fator-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Plan Judgment

(Studi Empiris pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)

Oleh: Seren Saras Koekerits

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai komparasi atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit plan judgement pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, dengan variabel-variabel yang diuji adalah keahlian auditor atas sistem informasi dan kompetensi computer assurance specialist.

Sebanyak 164 auditor berpartisipasi sebagai sampel dalam penelitian ini. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji beda Independent t-test untuk membandingkan antara kelompok sampel, dan two ways analysis of variance untuk menguji pengaruh moderasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan perbedaan yang signifikan atas rata-rata audit plan judgment diantara kelompok keahlian auditor atas sistem informasi. Sedangkan terdapat pengaruh negatif yang tidak signifikan pada perbedaan rata-rata kelompok kompetensi computer assurance specialist. Hasil peneletian ini juga menemukan keahlian auditor atas sistem informasi dapat memoderasi pengaruh kompetensi computer assurance specialist terhadap audit plan judgment.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kemudahan dan kelancaran selalu penulis rasakan, serta sholawat yang senantiasa penulis junjung kepada Rasullah SAW, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak hambatan yang dialami penulis sehingga penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Mama dan Papa tersayang, terimakasih atas segala dukungan, doa dan kasih sayang yang tidak pernah putus sampai saat ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi.

2. Enjel dan Naiya, adik-adik yang setia menemani, dan Kak Riko, terimakasih atas segala dukungannya kepada penulis, sebagai penghibur yang setia setiap saat.

3. Keluarga besar Koekerits dan Wangsadilaga, terimakasih atas doa dan dukungannya.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, MA selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE, M.Si., Ak selaku ketua Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(12)

xi

pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini.

8. Ibu Fitri Yani Jalil, SE., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih banyak Ibu atas segala bantuan, dukungan, perhatian, bimbingan, saran, dan waktu yang selalu Ibu luangkan selama proses penulisan skripsi ini.

9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya dan karyawan dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

10. Hery Septianto, SE., yang tidak lelah menemani, terima kasih atas semua bantuan yang diberikan.

11. Keluarga AKUNTANSI B 2012 Ajay, Dara, Dina, Dita, Dwi, Fai, Fadil, Farid, Fitri, Galih, Ilman, Ida, Jian, Kia, Latul, Mayeda, Nisa, Rita, Randi, Revan, Vivi, Yudhi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepada penulis, terutama untuk “KITA” terimakasih semangat yang tidak pernah berhenti dari kalian.

12. Teman-teman AKUNTANSI 2012 yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, tanpa mengurangi rasa hormat, dan terima kasih penulis atas masukan dan bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan maish jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengatahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan penelitian selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 19 September 2016

(13)

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 13

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 17

A.Tinjauan Literatur... 17

1. Teori Behavioral Accounting Research (BAR) ...17

2. Perencanaan Audit ...19

(14)

xiii

4. Sistem Informasi ...25

5. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ...27

6. Enterprise Resource Planning (ERP) ...28

7. General Audit dalam Kompleksitas Sistem Informasi ...29

8. Keahlian Sistem Informasi Auditor ...31

9. Computer Assurance Specialist ...35

B.Penelitian Terdahulu ... 38

C.Kerangka Penelitian ... 50

D.Pengembangan Hipotesis ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 55

A.Ruang Lingkup Penelitian ... 55

B.Metode Penentuan Sampel ... 55

C.Metode Pengumpulan Data ... 56

D.Operasionalisasi Variabel Penelitian... 57

1. Audit Plan Judgment ...57

2. Keahlian Sistem Informasi Auditor ...57

3. Kompetensi Computer Assurance Specialist ...58

E.Metode Analisis Data ... 61

1. Statistik Deskriptif ...61

(15)

xiv

a. Reliabilitas ...61

b. Uji Validitas ...62

3. Uji Asumsi ANOVA ...62

4. Uji Hipotesis ...63

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 68

A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 68

1. Tempat dan Waktu Penelitian ...68

2. Karakteristik Profil Responden ...69

B.Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 71

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...71

2. Hasil Uji Kualitas Data ...75

3. Hasil Uji Asumsi ...77

4. Hasil Uji Hipotesis ...82

C.Pembahasan ... 88

1. Keahlian Auditor atas Sistem Informasi dan Audit Plan Judgment ... 88

2. Kompetensi Computer Assurance Specialist dan Audit Plan Judgment ... 91

(16)

xv

BAB V PENUTUP ... 96

A.Kesimpulan ... 96

B.Saran ... 97

C.Implikasi ... 98

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 10 Besar Isu Internal Auditor dalam Perusahaan Teknologi di 2015 . 5 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan

Audit (Y) ... 38

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y) – Asing ... 40

Tabel 3.1 Ringkasan Operasionalisasi Variabel Penelitian... 60

Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian ... 69

Tabel 4. 2 Deskripsi Responden ... 69

Tabel 4. 3 Kelompok Variabel Independen ... 72

Tabel 4. 4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen ... 72

Tabel 4. 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Dependen ... 74

Tabel 4. 6 Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor atas Sistem Informasi ... 76

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Kompetensi Computer Assurance Specialist .. 77

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Audit Plan Judgment ... 77

Tabel 4.10 Hasil Uji Levene Test ... 78

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ... 79

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov ... 80

(18)

xvii

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian ... 107

Lampiran 2 Surat Keterangan dari Kementerian ... 109

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian ... 111

Lampiran 4 Jawaban Responden... 119

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis saat ini menjadi kompleks dan membuat perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengintegrasikan keseluruhan sistem yang dimiliki. Banyak perusahaan berusaha untuk mengadopsi teknologi informasi yang terbaru untuk mempermudah dalam memperoleh informasi secara real time (Sudirman, 2010). Pada perusahaan besar seperti Matahari, Hero Supermarket dan Carrefour tentu tidak mungkin mengerjakan pembukuan secara manual. Perusahaan-perusahaan tersebut mengolah data dari setiap transaksi menjadi laporan-laporan, yaitu informasi yang berguna untuk mengevaluasi kegiatan perusahaan serta untuk pengambilan keputusan tertentu. Laporan tersebut dihasilkan oleh sistem informasi (conceptual system), yang dapat dipergunakan sebagai suatu feedback mechanism untuk mengevaluasi kegiatan operasi perusahaan (Gondodiyoto, 2007).

(22)

2 akuntan manajemen dalam mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, serta melaporkan data. Industri perbankan selalu mengalami transformasi besar yang akan mengubah kegiatan perbankan. Keberadaan ATM, kartu debit, dan yang paling baru adalah internet-banking, merupakan contoh dari transformasi yang telah terjadi di industri perbankan (Suwaldiman, 2009).

Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan yang signifikan dalam dunia bisnis. Ada berbagai macam sistem informasi dengan menggunakan teknologi informasi yang muncul, antara lain Electronic Data Processing (EDP) Systems, Data Processing Systems (DPS), Decision Support System (DSS),

Management Information System (MIS), dan Accounting Information System (AIS). Perkembangan teknologi informasi juga berpengaruh terhadap bidang akuntansi manajemen selaku bidang penghasil informasi dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen (Maharsi, 2000).

(23)

3 laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan auditor independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan kualitas laporan keuangan tersebut. Namun ironisnya, pada kondisi di lapangan tidak banyak para auditor yang bisa memanfaatkan akses dari peranan teknologi informasi dalam mengaudit sistem informasi yang berbasis pada komputerisasi akuntansi baik pada saat input, proses sampai dengan output. Mengingat brainware dibidang auditor yang mengenal teknologi informasi masih relatif sedikit karena walaupun teknologi informasi sudah menjadi umum dalam dunia bisnis namun tidaklah banyak yang sesuai dapat menjawab standar keilmuan. Misalnya dalam memenuhi kebutuhan audit sistem informasi komputerisasi akuntansi dimana peluang ini masih jarang diminati para programmer yang memahami ilmu ekonomi dan akuntansi yang juga diberikan keahlian dalam bidang pemrograman komputer (Nugroho, 2009).

Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. (Pradutaningrum dan Januarti, 2012). AICPA (2001) menyatakan bahwa auditor laporan keuangan dianjurkan untuk mengubah strategi audit terkait dengan perubahan yang diakibatkan oleh teknologi informasi (TI) yang digunakan klien. Menurut Rios-Figueroa dan Cardona (2013), auditor menggunakan penilaian profesional untuk mengumpulkan dan melakukan evaluasi bukti dalam menerbitkan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan.

(24)

4 berbagai bukti relevan dalam waktu yang berbeda dan kemudian mengintegrasikan informasi dari bukti-bukti tersebut (Pradutaningrum dan Januarti, 2012). Kantor Akuntan Publik harus mempertimbangkan pengalaman serta pengetahuan yang dimiki auditor yang mempengaruhi proses penetapan keputusan dalam audit.

(25)

5 pembentukan BPK Sinergi, BPK membuat kesepakatan bersama atau nota kesepahaman dengan pihak auditee (BPK RI, 2011).

Risiko atas kecurangan dalam praktek sistem sudah terjadi. Salah satunya adalah teknik salami dimana bagian program yang memotong sebagian kecil dari nilai transaksi yang besar dan menggumpulkan potongan-potongan ini dalam suatu periode tertentu. Praktik lainnya seperti trojan horse, data tampering, round down technique, virus, pencurian data dan sabotase dengan hacking (Romney dan Steinbart, 2006). Berikut merupakan 10 besar isu internal auditor dalam perusahaan teknologi pada tahun 2015 menurut KPMG:

Tabel 1.1 10 Besar Isu Internal Auditor dalam Perusahaan Teknologi di 2015

No. Isu Contoh Masalah

1. Cybersecurity

Konsekuensi yang mahal dari pembocoran data seperti investigasi, denda hukum, penggantian atas kehilangan pelanggan, kerusakan reputasi atas hilangnya data pelanggan, hilangnya properti intelektual dan modal serta informasi perusahaan yang penting.

2. Pengamanan kekayaan intelektual

IP (Intellectual Property) manajemen proses tidak sejalan dengan persyaratan peraturan, strategi IP tidak sejalan dengan strategi bisnis dan produk.

3. Evolusi model bisnis

Metode pengiriman produk yang berkembang dengan pesat karena evolusi lingkungan teknologi.

(26)

6

No. Isu Contoh Masalah

yang kompleks.

5. Manajemen vendor

Vendor yang gagal untuk mencapai kewajiban kontrak dapat menghilangkan potensi pendapatan atau meningkatkan biaya yang tidak penting.

6. Kontrak dengan pemerintah

Tingkat kompleksitas tambahan yang berasal dari kepatuhan dan pelaporan saat melakukan bisnis dengan pemerintah.

7.

Implementasi sistem dan

upgrades: transisi menuju cloud system

Implementasi sistem cloud tidak dapat memberikan manfaat yang seharusnya, pengawasan berkelanjutan atas risiko cloud dan implementasi arus data, mengatur karyawan yang anti-perubahan.

8. Merger,akuisisi, dan pelepasan

Mengatur merger, akuisisi dan pelepasan mengarah pada usaha yang lebih untuk mengatur proyek yang memakan banyak waktu karena kompleksitasnya

9. Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan

Dengan standar baru yang diterbitkan IASB, perlu adanya revisi sistem untuk menyesuaikan dengan perubahan risiko, dan persyaratan pengungkapan agar pengguna L.K lebih mengerti tentang pendapatan tidak pasti dan arus kas yang didapat dari kontrak dengan pelanggan.

10.

Penggunaan data analistik dan pemantauan berkelanjutan di Internal Audit

Dapat meningkatkan efisiensi proses audit secara keseluruhan serta memantau adanya potensi fraud dengan deteksi awal.

(27)

7 Kasus data leaking yang dipublikasikan oleh U.S Department of Justice adalah kasus penyusupan tidak terotorisasi atas perusahaan investasi yang dilakukan John Doe pada sistem komputer perusahaan investasi finansial D.A. Davidson. Atas kejadian ini D.A Davidson terancam nama baiknya karena dari sistem komputer perusahaan mereka terdapat informasi personal dan informasi akun finansial dari ribuan pelanggan yang dicuri (Cotter, 2015). Selain itu kasus penyerangan (cyber attack) pada PayPal (akibat pemberhentian pemberian donasi pada WikiLeaks yang menerbitkan diplomatic cable (telegram diplomasi) rahasia milik Amerika Serikat pada November 2010. Perusahaan PayPal Holdings, Inc. adalah perusahaan yang aktivitas operasinya adalah jasa pembayaran online worldwide dan electronic money trasfer. PayPal menerima serangan DDoS (Distributed Denial of Service) pada server komputernya sehingga sistem secara otomatis menolak memberikan layanan kepada pelanggan. Serangan ini dilakukan oleh Hacktivist Group bernama Anonymous dan berakhir dengan penangkapan Christopher Doyon (Haag, 2015).

(28)

8 yang hingga sekarang masih dalam proses. Menurut berita dari okezone.com (Wirakusuma, 2012) terdapat kerugian atas pemeriksanaan sistem informasi di Ditjen Pajak yang mencapai Rp256 juta akibat dari kelalaian pengguna dan hilang saat pengiriman yang ditemukan dari audit fisik.

Namun menurut Krzysztof Kwiatkowsko, President of NIK Polandia yang melakukan peer review atas kinerja Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, sumber daya manusia BPK sangat bagus, muda, bersemangat, dan berkinerja baik. Terutama BPK mempunyai dasar hukum kuat yang menentukan kualitas tinggi atas hasil pemeriksaan BPK. NIK Polandia juga memuji proses pemeriksaan BPK yang menerapkan prosedur sangat teliti. Menurutnya tidak ada institusi pengawas bagus yang tidak mempunyai sistem teknologi informasi yang baik namun di Indonesia memiliki sistem TI yang bagus, serta BPK mempunyai tim yang sangat berpotensi (Nawangmulan, 2014).

Dilain hal, terdapat kasus yang dilakukan oleh auditor eksternal Perusahaan Peregrine System, Inc. yaitu perusahaan bisnis software yang tidak melaporkan adanya salah saji yang material. Kejahatan ini dilakukan oleh CEO, auditor eksternal dan partner yang kemudian didakwa atas konspirasi dalam melakukan securities fraud, wire fraud, dan bank fraud. Kejadian ini berlangsung pada Maret 1999 hingga Mei 2002.

(29)

9 lamanya. Karyawan yang dendam merupakan kekhawatiran keamanan terbesar bagi 90 persen manajer eksekutif. Ahli peneliti TI, Gartner Group, memperkirakan bahwa lebih dari 70 persen akses tidak sah ke sistem informasi dilakukan oleh para karyawan, sementara lebih dari 95 persen pelanggaran masuk menghasilkan kerugian keuangan dalam jumlah signifikan (Cunningham, 2002 dalam Hall dan Singleton, 2007).

Berdasarkan tabel dan kasus yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kesenjangan atas kasus yang mendukung keahlian sistem informasi dan terdapat kasus yang menyatakan kekurangan pada keahlian sistem informasi. Terdapat berbagai macam masalah yang dihadapi oleh auditor dalam menangani sistem informasi komputer di perusahaan terutama data leaking, salah satu kemungkinan penyebab terjadinya hal tersebut dikarenakan kurangnya keahlian sistem informasi auditor (Brazel, 2004).

(30)

10 transaksi terjadi, jejak audit berupa kertas berkurang dan dokumen pendukung untuk catatan perubahan telah ditiadakan atau hanya dipertahankan sementara sebelum diproses.

Undang-Undang Sarbanas-Oxley tahun 2002 diterbitkan sebagai akibat dari beberapa penipuan keuangan berskala besar seperti Enron, WorldCom, Adelphia dan sebagainya sehingga menimbulkan kerugian yang harus diderita oleh para pemegang saham. Kekhawatiran terbesar para auditor adalah Pasal 404 (Pengendalian Internal Penilaian Manajemen) dan Pasal 302 (Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Laporan Peristiwa) dari SOX mengharuskan para eksekutif keuangan senior mengungkapkan berbagai kelemahan dalam pengendalian internal dan penipuan untuk para karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal (Hall dan Singleton, 2007).

Teknik auditing-through-the-computer akan lebih luas digunakan dengan adanya penerbitan SAS No. 94, dan berfokus pada teknik pengujian data yang dapat diterapkan hampir dalam semua audit untuk pengujian pengendalian program otomatis. Teknik ini secara besar mudah untuk dilakukan dan tidak membutuhkan auditor dengan keahlian komputer yang tinggi (Brazel, 2004).

(31)

11 dan perubahan dalam kejadian yang terjadi ketika melakukan audit. Ketika mengembangkan strategi audit dan perencanaan audit, auditor harus mengevaluasi apakah terdapat hal-hal yang memengaruhi industri dari operasi perusahaan, seperti praktik pelaporan keuangan, kondisi ekonomi, peraturan dan perundang-undangan, dan perubahan teknologi yang mempengaruhi pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan. Auditor harus menentukan apakah dibutuhkan keahlian atau pengetahuan atas spesialisasi untuk melakukan penilaian risiko yang memadai, perencanaan atau melakukan prosedur audit, atau mengevaluasi hasil audit. Jika seseorang dengan pengetahuan atau keahlian digunakan atau dibutuhkan oleh auditor yang berpatisipasi dalam audit, auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai atas subyek yang berkaitan sebagai penanggung jawab dari seseorang tersebut .

(32)

12 Menurut Abdolmohammadi dan Wright (1987) dalam Anugrah dan Indira (2011), keahlian audit menyangkut keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis merupakan kemampuan mendasar dari seorang auditor yang berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor personal dan pengalaman. Keahlian auditor juga dapat bertambah seiring dengan pengalaman kerja maupun praktek audit yang telah dilakukannya.

Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, dalam menjalankan tugasnya auditor eksternal harus menghadapi sistem informasi perusahaan yang kompleks sehingga berakibat pada perencanaan auditnya. Disamping itu, keahlian auditor atas sistem informasi berguna untuk mendeteksi kesalahan material maupun kecurangan yang terjadi. Namun dilain hal, keahlian ini dapat berakibat sebaliknya jika disalahgunakan. Kedua, berbagai penelitian sebelumnya mengenai keahlian sistem informasi auditor terhadap perencanaan audit masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Ketiga, penggunaan spesialis komputer oleh auditor memiliki perbedaan pandangan dalam hal dibutuhkan atau tidaknya pada saat mengaudit.

(33)

13 Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Joseph F. Brazel (2004). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan yang berada di Jakarta. Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di Amerika.

2. Tahun dalam penelitian ini adalah pada tahun 2016 sedangkan tahun pada penilitian sebelumnya adalah pada tahun 2004.

3. Pengukuran variabel Audit Plan Judgment memakai budgeted audit hours sedangkan pada penelitian sebelumnya memakai risiko bawaan, risiko pengendalian dan pengujian substantif.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang tinggi akan merencanakan audit lebih lama dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah?

(34)

14 3. Apakah keahlian auditor atas sistem informasi dapat memoderasi pengaruh kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap Audit Plan Judgment?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Bedasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menganalisis perbedaan tinggi dan rendahnya keahlian sistem informasi auditor terhadap audit plan judgment.

b. Menganalisis perbedaan tinggi dan rendahnya kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap audit plan judgment.

c. Menganalisis pengaruh moderasi keahlian auditor atas sistem informasi atas kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap audit plan judgment.

2. Manfaat Penelitian a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

(35)

15 sistem informasiauditor dan kompetensi Computer Assurance Specialist terhadap audit plan judgment.

3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang auditor eksternal sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis di masa datang.

b. Kontribusi Praktis

1) Auditor dan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja auditor dalam membuat audit plan dan membangun keahlian auditor atas sistem informasi.

2) Ikatan Akuntansi Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan audit plan.

(36)
(37)

17 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Behavioral Accounting Research (BAR)

Menurut Umar (2008), Behavioral Research meneliti bagaimana pemakai informasi akuntansi melakukan pengambilan keputusan. Sedangkan Godfrey et al. (2010) mendefinisikan penelitian akuntansi perilaku sebagai studi tentang perilaku akuntan atau perilaku non-akuntan karena mereka dipengaruhi oleh fungsi akuntansi dan laporan akuntansi. Penelitian perilaku menanyakan bagaimana individu benar-benar menggunakan dan memproses informasi akuntansi.

(38)

18 model ini lebih sering menjelaskan dan memprediksi perilaku pada individu atau grup. Hal ini juga berkaitan dengan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan oleh pembuat dan pengguna laporan akuntansi. Ada beberapa isu terkait penelitian akuntansi keperilakuan yaitu isu pemrosesan informasi akuntansi, perancangan sistem informasi, dan pengauditan (Godfrey et al., 2010) :

a. Isu pemrosesan informasi akuntansi menelaah bagaimana user memproses informasi untuk digunakan dalam pengambilan keputusan. Seperti yang kita ketahui bahwa akuntansi keuangan menghasilkan informasi akuntansi bagi pengguna (terutama pengguna eksternal) untuk pengambilan keputusan.

b. Isu perancangan sistem informasi akuntansi melihat pada pemilihan kebijakan akuntansi dan perancangan pelaporan informasi akuntansi kepada pengguna. Dalam hal ini akuntan atau auditor sebagai provider informasi menggunakan judgment dan membuat keputusan dalam memilih kebijakan akuntansi dan merancang pelaporan informasi akuntansi bagi pengguna.

(39)

19 Selain itu, BAR digunakan untuk membantu menganalisis penilaian risiko dari auditor dan memperbaikinya.

2. Perencanaan Audit

Menurut PSA No. 5 Perencanaan dan Supervisi, perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Sedangkan menurut Auditing Standards No. 9 Audit Planning (PCAOB, 2010) perencanaan audit meliputi membentuk stratergi keseluruhan audit untuk pelaksanaan dan mengembangkan rencana audit, yang menyertakan prosedur penilaian risiko yang direncanakan dan tanggapan yang direncanakan atas risiko salah saji yang material.

(40)

20 memengaruhi sifat dan keluasan penyujian substantif yang harus dilakukan.

Teknik pengumpulan bukti yang digunakan pada tahap ini dapat meliputi teknik manual dan teknik audit komputer khusus. Tahap pengujian substantif melibatkan penyelidikan yang terperinci mengenai berbagai saldo akun dan transaksi. Risiko deteksi yang direncanakan menentukan jumlah bukti substantif yang direncanakan akan dikumpulkan auditor, yang besarnya berlawanan dengan risiko deteksi. Jika risiko deteksi yang direncanakan dikurangi, auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti untuk mencapai rencana pengurangan risiko itu (Arens, Elder dan Beasley, 2008).

Beberapa uji substantif merupakan aktivitas fisik yang membutuhkan banyak tenaga kerja seperti menghitung kas, menghitung persediaan di gudang dan memverivikasi keberadaan sertifikat saham. Dalam sebuah lingkungan TI, informasi yang dibutuhkan untuk melakukan uji substantif terdapat dalam berbagai file data yang sering kali harus diekstraksi menggunakan software Computer Assissted Audit Tools and Techniques (CAATTs) (Hall dan Singleton, 2007).

3. Penilaian Risiko Audit

(41)

21 Risiko audit (audit risk) adalah probabilitas bahwa auditor akan memberikan pendapat yang wajar (bersih) atas laporan keuangan yang, pada kenyataanya, salah saji secara material (Hall dan Singleton, 2007). Kesalahsajian yang material mungkin dapat disebabkan oleh berbagai kesalahan atau iregularitas, atau keduanya. Iregularitas adalah kesalahan penyajian yang disengaja untuk melakukan penipuan atau menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Tiga komponen risiko audit menurut Boynton, Johnson dan Kell (2006):

a. Risiko Inheren (Inherent Risk)

Risiko inheren atau risiko bawaan adalah kerentanan suatu asersi terhadap kemungkinan salah saji yang material, dengan asumsi tidak terdapat pengendalian internal yang terkait.

b. Risiko Pengendalian (Control Risk)

Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji yang material dalam suatu asersi yang tidak akan dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas.

c. Risiko Deteksi (Detection Risk)

Risiko deteksi adalah risiko yang timbul karena auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

Model risiko audit dapat dinyatakan secara kuantitatif sebagai berikut:

(42)

22 IR dan CR dinilai oleh pengetahuan auditor atas lingkungan perusahaan, pengujian pengendalian internal, pengalaman sebelumnya dengan klien, dan sebagainya. Terakhir, setelah menilai tingkatan dari IR dan CR, DR atau lingkup dari perencaan prosedur substantif kemudian disesuaikan oleh auditor untuk mendapatkan tingkat AR yang diinginkan ( DR = AR / (IR x CR)).

Misalkan risiko audit dinilai dengan 5%, yang sama dengan interval kepercayaan (confidence interval) 95% dalam statistik. Makin andal pengendalian internal, makin rendah probabilitas CR. Hal itu mengarah pada DR yang lebih rendah, yang akan juga mengarah pada lebih sedikit uji substantif yang dibutuhkan. Peningkatan uji substantif dapat berarti audit yang lebih lama dan mengganggu serta biaya audit yang lebih tinggi (Hall dan Singleton, 2007).

Menurut Boynton, Johnson dan Kell (2006) risiko deteksi tergantung pada dua faktor lain dalam model risiko audit. Risiko ini akan berubah hanya jika auditor mengubah salah satu dari faktor-faktor model risiko. Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan besar akan ada salah saji, dengan mengabaikan pengendalian internal, auditor akan menyimpulkan bahwa risiko inheren adalah tinggi. Risiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanakan dan bersifat langsung dengan bukti.

(43)

23 yang lebih berpengalaman pada bidang itu serta mereview pengujian audit yang telah selesai secara lebih menyeluruh. Sedangkan jika auditor mengasumsikan pengendalian internal sama sekali tidak efektif untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Kesimpulan tersebut akan menetapkan faktor risiko yang tinggi. Semakin efektif pengendalian internal semakin rendah faktor risiko yang dapat ditetapkan untuk risiko pengendalian.

SAS 107 (AU 312) menyebut kombinasi risiko inheren dan risiko pengendalian ini risiko salah saji yang material (risk of material misstatement). Seperti pada risiko inheren, hubungan antara risiko pengendalian dan risiko deteksi adalah berbanding terbalik, sedangkan hubungan antara risiko pengendalian dan bukti substantif bersifat langsung.

Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif, risiko deteksi yang direncanakan dapat diperbesar sehingga bukti dapat dikurangi dan akan memperkecil kemungkinan terjadinya salah saji dalam laporan keuangan. Auditor harus memahami pengendalian internal yang ada, mengevaluasi seberapa baik pengendalian tersebut berfungsi, serta menguji keefektifannya.

(44)

24 model risiko audit akan menyebabkan auditor mengurangi risiko deteksi sehingga meningkatkan bukti.

Perbedaan antara risiko-risiko dalam model risiko audit adalah dalam risiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada ekspektasi atau prediksi auditor mengenai kondisi klien. Contoh risiko inheren adalah persedian yang belum terjual setelah dua tahun. Sementara contoh risiko pengendalian yang rendah adalah pemisahan tugas yang memadai antara penyimpanan aktiva dan akuntansi. Risiko deteksi sangat tergantung pada kedua risiko lainnya. Dalam mengembangkan strategi audit pendahuluan, auditor menspesifikasikan empat komponen berikut (Boynton, Johnson dan Kell, 2006):

a. Tingkat risiko bawaan yang dinilai.

b. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan:

1. Luas pemahaman mengenai pengendalian intern yang diperoleh.

2. Pengujian pengendalian yang dilaksanakan dalam mengukur risiko pengendalian.

c. Tingkat risiko prosedur analitis yang direncanakan untuk dinilai dengan mempertimbangkan:

1. Luas pemahaman tentang bisnis dan industri yang diperoleh. 2. Prosedur analitis yang akan dilaksanakan yang menyediakan

(45)

25 d. Tingkat pengujian rincian yang direncanakan, apabila dikombinasikan dengan prosedur lain, mengurangi risiko audit hingga tingkat rendah yang sesuai.

Sedangkan menurut Arens, Elder dan Beasley, (2008) auditor harus memiliki faktor-faktor yang menyebabkan risiko inheren dan memodifikasi bukti audit untuk memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor utama ketika menilai risiko inheren:

a. Sifat bisnis klien b. Hasil audit sebelumnya

c. Penugasan awal versus penugasan berulang d. Pihak-pihak yang terkait

e. Transaksi nonrutin

f. Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi dengan tepat

g. Unsur-unsur populasi

h. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang i. Faktor-faktor yang berkaitan dengan misaproriasi aktiva

4. Sistem Informasi

(46)

26 aktivitas dalam sistem informasi memberikan informasi yang dibutuhkan organisasi dalam membuat keputusan, mengendalikan operasi, menganalisis masalah, dan membuat produk atau jasa baru. Aktivitas ini meliputi input, processing, dan output.

Input (masukan) mengambil atau mengumpulkan data yang belum diolah dari dalam organisasi atau lingkungan luar organisasi. Processing (pemrosesan) mengubah masukan yang belum diolah menjadi bentuk yang berarti. Output (keluaran) memindahkan informasi yang telah diproses kepada orang yang akan menggunakannya atau kepada aktivitas yang menggunakan informasi tersebut (Laudon dan Laudon, 2010).

Sistem mengumpulkan data dari berbagai proses kunci bisnis dalam manufaktur dan produksi, akuntansi dan keuangan, pemasaran dan penjuan, dan sumberdaya manusia, dan menyimpan data dalam satu penyimpanan data pusat. Informasi yang sebelumnya terbagi dalam sistem yang berbeda dapat disebar dalam perusahaan untuk membantu bagian-bagian perusahaan lainnya dalam bekerja bersama lebih dekat. Pengguna dapat membuat keputusan yang lebih baik ketika kuantitas dan kualitas dari informasi meningkat.

(47)

27 fungsi-fungsi tersebut dapat dikombinasikan menjadi satu aplikasi. Desainer sistem informasi harus mempertimbangkan seberapa maju teknologi informasi (TI) dapat membantu pembuat keputusan agar lebih efektif dalam menyaring dan menyimpulkan informasi, oleh karena itu mereka menghindari information overload (informasi yang berlebih) (Romney dan Steinbart, 2012).

5. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Sistem Informasi Akuntansi menurut Gondodiyoto (2007) adalah merupakan struktur yang menyatu dalam entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

(48)

28 6. Enterprise Resource Planning (ERP)

Banyak perusahaan berskala besar dan sedang mendesain serta memprogram sistem informasi yang disesuaikan secara internal. Sistem ini adalah sistem umum yang menggabungkan berbagai praktik terbaik yang digunakan dalam bisnis. Perusahaan membaurkan dan menyesuaikan berbagai komponen peranti lunak yang jadi ini untuk membentuk sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP) yang paling dapat memenuhi berbagai kebutuhan perusahaan.

Menurut Gondodiyoto (2007) Enterprise Resource Planning (ERP) systems adalah paket peranti lunak yang terdiri atas beberapa modul dan yang berubah perlahan terutama dari sistem perencanaan sumber daya manufaktur tradisional. Menurut Hall dan Singleton (2007) ERP adalah sebuah alat pendukung keputusan yang memasok pihak manajemen informasi real-time dan memungkinkan keputusan tepat waktu yang dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja dan mencapai keunggulan kompetitif. Tujuan ERP adalah mengintegrasikan berbagai proses utama suatu perusahaan seperti entri pesanan, produksi, pengadaan, utang usaha, penggajian, dan sumber daya manusia. ERP menggabungkan setiap komputer pada tiap depatemen ke dalam sebuah sistem terintegrasi yang mengakses sebuah basis data untuk memfasilitasi proses berbagai informasi dan untuk meningkatkan komunikasi di perusahaan.

(49)

29 mendesain sistem untuk menerima dan berkomunikasi dengan software jadi yang dapat ditambahkan (bolt-on) yang diproduksi oleh vendor ketiga. Bolt-On adalah sistem yang komprehensif yang menyediakan teknologi atau fungsionalitas spesifik sebagai pelengkap bagi sistem ERP. Beberapa jenis tipe aplikasi yang termasuk Bolt-On biasanya digunakan untuk menghubungkan organisasi lain dengan sistem ERP melalui komponen software yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Berbagai solusi Bolt-On tersebut dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu Costumer Relationship Management (CRM), Product Lifecycle Management (PLM),

Supply Chain Management (SCM), Business Intelligence (BI). 7. General Audit dalam Kompleksitas Sistem Informasi

(50)

30 menganggapnya sebagai black box. Selain itu auditor juga menentukan apakah dalam pemeriksaan auditor akan menggunakan alat bantu komputer untuk audit atau tidak. Auditor harus memutuskan pendekatan mana yang akan ditempuh, di antara tiga pendekatan audit yang berkaitan dengan komputer :

a. Audit di sekitar (input/output) komputer (audit around the computer), dapat dilakukan jika dokumen sumber tersedia dalam bahasa non-mesin memungkinkan auditor menelusuri suatu transaksi dari dokumen sumber ke output.

b. Audit terhadap komputer (audit through the computer), auditor menguji dan menilai efektivitas prosedur pengendalian operasi dan program komputer serta ketepatan proses di dalam komputer. Keunggulan teknik ini adalah bahwa auditor memiliki kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian terhadap sistem komputer.

c. Audit menggunakan dukungan computer (audit with the computer), menggunakan software untuk mengotomasikan prosedur pelaksanaan audit.

(51)

31 diproses melalui sistem yang berbasis komputer itu valid dan dapat diandalkan. Apabila keandalan sistem berbasis komputer merupakan sasaran utama pemeriksaan, pemeriksa harus melakukan reviu terhadap pengendalian umum dan pengendalian aplikasi sistem tersebut.

8. Keahlian Sistem Informasi Auditor

Komputerisasi memberikan dampak terhadap audit laporan keuangan, dukungan computer audit makin diperlukan oleh para akuntan, atau para akuntan harus mulai makin conmputer literacy (paham hal-hal teknis aplikasi komputer). Selain itu pendekatan atau cara pandang terhadap sistem akuntansi yang semula stand alone, kini berubah menjadi sistem informasi akuntansi makin terpadu dengan keseluruhan sistem informasi perusahaan. Akibatnya area audit laporan keuangan makin saling terkait dengan bidang operasional, teknologi informasi dan makin luas ruang lingkupnya (Gondodiyoto, 2007). Pengetahuan teknologi informasi dan akuntansi perlu diberikan pada berbagai tahapan maupun tingkatannya masing-masing, antara lain:

a. Pre post qualification

(52)

32 teknologi informasi dalam aktivitas edukasi profesi yang berkelanjutan.

b. Conceptual knowledge / practicall skill

Pengetahuan teknologi informasi bersifat konsep maupun keterampilan praktis. Pendidikan dan pelatihan harus memberikan pengetahuan konsepsional dan technical skill, serta dasar-dasar untuk pengembangan diri lebih lanjut.

(53)

33 Menurut Hamid (2012) bagaimanapun sebuah perusahaan mengoperasikan sistem secara manual, sistem yang terkomputerisasi, atau paduan antara keduanya, auditor harus mengikuti Generally Accepted Auditing Standards (GAAS):

a. Sebagai bagian dari menggunakan pengetahuan yang cukup atas operasi perusahaan untuk perencanaan audit, auditor harus memiliki pemahaman mengenai computer processing configuration, metode dari pemrosesan dan hal yang berhubungan agar dapat menilai risiko bawaan yang berkaitan dengan perencanaan audit.

b. Auditor harus mendapatkan pemahaman yang memadai dari semua pengendalian yang berhubungan dengan aplikasi sistem akuntansi yang signifikan dengan audit. Contohnya, auditor akan melakukan pengujian atas pengendalian dari kebijakan dan prosedur internal control (melingkupi baik sistem manual dan terkomputerisasi) yang dapat meningkatkan reabilitas dari data dan informasi. Dari pengujian pengendalian, auditor akan menilai risiko pengendalian untuk asersi tertentu atas saldo akun atau level dari transaksi, dan menentukan lingkup, waktu, dan luas dari prosedur substantif menurut materialitas dan risiko bawaan. Prosedur ini dapat dilakukan menggunakan komputer.

(54)

34 hal ini, auditor dapat mempertimbangkan menggunakan generalized audit software packages jika dibutuhkan.

Standar Audit 315 mengenai Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya (par. 18) yaitu, auditor harus memperoleh pemahaman tentang sistem informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk hal-hal sebagai berikut:

a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan terhadap laporan keuangan;

b. Prosedur, baik dalam teknologi informasi maupun sistem manual, yang olehnya transaksi dimulai, dicatat, diproses, dan dikoreksi sebagaimana mestinya, diranser ke buku besar, dan dilaporkan dalam laporan keuangan;

c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun spesifik dalam laporan keuangan yang digunakan untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan transaksi, hal ini mencakup koreksi terhadap informasi yang salah dan bagaimana informasi tersebut ditransfer ke buku besar. Catatan tersbut dapat dalam bentuk manual atau elektronik;

(55)

35 e. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan entitas, termasuk estimasi akuntansi dan pengungkapan yang signifikan; dan

f. Pengendalian di sekitar entri jurnal, termasuk entri jurnal non standar yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak berulang atau tidak biasa, atau penyesuaian

9. Computer Assurance Specialist

SAS 73 (AU 336) menetapkan persyaratan untuk memilih spesialis dan mereview pekerjaannya. Auditor harus memiliki pengalaman yang memadai atas bisnis klien untuk mengetahui apakah spesialis memang diperlukan. Auditor perlu mengevaluasi kualifikasi profesional spesialis itu dan memahami tujuan serta ruang lingkup pekerjaannya. Auditor juga harus mempertimbangkan hubungan spesialis tersebut dengan klien, termasuk situasi yang mungkin mengganggu objektivitasnya. Penggunaan spesialis tidak akan mempengaruhi tanggung jawab auditor untuk melaksanakan audit dan laporan audit tidak boleh mengacu pada pekerjaan spesialis, kecuali laporan spesialis mengakibatkan perlunya modifikasi atas laporan audit.

(56)

36 a. Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari

spesialis lain dalam bidangnya.

b. Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak lain yang mengenal kemampuan atau kinerjanya.

c. Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien.

Ketepatan dan kelayakan metode dan asumsi yang digunakan dan penerapannya merupakan tanggung jawab spesialis. Auditor harus memahami metode dan ausmsi yang digunakan oleh spesialis, melakukan pengujian semestinya atas data yang disediakan oleh spesialis, dengan memperhitungkan taksiran risiko pengendalian auditor dan mengevaluasi apakah temuan spesialis mendukung asersi yang berkaitan dalam laporan keuangan.

(57)
(58)

38 B. Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu beserta dengan hasil penelitian:

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y)

NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL menggunakan metode sampel jenuh dengan jumlah sampel sebesar 43 responden atas survei kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Skala yang digunakan adalah skala likert.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kualitas audit dapat dijelaskan oleh variabel TABK, Kompetensi auditor, Kecerdasan Spiritual sebesar 48,80%. Variabel TABK, kompetensi auditor, kecerdasan spiritual berpengaruh positif signifikan pada kualitas audit.

- Kualitas Tengah dengan menggunakan metode purposive sampling. Pengujian data menggunakan analisis regresi berganda.

Gender berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment, sedangkan keahlian auditor dan pengalaman auditor berpengaruh positif signifikan. Tekanan ketaatan berpengaruh

(59)

39 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

negatif secara signifikan terhadap audit judgmentsedangkan kompleksitas tugas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit judgment.

3. Hubungan Antara (judgmental sampling) kepada responden auditor di KAP. Pengujian menggunakan analisis regresi berganda.

Risiko manipulasi earnings, risiko corporate governance dan interaksi antara risiko manipulasi earnings, risiko corporate governance dengan perencanaan audit tidak berhubungan dengan perencanaan audit. pengujian analisis regresi berganda. Objek penelitian adalah KAP di Jakarta pada tahun 2000.

Variabel independen yang berpengaruh signifikan adalah variabel adanya pedoman audit SI terhadap penerapan audit SI sedangkan variabel independen

(60)

40 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL kesadaran KAP, pengetahuan dan pendidikan berpengaruh tidak signifikan terhadap penerapan audit SI. Rata-rata nilai penerapan Audit SI oleh KAP di Jakarta masih kecil sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya KAP belum menerapkan Audit SI.

(Sumber: Diolah dari berbagai referensi)

Tabel 2. 2 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan Judgment Perencanaan Audit (Y) – Asing

NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

Penelitian ini bersifat kualitataif. Menggunakan metode wawancara dan kuesioner atas 33 praktisi, 16 auditor dan 17 spesialis IT dari KAP dengan skala likert sebagai pengukur.

(61)

41 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y Tim Bauer dan

Cassandra Estep (2015)

kecukupan dari pengujian audit. Hasil dari penelitian menyimpulkan tim audit dengan kualitas hubungan yang kurang memiliki risiko atas integrasi yang buruk dan terlalu mengandalkan fungsi IT yang mengancam

Penelitian dilakukan untuk populasi tahun 2004-2009. Menggunakan pengujian regresi logistik.

Keahlian audit TI berpengaruh negatif atas kelemahan material non-IT dan IT dalam pengaturan

Variabel yang digunakan penelitian adalah kualitas sistem akuntansi perusahaan, keputusan melakukan audit dan eksternal audit.

Penelitian ini menyimpulkan auditor dapat memiliki peran yang berguna dalam membantu perusahaan mempertahankan kualitas sistem akuntansi yang tinggi. Perusahaan yang memilih untuk tidak melakukan audit, dapat mengandalkan sumber

- Keputusan melakukan audit

(62)

42 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y alternatif dari spesialis untuk

meminimalkan pengaruh negatif atas hilangnya spesialis auditor.

4. IS Auditor

Sampel yang digunakan adalah 203 proyek Sistem Informasi di KAP Korea Selatan untuk penelitian dari tahun 2007-2008. Data diambil melalui NIA’s IS database audit. Menggunakan model pengujian SEM (stuctural equation modeling).

Kedua karakteristik auditor dalam keahlian dan kejelasan peran sangat penting untuk menjadi penentu proses audit dalam hal audit responsiveness dan keandalan audit yang menjadi penentu kritikal atas kepuasan audit.

Penelitian ini merupakan

sebuah randomized

experiment2x2 dengan total 121 auditor Big 4 berpengalaman yang memiliki pengalaman atas jarak psikologis dengan fungsi audit internal klien. Pengujian menggunakan 5 poin skala

(63)

43 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y Steve G. Sutton

(2014)

likert dengan manipulasi materi dalam kuesioner dan menggunakan analisis MANOVA.

memoderasi pengaruh jarak psikologis seperti perbedaan pengaruh dari ada dan tidak adanya kelemahan material dari kepercayaan diri auditor tahun lalu dan keinginan yang berhubungan untuk mengurangi jam kerja yang dianggarkan lebih besar untuk spesialis dengan jarak psikologis. Pilihan auditor atas spesialis yang lebih dekat dapat menyimpan keandalan yang lebih besar dari auditor eksternal, terutama ketika adanya kelemahan yang material di audit tahun lalu spesialis berniat akan membantu memperbaiki. variabel independen dan menggunakan

professionaljudgment dengan evaluasi dari reabilitas atas pengendalian internal dan fraud sebagai variabel

Pengalaman tidak mempengaruhi keputusan auditor ketika hal tersebut didasari oleh professional judgment.

(64)

44 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y Rogelio J. Cardona

(2013)

dependen. Menggunakan kuesioner dengan sampel dari KAP di Puerto Rico dan praktisi serta mahasiswa tingkat akhir di akuntansi pada tahun 2011. Menggunakan nonparametric analysis of variance (Kruskal-Wallis test) untuk menbandingkan sampel dari group berbeda. AIS sebagai variabel independen dan variabel Risk Assessment Competency dan

Kualitas Auditor

PlanningJudgments sebagai variabel dependen.

Menggunakan simulasi software dan estimasi hasil.

Penggunaan AIS mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam proses audit yang meningkatkan efisiensi dari proses tersebut. Eror dari proses audit terkomputerisasi signifikan kecil dan dapat diterima untuk jurnal baik besar maupun kecil oleh karena itu penggunaan AIS meningkatkan akurasi dari audit proses atas besar maupun kecilnya jumlah audit sehingga meningkatkan efisiensi dari proses audit. Auditor mendapatkan pengetahuan lebih dari teknologi informasi terutama AIS dan CAATs, pekerjaan

- Kualitas Audit

(65)

45 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL nasional dengan memberikan kuesioner berisi kasus yang dimanipulasi untuk menentukan keberpengaruhan kompetensi spesialis komputer serta penilaian menggunakan 10 poin skala likert. Pengujian menggunakan 2 x 2 ANCOVA (analysis of covariance)

Auditor sensitif terhadap kompetensi Computer Assurance Specialist dan menilai risiko pengendalian lebih tinggi ketika mendapatkan bukti pengujian pengendalian yang positif dari seorang CAS dengan kompetensi rendah. Pada kondisi SIA terindikasi peningkatan risiko, auditor dengan keahlian SIA yang lebih tinggi menilai pengendalian risiko lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki keahlian lebih rendah. Walaupun keahlian SIA tidak memoderasi pengaruh atas kompetensi CAS pada penilaian risiko pengendalian mereka, tingkat keahlian memoderasi reaksi mereka terhadap variasi kompetensi CAS dengan melihat kepada rencana pengujian substantif.

√ √ √

9. Bringing an IT Specialist Into The

Penelitian ini bersifat analisis dari data kualitatif dengan

Hasil dari penelitian ini adalah model penentuan keputusan untuk

(66)

46 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

metode wawancara. Penelitian ini terdiri dari expert study yang dilakukan dengan melakukan wawancara pada dua auditor bersertifikasi CISA sedangkan user study dilakukan dengan melakukan wawancara dengan dua auditor finansial pada KAP kecil. Pengujian penelitian ini menggunakan validasi model.

(67)

47 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y batasan pengetahuan pengguna IT

dan risiko yang berhubungan dengan IT. digunakan sebesar 165 auditor. Menggunakan desain experimental dengan skala likert dan pengujian regresi berganda.

Kedua tipe auditor (spesialis auditor TI dan auditor keuangan) mengindikasikanrisiko yang lebih signifikan atas interupsi bisnisketergantungan proses, risiko pengendalian keseluruhan dengan ERP, dibandingkan dengan non-ERP sistem. Ketika spesialis audit TI menilai risiko yang lebih signifikan atas network, database, dan application security pada ERP sistem, auditor finansial tidak mengakui adanya risiko keamanan pada area tersebut. Perbedaan risiko yang diterima dari non-ERP dengan sistem ERP pada seluruh kategori risiko signifikan lebih besar untuk spesialis audit TI dibandingkan auditor finansial. Auditor finansial tidak mengindikasikan kebutuhan yang besar untuk berkonsultasi dengan

(68)

48 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y spesialis audit TI ketika

melakukan ERP versus non-ERP sistem dan keduanya sama-sama percaya diri pada kemampuan tim finansial audit untuk menilai risiko pada kedua ligkungan komputer. Bukti dari penelitian ini menyimpulkan bahwa auditor finansial berkemungkinan terlalu percaya diri pada kemampuannya dalam menilai risiko sistem ERP. 11. The Effects of menguji keahlian Accounting Information Systems (AIS Auditor) dan kompetensi Computer Assurance Specialist dengan metode analisis ANOVA 2X2 dan ANCOVA.

Auditor dengan keahlian SIA yang tinggi menilai risiko bawaan dan pengendalian pada tingkat yang tinggi dan membentuk subtantive test atas hal tersebut dengan lingkup yang lebih luas untuk mengurangi risiko tersebut. Untuk Auditor dengan keahlian SIA yang tinggi, kualitas dari penilaian risiko mereka dan efektivitas dari lingkup pengujian mereka melebihi auditor dengan keahlian SIA yang rendah. Auditor juga sensitif atas reliabilitasnya terhadap CAS

(69)

49 NO. JUDUL/PENULIS

(TAHUN) METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

VARIABEL

LAINNYA X1 X2 Y sebagai sumber bukti dan menilai

risiko pengendalian lebih tinggi ketika diberikan bukti pengujian pengendalian dari CAS dengan kompetensi yang rendah. Ketika merencanakan prosedur subtantif, tingkat keahlian SIA Auditor memoderasi reaksi mereka terhadap kompetensi CAS. Tidak ada pengaruh keahlian SIA yang terjadi dalam kondisi ketika CAS memiliki kompetensi yang tinggi. Hasil dari penelitian ini berpendapat keahlian SIA auditor dapat memainkan peran yang signifikan dalam lingkungan SIA yang kompleks dan kemampuan mereka untuk mengkompensasi atas adanya potensi kekurangan komepetensi CAS dengan meningkatkan lingkup pengujian substantif.

(70)

50 C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dapat digambarkan dalam gambar 2.1 Gambar 2.1 Skema Kerangka Penelitian

Hasil Analisis:

- Uji Reliabilitas - Uji Validitas - Uji Normalitas - Uji Asumsi - Uji Hipotesis

Teori Behavioral Accounting Research (BAR)

Adanya ketidakkonsistenan pada penelitian sebelumnya

Munculnya kasus baik atas kurangnya kemampuan auditor, maupun keterlibatan spesialis IT dan serangan hackers

Pentingnya memperhatikan kemampuan auditor atas TI dan kompetensi spesialis TI dalam melakukan audit

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Kesimpulan dan Saran

Metode Analisis: Uji beda Independent t-test dan Uji ANOVA Kompetensi Computer

Assurance Specialist (X2)

Keahlian Auditor atas Sistem Informasi (X1)

Audit plan judgment (Y)

(71)

51 D. Pengembangan Hipotesis

1. Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Auditor Plan Judgment

Auditor harus memiliki pengetahuan memadai tentang Sistem Informasi Komputer untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi, dan me-review pekerjaan yang dilakukan untuk menerapkan prosedur audit, tergantung atas pendekatan audit yang digunakan. SA Seksi 335 (PSA No. 57) menjelaskan tingkat keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit dalam lingkup sistem informasi komputer. Menurut Gonodiyoto (2007), pengetahuan teknologi informasi dan akuntansi perlu diberikan pada tahapan pelatihan dan pendidikan. Penelitian yang dilakukan Hunton et al. (2001) dalam Brazel (2004) menyimpulkan ketika keahlian SIA meningkat, akan terjadi peningkatan juga pada kinerja auditor dalam melakukan tugas yang berhubungan dengan SIA. Auditor yang memiliki keahlian SIA yang lebih tinggi seharusnya memiliki dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyiapkan progam audit dan penganggaran waktu yang efektif dalam lingkup SIA yang tinggi.

(72)

52 atas audit plan judgment. Hasil penelitian Brazel mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Praditaningrum dan Januarti (2012); Ahmad dan Zawaideh (2013); Brazel dan Agoglia (2007); yaitu keahlian Sistem Informasi Akuntansi Auditor berpengaruh dengan audit plan judgment.

Dari penjelasan teoritis dan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu:

H1: Auditor dengan keahlian atas Sistem Informasi yang tinggi akan merencanakan audit lebih luas dibandingkan dengan auditor dengan keahlian Sistem Informasi yang rendah.

2. Kompetensi Computer Assurance Specialist dan Auditor Plan Judgment

Gambar

Tabel 4.14  Statistik Deskriptif Variabel Keahlian Auditor atas Sistem
Gambar 2.1  Skema Kerangka Penelitian  ..........................................................
Tabel 1.1 10 Besar Isu Internal Auditor dalam Perusahaan Teknologi di 2015
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Mengenai Keahlian SI Auditor (X1), Kompetensi Computer Assurance Specialist (X2), dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media tiga dimensi pada mata pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV/B

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa perdagangan orang merupakan suatu proses tindakan perekrutan, pengiriman, pemindahan, penempatan atau penerimaan

Taman pintar dibangun sebagai sarana bermain edukatif dan bersifat rekreatif, guna mendukung Surakarta sebagai kota layak anak. Kota Surakarta memang baru terdapat tujuh

Salah satu hal yang sangat menentukan di dalam pendidikan adalah proses pengajaran, karena berhasil tidaknya suatu pendidikan tergantung pada proses pembelajaran

Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah alokasi belanja pegawai, sedangkan variabel independennya adalah (1) kemampuan keuangan daerah yang

Sebuah survei terbaru dari 96 lembaga NASPAA berafiliasi menunjukkan bahwa sekitar 40% dari mereka menawarkan kursus hibrida atau online, dan sekitar 24% memiliki

Dengan demikian, merujuk pada aspek geokimia, batulempung yang telah dianalisis, batulempung yang berasal dari cekungan Sumatra Utara ini memiliki potensi yang baik