ABSTRACT
EVALUATED APPLICATION FINANCIAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM APPLICATION AREA (SIPKD) IN THE PREPARATION OF FINANCIAL INFORMATION AREA (IKD) IN FINANCE AND ASSET MANAGEMENT AGENCY (BPKA) NORTH
LAMPUNG REGENCY.
BY
NUR AZIZA
Problem in this research is the application of Financial Management Information System Application Area (SIPKD) as a whole have not been implemented on the process drafting of Financial Information Area (IKD). Since socialized from 2008 until now only 5 (five) IKD using SIPKD application in drafting process from 10 (ten) IKD planned. This research was conducted to evaluate the application SIPKD in the preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency.
This research using evaluation research Model UCLA by Alkin and evaluation approach by Stecher, Brian M & W Alan Davis, that using perspective qualitative approach which is descriptive.
The result of this research shows that application SIPKD in preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency not as planned. This is due to differences in the type of system used data processing in BPKA North Lampung Regency, then hard to do system migration to migrate the data to integrated all data and arranged with SIPKD Application.
Restricting factors implementation of application SIPKD in preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency such as : there’re some system type difference in processing finance data, opinion conflict from each part, then high cost in data migration, long processing time migration, preparation human sources as that they need.
ABSTRAK
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA
OLEH
NUR AZIZA
Permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang belum terlaksana secara menyeluruh pada proses penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD). Sejak disosialisasikan dari tahun 2008 hingga kini baru 5 (jenis) IKD yang menggunakan aplikasi SIPKD dalam proses penyusunannya dari 10 (jenis) IKD yang direncanakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi Penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara.
Penelitian ini menggunakan evaluasi model UCLA oleh Alkin dan pendekatan evaluasi oleh Stecher, Brian M & W Alan Davis, dengan perspektif pendekatan kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara belum berjalan seperti yang direncanakan. Hal ini disebabkan perbedaan jenis sistem yang digunakan dalam pengolahan data di BPKA Kabupaten Lampung Utara, kemudian sulitnya melakukan migrasi jenis sistem untuk melakukan migrasi data supaya semua data yang ada bisa terintegrasi dan dapat disusun dengan menggunakan aplikasi SIPKD.
Faktor – faktor penghambat pelaksanaan aplikasi SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara yaitu : adanya perbedaan jenis sistem yang digunakan dalam pengolahan data – data keuangan, pertentangan opini dan pendapat dari masing – masing pihak yang berbeda – beda, kemudian tingginya biaya yang diperlukan dalam melakukan migrasi data, lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses migrasi data serta penyiapan SDM yang sesuai dengan kebutuhan.
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA
(Tesis)
Oleh : NUR AZIZA
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG
Nur Aziza, biasa dipanggil ziza, ija atau ije lahir di Kotabumi
– Lampung Utara pada tanggal 09 Oktober 1979. Dilahirkan
dari orang tua yang bernama Drs. Iskandar Mustafa dan
Masamah Isa, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SDN 04 Candimas Lampung Utara pada tahun
1992, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 05 Kotabumi
Lampung Utara dan lulus pada tahun 1995. Kemudian melanjutkan ke Sekolah
Menengah Umum Negeri (SMUN) 02 Tanjung Karang - Bandar Lampung dan
lulus pada tahun 1998. Lalu pada tahun yang sama diterima di Universitas
Lampung, Fakultas Pertanian Jurusan Teknik Pertanian dan lulus pada tahun
2004.
Pada tahun 2009 penulis mengikuti seleksi CPNS di Kabupaten Lampung Utara
dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2010 di Dinas Tata Kota
Kabupaten Lampung Utara. Kemudian pada tahun 2012 penulis
dipindahtugaskan ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung
Utara.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dunia kepemerintahan dan
pengetahuan lainnya, maka pada tahun 2012 penulis meneruskan pendidikan
Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MOTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah 5-6)
Hidup seperti mengendarai sepeda, agar tetap seimbang kita harus terus
SANWACANA
Puji dan syukur aku panjatkan hanya ke pada-Mu ya Rabb Allah SWT, yang telah
melimpahkan kasih sayang serta rahmat dan hidayahnya kepadaku, sehingga
mampu menyelesaikan penyusunan tesis yang diberi judul “Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara”.
Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi syarat – syarat
guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (MIP) dalam Ilmu
Pemerintahan Konsentrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan
moral dari berbagai pihak baik moral maupun materi. Untuk itu ucapan terima
kasih dan penghargaan penulis sampaikan untuk semua pihak yang telah
mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini, yaitu :
1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
4. Dr. Ari Darmastuti, M.A., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Dr. Feni Rosalia, M.Si., selaku Pembimbing Utama, terima kasih atas semua
saran dan bimbingannya selama ini sehingga tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik.
6. Drs. Yana Ekana P.S., M.Si., selaku Koordinator Sekretariat Pascasarjana
Magister Ilmu Pemerintahan dan selaku Pembimbing pembantu, terima kasih
atas saran dan bimbingannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik.
7. Dr. Dedy Hermawan, S.Sos. M.Si., selaku Pembahas / Penguji Utama, terima
kasih atas semua saran dan bimbingannya sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik dan lebih sempurna.
8. Seluruh dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang telah
memberikan bimbingan dan nasihatnya selama penulis menempuh
pendidikan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah.
9. Civitas Akademika dan karyawan rektorat Unila yang telah membantu kami
selama belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.
10. Kepada seluruh rekan – rekan dan saudara – saudaraku di Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara dan instansi lain
yang terkait dengan penelitian ini : Ibu Husna, Bang Joni, Ferri Arfandianto,
Mas Acho, Abah Sodikin, Pak Gunawan, Pak Saragih, Henny, Fera, Ita,
dukungannya untuk menguatkan perjuanganku meraih cita – cita.
13. Untuk semua saudara – saudaraku tercinta : Kiyai Iman, Ijal, Ilmi, Iqbal,
Ridho dan si kecil Husna yang selalu setia menemani. Atu Ami, Kiyai Arun,
Adin Bintang, Tuan Ghazi, Gusti Pemuka, Minak Puncak dan Adek Unggul.
13. Untuk semua teman – teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan :
Maul, Mb Nanik, Martha, Angga, Anggie, Ayu, Mb Hijra, Rury, Bang
Imbron, Hinfa, Pak Camat, Bang Ai, Rano, Mbak Nurma, Pak Lukman, dll
yang telah mendukung.
Penulis berharap tesis ini akan memberikan manfaat bagi dinamika intelektual di
kampus kita tercinta ini, amin.
Bandar Lampung, Oktober 2014
Penulis
36 DAFTAR ISI
Halaman I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 15
1.3. Tujuan Penelitian... 15
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian... 16
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)...……… 17
2.2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 19
2.2.1. Dasar Hukum Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah... 20
2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 20
2.2.3. Prinsip Dasar Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 21
2.2.4. Kewajiban Daerah... 21
2.2.5. Pengguna Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 22
2.2.6. Strategi Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 23
2.2.7. Dukungan Kegiatan SIPKD……… 24
2.3. Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI)... 25
2.4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)... 26
2.5. Konsep Teori Evaluasi ... 27
2.6. Penelitian Terdahulu ……… 30
2.7. Kerangka Pikir ... 32
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian... 36
3.2. Fokus Penelitian... 37
3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 38
3.4. Informan... 38
3.5. Jenis Data Penelitian... 37
3.6. Teknik Pengumpulan Data... 39
3.7. Teknik Pengolahan Data... 40
3.8. Teknik Analisis Data... 40
37
4.1.1. Struktur Organisasi ……….. 44
4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi……….. 46
4.2. Gambaran Umum Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara ... 64
4.2.1. Uraian Tugas Tim ……….. 64
4.2.2. Susunan Personil Tim Pelaksana Teknis Pendampingan SIPKD Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 ….……….. 65
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ... 68
1. System Assesment (Kondisi Sistem) ……… 69
2. Program Planning (Perencanaan Program)……….. 75
3. Implementation Program (Pengenalan/sosialisasi)……… 77
4. Program Improvement (Fungsi Program)……….. 80
5. Program Certification (Sertifikasi Program)……….. 97
6. Pendekatan Evaluasi yang berorientasi pada Tujuan ... 94
7. Pendekatan Evaluasi yang Responsif ... 95
5.2. Analisis dan Pembahasan Evaluasi Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ... 98
1. Program Assesment (Kondisi Sistem) ……… 99
2. Program Planning (Perencanaan Program)……….. 105
3. Implememtation Program (Pengenalan/sosialisasi)……… 108
4. Program Improvement (Fungsi Program)……….. 110
5. Program Certification (Sertifikasi Program)……….. 114
6. Pendekatan Evaluasi yang berorientasi pada Tujuan ... 118
7. Pendekatan Evaluasi yang Responsif ... 120
5.3. Faktor – faktor Penghambat Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ... 124
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... ... 127
6.2. Saran ... 129
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2006
(Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)…... 10
1.2. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)……... 10
1.3. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012 (Sesudah menggunakan aplikasi SIPKD)……... 11
1.4. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013 (Sesudah menggunakan aplikasi SIPKD)……... 11
1.5. Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah menggunakan aplikasi SIPKD) dan Manual……... 14
2.1. Tabel Batas Waktu Peyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) ... 19
4.1. Tabel Sumber Daya Manusia di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara ... 61
4.2. Tabel Sarana dan Prasarana Kerja Pendukung Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara... 62
5.1.1. Evaluasi System Assesment (Kondisi Sistem)... 74
5.1.2. Evaluasi ProgramPlanning (Perencanaan Program)... 76
5.1.3. Evaluasi ImplementationProgram (Pengenalan/Sosialisasi)... 80
5.2.2. Evaluasi ProgramPlanning (Perencanaan Program)... 105
5.2.3. Evaluasi ImplementationProgram (Pengenalan/Sosialisasi)... 108
5.2.4. Evaluasi ProgramImprovement (Fungsi Program... 110
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1. Bagan Kerangka Pikir ... 33
5.1. Alur SIPKD ………... 97
5.2. Alur SIPKD Penganggaran... 98
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan
urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi
seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi: politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. Pemerintahan
daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara
Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, menegaskan bahwa Keuangan daerah
harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,
efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang
terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan
dengan peraturan daerah
Keuangan daerah digunakan untuk mendanai kegiatan pemerintahan dan
pembangunan daerah serta memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan diperlukan
sumber daya manusia yang memadai, sumber pembiayaan yang memadai,
dan dilengkapi dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka.
Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN / APBD
berkewajiban untuk terbuka dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil
pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab itu
diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif
kepada masyarakat luas, termasuk informasi keuangan daerah dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat guna
mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta
mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.
Sistem pengelolaan keuangan yang cepat, tepat dan akurat sangat
daerah seperti hal tersebut diatas. Untuk melaksanakan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah, maka ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 56
Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data
pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
pertanggungjawaban daerah (Peraturan Pemerintah RI Nomor 56 Tahun
2005 : Pasal 1 ayat 15).
Dalam penyelenggaraan SIKD yang meliputi penyajian informasi
anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan daerah
dihasilkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
melalui situs resmi pemerintah daerah dalam rangka mendukung SIKD
secara Nasional (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 13)
SIPKD mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 dan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59 Tahun
2007. Sistem ini berbasis pada jaringan komputer, yang mampu
menghubungkan dan mampu menangani konsolidasi data antara SKPD
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan SKPKD (Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah), sehingga data di Pemerintah Daerah dapat terintegrasi
anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah daerah
terhadap penyebarluasan informasi sehingga memudahkan pelaporan dan
pengendalian, serta mempermudah mendapatkan informasi.
SIPKD merupakan sistem informasi yang didalamnya memuat proses
penyusunan APBD sampai ke tahap realisasinya lengkap dengan laporan
keuangan beserta pencatatan kode rekeningnya. Proses penyusunan
dimulai dari pencatatan satuan kerja yang ada di daerah beserta program
dan kegiatannya, program dan kegiatan tersebut nantinya akan dijadikan
data awal dalam penyusunan pra rencana kerja dan anggaran bagi setiap
SKPD. Data pra rencana kerja ini nantinya akan digunakan sebagai bahan
dasar dalam proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD) hingga rancangan tersebut disusun menjadi data
APBD.
Dalam salah satu tugas dan perannya sebagai penyedia informasi
keuangan, pemerintah bertugas menyelenggarakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) guna menjawab kebutuhan
informasi keuangan oleh masyarakat publik, sedangkan pemerintah daerah
wajib menyampaikan data/informasi yang berkaitan dengan keuangan
daerah kepada Pemerintah yang disebut dengan Sistem Informasi
Keuangan Daerah (SIKD). SIPKD yang dikembangkan dengan basis
teknologi informasi, didesain sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana
untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, serta proses
dan Departemen Dalam Negeri dengan pemerintah daerah dan para
pemilik atau pengguna informasi keuangan daerah lainnya (PP Nomor 56
Tahun 2005 : penjelasan pasal 4 ayat 2).
Dari uraian di atas menunjukkan dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pengelolaan data administrasi dan keuangan
menjadi informasi, mulai mengalami perubahan. Dari pengelolaan yang
rumit menjadi lebih mudah. Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dalam
dalam beberapa dasawarsa terakhir telah membuktikan bahwa Teknologi
Informasi mampu memberikan sesuatu yang awalnya sulit menjadi mudah
dikerjakan atau dikelola oleh administrasi, yakni dalam kecepatan dan
keakuratannya. Dengan demikian Teknologi Informasi telah diyakini
menjadi faktor untuk lebih diperhatikan guna mewujudkan administrasi
yang professional (Sedarmayanti, 2012 : 159)
Kabupaten Lampung Utara sebagai salah satu pemerintah daerah
kabupaten yang ada di Indonesia telah melaksanakan pengelolaan
keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan
pemerintah. Sebelum Tahun 2011, Pengelolaan dan Penatausahaan
Keuangan di Kabupaten Lampung Utara masih menggunakan sistem
manual konvensional, dimana penginputan data dan prosesnya dilakukan
secara manual tanpa menggunakan sistem, yang dipusatkan di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara
(sebelum April 2012, bernama Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Sejak Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara mulai
melaksanakan pengelolaan dan penatasahaan keuangan di Kabupaten
Lampung Utara dengan menggunakan sistem komputerisasi berteknologi,
yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Hal ini
sesuai dengan program pemerintah dalam penerapan e-government, yang
mana untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan agar lebih efisien,
ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.
Dan mulai Tahun 2012 ini penyelenggaran SIPKD ini online langsung
dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dimana BPK dapat langsung
mengakses data pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah
Kabupaten Lampung Utara secara online (Nota Kesepahaman Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara, 2012). Ini sesuai dengan upaya pemerintah dalam
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang
mana dalam good governance menghendaki adanya akuntabilitas,
transparansi, keterbukaan dan rule of law.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yaitu : data sebelum
menggunakan aplikasi SIPKD adalah data Tahun 2006 dan Tahun 2007,
dan untuk data setelah menggunakan aplikasi SIPKD adalah data Tahun
2012 dan Tahun 2013 dengan jenis Informasi Keuangan Daerah (IKD)
antara lain APBD, APBD Perubahan, Laporan Realisasi APBD Semester,
Indikator yang digunakan sebagai tolok ukur perubahan apa yang terjadi
sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi SIPKD ini adalah Waktu
Penyelesaian IKD, Waktu Penyampaian IKD, dan Tingkat Akurasi Data –
data IKD.
Fenomena yang terjadi sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi
SIPKD adalah dibandingkan Tahun 2006 dan Tahun 2007, pada Tahun
2012 dan Tahun 2013, Waktu Penyelesaian dan Waktu Penyampaian IKD
relatif lebih cepat sekitar 1 (satu) - 2 (dua) bulan (lihat Tabel 1.1. sampai
dengan Tabel 1.4.).
Kemudian untuk Tingkat Akurasi (yang meliputi APBD, APBD
Perubahan, Laporan Realisasi APBD Semester, Laporan Realisasi APBD
Tahunan dan Laporan Arus Kas) pada tahun sesudah penggunaan aplikasi
SIPKD meningkat 2 (dua) - 10 (sepuluh) persen dibanding sebelum
penggunaan aplikasi SIPKD. Penghitungan Tingkat Akurasi data Laporan
Realisasi APBD Semester, Laporan Realisasi APBD Tahunan dan
Laporan Arus Kas ini dilihat dari tingkat kesalahan, kesesuaian dan
ketepatan data laporan yang disusun.
Untuk penghitungan Tingkat Akurasi data APBD dan APBD Perubahan
dilihat dari proses penyusunan, perumusan dan pencatatan program kerja,
kegiatan satuan kerja dan proses pencatatan kode rekeningnya menjadi
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang merupakan dokumen yang
berisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah disahkan oleh
tingkat kesalahan itu dilihat dari kesesuaian antara data program kerja dan
kegiatan serta kode rekening yang disusun dalam APBD dan APBD
Perubahan dengan usulan yang diajukan oleh masing - masing SKPD.
Kemudian untuk Tingkat Akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan
Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas dilihat dari
selisih antara nilai anggaran dan nilai realisasi. Dimana pada Tahun 2006
dan 2007 tingkat akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan
Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas berkisar 90%, dan
mengalami kenaikan pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 dengan persentase
98 – 100 % setelah menggunakan aplikasi SIPKD.
Tingkat Akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan Realisasi
APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas pada Tahun 2006 dan 2007 dinilai
cukup rendah karena hanya sekitar 90%, ini berdasarkan hasil audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun Laporan Realisasi APBD Semester
dan Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas yang
diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Utara berupa Dokumen
Laporan Keuangan Daerah sudah dalam posisi nol atau tidak ada selisih
lagi (dinolkan/clear) karena telah dilakukan perbaikan setelah melalui
proses audit dari BPK. Dan untuk Tahun 2012 dan 2013 Tingkat Akurasi
Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan Realisasi APBD Tahunan
dan Laporan Arus Kas cukup tinggi yaitu mencapai nilai 98 - 100% karena
anggaran dengan nilai realisasi, bahkan pada tahun 2013 tidak ditemukan
selisih dalam Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas.
Semua data – data IKD tersebut dinyatakan valid atau sah bila telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Lampung Utara yang ditandatangani oleh Bupati Lampung Utara. Dan
data – data IKD ini bias diakses melalui internet, tetapi masih kalangan
terbatas (pihak – pihak yang berkompeten saja) karena dalam pengaksesan
masih menggunakan password dan menggunakan system jaringan.
Berikut dibawah ini data – data mengenai proses waktu penyampaian dan
tingkat akurasi data Informasi Keuangan Daerah (IKD) sebelum dan
Tabel 1.1. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2006 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)
Jenis IKD
Tahun Anggaran 2006
Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian
Waktu Penyampaian
Tingkat Akurasi
APBD Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan(31 Jan 2006)
07 Nov 2005 19 Jan 2006 95%
APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (21 Nov 2 06) (Penetapan Tgl 20 Okt 2006)
15 Nov 2006 30 Nov 2006 95%
Laporan Realisasi APBD Semester
Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan (30 Juli
2006)
03 Agt 2006 26 Agt 2006 90%
Laporan Realisasi APBD (Tahunan)
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2007)
27 Mei 2007 30 Agt 2007 90%
Laporan Arus Kas
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2007)
27 Mei 2007 30 Agt 2007 90%
Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara
Tabel 1.2. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)
Jenis IKD
Tahun Anggaran 2007
Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian
Waktu Penyampaian
Tingkat Akurasi
APBD Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan (31 Jan 2007)
31 Okt 2006 11 Jan 2007 95%
APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (11 Nov 2007) (Penetapan Tgl 12 Okt 2007)
28 Sept 2007 14 Okt 2007 95%
Laporan Realisasi APBD Semester
Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan (30 Juli
2007)
29 Juli 2007 19 Agt 2007 90%
Laporan Realisasi APBD (Tahunan)
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2008)
20 Mei 2008 24 Agt 2008 90%
Laporan Arus Kas
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2008)
20 Mei 2008 24 Agt 2008 90%
[image:27.595.110.525.446.745.2]Tabel 1.3. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012 (Setelah menggunakan aplikasi SIPKD)
Jenis IKD
Tahun Anggaran 2012
Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian
Waktu Penyampaian
Tingkat Akurasi
APBD Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan (31 Jan 2012)
25 Okt 2011 20 Des 2011 97%
APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (01 Des 2012) (Penetapan Tgl 01 Nov 2012)
15 Nov 2012 29 Nov 2012 97%
Laporan Realisasi APBD Semester
Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan
(30 Juli 2012)
23 Juli 2012 03 Agt 2012 98%
Laporan Realisasi APBD (Tahunan)
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya
(31 Agt 2013)
20 Apr 2013 02 Juli 2013 99%
Laporan Arus Kas
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya
(31 Agt 2013)
20 Apr 2013 02 Juli 2013 99%
Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara
Tabel 1.4. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013 (Setelah menggunakan aplikasi SIPKD)
Jenis IKD
Tahun Anggaran 2013
Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian
Waktu Penyampaian
Tingkat Akurasi
APBD Paling lambat 31 Januari Tahun
Anggaran bersangkutan (31 Jan 2013)
24 Agt 2012 02 Des 2012 97%
APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun
berjalan (05 Okt 2013) (Penetapan Tgl 05 Sept 2013)
18 Agt 2013 02 Sept 2013 98%
Laporan Realisasi APBD Semester
Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan(30 Juli2013)
15 Juli 2013 28 Juli 2013 98%
Laporan Realisasi APBD (Tahunan)
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2014)
27 Mar 2013 sedang dalam proses audit
BPK
100%
Laporan Arus Kas
Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2014)
27 Mar 2013 sedang dalam proses audit
BPK
100%
[image:28.595.110.526.429.738.2]Dari data – data yang tercantum dalam Tabel 1.1., Tabel 1.2. Tabel 1.3.
dan Tabel 1.4. dapat dilihat bahwa Data Informasi Keuangan Daerah yang
telah menggunakan aplikasi SIPKD memiliki tingkat akurasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang
diolah dengan menggunakan cara – cara manual (belum menggunakan
aplikasi SIPKD). Begitu juga dengan efisiensi waktu penyelesaian dan
waktu penyampaiannya, Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang
diolah dengan menggunakan aplikasi SIPKD memerlukan waktu yang
relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan Data Informasi Keuangan
Daerah (IKD) yang diolah dengan cara – cara manual. Data – data ini
menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi SIPKD pada pengelolaan Data
Informasi Keuangan Daerah (IKD) lebih efektif dan efisien dibandingkan
cara pengelolaan manual baik dari efisiensi waktu dan tingkat akurasinya.
Selama beberapa tahun penggunaan aplikasi SIPKD di BPKA Kabupaten
Lampung Utara, belum pernah ada masalah dalam keamanan data ataupun
terjadi manipulasi data yang dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak
berkepentingan (hack), hanya gangguan jaringan biasa (error). Dan sejauh
ini efek yang muncul dengan penggunaan aplikasi SIPKD hanya
pembiayaan yang cukup tinggi. Dan hal ini umum dalam upaya
pembukaan jaringan dan persiapannya untuk pertama kali. Dengan
perhitungan bahwa untuk kedepan biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil
karena efektivitas aplikasi SIKPD ini. Mulai dari penghematan Alat Tulis
Kantor (ATK) dan jumlah SDM akan lebih sedikit sehingga biaya untuk
banyak SDM, karena system penghitungan yang manual lebih memakan
banyak waktu, sehingga untuk mengejar waktu penyampaian laporan maka
digunakan SDM yang lebih banyak agar lebih cepat selesai).
Masalah atau kendala yang dihadapi adalah Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Lampung Utara adalah belum semua Informasi
Keuangan Daerah tersebut menggunakan aplikasi SIPKD, ada beberapa
jenis Informasi Keuangan Daerah yang dalam pengolahan data nya masih
menggunakan cara – cara manual, diantaranya : Neraca Daerah, Catatan
Atas Laporan Keuangan (CALK), Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan, dan data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan
kapasitas fiskal Daerah. Dan kondisi ini menyebabkan waktu penyelesaian
dan penyampaian Informasi Keuangan Daerah menjadi lebih lama.
Demikian juga dengan tingkat akurasinya menjadi lebih rendah
dibandingkan dengan Informasi Keuangan Daerah yang sudah
menggunakan Aplikasi SIPKD. Berikut dibawah ini Tabel penjelasan
jenis – jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah menggunakan
Tabel 1.5. Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah Menggunakan Aplikasi SIPKD dan Manual
No. Jenis Informasi Keuangan Daerah Keterangan
1 APBD Aplikasi SIPKD
2 APBD Perubahan Aplikasi SIPKD
3 Realisasi APBD Semester Aplikasi SIPKD
4 Realisasi APBD Tahunan Aplikasi SIPKD
5 Neraca Daerah Manual
6 Laporan Arus Kas Aplikasi SIPKD
7 Catatan Atas Laporan Keuangan Manual
8 Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
Manual
9 Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Manual
10 Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah
Manual
Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara
Dari uraian permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan kajian
dan penelitian mengenai hal tersebut diatas. Peneliti ingin mengetahui dan
mengkaji / mengevaluasi penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan
Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Lampung Utara yang sudah mulai disosialisasikan pada tahun 2008 hingga
berjalan sampai tahun 2014 sekarang ini, mengapa sampai saat ini belum
semua Informasi Keuangan Daerah menggunakan Aplikasi SIPKD.
Karena mengingat tuntutan dari berbagai pihak untuk dapat lebih cepat,
tepat dan akurat dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya masalah
hal tersebut / faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara,
beberapa jenis IKD dapat disusun dengan lebih cepat, tepat dan akurat,
tetapi ternyata belum semua IKD itu disusun dengan aplikasi SIPKD.
Oleh karena peneliti ingin mengevaluasi penerapan SIPKD (dalam kurun
waktu 6 (enam) tahun penerapan aplikasi) dilaksanakan yang dirumuskan
dengan pertanyaan penelitian :
1. Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah
(IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Lampung Utara?
2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam penerapan
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan
Keuangan Kabupaten Lampung Utara?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
(SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara.
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi kegunaan secara teoritis
maupun kegunaan secara praktis, yaitu sebagai berikut :
1. Kegunaan secara teoritis, diharapkan dapat berguna unt
uk pengembangan kajian Ilmu Pemerintahan mengenai Manajemen
Keuangan Daerah, khususnya kajian mengenai Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi
Keuangan Daerah (IKD) .
2. Kegunaan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Lampung Utara
untuk pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang
komprehensif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi
yang demikian pesat guna mendorong terwujudnya pemerintahan yang
bersih, transparan, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data
pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
pertanggungjawaban daerah (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 1 ayat
15).
Informasi Keuangan Daerah (IKD) adalah segala informasi yang berkaitan
dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
Sistem Informasi Keuangan Daerah (IKD) (PP RI No. 56 Tahun 2005 :
Pasal 1 ayat 16). Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang disampaikan
harus memenuhi prinsip – prinsip akurat, relevan, dan dapat
dipertanggungjawabkan (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 3).
Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang disampaikan oleh daerah kepada
pemerintah mencakup :
- APBD dan realisasi APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota;
- Laporan Arus Kas;
- Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah;
- Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
- Laporan Keuangan Perusahaan Daerah; dan
- Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.
Informasi dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan
Daerah disampaikan kepada Menteri Keuangan. Sedangkan Informasi yang
disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri adalah dalam rangka Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang Keuangan (PP RI Nomor
56 Tahun 2005 : Pasal 2 ayat 2).
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) dilakukan secara berkala
melalui dokumen tertulis dan media lainnya (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 :
Pasal 6).
Batas waktu penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) sesuai dengan
Tabel 2.1. Tabel Batas Waktu Penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD)
No. Jenis Informasi Keuangan
Daerah (IKD) Keterangan
1 APBD 31 Januari tahun anggaran
yang bersangkutan 2 APBD Perubahan 30 Hari setelah ditetapkannya
Perubahan APBD tahun berjalan
3 Realisasi APBD per semester 30 Hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan
4 Realisasi APBD 31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
5 Neraca Daerah 31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu
6 Laporan Arus Kas 31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu 7 Catatan Atas Laporan Keuangan 31 Agustus tahun berjalan
untuk tahun yang lalu 8 Dana Dekonsentrasi dan Dana
Tugas Pembantuan
31 Agustus tahun berjalan untuk tahun yang lalu 9 Laporan Keuangan Perusahaan
Daerah
31 Agustus tahun berjalan untuk tahun yang lalu 10 Data yang berkaitan dengan
kebutuhan fiscal dan kapasitas fiscal daerah
31 Agustus tahun berjalan untuk tahun yang lalu
Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
2.2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi
terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang
digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi
bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi,
ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel (Petunjuk
Pelaksanaan SIPKD, 2010, Kementerian Dalam Negeri : Jakarta) Aplikasi
ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari
pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian
dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.
2.2.1. Dasar Hukum Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Dalam penerapan dan pelaksanaan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah dasar hukum adalah :
1. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
2. PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
dan
3. Peraturan Menteri Keuangan No. 46 tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah.
2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah.
SIKD regional diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah
selama ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Penyelenggaraan SIPKD
difasilitasi oleh Departemen Dalam Negeri. SIPKD yang diselenggarakan
oleh Pemerintah disebut dengan SIPKD Nasional. Pemerintah
menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan tujuan:
1. Merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional;
3. Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan,
Pinjaman Daerah, dan Pengendalian defisit anggaran; dan
4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan
Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah,
dan defisit anggaran daerah.
2.2.3. Prinsip Dasar Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah adalah
1. Kejelasan peranan dan pertanggungjawaban kebijakan fiskal,
Ketersediaan informasi keuangan bagi masyarakat,
2. Keterbukaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran
dan adanya jaminan independensi atas kebijakan fiskal yang baik.
2.2.4. Kewajiban Daerah
Penyampaian Informasi Keuangan Daerah dilakukan secara berkala melalui
dokumen tertulis dan media lainnya dengan batas waktu penyampaian
Informasi Keuangan Daerah (IKD) dimaksud:
1.APBD setiap tahun anggaran paling lambat tanggal 31 Januari tahun
anggaran yang berkenaan;
2.Perubahan APBD paling lambat disampaikan 30 hari setelah
ditetapkannya Perubahan APBD tahun berkenaan;
3.Laporan realisasi APBD per semester paling lambat 30 hari setelah
4.Laporan realisasi APBD paling lambat tanggal 31 Agustus tahun
berikutnya;
5.Neraca Daerah, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan
daerah paling lambat tanggal 31 Agustus tahun anggaran berikutnya;
6.Informasi mengenai Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan,
Laporan Keuangan Perusahaan Daerah paling lambat tanggal 31 Agustus
tahun anggaran berikutnya;dan
7.Data yang berkaitan dengan perhitungan Dana Perimbangan seperti data
pegawai dan data lainnya disampaikan paling lambat sesuai dengan Surat
Permintaan Menteri Keuangan.
2.2.5. Pengguna SIPKD
Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD), maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Lebih jauh,
pada Surat Edaran No. SE.900/122/BAKD diamanatkan 6 (enam) regional
sebagai basis pengembangan dan koordinasi, yaitu:
1.Wilayah I, yang meliputi Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di
Provinsi Sumatera Barat;
2.Wilayah II, yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung,
Bengkulu dan Lampung dengan kantor regional di Provinsi Sumatera
3.Wilayah III, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan
kantor regional di Provinsi Jawa Barat;
4.Wilayah IV, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan
kantor regional di Provinsi Jawa Timur;
5.Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di
Provinsi Kalimantan Selatan;
6.Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional di Provinsi
Sulawesi Selatan.
2.2.6. Strategi Implementasi Aplikasi SIPKD
Bagi pemerintah daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah berbasis
implementasi (DBI) atau berminat mengimplementasikan aplikasi Sistem
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) akan diberikan pelatihan intensif
mengenai cara menggunakan, baik secara penggunaan maupun
pemeliharaan. Dan bagi pemerintah daerah yang telah menggunakan
aplikasi lain selain aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD), akan dibantu untuk melakukan semua tahapan terkait dengan
2.2.7. Dukungan Kegiatan SIPKD
Dalam pengembangan dan implementasi aplikasi SIPKD, kabupaten / kota
diharapkan untuk menyediakan ruang kantor bagi 2 (dua) staf pendukung,
yang tersedia sambungan telepon langsung, akses internet, dan menyediakan
2 (dua) unit PC sebagai media belajar bagi para tenaga pengelola teknis
(admin) dan operator. Disamping fasilitas sebagaimana dimaksud di atas,
daerah juga diharapkan dapat menyediakan ruang rapat untuk keperluan
rapat koordinasi. Pada setiap kabupaten atau kota diharapkan dapat
menunjuk 5 (lima) orang staf sebagai pengelola teknis (Admin), yang terdiri
dari 1 (satu) orang unsur BAPPEDA, 1 (satu) orang unsur PDE, 2 (dua)
orang unsur DPPKD/BPKD/Bagian Keuangan (Lampung Utara : BPKA)
dan 1 (satu) orang unsur BAWASDA/Inspektorat. Sedangkan pada setiap
SKPD diharapkan dapat ditunjuk 3 (orang ) staf sebagai fungsi operator
yang terdiri dari Bendahara, Tata Usaha, dan Bagian Keuangan (Surat
Edaran Mendagri No. SE.900/122/BAKD).
Dalam penerapan aplikasi SIPKD di Kabupaten Lampung Utara, dilakukan
pendampingan dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain yaitu PT.
USADI. Dimana kerjasama ini menggunakan system kontrak per tahun.
PT. USADI menyediakan petugas khusus (field support) yang akan
melakukan pendampingan dalam pelaksanaan SIPKD di BPKA Kabupaten
Lampung Utara. Dalam hal ini field support mendampingi, membantu dan
melakukan hal – hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan SIPKD di
pengoperasian kepada operator yang belum paham dalam penggunaan
SIPKD. Selain hal – hal diatas, hal lain yang dilakukan untuk
pengembangan SIPKD adalah diadakannya pelatihan bagi para operator,
dan biasanya pelatihan diadakan oleh Bidang Anggaran BPKA Kabupaten
Lampung Utara atas undangan PT. USADI (Bidang Anggaran menjadi
fasilitator).
2.3. Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI)
Teknologi Informasi dalam wacana administrasi ditempatkan dalam
prioritas utama dalam mendukung terlaksananya administrasi secara
professional. Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dalam beberapa
dasawarsa terakhir telah membuktikan bahwa Teknologi Informasi (TI)
mampu member “sesuatu” yang awalnya sulit menjadi mudah dikelola oleh
administrasi, yakni dalam hal kecepatan dan keakuratannya. Dengan
demikian Teknologi Informasi telah diyakini menjadi faktor untuk lebih
diperhatikan guna mewujudkan administrasi yang professional
(Sedarmayanti, 2012 : 159).
Upaya peningkatan pendayagunaan teknologi informasi melibatkan 3 hal
pokok ((Indrajit, 1999) dalam Sedarmayanti, 2012 : 162-163) yaitu :
1. Sistem Informasi : berisi tentang definisi kebutuhan sistem informasi
yang mendukung bisnis organisasi. Kebutuhan tersebut meliputi jenis
dan karakteristik informasi, relevansi informasi, kecepatan alir
2. Teknologi informasi : berisi tentang komponen perangkat keras dan
perangkat lunak yang harus tersedia untuk menghasilkan sistem
informasi yang telah didefinisikan.
3. Manajemen informasi : berisi tentang sumber daya manusia yang akan
mengimplementasikan sistem informasi yang dibangun dan
dikembangkan.
2.4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD) adalah
perangkat Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di
Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus
berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik.
Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD
adalah Pasal 120 UU no. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Gubernur dan wakilnya, Bupati dan wakilnya, atau Walikota dan wakilnya
tidak termasuk ke dalam satuan ini, karena berstatus sebagai Kepala Daerah.
Ke dalam SKPD termasuk Sekretariat Daerah, Staf-staf Ahli,
Sekretariat DPRD, Dinas-dinas, Badan-badan, Inspektorat Daerah,
lembaga-lembaga daerah lain yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Daerah, Kecamatan-kecamatan (atau satuan lainnya yang setingkat),
dan Kelurahan/Desa (atau satuan lainnya yang setingkat).
Di Kabupaten Lampung Utara ada 58 (Lima puluh delapan) Satuan Kerja
Kecamatan – kecamatan (Tata Organisasi Pemerintahan Kabupaten
Lampung Utara, 2013 : 5). Dan yang telah menggunakan sistem aplikasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang terdiri dari
35 (Tiga puluh lima) Badan / Dinas / Kantor / Instasi dan 23 (Dua puluh
tiga) Kecamatan.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah pengguna langsung dari
aplikasi SIPKD diatur dalam Keputusan Bupati Lampung Utara Nomor :
B/89/31-LU/HK/2014 (terbaru).
2.5. Konsep Teori Evaluasi
a. Evaluasi
Menurut Dunn dalam Nugroho (2003 : 185) Evaluasi mempunyai arti yang
berhubungan, masing – masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai
terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat
disamakan dengan penafsiran (appraisal), pemberian angka (ratting) dan
penilaian (assesment), kata – kata yang menyatakan usaha untuk
menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan lainnya. Dalam arti yang
lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai
atau manfaat hasil kebijakan.
Definisi evaluasi yang diungkapkan oleh Ralph Tyler (1950) dalam
Arikunto (2013:3), yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan apa sebabnya. Definisi ini diperluas oleh 2 ahli lain, Cronbach and
Stufflebeam dalam Arikunto (2013:3). Tambahan definisi tersebut adalah
“bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan
tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan”.
Menurut Arikunto (2004:13) ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing –
masing komponen.
b. Model Evaluasi
Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh pakar pakar
evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap
pembuatannya. Beberapa model evaluasi yaitu :
I. Model evaluasi UCLA oleh Alkin (Tayibnapis, 2000:15), ada lima
macam evaluasi, yaitu :
1. System Assesment, evaluasi yang memberikan informasi tentang
keadaan atau posisi sistem.
2. Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang
mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.
3. Program Implementation, yang menyiapkan informasi apakah
program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat
4. Program improvement, yang memberikan informasi tentang
bagaimana program berfungsi, bekerja atau berjalan, apakah
menuju pencapaian tertentu.
5. Program certification, yang memberi informasi tentang nilai atau
guna program
II. Model Brinkerhoff, (Tayibnafis, 2000 : 15-16), terdiri dari :
1. Fixed vs Emergent Evakuation Design, dapatkah masalah evaluasi
dan kriteria dipertemukan
2. Formative vs Summative Evaluation, apakah evaluasi akan dipakai
untuk perbaikan atau untuk melaporkan kegunaan atau manfaat
suatu program.
3. Experimental and Quasi experimental design vs Natural
Dari teori – teori di atas peneliti menggunakan teori evaluasi Model UCLA
oleh Alkin dimana teori evaluasi Model UCLA karena menurut peneliti
dengan model evaluasi ini, peneliti akan lebih mudah mendapatkan dan
menggali informasi yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi penerapan
SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara. Dan
model evaluasi ini adalah model yang memang sesuai untuk mengevaluasi
kondisi atau penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten
Lampung Utara.
c. Pendekatan Evaluasi
Beberapa pendekatan dalam evaluasi oleh Stecher, Brian M & W Alan Davis
1. Pendekatan Eksperimental, evaluasi yang berorientasi pada penggunaan
experimental science.
2. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, menggunakan tujuan program
sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dan mengukur sampai
mana tujuan telah dicapai.
3. Pendekatan yang berfokus pada keputusan, menekankan pada peranan
informasi – informasi pengelola program dalam menjalankan tugasnya.
4. Pendekatan yang berorientasi kepada pemakai, pemakai informasi yang
potensial adalah menjadi tujuan utama.
5. Pendekatan yang responsif, mencari suatu isu dari berbagai sudut
pandang semua orang yang terlibat dan yang berkepentingan dengan
program
6. Evaluasi Bebas Tujuan, fungsi untuk mengurangi bias dan menambah
obyektifitas.
Dari pendekatan evaluasi diatas peneliti menggunakan poin ke 2 (dua) dan
ke 5 (lima) untuk melakukan pendekatan evaluasi selain model evaluasi dari
Alkin. Alasan utama peneliti menggunakan pendekatan ini sama halnya
dengan yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya. Menurut peneliti
dengan pendekatan evaluasi ini, peneliti akan lebih mudah mendapatkan dan
menggali informasi yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi penerapan
SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara. Dan
pendekatan evaluasi ini adalah pendekatan yang memang sesuai untuk
mengevaluasi kondisi atau penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh oleh Deki Djoemoedilaga Perdana (2011) dengan judul
“Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Informasi Akuntansi Pemerintah
Daerah (Kota Cimahi)”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah terhadap
transparansi dan akuntabilitas informasi akuntansi pemerintah daerah.
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah sebagai variabel independen. Transparansi
dan akuntabilitas informasi akuntansi pemerintah daerah sebagai variabel
dependen.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei.
Subjek dari penelitian ini adalah pemerintah Kota Cimahi. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian
lapangan dengan penyebaran kuesioner. Data yang diperoleh diuji validitas
dan reabilitasnya, kemudian data tersebut diproses dan dianalisis dengan
metode regresi linear sederahana dengan menggunakan software SPSS
V17.0 forwindows.
Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa implementasi sistem
terhadap transparansi dan akuntabilitas informasi akuntansi pada Pemerintah
Kota Cimahi.
Pada penelitian kali ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dimana peneliti ingin melihat evaluasi dari penerapan SIPKD dalam
peyusunan IKD di Kabupaten Lampung Utara seperti apa dan sudah sejauh
mana menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan sudah
tercapai, berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana si peneliti ingin
mengetahui bagaimana pengaruh dari implementasi SIPKD terhadap
tranparasi dan akuntabilitas informasi akuntansi / Informasi Keuangan
Daerah di Pemerintah Kota Cimahi.
2.7. Kerangka Pikir
Pengelolaan Keuangan Daerah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 merupakan proses yang
mendukung dan menjadi bagian penting dari penyelenggaraan pemerintahan
yang efisien, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. Dalam
Pengelolaan Keuangan Daerah diperlukan pedoman dalam pelaksanaannya,
maka dikeluarkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 yang berisi tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Untuk melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah seperti yang tersebut
diatas dibuatlah sebuah sistem yaitu Sistem Informasi Keuangan Daerah
(SIKD) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
penyelenggara dan pelaksana Pengelolaan Keuangan Daerah menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
melakukan pengelolaan keuangan daerah.
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara sudah mulai disosialisasikan
pada tahun 2008 hingga berjalan sampai tahun 2014 sekarang ini. Untuk itu
perlu dilakukan evaluasi terhadap penerapan SIPKD dalam penyusunan
IKD ini. Karena sampai saat ini belum semua Informasi Keuangan Daerah
menggunakan Aplikasi SIPKD. Peneliti ingin mengetahui faktor – faktor
penghambat apa saja yang mempengaruhi hal tersebut / faktor- faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan penerapan / kebijakans tersebut.
Model evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi penerapan SIPKD
dalam penyusunan IKD di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Lampung Utara adalah Model evaluasi UCLA oleh Alkin
menggunakan lima macam evaluasi, yaitu : 1).System Assesment, evaluasi
yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi SIPKD pada
pengelolaan keuangan daerah khususnya penyusunan Informasi Keuangan
Daerah pada saat ini seperti apa, 2).Program Planning, membantu
pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi
kebutuhan program, seperti program diklat, sosialisasi SIPKD dan metode –
metode lainnya yang akan mendukung berjalannya program SIPKD ini
menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada
kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan, 4).Program
Improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program
berfungsi, bekerja atau berjalan, apakah menuju pencapaian tertentu, karena
sampai saat ini dari 10 jenis IKD yang direncanakan menggunakan aplikasi
SIPKD baru 5 jenis IKD saja yang menggunakan aplikasi SIPKD, dan
peneliti harus mencari informasi mengenai hal tersebut, 5).Program
Certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna program,
yaitu keuntungan dan kelebihan dari penggunaan aplikasi SIPKD dalam
penyusunan IKD ini di BPKA Kabupaten Lampung Utara.
Selain itu peneliti juga menggunakan pendekatan evaluasi dari Stecher,
Brian M & W Alan Davis (poin ke 2 (dua) dan ke 5 (lima)) yaitu :
- Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, menggunakan tujuan
program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dan mengukur
sampai mana tujuan telah dicapai. Jadi tujuan program digunakan
untuk mengukur tingkat keberhasilan dan sejauh mana tujuan telah
dicapai.
- Pendekatan yang responsif, mencari suatu isu dari berbagai sudut
pandang semua orang yang terlibat dan yang berkepentingan dengan
program. Dengan pendekatan evaluasi ini peneliti ingin mendapatkan
isu atau informasi dari semua orang terlibat dan berkepentingan dengan
program.
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara
Model Evaluasi UCLA oleh Alkin
1. System Assesment
2. Program Planning
3. Program Implementation
4. Program Improvement
5. Program Certification
Pendekatan Evaluasi Stecher, Brian M&W Alan
Davis
1. Pendekatan yang
berorientasi pada tujuan
2. Pendekatan yang
responsif PP RI No.56
Tahun 2005 (Pasal 13)
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
penyusunan IKD
Ideal
Aplikasi SIPKD Terlaksana pada Penyusunan 10 (sepuluh) Jenis IKD
Fakta
Aplikasi SIPKD Hanya Terlaksana pada Penyusunan
5 (lima) Jenis IKD
Rekomendasi
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskiriptif. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain – lain. Penelitian kualitatif sebagaimana
dikemukakan Wolf dan Tymitz (dalam Guba, 187) bertujuan untuk
memahami aktualitas, realitas sosial dan persepsi manusia yang ada tanpa
dicemari oleh sifat – sifat menonjol dari pengaturan formal atau pertanyaan
– pertanyaan yang sebelumnya sudah terbentuk.
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian
yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena – fenomena yang sedang
berlangsung pada saat ini dan masa lampau. Penggambaran kondisi ini bisa
individu atau kelompok (Modul Penelitian Pendidikan Dasar, Udin
Syaefudin : 77).
Melalui pendekatan kualitatif deskriptif ini, diharapkan dapat menjelaskan
atau menggambarkan kondisi pada masa lampau dan kondisi pada saat ini.
Terkait dengan penelitian dimaksud, diharapkan dapat menjelaskan kondisi
Dalam penelitian ini jaminan validitas eksternal dan transferability hanya
merupakan kemungkinan, karena tidak mungkin ditemukan dua situasi.yang
sama, maka perlu penyesuaian dengan kondisi masing – masing,.
3.2. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah mengarah pada bagaimana evaluasi
penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dalam
penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Lampung Utara, yang dilihat dari :
1). System Assesment, evaluasi yang memberikan informasi tentang
keadaan atau posisi SIPKD pada pengelolaan keuangan daerah khususnya
penyusunan Informasi Keuangan Daerah pada saat ini seperti apa.
2). Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang
mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program, seperti program
diklat, sosialisasi SIPKD dan metode – metode lainnya yang akan
mendukung berjalannya program SIPKD ini dalam penyusunan seluruh
jenis IKD.
3). Program Implementation, yang menyiapkan informasi apakah program
sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan.
4). Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana
program berfungsi, bekerja atau berjalan, apakah menuju pencapaian
menggunakan aplikasi SIPKD baru 5 jenis IKD saja yang menggunakan
aplikasi SIPKD, dan peneliti harus mencari informasi mengenai hal tersebut.
5). Program Certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna
program, yaitu keuntungan dan kelebihan dari penggunaan aplikasi SIPKD
dalam penyusunan IKD ini di BPKA Kabupaten Lampung Utara.
6). Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, menggunakan tujuan
program seba