• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

EVALUATED APPLICATION FINANCIAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM APPLICATION AREA (SIPKD) IN THE PREPARATION OF FINANCIAL INFORMATION AREA (IKD) IN FINANCE AND ASSET MANAGEMENT AGENCY (BPKA) NORTH

LAMPUNG REGENCY.

BY

NUR AZIZA

Problem in this research is the application of Financial Management Information System Application Area (SIPKD) as a whole have not been implemented on the process drafting of Financial Information Area (IKD). Since socialized from 2008 until now only 5 (five) IKD using SIPKD application in drafting process from 10 (ten) IKD planned. This research was conducted to evaluate the application SIPKD in the preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency.

This research using evaluation research Model UCLA by Alkin and evaluation approach by Stecher, Brian M & W Alan Davis, that using perspective qualitative approach which is descriptive.

The result of this research shows that application SIPKD in preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency not as planned. This is due to differences in the type of system used data processing in BPKA North Lampung Regency, then hard to do system migration to migrate the data to integrated all data and arranged with SIPKD Application.

Restricting factors implementation of application SIPKD in preparation of IKD in BPKA North Lampung Regency such as : there’re some system type difference in processing finance data, opinion conflict from each part, then high cost in data migration, long processing time migration, preparation human sources as that they need.

(2)

ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

OLEH

NUR AZIZA

Permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang belum terlaksana secara menyeluruh pada proses penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD). Sejak disosialisasikan dari tahun 2008 hingga kini baru 5 (jenis) IKD yang menggunakan aplikasi SIPKD dalam proses penyusunannya dari 10 (jenis) IKD yang direncanakan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi Penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara.

Penelitian ini menggunakan evaluasi model UCLA oleh Alkin dan pendekatan evaluasi oleh Stecher, Brian M & W Alan Davis, dengan perspektif pendekatan kualitatif deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara belum berjalan seperti yang direncanakan. Hal ini disebabkan perbedaan jenis sistem yang digunakan dalam pengolahan data di BPKA Kabupaten Lampung Utara, kemudian sulitnya melakukan migrasi jenis sistem untuk melakukan migrasi data supaya semua data yang ada bisa terintegrasi dan dapat disusun dengan menggunakan aplikasi SIPKD.

Faktor – faktor penghambat pelaksanaan aplikasi SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara yaitu : adanya perbedaan jenis sistem yang digunakan dalam pengolahan data – data keuangan, pertentangan opini dan pendapat dari masing – masing pihak yang berbeda – beda, kemudian tingginya biaya yang diperlukan dalam melakukan migrasi data, lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses migrasi data serta penyiapan SDM yang sesuai dengan kebutuhan.

(3)
(4)

EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) DALAM PENYUSUNAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (IKD) DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DAN ASET KABUPATEN LAMPUNG UTARA

(Tesis)

Oleh : NUR AZIZA

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

Nur Aziza, biasa dipanggil ziza, ija atau ije lahir di Kotabumi

– Lampung Utara pada tanggal 09 Oktober 1979. Dilahirkan

dari orang tua yang bernama Drs. Iskandar Mustafa dan

Masamah Isa, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan

sekolah dasar di SDN 04 Candimas Lampung Utara pada tahun

1992, melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 05 Kotabumi

Lampung Utara dan lulus pada tahun 1995. Kemudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Umum Negeri (SMUN) 02 Tanjung Karang - Bandar Lampung dan

lulus pada tahun 1998. Lalu pada tahun yang sama diterima di Universitas

Lampung, Fakultas Pertanian Jurusan Teknik Pertanian dan lulus pada tahun

2004.

Pada tahun 2009 penulis mengikuti seleksi CPNS di Kabupaten Lampung Utara

dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2010 di Dinas Tata Kota

Kabupaten Lampung Utara. Kemudian pada tahun 2012 penulis

dipindahtugaskan ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung

Utara.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai dunia kepemerintahan dan

pengetahuan lainnya, maka pada tahun 2012 penulis meneruskan pendidikan

Pasca Sarjana Magister Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(9)

MOTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama

kesulitan ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah 5-6)

Hidup seperti mengendarai sepeda, agar tetap seimbang kita harus terus

(10)

SANWACANA

Puji dan syukur aku panjatkan hanya ke pada-Mu ya Rabb Allah SWT, yang telah

melimpahkan kasih sayang serta rahmat dan hidayahnya kepadaku, sehingga

mampu menyelesaikan penyusunan tesis yang diberi judul “Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara”.

Penyusunan tesis ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Strata Dua (S2) dan untuk melengkapi syarat – syarat

guna memperoleh gelar Magister Ilmu Pemerintahan (MIP) dalam Ilmu

Pemerintahan Konsentrasi Manajemen Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan

moral dari berbagai pihak baik moral maupun materi. Untuk itu ucapan terima

kasih dan penghargaan penulis sampaikan untuk semua pihak yang telah

mencurahkan kepedulian dan perhatiannya selama ini, yaitu :

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

(11)

4. Dr. Ari Darmastuti, M.A., selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Dr. Feni Rosalia, M.Si., selaku Pembimbing Utama, terima kasih atas semua

saran dan bimbingannya selama ini sehingga tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik.

6. Drs. Yana Ekana P.S., M.Si., selaku Koordinator Sekretariat Pascasarjana

Magister Ilmu Pemerintahan dan selaku Pembimbing pembantu, terima kasih

atas saran dan bimbingannya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan

baik.

7. Dr. Dedy Hermawan, S.Sos. M.Si., selaku Pembahas / Penguji Utama, terima

kasih atas semua saran dan bimbingannya sehingga tesis ini dapat

diselesaikan dengan baik dan lebih sempurna.

8. Seluruh dosen di Program Studi Magister Ilmu Pemerintahan yang telah

memberikan bimbingan dan nasihatnya selama penulis menempuh

pendidikan, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah.

9. Civitas Akademika dan karyawan rektorat Unila yang telah membantu kami

selama belajar di Program Magister Ilmu Pemerintahan.

10. Kepada seluruh rekan – rekan dan saudara – saudaraku di Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara dan instansi lain

yang terkait dengan penelitian ini : Ibu Husna, Bang Joni, Ferri Arfandianto,

Mas Acho, Abah Sodikin, Pak Gunawan, Pak Saragih, Henny, Fera, Ita,

(12)

dukungannya untuk menguatkan perjuanganku meraih cita – cita.

13. Untuk semua saudara – saudaraku tercinta : Kiyai Iman, Ijal, Ilmi, Iqbal,

Ridho dan si kecil Husna yang selalu setia menemani. Atu Ami, Kiyai Arun,

Adin Bintang, Tuan Ghazi, Gusti Pemuka, Minak Puncak dan Adek Unggul.

13. Untuk semua teman – teman seperjuanganku di Magister Ilmu Pemerintahan :

Maul, Mb Nanik, Martha, Angga, Anggie, Ayu, Mb Hijra, Rury, Bang

Imbron, Hinfa, Pak Camat, Bang Ai, Rano, Mbak Nurma, Pak Lukman, dll

yang telah mendukung.

Penulis berharap tesis ini akan memberikan manfaat bagi dinamika intelektual di

kampus kita tercinta ini, amin.

Bandar Lampung, Oktober 2014

Penulis

(13)

36 DAFTAR ISI

Halaman I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 15

1.3. Tujuan Penelitian... 15

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian... 16

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)...……… 17

2.2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 19

2.2.1. Dasar Hukum Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah... 20

2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 20

2.2.3. Prinsip Dasar Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 21

2.2.4. Kewajiban Daerah... 21

2.2.5. Pengguna Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 22

2.2.6. Strategi Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)... 23

2.2.7. Dukungan Kegiatan SIPKD……… 24

2.3. Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI)... 25

2.4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)... 26

2.5. Konsep Teori Evaluasi ... 27

2.6. Penelitian Terdahulu ……… 30

2.7. Kerangka Pikir ... 32

III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian... 36

3.2. Fokus Penelitian... 37

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian... 38

3.4. Informan... 38

3.5. Jenis Data Penelitian... 37

3.6. Teknik Pengumpulan Data... 39

3.7. Teknik Pengolahan Data... 40

3.8. Teknik Analisis Data... 40

(14)

37

4.1.1. Struktur Organisasi ……….. 44

4.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi……….. 46

4.2. Gambaran Umum Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara ... 64

4.2.1. Uraian Tugas Tim ……….. 64

4.2.2. Susunan Personil Tim Pelaksana Teknis Pendampingan SIPKD Kabupaten Lampung Utara Tahun 2014 ….……….. 65

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Evaluasi Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ... 68

1. System Assesment (Kondisi Sistem) ……… 69

2. Program Planning (Perencanaan Program)……….. 75

3. Implementation Program (Pengenalan/sosialisasi)……… 77

4. Program Improvement (Fungsi Program)……….. 80

5. Program Certification (Sertifikasi Program)……….. 97

6. Pendekatan Evaluasi yang berorientasi pada Tujuan ... 94

7. Pendekatan Evaluasi yang Responsif ... 95

5.2. Analisis dan Pembahasan Evaluasi Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ... 98

1. Program Assesment (Kondisi Sistem) ……… 99

2. Program Planning (Perencanaan Program)……….. 105

3. Implememtation Program (Pengenalan/sosialisasi)……… 108

4. Program Improvement (Fungsi Program)……….. 110

5. Program Certification (Sertifikasi Program)……….. 114

6. Pendekatan Evaluasi yang berorientasi pada Tujuan ... 118

7. Pendekatan Evaluasi yang Responsif ... 120

5.3. Faktor – faktor Penghambat Penerapan SIPKD dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara ... 124

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... ... 127

6.2. Saran ... 129

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2006

(Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)…... 10

1.2. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)……... 10

1.3. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012 (Sesudah menggunakan aplikasi SIPKD)……... 11

1.4. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013 (Sesudah menggunakan aplikasi SIPKD)……... 11

1.5. Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah menggunakan aplikasi SIPKD) dan Manual……... 14

2.1. Tabel Batas Waktu Peyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) ... 19

4.1. Tabel Sumber Daya Manusia di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara ... 61

4.2. Tabel Sarana dan Prasarana Kerja Pendukung Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara... 62

5.1.1. Evaluasi System Assesment (Kondisi Sistem)... 74

5.1.2. Evaluasi ProgramPlanning (Perencanaan Program)... 76

5.1.3. Evaluasi ImplementationProgram (Pengenalan/Sosialisasi)... 80

(16)

5.2.2. Evaluasi ProgramPlanning (Perencanaan Program)... 105

5.2.3. Evaluasi ImplementationProgram (Pengenalan/Sosialisasi)... 108

5.2.4. Evaluasi ProgramImprovement (Fungsi Program... 110

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1. Bagan Kerangka Pikir ... 33

5.1. Alur SIPKD ………... 97

5.2. Alur SIPKD Penganggaran... 98

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pemerintahan sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dalam menyelenggarakan

urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi

seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi: politik luar negeri, pertahanan,

keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. Pemerintahan

daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk

mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,

pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan

daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,

keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara

(19)

Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, menegaskan bahwa Keuangan daerah

harus dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan

memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang

terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan

dengan peraturan daerah

Keuangan daerah digunakan untuk mendanai kegiatan pemerintahan dan

pembangunan daerah serta memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pembangunan diperlukan

sumber daya manusia yang memadai, sumber pembiayaan yang memadai,

dan dilengkapi dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka.

Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN / APBD

berkewajiban untuk terbuka dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil

pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab itu

diwujudkan dengan menyediakan informasi keuangan yang komprehensif

kepada masyarakat luas, termasuk informasi keuangan daerah dengan

memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat guna

mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta

mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Sistem pengelolaan keuangan yang cepat, tepat dan akurat sangat

(20)

daerah seperti hal tersebut diatas. Untuk melaksanakan Undang-Undang

Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah, maka ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 56

Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD).

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang

mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi

yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan

keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

pertanggungjawaban daerah (Peraturan Pemerintah RI Nomor 56 Tahun

2005 : Pasal 1 ayat 15).

Dalam penyelenggaraan SIKD yang meliputi penyajian informasi

anggaran, pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan daerah

dihasilkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

melalui situs resmi pemerintah daerah dalam rangka mendukung SIKD

secara Nasional (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 13)

SIPKD mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 dan

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor 59 Tahun

2007. Sistem ini berbasis pada jaringan komputer, yang mampu

menghubungkan dan mampu menangani konsolidasi data antara SKPD

(Satuan Kerja Perangkat Daerah) dengan SKPKD (Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah), sehingga data di Pemerintah Daerah dapat terintegrasi

(21)

anggaran yang akurat dan pengembangan komitmen pemerintah daerah

terhadap penyebarluasan informasi sehingga memudahkan pelaporan dan

pengendalian, serta mempermudah mendapatkan informasi.

SIPKD merupakan sistem informasi yang didalamnya memuat proses

penyusunan APBD sampai ke tahap realisasinya lengkap dengan laporan

keuangan beserta pencatatan kode rekeningnya. Proses penyusunan

dimulai dari pencatatan satuan kerja yang ada di daerah beserta program

dan kegiatannya, program dan kegiatan tersebut nantinya akan dijadikan

data awal dalam penyusunan pra rencana kerja dan anggaran bagi setiap

SKPD. Data pra rencana kerja ini nantinya akan digunakan sebagai bahan

dasar dalam proses penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (RAPBD) hingga rancangan tersebut disusun menjadi data

APBD.

Dalam salah satu tugas dan perannya sebagai penyedia informasi

keuangan, pemerintah bertugas menyelenggarakan Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) guna menjawab kebutuhan

informasi keuangan oleh masyarakat publik, sedangkan pemerintah daerah

wajib menyampaikan data/informasi yang berkaitan dengan keuangan

daerah kepada Pemerintah yang disebut dengan Sistem Informasi

Keuangan Daerah (SIKD). SIPKD yang dikembangkan dengan basis

teknologi informasi, didesain sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana

untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, serta proses

(22)

dan Departemen Dalam Negeri dengan pemerintah daerah dan para

pemilik atau pengguna informasi keuangan daerah lainnya (PP Nomor 56

Tahun 2005 : penjelasan pasal 4 ayat 2).

Dari uraian di atas menunjukkan dengan adanya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, pengelolaan data administrasi dan keuangan

menjadi informasi, mulai mengalami perubahan. Dari pengelolaan yang

rumit menjadi lebih mudah. Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dalam

dalam beberapa dasawarsa terakhir telah membuktikan bahwa Teknologi

Informasi mampu memberikan sesuatu yang awalnya sulit menjadi mudah

dikerjakan atau dikelola oleh administrasi, yakni dalam kecepatan dan

keakuratannya. Dengan demikian Teknologi Informasi telah diyakini

menjadi faktor untuk lebih diperhatikan guna mewujudkan administrasi

yang professional (Sedarmayanti, 2012 : 159)

Kabupaten Lampung Utara sebagai salah satu pemerintah daerah

kabupaten yang ada di Indonesia telah melaksanakan pengelolaan

keuangan daerah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan

pemerintah. Sebelum Tahun 2011, Pengelolaan dan Penatausahaan

Keuangan di Kabupaten Lampung Utara masih menggunakan sistem

manual konvensional, dimana penginputan data dan prosesnya dilakukan

secara manual tanpa menggunakan sistem, yang dipusatkan di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Lampung Utara

(sebelum April 2012, bernama Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

(23)

Sejak Tahun 2011, Pemerintah Kabupaten Lampung Utara mulai

melaksanakan pengelolaan dan penatasahaan keuangan di Kabupaten

Lampung Utara dengan menggunakan sistem komputerisasi berteknologi,

yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Hal ini

sesuai dengan program pemerintah dalam penerapan e-government, yang

mana untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan agar lebih efisien,

ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.

Dan mulai Tahun 2012 ini penyelenggaran SIPKD ini online langsung

dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dimana BPK dapat langsung

mengakses data pengelolaan dan penatausahaan keuangan daerah

Kabupaten Lampung Utara secara online (Nota Kesepahaman Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dengan Pemerintah Kabupaten

Lampung Utara, 2012). Ini sesuai dengan upaya pemerintah dalam

penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang

mana dalam good governance menghendaki adanya akuntabilitas,

transparansi, keterbukaan dan rule of law.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yaitu : data sebelum

menggunakan aplikasi SIPKD adalah data Tahun 2006 dan Tahun 2007,

dan untuk data setelah menggunakan aplikasi SIPKD adalah data Tahun

2012 dan Tahun 2013 dengan jenis Informasi Keuangan Daerah (IKD)

antara lain APBD, APBD Perubahan, Laporan Realisasi APBD Semester,

(24)

Indikator yang digunakan sebagai tolok ukur perubahan apa yang terjadi

sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi SIPKD ini adalah Waktu

Penyelesaian IKD, Waktu Penyampaian IKD, dan Tingkat Akurasi Data –

data IKD.

Fenomena yang terjadi sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi

SIPKD adalah dibandingkan Tahun 2006 dan Tahun 2007, pada Tahun

2012 dan Tahun 2013, Waktu Penyelesaian dan Waktu Penyampaian IKD

relatif lebih cepat sekitar 1 (satu) - 2 (dua) bulan (lihat Tabel 1.1. sampai

dengan Tabel 1.4.).

Kemudian untuk Tingkat Akurasi (yang meliputi APBD, APBD

Perubahan, Laporan Realisasi APBD Semester, Laporan Realisasi APBD

Tahunan dan Laporan Arus Kas) pada tahun sesudah penggunaan aplikasi

SIPKD meningkat 2 (dua) - 10 (sepuluh) persen dibanding sebelum

penggunaan aplikasi SIPKD. Penghitungan Tingkat Akurasi data Laporan

Realisasi APBD Semester, Laporan Realisasi APBD Tahunan dan

Laporan Arus Kas ini dilihat dari tingkat kesalahan, kesesuaian dan

ketepatan data laporan yang disusun.

Untuk penghitungan Tingkat Akurasi data APBD dan APBD Perubahan

dilihat dari proses penyusunan, perumusan dan pencatatan program kerja,

kegiatan satuan kerja dan proses pencatatan kode rekeningnya menjadi

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang merupakan dokumen yang

berisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah disahkan oleh

(25)

tingkat kesalahan itu dilihat dari kesesuaian antara data program kerja dan

kegiatan serta kode rekening yang disusun dalam APBD dan APBD

Perubahan dengan usulan yang diajukan oleh masing - masing SKPD.

Kemudian untuk Tingkat Akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan

Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas dilihat dari

selisih antara nilai anggaran dan nilai realisasi. Dimana pada Tahun 2006

dan 2007 tingkat akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan

Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas berkisar 90%, dan

mengalami kenaikan pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 dengan persentase

98 – 100 % setelah menggunakan aplikasi SIPKD.

Tingkat Akurasi Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan Realisasi

APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas pada Tahun 2006 dan 2007 dinilai

cukup rendah karena hanya sekitar 90%, ini berdasarkan hasil audit Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun Laporan Realisasi APBD Semester

dan Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas yang

diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Utara berupa Dokumen

Laporan Keuangan Daerah sudah dalam posisi nol atau tidak ada selisih

lagi (dinolkan/clear) karena telah dilakukan perbaikan setelah melalui

proses audit dari BPK. Dan untuk Tahun 2012 dan 2013 Tingkat Akurasi

Laporan Realisasi APBD Semester dan Laporan Realisasi APBD Tahunan

dan Laporan Arus Kas cukup tinggi yaitu mencapai nilai 98 - 100% karena

(26)

anggaran dengan nilai realisasi, bahkan pada tahun 2013 tidak ditemukan

selisih dalam Laporan Realisasi APBD Tahunan dan Laporan Arus Kas.

Semua data – data IKD tersebut dinyatakan valid atau sah bila telah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten

Lampung Utara yang ditandatangani oleh Bupati Lampung Utara. Dan

data – data IKD ini bias diakses melalui internet, tetapi masih kalangan

terbatas (pihak – pihak yang berkompeten saja) karena dalam pengaksesan

masih menggunakan password dan menggunakan system jaringan.

Berikut dibawah ini data – data mengenai proses waktu penyampaian dan

tingkat akurasi data Informasi Keuangan Daerah (IKD) sebelum dan

(27)
[image:27.595.108.519.91.408.2]

Tabel 1.1. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2006 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)

Jenis IKD

Tahun Anggaran 2006

Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian

Waktu Penyampaian

Tingkat Akurasi

APBD Paling lambat 31 Januari Tahun

Anggaran bersangkutan(31 Jan 2006)

07 Nov 2005 19 Jan 2006 95%

APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun

berjalan (21 Nov 2 06) (Penetapan Tgl 20 Okt 2006)

15 Nov 2006 30 Nov 2006 95%

Laporan Realisasi APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan (30 Juli

2006)

03 Agt 2006 26 Agt 2006 90%

Laporan Realisasi APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2007)

27 Mei 2007 30 Agt 2007 90%

Laporan Arus Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2007)

27 Mei 2007 30 Agt 2007 90%

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

Tabel 1.2. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007 (Sebelum menggunakan aplikasi SIPKD)

Jenis IKD

Tahun Anggaran 2007

Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian

Waktu Penyampaian

Tingkat Akurasi

APBD Paling lambat 31 Januari Tahun

Anggaran bersangkutan (31 Jan 2007)

31 Okt 2006 11 Jan 2007 95%

APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun

berjalan (11 Nov 2007) (Penetapan Tgl 12 Okt 2007)

28 Sept 2007 14 Okt 2007 95%

Laporan Realisasi APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan (30 Juli

2007)

29 Juli 2007 19 Agt 2007 90%

Laporan Realisasi APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2008)

20 Mei 2008 24 Agt 2008 90%

Laporan Arus Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2008)

20 Mei 2008 24 Agt 2008 90%

[image:27.595.110.525.446.745.2]
(28)
[image:28.595.107.525.87.414.2]

Tabel 1.3. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012 (Setelah menggunakan aplikasi SIPKD)

Jenis IKD

Tahun Anggaran 2012

Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian

Waktu Penyampaian

Tingkat Akurasi

APBD Paling lambat 31 Januari Tahun

Anggaran bersangkutan (31 Jan 2012)

25 Okt 2011 20 Des 2011 97%

APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun

berjalan (01 Des 2012) (Penetapan Tgl 01 Nov 2012)

15 Nov 2012 29 Nov 2012 97%

Laporan Realisasi APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan

(30 Juli 2012)

23 Juli 2012 03 Agt 2012 98%

Laporan Realisasi APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya

(31 Agt 2013)

20 Apr 2013 02 Juli 2013 99%

Laporan Arus Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya

(31 Agt 2013)

20 Apr 2013 02 Juli 2013 99%

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

Tabel 1.4. Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) Kabupaten Lampung Utara Tahun 2013 (Setelah menggunakan aplikasi SIPKD)

Jenis IKD

Tahun Anggaran 2013

Batas Waktu Penyampaian IKD Waktu Penyelesaian

Waktu Penyampaian

Tingkat Akurasi

APBD Paling lambat 31 Januari Tahun

Anggaran bersangkutan (31 Jan 2013)

24 Agt 2012 02 Des 2012 97%

APBD Perubahan Paling lambat 30 hari setelah ditetapkannya perubahan APBD tahun

berjalan (05 Okt 2013) (Penetapan Tgl 05 Sept 2013)

18 Agt 2013 02 Sept 2013 98%

Laporan Realisasi APBD Semester

Paling lambat 30 hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan(30 Juli2013)

15 Juli 2013 28 Juli 2013 98%

Laporan Realisasi APBD (Tahunan)

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2014)

27 Mar 2013 sedang dalam proses audit

BPK

100%

Laporan Arus Kas

Paling Lambat 31 Agustus Tahun Berikutnya (31 Agt 2014)

27 Mar 2013 sedang dalam proses audit

BPK

100%

[image:28.595.110.526.429.738.2]
(29)

Dari data – data yang tercantum dalam Tabel 1.1., Tabel 1.2. Tabel 1.3.

dan Tabel 1.4. dapat dilihat bahwa Data Informasi Keuangan Daerah yang

telah menggunakan aplikasi SIPKD memiliki tingkat akurasi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang

diolah dengan menggunakan cara – cara manual (belum menggunakan

aplikasi SIPKD). Begitu juga dengan efisiensi waktu penyelesaian dan

waktu penyampaiannya, Data Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang

diolah dengan menggunakan aplikasi SIPKD memerlukan waktu yang

relatif lebih singkat jika dibandingkan dengan Data Informasi Keuangan

Daerah (IKD) yang diolah dengan cara – cara manual. Data – data ini

menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi SIPKD pada pengelolaan Data

Informasi Keuangan Daerah (IKD) lebih efektif dan efisien dibandingkan

cara pengelolaan manual baik dari efisiensi waktu dan tingkat akurasinya.

Selama beberapa tahun penggunaan aplikasi SIPKD di BPKA Kabupaten

Lampung Utara, belum pernah ada masalah dalam keamanan data ataupun

terjadi manipulasi data yang dilakukan oleh pihak – pihak yang tidak

berkepentingan (hack), hanya gangguan jaringan biasa (error). Dan sejauh

ini efek yang muncul dengan penggunaan aplikasi SIPKD hanya

pembiayaan yang cukup tinggi. Dan hal ini umum dalam upaya

pembukaan jaringan dan persiapannya untuk pertama kali. Dengan

perhitungan bahwa untuk kedepan biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil

karena efektivitas aplikasi SIKPD ini. Mulai dari penghematan Alat Tulis

Kantor (ATK) dan jumlah SDM akan lebih sedikit sehingga biaya untuk

(30)

banyak SDM, karena system penghitungan yang manual lebih memakan

banyak waktu, sehingga untuk mengejar waktu penyampaian laporan maka

digunakan SDM yang lebih banyak agar lebih cepat selesai).

Masalah atau kendala yang dihadapi adalah Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Kabupaten Lampung Utara adalah belum semua Informasi

Keuangan Daerah tersebut menggunakan aplikasi SIPKD, ada beberapa

jenis Informasi Keuangan Daerah yang dalam pengolahan data nya masih

menggunakan cara – cara manual, diantaranya : Neraca Daerah, Catatan

Atas Laporan Keuangan (CALK), Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas

Pembantuan, dan data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan

kapasitas fiskal Daerah. Dan kondisi ini menyebabkan waktu penyelesaian

dan penyampaian Informasi Keuangan Daerah menjadi lebih lama.

Demikian juga dengan tingkat akurasinya menjadi lebih rendah

dibandingkan dengan Informasi Keuangan Daerah yang sudah

menggunakan Aplikasi SIPKD. Berikut dibawah ini Tabel penjelasan

jenis – jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah menggunakan

(31)
[image:31.595.146.516.113.398.2]

Tabel 1.5. Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah Menggunakan Aplikasi SIPKD dan Manual

No. Jenis Informasi Keuangan Daerah Keterangan

1 APBD Aplikasi SIPKD

2 APBD Perubahan Aplikasi SIPKD

3 Realisasi APBD Semester Aplikasi SIPKD

4 Realisasi APBD Tahunan Aplikasi SIPKD

5 Neraca Daerah Manual

6 Laporan Arus Kas Aplikasi SIPKD

7 Catatan Atas Laporan Keuangan Manual

8 Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan

Manual

9 Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Manual

10 Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah

Manual

Sumber : Bidang Akuntansi dan Bidang Anggaran BPKA Kab. Lampung Utara

Dari uraian permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan kajian

dan penelitian mengenai hal tersebut diatas. Peneliti ingin mengetahui dan

mengkaji / mengevaluasi penerapan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan

Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten

Lampung Utara yang sudah mulai disosialisasikan pada tahun 2008 hingga

berjalan sampai tahun 2014 sekarang ini, mengapa sampai saat ini belum

semua Informasi Keuangan Daerah menggunakan Aplikasi SIPKD.

Karena mengingat tuntutan dari berbagai pihak untuk dapat lebih cepat,

tepat dan akurat dalam penyelenggaraan pemerintahan, khususnya masalah

(32)

hal tersebut / faktor- faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kebijakan

tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan adanya Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan

Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara,

beberapa jenis IKD dapat disusun dengan lebih cepat, tepat dan akurat,

tetapi ternyata belum semua IKD itu disusun dengan aplikasi SIPKD.

Oleh karena peneliti ingin mengevaluasi penerapan SIPKD (dalam kurun

waktu 6 (enam) tahun penerapan aplikasi) dilaksanakan yang dirumuskan

dengan pertanyaan penelitian :

1. Bagaimana Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan

Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah

(IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten Lampung Utara?

2. Faktor – faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam penerapan

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam

penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan

Keuangan Kabupaten Lampung Utara?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

(33)

(SIPKD) dalam penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara.

1.4. Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi kegunaan secara teoritis

maupun kegunaan secara praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Kegunaan secara teoritis, diharapkan dapat berguna unt

uk pengembangan kajian Ilmu Pemerintahan mengenai Manajemen

Keuangan Daerah, khususnya kajian mengenai Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam penyusunan Informasi

Keuangan Daerah (IKD) .

2. Kegunaan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Lampung Utara

untuk pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

(SIPKD) dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan keuangan yang

komprehensif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi

yang demikian pesat guna mendorong terwujudnya pemerintahan yang

bersih, transparan, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara

(34)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)

Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah suatu sistem yang

mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi

yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan

keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan

pertanggungjawaban daerah (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 1 ayat

15).

Informasi Keuangan Daerah (IKD) adalah segala informasi yang berkaitan

dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan

Sistem Informasi Keuangan Daerah (IKD) (PP RI No. 56 Tahun 2005 :

Pasal 1 ayat 16). Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang disampaikan

harus memenuhi prinsip – prinsip akurat, relevan, dan dapat

dipertanggungjawabkan (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 : Pasal 3).

Informasi Keuangan Daerah (IKD) yang disampaikan oleh daerah kepada

pemerintah mencakup :

- APBD dan realisasi APBD Provinsi, Kabupaten, dan Kota;

(35)

- Laporan Arus Kas;

- Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah;

- Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;

- Laporan Keuangan Perusahaan Daerah; dan

- Data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.

Informasi dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan

Daerah disampaikan kepada Menteri Keuangan. Sedangkan Informasi yang

disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri adalah dalam rangka Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di Bidang Keuangan (PP RI Nomor

56 Tahun 2005 : Pasal 2 ayat 2).

Penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) dilakukan secara berkala

melalui dokumen tertulis dan media lainnya (PP RI Nomor 56 Tahun 2005 :

Pasal 6).

Batas waktu penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD) sesuai dengan

(36)
[image:36.595.143.517.95.462.2]

Tabel 2.1. Tabel Batas Waktu Penyampaian Informasi Keuangan Daerah (IKD)

No. Jenis Informasi Keuangan

Daerah (IKD) Keterangan

1 APBD 31 Januari tahun anggaran

yang bersangkutan 2 APBD Perubahan 30 Hari setelah ditetapkannya

Perubahan APBD tahun berjalan

3 Realisasi APBD per semester 30 Hari setelah berakhirnya semester yang bersangkutan

4 Realisasi APBD 31 Agustus tahun berjalan

untuk tahun yang lalu

5 Neraca Daerah 31 Agustus tahun berjalan

untuk tahun yang lalu

6 Laporan Arus Kas 31 Agustus tahun berjalan

untuk tahun yang lalu 7 Catatan Atas Laporan Keuangan 31 Agustus tahun berjalan

untuk tahun yang lalu 8 Dana Dekonsentrasi dan Dana

Tugas Pembantuan

31 Agustus tahun berjalan untuk tahun yang lalu 9 Laporan Keuangan Perusahaan

Daerah

31 Agustus tahun berjalan untuk tahun yang lalu 10 Data yang berkaitan dengan

kebutuhan fiscal dan kapasitas fiscal daerah

31 Agustus tahun berjalan untuk tahun yang lalu

Sumber : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005

2.2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi

terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang

digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi

bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi,

ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel (Petunjuk

Pelaksanaan SIPKD, 2010, Kementerian Dalam Negeri : Jakarta) Aplikasi

ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari

(37)

pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi

sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian

dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

2.2.1. Dasar Hukum Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Dalam penerapan dan pelaksanaan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah dasar hukum adalah :

1. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

2. PP No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;

dan

3. Peraturan Menteri Keuangan No. 46 tahun 2006 tentang Tata Cara

Penyampaian Informasi Keuangan Daerah.

2.2.2. Tujuan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Penyelenggaran SIPKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah.

SIKD regional diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah

selama ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Sistem Informasi

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Penyelenggaraan SIPKD

difasilitasi oleh Departemen Dalam Negeri. SIPKD yang diselenggarakan

oleh Pemerintah disebut dengan SIPKD Nasional. Pemerintah

menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan tujuan:

1. Merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional;

(38)

3. Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan,

Pinjaman Daerah, dan Pengendalian defisit anggaran; dan

4. Melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan

Desentralisasi, Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah,

dan defisit anggaran daerah.

2.2.3. Prinsip Dasar Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah adalah

1. Kejelasan peranan dan pertanggungjawaban kebijakan fiskal,

Ketersediaan informasi keuangan bagi masyarakat,

2. Keterbukaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan anggaran

dan adanya jaminan independensi atas kebijakan fiskal yang baik.

2.2.4. Kewajiban Daerah

Penyampaian Informasi Keuangan Daerah dilakukan secara berkala melalui

dokumen tertulis dan media lainnya dengan batas waktu penyampaian

Informasi Keuangan Daerah (IKD) dimaksud:

1.APBD setiap tahun anggaran paling lambat tanggal 31 Januari tahun

anggaran yang berkenaan;

2.Perubahan APBD paling lambat disampaikan 30 hari setelah

ditetapkannya Perubahan APBD tahun berkenaan;

3.Laporan realisasi APBD per semester paling lambat 30 hari setelah

(39)

4.Laporan realisasi APBD paling lambat tanggal 31 Agustus tahun

berikutnya;

5.Neraca Daerah, Laporan Arus Kas, Catatan Atas Laporan Keuangan

daerah paling lambat tanggal 31 Agustus tahun anggaran berikutnya;

6.Informasi mengenai Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan,

Laporan Keuangan Perusahaan Daerah paling lambat tanggal 31 Agustus

tahun anggaran berikutnya;dan

7.Data yang berkaitan dengan perhitungan Dana Perimbangan seperti data

pegawai dan data lainnya disampaikan paling lambat sesuai dengan Surat

Permintaan Menteri Keuangan.

2.2.5. Pengguna SIPKD

Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan

Keuangan Daerah (SIPKD), maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Lebih jauh,

pada Surat Edaran No. SE.900/122/BAKD diamanatkan 6 (enam) regional

sebagai basis pengembangan dan koordinasi, yaitu:

1.Wilayah I, yang meliputi Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di

Provinsi Sumatera Barat;

2.Wilayah II, yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung,

Bengkulu dan Lampung dengan kantor regional di Provinsi Sumatera

(40)

3.Wilayah III, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan

kantor regional di Provinsi Jawa Barat;

4.Wilayah IV, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan

kantor regional di Provinsi Jawa Timur;

5.Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di

Provinsi Kalimantan Selatan;

6.Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku,

Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional di Provinsi

Sulawesi Selatan.

2.2.6. Strategi Implementasi Aplikasi SIPKD

Bagi pemerintah daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah berbasis

implementasi (DBI) atau berminat mengimplementasikan aplikasi Sistem

Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) akan diberikan pelatihan intensif

mengenai cara menggunakan, baik secara penggunaan maupun

pemeliharaan. Dan bagi pemerintah daerah yang telah menggunakan

aplikasi lain selain aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

(SIPKD), akan dibantu untuk melakukan semua tahapan terkait dengan

(41)

2.2.7. Dukungan Kegiatan SIPKD

Dalam pengembangan dan implementasi aplikasi SIPKD, kabupaten / kota

diharapkan untuk menyediakan ruang kantor bagi 2 (dua) staf pendukung,

yang tersedia sambungan telepon langsung, akses internet, dan menyediakan

2 (dua) unit PC sebagai media belajar bagi para tenaga pengelola teknis

(admin) dan operator. Disamping fasilitas sebagaimana dimaksud di atas,

daerah juga diharapkan dapat menyediakan ruang rapat untuk keperluan

rapat koordinasi. Pada setiap kabupaten atau kota diharapkan dapat

menunjuk 5 (lima) orang staf sebagai pengelola teknis (Admin), yang terdiri

dari 1 (satu) orang unsur BAPPEDA, 1 (satu) orang unsur PDE, 2 (dua)

orang unsur DPPKD/BPKD/Bagian Keuangan (Lampung Utara : BPKA)

dan 1 (satu) orang unsur BAWASDA/Inspektorat. Sedangkan pada setiap

SKPD diharapkan dapat ditunjuk 3 (orang ) staf sebagai fungsi operator

yang terdiri dari Bendahara, Tata Usaha, dan Bagian Keuangan (Surat

Edaran Mendagri No. SE.900/122/BAKD).

Dalam penerapan aplikasi SIPKD di Kabupaten Lampung Utara, dilakukan

pendampingan dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain yaitu PT.

USADI. Dimana kerjasama ini menggunakan system kontrak per tahun.

PT. USADI menyediakan petugas khusus (field support) yang akan

melakukan pendampingan dalam pelaksanaan SIPKD di BPKA Kabupaten

Lampung Utara. Dalam hal ini field support mendampingi, membantu dan

melakukan hal – hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan SIPKD di

(42)

pengoperasian kepada operator yang belum paham dalam penggunaan

SIPKD. Selain hal – hal diatas, hal lain yang dilakukan untuk

pengembangan SIPKD adalah diadakannya pelatihan bagi para operator,

dan biasanya pelatihan diadakan oleh Bidang Anggaran BPKA Kabupaten

Lampung Utara atas undangan PT. USADI (Bidang Anggaran menjadi

fasilitator).

2.3. Pendayagunaan Teknologi Informasi (TI)

Teknologi Informasi dalam wacana administrasi ditempatkan dalam

prioritas utama dalam mendukung terlaksananya administrasi secara

professional. Kehadiran Teknologi Informasi (TI) dalam beberapa

dasawarsa terakhir telah membuktikan bahwa Teknologi Informasi (TI)

mampu member “sesuatu” yang awalnya sulit menjadi mudah dikelola oleh

administrasi, yakni dalam hal kecepatan dan keakuratannya. Dengan

demikian Teknologi Informasi telah diyakini menjadi faktor untuk lebih

diperhatikan guna mewujudkan administrasi yang professional

(Sedarmayanti, 2012 : 159).

Upaya peningkatan pendayagunaan teknologi informasi melibatkan 3 hal

pokok ((Indrajit, 1999) dalam Sedarmayanti, 2012 : 162-163) yaitu :

1. Sistem Informasi : berisi tentang definisi kebutuhan sistem informasi

yang mendukung bisnis organisasi. Kebutuhan tersebut meliputi jenis

dan karakteristik informasi, relevansi informasi, kecepatan alir

(43)

2. Teknologi informasi : berisi tentang komponen perangkat keras dan

perangkat lunak yang harus tersedia untuk menghasilkan sistem

informasi yang telah didefinisikan.

3. Manajemen informasi : berisi tentang sumber daya manusia yang akan

mengimplementasikan sistem informasi yang dibangun dan

dikembangkan.

2.4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD) adalah

perangkat Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di

Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus

berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik.

Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD

adalah Pasal 120 UU no. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Gubernur dan wakilnya, Bupati dan wakilnya, atau Walikota dan wakilnya

tidak termasuk ke dalam satuan ini, karena berstatus sebagai Kepala Daerah.

Ke dalam SKPD termasuk Sekretariat Daerah, Staf-staf Ahli,

Sekretariat DPRD, Dinas-dinas, Badan-badan, Inspektorat Daerah,

lembaga-lembaga daerah lain yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Daerah, Kecamatan-kecamatan (atau satuan lainnya yang setingkat),

dan Kelurahan/Desa (atau satuan lainnya yang setingkat).

Di Kabupaten Lampung Utara ada 58 (Lima puluh delapan) Satuan Kerja

(44)

Kecamatan – kecamatan (Tata Organisasi Pemerintahan Kabupaten

Lampung Utara, 2013 : 5). Dan yang telah menggunakan sistem aplikasi

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang terdiri dari

35 (Tiga puluh lima) Badan / Dinas / Kantor / Instasi dan 23 (Dua puluh

tiga) Kecamatan.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah pengguna langsung dari

aplikasi SIPKD diatur dalam Keputusan Bupati Lampung Utara Nomor :

B/89/31-LU/HK/2014 (terbaru).

2.5. Konsep Teori Evaluasi

a. Evaluasi

Menurut Dunn dalam Nugroho (2003 : 185) Evaluasi mempunyai arti yang

berhubungan, masing – masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai

terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum istilah evaluasi dapat

disamakan dengan penafsiran (appraisal), pemberian angka (ratting) dan

penilaian (assesment), kata – kata yang menyatakan usaha untuk

menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan lainnya. Dalam arti yang

lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai

atau manfaat hasil kebijakan.

Definisi evaluasi yang diungkapkan oleh Ralph Tyler (1950) dalam

Arikunto (2013:3), yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah

proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,

(45)

dan apa sebabnya. Definisi ini diperluas oleh 2 ahli lain, Cronbach and

Stufflebeam dalam Arikunto (2013:3). Tambahan definisi tersebut adalah

“bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan

tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan”.

Menurut Arikunto (2004:13) ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara

keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing –

masing komponen.

b. Model Evaluasi

Model evaluasi adalah model desain evaluasi yang dibuat oleh pakar pakar

evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau tahap

pembuatannya. Beberapa model evaluasi yaitu :

I. Model evaluasi UCLA oleh Alkin (Tayibnapis, 2000:15), ada lima

macam evaluasi, yaitu :

1. System Assesment, evaluasi yang memberikan informasi tentang

keadaan atau posisi sistem.

2. Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang

mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program.

3. Program Implementation, yang menyiapkan informasi apakah

program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat

(46)

4. Program improvement, yang memberikan informasi tentang

bagaimana program berfungsi, bekerja atau berjalan, apakah

menuju pencapaian tertentu.

5. Program certification, yang memberi informasi tentang nilai atau

guna program

II. Model Brinkerhoff, (Tayibnafis, 2000 : 15-16), terdiri dari :

1. Fixed vs Emergent Evakuation Design, dapatkah masalah evaluasi

dan kriteria dipertemukan

2. Formative vs Summative Evaluation, apakah evaluasi akan dipakai

untuk perbaikan atau untuk melaporkan kegunaan atau manfaat

suatu program.

3. Experimental and Quasi experimental design vs Natural

Dari teori – teori di atas peneliti menggunakan teori evaluasi Model UCLA

oleh Alkin dimana teori evaluasi Model UCLA karena menurut peneliti

dengan model evaluasi ini, peneliti akan lebih mudah mendapatkan dan

menggali informasi yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi penerapan

SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara. Dan

model evaluasi ini adalah model yang memang sesuai untuk mengevaluasi

kondisi atau penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten

Lampung Utara.

c. Pendekatan Evaluasi

Beberapa pendekatan dalam evaluasi oleh Stecher, Brian M & W Alan Davis

(47)

1. Pendekatan Eksperimental, evaluasi yang berorientasi pada penggunaan

experimental science.

2. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, menggunakan tujuan program

sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dan mengukur sampai

mana tujuan telah dicapai.

3. Pendekatan yang berfokus pada keputusan, menekankan pada peranan

informasi – informasi pengelola program dalam menjalankan tugasnya.

4. Pendekatan yang berorientasi kepada pemakai, pemakai informasi yang

potensial adalah menjadi tujuan utama.

5. Pendekatan yang responsif, mencari suatu isu dari berbagai sudut

pandang semua orang yang terlibat dan yang berkepentingan dengan

program

6. Evaluasi Bebas Tujuan, fungsi untuk mengurangi bias dan menambah

obyektifitas.

Dari pendekatan evaluasi diatas peneliti menggunakan poin ke 2 (dua) dan

ke 5 (lima) untuk melakukan pendekatan evaluasi selain model evaluasi dari

Alkin. Alasan utama peneliti menggunakan pendekatan ini sama halnya

dengan yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya. Menurut peneliti

dengan pendekatan evaluasi ini, peneliti akan lebih mudah mendapatkan dan

menggali informasi yang dibutuhkan dalam melakukan evaluasi penerapan

SIPKD dalam penyusunan IKD di BPKA Kabupaten Lampung Utara. Dan

pendekatan evaluasi ini adalah pendekatan yang memang sesuai untuk

mengevaluasi kondisi atau penerapan SIPKD dalam penyusunan IKD di

(48)

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh oleh Deki Djoemoedilaga Perdana (2011) dengan judul

“Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Informasi Akuntansi Pemerintah

Daerah (Kota Cimahi)”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah terhadap

transparansi dan akuntabilitas informasi akuntansi pemerintah daerah.

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem informasi

pengelolaan keuangan daerah sebagai variabel independen. Transparansi

dan akuntabilitas informasi akuntansi pemerintah daerah sebagai variabel

dependen.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei.

Subjek dari penelitian ini adalah pemerintah Kota Cimahi. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan penelitian

lapangan dengan penyebaran kuesioner. Data yang diperoleh diuji validitas

dan reabilitasnya, kemudian data tersebut diproses dan dianalisis dengan

metode regresi linear sederahana dengan menggunakan software SPSS

V17.0 forwindows.

Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa implementasi sistem

(49)

terhadap transparansi dan akuntabilitas informasi akuntansi pada Pemerintah

Kota Cimahi.

Pada penelitian kali ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif

dimana peneliti ingin melihat evaluasi dari penerapan SIPKD dalam

peyusunan IKD di Kabupaten Lampung Utara seperti apa dan sudah sejauh

mana menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan sudah

tercapai, berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana si peneliti ingin

mengetahui bagaimana pengaruh dari implementasi SIPKD terhadap

tranparasi dan akuntabilitas informasi akuntansi / Informasi Keuangan

Daerah di Pemerintah Kota Cimahi.

2.7. Kerangka Pikir

Pengelolaan Keuangan Daerah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 merupakan proses yang

mendukung dan menjadi bagian penting dari penyelenggaraan pemerintahan

yang efisien, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel. Dalam

Pengelolaan Keuangan Daerah diperlukan pedoman dalam pelaksanaannya,

maka dikeluarkanlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 yang berisi tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Untuk melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah seperti yang tersebut

diatas dibuatlah sebuah sistem yaitu Sistem Informasi Keuangan Daerah

(SIKD) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

(50)

penyelenggara dan pelaksana Pengelolaan Keuangan Daerah menggunakan

aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam

melakukan pengelolaan keuangan daerah.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam

penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan

Keuangan Daerah Kabupaten Lampung Utara sudah mulai disosialisasikan

pada tahun 2008 hingga berjalan sampai tahun 2014 sekarang ini. Untuk itu

perlu dilakukan evaluasi terhadap penerapan SIPKD dalam penyusunan

IKD ini. Karena sampai saat ini belum semua Informasi Keuangan Daerah

menggunakan Aplikasi SIPKD. Peneliti ingin mengetahui faktor – faktor

penghambat apa saja yang mempengaruhi hal tersebut / faktor- faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan penerapan / kebijakans tersebut.

Model evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi penerapan SIPKD

dalam penyusunan IKD di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kabupaten Lampung Utara adalah Model evaluasi UCLA oleh Alkin

menggunakan lima macam evaluasi, yaitu : 1).System Assesment, evaluasi

yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi SIPKD pada

pengelolaan keuangan daerah khususnya penyusunan Informasi Keuangan

Daerah pada saat ini seperti apa, 2).Program Planning, membantu

pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi

kebutuhan program, seperti program diklat, sosialisasi SIPKD dan metode –

metode lainnya yang akan mendukung berjalannya program SIPKD ini

(51)

menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada

kelompok tertentu yang tepat seperti yang direncanakan, 4).Program

Improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program

berfungsi, bekerja atau berjalan, apakah menuju pencapaian tertentu, karena

sampai saat ini dari 10 jenis IKD yang direncanakan menggunakan aplikasi

SIPKD baru 5 jenis IKD saja yang menggunakan aplikasi SIPKD, dan

peneliti harus mencari informasi mengenai hal tersebut, 5).Program

Certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna program,

yaitu keuntungan dan kelebihan dari penggunaan aplikasi SIPKD dalam

penyusunan IKD ini di BPKA Kabupaten Lampung Utara.

Selain itu peneliti juga menggunakan pendekatan evaluasi dari Stecher,

Brian M & W Alan Davis (poin ke 2 (dua) dan ke 5 (lima)) yaitu :

- Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, menggunakan tujuan

program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dan mengukur

sampai mana tujuan telah dicapai. Jadi tujuan program digunakan

untuk mengukur tingkat keberhasilan dan sejauh mana tujuan telah

dicapai.

- Pendekatan yang responsif, mencari suatu isu dari berbagai sudut

pandang semua orang yang terlibat dan yang berkepentingan dengan

program. Dengan pendekatan evaluasi ini peneliti ingin mendapatkan

isu atau informasi dari semua orang terlibat dan berkepentingan dengan

program.

(52)
[image:52.595.118.511.163.754.2]

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam Penyusunan Informasi Keuangan Daerah (IKD) di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Lampung Utara

Model Evaluasi UCLA oleh Alkin

1. System Assesment

2. Program Planning

3. Program Implementation

4. Program Improvement

5. Program Certification

Pendekatan Evaluasi Stecher, Brian M&W Alan

Davis

1. Pendekatan yang

berorientasi pada tujuan

2. Pendekatan yang

responsif PP RI No.56

Tahun 2005 (Pasal 13)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam

penyusunan IKD

Ideal

Aplikasi SIPKD Terlaksana pada Penyusunan 10 (sepuluh) Jenis IKD

Fakta

Aplikasi SIPKD Hanya Terlaksana pada Penyusunan

5 (lima) Jenis IKD

Rekomendasi

(53)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskiriptif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan dan lain – lain. Penelitian kualitatif sebagaimana

dikemukakan Wolf dan Tymitz (dalam Guba, 187) bertujuan untuk

memahami aktualitas, realitas sosial dan persepsi manusia yang ada tanpa

dicemari oleh sifat – sifat menonjol dari pengaturan formal atau pertanyaan

– pertanyaan yang sebelumnya sudah terbentuk.

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian

yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena – fenomena yang sedang

berlangsung pada saat ini dan masa lampau. Penggambaran kondisi ini bisa

individu atau kelompok (Modul Penelitian Pendidikan Dasar, Udin

Syaefudin : 77).

Melalui pendekatan kualitatif deskriptif ini, diharapkan dapat menjelaskan

atau menggambarkan kondisi pada masa lampau dan kondisi pada saat ini.

Terkait dengan penelitian dimaksud, diharapkan dapat menjelaskan kondisi

(54)

Dalam penelitian ini jaminan validitas eksternal dan transferability hanya

merupakan kemungkinan, karena tidak mungkin ditemukan dua situasi.yang

sama, maka perlu penyesuaian dengan kondisi masing – masing,.

3.2. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah mengarah pada bagaimana evaluasi

penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah dalam

penyusunan Informasi Keuangan Daerah di Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Kabupaten Lampung Utara, yang dilihat dari :

1). System Assesment, evaluasi yang memberikan informasi tentang

keadaan atau posisi SIPKD pada pengelolaan keuangan daerah khususnya

penyusunan Informasi Keuangan Daerah pada saat ini seperti apa.

2). Program Planning, membantu pemilihan program tertentu yang

mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan program, seperti program

diklat, sosialisasi SIPKD dan metode – metode lainnya yang akan

mendukung berjalannya program SIPKD ini dalam penyusunan seluruh

jenis IKD.

3). Program Implementation, yang menyiapkan informasi apakah program

sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang

direncanakan.

4). Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana

program berfungsi, bekerja atau berjalan, apakah menuju pencapaian

(55)

menggunakan aplikasi SIPKD baru 5 jenis IKD saja yang menggunakan

aplikasi SIPKD, dan peneliti harus mencari informasi mengenai hal tersebut.

5). Program Certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna

program, yaitu keuntungan dan kelebihan dari penggunaan aplikasi SIPKD

dalam penyusunan IKD ini di BPKA Kabupaten Lampung Utara.

6). Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, menggunakan tujuan

program seba

Gambar

Tabel 1.1.  Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Tabel 1.3.  Tabel Waktu Penyampaian dan Tingkat Akurasi Data Informasi
Tabel 1.5. Tabel Jenis Informasi Keuangan Daerah yang sudah
Tabel 2.1. Tabel Batas Waktu Penyampaian Informasi Keuangan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terkait dengan rendahnya Akuntabilitas Keuangan pada Pemda Provinsi Lampung diatas, maka penulis tertarik melakukan

Berdasarkan Renstra tersebut, dilakukan identifikasi faktor-faktor penghambat dan pendorong penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada

Renstra Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang tahun 2019-2023 II -27 APBD dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja (LKj) yang berkenaan dengan Badan. Kepala

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Boyolali yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

Faktor Penghambat pihak kepolisian dalam menanggulangi kejahatan pencurian dengan cara pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di bank Rakyat Indonesia Lampung

Kepala kantordan seluruh pegawai Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Tapanuli Utara yang telah memberikan waktu dan saran bagi penulis

Universitas

3.2 Faktor Penghambat Implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah SIPD dalam Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan di Kabupaten Hulu Sungai Utara 3.2.1 Kurangnya