• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENGELOLA PANTI ASUHAN HARAPAN BANGSA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB ANAK ASUH SEBAGAI WARGA NEGARA DI KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PENGELOLA PANTI ASUHAN HARAPAN BANGSA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB ANAK ASUH SEBAGAI WARGA NEGARA DI KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANAN PENGELOLA PANTI ASUHAN HARAPAN BANGSA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB ANAK ASUH

SEBAGAI WARGANEGARA DI KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

TAHUN 2014

Oleh

EVI ANDESPA

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan pengelola panti asuhan Harapan Bangsa dalam mengembangkan nilai tanggung jawab sebagai warga negara di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014 . Rumusan dalam penelitian ini bagaimanakah peranan pengelola panti asuhan Harapan Bangsa dalam mengembangkan nilai tanggung jawab sebagai warga negara. Jenis penelitian ini deskriptif menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 45siswa, sampel yang diambil 45 siswa sebagai responden dalam penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan variabel peranan pengelola panti asuhan Harapan Bangsa bahwa 37,78% responden masuk kedalam kategori sangat berperan, 51,1% responden berpendapat bahwa peranan pengelola panti asuhan Harapan Bangsa masuk dalam kategori cukup berperan, dan 11,11% responden masuk dalam kategori kurang berperan. Variabel nilai tanggung jawab anak asuh sebagai warga negara sebanyak 42,22% responden dalam kategori bertanggung jawab, 48,88% responden dalam kategori cukup bertanggung jawab, dan 8,90% responden dalam kategori kurang bertanggung jawab. peranan pengelola panti asuhan Harapan Bangsa dalam mengembangkan nilai tanggung jawab sebagai warga negara perlu mendapat perhatian khusus dari pihak pengelola panti asuhan, sehingga para anak asuh memiliki nilai tanggung jawab yang baik. Baik bertanggung jawab pada Tuhan, diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, bangsa dan negara.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Evi Andespa, dilahirkan di Tanjung Ratu pada tanggal 04 Juni 1990. Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Ali Basa dan Ibu Saldah. Penulis tumbuh dan dibesarkan dengan rasa kasih sayang oleh kedua orang tua.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah:

1. SD Negeri 3 Tanjung Agung yang diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 1 Katibung yang diselesaikan pada tahun 2006 3. SMK Negeri 1 Kalianda yang diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan PKn Jurusan IPS FKIP Unila melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Negeri Tinggi).

(7)

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Jakarta-Badung-Yogyakarta pada tanggal 22-28 Januari 2012. Penulis juga telah menyelesaikan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Tanggamus selama tiga bulan, terhitung sejak bulan Juli sampai September 2014.

Penulis,

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang mendalam atas rahmat Allah SWT,

Tuhan Yang Maha Esa, ku selesaikan karya ini sebagai

tanda bakti dan cinta ku kepada:

Ayahandaku Ali Basa

yang telah memberikan do’a dan dukungan

dalam setiap langkah yang kutempuh. Untuk Ibu Saldah tercinta yang

karena, kesabaran dan pengorbanannya dalam mendidik,

membesarkan, dan selalu mendo’akanku disetiap sujudnya untuk

keberhasilanku.

Suamiku Januar Ishak dan anakku tersayang Assyifatu Haifa Arvi,

terimakasih karena telah memberikan dukungan, semangat dan warna

di setiap hari-hariku.

(9)

MOTO

Yang kita fikir baik untuk kita belum tentu itu baik

untuk kita akan tetapi yang Allah takdirkan kepada kita

pasti ada hikmahnya

.

(Evi Andespa)

“Learning By Doing, it is very important to success”

(10)

SANWACANA

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa Dalam Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Anak Asuh Sebagai Warga Negara Di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(11)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Abdurahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Holilulloh, M.Si., selaku Pembahas I terima kasih atas saran, kritik dan masukan dalam skripsi ini.

6. Bapak Abdul Halim, S.Pd, M.Pd., selaku Pembahas II terima kasih atas saran, kritik dan masukan dalam skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Ibu Sugiyah. SE., selaku Pimpinan Satlak PSAA Harapan Bangsa, terima kasih atas izin penelitian.

9. Bapak Rasikun dan pengelola-pengelola PSAA Harapan Bangsa, terima kasih atas bimbingan selama penelitian.

(12)

11.Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda ku Ali Basa dan Ibunda ku Saldah terima kasih atas keikhlasan, cinta dan kasih sayang, doa, motivasi. Teristimewa juga untuk suamiku Januar Ishak dan anakku tersayang Assyifatu Haifa Arvi yang telah memberi dukungan dan semangat yang begitu besar.

12.Keluarga besarku terima kasih untuk cinta dan kasih sayang yang selalu mendukung dan mendoakan keberhasilanku.

13.Sahabat-sahabat terbaikku Eka Fihayati, dan Hikmah Fito’ah terimakasih untuk semangat dan banyaknya warna yang kalian torehkan, semoga kebersamaan kita ini akan tetap selalu ada untuk selamanya.

14.Teman-teman PPKn angkatan 2010 Anesya Puspita, Muklas Nurrahman, dan Dian Puspita Ningrum, dan semua teman-teman PPKn tanpa terkecuali yang tak dapat disebutkan satu persatu terima kasih untuk kekompakan dalam suka maupun duka dan juga atas pengalaman-pengalaman terbaik dalam kehidupan ini.

15.Kakak tingkat serta Adik tingkat PPKn 2009-2014 terima kasih atas motivasi dan segala bantuan serta canda tawa sehingga membuat hari-hari menjadi indah.

16.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

(13)

baik dari penyampaian maupun kelengkapan. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai tolak ukur penulis dimasa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

(15)

B. Kerangka Pikir ... 30

C. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Definisi Konseptual ... 35

3. Definisi Operasional ... 35

D. Rencana Pengukuran Variabel ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

4. Pelaksanaan Penelitian ... 47

a. Persiapan Administrasi ... 47

b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data ... 48

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket ... 48

a. Analisis Validitas Soal Angket ... 48

b. Analisis Uji Reliabilitas Angket ... 49

B.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53

1. Sejarah Singkat Panti Asuhan Harapan Bangsa ... 53

2. Visi dan Misi ... 54

C.Deskripsi Data ... 55

a. Pengumpulan Data ... 55

b. Penyajian Data ... 56

(16)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 94 B. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jenis-jenis pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh anak panti di Panti Asuhan Harapan Bangsa ... 6 Tabel 1.2. Daftar anak Panti Asuhan Harapan Bangsa yang sering terlibat

masalah ... 8 Tabel 3.1. Jumlah Populasi Anak Asuh Panti Asuhan Harapan Bangsa

Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 ... 33 Tabel 3.2. Jumlah Sampel Anak Asuh Panti Asuhan Harapan Bangsa

Berdasarkan Jenjang sekolah Di Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2014 ... 34 Tabel 4.1. Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari Sepuluh Orang

Responden Diluar Sampel Untuk Item Ganjil (X) ... 50 Tabel 4.2. Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari Sepuluh Orang

Responden Diluar Sampel Untuk Item Genap (Y) ... 50 Tabel 4.3. Tabel Kerja Antara Item Ganjil (X) dan Item Genap (Y) Dari

Uji Coba Angket Kepada Sepuluh Orang Diluar Responde .. 51 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Managerial ... 59 Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Fasilitator ... 62 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Pembimbing ... 66 Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Karena Kesadaran

Merupakan Kewajiban ... 69 Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Dari Indikator Terpaksa ... 73 Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Dari Variabel Peranan Pengelola Panti

Asuhan Harapan Bangsa (X) ... 76 Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Dari Variabel Nilai Tanggung Jawab

Anak

Asuh Sebagai Warga Negara (Y) ... 80 Tabel 4.25. Daftar Kontingensi Perolehan Data Peranan Pengelola Panti

Asuhan Harapan Bangsa Dalam Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Anak Asuh Sebagai Warga Negara di

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Dekan

2. Surat Izin Penelitian Pendahuluan 3. Surat izin penelitian

4. Surat keterangan telah melakukan penelitian 5. Kisi-kisi angket

(19)
(20)

DAFTAR GAMBAR

(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sudah selayaknya memberikan perhatian terhadap perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 B (2) menyatakan bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh kembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi”. Oleh karena itu sudah selayaknya pemerintah memberikan

(22)

2

Adapun anak-anak yang rentan dengan ancaman-ancaman tersebut adalah anak yang kurang mampu, anak yatim, anak piatu dan anak yatim piatu. Hal ini dikarenakan mereka dianggap remeh dan tidak memiliki daya apapun oleh sebagian besar orang, karena kebanyakan dari mereka terlahir dari kondisi orang tua yang kurang mampu, sehingga orang tua merekapun tidak dapat melakukan hal banyak apabila anak-anak mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya. Maka dari itu dibutuhkan lembaga yang dapat yang dapat melindungi mereka dari segala ancaman serta dapat memperbaiki keadaan hidup mereka.

(23)

3

Dengan demikian akan meningkatkan rasa tanggung jawab mereka baik dalam skla kecil yaitu dalam skala sesama warga panti sosial maupun skala besarnya, yaitu tanggung jawab mereka sebagai warga negara Indonesia. Adapun tanggung jawab yang biasanya dibebankan oleh lembaga panti sosial kepada anak asuhnya adalah mereka dibagi piket untuk menyapu dan membersihkan lingkungan lembaga panti sosial yang mereka tempati, mencuci piring, masak, menjaga kebersihan, mentaati jadwal-jadwal kegiatan yang diadakan oleh lembaga panti sosial yang mereka tempati, menjaga keberihan dan keamanan lembaga panti sosial yang mereka tempati.

Pada kenyataannya rasa tanggung jawab anak asuh di Panti Asuhan Harapan Bangsa sebagai warga panti asuhan dan sebagai warganegara masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang saya lakukan, bahwa bayak yang tidak mengerjakan tugas piketnya, mencuci piring, membuang sampah sembarangan, kabur dari kawasan panti asuhan dan melanggar tatatertib Panti Asuhan Harapan Bangsa lainnya.

Ada ungkapan sederhana namun sarat dengan makna, yaitu “maju mundurnya

(24)

4

Bagi yang berasal dari keluarga tidak mampu langkah baiknya mereka tinggal dalam suatu lembaga sosial, misalnya mereka berada dalam Panti Asuhan atau pun Lembaga Sosial yang dapat menjamin dan membantu mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik. Panti asuhan ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara mengasuh, mendidik, membimbing, mengarahkan, memberikan kasih sayang serta memberikan ketrampilan-ketrampilan yang dapat menjadi bekal masa depan anak-anak tersebut.

Disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Pasal 20 No. 23

Tahun 2002 tentang perlindungan anak bahwa “Negara, Pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak”.

(25)

5

Berdasarkan hasil survei yang saya lakukan pada penelitian pendahuluan di Panti Asuhan Harapan Bangsa didapati pelanggaran-pelanggaran tata tertib panti sebagai berikut:

Tabel 1.1. Jenis-Jenis Pelanggaran Tata Tertib Yang Dilakukan Oleh Anak Panti di Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan, Januari-April 2014.

No Jenis Pelanggaran Jumlah Anak

1 Berkelahi Dengan Sesama Anak Panti

6 2 Berkelahi Dengan Anak Bukan Anak Panti

3 3 Kabur Dari Panti Asuhan

2 Sumber: Hasil observaasi di Panti Asuhan Harapan Bangsa

(26)

6

panti adalah tersinggung dengan sikap anak yang bukan berasal dari panti asuhan dan diejekin. Sejak bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014 anak panti yang berkelahi dengan anak dari luar panti adalah 3 anak.

(27)

7

melarikan diri dari Panti Asuhan harapan Bangsa. Yang pertama ia melarikan diri namun masih dapt ditemukan kembali oleh Pihak Polsek Kalianda. Namun untuk yang kedua kalinya ia tidak dapat ditemukan lagi hingga sekarang.

(28)

8

Berikut adalah data anak-anak Panti Asuhan Harapan Bangsa yang sering terlibat masalah:

Tabel 1.2. Daftar Anak Panti Asuhan Harapan Bangsa yang sering terlibat masalah di Panti Asuhan Harapan Bangsa Kalianda Kecamatan Lampung Selatan, Januari-April 2014

No Responden Jenis Kelamin Status

L P

Sumber: Hasil observasi di Pnti Asuhan Harapan Bangsa

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa ada enam orang anak yang sering terlibat dalam masalah hanya dalam waktu tiga bulan, yakni dari bulan Januari sampai dengan April 2014. Mulai dari anak kelas VI SD sampai dengan kelas XI SMK dan kesemuanya adalah anak laki-laki. Kebanyakan dari mereka adalah terlibat kasus berkelahi dengan sesama anak Panti Asuhan Harapan Bangsa Kalianda. Mereka adalah anak yang berasal dari golongan anak tidak mampu sedangkan yang berasal dari golongan yatim piatu hanya ada satu orang saja.

(29)

9

Mengatasi permasalahan seperti diatas dibutuhkan peran pengelola Panti Asuhan untuk membimbing mereka agar dapat mematuhi peraturan-peraturan di Panti Asuhan Harapan Bangsa dalam skla kecil dan mematuhi peraturan-peraturan Pemerintah dalam skla luas, aatu dengan kata lain mereka diajarkan dan dibimbing untuk dapat hidup bertanggung jawab selayaknya sebagai warga negara Indonesia.

Disini peran Pengelola panti asuhan Harapan Bangsa sangat dibutuhkan. Ini dikarenakan mereka berperan seebgai orang tua, pendidik, pentedan. Mereka berkewajiban melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial,memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak asuhnya serta menjadi teladan bagi para anak-anak asuhnya. sehingga para anak asuh memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa Indonesia dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional yang mencakup aspek politik, ekonomi, budaya, pendidikan, pertahanan, dan keamanan.

(30)

10

memberikan bimbingan kepada anak agar anak menjadi manusia dewasa yang berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap masyarakat di kemudian hari. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa panti asuhan merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap hak anak-anak sebagai wakil orang tua dalam memenuhi kebutuhan mental dan sosial pada anak asuh agar mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sampai mencapai tingkat kedewasaan yang matang serta mampu melaksanakan perannya sebagai individu dan warga negara didalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga mereka dapat menjalankan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.

(31)

11

waktu makan, waktu sekolah, waktu belajar, waktu ibadah, waktu bermain, waktu beristirahat dan waktu piket secara proporsional.

Selain itu, anak-anak panti asuhan juga didukung untuk melaksanakan praktek dan praktek budaya. Dengan diberikannya mereka tugas-tugas seperti diatas ini akan membantu mereka untuk belajar menjalankan nilai tentang tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka. Yang dimana nilai-nilai tersebut adalah disiplin, dapat dipercaya (jujur) dan saling menghargai.

Sebagaimana diketahui bahwa anank-anak merupakan generasi muda yang diharapkan mampu meneruskan perjuangan bangsa, maka perhatian berupa pembinaan terhadap mereka merupakan suatu hal yang penting.adapun upaya-upaya tersebut telah nyata dilakukan oleh pemerintah melalui kebijakan tentang pengaturan dan pembinaan serta pelayanan, begitupun halnya yang dilakukan oleh Panti Asuhan Harapan Bangsa dalam membina anak-anak yang kurang beruntung. Beberapa hal yang dilakukan oleh pihak panti diantaranya pembinaan terhadap nilai tanggung jawab serta pembekalan skill kehidupan dengan harapan anak-anak tersebut akan menjadi generasi yang ideal. Oleh karena itu saya tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Peranan Pengelola Panti Asuhan

(32)

12

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka didapatkan suatu identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Sikap tanggung jawab anak asuh di Panti asuhan Harapan Bangsa. 2. Peranan pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa Kalianda dalam

mengembangkan nilai tanggung jawab anak asuh belum optimal. 3. Anak yang kurang memiliki nilai tanggung jawab adalah 25% dari 60

anak asuh.

4. Pentingnya sosialisasi tentang nilai tanggung jawab warga negara.

C. Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini dibatasi oleh kurangnya nilai tanggung jawab sehingga mengakibatkan banyaknya anak asuh yang kabur, menonton film porno, berkelahi, dan tidak melakasanakan tugas dalam lingkup Peranan Pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa Dalam Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Anak Asuh Sebagai Warga Negara di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

D. Rumusan Masalah

(33)

13

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang ada maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan Peranan Pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa dalam mengembangkan nilai tanggung jawab anak asuh sebagai warga negara di Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini berguna untuk menjelaskan konsep Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, yang mengkaji tentang Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan, karena berkaitan dengan pentingnya mengembangkan nilai tanggung jawab kedisiplinan para anak asuh di Panti Asuhan Harapan Bangsa.

b. Kegunaan Praktis

1. Bagi Anak asuh

(34)

14

2. Bagi Pengelola Panti Asuhan

Penelitian ini dapat dijadikan masukan agar dalam pembinaan kegiatan mengembangkan nilai tanggung jawab terhadap para anak asuh.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan contoh oleh masyarakat dalam mengembangkan nilai tanggung jawab sebagai warganegara.

F. Ruang Lingkup

1. Ruang Ilmu

Penelitian ini masuk kedalam ruang lingkup pendidikan, khususnya pendidikan PPKn dalam kajian Pendidikan nilai moral Pancasila karena berkaitan dengan upaya mengembangkan nilai tanggung jawab warganegara

2. Ruang Lingkup Objek

(35)

15

3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah anak asuh Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

4. Ruang Lingkup Tempat

Wilayah penelitian ini adalah Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan.

5. Ruang Lingkup Waktu

(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Peranan

Dalam kehidupan bermasyarakat setiap individu mempunyai peranan masing-masing, peranan tersebut membedakan manuasia yang satu dengan manusis yang lainnya. Peranan yang dilakukan oleh setiap individu dapat menentukan apa yang akan diperbuatnya, tindakan apa yang akan ia lakukan, dan peranan juga dapat mengatur perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengertian peranan menurut Gross dalam Endar (2010:14) adalah

“sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu

yang menempati kedudukan sosial tertentu”. Sementara itu pengertian

peranan juga dikemukakan oleh Cohen dalam Endar (2010:14) peranan

adalah “suatu perilaku yang diharapkan oleh dari seseorang yang

menduduki status dan jabatan tertentu”. Senada dengan hal tersebut di

atas Margono dalam Endar (2010:14) mengemukakan bahwa peranan

adalah “suatu perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang

(37)

17

Pengertian-pengertian tersebut dilengkapi dan dikaji lagi oleh Soekamto dalam Endar (2010:14) menurutnya peranan adalah “aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu

peranan”. Adapun peranan tersebut menurut Soekamto dalam Endar (2010:14) mencangkup tiga hal, yaitu:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkain peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting sebagi struktur sosial masyarakat.

Berdasarkan beberapa pengertian peranan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peranan merupakan aspek dinamis yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Jadi dapat disintetiskan bahwa peranan adalah suatu kegiatan yang didalamnya mencangkup seseorang atau sekempok orang yang melaksanakan hak-hak dan kewajibanyya sesuai dengan kedudukannya/posiisnya dalam suatu komunitas.

(38)

18

2. Peranan Pengelola Panti Asuhan

Sebelum membahas mengenai pengertian pengelola panti asuhan saya akan memaparkan pengertian panti asuhan terlebih dahulu. Di dalam Undang-Undang 1945 pasal 21 dijelaskan bahwa: “Panti asuhan adalah yayasan sosial badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Yang didalammnya mengatur semua aktivitas dan pengolahan sarana penunjang kehidupan anak asuhnya.”. Panti asuhan juga merupakan sebuah lembaga sebagai tempat berlindung para anak yatim, piatu, yatim piatu, anak terlantar, dan anak tidak mampu dari segala macam ancaman, baik itu berupa kererasan fisik maupun mental. Adapun dasar hukum lain yang dapat menguatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar merupak tugas negara untuk memelihara mereka yakni Undang-Undang 1945 pasal

34 menjelaskan bahwa “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara”.

Depsos RI (2004:4) memaparkan bahwa :

(39)

19

Anak-anak panti asuhan diasuh oleh pengasuh yang menggantikan peran orang tua yang bertugas memberikan pelayanan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial sehingga anak asuh dapat mengembangkan dirinya menjadi manusia yang dewasa dan bertanggung jawab sebagaimana perannya sebagai warga negara yang baik.

Depsos RI (2006:8) memaparkan bahwa:

Pelayanan sosial anak terlantar dalam panti adalah sistem pelayanan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan melalui basis panti yang terbuka berupa kelembagaan dan dan masyarakat yang bertugas memberikan perlindungan, bimbingan dan pembinaan fisik, mental dan spiritual kepada anak agar tetap hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara wajar

Pengelola panti asuhan bertugas untuk memberikan perlindungan, bimbingan dan pembinaan fisik, mental dan spiritual kepada anak agar dan tumbuh kembang sebgaimana warga negara yang lainnya. Karena masa depan bangsa Indonesia berada ditangan para pemuda bangsa ini, baik dari para pemuda kaya maupun para pemuda kurang mamapu.

Depsos RI (2006:16) memaparkan bahwa tugas panti sosial adalah:

a. Memberikan bimbingan, pelayanan yang bersifat preventif, kuratif, promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, intelektual, pelatihan keterampilan disesuaikan tingkat perkembangannya, resosialisasi serta bimbingan lanjut bagi anak yang mengalami masalah perilaku dan masalah penyesuaian diri.

b. Memberikan pelayanan bagi anak yang memerlukan perlindungan melalui temporary shelter dan rumah perlindungan sosial anak sesuai dengan permasalahan anak

(40)

20

dapat mengasuh, memberikan perlindungan,bimbingan dan pembinaan kepada para anak asuh dengan harapan bagi anak-anak anak-anak asuh tersebut dapat menjadi manusia dewasa, mandiri , berguna dan bertanggung jawab atas dirinya dan terhadap masyarakat di kemudian hari. pengelola panti asuhan adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan perlindungan terhadap hak anak-anak sebagai wakil dari orang tua anak-anak asuhnya dalam memenuhi kebutuhan mental dan sosial pada anak asuh agar mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri sampai mencapai tingkat kedewasaan yang matang serta mampu melaksanakan perannya sebagai individu dan warga negara didalam kehidupan bermasyarakat.

Santoso (2012 : 2) memberikan pengertian “sebuah panti asuhan sebagai suatu lembaga yang sangat terkenal untuk membentuk perkembangan anakanak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama dengan keluarga.”

(41)

21

Seperti yang tertera dalam visi dan misi Panti Asuhan Harapan Bangsa berikut ini:

a. Visi:

Terwujudnya kesejahteraan dan kemandirian anak di masyarakat.

b. Misi:

1. Meningkatkan pelayanan dan pembinaan bagi yatim, paitu, yatim piatu, tidak mampu, dan terlantar.

2. Meningkatkan profesionalisme pekerja sosial dalam pelayanan dan pembinaan anak.

3. Menjalin kerjasama dengan organisasi atau LSM dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial anak yatim, piatu, yatim piatu dan keluarga tidak mampu.

4. Meningkatkan sumber daya potensi yang ada di Panti Asuhan Harapan Bangsa.

Berdasarkan hasil wawancara yang saya laukaukan kepada salah satu staf pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan para pengelola panti asuhan selepas jam sekolah para anak asuh adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan membuat kerajinan tangan dan keterampilan lainnya

(42)

22

Setelah itu mereka disehakan kembali kepada keluarga mereka masing-masing dan masyarakat. Maka dari itu dengan dibekalinya mereka bebrapa keahlian membuat kerajianan tangan dan keterampilan lainnya (memcukur rambut) dapat dijadikan mereka sebagai mata pencaharian utama ataupun sampingan, denagn harapan dapat membantu meningkatkkan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini sesuai dengan visi dan misi panti asuhan harapan bangsa seperti yang dituliskan diatas, yakni meningkatkan kesejahteraan hidup para anak asuh.

2. Pembinanaan mental

Pembinaan mental ini sebenarnya adalah istilah Pendidikan Kewarganegaraan yang diadakan oleh pihak panti asuhan. Dipembinaan mental inilah para anak asuh diajarkan tentang nilai-nilai tanggung jawab anak asuh selaku warga negara Republik Indonesia. Disini mereka mengajarkan nilai-nilai tentang tanggung jawab agar mereka menjadi pribadi yang disiplin, dapat dipercaya dan saling menghargai akan perbedaan. Hal ini dikarenakan ada berbagai macam suku yang tinggal di panti asuhan ini. Adapun suku-suku tersebut adalah Suku Lampung, Jawa serang , Jawa Tengah, Sunda, dan ogan.

3. Siraman rohani

(43)

23

mempertebal keimana mereka, mengajarkan apa yang menjadi wajib dan apa yang menjadi haram serta menambah pengetahuan mereka tentang nilai tanggung jawab. Biasanya yang mengisi ceramah ini bukan dari pihak panti melainkan pihak panti asuhan mendatangkan langsung ustadnya langsung. Hal ini diharapkan agar isi dari siraman rohani ini lebih menyentuh hati mereka dan mereka mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun hal lain yang dilakukan oleh pihak panti asuhan adalah dengan mengadakan rajia terkait HP dan barang-barang lainya. Apabila anak asuh tertangkap tangan menggunaka HP kamera maka HP tersebut akan di sita dan dikembalikannya pada saat anak asuh tersebut lulus SMA. Hal ini dilakukan untuk memberikan efek jera dan takut kepada anak-anak asuh lainnya agar mereka tidak mengikuti jejak temannya tersebut. Selainntu pihak pengelola panti asuhan juga akan menghukum anak yang tidak melaksanakan piketnya, memakai seragam sekolah yang tidak rapi dan pada anak yang membuat kericuhan. Ini dimaksudkan untuk melatih mereka guna menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

3. Nilai Tanggung Jawab

Sebelum menjelaskan mengenai nilai tanggung jawab saya akan menjelaskan pengertian nilai menurut Kaelan (2010 : 92) adalah “kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun

batin.” Walter dalam kaelan membagi nilai kedalam delapan kelompok

(44)

24

1. Nilai-nilai ekonomis ( ditunjukkan oleh harga pasar dan meliputi benda-benda yang dapat dibeli)

2. Nilai-nilai kejasmanian (membantu pada kesehatan, efisiensi, dan keindahan dari kehidupan badan)

3. Nilai-nilai hiburan (nilai-nilai permainan dan waktu senggang yang dapat menyumbangkan pada pengayaan kehidupan)

4. Nilai-nilai sosial (berasal mula dari keutuhan kepribadian dan sosila yang diinginkan)

5. Nilai-nilai watak (keseluuruhan dari keutuhan kepribadian dan sosila yang diinginkan)

6. Nilai-nilai estetis (nilai-nilai keindahan dalam alam dan karya seni)

7. Nilai-nilai intelektual (nilai-nilai pengetahuan dan pengajaran kebenaran)

8. Nilai-nilai keagamaan

Sedangkan Tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu, atau kadang-kadang dihubungkan dengan kesedihan untuk menerima konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya bentuk tanggung jawab ini menyebabkan terasa sulit merumuskannya dalam bentuk kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi kalau kita amati lebih jauh, pengertian tanggung jawab selalu berkisar pada kesadaran untuk melakukan, kesediaan untuk melakukan, dan kemampuan untuk melakukan. Menurut Joko Tri Prasetya dalam Wahyuni (2013:46) tangung jawab adalah kesadaran maanusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja ataupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

Sedangkan Poerdaminto dalam Reni (2012:33) menyatakan bahwa

“tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi kewajiban (keharusan)

(45)

25

menanggung segala sesuatunya.”Dengan kata lain tanggung jawab adalah

kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya.

Secara tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan tanggungjawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling tolong menolong dalam keadaan susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit, serta saling berbahagia bersama-sama.

Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan yang mereka lakukan . Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada berbagai norma dalam kehidupa sehari-hari. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu.

Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara.

(46)

kepada-26

Nya. Pengabdian dan Pengorbanan.Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas.

Tanggung jawab anak asuh sebagai warga negara adalah Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita, yakni Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam berbgai bidang kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan lingkungan panti asuhan. Kewajiban sebagai warga negara yang lain adalah menjaga dan memelihara nama baik Panti Asuhan, bangsa dan negara di mata dunia internasional sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat, berperadaban, dan bermartabat. Dan yang selanjutnya adalah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan sesama penghuni panti asuhan dengan menghindari sikap dan perilaku yang diskriminatif. Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesia dan warga panti asuhan.Meningkatkan wawasan kebangsaan agar senantiasa terbina rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan pada setiap diri warga negara.

(47)

27

yang harus diterima dan dijalankan anak asuh seperti layaknya warga negara yang bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukan dan yang ditugaskan.

4. Pengertian Warga Negara

Berdirinya suatu negara yang merdeka harus dipenuhi beberapa syarat yaitu wilayah tertentu, ada rakyat yang tetap dan pemerintah yang berdaulat. Ketiga syarat ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, tanpa adanya wilayah tertentu adalah tidak mungkin untuk mendirikan suatu negara dan begitu pula mustahil menyebutkan adanya suatu negara tanpa adanya rakyat yang menetap. Farida (2012:27)

menyatakan bahwa “ Rakyat yang menetap pada suatu wilayah tertentu

dalam hubungannya dalam negara disebut warga negara”. Warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara, dan sekaligus mempunyai hak-hak yang wajib diberikan dan dilindungi oleh negara.

Warga negara diartikan dengan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk. Istilah warga negara dahulu dikenal dengan sebutan hamba atau kawula negara. Warga negara berasal dari dua kata, yaitu warga dan negara. Warga diartikan sebagai anggota atau peserta dari suatu kelompok atau organisasi perkumpulan.

(48)

28

memiliki dua pengertian, yaitu negara dalam arti luas dan negara dalam arti sempit. Negara dalam arti luas yaitu kesatuan sosial yang diatur secara konstitusional yang diatur untuk mewujudkan kepentingan bersama. Sunardi (2010:8) pengertian negara dalam arti sempit terdapat beberapa pendapat pakar kenegaraab seperti yang dijelaskan berikut ini:

1. Mac Iver

Negara adalah persembatan (penarikan) yang bertindak lewat huum yang direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk memaksa dalam suatu kehidupan yang dibatasi secara teritorial mempergerak syarat-syarat lahir yang umum dari keterlibatan sosial.

2. Logeman

Negara adalah oerganisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujutuan untuk mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.

3. Hoge de Groot

Negara adalah ikatan-ikatan manusia yang insyaf akan arti dan panggilan hukum kodrat

4. Mirriam Budihardjo

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas Sunardi (2010:99) warga negara artinya warga atau anggota dari suatu negara. Hikam dalam Sunardi (2010:99) mendefinisikan warga negara sebagai terjemahan dari citizenship yaitu anggota dari suatu komunitas yang membentuk negara itu sendiri. Sebaliknya, menurut Koerniatmanto dalam Sunardi (2010:99) menyatakan bahwa warga negara sebagsai anggota negara yang memiliki kedudukan, hak dan kewajiban terhadap negaranya.

Disebutkan dalam Pasal UUD 1945 ayat 1 tentang Warga negara dan

(49)

29

dan orang-orang bangsa Indonesia lain yang disahkan dengan

undang-undang sebagai warga negara”.

Disebutkan dalam Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 2006 tentang Warga Negara Indonesia dari poin a sampai dengan poin m. Berdasarkan beberapa pengertian warga negara yang dikemukankan diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa warga negara adalah warga atau anggota dari suatu negara yang menetap yang memiliki kedudukan, hak dan kewajiban terhadap negaranya. Adapun mengenai kedudukan, hak dan kewajiban setiap warga negara diatur dan ditentukan sendiri oleh pemerintah dinegara yang mereka naungi sendiri. Yang kesemuanya harus berjalan seimbang baik dari aspek kedudukan, hak dan kewajiban.

Dalam setiap wilayah negara selalu ada warga negara dan orang asing yang kesemuanya disebut penduduk. Setiap warga negara mempunyai hubungan yang tidak terputus walaupun warga negara yang bersangkutan telah berdomisili diluar negeri selama ia tidak memutuskan kewarganegaraannya. Sebaliknya setiap orang asing hanya mempunayi hubungan selama ia bertempat tinggal diwilayah negara tersebut.

warga negara adalah Dengan memiliki status kewarganegaraan maka seseorang akan memiliki kedudukan dan peranan sebagai warga negara. Sunardi (2010:105) menyatakan bahwa:

(50)

30

(berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara, peranan positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup, dan peraan negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara khususnya dalam persoalan pribadi.

Setiap warga negara memiliki peranan masing-masing. Yang kesuanya harus dijalankankan dengan baik, demi kemajuan dan kesejahteraan bangsa kita sendiri. Karena maju atau tidaknya negara kita bergantung pada tangan kita sendiri.

B. Kerangka Pikir

(51)

31

Nilai tanggung jawab yang ditanamkan di Panti asuhan Harapan Bangsa merupakan indikator penting dalam kehidupan sehari-hari . setiap tindakan apabila tidak dilandasi nilai tanggung jawab biasanya seseorang tersebut akan ceroboh. Adapun indikator nilai tanggung jawab yang diharapkan oleh pihak Panti asuhan Harapan Bangsa Kalinda dan masyarakat adalah adalah para anak asuh ini menjalan kewajibanya dengan penuh kesadaran akan kewajibanyya atau dengan terpaksa.

Dari sinilah pentingnya peranan pengelola panti asuhan untuk meningkatkan nilai tanggung jawab anak asuhnya agar menjadi warga negara yang memiliki nilai tanggung jawab yang tinggi. Karena kesuksesan bangsa ini berada ditangan mereka selaku generasi penerus bangsa. Apabila watak penerus bangsa ini baik maka negara kita akan menjadi lebih baik. Maka dari itu seorang pengelola panti asuhan harus mampu memanagerial, menjadi fasilitator dan juga sebagai pembimbing. Yang akan membentuk para anak asuh menuju karakter dan kekehidupan para anak assuh yang lebih baik.

(52)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, karena berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian yang dimana yang dimaksud dengan penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2009:35) yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. penulis menggunakan metode penelitian ini karena bertujuan untuk mengetahui Bagaimanakah Peranan Pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa Dalam Mengembangkan nilai Tanggung Jawab Anak Asuh Sebagai Warga Negara di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(53)

33

dari anak yang duduk dibangku SMP hingga SMA, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1. Jumlah Populasi Anak Asuh Panti Asuhan Harapan Bangsa Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan Tahun 2014

NO Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-laki 23

2 Perempuan 22

Jumlah 45

Sumber: Pengelola Panti asuhan Harapan Bangsa Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa anak asuh di panti asuhan Harapan Bangsa yang akan disebar angket berjumlah 45 anak, yang terdiri dari 22 anak laki-laki dan 23 anak perempuan.

2. Sampel

(54)

34

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, maka jumlah sampel yang diambil oleh peneliti adalah seluruh jumlah populasi. Jumlah populasi sebesar 45 anak, maka jumlah sampel yang diambil adalah 45 anak, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

3.2. Jumlah Sampel Anak Asuh Panti Asuhan Harapan Bangsa Berdasarkan Jenjang Sekolah Di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1. SMP 14 Anak

2. SMA 31 Anak

Jumlah 45 Anak

C. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual dan Operasional

1. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2010: 96), variable penelitian adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi penelitian”. Variabel penelitian juga merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan, penelitian, atau gejala-gejala yang diteliti.

Berpepoman denngan pendapat Suharsimi Arikunto tersebut maka : 1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah peranan pengelola

panti asuhan

(55)

35

2. Definisi Konseptual

1. Peranan pengelola panti asuhan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para pengelola panti asuhan yang didalamnya mencangkup hak-hak dan kewajiban yang dilaksanakan oleh sekelompok pengelola yang memiliki suatu posisi dalam panti asuhan.

2. Nilai tanggung jawab anak asuh sebagai warga negara adalah suatu hal yang menjadi suatu kewajiban yang diberikan negara kepada se warga negaranya yang harus sssditanggung dan dijalannkan. Warga negara yang bertanggung jawab akan melaksanakan hak dan kewajibanya dengan sebaik-baiknya.

3. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional sangatlah penting untuk memudahkan kinerja peneliti saat melakukan penelitian. Definisi operasional menurut Yazir dalam Suryani (2011:36) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan dalam mengukur kontrak variabel tersebut.

1. Peranan pengelola panti asuhan adalah upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola panti asuhan dalam rangka menjalankan perannya sebasgai manager, fasilitator, dan pembimbing.

(56)

36

asuhan kepada para anak asuh yang mereka kerjakan karena kesadaran akan kewajibannya atau karena terpaksa.

D. Rencana Pengukuran Variabel

Pengukuran penelitian variable adalah dengan scoring pada alternatif jawaban dari angket penelitian yang disebarkan oleh responden. Angket yang digunakan adalah angket tertutup dan berisi indikator tentang Peranan Pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa Dalam Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Anak Asuh Sebagai Warga Negara di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014. Kriteria rincian pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Peranan pengelola panti asuhan: managerial, fasilitator dan pembimbing 2. Nilai tanggung jawab anak asuh sebagai warga negara: kesadaran karena

merupakan kewajiban dan paksaan

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pokok a. Angket

(57)

37

penelitian . Penelitian untuk mengetahuai Peranan Pengelola Panti Asuhan Harapan Bangsa Dalam Mengembangkan Nilai Tanggung Jawab Anak Asuh Sebagai Warga Negara di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.

Dimana ketiga alternatif jawaban tersebut yaitu (a), (b), (c) yang setiap jawaban diberi nilai bervariasi, variasi nilai atau skor dari masing-masing jawaban dengan kriteria sebagai berikut:

1. untuk menjawab yang sesuai dengna harapan adalah alternatif jawaban (A) akan diberi nilai atau skor (3)

2. untuk menjawab yang kurang sesuai dengna harapan adalah alternatif jawaban (B) akan diberi nilai atau skor (2)

3. untuk menjawab yang tidak sesuai dengna harapan adalah alternatif jawaban (C) akan diberi nilai atau skor (1)

2. Tekknik Penunjang a. Wawancara

Menurut Sugiyono (2004: 130) “wawancara digunakan sebagai teknik pengambilan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.”

(58)

38

Wawancara dilakukan kepada responden, yaitu Anak Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan

b. Observasi

Menurut Sugiyono (2009: 145). “Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.”

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengetahui bagaimana peranan pengelola panti asuhan dalam mengembangkan nilai tanggung jawab terhadap anak asuh sebagai warga negara. Hal ini bertujuan untuk melihat gejala-gejala yang timbul dari kegiatan pembinaan yang mereka lakukan. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui jumlah anak asuh yang berada di Panti Asuhan Harapan Bangsaberdasarkan jenis kelamin.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

(59)

39

Kewarganegaraan Unila. Berdasarkan konsultasi tersebut diadakan revisi atau perbaikan sesuai dengan keperluan.

2. Uji Reliabilitas

Dalam melakukan penelitian yang menggunakan uji coba angket, diperlukan suatu alat pengumpul data, yaitu uji mempergunakan uji reabilitas ini adalah:

1. Menyebar angket untuk diuji coba kepada 10 orang diluar responden.

2. Untuk menguji soal rebilitas soal angket digunakan teknik belah dua/ganjil-genap.

3. Mengkorelasikan kelompok ganjil dan genap dengan korelasi Produck Moment yaitu:

4. Kemudian dicari rebilitasnya denagn menggunakan rumus Sperman Brown , agar diketahui keofisienan selauruh item, yaitu:

(60)

40

Dimana :

rxy : Koefisiensi reliabilitas seluruh tes

rgg : Koefisiensi korelasi item ganjil-genap

5. Adapun kreteria releabilitas adalah sebagai berikut: 0,90-1,00 = Reabel tinggi

0,50-0,89 = Reabel sedang 0,00-0,49 = Reabel rendah

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi. Fenomene ini diteliti secara deskriptif dengan mencari informasi mengenai beberapa hal yang dianggap mempunyai relevansi denagn tujuan penelitian.

Informasi yang berhasil dikumpulkan dalam bentuk penguraian, selain itu disajikan dalam bentuk prestasi pada setaiap tabel untuk menarik kesimpulan. Adapun penggolongan data ini adalah menggunakan rumus interval, yaitu:

Dimana :

I = Interval Kelas

(61)

41

K = Kategori

Kemudian rumus presentase yang digunakan adalah :

P = Presentase

F = Frekuensi pada klasifikasi atau kategori variabel yang bersangkutan. N = Jumlah frekuensi dari seluruh klasifikasi kategori variabel.

(Sudijono: 2008)

Teknik untuk mengolah dan menganalisis data dalam penelitian ini digunakan rumus Chi Kuadrat yaitu:

Oij : Banyaknya data yang diharapkan Eij : Banyaknya data hasil pengamatan

(62)

42

Eij : Banyaknya gejala yang diharapkan terjadi No j : Jumlah data hasil pengamatan

Njo : Jumlah skor yang diperoleh dari item n : Jumlah responden

Dengan kreteria uji sebagai berikut :

a. Jika X2 hitung lebih besar atau sama dengan X2 tabel dengan taraf signifikan 5 % maka hipotesis diterima.

b. Jika X2 hitung lebih kecil atau sama dengan X2 tabel dengan taraf signifikan 5 % maka hipotesis ditolak.

Untuk menguji keeratan maka digunakan rumus kontigensi sebagai berikut:

(63)

43

m

m

C

maks

1

Keterangan :

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

m : Harga maksimum antara baris dan kolom 1 : Bilangan konstant

Makin dekat harga C pada C maksimum maka makin besar derajat asosiasi antar variabel. Kemudian hasil tersebut dijadikan patokan untuk menentukan tingkat keeratan pengaruh dengan langkah sebagai berikut:

C

KAT

=

C

maks

Keterangan :

C : Koefisien Kontigensi

maks

C : Koefisien kontigensi maksimum

Sehingga diperoleh klasifikasi atau pengkategorian menurut keperluan sebagai berikut:

(64)

94

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang analisis peranan pengelola panti asuhan Harapan Bangsa dalam mengembangkan nilai tanggung jawab anak asuh sebagai warga Negara di Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, maka peneliti dapat menyimpulkan Pengelola panti asuhan Harapan Bangsa dalam penelitian ini masuk kedalam kategori cukup berperan dalam mengembangkan nilai tanggung jawab anak asuh sebagai warga negara dan anak asuh cenderung melaksanakan tangunggung jawab mereka yang tidak bias lepas dari panti asuhan dengan mematuhi tata tertib panti asuhan, dan mentaati jadwal yang telah ditentukan. Hal ini terlihat dari 45 responden sebanyak 8,90% anak asuh masuk kedalam kategori kurang bertanggung jawab, 42,22% masuk kedalam kategori cukup bertanggung jawab, dan 48,88% masuk kedalam kategori bertanggung jawab. B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

(65)

95

kemudian anak tersebut diberi percobaan suatu tugas dalam kurung waktu tertentu, serta meningkatkan kerjasama dengan pihak Depsos, donator, dan kepolisian setempat untuk mengatasi perilaku anak yang menyimpang. 2. Anak asuh patuhi melaksanakan tugas dari panti asuhan dengan baik guna

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rieneka cipta

Departemen Sosial RI.2004. Pedoman Panti Sosial Petirahan Anak .Jakarta: Departemen Sosial RI

---2006. Pedoman Panti Sosial Petirahan Anak .Jakarta: Departemen Sosial RI

---2006. Pedoman umum tanggung jawab negara dalam pelayanan

sosial anak terlantar..Jakarta: Departemen Sosial RI

Hasyim,Farida. 2012. Pengantar hukum Tata Negara.Bandar Lampung:Unila Kaelan.2010. Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma Offset

Maisari.Reni.2012. Peranan Guru Dalam Melatih Tanggung Jawab Siswa di Sekolah

Dasar Negeri 2 Raja Basa Bandar Lampung.Bandar Lampung:Unila

Maulana, Arief. 2012. Cara Menyusun Skripsi. Jakarta: Agogos

Purwanto.Tri.2010. Membangun Wawasan Kewarganegaraan.Bandung:Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Sekretariat Negara Undang-Undang Dasar. Tahun 1945 . Tentang Hak Asazi Manusia

---Tahun 2002. Tentang Perlindungan Anak.

---Tahun 2006. Kesejahteraan Sosial.

---Tahun 2006. Tentang Warga Negara Indonesia.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

---2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

(67)

Suryani. 2011. Analisis Pemahaman Dan Sikap Mahasiswa Fkip Program Studi PPKN Tentag Isi Undang-Undang informasi Dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomer

11 Tahun 2008. Unila

Universitas Lampung. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung

Yulian, Endar. 2010. Peranan Panti Asuhan Dalam Pembinaan Kemandirian Kewirausahaan Pada Anak Yatim Piatu Studi Di Yayasan Yatim Piatu Mulya

Pusat Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung . Bandar Lampung:Unila

Wahyuni, Tri. 2013. Hubungan Tingkat Pemahaman Peranan Laki-Laki Sebagai Kepala Keluarga Dengan Sikap Dan Tanggung Jawabnya dalam Membina Keluarga

Gambar

Tabel 1.1. Jenis-Jenis Pelanggaran Tata Tertib Yang Dilakukan Oleh Anak Panti di Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan, Januari-April 2014
Tabel 1.2. Daftar Anak Panti Asuhan Harapan Bangsa yang sering terlibat masalah di Panti Asuhan Harapan Bangsa Kalianda Kecamatan Lampung Selatan, Januari-April 2014
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Anak Asuh Panti Asuhan Harapan     Bangsa  Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Kalianda Lampung Selatan Tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan ikan lele dumbo yang diperoleh pada perlakuan pemberian tepung daun jaloh dalam penelitian ini tergolong rendah berbanding dengan ikan nila dengan

10 hari: Andal & RKL-RPL 3 hari: UKL-UPL Paling lama 2 (Tiga) hari kerja terhitung sejak dokumen persyaratan administratif serta UKL-UPL yang dimohonkan dinyatakan lengkap

Saya senang jika dapat mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda dari teman

Hurlock,  1974)  menyatakan  bahwa  pakaian  menentukan  dikelompok  mana  seseorang  diterima  sebagai  anggota.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa 

Ada tiga perlakuan suplementasi vitomolt, yakni; secara tunggal melalui injeksi, kombinasi injeksi-pakan buatan, dan tanpa suplementasi vitomolt (kontrol), Hasil penelitian

Dari hasil pengujian yang dilakukan pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa backup data pada DBMS MySQL menggunakan metode replikasi lebih efisien

Sebelum adanya Undang-Undang Jaminan Produk Halal, lembaga yang memiliki kewenangan untuk melakukan Sertifikasi Halal yaitu Majelis Ulama Indonesia memiliki kewenangan yang