• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karateristik Habitat Musim Dingin Sikep Madu Asia (Pernis Ptylorhynchus) Di Talaga Bodas, Jawa Barat Berbasis Data Satellite Tracking

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karateristik Habitat Musim Dingin Sikep Madu Asia (Pernis Ptylorhynchus) Di Talaga Bodas, Jawa Barat Berbasis Data Satellite Tracking"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

OKTOBER 2013

I

VOLUME 5

NOMOR2

ISSN 1907-3933

JURNAL

LANSKAP INDONESIA

perencanaan

REDAKSI

Ketua Editor

Dewan Editor

Editor Teknis

perancangan

pengelolaan

tanaman

Hadi Susilo Arifin (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta JPB)

Wahju Qamara Mugnisjah (Oepartemen Arsitektur Lanskap, Faperta IPB)

Andi Gunawan (Departemcn Arsitektur Lanskap, Faperta IPB)

Aris Munandar (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta IPB)

Nizar Nasrullah (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta

lPB)

Qodarian Pramukanto (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta IPB)

Kaswanto (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta IPB)

Fitriyah Nurul H. Utami (Departemen J\rsitektur Lanskap, Faperta IPB)

Pingkan Nuryanti (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta JPB)

Rosyidamayanti TM. (Departemen Arsitektur Lanskap, Faperta IPB)

ALAMAT REDAKSI Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor,

JI.

Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor -16680, Telephone/ Fax: 0251-8422415

Website: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jli/index E-mail : j.lanskapindonesia@gmail.com

JURNAL LANS.KAP INDONESIA merupakan jurnal ilmiah De partemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor dan Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI). Jumal ini dipublikasikan dua kali daJam setahun. Rcdaksi mengundang para pencliti dan praktisi bidang Arsitektur Lanskap dan bidang Jain yang terkait untuk mengirimkan artikel berupa Iaporan hasil peneJjtian maupun pemikiran dan tulisan akademik mengenai perencanaan, perancangan, pengeloJaan dan tanaman dalam lanskap. Artikel yang dikirimkan beJum pcrnah dipublikasikan di jurnal berkala ilm.iah lainnya. Keterangan lebih lanjut mengenai pedoman penuJisan artikel terdapat di bagian akhir jumal dan untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi redaksi.

HARGA BERLANGGANAN per tahun Rp 180.000,00 bagi institusi dan Rp 140.000,00 bagi individual (bclum terrnasuk ongkos kirim jika alamat pelanggan di luar Jabodetabek). Biaya berlangganan dapat ditransfer ke rekening a.n. Departemen Arsitektur Lanskap Bank BNI Bogor No Rek. 007 404 7476.

(3)

DAFTAR ISi VOL

5

NO 2, 2013

KAJIAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN PADA DAS CILIWUNG HULU DENGAN

1

PENDEKATAN SPASIAL DINAMIK

Study of Ln11d Cover Clin11gi11g

i11

Ciliw1111g Upper Streamwith Spatial Dynamic Approacl1

Dedi Ruspendi I Setia Hadi I Omo Rusdiana

KAJIAN PEMBENTUK KARAKTERISTIK LANSKAP MELA YU PADA LANSKAP KOT A

PEKANBARU, RIAU

Study of Mfllay Landscape Clinracteristics

i11

Peka11bnm City, Riau

M. Arlhum Artha

I

Nurhayali

I

Aris Munandar

ECO-AESTHETICS GREEN PANEL PADA BANGUNAN RUMAH TJNGGAL

Study of Green Panel Eco-aestl1etics in House 811 ilding

Wiwiek Dwi Serlan

I

Andi Gunawan

I

Bambang Sulistyantara

7

15

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA PESISIR LALONG KOTA LUWUK,

21

SULAWESI TENGAH

Lnndscnpe Planning of Coastal Tourism Area i11 Lalo11g

Luwuk

City, Central Sulawesi

Debora Budiyono

I

Siti Nurisjah

I

Luky Adrianlo

EV ALUASI KUALITAS VISUAL DAN FUNGSIONAL RUMPUT LAPANGAN

SEPAKBOLA

Evaluation of Visual and Fuctional Qualities of Soccer Field's Grass

E. Junathan Muakhor

I

Nizar Nasrullah

I

Afra ON Makalew

29

KARATERISTIK HABITAT MUSIM DINGIN SIKEP MADU ASIA (PERNIS

37

PTYLORHYNCHUS) DI TALAGA BODAS, JAWA BARAT BERBASIS DATA SATELLITE

TRACKING

Habitat 0 1araderistics of Onental Honey-buzzards (Pernis pthyloryncln1s) Wintering

i11

Talaga Bodas, West

Java Based

011

Satellite Tracking Data

Presti Ameliawati

I

Syartinilia

I

Yeni A. Mulyani

I

Hiroyoshi Higuchj

DFSAIN ARTWORK PADA TAMAN PULAU DAN MEDIAN ]ALAN DI JALAN MEDAN

43

MERDEKAJAKARTA

Arhuork Design on The Traffic lsland and Street Median in Medan Merdeka Street, Jakarta

Sigit Mulyansyah

I

Dewi Rezalini Anwar
(4)

PENGANTAR REDAKSI

manusia dan alam. Nilai budaya pada suatu lanskap merupakan salah satu aspek penting yang jika difungsikan secara maksimaJ dapat memberikan banyak manfaat bagi suatu wilayah, baik dari segi fisik, sosiaJ maupun ekonomi. Nilai budaya pada suatu lanskap merupakan salah satu topik studi yang belum banyak digali di Indonesia yang kaya akan keragaman ekosistem dan eb1is. Artikel tentang studi nilai budaya Melayu dengan studi kasus di Riau yang dimuat pada edisi Jurnal Lanskap Indonesia Volume 5 Nomor 2 kali ini diharapkan dapat menjadi contoh pendekatan dalam melakukan kajian tentang lanskap budaya bagi para pemerhati Janskap budaya di Indonesia

Pada edisi ini, perhatian terhadap fungsi tata hijau di perkotaan dimunculkan melalui beberapa artikel tentang perubahan ruang terbuka hijau, serta teknologi rekayasa s uhu melalui penggunaan

green panel.

Artikel Jain dengan tema perencanaan ruang terbuka di kota dan area wisata di beberapa tern pat di Indonesia yang dilakukan dengan beragam pendekatan, menunjukkan bahwa kajian tentang pengembangan metode perencanaan Janskap di Indonesia masih terus diperlukan mengingat bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki karakter lanskap yang unik.

Redaksi menyampaikan terima kasih kepada para reviewer yang telah mengkaji seluruh artikel yang diterbitkan pada edisi JU Volume 5 Nomor 2 tahun 2013. Redaksi berharap berbagai artikel yang ditampilkan dapat menambah wawasan bagi para arsitek lanskap pada khususnya, dan bagi profesi lain yang terkait dengan bidang ini pada umunmya dalam berkarya untuk menjaga keberlangsungan bentang a lam di seluruh Indonesia.

Redaksi

Cover: Lanskap Permukiman di Kota Pontianak {Aminsyah, 2011).

(5)

iv

(6)

KARATERISTIK HABITAT MUSIM DINGIN SIKEP MADU ASIA

(PERNIS

PTYL ORHYNCHUS)

DI TALAGA BODAS, JAWA BARAT

BERBASIS DATA SATELLITE TRACKING

H abitat CharacterisNcs of

Oriental Ho11ey-lmzzards (Perttis

pthylonJn cl111s) W iutering ill Ta laga Botlas, W est Java Based

0 11 Satellite Tracking Data

Presti Ameliawati

Alumni Program Studi Arsitektur

Lan<tkap Sekolah Pascasarjana !PB

e-maLI: prestiamehawatie;yahoo.cojcl Syartinilia

Sta( Pengajar [)(>partemen Arsitektur

Ldnskap Fakulras Pertaruan !PB

Yenj A. MuJya ni

Sraf Pengajar Dcpartemen Konservas1

Sumbcrdaya Hu tan dan Ekowisara Fakultas Kehutanan, !PB

Hiroyoshi Higuchi GraJuate School of Media and

Governance, Keio University, Japan.

PENOAHULUAN

Menurut Meyburg& Lobkow (1994),

raptor merupakan pemangsa (top prcd.itor) ya ng berada di puncak

rantai makanan, sehlngga

populasinya tergantung pada

ekosistem dimana mereka tinggal

atau bermigrasi. Raptor cuk up

sensitif terhadap perubahan

ekosistem dan rentan terhadap

polutan. Oleh karena itu, keberadaan mereka telah diakui secara luas

sebagai indikator unluk

keberlanjuta n ekosistem dalam skala g lobal (makro). Menurut Supriatna (2010), Indonesia tercatat mem.iliki 75 jenis raptor. Salah satu raptor tersebut adalah Sikep Madu Asia

(SMA)yang menjadj salah satu

burung yang memiliki data base paling bagus dan lengkap.

Sikep Madu Asia (Pemjs

ptilorhynchus) adalah raptor migran yang hidup di kawasan hutan, lahan

yang terolah dan semi-gurun

(Ferguson dan Christie, 2005). SMA memiliki habitat yang umumnya digunakan untuk tiga tujuan, yaitu

reproduksi (breeding habitat),

ABS fRA CT

Onental Honey 811::.zards (OHBs, Penns ptilorliy11chus) are migratory rnptors w/11d1 hnve w111/eri11g grounds 111 f11dones1n. OHBs' wrnlcring Jw/11/11/s c1111 be drmded mlo

core and edge J111b1tals w1l11 unique landsrnpe cliaractens/1cs, 11'/11d1 influence l1'111len11g s1/r selet /um. Talaga8odasands11rroundmgt1r.'alws fi<•emdcn11fiedas wmleri11g Jwb1tat of OHB based sale/11/e lrackmg data. TI1eob1ertwe of tl11s sludy were to: 1) modeling the cfo:/rrbulion of wintering lwbilal of OHB in Talaga Bodas; 2)

analyzemicro J111bilats of trcget11tionaspecl inTalagaBodas; 3) QューャQ 」。 ャャッQQセ@ of 111111/enng Jiab1talmanagemenl in\ Vesl ]m1a. Main methodology was combining salellile-trackmg data of OHB mi/11 the GIS/mnote sensing datausing logtsl1c regression model. 18 Enmronmenlal 11ariable used in this sludy include nearest distance lo the cil'l•atron (0-300m, 300-500111, 500-700111, 700-1000111, >1000111),slope (0-3%, 3-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40%, >40%) and la111lcover (water body, paddy ficlcl,abandon land,settlement,slirub,plantntion,foresl). Only 7 variables were detected as important variable for clmracteririzing Ille d1stnbution of wrntering lwbital. Wintering l111b1/11t dislribution model werepredominanlly influenced by 1) slopt. 25%-40,o, 2) ele1•al1011 0-300 111, 3) elernlion 300-500 m, 4) £'/evation > 1000 m, 5) forest, 6) paddy field and

7) waler body. '171.e results of ll1e vegetation 11nalysis's known Iha/ tire core habitat biodiversity tend lo lim•e less variable than lhe edge Jiabitals. The resulls oftl11s studywillbe usedfonnrmagemenf ofwmlennghabitat for OHB.

Key words:logrstfr regress1011, orieula/ honey-buzzards, satelille tracJ..i11g, talaga bodas, wi11ler111g li11bitat

persinggahan (stop-over habita t), dan tinggal sementara pada waktu musim dingm (wintering habitat). SMA sering mengunjungi bukit berhutan dan mempunyai kebiasaan mengambil sarang tawon dan lebah. Sayangnya, beberapa ancaman telah

menghancurkan habitat mereka

karena degradasi huta n yang parah, perburuan liar telah mengancam raptor-raptor penting di Indonesia

(Syartinilia dan Tsuyuki 2008).

Perburuan ilegal juga diakui sebagai salah satu ancaman bcsar yang masih d itemukan d i beberapa Jokasi

di Indonesia meskipun semua

spesies raptor dilindungi oleh

Undang-Undang No 5 tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No 7 & 8

tahun 1999.0leh ka rena 1tu,

diperlukan sebuah model yang

dapat memprediksi daerah

penyebaran/ distribusi habitat

musim dingin bagi SMA.

Data satellite-tracking sangat

berguna untuk mengetahui

distribusi dan karakteristik habitat musi m d ingin SMA di Ka li mantan (Syartinilia ct al 2013). Selain itu satellite tracking merupakan alat

yang ampuh untuk mengetahui pergerakan satwa terutama ketika

satwa tersebut melakukan

pcrgcrakan pada ska la

globaljbermigrasi (Cohn 1999,

Webster et al. 2002).Melalui satellite tracking ini, telah diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu lokasi penting untuk habitat musim dinginSMA.

Sebanyak 49 SMA telah berhasil

dilacak oleh satelit sejak tahun 2003,

dimana salah satu habitat musim

dingin SMA berada di Jawa Baral,

tepatnya di daerah Talaga

Bodas(Syartinilia et al, 2008). Talaga

Bodas merupakan core habitat

(habitat inti)dari SMA. Core habitat adalah habitat utama SMA dan memiliki tingkat perlindungan yang

cukup tiJiggi, terutama dari

gangguan seperti bising, angin,

rad1asi surya, dan peningkatan

predator (Tietje, 2000). Core habitat

memiliki bagian terluar atau bagian

penyangga yang ctisebut edge

habitat (habitat pinggir). Edge

habitat SMA berada dikawasan sekitar Talaga Bodas. Kurangnya

infom1asi dan minimnya data

(7)

.

AMELIAWATI. SYARTINILIA MULYANI, HIGUCHI

d1slribus1 habitat musim dingin Sl\IA telah memberikan dampak degradasi lahan dan pembangunan liar dibeberapa kawasan disck1tar Talaga Bodas.Oleh karena itu, infonnasi mengenai distribusi habitat musim dingin habitat bagi SM/\ di Jawa Baral benar-benar diperlukan karena kerusakan habitat menjadi sangat tinggi.

Permasalahan ya ng dikaji adalah belum diketahuin ya distnbusi spasial habitat musim dingin SMA yang merupakan prasyarat untuk memahami ekologi, karakteristik lanskap, serta pengelolaan habitat raptor migran pada umumnya dan habitat musim dinginSMA pada khus usnya. Untuk mengetahu1 hal tersebut perlu diidentifikasi komponen penting yang membentuk karakter habitat musim dingin SMA. Olch karena itu studi ini memiliki tujuan diantaranya adalah; l)

membangun model distribusi habitat musim dingin SMA berdasarkan data satellite tracking di Talaga Bod as dan sekitamya; 2) menganalisis habitat mikro khusus aspek vegetasi dj Talaga Sodas; 3) menyusun implikasi pengelolaan habitat musim dingin SMA d1 Jawa Sa rat.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Talaga Sodas dan sekitamya. Secara adm inis tratif, Talaga Sodas merupakan daerah yang berlokasi ditengah - tengah Tasikmalaya dan

Garut, Jawa Baral Sedangkan model

distribusi habitat dieks trakpolasi di kawasan Jawa Barat.Penelitian ini telah berlangsung pada bulan September 2012 dan diakhiri sampai bu Ian Oktober 2013.

Prosedur Analisis Data

Ana lisis dilakukan dalam dua tahap yang berbeda. Tahap pembuatan model distribusi habitat musim ding.in dan tahap analisis vegetasi di kawasan core dan edge habitat di Talaga Bodas. Pada tahap pertama dilakukan berbagai kegiatan antara lain pembuatan pela penutupan lahan, pengumpuJan data presence

dan pseudo-absence, pernbuatan peta variabel lingkungan, pembuatan model regresi logistik dan validasi model. Ta hap kedua dilakukan perhitungan lndeks Nilai Penting (1NP) dan tingkat keanekaragaman vcgct,1si pada fase pohon, tiang, pancang dan semai di core dan edge habitat di Talaga Sodas.

KJasifikasi citrd pcnutupan Jahan dihasilkan dari s uperv ised classification dengan menggu nakan metode maximum likelihood yang menggunakan arf'a latihan (training area) ya ng diperoleh dari hasil survei lapang. Penutupan Jahan yang diperoleh kemudian diuji akurasinya menggunakan accuracy assesment. Tingkat akurasi yang bisa dipercaya adalah minimal 75%

untuk akurasi keseluruhan (Ariya nty, 2011). Klasifikasi ini terbagi menjadi tujuh kelas penutupan lahan.

Dalam pembuatan model distribusi d iperlukan data presence(titik keberadaan SMA) dan pseudo-absence (titik ketidak adaan SMA). Data presence didapal dari titik satellite tracking berjumlah 250 titik. Sedangkan data pseudo-absence didapat dari titik sampling dengan bantuan random sampleplug-in Hawths Tools pada software ArcGIS sebanyak 250 titik.

Untuk melihat variabel yang mempengaruhi habitat musim dingin SMA, maka perlu membuat

18 variabel lingkungan (euclidean distance} yang digunakan di dalam penelitian ini (Tabet 1). Ana lisis dilakukan berdasarkan pada perbandingan peubah-peubah lingkunga n yang terdapat pada lokasi perjumpaan SMA dan lokasi yang diduga tidak adanya SMA.

Untuk mengetahui variabel yang membentuk karakteristik habitat musim dingin SMA perlu dilakukan analisis regresi logistik dengan metode s tepwise forward. Metode

ini mampu mengeliminasi variabel-variabel yang kurang mempengaruhi habitat musim dingin SMA. Sebanyak 250 titik

38 JURNAL LANSKAP INDONESIA I VOL S NO 2 2013

absenre dan 360 titik satellite akan digunakan. Dimana 250 titik satellite menjad1 data presence yangdigunakan dalam analisis regresi logistik (70%) dan sisanya

no

titiks<itellite akan digunakan untuk validcls1 model (30%). Rumus yang digunakan untuk menggambarkan fungs1 rt>gr('Si logistik sebagai berikut.

pゥ ]MMMMMMM M MMセ@

I

+exp[+•+

t.P,xp

)]

Keterangan:

adaldh peluang perjumpaan dengan Sit...ep \fadu Asia, adalah variabel/peubah bebas (covanate), i adalah pixel, , adalah koefisien hasil pengukuran dan k adalah jumlah peubah.

Uj i kclayakan model menilai bagaimuna sebuah model dapat menggambarkan variabel terikat. Untuk melakukan uji kelayakan model, maka digunakan uji Hosmer-Lemeshow (>0,05 model dinyatakan layak). Uji ini cocok untuk model yang terdiri dari beberapa variabeI bebas baik yang bemilai kontinu atau kategorik (Hosmer et al, 1997). Sedangkan koefisien detem1inasi ditentukan dengan menggunakan model Nagelkerke R2 yang analog dengan R2 pada metode kuadrat terkecil untuk fungsi regresi linear berganda (Piorecky dan Prescott,

2006).

(8)

label I Vanabel Lmg}.ungJ11

セッ@ Parameter \'ariabel 1.ingkungan Singkalan Sumber I Elevasi Jarak Tcrdd .. a1 kc rJevasi 0-300 me1er HF! B .. siraksi dan

-2 --:i'Wik 1 crdcka1 kc [lcvasi 300-500 meter JTl'2 ASTER DEM yang

-3 hrak I trdekat kc Hcva,i 500-700 meter JTEJ d1bua1 4 Jarak 1 crdckal kc (Je,asi 700- 1000 mc1er hセT@ mcnjadi pc1a

is-

Jarak I crdck•I kc Hcva>1 > 1000 meter J1 ES セQQ」ャゥ、・ュQ@

I

distnnCt!

-6 Kemiringan Jaral.. 'Jerdckat ke Kcminngan Laban 0-3 .. JTKl Ocstraksi dari

-7 Lahan Jarak l crdckat kc Keminngan Laban J-8• • HK2 ASTER DEM yang

-8 Jarak lcrdekat kc Kcminngan Laban 8-15% Jl K3 d1bua1

9

Jarak Terdekat kc Kemiringan Lahan 15-25% JrK4 menjadi peta

IO Jarak 'lcrdcknt ke Kem1ringan lahan 25-40"/o H'K5 e11clidea11

II Jara!.. Tcrdcka1 le l...cm1ringan Wan ^ TセN@ fl K6 d1s1m1ce

-12 Pcnutupan Jarak r cnlckat kc Badan Atr JTBA Ekstraksi pet.a 13 Lahan Jarak Tcrdckat le Sawah セ@ pcnutupan

セ@

14 Jarak fl:f1lckat kc Laban Kering JTLK lahan yang

-IS Jarak ·1 erdckat ke Pennuk1man JTPK d1buat menjadi

- -

16 Jarnk rcrdckm kc Scmak Belukar JTSl3 pcta eric/idemr

17 Jarak lerdcka1 ke Kebun

18 Jarak Terdckat kc I lutan

[image:8.618.43.543.31.796.2]

hadir. Sedangkan untuk ekstrapolasi model, diJakukan di wilayah Jawa Barat. Hal ini memberikan gambaran mengenai bagian kawasan yang SC'suai untuk habil.,it musim dingin SMA dan penyebaran di Jawa Barat. Gambar 2 merupakan bagan alir dari penelitian ini.

Tahap kedua dilakukan perhitungan

lndeks Nilai Penting (JNP) dan

tingkat keanekaragaman veget:asi

pada fase pohon, tiang, pancang,

s<>mai di core dan edge habitat di Talaga Bodas. Tahap kcdua ini dilakukan untuk mengetahui habitat mikro pada habitat musim dingin SMA. Adapun indeks nilai penting

(JNP) dapat dituliskan dengan

rumus sebagai berikut:

INP = KR + FR + CR

INP-i

=

KR-i + FR-i + CR-i

Keterangan :

INP: Indeks Nilai Penting

INP-i : Indeks Nilai Penting untuk Spesies ke-i

JTKO dis1nnce

JHlr

KR : Kerapatan Relatif

KR-i : Kerapatan Rekatif

untuk Spesies ke-i

FR : Frekuensi Relatif

FR-i Frekuensi Relatif

untuk Spesies ke-i

CR : Luas Penutupan Relatif

CR-i : Luas Penutupan

Relatif untuk Spesies ke-i

Sedangkan untuk mengetahui

keanckaragaman spesies dilakukan dengan metode Shannon-Wiener, yang dapal dituliskan dengan rumus sebagai berikut :

H'

= -

l: Pi In Pi dimana Pi

=

.E Ni / NTotal

Ketcrangan:

H' lndeks Keragaman

Shannon-W iencr

Pi : Jumlah individu suatu

spesies/jumlah total seluruh spesies

Ni : Jumlah individu spesies

ke-i

N total : Jumlah total individu

AMEUAWATI, SYARTINIUA. MULYANI, HIGUCHI

Nilai perh1tungan indeks keragam (H') tersebut menun1ukkan bahwa jika:

H'>3 : Keragaman spesies tinggi

1 <I I' <3: Kcragaman spcsics sedang

H' <I : Keragaman spesies rend ah

haセldanpembahasan@

Model Habitat Musim Dingin

Hasil uji T-Test menunjukkan bahwa dari seluruh variabel lingkungan yang diuji, hanya sebelas variabcl

yang signifikan terhadaparea

presence dan pseudo-absenceSMA

(f abel 2). Hal ini menunjukkan

bahwa variabel lingkungan tersebut berbeda nyata ant:ara area presence dan pseudo-absence. Variabel yang signifikan ini kemudian dilanjulkan dengan analisis regresi Jogislik dan

dihasilkan tujuh variabel yang

signifikansebagai variabelpenting

bagikarakteristik habitat musim

dingin SMA. Ketujuh variabel

penting itu terdiri dari JTK5, JTE1, JTE2, ]TES,

JTHT,

JTSHdan JTBA

(fabel 3). Hasil penelitian inj sejalan dengan penelitian yang dilakukan Syartinilia et al (2013) mengenai hdbitat musim dingin SMA di Kalimantan dengan menggunakan

Principal Component Analisys

(PCA) dimana ketujuh variabel masuk kedalam komponen penling pertama dan kedua.

Validasi model menunjukan bahwa model ini memiliki commision error

danomission errorsebesar

20,34%.Dari model tersebut terlihat bahwa variabel yang terpilih lerkait

dengan elevasi, kemiringan

lahandan penutupan lahan berupa sawah dan hutan. Elevasi dan kemiringan lahan merupakan fitur

pembentuk lahan yang

mempengaruhi angin thermal yang

dibutuhkan oleh SMAuntuk

prilakusoaring.(Syartinilia et al,

2013). Kombinasi kedua fitur ini

besertapengaruh cuaca akan

menghasilkan angin termal

(ARRCN, 2012). Angin termal yaitu angin yang bergerak karena panas cuaca dari matahari, sehlngga udara

(9)

AMELIAWATI, SYARTINILIA. MUl YANI, HIGUCHI

Tabcl 2 Ha,11 u11 T-test untul 18 VJriable I ゥョセッャNオョァ。ョ@

Paramc1er 1-1e'1 fo1 Fquality of Means l(cterangan

I

Air (JI BA) 3.987

1987

Hutan(JTHT> t Gセ@

'344

Kebun (HKB) .J 880 \ !1110

Lahan Kcring (JTLK) 3 709 .3 709

Permuk11nan (l 1 PK) -0 105 0 105

Sawah UTSH) '548

2.548

Seniak IJTSB) 0 452 ·0452

Slope 0%-3% (JTK I) 0870 0870

Slope 3• .. Xセ@ (Jl "-2> 0525 0 525

Slope XBQNM QUセN@ (J TIO) 0921

0921

Slope 15%-25% (JTK4) • i.21 1 -1.2 11

Slope RUセNMTPB@ • IJTK5) -3.323

. JJ23

Slope >40"/o (JT K 5 J I 637

1 637

Elevasi 0-300 (JTEI) -2004 -2004

Elevast JOQ.500 (JTE2) 9 469 -9.469

Elcvasi SOQ.700 (JTEJ ) .5310

-5 310

Elev as a 700-1000 (JTE4) ·5.917

-5 917 Ekvasi > 1000 (JI E5) -6 758 -6 758

akan naik dan menimbulkan angin yang mengarah ke atas.

Selama migrasi, sebagian besar

raptor bergerak meluncur dengan menggunakan angin termal untuk menghemat energi (Panuccio 2011). Bildstein (2006) menyebutkan bahwa

angin termal dipengaruhi oleh

variasi permukaan medan dan

radiasi matahari. Hal ini mungkin

menjelaskan mengapa kemiringan dan elevasi menjadi variabel yang berpengaruh bagi habitat musim dingin SMA.

Tidak hanya kemiringan clan elevasi, habitat musim dingin bagi SMA juga dipengaruhi oleh jarak terdekat

dengan hutan ()TI-IT). Hal uu

dibuktikan olch Petit (2000), Moore dan Abom (2000) yang menyatakan

bahwa habitat raptor migran

dipengaruhi oleh kelimpahan

makanan lokal dan adanya pesaing.

lni bisa berkaitan dengan

ketersediaan pangan di hut.an Talaga Bodas. Oleh karena itu, mencari

df Sig (2-1a1led) 5R4 .0 7.54E 00

Signifikan

434 4 7.84[•()() 584.0 0 000li79

317.5 0000925 S1g111filan 584 0 0.000116

Sign11il3n 431 7 0000120

584.0 o.ooo:m

Sigmfikan 491.0 0000231

584 0 0.916090

'I 1dnk Signifilan 333.9 0.916117

584 () 001109:?

S1g111filan 576 !I 0.0 11 095

584 0 0 651396

l 1dJk Sigmlilan 541.5 0.651409

584 () 0.384907

Tidak Signifikan 582 I 0.384908

584 0 0 599594

I 1dak Sign1fikan 578.6 0.5995116

584 0 0 357628

l 1dak Sign1filan 581 7 0.357629

584 0 PNRR V SGNAセ@

T1dak Sigr11fokan 574 9 0.226333

584.0 0000945 Sib'll1fikan 569.6 0.000947

584 0 0 102146

ridak Signifikan 560.3 0 102169

584 0 0.045481

Sigrnlikan 3287 0.045840

584 0 6.88E-15

Signifikan 335. 1 5.22F 14

584 0 t.56E..02

3969 l.83E..02 Sigmfikan 584.0 5.58E-04

Signitikan 442.6 6.56E-04

584.0 3,39E-06

Signilikan 438 9 4.46E-06

tempat dengan kelimpahan

makanan cenderung menjadi habitat musim dingin SMA. Dari pcnelitian

Yamaguchi et aJ. (2008) juga

diketahui bahwa pemilihan habitat musim dingin SMA akan tergantung

pada preferensi habitat lebah,

terutama lokasi pohon dengan

koloni sarang lebah sebagai sumber

pakannya. Oalam penelitiannya

diketahui bahwa koloni lebah dan tawon sebagian be.sar membangun sarang di hutan dan makan di sekitar lahan pertanian/sawah. Hal ini mendukung hasil analisis yang menunjukan bahwa jarak terdekal dengan sawah GISH) adalah salah satu variabel pembentuk habitat musim dingin bagi SMA.

Habitat Mikro Aspek Vegetasi di Talaga Bodas

Hasil analisis vegetasi dan survei

Japang qiketahui bahwa hutan

Talaga Bodas yang merupakan core habitat bagi SMA di Jawa Baral memiliki jenis tanaman penghasil

40 JURNAL LANSKAP INOONESIA I VOL 5 NO 2 2013

madu ya ng lebih tinggi dari edge habitat. b・「・イNセー。@ vegetasi penghasil madu yang mendominasi k.awasan ini adalah kaliandra (Calliandra

callothyrsus), kelapa (Cocos

nucifera), cass1cl (Cassia sp), dan aren

(Arenga pinnata), kapuk randu

(Ceiba pent.lndra), kelengkeng

(Dimocarpus longan), rambutan

(Ne phelium sp,). karet (Hevea

brasiliensis Muell), mangg.1

(Mangifera Jndica), kopi (Coffea sp),

mahoni (Swietenia mahoghany),

bahkan tanaman jagung (Zea mays L). Tabel 4 menunjukan bahwa

core

habitat cenderung memiliki

J...eanekaragaman hayati sedikit Jebih rendah daripada edge habitat. Tapi

k.awasan ini memiliki tanaman

penghasil madu yang lebih banyak (dominan) dibanding edge habitat karena didominasi oleh kaliandra. Kaliandraadalah tanaman penghasil madu yang banyak dipanen olch masyarakat sekitar Talaga Bodas.

lmpHkasi Pengelolaan Habitat

Musim Dingin SMA

Hasil studi menggambarkan

distribusi dan karakter dari habitat musim dingin SMA. Hasil studi ini akan digunakan untuk perencanaan dan pengelolaan habitat musim dingin SMA. Beberapa implikasi hasil studi ini adalah: 1) dari model yang dihasilkan dan telah divalidasi

maka dapat digunakan unluk

menjadi infom1asi dasar dalam mempelajari karakteristik habitat musim dingin di habitat musim dingin lainnya yang ada di seluruh

Indonesia;2) dari hasil analisis

habitat mikro pada aspek vegetasi,

dapat diketahui bahwa untuk

menjaga agar Talaga Bodas tetap berfungsi sebagaicore habitat SMA perlu dilakukan pemeliharaan pada

tanaman kaliandra (Calliandra

callolhyrsus)dan pm us (Pin us

merkusii Jungh) karena tanaman ini

diduga sebagai faktor penting dalam pemilihan habitat musim dingin SMA. Hal ini didasari dari hasil analisis vegetasi yang menunjukan

bahwa kaliandra (Calliandra

callothyrsus)dan pinus {Pinus

merkusii Jungh) hampir

(10)

rat>CI 4. Vci;ctasi yang menJom1nas1 i..a ... Nin Talaga Boda' J1 core dan edge l1abi1a1

Nama l,okal f\am:. Latin I NP II'

Core llabiiat

Pohon Pr nus. Pir.ttr mt•1-!11Ui JunRh. 84

is• ..

Kclapa. Coco., nuritera. UUNTS セ@•.

Vl•honi SH il1wnitt macroph l'llo 4 l.60°'•

TillJI{? "ahandra. Cal/1ar1<lr<J call0<lr1rsru. 91.9s• •.

fkw!11 hta\1/iensis, 34.69•1 •.

Mangga Many.1/m1 lndtur STNVYセN@

Panrani Kaliandra. Collwn.lro call<Xlrirms. YQNVTセN@ m・イ。ャャャゥセィN@ So1eu <p. WSNWRセセN@

Cassia G1ss1111p 43.01%

Semai Kaliandra. Co/Iran.Im .-oll01h_1rr1«. VYNPGイNᄋセN@ 1.97

j。セ@ \1erah. Lmgtlw ipp. 42.44%.

Teremang Comp111>.tpem spp 42.44°/o F..dge Habttal

Pohon Kelapa. Cocos 11rN.:1/er<1. 61.9S•., 2.35

Mahoni. Su1t1ama mahogaru, 32.30'1 ••

Manga Mangosp 30.73"/o

Tiang Cassia. Co,Sjjasp.

so.is• •.

1.72 K.aliandra, Calliandm cal/01hyrs1u, 54,03%,

Tcrentang Compnospem spp 56.00%

Af'f'nJIO pinn111a. 80.07"/., 1.1S

Rambulan. ,\ephelitllft sp. TVLVsセ セ@

Pala M.mwca ヲイ。 Nセ イョョウ@ 46.6s•;.

Sema1 Kaliandra. Calltandru col/Olhyrsm. XXNWUセ@ .. l,JJ Kelapa. Cocos r111ofera.

Kopi Coffeu sp

SIMPULAN

Dari 18 variabel lingkungan diperoleh 7 variabel yang terdeteksi sebagai variabel penting bagi karaktenslik distribusi habitat musim dingin SMA. Model habitat musim dingin ini dipengaruhi oleh variable jarak terdekat dari kemiringan 25%-40% OTK5), jarak terdekat dari elevasi 0-300 m (JTE1),

jarak terdekat dari elevasi 300-500 m

(JTE2), jarak terdekat dari elevasi>

1000 m OTES), jarak terdekat dari hutan

on

IT), jarak terdekat dari sawah (JTSH) dan jarak terdekat dari badan air (]TBA). Sebelum model regresi logistik di ektrapolasi di Jawa Barat, telah divalidasi sebelumnya. Hasil validasi menunjukan bahwa model memiliki ommission error sebesar 20,34%. Untuk menjaga agar Talaga Bodas tetap berfungsi sebagai

88,1S%.

60.25%

core habitat SMA perlu dilakukan pemeliharaan pada tanaman kaliandra (Calliandra callothyrsus) karena tanaman ini diduga menjadi alasan mengapa SMA sering berada di Talaga Bodas. Hal ini didasari dari hasil analisis vegetasi yang menunjukan bahwa kaliandra (Calliandra callothyrsus) hampir mendominasi di semua fase vegetasi pada core habitat, yaitu sebesar

91,95% untuk fase tiang, 91,64%

untuk fase pancang dan 69,07% untuk fase semai. Tidak hanya tanaman dominan tersebut, masih terdapat juga tanaman pinus {Pinus merkusii Jungh) dengan INP sebesar

84,15% sebagai tanaman yang perlu

dilestarikan. Hasil studi ini akan digunakan sebagai saran untuk pengelolaan habitat musim dingin SMA.

AMELIAWATI, SYARTINILIA, MULYANI, HIGUCHI

UCAPAN TERIMA I<ASIH

Ungkapan terima kasih disampaikan 1-..epada Prof t hroyoshi Higuchi (Prof Keio University, Jepang) atas kcsediaannya memberil-..an 1zm kepada penulis untuk menggunakan data Satellite Tracking dari individu Sikep セ。、オ@ Asia (SMA).Penelitian ini merupakan rangkaian penelitian dalam kerjasama peneliti yang berjudul "I libah Kerjclsama Lua r Negeri dan Publikasi Jntemasional No.

203/SP2H/ PL/Dit.Litabmas/ IV /201

2 Tahun Anggaran 2012 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTl) dengan ketua tim Dr Syartinilia SP, MSi.

DAFfAR PUSTAKA

Anvanty M. 2011. Monitoring

Peruba-

hanPcnutupanLahandt>ngan-Mengguna kanSisteml

nformaSJ-Geografi (SIG)

danPenginderaan-Jauh (StudiKasus

:KawasanPuncak, Kabupataen

Bogor, )awa Ba.rat).

FakuJtasPer-tanian. lnstitutPertaruan Bogor.

ARRCN. 2012 Field Guide to Raptors of

Asia Vol. I : Migratory Raptors of

Oriental Asia.Jepang : Asian

Rap-to rs Research and Conservation

Network

B1ldstein K L. 2006. Migrating Raptor of

the World: their Conservation

and Ecology. Cornell University,

NewYort...

Cohn). 1999. Tracking wild.life: high-tech devices help biologists trace the

movement of animals through

sky am.I sea. BioScience 49, 12-17.

Ferguson J, Chnstie D. 2005.Raptors of

the World.London : Black

Pub-lishers.

Forman R 'I and Gordon M.

1986.LanJscape Ecology.USA :

University of Minnesota

Higuchi H and Pierre J P. 2005. Satellite

tracking and avian conservation

in Asia.International Consortium

of Landscape and F.cological En-gineering and Springer.Verlag Tot.. yo

I losmer D, I losmre T, Le Cessie S, Lemt>-show S. 1997. A comparison of goocioc'SS-Of-fit tests for the

logis-tic regression modt>l.Statistic in

Medicine. Vol. 16 pp.

Meyburg B U and E G Lobkow. 1994.

Satellite tracking of a juvenile

Steller' s sea eagleHaliaeetuspela-. gicuseagleHaliaeetuspela-. Ibis, 136: 105-106.

Moore FR and Abom DA. 2000. Mechan-isms of en route habitat selection:

How domig.rants make habitat

(11)

'

AMELIAWATI. SYARTINIUA. MULYANI. HIGUCHI

dCCJMons during stopover. Stu-dies in Avian B1nlogy 20. Panuccio M. 2011. Acro<,c, and around

bamer: migration 501 ecology of raptors in the l\lcJ1tcranean

ba-1>1n. ScientificaAcla 5, No. 1, EEG 27-36.

Petit D R. 2000. Habitat U!>l' by landbirdc, along セ・。イ」エQ」MnャGoエイッーゥ」。ャ@

mi-gration roult>s Implications for

conservation of '>topover habitats. Studies in Avian Biology 20. Pion.>cky MD and pョセッャャ@ DRC. 2006.

Multiple spatial <,e,11<' logistic anu autologistic habitat selection models for norllwrn pygmy owb,

along the eac.tcm !>lopes of

Albcr-ta' s Rocky Mountams. Biological

Conservation l '19, pp. 360-371. Supriatna A. 2010. Diurnal raptor

(bu-rungpemangs.i) d.1 lnuonesia;

Sta-tus

dankonserva-s1 .Scminartentangpenebtiandank

onscrvasirnptor d1 I nuo11cs1a, 6 Maret 2010. Bogor.

Syartinilia, Afra DN, Yeru A M, I

ltroyo-!>lu H. 2013. LandSCiljX'

characte-ristics of Wintering Hab1t.1ts Used by Oriental Hoey-bu1.1.ards in

BornL'O Derived frnrn Satellite

Tracking Data.Landc,cape and Ecolog1cal Engtnl'l'rtng.001 10.1007 / i.11355-013-02"\i-t

Syartinilia and Tsuyuki S. 2008 GIS-bac;ed modeling of Javan I lilwk-Eagle Distribution Using Lng1c,tic and Autologistic Regrec,sinn Models. Biological Conservahon J..11, pp.

756-769.

Tietje W. 2CXX>. land-Use Plaimmg m Oak

Woodland: Applying the Con-cepts of Landscape Ernlogy Us-ing GIS Technology .1nd the CDF Oak Woodland m。ーセ N@ &rkeley : University of Califom1<1.

42 JURNAL LANSKAP INDONESIA I VOL S NO 2 2013

w・ィセエ・イ@ M, Marr,, P, Haig S, Bensch S, Holmes R. 2002 Links between

worlds unravelmg migratory

C01U1ectiv1ty. Trends Ecol. Fvol.

17, 76...g3.

Yamaguchi N, Tol..ita K-1. u」ュ。エセオ@ A, Kuno K, S.1cJ..1 M, Hmioka E, Uchida K, HottaM,Nakayama F,

Takahashi \1, Nakamura H,

H1-gucru H 2008. The large-scalroctourcd migration route and the :.h.1fting pattem of migra-tion in Oriental honcybunards

breeding in Japan. ). of 7oology

276: 5.J-62.

Ldlle!> J I and bゥャ、セエ・QQQ@ K L 2000 Raptor

watch: a global dJrectory of rap-tor migralion sites. Cambridge,

Gambar

Gambar 2 merupakan bagan alir dari

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, kenikmatan dan hidayah-Nya sehingga sampai saat ini masih bisa beribadah kepada- Nya, serta penulis

Penerapan metode eksperimen untik meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada mata pelajaran ipa tentang tanah (penelitian tindakan kelas di kelas v di sdn 02 cibogo

yang harus disampaikan atau semakin sulitnya penjelasan materi yang disampaikan guru dapat dimengerti oleh siswa. Pada praktik di lapangan, peneliti menemukan seorang

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Sekretariat Daerah Kabupaten Lampung Barat akan melaksanakan pengadaan barang/jasa dengan metode Pengadaan Langsung untuk paket

Apabila Saudara membutuhkan keterangan dan penjelasan lebih lanjut, dapat menghubungi kami sesuai alamat tersebut diatas sampai dengan batas akhir pemasukan dokumen

AN ANALYSIS OF VERB AND VERB PHRASE DEVIATION IN A FAN FICTION STORY THE BIG FIVE: KNIGHT PRINCESS IN WATTPAD (ANALISA PENYIMPANGAN KATA KERJA DAN FRASA KATA KERJA DI SEBUAH

Dalam penelitian ini, KOSamf dapat dimodifikasi dengan memfungsionalisasi gugus aldehid yang terdapat pada rantai ujung KOSamf melalui reaksi reduktif

Setelah dilakukan pemeriksaan darah rutin dan PT/ APTT , pada tanggal 19 Maret 2012 pasien dirawat dengan diagnosis kerja suspek TB laring + radang kronis paru