• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Leader-Member Exchange, Role Stress Dan Perceived Organizational Support Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Hotel Griya Santrian.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Leader-Member Exchange, Role Stress Dan Perceived Organizational Support Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Hotel Griya Santrian."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE, ROLE STRESS DAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN HOTEL GRIYA SANTRIAN SANUR

SKRIPSI

Oleh :

IDA BAGUS PUTU TITIKSA KSAMA

1206205148

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

PENGARUH LEADER-MEMBER EXCHANGE, ROLE STRESS DAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT TERHADAP TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN HOTEL GRIYA SANTRIAN SANUR

SKRIPSI

Oleh :

IDA BAGUS PUTU TITIKSA KSAMA

1206205148

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal 9 Mei 2016 :

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si ...

2. Sekretaris : Dr. I Made Artha Wibawa, SE., MM ...

3. Anggota : Dr. G Adnyana Sudibya, SE.,M.Kes.,AK ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si NIP. 19611002 198601 2 002

Pembimbing

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 9 Mei 2016

Mahasiswa

Ida Bagus Putu Titiksa Ksama

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Leader-Member Exchange, Role Stress dan Perceived Organizational

Support terhadap Turnover Intention pada karyawan Hotel Griya Santrian Sanur

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam

penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesempatan

yang diberikan sehingga penulis dapat melanjutkan studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,MS., selaku Pembantu dekan

I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesediaannya

membantu penulis memenuhi segala administrasi mengenai

kemahasiswaan.

3. Ibu Prof. Dr. Ni Luh Wiagustini, SE.,M.Si., selaku Pembantu dekan II

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesediaannya

membantu penulis memenuhi segala administrasi mengenai keuangan

(6)

4. Bapak Dr. I Dewa Gede Dharma Suputra, SE.,M.Si.,Ak., selaku

Pembantu dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

atas kesediaannya membantu penulis memenuhi segala administrasi

mengenai kemahasiswaan.

5. Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE.,MS selaku Ketua Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas

waktu dan kesediaannya memberikan bimbingan kepada penulis

selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana.

6. Bapak Dr. I Made Artha Wibawa, SE.,MM selaku dosen pembimbing

atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga skripsi dapat

terselesaikan.

7. Ibu Dr. Desak Ketut Sintaasih,SE.,M.Si dan Bapak Dr. G Adnyana

Sudibya,SE.,M.Kes.,AK selaku dosen pembahas, ketua ujian skripsi

serta penguji atas waktu, bimbingan, masukan sehingga skripsi dapat

terselesaikan.

8. Ibu Vivi Lestari SE.,MM selaku Pembimbing Akademik atas petunjuk

dan nasihat yang diberikan selama mengikuti kuliah di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama

(7)

10.Kepada Orang tua (Ida Bagus Agraina dan Lisanti,SE) dan saudara

perempuan (Ida Ayu Mirah Andini) serta keluarga yang senantiasa

mendukung dan mendoakan tiada hentinya untuk memotivasi penulis

dalam studi.

11.Kepada orang terkasih (Ida Ayu Wiasti Paramita Apsari) yang sudah

senantiasa memberikan motivasi dan dukungan setiap saat kepada

penulis

12.Kepada Sahabat Ditya, Hasbi, Goca, Gung Ila, Sri Widayanti, Wida,

Rai dan seluruh teman-teman angkatan 2012 penulis ucapkan terima

kasih atas dukungan dan persahabatan nya selama penulis mengikuti

studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu didalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 9 Mei 2016

(8)

Judul : Pengaruh Leader-Member Exchange, Role Stress dan Perceived Organizational Support terhadap Turnover Intention pada karyawan Hotel Griya Santrian Sanur

Nama : Ida Bagus Putu Titiksa Ksama NIM : 1206205148

ABSTRAK

Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki sebuah perusahaan. Turnover intention merupakan keinginan individu untuk meninggalkan perusahaan yang menyebabkan perusahaan harus mampu melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya turnover intention. Ini dimaksudkan agar perusahaan tidak banyak mengeluarkan biaya-biaya yang timbul untuk mencari karyawan baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leader-member exchange, role stress dan perceived organizational support terhadap turnover intention karyawan.

Penelitian ini dilakukan pada Hotel Griya Santrian yang berlokasi di Sanur & sampel sebanyak 158 karyawan tetap diambil dengan metode proportional random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang menggunakan skala likert 5 poin untuk mengukur 14 pertanyaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa leader-member exchange berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Role stress berpengaruh positif terhadap turnover intention. Perceived organizational support berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention. Hasil penelitian mendukung seluruh hipotesis serta mengindikasikan adanya pengaruh negatif role stress terhadap turnover intention, sehingga disarankan pihak hotel memperhatikan tingkat role stress yang terjadi di hotel Griya Santrian, Hal ini bertujuan agar karyawan tidak terjadi turnover intention yang tinggi terhadap perusahaan.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Teori Turnover Intention ... 10

2.2 Landasan Konsep ... 12

2.2.1 Leader-Member Exchange ... 12

2.2.2 Role Stress ... 13

2.2.3 Perceived Organizational Support ... 15

2.3 Kerangka Konsep ... 18

2.4 Hipotesis Penelitian ... 20

2.4.1 Pengaruh Leader-Member Exchange Terhadap Turnover Intention ... 20

2.4.2 Pengaruh Role Stress Terhadap Turnover Intention 21

2.4.3 Pengaruh Perceived Organizational Support Terhadap Turnover Intention ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 23

3.3 Subjek dan Objek Penelitian ... 23

(10)

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 29

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Instrumen... 31

3.9.1 Instrumen Penelitian ... 31

3.9.2 Uji Validitas ... 32

3.9.3 Uji Reliabilitas ... 33

3.10 Analisis Deskriptif... 34

3.11 Confirmatory Factor Analysis ... 34

3.12 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 39

4.1.1 Sejarah berdirinya Hotel Griya Santrian... 39

4.2 Karakteristik Responden ... 42

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian ... 43

4.3.1 Leader-Member Exchange... 44

4.3.2 Role Stress ... 46

4.3.2 Perceived Organizational Support ... 47

4.3.3 Turnover Intention ... 48

4.4 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori ... 49

4.5 Hasil Analisis Regresi Liniear Berganda ... 50

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 51

4.6 Pengujian Hipotesis ... 55

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

4.7.1 Pengaruh Leader Member Exchange Terhadap Turnover Intention ... 56

(11)

4.7.3 Pengaruh Perceived Organizational Support

Terhadap Turnover Intention ... 58

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR RUJUKAN ... 63

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Data Turnover karyawan Hotel Griya Santrian Juni –

Desember2015 ... 3

3.1 Proporsi Jumlah Sampel ... 30

3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 33

3.3 Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ... 34

4.1 Karakteristik Responden ... 42

4.2 Klasifikasi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian . 44 4.3 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Leader-member exchange... 45

4.4 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Role stress .. 46

4.5 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perceived Organizational Support ... 47

4.6 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Turnover Intention ... 49

4.7 Hasil Uji Component Matrix ... 50

4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 51

4.9 Hasil Uji Normalitas ... 52

4.10 Hasil Uji Multikolonieritas ... 52

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Instrumen Penelitian ... 68

2 Uji Validitas ... 70

3 Uji Reliabilitas ... 72

4 Hasil Deskriptif Penelitian ... 76

5 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori ... 83

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pariwisata di pulau Bali, saat ini sudah sangat diperhatikan

oleh sebagian masyarakat di Indonesia, selain itu masyarakat di Bali juga mulai

memperhatikan hal ini, karena bagi masyarakat Bali hal ini dapat memberikan

peluang usaha bagi siapa saja yang terlibat didalamnya. Bila berbicara mengenai

Pariwisata maka salah satu faktor pendukung perkembangan pariwisata sudah tentu

adalah hotel. Hotel merupakan faktor pendukung pariwisata yang mempunyai

peranan penting dalam mengembangkan sarana dan prasarana pariwisata. Persaingan

bisnis khususnya perhotelan yang semakin kompetitif menuntut setiap organisasi dan

manajemen untuk mampu bersaing dalam dunia bisnis ini, untuk dapat bersaing maka

hotel harus selalu memperhatikan sumber daya manusianya karena hal ini merupakan

aset penting pada bisnis jasa seperti hotel.

Sumber daya manusia sangat diperlukan dalam keberhasilan pelayanan pada

industri jasa khususnya perhotelan, hotel merupakan perusahaan jasa yang

mengedepankan kualitas SDM demi tercapainya tujuan perusahaan. Perusahaan jasa

yang baik dapat dilihat dari seorang karyawan dalam memberikan pelayanan terbaik

terhadap konsumen atau pengguna jasa, juga dalam hal pelayanan menangani

permintaan para konsumennya. Hasibuan (2014 : 9) menyatakan, salah satu yang

(16)

diharapkan oleh manajemen adalah seorang karyawan, karena dengan diberikannya

dukungan dan pengelolaan secara baik, maka karyawan akan merasakan kepuasan

dalam bekerja dan perusahaan akan menjadikan hal ini sebagai umpan balik untuk

mencapai tujuan perusahaan.

Karyawan dalam perusahaan perhotelan memilki tanggung jawab yang sangat

besar dalam memberikan pelayanan terbaiknya demi tercapainya target keuntungan

perusahaan yang sudah ditetapkan. Hotel Griya Santrian merupakan salah satu bisnis

yang bergerak pada bidang perhotelan yang terletak di daerah Sanur. Hotel ini

merupakan hotel terbaik yang sering diminati oleh para wisatawan karena letaknya

yang cukup strategis yaitu berada di pinggir objek wisata pantai sanur, pangsa pasar

Hotel Griya Santrian ini ditunjukkan kepada negara-negara seperti Australia,

Amerika, Jepang, Eropa dan Asia.

Hingga saat ini jumlah keseluruhan karyawan dari Hotel Griya Santrian

sebanyak 272 orang yang dibagi dari berbagai department seperti department kantor

depan, tata graha, food & beverages, dan lain sebagainya. Karyawan tetap pada Hotel

Griya Santrian didukung oleh organisasi yang diawasi langsung oleh seorang

pemimpin atau supervisor dalam setiap department. Tingkat turnover pada karyawan

Hotel Griya Santrian cukup mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari hasil penelitian

awal dan wawancara sementara yang telah dilakukan pada beberapa karyawan Hotel

(17)

Tabel 1.1 Data karyawan yang keluar dan masuk di Hotel Griya Santrian periode Juni – Desember 2015.

Nomor Department Total Karyawan Bulan

Sumber : Data karyawan Hotel Griya Santrian Juni – Desember (2015)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat turnover selama periode 6 bulan

sebelumnya, dimana sebesar 1.7% tingkat turnover tertinggi masih didominasi oleh

karyawan pada bagian food & beverages. Beban kerja dari bagian food & beverages

masih memilki tingkat resiko yang tinggi dan peran atasan dari setiap department

seharusnya dapat menurunkan tingkat turnover intention tersebut melalui pendekatan

leader-member exchange, akan tetapi menurut hasil penelitian awal yang telah

dilakukan, masih kurangnya peran atasan dalam memberikan dukungan kepada

bawahan mengakibatkan tingginya keinginan seseorang untuk berpindah kerja ke

tempat yang lebih baik.

Peneliti melakukan sebuah penelitian awal dan wawancara singkat dengan

(18)

Hasil wawancara yang peneliti lakukan 8 orang dari total karyawan yang

peneliti wawancarai banyak mengatakan, bahwa keinginan untuk berpindah didasari

oleh adanya beban kerja yang diberikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang

seharusnya, banyak dari karyawan mengalami stres sehingga memungkinkan

seseorang karyawan berfikir untuk melakukan pindah kerja. Selain itu, hal yang sama

juga diungkapkan oleh 8 orang karyawan tadi, dimana masih adanya ketimpangan

antara atasan dan bawahan, kepala bagian department masih tidak dapat menerima

masukan ataupun saran dari bawahan mereka, sehingga masih ada yang takut untuk

memberikan pendapat atau ide mereka. Sisanya 4 orang karyawan masih mengatakan

bahwa dukungan dari setiap organisasi mereka masih kurang, kurangnya dukungan

dari organisasi mereka mengakibatkan ada rasa ingin berpindah ke organisasi atau

perusahaan lain.

Turnover intention menjadi sebuah isu penting bagi dunia kerja terutama bagi

karyawan pada perusahaan penyedia jasa perhotelan. Banyak peneliti yang

mengangkat pengaruh isu turnover dalam penelitan, (Hopkins et al., 2010)

menyatakan ketika seorang pekerja berhubungan baik dengan supervisor atau atasan

mereka, hal itu akan mengurangi tingkat turnover intention pada karyawan yang

bersangkutan. Ketidakberhasilan perusahaan dalam pengelolaan individu akan

mengakibatkan kecenderungan turnover pada sebuah perusahaan. Turnover intention

merupakan keinginan dari seorang karyawan untuk berpindah dari perusahaan satu

(19)

Kim dan Michàlle (2014) menyatakan dukungan dan hubungan baik dari

pemimpin atau supervisor akan menurunkan risiko terjadinya turnover pada

karyawan. Menurut Gouldner (1960) dalam teori pertukaran sosial, ketika seseorang

melakukan kebaikan untuk orang lain, orang yang memberikan kebaikan

mengharapkan perilaku yang sama di masa depan. Dapat disimpulkan bahwa sikap

dan perilaku pekerja akan tergantung pada bagaimana mereka merasakan

keseimbangan dalam pertukaran sosial yang terjadi pada setiap organisasi di tempat

mereka bekerja.

Hopkins et al. (2010) menyatakan beban dan tanggung jawab yang diterima

karyawan akan mengakibatkan stres kerja karena tujuan yang sudah ditetapkan bisa

saja tidak tercapai disebabkan oleh masalah dan tekanan yang diterimanya, dan pada

akhirnya akan mengakibatkan karyawan ingin berpindah ke perusahaan lain. Shazad

et al. (2011) menyatakan pendapat yang sama yaitu mengemukakan bahwa stres

dapat berpengaruh positif terhadap turnover intention karyawan. Firth et al. (2004)

dalam penelitiannya menyatakan bahwa role stress tidak hanya berpengaruh pada

pengurangan rasa puas terhadap pekerjaan, tetapi juga merupakan variabel

penyumbang terbesar terhadap turnover intention yang terjadi pada organisasi. Yefei

et al. (2015) dalam penelitiannya menyatakan Role Stress yang parah dapat

menyebabkan karyawan menderita kelelahan kerja dan akhirnya akan menyebabkan

keinginan karyawan untuk berpindah. Zulhartini (2010) menyebutkan peran stres

(20)

dengan sepak terjang pimpinan yang baru dan hal ini dapat menimbulkan stress yang

tidak menguntungkan bagi dirinya.

Kim dan Michàlle (2014) menyatakan Leader-member exchange (LMX)

termasuk kedalam teori pertukaran sosial. Yimo Shen et al. (2014) berpendapat

leader-member exchange merupakan peningkatan kualitas hubungan antara

supervisor dan karyawan, akan tetapi pada realitanya hubungan antara karyawan dan

supervisor tidak selalu baik sehingga dapat mengakibatkan karyawan tidak mampu

bertahan untuk bekerja pada perusahaan tersebut. Penelitian sebelumnya telah

menunjukkan bahwa leader-member exchange berhubungan positif dengan perilaku

karyawan (Cherynyak-Hai dan Tziner, 2014).

Gerstner dan Day (1997) memvalidasi pada penelitiannya bahwa kualitas

tinggi dari LMX membuat pencapaian hasil yang diinginkan pekerjaan menjadi

sangat mudah, meningkatkan kinerja, dan penurunan tingkat niat karyawan untuk

berhenti bekerja. Bauer et al. (2006) menyatakan mengenai hubungan turnover

intention dan leader-member exchange dimana anggota yang memiliki kualitas

pertukaran yang rendah mungkin memiliki hubungan yang lemah dengan pemimpin

mereka, sehingga mereka mungkin memiliki niat untuk keluar yang lebih besar

dibandingkan dengan kualitas leader- member exchange.

Adanya indikasi permasalahan terkait turnover intention dalam beberapa

bulan pada Hotel Griya santrian Sanur, membuat peneliti tertarik untuk melakukan

(21)

Leader-Member Exchange, Role Stress dan Perceived Organizational Support

terhadap Turnover Intention pada karyawan Hotel Griya Santrian Sanur.

1.2 Rumusan Masalah Penelitan

1) Apakah Leader-Member Exchange berpengaruh terhadap tingkat Turnover

intention Pada Karyawan Hotel Griya Santrian?

2) Apakah Role Stress berpengaruh terhadap Turnover intention pada Karyawan

Hotel Griya Santrian?

3) Apakah Perceived Organizational Support berpengaruh terhadap tingkat

Turnover intention pada Karyawan Hotel Griya Santrian?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk menganalisis pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Turnover

intention pada karyawan Hotel Griya Santrian.

2) Untuk menganalisis pengaruh Role stress terhadap Turnover intention pada

karyawan Hotel Griya Santrian.

3) Untuk menganalisis pengaruh Perceived Organizational Support terhadap

Turnover Intention pada karyawan Hotel Griya Santrian.

1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang ingin

melanjutkan penelitian dengan subjek mengenai Leader-Member Exchange,

(22)

penelitian ini. Penelitian ini juga mampu dan dapat menambah wawasan

maupun pemikiran peneliti dalam pengembangan manajemen sumber daya

manusia.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam pengelolaan

sumber daya manusia guna mendukung perencanan dan tujuan bisnis yang

sudah ditetapkan perusahaan. Perusahaan juga diharapkan dapat memberikan

keputusan terbaik dalam pengelolaan sumber daya manusia kedepannya.

1.5 Sistematika Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajiannya

disusun dalam beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang satu dengan

lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan adalah

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah yang

diikuti rumusan pokok permasalahan yang diteliti, tujuan, kegunaan

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Merupakan bab yang berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan

leader-member exchange, role stress, perceived organizational support

dan turnover intention. Pada bab ini juga menguraikan beberapa penelitian

(23)

BAB III : Metode Penelitian

Merupakan bab yang berisikan metode penelitian yang meliputi objek

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data,

metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis

data.

BAB IV : Pembahasan Hasil Penelitian

Merupakan bab yang berisikan gambaran umum perusahaan dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Simpulan dan Saran

Merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Turnover Intention

Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori turnover intention.

Handoko (2000) turnover merupakan tantangan khusus bagi pengembangan

sumber daya manusia. Widodo (2010) menyatakan turnover intention adalah

keinginan untuk keluar dari perusahaan, yang dimana alasan seseorang untuk

melakukan hal ini adalah karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari

pekerjaan sebelumnya. Robbins dan Timothy (2008) menyatakan pendapat yang

sama bahwa turnover dapat terjadi secara sukarela (voluntary turnover) maupun

secara tidak sukarela (involuntary turnover).

Voluntary turnover merupakan keputusan karyawan untuk meninggalkan

organisasi secara sukarela yang disebabkan oleh faktor seberapa menarik

pekerjaan yang ada saat ini, sedangkan involuntary turnover atau pemecatan

merupakan keputusan para pemberi kerja untuk memutuskan hubungan kerja dan

keputusan ini bersifat tidak dapat dikontrol bagi karyawan yang mengalaminya

(Robbins dan Timothy, 2008).

Turnover intention merupakan masalah yang sering timbul pada sebuah

organiasasi yang menyangkut keinginan keluarnya karyawan dalam sebuah

organisasi. Lucas (2012) menyatakan Turnover intention menjadi masalah penting

(25)

pendapatan perusahaan. Turnover intention dikatakan mahal karena menimbulkan

biaya perekrutan, biaya pelatihan,dan biaya lainnya (Boushey dan Glynn, 2012).

Itulah sebabnya organisasi harus berusaha untuk mengurangi turnover semaksimal

mungkin karena secara langsung akan berpengaruh terhadap kualitas dan

profitabilitas perusahaan. Detienne et al. (2012) menyatakan Turnover intention

merupakan sebuah konsep yang telah menarik minat dari para praktisi dan

peneliti, yang akhirnya banyak mendefinisikan sebagai "hasrat keinginan sadar

dan terencana untuk meninggalkan organisasi". Pendapat yang sama dikemukakan

oleh Harnoto (2002) turnover intention pada dasarnya adalah sama, keinginan

berpindahnya karyawan dari satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya walaupun

banyak hal mendasar yang membuat karyawan ingin berpindah.

Witasari (2009) menyatakan terdapat beberapa indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur keinginan karyawan untuk keluar dari sebuah

organisasi. Indikator tesebut adalah sebagai berikut:

1) Individu berfikir untuk meninggalkan organisasi.

Individu berfikir untuk meninggalkan organisasi dapat didefinisikan

sebagai keinginan keluarnya individu yang didasari oleh berfikirnya

individu untuk pindah pada organisasi lain.

2) Individu ingin memperoleh pekerjaan baru pada organisasi lain.

Individu ingin memperoleh pekerjaan baru dapat didefinisikan sebagai

bagaimana seorang individu menilai organisasi pesaing dengan

(26)

3) Individu ingin meninggalkan organisasi dalam waktu dekat.

Individu meninggalkan organisasi dalam waktu dekat merupakan

keinginan karyawan untuk berpindah organisasi yang didasari keinginan

karyawan karena masalah saat ini.

4) Individu ingin meninggalkan organisasi bila ada kesempatan.

Individu ingin meninggalkan organisasi bila ada kesempatan merupakan

keinginan karyawan untuk berpindah bila terdapat kesempatan atau

peluang untuk pindah ke organiasasi lain.

Kesimpulan dari penjelasan yang sudah dijelaskan dapat diperoleh bahwa

turnover intention merupakan keinginan seseorang untuk berpindah kerja ke satu

perusahaan ke perusahaan lainnya, dikarenakan ingin memperoleh pekerjaan yang

lebih baik dari sebelumnya.

2.2 Landasan Konsep 2.2.1 Leader-Member Exchange

Berrin dan Talya (2015) berpendapat teori Leader-Member Exchange

terletak pada asumsi bahwa pemimpin mempengaruhi karyawan dalam kelompok

mereka (disebut sebagai anggota) melalui kualitas hubungan yang baik, hubungan

kualitas tinggi yang ditandai dengan kepercayaan, keinginan, rasa hormat,

profesional, dan loyalitas. Teori LMX adalah gagasan bahwa pemimpin

memperlakukan bawahan mereka berbeda dengan kualitas pertukaran sosial di

antara mereka (Yimo Shen et al., 2014). Liden dan Graen (1980) berpendapat

mengenai teori leader-member exchange yaitu para pemimpin mengembangkan

(27)

Foa dan Foa (1974) menyatakan teori LMX ini terintegrasi dengan teori

sumber daya dan berpendapat bahwa semua jenis sumber daya (uang, barang,

jasa, status, informasi, dan afiliasi) yang diidentifikasi dapat dipertukarkan dalam

konteks hubungan antara pemimpin dan anggota. Graen dan Cashman (1975)

menyatakan bahwa para pemimpin mengembangkan jenis diferensial hubungan

dengan masing-masing bawahan mereka melalui serangkaian pertukaran yang

berhubungan dengan kualitas pertukaran Leader-Member Exchange (LMX),

hubungan ini diasumsikan untuk mencerminkan sejauh mana pemimpin dan

bawahan saling tukar sumber daya dan dukungan. Yukl (2004:119) menyatakan

dasar pemikiran dari teori LMX adalah bahwa para pemimpin mengembangkan

hubungan atasan dan bawahan yang berbeda dengan masing-masing bawahan.

Dalam leader-member exchange terdapat 2 aspek yang menjadi perhatian setiap

penelitian dimana terdapat aspek in-group dan out-group. Graen dan Mary (1995)

berpendapat mengenai aspek in-group dan out-group seperti :

1) jika anggota tim membuktikan diri setia, dapat dipercaya menghormati

dan berkewajiban, mereka dimasukkan ke dalam In-Group. Kelompok ini

terdiri dari anggota tim bahwa manajer saling percaya. Manajer

memberikan kelompok ini sebagian besar perhatian mereka, memberikan

pekerjaan yang menantang dan menarik, dan menawarkan kesempatan

untuk pelatihan tambahan dan kemajuan. Kelompok ini juga mendapat

lebih banyak waktu dengan manajer. Seringkali, orang-orang dalam

kelompok ini memiliki kepribadian yang sama dan bekerja dengan etika

(28)

2) jika anggota tim mengkhianati kepercayaan dari manajer, atau

membuktikan bahwa mereka tidak termotivasi atau tidak kompeten,

mereka dimasukkan ke dalam Out-Group. pekerjaan ini kelompok ini

sering dibatasi dan tidak menantang. Out-Group anggota cenderung

kurang memiliki akses kepada manajer, dan sering tidak menerima

kesempatan untuk pertumbuhan atau kemajuan.

Liden dan Maslyn (1998) menyatakan dimensi yang menjadi tolak ukur

pengukuran leader-member exchange (LMX) adalah sebagai berikut :

1) Loyalitas merupakan kesetiaan atasan kepada bawahan dalam situasi

apapun.

2) Afeksi merupakan bentuk kepedulian antara atasan dan bawahan karena

sikap kepribadian yang dimiliki.

3) Professional Respect yaitu persepsi sejauh mana setiap hubungan timbal

balik telah memiliki dan membangun reputasi di dalam atau luar

organisasi, sehingga menjadi unggul di bidang kerjanya.

4) Contribution yaitu persepsi jumlah, arah, dan kualitas aktifitas yang

berorientasi pada tugas di tingkat tertentu untuk mencapai tujuan bersama

yang saling menguntungkan.

Kesimpulan dari penjelasan yang sudah dijelaskan dapat diperoleh bahwa

Leader-member exchange merupakan pertukaran sosial antara pemimpin dan

anggota yang dapat meliputi Sumber daya seperti uang, barang, jasa, status,

informasi, dan afiliasi untuk memperoleh hubungan dan dukungan yang baik

(29)

2.2.2 Role Stress

Goolsby (1992) menyatakan teori Role Stress menunjukkan bahwa stres

terdiri dari beberapa dimensi termasuk konflik peran, peran yang berlebihan, dan

ambiguitas peran, karyawan yang menderita role stress dapat secara emosional

mengalami kelelahan, tidak mau menanggapi pelanggan, merasa terlepas dari

pekerjaan mereka, dan jika tidak ditanggapi akan berdampak pada kinerja dan

keinginan keluar karyawan tersebut. Kahn dan Quinn (1970) menyatakan dalam

teori role stress, ketika pekerja mengalami stres di tempat kerja, mereka berusaha

untuk mengatasi peran stres mereka di perusahaan dan hal ini akan dapat

menimbukan penurunan kinerja bagi perusahaan. Role Stress yang parah akan

menyebabkan karyawan menderita konsekuensi yang lebih serius seperti

kelelahan kerja, yang akan menyebabkan keinginan untuk berpindah (Yefei Yang

et al., 2015).

Kim dan Stoner (2008) menyatakan beberapa dimensi yang dapat

dijadikan pengukuran dalam variabel role stress seperti :

1) Role overload merupakan kurangnya sumber daya memadai yang

diperlukan untuk memenuhi harapan dan tuntutan pekerjaan

2) Konflik peran merupakan tuntutan atau permintaan yang kurang tepat

pada seseorang, hal ini berarti adanya konflik antara tuntutan dari

organisasi dengan nilai-nilai yang dimiliki seorang pegawai atau konflik

(30)

3) Ambiguitas peran merupakan tingkat ambiguitas terhadap tuntutan,

kriteria, dan peran yang berkaitan dengan tugas-tugas lain diluar

tanggung jawab pekerja.

Kesimpulan dari penjelasan yang sudah dijelaskan dapat diperoleh bahwa

Role stress merupakan konflik peran yang dapat mengakibatkan stres

berkepanjangan, dan pada akhirnya akan mengakibatkan karyawan tersebut

merasa terlepas dari pekerjaan dan tanggung jawab tugas mereka sebagai

karyawan pada suatu perusahaan.

2.2.3 Perceived Organizational Support

Caesens (2014) berpendapat sebuah teori dukungan organisasi atau

percevied organiasional support disimpulkan dari pendekatan pertukaran sosial

untuk menggambarkan hubungan karyawan dan organisasi. Perceived

organizational support biasanya menghasilkan kewajiban pada karyawan untuk

memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan organisasi dan membantu organisasi

untuk mencapai tujuannya (Dhar, 2012). Perceived organizational support

menentukan keyakinan mengenai sejauh mana organisasi menghargai kontribusi

mereka dan peduli tentang kesejahteraan mereka yang dalam hal ini individu

dalam organisasi (Eisenberger et al., 1986).

Karyawan mengakui dukungan yang mereka peroleh dari organisasi,

mereka merasa bahwa mereka memiliki kewajiban untuk itu, dan mengakui

perlakuan menguntungkan ini dengan menunjukkan komitmen yang berharga

(Eisenberger, Fasolo, dan Davis-LaMastro, 1990). Beberapa studi empiris telah

(31)

organizational support pada kesejahteraan karyawan dan turnover (Baran dan

Miller 2012). Eisenberger dan Stinglhamber (2011) menyatakan perceived

organizational support akan meningkatkan minat karyawan untuk tugas-tugas

mereka dalam beberapa cara seperti:

1) Dengan menciptakan antara keyakinan karyawan dan harapan, organisasi

mereka akan menyediakan bantuan dan sumber daya emosional ketika

diperlukan.

2) Dengan menciptakan antara kinerja dengan harapan karyawan bahwa

mereka akan mendapatkan timbal balik untuk kinerja tinggi.

3) Dengan memenuhi kebutuhan Sosial hingga emosional mereka seperti

kebutuhan mereka, harga diri, dan memperkuat diri mereka dengan

pendekatan motivasi.

Allen dan Brady (1997) mengemukakan tiga dimensi yang menjadi

perhatian dalam pengukuran perceived organizational support sebagai berikut:

1) Sikap organisasi terhadap ide karyawan.

Sikap organiasasi terhadap ide karyawan didefinisikan sebagai sebuah

keadaan dimana organisasi mau dan dapat menanggapi atau menerima

pendapat karyawannya.

2) Respon terhadap karyawan yang mengalami masalah.

Respon terhadap karyawan yang mengalami masalah dapat didefinisikan

sebagai komitmen yang diambil organiasi untuk membantu karyawan yang

(32)

3) Respon terhadap kesejahteraan karyawan

Respon terhadap kesejahteraan karyawan merupakan sebuah dukungan

yang diberikan organisasi kepada karyawan untuk mengoptimalkan

kinerjanya. Pemberian reward oleh organisasi sebagai salah satu bentuk

kepedulian kesejahteraan karyawan.

Kesimpulan dari penjelasan yang sudah dijelaskan dapat diperoleh bahwa

Perceived organizational support adalah sebuah persepesi dukungan organisasi

yang dapat membantu para karyawan untuk memenuhi kebutuhan mereka

ditempat kerja.

2.3 Kerangka Konsep

Yimo Shen et al. (2014) Leader-member exchange tinggi ditandai dengan

adanya pertukaran sumber daya yang dalam hal ini, para pemimpin memberikan

dukungan, peluang perkembangan, mentoring dan manfaat lainnya kepada

karyawan. Kekuatan hubungan dari leader-member exchange membuat para

karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian dari kelompok, hal ini yang akan

menghasilkan pencegahan untuk niat karyawan untuk keluar.

Eisenberger et al. (1986) menyatakan bahwa persepsi dukungan organisasi

yang dirasakan menciptakan kewajiban, dimana karyawan tidak hanya merasa

bahwa mereka seharusnya berkomitmen untuk pimpinan mereka, tetapi juga

merasakan suatu kewajiban untuk membalas budi dengan menempatkan diri

dalam upaya lebih ke pekerjaan mereka. Lum et al. (1998) menjelaskan turnover

(33)

disebabkan oleh hal-hal yang menyangkut kepentingan perusahaan dengan

individu.

Berdasarkan penjabaran teori-teori yang sudah dijelaskan, maka untuk

memperjelas pengaruh antara variabel leader-member exchange, role stress,

perceived organizational support dan turnover intention, dibuatkanlah kerangka

berfikir penelitian pada gambar 2.1 :

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

H2: Hopkins et al. (2010), Firth et al. (2004), Desiana dan Soetjipto (2006).

Hз : Ariani (2011), Dhar (2012), Aulia (2012), Newman et al. (2012).

Gambar 2.1 menunjukkan bahwa Hı adalah hipotesis yang menjelaskan

Leader-Member Exchange berpengaruh negatif terhadap Turnover Intention pada

(34)

secara positif berpengaruh terhadap Turnover intention pada karyawan hotel Griya

Santrian. H3 adalah Perceived Organizational Support berpengaruh negatif

terhadap Turnover intention pada karyawan hotel Griya Santrian.

2.4 Rumusan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Leader-Member Exchange terhadap Turnover Intention pada karyawan hotel Griya Santrian.

Menurut teori pertukaran sosial, ketika seseorang melakukan kebaikan

untuk orang lain, orang yang memberikan kebaikan mengharapkan perilaku yang

sama di masa depan dari orang yang menerima bantuan (Gouldner, 1960). Sikap

atau perilaku pekerja tergantung pada sejauh mana mereka merasakan

keseimbangan dalam pertukaran sosial yang terjadi di tempat kerja (Blau, 1964).

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan secara empiris peran penting

dalam hasil LMX, (Kim dan Michàlle, 2014) ketika seorang pekerja merasakan

hubungan yang seimbang antara mereka dengan pemimpin atau supervisor,

pekerja akan lebih menikmati pekerjaan mereka dan akan mengurangi turnover

intention. Namun dukungan pengawasan lebih bergantung pada hubungan

emosional sedangkan leader-member exchange lebih bergantung pada kualitas

hubungan interaktif (Yimo Shen et al., 2014).

H1 : Leader-Member Exchange berpengaruh negatif signifikan terhadap

(35)

2.4.2 Pengaruh Role Stress terhadap Turnover Intention pada karyawan hotel Griya Santrian.

Role Stress dalam hal ini menyangkut dukungan yang tidak cukup,

penghasilan yang rendah, pelatihan yang tidak memadai, dan target yang tidak

tercapai dapat menyebaban karyawan merasakan role stress yang sangat tinggi

dalam organisasi mereka, penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa, ketika

pekerja mengalami stres di tempat kerja mereka, mereka akan berusaha mengatasi

stres tersebut dengan melakukan turnover (Kim dan Michàlle, 2014). Hopkins et

al. (2010) dalam penelitiannya menyatakan lingkungan kerja merupakan faktor

utama yang secara signifikan mempengaruhi stres antar pekerja.

Pendapat berbeda dikemukakan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Firth

et al. (2004) yang menyatakan bahwa role stress tidak hanya berpengaruh pada

pengurangan rasa puas terhadap pekerjaan, tetapi juga merupakan variabel

penyumbang terbesar terhadap turnover intention dari organisasi. Penelitian yang

dilakukan oleh Desiana dan Soetjipto (2006), menemukan bahwa role stressor

yang terdiri dari role ambiguity, role conflict, dan role overload berkaitan dengan

ketidakpuasan dan turnover intention pada karyawan.

Dengan kata lain tingkat stres yang tinggi akan mengakibatkan turnover

yang tinggi. Pengaruh antara role stres dan turnover masih belum sepenuhnya

dieksplorasi, maka dengan demikian, akan dikemukakan hipotesis berikut.

H2 : Role Stress berpengaruh positif signifikan terhadap Turnover Intention pada

(36)

2.4.3 Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Turnover Intention pada karyawan hotel Griya Santrian

Pada dasarnya perceived organizational support yang tinggi cenderung

menurunkan keinginan karyawan untuk meninggalkan organisasinya (Ariani,

2011). Dhar (2012) menyatakan perceived organizational support didasarkan

pada hubungan timbal balik antara pekerja dan organisasi, ketika para pekerja

merasakan timbal balik yang baik dari organisasi, mereka akan cenderung untuk

membalas kebaikan tersebut ke organisasi, termasuk upaya dalam mengurangi

tingkat turnover intention. Penelitian yang dilakukan Aulia (2012) menyatakan

bahwa perceived organizational support memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap turnover intention pada karyawan hotel.

Penelitian yang dilakukan oleh Newman et al. (2012) dengan

menggunakan alat uji SEM (Structured Equation Modeling) menemukan bahwa

POS (Perceived Organizational Support) berpengaruh negatif signifikan terhadap

keinginan untuk meninggalkan organisasi. Maka dalam hal ini peneliti ingin

meneliti hubungan antara perceived organizational support dengan turnover

intention dalam organisasi yang terdapat pada perusahaan jasa yaitu hotel Griya

Santrian.

H3: Perceived Organizational Support berpengaruh negatif signifikan

Gambar

Tabel 1.1 Data karyawan yang keluar dan masuk di Hotel Griya Santrian
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Secara anatomis, ruptur uteri di bagi menjadi ruptur uteri komplit (symtomatic ruptur) dan dehisens (symtomatic ruptur). Pada kasus ruptur uteri komplit terjadi

Tahapan ini menentukan jumlah awal calon pengguna yang akan menjadi target penelitian sebanyak 30 orang dengan 2 kelompok seperti yang telah dijelaskan pada.. 30 Calon pengguna ini

Sekiranya saya tidak dapat mengikuti aktiviti ini, saya bersetuju melantik seorang Pegawai Pengiring bagi aktiviti yang akan bersama pelajar sepanjang aktiviti

Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah secara intern dari diri siswa sendiri dan secara ekstern dari

Hasil penelitian menunjukkan beton mutu tinggi dengan menggunakan terak nikel sebagai agregat dan sebagai bahan pencampur semen mempunyai kekuatan tekan, tarik,

Jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan manunggal selama tiga tahun sebanyak lima kejadian, yang terdiri dari tipe kecelakaan tertinggi tabrak

Pada hari ke-20, dengan peningkatan efektifitas vaksinasi pada manusia sebesar 40% dapat menurunkan populasi manusia terinfeksi sebesar 12.50% dari total populasi manusia

Persoalan yang menjadi deskripsi utama dari pemberian pelayanan kesehatan yang optimal yang berdasarkan konsep “Smart Health” adalah bagaimana memberikan pelayanan