Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH NON MUSLIM TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA BANK SYARIAH DI
KOTA MEDAN
Bersama ini saya mohon kesediaan anda untuk mengisi daftar kuesioner yang diberikan. Informasi yang anda berikan sangat membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian
Peneliti menginginkan pendapat anda mengenai kualitas pelayanan Bank Syariah di Kota Medan. Anda diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan petunjuk pengisian, yaitu: Pertanyaan pada bagian ini menyediakan jawaban dengan kode (1,2,3,4,5). Setiap pertanyaan hanya boleh menyilang (X) satu jawaban dalam kolom kinerja dan kepentingan.
Alternatif Jawaban :
Untuk Penilaian Kerja :
1 = Sangat tidak baik 2 = Tidak baik 3 = Kurang baik 4 = Baik
5 = Sangat baik
Untuk Mengukur Kepentingan :
1 = Sangat tidak penting 2 = Tidak penting 3 = Kurang penting 4 = Penting
Identitas Responden.
NO PERTANYAAN Kinerja Kepentingan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Tangible (Wujud Fisik)
1 Para karyawan
berpenampilan menarik
2
Karyawan pada bagian custumer service (CS) memiliki kelengkapan kantor modern (unit computer, telepon, mesin hitung, terminal on line, alat deteksi uang, valas dll)
3
Ruangan pada Bank Syariah tersebut memiliki fasilitas fisik yang menarik bagi nasabah (kursi, meja tamu, TV, information, monitoring dll)
Reliability (Kehandalan) 1
Kejelasan informasi yang di berikan karyawan sangat jelas dan akurat.
2
Para karyawan sedia dalam memberikan penjelasan kepada nasabah.
3
Para Karyawan
menyampaikan jasa sesuai dengan janji yang telahdisepakati kepada nasabah.
Responsiveness (Daya Tanggap)
1
Para Karyawan melakukan service yang cepat dalam memberikan
layanantransaksi kepada nasabah.
dalam merespon keluhan para nasabah.
3
Para karyawan sanggup memberikan pelayanan dengan baik.
Assurance (Jaminan)
1
Para Karyawan memiliki pengetahuan yang baik tentang produk-produk yang di tawarkan oleh Bank Syariah kapada nasabah
2
Karyawan Bank Syariah selalu membina hubungan yang baik dengan nasabah
3
Karyawan Bank Syariah menangani produk yang ditawarkan dengan baik kepada nasabah atau kepada calon nasabah
4
Para karyawan Bank Syariah ramah dalam melayani nasabah
5 Para karyawan Bank
Syariah terlatih dengan baik
6
Image atau citra Bank Syariah di mata masyarakat atau nasabah cukup
terpercaya
Emphaty (Empati) 1
Saya merasa diperlakukan dengan baik oleh karyawan Bank Syariah
2
Para karyawan selama transaksi memperlakukan nasabah dengan baik 3 Bank Syariah memahami
keinginan saya
4 Perhatian karyawan pada nasabah yang komplain
Kepuasan Nasabah
1
Daftar Pustaka
Rangkuti, Freddy, 2002. TeknikMengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Nasabah. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Dewi, Gemala, 2004. Aspek – Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Peransuransian Syariah di Indonesia. Kencana : Jakarta.
Supranto, J, 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Nasabah, Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Cetakan kedua, Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta.
Syahdeini, Sultan Remy, 1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Grafiti : Jakata.
Ahmad, Zainal Abidin. Dasar – Dasar Ekonomi Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1979.
Barata, Atep Adya, 2004.Dasar-dasar Pelayanan Prima, cetakan kedua, Penerbit :PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tjiptono, Fandy, 2004.Manajemen Jasa, edisi kedua, cetakan ketiga, Penerbit : Andi, Yogyakarta
Yudhi, Ferry, 2011.Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Kredit (Studi Kasus BPR Arthaguna Sejahtera). Tesis Pasca Sarjana Manajemen Perbankan Universitas Gunadarma
Rangkuti, Fredy, 2002.Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Nasabah, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Irawan, Handi, 2004.10 Prinsip Kepuasan Nasabah, cetakan kelima, Penerbit : Elex MediaKomputindo, Jakarta
Sumarwan U. 2004.Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Galia Indonesia. Ciawi-Bogor.
Abdurahim, 2010. Sejarah Berdirinya Perbankan Syariah di
Indonesia,
September 2012).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dekstriptif karena dalam
pelaksanaannya akan menganalisis dan menginterpretasikan tentang arti dari data
yang di peroleh. Peneitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari
dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui
faktorfaktor, unsure-unsur bentuk, dan suatu sifat dan fenomena di masyarakat
(Nazir, 1998: 51). Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang
tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting social atau
hubungan antara fenomenayang di uji (Wikipedia , 5 juni 2010)
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap masyarakat non muslim yang menggunakan
jasa pelayanan Bank Syariah yang berada di Kota Medan. Daerah penelitian
ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa di daerah ini terdapat
banyaknya masyarakat khususnya non muslim yang secara nyata menggunakan
jasa pelayanan perbankan syariah.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah mendefenisikan sebuah konsep sehingga dapat diukur
dengan melihat faktor dimensi perilaku, karakter atau hal-hal yangmelandasi
Dalam penelitian ini terdapat beberapa defenisi operasional yang dapat di jelaskan
sebagai berikut:
• Kepuasan Nasabah adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk
dan harapan-harapannya.
• Wujud Fisik (Tangiable) adalah kemampuan bank menyediakan fasilitas
fisik, danmodern,penampilan sarana dan fasilitas,perlengkapan/peralatan
dan media yang baik kepada nasabah.
• Empati (Empathy) adalah kemampuan dan kemauan bank memahami
kebutuhan dengan memberikan perhatian yang bersifat individual atau
pribadi dengan melakukan kontak komunikasi dengan nasabah.
• Kehandalan (Reliability) adalah menunjukkan kemampuan bank untuk
memberikan jasa pelayanan yang terpeercaya,akurat dan memuaskan bagi
nasabah.
• Daya Tanggap (Responsiveness) adalah kesediaan pihak bank untuk
memberikan bantuan layanan kepada nasabah yang memiliki masalah
• Jaminan (Assurance) adalah kemampuan bank atas pengetahuan terhadap produk
secara tepat,kualitas,dan dapat di percaya dalam memberikan pelayanan,keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan nasabah.
3.4 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (sugiyono,
likert. Skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur
variable penelitian seperti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang.
Terdapat 5(lima) alternative dimana jawaban yang diberikan memiliki skala
sebagai berikut:
Sangat setuju dengan skor = 5
Setuju dengan skor = 4
Kurang setuju dengan skor = 3
Tidak setuju dengan skor = 2
Sangat tidak setuju dengan skor = 1
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Populai adalah wilayah generaisasi yang terdiri ataas subjek dan objek yang
mempunyai kualitas dan karekteristik yang di terapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan kemurniandi tarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2006: 25).
3.5.2 Sample
Sample adalah anggota yang memberikan keterangan atau data yang di
perlukan dalam suatu penelitian (Jalil, 1997:4). Pada keadaan ini agar kesimpulan
dari data yang di peroleh dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang
sesungguhnya maka dibutuhkan sebagian dari populasi yang mewakili
keseluruhannya.
Dalam menetukan sampel dan populasi dalam penelitian ini, penulis
rumus:
keterangan:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
Dalam penelitian ini pemakaian sampel penelitian digunakan sebanyak 100
orang, dengan menggunakan sampel random sampling yang artinya cara
penarikan anggota dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.
3.6 Jenis dan Sumber Data 3.6.1 Data Primer
Data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan
seperti hasil dari wawancara, atau hasil dari pengisian kuisioner yang biasa
dilakukan oleh penelitian.
3.6.2 Data Sekunder
Data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram-diagram.
3.7 Teknik Pengumpuan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner yaitu dengan cara membuat daftar pertanyaan untuk diisi oleh para
responden. Kuisioner merupakan suatu bentuk instrument pengumpulan data yang
n =
�sangat fleksibel dan relative mudah digunakan. Data yang diperoleh lewat
penggunaan kuisioner adalah data yang kita kategorikan sebagai data faktual.
3.8 Uji Reliabilitas dan Uji Validitas 3.8.1 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang
ditunjukkan oleh instrument pengukuran. Pengujian dpat dilakukan secara
internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada
(Umar, 2000:57).
Pengujian reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha yang
meerupakan pengujian Reabilitas instrrumen yang skornya merupakan rentangan
antara beberapa nilai yang berbentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya.
Adapun rumus Alpha Cronbanch sebagai berikut:
Dimana : r = koefisien korelasi k = banyaknya belahan tes ∑��2 = jumlah varian butiran/item �12 = varian total
Uji reabilitas dalam penelitian ini dikatakan reliable jika memberikan nilai
Alpha > 0,60. Uji Validitas dan Reabilitas kuisioner dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS (Statistic Package For Social Science)
3.8.2 Uji Validitas
Uji validitas adalah pengujian kemampuan suatu instrumen pengukur untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan �11 =�
�
� −1� �1−
∑��2 �12
mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut yakni nilai korelasi diatas
0,30.
Dalam uji validitas dapat digunakan SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) dan dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product moment
(Umar,2003:84):
Dimana : r = koefisien korelasi
n = jumlah observasi/responden X = skor pertanyaan
Y = skor total
Nilai korelaasi (r) dibandingkan dengan 0,3 jika korelasi (r) > 0,3 maka
pertanyaan yang dibuat dikategorikan valid dan sebaliknya jika korelasi (r) < 0,3
maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang dibuat dikategorikan tidak valid.
3.9 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat 3 metode analisis, yaitu analisis deskriptif,
Costumer Satisfaction Index (CSI) dan Impotance Performance Analysis (IPA).
Penjelasan dari masing-masing metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode analisi yang bertujuan mendeskripsikan
atau menjelaskan sesuatu hal sseperti adanya (Irawan, 2004). Dalam penelitian
ini analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karekteristik nasabah dan
tanggapan mereka terhadap pelayanan yang diberikan karyawan Bank Syariah �= �(∑��)−(∑�)(∑�)
Kota Medan. Data-data yang diolah dengan analisis deskriptif ini kemudian
akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
2. Costumer Satisfaction Index (CSI)
Costumer Satisfaction Index (CSI) atau yang di kenal dengan indeks kepuasan
konsumen merupakan metode yang menggunakan indeks atau mengukur
tinngkat kepuasaan konnsumen berdasarkan atribut-atribut tertentu. Atribut
yang diukur dapat berbeda untuk masing-masing industri, bahkan untuk
masing-masing perusahaan. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang
ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen (Massnick, 1997).
Menurut (Irawan, 2004) terdapat empat langkah dalam perhitungan Costumer
Satisfaction Index (CSI), yaitu:
• Menentukan Mean Importance Score (MIS) dan Mean Satisfaction
Score (MSS)
Nilai ini berasal dari rata-rata tingkat kepentingan dan kinerja tiap
responden.
MIS =
∑ Yin i−1
n dan MMS =
∑ni−1Xi n
Dimana:
N = Jumlah Responden
• Membuat Weight Factors (WF)
Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total
MIS seluruh atribut.
WFi = ����
∑��−1���� x 100%
Dimana:
P = Jumlah Atribut Kepentingan (k= 23) I = Atribut Bauran Pemasaran ke-i
• Membuat Weight Score (WS)
Bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor (WF) dengan
rata-rata tingkat kepuasaan (Mean Satisfaction Score = MSS)
WSi = WFi x MSSi
Dimana:
i = Atribut Bauran Pemasaran ke-i
• Menentukan Costumer Satisfaction Index (CSI)
CSI = ∑ ��� � �−1
5 x 100%
Tabel 3.1
Kriteria Costumer Satisfaction Index
Nilai Index (%) Kriteria Customer Satisfaction Index
81,00 – 100,00 Sangat Puas
66,00 – 80,99 Puas
51,00 - 65,99 Cukup Puas
35,00 – 50,99 Kurang Puas
3. Importance Performance Analysis (IPA)
Menurut (Rangkuti, 2003) salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk
menganalisis kepuasaan konsumen terhadap kinerja perusahaan adalah dengan
metode Importance Performance Analysis (IPA). Metode ini merupakan suatu
teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan
dan tingkat pelaksanaan itu sendiri yang berguna untuk pengembangan program
pemasaran yang efektif.
Pengukuran tingkat kepentingan dan pelaksanaan suatu atribut pelayanan di
suatu perusahaan dapat menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk
mengukur tingkat kepentingan suatu atribut adalah sangat penting, penting, cukup
penting, tidak penting, dan sangat tidak penting dengan skor 5,4,3,2 dan 1. Untuk
Skala Likert yang digunakan dalam tingkat pelaksanaan atau kinerja suatu atribut
di perusahaan adalah sangat setuju, setuju, cukup setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju dengan skor 5,4,3,2 dan 1 (Rangkuti, 2003).
Dalam metode IPA atribut-atribut yang di teliti akan dipetakan ke dalam suatu
Diagram Kartesius yang terbagi dalam empat wilayah atau kuadran, yaitu Prioritas
Utama (A), Pertahanan Prestasi (B), Berlebihan (C), dan Prioritas Rendah (D).
Penentuan posisi suatu atribut ke dalam 4 wilayah tersebut tergantung pada nilai
rata-rata atribut secara keseluruhan. Adapun tahapan pengolahan dengan metode
IPA adalah:
• Penentuan skor rata-rata atribut tingkat kepentingan dan
pelaksanaan.
�� ��� = ∑��
� dan ������= ∑��
�
Keterangan:
X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan untuk atribut ke-i Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan unntuk atribut ke-i X = Jumlah skor tingkat pelaksanaan untuk atribut ke-i Y = Jumlh skor tingkat kepentingan untuk atribut ke-i
• Penentuan skor rata-rata atribut tingkat kepentingan dan
pelaksanaan secara keseluruhan.
Rumus yang digunakan adalah:
Xi = ∑ �����
� dan Y = ∑ �����
�
Keterangan:
X = Batas sumbu x (tingkat pelaksanaan)
Y = Batas sumbu ₓ (tingkat kepentingan)
K = Banyaknya atribut pelayanan (k-22)
• Pemetaan Atribut
Pada tahapan ini rata-rata setiap atribut kemudian dipetakan ke
dalam Diagram Kartesius dengan kemungkinan 4 posisi kuadran.
Posisi setiap atribut tergantung kepada nilai rata-rata atribut.
Penjelasan masing-masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kuadran A (Prioritas Utama)
Kuadran Prioritas Utama merupakan kuadran yang memuat
atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen. Tetap
pada kenyataannya atribut-atribut tersebut belu sesuai seperti
tempuh perusahaan adalah dengan melakukaan perbaikan
secara terus menerus sehingga performance atribut yang ada
dalam kuadran ini akan meningkat.
Tingkat Kepentingan
Prioritas Utama A
Pertahankan Prestasi B
Prioritas Rendah D
Berlebihan C
Tingkat Pelaksanaan Gambar 3.1
Diagram Kartesius Metode Importance Performance Analysis Sumber : (Rangkuti, 2003)
2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi)
Kuadran Pertahankan Prestasi merupakan kuadran yang
memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen
dan pelaksanaan atribut-atribut masuk ke dalam kuadran ini
harus tetap dipertahankan karena semua atribut ini menjadikan
produk/jasa tesebut unggul di mata konsumen.
3. Kuadran C (Berlebihan)
Kuadran berlebihan merupakan kuadran yang memuat
atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan dirasakan
terlalu berlebihan. Atribut yang masuk ke dalam kuadran ini
4. Kuadran D (Prioritas Rendah)
Kuadran Prioritas rendah merupakan kuadran yang memuat
atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh konsuen dan
pada kenyataan pelaksanaannya tidak tterlalu istimewa.
Penoingkatan atribut-atribut yang masuk ke dalam kuadran ini
dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Statistik Deskriptif
Setiap responden memiliki karekteristik yang berbeda. Untuk itu perlu dilakukan
pengelompokan dengan karekteristik tertentu. Adapun karekteristik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kategori Jenis Kelamin, Agama, Umur,
Pendidikan Terakhir, Pekerjaan. Berikut ini adalah hasil pengelompokan
responden berdasarkan kuisioner yang telah disebar.
4.1.1 Karekteristik Jenis Kelamin
Responden yang terpilih dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis kelamin yaitu
Pria dan Wanita. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin dengan jelas dapat
dilihat melalui table berikut.
Tabel 4.1
Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)
Pria 63 63,00
Wanita 37 37,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Dari table 4.1 diatas dapat diketahui jumlah responden pria paling dominan
yaitu 63 orang atau 63% dari total responden, sedangkan responden wanita 37
orang atau 37% dari jumlah responden yang terpilih. Hal ini dikarenakan jumlah
4.1.2 Karekteristik Berdasarkan Agama Responden
Berdasarkan Judul skripsi tersebut, peneliti mencoba menganalisis tingkat
kepuasaan nasabah non muslim terhadap kualitas bank syariah. Dalam hal ini
responden dikelompokkan menjadi 4 dari 5 agama resmi yang ada di Indonesia
yaitu Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha. Proporsi responden
dapat dilihat melalui table 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Karekteristik Berdasarkan Agama Responden
Agama Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
Katolik 48 48,00
Protestan 28 28,00
Hindu 6 6,00
Budha 18 18,00
Jumlah 100 100,00
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan table 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden yang
beragama Kristen Katolik lebih dominan menjadi nasabah di Bank Syariah
sebesar 48 orang atau 48% dari total responden,28 orang beragama Kristen
Protestan atau 28% dari total responden yang menjadi terbanyak kedua. Yang
beragama Budha sebanyak 18 orang atau 18% dari total responden, sedangkan
Hindu berada diurutan terakhir dengan jumlah responden sebesar 6 atau 6% dari
total responden.
4.1.3 Karekteristik Berdasarkan Umur
Responden dikelompokkan berdasarkan umur,sehingga kita dapat mengetahui
seberapa banyak nasabah Non Muslim yang menjadi nasabah Bank Syariah
berdasarkan umur masing-masing para responden. Proporsi Umur responden
Tabel 4.3
Karekteristik Berdasarkan Umur Responden
Umur Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
20 – 25 22 22,00
26 – 30 28 28,00
31 – 35 13 13,00
36 – 40 14 14,00
> 40 23 23,00
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan analisis terhadap umur nasabah yang menjadi responden
penelitian, ternyata responden dominan sebagian besar berumur antara 26 -30
tahun sebanyak 28 orang atau 28% dari total responden. Sedangkan yang berumur
lebih dari 40 tahun sebanyak 23 orang atau 23% dari total responden yang
menempatkan di posisi kedua. Responden yang berumur 20 – 25 sebanyak 22
orang atau 22% dari total responden yang ada. Responden yang berumur 36 – 40
sebanyak 14 orang atau 14% dari total responden, Sedangkan yang berumur 31-
35 sebanyak 13 orang atau 13% dari total responden. Hal ini mengidentifikasikan
bahwa banyaknya nasabah non muslim mayoritas berumur dewasa antara rentang
umur 26 – 30 tahun.
4.1.4 Karekteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Responden dikelompokkan kedalam 8 kelompok pendidikan yaitu S3, S2, S1, D4,
D3, SMA, SMP. Proporsi pendidikan resonden dapat diihat melalui tabel 4.4
Tabel 4.4
Karekteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Frekuensi
(orang)
Persentase (%)
S3 2 2,00
S2 7 7,00
S1 42 42,00
D4 1 1,00
D3 10 10,00
SMA 31 31,00
SMP 7 7,00
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui pendidikan responden yang
paling dominan yaitu S1 sebesar 42 orang atau 42% dari total responden, 31 orang
lulusan SMA atau 31% dari total responden. Lulusan D3 sebanyak 10 orang atau
10% dari total responden. Lulusan S2 dan SMP sama – sama berjumlah 7 orang
atau 7% dari total responden, lulusan S3 sebanyak 2 orang atau 2% dari total
responden, sedangkan D4 hanya 1 orang atau 1% dari total responden.
4.1.5 Karekteristik Berdasarkan Pekerjaan
Responden di kelompokkan menjadi 15 jenis pekerjaan, yaitu Mahasiswa,
Wiraswasta, wirausaha, Pengusaha, Waiters, PNS, BUMN/Karyawan, Guru,
Dosen, Ibu Rumah Tangga, Bidan, Sales, Dokter, Pensiunan, Belum Kerja.
Tabel 4.5
Karekteristik Berdasarkan Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Mahasiswa 10 10,00
Wiraswasta 25 25,00
Wirausaha 3 3,00
Pengusaha 7 7,00
Waiters 1 1,00
PNS 19 19,00
Pegawai
BUMN/Karyawan 8 8,00
Guru 4 4,00
Dosen 2 2,00
Ibu Rumah Tangga 4 4,00
Bidan 2 2,00
Sales 2 2,00
Dokter 1 1,00
Pensiunan 1 1,00
Belum Kerja 11 11,00
Jumlah 100 100
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Dari tabel 4.5 diatas, dapat dilihat pekerjaan yang paling dominan adalah
Wiraswasta sebanyak 25 orang atau 25% dari total responden. PNS sebanyak 19
orang atau 19% , Mahasiswa 10 orang atau 10%, Pegawai BUMN/Karyawan
sebanyak 8 orang atau 8% , Pengusaha sebanyak 7 orang atau 7% , Ibu Rumah
Tangga dan Guru sama – sama berjumlah 4 orang atau 4% , Wirausaha sebanyak
3 orang atau 3%, Dosen, Bidan, Sales sama – sama berjumlah 2 orang atau 2%
dari total responden. Pensiunan, Waiters dan Dokter berjumlah yang sama yaitu 1
orang atau 1% saja, sedangkan yang belum mendapat pekerjaan berjumlah 11
4.2 Uji Validitas dan Realibilitas
Menurut Dwi (2010 : 90) bahwa validitas adalah ketepatan atau kecermatan
suatu instrument dalam mengukur apa yang diukur. Uji validitas sering digunakan
untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala apakah
item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur.
Lebih lanjut menurut Dwi (2010 : 90) jika melakukan penelitian langsung
terhadap koefisien korelasi bisa digunakan maksimal korelasi di atas dari 0,30.
Sedangkan suatu instrument dikatakan reliable apabila instrument penelitian
tersebut bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Pengukuran valid atau tidaknya suatu item atau
butir pernyataan yang terdapat pada kuisioner, dilakukan dengan cara
membandingkan �ℎ����� dengan ������ . Adapun kriteria pengujian validitas
sebagai berikut:
a. Jika �ℎ����� bernilai positif dan �ℎ����� >������ , maka butir pernyataan
dinyatakan valid.
b. Jika �ℎ����� bernilai negative dan �ℎ��� ��<������, maka butir pernyataan
dinyatakan tidak valid.
c. Nilai �ℎ����� dapat dilihat pada tabel Item-Total Statistics di kolom
Corrected Item-Total Correction.
d. Derajat bebas (degree of freedom-df) diperoleh dari jumlah sampel
dikurangi 2 (df = N-2), maka df = 100 - 2 = 98, ������ = 1,65, ������ =
Berdasarkan pengujian validitas, didapat bahwa semua variabel yang diteliti menghasilkan korelasi lebih besar daripada nilai r tabel pada α = 5 % dan
N= 100. Dalam hal ini ����� � di tetapkan sebesar 0,195, yang memiliki arti bahwa
instrument tersebut dapat dikatakan valid karena diperoleh�ℎ����� positif dan �ℎ�����>������.
Berikut ini adalah hasil uji validitas dn realibilitas Analisis Tinngkat
Kepuasan Nasabah Non Muslim Terhadap Kualitas Pelayanan Pada Bank Syariah
Tabel 4.6 Item-Total Statistics
Kinerja Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Selanjutnya dilakukan uji realibilitas sebagai berikut:
Tabel 4.7
Case Processing Summary
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 4.8 Reliability Statistics
Dari tabel diatas, diperoleh bahwa nilai Cronbach’s Alpha ( 0,933) > 0,60,
dengan demikian data dikatakan reliable.
4.3. Hasil Metode Analisis Data 4.3.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan instrument kualitas pelayanan yang terdiri dari
Tangible (bukti fisik), reliability (kehandalan),responsiveness (daya tanggap),
assurance (jaminan), empathy (kepedulian) dan kepuasan nasabah. Data-data dari
variabel ini diungkap menggunakan kuesioner sebanyak 22 pertanyaan, dimana
pertanyaan tersebut berasal dari keenam instrument penelitian. Gambaran dari
masing-masing variabel kualitas pelayanan tersebut dapat dilakukan dengan
analisis deskriptif persentase. Berikut ini disajikan hasil analisis deskriptif
persentase tiap butir soal kualitas pelayanan yang ada di Bank Syariah Kota
Medan.
N %
Cases Valid 100 100.0
Excludeda 0 .0
Total 100 100.0
Cronbach's Alpha N of Items
1. Tangible (Bukti Fisik)
Bukti fisik yang diberikan oleh pihak Bank Syariah dalam kategori baik, hal
ini menunjukkan bahwa penampilan karyawan,kelengkapan kantor, fasilitas
ruangan dalam kondisi baik. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel-tabel
berikut ini:
Tabel 4.9
Penampian Karyawan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai para karyawan Bank
Syariah berpenampilan menarik
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden menyatakan sudah sangat baik sebesar 70% dan selebihnya 30%
menyatakan kurang baik. Dengan demikian menunjukkan bahwa penampilan
karyawan yang menunjang kenyamanan dan kepuasan nasabah di Bank Syariah
sudah baik. Sedangkan berdasarkan tingkat kepentingan, sebagian besar
responden yaitu 76% menganggap bahwa penampilan karyawan itu sangat
penting, dan selebihnya 24% menganggap atribut ini kurang penting. Dengan
demikian menunjukkan bahwa karyawan Bank Syariah itu sangat penting
Tabel 4.10
Kelengkapan Kantor yang Modern
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai kelengkapan kantor yang
modern pada bagian costumer service dalam hal(computer, telepon, mesin hitung, alat deteksi uang dll).
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat tidak penting
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 60% menyatakan bahwa kelengkapan alat kantor para karyawan
modern sangat baik, selebihnya menyatakan kurang baik sebesar 40%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa alat-alat penunjang kinerja para karyawan dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah dipandang sudah baik.
Sedangkan berdasarkan tingkat kepentingan, sebagian besar responden yaitu
76% menyatakan bahwa keberadaan alat dan prasarana modern bagi karyawan
sangat penting, dan selebihnya 24% menganggap atribut ini kurang penting.
Dengan demikian menunjukkan bahwa keberadaan kelengkapan kantor mendapat
respon yang positif dari semua responden,karena dapat mempermudah kinerja dan
Tabel 4.11 Fasilitas Ruangan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai fasilitas fisik
ruangan yang menarik bagi nasabah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden 61% menyatakan fasilitas ruangan sangat baik, sedangkan selebihnya
menyatakan kurang baik 39%. Dengan demikian menunjukkan bahwa fasilitas
ruangan pada Bank Syariah sudah sangat baik. Sedangkan berdasarkan tingkat
kepentingan, sebagian besar responden yaitu 72% menganggap bahwa atribut
mengenai fasilitas ruangan sangat penting, 28% menganggap atribut ini kurang
penting..
2. Kehandalan
Tabel 4.12
Kejelasan Karyawan Menyampaikan Informasi
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai kejelasan informasi
yang diberikan karyawan jelas dan akurat
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja, menunjukkan sebagian besar
responden yaitu 62% menyatakan bahwa kemampuan karyawan dalam
menjelaskan informasi sudah sangat baik, sebanyak 38% menyatakan kurang baik.
Dengan demikian menunjukkan bahwa karyawan mampu memberikan penjelasan
terhadap produk atau masalah yang di hadapi dengan baik,akan tetapi terdapat
juga responden yang menyatakan ketidakpuasannya dan menjadi koreksi bagi
pihak bank dalam menangani masalah ini. Sedangkan pada tingkat kepentingan,
sebanyak 75% menyatakan bahwa atribut mengenai kemampuan dalam
menjelaskan informasi dianggap sangat penting oleh nasabah, sedangkan 25%
Tabel 4.13
Kesediaan Karyawan Memberika Penjelasan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai kesediaan karyawan dalam
memberikan penjelasan kepada nasabah a.Sangat baik/sangat penting
b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat tidak penting
11
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 65% menyatakansangat baik, selebihnya kurang baik 35%. Hal
ini menunjukkan bahwa kemampuan karyawan dalam memberikan penjelasan
sudah baik , walaupun masih terdapat responden yang kurang puas dengan
pelayanan tersebut. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 72%
menyatakan atribut mengenai kesediaan karyawan dalam memberikan penjelasan
sangat penting oleh nasabah, sedangkan 28% menganggap atribut ini kurang
penting.
Tabel 4.14
Penyampaian Jasa Dengan Menetapkan Janji Yang Sudah Disepakati
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 karyawan menyampaikan jasa
sesuai dengan janji yang telah disepakati kepada nasabah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat tidak penting
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 60% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 40%. Dengan demikian menunjukkan bahwa menetapkan janji yang
telah disepakati kepada nasabah sudah baik, akan tetapi masih terdapat nasabah
yang tidak puas dengan pelayanan tersebut. Sedangkan pada tingkat kepentingan,
sebanyak 73% merealisasikan janji kepada nasabah adalah sangat penting.
Sedangkan 27% menganggap atribut ini kurang penting.
3. Daya tanggap
Daya tanggap yang diberikan pihak Bank Syariah dalam kategori baik, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi Bank Syariah menurut responden adalah baik. Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.15
Service yang cepat kepada nasabah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 karyawan melakuka service
yang cepat dalam memberikan layanan kepada nasabah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 52% menyatakan sangat baik terhadap kesigapan karyawan dalam
memberikan layanan kepada nasabah, sedangkan selebihnya menyatakan kurang
karyawan sudah berjalan dengan baik. Sedangkan pada tingkat kepentingan,
sebanyak 68% menyatakan bahwa atribut mengenai layanan service yang cepat
dianggap sangat penting oleh nasabah, dan 32% menganggap atribut ini kurang
penting
Tabel 4.16
Tanggap dalam merespon keluhan nasabah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 karyawan tanggap dalam
merespon keluhan para nasabah a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 55% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 45%. Dengan demikian menunjukkan bahwa cepat tanggap karyawan
dalam merespon keluhan para nasabah sudah baik. Sedangkan pada tingkat
kepentingan, sebanyak 68% menyatakan bahwa atribut mengenai cepat tanggap
merespon keluhan dianggap sangat penting dan sisa nya 32% dianggap kurang
Tabel 4.17 Pelayanan Yang Baik
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Karyawansanggup
memberikan pelayanan dengan baik
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 58% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 42%. Dengan demikian menunjukkan bahwa karyawan dalam
memberikan pelayanan kepada nasabah sudah melaksanakannya dengan baik.
Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 68% menyatakan sangat penting
dan sisanya 32% kurang penting oleh nasabah.
4. Jaminan
Jaminan yang diberikan pihak Bank Syariah dalam kategori baik, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi Bank Syariah menurut responden adalah baik.
Tabel 4.18
Pengetahuan karyawan terhadap produk-produk yang ditawarkan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Karyawan memiliki pengetahuan
yang baik tentang produk-produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 54% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 46%. Dengan demikian pengetahuan karyawan terhadap produk yang
ditawarkan sudah baik. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 54%
menyatakan sangat penting oleh nasabah, dan 46% menganggap atribut ini kurang
penting.
Tabel 4.19
Membina Hubungan Yang Baik Kepada Nasabah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah
1 Karyawan Bank Syariah
membina hubungan yang baik dengan nasabah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 62% menyatakan sangat baik bahwa para karyawan Bank Syariah
harus membina hubungan yang baik kepada nasabah, sedangkan selebihnya
menyatakan kurang baik 38%. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak
69% menyatakan bahwa atribut mengenai membina hubungan yang baik kepada
nasabah dianggap sangat penting oleh nasabah, 31% menganggap atribut ini
kurang penting.
Tabel 4.20
Karyawan Menangani Produk Yang Baik Kepada Nasabah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Karyawan Bank Syariah
menangani produk yang ditawarkan dengan baik kepada nasabah atau kepada calon nasabah.
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 49% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 51%. Dengan demikian menunjukkan bahwa karyawan Bank Syariah
kurang baik dalam menawarkan dan mempersentasikan produk yang ditawarkan
kepada nasabah dan calon nasabah. Sedangkan pada tingkat kepentingan,
sebanyak 65% menyatakan bahwa atribut mengenai kemampuan menangani
Tabel 4.21 Keramahan Karyawan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah
1 Karyawan ramah dalam
melayani nasabah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 61% menyatakan sangat baik, selebihnya menyatakan kurang
baik 39%. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 67% menyatakan
bahwa atribut mengenai keramahan karyawan dianggap sangat penting oleh
nasabah, 33% menganggap atribut ini kurang penting.
Tabel 4.22
Karyawan Terlatih Dengan Baik
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Karyawan Bank Syariah terlatih
dengan baik
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 61% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
dalam melayani nasabah dengan baik. Sedangkan pada tingkat kepentingan,
sebanyak 65% menyatakan bahwa atribut mengenai kemampuan karyawan dalam
melayani nasabah dianggap sangat penting oleh nasabah, dan 35% menganggap
atribut ini kurang penting.
Tabel 4.23
Image Bank Syariah dimata Masyarakat
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Image atau citra Bank Syariah
dimata masyarakat atau nasabah cukup terpercaya.
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 58% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 42%. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 69%
menyatakan bahwa atribut Image Bank Syariah dianggap sangat penting oleh
nasabah, selebihnya 31% menganggap atribut ini kurang penting.
5. Empati
Empati yang diberikan pihak Bank Syariah dalam kategori baik, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi Bank Syariah menurut responden adalah baik. Untuk
Tabel 4.24
Merasa diperlakuan baik oleh karyawan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai tindakan atau
perlakuan karyawan kepada nasabah.
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 61% menyatakan bahwa nasabah diperlakukan dengan sangat
baik oleh karyawan, sedangkan selebihnya menyatakan kurang baik 39%.
Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 72% menyatakan bahwa atribut
mengenai perlakuan karyawan kepada nasabah dianggap sangat penting oleh
nasabah, dan 28% menganggap atribut ini kurang penting.
Tabel 4.25
Perlakuan karyawan terhadap nasabah selama transaksi
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai para karyawan selama
transaksi memperlakukan nasabah dengan baik
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting
e.Sangat tidak baik/Sangat
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 65% menyatakan bahwa nasabah selama melakukan transaksi
merasa diperlakukan dengan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 35%. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 70%
menyatakan bahwa atribut mengenai perlakuan karyawan kepada nasabah saat
melakukan transaksi dianggap sangat penting oleh nasabah, dan 30% menganggap
atribut ini kurang penting.
Tabel 4.26
Memahami keinginan nasabah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai Bank Syariah yang
memahami keinginan nasabah a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 56% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
kurang baik 44%. Dengan demikian menunjukkan bahwa Bank Syariah mampu
memberikan pelayanan dan keinginan para nasabah terpenuhi. Sedangkan pada
tingkat kepentingan, sebanyak 70% menyatakan bahwa atribut mengenai
memahami keinginan nasabah yang dilakukan Bank Syariah dianggap sangat
Tabel 4.27
Perhatian Karyawan Dengan Komplain nasabah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Mengenai perhatian karyawan
pada nasabah yang komplain a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
tidak penting
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 66% menyatakan para karyawan professional dalam mengatasi
masalah atau komplain dari nasabah dengan sangat baik, sedangkan selebihnya
menyatakan kurang baik 34%. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak
72% menyatakan bahwa atribut mengenai perhatian karyawan dalam menangani
masalah nasabah dianggap sangat penting oleh nasabah, selebihnya 28%
menganggap atribut ini kurang penting.
5. Kepuasan
Kepuasan yang diberikan pihak Bank Syariah dalam kategori baik, hal ini
menunjukkan bahwa kondisi Bank Syariah menurut responden adalah baik. Untuk
Tabel 4.28 Kepuasan Pelayanan
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Nasabah merasa senang dan
puas atas pelayanan yang diberikan Bank Syariah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 51% menyatakan sangat baik, selebihnya menyatakan kurang
baik 49%. Hal ini menunjukkan bahwa nasabah merasa puas dengan pelayanan
Bank Syariah. Sedangkan pada tingkat kepentingan, sebanyak 67% dianggap
sangat penting oleh nasabah, dan 33% menganggap atribut ini kurang penting. Tabel 4.29
Pelayanan Yang Cepat Selama Transaksi
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Nasabah merasa mendapat
pelayanan yang cepat dan memuaskan dari Bank Syariah a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar
responden yaitu 66% menyatakan sangat baik, sedangkan selebihnya menyatakan
mendapat pelayanan yang cepat dan memuaskan dari Bank Syariah. Sedangkan
pada tingkat kepentingan, sebanyak 70% menyatakan bahwa atribut terhadap
pelayanan yang cepat dan memuaskan dari Bank Syariah dianggap sangat penting
oleh nasabah, selebihnya 30% menganggap atribut ini kurang penting.
Tabel 4.30
Pelayaana Sopan Dan Santun
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah
1 Nasabah mendapatkan
pelayanan yang sopan, santun dan ramah
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas terhadap kinerja menunjukkan, sebagian besar responden yaitu 69% menyatakan sangat baik , sedangkan selebihnya menyatakan kurang baik 31%. Dengan demikian menunjukkan nasabah selama melakukan transaksi merasa
mendapat pelayanan yang cepat dan memuaskan dari Bank Syariah. Sedangkan
Tabel 4.31 Image Bank Syariah
NO Atribut
Kinerja Kepentingan Jumlah 1 Image atau citra Bank Syariah
di mata masyarakat atau nasabah terjamin,sehingga nasabah menjadi puas.
a.Sangat baik/sangat penting b.Baik/Penting
c.Kurang baik/Kurang penting d.Tidak baik/Tidak penting e.Sangat tidak baik/Sangat
Sumber : Data primer yang diolah,2013
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden yaitu 64%
menyatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan image atau citra Bank Syariah di
mata masyarakat atau nasabah terjamin,sehingga nasabah menjadi puas.
Sedangkan selebihnya menyatakan kurang baik 36%. Sedangkan pada tingkat
kepentingan, sebanyak 73% menyatakan bahwa atribut mengenai Image Bank
Syariah dianggap sangat penting oleh nasabah, dan 27% menganggap atribut ini
kurang penting.
4.4Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index, CSI)
Pengukuran terhadap indeks kepuasan konsumen digunakan untuk
mengetahui besarnya indeks kepuasan yang dihasilkan oleh suatu produk. Tanpa
adanya CSI tidak mungkin manajer dapat menentukan tujuan dalam peningkatan
kepuasan pelanggan konsumen (Irawan, 2004). Nilai rata-rata pada tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing atribut produk dan layanan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 100 orang responden untuk
mengetahui Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah Non Muslim Terhadap Kualitas
Pelayanan Pada Bank Syariah Di Kota Medan dengan menggunakan metode
Customer Satisfaction Indeks (CSI), diperoleh hasil sebesar 68,9% yang berarti
pada kisaran antara 66,00 – 80,99. Berdasarkan hasil CSI tersebut, maka kualitas
pelayanan pada Bank Syariah di Kota Medan dapat dikategorikan puas. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa sebagian besar nasabah non muslim yang menjadi
nasabah Bank Syariah tersebut merasa puas terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan oleh karyawan selama ini. Meskipun berdasarkan hasil CSI
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pada Bank Syariah dikategorikan puas,
namun berdasarkan penelitian dengan menggunakan metode
Importance-Performance Analysis (IPA) , masih ada beberapa atribut kinerja pelayanan yang
harus diperbaiki agar pelayanan yang diberikan Bank Syariah kepada nasabah
dapat tetap mempertahankan kepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanannya.
Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan metode Customer
Tabel 4.32
Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI)
No Atribut 2 Kelengkapan
kantor yang
6 Penyampaian jasa dengan
14 Karyawan 21 Pelayanan yang
cepat selama
4.5Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan (Importance And Perfomance Analysis)
Salah satu cara untuk menentukan prioritas perbaikan terhadap atribut kinerja
produk adalah dengan menggunakan analisis tingkat kepentingan dan tingkat
kepuasan (Importance Perfomance Analysis atau IPA). Analisis IPA ini
menggambarkan prioritas perbaikan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja.
Analisis IPA memetakan atribut ke dalam empat kuadran, yaitu (I) Kuadran
Rendah, dan (IV) Kuadran Berlebihan. Pemetaan tersebut berdasarkan rata-rata
skor tingkat kepentingan dan rata-rata skor tingkat kepuasan masing-masing
atribut. Hasil IPA dari penelitian ini
Analisis IPA memetakan atribut ke dalam empat kuadran, yaitu (I) Kuadran
Prioritas Utama, (II) Kuadran Pertahankan Prestasi, (III) Kuadran Prioritas
Rendah, dan (IV) Kuadran Berlebihan. Pemetaan tersebut berdasarkan rata-rata
skor tingkat kepentingan dan rata-rata skor tingkat kepuasan masing-masing
atribut. Hasil IPA dari penelitian ini disajikan pada Tabel 4.33.
Tabel 4.33
Tingkat Kepentingan dan Kepuasan (IPA)
No Atribut 2 Kelengkapan
kantor yang
6 Penyampaian jasa dengan menetapkan janji yang sudah
karyawan 21 Pelayanan yang
cepat selama transaksi
18 48 23 9 2 371 28 42 18 4 8 378 98,14
22 Pelayanan sopan
dan santun 24 45 17 7 7 372 37 37 14 5 7 392 94,89 23 Image bank
syariah 22 45 19 12 5 376 37 36 15 8 4 394 95,43
Gambar 4.1 Diagram Kartesius Importance and Performance
Keterangan :
1. Penampilan karyawan
2. Kelengkapan kantor yang modern 3. Fasilitas ruangan
4. Kejelasan karyawan menyampaikan informasi 5. Kesediaan karyawan memberikan penjelasan
6. Penyampaian jasa dengan menetapkan janji yang sudah disepakati 7. Service yang cepat kepada nasabah
8. Tanggap dalam merespon keluhan nasabah 9. Pelayanan yang baik
10. Pengetahuan karyawan terhadap produk yang ditawarkan 11. Membina hubungan yang baikkepada nasabah
12. Karyawan menangani produk yang baik kepada nasabah 13. Keramahan karyawan
18. Memahami keinginan nasabah
19. Perhatian karyawan dengan komplain nasabah 20. Kepuasan Pelayanan
21. Pelayanan yang cepat selama transaksi 22. Pelayanan sopan dan santun
23. Image bank syariah.
Berdasarkan Gambar 1, dapat dijelaskan tiap-tiap kuadran adalah sebagai berikut : 1. Kuadran I (Prioritas Utama)
Kuadran I menunjukkan atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan
nasabah yang penanganannya perlu diprioritaskan, karena keberadaan
atribut-atribut ini dinilai sangat penting oleh pelanggan namun tingkat
pelaksanaannya tidak memuaskan atau dapat dikatakan bahwa kinerja
atribut tersebut oleh perusahaan belum dilaksanakan sesuai dengan
harapan pelanggan. Atribut-atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini
adalah kejelasan karyawan menyampaikan informasi (4), Penyampaian
jasa dengan menetapkan janji yang sudah disepakati (6), fasilitas ruangan
(3), kelengkapan kantor yang modern (2), pelayanan yang baik (9),
kepuasan pelayanan (20), Membina hubungan yang baik kepada nasabah
(11). Atribut kejelasan karyawan menyampaikan informasi (4) termasuk
dalam faktor pendorong utama kepuasan nasabah, sehingga dapat
disimpulkan bahwa beberapa dimensi kualitas perlu ditingkatkan lagi
kinerjanya sesuai dengan keinginan atau harapan nasabah. Hal ini
dimaksudkan agar nasabah tidak mudah beralih ke Bank Konvensional
2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)
Atribut-atribut yang berada di kuadran ini menunjukkan tingkat
kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi menurut responden. Artinya
Bank Syariah telah melaksanakan atribut-atribut tersebut dengan baik dan
wajib untuk mempertahankannya. Atribut tersebut harus dipertahankan
kinerjanya karena dianggap sangat penting bagi nasabah dan
pelaksanaannya juga baik sehingga menjadi keunggulan perfomance di
mata nasabah. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah
penampilan karyawan, kesediaan karyawan memberikan penjelasan,
keramahan karyawan (1), perlakuan karyawan selama transaksi (17),
perhatian karyawan terhadap komplain nasabah (19), pelayanan sopan dan
santun (22), image bank syariah (23). Ketujuh atribut yang berada pada
kuadran II tersebut dinilai memiliki tingkat kepentingan tinggi dan
kinerjanya juga tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, pihak perusahaan
harus dapat mempertahankan prestasinya, kemudian meningkatkan kinerja
terhadap keenambelas atribut yang bersangkutan di masa yang akan
datang, sehingga pelanggan tetap memberikan pandangan yang baik dan
kepuasan mereka tetap terjaga.
Dari hasil analisis dengan metode IPA diketahui bahwa faktor pendorong
utama kepuasan nasabah (penampilan karyawan, kesediaan karyawan
memberikan penjelasan, keramahan karyawan, perlakuan karyawan
selama transaksi, perhatian karyawan terhadap komplain nasabah,
atribut yang penting. Selain itu, atribut ini juga mempunyai kinerja yang
bagus dan Bank Syariah telah berhasil memenuhi harapan para nasabah.
3. Kuadran III (Prioritas Rendah)
Atribut-atribut yang terdapat pada kuadran III dianggap termasuk atribut
yang kurang penting pengaruhnya bagi nasabah dan pelaksanaannya oleh
perusahaan tidak terlalu istimewa. Atribut-atribut yang terdapat pada
kuadran ini dirasa kurang penting oleh nasabah karena pengaruhnya
terhadap manfaat yang dirasakan oleh nasabah tidak terlalu besar. Namun
Bank Syariah tetap perlu memperhatikan kinerja atribut ini sehingga
atribut yang berada pada kuadran ini tidak berpindah pada kuadran I
karena penilaian nasabah suatu saat dapat berubah sehingga atribut yang
pada awalnya dinilai kurang penting dapat berubah menjadi penting.
Atribut-atribut tersebut adalah service yang cepat kepada nasabah
(7),tanggap dalam merespon keluhan nasabah(8), pengetahuan karyawan
terhadap produk yang ditawarkan (10), karyawan menangani produk yang
baik kepada nasabah (12), Merasa diperlakuan baik oleh karyawan (16),
Karyawan terlatih dengan baik (14). Semua atribut tersebut tidak menutup
kemungkinan untuk perlu ditingkatkan kinerjannya agar nasabah dapat
tertarik dan terpuaskan dengan kinerja karyawan Bank Syariah.
4. Kuadran IV (Berlebihan)
Kuadran IV menunjukkan atribut-atribut yang kurang penting bagi
konsumen tetapi pelaksanaannya berlebihan. Peningkatan kinerja pada
konsumen. Berdasarkan hasil yang diperoleh, terdapat tiga atribut yang
diperoleh pada kuadran IV. Atribut tersebut adalah image bank syariah
dimata masyarakat (15), memahami keinginan nasabah (18), pelayanan
yang cepat selama transaksi (21). Hal ini menunjukkan kinerja yang
dilakukan Bank Syariah dalam memberikan kepuasan pelayanan terhadap
nasabah atas atribut-atributnya masih dinilai belum cukup efektif dan
BABV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka
kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah:
1. Ternyata perbankan syarah diminati oleh semua kalangan, termasuk oleh
masyarakat non muslim yang berbeda keyakinan. Akan tetapi setelah
diteliti banyak tanggapan yang positif dan hampir keseluruhan masyarakat
non muslim puas. Namun masih ada atribut – atribut pelayanan yang
belum maksimal di aplikasikan dan perlu adanya perubahan kearah yang
lebih baik lagi kedepannya.
2. Berdasarkan analisis dengan metode CSI, ternyata nasabah non muslim
Bank Syariah puas terhadap kinerja pelayanan Bank Syariah selama ini.
Hal ini dapat dilihat dari nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) yang
sebesar 68,9% atau pada kisaran antara 66,00 – 80,99.
3. Berdasarkan analisis dengan metode IPA, terdapat 7 (tujuh) atribut
pelayanan yang masuk ke dalam Prioritas Utama. Hal ini menunjukkan
bahwa atribut-atribut tersebut dianggap kurang baik kinerjanya oleh
nasabah. Hal ini karena atribut-atribut tersebut dianggap sangat penting
namun pelaksanaannya masih dirasakan kurang oleh nasabah.
4. Bahwa terdapat 7 (tujuh) atribut yang memiliki prestasi yang baik menurut
nasabah, sehingga perlu dipertahankan prestasinya bahkan lebih
5. Bahwa terdapat 3 (tiga) atribut pelayanan yang dianggap berlebihan oleh
nasabah Bank Syariah. Hal ini berarti bahwa nasabah mengganggap
atribut-atribut tersebut tidak terlalu penting bagi nasabah, sehingga perlu
dipertimbangkan untuk dikurangi kinerjanya.
6. Untuk Kuadran Prioritas Rendah, terdapat 6 (enam) atribut pelayanan yang
masuk ke dalam kuadran ini. Hal ini membuktikan masih terdapatnya
atribut yang tidak mampu memberikan kepuasan pelayanan kepada
nasabah. atribut tersebut itu juga tidak menutup kemungkinan untuk perlu
ditingkatkan kinerjannya agar nasabah dapat tertarik dan terpuaskan
dengan kinerja karyawan Bank Syariah.
5.2 Saran
Mengacu pada pembahasan dan kesimpulan di atas maka terdapat
beberapa saran dari penelitian untuk meningkatkan kinerja Bank Syriah Kota
Medan. Hal ini dilakukan agar para nasabah yang ada dapat lebih puas. Saran-
saran tersebut adalah:
1. Disarankan agar dalam meningkatkan kepuasan nasabah maka pihak
manajemen perusahaan sebaiknya meningkatkan kualitas pelayanan para
nasabah, selain itu dengan menambah sarana dan prasarana penunjang
ruang pelayanan. Seperti ruang tunggu yang nyaman, dan fasilitas
mendukung lainnya demi menjaga dan menambah tingkat kepuasan
nasabah.
2. Dari hasil temuan dalam meningkatkan pelayanan, Bank Syariah harus
karyawan Bank Syariah Kota Medan. Hal ini dilakukan berdasarkan
temuan beberapa atribut utama yang harus cepat diperbaiki oleh pihak
manajemen Bank Syariah Kota Medan adalah kejelasan karyawan
menyampaikan informasi, kesedian karyawan memberikan penjelasan,
fasilitas ruangan, kelengkapan kantor yang modern, pelayanan yang baik,
kepuasan pelayanan, membina hubungan yang baik kepada nasabah.
Menurut nasabah kinerja Bank Syariah pada ketujuh atribut tersebut
masih rendah, sedangkan kepentingannya tinggi. Sehingga dengan adanya
pelatihan – pelatihan teknik pelayanan tersebut maka diharapkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Pengertian Pelayanan
Kita semua harus dapat memahami bahwa layanan (service) berasal dari
orang-orang, bukan dari organisasi atau perusahaan. Dengan demikian, layanan
itu mungkin diberikan karena satu pihak berkehendak membantu pihak lain secara
sukarela, atau adanya permintaan dari pihak lain kepada satu pihak untuk
membantunya secara sukarela. Misalnya, bantuan yang berkaitan dengan
kegotong royongan antar warga, bantuan perhelatan, bantuan duka cita, bantuan
hukum cuma-cuma, pemeliharaan anak yatim/piatu, pemeliharaan orang jompo,
dan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh para aktivitas dalam organisasi
non-komersial seperti lembaga swadaya masyarakat.
Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha pada kegiatan
yang sifatnya jasa. Peranannya akan lebih besar dan menentukan jika pada
kegiatan jasa tesebut kompetisi (persaingan) cukup ketat dalam upaya merebut
pangsa pasar atau langganan. Tingkat pelayanan merupakan suatu tingkat yang
ditunjukkan oleh pusat pelayanan dalam menangani orang-orang yang
memerlukan pelayanan-pelayanan.
Kasmir (2005 : 15) mengemukakan bahwa : ” Pelayanan adalah sebagai tindakan
atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra (2005 : 39) mengemukakan bahwa :
”Konsep orientasi pelayanan lebih menekankan pada aspek praktik, kebijakan dan
prosedur layanan pada sebuah organisasi.
Menurut Atep Adya Barata (2004 : 10) bahwa : ” Suatu pelayanan akan terbentuk
karena adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan
kepada pihak yang dilayani.”
Pelayanan dapat terjadi antara :
1. Seorang dengan seorang.
2. Seorang dengan kelompok.
3. Kelompok dengan seorang.
4. Orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal layanan diberikan karena tujuan komersial, satu pihak akan
menyediakan layanan bagi pihak lain bila pihak lain tersebut bersedia untuk
membayar. Misalnya, layanan yang diberikan karena ada transaksi jual beli,
layanan timbal balik antara pegawai dan perusahaan, layanan timbal balik antara
pegawai negara dan instansi pemerintah tempatnya bekerja, antara pejabat negara
dan lembaganya, dan hubungan timbal balik antara atasan dan bawahan sebagai
lanjutan hubungan antar posisi dalam organisasi komersil, non-komersil maupun
instansi pemerintah.
Salah satu cara agar penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul
dibandingkan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang
berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat
berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih
pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan. Dan setelah menikmati jasa
tersebut mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka
harapkan.
Bila jasa yang mereka nikmati ternyata berada jauh di bawah jasa yang
mereka harapkan, para konsumen akan kehilangan minat terhadap pemberi jasa
tersebut. Sebaliknya, jika jasa yang mereka nikmati memenuhi atau melebihi
tingkat kepentingan, mereka akan cenderung memakai kembali produk jasa
tersebut. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang
perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian nasabah.Karena
itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus
berorientasi pada kepentingan nasabah dengan memperhatikan komponen kualitas
nasabah.
2.2 Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas jasa atau kualitas layanan (service quality) berkontribusi signifikan
bagi penciptaan diferensiasi, positioning, dan strategi bersaing setiap organisasi
pemasaran, baik perusahaan manufaktur maupun penyedia jasa.Sayangnya, minat
dan perhatian pada pengukuran kualitas jasa dapat dikatakan baru berkembang
sejak dekade 1980-an.
Pada perusahaan jasa, pelayanan yang diberikan adalah ”produk”nya, oleh
karena itu kegiatan merancang pelayanan lebih abstrak (kabur) dibandingkan
dengan kegiatan merancang produk. Zulian Yamit (2002 : 95) mengemukakan