• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA

PENGOLAHAN KOPI ARABIKA

PADA UNIT USAHA PRODUKTIF ULIAN MURNI

KABUPATEN BANGLI

SKRIPSI

Oleh

Ni Luh Wicanodian Surya

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA

PENGOLAHAN KOPI ARABIKA

PADA UNIT USAHA PRODUKTIF ULIAN MURNI

KABUPATEN BANGLI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh

Ni Luh Wicanodian Surya NIM. 1205315014

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

ii

PERYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan

sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa

skripsi ini bukan hasil karya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Denpasar, Januari 2016 Yang menyatakan,

(4)

iii

ABSTRACT

Ni Luh Wicanodian Surya. NIM 1205315014. Value Added and Feasibility of Business Processing Arabica Coffee on Productive Business Unit Ulian Murni Bangli Regency. Supervised by: Dr. Ir. I Made Sudarma, MS. and Putu Udayani Wijayanti, SP.,M.Agb.

Ulian Murni Productive Business Unit is Arabica coffee processing business that had been generated value added and obtained the assistance of investment by Department of Estate Crops Bali Province such as processing facilities, and credit. This study aimed to analyze the value added, financial feasibility, and business obstacles in Ulian Murni Productive Business Unit. Value added was calculated by Hayami method, and financial feasibility was analyzed by investment criteria. The results show that value added of raw materials are Rp 2,548.16/kg from HS coffee processing, Rp 2,429.06/kg from 250 grams packaging of coffee powder and Rp 1,032.22/kg from 200 grams packaging. Based on investment criteria, Ulian Murni was financially feasible with Rp 3,324,980,784.49 of Net Present Value; of Internal Rate of Return equals to 36.81%; Net Benefit Cost Ratio of 3.25; and Payback Period at 5.62 years. The results of sensitivity analysis show that the business is prone to both on product prices decrease by 16.10% and operating costs increased by 20.20%. Business obstacles faced by Ulian Murni were the length of sunlight for coffee processing, lack of product promotion, and limited of human resources for coffee powder processing.

(5)

iv

ABSTRAK

Ni Luh Wicanodian Surya. NIM 1205315014. Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli. Dibimbing oleh: Dr. Ir. I Made Sudarma, MS. dan Putu Udayani Wijayanti, SP.,M.Agb.

Unit Usaha Produktif Ulian Murni merupakan usaha pengolahan Kopi Arabika yang menghasilkan nilai tambah dan memperoleh bantuan investasi dari Dinas Pekebunan Provinsi Bali berupa sarana dan prasarana pengolahan, serta kredit modal kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai tambah, kelayakan finansial, dan kendala usaha di Unit Usaha Produktif Ulian Murni. Nilai tambah dihitung dengan metode Hayami, dan kelayakan finansial dianalisis dengan kriteria investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah per kilogram bahan baku adalah Rp 2.548,16 pada pengolahan biji kopi HS, Rp 2.429,06 untuk kopi bubuk kemasan 250 g, dan Rp 1.032,22 untuk kopi bubuk kemasan 200 g. Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi usaha UUP Ulian Murni layak secara finansial dengan nilai Net Present Value sebesar Rp 3.324.980.784,491, Internal Rate of Return sebesar 36,81%, Net Benefit Cost Ratio sebesar 3,254, dan Pay Back Period selama 5,62 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ini sensitif terhadap penurunan harga jual produk sebesar 16,10% dan kenaikan biaya operasional sebesar 20,20%. Kendala usaha yang dihadapi yaitu kendala cuaca pada saat penjemuran biji kopi, kurangnya promosi kopi bubuk, dan sumber daya manusia (SDM) yang kurang pada pengolahan kopi bubuk.

(6)

v

RINGKASAN

Unit Usaha Produktif (UUP) Ulian Murni merupakan usaha pengolahan Kopi Arabika yang awalnya hanya melakukan penjualan kopi gelondong merah. Usaha UUP Ulian Murni berkembang secara bertahap setelah Dinas Perkebunan Provinsi Bali memberikan bantuan sarana dan prasarana pengolahan kopi pada tahun 2000. Saat ini UUP Ulian Murni mampu menghasilkan produk olahan berupa biji kopi HS, kopi bubuk kemasan 250 g, dan kopi bubuk kemasan 200 g. Perbedaan dua jenis kopi bubuk tersebut terletak pada bahan baku yang digunakan. Bahan baku kopi bubuk 250 g yaitu buah kopi gelondong merah,

sedangkan bahan baku kopi bubuk 200 g adalah buah kopi campuran (buah kopi kuning, merah, dan hijau). Usaha pengolahan kopi pada UUP Ulian Murni merupakan usaha yang menghasilkan nilai tambah. Nilai tambah terbentuk karena adanya perubahan bentuk pada proses pengolahan kopi mulai dari buah kopi

gelondong menjadi biji kopi HS dan kopi bubuk. UUP Ulian Murni mendapatkan bantuan investasi berupa bangunan pengolahan, peralatan dan mesin pengolahan, serta modal kerja berupa kredit dari pemerintah Provinsi Bali untuk keperluan kegiatan pengolahan. Usaha UUP Ulian Murni juga menghadapi beberapa kendala dalam melakukan usaha pengolahan Kopi Arabika. Kendala yang dihadapi dapat berasal dari dalam dan luar UUP. Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk diteliti besarnya nilai tambah yang diperoleh, kelayakan usaha, serta kendala-kendala usaha dalam menjalankan usaha pengolahan Kopi Arabika.

Penelitian dilaksanakan di UUP Ulian Murni, Desa Ulian, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, pada bulan Agustus s.d. Oktober 2015. Responden penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) berjumlah 29 orang yang teridiri dari tiga orang pengurus dan 26 anggota UUP, dan tiga orang di luar anggota UUP. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif, dengan sumber data primer berupa hasil wawancara dan data sekunder dari studi literatur. Metode analisis data yang digunakan adalah metode Hayami untuk analisis nilai tambah, kriteria investasi (Net B/C, NPV, IRR, PBP, dan analisis sensitivitas) untuk analisis kelayakan finansial, serta analisis deskriptif

(7)

vi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai tambah pada pengolahan buah kopi gelondong merah menjadi biji kopi HS sebesar Rp 2.548,16/kg; pada pengolahan buah kopi gelondong merah menjadi kopi bubuk kemasan 250 g sebesar Rp 2.429,06/kg, dan pada pengolahan buah kopi campuran menjadi kopi bubuk kemasan 200 g sebesar Rp 1.032,22/kg. Keuntungan yang diperoleh UUP Ulian Murni sebesar Rp 2.301,17/kg biji kopi HS, Rp 1.235,66/kg kopi bubuk kemasan 250 g, dan Rp 34,62 kopi bubuk kemasan 200 g. Berdasarkan rasio nilai tambah pada produksi biji kopi HS dan kopi bubuk kemasan 200 g termasuk nilai tambah sedang, dan pada produksi kopi bubuk kemasan 250 g termasuk nilai tambah rendah, (2) Usaha UUP Ulian Murni layak untuk dijalankan berdasarkan perhitungan kriteria investasi pada tingkat suku bunga kredit PMUK sebesar 2,75% yaitu nilai Net B/C sebesar 3,254; NPV sebesar Rp 3.324.980.784,491; IRR sebesar 36,81%; dan PBP sebesar 5,62 tahun. Usaha UUP Ulian Murni juga layak dijalankan pada tingkat suku bunga komersial sebesar 13,91% dengan nilai Net B/C sebesar 1,664; NPV sebesar Rp 753.518.400,564; IRR sebesar 30,43%;

dan PBP selama 6,18 tahun, (3) analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha pengolahan Kopi Arabika ini tidak layak dilaksanakan apabila harga jual produk mengalami penurunan lebih dari 16% atau biaya operasional naik lebih dari 20,10%, (4) Kendala yang dihadapi oleh UUP Ulian Murni adalah kurangnya

sinar matahari pada saat penjemuran biji kopi, kurangnya promosi produk, dan sumber daya manusia yang kurang pada pengolahan kopi bubuk.

(8)

vii

NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA

PENGOLAHAN KOPI ARABIKA

PADA UNIT USAHA PRODUKTIF ULIAN MURNI

KABUPATEN BANGLI

Ni Luh Wicanodian Surya NIM. 1205315014

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. I Made Sudarma, MS. NIP. 19600728 198601 1 002

Pembimbing II

Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb.

NIP. 19810110 200501 2 001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS. NIP. 19630515 198803 1 001

(9)

viii

NILAI TAMBAH DAN KELAYAKAN USAHA

PENGOLAHAN KOPI ARABIKA

PADA UNIT USAHA PRODUKTIF ULIAN MURNI

KABUPATEN BANGLI

dipersiapkan dan diajukan oleh

Ni Luh Wicanodian Surya

NIM. 1205315014

telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal: 12 Januari 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No : 08/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 12 Januari 2016 Tim Penguji Skripsi adalah :

Ketua : Prof. Ir. I G A A Ambarawati, M.Ec., Ph.D Anggota : 1. Dr. I Wayan Budiasa, SP., MP

2. I Dewa Ayu Sri Yudhari, SP., M.Si

3. Dr. Ir. I Made Sudarma, MS

(10)

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karangasem pada tanggal 07 Maret 1994. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan I Gede Sudro Wicano dan Ni Luh Putu Rumiasih.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dengan menempuh pendidikan di TK Saraswati Manggis (1999-2000). Selanjutnya, penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 1 Manggis selama lima tahun (2000-2005), Karangasem. Kemudian penulis pindah ke Banyuwangi, Jawa Timur sehingga penulis melanjutkan sekolah di SDN 2 Watukebo, Banyuwangi (2005-2006). Pendidikan menengah pertama diselesaikan di SMPN 4 Rogojampi Satu Atap Banyuwangi (2006-2009). Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Giri Banyuwangi pada tahun 2009-2012. Penulis diterima di Program

Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan tahun 2012.

Selama masa kuliah, penulis aktif dalam berbagai kegiatan, diantaranya mengikuti berbagai macam seminar di tingkat regional sampai tingkat

internasional, menjadi anggota bidang IV (Pengabdian Masyarakat) Himpunan Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) FP UNUD periode 2013/2014, sekretaris HIMAGRI FP UNUD periode 2014/2015, mengikuti kepanitiaan di fakultas maupun program studi diantaranya menjadi Ketua Panitia Pengijauan HIMAGRI 2014, Sekretaris Panitia Jumpa Dekan 2013, Sekretaris Panitia ACF (Agribusiness Cadres Forming) HIMAGRI 2014 dan Sekretaris Panitia AFC (Agribusiness

Futsal Competition) HIMAGRI 2014. Beasiswa yang pernah diperoleh yaitu

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2015 ini adalah nilai tambah dan studi kelayakan usaha dengan judul Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada Unit Usaha Produktif Ulian Murni Kabupaten Bangli.

Penulisan skripsi ini tidak akan berhasil terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu yaitu. 1. Prof.Dr. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Udayana yang telah memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. Ir. I Wayan Widyantara, MP selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Udayana atas segala dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Dr. Ir. Made Sudarma, MS., sebagai pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan, selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

4. Putu Udayani Wijayanti, SP., M.Agb., sebagai pembimbing II yang membimbing, memberikan saran dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. I Made Sarjana, SP., M.Sc., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat, perhatian, dan masukan selama masa kuliah dan dalam proses penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang menjadi pembahas pada Seminar Usulan Penelitian, Seminar Hasil Penelitian, dan Sidang Skripsi atas saran dan arahan guna penyempurnaan skripsi ini.

(12)

xi

8. Bapak dan Ibu Pegawai Administrasi Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah membantu penulis dalam memenuhi kelengkapan administrasi. 9. Pengurus dan anggota UUP Ulian Murni yang telah memberikan izin, dan

membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.

10.Kedua orang tua tersayang, Bapak (I Gede Sudro Wicano), Ibu (Ni Luh Putu Rumiasih), Kakek dan Nenek, adik-adik (Megi, Nawi, dan Diwa) serta semua keluarga yang telah memberikan doa, semangat, dukungan yang tulus untuk kelancaran skripsi penulis.

11.Sahabat-sahabat tercinta (Ni Luh Ade Pebriantari, Ni Made Kencana Maharani, Catherine Anastasia Sinaga, Ni Wayan Winda Arisandi, Anak Agung Istri Priyatna Wulandari, AA Sagung Dessy Anestesia P, yang terus memberikan semangat, selalu menemani, selalu mengingatkan, dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.

12.Teman-teman angkatan 2012 yang memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama perkuliahan.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang turut membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis akan menerima segala masukan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan siapa saja yang memerlukannya.

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

RINGKASAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vii

TIM PENGUJI ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 7

1.4Manfaat Penelitian ... 7

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Gambaran Umum Kopi Arabika ... 9

2.2Budidaya Kopi Arabika ... 10

2.3Konsep Nilai Tambah ... 15

2.4Analisis Finansial ... 17

2.4.1 Analisis biaya dan manfaat ... 17

2.4.2 Kriteria kelayakan investasi ... 17

2.5Penelitian Terdahulu ... 20

2.6Kerangka Pemikiran ... 22

III.METODE PENELITIAN 3.1Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

3.2Penentuan Sampel Penelitian ... 25

3.3Data dan Metode Pengumpulan ... 26

3.3.1 Jenis data ... 26

3.3.2 Sumber data ... 26

(14)

xiii

3.4Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 27

3.5Batasan Operasional ... 28

3.6Metode Analisis Data ... 31

3.6.1 Analisis nilai tambah ... 31

3.6.2 Analisis kelayakan finansial ... 33

3.6.3 Analisis sensitivitas ... 37

3.6.4 Analisis kendala usaha yang dihadapi UUP Ulian Murni ... 37

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1Deskripsi Desa Ulian ... 38

4.2Sejarah dan Perkembangan UUP Ulian Murni ... 39

4.3Struktur Organisasi UUP Ulian Murni ... 39

4.4Proses Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni ... 42

4.4.1 Proses olah basah (wet process) ... 42

4.4.2 Proses olah kering (dry process) ... 46

4.5Modal Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni ... 47

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1Karakteristik Responden Penelitian ... 49

5.2Analisis Nilai Tambah Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni ... 51

5.3Analisis Finansial Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni ... 58

5.3.1 Aliran penerimaan (inflow) ... 60

5.3.2 Aliran pengeluaran (outflow) ... 62

5.3.2.1Biaya investasi ... 62

5.3.2.2Biaya operasional ... 65

5.3.2.3Pembayaran pinjaman ... 69

5.3.3 Perhitungan kriteria investasi ... 70

5.3.3.1Net B/C ... 70

5.3.3.2NPV ... 70

5.3.3.3IRR ... 71

5.3.3.4PBP ... 73

5.4Analisis Sensitivitas ... 75

5.5Analisis Kendala Usaha yang Dihadapi UUP Ulian Murni ... 77

VI.SIMPULAN DAN SARAN 6.1Simpulan ... 79

6.2Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1.1. Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian Provinsi Bali

Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Tahun 2010-2013 ... 1

1.2. Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Kopi di Provinsi Bali Tahun 2010-2013 ... 2

1.3. Luas Areal dan Jumlah Produksi Perkebunan Kopi Arabika Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2013 ... 3

2.1. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Penulis ... 22

3.1. Variabel, Indikator, Parameter dan Pengukuran ... 27

3.2. Analisis Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami ... 32

5.1. Karakteristik Umur Responden ... 50

5.2. Karakteristik Pendidikan Responden ... 50

5.3. Perhitungan Nilai Tambah Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni Periode Produksi Tahun 2014 ... 52

5.4. Perhitungan Sumbangan Input Lain ... 54

5.5. Penerimaan Pinjaman Kredit PMUK ... 61

5.6. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Kopi Arabika di UUP Ulian Murni ... 63

5.7. Biaya Investasi Anggota UUP Ulian Murni ... 63

5.8. Biaya Reinvestasi ... 64

5.9. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni Tahun 2009-2023... 65

5.10. Biaya Variabel Kopi HS Tahun 2009-2023 ... 67

5.11. Pembayaran Pinjaman Kredit PMUK ... 69

5.12. Perhitungan NPV pada UUP Ulian Murni ... 71

5.13. Perhitungan NPV Positif dan NPV Negatif ... 72

5.14. Perhitungan Net Cash Flow Kumulatif ... 73

5.15. Rekapitulasi Hasil perhitungan Kriteria Investasi Pada tingkat suku bunga 2,75% ... 74

5.16. Rekapitulasi Hasil perhitungan Kriteria Investasi Pada tingkat suku bunga 13,91% ... 75

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Nilai Tambah dan Kelayakan

Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni ... 24 4.1. Struktur Organisasi UUP Ulian Murni ... 40

4.2. Alur Proses Olah Basah (Wet Process) Pengolahan Kopi Arabika ... 43 4.3. Alur Proses Olah Kering (Dry Process) Pengolahan Kopi Arabika .... 46

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Perhitungan HOK untuk Analisis Nilai Tambah ... 83

2. Penyusutan Peralatan untuk Sumbangan Input Lain ... 84

3. Perkiraan Produksi Biji Kopi HS dan Kopi Bubuk ... 86

4. Penerimaan Biji Kopi HS dan Kopi Bubuk, Tahun 2009-2023 ... 87

5. Biaya Variabel Kopi Bubuk, Tahun 2009-2023 ... 88

6. Rincian Biaya Operasional Variabel untuk Biji Kopi HS ... 89

7. Rincian Biaya Operasional Variabel untuk Biji Kopi Bubuk ... 93

8. Penurunan Harga Sebesar 16% dan 16,10% untuk Perhitungan Analisis Sensitivitas ... 95

9. Kenaikan Biaya Operasional Sebesar 20,10% dan 20,20% untuk Perhitungan Analisis Sensitivitas ... 98

10. Analisis Finansial Usaha Pengolahan Kopi Arabika di UUP Ulian Murni ... 99

11. Analisis Finansial padaTingkat Discount Rate 13,91% ... 102

12. Analisis Sensitivitas pada Kemungkinan Penurunan Harga Sebesar 16% ... 105

13. Analisis Sensitivitas pada Kemungkinan Penurunan Harga Sebesar 16,10%... 108

14. Analisis Sensitivitas pada Kemungkinan Kenaikan Biaya Operasional Sebesar 20,10%... 111

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki banyak peran di

Provinsi Bali, salah satunya adalah sebagai sektor pembentuk Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Bali (2014), kontribusi sektor pertanian termasuk tanaman bahan makanan,

perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan terhadap PDRB mengalami

peningkatan dari tahun 2010 s.d. 2013 seperti yang terlihat pada Tabel 1.1.

Adanya peningkatan tersebut, menunjukkan peran sektor pertanian cukup baik

dalam berkontribusi terhadap PDRB Provinsi Bali.

Tabel 1.1

Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian Provinsi Bali Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Tahun 2010-2013

No. Sektor Pertanian Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Tanaman Bahan Makanan 5.299,90 5.678,48 6.045,33 6.888,07

2 Tanaman Perkebunan 1.029,10 1.067,91 1.184,13 1.248,71

3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.473,64 3.528,94 4.108,29 4.646,78

4 Kehutanan 4,78 5,36 5,58 6,13

5 Perikanan 2.291,29 2.456,48 2.793,65 3.113,17

Total 12.098,71 12.737,17 14.136,97 15.902,86

Sumber: BPS Provinsi Bali, 2014

Sektor pertanian terdiri dari beberapa subsektor yaitu tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Perkebunan

merupakan salah satu subsektor yang mempunyai kedudukan strategis dalam

pengembangan sektor pertanian di Provinsi Bali. Hal ini ditunjukkan dengan

komoditi perkebunan yang berkontribusi terhadap devisa Provinsi Bali. Salah satu

komoditi tersebut adalah kopi. Berdasarkan data volume ekspor kopi Provinsi

(19)

2

240 ton dengan nilai ekspor US$ 1,2 juta. Volume ekspor kopi tersebut meningkat

dari tahun 2013 yang hanya tercatat 36 ton atau US$ 205 ribu (Supriyanto, 2015).

Peningkatan volume dan nilai ekspor tersebut disebabkan oleh tingginya

permintaan kopi di pasar mancanegara pada tahun 2014. Peningkatan ekspor kopi

tersebut menunjukkan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perolehan devisa

Provinsi Bali.

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan potensial di Provinsi

Bali. Ada dua jenis kopi yang dihasilkan di Provinsi Bali yaitu Kopi Arabika dan

Kopi Robusta. Berdasarkan data dari BPS Provinsi Bali (2014), Kopi Robusta

memiliki luas areal tanam yang tetap dalam dua tahun terakhir yaitu 23.638 ha.

Jumlah produksi Kopi Robusta menurun sebesar 10,75% dari 14.680,70 ton

menjadi 13.102,92 ton, sedangkan luas areal tanam Kopi Arabika secara

keseluruhan selama tahun 2013 mencapai 13.112 ha atau meningkat 8,98% dari

tahun sebelumnya sebesar 11.934 ha. Peningkatan luas areal tanam juga diikuti

oleh peningkatan volume produksi, yaitu meningkat sebesar 2,25% dari

4.199,76 ton di tahun 2012 menjadi 4.214,65 ton di tahun 2013 (Tabel 1.2).

Peningkatan volume produksi tersebut berkontribusi terhadap perdagangan Kopi

Arabika baik pada pasar nasional maupun pasar kopi dunia.

Tabel 1.2

Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Kopi di Provinsi Bali Tahun 2010-2013

No Tahun

Kopi Arabika Kopi Robusta Luas areal

(ha)

Jumlah produksi (ton)

Luas areal (ha)

Jumlah produksi (ton)

1 2010 9.454 3.255,06 23.629 11.109,91

2 2011 10.484 3.123,17 23.628 7.256,25

3 2012 11.934 4.199,76 23.628 14.680,70

4 2013 13.112 4.214,65 23.628 13.102,92

(20)

3

Kopi Arabika merupakan salah satu jenis kopi yang terkenal dan

mendominasi produksi kopi diseluruh dunia sebesar 60% menurut data

International Coffee Organization (ICO) tahun 2014. Jumlah permintaan Kopi

Arabika lebih besar dibandingkan dengan Kopi Robusta, yang ditunjukkan dengan

jumlah ekspor kopi dunia. ICO mencatat, pada tahun 2014 volume ekspor Kopi

Arabika sebesar 34.189 kantong, sedangkan Kopi Robusta hanya sebesar

20.708 kantong (satu kantong berisi 60 kg). Hal ini menjadi menjadi peluang bagi

Indonesia dan Provinsi Bali khususnya untuk memenuhi permintaan Kopi Arabika

yang secara global masih tinggi.

Kabupaten Bangli merupakan kabupaten penghasil Kopi Arabika tertinggi

di Provinsi Bali dibandingkan dengan kabupaten lainnya, sebagaimana tercantum

pada Tabel 1.3. Total produksi Kopi Arabika Provinsi Bali pada tahun 2013

adalah sebesar 4.214,65 ton. Kabupaten Bangli berkontribusi sebesar 2.476 ton

(58,75%) dari total produksi Kopi Arabika di Provinsi Bali. Kabupaten Buleleng

menempati posisi kedua dengan jumlah produksi 847,88 ton (20,12%) dan sisanya

tersebar di Kabupaten Badung, Karangasem, Gianyar, dan Tabanan.

Tabel 1.3

Luas Areal dan Jumlah Produksi Perkebunan Kopi Arabika Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2013

No Kabupaten Luas areal (ha)

Jumlah produksi (ton)

Kontribusi (%)

1 Jembrana 0 0 0

2 Tabanan 849 52,00 1,23 3 Badung 1.413 531,32 12,61 4 Gianyar 398 73,95 1,75

5 Klungkung 0 0 0

6 Bangli 6.597 2.476,00 58,75 7 Karangasem 1.135 233,50 5,54 8 Buleleng 2.714 847,88 20,12

9 Denpasar 0 0 0

(21)

4

Kecamatan Kintamani merupakan salah satu kawasan penghasil Kopi

Arabika di Kabupaten Bangli. Luas areal tanam Kopi Arabika di Kecamatan

Kintamani pada tahun 2013 yaitu 6.335 ha, dengan produksi 2.314,39 ton

(BPS Kabupaten Bangli, 2014). Luas areal tanam kopi di Kintamani merupakan

luas areal tanam terluas di Kabupaten Bangli.

Kopi Arabika yang dihasilkan di kawasan Kintamani telah mendapatkan

sertifikat perlindungan Indikasi Geografis (IG) pada tanggal 5 Desember 2008.

Sertifikat tersebut diperoleh karena Kopi Arabika Kintamani Bali diproduksi

melalui proses produksi yang khas sesuai dengan Buku Persyaratan Kopi Arabika

Kintamani Bangli dan memiliki kualitas produk kopi yang dengan citarasa yang

khas. Kekhasan citarasa Kopi Arabika Kintamani Bali ini yaitu medium body

(kekentalan sedang), medium acidity (rasa pahit sedang), less astringent (rasa

sepat rendah), fruity (ada rasa lemon), dan good aroma (aroma bagus). Adanya

sertifikat IG tersebut, Kopi Arabika Kintamani Bali memiliki bargaining position

di pasar kopi internasional (Dinas Perkebunan Provinsi Bali, 2013).

Desa Ulian merupakan salah satu desa penghasil Kopi Arabika yang ada di

Kecamatan Kintamani. Keberadaan produsen atau petani Kopi Arabika di desa

tersebut tergabung dalam kelompok atau lembaga tradisional yang disebut subak

abian, salah satunya adalah Subak Abian Ulian Murni. Luas areal subak abian

yang ditanami kopi yaitu 69,50 ha. Kegiatan yang dilakukan para petani di bawah

lembaga subak abian ini mulai dari usahatani, pengolahan, hingga pemasaran

kopi. Subak Abian Ulian Murni membentuk unit usaha khusus yang melakukan

kegiatan pengolahan dan pemasaran kopi yaitu Unit Usaha Produktif (UUP)

(22)

5

UUP Ulian Murni pada awalnya hanya melakukan kegiatan usaha

penjualan kopi gelondong campuran dengan teknik petik rajut. Petik rajut

dilakukan bila sisa buah dipohon tinggal 10%, yaitu dengan memetik semua buah

yang tertinggal (Prastowo dkk, 2010). UUP Ulian Murni kemudian mendapatkan

pembinaan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember (Puslitkoka Jember)

pada tahun 2000, lalu mereka mulai menerapkan teknik petik gelondong merah.

Usaha penjualan kopi gelondong merah ini dimulai dari tahun 2000. Usaha UUP

Ulian Murni berkembang secara bertahap setelah Dinas Perkebunan Provinsi Bali

memberikan bantuan sarana dan prasarana pengolahan kopi pada tahun 2000.

Saat ini UUP Ulian Murni mampu menghasilkan produk olahan berupa biji kopi

HS (Horn Skin), dan kopi bubuk. Biji kopi HS adalah biji kopi yang masih

dilindungi oleh kulit tanduk setelah proses pengupasan kulit buah dengan mesin

pulper (Prastowo dkk, 2010).

Bantuan sarana dan prasarana pengolahan yang diberikan oleh Dinas

Perkebunan Provinsi Bali berupa bangunan pengolahan, serta peralatan dan mesin

pengolahan. Modal kerja berupa kredit dari Pemerintah Provinsi Bali diperoleh

UUP Ulian Murni untuk keperluan kegiatan pengolahan. Adanya bantuan

investasi tersebut, maka perlu dilakukan kajian secara khusus apakah UUP Ulian

Murni layak atau tidak secara finansial dalam melakukan kegiatan pengolahan

kopi, namun kajian tersebut belum pernah dilakukan.

Usaha pengolahan kopi pada UUP Ulian Murni merupakan usaha yang

menghasilkan nilai tambah. Nilai tambah terbentuk karena terjadi perubahan

bentuk pada proses pengolahan kopi mulai dari buah kopi gelondong merah

(23)

6

dihasilkan yaitu kopi bubuk kemasan 250 g dan kopi bubuk 200 g. Perbedaan dua

jenis kopi bubuk tersebut terletak pada bahan baku yang digunakan. Bahan baku

kopi bubuk 250 g yaitu buah kopi gelondong merah, sedangkan bahan baku kopi

bubuk 200 g adalah buah kopi campuran (buah kopi kuning, merah, dan hijau).

Besarnya nilai tambah produk kopi HS dan kopi bubuk belum diketahui

secara pasti oleh pihak UUP. Pihak UUP dapat mengetahui secara pasti besar

keuntungan yang didapatkan dari proses pengolahan kopi dengan menghitung

besarnya nilai tambah yang dihasilkan, sehingga memacu UUP untuk terus

melakukan pengembangan terhadap produk yang dijual, agar mendapatkan

keuntungan yang lebih besar.

Usaha UUP Ulian Murni juga menghadapi beberapa kendala dalam

melakukan usaha pengolahan Kopi Arabika. Kendala yang dihadapi dapat berasal

dari dalam dan luar UUP. Kendala yang dihadapi pihak UUP dapat

mempengaruhi proses pengolahan dan pemasaran produk kopi. Berdasarkan

uraian pada latar belakang tersebut, maka menarik untuk diteliti besarnya nilai

tambah yang diperoleh, apakah investasi yang dilakukan memenuhi kelayakan

usaha atau tidak, serta kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha dalam

menjalankan usaha pengolahan Kopi Arabika.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Berapa besar nilai tambah yang diperoleh pada pengolahan biji kopi HS dan

(24)

7

2. Bagaimana kelayakan usaha pengolahan Kopi Arabika UUP Ulian Murni

dilihat dari aspek finansial?

3. Bagaimana sensitivitas usaha pengolahan Kopi Arabika UUP Ulian Murni

apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

manfaat dan biaya?

4. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha UUP Ulian Murni

dalam melakukan pengolahan Kopi Arabika?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menganalis nilai tambah yang dihasilkan dari usaha pengolahan Kopi Arabika

pada UUP Ulian Murni.

2. Menganalisis kelayakan finansial usaha pengolahan Kopi Arabika pada UUP

Ulian Murni.

3. Menganalisis sensitivitas pada usaha pengolahan Kopi Arabika UUP Ulian

Murni apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

biaya dan manfaat.

4. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha UUP Ulian

Murni dalam melakukan pengolahan Kopi Arabika.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,

(25)

8

1. Bagi peneliti, yaitu dapat meningkatkan pemahaman mengenai nilai tambah

serta kelayakan finansial usaha pengolahan Kopi Arabika pada UUP.

2. Bagi pihak UUP Ulian Murni, yaitu sebagai masukan dan informasi sehingga

dapat membantu dalam mengetahui keuntungan usaha, dan kelayakan

finansial usaha.

3. Bagi pemerintah, yaitu sebagai masukan, gambaran, dan pertimbangan

mengenai pengembangan usaha produktif komoditi unggulan khususnya kopi

sehingga mampu meningkatkan pendapatan daerah.

4. Bagi pembaca, sebagai referensi, pedoman, literatur, dan inspirasi mengenai

analisis nilai tambah dan kelayakan finansial produk kopi, serta sebagai

masukan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah melakukan analisis nilai tambah,

kelayakan finansial, serta kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha pengolahan

kopi di UUP Ulian Murni. Produk yang dihasilkan berupa produk olahan biji kopi

HS, kopi bubuk kemasan 250 g, dan kopi bubuk kemasan 200 g. Metode analisis

yang digunakan untuk menghitung nilai tambah adalah dengan metode Hayami,

sedangkan untuk menganalisis kelayakan finansial membahas analisis kriteria

investasi yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C),

Internal Rate of Return (IRR), Pay Back Period (PBP), dan analisis sensitivitas

apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat

dan biaya. Kendala-kendala usaha yang dihadapi oleh UUP Ulian Murni dianalisis

(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Gambaran Umum Kopi Arabika

Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

Kopi Arabika adalah spesies asli yang berasal dari Ethiopia. Kopi Arabika tumbuh

di Afrika Barat, India Barat, Brazil, dan Jawa. Kopi Arabika merupakan tanaman

perdu tahunan yang memiliki akar tunggang, tingginya antara 7-12 m dan

mempunyai cabang. Percabangan sekunder sangat aktif bahkan pada cabang

primer di atas permukaan tanah membentuk kipas berjuntai menyentuh tanah.

Panjang cabang primer rata-rata mencapai 123 cm sedangkan ruas cabangnya

pendek-pendek. Batang tanaman Kopi Arabika berkayu, keras, dan tegak dengan

warna putih keabu-abuan. Beberapa sifat penting Kopi Arabika antara lain.

1. Syarat tumbuh Kopi Arabika pada daerah yang ketinggiannya antara

700-1700 m dpl dan suhu 16-20°C. Daerah yang iklimnya kering atau bulan

kering tiga bulan per tahun secara berturut-turut, yang sesekali mendapat

hujan kiriman.

2. Umumnya peka terhadap serangan penyakit HV, terutama bila ditanam di

dataran rendah atau kurang dari 500 m dpl.

3. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 kuintal kopi beras/ha/th), tetapi mempunyai

harga dan kualitas yang relatif lebih tinggi dari kopi lainnya. Produksi Kopi

Arabika bisa mencapai 15-20 kuintal/ha/th apabila dikelola secara intensif.

4. Umumnya berbuah sekali dalam setahun.

Beberapa varietas kopi yang termasuk Kopi Arabika dan banyak

diusahakan di Indonesia antara lain Abesinia, Pasumah, Marago Type,

(27)

10

2.2Budidaya Kopi Arabika

Menurut Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian (2010),

adapun langkah-langkah dalam budidaya Kopi Arabika, antara lain.

1. Persemaian

Benih yang digunakan harus dipilih dari buah kopi yang baik dan masak

dari bahan yang dikehendaki. Biji diperoleh setelah benih kulit, dan daging buah

dipisahkan dan lendir dibersihkan dengan abu, setelah itu benih diangin-anginkan

selama kurang lebih dua sampai tiga hari. Benih yang tersedia kemudian

disemaikan pada media yang sudah disiapkan. Tanaman persemaian harus dipacu

kira-kira 30 cm dan bersih dari sisa-sisa akar dan batu-batu lain. Bagian atas

bedengan diberi lapisan pasir tepat kira-kira 5 cm. Bedengan harus diberi naungan

dan setiap hari harus disiram dengan air yang cukup, tetapi tidak tergenang. Benih

dipindahkan ke tempat persemaian lapangan setelah berusia tiga bulan.

2. Penanaman

Persiapan lahan dilakukan dengan pembersihan semak, membongkar

tunggul atau akar pohon yang ada, kemudian diberakan dan dilakukan pengajiran.

Pengajiran adalah cara untuk mengatur jarak tanam agar rapi, lurus, dan teratur

dengan menggunakan ajir (bilahan bambu atau tongkat dari kayu). Jarak tanam

berbentuk segi empat 2,5 x 2,5 m, pagar 1,5 x 2,5 m, untuk tumpang sari 2 x 4 m.

Lubang tanam dibuat tiga bulan sebelum ditanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm

dan tanah galian dicampur dengan pupuk kandang ke dalam lubang setelah

2-4 minggu. Bibit kopi harus berumur 4-5 bulan, tinggi minimal 20 cm, jumlah

(28)

11

Penanaman Kopi Arabika memerlukan pohon pelindung yang hendaknya

sudah ditanam 1-2 tahun. Biasanya jenis pohon yang ditanam seperti lamtoro,

dadap, dan sengon. Pohon pelindung selain berguna untuk melindungi tanaman

kopi, juga berguna untuk memperpanjang umur produksi, menghindari penyakit,

mengurangi biaya penyiangan, dan dapat menurunkan suhu air dan tanah pada

musim panas.

3. Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan pada bibit yang sudah mati untuk menjamin jumlah

tegakan tanaman. Penyiangan dilakukan empat kali dalam sebulan pada tanaman

muda sedangkan untuk tanaman dewasa dua kali dalam sebulan yang bertujuan

meratakan unsur hara dan air. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu

awal musim hujan dan akhir musim hujan.

4. Panen

Ukuran kematangan buah kopi ditandai oleh perubahan kulit buah telah

merah. Warna tersebut akan berubah menjadi kehitam-hitaman setelah masa

masak penuh terlampaui (over ripe). Sistem petik merah akan menghasilkan kopi

pasar bermutu tinggi dengan rendemen yang tinggi sekitar 20-22%. Tanaman

Kopi Arabika sudah mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Buah kopi yang

bisa dipetik pada panen pertama hanya sedikit. Jumlah tersebut semakin

meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah berumur

7-9 tahun. Tanaman Kopi Arabika mampu berproduksi rata-rata 5-7

kuintal/ha/tahun pada saat umur tersebut.

5. Pascapanen (pengolahan hasil)

(29)

12

a. Pengolahan kering (dry process)

Pengolahan kering biasanya dilakukan pada buah kopi yang belum masak

(masih hijau) dan kelewat masak, serta buah kopi yang cacat lainnya. Buah kopi

disortasi dengan cara memisahkan buah kopi yang masak dari buah yang belum

masak dan kelewat masak, buah cacat dan kotoran lainnya. Buah kopi dijemur

selama 10-15 hari hingga kadar air kurang dari 13% setelah disortasi, setelah

proses penjemuran buah kopi dikupas dengan mesin pengupas (huller).

b. Pengolahan basah (wet process)

Buah kopi yang baik dan masak dipisahkan dari buah busuk, mentah, dan

kotoran lainnya. Buah kopi dimasukkan ke dalam bak sortasi buah yang berisi air.

Air yang digunakan adalah air yang bersih dan bebas dari kotoran yang dapat

mencemari biji kopi. Buah yang mengapung (terserang bubuk buah) dipisahkan

dari buah yang tenggelam dan selanjutnya diolah terpisah. Buah kopi dikupas

dengan mesin pengupas (pulper) tipe silinder setelah proses sortasi, kemudian biji

kopi difermentasi. Tahap fermentasi hanya dilakukan untuk pengolahan Kopi

Arabika. Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang

tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Tujuan lain

proses fermentasi ini adalah untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong

terbentuknya kesan mild pada citarasa seduhannya.

Prinsip fermentasi adalah pernguraian senyawa-senyawa yang terkandung

di dalam lapisan lendir oleh mikroba alami dan dibantu dengan oksigen dari

udara. Proses fermentasi dapat dilakukan secara basah (merendam biji kopi di

dalam genangan air) dan secara kering tanpa rendaman air. Cara sederhana untuk

(30)

13

plastik yang bersih atau dapat juga dilakukan dengan menumpuk biji kopi HS

basah di dalam bak semen dan kemudian ditutup dengan karung goni, dan

dilakukan pembalikan minimal satu kali sehari. Akhir fermentasi ditandai dengan

mengelupasnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Waktu fermentasi

biji Kopi Arabika berkisar 12-36 jam.

Biji kopi dicuci untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang

masih menempel dikulit tanduk setelah proses fermentasi. Proses pencucian ini

dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan mesin. Kopi gabah (kopi

HS) yang telah dicuci ditiriskan selama beberapa jam. Proses selanjutnya adalah

pengeringan. Kopi HS harus dijemur sampai kadar air 30%, selanjutnya dapat

dikeringkan dengan mesin pada suhu maksimum 45oC atau dijemur terus hingga

kering. Penjemuran dilakukan dengan menggunakan alas yang bersih.

Pengeringan ini dilakukan sampai kadar air kopi lebih rendah dari 12%.

c. Penggerbusan (Hulling)

Buah kopi kering digiling dengan mesin huller untuk mendapatkan biji

kopi Ose (kopi beras) atau dapat juga dilakukan dengan cara ditumbuk.

Penggerbusan dilakukan terhadap kopi HS yang cukup kering.

d. Penyimpanan

i. Biji kopi HS atau kopi beras dapat disimpan setelah cukup kering, dengan

kadar air 12%.

ii. Biji kopi harus dikemas dan disimpan dengan bahan kemas dari ruang

simpan yang tidak lembab, aerasi baik, bersih, dan bebas dari bahan yang

(31)

14

iii. Penyimpanan kopi bisa secara curah atau dalam karung. Penyusunan

karung dalam gudang menggunakan palet (landasan kayu) dengan jarak

dari lantai 10 cm, 60 cm dari dinding, dan 60 cm antartumpukan.

Penyusunan karung dengan sistem kunci lima dengan tinggi tumpukan

kurang dari 20 karung.

iv. Selama penyimpanan dilakukan pengawasan mutu biji kopi secara

periodik (setiap bulan) meliputi kadar air, serangan hama, dan jamur.

Penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari tiga bulan.

6. Proses pengolahan kopi bubuk

Kopi yang akan diolah menjadi bubuk kopi biasanya masih dalam bentuk

kopi Ose. Kopi Ose diolah menjadi kopi bubuk untuk menghasilkan nilai tambah.

Berikut ini proses pengolahan yang dilakukan (Puslitkoka Jember, 2013).

a. Penyangraian

Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses

sangrai diawali dengan penguapan air dan diikuti dengan reaksi pirolisis. Secara

kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak dari

ruang sangrai. Secara fisik, reaksi pirolisis ditandai dengan perubahan warna biji

kopi yang semula kehijauan menjadi kecoklatan. Kisaran suhu sangrai yang

umum adalah 195-205oC. Waktu penyangraian bervariasi mulai dari 7-30 menit

tergantung pada suhu dan tingkat sangrai yang diinginkan. Kisaran suhu sangrai

adalah sebagai berikut.

i. Suhu 190-195oC untuk tingkat sangrai ringan (warna coklat muda)

(32)

15

iii. Suhu > 205oC untuk tingkat sangrai gelap (warna coklat tua cenderung

agak hitam)

b. Penghalusan biji kopi sangrai

Biji kopi sangrai dihaluskan dengan alat penghalus (grinder) sampai

diperoleh butiran kopi bubuk dengan kehalusan tertentu. Butiran kopi bubuk

mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga senyawa pembentuk

citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh ke dalam air panas.

c. Pengemasan

Kopi bubuk dikemas dalam kemasan alumunium foil atau pembungkus

dari plastik dan di-press panas. Kesegaran, aroma, dan citarasa kopi bubuk akan

terjaga dengan baik pada kemasan vakum, supaya kandungan oksigen di dalam

kemasan minimal.

2.3Konsep Nilai Tambah

Menurut Hayami et. al (1987 dalam Kementrian Keuangan RI, 2012)

menyatakan nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai suatu komoditi

karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan ataupun penyimpanan dalam

suatu produksi. Definisi lain nilai tambah menurut Hayami et.al (1987 dalam

Maimun, 2009) adalah selisih antara komoditi yang mendapat perlakuan pada

tahap tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung.

Sumber-sumber dari nilai tambah tersebut adalah dari pemanfaatan faktor-faktor

seperti tenaga kerja, modal, sumberdaya manusia, dan manajemen.

Metode Hayami merupakan salah satu metode analisis nilai tambah yang

(33)

16

pengolahan (produksi sekunder). Produksi sekunder merupakan kegiatan produksi

yang mengubah bentuk produk primer.

Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tambah adalah penyusutan,

yaitu biaya penggantian untuk keausan dan kelapukan modal dalam produksi. Ada

dua konsep nilai tambah berdasarkan penyusutan yaitu nilai tambah netto dan

nilai tambah brutto. Nilai tambah netto adalah nilai yang memperhitungkan

penyusutan yang terjadi, sedangkan nilai tambah brutto adalah nilai yang tidak

memperhatikan penyusutan (Sicat dan Arndt, 1991 dalam Nur, 2013).

Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah, yaitu nilai tambah untuk

pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai tambah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar.

Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku

yang digunakan, dan tenaga kerja. Faktor pasar yang berpengaruh adalah harga

output, upah tenaga kerja, harga bahan baku, dan harga input lain. Menurut

Hayami et.al (1987 dalam Pertiwi, 2013)dalam analisis nilai tambah terdapat tiga

komponen pendukung, yaitu faktor konversi yang menunjukkan banyaknya output

yang dihasilkan dari satu satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang

menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah

satu satuan input, dan nilai yang menunjukkan nilai output yang dihasilkan dari

satu satuan input.

Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang diterapkan

dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan ketrampilan,

serta kualitas bahan baku. Penerapan teknologi cenderung padat karya maka

(34)

17

keuntungan bagi perusahaan, sedangkan apabila diterapkan teknologi padat modal

maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar dari proporsi bagian

tenaga kerja.

2.4Analisis Finansial

Gittinger (1986 dalam Nisa, 2014) menyatakan aspek finansial merupakan

proyeksi anggaran dan pengeluaran pada masa yang akan datang pada setiap

tahunnya. Analisis aspek finansial proyek membahas analisis biaya manfaat

proyek, serta kriteria kelayakan investasi.

2.4.1 Analisis biaya dan manfaat

Menurut Ichsan dkk, (2000) biaya didefinisikan sebagai manfaat (benefit)

yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa, sedangkan manfaat

(benefit) adalah hasil yang diharapkan dari suatu investasi. Biaya yang diperlukan

untuk suatu bisnis antara lain.

a. Biaya modal, yaitu dana untuk investasi yang penggunaannya bersifat jangka

panjang, seperti tanah, bangunan, alat dan mesin, dan lain-lain.

b. Biaya operasional, yaitu dana yang dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan

yang diperlukan pada saat bisnis mulai dilaksanakan. Contoh biaya ini adalah

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya perlengkapan.

c. Biaya lain-lain, seperti pajak, bunga pinjaman, dan asuransi.

2.4.2 Kriteria kelayakan investasi

Kriteria investasi adalah alat ukur yang menentukan apakah suatu proyek

layak atau tidak layak untuk dilaksanakan. Kriteria investasi dapat dibedakan atas

(35)

18

1. Undiscounted criteria adalah kriteria investasi yang tidak memperhitungkan

suku bunga yang berlaku. Kriteria investasi ini mempergunakan analisis PBP

yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi dapat kembali

dengan adanya keuntungan yang dihasilkan oleh usaha dengan satuan waktu.

Kelemahan metode ini adalah sulitnya menentukan periode pengembalian

maksimum sebagai angka pembanding. Metode ini mengabaikan nilai waktu

uang dan aliran kas setelah periode pengembalian.

2. Discounted criteria adalah kriteria investasi yang memperhitungkan suku

bunga yang berlaku. Kriteria investasi ini menggunakan analisis NPV, Net

B/C, IRR, dan analisis sensitivitas.

a. Net B/C

Net B/C merupakan angka perbandingan antara jumlah NPV yang positif

dengan jumlah NPV yang negatif. Perhitungan ini digunakan untuk melihat

berapa kali lipat manfaat yang akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Suatu

bisnis dinyatakan layak jika nilai Net B/C lebih besar atau sama dengan satu

(Net B/C ≥ 1). Suatu bisnis dikatakan tidak layak dilaksanakan apabila nilai Net

B/C lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), karena manfaat yang akan diperoleh dari

suatu bisnis lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk

pelaksanaan bisnis tersebut.

b. NPV

NPV merupakan suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu

bisnis yang nilainya diperoleh dari selisih antara nilai kini (present value) arus

manfaat dengan nilai kini (present value) arus biaya. NPV dari suatu bisnis

(36)

19

pengeluaran awal. Suatu bisnis dikatakan layak dilaksanakan jika usaha tersebut

memiliki nilai NPV lebih besar dari nol (NPV > 0), dan sebaliknya bila NPV

usaha tersebut kurang dari nol (NPV < 0) maka hasil usaha tersebut tidak dapat

menutupi biaya yang telah dikeluarkan, sehingga usaha tersebut tidak layak

dilaksanakan dan bila nilai NPV suatu usaha tepat sama dengan nol (NPV = 0),

artinya usaha tersebut mengembalikan tepat sebesar biaya investasi. Menurut

Soekartawi (1986 dalam Candraningtyas, 2013), menyebutkan bahwa cara

perhitungan NPV merupakan cara yang praktis untuk menentukan kelayakan

suatu usaha. Cara ini juga memiliki kekurangan, yaitu dibutuhkannya penentuan

suku bunga yang tepat dan benar sebelum menghitung nilai NPV.

c. IRR

Menurut Ichsan dkk, (2000), IRR adalah tingkat bunga (diskonto) yang

akan menyebabkan nilai sekarang bersih sama dengan nol, sebab jika nilai

sekarang bersih sama dengan nol, maka nilai sekarang aliran kas masuk akan

sama dengan nilai sekarang pengeluaran awal investasi. IRR menunjukkan

seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Suatu

bisnis dikatakan layak jika nilai IRR yang diperoleh bisnis tersebut lebih besar

dari tingkat diskonto, jika nilai IRR yang diperoleh lebih kecil dari tingkat

diskonto, maka bisnis tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Sama halnya

dengan NPV, IRR pun memiliki kelemahan. Kelemahan IRR adalah

pengerjaannya yang paling sulit di antara semua analisis investasi yang ada, akan

tetapi untuk perusahaan menengah ke atas, analisis inilah yang paling banyak

(37)

20

d. Analisis sensitivitas

Analisis sensitivitas dimaksudkan untuk melihat apa yang akan terjadi

dengan hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar

perhitungan biaya atau manfaat (Pudjosumarto 2002 dalam Sari, 2013).

Perubahan dalam perhitungan biaya atau manfaat seperti perubahan harga input

dan output (perubahan faktor eksternal). Perubahan faktor eksternal tersebut akan

berpengaruh terhadap kriteria kelayakan investasi suatu usaha.

2.5Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian ini yaitu

penelitian dari Dewi (2015), Rahayuni (2013), dan Nisa (2014). Penelitian yang

dilakukan oleh Dewi (2015) yang berjudul ‘Analisis Finansial dan Nilai Tambah

Pengolahan Kopi Arabika di Koperasi Tani Manik Sedana Kabupaten Bangli’

menjelaskan tentang perhitungan nilai tambah dari kegiatan pengolahan kopi serta

kelayakan usaha pengolahan kopi dilihat dari aspek finansial. Hasil penelitian ini

menyatakan bahwa pengolahan dari gelondong merah menjadi kopi HS dan

gelondong merah menjadi kopi bubuk menghasilkan nilai tambah sebesar

Rp 1.875,05 dan Rp 6.642,34 per kilogram bahan baku. Berdasarkan kriteria

investasi, pengolahan Kopi Arabika ini layak secara finansial dengan NPV

sebesar Rp 667.757.620,00; IRR sebesar 28,70%; dan Net B/C sebesar 2,00.

Usaha ini akan menjadi tidak layak apabila harga jual kopi HS dan kopi

bubuk menurun.

Penelitian Rahayuni (2013) yang berjudul ‘Analisis Nilai Tambah Usaha

Pengolahan Kopi Arabika di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli’

(38)

21

kering, nilai tambah dari kegiatan pengolahan kopi serta kendala-kendala yang

dihadapi usaha pengolahan kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

nilai tambah usaha pengolahan kopi Tri Guna Karya untuk kopi HS

Rp 4.094,09/kg, kopi bean Rp 5.015,73/kg, kopi Ose sebesar Rp 2.529,30/kg.

Pengolahan kopi Sari Mukti menghasilkan nilai tambah untuk kopi HS sebesar

Rp 2.291,95/kg, kopi bean sebesar Rp 3.153,06 /kg dan kopi Ose sebesar

Rp 2.092,87/kg. Serta kendala yang dihadapi dari segi teknis yaitu kurangnya alat,

cuaca yang kurang mendukung dan sulitnya pemasaran.

Penelitian Nisa (2014) yang berjudul ‘Analisis Kelayakan Usaha

Pengolahan Kopi pada Kelompok Usaha Bersama Robusta Akur di Kabupaten

Temanggung’. Penelitian ini menjelaskan tentang kelayakan usaha pengolahan

kopi dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial. Aspek non finansial

terdiri atas aspek pasar, teknis, manajemen, sosial, dan lingkungan. Hasil analisis

menunjukkan bahwa, usaha pengolahan kopi layak dijalankan dengan nilai NPV

yang diperoleh sebesar Rp 43.507.123, IRR sebesar 30,16 persen, Net B/C sebesar

1,50, Gross B/C sebesar 1,04, dan PBP selama 8,81 tahun. Analisis sensitivitas

dengan pendekatan switching value diperoleh batas maksimal penurunan jumlah

produksi sebesar 12,74 persen dan kenaikan biaya biaya bahan baku sebesar 29,45

persen. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha pengolahan kopi

peka terhadap perubahan jumlah produksi namun tidak peka terhadap perubahan

biaya bahan baku.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini memiliki

persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dan

(39)
[image:39.595.118.512.122.466.2]

22

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Penulis

No. Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan

1. Dewi (2015) - Komoditi Kopi Arabika

- Metode Hayami untuk

analisis nilai tambah

- Krtiteria investasi yang

digunakan (NPV, Net B/C, dan IRR)

- Melakukan analisis

sensitivitas

- Lokasi penelitian berada

dalam satu kecamatan, namun berbeda pada Unit Usaha Produktif

pengolahan Kopi Arabika

- Penelitian ini tidak

melakukan analisis kendala usaha pengolahan kopi.

2. Rahayuni (2013) - Komoditi Kopi Arabika

- Metode Hayami untuk

analisis nilai tambah

- Analisis kendala usaha

pengolahan kopi

- Lokasi penelitian berada

dalam satu kecamatan, namun berbeda pada Unit Usaha Produktif

pengolahan Kopi Arabika

- Penelitian ini tidak

melakukan analisis kelayak usaha

3. Nisa (2014) - Kriteria investasi yang

digunakan (NPV, IRR, Net B/C, dan PBP)

- Melakukan analisis

sensitivitas

- Komoditi yang diteliti yaitu

kopi Robusta

- Lokasi penelitian berada di

Provinsi Jawa Tengah

- Menganalisis kelayakan

usaha dari aspek non finansial

- Tidak melakukan analisis

nilai tambah

- Tidak melakukan analisis

kendala usaha

2.6Kerangka Pemikiran

Daerah Kintamani merupakan salah satu penghasil Kopi Arabika dengan

luas tanam terluas di Provinsi Bali. Petani kopi di Provinsi Bali tergabung dalam

kelompok atau lembaga tradisional yang disebut dengan subak abian. Subak

Abian Ulian Murni merupakan salah satu subak abian penghasil komoditi Kopi

Arabika. Subak Abian Ulian Murni membentuk Unit Usaha Produktif (UUP) yang

bertujuan melakukan kegiatan pengolahan dan pemasaran Kopi Arabika untuk

meningkatkan pendapatan.

Kegiatan pengolahan kopi pada UUP Ulian Murni semakin berkembang

(40)

23

Perkebunan Provinsi Bali. Pemerintah Provinsi Bali juga memberikan bantuan

kredit modal kerja untuk membantu UUP dalam membeli bahan baku dari para

petani Kopi Arabika. Sampai saat ini produk yang telah dihasilkan yaitu kopi HS

dan kopi bubuk.

Kegiatan pengolahan kopi di UUP Ulian Murni dari kopi gelondong merah

menjadi kopi HS hingga menjadi kopi bubuk menciptakan nilai tambah pada

produk tersebut. Nilai tambah perlu dihitung untuk mengetahui keuntungan yang

didapatkan dari proses pengolahan kopi sehingga memacu perusahaan untuk terus

melakukan pengembangan terhadap produk yang dijual agar memiliki nilai

tambah guna meningkatkan pendapatan. Nilai tambah dihitung dengan metode

Hayami pada penelitian ini.

Penelitian ini juga melakukan analisis terhadap kelayakan usaha UUP

Ulian Murni yang dilihat dari aspek finansial. Aspek finansial usaha dianalisis

dengan menggunakan kriteria investasi yaitu terdiri dari NPV, IRR, Net B/C,

PBP, dan analisis sensitivitas.

UUP Ulian Murni menghadapi kendala-kendala dalam melakukan usaha

pengolahan kopi. Kendala-kendala usaha tersebut dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian ini kemudian dapat ditarik kesimpulan yang selanjutnya dapat

dijadikan rekomendasi bagi pengelola usaha. Kerangka penelitian ini dapat dilihat

(41)
[image:41.595.113.515.88.544.2]

24

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha Pengolahan Kopi Arabika pada UUP Ulian Murni Kabupaten Bangli

Unit Usaha Produktif (UUP) Ulian Murni

Usaha Pengolahan Kopi Arabika

Nilai Tambah Akibat

Perubahan Bentuk Kelayakan Usaha

Kendala-kendala Usaha

Analisis Metode Hayami

Analisis Deskriptif

Hasil dan pembahasan

Rekomendasi Analisis Kelayakan Finansial dengan kriteria investasi:

- Net B/C - NPV - IRR - PBP

Gambar

Tabel 1.2 Luas Areal dan Jumlah Produksi Komoditi Kopi
Tabel 1.3
Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Nilai Tambah dan Kelayakan Usaha

Referensi

Dokumen terkait

Analisis nilai tambah yang digunakan adalah analisis satu kali proses produksi dari gelondong merah menjadi kopi HS dan kopi bubuk pada tahun 2013 dengan harga pembelian bahan

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan april 2013 ini, dengan judul Analisis Studi Kelayakan Finansial Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas sebagai

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014 sampai Juli 2015 ini ialah biokontrol, dengan judul Potensi Kitinolik Bacillus

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2014 sampai Agustus 2015 ini adalah ketahanan pangan, dengan judul Produksi Probiotik

Kelayakan Finansial dan Nilai Tambah Kegiatan Usaha Pengolahan Susu Murni di MiZk Treatment Koperasi Petemakan Bandung Selatan Jawa Barat.. Dibawah birnbingan

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2014 sampai Agustus 2015 dengan judul Aktinomiset Filosfer Padi sebagai Agens Pengendali

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN IKAN SEBELAH MENJADI KERUPUK STUDI KASUS USAHA MILIK MAK ANI DI DESA MUBUT, KELURAHAN KARAS, KOTA BATAM NOVI YANTI

Penelitian yang dilakukan adalah Analisis Pendapatan, Nilai Tambah dan Distribusi Nilai Tambah serta Kelayakan Usaha Break Event Point Pada Industri Rumah Tangga Pengolahan Jagung