ISBN 979·97761·0·4
IJDcrc
0
IセeQ。dヲェャ@
itャセ@
s{セiセaiA@
セasioセal@
Fakultas Farntasi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PUKWOKEKTO
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TANAMAN
ORAT UNGGULAN INDONESIA
PLJRWOKERTO, 6 - 7 MEl
200S
Dctcrbitkan dalam rangka:
Sl'minar Nasional Pcnggalian Potl'nsi Scmbilan Tanaman Obat Indol1l'sia
Purwokl'rto.
6 - 7 \1l'i 200S
Yang disclcnggarakan
olth:
Fakultas Farmasi UnivC\"sitas :\luhammadiyah Purwukl'rto
Bekcrja sama dcngan:
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokcrto.
Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta dan
Fakultas Farmasi UniH'rsitas Muhammadiyah Surakarta
ISBN 979-97761-()-4
Uak Cipta dilindungi oleh lndang-undang
Dilarang mencetak dan II1l'lltTbitkan sebagian atau scluruh buku ini dengan
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
PENGGALIAN POTENSI SEMBILAN TAiVAivlAiV OBAT
UNGGULAN INDONESIA
Punvokcrto,6 7 Mci 2005
Editor
Djoko \Vahyono
Suwidjiyo Pramono
Revi Wulandari, Nunuk Aries NuruIita, Diniatik
Retno Wahyuningrum, Susanti, Anjar Mahardian Kusuma
FAKULTAS FARMAS[
UNIVERSITAS MliHAMMADIYAH
PUR\VOKERTO
Presiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanama'n Obat Unggulan Indonesia Purwokerto, 6-7 Mei 2005
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahl11at dan hmllnial\:J ウ」ィゥョセセ。@
prosiding Seminar Nasional Penggalian Po{ensi Sell/hilall Tanaillall Ohor C:nggulan Indonesia
yang telah diselenggarakan pada tanggal 6-7 Mei 2005
oi
Fahllitas Farlnasi UniversitasMuhammadiyah Purwokerto dapat diterbitkan.
Seminar ini diselenggarakan dalam rangka Milad Universitas Muhalllllladt:ah PllI,yokerto
ke-40. Seminar ini terselenggara atas kerjasama antara. Universitas MlIhal1ll11adiyah PUf\\okerto.
Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Muhammadiyah Sllrakarta. Seminar ini benujuan
untuk membahas budidaya tanarnan obat yang baik agar menghasilkan simplisia yang herkllalitas.
potensi ekonomis. tanaman ohat tr:ldisillnal. per!lInya slandari"asi simpli:;i:l schin1'-1:!:l dapal
diperoleh kestabilan produk obat tradisional. potensi farmakologis tanaman obat terutal11a
sembilan tanaman obat unggulan Indonesia. Seminar ini diikuli oleh kalangan apoleher. peneli!i.
institusi perguruan tinggi (dosen dan mahasiswa). kalangan praklis!. indllslri.
Kami berharap prosiding Seminar Nasional Pengga/io/1 POlensi S'emhilal/ TmlOman Oha{
Unggulan Indonesia
ini
dapat bcrmanfaat clalam menllnjang teknolugi rengembangan tanaman obat di Indonesia dan menambah khasanah ilmll pcngetahuan.Kepada semua pihak yang tebh hcrperan serta da lam pen:e leng.garaan scmll1ar sampa!
dalam penyelcsaian prosiding ini kami mengucapkan banyak Icrima kasih. Jazakallahu khairan
kalsira.
PUf\vokerto. Desemher 2005
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto, 6-7 Mei 2005
DAFTARISI
Kata Peogantar 1
ii
Daftar lsiiv
Sambutan Rektor UMPLaporan Ketua Panitia V
VB
Susunan Panitia
ix
Susunan Acara Makalah
1. Cji Efek Analgetik Infusa Daun Bunga Matahari (Helianthus Annuus, L.) pada Mcneit Putih Betina
Dyah Aryani Perwitasari, Yunesti Krisworo
2. Salam (Syzigium polyanthwlI (Wight) Walpcrs), Daunnya bcrkhasial Obat 12
Hary wヲヲゥセャ。ョァョゥョァイオュ@
3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Solanum nigrum L. terhadap Bobot Uterus Hewan 17
Coba Betina Immature S'rinillgsih. Agung Em Wiho1l'o
-t.
Pengaruh Infusa Daun Ketela Rambat (Ipomea batatas L.) terhadap Kadar Glukosa 24 Darall Tikus Putih Jalltall paJa Pengobatan Diabetes Mellitus tipe ISholihul Khoiri, Achmad Nursyalldi, Era Feroni/ca, Wahyu Widyaningsih
5. Pemanfaatan Perasan Segar Daun Pepaya (Carica papaya L.) sebagai Ahernatif 35
Antihiperkolesterolemia
SllOlihui Khoiri. Achmad Nursyandi, Okti Puji Astuti, Wahyu Widyaningsih
6. Keragaman dan Kepadatan Rumput Laut yang Berpotensi sebagai Tanaman Obat 42
pad a Substrat Karang di Pantai Manganti Kabupaten Kebumen
l/ulqisllY Insall. DlI'i SWlU Widiartini
7. Rumput Laut Chlorophyta Penghasil Obat-obatan di Pantaj Rancababakan
49
Kabupaten CilaeapDwi SUIlU Widyartini. lIalqisny If/sail
8. Aspek I3ntani dan Pemanfaatan Jati Belanda (Guazuma ulmifoIia Lam) sebagai 55
Obat
flary Waw1JlIgllillgulll
9. Proses Pengeringan Tcmulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) 60
Ball/hallg Srijallto. Tommy Eka Ali/lOrja, Betty Alarita Soebrat
10. Hubungan Berat Limpa dan Tingkat Parasitemia pada Mencit Swiss Jantan yang 67
Diillfeksi P. Berghei sctelah Pemberian Ekstrak Etanol P. nirur; Akrolll
11.Pcngaruh Praperlakuan Illfusa Biji Pala Haセケイゥウエゥ」HQ@ semendum) terhadap Efek 77
Sedatif lenobarbital pada Meneit Jantan Galur DDY
Re\'i Wulalldari: lis nHセヲゥウ。ィ@
12.Keanckaragaman Curcuma yang tcrdapat di Purwokcrto . 84
Hexa Apriliana Hidayah. Dwi SUIIU Widyartini. Dyah Purbasari
13.Perbandingan Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) 91
dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Bambang Srijunto. Mall Rosidah. Eriffivan Risma, Gustini Syahbirin, Ahmad Khorul Yusro dun Aall
'14.Pengaruh Pemberian Ekstrak B ij i Klabet (TrigoneI/o joenum-graecum L.) terhadap
97
Kadar HomlOll Estradiol dan FSH Plasma Tikus Putih Betina Galur Wistar yangDiovariektomi
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia
Purwokerto, VセW@ Mei 2005 .
15.Potensi Campuran Ekstrak Temu Putih, Jintan Hitam dan Sambiloto sebagai Bahan 107
aョエゥセk。ョォ・イ@ (pengujian terhadap sel CV -1 secara in vitro) Pertamawati, Susi KU5umaningnlm, Firdayani
16.Uji Cemaran Logam Pb dari Beberapa Jamu yang Mengandllng Simplisia 115 Temulawak, Kumis Kucing dan Kunyit yang Beredar di Pasar Tradisional
Purwokerto
Asmiyenti Djaliasrin Djalil, Diniatik. Revi Wulandari. Waftl'lI ?lltra Nlir ASft1£1m
Yudha Sejatie, Rony, Agnes Ricky Duitama
17.Pola Peresepan Pasien Geriatri di Wilayah Kabupaten Gummg Kidu! Bulan Mei- 123 September 2002
Ratna Widi Astuli, Dyah Aryani Perwitasari
18.Pola Penggunaan Antiemetik Pada Penderita Kanker Yang Mendapatkan Sitostatika 131 Oi Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Periode Januari-.Juni 2003
lis Wahyuningsih- Dyah Aryan; Penvilasari
19.Uji Sensitifitas Bakteri Streptococcus a-haemolilicus yang Diperoleh dari Hapusan ' 141 Faring Pasien Penderita ISPA terhadap Antibakteri yang Biasa Digllnakan di Salah
Satu Rumah Sakit Swasta Kota Y ogyakarta
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia
Purwokerto, 6-7 Mei 2005 J<.
U£$
SAMBUTAN REKTOR
PADA SEMINAR NASIONAL I'ENGGALlAN POTENSI
SEMBILAN
tセセamanOBAT UNGGULAN INDONESIA
.
,Assalalllu'alaikulll wr. wb., .'/ , . L. . ' .' '
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada
hariinikita
dapat berkumpul dalam rangka Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia. Atas nama seluruh keluarga besar Universitas Muharnmadiyah Purwokerto, kami mengucapkan selamat datang di kampus UMP dan terima kasih atas kehadiran Saudara.Hadirin yang berbahagia,
Kcanekaragaman hayati tumbuhan di Indonesia l11crupakan suatu kekayaan yang tiada temilai harganya. Hal ini akan menjadi potcnsi yang luar biasa apabila diimbangi dengan kemampuan l11asyarakat untuk l11cngolah dan I1lcmanfaatkannya secara maksimal.
Oleh karena itu diperlukan budidaya tanaman obat yang baik agar dapat menghasilkan simplisia yang bcrkualitas. Simplisia yang berkualitas ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk mcmproduksi obat dengan mutu stabil dan jaminan terapi yang aman.
Scmoga penyelenggaraan seminar ini dapat memberikan manfaat. Amin.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Purwokerto,
6
Mei2005
Rektor,ltd
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman O.bat Unggulan Indonesia
Purwokerto, 6-7 Mei 2005
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma
xantlwrriza Roxh.)
DENGAN PELARUT ASETON DAN ETANOLBambane Srijanto (I), Idah Rosidah (I), Eriawan Rismana (1),
Gustini Syahbidn (2), Ahmad Khorlll Yusro Illdan Aan m
(1) Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Farrnasi dan Medika-BPPT
(2) Departemen Kimia, FMIPA, Institut Pertanian Bogar
ABSTRAK
I
J.
;;
I
Temulawak
(Curcuma xanthorriza Roxb.)
merupakan salah satl! jcnis tanaman obat yang banyak digunakan masyarakat. Kandungan senyawa aktif di dalam temulawak adalah kurkllmill dan xanthorizol. Berbagai penelitian tclah banyak diJakllkan terhadap temulawak, terutama dari aspek khasiatnya. Kecenderungan masyarakat global pada semangat "back to nature"
membuka pel liang temulawak sebagai salah satn sllmber bahan baku obat.Penelitian ini bertlljllan untuk mengctahui pengaruh jenis rc!arut ascton dan ctanol tl'rhadap
セN@ jumlah ekstrak kasar dan kandungan kurkumin dalam ekstrak. V(lriabel penelitian yang digullakan adalah waktu ekstraksi : 2,6, 12, 18 dan 24 jam: dan rerhandingan hahan haku pelamt: 1:5 dnn
I: 8. Penelitian dilakukan pada suhu tetap yakni 35°C
Hasil penelitian menU1ljukkan bahwa pelanlt etanol Icbih banyak mengekstraksi kurkumin dan ekstrak kasar dad bahan haku. Di samring itu semakin lama \\:Iktll ekstraksi dan semakin besar perbandingan bahan baku pelamt yang digllnakan ada kecenderungan semakin banyak ekstrak kasar yang didapat.
Kadar kurkumin dalam ekstrak per bobot sampel Icrtillggi pada ekstraksi dengall pelnrul aseton diperoleh pada waktu 12 jam dan perbandingan bahan baku --pelnrut 1:5. sed,mgkan pada ekstraksi dengan pelarut etanol terjadi pada waktll 18 jam dan perbandingan bahan baku -- pelarut
1 :8 . .
Kata kunci : Ekstraksi, kurkumin, temlllawak. aseton, etanol.
PENDAHULUAN
r
• Temulawak
(Curcuma Xanthorriza
Roxb.) adalah tanaman yang tllmbllh berumplIn, yangI
telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik sebagai obat tradisional, sebagai zat wama, atauplln sebagai bahan pangan. Khasiat temllla\'vak terutamaI
I
disebabkan oleh dua kelompok kandungan kimia lltamanya. yakni kurkuminoid dan minyak ntsiri .. Kllrkllll1inoid pada tellllllawak terdiri dar; dlla bndlillgan scny,m;\ !ailll kurt.. II 111 in d:1l1desmetoksikurkumin. Kurkuminoid berkhasiat menelralkan raeun. mcnghilangkan rasa nyeri
I
sendi, menghilangkan sekresi empedll, menurunkan kolestrol dan trigliserida darah, anti bakteriserta dapat mencegah terjadinya pelemakan dalam sel-sel hati dan sebagai antioksidan penangkal
1
i
senyawa-senyawa radikal bebas yang berbahaya. Minyak alsiri terdiri dari 32 komponen yang
Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia
Purwokerto. 6-7 Mei 2005
Secara kimiawi, kurkuminoid pada rimpang temulawak merupakan turunan dari
diferuloilmetan yakni senyawa dimetoksi diferuloilmetan (kurkumin) dan monodesmetoksi
diferuloilmetan (desmetoksikurkumin). Menurut Sidik, dkk (1993) kandungan kurkuminoid dalam
rimpang. temulav,ak kering berkisar 3,16 %. Sedangkan kadar kurkumin dalam kurkuminoid
rimpang temulawak sekitar 58 - 71 % dan desmetoksikurkumin berkisar
29 -
42%.
Salah satu tahapan renting dalam mcmproduksi ekstrak tanaman obat adalah proses
ekstraksi. Ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk mengambil senyawa tertentu dengan
menggunakan pelarut yang sesuai. Sidik (1985) melakukan isolasi kurkuminoid dengan
menggunakan metode dan pelarut yang berbeda . Berdasarkan hasil yang diperoleh, sistem dengan
sokJetsai menggunakan aseton menghasilkan kurkuminoid yang lebih banyak daripada sistem
yang lain.
Ria (1989) mengekstrak rim pang temulawak dengan menggunakan metode maserasl
t1l1tuk Il1dihal pengaruh jUllllah pc/amt. lama ckstraksi dan ukuran butir bahan terhadap rendeman
Jan mutu oleoresin dengan kondisi ekstraksi : jumlah pclarut 400,600, dan 800 ml, lama ekstraksi
I. 3 dan 5 jam dan ukuran sampcl 40 dan 60 mesh pada suhu 50°C, kecepatan pengadukan 700
.!'.' rpm menggunakan pelarut metano\. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rendemen
diperuleh berkisar antara 1,86 - 3.06 '%. kadar kurkumin terbesar diperoleh pada saat perlakuan.
pelarut 400 mL lama ekstraksi 1 jam dan ukuran partikel 40 mesh.
PCllclitiun ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan
pelarut-bahan baku terhadap jumlah ekstrak total dan Kadar kurkumin yang terekstraksi dengan jenis
pelarut asetoll dan etanol.
BAliAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan: rim pang tcmulawak dari Balitro, aseton teknis, etanol teknis, aseton p.a. (Merck), etanol
p.a (Merck), kurkumin standar (Sigma), methanol grade HPLC (JT Baker) dan bahan bahan
analisis lainnya.
Alat : labu lcher tiga dengan dilengkapi pengaduk, kontrol suitu, pemanas, rotavapour Heidolph,
HPLC Knouer. dan peralatan anal isis lainnya.
Ekstraksi dilakukan dengan ukuran partikel 40 I
+
80 ャQャ・ウエセ@ dan pengadukan pada putaran 280rpm dan suhu 35
"c
dengan variabel sebagai berikut :a. PerbandingaIl pelarut bahan: 5: I dan 8 : I
b. \Vaktu ekstraksi : ::; jam, 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam
.\nalisis I\..LT ekstmk dilakukan dengan menggunakan fase gerak benzene :kloroform :
etall(\i (49 : 49 : 2) Jan diamati pada lampll UV dcngan panjang gelombang 366 nm dan 254 nm.
-Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia
Purwokerto, 6-7 Mei 2005
kolom 25 em, diameter kolom 4,6 mm, fase gerak metanol : air (60 : 40 ). Jaju alir I mil menir.
panjang gelombang 254 nm, detektor UV model K-250 I.
Sampel temulawak basah dari,Balitro dipotong dengan ketebalan rerata 5 mm, kemudian
dikeringkan pada oven pada suhu 60°C hingga tercapai kadar air maksima! 10 %. Sampel yang
telah kering kemudian digiling dan diayak. Serbuk yang berukuran
-40/+80
mesh disimpan dalamplastik untuk dijadikan sebagai bahan baku ekstraksi. Serbuk temulawak yang diperoleh dianalisis
kandungan air, abu, kurkumin, lemak,minyak atsiri, kurkumin,protein dan patio Analisis proksimat
kadar kurkumin menggunakan pelarut aseton p.a dan etanol p.a serta alat soxhlet.
Sebanyak 50 gram serbuk temulawak dimasukkan ke dalam labu leher tiga dengan
perbandingan pelarut bahan baku, suhu dan waktu ekstraksi sesuai dengan kondisi operasi yang
dinginkan. Pelarut terlebih dahulu dipanaskan sampai kondisi operasi yang diinginkan. kemudian
sampel dimasukkan. Setelah ekstraksi selesai dilakukan pcnyaringan, filtrat dipekatkan dalam
rotavapour pada suhu 40°C sampai tidak adanya destilat yang menetes. Ekstrak yang diperoleh
selanjutnya dianalisis kandungan kurkuminnya dengan menggllnakan KL T dan HPLC.
Prosentase ekstrak total dihitung dengan membandingkan antara jumiah ekstrak total yang
terekstraksi dengan jumlah bah an baku yang digunakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil anal isis proksimat diketahui kandungan kurkumin yang terdapat dalam rimpang
sebesar 1,69%. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian yang telah dilakllkan. Oei Ban I,iang
et.al (1985) yang mendapatkan kadar kurkuminoid didalam temlllawak sebesar 3.16%). Menurut
Sidik (1993) kandungan kurkumin dalam kurkuminoid Temulawak adalah 58-71 % atau kadar
kurkumin didalam Temulawak berkisar antara 1,83%-2,24%.
Perbedaan nilai kandungan kurkumin yang diperoleh dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah umur rimpang, tempat tumbuh, dan metode ana I isis yang digunakan.
Hasil analisis proksimat rimpang temulawak seperti pada tabel I.
Tabel 1.
Analisis Proksimat Rimpang Temulawak Kcring.Komposisi Kimia Air Abu Kurkumin
Lemak
Protein Pati Kadar (%.) 15,32 3,771.69 (pelarut etanol)
2,43
(pelarut aseton)7.74
10.22
i
[image:10.611.138.401.634.740.2]Prosiding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto, 6-7 Mei 2005
llasil :Il1alisis prnksilllat
bahanbaku rimpang tClllulawak tcrlihat bahwa pelarut
aseton mampu mengekstrak kurkumin lcbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut etanol. Hal inimenunjukkan bahwa aseton \ebih selektif daya ekstraksinya terhadap kurkumin. Hasil yang
diperoleh ini sarna dengan hasil pcnclitian Sidik (1985) yang mcnyatakan bahwa aseton mampu
l11engekstraksi kurkumin lebih banyak
j
ika dibandingkan dengan etano\. Hasil analisis KLTmcnllnjllkkan kroma(ogram kurkullIin s(andar tcniiri dari J spot, scdangkan kromatogram sampel
) :tng diperolch dari ekstraksi dcngan pclarut aseton dapat dilihat pada tabel2.
Tab,,;! 2. Data analsisis KLT ekstrak tCl11ulawak dcngan pelarut ascton
llasil
:llulisis
"-I T I1h.'I111l1jukkan kromalogram kurkul1lin standar tcrdiri dari 3 spot, s..:-dangkan kroll1atograrn s<1mpcl yang diperoleh dari ekstraksi dcngan pclarut etanol dapat dilihatpada tabcl 3.
Tabel 3. Data analsisis KLT ekstrak temulawak del.gan pelarut etanol
Ter}ihat halma jumlah senyawa yang terekstrak dengan menggunakan pelarut aseton dan
<.:1;11101
111<':!llpu!l.\;li
k<.:llliripilll jUl11lahdan
jenisllya.R<.:mklllCIl ekslrak tutal ) ;mg diperoleh dCllgall pelarut ascton dan etanol pada berbagai
\ aria:> I hlllJi:-;i Japat Jilihat pada gambar l. Dari gamb3f I tcrlihat bahwa penggunaan etanol
abn l11ampu Il1cngllasilkan ekstrak total yang lebih banyak ju'(a dibandingkan dengan pelarut
[image:11.611.169.474.262.411.2]セセセ
. . . .
イN[[NQHWNWNイNtWNイBイセ___
•
Pros ding Seminar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia
Pu',',oP(.e'io. 6-7 Mei 2005 .
aseton. Hal Inl Jldu':"::l /,<=l;,,: ::-:2:'.' l'.l:- ZMイZZセ[[ZMGLN⦅NZNG@
.
[ZMセZN[@ ';;;:-::l\\;1 :3nt! lebih banya" jib dibandingkan dengan peiamt 35dc'n 5;;;hin::f3 LィG|・イセャ[[ィ@ セNGL[BGNB@ ek..:.tra:'" : an; h:bih tinggi.Rendemen, %
14 12 2 " r' I f-. f-.
,-セ@ f-. . [ l-セセ@ ゥセ@
セ
F'o
et8:"O 3: 510
8 • eta'lol.35 8
6
o
Aseton 35 54
o
Aseton.3582
o
6 12 18 24
Waktu, jam
Gambar I. Rendemen Ekstrak yang Diperoleh dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Kadar kurkumin yang diperoleh dengan pelarut aseton dan etanol pada berbagai variasi kondisi
dapat dilihat pada gambar 2.
Kadar
kurkumin,%
2
1.5 !@ etanol, 35:5
• etanol,35 : 8
1
o
aseton,35 :50.5
o
aseton, 35 :8o
2
6
12
1824
Waktu, jam
\ J ,: "1 '"'ar "'. Kadar Kurkumin yang Terekstrak dengan Pelarut Aseton dan Etanol
Rセ@ ;::::1 f.,3r 2 terlihat bahwa penggunaan etanol dan aseton akan menghasilkan kadar
kurku;:' .',:: :- ZセZZォ@ j:wh herbeda. Namun secara umum penggunaan etanol akan menghasilkan
kadar L> _:'"' ' . ..::''': kbih banyak jika dibandingkan dengan pelarut aseton. Dengan demikian
jika
d::-:_':" ::,',;;'.':' ZLイセGZ[・ウョケ。@maka penggunaan etanol sebagai pelarut akan menghasilkan
[image:12.611.107.427.157.336.2]Prosiding Semitlar Nasional Penggalian Potensi Sembilan Tanaman Obat Unggulan Indonesia Purwokerto, 6-7 Mei 2005
KE SIMP U LAN
1.
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa pelarut etanol lebih banyak mengekstraksikurkumin dan ekstrak kasar dari bahan baku.
セNZZNセ@ ;.. ur!o-.um in dalam ekstrak per bobot sampel tertinggi pada ekstraksi dengan pelarut
..:.::: ;:::::t'.:mdingan bahan baku -pelarut
1 :5,
sedangkanセiMᄋᄋᄋ@
セ@ r<?i.lrul 18.
OAFTAR Pl'STAK.A
Aan, 2004, Pengaruh Waktu, Suhu dan :\isbah Pelarut pada Ekstraksi Kurkumin dari Temulawak dengan Pelarut Asetoll. Skripsi F\!fP.·l IPB. Bogor.
AOAC, 1984, Official Method, of aQwセQGウゥウ@ of file Associatio/l Hセャ@ (!tJicial Alla(l"lical Chemisl,
Virginia USA, AOAC Incorporation
Liang, O.B., Widjaya & Puspa S .. 1985. Bcbcrapa Aspek Isolasi, Identifikasi, dan Pcnggunaan Komponcn-Komponen Curcuma Xanlhorriza Roxb. Dan Curcuma Domcstica.
Prosiding Simposillf1l Sa.liollal Temulwrak. Univcrsitas Pajajaran Bandung. List, P.I-I. & Schmidt, P.C .. 1989. P/n'{oph,[rmaceuticul Techllology, Boston, CRe Press Inc. Ria, E.B., 1989, Pengaruh Jumlah Pclarut. Lama Ekstraksi dan Ukuran Gahan Terhadap
Rendemen dan Mutu Oleoresin Tcmulawak. Skripsi Fateta IfB, Bogor
Sidik, Mulyono M.W" & Muhtadi A .. 1986. TelllulU\lUk (Curcuma xUl1t/zorriza Robx.), Yayasan Pengcmbangan Obat Bahan Alam Phytomedica. Jakarta.
Sinambela. J .M .. 1985. Fitotcrapi, Fitostandar dan Tcmulawak, Prosidil1g Simposiuf11 nmhmal
Temu/awak, Universitas p。ェセェ。イ。ョ@ Bandung.
Trcyball. R.E .• 1976, Mass Transfer Operalion.3rJ cd .. '\1cGra\\-Hili Book Co., Tokyo.