• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fenomena Peradangan Kardio-Obesitas Pada Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Jantan Dewasa Dengan Induksi Diet Obsitogenik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fenomena Peradangan Kardio-Obesitas Pada Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis) Jantan Dewasa Dengan Induksi Diet Obsitogenik"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA PERADANGAN KARDIO-OBESITAS

PADA MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) JANTAN DEWASA DENGAN INDUKSI DIET OBSITOGENIK

FEBY YOLANDA WULANDARI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Fenomena Peradangan Kardio-obesitas pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Jantan Dewasa dengan Induksi Diet Obsitogenik adalah benar karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRACT

FEBY YOLANDA WULANDARI. Fenomena Peradangan Kardio-obesitas pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Jantan Dewasa dengan Induksi Diet Obsitogenik. Dibimbing oleh RP AGUS LELANA

Pola hidup masyarakat dengan konsumsi makanan tinggi kolesterol dan karbohidrat akan meningkatkan resiko sindrom metabolik, seperti obesitas. Obesitas adalah faktor utama penyebab penyakit kardiovaskular dan peradangan yang dapat menyebabkan aterosklerosis serta akumulasi sel-sel radang pada sekitar pembuluh darah. Respon peradangan yang disebabkan oleh kardio-obesitas pada pembuluh darah aorta diteliti pada monyet ekor panjang jantan dewasa (Macaca fascicularis) (n=11) menggunakan standar penilaian kuantitatif histologis. Respons peradangan ini diamati pada monyet obesitas yang disebabkan oleh asupan diet obesitogenik selama 15 bulan (n=9) dibandingkan dengan monyet obesitas yang disebabkan konsumsi pakan monyet dalam jumlah tak terbatas (ad-libitum) (n=2). Fenomena ini bisa digunakan sebagai gambaran mikroskopis kardio-obesitas pada monyet sebagai hewan model penyakit kardiovaskular. Respon peradangan lebih rendah pada monyet yang diberi asupan diet obsitogenik diikuti intervensi nikotin cair dosis rendah selama tiga bulan. Studi kasus ini menunjukkan bahwa nikotin cair dosis rendah memiliki efek hambat pada respon peradangan kardio-obesitas.

(5)

ABSTRACT

FEBY YOLANDA WULANDARI. Inflammation Phenomena of Cardio-obesity on Adult Male Cynomolgus Macaque (Macaca fascicularis) with Obsitogenic Diet Induction. Dibimbing oleh RP. AGUS LELANA.

Lifestyle with high cholesterol and carbohydrate food consumption will increase the risk of metabolic syndrome, such as obesity. Obesity is a major factor in cardiovascular and inflammation diseases that can induce atherosclerosis and accumulation of inflammatory cells surround blood vessels. The existence of inflammation response caused by cardio-obesity on aortic vessels was noted in the study of obesity on adult male cynomolgus macaque (Macaca fascicularis) (n=11) using standard histologic quantitative assessment. This inflammation response was prominently observed on obese monkeys induced by obesitogenic-diet for 15 months (n=9) compare to obese monkeys caused by long term ad-libitum monkey chow consumption (n=2). This phenomena could be indicated as a microscopic description of cardio obesity on monkey as animal model of cardiovascular diseases. Furthermore, these inflammation response were slightly observed on obesitogenic-diet’s induced obese monkey with intervention of low dose of liquid nicotine for 3 months. This study was indicating that low dose of liquid nicotine has inhibition potential effect on cardio-obesity inflammatory response.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FENOMENA PERADANGAN KARDIO-OBESITAS PADA

MONYET EKOR PANJANG (

Macaca fascicularis

) JANTAN

DEWASA DENGAN INDUKSI DIET OBSITOGENIK

FEBY YOLANDA WULANDARI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga Penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul Fenomena Peradangan Kardio-obesitas pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Jantan Dewasa dengan Induksi Diet Obsitogenik yang merupakan bagian dari payung penelitian Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB atas prakarsa Prof. Drh. Dondin Sajuthi, MST, PhD. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Drh. RP Agus Lelana, SpMP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi, Drh. Agus Wijaya, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing akademik, Kepala Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB beserta staf selaku fasilitator penelitian, Yayuk Puspitawathi dan Andika Pandu selaku rekan kerja dalam penelitian.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk ayahanda tercinta bapak Maifendri, Ibunda Yernawely, Ngoh Muryani, Uni Susmayanti, Uni Evariyanti, Adinda Zarifa Olivia dan Freda Nazwa Khaila, serta seluruh keluarga besar atas doa dan kasih sayangnya. Ucapan terima kasih untuk sahabat-sahabat tersayang Dona, Ilin, Bunga, Ucup, Andhani, Atika, Hiro, Rini, Talitha, Amalia, Nadine, Vinda, Frizki, Maya, Putra, Kak Dama, dan Kak Anjani atas kesabaran dan uluran semangat yang tiada henti. Tak lupa terima kasih atas dukungan dari teman-teman di Radar 36 (Kak Annieke, Kak Deni, Kak Wulan, Kak Devi, Kak Adelia, Kak Ika, Kak Titi, Kak Rika, Kak Sri, dan Kak Febbi), teman-teman di Maharlika Depan (Kak Mika, Kak Tuti, Kak Yanti, Kak Suci, Yudha, Yusi, Fitri, Rina, Salli, dan Ida), kakanda dan adinda dari Ikatan Mahasiswa Kerinci- Bogor, serta semua pihak yang tidak bisa disebut satu persatu.

Besar harapan Penulis karya ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi biomedis, khususnya penggunaan satwa primata sebagai hewan model untuk penyakit kardiovaskuler.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 3

Tempat dan Waktu 3

Bahan dan Alat 3

Metode 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Hasil 6

Pembahasan 8

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

(12)

DAFTAR TABEL

1 Profil Respon Peradangan pada Lemak Adventisia Aorta 6 2 Profil Respon Peradangan pada Tunika Intima hingga Tunika Media 7

3 Interpretasi Respon Peradangan pada Aorta 7

DAFTAR GAMBAR

1 (a) Gambaran Anatomis Jantung Macaca fascicularis (b) Kondisi jantung Macaca fascicularis yang Mengalami Kardio-Obesitas 2

2 Patogenesis Peradangan pada Obesitas 9

3 Respon Peradangan pada Tunika Media 10

4 Respon Peradangan pada Lemak Adventisia Aorta (a) Obes dengan Diet Ad-libitum (b)(c) Obes dengan Diet Obesitogenik dan Intervensi

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan kolesterol telah menjadi pola hidup masyarakat secara umum. Kondisi ini meningkatkan resiko sindrom metabolik seperti obesitas. Masalah obesitas dalam 20 tahun terakhir ini telah menjadi masalah endemik masyarakat perkotaan. Obesitas ditandai dengan peningkatan bobot badan (>30%) akibat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (D’Alessio 2003). Kondisi obesitas biasanya disebabkan ketidakseimbangan jumlah kalori konsumsi dibandingkan dengan jumlah kalori yang dibakar (Sari 2009). Obesitas merupakan faktor utama perkembangan penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskular, aterosklerosis, osteoarthritis, dan penyakit lainnya (Recette et al. 2003). Kondisi kardio-obesitas dapat berakhir dengan kematian.

Kardio-obesitas ditandai dengan adanya akumulasi lemak yang berlebihan pada jantung, dinding pembuluh darah dan jaringan sekeliling pembuluh darah. Akumulasi lemak pada dinding pembuluh darah ini menimbulkan penebalan dan kekakuan arteri sehingga disebut plak aterosklerosis. Menurut Ross (1999) aterosklerosis menyebabkan respon peradangan yang ditandai dengan adanya endapan lemak, trombosit, mobilisasi makrofag, dan akumulasi sel-sel radang di lapisan tunika intima hingga tunika media pembuluh darah.

(14)

2

(a) (b)

Gambar 1 (a) Gambaran Anatomis Jantung Macaca fascicularis (b) Kondisi jantung Macaca fascicularis dengan akumulasi lemak menunjukkan kondisi Kardio-Obesitas pada jantung Nikotin cair dosis rendah terbukti memiliki efek peningkatan HDL kolesterol sehingga menurunkan resiko akteroklerosis pada monyet jantan dewasa (Warongan 2011). Lelana (2012) juga melihat adanya akumulasi makroskopis perlemakan di organ kardiovaskuler dan efek nikotin tersebut dalam menghambat aterosklerosis. Meskipun demikian, evaluasi mikroskopis akumulasi sel-sel radang akibat kardio-obesitas belum pernah dilaporkan. Sehubungan dengan itu perlu dilakuan kajian sel-sel radang pada pembuluh darah monyet yang mengalami kardio-obesitas.

Tujuan Penelitian

Dalam kasus kardio-obesitas pada monyet sebagai hewan model obesitas, keberadaan sel-sel radang belum banyak dilaporkan. Studi kasus ini dimaksudkan untuk membuktikan adanya kasus peradangan akibat perlemakan kardio-obesitas pada monyet dan pengaruh nikotin terhadap respon peradangan.

Manfaat Penelitian

(15)

3

METODE

Tempat dan Waktu

Studi kasus ini dilaksanakan di Laboratorium Patologi Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) LPPM IPB Bogor pada bulan januari hingga februari 2013. Studi kasus ini merupakan kelanjutan dari induksi obesitas dengan diet tinggi energi selama 12 bulan (Februari 2008- Februari 2009) dan diikuti dengan pemberian intervensi nikotin cair dosis rendah pada bulan maret hingga juni 2009.

Bahan dan Alat

Studi kasus ini menggunakan preparat histologi aorta dari monyet jantan dewasa obes dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin sebanyak 11 preparat. Bahan lain yang digunakan berupa bahan mikroteknik untuk pembuatan preparat histologi yang terdiri atas paraformaldehida 4%, alkohol (70%, 80%, 90%, 95%), larutan xylol, parafin, aquades, pewarna Harris Hematoksilin dan Eosin solution.

Peralatan yang digunakan untuk menunjang studi kasus ini meliputi (1) alat pembuat slide histologi berupa blade, gelas piala, sliding microtome, water bath, tissue basket, blok kayu, dan kaca preparat; (2) satu set alat pewarnaan preparat histologi berupa rak slide, staining jar, dan cover glass; dan (3) peralatan untuk pengamatan berupa mikroskop yang dilengkapi dengan kamera mikroskopis.

Metode Nekropsi dan perfusi jantung

Studi kasus ini merupakan kelanjutan dari penelitian pembentukan monyet yang mengalami obesitas setelah induksi diet tinggi energi dan intervensi nikotin cair. Monyet yang mengalami obesitas tersebut akan dinekropsi dan perfusi. Nekropsi diawali dengan pemberian zat anastetikum berupa ketamine HCl 10 mg/Kg BB secara intramuscular (im) kemudian dieutanasi menggunakan pentobarbithal dengan dosis 30mg/Kg BB melalui pembuluh darah vena. Perfusi dilakukan dengan pemberian NaCl fisiologis melalui jantung, kemudian diberi formaldehida 4%, dan drainasse melalui vena abdominalis. Selanjut, jantung di perfusi melalui aorta dengan pemberian formaldehida 4% tekanan 100 mmHg selama 1 jam. Setelah diperfusi jantung dan pembuluh darah sekitarnya dikoleksi dalam larutan formaldehida 4% selama 3 hari dan kemudian disimpan dalam larutan alkohol 70% sampai jaringan digunakan untuk pembuatan preparat.

Pembuatan preparat histologi

(16)

4

ekor panjang (Macaca fasicularis) dilakukan dengan prosedur sebagai berikut (Kiernan 1990):

 Fiksasi

Jaringan dikoleksi dalam cairan paraformaldehida 4% selama 3 (tiga) hari, kemudian disimpan dalam alkohol 70% sebagai stopping point sampai proses selanjutnya. Pembuluh darah yang telah di fiksasi kemudian dipotong menjadi potongan melintang secara proposional dengan ukuran 1.0 x 0.5 cm2 dan dimasukkan ke dalam tissue basket dan diberi label.

 Dehidrasi

Proses dehidrasi bertujuan untuk mengeluarkan air dari dalam jaringan. Dehidrasi dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alkohol yang konsentrasinya berbeda (70%, 80%, 90%, 95% alkohol absolut I dan alkohol absolut II) masing-masing 2 jam. Setelah itu dilakukan proses penjernihan (clearing) dengan memasukkan sediaan kedalam xylol I dan II masing-masing 2 jam. Proses penjernihan dilakukan untuk menggantikan tempat etanol yang terdapat di dalam jaringan.

 Perendaman dan Pencetakan (Embedding)

Parafin dimasukkan ke dalam cetakan sampai setengah, kemudian potongan jaringan dimasukkan, Selanjutnya cetakan ditambah dengan parafin hingga penuh dan diberi label. Proses pencetakan dilakukan dengan menggunakan tissue embedding console. Sediaan lalu dibekukan dan didinginkan sebelum dilakukan pemotongan dengan menggunakan mikrotom.

 Pemotongan (Sectioning)

Jaringan dipotong dengan menggunakan rotary mycrotom dengan ketebalan 4-5 μm dan hasil potongan selanjutnya ditempelkan pada gelas objek kemudian dikeringkan pada suhu ruang lalu disimpan dalam inkubator sampai dilakukan pewarnaan.

Pewarnaan Hematoksilin-Eosin

Pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) merupakan pewarnaan yang umum untuk melihat morfologi jaringan secara umum. Pada pewarnaan ini inti yang bersifat asam diwarnai dengan Hematoksilin (basofilik) sedangkan sitoplasma diwarnai dengan Eosin (asidofilik). Penggunaan pewarnaan ini dapat menvisualiasasikan secara kontras bagian inti dan sitoplasma, sehingga gambaran jaringan dapat diamati dengan jelas. Tahapan pewarnaan Hematoksilin-Eosin dilakukan sesuai dengan Sheehan (1980).

(17)

5 dan ammonia water 1-2 celup. Setelah itu sediaan diwarnai dengan Eosin solution selama 5 menit. Setelah itu dilakukan dehidrasi dengan alkohol 95%, dan 100% masing-masing 2 celup, dan dilanjutkan clearing dengan larutan xilol I, II, dan III selama 5 menit dan ditutup dengan gelas penutup (cover glass) menggunakan 1 tetes entelan. Kualitas kontrol pewarnaan asam, setelah dilihat acid alcohol slide dibawah mikroskop.

Pengamatan dan Analisis Data

Studi kasus ini dirancang untuk mengamati temuan histologis sel-sel radang pada monyet jantan dewasa yang mengalami kardio-obesitas. Yaitu, 2 preparat histologis dari monyet obes dikarenakan mengkonsumsi monkey’s chow dalam jangka panjang, 4 preparat dari monyet obes yang diberi asupan diet tinggi karbohidrat dan kolesterol, dan 5 preparat dari monyet obes yang diinduksi dengan diet tinggi karbohidrat dan kolesterol diikuti intervensi nikotin cair.

Pengamatan sel radang dilakukan dengan mengamati sel-sel radang pada lemak adventisia dan tunika intima hingga tunika media pembuluh darah aorta dengan menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan kamera mikroskopis. Pengamatan sel radang pada jaringan lemak adventisia dilakukan dengan menghitung jumlah sel radang kemudian jumlah tersebut dikelompokkan dalam kategori sedikit, sedang, dan banyak. Pengamatan pada tunika intima hingga tunika media dilakukan dengan menghitung jumlah sel radang pada setiap aorta dengan tiga kali pengulangan kemudian di rata-ratakan. Frekuensi sel radang jaringan lemak adventisia dan rataan sel radang tunika intima dan tunika adventisia dibandingkan pada monyet ekor panjang yang diberi pakan tinggi karbohidrat dan kolesterol dan yang diinduksi nikotin cair dosis rendah dibandingkan dengan monyet yang mengalami obesitas setelah mengkonsumsi

monkey’s chow dalam jangka panjang.

(18)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Secara umum semua monyet obes menunjukkan adanya variasi respon akumulasi sel-sel radang pada jaringan adventisia lemak yang mengelilinggi aorta (Gambar 4). Selain itu, juga terlihat adanya variasi sel-sel radang pada tunika intima hingga tunika media jaringan aorta (Gambar 3). Adapun frekuensi munculnya respon peradangan pada adventisia dengan kategori banyak untuk sel radang yang jumlahnya lebih dari 100 sel, kategori sedang untuk sel radang yang jumlahnya berkisar antara 50-100 sel, dan kategori sedikit untuk sel radang yang jumlahnya dibawah 50 sel.

Tabel 1 Profil Respon Peradangan pada Lemak Adventisia Aorta

Kelompok Monyet

(19)

7

Tabel 2 Profil Respon Peradangan pada Tunika Intima dan Tunika Media Kelompok Obes dengan diet ad libitum

(n=2) 47 11.31 monyet yang diberi induksi diet tinggi karbohidrat dan kolesterol diikuti dengan intervensi nikotin cair menunjukkan jumlah paling rendah dibandingkan monyet yang mengalami obes dan monyet yang diinduksi diet tinggi karbohidrat dan kolesterol tanpa intervensi nikotin cair. Kondisi ini menunjukkan nikotin cair memiliki efek hambat terhadap metabolisme lemak.

Tabel 3 Interpretasi Respon Peradangan pada Aorta Kelompok

Kondisi obes menunjukkan adanya akumulasi sel radang pada pembuluh aorta monyet

Obes dengan diet obesitogenik dan intervensi nikotin

Dengan adanya intervensi nikotin, menunjukkan jumlah sel radang yang lebih rendah dibandingkan monyet tanpa intervensi nikotin.

Obes dengan diet obesitogenik

(20)

8

Pembahasan

Studi kasus ini merupakan kelanjutan dari penelitian induksi obesitas dengan diet tinggi energi. Hewan diberikan tambahan berupa kuning telur dan lemak pada asupan pakan yang tinggi energi untuk meningkatkan palatabilitas sehingga menghasilkan monyet obes (Oktarina 2010). Penelitian selanjutnya berupa pemberian intervensi nikotin cair dengan dosis 0.75 mg/Kg BB/12 jam untuk membuktikan efek intervensi nikotin selama 3 bulan terhadap obesitas dan resiko aterosklerosis. Hasil yang digunakan pada studi kasus ini adalah preparat histologis aorta dari monyet dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE). Preparat histologis tersebut akan dievaluasi terhadap profil respon akumulasi sel radang pada lemak adventisia dan tunika intima serta tunika media.

Pakan yang diberikan pada monyet merupakan pakan berenergi tinggi dengan kandungan lemak dan protein yang tinggi. Kandungan lemak dan protein yang tinggi dalam pakan sangat berhubungan dengan peningkatan bobot badan dan menyebabkan obesitas (Akoh dan Min 2008). Obesitas merupakan kondisi kelebihan lemak di seluruh tubuh maupun terlokalisasi pada bagian tubuh tertentu (Ganong 2003). Selain faktor genetik, kondisi obesitas tidak lepas dari pengaruh gaya hidup dan lingkungan. Monyet yang diberi asupan pakan yang tinggi energi akan mengalami obesitas. Kondisi ini mengakibatkan terdapat akumulasi lemak pada tubuh monyet, salah satu penumpukan tersebut terdapat pada sistem peredaran darah.

Rangkaian penelitian sebelumnya menunjukkan monyet obes yang diinduksi intervensi nikotin dan diet tinggi karbohidrat dan kolesterol memiliki ketebalan dinding jantung (Relative Wall Thickness) yang lebih rendah. Hipertrofi ventrikel kiri memiliki korelasi positif terhadap bobot badan dan indeks masa tubuh (Puspitawathi, 2013). Monyet juga mengalami perubahan seluler pada sel-sel otot jantung ventrikel kiri. Wibisono (2013) menyebutkan perubahan sel-seluler tersebut meliputi degenerasi hidropik, degenerasi lemak, dan hipertrofi seluler.

(21)

9

Gambar 2 Patogenesis Peradangan pada Obesitas

Gambar 2 menunjukkan adanya akumulasi lipid pada pembuluh darah menstimulasi disekresikannya TNF-alpha, Leptin, dan MCP I sehingga monosit yang beredar bersama darah masuk ke dinding pembuluh darah menembus endothel. Setelah masuk ke pembuluh darah monosit menjadi sel radang makrofag yang memiliki fungsi pertahanan pada tubuh dan kemudian memfagosit sel-sel lipid (Wellen dan Hotamisligil 2003).

Kardio-obesitas akan menginduksi mediator kimiawi pada jaringan adipose (Galkina dan Ley 2009). Jaringan adipose terdiri atas jaringan adipose putih dan jaringan adipose cokelat. Menurut Trayhurn dan Wood (2004) jaringan adipose putih merupakan organ yang multifungsi. Selain berfungsi sebagai sentral penyimpanan lemak, jaringan ini memiliki fungsi endokrin dengan mensekresikan beberapa hormon. Mediator kimiawi yang disekresikan antara lain adalah leptin, adiponektin, dan mediator kimiawi yang berhubungan dengan proses terjadinya peradangan. Mediator peradangan tersebut antara lain TNF-alpha dan Interleukin 6. Dalam proses kardio-obesitas, mediator peradangan ini merangsang endothel sehingga terdapat akumulasi sel-sel radang.

(22)

10

dinding pembuluh darah sehingga berubah menjadi sel busa dengan sitoplasma membesar dan berisi lipid (Ross 1999). Makrofag yang berperan dalam fagositosis LDL (sel busa) akan mengalami retensi di dalam dinding arteri. Respon Peradangan dapat dilihat pada sel busa yang terakumulasi di tunika intima dan tunika media aorta (Gambar 3).

Gambar 3 Respon Peradangan pada Tunika Media Aorta (Pembesaran 40x10)

(23)

11

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4 Respon Peradangan pada Lemak Adventisia Aorta (Pembesaran 4x10) (a) Obes dengan Diet ad libitum (b)(c) Obes dengan Diet Obesitogenik dan Intervensi Nikotin (d) Obes dengan Diet Obesitogenik

(24)

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Monyet obes berpotensi mengalami respon peradangan pada aorta. Peradangan kelompok monyet obes akibat induksi diet tinggi energi menunjukkan keberadaan sel radang pada dinding aorta. Berbeda dengan monyet obes dengan induksi diet tinggi energi dan intervensi nikotin cair dosis rendah menunjukkan jumlah sel radang yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan adanya efek hambat nikotin cair dosis rendah pada respon peradangan.

Saran

(25)

13

DAFTAR PUSTAKA

Akoh CC, Min DB. 2008. Food Lipid: Chemistry, Nutrition, and Biotechnology 3rd edition. Boca Raton: CRC Press.

Amran AA, Zakaria Z, Faizah O, Das S, Raj S, Nordin NM. 2010. Aqueos extract of Piper sarmentosum decreases atherosclerotic lesions in high cholesterolemic experimental rabbits. Biomed Central. 9:44

D’Alessio. 2003. Obesity and Weight Management. Metabolic Syndrome: The Dark Side of the Obesity Epidemic; University of Cincinnati Mini Medical Collage, 7 Oct. 2003.

Galkina E, Ley K. 2009. Immune and inflammatory of atherosclerosis. NIH Public Acces. 27:165-197

Ganong WF. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22. Jakarta: EGC. Kiernan JA. 1990. Histological and Histochemical Methods: Theory and Practise

2nd edition. Pergamon Press.

Lelana RPA. 2012. Efek nikotin dosis rendah pada mekanisme hambat aterosklerosis monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) obes [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Libby P. 2002. Inflamation in atherosclerosis. Nature. 420: 868-874.

Marinetti GV. 1990. Disorders of Lipids Metabolism. New York: Plenum Press. Oktarina R. 2009. Kajian pakan bersumber energi tinggi pada pembentukan

monyet obes [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Puspitawathi YSR. 2013. Hipertrofi kordis pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) pasca obes induksi diet obsitogenikdiikuti asupan nikotin [skripsi]. Bogor (ID): Istitut Pertanian Bogor.

Recette SB, Deusinger SS, Deusinger RH. 2003. Obesity: overview of prevalence, etiology, and treatment. Phys The. 83:276-288.

Ross R. 1999. Atherosclerosis-A problem of biology of arterial wall cells and their interaction with blood components. Ateriosclerosis. 1: 101-109

Sari DD. 2009. Profil darah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang diberi pakan berenergi tinggi pada periode obesitas empat bulan kedua [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sheehan DC. 1980. Theory and Practice of Histotechnology. 2nd edition. Battlelle Press.

Stockham SL, Scott MA. 2008. Fundamental of Veterinary Clinical Pathology 2nd Edition. Iowa: Blackwell Publishing.

Trayhurn P, Wood IS. 2004. Adipokines: inflammation and the pleiotropic role of white adipose tissue. British Journal of Nutrition. 92: 347–355

Warongan AW. 2011. Intervensi nikotin terhadap profil lipid ekspresi UCP-1 (Uncoupling Protein-1) pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) obes dengan resiko aterogenik [disertasi]. Bogor (ID): Institut Peryanian Bogor

Wellen KE, Hotamisligil GS. 2003. Obesity-induced inflammatory changes in adipose tissue. J. Clin. Invest. 112:1785–1788.

(26)

14

(27)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sungai Penuh, Jambi pada tanggal 21 Februari 1992. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Maifendri dan Yernawelly. Penulis menempuh pendidikan sekolah menengah tingkat atas di SMA Negeri 1 Sungai Penuh dan kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) melalui jalur Ujian Talenta Mandiri (UTM) Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1  (a) Gambaran Anatomis Jantung Macaca fascicularis (b)
Tabel 1  Profil Respon Peradangan pada Lemak Adventisia Aorta
Tabel 2  Profil Respon Peradangan pada Tunika Intima dan Tunika Media
Gambar 2  Patogenesis Peradangan pada Obesitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Jember, sebaiknya meningkatkan kerjasama dengan instansi lain seperti Kepolisian lalu- Lintas, Dinas Lalu-Lintas Angkutan Jalan

Metode Harga Penjualan Kembali (Resale Price Method/RPM) adalah metode Penentuan Harga Transfer yang dilakukan dengan membandingkan harga dalam transaksi suatu produk yang

dalam Pembelajaran Bahasa Bali Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah Penelitian Hibah Bersaing

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II Peningkatan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya

Terna merupakan ide pusat dalam suatu cerita, atau merupakan pokok pikiran yang utama atau yang terpenting. Pokok pikiran utama dalam naskah Ma'rifatul Bayan ini,

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa musik keroncong yang telah diaransemen atau disesuaikan dengan nada dan irama sama dengan musik klasik terbukti

DENGAN UNSUR ASOSIASI PERUSAHAAN DAN ASOSIASI PROFESI MEMBENTUK LEMBAGA UNTUK PENGEMBANGAN JASA

Anak Usia Dini adalah anak dimana hampir sebagian besar waktunya digunakan untuk bermain dengan bermain itulah Anak UsiaDini tumbuh dan mengembangkan seluruh aspek yang