Prosiding
Seminar Nasional Kimia 2013
Inovasi Pendidikan & Penelitian Kimia Dalam
Menyongsong Era Industrialisasi di Kalimantan Timur
Steering Commite:
Drs. H. Musryahrim, M.M Drs. Alimuddin, M.Si Dr. A. Sentosa Panggabean, M.Si Dr. Erwin, M.Si Dr. Rahmat Gunawan, M.Si Dr. Rudi Kartika, M.Si Subur Pasaribu, S.Si, M.Si
Organizing Commite:
iii
SAMBUTAN KETUA PANITIA
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum wr. wb.,
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga pada hari ini, 9 November 2013, kita dapat melangsungkan acara Seminar Nasional Kimia 2013 yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Radja, Samarinda. Seminar Nasional Kimia ini diseleggarakan oleh Himpunan Kimia Indonesia-Kalimantan Timur (HKI-Kaltim) dan Dinas Pendidikan Kalimantan Timur bekerja sama dengan Fakultas MIPA Universitas Mulawaman dan Yayasan TETRA dengan tema “Inovasi Pendidikan dan Penelitian Kimia dalam Menyongsong Era Industrialisasi di Kalimantan Timur”.
Seminar Nasional Kimia adalah seminar tahunan yang telah diselenggarakan oleh Himpunan Kimia Indonesia-Kalimantan Timur (HKI-Kaltim) sejak tahun 2011. Seminar Nasional Kimia ini terutama bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan kerja sama di antara peserta dalam mengembangkan pendidikan dan penelitian kimia di Indonesia dan Kalimantan Timur khususnya.
Panitia memilih tema seminar yang dikaitkan dengan kebijakan Pemerintah Daerah dimaksudkan untuk menginformasikan bahwa kita perlu untuk selalu melakukan inovasi terhadap pendidikan dan penelitian kimia sebagai “center of science” yang
merupakan pondasi dari segala proses industri. Dengan demikian, pendidik kimia dapat mencetak generasi kimiawan yang kreatif dan berwawasan industri, serta kimiawan dapat memberikan sumbangsih nyata demi kemajuan industri Kalimantan Timur.
Pada seminar ini, panitia menerima 37 makalah yang akan dipresentasikan dalam 5 sidang parallel dan satu ruang poster. Adapun 5 bidang bahasan pada siding paralel yang akan diselenggarakan adalah: 1. Pendidikan Kimia; 2. Perkembangan Industri Kimia; 3. Kimia Organik dan Bioteknologi; 4. Kimia Analisis dan Terapan; serta 5. Kimia Material dan Komputasi. Rincian makalah teknis yang diseminarkan terdiri dari makalah yang berasal dari Universitas Mulawarman (… makalah), Universitas Sumatera Utara (… makalah), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (… makalah), dan lain sebagainya.
iv Habimanyu, Ph.D (Sekjen Himpunan Kimia Indonesia Pusat), Prof. Dr. Hanapi Usman, M.Si (Dekan Fakultas MIPA Universitas Hassanudin), dan Dr. Laode Rijai (Dekan Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman). Selain itu, Seminar Nasional Kimia 2013 ini juga menampilkan 3 pembicara tamu, yaitu Prof. Basuki Wirjosentono, M.S, Ph.D (Ketua Pasca-Sarjana Universitas Sumatera Utara), Dr. Deden Saprudin, M.Si (Dosen Kimia Institut Pertanian Bogor), dan Dr. Eka Nuryanto, M.Si (Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan).
Akhir kata, panitia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya Seminar Nasional Kimia 2013 ini, khususnya kepada Fakultas MIPA Universitas Mulawarman dan Yayasan TETRA yang telah membantu menyelenggarakan seminar ini, para pembicara utama, pembicara tamu, penyaji makalah, peserta pendengar, undangan serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu. Kami juga memohon maaf atas segala kekurangan selama persiapan maupun penyelenggaraan seminar ini. Mudah-mudahan seminar ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wabillahi Taufiqwal Hidayah Wassalamu’alaikumwr. wb.
Samarinda, 9 November 2013 Ketua Panitia Seminar Nasional
v
SAMBUTAN DEKAN FMIPA UNMUL
Yang terhormat, Bapak Gubernur Propinsi Kalimantan Timur dan Saudara sekalian peserta seminar yang berbahagia, Assalamu'alaikum Wr.Wb., Selamat pagi dan Salam sejahtera.Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, atas izin-Nya, sehingga kita semua dapat berkumpul untuk bersama-sama mengikuti acara ini, yaitu Seminar Nasional Himpunan Kimia Indonesia di Samarinda.
Pada hari ini mewakili sivitas akademika FMIPA Unmul, saya mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta seminar. sebagai Dekan, saya berharap tema ini bermanfaat bukan hanya bagi kalangan dosen dan peneliti kimia, melainkan juga bagi masyarakat dan para pelaku industri. Melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu kimia, bidang industri dapat mengeksplorasi proses yang lebih efektif dan efisien dan menghasilkan produk baru yang bernilai jual tinggi, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan juga menarik minat investor, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat kita.
vi ke depan akan semakin kompleks dibandingkan dengan sebelumnya, karena mencakup berbagai proses kimia yang lebih rumit dalam berbagai skala dan kombinasi serta diatur dengan undang-undang, termasuk masalah keselamatan kerja. Persaingan global yang makin keras membuat konsumen menuntut kualitas produk terbaik dengan harga yang terjangkau. Untuk itu, teknologi kimia yang feasible harus terus-menerus dikembangkan agar produk-produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional.Di dalam konstek ini peran pemerintah, akademisi/perguruan tinggi, dan pelaku industri sangat penting di dalam meningkatkan peran kimia dalam menunjang industrialisasi.
Para pihak tersebut harus bersinergi sesuai dengan perannya. FMIPA sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia akan selalu mendukung penuh berbagai upaya peningkatan peran kimia terutama melalui penyediaan SDM yang berkualitas dan menguasai teknologi yang ada. Bidang kimia industri telah dan sedang dikembangkan oleh FMIPA Unmul. Seminar ini diharapkan dapat menjadi wahana untuk berinteraksi, melakukan pertukaran informasi hasil penelitian antara ilmuwan dan stakeholder dalam rangka pemberdayaan potensi kimiawi bahan alam yang ada di sekitar kita.
Melalui fokus penelitian dan pengembangan yang baik, berbagai masalah yang ada dapat diselesaikan dengan tuntas.Untuk itu perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Saya sangat berharap seminar ini tidak hanya ditindaklanjuti dengan penelitian lanjutan, tetapi yang terpenting ialah untuk pengembangan industri baik industri besar maupun usaha kecil dan menengah. Mudah-mudahan Seminar Nasional ini dapat berjalan dengan sukses sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diinginkan. Semoga Allah SWT merestui dan selalu menunjukkan jalan yang terbaik bagi kita semua.
Terima kasih atas perhatiannya,Billahi taufik wal hidayah,Wassalamu'alaikum wr.wb. Dekan,
vii
SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR
PAPARAN
GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR Pada
SEMINAR NASIONAL KIMIA
HIMPUNAN KIMIA INDONESIA KALIMANTAN TIMUR Sabtu 9 November 2013
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera buat kita semua
Yang kami hormati,
• Ketua Himpunan Kimia Indonesia Pusat
• Rektor Universitas Mulawarman
• Para Dekan, Pembantu Dekan, Ketua-Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi di Lingkungan Universitas Mulawarman
• Pengurus Himpunan Kimia Indonesia Kalimantan Timur
• Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur
• Hadirin sekalian yang berbahagia
Puji Syujur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena kita semua masih diberi kekuatan dan kesehatan sehingga dapat bersama-sama menghadiri acara seminar kimia ini. Atas nama Pribadi, Pemerintah dan Masyarakat Kalimantan Timur menyampaikan Selamat kepada HKI Kaltim atas terselenggaranya seminar pada hari ini.
viii Sehingga kekayaan alam yang kami miliki berupa minyak bumi, batubara, gas, dan sebagainya, harus benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun sumberdaya manusia yang terdidik, terampil dan berintegritas.
Dalam membangun pendidikan di Kalimantan Timur, selalu dilandaskan pada Rencana Strategis Pendidikan Nasional. Hal ini sejalan dengan Program Pendidikan Kaltim yang kami beri nama Kaltim CEMERLANG yaitu pendidikan Kaltim yang CERDAS, MERATA dengan PRESTASI GEMILANG melalui Visi Pendidikan yaitu Terwujudnya Masyarakat Kalimantan Timur yang Berkualitas, Berakhlak Mulia dan Berdaya Saing sehingga Mampu dan Proaktif Menjawab Tantangan Zaman yang selalu berubah.
Hadirin sekalian yang berbahagia
Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami membagi paparan ini dalam 3 sub tema, yaitu :
• Peranan Pemerintah Daerah dalam Pengembangan Riset
• Peranan Perguruan Tinggi berbasis dalam Penguatan Otonomi Daerah
• Kondisi Aktual Peluang Penelitian Bidang Kimia di Kaltim
A. PERAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGEMBANGAN RISET (Studi
Kasus Kalimantan Timur)
Riset sangat identik dengan Pendidikan tinggi, bahkan masih banyak yang berpendapat bahwa urusan riset adalah wilayahnya para peneliti di perguruan tinggi. tentu saja anggapan ini kurang tepat sebab urusan penelitian adalah tanggungjawab kita bersama. saya sangat berharap Kaltim menjadi Provinsi berbasis riset dimasa yang akan datang.
Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia telah menegaskan bahwa kewenangan dan tanggungjawab penyelenggaraan pendidikan tinggi ada pada Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional. Akan tetapi menurut hemat kami, bukan berarti Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten dan Kota tidak dapat memberikan peran bagi pengembangan pendidikan tinggi di daerah khususnya yang berbasis riset.
ix sepantasnya memberikan perhatian yang tinggi kepada upaya-upaya pengembangan pendidikan tinggi.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, pada lampirannya menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi memiliki kewenangan : “Pemberian dukungan sumberdaya terhadap
penyelenggaraan perguruan tinggi”, berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi
Kaltim bersama-sama Pemerintah Kabupaten dan Kota se Kaltim telah dan akan terus melaksanakan perannya dengan baik dalam bentuk dukungan penyelenggaraan perguruan tinggi.
Untuk memberikan kekuatan hukum yang lebih jelas, maka saat ini Pemerintah Provinsi Kaltim telah memiliki Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendidikan yang didalamnya memuat peran pemerintah daerah dalam memberikan dukungan kepada pendidikan tinggi. Secara spesifik Perda tersebut memuat bentuk-bentuk bantuan yang dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah, diantaranya
1) Bantuan pengembangan Perguruan Tinggi menjadi World Class University pada
Program Studi tertentu dan Research University,
2) Bantuan peningkatan mutu manajemen pendidikan tinggi,
3) Bantuan peningkatan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan,
4) Bantuan pengembangan penelitian yang searah dengan visi misi pembangunan Kalimantan Timur,
5) Bantuan beasiswa bagi peserta didik,
6) Bantuan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan pada perguruan tinggi yang mengembangkan program unggulan daerah.
x Sesungguhnya Pemerintah kalimantan Timur sangat menaruh harapan kepada para ilmuwan, khususnya kimiawan di Kaltim untuk bersama-sama mengembangkan riset bidang kimia. Saat ini Pemprov sedang mengembangkan KEK Maloy yang intinya pada industri berbasis oleo-chemicals. saya mengajak para kimiawan untuk bersama-sama memikirkan pengembangan industri-industri hilir berbasis sawit atau CPO di Kaltim.
B. PERAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS RISET DALAM PENGUATAN
OTONOMI DAERAH
Perguruan Tinggi memiliki tiga fungsi utama yang kita kenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, masing-masing : Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Ketiga fungsi ini sangat diharapkan dapat diimplementasikan dalam konteks penguatan otonomi daerah. Pemerintah Daerah seyogyanya membuka pintu selebar-lebarnya bagi perguruan tinggi untuk bersama-sama meningkatkan perannya dalam membantu percepatan pembangunan di daerah.
Fungsi Pendidikan dan Pengajaran yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi seharusnya dapat dimanfaatkan dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia di daerah. Fungsi Penelitian yang dimiliki oleh Perguruan Tinggi seyogyanya dapat diarahkan pada kajian-kajian strategis tentang potensi daerah dan pengembangannya dalam menunjang pembangunan. Dan fungsi Pengabdian Masyarakat sudah seharusnya digunakan oleh kedua belah pihak untuk mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dimiliki kampus bagi kepentingan masyarakat banyak.
Hadirin yang berbahagia,
Sebagaimana kami sampaikan terdahulu, arah pengembangan pembangunan Kalimantan Timur telah tertuang dalam visi pembangunan yang pada intinya menyangkut dua sektor yaitu Agroindustri dan Energi. Hal ini disesuaikan dengan potensi dan keunggulan yang dimiliki oleh daerah. Pengembangan bidang energi dimaksudkan agar sumberdaya alam Kaltim berupa minyak, gas dan batubara dapat benar-benar dioptimalkan, Sedangkan pengembangan bidang Agroindustri dimaksudkan sebagai antisipasi habisnya potensi sumberdaya alam yang non-renewable tersebut, sehingga pada saatnya nanti Kaltim memiliki
xi Perguruan Tinggi diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam mengantar pemerintah daerah mencapai visinya. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur sangat mengharapkan dukungan perguruan tinggi dalam pengembangan sumberdaya manusia, khususnya pada bidang-bidang berikut :
1. penciptaan sumberdaya manusia yang berkualitas dibidang perencanaan, pemetaan, pemodelan, rancang bangun, dan bidang lainnya yang diperuntukkan bagi persiapan pengembangan sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan yang disertai kalkulasi ekonomi dan sosial budaya yang matang.
2. Penciptaan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi yang handal dibidang industri gas, kondensat dan oleo-chemical dalam rangka menyongsong Klaster
Industri di kalimantan Timur.
3. penciptaan sumberdaya manusia yang berkualitas dibidang pengelolaan sumberdaya tambang serta pemanfaatan sumberdaya energi.
4. penciptaan sumberdaya manusia yang berkualitas dibidang teknologi pemanfaatan hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan, yang dapat memberikan nilai tambah.
5. penciptaan sumberdaya manusia yang berkualitas dibidang manajemen dan pemasaran khususnya untuk produk industri hilir.
6. penciptaan sumberdaya manusia yang berkualitas dibidang analisis dan pengendalian dampak lingkungan baik fisik maupun sosial.
Pemberlakuan Otonomi Daerah sebagaimana diamanatkan oleh Tap MPR RI No. XV/1998, harus kita sadari bahwa secara bersamaan pula terdapat desakan arus globalisasi. Hal ini menimbulkan tantangan persaingan yang ketat di semua bidang. Sehubungan dengan tantangan tersebut, maka peran perguruan tinggi sangat diperlukan dalam membantu pemerintah daerah untuk bersama-sama menghadapinya.
Dalam rangka aktualisasi peran Perguruan Tinggi maka peranan makro yang dapat dimainkan antara lain:
xii 2. Perguruan tinggi harus dapat menghilangkan jarak dengan basis-basis perubahan
masyarakat yang ada. Perguruan tinggi diharapkan dapat berperan lebih progresif dalam mempengaruhi perubahan masyarakat secara lebih sistematis dan berdampak luas di masa-masa mendatang. Untuk itu kedekatan Perguruan Tinggi dan masyarakat harus diusahakan melalui program kemitraan kelompok-kelompok masyarakat dengan Perguruan Tinggi.
3. Perguruan tinggi dituntut untuk menentukan dan memilih kebijakan yang benar-benar strategis bagi perubahan-perubahan masyarakat yang lebih baik dan bagi penyelesaian masalah-masalah mendasar bangsa saat ini, baik ditingkat nasional maupun lokal. Berkenaan dengan hal tersebut, maka perguruan tinggi dalam era otonomi daerah harus mampu melakukan upaya-upaya yang bermanfaat dalam bentuk yang lebih operasional, seperti :
1. Mengembangkan model pembangunan yang benar-benar berbasis pada keilmuan dan sumberdaya lokal.
2. Membangun basis-basis pengembangan keilmuan yang benar-benar relevan bagi kebutuhan masyarakat dalam rangka merespon perubahan global yang sangat dinamis. 3. Mengembangkan pusat-pusat pengembangan masyarakat, dengan memanfaatkan
sumberdaya lokal yang ada.
4. Membantu pengembangan kebijakan strategis terhadap legislatif dan eksekutif serta mengontrol implementasi kebijakan-kebijakan tersebut.
5. Menghidupkan atau mendorong lembaga-lembaga independen diberbagai level daerah untuk mengimbangi inkorporasi negara yang selama ini masuk kedalam hampir semua sector kehidupan masyarakat, baik di pusat maupun daerah.
6. Menyebarluaskan (dissemination) berbagai informasi yang masih menjadi masalah
yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui berbagai cara (public education) agar kelompok-kelompok masyarakat mempunyai kemampuan
adaptif menyongsong era otonomi daerah.
xiii perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perguruan tinggi adalah sub sistem dari pembangunan daerah. Oleh karena itu, peran perguruan tinggi dalam penguatan otonomi daerah sangat diharapkan.
C. KONDISI AKTUAL PELUANG RISET BIDANG KIMIA DI KALTIM
Sebagaimana diketahui bahwa Kaltim adalah salah satu penyumbang devisa terbesar bagi republik ini. Potensi Kaltim terletak pada potensi sumberdaya alam yang sangat melimpah. Kekayaan sumberdaya alam tersebut sangat berhubungan dengan bidang keilmuan kimia. oleh karena itu, prospek riset bidang kimia di Kalimantan Timur sangatlah terbuka.
Saat ini telah dikembangkan tiga klaster industri di Kalimantan Timur masing-masing Klaster Industri berbasis gas dan kondensat di Bontang, Klaster industri berbasis Oleo-chemicals di Maloy dan Kalster Industri berbasis Petrokimia di Balikpapan. Ketiga klaster industri yang dikembangkan ini sangat berkaitan dengan ilmu kimia. Oleh karena itu, Pemprov Kaltim sangat memprioritaskan pengembangan sumberdaya manusia bidang ilmu kimia, khususnya bidang-bidang teknik kimia, metalurgi, oleochemicals dan petrokimia.
Berdasarkan potensi dan prospek industri berbasis kimia yang sangat besar di Kalimantan Timur, maka saya dapat menyampaikan beberapa peluang-peluan riset yang sekiranya dapat dipikirkan oleh ilmuan kimia, yaitu :
1. Penelitian tentang pemanfaatan bahan berbasis minyak menjadi produk-produk petrokimia yang memiliki nilai tambah
2. Penelitian tentang industri hilir berbasis batubara 3. Penelitian tentang industri hilir berbasis sawit/CPO
4. Penelitian pengembangan industri gas menjadi produk-produk hilir 5. Penelitian potensi mineral yang tersebar diseluruh wilayah
6. Penelitian pencemaran kimia lingkungan
7. Penelitian pengembangan sumberdaya alam terbarukan 8. Penelitian penurunan emisi gas-gas rumah kaca
9. penelitian lainnya yang berbasis kimia secara luas.
xiv semoga sukses memberikan yang terbaik buat bangsa dan negara. dan dengan mengucapkan Bismillahir Rahmanir Rahim, Seminar Nasional Kimia dengan ini dibuka secara resmi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Samarinda, 9 November 2013 Gubernur,
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
DAFTAR ISI
SAMBUTAN KETUA PANITIA ... iii
SAMBUTAN DEKAN FMIPA UNMUL ... v
SAMBUTAN GUBERNUR ... vii
DAFTAR ISI ... xv
JADWAL SEMINAR NASIONAL KIMIA 2013 ... MAKALAH KUNCI ... 1
SUMBER DAYA ALAM DAN PENGEMBANGAN INOVATIF TEKNOLOGI PROSES Haznan Abimanyu ... 3
PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA BERBASIS SUMBER DAYA ALAM HAYATI SEBAGAI ALTERNATIF PROSPEKTIF MENUJU PEMBANGUNAN NASIONAL BERKELANJUTAN Hanapi Usman ... 9
INOVASI PENDIDIKAN TINGGI KIMIA INDONESIA : SUATU KONSEP PEMIKIRAN PARADIGMA BARU Laode Rijai ... 20
ROLE OF CHEMISTS ON INDUSTRIAL DEVELOPMENTS : POTENCY OF PALM OIL INDUSTRY IN KALIMANTAN Basuki Wirjosentono ... 29
NANOMAGNETIK SEBAGAI PERMODIFIKASI ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS IODIDA Deden Saprudin ... 36
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA Eka Nuryanto danM. A. Agustira ... 43
MAKALAH UTAMA ... 44
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
ISOLASI BIOSURFAKTAN DARI LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT : PENDEKATAN METODE EMULSIFICATION ACTIVITY, OIL DISPLACEMENT AREA DAN DROP COLLAPSE
Norholis Majid dan Akhmad Riva’I ... 50
UJI TOKSISITAS DAN PENENTUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DENGAN METODE DPPH DARI METABOLIT SEKUNDER FRAKSI N-HEKSAN, ETIL ASETAT DAN METANOL-AIR DAUN SISIK NAGA (Drymoglossum piloselloides [Linn.] Pr.)
Erwin, Dwi Fitria Sari, dan Chairul Saleh ... 54
UJI ANTIKANKER EKSTRAK KULIT KAYU BAWANG HUTAN (Scorodocarpus borneensis Becc.) TERHADAP SEL LEUKIMIA L1210
Rudi Kartika dan Partomuan Simanjuntak ... 61
ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA ISLAM SAMARINDA PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS MELALUI METODE EKSPERIMEN
Maradona ... 65
PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH PADA POKOK BAHASAN TATA
NAMA SENYAWA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-4 SMA NEGERI 1 SEBULU
Abdul Rahman ... 75
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN ANDONG (Cordyline
frutycosa (L.) A. chev) DENGAN MENGGUNAKAN METODE DPPH
Ritson Purba dan Anton Gunawan ... 81
SINTESIS METIL ESTER DARI MINYAK BIJI KARET (Hevea brasiliensis)
SEBAGAI BIODIESEL DENGAN KATALIS ABU BUAH BINTARO (Cebera manghas.L)
Bagus Muliawan, Subur P. Pasaribu dan Aman S Panggabean ... 87
PRODUCTION OF CELLULASE AND REDUCING SUGAR FROM OIL PALM EMPTY FRUIT BUNCH BY Streptomyces hirsutus ISOLATE 12.3.A
Hamka Nurkaya ... 93
KONTRIBUSI FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN KIMIA KERJA TERHADAP PENCAPAIAN KINERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PERUSAHAAN
Iwan Muhamad Ramdan ... 99
PROSPEK INDUSTRI PUPUK BERBASIS BAKTERI ENDOFIT UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN TANAMAN
Maria Bintang dan Dwi Endah Kusumawati ... 101
STUDI FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia Mangostana L.) SEBAGAI FOOD SUPLEMENT
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
OPTIMASI SUHU TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KARET (Hevea brasiliensis) SEBAGAI BIODIESEL DENGAN SUMBER KATALIS ABU
KULIT BUAH KAPUK (Ceibapetandra)
Zia Rahmana Putra Subur P. Pasaribu dan Erwin ... 116
EFEK SUHU DAN LAMA PEMANASAN TERHADAP SIFAT FISIKO-KIMIA BUBUK PEWARNA DARI KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscuss sabdariffa L.) YANG DIHASILKAN
Yuliani ... 125
PENGARUH SUHU REAKSI PADA PEMANFAATAN ABU BUAH BINTARO (Cerbera manghas L.) SEBAGAI KATALIS DALAM SINTESIS
BIODIESEL MINYAK BIJI KARET (Hevea brasiliensis)
Subur P. Pasaribu, Edlyn Febrina Pasaribu dan Chairul Saleh ... 132
UJI TOKSISITAS (Brine Shrimp Lethality Test) EKSTRAK DAN ISOLAT
FRAKSI KLOROFORM DARI DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia
Lamk.)
Arie Novadiana, Erwin dan Subur P. Pasaribu ... 143
UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DAUN TUMBUHAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) DENGAN METODE
DPPH
Bonita Tahir, Chairul Saleh, dan Subur P. Pasaribu ... 150
UJI TOKSISITAS (Brine Shrimp Lethality Test) DAN AKTIVITAS
HIPOGLIKEMIK DARI DAUN TERAP (Artocarpus odoratissimus B.)
DENGAN METODE TOLERANSI GLUKOSA PADA MENCIT JANTAN
Nur Futihah dan Harlinda Kuspradini ... 156
UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL BUAH LAKUM (Cayratia tryfolia) TERHADAP LARVA Artemia salina Leach DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
Retno Prasetia dan Iis Intan W ... 165
KARAKTERISASI DAN SKRINING FITOKIMIA AKAR TABAR KEDAYAN (Aristolochiafoveolata Merr.)
Siti Jubaidah, Sapri dan Risa Supriningrum ... 169
AKTIVITAS EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Herwinda S, dan Muh. Amir M ... 176
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK N-HEKSANA, ETIL ASETAT DAN ETANOL DARI BUAH RANTI HITAM (Solanum blumei Ness Ex Blume)
DENGAN METODE PEREDAMAN DPPH
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
ISOLASI TOTAL FLAVONOID DAUN PALA (Myristica fragrans Houtt)
Binawati Ginting, Tonel Barus, Lamek Marpaung, Partomuan dan Simanjuntak ... 186
IDENTIFIKASI JAMUR PADA UMBI BAWANG MERAH (Allium cepa l.)
YANG TERSERANG PENYAKIT DENGAN METODE BLOTTER ON TEST
Hetty Manurung ... 191
PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA (STUDI KASUS : PDAM KOTA SAMARINDA)
Ali Murtopo, Aman Panggabean dan Idris Mandang ... 196
POTENSI EKSTRAK AIR DAUN PACAR CINA (Aglaia odorata) SEBAGAI
BIOLARVASIDA Aedes aegypti
Eka Siswanto Syamsul, Dwi Lestari dan Siti Heldyana ... 205
PENENTUAN KUALITAS LEMAK PADA BAGIAN PERUT IKAN PATIN DJAMBAL (Pangasius djambal)
Hamsinah, Alimuddin dan Erwin ... 209
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL TUMBUHAN SINGGAH PEREMPUAN (Loranthus sp) DENGAN METODE DPPH
(2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)
Sapri, Mohd. Faizal dan Reni Pebrianti ... 217
UJI TOKSISITAS (Brine Shrimp Lethality Test) DAN PENENTUAN
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DARI DAUN TERAP (Artocarpus odoratissimus B.) DENGAN METODE DPPH
(2,2-DIPHENYL-1-PICRYLHIDRAZYL)
Tri Wahyu Septiani dan Erwin ... 226
PENGARUH LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) YANG DIHASILKAN PETANI KAKAO DI TELUK
KEDONDONG BAYUR SAMARINDA
Marwati ... 233
KAJIAN KANDUNGAN PATI, AMILOSA DAN AMILOPEKTIN TEPUNG DAN PATI PADA BEBERAPA KULTIVAR PISANG (Musa spp)
Miftakhur Rohmah ... 238
STUDI KOMPUTASI REAKSI ADSORBSI DISOSIASI GAS O2 PADA
PERMUKAAN Pt-Fe DENGAN METODE TEORI FUNGSI KERAPATAN
Darmin, Rahmat Gunawan, Aman S. Panggabean ... 243
PENGARUH PENAMBAHAN PARTIKEL MAGNETIK Fe3O4 TERHADAP
PENINGKATAN KONDUKTIVITAS MEMBRAN POLIMER ELEKTROLIT (PVA – LiOH)
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
STUDI DOCKING MOLEKULAR SENYAWA KUERSETIN DAN HESPERITIN
SEBAGAI INHIBITOR SEL KANKER DENGAN AUTODOCK VINA
Hevin Muttaqin, Chairul Saleh & Rahmat Gunawan ... 253
ANALISIS TERMODINAMIKA SISTEM HIBRIDA PV/T BERDASARKAN
MODEL TERMAL
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
JADWAL SEMINAR NASIONAL KIMIA 2013
Samarinda, 9 November 2013
MAKALAH KUNCI
WAKTU PEMAKALAH JUD UL MODERATOR
08.45-09.10 Dipl. Ing Haznan Abimanyu, Ph.D
Sumber Daya Alam dan Pengembangan Inovatif Teknologi Proses
Dr. Rahmat Gunawan, S.Si,
M.Si
09.10-09.35 Prof. Dr. Hanapi Usman, M.S
Pengembangan Industri Kimia Berbasis Sumber Daya Alam Hayati Sebagai
Alternatif Prospektif Menuju
Pembangunan Nasional Berkelanjutan Drs. Abdul Azis, M.Si
09.35-10.00 Dr. Laode Rijai, M.Si
Inovasi Pendidikan Tinggi Kimia Indonesia : Suatu Konsep Pemikiran
Paradigma Baru
10.00-10.15 Break
10.15-11.00
Prof. Basuki Wirjosentono,
M.S, Ph.D
Role of Chemists on Industrial Developments : Potency of Palm Oil
Industry in Kalimantan
Dr. Rudi Kartika, M.Si 11.00-11.45 Saprudin, M.Si Dr. Deden
Nanomagnetik sebagai Pemodifikasi Elektroda Pasta Karbon untuk Analisis
Iodida 11.45-12.30 Dr. Eka
Nuryanto, M.Si
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
MAKALAH UTAMA
PARAREL I. Pendidikan Kimia dan Terapan
No. WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR
1. 14.00-14.15 Iis Intan Widiyowati, Fitria Usmanti
The Implementation Analysis of Self Assessment to Assess the Student of XI Senior High School
Performance in Chemistry Equilibrium Practicum
Usman, S.Si, M.Si 2. 14.15-14.30 Norholis Majid
dan Akhmad
Riva’i
Isolasi Biosurfaktan dari Limbah Cair Kelapa Sawit : Pendekatan Metode Emulsification Activity, Oil
Displacement Area dan Drop Collapse
3. 14.30-14.45 Erwin, Dwi Fitria Sari, dan
Chairul Saleh
Uji Toksisitas dan Penetuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH dari Metabolit Sekunder Fraksi n-Heksan, Etil Asetat dan Metanol-Air Daun Sisik Naga (Drymoglossum piloselloides
[Linn.] Pr.) 4. 14.45-15.00 Rudi Kartika
dan Partomuan Simanjuntak
Uji Antikanker Ekstrak Kulit Kayu Bawang Hutan (Scorodocarpus
borneensis Becc.) terhadap Sel
Leukemia L1210 5. 15.00-15.15 Maradona Analisis Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada Pokok Bahasan Hidrolisis melalui Metode
Eksperimen
6. 15.15-15.30 Abdul Rahman Penerapan Model Make A Match
pada Pokok Bahasan Tata Nama Senyawa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-4
SMA Negeri 1 Sebulu 7. 15.30-15.45 Ritson Purba
dan Anton Gunawan
Uji Aktivitas Antioksidan dari Daun Andong (Cordyline frutycosa
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
PARAREL II. Perkembangan Industri Kimia
No. WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR
1. 14.00-14.15 Bagus Muliawan, Subur P. Pasaribu
dan Aman S Panggabean
Sintesis Metil Ester dari Minyak Biji Karet (Hevea brasiliensis)
sebagai Biodiesel dengan Katalis Abu Buah Bintaro (Cebera
manghas.L)
Norholis Majid, S.Si, M.Sc 2. 14.15-14.30 Hamka Nurkaya Production of Cellulase and
Reducing Sugar from Oil Palm Empty Fruit Bunch by
Streptomyces hirsutus Isolate
12.3.A 3. 14.30-14.45 Iwan Muhamad
Ramdan
Kontribusi Faktor Lingkungan Fisik dan Kimia Kerja terhadap Pencapaian Kinerja Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Perusahaan 4. 14.45-15.00 Maria Bintang
dan Dwi Endah Kusumawati
Prospek Industri Pupuk Berbasis Bakteri Endofit untuk
Effervescent Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangostana L.) sebagai Food Suplement Minyak Biji Karet (Hevea brasiliensis) sebagai Biodiesel
dengan Sumber Katalis Abu Kulit Buah Kapuk (Ceibapetandra)
7. 15.30-15.45 Yuliani Efek Suhu dan Lama Pemanasan terhadap Sifat Fisiko-Kimia Bubuk
Pewarna dari Kelopak Bunga Rosela (Hibiscuss sabdariffa L.)
yang Dihasilkan 8. 15.45-16.00 Subur P.
Pasaribu, Edlyn Febrina Pasaribu dan Chairul Saleh
Pengaruh Suhu Reaksi pada Pemanfaatan Abu Buah Bintaro
(Cerbera manghas L.) sebagai
Katalis dalam Sintesis Biodiesel Minyak Biji Karet (Hevea
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
PARAREL III. KImia Organik dan Bioteknologi
No. WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR
1. 14.00-14.15 Arie Novadiana, Erwin, Subur P.
Pasaribu
Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) Ekstrak dan Isolat
Fraksi Kloroform dari Daun Kerehau (Callicarpa longifolia
Uji Fitokimia, Toksisitas Dan Aktivitas Antioksidan Alami Daun
Tumbuhan Kelakai (Stenochlaena palustris) dengan Metode DPPH
3. 14.30-14.45 Nur Futihah dan Harlinda Kuspradini
Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan Aktivitas
Hipoglikemik dari Daun Terap (Artocarpus odoratissimus B.)
dengan Metode Toleransi Glukosa pada Mencit Jantan
4. 14.45-15.00 Retno Prasetia
dan Iis Intan W. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Buah Lakum (Cayratia tryfolia)
terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
5. 15.00-15.15 Siti Jubaidah, Sapri dan Risa
Supriningrum
Karakterisasi dan Skrining Fitokimia Akar Tabar Kedayan
(Aristolochiafoveolata Merr.)
6. 15.15-15.30 Herwinda S, dan Muh. Amir M
Aktivitas Ekstrak dan Fraksi Daun Pidada Merah (Sonneratia caseolaris L.) sebagai Antioksidan
7. 15.30-15.45 Murniaty Heksana, Etil Asetat dan Etanol dari Buah Ranti Hitam (Solanum
blumei Ness Ex Blume) dengan
Metode Peredaman DPPH
Isolasi Total Flavonoid Daun Pala (Myristica fragrans Houtt)
9. 16.00-16.15 Hetty Manurung Identifikasi Jamur pada Umbi Bawang Merah (Allium cepa l.)
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
PARAREL IV. Kimia Analisis
No. WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR
1. 14.00-14.15 Ali Murtopo, Aman Panggabean dan
Idris Mandang
Pengaruh Variasi Dosis Koagulan terhadap Perubahan Parameter Fisika (Studi Kasus : PDAM Kota
Samarinda)
Potensi Ekstrak Air Daun Pacar Cina (Aglaia odorata) sebagai
Biolarvasida Aedes aegypti
3. 14.30-14.45 Hamsinah, Alimuddin dan
Erwin
Penentuan Kualitas Lemak pada Bagian Perut Ikan Patin Djambal
(Pangasius djambal)
4. 14.45-15.00 Sapri, Mohd. Faizal dan Reni
Pebrianti
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Tumbuhan Singgah Perempuan (Loranthus sp) dengan
Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)
5. 15.00-15.15 Tri Wahyu Septiani dan
Erwin
Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) dan Penentuan
Aktivitas Antioksidan Alami dari Daun Terap (Artocarpus odoratissimus B.) dengan Metode
DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl) 6. 15.15-15.30 Marwati Pengaruh Lama Fermentasi
Terhadap Mutu Biji Kakao (Theobroma cacao L.) yang
Dihasilkan Petani Kakao Di Teluk Kedondong Bayur Samarinda 7. 15.30-15.45 Miftakhur
Rohmah dan Amilopektin Tepung dan Pati Kajian Kandungan Pati, Amilosa pada Beberapa Kultivar Pisang
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
PARAREL V. Kimia Material dan Komputasi
No. WAKTU PEMAKALAH JUDUL MODERATOR
1. 14.00-14.15 Darmin, Rahmat Gunawan, Aman S. Panggabean
Studi Komputasi Reaksi Adsorbsi Disosiasi Gas O2 pada Permukaan
Pt-Fe dengan Metode Teori Fungsi Kerapatan
Muhammad Rifqi Helmi, S.Pd 2. 14.15-14.30 Rahmawati M Pengaruh Penambahan Partikel
Magnetik Fe3O4 terhadap
Peningkatan Konduktivitas Membran Polimer Elektrolit (PVA
– LiOH) 3. 15.00-15.15 Hevin Muttaqin,
Chairul Saleh & Rahmat Gunawan
Studi Docking Molekular Senyawa
Kuersetin dan Hesperitin sebagai Inhibitor Sel Kanker dengan
Autodock Vina
4. 14.30-14.45 Dadan Hamdani, Yuki N Nasution
Analisis Termodinamika Sistem Hibrida PV/T Berdasarkan Model
Termal
5. 15.15-15.30 Tamrin Sifat Mekanik dan Analisa Polyuretan Alam dari Lignin Isolate
Serbuk Kayu Sembarang 6. 15.30-15-45 Eddiyanto Modifikasi Karet Alam menjadi
Karet Alam Siklis dengan Berat Molekul Kecil melalui Reaksi Pemutusan Rantai dan Siklisasi
Samarinda, 9 November 2013
Makalah Kunci
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
Sumber Daya Alam dan Pengembangan Inovatif Teknologi Proses
Dipl.-Ing. H. Haznan Abimanyu, Ph.D. Pusat Penelitian Kimia LIPI
Sekretaris Jenderal HKI
3
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Sumber Daya Alam dan Pengembangan Inovatif Teknologi Proses
Dipl.-Ing. H. Haznan Abimanyu, Ph.D. Pusat Penelitian Kimia LIPI
Sekretaris Jenderal HKI
1
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Latar Belakang
Sumber Daya Alam Indonesia
Indonesia memiliki tingkat biodiversitas tertinggi kedua di dunia setelah Brazil dalam bentuk keanekaragaman hayati.
Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunan seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh,
dan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi
produksinya di dunia.
Sumber daya alam lain juga berbentuk berbagai jenis bahan tambang, seperti minyak, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas,
dan perak. Tetapi, pada kenyataannya negara-negara
di dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang rendah
(Dutch disease).
Fakta yang terjadi:
negara yang memiliki sumber pendapatan besar dari hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa.
negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi yang memadai dalam mengolahnya
Perlu dilakukan inovasi teknologi proses dan produk untuk memberdayakan sumber daya alam yang ada.
2
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Pendahuluan
Istilah baru dijelaskan Adair (1996) bukan berarti original tetapi lebih ke keterbaharuan
(newness).
Inovasi merupakan aktivitas yang bertujuan memperbaiki proses yang telah tersedia,
prosedur, produk, dan pelayanan atau menciptakan
sesuatu yang baru dengan menggunakan atau memodifikasi konfigurasi yang
telah ada.
Hasil inovasi teknologi dapat berupa penemuan, desain, data-data baru, ataupun pengetahuan baru. Tidak semua inovasi memerlukan penemuan (invention) baru, kadang hanya berbentuk perubahan kecil.
3
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Pendahuluan Inovasi Proses
Inovasi berawal dari berbagai konsep yang dikaji dan dikembangkan sebelum diaplikasikan.
Inovasi sering terinspirasi dari realitas yang terjadi. Inovasi proses untuk
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Pendahuluan
Faktor Pendorong Inovasi
Perkembangan/kemajuan teknologi (technical novelty).
Perubahan kebutuhan/keinginan atau selera konsumen.
Perubahan dalam segmen pasar atau kemunculan segmen pasar yang baru.
Tekanan persaingan yang semakin ketat.
Perubahan atas faktor produksi (kelangkaan relatif) dan faktor ekonomi tertentu (misalnya nilai tukar mata uang).
5
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 SDA dan Teknologi Proses
• Atsiri
• Kelapa Sawit
• Energi
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
4
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Atsiri
• Ada 200 macam minyak atsiri yang dikenal dunia. Di pasar global, produksi minyak atsiri dunia diperkirakan mencapai 150.000 ton atau setara dengan US$ 1,4 miliar.
• Sekitar 50% dari produksi dunia tersebut digunakan untukflavour, 5-10 % untukphytotherapy
dan aromaterapi, 20-25 % industri wewangian/ fragrancedan 20-25% digunakan untuk fraksinasi guna menghasilkanaroma chemicals.
• Hanya 40 macam yang dikenal di Indonesia. Kurang dari 20 macam yang diperdagangkan/diekspor di/dari Indonesia.
• Minyak atsiri Indonesia yang menguasai pangsa pasar dunia adalah massoi 100%, minyak nilam 80%, minyak pala dan minyak cengkeh 75%., minyak sereh 15%,
• Lebih dari 20 jenis minyak atsiri yang diimpor oleh Indonesia.
• Ekspor minyak atsiri dan bahan-bahan makanan (flavour) dan wewangian (fragrance) Indonesia pada tahun 2006 mencapai US$ 100,8 juta atau meningkat 8% dibandingkan tahun 2005 US$ 93,3 juta. Tahun 2007, nilai ekspor diperkirakan meningkat 10% dibandingkan tahun 2006.
• Impor minyak atsiri dan bahan-bahanflavourdanfragrancepada tahun 2006 mencapai US$ 190,7 juta. Jumlah ini juga meningkat 7,3 % dibandingkan tahun 2005 sebesar US$ 177,7 juta.
7
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 TURUNAN MINYAK ATSIRI
NO M . ATSIRI TURUNAN KEGUNAAN 1 Minyak sereh
(Citronella Oil) citronellol rose alcohol perfumery chemicals
citronellol formate floral, cologne, lavender, to add flavours of orange, apple and plum
citronellol acetate to create rose, carnation and floral notes and lavender fruity flavour
citronellal perfumes for soap as citrus flavor agent citronellal ethylene glycol
acetal mild sweet herbaceous fragrance utk novel note in fresh floral and herbaceous fragrance Isopulegol cyclocitral rose like odour floral lift in rose composition acetate sweet minty odour in lavender , rose compositions hydroxy citronellal lily of the valley used in all types of floral composition 2 Minyak Nilam
(Patchouli oil) Patchouli Alcohol mildly earthy
Patchoulena campuran bahan pewangi untuk parfum dan aroma terapi.
Patchouli asetat possesses fresh woody odour used in most composition8
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
NO ATSIRI TURUNAN KEGUNAAN
3 Minyak akar vetiverols sweet, mildly earthy, rooty and possess balsamic odour
wangi formate vetiferols dry delicate sweet powdery odour perfumery acetate vetiferols possesses fresh woody odour used in most
composition
butyrate etiferols fresh floral, fruity odour perfumery 4 Minyak kayu
manis Cinnamaldehyde spicy aroma carminative, dental preparation, powerful germicide amyl cinnamaldehyde possesses floral odour, basic constituent of jasmine
type perfume cynnamyl alcohol fixative, blending perfumes 5 Minyak
Cengkeh (Clove oil
eugenol Iso eugenol eugenol asetat vanillin
β-kariofilen etil vanilin
Pharmaceuticals, carnation perfumes, Typical spicy effects
6 Minyak
Kenanga linalool sweet, pleasant odour, blending perfumes,soap, cosmetics, flavour. format linalool blending bergamot, pear flavour, apel asetat linalool blend perfumes utk fresh & sweet notes propionate linalool fresh, pleasant fruity odour and taste, flavour of pear benzoat linalool green notes of wood, moss, citrus men’s perfumes9
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Teknologi Proses Atsiri •Pres Pres MekanikMekanik • •SokletasiSokletasi • •PerkolasiPerkolasi • •DistilasiDistilasi UapUap--AirAir
•• EnfleurasiEnfleurasi dandan maserasimaserasi
FRAKSI/KOMPONEN
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Kelapa Sawit: Produksi CPO
Produksi CPO Indonesia 10 tahun terakhir terus tidak lagi terfokus di Sumatera, melainkan ke
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Produk CPO dan turunannya
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
5
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Industri Olahan Sawit Malaysia
Export CPO Export Produk Turunan Sawit
Export CPO dan PPO (Produk turunan Sawit) Malaysia (1000 metric ton)
Pada tahun 1975, nilai ekspor CPO malaysia meliputi 76.1% dari total produksi CPO nasional, tetapi nilai ekspor CPO turun drastis, dan mencapai 0.3 % pada 1985. CPO terlebih dahulu diproses di Malaysia sebelum diexport dalam bentuk PPO.
13
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Nilai tambah produk turunan CPO
0
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
15
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
PENGEMBANGAN PRODUK PENGEMBANGAN PRODUK TURUNAN MINYAK SAWIT DI LIPI TURUNAN MINYAK SAWIT DI LIPI
CPO
Hasil litbang LIPI terkait bahan kimia turunan
minyak sawit, meliputi pembuatansurfaktan
(nonionik, kationik, senyawa ester, amida, sulfat dan etoksilat), bahan bakar alternatif (biodiesel, biogasoline),emolient,pemekatan karotenoid, pembuatanabsorben bentonitterpilarisasi untuk proses bleaching minyak sawit serta preparasi katalisuntuk proses hidrogenasi minyak sawit dan regenerasi katalis bekas hasil proses hidrogenasi.
Plasticizer 1. Ester: Makanan : ice cream; Polimer: formulasi plastik (sebagai
plasticizer, lubricant); Base oil : Oli automotive; Kesehatan: vaksin ayam (sebagai media penstabil). Lingkungan : pengolah limbah minyak;Kosmetik ; personal care : cream, lotion, lipstik; Tekstil : pada proses dying
2. Amida: detergent
3. Sulfonat; Detergent, penyamakan kulit 4. Ethoksilat: Tekstil
5. Ester epoksi; Plasticizer, Self Coating 6. Poliurethan (rigid foam) untuk isolator, kemasan
U
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Digunakan untuk produksi: Mono Ester dari Minyak Sawit
PROTOTIP PILOT PLANT PROSES PRODUKSI SURFAKTAN
ALKOHOL MONO ESTER
SISTEM KONTINYU
PROTOTIP PILOT PLANT PROSES PRODUKSI SURFAKTAN AMIDA
Patent P00200700345 :
Sistem Kontinyu Proses Produksi Senyawa Amida Dari Minyak Sawit
17
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Fasilitas Uji Coba
Kapasitas 300 kg raw/batch Laboratorium
Scale
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
6
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Energi: Minyak bumi
the BP statistical Review of World Energy 2011 Fossil Fuel Resource Proven + Possible Production/year Oil 86.9 billion barrels 9 billion barrels 500 million barrels Gas 384.7 TSCF 182 TSCF 3 TSCF Coal 57 billion tons 19.3 billion tons 130 million tons
Note : TSCF; trillion standard cubic feet BOE: barrel oil equivalent, GW: gigawatt
Cadangan miyak Indonesia semakin menurun: 3,8 miliar barel, jika dimanfaatkan 900 ribu barel per hari, dalam 12 tahun akan habis jika tidak ditemukan cadangan minyak (Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini).
19
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Energi: Gas alam dan batu bara
No Negara Proved reserve (trilliun m3) world share
1 Russian Federation 44.8 23.9%
2 Iran 29.6 15.8%
3 Qatar 25.3 13.5%
4 Turkmenistan 8.0 4.3% 5 Saudi Arabia 8.0 4.3%
6 US 7.7 4.1%
7 United Arab Emirates 6.0 3.2%
8 Venezuela 5.5 2.9%
No Negara Total (Juta ton) Share of Total 9 South Africa 30.156 3.5% 10 Colombia 6.746 0.8%
11 Canada 6.582 0.8%
12 Poland 5.709 0.7%
13 Indonesia 5.529 0.6% Cadangan batu bara
Cadangan gas alam Indonesia diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan energi selama 37 tahun, sedangkan cadangan batubara hanya bertahan untuk 30 tahun
lagi. 20
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Kebijakan Energi Nasional
One of Indonesia’s energy development strategies is to increase energy diversification by utilizing renewable energy.
ENERGY (According to Governtment Regulation No. 5/2006)
Charcoal
Geothermal, 1.32% Water Power, 3.11%
15.34%
21
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Energi: Biofuel
Kendala produksi bioetanol:
Penggunaan bahan pangan sebagai bahan baku pembuatan etanol sehingga menimbulkan masalah baru dalam persaingan bahan pangan
22
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Biomass Potential of Indonesia for renewable liquid fuel
Bagasse/stalks of rice: around 230 millions ton/year bagasse equivalent to 17.618 billion
liter/year of bioethanol.
Aren (Arenga Pinnata): The potency of aren in Indonesia is 11.7 billion liter/year alcohol.
Sago: Sago can be found easily in Papua and Minahasa. There are 3.25 million ha plantation. From 25 ton/ha, 4000 liter ethanol can be produced.
Sugar cane: the potency of bioethanol from sugar cane is around 515.9 million liter/yr.
Molasses: From the sugar industries 1.5 million ton/yr molasses will be produced. 1 ton molasses can be converted to 250 liter ethanol.
Sweet sorghum: 15 kg stem sweet sorghum can produced 1 liter ethanol, that is around
6000 liter/ha/yr. Besides from the stem, ethanol also can be produced from the grain. For 333.4 liter ethanol can be obtained from 1 ton grain.
Cassava: The potency of cassava is 25 ton/ha/yr with ethanol production of 180 liter/ton cassava.
Arenga pinnata
23
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Biomass Potential of Indonesia for renewable liquid fuel
Sweet potatoes: The production of sweet potatoes is 62.5 ton/ha/yr. From 1 ton sweet potatoes, 125 liter ethanol can be produced.
Jatropha curcas: the potential land for jatropha of 19.8 million ha, around 23.76 billion liter biodiesel can be obtained.
CPO: The potency of CPO production in Indonesia is 15 million ton/yr. This can be
converted to biodiesel to 14 million ton/yr. From the production of CPO there are a lot of wastes which can be converted to biofuel, such as empty fruit bunch (EFB). 200 kg CPO
and 250 kg EFB can be produced from 1 ton fresh fruit bunch (FFB). From these EFB,
around 20.635 liter bioetanol can be obtained.
Corn: The production of Corn in Indonesia is 14 million ton/yr. 200 liter ethanol can be
produced from 1 ton corn.
Other potential plants/crops for producing biofuels: Banana stem for bioethanol,
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
7 Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Bidang Energi Biodiesel
Kendala produksi biodiesel:
Harga pokok CPO yang tinggi di pasar dunia sehingga harga biodiesel cenderung lebih mahal dibanding BBM jenis solar
Masih kurangnya pengembangan dan penggunaan biodiesel karena belum adanya infrastruktur kelembagaan, sehingga biodiesel belum tersentuh pelaku pasar bahan bakar transportasi
25
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Source: NREL
Inovasi Bidang Energi Biodiesel
26
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
27
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013 Inovasi Bidang Energi
Bioetanol
Penggunaan berlignoselulosa sebagai bahan baku etanol
28
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Potency (tons) Cellulose
Rice stalk 44.229.343 37.71 16.62
Corn stover 3.010.274 37.3 17.5
sawdust 1.4000.000 (m3) 52.5 20.55
Soybean stalk and leaves
2.356.000 32.1 18.5
Tobacco stalk 484.193 42.4 27
Switch grass - 25,10 33.40
Corn Stover
Rice stalks
sawdust
Source: M. Suharto, Director of CV Lembah Hijau Multifarm, Surakarta
Switch grass
Cellulosic Source in Indonesia
29
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Pilot Plant Bioethanol di LIPI
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
8 Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Pilot plant specifications
Biomass treatment capacity : 100 kg/day Pretreatment reactor : 450 L x 1 ea
Hydrolysis tank inlet flow rate : 240 kg/day (Cellulose : 25.7 kg/day) Buffer tank : 3000 L x 1 ea
Hydrolysis tank : 350 L x 2 ea Yeast propagation tank : 50 L x 2ea Fermentation tank : 350 L x 4 ea
Mesh & Stripper Column : Tray & Packed column, 9,000H Rectification column : Packed column, 9,000H Dehydration column : Zeolite packed column
Section 1: Milling & Pretreatment Section 2: Hydrolysis & Fermentation Section 3: Distillation & Dehydration
31
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Pilot Plant Process
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Process Efficiency
Raw EFB
186.04 kg After cyclone163.40 kg Base:
cellulose 1st belt press155.23 kg 2nd belt press153.80 kg 3rd belt press150.72 kg
efficiency After pretreatment
87.83%
1st belt press 95.00%
2nd belt press 99.08% 3rd belt press 97.997%
1. Using 600 kg oil palm EFB, we produced 76.46 kg of ethanol
2. Coversion to 1 ton basis of palm EFB = 76.46x1000/600 = 127.43 kg of ethanol/ton / 0.7947 kg/L = 160.53 L/ton of EFB (include glucose in enzyme for fermentation)
33
Samarinda-Indonesia, 9 November 2013 Seminar Nasional Kimia Kalimanan Timur 2013
Thank You
Thank You
Thank You
Thank You
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
36
NANOMAGNETIK SEBAGAI PEMODIFIKASI ELEKTRODA PASTA
KARBON UNTUK ANALISIS IODIDA
Deden Saprudin1,*, Indra Noviandri2, Buchari2,Mikrajuddin Abdullah3
1Bagian Kimia Analitik, Departemen Kimia Fakultas Matematika an Ilmu Pengetahuan
Alam, Institut Pertanian Bogor, Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor - 16116, INDONESIA
2Analytical Chemistry Research Division, Faculty ofMathematics and Natural Sciences,
Institut TeknologiBandung, Jl. Ganesha 10 Bandung - 40132, INDONESIA
3Physics of Electronic Materials Research Division,Faculty of Mathematics and Natural
Sciences, InstitutTeknologi Bandung, Gedung Fisika, Jalan Ganesa 10,Bandung 40132, INDONESIA
*)Email: dsp@ipb.ac.id
ABSTRAK
Nanomagnetit yang dibuat secara hidrothermal selama 3, 6, dan 12 jam dengan tiga bahan, yaitu FeCl3, urea, dan natrium sitrat menghasilkan derajat kristalinitas
masing masing 47,81%, 77,15%, dan 84,67%. Ketiga bahan ini dapat meningkatkan arus puncak oksidasi iodida dalam medium KCl masing-masing sebesar, 1,25 kali, 1,50 kali, dan 3,00 kali bila dibandingkan elektroda pasta karbon saja. Dengan meningkatnya kandungan nanomagnetit (5, 10, 15%) dalam elektroda pasta karbon, arus puncak oksidasi iodida naik secara linier. Dari data kemiringan kurva antara arus puncak dan akar kecepatan pemayaran, meningkatnya kristalinitas akan meningkatkan kemiringan kurva, yang sebanding dengan peningkatan luas permukaan efektif. Nanomagnetit dengan kristalinitas tinggi (sekitar 85%), memiliki hubungan yang linier antara arus puncak oksidasi dengan konsentrasi iodida dan memiliki koefisien korelasi 0,994, limit deteksi 1,4 µM, limit kuantisasi 4,2 µM, memiliki selektivitas yang tinggi terhadap NaCl, dan KBr, karena morfologi nanomagnetit pada kristalinitas tinggi lebih teratur.
Kata Kunci: Iodida, nanomagnetit, kristalinitas, volammetrisiklik, pasta karbon
ABSTRACT
Nanomagnetitwas synthesed by hydrothermal for 3, 6, and 12 hours with three ingredients, namely FeCl3, urea, and sodium citrate produce the degree of crystallinity,
respectively 47.81%, 77.15%, and 84.67%. These three ingredients can increase the oxidation peak current iodide in medium KCl respectively, 1.25 times, 1.50 times and 3,00 times when compared to carbon paste electrodes only. With increasing content of nanomagnetit (5, 10, 15%) in the carbon paste electrode, the oxidation peak currents rise linearly iodide concentration. Data from the slope of the curve between the current peak and root-scan rate, with increased crystallinity will increase the slope of the curve, which is proportional to the increase in effective surface area of electrode. Nanomagnetit with high crystallinity (about 85%), has linierity for iodide concentration and anodic peak current (R2 = 0,994), limit of detection 1,4 µM, limit of quantization, high selectivity towards NaCl, and KBr.
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
37
PENDAHULUAN
Nanomagnetit(Fe3O4) merupakan nanopartikel yang ramah lingkungan dan telah banyak digunakan sebagai
bahan pemodifikasi elektroda dalam sensor dan biosensor (Cheng dkk, 2009; Zhang dkk, 2011, Yina dkk, 2010).
Penggunaan magnetit untuk mendeteksi logam berat (Pb2+) telah berhasil dilakukan (Yang dkk, 2012). Pada metode ini,
suspensi magnetit diletakkan pada permukaan glasi karbon. Agar ion Pb2+ terjerap dengan baik pada permukaan
elektroda, maka perlu ditambahkan iodida sehingga membentuk senyawa kompleks, PbIn(n-2)- yang mudah diadsorpsi
oleh magnetit sehingga kepekaan meningkat sebanyak 10 kali bila dibandingkan tidak menggunakan magnetit.
Berdasarkan perbedaan potensial redoks Pb2+ dan I- memberikan peluang penggunaan magnetit untuk analisis iodida (I
-), sehingga magnetit ini dapat digunakan untuk analisis kation dan anion. Sementara itu, penggunaan nanomagnetit sebagai pemodifikasi elektroda pasta karbon untuk analisis asam askorbat (Cao, 2010) memberikan efek elektrokatalisis, sehingga dapat menggeser puncak oksidasi asam askorbat ke arah yang lebih mudah untuk dioksidasi (potensial rendah). Pada penelitian itu juga dilaporkan bahwa magnetit yang dibuat dengan proses hidrotermal (suhu dan tekanan tinggi) memberikan peningkatan arus yang signifikan dibandingkan dengan magnetit yang dibuat pada suhu dan tekanan normal.
Secara umum, faktor utama yang menentukan efisiensi katalis dalam katalisis heterogen adalah luas area yang cukup besar, yang dapat diperoleh dengan menggunakan nanopartikel atau partikel berbentuk butiran yang memiliki
pori-pori. Serbuk berukuran nano (nanopowder) berbentuk amorf dari Fe2O3 yang memiliki luas permukaan paling
tinggi menunjukkan efisiensi katalisis peruraian H2O2 paling rendah. Sementara itu, efisiensi tertinggi dicapai oleh
Fe2O3 dengan luas permukaancukup rendah dengan memiliki kandungan fase kristalin cukup tinggi (Hermanek dkk,
2007). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efisiensi katalisis tidak semata-mata disebabkan oleh tingginya luas permukaan, namun fase kristalin juga berpengaruh terhadap efisiensi katalis.
Sintesis magnetit secara hidrotermal dengan memvariasikan waktu sintesis memberikan derajat kristalinitas yang berbeda (Cheng dkk, 2010). Perbedaan derajat kristalinitas magnetit ini akan mempengaruhi daya adsorpsi suatu molekul atau ion pada permukaan magnetit. Banyaknya jumlah ion yang bergerak ke permukaan elektroda akan mempengaruhi arus yang dihasilkan ketika dilakukan analisis dengan metode voltammetri, sehingga akan mempengaruhi kinerja elektroda dalam memberikan respon terhadap suatu ion. Respon ini dapat dilihat dari voltamogram siklik yang dihasilkan.
Pada sintesis menurut Cheng dkk (2010), digunakan empat jenis bahan kimia yaitu, FeCl3, urea, natrium sitrat,
dan poliakrilamid. Diantara keempat bahan tersebut, poliakrilamid merupakan bahan yang mahal dan relatif sulit diperoleh. Fungsi dari poliakrilamid adalah sebagai surfaktan, menjadikan magnetit yang dihasilkan mudah terdispersi dalam air serta menjadikan morfologi magnetit yang dihasilkan berukuran sekitar 280 nm (Cheng, 2010). Guna meningkatkan penggunaan nanomagnetit dalam bidang pertanian, energi dan mengatasi masalah pencemaran lingkungan diperlukan pembuatan nanomagnetit yang sederhana, mudah, dan murah. Sintesis tanpa poliakrilamid menjadi tantangan tersendiri bagi para peneliti untuk meningkatkan efisiensi. Han dkk (2012) berhasil membuat
magnetit berbentuk mikrosfer berukuran 2-3 µm yang memiliki pori-pori dari bahan FeCl3, natrium sitrat, dan amonia.
Karena nanomagnetit bersifat elektrokatalis dan kapasitor elektrokimia yang baik, maka material ini memiliki potensi digunakan sebagai pemodifikasi elektroda pasta karbon untuk analisis iodida, sekaligus juga penjajagan awal untuk penggunaannya sebagai bahan superkapasitor dan bahan pengganti anoda pada sel surya yang selama ini menggunakan platina.
METODE
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik Mettler AE-200, pengaduk magnetik, galvanostat-potensiostat (Edaq) dilengkapi perangkat lunak (E-Chem) dan elektroda Ag/AgCl, penggerus, mikropipet, bom teflon, oven, pipet mikro, difraktometer sinar-X (XRD) (Shimadzu XRD-7000), mikroskop elektron payaran-spektroskopi dispersif energi (SEM-EDS) (Jeol), spektrofotometer UV. pH meter (HM-20S), dan peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia analitik seperti labu takar, pipet tetes, gelas kimia, pipet volumetrik, dan lain-lain.
Bahan yang digunakan adalah garam FeCl3·6H2O(Nacalai Tesque), urea (Merck), natrium sitrat (Merck),KI
(Merck),KCl (Merck), H2SO4 (Merck), K3Fe(CN)6(Wako), etanol (Merck), serbuk grafit, parafin cair,aqua-bidestilata,
gas N2, HCl (Merck), K2SO4 (Merck), NaBr (Merck), kawat platina, aloi Devarda, natrium hipoklorit (NaOCl) 5 %,
NaOH p.a, (NH4)2SO4 p.a, serbuk fenol p.a, kaliumNa-tartrat, etanol, H2SO4 98%, campuran selen, indikator Conway,
parafin cair, akuades, CHCl3(Merck), (CH3)2CO (Merck), (CH3)2O (Merck), n-heksan (Merck).
Pelaksanaan Penelitian:
Sintesis Magnetit (Cheng dkk. (2010) dengan modifikasi). Sebanyak 0,5406 g (2 mmol) garam FeCl3·6H2O,
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
38
Pencirian XRD. Pencirian XRD dilakukanuntuk mengetahui fase besi oksida yang terdapat dalam sampel dan
untuk menentukan ukuran kristal. Sekitar 200 mg sampel dicetak langsung pada aluminium ukuran 2×2.5 cm. Sampel dikarakterisasi dengan lampu radiasi Cu dengan panjang gelombang 1,5406 Å.
Pembuatan Elektroda Pasta Karbon (EPK) (Qiong dkk (2003) dengan modifikasi). EPK dibuat dengan
mencampurkan 100 mg grafit dan 35 µL parafin cair, lalu dicampur hingga membentuk pasta homogen. Sebuah tabung gelas dengan diameter sekitar 2,5 mm digunakan sebagai badan elektroda. Kawat tembaga sebagai penghubung elektroda ke sumber listrik dimasukkan ke dalam tabung hingga tersisa ruang kosong sekitar 5 mm pada ujung tabung. Pasta dimasukkan ke ujung tabung hingga penuh dan padat. Permukaan elektroda dihaluskan menggunakan ampelas halus dan kertas minyak hingga licin dan berkilau.
Pembuatan EPK Termodifikasi Magnetit. Modifikasi elektroda pasta karbon dilakukan dengan
mencampurkan magnetit dengan komposisi 5% (M5%), 10% (M10%), dan 15% (M15%) pada pasta karbon dengan komposisi grafit berkurang dan parafin yang tetap. Magnetit, serbuk grafit, dan parafin cair dicampur hingga membentuk pasta homogen. Sebuah tabung gelas dengan diameter 2,5 mm digunakan sebagai badan elektroda. Kawat tembaga sebagai penghubung elektroda ke sumber listrik dimasukkan ke dalam tabung hingga tersisa ruang kosong sekitar 5 mm pada ujung tabung. Pasta dimasukkan ke ujung tabung hingga padat. Permukaan elektroda dihaluskan menggunakan ampelas halus lalu dilanjutkan dengan penggunaan kertas minyak hingga menghasilkan permukaan yang licin dan berkilau.
Analisis Voltammetri:
Pengaruh Kristalinitas Nanomagnetit. Pengaruh kristalinitas nanomagnetit terhadap arus puncak ditentukan
dengan mengukur 1 mM KI dalam elektrolit KCl 0,1 M menggunakan EPK dan EPK termodifikasi nanomagnetit hasil sintesis 3, 6, dan 12 jam komposisi 10 mg. Respon arus diamati pada selang potensial 0-1,2 V dengan kecepatan payaran 100 mV/s.
Pengaruh Komposisi Nanomagnetit. Pengaruh komposisi nanomagnetit terhadap arus puncak ditentukan
dengan pengukuran 1mM KI dalam elektrolit KCl 0,1 M menggunakan elektroda EPK dan EPK termodifikasi nanomagnetit hasil sintesis 3, 6, dan 12 jam dengan komposisi magnetit 5%, 10%, dan 15%. Respon arus diamati pada selang potensial 0-1,2 V dengan kecepatan payaran 100 mV/s.
Pengaruh Konsentrasi Iodida: Penentuan Sensitivitas, Limit Deteksi, dan Limit Quantisasi. Kurva
kalibrasi dibuat dengan memplotkan konsentrasi iodida (0-0,8 mM) dengan arus puncak anodik. Pengujian voltammetri siklik dilakukan dengan menggunakan EPK termodifikasi nanomagnetit hasil sintesis selama 3, 6 dan 12 jam dengan komposisi magnetit 10%. Respon arus diamati pada selang potensial 0-1,2 V dengan kecepatan payaran 100 mV/s. Linearitas kurva ditentukan berdasarkan koefisien determinasi kurva standar. Berdasarkan kurva standar yang diperoleh, ditentukan pula sensitivitas, limit deteksi, dan limit kuantitasi elektroda.
Pengaruh NaCl. Adanya pengaruh matriks terhadap pengukuran iodida ditentukan dengan mengukur larutan KI
1 mM dalam KCl 0,1 M dengan penambahan NaCl sebesar 0,1864 g dan 3,0000g. Elektroda yang digunakan yaitu elektroda termodifikasi nanomagnetit dengan lama sintesis 3, 6, dan 12 jam dengan komposisi magnetit 10 mg. Respon arus diamati pada selang potensial 0-1,2 V dengan kecepatan payaran 100 mV/s.
Pengaruh Bromida. Adanya interferensi ion halida terhadap pengukuran iodida ditentukan dengan pengukuran
KI 1 mM dengan penambahan KBr 2 mM dan KBr 10 mM dalam KCl 0,1 M. Selanjutnya arus puncak yang dihasilkan dibandingkan dengan arus puncak KI 1 mM tanpa penambahan KBr.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis dan Karakterisasi Magnetit
Magnetit disintesis menggunakan variasi waktu sintesis 3, 6, dan 12 jam. Hal ini dilakukan untuk memperoleh berbagai tingkat kristalinitas magnetit. Liang dkk (2006) menyatakan bahwa magnetit dapat dicirikan dari warna kristal yang hitam sedangkan warna larutan di atasnya berwarna kuning. Warna hitam yang merupakan ciri dari magnetit dipengaruhi oleh struktur kristalnya. Menurut Roonasi (2007), warna hitam ini disebabkan oleh adanya transfer muatan
intervalensi antara Fe2+ dan Fe3+. Magnetit kemudian dipisahkan dari filtrat dan dicuci dengan alkohol untuk
menghilangkan pengotor pada kristal.
Rendemen yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1, rendemen hasil sintesis magnetit secara hidrotermal selama 3 jam, 6 jam, dan 12 jam berturut-turut 70, 72, dan 77%. Magnetit banyak yang menempel pada lapisan dalam teflon yang kontak dengan larutan sehingga sulit diambil, hal ini menyebabkan rendemen hasil berkurang sebanyak 23-30%.
Denganmeningkatnyawaktusintesis, rendemensemakintinggi, halinidisebabkanmakin lama
ISBN : 978-602-19421-0-9 Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013
39
Tabel 1 Rendemen Sintesis Magnetit Secara Hidrotermal
Waktu Sintesis Massa Magnetit yang diperoleh (g) Rendemen (%)
3 jam 0,1096 70,94
6 jam 0,1120 72,49
12 jam 0,1190 77,02
Pola difraksi sinar-X menunjukkan puncak-puncak pada sudut yang sesuai dengan standar magnetit (JCPDS No. 19-0629) (Gambar 1). Difraktogram juga menunjukkan puncak-puncak yang memiliki susunan intensitas yang sesuai dengan standar. Perhitungan kristalinitas untuk magnetit yang disintesis selama 3, 6, dan 12 jam berdasarkan difraktogram sinar-x yang diperoleh, dengan cara perhitungan seperti terdapat pada Lampiran C. Kristalinitas magnetityang disintesis selama 3, 6, dan 12 jam meningkat seiring dengan bertambahnya waktu sintesis, denganhasilberturut-turut, 47,81%, 77,15%, 84,67% (Tabel 2). Cheng dkk (2009) menyatakan bahwa, padatan magnetit
yang berbentuk amorf akan berubah menjadi kristal secara bertahap dan diameternya akan meningkat.
Gambar 1 Difraktogram nanomagnetit hasil sintesis, (a) 3 jam, (b) 6 jam, (c) 12 jam
Analisis Voltammetri
Pengaruh Kristalinitas Nanomagnetit Terhadap Potensial dan Arus Puncak