SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA RISIKO YANG DIUKUR DENGAN METODE VALUE AT RISK (VaR) TERHADAP IMBAL HASIL
REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA
OLEH
YOLANDA AGATHA TARIGAN
110502153
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RISIKO YANG DIUKUR DENGAN METODE VALUE AT RISK (VaR) TERHADAP IMBAL HASIL
REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko reksa dana saham di Indonesia, mengukur hubungan antara VaR sebelumnya terhadap imbal hasil, dan mengetahui berapa lama VaR masa lalu memiliki pengaruh signifikan antara VaR sebelumnya terhadap imbal hasil. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi website Kontan, Bapepam-LK, buku referensi, dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari literatur yang berkaitan dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan ialah analisis statistik deskriptif, teknik pengukuran VaR ialah Modified VaR, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran risiko yang diukur dengan VaR pada reksa dana saham di Indonesia berada pada 4%-5% setiap minggu. Hubungan antara risiko reksa dana saham yang diukur dengan VaR terhadap imbal hasil dilambangkan pada koefisien X1 (periode t), dimana hubungan tersebut bernilai positif. Pengaruh
VaR masa lalu terhadap imbal hasil dilambangkan pada koefisien X2 (periode
t-1), X3 (periode t-2),dan X4 (periode t-3). Dimana hubungan antara VaR terhadap
imbal hasil berpengaruh signifikan sampai pada periode t-2. Hubungan antara risiko yang diukur dengan VaR terhadap imbal hasil reksa dana saham sangat rendah sehingga tidak cukup hanya menggunakanVaR untuk memprediksi imbal hasil reksa dana.
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN RISK BASED ON VALUE AT RISK (VaR) AND RETURN OF INDONESIAN MUTUAL FUNDS
The purpose of this study is to evaluate the performance of Indonesian mutual funds, measure the correlation between current VaR and return to indicate whether current risk still have influence to return of mutual funds, and how long significant their period of relationship. The type of this study is descriptive research and the type data is quantitative. Those are obtained from the data published by Kontan, Bapepam-LK, and scientific literature related to this study. The analysis method uses is descriptive statistic, modified VaR and multiple linear regression. The result of study show potential loss of Indonesian mutual funds are 3%-5% for each week. The relationship between risk of equity funds as measured by VaR to reurn denoted on the coefficients X1 (period t), where the relationship is positive. VaR influence on the return coefficients are represented on X2 (periode t-1), X3 (period t-2), and X4 (period t-3). Where the relationship
between current VaR to return a significant effect until the period t-2. The relationship between risk as measured by VaR against equity fund returns are very low so it is not enough just used VaR to predict the return of mutual funds.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
senantiasa menyertai dengan kasih setia dan rahmat-Nya, terkhusus dalam
perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN ANTARA RISIKO YANG DIUKUR DENGAN METODE
VALUE AT RISK (VaR) TERHADAP IMBAL HASIL REKSA DANA
SAHAM DI INDONESIA”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta
(Ngantan Tarigan, S.H. dan Erna Wati Sitepu) yang telah menjadi sumber
inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang
terbaik kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E. dan Ibu Marhayanie, S.E., M.Si., selaku Ketua
dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E., M.Si., dan Ibu Dra. Friska Sipayung,
M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
5. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, M.E., selaku dosen pembaca penilai yang banyak
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Abang dan adikku (Ripho Richardo Tarigan, S.P., Rifki Tarigan, dan
Cornelia Christy Tarigan) yang selalu memberikan dukungan sehingga skipsi
ini dapat selesai dengan baik
7. Sahabat-sahabatku (Benni Ihalauw, Adelaide Chatherine Tambunan, Artha
Linang Nainggolan, Donartauli Perwita S, Elsa Tambunan, Siska Romauli
Simanjuntak, dan Otni Panjaitan) yang banyak memberikan motivasi. Terima
kasih atas kebersamaan selama ini, dan teman-teman S1 Manajemen stambuk
2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan. Oleh karena itu, penulis megharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang
membaca.
Medan, Maret 2015
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...5
1.3 Tujuan Penelitian ...5
1.4 Manfaat Penelitian ...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...7
2.1 Investasi...7
2.2 Reksa Dana dan Karakteristik Reksa Dana ...8
2.2.1 Reksa Dana ...8
2.2.2 Karakteristik Reksa Dana ...9
2.3 Biaya Berinvestasi Pada Reksa Dana ... 13
2.4 Imbal Hasil ... 15
2.5 Imbal Hasil Yang Diharapkan ... 15
2.6 Manfaat Reksa Dana ... 17
2.7 Risiko ... 17
2.7.1 Ukuran Risiko ... 19
2.7.2 Value at Risk ... 21
2.7.2.1 Variance – Covariance (Model Parametric) ... 22
2.7.2.2 Modified VaR ... 23
2.8 Penelitian Terdahulu ... 24
2.9 Kerangka Pemikiran... 27
2.10 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Batasan Operasional... 30
3.4 Definisi Operasional ... 30
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
3.6 Jenis Data ... 34
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 34
3.8 Teknik Analisis Data... 34
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 34
3.8.3 MetodeVariance-Covariance (Parametric VaR) ... 35
3.8.4ModifiedVaR ... 35
3.9 Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) ... 36
3.10 Asumsi Klasik ... 36
3.10.1 Uji Normalitas ... 37
3.10.2 Heteroskedastisitas ... 37
3.10.3 Uji Autokorelasi ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
4.1 Gambaran Umum Reksa Dana Saham di Indonesia ... 38
4.2 Hasil Penelitian ... 44
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 44
4.2.2 Uji Normalitas Imbal Hasil Reksa Dana Saham ... 46
4.2.2 Analisis Data ... 47
4.2.3 Analisis Statistik... 48
4.2.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 48
4.2.3.2 Uji Hipotesis ... 51
4.3 Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
5.1 Kesimpulan ... 55
5.2 Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana ... 2
1.2 Nilai Aktiva Bersih per Produk Reksa Dana... 2
2.1 Penelitian Terdahulu ... 26
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31
3.2 Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian ... 33
3.3 Sampel Penelitian ... 33
4.1 Statistik Deskriptif Imbal Hasil Reksa Dana ... 46
4.2 Uji Normalitas Imbal Hasil Mingguan Reksa Dana ... 47
4.3 Modified Value at Risk Signifikansi 95% ... 47
4.4 Nilai Autoregressive (ar) 1 ... 49
4.5 Hasil Uji Normalitas ... 49
4.6 Hasil Uji ARCH Heterokedastisitas ... 50
4.7 Hasil Uji Durbin Watson ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Sampel Reksa Dana Saham Indonesia ... 62
2 Imbal Hasil Reksa Dana Saham 2013-2014 ... 63
3 Uji Normalitas Masing-Masing Reksa Dana Saham ... 69
4 VaR Setiap Minggu Masing-Masing Reksa Dana Saham ... 73
5 Transformasi VaR dan Imbal Hasil Setiap Minggu Reksadana Saham ... 86
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA RISIKO YANG DIUKUR DENGAN METODE VALUE AT RISK (VaR) TERHADAP IMBAL HASIL
REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko reksa dana saham di Indonesia, mengukur hubungan antara VaR sebelumnya terhadap imbal hasil, dan mengetahui berapa lama VaR masa lalu memiliki pengaruh signifikan antara VaR sebelumnya terhadap imbal hasil. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil publikasi website Kontan, Bapepam-LK, buku referensi, dan literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari literatur yang berkaitan dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan ialah analisis statistik deskriptif, teknik pengukuran VaR ialah Modified VaR, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran risiko yang diukur dengan VaR pada reksa dana saham di Indonesia berada pada 4%-5% setiap minggu. Hubungan antara risiko reksa dana saham yang diukur dengan VaR terhadap imbal hasil dilambangkan pada koefisien X1 (periode t), dimana hubungan tersebut bernilai positif. Pengaruh
VaR masa lalu terhadap imbal hasil dilambangkan pada koefisien X2 (periode
t-1), X3 (periode t-2),dan X4 (periode t-3). Dimana hubungan antara VaR terhadap
imbal hasil berpengaruh signifikan sampai pada periode t-2. Hubungan antara risiko yang diukur dengan VaR terhadap imbal hasil reksa dana saham sangat rendah sehingga tidak cukup hanya menggunakanVaR untuk memprediksi imbal hasil reksa dana.
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN RISK BASED ON VALUE AT RISK (VaR) AND RETURN OF INDONESIAN MUTUAL FUNDS
The purpose of this study is to evaluate the performance of Indonesian mutual funds, measure the correlation between current VaR and return to indicate whether current risk still have influence to return of mutual funds, and how long significant their period of relationship. The type of this study is descriptive research and the type data is quantitative. Those are obtained from the data published by Kontan, Bapepam-LK, and scientific literature related to this study. The analysis method uses is descriptive statistic, modified VaR and multiple linear regression. The result of study show potential loss of Indonesian mutual funds are 3%-5% for each week. The relationship between risk of equity funds as measured by VaR to reurn denoted on the coefficients X1 (period t), where the relationship is positive. VaR influence on the return coefficients are represented on X2 (periode t-1), X3 (period t-2), and X4 (period t-3). Where the relationship
between current VaR to return a significant effect until the period t-2. The relationship between risk as measured by VaR against equity fund returns are very low so it is not enough just used VaR to predict the return of mutual funds.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus
diliputi oleh pemahaman-pemahaman dasar keputusan investasi dan bagaimana
mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Hal yang
perlu didasari dalam proses keputusan untuk berinvestasi ialah pemahaman antara
risiko dan imbal hasil yang diharapkan. Hubungan antara imbal hasil dan risiko
bersifat linear yaitu semakin besar imbal hasil, semakin besar pula risiko
investasi. Sehingga investor harus mempertimbangkan risikonya ketika ingin
berinvestasi.
Pada umumnya, terdapat dua jenis investasi yaitu investasi pada asset real
dan investasi pada asset financial (keuangan). Investasi pada aset keuangan dapat
dilakukan pada pasar uang dan pasar modal yang memiliki perbedaan dalam
jangka waktu dan instrumen keuangan yang diperdagangkan.
Pada investasi keuangan, terdapat dua cara untuk berinvestasi yaitu secara
langsung maupun secara tidak langsung (Elton et al., 2011:29), salah satu
instrumen keuangan yang dilakukan secara tidak langsung ialah reksa dana.
Instrumen reksa dana menggunakan jasa seorang manajer investasi
profesional yang mengelola portofolio reksa dana tersebut, maka persyaratan
investasi. Saunders et al. (2011:45) menyatakan bahwa “Reksa dana mampu
memberikan kesempatan kepada investor untuk kecil untuk berinvestasi pada aset
keuangan dan adanya diversifikasi risiko pada investor”.
Pertumbuhan reksa dana di Indonesia selama 4 (empat) tahun terakhir dapat
dilihat dari perkembangan Nilai Aktiva Bersih pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Komposisi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham Akhir Tahun
Komposisi NAB Reksa Dana Saham Akhir Tahun
2010 2011 2012 2013
Rp 48.717.150.443.317,73 Rp 65.666.268.876.824,55 Rp 70.369.713.120.643,94 Rp 80.257.470.348.402,78
Sumber: www.aria.bapepam.go.id
Pada Tabel 1.1 menunjukkan komposisi nilai aktiva bersih reksa dana
saham di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 mengalami kenaikan rata-rata
sebesar 18,66% yang berarti dana kelolaan mencakup kas dan investasi mencakup
kas dan instrumen investasi meningkat 18,66%.
Tabel 1.2
Nilai Aktiva Bersih Produk Reksa Dana Saham N
o Kode Reksa Dana
Nilai Aktiva Bersih Unit Penyertaan
Agustus 2014 September 2014 Agustus 2014 September 2014
1 SPEF Rp3.509.891.653.849,06 Rp 3.539.322.827.255,33 Rp 1.968.801.013,66 Rp 2.014.280.675,9 2 000D1B Rp 46.261.813.892,79 Rp 46.321.561.996,27 Rp 19.408.764,78 Rp 19.417.495,96
3 FOSL Rp 2.832.160.635.176,71 Rp 2.039.252.881.022,6 Rp 1.238.637.737,34 Rp 909.450.745,77
Sumber: www.aria.bapepam.go.id
Pada Tabel 1.2 menunjukkan reksa dana Schroder 90 plus Equity Fund
(SPEF) memiliki perubahan nilai aktiva bersih yang mengalami kenaikan sekitar
0,8% artinya dana kelolaan mencakup kas dan instrumen investasi meningkat
sekitar 0,8%. Pada nilai aktiva bersih per unit penyertaan menurun sekitar 1,44%
pada bulan Agustus dan menjualnya pada bulan September mengalami kerugian
sebesar 1,46%. Unit penyertaan juga terlihat meningkat 2,3% dari Agustus ke
September, berarti terjadi peningkatan pembelian produk reksa dana tersebut.
Reksa dana BNI- Reksadana Berkembang (000D1B) memiliki kenaikan
NAB sebesar 0,13%, hal ini berarti kenaikan dana kelolaan kas dan investasi
meningkat. Kenaikan nilai aktiva bersih per unit penyertaan juga terlihat pada
reksa dana ini sebesar 0,08%. Hal ini berarti, investor yang membeli reksa dana
pada bulan Agustus dan menjualnya pada bulan September mendapat keuntungan
sebesar 0,08%. Peningkatan unit penyertaan juga terlihat pada reksa dana ini
sebesar 0,044%, hal ini berarti terjadi peningkatan pembelian produk reksa dana
tersebut ada sebesar 27,6% pada September.
Reksa dana BNP Paribas Solaris (FOSL) memiliki penurunan NAB
sebesar 27,9% hal ini berarti adanya penurunan dana kelolaan kas dan investasi.
Penurunan nilai aktiva bersih per unit penyertaan sebesar 1,9%. Hal ini berarti,
investor yang membeli reksa dana pada bulan Agustus dan menjualnya pada
bulan September akan merugi sebesar 1,9%. Penurunan unit penyertaan juga
terlihat ada reksa dana ini yaitu sebesar 2,65% hal ini berarti investor menjual
reksa dana tersebut pada bulan September.
Pertumbuhan atau penurunan nilai unit penyertaan tidak dapat dijadikan
investor sebagai patokan bahwa investor tersebut mendapat keuntungan atau
kerugian. Menyadari akan terjadinya potensi kerugian portofolio oleh investor
ataupun manajer investasi sangat penting untuk diketahui. Menurut Frensidy
ditawarkan, calon investor umumnya, hanya melihat imbal hasil tahunan yang
dihasilkan dengan membandingkan dengan pasar (IHSG). Reksa dana yang
memberikan kenaikan NAB sebesar 30% atau kurang dalam setahun saat IHSG
naik sebesar 46% dinilai tidak menarik. Sebaliknya, reksa dana saham yang
memberikan imbal hasil sebesar 20% layak dipilih jika IHSG dan reksa dana
saham lainnya hanya naik sekitar 15% atau kurang.
Sebaiknya calon investor tidak menilai reksa dana hanya dari besaran
imbal hasil, tetapi imbal hasil yang sudah disesuaikan dengan risiko (
risk-adjusted return). Risiko adalah peluang akan terjadinya suatu peristiwa yang
tidak menguntungkan (Brigham et al 2010:323) . Ukuran risk adjusted return
apa yang biasanya digunakan dan bagaimana mengukurnya. Setidaknya ada
beberapa ukuran untuk menilai risiko pada reksa dana, yaitu rasio Sharpe, rasio
Treynor, dan rasio Roy Information.
Menurut Saunders et al. (2011:283) pengukuran risiko juga dapat
dilakukan dengan metode Value at Risk (Market Risk). Risiko ini digunakan
untuk melihat pergerakan potensi kerugian investasi yang disebabkan oleh
kondisi pasar sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh investor. Metode ini
diharapkan mampu mengukur potensi kerugian reksa dana atas perubahan kondisi
pasar.
Metode Value at Risk digunakan pada akhir tahun 1980, dan pada April
1995 oleh The Basle Comitte on Banking Supervision. Pada Desember, 1995 The
Securities And Exchange Comission juga menggunakan metode ini. Metode
mengikhtisarkan potensi kerugian melalui confidence interval. Fenomena inilah
menjadi ketertarikan peneliti untuk membahas lebih lanjut mengenai pengukuran
risiko pasar terhadap investasi reksa dana dalam skripsi yang berjudul:
“Hubungan Antara Risiko yang Diukur dengan Metode Value at Risk (VaR)
terhadap Imbal Hasil Reksa Dana Saham di Indonesia”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1. Berapa ukuran risiko investasi reksa dana saham dengan menggunakan
metode Value at Risk?
2. Apakah risiko yang diukur dengan VaR pada periode masa lalu mempunyai
hubungan dan pengaruh signifikan terhadap imbal hasil reksa dana saham?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah:
1. Mengukur risiko investasi reksa dana saham dengan menggunakan metode
Value at Risk
2. Mengetahui hubungan dan pengaruh signifikan antara risiko yang diukur dengan VaR terhadap imbal hasil reksa dana saham
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan ketika ingin berinvestasi pada
instrumen reksa dana saham.
2. Bagi Manajer Investasi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan sebagai alat
preventif perusahaan investasi untuk meningkatkan kinerja reksa dana saham
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dan alat pembanding untuk penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di
masa yang datang (Tandelilin, 2010:2). Menurut Tandelilin (2010:5), alasan
seseorang melakukan investasi antara lain:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang
2. Mengurangi tekanan inflasi
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Menurut Frensidy (2013:35), investasi terbagi 2 (dua), antara lain:
1. Investasi real asset, yaitu investasi dalam bentuk pembelian asset yang
berbentuk emas, tanah, dan properti.
2. Investasi financial asset, yaitu investasi dalam bentuk porsi ekuitas seperti,
deposito, saham, reksa dana, dan ETF
Menurut Elton et al. (2011:29) bahwa investasi dalam asset financial terbagi atas
2 (dua) kategori, yaitu:
1. Investasi langsung (Direct investing)
Investor membeli secara langsung satu atau beberapa dari instrumen yang
berbeda pada instrumen keuangan, seperti: instrumen pasar uang, instrumen
2. Investasi tidak langsung (Indirect Investment)
Sebagai alternatif, seorang investor dapat berinvestasi melalui perantara,
dengan beberapa instrumen yang diinvestasikan secara langsung dan sudah
memiliki portofolio pada aset keuangan, seperti: reksa dana.
2.2Reksa Dana dan Karakteristik Reksa Dana
2.2.1ReksaDana
Pengertian reksa dana menurut Undang-Undang dan beberapa ahli:
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27
adalah “Wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer
Investasi”.
“Mutual fund is financial institutions that pool the financial resources of
individuals and companies and invest in diversified portfolio of assets”(Saunders
et al,.2011:128).
“The investor can instead choose to invest indirectly by purchasing the
share of investment companies. A mutual fund holds a portfolio of securities
usually in line with a stated policy and objective” (Elton et al,. 2011:35).
“Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya
menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk digunakan
sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun pasar uang” (Tandelilin,
2010:18).
“Reksa dana adalah nama untuk perusahaan investasi terbuka yang
Ada tiga hal yang terkait dalam definisi tersebut, yaitu: adanya dana dari
masyarakat pemodal, dana tersebut diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek,
dan dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang
dalam reksa dana merupakan dana bersama dari pemodal , sedangkan manajer
investasi dipercayakan untuk mengelola dana tersebut.
2.2.2 Karakteristik Reksa Dana
Karakteristik reksa dana menurut Simatupang (2010:218) adalah sebagai berikut:
1. Investasi Dana dalam Bentuk Portofolio
Produk reksa dana merupakan suatu produk investasi yang unik yang berbeda
dengan investasi lainnya, dimana manajer investasi yang telah menghimpun
dana dari investor hanya dapat menginvestasikan dana tersebut ke dalam
bentuk efek yang tercatat di pasar modal. Berbeda dengan lembaga keuangan
lain, seperti perbankan. Ketika perbankan menghimpun dana dari masyarakat,
dan masyarakat melakukan investasi dalam bentuk deposito, tabungan, dan
giro. Seluruh dana tersebut bebas untuk diinvestasikan oleh perbankan ke
sektor apa saja.
2. Dana Pengelolaan Relatif dalam Jumlah Besar
Pada umumnya setiap penawaran atau penerbitan reksa dana kepada publik,
total nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana rata-rata bernilai 500 miliar,
jumlah ini cukup fleksibel dan efektif untuk melakukan diversifikasi terhadap
portofolio aset reksa dana yang diinginkan apabila dibandingkan dengan dana
yang relatif terbatas yang dimiliki investor perorangan yang melakukan
3. Dikelola Manajer Investasi dan Bersifat Terbuka
Dengan peraturan Kep.19/PM/1996 tentang pengelolaan reksa dana baik
bentuk perseorangan maupun Kontrak Investasi Kolektif (KIK), sepenuhnya
hanya dapat dilakukan oleh manajer investasi yang telah memperoleh izin
dari Bapepam-LK. Adanya persyaratan bahwa manajer investasi melakukan
pengelolaan maka akan mampu memberikan prospektif bagi pertumbuhan
suatu kinerja reksa dana.
Dengan kombinasi antara keahlian manajer investasi serta pengelolaan dana
yang cukup besar maka memudahkan mobilisasi dan fleksibiltas yang tinggi
bagi manajer investasi dalam memilih dan menempatkan efek-efek didalam
portofolio aset reksa dana serta sehingga dengan demikian produk reksa dana
akan memberikan prospek keuntungan bagi investornya.
Persyaratan lain dalam pengelolaan reksa dana ialah pengelolaan instrumen
ini harus bersifat terbuka, khususnya bagi reksa dana terbuka. Nilai aktiva
bersih harus dihitung setiap hari dan hasilnya diinformasikan oleh manajer
investasi. Sehingga para investor mengetahui seberapa besar NAB yang
dimiliknya.
4. Nilai Aktiva Bersih Sebagai Satuan Nilai Aset Reksa Dana
Ukuran dari portofolio reksa dana adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net
Asset Value (NAV). Dengan demikian kinerja dari reksa dana dapat dilihat
dari suatu NAB masing-masing reksa dana yang menjadi satuan dari nilai
aset suatu reksa dana. NAB suatu reksa dana berfluktuasi walaupun tidak
dana sangat tergantung pada kinerja sekuritas yang menjadi portofolio dari
reksa dana bersangkutan yaitu apabila harga pasar dari aset-aset yang
menjadi portofolio reksa dana mengalami kenaikan, maka nilai aktiva bersih
reksa dana juga mengalami kenaikan begitu juga sebaliknya. Selanjutnya
para investor juga perlu memahami bahwa total NAB suatu reksa dana secara
otomatis akan mencerminkan NAB per unit penyertaan yaitu total NAB
dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar (outstanding).
Dalam Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 pasal 1 angka 29
menjelaskan bahwa:
Unit penyertaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan
setiap pihak dalam investasi portofolio kolektif. Sesuai dengan ketentuan
bahwa unit penyertaan dinilai sebesar Rp 1.000,- pada hari perdana reksa
dana ditawarkan dan selanjutnya dapat berubah setiap saat tergantung dari
harga pasar yang menjadi portofolio efek dari masing-masing reksa dana
tersebut.
Dari uraian tersebut dapat disebutkan bahwa pihak yang disebutkan investor
reksa dana diwujudkan dalam bentuk kepemilikan unit penyertaan reksa dana
memiliki arti yang sangat penting bagi para investor reksa dana. Adapun
hak-hak pemegang unit penyertaan dana meliputi:
1. Hak untuk memperoleh bukti penyertaan, yaitu surat konfirmasi unit
penyertaan.
2. Hak memperoleh pembagian hasil investasi sesuai dengan kebijakan
3. Hak untuk menjual kembali sebagian atau seluruh unit penyertaan.
4. Hak untuk memperoleh informasi mengenai NAB harian per unit untuk reksa
dana, mingguan untuk reksa dana tertutup, serta informasi kinerja reksa dana
yang bersangkutan.
Dilihat dari sifatnya, reksa dana dapat dijadikan menjadi:
1. Reksa Dana Tertutup (Close-End Fund), adalah reksa dana yang tidak dapat
membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pembeli. Artinya,
pemegang saham saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada
manajer investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini
harus dilakukan melalui Bursa Efek tempat reksa dana tersebut dicatatkan.
2. Reksa Dana Terbuka (Open-End Fund), adalah reksa dana yang menawarkan
dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal
yang dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat kembali menjual unit
penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Manajer investasi reksa dana,
melalui bank kustodian wajib membelinya sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih
(NAB) per unit pada saat tersebut. Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan
alat ukur kinerja reksa dana atau merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi
kewajiban-kewajiban yang ada.
Dilihat dari portofolionya, reksa dana dibagikan menjadi:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat hutang
dengan jatuh tempo hanya kurang dari 1 tahun. Tujuannya adalah untuk
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksa Dana ini menggunakan sekurang-kurangnya 80 % dari aktivanya
dalam bentuk efek bersifat hutang. Reksa dana ini memiliki risiko yang lebih
tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk
tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Reksa dana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya
dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada
saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya,
namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds)
Reksa dana ini melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek
bersifat hutang.
5. Exchange Trade Fund (ETF)
Produk reksa dana terbuka yang berbasis indeks LQ-45 yang unit
penyertaannya diperdagangkan seperti saham BEI. ETF menawarkan
beberapa keuntungan lebih dibandingkan reksa dana konvensional. Pertama,
seperti yang telah disebutkan nilai aktiva bersih reksa dana hanya dicatatkan
sekali dalam sehari, sehingga investor dapat membeli atau menjual unit
penyertaannya hanya sekali dalam sehari. Sebaliknya, ETF dapat
diperdagangkan secara terus-menerus.
2.3Biaya Berinvestasi Pada Reksa Dana
Seorang investor perorangan yang memilih reksa dana tidak hanya
mempertimbangkan pernyataan kebijakan investasi dan kinerja masa lalu, tetap
juga jasa manajemen dan biaya-biaya lainnya. Ada 4 (empat) kelompok umum
biaya-biaya tersebut menurut Bodie et al (2006: 151)
1. Beban Awal (Front-End Load)
Beban awal adalah komisi atau beban penjualan yang dibayar diawal saat
investor membeli unit penyertaan. Beban- beban ini membayar pialang yang
menjual reksa dana, tidak lebih dari 8,5%, tetapi dalam praktiknya jarang
sekali 6%. Secara efektif beban-beban ini mengrangi jumlah uang yang
diinvestasikan.
2. Beban Akhir (Back End Load)
Beban akhir adalah beban penebusan, atau “keluar” yang dibayar bila
investor menjual unit penyertaannya. Biasanya, reksa dana yang memiliki
beban akhir memulainya pada titik 5% atau 6% mengurang 1% pada setiap
tahun berikutnya. Beban ini dikenal juga sebagai beban penjualan yang
tertangguh kontijen (contingent deferred sales charges)
3. Beban Operasional
Beban operasional adalah beban-beban yang dikenakan reksa dana untuk
menjalankan portofolio, termasuk beban adminitrasi dan biaya jasa penasihat
yang dibayarkan ke manajer investasi. Beban-beban ini biasanya dinyatakan
sebagai presentase dari total aset yang dikelola, bisa berkisar 0,2% sampai
2%. Pemegang unit penyertaan tidak menerima tagihan eksplisitatas
dari reksa dana. Pemegang unit penyertaan membayar beban ini melalui nilai
portofolio yang sudah dikurangi.
2.4Imbal Hasil
Tujuan seorang investor berinvestasi ialah memaksimalkan imbal hasil,
tanpa melupakan faktor risiko investasi yang akan dihadapinya. Imbal hasil
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor atas investasi yang dilakukannya.
Sumber-sumber imbal hasil investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu
yield dan capital gain (loss).
Yield merupakan komponen imbal hasil yang mencerminkan aliran kas
atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan
capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan harga yang bisa
memberikan keuntungan ataupun kerugian pada investor. Pada instrumen reksa
dana, harga ditunjukkan oleh NAB/Unit penyertaan. Adapun untuk menghitung
imbal hasil reksa dana seperti dikutip pada (www.rudiyanto.blog.kontan.co.id):
(
)
[
]
(
)
(
)
100%lalu masa Up / NAB
lalu masa Up / NAB Dividen
Pembagian ini
saat Up /
NAB + − ×
dimana:
NAB = Nilai Aktiva Bersih
Up = Unit penyertaan
2.5Imbal Hasil Yang Diharapkan
Estimasi imbal hasil untuk setiap aset investor harus memperhitungkan
dikenal dengan probabilitas kejadian. Sedangkan hasil dari perkiraan imbal hasil
yang akan terjadi dan probabilitasnya disebut sebagai distribusi probabilitas.
Estimasi imbal hasil sekuritas dilakukan dengan menghitung imbal hasil apa
yang diharapkan atas sekuritas tersebut. Imbal hasil yang diharapkan dapat
dihitung melalui 3 (tiga) metode, antara lain:
1. Metode Probabilitas
E(R)= ∑ �������
di mana:
E(R) = Imbal hasil yang diharapkan dari sekuritas
Ri = Imbal hasil ke-i yang mungkin terjadi
Pri = Probabilitas kejadian imbal hasil ke-i
n = Banyaknya imbal hasil yang terjadi
2. Metode Rata-Rata Aritmatik
X
=
∑ ��
di mana ∑X adalah penjumlahan nilai imbal hasil selama suatu periode, dan n
adalah total jumlah nilai n
3. Metode Geometric mean
G= [(1+R1)(1+R2)+……..(1+Rn)]1/n-1
di mana Rn adalah imbal hasil relatif pada periode n. Imbal hasil relatif diperoleh
penjumlahan 1,0 terhadap imbal hasil. Penambahan tersebut berguna untuk
2.6Manfaat Reksa Dana
Manfaat yang diperoleh jika melakukan investasi dalam reksa dana
seperti yang dikutip dari (www.idx.co.id), antara lain:
1. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi dalam bentuk efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai
contoh seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio
obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar.
Dengan reksa dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar
sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar
modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis
instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar
modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan
yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri,
dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
3. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak
perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut
telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
2.7Risiko
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan
berbagai peluang keuntungan, reksa dana pun mengandung berbagai peluang
menguntungkan (Brigham et al, 2010: 323). Adapun risiko dari reksa dana
seperti yang dikutip dari (www.bisnisinvestasisaham.com), antara lain:
1. Risiko Menurunnya Nilai Aktiva Bersih dan Unit Penyertaan
Risiko pasar yang ada pada reksa dana ialah berkurangnya NAB dengan unit
penyertaan. Walaupun reksa dana merupakan produk terdiversifikasi, tidak
menutup kemungkinan bahwa unit penyertaannya akan turun. Turun atau
naiknya nilai unit penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan
harga efek ekuitas dan/atau efek hutang yang menjadi alat reksa dana
tersebut.
Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang
dimasukkan dalam portofolio reksa dana tersebut mengalami penurunan
dibandingkan dengan harga pembelian awal.
Penyebab penurunan dari portofolio reksa dana ini dapat disebabkan oleh
banyak hal, misalnya akibat menurunnya kinerja saham dan obligasi secara
drastis (bearish). Risiko ini secara tidak langsung juga akan mengakibatkan
NAB yang ada pada unit penyertaan akan turun.
2. Risiko Likuiditas Reksa Dana Terbuka
Potensi risiko likuiditas pada reksa dana ini ialah dapat terjadi apabila salah
satu manajer investasi yang memegang unit penyertaan dana menarik dalam
jumlah yang besar pada kurun waktu bersamaan. Istilahnya, manajer
investasi melakukan rush (penarikan secara besar-besaran) atas unit
Hal ini dapat tejadi apabila ada faktor negatif yang mempengaruhi investor
reksa dana untuk melakukan penjualan kembali terhadap unit penyertaan
tersebut. Faktor lainnya terjadi situasi politik dan ekonomi yang buruk,
terjadinya penutupan atau kebangkrutan terhadap emiten publik yang saham
atau obligasi yang menjadi bagian portofolionya dari reksa dana tersebut.
3. Risiko Berhubungan dengan Peraturan
Reksa dana memiliki batasan-batasan untuk melindungi investor, tetapi
batasan ini dapat menjadi batu sandungan bagi investor. Contoh batasan
yang tidak membolehkan pembelian efek di luar negeri dan membeli efek
yang diterbitkan perusahaan melebihi 10% dari nilai aktiva reksa dana saat
pembelian.
Batasan-batasan ini sangat dirasakan ketika adanya penurunan pada pasar
modal, pengelola reksa dana ini tidak dapat memindahkan portofolionya ke
pasar modal luar negeri yang mungkin memiliki pasar lebih potensial.
Pengelola reksa dana pun tidak boleh membeli sahamnya lebih dari 10%
NAB-nya, walaupun saham tersebut sangat potensial.
2.7.1Ukuran Risiko
Investor harus mampu menghitung risiko yang akan dihadapi dari suatu
investasi. Untuk menghitung ukuran risiko dikaitkan dengan imbal hasil yang
diharapkan (expected return). Ada beberapa ukuran untuk mengukur risiko pada
investasi, antara lain:
Varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran
distribusi probabilitas, yang menunjukkan seberapa besar penyebaran
variabel random di antara rata-ratanya; semakin besar penyebarannya,
semakin besar varians atau standar deviasi investasi tersebut.
Untuk menghitung varians maupun standar deviasi, harus terlebih dahulu
menghitung distribusi imbal hasil yang diharapkan. Untuk menghitung
varians dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
Varians imbal hasil = σ2 = ��−�(�)2
�−1
Standar Deviasi = σ =
�
��−�(�)2 �−12. Beta
Beta merupakan ukuran kepekaan imbal hasil sekuritas terhadap imbal hasil
pasar. Semakin besar beta sekuritas, semakin besar kepekaan imbal hasil
sekuritas tersebut terhadap perubahan imbal hasil pasar. Dalam menggunakan
metode indeks tunggal kita perlu terlebih dahulu mengestimasi beta sekuritas
yang bisa dilakukan dengan menggunakan data historis maupun estimasi
secara subjektif. Untuk menghitung risiko model ini bisa digambarkan,
sebagai berikut:
Ri = αi+ βiRM + ei
di mana:
Ri = imbal hasil sekuritas i
αi = intersep
βi = slope
ei = random residual error
2.7.2 Value at Risk
Value at Risk (market risk) adalah jumlah atau presentasi nilai yang
berisiko hilang pada saat investasi yang dapat disebabkan oleh perubahan pada
kondisi pasar, seperti harga dari sebuah aset, tingkat suku bunga, volatilitas
pasar, dan likuiditas pasar sehingga kerugian tersebut ditanggung oleh investor.
Model simulasi Value at Risk (VaR) digunakan untuk mengukur potensi kerugian
yang disebabkan oleh perubahan dari kondisi pasar tersebut.
Menurut Jorion (2007: 15) risiko pasar dapat dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu: risiko absolut (absolute risk) yang diukur dengan potensi kehilangan uang
dan risiko relatif (relative risk) yang menjadi tolok ukur ialah indeks. Selain itu,
risiko pasar dapat diklasifikasikan menjadi risiko direksional (directional risk)
dan risiko non-direksional (non-directional risk). Adapun beberapa manfaat dari
menilai risiko pasar (Market Risk of Measurement) menurut Saunders et al.
(2011:285)
1. Informasi Manajemen (Management Information). Penilaian risiko pasar
memberikan informasi tentang eksposur risiko yang akan dihadapi sehingga
pihak investor dapat membandingkan ekposur risiko dengan sumber daya
2. Menetapkan Batas (Setting Limits). Menilai risiko pasar mampu sebagai alat
pertimbangan atas risiko pasar yang terjadi akibat perdagangan portofolio,
yang akan mengarah pada pembentukan batasan posisi logis ekonomis.
3. Alokasi Sumber Daya (Resources Allocation). Menilai risiko pasar mampu
sebagai alat pembanding untuk menilai keuntungan per unit risiko sehingga
lebih mampu untuk mengarahkan modal dan sumber daya pada hari
perdagangan.
4. Evaluasi Kinerja (Performance Evaluation). Menilai risiko pasar berkaitan
dengan mepertimbangkan rasio dari imbal hasil-risiko dari perdagangan,
yang memungkinkan untuk menerima bonus yang lebih rasional untuk
ditempatkan. Seperti investor yang menerima imbal hasil tertinggi merupakan
salah satu yang menerima risiko tertinggi pula.
Dari manfaat tersebut, penilaian risiko pasar dapat sebagai alat yang digunakan
oleh investor sebagai alat preventif untuk menghindari kerugian – kerugian
akibat dari risiko pasar. Ada tiga pendekatan dalam mengukur risiko pasar, yaitu:
Variance-Covariance (Parametric), Historic atau Back Simulation, dan Monte
Carlo Simulation (Saunders et al,. 2011:285).
2.7.2.1 Variance – Covariance (Model Parametric)
Metode Variance – Covariance atau dapat disebut juga dengan model
parametrik VaR merupakan model yang dikembangkan oleh J.P. Morgan.
Dimana metode berasumsi imbal hasil harus berdistribusi normal. Dengan
asumsi seperti ini, metode ini tidak dapat digunakan jika imbal hasil tersebut
Perhitungan metode Variance-Covariance adalah sebagai berikut :
VaR
P=
µ ΧZ
1-a Χ σdi mana:
µ = Rata- rata imbal hasil
Z = Realibilty Factor (bernilai 1,65 untuk tingkat kepercayaan 95%)
σ = Standar Deviasi
Jika VaR dihitung dengan memperhitungkan lama waktu investasi t (Holding
Period), maka:
VaR
P=
µx Z
1-ax S x
√�
2.7.2.2 Modified VaR
Apabila imbal hasil reksa dana saham tidak berdistribusi normal maka
nilai Z dikoreksi dengan pendekatan Cornish Fisher expansion. Menurut Cornish
et al. (1937) Cornish Fisher Expansion adalah salah satu cara untuk mengubah
standard Gaussian variabel Z acak dengan Gaussian variabel Z non-acak.
2
Z= Nilai distribusi Z
S= Skewness
K= Kurtosis
MVaR = µ+zCornishFisher×σ
MVaR = Modified Value at Risk
µ =Rata- rata imbal hasil
σ = Standar deviasi
'
Z = Nilai Z koreksi
2.8Penelitian Terdahulu
1. Sahi et al. (2013) melakukan penelitian dengan judul “Value at Risk
Methodology for Measuring Performance of Mutual Funds”, melalui teknik
analisis Monte Carlo Simulation, Modified VaR, dan Normal VaR, penulis
membuktikan bahwa Kotak Arbitrage Fund memiliki potensi kerugian paling
rendah melalui metode Modified VaR.
2. Jiang (2013) melakukan penelitian dengan judul “Using VaR to Measure the
Relationship Between return and Risk of Mutual Funds in China” melalui
teknik CVaR, penulis membuktikan bahwa imbal hasil dan risiko masa lalu
yang diukur melalui metode VaR mempunyai hubungan yang positif. Selain
itu VaR dengan periode sebelumnya memiliki dampak negatif terhadap imbal
hasil reksa dana.
3. Danila (2012) melakukan penelitian dengan judul “Estimating the Risk of
Mutual Funds in Indonesia by Employing Value at Risk (VaR)”, melalui
teknik analisis modified VaR dan ES/CVaR, penulis membuktikan bahwa
reksa dana berdasarkan stock selection terbaik dan market timing terbaik di
Indonesia pada tingkat kepercayaan 99% untuk reksa dana saham Panin dana
4.49%, dan Manulife Dana Saham 6.26% dan 7.10% periode 27 Januari 2007
sampai 29 September 2008.
4. Nuozhou (2012) melakukan penelitian dengan judul “The Correlation
Between Risk and Return of Canadian Based on VaR” melalui teknik
historical risk, regresi linear sederhana, dan regresi linear berganda. Penulis
membuktikan bahwa ada hubungan antara VaR masa lalu dengan imbal hasil
saat ini dan hubungan tersebut bersifat negatif serta perubahan VaR pada
masa lalu memiliki hubungan negatif.
5. Carles et al (2009) melakukan penelitian dengan judul “Different Risk
Adjusted Fund Performance Measures: A Comparison” melalui teknik
historical VaR, parametrik VaR, dan simulasi Monte Carlo. Penulis
membuktikan bahwa VaR salah satu alat untuk mengukur risiko reksa dana
selain dari metode Sharpe, Jansen, dan Treynor.
6. Guesmi et al (2008) melakukan penelitian dengan judul “Value at Risk in
Mutual Funds which Methodology of Estimation” melalui teknik parametrik,
historical,dan simulasi Monte Carlo. Penulis membuktikan bahwa VaR dapat
digunakan sebagai alat mengukur risiko reksa dana, sebuah alat yang tidak
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti/
Tahun Judul Penelitian
Lanjutan Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti/
Tahun Judul Penelitian
Variabel Guesmi/2008 Value at Risk in
Mutual Funds which
2.9 Kerangka Pemikiran
Nilai aktiva bersih dan unit penyertaan dapat digunakan sebagai alat
mengetahui perkembangan dari reksa dana dan potensi kerugian reksa dana
apabila reksa dana tersebut dijual kembali. Rasio dari nilai aktiva bersih beserta
unit penyertaan per hari menghasilkan imbal hasil mingguan yang diterima oleh
investor. Investor menyukai tingkat pengembalian dan tidak menyukai risiko.
Oleh karena itu investor akan berinvestasi pada aset yang berisiko jika aset
tesebut menawarkan perkiraan pengembalian yang lebih tinggi. Risiko dapat
dihitung dengan berbagai cara dan bergantung pada alat yang digunakan, dapat
diperoleh informasi yang berlainan tentang tingkat risiko suau aset (Brigham et
VaR merupakan alat yang dapat digunakan oleh investor untuk
mengalokasikan aset, unit bisnis, dan produk yang akan menjadi alat investasi.
Proses ini akan dimulai dengan menyesuaikan imbal hasil terhadap risiko (risk
adjusted performance measures). Pengimplementasian ini akan membantu
seorang investor untuk pengambilan keputusan atas investasinya (Jorion
2007:383). Imbal hasil yang diterima oleh investor dapat menilai potensi
kehilangan (VaR) pada reksa dana saham yang didasarkan atas imbal hasil.
Mengetahui pengaruh dan hubungan antara risiko yang diukur dengan VaR
terhadap imbal hasil akan membantu seorang investor untuk mengambil
keputusan dalam berinvestasi (Nuozhou: 2012).
Berdasarkan latar belakang, pendapat pakar keuangan, dan beberapa hasil
penelitian terdahulu maka kerangka pemikiran penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
VaRt
VaRt-1
VaRt-2
Imbal hasil periode t
2.10 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Risiko reksa dana saham yang diukur dengan VaR berada dibawah 5%
2. Terdapat hubungan dan pengaruh signifikan secara parsial antara VaR masa
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Jenis penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK dan Kontan melalu media
internet dengan situswww.pusatdatakontan.co.id.
Waktu penelitian direncanakan dari Desember 2014 sampai Maret 2015.
3.3Batasan Operasional
Batasan operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Reksa dana yang diterbitkan oleh manajer investasi yang memiliki tingkat
dana kelolaan lebih dari Rp 5.000.000.000.000,- dan dikategorikan aktif oleh
Bapepam-LK selama Januari 2013-Desember 2014.
2. Tidak melakukan pengujian kembali (backtesting) terhadap metode VaR yang
digunakan.
3.4Definisi Operasional
Imbal hasil yang diteliti ialah imbal hasil pada tanggal 01 Januari 2013
Imbal hasil mingguan pada reksa dana saham dihitung melalui )
sebelumnya. Nilai mingguan VaRn dihitung melalui imbal hasil periode
sebelumnya, dimana imbal hasil minggu pertama sampai minggu terakhir pada
tahun 2013 menjadi VaR pada minggu pertama tahun 2014. Hal ini terus
berulang hingga minggu ke-51 pada tahun 2014 dan penggunaan confidence
level terhadap VaR ialah 95%.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Parameter Skala
3.5Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah reksa dana saham yang terdaftar di
Bapepam-LK dan dikategorikan aktif serta diawasi oleh lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dengan menggunakan kriteria:
1. Terdaftar dalam Bapepam-LK dan dikategorikan aktif oleh lembaga Otoritas
Jasa Keuangan.
2. Mengeluarkan nilai aktiva bersih serta unit penyertaan selama periode
penelitian.
3. Reksa dana saham yang diterbitkan oleh manajer investasi dengan asset
under management (AUM) diatas Rp 5000.000.000.000,- mengacu kepada
penelitian yang dilakukan oleh Sahi et al (2013). Alasan pemilihan manajer
investasi dengan dana kelolaan (asset under management) yang tinggi
dikarenakan tingkat kepercayaan investor tehadap manajer investasi tersebut
tinggi untuk mengelola dana yang berasal dari investor.
4. Reksa dana saham denga nilai aktiva bersih per unit penyertaan diatas Rp
1.700,- pada tahun 2014.
Berdasarkan kriteria, maka populasi penelitian ini adalah sebanyak 73 manajer
investasi dan reksa dana saham yang diterbitkan sebanyak 125 reksa dana .
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah dengan
menggunakan teknik purposive sampling dimana teknik penentuan sampel
Tabel 3.2
Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Sampel
Reksa Dana saham yang aktif di Bapepam-LK 125
Reksa dana yang diterbitkan Manajer Investasi dengan dana kelolaan kurang dari Rp 5.000.000.000.000,-
(92)
Reksa dana yang tidak memuat data NAB dan Unit Penyertaan
(5)
Reksa dana dengan NAB kurang dari Rp 1.700,- (16)
Jumlah Sampel Penelitian 12
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. Kode Nama Reksa Dana Manajer Investasi
1 000D1B BNI – Reksadana
Berkembang
PT BNI Asset Management 2 FOSL BNP Paribas Solaris BNP Paribas 3 00089763 BNP Paribas Ekuitas BNP Paribas
4 RDMF Danareksa mawar fokus 10 Danareksa Investment 5 RDMW Danareksa Mawar Danareksa Investment 6 03560002243 Manulife Saham Andalan PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia 7 00992882 Manulife Dana Saham PT Manulife Aset
Manajemen Indonesia 8 0091033 Panin Dana Maksima Panin Asset
Management 9 GR002PRIMASH Panin Dana Prima Panin Asset
Management
10 Schroder Dana Istimewa
PT Schroder Investment
Management Indonesia 11 SPEF Schroder 90 Plus Equity Fund
PT Schroder Investment
Management Indonesia 12 000D80 Simas Danamas Saham PT Sinarmas Asset
3.6Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berasal dari hasil publikasi dari Bapepam-LK, Buku referensi, internet, dan
literatur ilmiah yang berkaitan dengan topik penelitian.
3.7Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari literatur, penelitian terdahulu,
dan laporan-laporan yang dipublikasikan oleh Bapepam-LK dan Pusat Data
Kontan.
3.8Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan pada metode ini ialah statistik
deskriptif yang akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis
dan skewness (Ghozali, 2006:19).
Penelitian ini menggunakan Ms.Excel dan Eviews untuk mengolah data
dalam penelitian ini.
3.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear bergandaadalah analisis regresi yang memiliki satu
variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen. Dalam persamaan
mingguan pada periode t, sedangkan variabel independen diwakili oleh VaRt,
VaRt-1, VaRt-2, VaRt-3. Sehingga model persamaan ini ialah: Y= α + β1X1 + β2X2+β3X3+β4X4+e
Keterangan:
Y = Imbal hasil mingguan pada periode t
X1 = VaR pada periode t
X2 = VaR pada periode t-1
X3 = VaR pada periode t-2
X4 = VaR pada periode t-3
e = error of term
3.8.3 Metode Variance-Covariance (Parametric VaR)
Jika pada imbal hasil mingguan reksa dana berdisrtibusi normal, maka
perhitungan metode Variance-Covariance adalah sebagai berikut :
VaR
P=
µ ΧZ
1-a Χ σdi mana:
µ = Rata-rataimbal hasil
Z = Realibilty Factor (bernilai 1,65 untuk tingkat kepercayaan 95%)
σ = Standar Deviasi
3.8.4 Modified VaR
Jika imbalhasil mingguan pada reksa dana tidak berdistribusi normal,
maka akan dilakukan pengkoreksian terhadap nilai Z (Z’) dengan Cornish Fisher
2
µ Rata-rata imbal hasil
Deviasi
3.9Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas, yaitu: VaRt, VaRt-1,
VaRt-2, dan VaRt-3 memiliki hubungan dan pengaruh signifikan dengan imbal
hasil pada periode t. Bentuk pengujiannya adalah:
H0: βn = 0 (tidak signifikan), artinya tidak ada antara hubungan antara VaRn
secara parsial terhadap imbal hasil reksa dana saham
H1: βn ≠0 (signifikan), artinya terdapat hubungan dan pengaruh antara VaRn
terhadap imbal hasil reksa dana saham, tetapi hubungan tersebut bisa bernilai
positif atau negatif antara variabel.
3.10 Asumsi Klasik
asumsi klasik, hal ini agar model regresi memenuhi syarat efisien dan BLUE
(Best, Linear, Unbiased, Efficien Estimator/ Blue). Pengujian asumsi klasik
meliput i: uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
3.10.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi nilai residu, regresi mempunyai distribusi normal. Model regresi yang
baik adalah model yang berdistribusi normal. Metode yang digunakan untuk
menguji normalitas adalah dengan menggunakan teknik Jarque Berra normality
test.
3.10.2 Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan utuk menguji ada tidaknya varian
variabel dalam model yang tidak sama. Jika varians sama maka terjadi
homoskedastisitas. Masalah pada heteroskedastisitas pada data dapat
dihilangkan melalui Generalized Least Square (Nachrowi, et al 2008: 135). Uji
heteroskedastisitas dilakukan melalui uji ARCH.
3.10.3 Uji Autokorelasi
Pada keberadaan autokorelasi, estimator-estmator masih linear dan tidak
bias, serta konsisten secara asimtotis terdistribusi secara normal, tetapi estimator
tersebut tidak lagi efisien. Perbaikan autokorelasi dapat dilakukan melaui
Generalized Least Square (Gujarati, et al 2013:43). Uji autokorelasi ini
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Gambaran Umum Reksa Dana Saham di Indonesia
1. BNI Reksa Dana Berkembang
BNI Reksa Dana berkembang merupakan reksa dana saham yang dikelola
oleh manajer investasi PT BNI Asset Management dan produknya dijual pada
Bank BNI. Nilai aktiva bersih pada tahun 2014 sebesar Rp 47.848.163.361,89
dengan unit penyertaan Rp 19.382.440,90.
2. BNP Paribas Solaris
BNP Paribas Solaris merupakan reksa dana saham yang dikelola oleh
manajer investasi PT BNP Paribas Investment Partners. Tanggal penawaran
produk reksa dana ini ialah 15 Mei 2008 dengan Bank Kustodian Citibank, NA.
Jumlah dana kelolaan pada tanggal 28 November 2014 sebesar Rp
1.736,50 miliar dan NAB per Unit sebesar Rp 2.277,17. Komposisi portofolio
saham (91,82%), obligasi (0%), dan pasar uang (8,18%). Lima besar efek dalam
portofolio PT Bank Negara Indonesia, Tbk., PT Gudang Garam,Tbk., PT
Indofood Sukses Makmur, Tbk., PT Indocement Tunggal Prakarsa, dan PT
Semen Gresik Persero, Tbk. Biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal
2,5% per tahun, biaya jasa bank kustodian maksimal 0,25% per tahun, biaya
pembelian 1%-2%, biaya penjualan kembali maksimal 2% per tranksaksi, dan
3. BNP Paribas Ekuitas
BNP Paribas adalah reksa dana saham yang dikelola oleh manajer
investasi PT BNP Paribas Investment Partners. Tanggal penawaran 28 Februari
2008 dengan Bank Kustodian Deutsche Bank AG.
Jumlah dana kelolaan pada tanggal 28 November 2014 Rp 4.373,58
Miliar dan NAB per UP Rp 18.088,65. Komposisi portofolio saham (86,41%),
obligasi (0,00%), dan pasar uang (13,59%). Lima besar efek dalam portofolio
PT Astra International, Tbk., PT Bank Central Asia, Tbk., PT Bank Mandiri
Persero, Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk., dan PT Telekomunikasi
Indonesia,Tbk. Biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 2,5% per
tahun, biaya jasa bank kustodian maksimal 0,25% per tahun, biaya pembelian
1%-3%, biaya penjualan kembali maksimal 1% (kurang dari 1 tahun) dan 0%
(lebih dari satu tahun) per tranksaksi, dan biaya pengalihan maksimal 1% per
tahun.
4. Danareksa Mawar Fokus 10
Danareksa mawar fokus 10 merupakan reksa dana saham yang dikelola
oleh PT Dana Reksa Investment Management. Tanggal penawaran 22 Februari
2010 dengan total nilai aktiva bersih Rp 138,77 Miliar dan NAB per UP sebesar
Rp 1.780,350.
Komposisi portofolio saham (95,81%), pasar uang (0%), obligasi (0%),
dan kas (4,19%). Lima besar efek dalam portofolio. PT Bank Negara Indonesia,
Biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 2,00% per tahun,
biaya pembelian maksimal 3,00% per tahun, biaya penjualan kembali maksimal
2,00% (kurang dari dua tahun) dan 0% (lebih dari dua tahun) per tranksaksi.
5. Danareksa Mawar
Danareksa Mawar merupakan reksa dana saham yang dikelola oleh PT
Dana Reksa Investment Management. Tanggal penawaran 05 Juli 1996 dengan
total nilai aktiva bersih pada November 2014 Rp 115,19 miliar dan NAB per UP
sebesar Rp 8.648,256.
Komposisi portofolio efek adalah saham (93,44%), obligasi (3,47%),
pasar uang (0.00%), dan kas (2,59%). Lima besar efek dalam portofolio PT
Telekomunikasi Indonesia, Tbk., PT Bank Central Asia, Tbk., PT Bank Rakyat
Indonesia, Tbk., PT Astra International, Tbk., dan PT Bank Mandiri Indonesia,
Tbk. Biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 3,00% pa, biaya
pembelian maksimal 1,00% per tahun, biaya penjualan kembali maksimal 0,50%
per tranksaksi.
6. Manulife Saham Andalan
Manulife saham andalan merupakan reksa dana saham yang dikelola PT
Manulife Asset Management dengan bank kustodian HSBC. Tanggal penawaran
01 November 2007, total nilai aktiva bersih pada Mei 2014 Rp 1,949 Triliun dan
NAB per UP Rp 2.017,59.
Komposisi portofolio efek adalah saham (92,98%) dan pasar uang
PT Bank Central Asia, Tbk., PT Bank Mandiri Persero,Tbk., PT Bank Rakyat
Indonesia Persero,Tbk., dan PT Telekomunikasi Indonesia Persero,Tbk. Biaya
jasa pengelolaan manajer investasi sebesar 2,50% pa. Biaya penjualan kembali
1,25% (0-1 tahun) dan 0% (diatas 2 tahun)
7. Manulife Dana Saham
Manulife Dana Saham merupakan reksa dana saham yang dikelola PT
Manulife Asset Management dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.
Tanggal penawaran 01 Agustus 2003, total nilai aktiva bersih Rp 2,263 triliun
dengan NAB per UP Rp 12.506,01.
Komposisi portofolio efek saham (92,20%) dan pasar uang (7,80%).
Lima besar efek dalam portofolio adalah PT Astra Internasional,Tbk.,
Perusahaan Gas Negara, PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk., PT Bank
Mandiri,Tbk., dan PT Bank Central Asia,Tbk. Biaya manajer investasi maksimal
2,50% per tahun. Biaya penjualan kembali 1,25% (0-1 tahun) dan 0% (diatas 2
tahun)
8. Panin Dana Maksima
Panin Dana Maksima merupakan reksa dana saham yang dikelola PT
Panin Sekuritas dengan bank kustodian PT Bank Central Asia,Tbk. Tanggal
penawaran 07 April 1997, total nilai aktiva bersih November 2014 Rp 5,89
triliun dengan NAB per UP Rp 73.319 ,60. Komposisi portofolio efek saham
(minimum 50%, maksimum 95 %, dan target 70%) sisanya instrumen pasar
maksimal 2% untuk tranksaksi lebih dari Rp 250.000,-. Biaya penjualan kembali
1% (0-1 tahun), 2% (lebih dari 1-2 tahun), dan 0% (lebih dari 2 tahun). Biaya
pengalihan maksimal 2% dari tranksaksi.
9. Panin Dana Prima
Panin Dana Prima merupakan reksa dana saham yang dikelola PT Panin
Sekuritas dengan bank kustodian dengan bank kustodian PT Bank Central
Asia,Tbk. Tanggal penawaran 27 Desember 2014, total nilai aktiva bersih
November 2014 Rp 1.704,84 milliar dengan NAB per UP Rp 3.460,21.
Komposisi portofolio efek yaitu saham (90%) sisanya efek bersifat utang atau
instrumen pasar uang. Biaya pembelian maksimal 4% untuk tranksaksi kurang
dari Rp 250.000,- maksimal 2% untuk tranksaksi lebih dari Rp 250.000,-. Biaya
penjualan kembali 1% (0-1 tahun), dan 0% (lebih dari 1 tahun). Biaya
pengalihan maksimal 2% dari tranksaksi.
10.Schroder Dana Istimewa
Schroder Dana Istimewa merupakan reksa dana saham yang dikelola oleh
PT Schroder Investment Management Indonesia dengan bank kustodian HSBC
bank. Tanggal penawaran 27 Desember 2004, nilai aktiva bersih 28 November
2014 Rp 2,75 triliun dan NAB per unit Rp 6.592,05.
Komposisi portofolio efek saham (95,82%) dan instrumen pasar uang
(4,18%). Sepuluh besar efek dalam porotofolio adalah PT Bank Mandiri, Tbk.,
PT Astra International,Tbk., PT Bank Central Asia,Tbk., PT Bank Negara
Pembangunan Perumahan, PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk., PT Surya Citra
Media,Tbk., dan PT Unilever Indonesia,Tbk.
Biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 2,50% pa, biaya jasa
bank kustodian maksimal 0,25% per tahun, biaya agen penjualan maksimal
2,00% per tahun, biaya penjualan kembali maksimal 0,50% per tranksaksi, dan
biaya pengalihan maksimal 0,50% per tranksaksi.
11.Schroder 90 Plus Equity Fund
Schroder 90 Plus Equity Fund merupakan reksa dana saham yang
dikelola oleh PT Schroder Investment Management Indonesia dengan bank
kustodian Citibank NA. Tanggal penawaran 01 April 2010, nilai aktiva bersih 28
November 2014 Rp 3,87 triliun dan NAB per unit Rp 1.801,26.
Komposisi portofolio efek saham (93,54%) dan instrument pasar uang
(6,46%). Sepuluh besar efek dalam portofolio adalah PT Bank Mandiri, Tbk., PT
Astra International,Tbk., PT Bank Central Asia,Tbk., PT Bank Negara
Indonesia,Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk., PT Kalbe Farma, PT
Pembangunan Perumahan, PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk., PT Surya Citra
Media,Tbk., dan PT Unilever Indonesia,Tbk.
Biaya jasa pengelolaan manajer investasi maksimal 2,50% pa, biaya jasa
bank kustodian maksimal 0,25% per tahun, biaya pembelian 1%-2%, biaya
penjualan kembali maksimal 0,50% per tranksaksi, dan biaya pengalihan
12.Simas Danamas Saham
Simas Danamas Saham merupakan reksa dana saham yang dikelola oleh
PT Sinarmas Asset Management dengan bank kustodian PT Bank CIMB Niaga,
Tbk. Tanggal penawaran 05 Oktober 2014, nilai aktiva bersih November 2014
Rp 287,40 miliar dan NAB per Unit Rp 1.739.05.
Komposisi portofolio efek adalah saham (93,17%) dan time deposit
beserta giro (6,83%). Lima besar efek dalam portofolio adalah PT PP
persero,Tbk., PT Surya Citra Media,Tbk., PT Tiphone Mobile Indonesia, PT
Tower Bersama Infrastruktur, dan PT Wijaya Karya Persero. Biaya jasa
pengelolaan manajer investasi maksimal 2,50% pa, biaya jasa bank kustodian
maksimal 0,20% per tahun, biaya pembelian maksimum 1%, biaya penjualan
kembali maksimal 1,50% per tranksaksi, dan biaya pengalihan maksimal 0,50%
per tranksaksi.
4.2Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinpretasikan secara objektif sehingga
memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Deskriptif
yang dibahas ialah imbal hasil mingguan reksa dana.
1. Statistik Deskriptif Imbal Hasil Reksa Dana
Pada Tabel 4.2 menunjukkan nilai deskriptif pada imbal hasil mingguan dari