• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN

MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN EKONOMI

(Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Nanan Nurjanah

0807110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN

MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN EKONOMI

(Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung)

Oleh Nanan Nurjanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nanan Nurjanah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN

MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN EKONOMI

(Survey Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung)

Skripsi ini telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Hj. Sumartini, M.P NIP. 19590830 198601 2 001

Pembimbing II

Susanti Kurniawati, S.Pd, M.Si NIP. 19760111 200912 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Kompetensi Guru, Iklim Sekolah dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi. (Survey pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung)”. Oleh Nanan Nurjanah (0807110). Dibawah bimbingan: Dr.Hj.Sumartini, M.P dan Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si.

Latar belakang penelitian ini adalah menurunnya prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kota Bandung. Hal ini ditunjukan dari nilai Ujian Nasional (UN) beberapa sekolah yang mengalami penurunan dari tahun pelajaran 2009/2010 ke tahun pelajaran 2010/2011, selain itu terdapatnya nilai rata-rata Ujian Kenaikan Kelas (UKK) ekonomi kelas X tahun pelajaran 2010/2011 yang masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri se-Kota Bandung, tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui metode Stratified Random Sampling dengan sampel sebanyak 383 responden dengan teknik analisis data menggunakan analisis jalur (Path Analysis)

Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang dipersepsikan siswa berada pada rentang 53-64 dengan persentase sebanyak 49.6% dan termasuk kategori sedang, iklim sekolah berada pada rentang 36-44 dengan persentase sebanyak 68.7% dan termasuk kategori sedang, motivasi belajar berada pada rentang 18-22 dengan persentase 69.4% dan termasuk kategori sedang, dan prestasi belajar berada pada rentang 75-83 dengan persentase 83.6% dan termasuk kategori sedang. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa pada sub-struktur 1, variabel kompetensi guru dan iklim sekolah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap motivasi belajar siswa sedangkan pada sub-struktur 2, variabel kompetensi guru, motivasi belajar dan iklim sekolah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi.

(5)

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Ucapan Terima Kasih ... iii

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xii

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ... 8

1.3.2.2 Manfaat Praktis ... 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1.2 Prestasi Belajar ... 16

2.1.2.1 Pengertian Prestasi Belajar ... 16

2.1.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

2.1.2.3 Indikator Prestasi Belajar ... 24

2.1.3 Motivasi Belajar ... 26

2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar ... 26

2.1.3.2 Teori Motivasi Belajar ... 27

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 28

2.1.3.4 Pentingnya Motivasi dalam Belajar ... 29

2.1.3.5 Indikator Motivasi Belajar ... 32

2.1.3.6 Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 33

2.1.4 Kompetensi Guru ... 34

2.1.4.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 34

2.1.4.2 Indikator Kompetensi Guru ... 39

2.1.4.3 Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ... 45

2.1.5 Iklim Sekolah ... 47

2.1.5.1 Pengertian Iklim Sekolah... 47

2.1.5.2 Indikator Iklim Sekolah ... 49

(6)

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 56

2.2 Kerangka Pemikiran ... 59

2.3 Hipotesis ... 62

BAB III: METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 63

3.2 Metode Penelitian... 63

3.3 Populasi dan Sampel ... 64

3.3.1 Populasi ... 64

3.3.2 Sampel ... 66

3.3.2.1 Sampel Sekolah ... 67

3.3.2.2 Sampel Siswa ... 69

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 70

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 73

3.6 Instrumen Penelitian ... 74

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian... 75

3.7.1 Uji Validitas ... 75

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 76

3.8 Uji Multikolinearitas ... 78

3.9 Teknik Analisis data dan Pengujian Hipotesis ... 79

3.9.1 Teknik Analisis Data ... 79

3.9.2 Pengujian Hipotesis ... 82

3.9.2.1 Koefisien determinasi (R2) ... 82

3.9.2.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 83

3.9.2.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 84

3.9.2.4 Pengujian Overall Model Fit dengan Statistik Q dan atau W ... 85

3.9.2.5 Koefisien Jalur Error Variables atau Variabel Residu ... 86

BAB IV: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 87

4.2 Gambaran Umum Responden ... 91

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 92

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 93

4.3 Analisis Instrumen Penelitian ... 93

4.3.1 Uji Validitas ... 94

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 96

4.4 Uji Multikolinearitas ... 96

4.5 Gambaran Umum Variabel Penelitian ... 97

4.5.1 Kompetensi Guru (X1) ... 97

4.5.2 Iklim Sekolah (X2) ... 101

4.5.3 Motivasi Belajar Siswa (X3) ... 103

4.5.4 Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 104

4.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 105

4.6.1 Analisis Path Sub-struktur 1 ... 106

4.6.2 Analisis Path Sub-struktur 2 ... 111

4.6.3 Uji Kesesuaian Model ... 118

(7)

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 122

4.7.1 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 122

4.7.2 Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 125

4.7.3 Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 127

4.7.4 Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 131

4.7.5 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 132

BAB V: PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 135

5.2 Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Nasional (UN) Ekonomi SMA di Kota

Bandung ... 3

Tabel 1.2 Nilai UKK Ekonomi semester II kelas X Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 4

Tabel 2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi ... 24

Tabel 2.2 Indikator Kompetensi Guru ... 40

Tabel 2.3 Indikator Iklim Sekolah ... 49

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 56

Tabel 3.1 Populasi Kelas X SMA Negeri se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 65

Tabel 3.2 Kluster SMA Negeri di Kota Bandung ... 68

Tabel 3.3 Sampel Siswa Kleas X ... 70

Tabel 3.4 Operasional Variabel... 70

Tabel 4.1 Jumlah Item Angket ... 94

Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 94

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 96

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 97

Tabel 4.5 Kompetensi Guru ... 98

Tabel 4.6 Skor Kompetensi Guru... 99

Tabel 4.7 Rata-rata Jumlah Skor Item Pernyataan ... 99

Tabel 4.8 Skor Iklim Sekolah... 101

Tabel 4.9 Rata-rata Skor Iklim Sekolah ... 102

Tabel 4.10 Skor Motivasi Belajar Siswa ... 103

Tabel 4.11 Prestasi Belajar Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2011/2012 ... 104

Tabel 4.12 Matriks Korelasi Antarvariabel Eksogen dengan Variabel Intervening ... 106

Tabel 4.13 Hasil Analisis Jalur Sub Struktur 1 ... 107

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Koefisien Kompetensi Guru ... 109

Tabel 4.15 R2 Sub Struktur 1 ... 110

(9)

Tabel 4.17 Error Variable Sub Struktur 1 ... 111

Tabel 4.18 Matriks Korelasi Antarvariabel Eksogen dengan Variabel Endogen ... 112

Tabel 4.19 Hasil Analisis Jalur Sub Struktur 2 ... 113

Tabel 4.20 Hasil Analisis Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar ... 115

Tabel 4.21 Matriks Korelasi Antarvariabel Eksogen dengan Variabel Endogen ... 116

Tabel 4.22 R2 Sub Struktur 2 ... 116

Tabel 4.23 Hasil Uji F ... 117

Tabel 4.24 Error Variable Sub Struktur 2 ... 118

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Tingkah Laku Menurut Albert Bandura ... 14

Gambar 2.2 Unsur-unsur Pembelajaran ... 18

Gambar 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil belajar ... 19

Gambar 2.4 Motivasi Belajar dalam Kerangka Rekayasa Pedagogis Guru dan Emansipasi Kemandirian Siswa Sepanjang Hayat ... 30

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran ... 62

Gambar 3.1 Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 1 ... 81

Gambar 3.2 Diagram Analisis Jalur Sub-Struktur 2 ... 82

Gambar 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Sekolah ... 91

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 92

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 93

Gambar 4.4 Diagram Analisis Jalur Model Sub-Struktur 1 ... 111

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah investasi Sumber Daya Manusia (SDM) jangka panjang

yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan hidup manusia di dunia. Oleh

sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, begitu juga

Indonesia yang menempatkan pendidikan sebagai hal yang utama dan penting.

Kusnandar (2009:8) menyatakan bahwa: “Kualitas SDM bangsa Indonesia

masih rendah, baik secara akademis maupun nonakademis menyebabkan belum

seluruh masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi menyumbangkan potensinya,

baik potensi fisik maupun nonfisik dalam pembangunan sesuai dengan keahlian

dan bidangnya masing-masing”. Jika masyarakat tidak ikut berpartisipasi dalam

pembangunan, maka pembangunan tidak akan berhasil karena keberhasilan

pembangunan hanya dapat dicapai jika masyarakat berpartisipasi aktif dalam

seluruh kualitas pembangunan.

Salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia yang disebutkan dalam

pembukaan UUD 1945 yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa ini ditempuh dengan cara meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia. Jika mutu pendidikan di Indonesia baik maka akan

menghasilkan output atau lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing dengan

(12)

berhasil menciptakan manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri yang

dapat membangun suatu negara ke arah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 bab II pasal 3,

bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.

Kenyataannya dalam surat kabar kompas (Rabu, 02 Maret 2011), indeks

pembangunan Indonesia mengalami penurunan. Berdasarkan data dalam

Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011, pada tahun 2010

Indonesia berada di peringkat 65 dan pada tahun 2011 merosot ke peringkat 69

dari 127 negara di dunia. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia

masih tertinggal dari negara-negara lain seperti Jepang yang berada pada urutan

pertama, Brunei Darussalam berada pada urutan ke-34 dan Malaysia yang berada

pada urutan ke-65. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Andytri (2010) dalam realita pendidikan Indonesia menyatakan bahwa:

(13)

sangat fantastis mengingat tujuan utama peningkatan standar adalah untuk meningkatkan mutu. Pemerintah seharusnya bersifat responsif dan reaktif terhadap kondisi pendidikan yang menjadi problematika bangsa. (wordpress.com)

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Andytri (2010), nilai

rata-rata Ujian Nasional Ekonomi beberapa sekolah di SMA Negeri Se-Kota Bandung

mengalami penurunan, adapun datanya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Rata-rata Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Ekonomi Beberapa SMA Negeri di Kota Bandung

Tahun Pelajaran 2009/2010-2010/2011

No Nama Sekolah Tahun Pelajaran Perubahan

Nilai

Sumber : Dinas Pendidikan Jawa Barat (data diolah)

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata UN di Kota Bandung jika

dilihat dari rata-rata UN ekonomi siswa di sekolah negeri sudah cukup baik,

seperti yang terjadi pada SMAN 12 Bandung yang mengalami kenaikan nilai

(14)

kenaikan nilai sebesar 0.59, tetapi ada beberapa sekolah yang mengalami

penurunan nilai rata-rata ekonomi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Penurunan terbesar terjadi pada SMAN 16 Bandung dengan penurunan 0.66, lain

halnya dengan SMAN 2 Bandung yang mengalami penurunan sebesar 0.01.

Penurunan nilai UN ini menunjukan bahwa di beberapa SMA Negeri

Se-Kota Bandung ini prestasi belajarnya mengalami penurunan. Setelah dilakukan

survey pada beberapa sekolah yang dilihat dari pembagian kluster di Dinas

Pendidikan Jawa Barat, ternyata ditemukan juga masalah prestasi belajar jika

dilihat dari nilai Ujian Kenaikan Kelas (UKK) siswa di beberapa sekolah negeri di

Kota Bandung.

Tabel 1.2

Nilai UKK Ekonomi Semester II kelas X Tahun Pelajaran 2010/2011 Sumber: Sekolah yang Bersangkutan (data diolah)

Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa setiap sekolah menetapkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berbeda, ada yang menetapkan 70 dan

ada yang menetapkan 75, sedangkan dinas pendidikan telah menetapkan bahwa

(15)

sekolah maka KKM ekonominya menjadi 70 karena angka 75 bagi beberapa

sekolah dirasa terlalu tinggi. Bagi sekolah yang menetapkan KKM 70, siswa yang

mendapat nilai 75 itu sudah diatas rata-rata bahkan sudah mencapai nilai tinggi

tapi bagi sekolah yang menetapkan KKM 75, nilai 75 itu masih rendah dan masih

standar KKM, oleh karena itu nilai 75 di sekolah yang menetapkan KKM 70 dan

75 memiliki ekspektasi pencapaian prestasi yang berbeda.

Dari beberapa sekolah di atas, masih ada sekolah yang belum mencapai

batas KKM, artinya prestasi yang dicapai masih rendah. Menurut Ani M.Hasan

dalam Neti dan Leni (2010:48) mengemukakan bahwa “Kemerosotan pendidikan

bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan

profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa”.

Prestasi belajar yang rendah merupakan suatu hal yang tidak bisa dibiarkan,

karena hal ini akan berdampak buruk pada perkembangan SDM yang pada

akhirnya akan menghambat proses pembangunan negara. Untuk menyelesaikan

masalah ini, sekolah disarankan untuk mengadakan tambahan jam pelajaran atau

ada pemantapan dari mata pelajaran yang nilai ulangan sehari-hari, nilai Ujian

Kenaikan Kelas (UKK) dan nilai raportnya belum memenuhi standar KKM,

karena apabila nilai yang didapat siswa dalam kegiatan belajar sehari-harinya

kurang maksimal maka akan berdampak pada nilai rapor siswa tersebut rendah,

selain itu berdampak pula dengan tidak lulus UN dan apabila ada siswa yang tidak

lulus UN akan berdampak juga pada sekolah yang bisa mengurangi minat lulusan

SMP/MTs sederajat untuk melanjutkan di sekolah tersebut dan adanya anggapan

(16)

itu salah satu syarat untuk menjadi guru haruslah memiliki berbagai kompetensi

yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawabnya.

Suroso dalam Neti dan Leni (2011:48) mengemukakan bahwa “Guru adalah

komponen pendidikan yang sangat penting, tidak akan pernah ada kontribusi dan

inovasi dalam sistem pendidikan, apabila guru tidak diberdayakan dan memiliki

profesionalisme yang tinggi sebagai salah satu keberhasilan pendidikan”. Adapun

kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Kompetensi pedagogik dapat mengukur kemampuan merencanakan

program mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses

belajar dan kemampuan dalam melaksanakan evaluasi. Kompetensi profesional

dapat mengukur penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta tanggung jawab

yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi kepribadian dapat mengukur

fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis, yaitu seorang guru yang

memiliki keterbukaan berpikir dan beradaptasi, dan kompetensi sosial dapat

mengukur kemampuan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa, guru dan

masyarakat sekitar untuk membimbing dan mendidik siswa dalam menghadapi

kehidupan di masa yang akan datang.

Guru yang memiliki kompetensi yang baik, mampu memotivasi siswa

dalam proses pembelajaran karena setiap siswa memiliki motivasi belajar yang

berbeda-beda. Oleh karena itu guru sebagai pembimbing dan orang tua siswa di

sekolah, seharusnya memberikan motivasi belajar yang baik dan menciptakan

(17)

harus bisa melakukan kerja sama untuk memberikan motivasi belajar yang tepat

supaya prestasi belajarnya bisa sesuai dengan harapan karena dengan memiliki

motivasi belajar yang tinggi maka siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang

tinggi pula. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai permasalahan yang terjadi dengan judul penelitian PENGARUH

KOMPETENSI GURU, IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Se-Kota Bandung).

1.2.Rumusan Masalah

Berdasaarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa?

2. Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa?

3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa?

4. Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa?

5. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa?

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa

(18)

3. Pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa

4. Pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa

5. Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa

1.3.2. Manfaat Penelitian 1.3.2.1.Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan

memperkaya khasanah ilmu pendidikan, khususnya mengenai

kompetensi guru, iklim sekolah dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar siswa paada Mata Pelajaran Ekonomi.

1.3.2.2.Secara Praktis a) Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

bahan evaluasi bagi pihak sekolah dan guru Mata Pelajaran Ekonomi

khususnya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa yang

dipengaruhi oleh kompetensi guru, iklim sekolah dan motivasi belajar

siswa.

b) Bagi Penulis

Menambah wawasan mengenai ilmu kependidikan dan

memberikan pengalaman dengan terjun secara langsung ke lapangan

serta merupakan temuan awal untuk melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya mengenai kompetensi guru, iklim sekolah, motivasi dan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompetensi guru yang

dipersespsikan siswa, iklim sekolah dan motivasi terhadap prestasi belajar siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Se-Kota Bandung pada Mata Pelajaran

Ekonomi. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa sedangkan

subjeknya adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri se-Kota Bandung

dengan variabel eksogennya (variabel yang tidak ada variabel eksplisitnya) adalah

kompetensi guru (X1) yang terdiri dari kompetensi pedagogik (X1.1), kompetensi

kepribadian (X1.2), kompetensi profesional (X1.3), dan kompetensi sosial (X1.4),

dan Iklim Sekolah (X2), sedangkan variabel endogennya (variabel yang

mempunyai anak panah ke arah variabel tersebut yang didalamnya mencakup

variabel perantara dan tergantung) adalah motivasi belajar siswa (X3) dan prestasi

belajar siswa kelas XI IPS (Y), dan yang diajdikan variabel antaranya yaitu

motivasi belajar.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Suharsimi (2006:160) mengemukakan bahwa “Metode penelitian

adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data.” Dalam

(20)

Kerlinger dalam Sugiyono (2004:7) mengemukakan bahwa “Penelitian

survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi

data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,

sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan

antarvariabel sosiologi maupun psikologis.” Sedangkan explanatory adalah

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

pengujian hipotesis. Jadi metode survey explanatory merupakan metode yang

digunakan dengan cara mengumpulkan data dari responden melalui kuesioner

yang dibatasi dengan sampel penelitian kemudian dianalisis hubungan

variabel-variabel tersebut melalui suatu pengujian hipotesis.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2004:72), “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini, populasinya adalah jumlah seluruh siswa kelas

XI IPS SMA Negeri se-Kota Bandung, dan akan mempersepsikan

kompetensi guru. Menurut Pangky (2010), yang dimaksud persepsi terhadap

kompetensi guru adalah “Proses ketika siswa menerima, mengorganisasikan

dan menginterpretasikan kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan

(21)

mempersepsikan kompetensi guru kepada siswa, sehingga penulis mengambil

populasi siswa untuk mempersepsikan kompetensi guru kepada siswa.

Pada awalnya populasi penelitian ini adalah siswa kelas X, tetapi

karena sudah masuk ajaran baru, jadi penelitian dilakukan di kelas XI IPS

SMA Negeri Se-Kota Bandung dengan menggunakan data awal kelas X.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Populasi Kelas X SMA Negeri Se-Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMA Negeri 1 Bandung 358

Jumlah Siswa 9200

(22)

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiyono (2004:73), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel dilakukan melalui

metode Stratified Random Sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang

bertujuan agar dapat menggambarkan secara tepat sifat populasi yang

heterogen yang dilakukan dalam beberapa tahap, sedangkan teknik

pengambilan sampel menggunakan rumus Sari Taro Yamane atau Slovin

dalam Riduwan dan Kuncoro (2011: 210) sebagai berikut:

Dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

= presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

(23)

dari perhitungan di atas maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini

adalah 383.33 yang dibulatkan menjadi 383 orang.

3.3.2.1. Sampel Sekolah

Populasi yang berjumlah 27 sekolah ini ditentukan sampel dengan

menggunakan metode persentasi. Hal ini didasarkan pada pendapat

Suharsimi Arikunto (2006:134) sebagai berikut:

jika jumlah subjek populasi besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut dari banyak sedikitnya data

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti

Berdasarkan pada pendapat diatas maka dalam penelitian ini

diambil sampel sebanyak 25% dari populasi, sehingga sampel sekolah

yang diambil adalah 25% x 27 = 6.7 yang dibulatkan menjadi 7

sekolah.

Dari ke-27 SMA Negeri di kota Bandung, dapat diklasifikasikan

menjadi 3 kluster, terdiri dari 7 sekolah kluster I, 6 sekolah kluster II

dan 14 sekolah kluster III, dengan menggunakan teknik sampel

bertingkat (berstrata) dengan rumus sebagai berikut:

Riduwan dan Kuncoro (2011:45) ni = Ni x n

(24)

Keterangan: ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel keseluruhan

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

N = Jumlah populasi keseluruhan

Tabel 3.2

Kluster SMA Negeri di Kota Bandung

Kluster No Nama Sekolah Sampel Sekolah

(25)

3.3.2.2. Sampel Siswa

Langkah selanjutnya setelah memperoleh sampel sekolah adalah

menentukan sampel siswa. Sugiyono (2004:159) mengemukakan

bahwa:

Biasanya tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang diambil dari populasi yang sama. Jadi, apabila sampel kurang dari 100 orang maka semua dijadikan sampel tapi apabila sampel lebih dari 100 orang, menurut Arikunto dalam Riduwan dan Kuncoro, sampelnya dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau lebih.

Sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan rumus

Sari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan dan Kuncoro (2011: 46)

adalah sebagai berikut:

Dimana:

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni= jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai

(26)

Tabel 3.3 Sampel Siswa Kelas X

Nama Sekolah Jumlah Siswa

Kelas X Sampel Siswa

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris

Konsep Analisis Skala

(27)
(28)

masyarakat di ini dapat diukur dengan skala likert, melalui:

 Berkomunikasi

dengan teman sejawat, siswa, orang tua siswa dan masyarakat secara

 Budaya belajar di

(29)

 Tingkat aspirasi nilai rapor kelas X semester genap tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran

ekonomi.

interval

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2004:129), “Pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder”. Sumber primer yaitu sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya kuesioner atau

angket, dan sumber sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data misalnya melalui dokumen. Adapun alat pengumpul data

dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data secara lisan yang bertujuan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti dan untuk mengetahui jumlah

respondennya sedikit/banyak.

2. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Adapun kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini adalah bentuk kuesioner tertutup.

3. Studi dokumentasi, yaitu studi untuk mencari data mengenai hal-hal atau

(30)

penelitian, dalam hal ini nilai rapor siswa kelas X semester genap tahun

ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri yang diteliti.

3.6.Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2004:84), “Instrumen penelitian merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti”. Dalam penelitian ini, instumen

yang digunakan adalah kuesioner atau angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berhubungan

dengan variabel yang diteliti. Adapun langkah-langkah penyusunan angket

menurut Suharsimi (2006:151) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari

responden mengenai kompetensi pedagogik guru dan iklim sekolah yang

dipersepsikan siswa, motivasi dan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran

Ekonomi.

b. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu siswa kelas XI IPS yang

menjadi sampel.

c. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.

d. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

e. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan alternatif jawaban untuk jenis jawaban

yang sifatnya tertutup. Jenis instrument yang bersifat tertutup yaitu

seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang disertai alternatif jawaban yang

(31)

f. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang

bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah

daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal,

berarti objek yang diteliti mempunyai peringkat saja. Sedangkan untuk data

yang bersifat interval, para responden diberi kebebasan untuk mengisi angket

yang telah disediakan.

g. Menyebarkan angket

h. Mengelola dan menganalisis angket.

3.7.Pengujian instrument penelitian 3.7.1. Uji Validitas

Menurut Arikunto (2006:168), “Validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument”. Menurut

Riduwan dan Kuncoro (2011:217), untuk menguji validitas alat ukur, terlebih

dahulu dicari nilai korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara

keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor

total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Dalam uji validitas ini

digunakan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ { ∑ ∑

Riduwan Kuncoro (2011:217)

Dimana:

(32)

Xi = jumlah skor item

Yi = jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan menggunakan rumus:

Riduwan Kuncoro (2011:217)

Dimana:

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil r hitung

n = jumlah responden

Distribusi (tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat keabsahan (dk=n-2),

maka keputusan yang diambil adalah:

a. Jika t hitung > t tabel berarti valid

b. Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

3.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2011:220), “Uji reliabilitas

dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan)

alat pengumpul data (instrument) yang digunakan”. Sedangkan Menurut

Arikunto (2006:178), “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa

sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

(33)

pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel arinya dapat dipercaya, jadi dapat

diandalkan”.

Adapun uji reliabilitas instrument penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menurut Riduwan dan Kuncoro

(2011:221), langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha

sebagai berikut:

1. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:

∑ ∑

Dimana:

Si = varians skor tiap-tiap item

Xi2 = jumlah kuadrat item Xi

(Xi)2 = jumlah item Xi dikuadratkan

N = jumlah responden

2. Menjumlahkan varians semua item dengan rumus:

Si = S1 + S2 + S3+… + Sn

Dimana:

Si = jumlah varians semua item

S1 + S2 + S3+… + Sn = varians item ke-1, 2, 3, …, n

3. Menghitung varians total dengan rumus:

(34)

Dimana:

St = varians total

Xi2 = jumlah kuadrat X total

(Xi)2 = jumlah X total dikuadratkan

N = jumlah responden

4. Masukkan nilai Alpha dengan rumus:

( )

Dimana:

= nilai reliabilitas

Si = jumlah varians skor tiap-tiap item

St = varians total

k = jumlah item

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak, digunakan

distribusi table-r (tabel-r) untuk α = 0.05 dan df (dk = n-2) dengan keputusan

jika r11> rtabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11< rtabel berarti tidak

reliabel.

3.8.Uji Multikolinearitas

Menurut Hair dkk dalam Kusnendi (2007:51), “Multikolinearitas

menunjukan kondisi dimana antarvariabel penyebab terdapat hubungan linear

(35)

Yana (2010:141), “Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear

antarvariabel independen”.

Dalam mengaplikasikan analisis jalur (Path Analysis), menurut Kusnendi

(2007:160): “Ada satu asumsi klasik yang tidak dapat dilanggar dalam

mengaplikasikan analisis jalur, yaitu asumsi multikolinearitas. Pelanggaran

terhadap asumsi ini akan menjadikan hasil estimasi parameter model kurang dapat

dipercaya”.

Kusnendi (2007:52) memberikan alasan mengapa asumsi multikolinearitas

dalam analisis jalur ini tidak dapat dilanggar karena

Apabila sampelnya memiliki masalah multikolinearitas maka akan menghasilkan matriks non positive definitife, artinya parameter model yang tidak dapat diestmasi, dan keluaran dalam bentuk diagram, gagal ditampilkan atau jika parameter model dapat diestimasi dan keluaran diagram jalur berhasil ditampilkan, tetapi hasilnya kurang dapat dipercaya.

Hal ini ditunjukan dengan besaran hasil estimasi parameter model

pengukuran besaran koefisien determinasi (R2) sangat tinggi tetapi secara

individual, hasil estimasi parameter model secara statistik tidak signifikan.

Adapun kriteria pengambilan keputusan asumsi multikolinearitas didasarkan pada

nilai R2, apabila R2> 0.8 maka diduga adanya multikolinearitas.

3.9.Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.9.1. Teknik Analisis Data

Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan

interval sehingga menurut Riduwan dan Kuncoro (2011:30), “Data ordinal

(36)

transformasi yang paling sederhana yaitu MSI (Method of Successive

Interval)” dengan menggunakan software Microsoft Excel. Selanjutnya data

interval langsung diolah dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis)

menggunakan SPSS (Statistical Product and service Solution) versi 17.0.

Dalam Riduwan dan Kuncoro (2011:222), langkah-langkah atau

prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan;

b. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap

item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian dengan

menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian

menentukan skornya;

c. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan

data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata, median, standar deviasi

dan varians data dari masing-masing variabel;

d. Melakukan uji korelasi, regresi dilanjutkan path analysis.

Dalam Riduwan dan Kuncoro (2011:289-293), langkah-langkah

menganalisis data dengan menggunakan Path Analysis dengan

mengguankan SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan strktural

 Persamaan sub-struktur 1:

(37)

Keterangan:

ρ = koefisien jalur

X1 = kompetensi guru

X2 = iklim sekolah

X3 = motivasi belajar

ei = faktor residual

 Persamaan sub-struktur 2:

Y= ρyx1X1 + ρyx2X2+ ρyx3X3 + ei

Keterangan:

Y = prestasi belajar siswa

ρ = koefisien jalur

X1 = kompetensi guru

X2 = iklim sekolah

X3 = motivasi belajar

ei = faktor residual

2. Bentuk diagram koefisien jalur

 Sub-Struktur 1

Gambar 3.1

Diagram analisis jalur sub-struktur 1

e1

X1

X2

X3

ρX3x 2

(38)

 Sub-Struktur 2

Gambar 3.2

Diagram analisis jalur sub-struktur 2

3. Menghitung koefisien jalur dengan menghitung uji R2, Uji F dan Uji t

untuk menguji hipotesis.

3.9.2. Pengujian Hipotesis

3.9.2.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ( ) menunjukan besarnya pengaruh

secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam

model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan

menggunakan program SPSS versi 17.0. Nilai berikisar antara 0-1

(0< <1), dengan ketentuan:

a. Jika semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variabel

eksogen dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain

model tersebut dapat dinilai baik

b. Jika semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel

eksogen dengan variabel endogen jauh, dengan kata lain model

tersebut kurang baik

ρyx1

1

Y

e2

X1

X2

X3

ρx3x2

ρx3x1

ρyx2

(39)

3.9.2.2. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Uji secara simultan (keseluruhan) hipotesis statistik dirumuskan

sebagai berikut:

Ho : yx3 = yx2 = yx1 = 0

Ha : yx3 = yx2 = yx1 0

 Untuk melakukan pengujian signifikansi, dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS versi 17.0, Sub-Struktur 1

Ho : ρx3x1= ρx3x1 = 0

Ha : ρx3x1= ρx3x1≠ 0

 Sub-Struktur 2 Ho : ρYX3= ρYX3 = 0

Ha : ρYX3= ρYX3≠ 0

Makna pengujian signifikansinya yaitu:

a. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≤ Sig] maka H0 diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] maka H0 ditolak dan Ha diterima,

artinya signifikan.

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah pengujian bisa

dilanjukan atau tidak. Jika Ha terbukti diterima maka pengujian secara

(40)

3.9.2.3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi

masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat.

pengujian t statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan

menggunakan program SPSS versi 17.0.

 Sub-Struktur 1, yaitu (X1 terhadap X3) dan (X2 terhadap X3)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : ρx3x1 = 0

Ha : ρx3x1 > 0

 Sub-Struktur 2, yaitu (X1 terhadap Y), (X2 terhadap Y) dan (X3

terhadap Y)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : ρYX3 = 0

Ha : ρYX3 > 0

Adapun kriteria uji t ini dengan cara membandingkan antara nilai

probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≤ Sig] maka H0 diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0.05 ≥ Sig] maka H0 ditolak dan Ha diterima,

(41)

3.9.2.4.Pengujian Overall Model Fit dengan Statistik Q dan atau W

Pengujian overall model fit dengan statistik Q dan atau W

dengan rumus Shumacker & Lomax sebagai berikut: (Kusnendi, 2008:

156)

Dimana R2m menunjukkan koefisien variasi terjelaskan seluruh

model, dan M menunjukkan koefisien variasi terjelaskan setelah

koefisien jalur yang tidak signifikan dikeluarkan dari model yang diuji.

Koefisien R2m dan M dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Statistik Q berkisar antara 0 dan 1. Jika Q = 1 menunjukkan

model yang diuji fit dengan data. Dan jika Q < 1, maka untuk

menentukan fit tidaknya model statistik Q perlu diuji dengan statistik

W yang dihitung dengan rumus:

Dimana n adalah ukuran sampel dan d adalah derajat kebebasan

(df) yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien jalur yang tidak signifikan. Q = 1 – R2m

1 – M

R2m = M =1- (1- R21)( 1- R22)…( 1- R2p)

(42)

3.9.2.5. Koefisien Jalur error variables atau variabel residu (

ρ

ei) Menurut Kusnendi (2008:157), “variabel residu menunjukan

besarnya pengaruh variabel lain yang tidak diobservasi atau tidak

dijelaskan model”. Variabel residu dapat diketahui dengan

menggunakan rumus:

ρ

ei =

(43)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kompetensi guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi, artinya semakin tinggi kompetensi guru maka

motivasi belajar akan meningkat.

2. Iklim sekolah berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi, artinya semakin meningkat iklim sekolah maka motivasi

belajar akan meningkat.

3. Kompetensi guru tidak berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran ekonomi, artinya semakin tinggi kompetensi yang

dimiliki guru ekonomi maka prestasi belajar akan menurun.

4. Iklim sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi, artinya semakin meningkat iklim sekolah maka prestasi

belajar siswa akan meningkat.

5. Motivasi belajar siswa tidak berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi, artinya semakin tinggi motivasi belajar

(44)

5.2. Saran

Berdasarkan berbagai kondisi yang penulis temukan di lapangan dan

ditunjang dengan hasil analisis data maka penulis mengajukan saran sebagai

berikut:

1. Bagi Orang Tua dan Guru

a. Orang tua dan guru sebaiknya terus memberi motivasi belajar yang tinggi

kepada siswa, walaupun siswa tersebut sudah memiliki motivasi intrinsik

yang tinggi untuk belajar

b. Motivasi intrinsik akan lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

akan tetapi motivasipun tidak datang dengan begitu saja, oleh karena itu

motivasi eksternalpun harus berperan, seperti dari guru, orang tua,

lingkungan dan teman sebaya

c. Guru adalah pemegang peran penting dalam proses pembelajaran,

sehingga guru harus memiliki kompetensi yang tinggi dan belajar sesuai

dengan perkembangan zaman, oleh karena itu guru harus meningkatkan

kompetensinya dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan keguruan

d. Kompetensi guru sangatlah penting dalam menumbuhkan motivasi dan

meningkatkan prestasi belajar siswa, hendaknya guru dapat menganalisis

motif-motif yang melatarbelakangi rendahnya motivasi belajar siswa

tersebut sehingga guru dapat menciptakan alternatif dalam mengatasi

rendahnya motivasi belajar

e. Orang tua dan guru hendaknya menciptakan suasana atau iklim belajar

(45)

belajar, adanya alat pembelajaran yang mendukung dan adanya interaksi

yang baik antara guru, orang tua dan siswa.

2. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah memperhatikan kompetensi yang dimiliki oleh guru, dan

melakukan controlling terhadap semua guru, terutama bagi guru yang sudah

mengikuti sertifikasi, apakah hasil sertifikasinya benar-benar dijalankan di

lapangan, dan apakah ada perbedaan peningkatan kompetensi antara sebelum

dan sesudah sertifikasi. Hal ini diperlukan untuk menjaga kualitas guru dalam

dunia pendidikan, sehingga guru yang ada adalah guru yang benar-benar

memiliki kompetensi yang utuh.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya dapat menambah cakupan populasi dengan

meneliti Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dan Swasta di Kota Bandung,

selain itu diharapkan dapat meneliti kembali pengaruh kompetensi guru

secara parsial (kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial) dan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar siswa serta meneliti faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin Makmun. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Djamarah Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

E.Mulyasa. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Elida Prayitno. (1989). Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus. (2011). Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press (GP Press)

Kusnandar. (2009). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung: Alfabeta

Muhibbin Syah. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Neti Budiwati dan Leni Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi, UPI

Ngalim Purwanto. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ratna Wilis Dahar. (1996). Teori-teori Belajar. Bandung: Erlangga

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung: Alfabeta

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sondang P. Siagian. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

(47)

Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya

Teguh Wahyono. (2009). 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan EViews. Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi FPEB UPI

Jurnal

Ahmad Zabidi Abdul Razak. (2006). “Ciri Iklim Sekolah Berkesan: Implikasinya terhadap Motivasi Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan 31 (2006) 3-19

Eko Pujiastuti, Tri Joko Raharjo, A. Tri Widodo. (2012). “Kompetensi Profesional, Pedagogik Guru IPA, Persepsi Siswa tentang Proses Pembelajaran, dan Kontribusinya terhadap Hasil Belajar IPA di SMP/MTs Kota Banjarbaru”. Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology. 1 (1) (2012), 22-29

Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina. (2011). “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di sekolah Dasar (Studi Kasus terhadap Siswa

Kelas IV SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya)”.

Jurnal Penelitian Pendidikan Vol.12 No.1, ISSN 1412-565X.

Milner, Karen dan Khoza, Harriet. (2008). “a comparison of teacher stress and

school climate across schools with different matric success rates”. South African Journal of Education, Copyright © 2008 EASA. Vol 28: 155-173

Sumber Lainnya

Akhmad Sudrajat. (2008). Iklim Sekolah Kaitannya dengan Hasil Akademik dan Non Akademik Siswa. [Online]. Tersedia di:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/29/iklim-sekolah-kaitannya-dengan-hasil-akademik-dan-non-akademik-siswa/. [9 September 2012]

Andytri. (2010). Realita Pendidikan Indonesia. [Online]. Tersedia di: http://andytri.wordpress.com/2010//06/07/realita-pendidikan-indonesia/. [8 april 2012]

Anne Ahira. (2012). Pengertian Prestasi Belajar Menurut Para Ahli. Tersedia di:

http://www.anneahira.com/pengertian-prestasi-belajar-menurut-para-ahli.htm. [29 Juli 2012]

(48)

SMK Negeri 1 Singosari Kabupaten Malang. [Online]. Tersedia di: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/TM/article/view/13634. [9 September 2012]

Ester Linceu Napitupulu. (2011). Indeks Pendidikan Indonesia Menurun. [Online]. Tersedia di:

http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/02/18555569/Indeks.Pendidikan.In donesia.Menurun. [8 april 2012]

Iyet Suryanti. (2005). Pengaruh Iklim Sekolah dan Profesionalisasi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS. Skripsi FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Joko Winarto. (2011). Teori Belajar Sosial Albert Bandura. Tersedia di:

http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-belajar-sosial-albert-bandura/. [6 juli 2012]

Pangky Irawan. (2010). Hubungan Persepsi terhadap Kompetensi Guru dengan

Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tirto”. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

M.Ikhsan R. (2007). Identifikasi Kompetensi Guru Ekonomi san Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Ekonomi. Skripsi FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Nina Krlina. (2012). Pengaruh Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran ekonomi. Skripsi UPI Bandung: tidak diterbitkan

Pinkus, Lyndsay M. (2009). Moving Beyond AYP: High School Performance Indicators. Dalam Alliance For Excellent Education [Online]. Tersedia di: http://www.all4ed.org/files/SPIMovingBeyondAYP.pdf. [6 Juli 2012]

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2010). Bandung: UPI

Rasto. (2008). Kompetensi Guru. [Online]. Tersedia di

http://rasto.wordpress.com/2008/01/31/kompetensi-guru/. [3 Oktober 2012]

Renny Rachmayani. (2009). Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Motivasi Belajar dan Implikasinya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Kabupaten Cianjur. Skripsi FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

(49)

Sumiati. (2011). Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa terhadap Motivasi Belajar dan Implikasinya terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Syariah di SMP Kota Tasikmalaya. Skripsi pada FPEB UPI Bandung: tidak diterbitkan.

…… (2012). Pengertian Prestasi Belajar. Tersedia di:

http://blog.tp.ac.id/pengertian-prestasi-belajar. [29 Juli 2012]

Data Nilai UAS dari sekolah yang bersangkutan

Gambar

Tabel 4.22 R2 Sub Struktur 2 ..........................................................................
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Nasional (UN) Mata Pelajaran Ekonomi
Tabel 1.2 Nilai UKK Ekonomi Semester II kelas X
Tabel 3.1 Populasi Kelas X SMA Negeri Se-Kota Bandung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.. Jakarta: Departemen Kesehatan

D ampak Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Tingkat Kepercayaan D iri Siswa D i Sman 4 Kota Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.. Analisis Potensi dan Pengembangan Wilayah Kabupaten Lebak Provinsi

2015, “Pengaruh Asap Hasil Bakar Kayu Terhadap Tegangan Flashover AC Isolator Piring”, Skripsi..

Salinan lampiran peratiran menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan

TARI DALAM SENI BEDUG KEROK DI KAMPUNG SENI YUDHA ASRI DESA MANDEUR KECAMATAN BANDUNG. KABUPATEN

Katalog buku merupakan suatu daftar yang berisi informasi buku yang dilakukan secara berurut, dapat berdasarkan kode buku tersebut, nama pengarang, judul buku dan nama penerbit.

Diharapkan dari hasil penelitian ini para konseli dapat meninggalkan kebiasaan-kebiasaannya berperilaku tidak baik (akhlak tercela/ akhlak madzmumah ), yaitu: ikut