• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2014"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR 2014

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NETTY ELFRIANY SAMOSIR 127032161/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

Judul Tesis : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR 2014.

Nama Mahasiswa : NETTY ELFRIANY SAMOSIR Nomor Induk Mahasiswa : 120732161

Progaram Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Drs. Heru Santosa ,MS,PhD )

Ketua Anggota

(dr.Ria Masniari Lubis,M.Si)

Dekan

(3)

Telah Lulus

Pada tanggal : 26 Januari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Drs.Heru Santosa,MS,PhD Anggota : 1. dr. Ria Masniari Lubis, M.Si 2. dr.Mhd.Arifin Siregar,MS

(4)

PERNYATAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

LAGUBOTI KABUPATEN TOBA SAMOSIR 2014

.

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar master di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Januari 2015

(5)

ABSTRAK

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan perempuan. Hasil survey pendahuluan terhadap 15 orang ibu hamil yang melakukan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti diperoleh bahwa 3 orang ibu hamil yang tidak mengetahui bagaimana kualitas makan selama kehamilan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan trimester pertama, 10 orang ibu hamil berasumsi bahwa makan cukup 3x sehari tanpa memperhatikan kualitas makanan selama kehamilan trimester I dan mengeluhkan bahwa kurangnya dukungan keluarga dan hanya 2 orang ibu hamil yang mengetahui kualitas makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik untuk kehamilannya.

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan penelitian Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2014, sebanyak 42 orang. Metode analisis data multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda.

Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pengetahuan (sig = 0,008) dan dukungan suami (sig = 0,048) berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil Trimester I. Hasil uji regresi logistik berganda diketahui variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah pengetahuan, dan dukungan suami.

Disarankan kepada Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi ibu dan bayinya selama masa kehamilan dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Bagi petugas kesehatan berkaitan dapat memberikan informasi yang lebih mengarah mengenai anemia melalui konseling, bagi suami memberi dukungan dalam memotivasi para ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya melalui konsumsi makanan yang mengandung zat besi dalam pencegahan anemia.

(6)

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate is one indicators of the health of women’s. The resulth of a preliminary survey of the to fiften pregnant women who had a pregnancy examination in the working area of Laguboti Health Centre, Toba Samosir District that the three people found that pregnant woment who do not eat during pregnancy how the quality is good and needs good nutrition during the first trimester of pregnanc, ten people assume thet pregnant woment eat enough three times daily without regard to food quality during the first trimester of pregnancy and complained that the lack of family support and only two people who know the pregnant woment eating good quality and good nutritional needs of pregnancy.

The objective of the research was to find out some factors which influenced the incidence of anemia in pregnant women in the first trimester in the working area of Laguboti Health Centre, Toba Samosir District. The research was an analytic survey with cross sectional design. The population was 42 pregnant women in the first trimester in the working area of Laguboti Health Centre, Toba Samosir District, in 2014, and all of them were used as the samples. The data were analyzed by multiple logistic regression analysis.

The results showed statistical knowledge (sig = 0,008) and the support of her husbands(sig = 0,048) were correlated with the incidence of anemia in pregnant women in the first trimester. The result of multiple logistic regression analysis showed that the variables which were correlated with the incidence of anemia were knowledge and husbands’ support.

It is recommended that the management of Laguboti Centre Health, Toba Samosir District improve pregnant women’s knowledge of the importance of health for pregnant women and their babies by providing health counseling, the health care providers give information about anemia, and husbands motivate their pregnant wives to improve their health by consuming food which contains iron to forestall anemia.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir Tahun 2014”.

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam Tesis ini masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Drs. Heru Santosa, M.S, Ph.D dan dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini.

Dalam penulisan Tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM)., Sp.A.,(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir. Evawani Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu

(8)

4. dr. Mhd. Arifin Siregar, MS selaku penguji I dan Dra. Jumirah, Apt, M.Kes

selaku penguji II yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan tulisan ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen di Departemen Kesehatan Reproduksi FKM USU yang telah memberikan banyak ilmu, masukan dan dukungan bagi penulis.

6. dr. Tommy C. Siahaan selaku kepala UPTD Puskesmas Laguboti yang memberi

izin kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini.

7. Teristimewa untuk Ayahanda Alm Budiman Samosir dan Ibunda Berliana Pane, terhusus kepada Suamiku Meddin Simangunsong dan begitu juga kepada anak – anakku Lamtiur, Honesto, Hans yang telah banyak memberikan motivasi, semangat, dukungan moril maupun materil dari awal perkuliahan sampai akhir, dan yang selalu mendoakan penulis.

8. Sahabat – sahabat di Minat Studi kesehatan Reproduksi 2012 FKM USU terima kasih banyak atas kebersamaan, dukungan, waktu serta masukan yang diberikan. 9. Buat semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doanya.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015 Penulis

(9)

RIWAYAT HIDUP

Netty Elfriany Samosir lahir pada tanggal 21 Maret 1982 di Parsoburan Kabupaten Toba Samosir, beragama Kristen Protestan, anak kedua dari Enam bersaudara dari pasangan Ayahanda Alm Budiman Samosir dan Ibunda Berliana Pane

Penulis mulai melaksanakan pendidikan dasar di SD Negeri 173593 Parsoburan (1988-1994), SMP Negeri I Parsoburan (1994 - 1997), SMA Negeri 1 Parsoburan (1997 - 2000), D-III Kebidanan AKBID Tarutung (2000-2003 ) , D- IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara (2006 - 2007) .

Mulai bekerja pada tahun 2004 di Akademi Kebidanan Tarutung sampai sekarang dan menikah dengan Meddin Simangunsong ,SE dari pasangan Ayahanda Bonar Simangunsong dan Ibunda Tiromin Simanjuntak dan sudah dikarunia anak satu putri dan dua putra (Lamtiur,Honesto,Hans).

(10)

DAFTAR ISI

2.3 Kehamilan pada Trimester Pertama... 15

2.4 Anemia pada Ibu Hamil ... 25

2.5 Metode Pemeriksaan Haemoglobin ... 33

(11)

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 43

3.6.1 Variabel Penelitian ... 43

3.6.2 Definisi Operasional ... 44

3.7 Metode Analisis Data ... 47

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 49

4.1 Deskripsi Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir ... 49

4.2 Analisis Univariat ... 52

4.3 Analisis Bivariat ... 56

4.4 Analisis Multivariat ... 59

BAB 5. PEMBAHASAN ... 62

5.1 Pengaruh Umur Terhadap kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di wilayah Kerja Puskesmas Laguboti ... 62

5.2 Pengaruh Paritas Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah kerja Puskesmas Laguboti ... 63

5.3. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester Idi Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti ... 65

5.4. Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester Idi Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti... 67

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

6.1. Kesimpulan ... 71

6.2. Saran ... 71

(12)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

2.1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil ... 24

3.1 Hasi uji Validitas Pengetahuan ... 42

3.2 Pengukuran Variabel ... 46

4.1.Distribusi Karakteristik Responden ... 52

4.2.Distribusi Frekuensi Responden Anemia ... 53

4.3.Distribusi Karakteristik Responden Umur ... 53

4.4.Distribusi Karekteristik Responden Paritas ... 53

4.5.Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan ... 55

4.6.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan ... 56

4.7.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami ... 56

4.8.Tabulasi Silang Hubungan Umur ,Paritas,Pengetahuan,Dukungan Suami... 58

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1 Kuesioner Penelitian

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data 3 Master Data Penelitian

4 Hasil Uji Statistik

5 Surat Izin Penelitian dari FKM USU 6 Surat Pelaksanaan Penelitian

(15)

ABSTRAK

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan perempuan. Hasil survey pendahuluan terhadap 15 orang ibu hamil yang melakukan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti diperoleh bahwa 3 orang ibu hamil yang tidak mengetahui bagaimana kualitas makan selama kehamilan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan trimester pertama, 10 orang ibu hamil berasumsi bahwa makan cukup 3x sehari tanpa memperhatikan kualitas makanan selama kehamilan trimester I dan mengeluhkan bahwa kurangnya dukungan keluarga dan hanya 2 orang ibu hamil yang mengetahui kualitas makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik untuk kehamilannya.

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik dengan penelitian Cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2014, sebanyak 42 orang. Metode analisis data multivariat dengan uji Regresi Logistik Ganda.

Hasil penelitian secara statistik menunjukkan pengetahuan (sig = 0,008) dan dukungan suami (sig = 0,048) berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil Trimester I. Hasil uji regresi logistik berganda diketahui variabel yang berhubungan dengan kejadian anemia adalah pengetahuan, dan dukungan suami.

Disarankan kepada Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi ibu dan bayinya selama masa kehamilan dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Bagi petugas kesehatan berkaitan dapat memberikan informasi yang lebih mengarah mengenai anemia melalui konseling, bagi suami memberi dukungan dalam memotivasi para ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya melalui konsumsi makanan yang mengandung zat besi dalam pencegahan anemia.

(16)

ABSTRACT

Maternal Mortality Rate is one indicators of the health of women’s. The resulth of a preliminary survey of the to fiften pregnant women who had a pregnancy examination in the working area of Laguboti Health Centre, Toba Samosir District that the three people found that pregnant woment who do not eat during pregnancy how the quality is good and needs good nutrition during the first trimester of pregnanc, ten people assume thet pregnant woment eat enough three times daily without regard to food quality during the first trimester of pregnancy and complained that the lack of family support and only two people who know the pregnant woment eating good quality and good nutritional needs of pregnancy.

The objective of the research was to find out some factors which influenced the incidence of anemia in pregnant women in the first trimester in the working area of Laguboti Health Centre, Toba Samosir District. The research was an analytic survey with cross sectional design. The population was 42 pregnant women in the first trimester in the working area of Laguboti Health Centre, Toba Samosir District, in 2014, and all of them were used as the samples. The data were analyzed by multiple logistic regression analysis.

The results showed statistical knowledge (sig = 0,008) and the support of her husbands(sig = 0,048) were correlated with the incidence of anemia in pregnant women in the first trimester. The result of multiple logistic regression analysis showed that the variables which were correlated with the incidence of anemia were knowledge and husbands’ support.

It is recommended that the management of Laguboti Centre Health, Toba Samosir District improve pregnant women’s knowledge of the importance of health for pregnant women and their babies by providing health counseling, the health care providers give information about anemia, and husbands motivate their pregnant wives to improve their health by consuming food which contains iron to forestall anemia.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.2Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai untuk mewujudkan bangsa yang memiliki daya saing dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangunan dan upaya untuk mewujudkan perilaku hidup sehat ini terdapat pada Sistem Kesehatan yang merupakan tujuan Nasional. Masalah kesehatan masyarakat pada dasarya menyangkut berbagai aspek kehidupan yang masih dapat dipandang sebagai problem akibat dari berbagai kebijakan atau kondisi masyarakat. Sebalikya masalah kesehatan sebagai salah satu unsur kualitas sumber daya manusia,yang merupakan penentu berbagai kebijakan pembangunan, dimana salah satu upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pelayanan gizi masyarakat, demikian pula halnya dalam Program Millenium Development Goals (MDGs 2010) dalam tujuan kelima difokuskan pada kesehatan ibu untuk mengurangi kematian ibu,yang mana tujuan MDGs ini juga dapat tercapai dengan baik apabila pemenuhan gizi pada ibu selama hamil dapat tercapai dengan baik.

(18)

janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta. Untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi ibu hamil, kualitas maupun jumlah makanan yang biasanya cukup untuk kesehatannya harus ditambah dengan zat gizi dan energi agar pertumbuhan janin berjalan dengan baik. Selama hamil ibu akan mengalami banyak perubahan dalam tubuhnya agar siap membesarkan janin yang dikandungnya, memudahkan kelahiran, dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Paath, 2005).

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya, antara lain : anemia, perdarahan dan berat badan ibu tidak bertambah secara normal, kurang gizi juga dapat memengaruhi proses persalinan dimana dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, prematur, perdarahan setelah persalinan, kurang gizi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan abortus, cacat bawaan dan janin bayi lahir rendah ( Lubis, 2005).

(19)

Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Karyadi, 2001).

Berdasarkan penelitian (Muliarini, 2010) trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilannya. Karena pertumbuhan janin masih lambat, maka penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil, bahkan boleh dikatakan pada periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa biasa. Namun nilai gizi harus tetap diperhatikan, mengingat semakin menjamurnya makanan siap saji dan kualitas makan yang cenderung kurang asupan dan variasi gizi serta digunakannya zat aditif. Trimester pertama kehamilan merupakan saat yang penting karena terjadi pembentukan dan pertumbuhan otak, syaraf, jantung dan organ-organ reproduksi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan.

Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2010 menunjukkan bahwa sekitar 56% dari jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi besi. Selain itu, 36 % karena defisiensi mikronutrien (Vitamin A, B6, B12, Riboflavin dan Asam Folat ).

(20)

kematian wanita. Tidak dapat dipungkiri lagi dari masa kehamilan menjadi saat yang paling berbahaya bagi wanita dalam hidupnya (Nurn, 2002).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu , dimana target dicapai sampai tahun 2015 adalah menurunkan hingga 75%. Kematian ibu akibat kehamilan,persalinan,nifas,sebenarya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab serta langkah langkah untuk mengatasiya. Meski demikian tampak berbagai upaya yang sudah dilakukan pemerintah Oktober lalu kita Dikejutkan dengan hasil penghitungan AKI menurut SDKI 2012 yang menunjukkan peningkatan (dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup ) .

Berdasarkan Profil Kesehatan Sumatera Utara tahun 2010 di (4) empat Kabupaten Kota di Sumatera Utara yaitu kota Medan, Binjai, Deli Serdang dan Langkat diketahui bahwa 40,50 % wanita hamil menderita anemia (Dinkes Propsu, 2011).

Survei anemia yang dilaksanakan tahun 2010 terdapat 77,9% ibu hamil yang tidak memenuhi asupan gizi yang benar terutama dalam mengkonsumsi zat besi (Fe), sehingga menyebabkan ibu menderita anemia (Amiruddin, 2007). Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi sekitar 33%.

(21)

persalinan yang berdekatan dengan ibu hamil dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah, sehingga menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan si ibu selama kehamilannya (Depkes RI, 2002).

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir tahun 2012, terdapat 61,7% ibu hamil yang mengalami KEK dan Anemia. Data dari Puskesmas Laguboti tahun 2010, dari 90 orang ibu hamil terdapat 20 orang ibu hamil yang mengalami anemia. Pada tahun 2011, jumlah ibu hamil sebanyak 62 orang, terdapat 1 orang ibu hamil yang meninggal akibat anemia di Desa Sibuea, berdasarkan status gizi terdapat 2 orang ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm dan ibu hamil dengan anemia ringan (10 g%) sebnayak 8 orang dari Desa Lumban Bagasan. Pada tahun 2012, terdapat 102 jumlah ibu hamil terdapat 70 orang (75,4%) ibu hamil dengan KEK dan anemia, 40 orang ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 12 orang (30%) dan ibu hamil dengan anemia sebanyak 10 orang (25%) di Desa Sibarani Sepuluh. tahun 2010, dari 90 orang ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 20 orang, tahun 2011. Pada tahun 2013 terdapat 75 orang ibu hamil, berdasarkan status gizi terdapat 10 orang ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm dan ibu hamil dengan anemia sedang 4 orang (5,3%).

(22)

Pengetahuan Ibu Hamil dan Keluarga tentang Zat Gizi dalam Makanan : Penyusunan menu makanan ibu hamil dipengaruhi oleh: kemampuan keluarga membeli makanan dan pengetahuan tentang zat gizi, (e) Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan : Pada umumnya kaum wanita lebih memberika perhatian khusus pada keluarga dan anak-anaknya, (f) Aktifitas : Setiap aktifitas perlu energi, makin banyak naktifitas yang dilakukan makin banyak ernergi yang dibutuhkan tubuh, (g) Status Kesehatan : Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh dilupakan, (h) Status Ekonomi : Status ekonomi dan status sosial memengaruhi seseorang wanita dalam memilih makanannya.

Hasil penelitian yang dilakukan Melisa (2013) tentang faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia (nilai p-value =0,004; RP=4,019), ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia (nilai p-value =0,000; RP=3,440) dan ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia nilai ( p-value = 0,013; RP=1,983). Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2007) tentang hubungan antara dukungan keluarga dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet fe dengan anemia pada kehamilan menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian anemia.

(23)

temurun dalam keluarga, kebiasaan-kebiasaan makanan yang harus dipantang yang mengakibatkan tidak terpenuhi makanan bergizi saat hamil

Dari hasil survei yang dilakukan dengan metode wawancara terhadap 15 orang ibu hamil yang melakukan ANC di wilayah kerja Puskesmas Laguboti diperoleh bahwa 3 orang ibu hamil yang tidak mengetahui bagaimana kualitas makan selama kehamilan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik pada masa kehamilan trimester pertama, 10 orang ibu hamil berasumsi bahwa makan cukup 3x sehari tanpa memperhatikan kualitas makanan selama kehamilan trimester I dan mengeluhkan bahwa kurangnya dukungan keluarga terhadap penyediaan atau keperluan belanja dapur dan hanya 2 orang ibu hamil yang mengetahui kualitas makan yang baik dan kebutuhan gizi yang baik untuk kehamilannya tetapi hal tersebut kurang mendukung diakibatkan status ekonomi di dalam keluarga kurang.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti “Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014”.

1.2 Rumusan Masalah

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui “Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014.

1.6Hipotesis

Ada Pengaruh (umur, paritas, pengetahuan, dukungan suami) terhadap Kejadian anemia pada ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014.

1.7Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat antara lain 1.5.1 Bagi Puskesmas Laguboti

Untuk pihak Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti sebagai masukan bagi tenaga kesehatan (Bidan) dalam memberikan penyuluhan tentang pengaruh pengetahuan gizi, pentingnya kunjungan antenatal care/kehamilan, konsumsi tablet fe terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester I.

1.5.2 Bagi Ibu Hamil

(25)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.6Definisi Pengetahuan Gizi

(26)

1. Mengandung zat tenaga berguna untuk bekerja, belajar, bertani dan lainnya.

Bahan makanan sumber tenaga adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, roti, dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan santan yang mengandung lemak.

2. Mengandung zat pembangun berguna untuk pertumbuhan pada anak-anak dan mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewan mengandung protein hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, kerang, udang, kepiting, susu serta hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan mengandung protein nabati adalah kacang tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe, tahu dan lain-lain.

3. Mengandung zat pengatur berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan ini mengandung berbagai macam vitamin dan mineral.

2.7Gizi Seimbang bagi Wanita Hamil 1. Prinsip Gizi untuk Wanita Hamil

(27)

menumpuknya cadangan dalam tubuh untuk digunakan saat menyusui, mempercepat luka-luka bekas persalinan.

Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi dikenal ada lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak vitamin dan mineral. Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alamia. Para calon ibu harus sehat dan mempunyai gizi yang cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan sesudah hamil. Harus mempunyai kebiasaan makan yang teratur dan bergizi, berolah raga teratur dan tidak merokok. Jika ibu tidak mendapat yang cukup selama hamil, maka bayi yang dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut lahir BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Saat menyusui juga akan kekurangan ASI.

Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 gram/kg.protein hewani dapat diperoleh dari: telur, susu, ikan, ikan laut. Untuk pertumbuhan dan aktivitas janin memerlukan makanan yang disalurkan melalui placenta, untuk itu ibu hamil harus mendapat gizi yang cukup untuk janinnya.

(28)

2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Demi suksesnya kehamilan menurut Kuliana (2001) dalam Paath (2005) keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan protein, mineral, vitamin, energi.

a. Protein

Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janin. Trimester I < 6 gram tiap hari sampai Trimester II.Trimester terakhir pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan sampai menjadi 15 gram/hari. Menurut WHO tambahan ibu hamil adalah 0,75 gram/kg BB

b. Energi

Tambahan energi selama hamil diperlukan baik bagi komponen fetus maupun perubahan yang terdapat pada dirinya sendiri. Kurang lebih 27 kal atau 100 kal/hari dibutuhkan selama mengandung. National Research Council (1980) menganjurkan pemberian 2000 kal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun, dengan tambahan 300 kal bagi mereka yang sedang mengandung.

c. Vitamin dan Mineral

(29)

Kompleks 40%, Thiamin 25%, Riboflavin 15%, Niasin 30%, Vit B6 b100%, Asam Folat 33% dan Vit B12, Kalium, Fosfor dan Magnesium 50%, Zat Besi 300%, Zink 33% dan Yodium 16%

3. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Gizi Ibu Hamil a. Umur

Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang diperlukan. b. Berat Badan

Dinegara maju pertambahan BB selama hamil sekitar 12-14 kg.kalau ibu krang gizi pertambahan BB hanya 7-8 kg, dengan akibat akan melahirkan bayi BBLR.

c. Suhu Lingkungan

Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berati lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.

d. Pengetahuan Ibu Hamil dan Keluarga tentang Zat Gizi dalam Makanan

Penyusunan menu makanan ibu hamil dipengaruhi oleh: kemampuan keluarga membeli makanan dan pengetahuan tentang zat gizi.

e. Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan

Pada umumnya kaum wanita lebih memberika perhatian khusus pada keluarga dan anak-anaknya.

f. Aktifitas

(30)

g. Status Kesehatan

Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh dilupakan h. Status Ekonomi

Status ekonomi dan status sosial memengaruhi nseseorang wanita dalam memilih makanannya.

4. Pengaruh Status Gizi pada Kehamilan

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat memengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan sesudah hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi sehat, cukup bulan dengan BB normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Akibat ibu yang kekurangan Gizi: a. Terhadap Ibu

1. Anemia 2. Persalinan

3. BB tidak bertambah secara normal 4. Infeksi

b. Terhadap Persalinan

1. Persalinan sulit dan lama 2. Prematur

3. Perdarahan post partum

(31)

c. Terhadap Janin

1. Proses pertumbuhan janin terhambat 2. Keguguran

3. Abortus

4. Bayi lahir mati 5. Kematian neonatal 6. Cacat bawaan 7. Anemia pada bayi 8. Asfiksia intra partum 9. Lahir dengan BBLR

Cara yang digunakan unrtuk mengetahui satus gizi pada ibu hamil: a. Memantau Pertumbuhan BB selama Hamil

b. Mengukur LILA

c. Mengukur Kadar Hb (hemoglobin)

2.3 Kehamilan pada Trimester Pertama

(32)

Kekurangan gizi pada masa ini atau tekanan-tekanan lain yang diperoleh janin melalui ibu, misalnya penggunaan obat-obatan dan alkohol, radiasi atau trauma, dapat berpengaruh negatif terhadap janin untuk selamanya. Pengaruh paling berat adalah keguguran. Ibu harus menghindari penggunaan bahan-bahan berbahaya pada tahap tumbuh kembang janin dimasa ini, selain tentunya memperhatikan mutu gizi makanan. Walaupun dimasa-masa ini ibu mungkin kurang mempunyai nafsu makan atau merasa mual dan ingin muntah kecukupan gizi hendaknya terus diupayakan. Di saat-saat ini mutu gizi makanan lebih penting dari jumlah makanan. Oleh sebab itu ibu hendaknya mengkonsumsi makanan yang padat gizi (Almatsier, 2003).

Trimester pertama kehamilan, wanita kadang mengalami morning sicnes yang membuatnya malas untuk makan, apalagi mengkonsumsi makanan yang sehat. Ibu justru mencari makanan yang membuatnya merasa nyaman dan tidak mual seperti buah-buahan yang berasa asam atau makanan yang pedas-pedas. Akibatnya janin akan semakin kekurangan nutrisi yang seharusnya bisa membantu perkembanganorgan-organ tubuhnya. Bayi yang lahir dengan mengalami masalah, tentunya disebabkan kurangnya nutrisi diawal kehamilan (Ibrahim, 2010).

I. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester Pertama

1. Asam Lemak Omega-6 (Asam Lenoleat) dan Asam Lemak Omega-3 (Asam Alfa-Lenoleat)

(33)

AA dan DHA terbukti sebagai lemak dominan penyusun sel-sel saraf dan otak janin.

Jenis makanan : Asam lemak omega-6 contohnya terdapat pada minyak kedelai atau minyak zaitun. Asam lemak omega-3 contohnya terdapat pada ikan salmon, sardin, kembung, tuna, tenggori, ikan tawas.

2. Asam folat

Manfaat : Salah satu jenis vitamin B ini berperan dalam proses pembentukan sistem saraf pusat termasuk otak.

Jenis makanan : Contohnya terdapat pada kacang kedelai(tempe, tahu ), hati sapi, serelia, yang sudah difortifikasi asam folat, sayuran berwarna hijau tua, jeruk, apel dan sebagainya.

3. Vitamin B2 (Riboflamin)

Manfaat : Membantu melepas energi dari protein serta membantu memenuhi kebutuhan protein yang meningkat selama hamil.

Jenis makanan : Contohnya terdapat pada telur dan keju cheddar. 4. Vitamin B12

Manfaat :1. Menjaga kerja sel-sel sumsum tulang belakang, sistem saraf dan saluran pencernaan. Dengan demikian berbagai sel tubuh janin yang telah terbentuk berfungsi normal; 2. Membantu kelancaran pembentukan sel darah merah.

(34)

5. Vitamin C

Manfaat : 1. Membantu penyerapan zat besi, kacang-kacangan,buah serta sayuran ;2. Meningkatkan penyerapan asam folat, mengurangi resiko pre-eklamsia, meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Jenis makanan : Contohnya terdapat pada jeruk, kiwi, belimbing, paprika. 6. Vitamin D

Manfaat : 1. Memperbaiki penyerapan kalsium (Ca) dan membantu keseimbangan mineral dalam darah. 2. Untuk pembentukan tulang dan gigi.

Jenis makanan : Contohnya terdapat pada ikan salmon, ikan hering, dan susu (Dewi, 2011).

Ada beberapa jenis makanan yang tidak boleh dimakan selama hamil karena berpotensi membahayakan janin , yaitu: keju yang tidak dipasteusisasi, susu domba dan kambing yang tidak dipasteurisasi, makanan yang sering dihangatkan, hot dog, daging dan telur yang dimasak setengah matang, ikan mentah atau sushi dan kerang. Selain jenis makanan yang disebutkan di atas, ibu hamil juga harus hindari konsumsi kafein secara berlebuhan karena selama kehamilan dapat mengakibatkan BBLR dan keguguran (Champell & Mackonochie, 2006).

Menurut Karyadi (2001) dan Haryanto (2000), zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil trimester I, antara lain :

1. Kalori

(35)

pembuluh darah janin melalui plasenta dan pembentukan enzim serta hormon yang mengatur pertumbuhan janin. Selama trimester pertama, wanita hamil perlu tambahan bobot badan sebanyak 0,5 kg setiap minggu. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI, 1998), ibu hamil perlu tambahan 285 Kkal setiap hari atau sama dengan 2.485 Kkal per hari. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg.

2. Protein

Untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku, dan jaringan otot dibutuhkan protein. Protein juga diperlukan plasenta untuk membawa makanan ke janin dan juga pengaturan hormon sang ibu dan janin. Tambahan protein yang dibutuhkan setiap hari adalah 60 g atau 12 g lebih banyak ketimbang wanita dewasa tak hamil. Protein dapat diperoleh dari bahan makanan seperti daging, keju, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe dan oncom.

3. Vitamin dan Mineral

Diperlukan vitamin dan mineral yang merupakan zat gizi penting selama hamil. Vitamin A dalam jumlah optimal diperlukan untuk pertumbuhan janin. Tidak kalah penting vitamin B1 dan B2 serta niasin yang diperlukan dalam proses

(36)

penggunaan protein oleh tubuh. Vitamin C penting untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil untuk mencegah anemia.

Untuk pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Zat kapur ini banyak terdapat pada susu dan olahannya serta kacang-kacangan.

Sementara itu vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dan seng penting untuk pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat dapat mengurangi risiko kelainan susunan saraf pusat dan otak janin. Makanan yang kaya akan asam folat misalnya jeruk, pisang, brokoli, wortel, dan tomat.

Pasokan zat besi juga tidak kalah penting karena pada masa hamil volume darah ibu akan meningkat 30%. Di samping itu, plasenta harus mengalirkan cukup zat besi untuk perkembangan janin.

4. Serat

Konsumsi serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, berguna untuk membantu kerja sistem ekskresi sehingga mudah buang air besar.

5. Air

(37)

II. Prinsip diet untuk ibu pada anemia

Diet yang dianjurkan adalah diet yang mengandung besi heme sebagian hemoglobin dan mioglobin, banyak ditemukan dalam daging, unggas dan ikan, ataupun diet yang megandung besi non heme, garam besi ferro atau ferri seperti yang ditemukan dalam sumber – sumber non hewani seperti makanan nabati suplemen dan fortikan. Diet yang mengandung pemacu penyerapan zat besi seperti asam asforbat, dan hindari diet yang mengandung penghambat penyerapan zat besi seperti phitat, polifenol. Selain itu juga harus kaya dengan protein yang cukup ( bahan pangan hewani : daging , ikan, telur, kacang – kacangan ) dan sayuran berwarna hijau yang mengandung mineral dan vitamin. Wanita hamil dikatakan mengalami anemia jika kadar hb kurang dari 10 g/%. Pengawasan terhadap ibu hamil harus sudah mulai dilaksanakan pada trimester pertama dan ketiga karena terjadi pengenceran mencapai puncaknya.(Atikah, 2005).

Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori setiap hari, ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan paling sedikit 4 kali selama kehamilannya (Ambarwati, 2012).

(38)

pada wanita (Supriasa,. dkk, 2002). Baik di negara berkembang maupun negara maju, seseorang disebut menderita anemia bila kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 10 g%, disebut anemia berat, atau apabila kurang dari 6 g%. Wanita tidak hamil mempunyai nilai hemoglobin 12-15 g%. Angka-angka tersebut juga berlaku bagi wanita hamil.

Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium. Gejala timbul pada stadium lanjut.

1. Stadium 1

Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Protein yang menampung zat besi (kadar ferritin) dalam darah berkurang secara progresif.

2. Stadium 2

Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.

3. Stadium 3

Mulai terjadi anemia. Pada awal ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya sedikit. Kadar haemoglobin dan hematrokit menurun.

4. Stadium 4

(39)

5. Stadium 5

Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena anemia semakin memburuk. Anemia ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan Haemoglobin. Haemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Haemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia.

III. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan

Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk mencegah defesiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika dan keadaan fisiologis seperti ibu hamil dan menyusui.

Nilai AKG untuk semua zat gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi daripada kecukupan rata-rata sehingga dapat dijamin bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk terpenuhi.

(40)

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil

Zat Gizi Kebutuhan Wanita Dewasa

Kebutuhan

Wanita Hamil Sumber Makanan Energi

Sumber : Karyadi (2001)

a. Penilaian Status Gizi

(41)

1. Risiko Selama Kehamilan

Faktor risiko diet selama kehamilan sangat dipengaruhi oleh usia hamil di bawah 18 tahun, keluarga prasejahtera, food fadism (kegilaan terhadap pola makanan tertentu yang terkesan aneh), pecandu perokok berat, berat badan ibu hamil dibawah 80 % atau diatas 8x dengan selang waktu dibawah 1 tahun, Riwayat obstetrik ibu, telah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik.

2. Risiko Selama Perawatan (Antenatal)

Risiko selama perawatan antenatal ini sangat dipengaruhi oleh pertambahan berat tidak adekuat dimana dibawah 1 kg/ bulan, Pertambahan berat berlebihan diatas 1 kg/ minggu, Hb dibawah 11 gr% terendah 9,5 gr%, Ht dibawah 33 terendah 30 g. Risiko lain yang tidak langsung berkaitan dengan gizi diantaranya tinggi badan dibawah 150 cm, tungkai terkena folio, haemoglobin dibawah 8,5 mg%, Tekanan darah diatas 140/90 mmHg, edema dan albuminuria diatas 2, presentasi bokong dan janin kembar, pendarahan vagina dan malaria endemik (Arisman, 2007).

2.4Anemia pada Ibu Hamil 2.4.1. Definisi Anemia

(42)

kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ – organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi haemoglobin kurang dari 10,5 g% sampai dengan 11 g% (Depkes, 2006).

Anemia adalah suatu keadaan penurunan kadar hemoglobin dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal (Rukiyah., dkk, 2010).

2.4.2. Prevalensi Anemia

Anemia merupakan suatu kondisi penurunan dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, sel darah merah (haemoglobin) dibawah nilai normal (Amirudin, 2006).

Prevalensi anemia pada wanita hamil di Indonesia berkisar 20-80 %, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukkan anemia pada wanita hamil lebih besar 50 %.

(43)

1.400 juta menderita anemia perkiraan populasi 3.800 juta orang. Sedangkan prevalensinya di negara maju sekitar 8% atau kira-kira 100 juta orang dari perkiraan populasi 1.200 juta orang. Sedangkan di Indonesia Prevalensi pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% (SKRT, 2001).

2.4.3 Tanda dan Gejala Anemia

1) Lelah, lemah, lesu , pusing, mudah marah atau sulit konsentrasi 2) Pucat terutama pada gusi dan kelopak mata atau bawah kuku 3) Jantung berdebar ,nafas pendek

4) Sariawan mulut atau lidah ,bilur-bilur atau perdarahan tidak biasa 5) Mati rasa atau kesemutan didaerah kaki

2.4.4 Akibat dan pencegahan anemia pada ibu hamil 1. Adapun akibat anemia pada kehamilan adalah :

a. Hamil muda (trimester pertama) : abortus, missed abortus, dan kelainan kongenital

b. Trimester kedua : persalinan prematur, perdarahan atau partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphisxia intrauterin, sampai kematian, berat badan lahir rendah, destosis, dan mudah terkena infeksi, IQ rendah, dekompensatio kordis, kematian ibu.

c. In partu : gangguan primer dan sekunder, janin lahir dengan anemia,

(44)

d. Pasca partus : hormon uterin menyebabkan perdarahan retensio hormon

(plasenta adesivha, plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta, perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi pebris puerperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu tinggi/perdarahan infeksi puerperalis, gestosis).

2. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk menghindari penyebab

anemia antara lain:

a. Mengkomsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6, dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.

b. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat profil darah dan

mencegah terjadinya anemia (Nurchasanah, 2009)

Adapun klasifikasi prevalensi kadar haemoglobin untuk penentuan status anemia (WHO) dalam satu kelompok umur (masyarakat) yang ada disuatu wilayah dan dalam jangka waktu tertentu perkonstanta 100 individu untuk menyakan prevalensi adalah:

1. < 15 % dikatakan mempunyai prevalensi rendah dan diintervensikan sebagai kelompok masyarakat yang tidak bermasalah dengan anemia gizi. 2. 15 – 40 % dikatakan mempunyai prevalensi sedang dan interprestasikan

(45)

tinngi dan interpresikan sebagai kelompok masyarakat yang mempunyai masalah (ringan–sedang ) dengan anemia gizi (Depkes RI, 2004).

2.4.5 Faktor-faktor yang memengaruhi anemia pada Ibu Hamil a. Faktor Dasar

1. Sosial Ekonomi

Menurut Istiarti (2000) menyatakan bahwa prilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi

2. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalamna yang berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk kesehatan, media poster (Istiarti, 2000).

3. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan prilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyempurnakan pola konsumsi dan asupan zat gizi nyang dibutuhkan. Agar mengerti wanita hamil harus diberi pendidikan yang tepat misalnya bayi yang mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensin zat besi (Arisman, 2004).

4. Budaya

(46)

pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, serta pantangan-pantangan yang harus diikuti oleh kelompok khusus misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas merupakan kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat yang menghambat terciptanya pola sehat dimasyarakat. b. Faktor Tidak Langsung

1. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkat pada keengganan ibu untuk pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu akan lebih dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anamia pada ibu hamiljarang sekali menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan timbul setelah anemia sudah ketahap yang lanjut (Arisman, 2004).

2. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin mampu hidup diluar rahim. Paritas lebih dari 3 merupakan faktor terjadinya anemia. Hal ini disebkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu (Arisman, 2004).

3. Umur

(47)

janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara ibu dan janinnya yang masih dalam pertumbuhan dan adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan ibu hamil diatas 35 tahunlebih cenderung mengalami anemia, hal ini disebkan karena pengaruh turunnya cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Arisman, 2005).

4. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang diberikan suami untuk melakukan pemenuhan nutrisi maupun pemeriksaan ANC maka semakin tinggi pula keinginan ibu untuk memenuhi nutrisi dan melakukan pemeriksaan ANC.

c. Faktor Langsung

1. Pola Konsumsi Tablet Besi (fe)

(48)

mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik (Arisma, 2004).

2. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus dan malaria juga penyebab terjadinya anamia karena menyebabkan terjadinya anamia karena menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit.

3. Perdarahan

Penyebab anemia juga dikarenkan terlampau banyaknya zat besi keluar dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro, 2007).

2.4.6. Pencegahan dan penanggulan anemia pada ibu hamil

(49)

umbian, sayuran, kacang (sumber hayati), tanah , debu, air, wajan besi (sumber non hayati ) dan komponen hayati dalam makanan (Depkes RI,2006).

2.5Metode pemeriksaan hemoglobin (Hb) Darah

Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan dengan Cyanmethemoglobin menggunakan alat spektrometer (Supiriasa ,2002).

a. Reagensia

a) Larutkan kalium ferrosida (K3 Fe 6 0,6 mmol/1 b) Larutkan kalium sianida (KCN) 1.0 mmol/1 b. Alat /Sarana

a) Pipet darah b) Tabung cuvet c) Kolorimeter c. Prosedur Kerja

a) Isaplah darah dari ujung jari yang sudah ditusuk dengan lanset steril sebanyak 0.02 ul dengan menggunakan pipet hamoglobin

b) Darah tersebut diteteskan ke kertas whatman,lalu darah yang melekat pada kertas whatman dibiarkan mengering kemudian dimasukkan kedalam plastik putih

(50)

jam dengan campuran terdiri dari ; 1mg NaCHO 3,5 mg KCN, 200 mg K3 Fe dilarutkan kedalam 1 liter air

d) Masukkan campuran reagen sebanyak 5 ml kedalam tabung cuvet, dibaca dengan alat spektofotometer gelombang 540 nm. Pemeriksaan darah dilakukan di RSU Swadana Tarutung dan diperiksa oleh seorang analis. Sedangkan faktor predisprosisi terbesar terjadinya anemia adalah status gizi yang buruk dengan defesiensi multivitamin, dimana hal ini masih banyak terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

1. Klasifikasi Anemia Kehamilan

Secara umum anemia dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi : a. Anemia Defesiensi

Anemia defesiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk keperluan wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan diagnosis anemia defesiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa dapat didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah pada hamil muda.

b. Anemia Megaloplastik

(51)

c. Anemia hipolastik dan aplastik sebanyak 8 %

Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.

d. Anemia hemolitik sebanyak 0,7 %

Anemia disebabkan karena kehancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan B12. Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya adalah memberikan makan yang banyak mengandung protein, zat besi, asam folat, dan vitamin B12.

2.5 Landasan Teori

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11g% pada trimester I dan trimester III, atau kadar haemoglobin < 10,5g% pada trimester I dan II (Depkes RI, 2009). Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurunya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ–organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi haemoglobin kurang dari 10,5 g% sampai dengan 11 g% (Depkes, 2006).

(52)

a. Sosial Ekonomi

Menurut Istiarti (2000) menyatakan bahwa perilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi

b. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media elektronik, buku petunjuk keseehatan, media poster (Istiarti, 2000).

c. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyempurnakan pola konsumsi dan asupan zat gizi yang dibutuhkan. Agar mengerti wanita hamil harus diberi pendidikan yang tepat misalnya bayi yang mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu penyebab anemia adalah defisiensi zat besi (Arisman, 2004).

d. Budaya

(53)

2. Faktor Tidak Langsung

a. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus anemia umumnya selalu disertai dengan mal nutrisi infestasi parasit, semua ini berpangkat pada keengganan ibu untuk pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu akan lebih dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anamia pada ibu hamil jarang sekali menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan timbul setelah anemia sudah ketahap yang lanjut (Arisman, 2004).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin mampu hidup diluar rahim. Paritas lebih dari 3 merupakan faktor terjadinya anemia. Hal ini disebkan karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu (Arisman, 2004).

c. Umur

(54)

d. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang diberikan suami untuk melakukan pemenuhan nutrisi maupun pemeriksaan ANC maka semakin tinggi pula keinginan ibu untuk memenuhi nutrisi dan melakukan pemeriksaan ANC.

3. Faktor Langsung

a. Pola konsumsi Tablet Besi (fe)

Penyebab anemia gizi besi dikarenakan kurang masukknya unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, gangguan-gangguan atau karena terlampau banyaknya zat besi keluar dari badan misalnya perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan fe meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini 200 mg tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg hilang. Sebanyak 300 mg zat besi ditransfer kejanin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik (Arisma, 2004).

b. Penyakit Infeksi

(55)

menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit.

c. Perdarahan

Penyebab anemia juga dikarenkan terlampau banyaknya zat besi keluar dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro, 2007).

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitan - Umur

- Paritas - Pengetahuan - Dukungan Suami

(56)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif adalah survei dengan menggunakan pendekatan metode cross sectional merupakan penelitian dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen (sekali waktu) (Notoatmodjo, 2010).

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir. Waktu penelitian mulai bulan Maret - Oktober 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh ibu hamil Trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2014 sebanyak 62 orang.

3.3.2 Sampel

(57)

darahnya untuk dicek Hb, dengan alasan ibu hamil merasa takut karena jumlah darah yang diambil terlalu banyak pada saat pemeriksaan Hb dan ibu hamil menginginkan pengambilan sampel darah dilakukan oleh bidan Puskesmas Laguboti padahal yang melakukan pengambilan sampel darah adalah Tim Analis dari Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung pada subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner (karakteristik, pengetahuan, dan dukungan suami) pada saat ibu hamil Trimester I melakukan kunjungan di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data gambaran wilayah kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir, data populasi ibu hamil, dan gambaran derajat kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir yang diperoleh dari laporan Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir tahun 2014.

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

(58)

mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur harus mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas suatu instumen (dalam kuesioner) dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor variabel atau item dengan skor total variabel (Corrected Item Total) dengan ketentuan nilai (r) >0,361 pada α 5%; df (30-2) =28, maka butir instrumen tersebut dikatakan valid (Hidayat, 2010, Riyanto, 2009). Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas lain Kabupaten Toba Samosir dengan 30 orang ibu hamil Trimester I. Dengan asumsi bahwa karakteristik pasien ibu hamil relatif sama dengan tempat penelitian.

Berdasarkan hasil uji validitas variabel pengetahuan terlihat hasil korelasi diketahui bahwa semua item mempunyai korelasi > 0,361, maka dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan

(59)

Tabel 3.1 (Lanjutan)

No Variabel Corrected Item - Total Corelation Keterangan

Item 13 0,650 Valid

Item 14 0,663 Valid

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan setelah semua data dinyatakan valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dengan tepat dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan ketentuan jika nilai cronbach alpha > 0,60, maka variabel tersebut dikatakan reliabel (Nursalam, 2008). Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel gaya hidup terlihat nilai Cronbach’s Alpha (0,921) > konstanta (0,6), maka kuesioner tersebut dikatakan reliabel.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.6.1 Variabel Penelitian

a. Variabel terikat (dependent variable), yaitu kejadian anemia pada ibu hamil trimester I.

b. Variabel bebas (independent variable), yaitu umur, paritas, pengetahuan,

dukungan suami.

3.6.2 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :

(60)

Puskesmas Laguboti dan hasil sampel darahnya dibawa dan diperiksa dengan Spektropotometer di Laboratorium Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung. Kejadian anemia, menggunakan kategori:

1 = Tidak Anemia, jika Hb ibu ≥11 g% 0 = Anemia, jika Hb ibu < 11g% Alat Ukur: Spektropotometer Skala Ukur: Ordinal

1. Umur adalah jumlah tahun hidup seseorang sejak lahir sampai saat bersalin dihitung berdasarkan tahun. Umur dibagi atas:

1 = 20-34 tahun 0 = >34 tahun

Alat ukur : Kuesioner Skala ukur : Ordinal

2. Paritas (jumlah anak) adalah jumlah anak yang dilahirkan hidup dan mati dari

seorang ibu. Jumlah anak dikategorikan sebagai berikut: 1 = Paritas rendah, apabila ibu melahirkan <3 kali 0 = Paritas tinggi, apabila ibu melahirkan ≥3 kali Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

(61)

dengan alternatif jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Berdasarkan skor jawaban, pengetahuan gizi dikategorikan sebagai berikut:

1 = Baik, jika total skor jawaban responden ≥ 50% ( 8-14 ) 0 = Kurang, jika total skor jawaban responden < 50% ( 0-7 ) Alat ukur = Kuesioner

Skala ukur = Ordinal

4. Dukungan suami adalah ada atau tidaknya dukungan yang diberikan suami kepada ibu hamil untuk melakukan pemenuhan nutrisi maupun pemeriksaan ANC selama hamil trimester I. Dukungan suami dikategorikan sebagai berikut:

1 = Ada, jika pada waktu hamil trimester I ibu ada menerima dukungan suami untuk melakukan pemenuhan nutrisi maupun pemeriksaan ANC pada pertanyaan 1 dan 2.

0 = Tidak ada, jika pada waktu hamil trimester I ibu tidak ada menerima dukungan suami untuk melakukan pemenuhan nutrisi maupun pemeriksaan ANC pada pertanyaan 1 dan 2.

(62)

Tabel 3.2 Pengukuran Variabel

Variabel Kategori Skala Ukur

Variabel Dependen jawaban responden ≥ 50% (8-14)

0 = Kurang, jika total skor jawaban responden < 50% (0-7)

1 = Ada, jika pada waktu hamil trimester I ibu ada

menerima dukungan suami untuk melakukan

pemenuhan nutrisi maupun pemeriksaan ANC.

(63)

3.7 Metode Analisis Data

Analisis dapat dilakukan secara bertahap meliputi : a. Analisis Univariat

Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun variabel dependen (kejadian anemia). Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

b. Analisis Bivariat

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel independen (umur, paritas, pengetahuan, dan dukungan suami) dengan variabel dependen (kejadian anemia). Untuk membuktikan ada tidaknya hubungan tersebut, dilakukan statistik uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Bila p value < 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen.

c. Analisis Multivariat

(64)

dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh variabel independen dengan 2 kategori terhadap variabel dependen yang berupa data dengan 2 kategori.

Hasil analisis regresi logistik berganda dapat disimpulkan dengan melihat nilai p pada tingkat kepercayaan 95%, bila variabel mempunyai nilai p > 0,05 berarti tidak memiliki pengaruh yang bermakna dan dikeluarkan dari model analisis regresi logistik berganda, variabel yang mempunyai nilai p < 0,05 berarti memiliki pengaruh yang bermakna. Penentuan variabel yang paling dominan berpengaruh dinyatakan dengan nilai B yang paling tinggi.

Untuk melihat probabilitas individu dilakukan dengan persamaan berikut:

p (x) = 1

(65)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir

Puskesmas Laguboti merupakan salah satu yang menjadi pusat pembangunan pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas ini di dirikan pada Tahun 1995 – an yang terletak di Jalan D.I.Panjaitan dengan luas puskesmas 4274 m2. Puskesmas Laguboti sejak Tahun 1995 diresmikan sampai sekarang masih pembenahaan, peningkatan fasilitas kerja. Tahun ini pembangunan masih berjalan dan direnovasi tanggal 29 September 2013 dengan tujuan menjadikan Puskesmas rawat inap. Adapun batasan Puskesmas Laguboti sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan D.I.Panjaitan

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahaan Pasar Laguboti dan jalan Parluasan

3. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Sibuea 4. Sebelah barat berbatasan dengan Polsek Laguboti

(66)

Rumah Sakit Umum Swadana Tarutung ,tidak dimasukkan dalam penelitian karna ibu hamil tersebut tidak bersedia diambil darahya untuk di cek Hb.

Gambaran Derajat Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir

a. Gambaran Derajat Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir (Jumlah PUS, Jumlah Ibu Hamil), yaitu:

Nama

(67)

b. Gambaran Derajat Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba samosir (Status Gizi, Anemia), yaitu:

Nama Kelurahan

Nama Desa Ibu hamil Trimester I

Status Gizi Anemia Pasar

(68)

4.2. Analisis Univariat

4.2.1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dilihat meliputi pendidikan dan pekerjaan. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan responden 15 orang (35,7%) dengan pendidikan SMP dan sebanyak 4 orang (9,5%) dengan pendidikan PT. Berdasarkan pekerjaan responden IRT sebanyak 16 orang (38,1%), petani sebanyak 11 orang (26,2%), wiraswasta sebanyak 11 orang (26,2%) dan PNS sebanyak 4 orang (9,5%) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden

Jumlah 42 100,0

4.2.2. Kejadian Anemia

Distribusi frekuensi kejadian anemia responden sebagian besar yaitu 24 orang (57,1%) tidak anemia dan sebanyak 18 orang (42,9%) anemia seperti pada Tabel 4.2 berikut:

(69)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Anemia

Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa berdasarkan umur 19 orang (45,2%) berada pada umur 35-39 tahun dan sebanyak 2 orang (4,8%) berada pada umur 20-24 tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden

Jumlah 42 100,0

4.2.4. Paritas Responden

Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa berdasarkan paritas responden 15 orang (35,7%) dengan paritas tinggi dan sebanyak 27 orang (64,3%) dengan paritas rendah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden

Jumlah 42 100,0

Karakteristik Jumlah (n) Proporsi (%) Umur

(70)

4.3.5. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan diukur dalam 14 pertanyaan, seluruh pertanyaan responden mengenai kebutuhan energi pada ibu hamil, makanan sehari-hari ibu hamil, contoh makanan kecil/selingan diantara waktu makan ibu hamil, agar kebutuhan gizi ibu hamil tetap tercukupi, waktu makan yang baik selama kehamilan, jika ibu hamil kekurangan zat besi dampak yang ditimbulkan.

(71)

sebaiknya dikonsumsi dengan cara sebanyak 23 orang (54,8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengetahuan

No Jawaban Salah Benar Total

N % n % n %

1 Mengetahui kebutuhan energi pada ibu hamil

16 38,1 26 61,9 42 100,0 2 Mengetahui makanan sehari-hari ibu

hamil

15 35,7 27 64,3 42 100,0

3 Mengetahui contoh makanan

kecil/selingan diantara waktu makan ibu hamil

13 31 29 69 42 100,0

4 Mengetahui saat hamil muda, ibu hamil dapat mengalami kurang nafsu makan karena mual dan muntah. Agar kebutuhan gizi ibu hamil tetap tercukupi

11 26,2 31 73,8 42 100,0

5 Mengetahui minuman beralkohol dapat mengakibatkan berat badan lahir rendah

13 31 29 69 42 100,0 6 Mengetahui bagaimana yang dikatakan

makanan bervariasi.

17 40,5 25 59,5 42 100,0 7 Mengetahui selama kehamilan berapa

kali minum susu dalam satu hari.

17 40,5 25 59,5 42 100,0 8 Mengetahui waktu makan yang baik

selama kehamilan

18 42,9 24 57,1 42 100,0

9 Mengetahui manfaat dari

mengkonsumsi sayuran setiap hari

14 33,3 28 66,7 42 100,0 10 Mengetahui makanan yang dikonsumsi

dalam jumlah yang kurang dalam kehamilan dapat menyebabkan

13 31 29 69 42 100,0

11 Mengetahui sumber makan yang mengandung zat besi

16 38,1 26 61,9 42 100,0 12 Mengetahui kekurangan zat besi

dampak yang ditimbulkan

18 42,9 24 57,1 42 100,0 13

14

Mengetahui berapa lama sayur bayam dapat dikonsumsi

(72)

Berdasarkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014 tentang kejadian anemia dapat diuraikan bahwa, sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 24 orang (57,1%) dan responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 18 orang (42,9%) seperti pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Tingkat Pengetahuan N %

Baik 24 57,1

Kurang 18 42,9

Jumlah 42 100,0

4.3.6. Dukungan Suami

Berdasarkan distribusi frekuensi dukungan suami di Wilayah Kerja Puskesmas Laguboti Kabupaten Toba Samosir 2014 tentang dukungan suami dapat diuraikan bahwa, responden sebagian ada mendapat dukungan suami sebanyak 22 orang (52,4%) dan tidak ada mendapat dukungan suami sebanyak 20 orang (47,6%) seperti pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Suami

Dukungan Suami N %

Ada 22 52,4

Tidak ada 20 47,6

Jumlah 42 100,0

Gambar

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitan
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan
Tabel 3.2  Pengukuran Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

adalah proses kompilasi pikiran alam ke dalam pikiran manusia yang akan terungkap kembali saat kita berdialog dengan alam. • Berdialog dengan alam tidak

Pengelolaan Hama Terpadu Pengelolaan Hama Terpadu Rotasi produk Rotasi produk Kalibrasi dan perawatan peralatan Kalibrasi dan perawatan peralatan Tidak menaman tanaman

SISTEM PENGENALAN UCAPAN HURUF VOKAL MENGGUNAKAN METODE LINEAR PREDICTIVE CODING (LPC) DAN JARINGAN. SARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

[r]

Oleh karena itu dibuatlah sebuah aplikasi yang diharapkan mampu meningkatkan kinerja pelayanan PT XYZ di dalam bidang pengiriman barang serta penyimpanan data yang akurat yang

[r]

Dengan dibuatnya web E-commerce untuk sebuah toko buku XYZ ini diharapkan menjadi media informasi yang tidak terbentur waktu, dimana saja dan secara cepat. Penulisan ini

[r]