PENGARUH NILAI TAMBAH EKONOMI (EVA) DAN PENGEMBALIAN
MODAL SENDIRI (ROE) TERHADAP PENGEMBALIAN SAHAM
PADA PT SUPARMA TBK
“The Influence Of Economic Value Added and Return On Equity toward Stock Return in PT. Suparma Tbk”
ADWIATI
21108119
SKRIPSI
Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i
The Influance Of Economic Value Added and Return On Equity Toward stock Return in PT. Suparma Tbk
Adwiati
ABSTRACT
One of the investments are much in demand by investors that the stock and stock returns. Investors in making decisions consider several aspects such as economic value added and return on equity. This study aims to provide empirical evidence about the impact of Economic Value Added and Return on Equity to toward Stock returns of PT. Suparma Limited listed on the Stock Exchange.
The population in this study were PT. Suparma Limited listed on the Stock Exchange for 16 years (1994-2010). Sample selection is done by using purposive sampling method with the specified criteria. Purposive sampling method was based on the number of firms sampled by 1 company for 6 years. The analysis used is descriptive analysis and verifikatif with quantitative approach. Analytical model used is multiple regression analysis.
The results of this study indicate that (1) have a significant economic value added and trending positively against the return of the stock (2) return on equity have a significant and positive trending of stock returns (3) Based on the simultaneous testing of acquired economic value added and return on equity have a significant to return the shares in PT. Suparma Tbk.
ii
Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham PT. Suparma Tbk
Adwiati
ABSTRAK
Salah satu investasi yang banyak diminati oleh para investor yaitu saham dan pengembalian saham. Investor dalam mengambil keputusan memperhatikan beberapa aspek seperti nilai tambah ekonomi dan pengembalian modal sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI.
Populasi pada penelitian ini adalah PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI selama 16 tahun (1994-2010). Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan metode
purposive sampling tersebut jumlah perusahaan yang dijadikan sampel sebanyak 1 perusahaan selama 6 tahun . Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) nilai tambah ekonomi berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap pengembalian saham (2) pengembalian modal sendiri berpengaruh signifikan dan berarah positif terhadap pengembalian saham (3) Berdasarkan pengujian secara simultan diperoleh nilai tambah ekonomi dan pengembalian modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap pengembalian saham pada PT. Suparma Tbk .
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat,
karunia serta bimbingan-Nya dan tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pengaruh Nilai Tambah
Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap Return
Saham di PT. Suparma Tbk”. Tugas ini disajikan untuk memenuhi persyaratan
dalam menempuh mata kuliah Seminar Akuntansi Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Dalam penulisan tugas ini penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
memberikan uraian-uraian yang jelas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada
pada diri kami agar dapat dimengerti oleh pembaca.Penulis menyadari betul bahwa
penulisan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang jauh dari
sempurna. Untuk itu kami akan selalu menerima dengan tangan terbuka dan hati yang
lapang untuk segala masukan yang ditujukan untuk penyempurnaan tugas ini.
Selama proses penulisan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik merupakan moril maupun materil yang tidak terhingga nilainya.
Ibu Surtikanti.,SE.,M.Si selaku dosen mata kuliah Seminar Akuntansi yang selalu
ii
Maka dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
memberikan bantuannya kepada penulis, yaitu sebagai berikut :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini., SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Wati Aris Astuti., SE., M.Si selaku dosen wali.
5. Ibunda tercinta serta keluarga tersayang yang selalu tanpa pamrih mendoakan
agar senantiasa maju.
6. Teman-teman seperjuangan 4AK3 terutama 7generation dan Manager.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu terima kasih atas semua
bantuan dan motivasinya
Semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik
yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan Ridho dari Allah SWT, Amin.
Bandung, Juli 2012
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Kegunaan Penelitian ... 11
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 14
2.1.1 Economic Value Added ... 14
vi
2.1.1.2 Keunggulan Economic Value Added ... 16
2.1.1.2 Kelemahan Economic Value Added ... 17
2.1.2 Return On Equity ... 21
2.1.2.1 Pengertian ROE ... 21
2.1.2.2 Unsur-unsur penentu ROE ... 22
2.1.2.3 Hal Pokok dalam ROE ... 23
2.1.3 Return Saham ... 23
2.1.3.1 Pengertian Return Saham ... 23
2.1.3.1 Komponen Return Saham ... 25
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 26
2.2. Kerangka Pemikiran ... 31
2.2.1 Keterkaitan Economic Value Added dengan Return Saham ... 31
2.2.2 Keterkaitan Return On Equity dengan Return Saham ... 32
2.3. Hipotesis ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 37
3.2 Metode Penelitian ... 37
3.2.1 Desain Penelitian ... 38
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40
vii
3.2.3.1 Sumber Data ... 42
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.2.4.1 Hasil pengujian normalitas ... 46
3.2.4.2 Hasil pengujian multikolinearitas ... 48
3.2.4.3 Hasil pengujian heterokedastisitas ... 49
3.2.4.4 Hasil pengujian autokolerasi ... 51
3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 53
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53
3.2.5.2 Analisis Regresi Linier berganda ... 53
3.2.5.3Pengujian Hipotesis ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 64
4.1.1 Sejarah PT. Suparma Tbk ... 64
4.1.2 Struktur Organisasi PT. Suparma Tbk ... 65
4.1.3 Job Description PT. Suparma Tbk. ... 67
4.1.4 Aktivitas PT. Suparma Tbk ... 72
4.2 Analisis Deskriptif ... 70
4.2.1 Analisis Deskriptif Ecconomic Value Added (EVA) ... 76
4.2.2 Analisis Deskriptif Return On Equity (ROE) ... 80
viii
4.3 Analisis Verifikatif ... 88
4.3.1 Hasil Pengujian Analisis klasik Regresi ... 88
4.3.2 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 89
4.3.2.1 Pengaruh nilai tambah ekonomi dengan pengembalian saham secara parsial ... 91
4.3.2.2 Pengaruh pengembalian modal sendiri dengan pengembalian saham secara parsial ... 97
4.3.3 Pengaruh nilai tambah ekonomi dan Pengembalian modal sendiri terhadap Pengembalian saham ... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 109
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 114
RIWAYAT HIDUP ... 117
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan
yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan
selalu dilakukan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Perkembangan
dunia bisnis yang pesat menjadikan suatu perusahaan terus bersaing secara
kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan kondisi
tersebut agar tujuan perusahaan tercapai, berbagai macam masalah yang timbul
harus dihadapi dan disertai dengan solusi pengembalian keputusan yang selektif.
(Subekti Puji Astuti, 2007).
Kesuksesan suatu perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya tidak
luput dari peran manajer keuangan yang telah dilakukan. Para manajer keuangan
tersebut memiliki tugas utama dalam merencanakan pengadaan dan penggunaan
dana guna memaksimumkan nilai perusahaan, dengan kata lain menentukan
sumber dan penggunaan dana dari berbagai alternatif yang tersedia. Secara
normatif, tujuan keputusan keuangan yang dilakukan adalah meningkatkan
kemakmuran pemilik perusahaan yang ditujukan dengan meningkatnya nilai
perusahaan atau harga saham bagi perusahaan yang telah go public. (Subekti Puji
2
Pengembalian saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor
dari suatu investasi yang dilakukan (Ang, 1997). Menurut Ang (1997), komponen
Pengembalian saham terdiri dari 2 jenis, yaitu capital gain (keuntungan selisih
harga saham) dan current income (pendapatan lancar). Capital gain merupakan
keuntungan yang diterima karena adanya selisih nilai antara harga jual dan harga
beli saham dari suatu instrumen investasi. Current income adalah keuntungan
yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik, misalnya pembayaran
bunga deposito, deviden, bunga obligasi, dan sebagainya.
Mengingat pendekatan tradisional accounting tersebut mempunyai banyak
kelemahan antara lain tidak mempertimbangkan biaya ekuitas saham, maka
berkembang suatu pendekatan baru yang disebut dengan pendekatan EVA yang
mempertimbangan tidak hanya biaya hutang tapi juga biaya ekuitas. EVA
dipopulerkan pertama kali oleh Stern Steward Management Service yang
merupakan perusahaan konsultan Amarika Serikat. Surya (2002) menyatakan
bahwa EVA dikenal sebagai Economic Profit yaitu nilai profit yang melebihi
(kurang dari) tingkat pengembalian minimum yang biasa diperoleh (diderita) oleh
pemegang saham dan kreditor. Banyak manajer perusahaan mengangap bahwa
pendekatan EVA lebih menekankan pada penciptaan nilai perusahaan (Create
3
Nilai Tambah Ekonomi (EVA) yang positif menandakan bahwa tingkat
pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan melebihi biaya modal atau tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh investor. Keadaan ini menunjukkan bahwa
perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal. Hal ini sejalan dengan
memaksimumkan nilai perusahaan. Sebaliknya, Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
yang negatif menandakan bahwa nilai perusahaan berkurang sebagai akibat
pengembalian yang dituntut oleh investor. Adapun Nilai Tambah Ekonomi(EVA)
negatif disebabkan karena biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan modal yang
terukur dengan Capital Charges lebih besar dibandingkan dengan Net Operating
after Tax (NOPAT) yang diperoleh perusahaan. Peningkatan pertambahan nilai
pasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi(EVA)
yang merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan
demikian Nilai Tambah Ekonomi(EVA) mempunyai hubungan yang kuat dengan
pertambahan nilai pasar.Nilai Tambah Ekonomi(EVA) memiliki kaitan yang erat
dengan setiap perubahan pertambahan nilai pasar. (Subekti puji astuti, 2006).
Dengan mengetahui Nilai Tambah Ekonomi(EVA) dan pertambahan nilai
pasar yang merupakan pengukuran kinerja perusahaan yang berfokus pada nilai
perusahaan, dapat membantu manajemen untuk mengetahui berapa the true cost of
capital dari bisnisnya sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal, hal yang
sesungguhnya menjadi perhatian investor bisa diperlihatkan secara jelas dan
berapa jumlah sebenarnya dari modal yang diinvestasikan ke dalam bisnis.
Dengan demikian tujuan manajemen untuk memaksimumkan kemakmuran
4
perusahaan yang tercipta ini akan mempengaruhi respon masyarakat yang
dicerminkan dari naik atau turunnya harga saham. (Mulya Yoga Prakasa: 2007).
Harga saham yang tersedia dibayar oleh investor mencerminkan arus kas
bersih yang diharapkan setelah mempertimbangkan waktu dan resiko investasi.
Nilai sebuah saham terkait erat dengan perkiraan prestasi perusahaan di masa
depan. Kinerja keuangan dapat di gunakan sebagai input untuk membayar
Pengembalian (tingkat pengembalian) yang mungkin diperoleh sebagai akibat
investasi pada saham. (Subekti Puji Astuti: 2007).
Rasio profitabilitas atau kemampuan untuk menghasilkan laba sering
dijadikan ukuran untuk menentukan baik atau tidaknya kinerja keuangan dan
keberhasilan suatu perusahaan. Alat untuk mengukur profitabilitas tersebut
adalah rasio profitabilitas. Jika tingkat profitabilitas perusahaan baik, maka akan
menarik minat para investor untuk meningkatkan investasinya pada perusahaan.
Pengembalian Modal Sendiri (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang
membandingkan laba setelah pajak atau Earning after tax (EAT) dengan modal.
Pengembalian Modal Sendiri (ROE) merupakan salah satu indikator dari
rasio profitabilitas yang banyak diamati oleh pemilik, para pemegang saham dan
calon pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin berinvestasi
dan ingin membeli saham. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para
pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam hal memperoleh laba bersih yang akan mempengaruhi besarnya
5
Setelah terkena dampak krisis di tahun 2008, industri kertas PT. Suparma
Tbk mulai menunjukkan peningkatan sejak kuartal ketiga tahun 2009 Seiring
dengan pulihnya industri kertas, harga pulp juga mengalami kenaikan sejak
semester II tahun 2009 dan puncaknya di semester I tahun 2010 yang sempat
menembus harga USD900/MT.
Di semester I tahun 2011, harga pulp berada dikisaranUSD725/MT Harga
Kertas Bekas juga mengikuti trend harga pulp dan sempat mencapai harga
USD560/MT. Di semester I tahun 2011, harga kertas bekas di kisaran
USD400/MT.
Pendapatan Penjualan thn 2010 menurun sebesar 19%, Volume Penjualan
turun sebesar 28% dari tahun 2009. Laba bersih tahun 2009 meningkat dari tahun
2008, dan laba bersih kembali menurun pada tahun 2010 . Hal ini disebabkan
kondisi pasar yang sepi pada kuartal ke tiga dan ke empat tahun 2010.
Perseroan masih lebih banyak menjual di pasar domestik dikarenakan
harga jual di pasar ekspor yang masih lemah. Perseroan telah menandatangani
perjanjian restrukturisasi tahap II (Debt to Equity Conversion) dengan mayoritas
kreditur (90%) pada tanggal 10 Juni 2011 dimana perjanjian tersebut akan efektif
setelah Perseroan memenuhi beberapa persyaratan diantaranya adalah persetujuan
pemegang saham dalam RapatUmum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan
Perseroan adakan dalam waktu dekat (September – estimasi).
“Menurut pendapat kami, laporan keuangan tersebut diatas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pulp & Kertas Tbk
6
modal dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.”
Untuk tahun buku 2010, Perseroan memutuskan untuk tidak membagikan
deviden.
Tabel 1.1
Pengembalian Modal Sendiri (ROE) dan PengembalianSaham PT. Suparma yang terdaftar di bursa efek Indonesia
tahun 2005-2010
Pada tabel 1.1 diatas terdapat dimana pada tahun 2010 PT. Suparma
mengalami kenaikan pada pengembalian modal sendiri, tetapi terjadi penurunan
pada pengembalian saham. Peningkatan ROE dan penurunan pengembalian saham
ini dikarenakan terjadi penurunan laba bersih pada tahun tersebut. hal ini pun
bertentangan dengan teori yang dinyatakan oleh Suad Husnan (1997) bahwa Tahun Pengembalian Modal
Sendiri
(ROE)
Pengembalian
Saham
2005 2,01 0
2006 5,19 0,166
2007 4,05 0,285
2008 (2,16) (0,677)
2009 3,91 1,356
7
semakin besar rasio ini maka akan semakin besar pula Pengembalian yang
diterima. Akan tetapi kenyataannya menurunnya ROE telah meningkatkan
Pengembaliansaham dan Kenaikan ROE telah menurunkan Pengembalian Saham.
Hubungan ROE dan Pengembalian saham yang tidak sesuai dengan teori
inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini. Dengan
menggunakan pengukuran menggunakan rasio keuangan maka perusahaan dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan serta dapat digunakan untuk menarik
investor dan kreditur yang lebih banyak. Selain itu dengan mengetahui kinerja
perusahaan baik masa ini maupun masa yang akan datang (jangka pendek dan
jangka panjang), ini merupakan informasi penting bagi pemegang saham
mengenaiPengembalian saham yang akan diterima nantinya.
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:119) Pengembalian Modal Sendiri
merupakan rasio yang banyak diamati oleh oleh para pemegang saham baik itu
pendiri maupun pemegang saham baru serta para investor di pasar modal yang
ingin membeli saham bank. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi
para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran
dividen yang merupakan bagian dari komponen Pengembalian saham. Kenaikan
dalam rasio ini menandakan terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang
bersangkutan. Selanjutnya kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham perusahaan. Dengan adanya kenaikan harga saham perusahaan maka akan
8
Nilai Tambah Ekonomi (EVA) yang positif menandakan bahwa
perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan, ini sejalan dengan
memaksimumkan nilai perusahaan (Utama, 1997). Penelitian dari Dodd dan Chen
(1996) menunjukkan pengaruh positif Nilai Tambah Ekonomi (EVA) terhadap
Pengembaliansaham. Hal tersebut juga didukung oleh temuan Lhen dan Makhija,
(1996) dalam Soetjipto (1997) yang mengatakan Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan positif Economy Value Added (EVA) terhadap Pengembalian saham.
(Van Horne and John M Wachowich, 2007).
Mengingat pentingnya kinerja laporan keuangan perusahaan bagi
perusahaan dan bagi pemegang saham dan dengan adanya kontradiksi yang
terjadi antara hubungan EVA dan Pengembalian Saham serta hubungan ROE dan
Pengembalian Saham pada PT. Suparma yang tidak sesuai dengan teori inilah
yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini ”Pengaruh Nilai
9
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penelitian mengenai
pengaruh EVA dan ROE terhadap Pengembalian Saham adalah :
1. Pada PT. Suparma terjadi dimana Penurunan dan peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi(EVA) yg dipengaruhi oleh faktor internal yaitu laba
yang dihasikan perusahaan dari tahun ke tahun tidak menentu.
Penurunan ini terjadi disebabkan oleh beban pokok penjualan yang
meningkat dan jumlah beban pajak yang besar sehingga
mempengaruhi penurunan laba bersih. Peningkatan EVA dikarenakan
penjualan bersih yang meningkat dan menurunya jumlah beban pajak
sehingga mempengaruhi peningkatan laba bersih.
2. Pada tahun 2010 di PT. Suparma terjadi dimana peningkatan
pengembalian modal sendiri dan Penurunan pengembalian Saham yang
dikarenakan pada tahun tersebut terjadi penurunan laba bersih . Jika
Pengembalian Modal Sendiri naik tetapi Pengembalian saham
menurun diasumsikan Nilai Tambah Ekonomi pun menurun, berarti
kinerja yang dihasilkan perusahaan tidak berhasil menciptakan nilai
perusahaan dari Pengembalian modal . hal ini pun bertentangan dengan
teori yang dinyatakan oleh Suad Husnan (1997) bahwa semakin besar
rasio ini maka akan semakin besar pula Pengembalian yang diterima.
Akan tetapi kenyataannya menurunnya ROE telah meningkatkan
10
perusahaan lebih baik karena perusahaan berhasil menciptakan nilai
bagi pemilik perusahaan, ini sejalan dengan memaksimumkan nilai
perusahaan (Utama, 1997).
1.2.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian mengenai
pengaruh EVA dan ROE terhadap Pengembalian Saham adalah :
1. Bagaimana Nilai Tambah Ekonomi , Pengembalian Modal Sendiri dan
Pengembaliansaham di PT. Suparma Tbk ?
2. Seberapa besar Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian
Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk
secara parsial ?
3. Seberapa besar Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian
Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk
secara simultan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan dalam menjawab rumusan masalah yang telah
11
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian mengenai Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi dan
Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk
Indonesia adalah :
1. Untuk Mengetahui Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri
terhadap Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk.
2. Untuk mengetahui Seberapa besar Nilai Tambah Ekonomi dan Pengembalian
Modal Sendiriterhadap PengembalianSaham di PT. Suparma Tbk.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Bagi para investor diharapkan dapat memberikan informasi dan untuk
berinvestasi terutama penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Nilai
Tambah Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap
Pengembalian Saham di PT. Suparma Tbk.
Bagi pihak manajemen perusahaan, memberikan masukan dalam
mencermati perilaku manajemen dalam aktivitas Nilai Tambah
Ekonomi dan Pengembalian Modal Sendiri terhadap Pengembalian
12
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Peneliti/Penulis
Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata
Satu sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan
pengalaman serta mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan.
2. Bagi Unikom
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Bagi civitas akademika, dapat
menambah informasi sumbangan pemikiran dan kajian dalam
penelitian.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.5.1 Lokasi Penelitian 1.5.2 Waktu Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membuat jadwal penelitian yang
di mulai dengan tahap persiapan sampai ke tahap akhir yaitu pelaporan hasil
penelitian. Secara lebih rinci jadwal dan waktu penelitian dapat dilihat pada tabel
13
Tabel 1.2 Waktu Penelitian
No Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul
2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan UP
4 Presentasi UP
5 Pelaksanaan Penelitian
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
2.1.1.1 Pengetian Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
Nilai Tambah Ekonomiadalah indikator internal yang mengukur kekayaan
pemegang saham suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. EVA mengukur
seberapa efisien perusahaan menggunakan modalnya untuk menciptakan nilai
tambah ekonomis. Nilai tambah ekonomis tercipta jika perusahaan menghasilkan
Pengembalian on total capital yang melebihi cost of capital.
Laba bersih, sebagai alat ukur kinerja konvensional ikut memperhitungkan
pula biaya hutang, yang tercermin di dalam laporan rugi laba sebagai beban
bunga, tetapi tidak mencerminkan biaya ekuitas. Oleh karena itu, sebuah
perusahaan dapat melaporkan laba bersih yang positif jika laba bersihnya kurang
dari biaya ekuitasnya. Nilai Tambah Ekonomi(EVA) memperbaiki kelemahan ini
dengan mengakui banwa untuk benar-benar mengukur kinerja dengan tepat, kita
perlu memperhitungkan biaya dari ekuitas modal. (Trihastuti, 2009)
Nilai Tambah Ekonomi(EVA) adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih
mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran
secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke
waktu. (Trihastuti, 2009).
Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai
(value) ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA,
maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan (reward) aktivitas yang
menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai
keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menetapkan
tujuan internal (internal goal setting) perusahaan untuk implikasi jangka panjang
dan bukan jangka pendek saja. Dalam hal investasi, EVA memberikan pedoman
untuk keputusan penerimaan suatu proyek ( capital budgeting decision), dalam hal
mengevaluasi kinerja rutin (performance assessment) manajemen, EVA
membantu tercapainya aktivitas yang value added.
Menurut Amin Wijaya Tunggal (2001:1) mendefinisikan EVA sebagai
berikut :
“Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).”
Menurut Hansen dan Mowen (2005:126) :
“Nilai Tambah Ekonomi (EVA) merupakan laba residu (residual income) atau
dengan kata lain merupakan laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total
biaya modal tahunan.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Nilai Tambah Ekonomi
EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa yang mengurangkan biaya modal
terhadap laba operasi. Dengan demikian Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
ditentukan oleh dua hal yaitu laba bersih operasi setelah pajak yang
menggambarkan hasil penciptaan value dalam perusahaan dan tingkat biaya
modal yang diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan
value tersebut.”
Penggunaan Nilai Tambah Ekonomi (EVA) ini akan mendorong
perusahaan untuk menitik beratkan pada struktur modalnya. Pada dasarnya
pemodal (investor) akan tertarik untuk melakukan investasi pada saham di
perusahaan yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari
pendapatan yang akan mereka terima. Para investor akan dengan cepat
mengestimasi harga saham perusahaan di masa yang akan datang dan besarnya
deviden yang akan diterima apabila para investor mengetahui dengan pasti laba
yang akan mereka peroleh dari perusahaan. (Gouvidarajan, 2005).
1.1.1.2 Keunggulan Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
Menurut Young,(2001: 32) Nilai Tambah Ekonomi(EVA) sebagai alat
pengukur kinerja memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan dibanding tolok
ukur kinerja lain diantaranya adalah :
1. EVA dapat dihitung pada tingkat divisi.
Jika diketahui NOPAT yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari
menurut teori dapat dihitung untuk setiap kesatuan termasuk divisi,
departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya.
2. EVA merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham, karenanya dapat
dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu
tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab ia mengukur laba. EVA
adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian
menjadi aliran.
3. EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham
Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalahEVA
merupakan laba ”ekonomis” kebalikan dari laba ”akunting”. Hal ini
berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan
mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek
laba ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari
laba ekonomis menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang
saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolok ukur berdasarkan nilai.
1.1.1.3Kelemahan Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
Disamping beberapa keunggulan diatas, EVA juga memiliki kelemahan yaitu
EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tahun tertentu.
Padahal nilai perusahaan merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan.
Sehingga suatu perusahaan mempunyai nilai EVA pada periode tertentu positif
tetapi nilai perusahaan tersebut rendah karena nilai EVA dimasa lalunya negatif.
Menurut Mirza, (2001:78) EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan juga
memiliki kelemahan diantaranya adalah:
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur
aktivitas-aktivitas penentu seperti, loyalitas pelanggan.
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
faktor fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan menjual atau
membeli saham tertentu, padahal faktor lain terkadang justru lebih dominan.
3. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan secara
akurat. Dalam kenyataannya seringkali perusahaan kurang transparan dalam
mengemukakan kondisi internalnya.
Cara Memperoleh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah sebagai berikut
(Suad Husnan,Enny Pudjiastuti, 2006:66):
1 . Untuk memperoleh NOPAT (Net Operating After Tax) :
Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current operating
yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan dalam perhitungan
Nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut.
EVA = NOPAT – Capital Changes
2. Untuk memperoleh Capital Changes :
3. Untuk memperoleh WACC :
Dimana :
Dalam menghitung WACC suatu perusahaan harus mengetahui sebagai
berikut :
Tingkat Modal (D) :
D = � � � �
Total hutang & � �� �100%
Cost Of Deb (Rd) :
Rd =�� � �
Total Hutang �100%
Tingkat Modal dan Ekuitas (E) :
E = � � ��
Total hutang & � �� �100%
Cost Of Equity (Re) :
Re =� ��� � ℎ ��� ℎ�
Total Ekuitas �100%
Capital Changes = WACC * Invested Capital
Tingkat Pajak (Tax) :
Tax = �� �
Laba bersih sebelum pajak �100%
Dalam menghitung WACC suatu perusahaan harus mengetahui sebagai
berikut:
Jumlah hutang dalam struktur modal (berdasarkan nilai pasar)
Jumlah ekuitas dalam struktur modal (berdasarkan nilai pasar)
Biaya hutang Biaya ekuitas
Tingkat pajak
Jika perusahaan memiliki beberapa sumber pembiayaan hutang masing-masing
dengan tingkat berbeda, biaya hutang yang digunakan dengan WACC adalah
suatu rata-rata tertimbang.
4. Cara memperoleh Invested Capital
Total hutang dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Pinjaman jangka pandek tanpa bunga
merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun
pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal
neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas
pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang
masih harus dibayar, dan lain-lain.
2.1.2 Pengembalian Modal Sendiri (ROE)
2.1.2.1 Pengertian Pengembalian Modal Sendiri (ROE)
ROE adalah rasio yang digunakan untuk menugukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Pengembalian Modal
Sendiri sering disebut dengan rate of Pengembalian on net worth yaitu
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri
yang dimiliki sehingga ROE ini juga dapat disebut sebagai rentabilitas modal
sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau
EAT. Suad Husnan (1998:564).
Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004:156):
“ROE adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal). ROE merupakan indikator penting bagi pemilik perusahaan, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam perusahaan”.
Menurut Dewi Astuti (2004:37) mengemukakan bahwa:
Pengembalian Modal Sendiriadalah rasio yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham.
Menurut Agnes Sawir (2003:20), mengemukakan bahwa:
mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau sering disebut sebagai rentabilitas usaha.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan Pengembalian
Modal Sendiri adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan. rasio ini juga dapat menunjukkan
berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal).
Pengembalian Modal Sendiri merupakan salah satu indikator dari rasio
profitabilitas yang banyak diamati oleh pemilik, para pemegang saham dan calon
pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin berinvestasi dan
ingin membeli saham. ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para
pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam hal ini adalah bank dalam memperoleh laba bersih yang akan
mempengaruhi besarnya pembayaran Pengembalian saham yang akan diterima
oleh para pemegang saham.
2.1.2.2Unsur-unsur Penentu ROE ROE = Laba bersih / Modal
= Laba bersih/Penjualan(PM) x Penjualan/Aktiva x Aktiva/Leverage
Keuangan
Jika ke 3 unsur meningkat, maka ROE meningkat dan sangat mempengaruhi
PM = Mengukur Kinerja keuangan pada perhitungan R/L perusahaan
PA dan DR = Mengukur Kinerja keuangan pada sisi kanan dan sisi kiri Neraca
2.1.2.3Hal pokok dalam ROE
ROE bisa memberikan gambaran tiga hal pokok :
1. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability)
2. Efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets management)
3. Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage)
Cara memperoleh Pengembalian Modal Sendiri (ROE) (sutrisno
2009:223):
ROE=� ��� ℎ�
Total Ekuitas �100
2.1.3 Pengembalian Saham
2.1.3.1 Pengertian Pengembalian Saham
Pengembalian saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi saham yang dilakukannya (Ang, 1997). Setiap
investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama
untuk mendapatkan keuntungan yang disebut Pengembalian, baik langsung
maupun tidak langsung (Ang, 1997). Secara sederhana investasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu assets
peningkatan nilai investasi. Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan
Pengembalian, karena investor selalu mengharapkan tingkat Pengembalian yang
sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya.
Pengembalian saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode
investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham (Bodie,
1998). Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase
penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi
tersebut.
Pengembaliandapat berupa Pengembalianrealisasi yang sudah terjadi atau
Pengembalian yang belum terjadi tetapi diharapkan di masa mendatang. Di sisi
lain, Pengembalian pun memiliki peran yang amat signifikan di dalam
menentukan nilai dari sebuah saham. Pengembalian merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi yang berupa Pengembalian realisasi (realized
Pengembalian) dan Pengembalian ekspektasi (expected Pengembalian).
Pengembalianrealisasi merupakan Pengembalian yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja
perusahaan. Pengembalian realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan
Pengembalian ekspektasi (expected Pengembalian) yang merupakan
Pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Pengembalian
realisasi diukur dengan menggunakan Pengembalian total (total Pengembalian),
relatif Pengembalian (Pengembalian relative), kumulatif Pengembalian
(Pengembalian cumulative), dan Pengembalian disesuaikan (adjusted
suatu investasi dalam suatu periode tertentu dari capital gain (loss) dan yield
(Hardiningsih et. al., 2001). Pengembalian saham yang tinggi mengindikasikan
bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan.
Menurut M Syamsul, 2008 : 334, Pengembaliansaham yaitu :
“merupakan pengembalian dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Pengembalian terdiri merupakan Capital Gain (loss) yang merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
Menurut Jogiyanto (2003:110) Pengembaliansaham adalah:
Pengembalian saham dapat di definisikan sebagai perubahan nilai antara periode t +1 dengan periode t ditambah pendapatan-pendapatan lain yang terjadi selama periode t tersebut. Pengembalian merupakan hasil yang diperoleh dari investasi saham terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu.
Menurut Abdul Halim (2003:30):
“Pengembalian merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan Pengembalian saham
adalah imbal hasil atau keuntungan yang didapatkan oleh investor atas investasi
yang dilakukan berupa capital gain atau capital loss dan yield.
2.1.3.2Komponen Retun Saham
Menurut Robert Ang (1997:20) komponen suatu Pengembalianterdiri dari
1. Current Income (keuntungan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui
pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga
obligasi, dividen dan sebagainya.
2. Capital gain yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga
jual dan harga beli suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen
investasi harus diperdagangakan di pasar. Besarnya capital gain dilakukan
dengan analisis Pengembalian historis yang terjadi pada periode sebelumnya,
sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat kembalian yang diinginkan.
Cara Memperoleh PengembalianSaham (Jogiyanto 2009:207)
Rit=��−��−1
Pt−1 +Yield
Ket :
Rit : Tingkat Pengembalian saham i pada periode t
Pi : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir) Pt-1 : Hara penutupan saham I pada periode sebleumnya
Yield : Persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya
2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya
Berikut ini adalah hasil penelitian terdahulu Nilai Tambah Ekonomi
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Judul Hasil Sumber
1 Ita trisnawati Pengaruh Nilai
Tambah Ekonomi,arus kinerja yg lebih baik .
Jurnal bisnis dan yang positif pada 31 desember 2007.. Hal ini berarti, tingkat pengembalian investasi yang
Pt bursa efek jakarta tahun 2002 – 2005.
4 D. Agus harjito roa (Pengembalian on asset), roe (Pengembalian Modal Modal Sendiri) dan per (price earning ratio) secara simultan between EVA and market value or stock returns. For instant, Lehn and Makhija (1996) conclude that EVA and MVA are effective
performance measures and they are more associated with stock returns than ROA, ROE and return on sales (ROS).
8 Gerald T. Garvey
Hogan and Lewis (1999) and Kleiman (1999) look for evidence of performance improvements following the adoption of EVA or a related measure; Kleiman (1999) Nds strong evidence of stock return improvement . Rms are more likely to adopt EVA or a related measure when our theory suggests it will be an ecient tool for
Eva appeared to have higher explanatory power when it was compared with roe and eps, but when it was
compared with a simple measure of residual income they could not identify any significant incremental informational content.
Moreover, biddle et al. (1997) reported that earnings before extraordinary items dominate ri, which in turn dominate eva in explaining stock return. Similar results were
10 Issham ismail,
Stewart (1994), turvey et al. (2000), and isa and lo (2001). It indicates that the
increments of eva value in value creator company tend to increase accounting profit at a higher rate than in value destroyer companies. The third hypothesis evaluates regression for common coefficients and period specific coefficients
2.2 Kerangka Pemikiran
2.2.1 Keterkaitan antara Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dengan
PengembalianSaham
Nilai Tambah Ekonomi (EVA) merupakan alat analisis keuangan yang
relatif baru untuk menilai kinerja perusahaan dari sisi keuangan. Nilai Tambah
Ekonomi (EVA) pertama kali diperkenalkan sekaligus digunakan oleh Stewart
dan Stean, analis keuangan dari Stean Stewart & Co of New York City karena
selama ini dirasakan belum ada suatu metode penilaian yang secara akurat dan
komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu
perusahaan. (Eduardus Tandelilin, 2010)
Menurut Siddharta Utama (2000:135) menyatakan bahwa:
“EVA menyebabkan penilaian kinerja manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan memilih investasi yang meminimkan tingkat biaya modal dan mengoptimalkan tingkat pengembalian (Pengembalian).”
Menurut Young & Obyrne (2001:18) menyatakan bahwa:
“Indikator dalam mengukur kinerja manajemen berdasarkan proses penciptaan
nilai bagi pemegang saham adalah EVA. Penciptaan nilai tersebut bagi pemegang
saham akan mendapatkan pengembalian saham yang lebih besar.”
Nilai Tambah Ekonomi (EVA) mengukur nilai tambah yang dihasilkan
suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital)
yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Nilai Tambah Ekonomi
bagi pemilik perusahaan, ini sejalan dengan memaksimumkan nilai perusahaan
(Utama, 1997). Penelitian dari Dodd dan Chen (1996) menunjukkan pengaruh
positif Nilai Tambah Ekonomi(EVA) terhadap Pengembaliansaham. Hal tersebut
juga didukung oleh Soetjipto (1997) yang mengatakan Nilai Tambah Ekonomi
(EVA) berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian investasi dalam saham.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan positif Economy Value Added (EVA) terhadap Pengembalian saham.
(Van Horne and John M Wachowich, 2007)
EVA memiliki hubungan signifikan dgn Pengembalian saham.pernyataan
ini didukung dalam penelitian Wilopo dan mayangsari (2002) yg menunjukan
EVA merupakan pengukuran kinerja yg lebih baik .
EVA, ROE dan ROA mempengaruhi stock Pengembalian sektor
perbankan di PT Bursa Efek Jakarta tahun 2002 – 2005, namun dominasinya tidak terlalu besar. EVA ternyata lebih superior mempengaruhi stock Pengembalian
sector perbankan dibandingkan dengan ROE dan ROA. (Taufik 2007)
2.2.2 Keterkaitan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) dan Pengembalian
Saham
Cara yang sudah umum yang dilakukan oleh investor dalam menganalisis
saham adalah melihat kelayakan kondisi suatu perusahaan adalah dengan cara
menganalisis kinerja finansialnya. Salah satunya bisa dengan menganalisis tingkat
Adapun teori-teori yang menerangkan adanya hubungan antara ROE dengan
Pengembaliansaham adalah sebagai berikut :
Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004:156) :
Pengembalian Modal Sendiri adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal). ROE merupakan indikator penting bagi pemilik perusahaan karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam perusahaan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi di perusahaan semakin tinggi. Angka ROE yang tinggi akan menjadi daya tarik bagi pemegang saham untuk menambah modal .
Menurut Suad Husnan dan Enny (2006)
Apabila ROE tinggi, perusahaan akan mempunyai kemampuan untuk membagikan deviden yang cukup tinggi pula. Keadaan ini menjanjikan bahwa perusahaan tersebut dapat menggunakan equity nya secara efisien sehingga para pemegang saham percaya bahwa kemudian hari perusahaan akan dapat memberikan pendapatan yang lebih besar, hal ini mengakibatkan harga saham meningkat.
Variabel ROE (Pengembalian Modal Sendiri) dan PER (Price Earning Ratio)
secara simultan berpengaruh positif terhadap Pengembalian saham emiten sektor
pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. (Egi Arvian
Firmansyah, Ikaputera Waspada, Mayasari)
Secara simultan variabel ROE dan PER berpengaruh terhadap Pengembalian
saham, artinya ROE dan PER dapat digunakan untuk memperkirakan
Pengembalian saham di masa yang akan datang. Namun karena pengaruh antara
variabel kinerja keuangan ROE dan PER terhadap Pengembalian saham sangat
lemah, informasi mengenai ROE dan PER saja tidak cukup kuat dalam
memprediksi Pengembalian saham emiten pertambangan, artinya diperlukan
berinvestasi pada emiten pertambangan (Egi Arvian Firmansyah, Ikaputera
Waspada, Mayasari)
Terdapatnya hubunga positif dari Pengembalian Modal Sendiri terhadap
Pengembalian saham yang bermakna perusahaan akan mempunyai kemampuan
untuk membagikan deviden yang cukup tinggi sehingga meningkatkan
kepercayaan investor terhadap nilai perusahaan . (Jullimursyida Ganto,Muammar
Khadafi,Wahyuddin Albra,Gazali Syamni 2008).
Dari hasil analisis Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal
Sendiri (ROE) akan dilakukan pengujian apakah kedua varibel tersebut baik secara
parsialakan berpengaruh terhadap perubahan harga saham yang akan mempengaruhi
Pengembalian saham. Kenaikan harga saham diharapkan memberikan indikasi
terhadapPengembaliansaham yang akan diterima sehingga dapat meningkatkan laba
perusahaan. Dengan Pengembalian yang tinggi dalam jangka panjang akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan investor. Berdasarkan uraian tersebut,
penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Dari kerangka pemikiran di atas dapat diambil paradigma penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian adalah:
“Pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesisdan teknik analisis statistik yang akan digunakan.”
Dengan Paradigma Penelitian, peneliti dapat menggunakannya sebagai
panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam
mengumpulkan data dan analisis.
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka, dan kerangka pemikiran penelitian maka
dapat disajikan hipotesis sebagai berikut : Nilai Tambah Ekonomi dan
Pengembalian Modal Sendiri berpengaruh terhadap Pengembalian Saham. X1
Nilai Tambah Ekonomi
X2
Pengembalian Modal Sendiri
Y
BAB 3
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data sesuai
dengan pendapat Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis mendefinisikan
objek penelitian sebagai berikut :
“Objek peneilitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan guna tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliabel tentang ssesuatu
hal.”
(2002;58)
Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Pengaruh Nilai
Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap
Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI .
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelititan ini adalah metode deskriftif analisis
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dialakukan adalah
penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan
variable yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
mengenai objek yang akan diteliti. Metode deskriftif menurut Sugiyono adalah
sebagai berikut :
“Metode Deskriftif adalah meode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan
yang lebih luas.”
(2005;21)
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah yang ada dan
sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis
dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data
tersebut dapat ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanan penelitian agar
penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain
penelitian menurut Moh.Nazir adalah sebagai berikut :
“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
pelaksanaan penelitian.”
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua
proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai
dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu
tertentu.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30) yang
peneliti terapkan dalam penelitian yaitu:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian yang yaitu Pengaruh Nilai Tambah
Ekonomi (EVA) dan Pengembalian Modal Sendiri (ROE) terhadap
Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk yang terdaftar di BEI .
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang
digunakan;
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan
data;
8. Melakukan analisis data;
Tabel 3.1
Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time
Horizon
Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro sebagai berikut :
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi
mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk
melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran constructyang lebih baik”.
(2002:69)
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator serta
skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian
hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul
penelitian mengenai Pengaruh Nilai Tambah Ekonomi (EVA) dan Pengembalian
Modal Sendiri (ROE) terhadap Pengembalian Saham pada PT. Suparma Tbk, Tbk
Indonesia. maka operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2.
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep variabel Indikator Skala
X2
Menurut M Syamsul, 2008 : 334, Pengembaliansaham saham i pada periode t Pi: Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/terakhir)
Pt-1: Hara penutupan saham I pada periode sebleumnya Yield: Persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya
Rasio
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Peneliti menggunakan data
sekunder karena peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh
pihak lain, yaitu informasi mengenai laporan keuangan PT. Suparma Tbk yang
terdaftar di BEI .
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Sebelum menentukan teknik penentuan data yang akan dijadikan sampel,
terlebih dahulu dikemukan mengenai populasi dan sampel.
1. Populasi
Populasi Menurut Sugiyono (2010:80) mendefinisikan sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan penelitian diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
populasi merupakan obyek atau subyek yang memenuhi syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah PT. Suparma
2. Sampel
Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan
memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi. Sugiyono
(2011:81) menjelaskan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut .
Perusahaan yang akan dijadikan penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan
dengan memasukkan unsure-unsur tertentu yang dianggap criteria sebagai berikut :
a. Perusahaan yang dimaksud adalah PT. Suparma Tbk yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2005-2010 .
b. Perusahaan dimaksud terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyampaikan
datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu laporan
keuangan per 31 Desember, dengan alasan laporan keuanangan tersebut telah
diaudit sehingga informasi yang dilaporkan lebih dapat dipercaya.
c. Memiliki fenomena di tahun 2010.
Maka Sampel yang diambil oleh peneliti adalah laporan keuangan Neraca, Laporan
Laba Rugi dan Catatan atas Laporan Keuangan PT. Suparma Tbk yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia yang mana laporan keuangannya dari tahun 2005-2010, yaitu
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi,
yaitu dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang tercantum pada
laporan keuangan dan annual report PT. Suparma Tbk .
Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahulu yaitu melakukan
studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan bacaan-bacaan lain yang
berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga
dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data,
dan gambaran cara memperoleh data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan
penelitian, memperbanyak literature untuk menunjang data kuantitatif yang
diperoleh. Dalam hal ini peneliti juga menggunakan media internet sebagai
penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.
Metode pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan cara peninjauan
langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer dan data
sekunder. Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut:
A. Observasi (pengamatan langsung)
Melakukan pengamatan secara langsung dialokasi untuk memperoleh data yang
diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan universitas yang
berhubungan dengan variable penelitian. Hasil dai observasi dapat dijadikan data
B. Wawancara atau Interview
Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan
hubungan langsung dengan pihak-ihak yang di anggap dapat memberikan informasi
yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan
Tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi.
C. Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya.
Kuesioner adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut
nantinya akan dihitung secara statistic kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan
yang ditunjukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini.
Data Sekunder ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
A. Dokumentasi
Pengumpulan dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada
perusahaan. Mulai dari literature, buku-buku yang ada. Adapun dokumen-dokumen
yang menggambar sejarah, yang menerangkan struktur organisasi.
3.2.4.1Hasil Pengujian Normalitas Data Residual
Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji normalitas data residual hasil
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov terhadap data residual hasil taksiran model
regresi. Hasil perhitungan untuk model yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.3
Hasil Uji Normalitas Taksiran Model Regresi X –Y
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 6
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .08299625 Most Extreme Differences Absolute .202
Positive .173
Negative -.202
Kolmogorov-Smirnov Z .495
Asymp. Sig. (2-tailed) .967
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Lampiran Output SPPS 18
Hasil perhitungan nilai Kolmogorov untuk model regresi yang diperoleh
adalah sebesar 0,098 dengan probabiliti (p-value) sebesar 0,990. Karena nilai
probability uji Kolmogorov model lebih besar dari tingkat kekeliruan 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regressi berdistribusi normal.
Cara lain untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah
dengan melihat grafik normal P Plot of Regression Statistic. Dengan melihat
tampilan grafik normal dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot terlihat titik-titik
menyebar disekitar diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Kedua
normalitas.
Gambar 3.1
Grafik Normal P-Plot (Asumsi Normalitas)
3.2.4.2Hasil Pengujian Multikolinearitas
Multikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi dalam analisis regresi
berganda jika variabel – variabel bebas itu sendiri berkorelasi. Uji ini dilakukan untuk
menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel – variabel
bebasnya. Kriteria tidak terdapatnya problem multikolinearitas adalah jika batas nilai
Tolerance adalah sebesar 0,10 dan nilai VIF sebesar 10. Hasil uji multikolinearitas
dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 3.4
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF Nilai Tambah Ekonomi (X1) .977 1.023 Pengembalian Modal Sendiri
(X2)
.977 1.023
a. Dependent Variable: Retun Saham Sumber: Lampiran Output SPPS 18
Dari hasil analisis pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel yang
digunakan memiliki nilai Tolerance di atas 0,1 dan VIFnya berada di bawah 10. Hal
ini menunjukkan bahwa pada model regresi di atas tidak terdapat problem
multikolinearitas, sehingga model regresi tersebut layak dipakai.
3.2.4.3Hasil Pengujian Heterokedastisitas
Uji asumsi heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan varian dari objek penelitian. Gejala varians yang
tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala
varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut
dengan homokedastisitas. Salah satu uji untuk menguji heterkedastisitas ini adalah
dengan melihat penyebaran dari varians residual. Berikut ini hasil uji
heteroskedatisitas: