Disusun Oleh:
MARDINAH :
NIM. 107018203814
JURUSAN KI-MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
▸ Baca selengkapnya: laporan kerja kepala sekolah sd
(2)(3)(4)(5)(6)v
Kata kunci : Kepemimpinan kepala sekolah, Motivasi kerja guru.
Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 10 September 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru di SD Tanah Tingal, yang dilihat dari beberapa program pengembangan motivasi kerja guru di sekolah menggunakan metode kualitatif dalam bentuk analisis deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Tanah Tingal 2012/2013. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lebih banyak hasil wawancara dan observasi (pengamatan). Respondennya terdiri dari guru, tata usaha, siswa serta wali murid SD Tanah Tingal. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi resmi lainnya. Disamping itu penulis juga merujuk kepada buku-buku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Sumber-sumber tersebut digunakan sebagai landasan teori untuk mengaji lebih jauh aspek-aspek yang menjadi faktor pendukung terhadap tugas dan tanggung jawab kepala sekolah SD Tanah Tingal,
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan kepala sekolah telah berupaya mengembangkan motivasi kerja dengan beberapa program kegiatan brefing setiap pagi untuk menciptakan kebersamaan diantara guru, memberikan saran dan anjuran dan sugesti untuk memelihara serta meningkatkan semangat guru yaitu berupa , bertanggung dalam memenuhi dan menyedikan dukungan yang diperlukan guru yaitu selalu menyediakan media pembelajaran yang diinginkan oleh para guru meskipun ada beberapa keinginan para guru yaitu ingin mendapat imbalan lebih dari apa yang telah dihasilkan oleh para guru bukan hanya ucapan terimakasih.
vi
dapat terselesaikan sebuah karya kecil berupa skripsi ini sebagai persyaratan dalam mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan
umumnya bagi seluruh pembaca karya ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
NabiMuhmmad SAW, keluarga sahabat-sahabat serta umatnya yang setia hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan dan bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’I, M.A, Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Rusydy Zakaria, M.Phil. Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan,
3. Bapak H. Mu’arif SAM, M.Pd. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta jajaran Dosen, Staf Prodi Manajemen Pendidikan.
4. Bapak Drs. Mashuri, AM, M.Pd Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan, saran serta nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan skripsi ini dan
bantuan yang telah banyak diberikan selama penulis menempuh studi di fakultas ini.
5. Seluruh Dosen dan Asisten Dosen FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membimbing dan mendidik penulis dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat
bermanfaat.
6. Bapak Ikin Ahmad Sodikin Kepala Sekolah SD Tanah Tingal, dewan guru Sekolah Tanah
Tingal serta seluruh staf karyawan yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut, sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
7. Kepada orang tuaku yang sangat penulis sayangi Bapak, Umi, Apa dan Emi (Calon Mertua) yang selalu memberikan dukungan, bimbingan dan do’a yang tak pernah lelah kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
8. Keluarga besar Pondok Pesantren Daar El Hikam, yang telah mengajarkan Ilmu agama dan
sehingga hati ini selalu mendapat pencerahan dalam menghadapi setiap masalah sehari-hari.
Semoga Allah terus mencurahkan keberkahan untuk Abi Umi serta seluruh yang ada di
Pondok.
9. Kepada saudara kandungku kaka Uton, teteh Diana, adik tuti dan adik Siti makasih ya sayang
vii
penulis lupakan dalam menggapai semua cita-cita kita ini. Tank’s for All.
12.Kepada sahabat-sahabatku, adik kelasku, Kaka Tia, Ade Icha, Teh Eva, Bule Fatma, neng Uci,
Neng Nur, Bunda Lulu, yang telah banyak memberikan semangat dan do’a dalam penyelesaian skripsi ini.
13.Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan dan
motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan tersebut mendapat balasan dari llah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita semua sepanjang kehidupan kita dan mudah-mudahan
karya ini dapat bermanfaat pula bagi pembaca sekalian. Amin
Jakarta, 17 September 2013
Penulis
viii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan perumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kepemimpinan 1. Pengertian kepemimpinan kepala sekolah ... 6
2. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah ... 7
3. Gaya kepemimpinan ... 9
4. Tipe kepemimpinan ... 11
B. Kepala Sekolah ... 14
1. Pengertian kepala sekolah... 14
2. Fungsi kepala sekolah ... 15
C. Motivasi kerja guru 1. Pengertian motivasi kerja ... 20
2. Jenis-jenis motivasi kerja ... 22
3. Teori motivasi kerja ... 23
4. Ciri-ciri motivasi kerja ... 26
5. Faktor-faktor yang mempengaruh imotivasi ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
B. Metode Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Teknik Pengumpulan Data ... 30
E. Teknik Pengolahan Data ... 31
ix BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
x
Tabel 2 Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun 2011/2012 ... 46
Tabel 3 Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun 2012/2013 ... 46
Tabel 4 Struktur organisasi ... 47
1
Pendidikan merupakan kunci pembangunan untuk masa sekarang dan
yang akan datang, karena melalui pendidikan diharapkan setiap individu
dapat meningkatkan kualitasnya, baik dari segi pengetahuan atau wawasan
maupun dari segi keterampilan agar setiap individu mampu berpartisipasi
dalam gerak pembangunan. Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki
keadaan sekarang dan untuk mempersiapkan dunia esok yang lebih baik.
Pendidikan juga suatu lembaga terpenting dalam membentuk dan
mengembangkan generasi masa depan bangsa, menuju masyarakat yang dapat
menghadapi tantangan-tantangan yang ada akibat perkembangan zaman.
Melalui pemberian pengetahuan dan keterampilaan tersebut, suatu
bangsa dapat merealisasikan apa yang dicitakan-citakan kedalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu pendidikan dilakukan agar manusia berkembang
dari sebelum tahu menjadi tahu, dan dari tahu menjadi lebih tahu.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan sesuai dengan misinya, yaitu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Kegiatan mengajar ini akan berjalan lancar jika
komponen-komponen dalam lembaga terpenuhi dan berfungsi sebagaimana mestinya,
komponen-komponen tersebut meliputi sarana dan prasarana yang memadai,
terpenuhinya tenaga pendidikan yang kualitatif, adanya struktur organisasi
yang teratur dan tak kalah pentingnya adalah peran kepala sekolah sebagai
supervisor, dengan demikian apabila setiap komponen dalam lembaga
pendidikan tersebut berfungsi dengan baik, maka pelaksanaan belajar
mengajar berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Salah satu yang menunjang dan sekaligus terpenting dalam proses
dominan terlibat langsung dengan anak-anak didik. Karena itu guru
mempunyai tugas yang cukup besar dalam rangka mendidik dan mengajar
anak didiknya. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar banyak ditentukan
oleh kemampuan guru.
Didalam pelaksanaan tugasnya, guru banyak terbentur akan berbagai
masalah, yang mengakibatkan menurunnya motivasi kerja seperti : keamanan
kerja, kondisi kerja yang kurang menyenangkan, kurang adanya perlakuan
yang wajar dan jujur, serta kurang adanya pengakuan dan penghargaan.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut maka peran kepala
sekolah sangat besar dalam membantu mengurangi permasalahan yang
dimiliki oleh guru.
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka
pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan
kunci keberhasilan sekolah.1 Kepemimpinan kepala sekolah akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kemajuan sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah harus memiliki integritas tinggi, sebab
seseorang pemimpin akan selalu berada di tengah-tengah para anggota
organisasi yang dipimpinnya. Oleh karena itu dalam pendidikan modern
kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai
tujuan pendidikan.
Kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai
sifat dan perilaku kepemimpinan yang mampu menciptakan iklim sekolah
yang baik dan memberikan kepuasan kerja yang tinggi bagi para guru. Kepala
sekolah dalam perannya sebagai seorang pemimpin harus mampu
mengarahkan orang lain untuk melakukan tugas-tugas. Pemimpin yang baik
adalah mereka yang mampu memperhatikan kebutuhan dan tujuan
orang-orang yang bekerja untuknya (bawahannya) tidak terfokus pada kekuasaan
yang dimilikinya saja sehingga kepuasaan kerja bawahan selalu terpenuhi,
seperti apa yang dinyatakan Follet bahwa para pemimpin seharusnya
berorientasi pada kelompok dan bukan berorientasi pada kekuasaan.2
Motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong
timbulnya suatu tingkah laku. artinya dengan motivasi guru mau bekerja
keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan, pikiran, keterampilan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Adanya tujuan yang jelas dan disadari
akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya motivasi.3
Adanya permasalahan yang timbul dari prilaku sebagian guru, seperti
konsisten waktu yang rendah, penyampaian materi yang tidak tuntas,
perkembangan siswa lambat dan tingkat kehadiran guru juga menurun, oleh
karena itu diperlukan upaya lebih lanjut dan lebih intensif, agar pendidikan
sekolah tetap dapat mencapai tujuan sebenarnya. Maka penting adanya
motivasi kerja dalam mengelola kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru.
Untuk mendapatkan informasi yang aktual tersebut maka perlu
dilakukan penelitian. Faktor kerja yang mana yang masih kurang dan faktor
apa yang dianggap sudah baik. Selain itu perlu juga untuk diketahui aspek apa
saja yang berhubungan dengan motivasi kerja guru.
Perhatian yang diberikan kepala sekolah dapat membantu memotivasi
kerja guru, karena motivasi sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap
pribadi yang bersangkutan. Dengan adanya motivasi kerja ini akan timbul
rasa cinta terhadap profesi yang di embannya, karena salah satu sikap
professional guru adalah memiliki semangat (motivasi) untuk memberikan
layanan kepada siswa, sekolah dan masyarakat. Motivasi kerja guru
merupakan kekuatan yang dapat menimbulkan semangat kerja pada diri guru
yang mendorongnya untuk tugas-tugasnya dalam dunia pendidikan yaitu
aktifitas belajar mengajar.
2 T. Hani Handoko, 2000. Manajemen. Edisi Kedua. Hal. 307 3
Kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja
yaitu bagaimana kepala sekolah dapat menciptakan iklim kerja yang baik
dilingkungan sekolah, kerena hal ini dapat mengembangkan motivasi kerja
guru.
Semua kegiatan yang ada didalam sekolah merupakan upaya
pemenuhan terhadap tercapainya tujuan sekolah, sehingga segala aktivitas
organisasi sekolah hendaknya dikelola lebih optimal. Demi mewujudkan
tujuan tersebut maka kualitas kerja guru perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu diperlukan peran dari kepala untuk mendorong
guru-guru supaya bekerja lebih maksimal lagi. Salah satu tugas kepala sekolah
adalah sebagai pemimpin, yaitu memimpi segala aktivitas khususnya guru.
Jika kepala sekolah sebagai pemimpin dapat melakukan tugas, fungsi dan
tanggung jawabnya dengan baik serta melaksanakan kepemimpinannya
secara efektif dan professional maka logikanya kepemimpinan kepala sekolah
dapat meningkat prestasi kerja guru.
Guru yang termotivasi dalam mengajar terlihat dalam ketekunanya
ketika melaksanakan tugas dengan ulet, penuh kreatif dan sebagainya. Hal ini
berdampak pada kepuasaan kerja guru yang akhirnya mampu menciptakan
kinerja yang baik. Berdasarkan teori-teori diatas dapat dikemukakan bahwa
pengembangan motivasi kerja guru dapat berpengaruh jika fungsi
kepemimpinan kepala sekolah telah terlaksana dengan baik.
Dari permasalahan tersebut di atas penulis tertarik dan mencoba
mengangkat sebuah penelitian tentang “KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SD TANAH TINGAL”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang di paparkan di atas, ada beberapa masalah
1. Rendahnya kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan lingkungan
fisik yang kondusif
2. Kepala sekolah kurang melibatkan guru dalam menentukan kebijakan.
3. Rendahnya tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas dan peraturan.
4. Guru belum merasa puas terhadap hasil penilaian yang diberikan kepala
sekolah.
C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah berikut : “Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan motivasi kerja guru?”.
D. Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kepemimpinan
kepala sekolah dalam pengembangkan motivasi kerja guru di SD Tanah
Tingal .
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang
hendak dicapai yaitu:
1. Dapat menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan tentang materi
atau kajian yang dibahas bagi penulis.
2. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi para kepala sekolah sebagai
masukan positif dalam menciptakan kondisi sekolah yang baik.
3. Sebagai bahan masukan atau input bagi SD Tanah Tingal
4. Penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat untuk terus
6 1) Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan, berkaitan dengan proses yang
mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan
tertentu.1
Penggunaan istilah lain seperti kekuasaan, wewenang, manajemen,
adminstrasi, pengendalian, dan supervisor yang juga menjelaskan hal yang
sama dengan kepemimpinan2
Leadership atau kepemimpinan dalam pengertian umum
menunjukkan suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing,
mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang
ada dibawah pengawasannya. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang menggerakkan, mengarahkan, sekaligus
mempengaruhi pola fikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri
dalam bekerja terutama dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
percepatan tujuan yang telah ditetapkan3.
Kepemimpinan berusaha untuk membuat perubahan dalam
organisasi dengan (1) menyusun visi masa depan dan strategi untuk
membuat perubahan yang dibutuhkan, (2) mengkomunikasikan dan
menjelaskan visi (3) memotivasi dan memberi inspirasi kepada orang lain
untuk mencapai visi itu4.
1 Abdul Rahman Shaleh, P sikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga
Penelitian UIN. 2006. Hal. 110
2 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Kelima Jakarta. 2005 Hal. 3 3 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung.
2009. Alfabeta. Hal. 119
4
Kata “memimpin” mempunyai arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan di depan (Precede). Pemimpin
berprilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal
dalam mencapai tujuan5
Berdasarkan dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digaris bawahi bahwa kepemimpinan kepala
sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan yang
sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah, dengan
Melalui proses menggerakkan mempengaruhi dan membimbing orang lain
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. kepala sekolah sebagai
pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat
berpengaruh bahkan sangat menentukan kamajuan sekolah. Oleh karena
itu dalam pendidikan modern kepemimpinan kepala sekolah merupakan
jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Bagaimana kepala
sekolah untuk membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan sekolah.
2) Fungsi Kepemimpinan
Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin dalam praktik
sehari-hari harus selalu berusaha memperhatikan dan mempraktikkan delapan
fungsi kepemimpinan didalam kehidupan sekolah6:
a) Menciptakan kebersamaan diantara guru dan orang-orang yang
menjadi bawahannya.
b) Menciptakan rasa aman didalam lingkungan sekolah sehingga para
guru dan orang-orang yang menjadi bawahan dalam melaksanakan
tugasnya mereka merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah,
kekhawatiran serta memperoleh jaminan keamanan (providing
security).
5 Wahyosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada.
2007. Hal. 104
c) Memberikan saran, anjuran dan sugesti untuk memelihara serta
meningkatan semangat para guru staff dan siswa, rela berkorban
demi menumbuhkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas
masing-masing.
d) Bertanggung jawab memenuhi dan menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru.
e) Sebagai motivator, dalam arti mampu menimbulkan dan
menggerakkan semangat para guru, staf dan para siswa dalam
pencapaian tujuan yang telah di tetapkan.
f) Selalu menjaga penampilan dan integritas sebagai kepala sekolah,
selalu terpercaya, di hormati baik sikap, prilaku maupun
perbuatannya.
g) Membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru
sehingga mereka menerima dan memahami tujuan sekolah secara
antusias, bekerja secara bertanggung jawab kearah tercapainya
tujuan sekolah (inspiring).
h) Selalu dapat memperhatikan, menghargai apapun yang dihasilkan
oleh para mereka yang menjadi tanggung jawabnya.7
Keberadaan pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sekolah dengan
menetapkan tujuan secara utuh (firm and purposeful), mendayagunakan
bawahan melalui pendekatan partisipatif (a parcipte approach), dan
didasari oleh kemampuan kepemimpinan secara professional (the leading
professional)8.
Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus memiliki sikap
professional serta mampu mendayagunakan sumberdaya sekolah dan
memiliki harapan yang tinggi terhadap kemajuan sekolah.
Pemimpin organisasi sekolah dalam hal ini kepala sekolah sebagai
aktifitas pendidikan setidaknya mempunyai ciri-ciri : mampu mengambil
7 Wahyosumodjo. Ibid. Hal.106
8 Aan Komariah. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta. PT. Bumi
keputusan, mempunyai kemampuan hubungan interaksi sesama,
mempunyai keahlian dalam berkomunikasi, mampu memberikan motivasi
kerja kepada bawahan9.
3) Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah bagian dari pendekatan prilaku
pemimpin yang memusatkan perhatian pada proses dinamika
kepemimpinan dalam usaha mempengaruhi aktifitas individu untuk
mencapai suatu tujuan dalam situasi tertentu, yaitu sebagai berikut:
a) Perilaku Kepemimpinan
Perilaku kepemimpinan cenderung diekspresikan dalam dua gaya
kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
tugas (Task Oriented) dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan (Employee oriented). 10 Gaya kepemimpinan yang berorientasi
pada tugas menekankan pada pengawasan yang ketat. Dengan pengawasan
yang ketat dapat dipastikan bahwa tugas yang diberikan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan mengutamakan untuk memotivasi dan mengontrol bawahan, dan
bahkan dalam beberapa hal bawahan ikut berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan bawahan.
b) Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional berpandangan bahwa keefektifan kepemimpinan
bergantung pada kecocokan antar pribadi, tugas kekuasaan, sikap dan
persepsi11. Pelakasanaan gaya kepemimpinan situasional sangat tergantung
dengan kematangan bawahan, sehingga perlakuan terhadap bawahan tidak
akan sama dilihat dari umur atau masa kerja.
c) Gaya Kepemimpinan Kontingensi menurut Fiedler
9
Wahyudi, Op.Cit. Hal. 63
10 T.Hani Handoko, Manajemen. Yogyakarta. BPFE., hal. 299
11 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya.
Disini Fiedler mengembangkan suatu model yang dinamakan model
kontingensi kepemimpinan yang efektif (A Contingency Model of
Leadership Eff ectiveness) berhubungan antara gaya kepemimpinan
dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungannya
dengan dimensi-dimensi sebagai berikut:
1) Derajat situasi dimana pemimpin menguasai, mengendalikan dan
mempengaruhi situasi.
2) Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan tidak kepastian. 12
d) Gaya Kepemimpinan Kontinum
Tannenbaun dan Smith mengusulkan bahwa, seorang manajer perlu
mempertimbangkan tiga perangkat kekuatan sebelum memilih gaya
kepemimpinan yaitu: kekuatan yang ada dalam diri manajer sendiri,
kekuatan yang ada pada bawahan, dan kekuatan yang ada dalam situasi.
Sehubungan dengan teori tersebut terdapat tujuh tingkat hubungan
pemimpin dengan bawahan yaitu:
1) Manajer mengambil keputusan dan mengumumkannya
2) Manajer menjual keputusan
3) Manajer menyajikan gagasan dan mengundang pertanyaan
4) Manajer menawarkan keputusan sementara yang masih diubah
5) Manajer menyajikan masalah, menerima saran, membuat keputusan
6) Manajer menentukan batas-batas, meminta kelompok untuk
mengambil keputusan.
7) Manajer membolehkan bawahan dalam batas yang ditetapkan atasan.13
a. Gaya Kepemimpinan Partisipatif menurut Likert
Menurur Likert, bahwa pemimpin itu dapat berhasil jika bergaya Particip
active management, yaitu keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi
pada bawahan, dan mendasarkan komunikasi.
Selanjutnya ada empat sistem kepemimpinan dalam manajemen yaitu
sebagai berikut14:
12
T.Hani Handoko, Op.Cit. Hal 311
13
A. Sistem 1 : membuat semua keputusan yang berhubungan dengan
pekerjaan dan memerintahkan bawahan untuk melaksanakannya
B. Sistem 2 : masih memberi perintah-perintah, tetapi bawahan masih
mempunyai kebebasan tertentu untuk mengomentari perintah.
C. Sistem 3 : menetapkan tujuan dan memberi perintah umum setelah
dibahas bersama bawahan.
D. Sistem 4 : tujuan ditetapkan dan keputusan dibuat oleh kelompok
(sistem ideal)
Berdasarkan teori yang telah dikemukan di atas, maka yang
dimaksud dengan gaya kepemimpinan adalah penilaian karyawan terhadap
gaya pemimpin atau atasan dalam mempengaruhi bawahan untuk mencapai
tujuan organisasi.
4) Tipe Kepemimpinan
a. Tipe kepemimpinan otokratis: “otokratis pemerasan dan otokratis bijak” Otokratik pemerasan adalah kepemimpinan diktator atau direktif. Orang
yang menganut pendekatan ini biasanya ia mengambil suatu keputusan
tanpa berkonsultasi kepada anggotanya dan mereka harus memenuhi
keputusan tersebut. Musyawarah tidak diperlukan, sedang rapat-rapat
diadakan hanya untuk menyampaikan intstruksi-instruksi atau perintah
yang harus dilaksanakan.
Otokratik bijak kurang lebih sama dengan otokratis pemerasan yaitu
keputusan tetap ditangan pemimpin, hanya saja disini pemimpin
memberikan sedikit kesempatan kepada anggota dalam memberikan
komentar serta diberi sedikit kelonggoran untuk melaksanakan tugasnya
dengan batas-batas yang telah ditentukan.
b. Tipe Kepemimpinan Konsultasi
Tipe ini merupakan gaya kepemimpinan yang menunjukan bahwa dalam
menetapkan tujuan, memberikan perintah-perintah, dan membuat
keputusan setelah berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin memiliki
14 Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan Bandung.PT. Remaja Rosda Karya.
kepercayaan kepada bawahan sehingga setiap keputusan yang menyangkut
dengan tugas anggota, pemimpin memberikan kepercayaan untuk
menentukan keputusan tersebut. Dan untuk keputusan-keputusan penting
tetap berada di tangan pemimpin. Misalnya, kepala sekolah memberikan
kebebasan kepada guru dalam menentukan metode mengajar.
Pemimpin gaya ini lebih mengutamakan imbalan atau hadiah daripada
ancaman atau hukuman. Misalnya, setiap guru yang bersungguh-sungguh
atau bekerja dengan baik akan diberikan hadiah. Pemimpin dengan gaya
ini juga memberikan kebebasan kepada anggota untuk berdiskusi dengan
atasan.
c. Kepemimpinan Peran Serta Kelompok
Gaya kepemimpinan ini menunjukkan bahwa semua masalah yang timbul
dalam organisasi dalam organisasi dipecahkan bersama-sama. Pemimpin
dengan gaya ini sangat mempercayai bawahan, menciptakan suasana kerja
yang kondusif yaitu saling tolong menolong, menghargai dan
menghormati. Dalam komunikasi saling berlangsung, baik keatas, bawah,
juga kesamping.. pemimpin lebih mengutamakan persahabatan atau
menganggap bahwa anggota adalah partner dalam kerja.15
d. Kepemimpinan Demokratis16
Kepemimpinan ini dikenal dengan istilah kepemimpinan konsultatif atau
konsesus. Orang yang menganut pendekatan ini melibatkan para karyawan
yang harus melaksanakan keputusan dalam proses pembuatannya.
Pemimpin yang demokratis diperlukan dalam setiap intitusi, dimana
pemimpin tersebut dapat mengkordinasikan pekerjaan anggotanya dengan
menekankan rasa tanggung jawab bersama dan menganggap organisasi
bukan milik pribadi atau kelompok. Pemimpin demokratis selalu
mendengarkan nasehat dan saran setiap anggotanya.
15 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Adminisisrasi, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1991), Cet. Ke-3, h. 91-92.
16 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.
Pemimpin demokratis biasanya berfungsi sebagai katalisator dalam proses
pencapaian tujuan. Dalam melakukan aktivitas selalu berpegang teguh
kepada asas atau ideology negaranya. Hal ini penting agar setiap kebijakan
yang dibuat searah dengan ideology negaranya. Begitu juga dengan para
birokrat Indonesia tentunya dalam menjalankan kepemimpinan demokratis
harus berlandaskan pada nilai-nilai pancasila.
e. Tipe kepemimpinan Laissez Faire17
Pada tipe kepemimpinan Laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semuanya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam
kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus
dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol, dan
biasanya tidak memiliki keterampilan teknis. Sebab duduknya sebagai
Pemimpin biasanya diperolehnya melalui penyogokan, suapan atau system
nepotisme.
Dia tidak mempunyai kewibawaan, dan tidak bisa mengontrol anak
buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya
sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga
organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau-balau,
morat-marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala.
f. Tipe kepemimpinan Pseudo Demokratis
Tipe kepemimpinan yang dimaksudkan adalah demokrasi yang semu,
artinya seorang pemimpin yang mempunyai sifat pseudo demokratis hanya
menampakan sikapnya saja yang demokratis, dibalik kata-katanya yang
penuh tanggung jawab ada siasat yang sebenarnya merupakan tindakan
yang absolute. Pemimpin yang pseudo demokratis penuh dengan
manipulasi sehingga pendapatnya sendiri yang harus disetujui.
17 Kartini Kartono, Pemimipin dan Kepemimpinan,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001) Cet.
B. Kepala Sekolah
1) Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan gabungan kata yang dijadikan satu hingga mempunyai makna tersendiri. Kedua kata tersebut adalah “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” adalah pemimpin dalam suatu lembaga. Adapun “sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.18
Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas khusus untuk mengelola
sekolah, membuat kebijakan, mengatur tata tertib dan operasionalisasi
sekolah sehingga tidak terjadi kesemrawutan atau diberi kepercayaan untuk
menjadi pemimpin sekaligus manager sekolah.19
Kepala sekolah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh
orang-orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapa pun
yang akan diangkat menjadi kepala sekolah harus ditentukan melalui prosedur
serta persyaratan tertentu seperti : latar belakang pendidikan, pengalaman,
usia , pangkat dan integritas. Oleh sebab itu, kepala sekolah pada hakikatnya
adalah jabatan formal, sebab pengangkutannya melalui suatu proses dan
prosedur yang didasarkan atas peraturan yang berlaku.20
Kepala sekolah adalah suatu profesi yang menuntut penguasaan
sejumlah kemampuan atau kompetensi.21
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
pemimpin dapat di analisis dari kepribadian kepala sekolah akan tercermin
dalam sifat-sifat (1) Jujur, (2) Percaya diri, (3) Tanggung jawab, (4) Berani
mengambil resiko dan keputusan, (5) Berjiwa besar (6) Emosi yang stabil
(7) Teladan22.
18 Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal.83 19 Aan Komariah, Op.Cit. 3 20
Wahjosumidjo, Op.Cit. Hal.84-85
21 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah (Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik). (Jakarta: PT, Bumi Aksara, 2008), cet. 3. Hal. 97
22 E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 38, bahwa criteria untuk
menjadi kepala SD/MI meliputi:23
a) Berstatus sebagai guru SD
b) Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun di
SD/MI
d) Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang
pendidikan.
Dari beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kepala
sekolah adalah seseorang yang mempunyai jabatan yang tidak bisa digantikan
begitu saja tanpa ada prosedur ketentuan yang telah ditetapkan secara baku,
dan harus memenuhi ketentuan tersebut. Dan bertanggung jawab
mempengaruhi, mengajak, mengatur, mengkordinir para personil atau
pegawai kearah pelaksanaan dan perbaikan mutu pendidikan dan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
2) Fungsi kepala sekolah
Menurut Mulyasa “tugas kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai, edukator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator dan motivator”.
a. Kepala sekolah sebagai Edukator24
Kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan
profesionlisme tenaga kependidikan di sekolahnya, dengan cara menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Menurut Mulyasa “Kepala sekolah juga berusaha melakukan pendidikan pembinaan mental, moral,
fisik dan artistik kepada para tenaga kependidikan serta memberikan
motivasi agar para tenaga kependidikan merasa betah dan menyukai
23 Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: CV, Eko Jaya, 2005), hal.31 24
profesinya”. Disamping itu kepala sekolah juga dapat membagi wewenangnya dengan para pegawainya dalam pengelolan pendidikan agar
dapat efektif dan efisien. Kaitannya kinerja kepala sekolah tidak hanya
sebagai seorang pemimpin tetapi harus dapat menjalankan peran dan
fungsinya sebagai manager serta berperan sebagai seorang pendidik,
supervisor untuk mencapai profesionalisme kepala sekolah dan menjadi
tauladan bagi para bawahannya.
Dari sudut yang berbeda, menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan
dimana kepala sekolah sebagai seorang pendidik (edukator) juga harus
mempunyai kemampuan profesional keguruan yaitu:
1. Menguasai bahan yang diajarkan
2. Mengelola program belajar mengajar
3. Menggunakan sumber media belajar
4. Mengelola interaksi belajar mengajar
5. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
6. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
7. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan untuk keperluan pengajaran. 25
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah
sebagai pendidik harus mengetahui materi yang akan diajarkan, serta
mampu merencanakan program belajar mengajar. Kepala sekolah juga
menyediakan media belajar sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran
serta mampu menciptakan interaksi dalam belajar mengajar dengan
melakukan bimbingan atau penyuluhan terhadap siswa. Kepala sekolah
harus mengetahui pengelolaan administrasi sekolah dan mampu
mengevaluasi hasil-hasil penelitian pendidikan dalam keperluan pengajaran.
Dengan demikian kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab serta fungsinya sebagai seorang pemimpin dan mengatur
penyelenggaraan pendidikan sekolah dapat dilakukan secara maksimal.
25 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan. Kemampuan Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar,
b. Kepala sekolah sebagai Manajer
Menurut Mulyasa “Kepala sekolah sebagai manager harus mampu memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama yaitu dengan
memberikan kesempatan kepada para pendidik terlibat dalam kegiatan yang
menunjang program sekolah”.26 Kepala sekolah sebagai manager harus mampu mengawasi dan bertanggung jawab atas kesatuan kerja keseluruhan
divisi yang mencakup atau beberapa kegiatan fungsional dalam satuan kerja”.27
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah harus mampu
memberdayakan tenaga pendidiknya salah satunya yaitu dengan cara
menugaskan guru maupun karyawan untuk mengikuti seminar pendidikan
sehingga untuk mengasah dan meningkatkan kualitas dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
c. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai bertanggung jawab terhadap kelancaran
pelaksanaan kependidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu,
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik kepala hendaknya
memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator. Adapun fungsi-fungsi
kepala sekolah sebagai administrator menurut ngalim purwanto adalah
sebagai berikut:
1) Fungsi perencanaan
2) Fungsi pengorganisasian
3) Fungsi pengordinasian
4) Fungsi pengawasan
5) Fungsi kepegawaian28
d. Kepala sekolah sebagai supervisor
Sebagai supervisor maka kepala sekolah berkewajiban untuk
memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para guru dan tenaga
26 Mulyasa, Op.Cit. 103-104 27 T. Hani Handoko, Op.Cit. Hal.20 28
kependidikan serta administrator lainnya. Namun, sebelum memberikan
pembinaan dan bimbingan kepada orang lain maka kepala sekolah harus
membina dirinya sendiri. Supervisi bisa dilakukan ke dalam kelas atau
dalam kantor tempat orang-orang bekerja.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah
sebagai supervisor harus mampu mengawasi bawahannya dengan seksama
agar tugas dan kewajiban tenaga pendidik terlaksana dengan baik,
sehingga terjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah dan tenaga
pendidiknya dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan.
e. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan motivasi kerja tenaga
kependidikan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai
pemimpin dapat dianalisis dari kepribadian seperti: pengetahuan terhadap
kependidikan, misalnya, memahami kondisi tenaga kependidikan,
memahami kondisi siswa, menyusun program tenaga kependidikan,
menerima masukan dan kritikan dari berbagai pihak untuk meningkatkan
kemampuannya. Menganalisis visi dan misi sekolah seperti: melaksanakan
program untuk mewujudkan visi dan misi dalam tindakan. Kemampuan
mengambil keputusan seperti mengambil keputusan untuk kepentingan
internal dan eksternal sekolah. Mulyasa mengemukkan bahwa“ Kemampuan berkomunikasi dalam menuangkan gagasan dengan tenaga kependidikan,
siswa, orang tua, dan masyarakat.”29 Menurut Wahjosumidjo yang dikembangkan dari penjelasan Koonzt bahwa kepala sekolah sebagai
seorang pemimpin memiliki fungsi agar para bawahannya dengan penuh
kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal berhasil
mencapai tujuan organisasi, pemimpin harus mampu membujuk (to induce)
dan meyakinkan ( persuade ) bawahan.30
29 Mulyasa, Op.Cit. Hal. 15-16 30
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tugas kepala sekolah
dalam memimpin harus mampu memberikan petunjuk dan mengawasi serta
meningkatkan motivasi kerja tenaga kependidikan. Ini ditunjukan dengan
kemampuan tegas mengambil keputusan dan komunikasi yang baik dapat
mempengaruhi dan meyakinkan bawahannya agar melaksanakan tugas
dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran
diinginkan.
f. Kepala sekolah sebagai innovator
Peran kepala sekolah sebagai innovator yaitu harus memiliki strategi
yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari ide-ide baru, menjadi suri tauladan bagi seluruh tenaga pengajar
di sekolah dengan cara mengembangkan model-model pembelajaran yang
innovatif. Model-model pembelajaran tersebut mengubah strategi
pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi, sehingga
setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan alat
peraga dan alat lainnya, hal ini dinamakan moving clas. Dan hal ini dapat
dipadukan dengan pembelajaran terpadu sehingga dalam satu bidang studi
dapat dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator) yang bertugas memberi
kemudahan bagi peserta didik dalam belajar.
Selain tugas tersebut di atas menurut Hendiyat Sutopo dkk, tugas
kepala sekolah secara umum meliputi:
1) Meningkatkan diri dan staf secara professional kerja
2) Meningkatkan pengajaran kelas
3) Menyusun dan meningkatkan program sekolah
4) Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin
5) Menumbuhkan profesi dalam bidang kerja masing-masing
6) Mengusahakan hubungan dengan masyarakat
7) Menyediakan dan mengolah fasilitas yang memadai
8) Mengembangkan etika professional dan hubungan yang intim dengan staf
dan supervisior
10)Mengatur pelayanan khusus (special servise) di sekolah.31
g. Kepala sekolah sebagai motivator
Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat peranan seorang kepala sekolah
yang baik dapat disimpulkan menjadi 13 macam :
1) Sebagai pelaksana (Executive)
2) Sebagai perencana(Planner)
3) Sebagai seorang ahli (Expert)
4) Mewakili kelompok dalam tindakannya keluar (external group
resresentative)
5) Mengawasi hubungan antar kelompok (Controller of internal
relationship)
6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran/pujian dan hukuman (purveyor
of reward and punishment)
7) Bertindak sebagai wasit dan penengah (Arbitrator and mediator)
8) Merupakan bagian dari kelompok (exemple)
9) Merupakan lambang dari kelompok (symbol of group)
10)Pemegang tanggung jawab para anggota kelompok (surrogate for
individual responsibility)
11)Sebagai pencipta atau memiliki cita-cita (ideologist)
12)Bertindak sebagai ayah (Father figure)
13)Sebagai kambing hitam (scop goat).32
C. Motivasi kerja Guru
1) Pengertian motivasi kerja
Kata motivasi itu berasal dari kata dasar motive yang artinya
dorongan, sebab, atau alasan manusia melakukan tindakan secara sadar. 33
31
Hendiyat Sutopo et.al, Kepemimpinan Pendidikan dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bina Aksara), hal-37
32 Ngalim Purwanto, Op.Cit. Hal-65
33 Sudirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo
Motivasi adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang
mendorong orang tersebut bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan
tertentu.34
Menurut T. Hani Handoko, motivasi adalah “keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan yang tertentu guna mencapai tujuan.35 Perubahan energi
dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan.36
Menurut Ernest J. Mo Ccmick dalam buku A. Anwar Prabu Mangkunegara mengemukakan bahwa “motivasi kerja adalah sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara
perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.37
Berdasarkan pengertian motivasi kerja di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah kegiatan yang mendorong,
mengarahkan, mempertahankan setiap tindakan yang di sebut kerja.
Dalam motivasi, walaupun sudah memiliki komitmen dan persepsi
yang baik terhadap suatu pekerjaan tetapi pada dasarnya ada tiga unsur
mendasar yang melahirkan suatu motivasi. Menurut Siagian ada tiga unsur
utama dalam pembentukan motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Dalam sebuah organisasi, kerja karyawan tidak bisa terlepas dari
fungsi organisasi tersebut, karyawan merupakan bagian dari organisasi
sehingga ia akan melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban dan
tanggung jawabnya guna mencapai tujuan organisasi. Sekolah merupakan
sebuah organisasi yang didalamnya terdapat individu yang terdiri dari
unsur kepala sekolah, tata usaha dan murid. Guru sebagai salah satu unsur
sekolah memiliki motivasi kerja sesuai dengan tugas dan kewajiban utama
yakni mengajar.
34 Abdul Rahman Shaleh.Op.Cit. Hal. 73. 35
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 1998, ed. 2, cet. Ke- 13, Hal. 252
36 Oemar Hamalik.P roses Belajar mengajar. Jakarta.Bumi Aksara. Hal.158
37 Anwar prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Apabila pegawai/guru merasa sanggup untuk mengembangkan
karirnya disertai dengan kesempatan yang ada lahirlah suatu motivasi yang
tinggi yang akan membuat pegawai/guru bekerja dengan semangat,
bertanggung jawab, dan perasaan puas yang akan membawa hasil yang
memuaskan.
2) Jenis-jenis motivasi
Dalam melakukan suatu perbuatan yang bersifat sendiri, seseorang
selalu didorong oleh motivasi tertentu baik yang objektif maupun yang
subyektif. Adapun motivasi kerja itu sendiri mempunyai jenis sebagai
berikut :
a) Motivasi intrinsik yakni dorongan yang terdapat dalam pekerjaan yang
dilakukan. Misalnya : bekerja karena pekerjaan itu sesuai dengan bakat
dan minat, dapat diselesaikan dengan baik karena memiliki
pengetahuan dalam menyelesaikan. Menurut Sardiman motif intrinsik
adalah motif yang berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik yakni dorongan yang kuat berasal dari pekerjaan
yang sedang dilakukan. Misalnya : bekerja karena upah atau gaji yang
tinggi, mempertahankan kedudukan yang baik dan lain-lain. 38
Kedua jenis motivasi tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat
menentukan keberhasilan seseorang dalam memperoleh hasil kerja yang
optimal, walau bagaimanapun bakat dan keahlian seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan mesti dihargai karena penghargaan memiliki
arti dan pengaruh yang sangat besar bagi setiap orang pendorong dan
penunjang dalam mengeksplorasikan segala kemampuan dan keahliannya.
38 Sardiman.A.m, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta : PT Raja Grafindo
3) Teori motivasi kerja
Motivasi berawal dari adanya kekurangan dalam diri seseorang
atau kebutuahan yang belum terpenuhi. Seseorang dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu selalu didorong oleh motif-motif tertentu, yaitu
merupakan upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia
untuk bekerja menurut Maslow adalah:39
a) Kebutuhan aktualisasi diri ( Self actualization )
Kebutuhan aktualisasi diri dipenuhi dengan menggunakan kecakapan,
kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi
kerja yang sangat memuaskan atau luar biasa yang sangat sulit dicapai
orang lain.
b) Kebutuhan akan penghargaan diri/status (Esteem needs)
Merupakan kebutuhan akan pengakuan serta penghargaan prestise timbul
karena adanya prestasi, tetapi selamanya tidak demikian.
c) Kebutuhan akan cinta (love) atau afiliasi (social needs)
Kebutuhan afiliasi adalah kebutuhan sosial misalnya berteman, mencintai
serta diterima dalam pergaulan lingkungan kerjanya. Manusia pada dasar
nya selalu ingin berkelompok dan tidak seorangpun manusia ingin hidup
menyendiri. Kebutuahan itu terdiri dari :
1) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di tempat ia
bekerja.
2) Kebutuhan akan perasaan dihormati. Karena manusia merasa dirinya
penting. Serendah-rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang
tetap merasa dirinya penting.
3) Kebutuhan akan perasaan kemajuan dan tidak sanggup menyenangi
kegagalan. Kemajuan di segala bidang merupakan keinginan dan
kebutuhan yang menjadi idaman setiap orang.
39
4) Kebutuhan akan perasaan ikut serta. Setiap karyawan akan merasa
senang. Jika diikutkan dalam berbagai kegiatan dan mengemukakan
saran atau pendapat pada pimpinan.
d) Kebutuahan akan keamanan dan keselamatan (Savety needs)
Jika kebutuahan psikologis sudah sedikit terpenuhi maka kebutuhan ini
dapat menjadi motivasi. Kebutuhan ini merupakan rasa aman dari
kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan
ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan dan keselamatan jika
di tempat kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam
tertentu.
e) Kebutuhan fisik (Phisical needs)
Kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seorang seperti sandang, pangan, papan. Organisasi
membantu indiviu dengan menyediakan gaji yang baik, keuntungan serta
kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhannya.
Maslow tidak bermaksud hierarki kebutuhannya itu secara langsung
diterapkan dalam motivasi kerja. Dia tidak menggali aspek-aspek motivasi
manusia dalam organisasi sampai pada sekitar abad 20 tahun, setelah ia
menyampaikan teori aslinya itu, Douglas Mc Gregor dalam bukunya The
Human Side Of Enterprise mencoba mempopolerkan teori Maslow dalam
Dengan demikian hierarki kebutuhan dari Maslow dapat di ubah ke
dalam tatanan model motivasi kerja seperti yang dilukiskan pada gambar
[image:36.595.170.474.187.472.2]berikut:40
Gambar 1
Hierarki motivasi kerja
Dari keterangan teori di atas dapat diketahui bahwa, kebutuhan yang
paling dasar harus dipenuhi terlebih dahulu, setelah kebutuhan paling dasar
terpenuhi maka kebutuhan yang paling tinggi berikutnya akan menjadi
kebutuhan utama. Kebutuhan ketiga akan muncul jika kebutuhan kedua
tersebut tersebut telah terpenuhi. Begitu seterusnya sampai terpenuhinya
kebutuhan aktualisasi diri. Sebagaimana telah diuraikan, dapat dikatakan
bahwa suatu kebutuhan yang telah terpenuhi tidaklah menjadi motivator
utama lagi dalam bertindak.
40 Miftah Thoha, Prilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya , (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2007), hal- 228-229.
Aktualisasi diri
Penghargaan misalnya: status, titel, simbol-simbol, promosi, penjamuan dan sebagainya.
Soaial atau afiliasi misalnya: kelompok formal atau informal, menjadi ketua yayasan, ketua organisasi olahraga, dan sebagainya
Keamanan, misalnya: jaminan masa pensiun, santunan kecelakaan, jaminan asuransi kesehatan dan sebagainya.
4) Ciri-ciri motivasi kerja
Interaksi dan motivasi belajar mengajar bahwa motivasi yang ada
pada diri setiap orang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:41
a. Tekun menghadapi tugas
b. Ulet menghadapi kesulitan
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah
d. Lebih senang bekerja sendiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seseoarng yang
memiliki motivasi kerja, memiliki ciri-ciri-di atas, apabila seseorang
memiliki ciri-ciri tersebut, berarti orang itu mempunyai motivasi kerja
yang cukup tinggi. Ciri- ciri motivasi sangat penting dalam kegiatan
sekolah karena setiap kegiatan akan berhasil dengan dengan baik.
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya : 42
a. Motif bawaan
Yang dimaksud motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak
lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya:
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja,
untuk beristirahat, dan dorongan seksual. Motif-motif ini sering kali
disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis.
b. Motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sebagai
contoh : dorongan untuk mengajar sesuatu dalam masyarakat. Motif-motif
ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara social .
sebab manusia hidup dalam lingkungan social dengan sesama manusia
41 http://rastodio.com/manajemen/faktor-faktor
dan-ciri-ciri-yang-mempengaruhi-motivasi kerja.html
42 Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta. PT. Raja Gafindo Persada.
yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Sebab justru dengan
kemampuan berhubungan, kerjasama didalam masyarakat tercapailah
suatu kepuasan diri. Sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat
ramah, koperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang
tua dan guru. Dalam kegiatan belajar mengajar , hal ini dapat membantu
dalam usaha mencapai prestasi.
a. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi guru
Seseorang guru akan melakukan semua pekerjaan dengan baik
apabila ada faktor pendorongnya. Faktor-faktor yang mendorong
seseorang mau bekerja menurut Peterson dan Plowman adalah sebagai
berikut:43
a. Keinginan untuk dapat hidup
Untuk mempertahankan hidup, orang akan mau bekerja. Seperti
memperoleh kompensasi yang memadai atau pekerjaan yang tetap
walaupun penghasilan masih mencukupi.
b. Keinginan untuk memiliki
Keinginan untuk memiliki sesuatu menjadi pemicu seseorang mau
bekerja, seperti keinginan untuk memiliki benda.
c. Keinginan akan kekuasaan
Seseorang akan mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk di
akui, dihormati oleh orang lain untuk memperoleh status yang tinggi.
d. Keinginan akan pengakuan
43 Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan Jakarta: Bumi
Keinginan seseorang untuk menjadi orang yang berperan dalam
masyarakat atau pemimpin dalam suatu lembaga akan mendorong
seseorang untuk bekerja.
Dalam memotivasi guru, kepala sekolah harus mengetahui
motivator-motivator yang dimiliki oleh guru. Orang mau bekerja untuk
dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari, maupun
kebutuhan yang tidak disadari, berbentuk materi atau non materi serta
29
Penelitian ini di laksanakan di SD Tanah Tingal yang terletak di Jalan
Merpati Raya No. 32 A Sawah Baru, Jombang- Ciputat Tangerang Selatan
15413. Telp. 021 – 746 373336 Fax.7412912,
Adapun waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga
Maret 2013.
B. Metode penelitian
Metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”.1
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu analisis
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Hadari Nawawi dalam buku Margono mengatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, peristiwa yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.2 Dalam penelitian ini penulis menggali fakta dan data melalui sumber-sumber kunci seperti kepala sekolah, guru,
komite sekolah, pengurus osis.
1Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), cet ke-XV, hal. 130-132
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
skala kepemimpinan kepala sekolah yang dibuat sendiri oleh penulis
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data yang berbentuk
pertanyaan tertulis melakukan sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
melalui:
1. Penelitian kepustakaan ( library research )
- Mencatat membaca bahan dan dokumen, serta mengolah
2. Penelitian lapangan (Fieldresearch )
- Mengumpulan data yang bersumber dari lapangan.
1. Observasi, dalam metode observasi didahului dengan membuat panduan
pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.
Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang kepemimpinan
kepala sekolah dalam pengembangan motivasi kerja guru.
2. Wawancara yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan sumber
data. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang :
kepemimpinan kepala sekolah, tentang keadaan dan gambaran pengelolaan
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Metode wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara (interview guide) agar lebih terarah. Wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah SD Tanah Tingal , 4 orang orang guru kelas (kelas
1, kelas 3, kelas 4, kelas 6), 1 orang unsur TU (kasubag dikjar), 1 orang
karyawan pramubakti, 4 orang siswa kelas 6, dan orang tua murid sebagai
komponen dari proses pendidikan tersebut dengan alat berupa recorder
atau buku catatan.
3. Studi dokumentasi, metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data
sekolah, tujuan sekolah, struktur sekolah, visi misi sekolah, prestasi siwa,
dan yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengembangan motivasi kerja guru.
E. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh dilapangan akan dianalisa melalui proses:
1. Klasifikasi data, yakni proses pengelompokan data berdasarkan jawaban-
jawaban responden.
2. Kategorisasi data yaitu pengelompokan data berdasarkan berdasarkan pada
aspek-aspek masalah yang muncul.
3. Interpretasi data yaitu proses mencari kesamaan dan perbedaan dari data
yang diperoleh kemudian ditarik kesimpulan.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
Motivasi kerja guru adalah kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja”.4
Motivasi kerja berhubungan erat
dengan pengembangan kemampuan guru untuk melaksanakan pekerjaan
dan tugas yang lebih baik.
2. Definisi Operasional
Yang dimaksud dengan kepala sekolah Kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan,
berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka
mencapai sasaran dalam keadaan tertentu.5
3 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik,(Jakarta: PT. Rineka
Cipta, cet, 13, 2006) h.231
4
Anwar prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 94.
5 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi & Industri dan Organisasi. Jakarta. Lembaga
berikut :
Tabel 1
Dimensi
Aspek Dimensi Dekripsi Daftar
Pertanyaan
1. Kepemimpinan 1. Fungsi
kepemimpinan
a) Menciptakan kebersamaan
diantara guru dan karyawan
b) Menciptakan rasa aman didalam
lingkungan sekolah.
c) Memberikan saran, anjuran dan
sugesti untuk memelihara serta
meningkatan semangat para guru
staff dan siswa.
d) Bertanggung jawab memenuhi
dan menyediakan dukungan yang
diperlukan oleh para guru.
e) Sebagai motivator, dalam arti
mampu menimbulkan dan
menggerakkan semangat para
guru, dan staf.
f) Selalu menjaga penampilan dan
integritas sebagai kepala sekolah.
g) Membangkitkan semangat,
percaya diri terhadap para guru.
h) Selalu dapat memperhatikan,
menghargai apapun yang
dihasilkan oleh para guru dan
staf.
1
2
3
4
5
6
an c. Kepemimpinan Peran serta
kelompok,
d. Kepemimpinan Demokratis
e. Kepemimpinan Laizes faire
f. Kepemimpinan Pseudo
demokratis
2. Kepala sekolah 1. Kriteria kepala
sekolah
a. Berstatus sebagai guru SD/MI
b. Memiliki kualifikasi akademik
c. Mengalami pengalaman mengajar
5 tahun
d. Memiliki kemampuan
kepemimpinan dan
kewirausahaan di bidang
pendidikan.
9
10
2. Fungsi kepala
sekolah
a. Kepala sekolah sebagai edukator
b. Kepala sekolah sebagai manajer
c. Kepala sekolah sebagai
administrator
d. Kepala sekolah sebagai
supervisor
e. Kepala sekolah sebagai leader
f. Kepala sekolah sebagai inovator
g. Kepala sekolah sebagai motivator
11 12 13 14 15 16
3. Motivasi kerja 1. Faktor yang
mempengaruhi
motivasi kerja
guru
a. Keinginan untuk dapat hidup
b. Keinginan untuk memiliki
c. Keinginan akan kekuasaan
d. Keinginan akan pengakuan.
17
18
19
44
A. Gambaran Umum 1. Profil kepala sekolah
Bapak Ikin Ahmad Sodikin M.Ud. MA adalah pemimpin kepala SD
Tanah Tingal dari semenjak pertama didirikannya sekolah ini. Beliau lahir di
Ciamis, 1 Desember 1960.
Pendidikan terakhir beliau adalah Magister (S2) Jurusan Usuluddin.
Sebelum menjadi kepala sekolah, dari tahun 1989 sampai dengan 2007, beliau
menjadi guru di berbagai sekolah, beliau merupakan seorang yang mempunyai
kemampuan dalam memimpin walaupun jurusan S2 beliau agama namun beliau
mempunyai potensi sebagai seorang pemimpin, sehingga pemilik Yayasan
mempercayakan beliau sebagai kepala sekolah di SD Tanah Tingal ini.
2. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Sekolah Dasar Tanah Tingal
Berdirinya Sekolah Tanah Tingal ini diilhami oleh seorang tokoh pada
masa orde baru Bapak Boediardjo yang semangat ingin menjadikan Tanah Tingal
sebagai tempat pendidikan agar tempat ini dapat bermanfaat supaya terlahir
generasi yang terdidik baik jasmani maupun rohani. Semangat beliau patut ditiru
dan menjadi tauladan untuk generasi penerus bangsa. sebagai seorang pejuang
dan budayawan beliau memiliki visi ke depan. Kepedulian beliau kepada
lingkungan sangatlah besar, hal ini terlihat dari kondisi Tanah Tingal yang penuh
dengan pepohonan yang menjadi paru-paru kota.
Maka untuk mewujudkan cita-cita beliau tersebut, didirikanlah Sekolah
Tanah Tingal yang berwawasan lingkungan. Dimana siswa belajar tentang
lingkungan, bukan hanya alamnya saja, tetapi meliputi aspek sosial, budaya,
agama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lain-lain. Dengan harapan,
terlahirnya generasi yang mampu memegang tongkat estafet perjuangan bangsa
menjadi bangsa yang maju. Sehingga bangsa Indonesia, menjadi bangsa yang
berkualitas dengan memperhatikan kecerdasan majemuk siswa melalui kegiatan
eksplorasi lingkungan sehingga terlahir generasi yang memiliki semangat
persatuan ditengah keberagaman dan bertanggung jawab atas nasib bangsanya”. Misi dari Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah : “Mengoptimalkan potensi siswa dengan memperhatikan kecerdasan majemuknya, melalui kegiatan
ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut”.
Sedangkan Tujuan dari Sekolah Dasar Tanah Tingal adalah :
a. Menghargai potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa
b. Menghargai perbedaan, artinya semua siswa mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. Perbedaan suku bangsa, agama, keturunan, kecerdasan, kondisi
fisik, dan lain-lain harus dijadikan perekat persaudaraan.
c. Menghargai budaya nasional dan menyerap budaya luar dengan bijaksana
d. Menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat internasional
e. Membangun masyarakat yang senang belajar
f. Peduli terhadap pelestarian lingkungan
4. Profil Sekolah Dasar Tanah Tingal
Sekolah Dasar Tanah Tingal merupakan pembangunan pendidikan
formal yang berciri khas lingkungan. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007 yang
berlokasi di Jl. Merpati Raya No.32, Desa Sawah Baru Jombang Kecamatan
Ciputat Tangerang Selatan, Banten.
Letak Ciputat persis di bibir Ibu Kota yang berbatasan langsung dengan
Jakarta Selatan, oleh karena itu sampai saat ini Ciputat tidak dapat terlepas dari
pengaruh kehidupan masyarakat Jakarta, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi
maupun budaya.
Sekolah yang memiliki luas wilayah 9 hektar ini dibangun pada lokasi
yang strategis dan tenang. Strategis karena sekolah ini mudah dijangkau oleh
masyarakat sekitarnya, posisi yang agak ke dalam menimbulkan suasana yang
5. Data Siswa
Siswa dan guru mempunyai kaitan yang sangat erat. Keduanya harus
menjadi subyek dan obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dan siswalah
yang merupakan komponen utama dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Tanah Tingal setiap
siswa diberi buku terintegrasi dari sekolah yang dibuat oleh gurunya sendiri
sesuai dengan kurikulum pemerintah. Buku tersebut adalah pegangan para siswa
dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dan sebagai bahan pembelajaran di
rumah.
Jumlah siswa Sekolah Dasar Tanah Tingal dari tahun 2011-2012 dapat
[image:47.595.124.495.410.585.2]dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun Ajaran 2011/2012
No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas I 1 8 anak
2 Kelas II 1 12 anak
3 Kelas III 1 13 anak
4 Kelas IV 1 17 anak
5 Kelas V 1 8 anak
6 Kelas VI 1 10 anak
JUMLAH 68 Anak
Tabel 3
Data Siswa SD Tanah Tingal Tahun Ajaran 2012/2013
No Rombel Jumlah Kelas Jumlah Siswa
1 Kelas I 1 17 anak
2 Kelas II 1 8 anak
3 Kelas III 1 13 anak
JUMLAH 76 Anak
Dari data yang didapat, terlihat bahwa jumlah siswa yang ada di Sekolah
Dasar Tanah Tingal semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa Sekolah Tanah
Tingal sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.
6. Struktur Organisasi Sekolah Dasar Tanah Tingal
Sekolah termasuk suatu organisasi yang bergerak dibidang pendidikan.
Organisasi sekolah bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara
memberikan pendidikan pada para siswa. Setiap sekolah mempunyai visi, misi
dan tujuan yang ingin dicapai.
Agar visi, misi, dan tujuan sekolah dapat tercapai maka diperlukan
sebuah organisasi sekolah yang baik. Adapun struktur organisasi Sekolah Dasar
Tanah Tingal adalah sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH TANAH TINGAL
KETUA YAYASAN
DIREKTUR EXECUTIVE
WA DIR EXECUTIVE MARKETING & HUMAS
KEPALA SEKOLAH
ADMINISTRASI