• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa (studi kasus di SMP 2 kota Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa (studi kasus di SMP 2 kota Tangerang Selatan"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi

syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

SAMI WULANDARI

206011000082

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi syarat- syarat mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Sami WulanDari

NIM: 206011000082

Dibawah Bimbingan

Dosen Pembimbing Skripsi

Drs. H. M. Alisuf Sabri

NIP: 150 033 454

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Nama : Sami Wulandari

NIM : 206011000082

Tempat/Tgl lahir : Tangerang, 01 September 1988

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Kreatifitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi

Belajar Siswa di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Dosen Pembimbing : Drs. H. M. Alisuf Sabri

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya

tulis.

Jakarta, 24 November 2010

Sami Wulandari

(4)

i Nim : 206011000082

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Sebagai calon pendidik yang profesional seorang pendidik harus bisa memiliki ide-ide yang dapat meningkatkan kreativitas dirinya sendiri dan untuk siswa khususnya. Pendidik harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya. Pendidik harus mempunyai semangat yang tinggi agar siswa menjadi sumber daya manusia yang tinggi, sehingga Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara maju di era globalisasi yang semakin berkembang.

Dilapangan yang kita ketahui hanya sebagian guru yang memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada Di latar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti tentang kreatifitas guru dalam proses pembelajaran.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam penelitian.

Penelitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat dipertangung jawabkan kebenarannya. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus “product moment”.

Sedangkan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah menentukan lokasi penelitian yaitu di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 80 siswa, sehingga penulis mengambil 37,5% dari jumlah siswa yang ada yaitu 30 siswa.

Dengan memperhatikan besarnya rxy yaitu 0,48 dengan data tabel

besarnya 0,374 berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat hubungan yang sedang atau cukup. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif.

(5)

ii

menciptakan bumi beserta isinya, serta syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kepada Allah, karena dengan rahmat dan hidayahnya akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta para pengikut yang setia.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih

terdapat banyak kekurangan dan kelemahan yang penulis miliki. Namun berkat

dorongan dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan meskipun

masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati sudah sepantasnya penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

hingga terselesainya skripsi ini. Ucapan terimaksih tersebut penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. H.M. Alisuf Sabri, Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

(6)

iii

6. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kepala SMPN 2 Kota Tangerang Selatan beserta stafnya, atas kesempatan

dan informasi yang telah dierikan selama penulis melakukan penelitian.

8. Ayahanda Saliman dan Ibunda Wanti yang tercinta, yang telah berjuang

dan berkorban untuk membesarkan, mendidik, dan tidak lupa pula

mendoakan sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Islam Negeri Jakarta. Bapak dan Ibu adalah sumber motivasi

bagi penulis, tidak akan mampu penulis membalas jasa-jasa bapak dan ibu.

Jazakumullah khairan katsiron.

9. Adikku dan sepupuku tersayang Rahmanmu Nazar dan Wiwin yang

senantiasa memberikan dukungan dan kasi sayangnya kepada penulis.

10.Kakanda terkasih Abdul Rohman yang juga tiada hentinya memberikan

kasih sayangnya dan motivasi kepada penulis.

11.Sahabat-sahabatku Fitri, Afni, Astir, Dedes, Mae, Vina, Nurul, Tiwi dll

yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan kawan-kawan mahasiswa

Jurusan Pendidikan Agama Islam ekstensi kelas A dan B angkatan 2006

terimaksih atas doa, bantuan dan dukungannya.

12.Juga kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi

ini.

Akhirnya hanya kepada Allah swt jualah penulis serahkan, semoga jasa

baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat

(7)

iv

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan, Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORI A. Kreativitas Mengajar Guru ... 6

a. Pengertian Kreativitas ... 6

b. Ciri-ciri dan Fase- fase Kreativitas ... 9

c. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru ... 12

d. Fungsi Kreativitas ... 14

e. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa .... 14

f. Indikator Kreativitas Mengajar Guru ... 16

B. Prestasi Belajar ... 17

a. Pengertian Prestasi ... 17

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 19

c. Cara menanggulangi masalah Prestasi Belajar ... 23

d. Cara Penilaian Prestasi Belajar ... 25

e. Indikator Prestasi Belajar ... 27

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 29

B. Variabel Penelitian... 29

(8)

v

A. Gambaran umum objek penelitian ... 37

1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangsel ... 37

2. Visi, Misi, dan tujuan ... 38

3. Keadaan guru dan karyawan ... 40

4. Keadaan Siswa ... 41

5. Keadaan sarana prasarana pendidikan ... 41

B. Deskripsi data ... 42

C. Analisa dan interprstasi data ... 42

1.Analisis Data ... 44

2.Interprestasi Data ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kreatifitas guru dalam suatu pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

pemahaman siswa karena semakin guru kreatif dalam menyampaikan materi maka

semakin mudah siswa memahami pelajaran dan menjadikan siswa lebih kreatif

pula dalam belajar. Walaupun buku tentang kreatifitas telah banyak beredar

dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

dalam pendidikan akan terus ada dan selalu berkembang sesuai dengan

perkembangan zaman yang semakin maju. Dengan demikian kreatifitas tersebut

sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

“Undang-undang No. 20 tahun 2003, pada bab 2 pasal 3 mengemukakan bahwa: “pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kratif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.1

Disisi lain pembangunan nasional berusaha membangun manusia dan

masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan seutuhnya dalam aspek fisik dan

non fisik, kualitatif dan kuantitatif. Maka pendidikan yang bermutu sangat

menentukan terwujudnya cita-cita tersebut.

1

(10)

Atas dasar itulah peranan pemerintah dalam pengawasan terhadap profesi

keguruan sebagai pembimbing generasi mendatang sangat diperlukan untuk

mewujudkan generasi harapan bangsa. Di sini pemerintah dituntut untuk

menyiapkan konsep, perencanaan dan program yang matang serta tepat dengan

harapan dapat menciptakan guru profesional yang dapat meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia. Dengan demikian sangat jelas terlihat peran guru dalam

mewujudkan hal tersebut sangat signifikan, di mana seorang guru merupakan

jabatan profesional yang terkait langsung didalam dunia pendidikan dan

berinteraksi dengan murid dalam kesehariannya. Berkaitan dengan hal tersebut

maka kompetensi keguruan menjadi sangat penting dan harus di miliki oleh

seorang guru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik.

Tetapi dalam penerapannya di lapangan masih banyak guru yang tidak memiliki

kompetensi tersebut, sehingga motivasi belajar siswa menurun yang

mengakibatkan mutu pendidikan juga semakin menurun dan sebagian guru juga

tidak memiliki kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang nyaman

dan tertantang dalam belajar, membuat kombinasi-kombinasi baru, dan

menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah dimana hal tersebut dapat

menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada. Seorang pendidik juga

harus mempunyai jiwa yang sabar dan mau berkorban demi anak didiknya, tetapi

pada kenyataannya masih banyak guru yang melakukan kekerasan pada siswa.

Dilatar belakangi oleh realitas tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti

kreativitas guru dalam proses pembelajaran.

Berhasil tidaknya mengajar bergantung pada lama dan mantapnya bahan

pelajaran itu dikuasai oleh murid- murid. Ada pula hasil- hasil mengajar yang

tahan lama yakni : jika hasil- hasil belajar meresap kedalam pribadi anak, jika

bahan pelajaran dipahami benar- benar, jika apa yang dipelajari itu sungguh-

sungguh mengandung arti bagi hidup anak itu. Mengajar dengan sukses itu

mengusahakan agar isi mata pelajaran bermakna bagi kehidupan anak dan dapat

(11)

pemahaman, wawasan, inisiatif dan kerjasama dengan mengembangkan

kreatifitas.2

Dalam rangka mewujudkan hasil belajar yang tahan lama tersebut maka

guru sebagai seorang pendidik diharapkan memiliki kreatifitas dalam mengelola

kelas, menyampaikan materi, penggunaan metode dan media yang sesuai dengan

materi ajar, sehingga siswa benar- benar dapat memahami materi yang diberikan

tidak hanya untuk dihafalkan saja tetapi untuk dipahami agar hasil belajar yang

diperoleh dapat diingat selamanya, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih

giat lagi agar potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang akhirnya mutu

pendidikan pun ikut meningkat.

Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut

mengenai kreatifitas mengajar guru yang berpengaruh pada prestasi belajar,

dengan mengangkat judul “PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR

GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya maka penulis mengidentifikasikan

masalah di atas sebagai berikut :

a. Jenis kreatifitas guru yang mempengaruhi kreatifitas siswa.

b. Kondisi obyektif kreatifitas guru dalam mengajar di sekolah.

c. Pengaruh kreatifitas guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa.

d. Faktor-faktor yang mungkin dapat dan tidak mempengaruhi guru dalam

mewujudkan kreativitasnya.

e. Kondisi prestasi siswa sebagai hasil dari bimbingan guru.

2

(12)

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan kerancuan yang

dikarenakan luasnya pembahasan juga keterbatasan penelitian, kemampuan dan

pengetahuan untuk itu peneliti bermaksud membatasi masalah ini hanya pada :

a. Kreatifitas guru dalam mengembangkan indikator.

b. Kreatifitas guru menata materi secara sistematis dari yang mudah kepada yang

sulit.

c. Kreatifitas guru dalam mengorganisasikan kelas.

d. Kreatifitas guru dalam menyiapkan media pembelajaran.

e. Kreatifitas guru dalam menyiapkan metode yang bervariasi.

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut :

a. Bagaimana kreatifitas mengajar guru SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?

b. Bagaimana prestasi belajar siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan?

c. Apakah kreatifitas mengajar guru di SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

berpengaruh terhadap prestasi belajar?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah:

 Disusun untuk memenuhi tugas- tugas dalam rangka memenuhi tugas skripsi.

2. Penelitian ini diharapkan oleh peneliti berguna untuk:

a. Guru

 Meningkatkan motivasi dan kesadaran guru sehingga selalu

berupaya melahirkan kreatifitas-kreatifitas dalam proses belajar

mengajar.

b. Sekolah

 Menjadi feed back bagi sekolah untuk meningkatkan kreatifitas

(13)

c. Siswa

 Menimbulkan motivasi belajar yang tinggi dan dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya.

d. Peneliti

(14)

6 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kreativitas Mengajar Guru 1. Pengertian Kreativitas

Hasan Langgulung dalam buku “Manusia dan Pendidikan Suatu

Analisis Psikologi dan Pendidikan” mengatakan bahwa kreativitas adalah

merupakan suatu sifat Tuhan “Al- Khaliq” yang dapat dikembangkan pada

diri manusia dan itu menurut filosof Islam dianggap ibadat dalam

pengertiannnya yang sangat luas.1

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas adalah

kemampuan untuk mencipta atau bersifat (mengandung) daya cipta

(pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi).2

Salah satu ahli berpendapat tentang kreativitas adalah Anderos (1961)

beliau berpendapat bahwa kreativitas adalah proses yang dilalui oleh

seorang individu di tengah-tengah pengalamannya dan yang

menyebabkannya untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya.3 Kalau di cermati pendapat di atas kreativitas yang dimaksud ini adalah suatu proses

dimana seorang individu menghadapi suatu masalah yang sulit dan

1

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT Al- Husna Zikra, 1995), h. 244.

2

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet 1, h. 682.

3

(15)

mendesak kemudian dapat merespon dengan menyelesaikan masalah-

masalah melalui ide- ide yang baru yang berbeda dengan orang lain.

Menurut Mead yang dikutip oleh Hasan Langgulung mengatakan

bahwa kreativitas adalah proses yang dilakukan oleh seseorang yang

menyebabkan ia mencipta sesuatu yang baru baginya.4

Sedang menurut Slameto dalam buku “Belajar dan Faktor-faktor yang

mempengaruhinya bahwa: Kreativitas berhubungan dengan penemuan

sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan

menggunakan sesuatu yang telah ada.5

Para ahli memiliki pengertian yang beragam untuk memahami

pengertian kreativitas, peneliti mengambil beberapa di antaranya, menurut

SC. Utami Munandar (1977):

Kreativitas ialah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur- unsur yang ada. Kreativitas juga dapat diartikan sebagai kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Pengertian lainnya ialah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir serta mengolaborasi (mengembangkan, memperkaya memperinci suatu gagasan). 6

Maksud dari kreativitas di atas adalah kreativitas itu bukan penemuan

sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa

produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya bukan bagi

orang lain.

Beberapa definisi kreativitas menurut para ahli sebagai berikut:

1. James J. Gallagher (1985) menyatakan “kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhinya akan melekat pada dirinya.

2. Supriadi (1994) mengutarakan bahwa “kreativitas adalah

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik

4

Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna, 1991), cet. 1, h. 174.

5

Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 145.

6

(16)

berupa gagasan atau karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.

3. Adapun Semiawan (1997) mengemukakan bahwa “kreativitas

merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

4. Sementara itu Chaplin (1989) mengutarakan bahwa ”kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau dalam pemecahan masalah- masalah dengan metode- metode baru.7

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan

bahwa kreativitas merupakan suatu proses yang melahirkan sesuatu yang

baru baik itu berupa gagasan, maupun karya nyata, metode ataupun produk

baru yang digunakan oleh seseorang dalam memecahkan suatu masalah.

Kreativitas mengajar didefinisikan sebagai suatu kualitas dimana guru

harus mengembangkan ide-ide yang baru dan imajinatif dalam mengajar.

Sebenarnya, ide-ide yang diucapkan atau divisualisasikan dalam kegiatan

dikelas dapat menjadi sedinamis dan sepenting ide-ide yang dihasilkan oleh

para seniman atau musisi. Guru yang memberikan pandangan dan

pendekatan baru pada suasana belajar mengajar adalah seorang seniman

yang sesungguhnya.

Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu respon

kreatif dalam mengajar bisa berupa rencana prosedur yang baru, cara baru

untuk menarik minat setiap murid, pengorganisasian masalah yang lebih

baik, atau metode pengajaran yang lebih bervariasi. Kreativitas mengajar

terkait dengan kemampuan mengajar untuk menciptakan suasana yang

membuat murid merasa nyaman dan tertantang dalam belajar dengan

membuat kombinasi-kombinasi baru dan memungkinkan ide-ide yang

sebelumnya tidak berhubungan sehingga memungkinkan untuk menemukan

banyak jawaban terhadap suatu permasalahan dimana hal tersebut dapat

menjadi karya yang orisinil yang sebelumnya tidak ada.

7

(17)

2. Ciri- ciri dan Fase- fase Kreativitas

Ciri- ciri orang yang kreatif menurut Sound (1975) yang dikutip oleh

Slameto menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal

melalui pengamatan dengan ciri- ciri sebagai berikut:

1. Hasrat keingintauan yang begitu besar

2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru

3. Panjang akal

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti

5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit

6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas

8. Berfikir fleksibel

9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memerikan

jawaban yang lebih banyak

10.Kemampuan membuat analisis dan sintesis

11.Memiliki semangat bertanya serta meneliti

12.Memiliki dayaabstrak yang cukup baik

13.Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.8

Pendapat yang tidak jauh berbeda dengan yang dikutip oleh Slameto,

yaitu Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati beliau hanya menambahkan

beberapa ciri- ciri orang kreatif yaitu : Antusias, Cerdas, Gigih, Cakap,

Dinamis, Mandiri, Percaya diri, Penuh daya cipta, Bersemangat.9

Dari beberapa pendapat yang disebutkan diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kepribadian orang kreatif dapat diketahui dari

sifat-sifat yang muncul atau tampak pada tindakan dan pekerjaan. Kreatifitas

dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang disebut dengan

pembelajaran kreatif maksudnya pembelajaran yang membuat pemikiran

8

Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 147- 148.

9

(18)

yang dapat disampaikan kemudian digunakan dalam kehidupan.

Pembelajaran tersebut dapat disebut belajar yang sukses, yakni mengajar

hendaknya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang mantap atau tahan lama dan

yang dapat dipergunakan oleh peserta didik dalam hidupnya nanti.

Ada pula hasil belajar yang tahan lama, yakni jika hasil-hasil meresap

ke dalam pribadi anak, jika bahan pelajaran dipahami benar-benar, jika yang

dipelajarinya sungguh-sungguh mengandung arti bagi hidup peserta didik.

Merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru untuk dapat

melaksanakan tugas sebaik-baiknya, agar kita dapat mengajar dengan

sukses. Sukses tidaknya mengajar itu dapat diketahui dari adanya perubahan

dari tingkah laku anak menuju kesempurnaan. Pengajaran dikatakan sukses

apabila:

a. Hasilnya mantap/tahan lama dan dapat digunakan oleh si pelajar dalam

hidupnya.

b. Anak- anak dapat menggunakan apa yang dipelajarinya dengan bebas

serta penuh kepercayaan diberbagai situasi dalam hidupnya. 10 Mengandung arti bagi hidup anak.

Peneliti merumuskan definisi operasioanal dari kreativitas mengajar

guru ialah kemampuan atau sikap pengajar dalam proses belajar mengajar

yang sesuai dengan ciri-ciri kepribadian orang kreatif.

Tiga prinsip atau cara yang dapat digunakan oleh guru yang ingin

mengajar anak supaya lebih bersifat kreatif :

1. Mengakui dan menyadari potensi-potensi kreatif anak.

2. Menghormati pertanyaan dan ide-ide mereka.

3. Mempersoalkan mereka dengan permasalahan-permasalahan yang

bersifat provokatif untuk menimbulkan sifat ingin tahu dan khayal.11 Dalam pelaksanaan pembelajaran kreatifitas tersebut, guru harus dapat

memahami perbedaan potensi yang ada pada masing- masing siswa, karena

10

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1993) cet.ke- 5, h. 3.

11

(19)

setiap siswa mempunyai kemampuan dan cara berpikir yang berbeda-beda.

Sesuai dengan salah satu ciri orang kreatif yaitu dapat mengatasi hal yang

sulit, guru dituntut untuk dapat mengelola kelas agar siswa pun dapat belajar

dengan tenang sehingga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajarnya.

Pada zaman Nabi Muhammad saw pun guru sudah memiliki peranan yang

sangat penting, seperti dalam segala kegiatan Nabi Muhammad saw. Guru

itu diturutsertakan juga sebagai utusan kedaerah-.daerah yang baru masuk

islam. Guru- guru itu diutus untuk menyiarkan agama baru, seperti

perutusan Mu’az bin Jabal kenegri Yaman. Dengan kata lain, mereka

menjadi duta-duta Nabi ke negara tersebut untuk menyampaikan

putusan-putusan Nabi Muhammad saw.

Dalam konteks sekolah, perkembangan kreatifitas anak bukan hanya

bergantung pada guru-guru, tetapi juga pada pemimpin-pemimpin terutama

kepala sekolah, penilai-penilai sekolah. Setiap anak berhak untuk

mengembangkan potensi-potensi kreatifnya dengan

sesempurna-sempurnnya.

Sedangkan menurut Amal Abdus proses pengambilan atau penerimaan

suatu pemikiran dan kreatifitas baru dapat didefinisikan secara umum

dengan proses rasionalisasi yang dilalui oleh seorang individu, atas dasar ini

fase penentuan dan pengembangan kreativitas itu terdiri dari lima fase

penting yang dipaparkan sebagai berikut:

a. Fase kesadaran berfikir

Dalam fase ini, seseorang mendengar atau mengetahui suatu pemikiran

yang baru untuk pertama kali.

b. Fase memperhatikan suatu pemikiran yang kreatif

Dalam fase ini, akan lahir keinginan untuk mengetahui realitas-realitas

berfikir kreatif dalam diri sesorang dan berusaha menambah berbagai

wawasan. 12

12

(20)

c. Fase penilaian

Dalam fase ini, seseorang memberikan penilaian terhadap suatu

pemikiran yang tercipta, atau kreativitas.

d. Fase berekspermen praktis

Dalam fase ini, seseorang menggunakan pemikiran kreatif dalam

lingkup yang sempit.

e. Fase pengambilan

Seseorang mengakhiri fase ini dengan ketetapan untuk mengambil

pemikiran kreatif tersebut yang kini menjadi suatu kreativitas yang baru,

karena ia merasa puas dengan manfaat dan faedahnya.13

3. Bidang- bidang Pengembangan Kreativitas Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan dirancang agar

memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan

untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitas siswa.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Yeni Rachmawati dan Euis

Kurniati akan mengemukakan tujuh bidang- bidang pengembangan

kreatifitas guru yakni:

1) Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasta karya)

Pengembangan kreatifitas pada anak melalui kegiatan hasta karya ini

memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak

hanya kreatifitas yang akan terfasilitasi untuk berkembang dengan baik,

tetapi juga kemampuan kognitif anak.

2) Pengembangan kreativitas melalui imajinasi

Imajinasi yang dimaksud adalah kemampuan berfikir divergen

seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya dan multiperspektif

dalam proses merespon suatu stimulasi dengan imajinasi anak dapat

mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan

realitas sehari- hari.

13

(21)

3) Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi

Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat,

memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik

perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati

dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. 14 4) Pengembangan kreativitas melalui eksperimen

Eksperimen yang dimaksud disini adalah mereka dapat mengetahui

cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu itu dapat terjadi

serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan

yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang

bermanfaat dalam kegiatan tersebut.

5) Pengembangan kreativitas melalui proyek

Metode yang bisa digunakan salah satu di antaranya adalah metode

proyek. Metode proyek ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan

anak untuk melakukan pendalaman tentang suatu topik pembelajaran yang

diminati satu atau beberapa anak.

6) Pengembangan kreativitas melalui musik

Musik merupakan sesuatu yang nyata dan senantiasa hadir dalam

kehidupan manusia. Seorang anak yang kreatif antara lain tampak pada rasa

ingin tahu, sikap ingin mencoba, dan daya imajinasi anak.

7) Pengembangan kreatifitas melalui bahasa

Mereka sering berbicara untuk mengeluarkan apa yang ada dalam

pikiran mereka. Sikap ini mendorong meningkatkan penggunaan bahasa dan

dialog dengan yang lain. Sebagian anak mengalami kesulitan

mengungkapkan perasaan dengan kata- kata dan menunjukkannya dengan

perbuatan. Dapat dilakukan melalui kegiatan mendongeng, sosiodrama,

mengarang cerita dan puisi. 15

14

Amal Abdus salam Al-Khalili, Pengembangan Kreatifitas Anak, (Jakarta: Pustaka Al- Kausar, 2006), h. 77- 78.

15

(22)

Menurut bidang-bidang pengembangan kreativitas yang disebutkan

diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bidang-bidang kreatifitas itu

mencakup menciptakan produk, imajinasi, eksplorasi, eksperimen, proyek,

musik, dan bahasa, dan diharapkan seorang pendidik dapat mengembangkan

kreatifitas dalam bidang-bidang tersebut agar siswa dapat mengeluarkan

potensi yang dimilikinya.

4. Fungsi Kreatifitas

Kreatifitas memiliki fungsi yang sangat penting karena berbagai hal,

diantaranya untuk:

a. Mewujudkan diri sebagai kebutuhan pokok dalam hidup manusia

(Maslaw: 1968)

b. Mencari solusi-solusi untuk pemecahan masalah

c. Memberikan kepuasan individu

d. Meningkatkan kualitas hidup.16

Sudah sangat jelas bahwa fungsi-fungsi di atas merupakan kebutuhan

yang sangat penting, karena dalam kehidupan manusia selalu dihadapkan

pada masalah-masalah kehidupan, oleh karena itu kreativitas dibutuhkan

untuk memecahkan atau memberi solusi atas persoalan-persoalan tersebut,

dengan fungsi yang telah disebutkan di atas maka setiap individu dapat

menikmati kehidupan secara normal dan bahagia.

5. Guru dan Peranannya dalam Memupuk Kreativitas Siswa

Pendidik atau guru ialah orang yang memikul pertangungjawaban

untuk mendidik. Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam

masyarakat dapat menjadi pendidik sebab pendidikan merupakan suatu

perbuatan sosial, perbuatan fundamental yang menyangkut keutuhan

16

(23)

perkembangan pribadi anak didik menuju pribadi dewasa susila. Pribadi

dewasa susila itu sendiri memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

a) Mempunyai individualitas yang utuh

b) Mempunyai sosialitas yang utuh

c) Mempunyai norma kesusilaan dan nilai-nilai kemanusiaan

d) Bertindak sesuai norma dan nilai-nilai itu atas tanggung jawab sendiri

demi kebahagiaan dirinya dan kebahagiaan masyarakat atau orang

lain.17

Lebih lengkap lagi makna guru yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1

Pasal 1 Ayat 1, maknanya adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,

dasar, dan menengah. 18

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa seorang guru diharapkan

memiliki kekuatan fisik dan kecerdasan, Serta dalam menyampaikan

pelajaran dikelas guru pun harus memiliki kecerdasan yang tinggi sesuai

dengan ciri-ciri guru kreatif.

Dihubungkan dengan pengertian kreatifitas pada uaraian terdahulu

maka kreativitas mengajar guru ialah kemampuan seseorang yang berprofesi

sebagai pengajar profesional dalam menciptakan suasana yang membuat

murid merasa nyaman agar proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.

Secara khusus S.C.U. Munandar mengemukakan guru kreatif memiliki

peran yang signifikan dalam mendorong keberhasilan siswa menjadi kreatif,

diantaranya adalah :

a. Melakukan penyesuaian emosional dan sosial anak terhadap

perkembangan kepribadiannya

17

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), cet. III, h. 249- 251.

18

(24)

b. Kunci kegiatan belajar siswa yang berhasil guna (efektif) terutama

pada tingkat sekolah dasar

c. Mempersipakan siswa untuk belajar seumur hidup

d. Guru lebih banyak memberikan tantangan dari pada tekanan dalam

belajar

e. Memperhatikan hasil belajar melalui proses belajar

f. Guru memberikan umpan balik dari pada penilaian

g. Menyediakan beberapa alternatif strategi belajar

h. Menciptakan suasana kelas kondusif.19

Dari penjelasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa guru

memiliki peran yang penting dalam mendorong keberhasilan siswa sehingga

seorang guru harus dapat memahami cara-cara yang digunakan untuk

menjadikan siswa kreatif seperti yang telah disebutkan di atas karena guru

yang kreatif maka akan menghasilkan siswa yang kreatif pula.

6. Indikator Kreativitas Mengajar Guru

1) Guru dapat menciptakan metode dan media yang dapat membuat

anak bersemanagat dalam belajar.

2) Guru dapat menumbuhkan antusias belajar siswa.

3) Mengembangkan program membaca yang baik

4) Terapkan teknik pemecahan masalah

5) Lakukan penilaian yang berbeda

19

(25)

B. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu istilah yang dibentuk dari dua kata, yaitu

prestasi dan belajar. Oleh karena itu untuk dapat memahami definisi prestasi

belajar tersebut pertama yang harus difahami adalah pengertian dari prestasi

dan belajar. Dibawah ini akan dibahas pengertian dari masing-masingnya.

Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan

atau dikerjakan dan sebagainya). 20

Prestasi belajar menurut Zakiah Daradjat prestasi adalah nilai yang

dicapai murid sekolah dalam berbagai tingkat, dengan maksud untuk

menemukan faktor-faktor yang menyebabkan murid-murid mencapai

puncak belajar dalam berbagai mata pelajaran.21

Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diterbitkan

oleh W. J. S. Poerwadarminta disebutkan belajar sebagai usaha memperoleh

suatu kepandaian.22

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, para ahli akan mengemukakan beberapa definisi sebagai berikut:

a). Hilgard dan Bower, mengemukakan belajar adalah berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang.

b). Gagne, menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.

c). Morgan, mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

d). Witherington, mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola dari

20

Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 1988), cet 1 h. 700.

21

Zakiah Daradjat, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), h. 118.

22

(26)

pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.23

Dalam buku Psikologi Pendidikan M. Dalyono mendefinisikan belajar

adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,

ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.24

Slameto berpendapat bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.25

Sedangkan pengertian belajar juga didefinisikan oleh Syaiful Bahri

yang mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,

afektif dan psikomotorik.26

Dari beberapa pengertian diatas dapatlah disimpulkan oleh penulis

pengertian prestasi belajar adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari

mempelajari pengetahuan yang dapat diamati dengan perubahan tingkah

laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.

Dari berbagai hasil yang telah dicapai maka terkumpulah data yang

menginformasikan kemajuan belajar siswa, yang biasanya berbentuk raport

sebagai laporan kepada orang tua. Secara umum nilai raport yang baik

menggambarkan prestasi yang baik hal ini merupakan perwujudan dari

ketekunan dan keseriusan dalam belajar. Namun tak selamanya anak yang

cerdas akan mendapatkan nilai yang baik, karena banyak faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar anak.

23

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-23, h. 84.

24

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 1997), cet ke- 1, h. 49. 25

Slameto, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Gunung, PT. Rineka Cipta, 2010), cet ke-5, h. 2.

26

(27)

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan indikator keberhasilan yang telah dicapai

setelah proses belajar mengajar berlangsung keberhasilan yang dicapai

dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor keluarga,

lingkungan, ekonomi bahkan faktor yang timbul dari dirinya sendiri, dan

semua faktor itu saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

Syaiful Bahri juga mengklasifikasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua bagian, yaitu:

a. Faktor dari dalam diri pelajar, terdiri dari dua kelompok yaitu:

1) Faktor- faktor alam, seperti keadaan cuaca, suhu, udara, dan lain

sebagainya.

2) Faktor- faktor sosial, seperti suasana ribut yang dapat menggangu

konsentrasi belajar.

b. Faktor- faktor dari luar diri pelajar, terdiri dari dua kelompok, yaitu:

1). Faktor Psikologi, seperti kondisi psikologis dan kondisi panca

indra.

2). Faktor Fisiologis, seperti minat, bakat, kecerdasan, motivasi dan

kemampuan kognitif. 27

Sedangkan menurut Zikri Neni Iska dalam buku “Psikologi Pengantar

Memahami Diri dan Lingkungan” beliau merumuskan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar kedalam dua faktor, yaitu:

1) Internal atau Dalam, yakni:

a. Faktor fisiologi yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indra.

a) fisik mempengaruhi prestasi belajar karena jika fisiknya tidak

sehat maka belajarnya pun akan terganggu karena tidak

konsentrasi.

b)Panca indra adalah bagian-bagian tubuh yang berfungsi untuk

menerima rangsangan sesuai dengan modalitas masing-masing.

Jika panca indranya terdapat kekurangan maka itu akan

27 Syaiful Bahri Djamarah,

(28)

mempengaruhi dirinya dalam belajar karena akan mengalami

kesulitan.

b. Faktor psikologi yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan,

motivasi, dan kemampuan kognisi.

a) Bakat

Bakat adalah kemampuan yang spesifik yang diberikan pada

individu pada suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya

pengetahuan, kecakapan atau keterampilan tertentu melalui suatu

latihan.

b) Kecerdasan

Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan

proses berfikir secara rasional, oleh karena itu kecerdasan tidak

dapat diamati secara langsung melainkkan harus disimpulkan

dari berbagai tindakan nyata yang merupakan menifestasi dari

proses berpikir rasional.

c) Minat

Minat adalah keinginan atau kegairahan yang tinggi terhadap

sesuatu, faktor ini muncul biasanya dari sesuatu yang digemari

atau disukai.

d) Motivasi

Motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme

yang mendorong prilaku kerah tujuan. Oleh karena itu motivasi

mempunyai tiga aspek yaitu: (1) keadaan terdorong dari diri

organisme yaitu kesipan bergerak karena kebutuhan, (2) prilaku

yang timbul dan terarah karena kedaan, (3) tujun yang dituju

oleh prilaku tersebut. 28

Tidak jauh berbeda dengan pendapat Zikri Neni di atas, Slameto

menambahkan faktor- faktor internal, yaitu:

28

(29)

a. Perhatian

Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran

selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu

sesuai dengan hobi atau bakatnya.

b. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkah tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk

melaksanakan kecakapan baru.

c. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau beraksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan

dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan.29

2. Ekternal atau luar, yakni:

a. Lingkungan yang terdiri dari alam dan sosial

a) Lingkungan alam

Maksudnya adalah keadaan cuaca yang mempengaruhi minat

belajar anak misalnya pada musim hujan anak- anak malas untuk

pergi ke sekolah karena jalan menuju sekolah mereka banjir.

b) Lingkungan sosial

Muhibbin Syah merumuskan bahwa yang dimaksud faktor

lingkungan sosial terdiri dari tiga, yaitu: lingkungan sekolah,

masyarakat, dan lingkungan keluarga.

Lingkungan masyarakat dan teman-teman sepermainan di sekitar

tempat tinggal siswa. Syah menjelaskan bahwa kondisi

masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan

anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi

29

(30)

aktifitas belajar siswa karena mereka tidak menemukan teman

belajar atau berdiskusi.

Lingkungan yang mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan

keluarga siswa itu sendiri, sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,

ketegangan keluarga dan letak demograsi keluarga (letak rumah) semua akan

memeberikan dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil

yang dicapai siswa, sedangkan yang terakhir adalah faktor lingkungan

sekolah di mana siswa itu dididik.30

Sedangkan Alisuf Sabri menambahkan faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor- Faktor Instrumental

faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat

pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta

strategi belajar mengajar.

b. Faktor- Faktor Kondisi Internal Siswa

faktor kondisi siswa diuraikan atas dua macam yaitu kondisi fisiologis

siswa dan kondisi psikologis siswa.

Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan

kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama pengelihatan dan

pendengarannya.

Adapun faktor psikologis adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi

dan kemampuan- kemampuan kognitif, kemampuan persepsi dan dasar

pengetahuan yang dimiliki siswa. 31

Setelah melihat penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga yaitu faktor internal dan

eksternal serta faktor instrumental yang berupa gedung sekolah, media yang

digunakan, kurikulum serta strategi dalam mengajar.

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), cet ke- 7, h. 135.

31

(31)

3. Cara Menanggulangi Masalah Prestasi Belajar

Pembahasan bagaimana meningkatkan prestasi beajar siswa

merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena keberhasilan belajar siswa

sangat tergantung pada bagaimana keadaan atau kondisi faktor- faktor itu

meliputi dirinya. Apakah faktor- faktor itu berada pada kondisi yang positif

(cukup, baik atau tepat) ataukah dalam kondisi yang negatif.

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa jika kondisi faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dalam kondisi positif, baik faktor internal,

eksternal maupun faktor pendekatan belajar maka seorang siswa dapat

dipastikan akan memperoleh keberhasilan dalam belajarnya dan menjadi

siswa yang berprestasi tinggi. Sebaliknya jika faktor-faktor tersebut dalam

kondisi yang negatif didapati oleh siswa maka dapat dipastikan siswa

tersebut akan menemui banyak masalah dalam belajarnya dan tidak akan

memperoleh keberhasilan yang baik dalam belajarnya.

Kondisi di mana faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa dalam kondisi negatif sehingga menyebabkan siswa tersebut

mengalami kegagalan dalam belajar disebut kesulitan belajar.

Fenomena kesulitan belajar siswa biasanya nampak jelas dari

menurunnya kinerja akademik atau presatsi belajarnaya. Namun kesulitan

belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku siswa

seperti berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, sering tidak masuk

sekolah.32

Agar kesulitan belajar siswa dapat ditanggulangi maka seorang

pendidik atau orang tua perlu melakukan beberapa hal, yaitu:

1) Diagnosis kesulitan belajar

Banyak langkah-langkah diagnosis yang dapat ditempuh guru, antara

lain yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Serf (1982)

sebagaimana yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut:

32

(32)

a. Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa

ketika mengikuti pelajaran.

b. Memeriksa pengelihatan dan pendengaran siswa khususnya yang

diduga mengalami kesulitan belajar.

c. Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal

keluarga yang mungkin menimbulkan kegaiatan belajar.

d. Memberikan tes diagnostik di bidang kecakapan tertentu untuk

mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.

e. Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada siswa

yang diduga mengalami kesuitan belajar.

2) Menganalisis hasil diagnosis

Data dan informasi yang diperoleh guru melalui diagnostik kesulitan

belajar tadi perlu dianalisis sedemikian rupa, sehingga jenis kesulitan khusus

dialami siswa yang berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti.

3) Menentukan kecakapan bidang bermasalah

Berdasarkan analisis data tadi, guru diharapkan dapat menentukan

bidang kecakapan tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan

perbaikkan. Bidang- bidang kecakapan bermasalah ini dapat dikatagorikan

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru

sendiri.

b. Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh guru

dengan bantuan orang tua.

c. Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani oleh guru

maupun orang tua.

d. Menyusun program remedial.33

Dalam hal menyusun program pengajaran dan perbaikkan, sebelumnya

guru perlu menetapkan hal- hal sebagai berikut:

33

(33)

a.Tujuan pengajaran remidial

b.Materi pengajaran remedial

c.Metode pengajaran remedial

d.Alokasi waktu pengajaran remedial

e.Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran

remedial.

4) Melaksanakan program perbaikkan

Tempat penyelenggaraannya bisa dilakukan di mana saja, asal tempat itu

memunginkan siswa klien (siswa yang membutuhkan bantuan) memusatkan

perhatiannya terhadap proses pengajaran remedial tersebut. Namun patut

dipertimbangkan oleh guru pembimbing kemungkinan digunakannya ruang

bimbingan dan penyuluhan yang tersedia disekolah dalam rangka

mendayagunakan ruang BP tersebut.34

Alisuf Sabri menambahkan sedikit tentang cara mengatasi kesulitan

belajar yaitu:

a. Mengidentifikasi adanya kesulitan belajar.

b. Menela’ah atau menetapkan status siswa.

c. Memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar.

d. Mengadakan perbaikan.35

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa

kesulitan belajar bukan berarti bermasalahnya seluruh faktor yang

mempengaruhi belajar pada siswa, tetapi bisa jadi yang bermasalah hanya

satu atau beberapa faktor saja. Misalnya anak yang memiliki intelegensi

yang tinggi bisa menajadi anak yang tidak berprestasi di bidang

akademiknya jika lingkungannya tidak mendukung.

4. Cara Penilaian Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat diukur dan dinilai melalui berbagai macam

alat evaluasi yang beragam. Peneliti akan menguraikan sebagai berikut:

34

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan……., h. 178 35

(34)

1) Jenis alat evaluasi

a. Teknik non tes

Teknik non tes terdiri dari beberapa bentuk yaitu skala likert,

kuisioner/angket, daftar cocok, wawancara, pengamatan dari riwayat

hidup.

b. Teknik tes

Berdasarkan kegunaan untuk mengukur prestasi siswa terdiri dari 3

macam yaitu: diagnostik, formatif dan sumatif tes diagnostik ialah

pemeriksaan untuk menemukan bantuan yang tepat kepada obyek

dalam hal ini siswa, tes formatif ialah tes yang diterapkan setelah

mengikuti suatu program tertentu, tes dapat berbentuk ulangan

harian. Adapun tes sumatif ialah tes yang dilakukan pada akhir

pokok bahasan, tes ini berbentuk ulangan umum.36 2) Bentuk- bentuk tes berdasarkan ranahnya

a. Ranah kognitif

Bentuk tes dalam ranah ini terdiri dari dua yaitu tes tertulis dan tidak

tertulis. Tes tertulis terdiri dari dua macam yaitu tes subyektif pada

umumnya berbentuk esai (uraian) dan tes obyektif berbentuk benar

salah, pilihan ganda dan menjodohkan.

b. Ranah afektif

Dapat berbentuk skala likert (pernyataan yang diikuti oleh 5 respon

yang menunjukkan tingkatan, skala pilihan ganda), skala thurstone

(jawaban yang menunjukkan tingkat), skala Guttman ¾ pernyataan

yang masing- masing harus dijawab ya atau tidak. 37 c. Ranah psikomotorik

Berupa matriks yang menggunakan tabel kebawah menyatakan

perincian aspek (bagian keterampilan) yang akan diukur sedangkan

kekanan skor yang dapat dicapai.

36

Suharsimin Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), cet-6, h. 25-41.

37

(35)

Alat evaluasi yang tersebut diatas dapat dipergunkan oleh para guru

sesuai dengan kebutuhan untuk memudahkan pengukuran dan penilaian

prestasi belajar siswa. Serta dapat diketahui bahwa setiap ranah dapat

dievaluasi dengan beberapa bentuk tes atau non tes yang sesuai dengan

kebutuhan.

5. Indikator Prestasi Belajar Indikator prestasi belajar adalah:

1. Pengetahuan anak yang diperoleh dari penguasaan materi dan

2. kecerdasan anak dapat diukur dengan test dan perubahan tingkah

laku.

3. Kebiasaan dalam kemajuan belajar.

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis a. Kerangka Berfikir

kreativitas mengajar terkait dengan kemampuan mengajar yang dapat

menciptakan suasana kondusif sehingga membuat murid merasa nyaman

dan tertantang dalam belajar dengan membuat kombinasi-kombinasi baru

dan menghubungkan ide-ide yang sebelumnya tidak dihubungkan sehingga

memungkinkan untuk menemukan banyak jawaban terhadap suatu

permasalahan dimana hal tersebut dapat menjadi karya yang orisinil yang

sebelumnya tidak ada.

Makna guru ialah seorang yang berprofesi sebagai pengajar yang

membimbing muridnya untuk memahami suatu ilmu pengetahuan dan

menguasai keterampilan pada suatu daerah tertentu. Secara umum guru

memiliki peran di kelas yang sangat luas, ini merupakan bagian dari

tanggung jawab keilmuannya, demikian pula secara khusus untuk memupuk

bakat dan kreatif siswa. Guru sebagai pemimpin di kelas dituntut untuk

dapat mengelola kelas dengan baik, agar proses belajar mengajar dapat

(36)

Prestasi belajar adalah hasil perubahan dari proses interaksi berbagai

macam faktor didalam aktifitas belajar yang dilakukan melalui pengukuran

dan penilaian dalam hal pengetahuan dan kecakapan serta keterampilan

terhadap mata pelajaran yang biasanya dapat diamati dan diukur dengan

nilai test dan angka. Walupun prestasi belajar secara umum mewakili segi

kognitif namun bukan berarti hanya mentransfer pengetahuan melainkan

lebih dari itu, yakni mengandung unsur normatif didalamnya terdapat nilai

sehingga siswa tidak hanya mendapatkan kemajuan dari bidang ilmu

pengetahuan saja tetapi juga kecakapan dan keterampilan. Keberhasilan

siswa dalam belajar tidak lepas dari peran guru yang mampu memotivasi

dan menciptakan suasana belajar yang harmonis, kondusisf dan

menyenangkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar,

maka perlu diadakan pengukuran dan penilaian yang bervariasi sesuai

dengan kebutuhan. Dengan begitu hasil dari evaluasi tersebut akan lebih

akurat. Dalam menginformasikan prestasi siswa dan data-data tersebut

dioalah menjadi raport sebagi laporan kepada orang tua. Dengan demikian

peneliti membuat kesimpulan sementara bahwa untuk menghasilkan pestasi

siswa yang tinggi maka perlu kiranya bagi guru untuk mengasah

kemampuan kreatifitasnya semaksimal mungkin.

b. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif yang

signifikan antara kreatifitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa

(37)

29 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

metode analisis korelasional, yaitu untuk memperoleh data, fakta dan informasi

yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan yang ada dalam

penelitian.

Peneliitian lapangan (Field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan yaitu kepada obyek penelitian, karena

dalam penelitian ini memerlukan data-data yang valid agar dapat di

pertangungjawabkan kebenarannya.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel (X) Kreatifitas mengajar guru

Kreatifitas mengajar guru di sini adalah kemampuan guru dalam

mengajar agar tercipta suasana belajar yang nyaman dan tenang dengan

menciptakan ide-ide baru yang dapat membuat siswa merasa tertantang

dalam belajar. Variabel ini disebut variabel bebas yaitu variabel yang

memberi pengaruh terhadap variabel lain.

2. Variabel (Y) Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar disini adalah sebuah hasil yang telah dicapai dari

(38)

laku seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Variabel ini disebut

dengan variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel

yang lain.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau

peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu

didalam suatu penelitian.1 Kemudian ditetapkan populasi yang dapat dijangkau dan merupakan cerminan dari populasi sehingga disebut populasi terjangkau atau

accessible population. Selanjutnya dari populasi ini akan ditetapkan sebagai

semple yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Kota Tangerang

Selatan yang ada diwilayah Tangerang. Populasi terjangkau yang hanya 80 orang

siswa kelas IX dari enam kelas yang dijadikan populasi hanya dua kelas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan

individu penelitian. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi

artinya yang menggambarkan keadaan populasi secara maksimal.2

Teknik pengmbilan sempel yang dipergunakan adalah teknik sampel

random yaitu bertujuan mengambil sampel anggota populasi yang dilakukan

secara acak karena beberapa pertimbangan sehingga tidak mengambil sampel

yang besar atau jauh. Teknik ini dapat digunakan karena pengambilan sempelnya

dilakukan secara acak, sehingga semua siswa bisa menjadi responden. Sampel ini

digunakan untuk penentuan siswa SMPN 2 Kota Tangerang Selatan yang akan

menjadi responden, sehingga didapat 30 orang siswa tersebut terpilih sebagai

sampel karena mereka termasuk kedalam sempel yang terpilih secara acak dari

sembilan kelas IX hanya diambil dua kelas saja.

1

S. Margono, Metodologi Penelitian pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 118 2

(39)

No. Kelas Populasi Sampel

1. A 40 15

2. B 40 15

Jumlah 80 30

Sampel : Sampel diambil dengan jumlah populasi dengan menggunakan teknik

random sampel dengan mengambil 37,5% dari jumlah populasi yang

ada.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dilapangan ini, penulis menggunakan beberapa

teknik, antara lain:

1. Observasi

Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati langsung dan mencatat secara sistematis terhadap gejala- gejala yang

diselidiki di Tangerang, observasi ini dilakukan untuk mencari data yang valid

yang hendak diteliti dilokasi tersebut.

2. Angket

Angket yaitu pengumpulan suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan

mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data

angket disebarkan kepada para siswa untuk diisi dan kemudian hasilnya dianalisis.

Analisis ini ditunjukan untuk mencari peranan kreatifitas mengajar guru terhadap

prestasi belajar siswa. Adapun angket yang digunakan adalah angket tertutup.

3. Wawancara

Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan yang dilakukan dua orang atau lebih, bertatap muka dan

(40)

dengan menggunakan panduan wawancara. Wawancara ini dilakukan kepada guru

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.3

4. Dokumentasi

Pencarian data-data/hal-hal/variabel yang berupa catatan, traskip, buku,

leger dan sebagainya.4 Teknik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk mengamati rata- rata nilai rapoort siswa kelas IX sebagai data

penilaian.

E. Teknik Analisis Data

Peneliti memilih instument berupa angket yang dimensi variabelnya

bersadarkan pembahasan tentang ciri- ciri orang kreatif menurut Slameto dan Reni

Rachmawati menurut mereka ciri- ciri orang kreatif itu tampak dari sifat- sifat

yang muncul pada tindakan dan pekerjaannya. Sedangkan indikator variabelnya

berdasarkan implementasi dari dimensi. Untuk memudahkan peneliti menentukan

tingkat kreatifitas mengajar guru, karena para guru dimungkinkan akan masuk

katagori orang kreatif jika sesuai dengan ciri- ciri kepribadian orang kreatif.

Adapun kisi- kisi instrumen angket dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Variabel Indikator Sub Indikator Item Jumlah

Kreatifitas

mengajar

guru

1) Rasio  Sudah memiliki

persiapan sebelum

mengajar

 Dapat menjelaskan

pelajaran dengan

jelas

 Dapat

menumbuhkan

antusia belajar

1,2,5

3,7,8,14,19

4,9,15,20

3

5

4

3

Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), cet.v, h. 70-83.

4

(41)

2) Pengindraan

3) Perasaan

siswa

 Dapat

menggunakan

metode yang

sesuai dengan

materi

 Dapat menciptakan

media yang dapat

menumbuhkan

motivasi belajar

siswa

 Dapat

menghasilkan ide-

ide untuk

memecahkan suatu

masalah

 Mampu

beradaptasi dengan

siswa

 Dapat

berkomunikasi

baik dengan orang

tua murid

12

11,13

6,16,18,24

10,17,23

28

1

2

4

3

(42)

Untuk setiap pertanyaan pada kuesioner mengungkap peranan kreatifitas

mengajar guru terhadap prestasi belajar terdiri dari lima jawaban dengan scorsing

sebagai berikut:

Pernyataan Positif Negatif

Selalu (S) 4 1

Sering (S) 3 2

Kadang- Kadang (KK) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden berdasarkan

sample, Anas Sudijono mengatakan dengan menggunakan teknik pengumpulan

data yang diolah dalam bentuk tabel frekuensi dan prosentase dengan

menggunakan rumus “product moment” yang berguna untuk mencari korelasi antara dua variabel, yaitu:

rxy

=

} ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N           Penjelasan :

rxy

= Angka Indeks Korelasi “r” product moment

N = Number of cases

Ʃxy = Jumlah hasil perkalian anatara skor X dan skor Y

Ʃx = Jumlah dari skor X

(43)

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah antara variabel

X (kreatifitas mengajar guru) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat

korelasi yang signifikan. Dari perhitungan itu jika angka korelasi antara variabel

X dan variabel Y tidak bertanda negatif berarti diantara dua variabel tersebut

terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah).

Dengan memeriksa nilai “r” Product Moment pada taraf signifikansi 5% jika rtabel = rxy maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis alternatif disetujui

atau diterima berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan

variabel Y. 5

Kesimpulannya ialah tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ada

hubungannya atau dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kreatifitas mengajar guru.

5

(44)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

1. Sejarah dan Kurikulum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan

Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 2 Kota Tangerang Selatan berdasarkan

hasil wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum (wakabid kurikulum)

SMPN 2 KOTA TANGSEL diperoleh keterangan bahwa SMPN 2 Kota

Tangerang Selatan didirikan sejak tahun 1974.

SMPN 2 Kota Tangerang Selatan terletak di jalan Cirendeu Tangerang

Selatan letaknya sangat strategis, karena dilalui oleh kendaraan umum sehingga

mudah dijangkau oleh masyarakat. Berbagai prestasi diperoleh SMPN 2 Kota

Tangerang Selatan sangat menggembirakan, baik akademik maupun non

akademik. Dan tamatannyapun banyak yang melanjutkan sekolah pada jenjang

berikutnya baik di MAN, SMK, SMU, PESANTREN, dan lain-lain bahkan

sampai perguruan tinggi pun seringkali mendominasi baik di bidang osis maupun

prestasi belajarnya.

Kurikulum yang berlaku di SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Struktur kurikulum

SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan meliputi substansi pembelajaran yang

[image:44.612.113.506.152.568.2]
(45)

sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar

kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMPN 2 Kota Tangerang Selatan 1)Visi Sekolah

“UNGGUL DALAM PRESTASI, SOPAN SANTUN DALAM

PERILAKU“

Indikator Visi:

a. Unggul dalam pengembangan kurikulum

b. Unggul dalam pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan

c. Unggul dalam proses pembelajaran

d. Unggul dalam sarana dan prasarana pendidikan

e. Unggul dalam mutu lulusan

f. Unggul dalam kelembagaan dan manajemen sekolah

g. Unggul dalam penggalangan dana untuk pembiayaan pendidikan

h. Unggul dalam pengembangan penilaian

i. Unggul dalam budi pekerti yang dilandasi iman dan takwa.

2) Misi Sekolah

a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,

terampil, beriman, bertaqwa dan memiliki keunggulan kompetitif.

b. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata.

c. Mewujudkan pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan.

d. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, partisipatif,

dan efektif.

3. Tujuan Sekolah

Pada tahun pelajaran 2010/2011, SMP Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

diharapkan:

a. Memiliki dan mampu melaksanakan perangkat pembelajaran berupa Silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) semua mata pelajaran dan

(46)

b. Memiliki dan mampu melaksanakan sistem penilaian yang baik dengan alat,

bentuk dan model penilaian yang teruji validitas dan reliabilitasnya.

c. Memiliki dan mampu melaksanakan kurikulum Muatan Lokal (Mulok) yang

sesuai dengan kekhasan daerah.

d. Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang professional dan kompeten

pada bidangnya.

e. Memiliki dan mampu melaksanakan model supervisi dan evaluasi yang

handal terhadap kinerja guru dan tenaga kependidikan.

f. Memiliki dan mampu melaksanakan proses pembelajaran aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

g. Memiliki dan mampu melaksanakan model-model dan strategi pembelajaran

yang sesuai dengan standar nasional pendidikan.

h. Memiliki dan mampu mela

Gambar

Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tangerang Selatan
Tabel 1 Keadaan Guru dan Karyawan Menurut Jenis Kelamin
Tabel 2 Keadaan Siswa Secara Umum
tabel berikut:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Curu yang mampu menguasai sepuluh kompetensi dasar akan dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif bagi kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui persepsi siswa tentang variasi gaya mengajar guru dan fasilitas belajar yang dapat mendukung dalam proses belajar

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kompetensi yang dimiliki guru geografi SMP Negeri Kota Semarang adalah 67,3% guru sudah menguasai pengelolaan program belajar mengajar,

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa berdasarkan pengalaman mengajar guru SMP Negeri 15 Banda Aceh.. Populasi penelitian ini

Dari hasil penelitian di SMP Negeri 4 Malang bahwa untuk menciptakan suasana yang lebih menarik metode pengajaran yang mempunyai peranan, seorang guru dapat membentuk siswa

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki pengaruh yang signifikan yaitu gaya mengajar guru agama islam memiliki korelasi

Interaksi sosial yang baik diantara siswa juga dapat menciptakan sikap saling menghargai dan terciptanya suasana yang nyaman dalam belajar serta akan mendorong siswa

Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh metode mengajar guru terhadap prestasi belajar bahasa Arab siswa SMP Unismuh Makassar sudah efektif, hal ini dapat dilihat dari