• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi positioning program U2 (Uje & Udin) Trans 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi positioning program U2 (Uje & Udin) Trans 7"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI POSITIONING PROGRAM U2 (UJE & UDIN)

TRANS 7

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

Pepen Fauzi

NIM : 107051003124

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Pepen Fauzi 1070451003124

Strategi Positioning Program Religi U2 (Uje & Udin) Trans 7

Televisi sebagai media komunikasi untuk penyampaian informasi, pendidikan dan hiburan adalah satu media audio visual dengan jangkauan yang sangat luas. Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya). Untuk bisa bersaing dengan program lainnya dibutuhkan strategi –strategi serta manajemen yang baik. Program U2 (Uje & Udin) adalah jenis program religious varietyshow dalam bentuk baru. Dan waktu tayang bersaing dengan jenis program yang berbeda.Ini

merupakan langkah kongkret pihak stasiun dalam mem-positioning suatu

program. Strategi positioning adalah siasat dan perencanaan yang dibangun oleh stasiun televisi untuk memberikan citra diri dan produk yang ditawarkan kepada khalayak agar berhasil memperoleh posisi yang jelas yang mengandung arti dalam benak sasaran (konsumennya).

Dalam hal ini peneliti membatasi strategi positioning program religi U2 (Uje&Udin) pada televisi Trans7 dalam episode 44,45 dan 46. Dan rumusan masalahnya adalah bagaimana strategi positioning yang dilakukan pada program religi U2 (Uje&Udin) Trans7? Bagaimana mengukur keberhasilan dari strategi positioning program religi U2( Uje & Udin) Trans 7 pada episode 44 dan 45?

Teori pendukung dari strategi positioning ini dalam segi content/isi cerita ialah teori agenda setting. Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Program U2 (Uje & Udin) menggunakan tranding topic sebagai stimulus para audiencenya.Teori ini menjelaskan mengapa ketika orang menggunakan media yang sama juga ikut membicarakan hal yang sama pula.

Penelitian dengan judul Strategi positioning program religi U2: Uje & Udin TRANS 7 ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975:5) memdefinisikan “metodologi penelitian kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek maupun objek dan perilaku yang dapat di amati. Pendekatan itu diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh ).

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah strategi postioning program U2 adalah berdasarkan ciri khas menetapkan konsep perjalanan ceramah dan sketsa. Dengan Uje sebagai narasumber dan Udin sebagai asisten ustad. Berdasarkan manfaat adalah Syi’ar, berdasarkan target audience adalah umat muslim yang terbagi dari berbagai usia, jenis kelamin dan status ekonomi. Dan berdasarkan program pesaing menetapkan pukul 07.30 bersaing dengan jenis program entertainment, information, News dan children series. Dan penetapan

posisi berdasarkan kategori kategori Religious program (siaran keagamaan)

(6)

ii

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta Alam yang penuh rahman dan

rahim sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia ke

jalan yang lurus dan terang benderang.

Penyelesaian skripsi ini dapat tercapai karena mendapat banyak dukungan

dan bantuan, baik berupa moril maupun materil,

1. Dr. M. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan I, Drs. Mahmud Jalal, MA

selaku Pembantu Dekan II, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan

III, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Drs. Jumroni, M.Si dan Umi Musyarrofah, MA selaku Ketua dan Sekretaris

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah banyak membantu dan mendukung penulis.

4. Drs. H. Sunandar Ibnu Noer M.Ag selaku pembimbing yang banyak

mengarahkan dan memberikan petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini

hingga selesai.

5. Terkhusus untuk kedua orang tuaku tercinta H. Abu Bakar Arsyad dan umi Hj.

Asmarah yang telah memberikan kasih dan sayangnya sepanang masa serta

(7)

iii

dukungan, semangat, do’a serta kasih sayang yang tiada henti kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah ikhlas

memberikan ilmunya sebagai modal utama bagi penulis.

7. Seluruh Staf UIN yang telah membantu penulis dalam pembuatan surat untuk

mendukung penelitian ini.

8. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Perpustakaan Utama yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan

bahan-bahan sebagai rujukan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Pihak Stasiun Televisi Trans7, mba’Indri bagian Hrd, Boris Sport7, mas Ucup

Affendi dan Apriani selaku produser associate, Tansa Ginanjar, Erlinda Nur,

Bang Abdul Jawad cameraman, Revino dan Harun.

10.Pihak keluarga Ust. Jeffri Al-Buchori yang telah ramah menerima penulis

dikediamannya. Bang Udin nganga, Opie Kumis serta Daus yang sering

berkelakar dan bersahabat.

11.Guru-guru pengajianku, Al-Habib As-sayid Ir.Ahyad Bin Abdullah Banahsan,

KH. Abdul Jawad Dasuki, Ust. Syukur S. Ag yang telah memberikan ilmu dan

ridhonya sehingga penulis dapat mengamalkan segala sesuatunya sehingga

harapan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semoga semua ini menjadi

berkah.Amiin Ya Robbal’alamin

12.Seluruh kawan-kawan Mahasiswa KPI angkatan 2007 khususnya kelas KPI A

yang selalu memberikan canda dan tawa serta dukungan yang sangat berharga

(8)

iv

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang terbaik kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Amiin.

Jazakallahu khoiron katsiron..

Jakarta, 20 September 2011

(9)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

D. Metodologi Penelitian ... 13

E. Tinjauan Pustaka... 15

F. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Ruang Lingkup Televisi ... 18

1. Sejarah dan Perkembangan Televisi ... 18

2. Televisi Sebagai Media Dakwah ... 20

B. Ruang Lingkup Dakwah... 22

1. Efektivitas Dakwah Melalui Televisi... 22

2. Metode Dan Media Dakwah... 23

3. Format Acara Dakwah di Televisi ... 27

C. Komunikasi Dalam Strategi Pemasaran... 29

(10)

vi

4. Sistematika Perolehan Rating Televisi... 36

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Trans7 ... 43

1. Sejarah Trans7 ... 43

2. Logo Trans7... 44

B. Visi dan Misi Trans7 ... 44

C. Program-program Trans7 ... 45

D. Struktur Organisasi Trans7... 47

E. Profil Program U2 (Uje & Udin) Trans7 ... 48

1. Sinopsis... 48

2. Profil Narasumber ... 49

a) Biografi Ust. Jeffry Al-Buchori ... 49

b) Biografi Udin Nganga ... 57

3. Latar Belakang dan Tujuan Program U2 (Uje & Udin) .... 58

4. Target Audience/ Pemirsa ... 60

D. Tim Produksi Program U2 (Uje & Udin)... 61

E. Stuktur Tim Produksi Program U2 (Uje & Udin)... 64

BAB IV ANALISIS DATA A. Tahapan Strategi ... 65

B. Strategi Positioning ... 73

1. Penetapan Posisi Berdasarkan Ciri Khas Program ... 75

(11)

vii

3. Penetapan Posisi Berdasarkan Pengguna Tertentu/ Target

Audience... 78

4. Penetapan Posisi Berdasarkan Program Pesaing ... 79

5. Penetapan Posisi Berdsarkan Kategori Program ... 86

C. Mengukur Tingkat Keberhasilan dari Strategi Positioning

Program U2 (Uje & Udin) episode 44,45 dan 46 ... 81

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA... 92

(12)
[image:12.595.133.523.82.470.2]

viii

Tabel 1: Profil Program U2 (Uje & Udin) Trans7 ... 48

Tabel 2: Tim Produksi Program U2 (Uje & Udin) ... 61

Tabel 3: Segmentasi Demografik Program U2 (Uje & Udin) Trans7 ... 79

Tabel 4: Program Komparasi Program U2 (Uje& Udin) Trans7 ... 80

Tabel 5: General Program ... 82

Tabel 6: By Segment Program U2 (Uje& Udin) Trans7 ... 84

(13)

ix

[image:13.595.126.525.84.466.2]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Struktur Organisasi Trans 7 ... 47

Gambar 2: Struktur Tim Produksi Program U2 (Uje & Udin) Trans7 ... 61

(14)

1

A. Latar Belakang

Kata televisi berasal dari Yunani dari istilah “tele”yang berarti

jauh dan kata vision yang berarti penglihatan. Jadi televisi artinya

transmisi gambar visual dari jarak jauh sebagai satu rangkaian elektronik

atau pesawat televisi.1Televisi memiliki daya tarik sendiri, televisi

menggabungkan unsur audio (pendengaran) dan unsur visual (penglihatan)

karena menampilkan gambar hidup dan warna. Kedua aspek ini membuat

televisi menarik perhatian masyarakat dan menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk menonton.

Televisi sebagai media komunikasi untuk penyampaian informasi,

pendidikan dan hiburan adalah satu media audio visual dengan jangkauan

yang sangat luas. Kartikasari mengutip pernyataan Sudrajat yang

menjelaskan bahwa “pengertian televisi sesungguhnya adalah suatu

perlengkapan elektronik yang pada dasarnya adalah sama dengan gambar

hidup yang meliputi gambar dan suara.2

Mengingat sifatnya terbuka, cakupan pemirsanya tidak mengenal

usia dan meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai anak-anak, remaja,

hingga orang dewasa luasnya jangkauan siaran dan cakupan pemirsanya,

menjadikan media televisi sebagai media pembawa informasi yang besar

1

Readers Didest, How To Increase Your World Power, (Hongkong, Readers Digest Associatoin Far East Itd, 1975), h. 175-176

2

(15)

2

dan cepat pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap, dan prilaku anggota

masyarakat serta perubahan sistem dan tata nilai yang ada.3

Dari arahan ini peneliti membatasi bahwa ketertarikannya kepada

bagaimana suatu program televisi dapat mempengaruhi masyarakat pada

umumnya. Atau dengan kata lain, bagaimana program telvisi menanamkan

sebuah sinyal pesan kepada benak mereka karena dari sinilah positioning

sebuah produk dibutuhkan yang selanjutnya dibahas lebih dalam dibawah

ini.

Dalam perkembangannya sekarang televisi sudah memasyarakat

seperti halnya radio.Kini hampir setiap orang sudah dapat menikmati

siaran televisi. Televisi merupakan hasil teknologi komunikasi yang dapat

menyiarkan suatu program dalam bentuk suara sekaligus gambar

(audio-visual) dari stasiun yang memancarkannya. Mengutip dari buku

(Darwanto:1994) dikatakan oleh Dr. Jack Lyle, Director Of

Communication Institute The West Center pernah menyatakan di depan

rapat staff Menteri Penerangan RI, tentang efektifitas dalam menjalankan

fungsi televisi, ia menyatakan sebagai berikut :

Bahwa televisi untuk kita sebagai "jendela dunia". Apa yang kita lihat melalui jendela ini sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti diungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun lalu, bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan gambar-gambar ini merupakan sesuatu yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat situasi yang

3

(16)

tidak setiap orang bertemu mengunjungi, atau telah mempunyai pengalaman.4

Apabila kita melihat perkembangan pertelevisian di Indonesia,

maka kita sangat bergembira dengan adanya kebijakan pemerintah yang

membolehkan beroperasinya stasiun-stasiun televisi swasta seperti, RCTI,

SCTV, MNC TV, TVONE, ANTV, INDOSIAR, TRANS 7, ,TRANS TV,

JAK TV, O CHANNEL, ANTEVE, GLOBAL TVdan sebagainya. Dari

sekian banyak stasiun televisi tersebut, kini telah hadir setiap hari di

tengah-tengah masyarakat Indonesia yang menyajikan program-program

tayangan yang beraneka ragam, dari yang sifatnya hiburan, pendidikan,

dakwah islamiyah dan lain sebagainya.

Abad ini adalah abad informasi.Teknologi telah melahirkan media

baru yang lebih efisien, efektif dan mencapai jangkauan yang lebih luas.

Semua teknologi komunikasi dapat digunakan sebagai media dakwah,

salah satunya adalah televisi.

Media atau sarana dakwah adalah segala sesuatu yang dapat

membantu juru dakwah dalam menyampaikan dakwahnya secara efektif

dan efisien, baik itu media cetak, media audio, media visual, maupun

media audio-visual.

Mengutip dari buku Drs. Muhaemin, menurut Dr. Abdul Karim

Zaedan, media dakwah ada dua macam5:

4

Darwanto Sastro Subroto, Televisi sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta : Duta Wacana University Press, 1994), hal. 89

5

(17)

4

a) Media ekstern : yang mempunyai hubungan langsung dengan

penggunaan kesempatan yang lebih menguntungkan dalam

melaksanakan dakwah.

b) Media intern : penyampaian dakwah dengan perantaraan bahasa,

perbuatan (melalui akhlak) dan sikap juru dakwah sendiri.

Menurut Drs. Slamet Muhaemin Abda, media dilihat dari empat

sifat yaitu :

 Media visual yaitu seperti film, gambar, dan foto.

 Media auditif seperti radio, tape recorder, telepon, dan telegram.

 Media audio-visual seperti film, televisi dan video.

 Media cetak seperti buku, majalah, surat kabar, dan buletin.

Setiap media memang memiliki kelebihan masing-masing, namun

banyak para pakar komunikasi yang mengatakan, bahwa jangkauan media

TV jauh lebih besar dan lebih luas dari media lainnya. Tentu saja hal ini

akan semakin mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi.

Begitu juga dalam proses pelaksanaan dan perkembangan dakwah.

Dilihat dari sisi dakwah, pasti saja media TV jauh lebih efektif dari pada

jenis-jenis media lainnya.Selain itu, dakwah di TV memiliki relevansi

sosiologi, mengingat mayoritas masyarakat kita beragama Islam. Secara

ekonomis, dakwah di TV punya pangsa pasar yang potensial. Fungsi

(18)

menemukan kembali dan memperkokoh nilai-nilai yang selama ini

menjadi bagian dari identitas mereka.6

Khusus seperti media TV, kiranya dapat mengupayakan

pendekatan yang bervariasi seperti yang selama ini banyak dilakukan.

Untuk tarikh dan akhlak misalnya akan lebih atraktif jika ingin lebih dekat

dengan pendekatan “film” tentang masalah-masalah fiqh dengan

pendekatan dialog atau tanya jawab dengan pemirsa dan sebagainya untuk

menunjang keberhasilan dakwah.

Oleh karena itu pesatnya perkembangan televisi-telivisi swasta di

Indonesia menjadikan persaingan para marketer dalam dunia pertelevisian

berkompetisi untuk membuat dan mengemas program televisinya agar

berhasil dalam proses ideasi kepada konsumennya. Pada umumnya,

televisi-televisi swasta di Indonesia tentunya merupakan televisi-televisi

yang mempertimbangkan keuntungan (profit). Di samping itu

program-program tersebut juga sebagai citra diri dari perusahaan pertelevisian itu

sendiri. Dengan cukup beragam program-program yang ditawarkan.

Dari baragam program tersebut, stasiun televisi juga mempunyai

program ke-rohanian, yaitu yang lebih dikenal program religi. Seperti

misalnya tvOne dengan progam religinya “Damai Indonesiaku”, MncTV

“Taman Hati”, Indosiar dengan “Mama&Aa” dan Trans7 dengan program

religinya U2: Uje&Udin dan lain sebagainya.

Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena

kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan

6

(19)

6

melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya). Dakwah melalui

televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah,

sandiwara, pragmen ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang

pirsawan dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan

berkomunikasi langsung di hadapan da'i. Sangat menarik dakwah melalui

televisi, dan apalagi jika da'i benar-benar mampu menyajikan dakwahnya

dalam suatu program yang mudah dan disenangi berbagai kalangan

masyarakat.7

Kelebihan dakwah melalui media televisi dibandingkan dengan

media lainnya adalah disamping menarik karena kemungkinan penyajian

yang bervariasi, juga kemampuannya menjangkau daerah yang cukup luas.

Seorang da'i hanya cukup duduk beraction di studio tanpa harus tergantung

berkumpulnya komunikan, sebaliknya komunikan tidak lagi harus

menyiapkan diri secara resmi mengikuti suatu program dakwah seperti

halnya untuk menghadiri pengajian.

Di tengah perubahan masyarakat dan bangsa, serta akselerasi

perkembangan dunia, memang mau tidak mau dakwah islamiyah harus

mengakomodir peran dan fungsi perangkat komunikasi dan informasi

modern dengan segenap kemajuan teknologinya. Dengan menggunakan

teknologi demikian dakwah islamiyah akan lebih efektif dan efisien, selain

juga akan lebih luas lagi jangkauannya. Persoalannya tinggal bagaimana

7

(20)

setiap mendayagunakan dan menghasilgunakan segenap kecanggihan

teknologi komunikasi tersebut secara optimal.8

Oleh karena itu kita juga harus menyadari, bahwa kemajuan di

bidang teknologi dan alat-alat komunikasi massa mengharuskan kita untuk

menyesuaikan dalam teknologi dan metodologi dakwah serta media

dakwah. Jika tidak ada kesesuaian antara media dakwah dengan berbagai

bidang teknologi alat-alat komunikasi, maka sulit rasanya kegiatan dakwah

dapat berkembang.

Dengan demikian jelaslah, bahwa secara fungsional televisi

menjadi perangkat strategi dan universal bagi usaha memacu

pembangunan mental spiritual dan akhlak masyarakat. Sejumlah

kecanggihan yang dimiliki oleh televisi dengan segenap perkembangan

artistik, estetik, dan etiknya dapat didayagunakan secara optimal untuk

mendorong manusia mendalami ajaran agamanya secara lebih intens.

Sumbangan televisi swasta terhadap dakwah Islam dapat pula ditampilkan

melalui program-program acara lain, baik film, musik, atau sinetron dan

lainnya.

Program religi U2:Uje&Udin adalah kemasan baru dari produk

yang telah dibuat oleh stasiun televisi Trans7. Program U2: Uje&Udin

merupakan program mengenai perjalanan ceramah ust. Jefri Al-Bukhori

serta asistennya ustad Udin Nganga (seorang comedian) dari tempat ke

tempat lain untuk berdakwah. Diselingi dengan sketsa-sketsa pendek

mengenai permasalahan dalam Islam antara Udin dengan Opie Kumis

8

(21)

8

(pemeran pendukung yang juga comedian) yang sedang dibutkan oleh

keduanya yang nantinya hal-hal ini dikupas dan dijelaskan oleh Uje secara

mendetail berdasarkan nash-nash Al-Qur’an serta hadist-hadist berkaitan

dengan permasalahan tersebut. Dalam penayangannya dibumbui dengan

tayangan rohani Islam yang menggabungkan unsur dramatisasi dan juga

unsur jenaka di dalam tayangan tersebut. Masalah-masalah Udin yang di

jawab dengan tausyiah-tausyiah ust. Jefri Al- Buckhori yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menyejukkan hati serta membuat kita berfikir.

Menampilkan kesan jenaka tetapi sarat nilai-nilai Islami. Mengenai syariat

Islam, fiqih maupun ketauhidan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ALLAH

SWT.

Dari sinilah peneliti terbesit gagasan dan ketertarikan untuk

meneliti strategi atau kiat-kiat begaimana penetapan posisi (positioning)

suatu program serta segementasi penonton program-program religi Islam

yang ada pada suatu televisi-televisi swasta.Bahkan yang menjadi point

penting program ini ditayangkan tidak dalam traffic program religi Islami

pada umumnya, melainkan ditempatkan pada traffic program-program

yang bukan program religious.Ini menjadikan tantangan lebih bagi pihak

stasiun televisi dalam berkompetesi dengan program saingan atau bahkan

sedikit banyak bisa saja ini menjadi strategi dalam memasarkan program

tersebut agar menjadi alternative bagi pemirsanya untuk menjadikan

program ini lebih kompetitif dibandingkan pada traffic yang pada

umumnya. Di tengah maraknya program-program yang sangat mengiurkan

(22)

membuat para marketer pertelevisian harus kreatif dalam mengemas

program religi ini agar mempunyai daya saing dengan program-program

lainnya. Kalau tidak bisa saja program ini bisa saja tergantikan dengan

program religi lainnya atau lebih ironisnya lagi tergantikan dengan

program selain program religi yang lebih mementingkan keuntungan

semata.Lebih dalam lagi hal ini dibahas dalam positioning yang dilakukan

oleh pihak stasiun televisi maupun marketer televisi tersebut.

Menurut William F. Glueck dan Laurence Jauch, mendefinisikan

strategi sebagai sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang

menghubungkan keunggulan strategi perusahhan dengan tantangan

lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

perusahaan dapat dicapai melaui pelaksaan yang tepat oleh organisasi.9

Dan strategi positioning adalah siasat dan perencanaan yang

dibangun oleh stasiun televisi untuk memberikan citra diri dan produk

yang ditawarkan kepada khalayak agar berhasil memperoleh posisi yang

jelas yang mengandung arti dalam benak sasaran (konsumennya).10

Menurut Philip Kotler (1997) definisi positioning “the act of

designing the company’s affering and image so what occupy a meaningful

and distinct competitive positioning the taeget costumers mind”. Strategi

positioning adalah tindakan yang dilakukuan marketer untuk membuat

citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil

9

William F. Gluck, Lawrence R. Jauch, Manajemen stratgis dan kebijakan Perusahaan,

edisi ke-dua, (Jakarta:Penerbit Erlangga, 1992), h.239.

10

(23)

10

memperoleh posisi yang jelas megandung arti dalam benak sasaran

(konsumennya)11.

Dan jika dikaitkan dengan salah satu teori media komunikasi,

positioning ini bisa dikatakan mendekati teori agenda setting. Teori agenda

setting diperkenalkan oleh Marvel Mc Combs dan Donald L. Shaw dalam

tulisan mereka yang berjudul “The Agenda Setting Function Of Mass

Media” yang telah diterbitkan dalam public opnion quertly pada tahun

1972. Teori agenda setting berbicara tentang dampak dari suatu media.

Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu

akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting.12

Agenda setting terjadi ketika sinkronisasi antara agenda media

dengan agenda khalayak yang mempunyai kepentingan yang sama. Yang

kemudian melahirkan agenda kebijakan. Ketika suatu issue yang diangkat

dan di anggap penting oleh khalayak. Jika khalayak tidak mempunyai

mainsheet yang sama, (sinkronisasi) maka agenda setting tidak akan

terjadi. Agenda kebijakan yang salah satu pointernya adalah support

(dukungan) ini mempunyai 2 efek, yaitu efek langsung; issue itu ada atau

tidak pada benak khalayak, dan kedua efek lanjutan; persepsi, tindakan13.

Teori ini sedikit banyak bisa saja diterapakan dalam program

tersebut sebagai salah satu langkah dalam mensiasati untuk menarik

perhatian penonton televisi. Dan penelitian ini menggunakan model

11

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. (Jakarta : Prehallindo, 1997 9th.ed. )Vol.1.

12

Tommy Suprapto, M.S. Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta:Media Pressindo, 2009) .cet.ke-1 hal.49-50

13

(24)

symbolic interactionsm memahami interaksi sosial yang ada dalam

pemberinaan makna atau kesamaan nilai-nilai.

Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini diberi judul

Strategi Positioning Program Religi U2 (UJE & UDIN) TRANS 7”.

B. Batasan dan Rumusan masalah

Dalam hal ini peneliti membatasi strategi positioning program religi

U2:Uje&Udin pada televisi Trans7 dalam episode 44, 45 dan 46 dalam

share dan rating. Dan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana strategi positioning yang dilakukan pada program religi

U2:Uje&Udin Trans7?

b. Bagaimana mengukur keberhasilan dari strategi positioning program

religi U2: Uje & Udin Trans 7 pada episode 44, 45 dan 46 melalui

share dan rating tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu umum dan khusus

sebagai berikut:

a. Secara umum penelitian ini bertujuan mencari dan mengumpulkan

informasi atas permasalahan yang telah dirumuskan serta analisis

mengenai strategi positioning program religi U2: Uje & Udin

Trans 7 melalui data-data primer dan sekunder yang diperoleh

(25)

12

b. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengolah informasi

seputar judul penelitian sebagai laporan hasil penelitian dalam

bentuk skirpsi sebagimana syarat kelulusan program S1

Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat penelitian

Secara teoritis penelitian ini diupayakan untuk memberikan hasil

penelitian berupa karya ilmiyah yang diharapkan mampu menambahkan

referensi pustaka tentang dunia pertelevisian. Khususnya dalam

komunikasi pemasaran mengenai suatu program pertelevisian yakni

program religi. Dan juga peneliti berharap hasil penelitian dapat menjadi

sumber dan penelitian –penelitian selanjutnya dan memberi kontribusi

ilmiah bagi kegiatan-kegiatan akedemis lainnya.

[image:25.595.145.526.83.432.2]

Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah mendapatkan

gambaran tentang upaya pemahaman tentang strategi positioning program

pada stasiun televisi khususnya program religi, pada masalah komunikasi

pemasaran perusahaan pertelevisian. Agar perusahaan lebih memberikan

perhatian dan pengamatan sehingga output dari program-program religi

dalam meningkat dan sejalan dengan visi misi pertelevisian selain itu

program religi juga memberkan citri diri perusahaan yang semakin positif.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian dengan judul Strategi positioning program religi U2: Uje

& Udin TRANS 7 ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan

(26)

penelitian kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek maupun objek

dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan itu diarahkan pada latar dan

individu tersebut secara holistic (utuh )14.

2. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang peneliti pakai adalah tekhnik

pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kualitatif berupa

pengumpulan data dalam bentuk kalimat, kata dan gambar.

a. Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.15 Observasi dilaukan dengan

cara mengadakan kunjungan langsung ke stasiun televisi TRANS

7 Jakarta Selatan.

b. Interview guide, berisikan daftar pertanyaan yang sifatnya terbuka

dan ingin memperoleh jawaban yang mendalam. Yakni jawaban

yang diharapkan luas, terinci, dan selengkap mungkin16. Yang

ditujukan kepada produser associate program U2 (Uje & Udin)

TRANS 7 saudara Ucup Affendi, maupun pihak yang terkait

lainnya disertai dengan data-data yang diperlukan.

c. Dokumentasi, adalah rekaman peristiwa yag lebih dekat dengan

percakapan , menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan

14

Bagong Suyanto dan Sutinah.Metode Penelitian Sosial.Jakarta:Kencana, 2007, cet.ke 3, h. 166.

15

Suharismi, Arikuntoro, prosedur penelitian:Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1998, cet ke-2, hal.54

10

(27)

14

interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks

rekaman tersebut. dilakukan untuk memperoleh data sekunder

dengan membaca buku-buku, referensi dan literatur yang relevan

dengan pokok permasalahan. Dokumentasi tersebut berupa

catatan, naskah, dokumern terkait terkait.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta CeQDA Tahun 2007.

3. Teknik Analisa Data

Maksud dari analisis data adalah proses pengumpulan data dan

mengurutkannya ke dalam pola dan pengelompokkan data. Burhan

Bungin dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif mengemukakan

analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah,

karena dalam analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

berguna memecahkan masalah penelitian.17

Dalam proses analisis data penulis menelaah semua sumber data

yang tersedia, yang bersumber dari hasil wawancara dengan beberapa

pihak staf, pekerja media, humas dan pihak yang terkait.

17

(28)

4. Teknik Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data penulis menggunakan tekhnik

triangulasi. Tekhnik tringulasi merupakan tekhnik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan

pengecekan atau pembanding terhadap pemeriksaan terhadap sumber

lain.18

5. Instrumen Dan Alat bantu

Pada penelitian kualitatif, kegiatan pencatatan data lebih banyak

bergantung pada diri sendiri, dengan menjadi instrumen penelitian, peneliti

dapat senantiasa menilai keadaan dan mengambil keputusan.19

E. Tinjauan Pustaka

Dan dalam menentukan penelitian ini, penulis sudah mengadakan

tinjauan pustaka yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FIDKOM) maupun perpustakaan umum Universitas Syarief

Hidayatullah (UIN) Jakarta. Melihat beberapa judul penelitian yang

terdahulu yang mempunyai kajian yang linear.

Terdapat satu skipsi karya Dwi Wahyuni Asriani tahun 2009,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) D dengan judul Strategi

Positioning radio Gema Annisa sebagai Radio Dakwah 102, 8 Fm.

18

Prof. Dr. Lexy. J. Moloeng, M.A. Metodologi penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007). H.330-332

19

(29)

16

Sedangkan penulis menyusun skirpsi berjudul Strategi Positioning

Program Religi U2 ( Uje & Udin) TRANS 7 oleh Pepen Fauzi tahun 2011.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Wahyuni Asriani

adalah subjek dan objeknya adalah pendengar radio siaran ceramah di

Radio Gemma Annisa dan metode penelitian menggunakan pendekatan

kuantitatif.

Sedangkan penelitian ini pendekatan kualitatif sebagai rangka

mencari data pada yang menjelaskan mengenai strategi positioning

program religi itu sendiri serta tingkat keberhasilan strategi positioning itu

sendiri (mount efficacy).. Yang diharapkan dapat melengkapi penelitian ini

agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Dengan subjek peneltian adalah

humas TRANS 7 serta praktisi yang terkait. Dan objeknya adalah program

(30)

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Penelitian ini akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing

bab terdiri daei sub-sub, yakni:

BAB I PENDAHULUAN membahas latar belakang masalah,

perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS membahas ruang lingkup televisi,

televisi sebagai media dakwah, komunikasi dalam strategi

pemasaran, dan sistematika perolehan rating televisi.

BAB III GAMBARAN UMUM STASIUN TELEVISI TRANS 7

membahas sejarah dan perkembangan stasiun trans 7, visi dan

misi stasiun televisi trans 7, program-program televisi trans 7,

struktur perusahaan stasiun televise trans 7. Deskripsi Program

Religi U2: Uje & Udin di TRANS 7,

BAB IV ANALISA DATA DAN HASIL TEMUAN membahas

tahapan-tahapan strategi, strategi positioning program religi

U2:Uje & Udin TRANS 7, Mengukur keberhasilan maupun

penurunan dari strategi positioning program religi U2:Uje &

Udin TRANS 7 episode 44, 45 dan 46.

(31)

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. RUANG LINGKUP TELEVISI

1. Pengertian dan Sejarah Perkembangan Televisi Di Indonesia

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, televisi mempunyai

pengertian, pengubahan gambar (serta suara) menjadi sinyal listrik

kemudian disalurkan dengan perantaraan kabel atau gelombang elektro

magnetik untuk diubah menjadi bentuk semula oleh pesawat penerima.

Karena televisi merupakan peranti yang mengubah pantulan cahaya obyek

menjadi deretan pulsa-pulsa listrik. Tabung kamera tersedia dalam

berbagai bentuk dan jenis, namun pada umumnya memiliki dua bagian

penting, yakni permukaan peka cahaya berfungsi untuk mengubah

pantulan cahaya obyek menjadi muatan listrik membentuk citra elektris

(electrical image). Berkas dibangkitkan oleh penembak elektron kemudian

dipindahkan ke seluruh permukaan bermuatan listrik.1

Televisi dari segi etimologis berasal dari kata “tele” yang artinya

jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Segi jauhnya diusahakan oleh

prinsip radio dan penglihatannya oleh gambar2. Dengan demikian televisi

yang dalam bahasa Inggrisnya television diartikan dengan melihat jauh.

Melihat jauh disini yaitu dengan gambar dan suara yang diproduksi di

1

Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: PT. Cipta Adi Pusaka), Jilid 16, cet. ke-1, h. 194

2

(32)

suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat “lain” melalui

sebuah perangkat penerima (televisi set).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka,

mengandung arti, televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar obyek

yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui angkasa dengan

menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara)

menjadi gelombang listrik dan mengubahnya menjadi berkas cahaya yang

dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran

pertunjukan berita dan sebagainya.3

Istilah televisi sendiri baru dicetuskan pada tanggal 25 Agustus

1906, di Kota Paris, yang saat itu di kota tersebut berlangsung pertemuan

para ahli bidang elektronika dari berbagai negara.4

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa televisi

yang dimaksud di sini adalah televisi siaran yang dapat dilakukan melalui

transmisi atau pancaran dan dapat juga disalurkan melalui kabel (televisi

kabel). Dalam sistem transmisi atau pancaran gambaran dan suara yang

dihasilkan oleh kamera elektronik diubah menjadi gelombang elektro

magnetik dan selanjutnya transmisi melalui pemancar. Gelombang elektro

magnetik ini diterima oleh sistem antena yang menyalurkan ke pesawat

penerima (pesawat televisi). Di pesawat televisi lalu gelombang elektro

magnetik diubah kembali menjadi gambar dan suara yang dapat kita

3

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. ke-3, h. 59

4

(33)

20

nikmati di layar televisi. Sedangkan pada televisi kabel gelombang elektro

magnetik tersebut disalurkan melalui kabel ke pesawat penerima.

Jelas televisi siaran, untuk dapat diterima di rumah harus melalui

proses-proses tertentu. Kecanggihan yang ada pada televisi ini bila tidak

ditunjang dengan sumber daya manusia menyebabkan televisi yang

diterima menjadi tontonan yang membosankan.

Karenanya untuk menjadikan televis siaran ini tetap survive, maka

dibutuhkan tenaga-tenaga handal di bidangnya dan juga manajerial yang

kuat, sedikitnya ada delapan hal yang harus dimiliki individu-individu di

televisi siaran, individu yang handal tersebut harus memiliki :

a. Keahlian di bidang masing-masing

b. Tanggung jawab profesi

c. Kreativitas

d. Sifat untuk bekerja sama (tidak egoistis)

e. Kepemimpinan bijaksana (tegas tapi tidak kaku)

f. Kesadaran pada fungsinya masing-masing

g. Satu tekad untuk mencapai satu tujuan dengan baik yaitu siaran

televisi.

Memiliki pandangan jauh ke depan di bidang perangkat keras.

2. Televisi sebagai Media Dakwah

Berdakwah menggunakan media teknologi komunikasi (televisi),

merupakan salah satu bentuk pengoptimalan fungsi teknologi tersebut.

(34)

komunikasi secara umum dalam berkomunikasi kecanggihan media di

samping komponen lain, komunikator, isi pesan, komunikan dan feedback,

merupakan salah satu faktor sukses tidaknya suatu aktivitas komunikasi.

Media televisi khususnya sebagai hasil teknologi merupakan saluran

yang bisa dipergunakan untuk memperluas jangkauan dakwah islamiyah,

karena itu penguasaan IPTEK sangat penting termasuk infra strukturnya.

Dakwah merupakan kekuatan moral yang mampu menggerakkan

perubahan sosial serta menawarkan satu alternatif dalam membangun

dinamika masa depan umat, dengan menempuh cara dan strategi yang

lentur, kreatif dan bijak.5

Kehadiran televisi berbagai stasiun televisi baik nasional maupun

swasta secara tidak langsung menjadikan alternatif tontonan yang sangat

luas bagi pemirsa di rumah dan bagi pengelola stasiun televisi, menjadi

suatu kewajiban untuk menampilkan paket acara-acara menarik televisi

merupakan tempat yang potensial untuk berdakwah. Hal tersebut bisa

dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Roper Organization

(AS) 1982, menyebutkan bahwa TV mempunyai kredibilitas 53 %, surat

kabar 22 %, majalah 28 %, dan radio 6 %.6

Dari hasil penelitian tersebut kita maupun pihak pengelola harus

tanggap bahwa dakwah di televisi itu lebih efektif karena ditonton banyak

orang terlebih mayoritas negara kita 85 % pemeluk agama Islam, maka

sudah selayaknya para pengelola televisi bisa menghadirkan paket-paket

5

Makalah, Asep Saipul Muhtadi, Dakwah Dalam Pluralisme Masyarakat Modern 6

(35)

22

acara dengan nuansa islami sebagai penghormatan dan sebagai

penyeimbang bagi tayangan yang lebih tertuju kepada politis, informatif

dan hiburan.

B. RUANG LINGKUP DAKWAH

1. Efektifitas Dakwah melalui Media Televisi

Abad ini adalah abad informasi. Teknologi telah melahirkan media

baru yang lebih efisien, efektif dan mencapai jangkauan yang lebih luas.

Semua teknologi komunikasi dapat digunakan sebagai media dakwah,

salah satunya adalah televisi.

Televisi sangat efektif untuk kepentingan dakwah, karena

kemampuannya yang dapat menjangkau daerah yang cukup luas dengan

melalui siaran gambar sekaligus narasinya (suaranya). Dakwah melalui

televisi dapat dilakukan dengan cara baik, dalam bentuk ceramah,

sandiwara, pragmen ataupun drama. Dengan melalui televisi seorang

pirsawan dapat mengikuti dakwah, seakan ia berhadapan dan

berkomunikasi langsung di hadapan da'i. Sangat menarik dakwah melalui

televisi, dan apalagi jika da'i benar-benar mampu menyajikan dakwahnya

dalam suatu program yang mudah dan disenangi berbagai kalangan

masyarakat.7

Kelebihan dakwah melalui media televisi dibandingkan dengan

media lainnya adalah disamping menarik karena kemungkinan penyajian

yang bervariasi, juga kemampuannya menjangkau daerah yang cukup luas.

7

(36)

Seorang da'i hanya cukup duduk beraction di studio tanpa harus tergantung

berkumpulnya komunikan, sebaliknya komunikan tidak lagi harus

menyiapkan diri secara resmi mengikuti suatu program dakwah seperti

halnya untuk menghadiri pengajian.

2. Metode dan Media Dakwah

Metode dakwah berasal dari bahasa Jerman methodica artinya

ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari kata

methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut thariq.8 Dalam

bahasa Inggris, metode berasal dari kata method, yang mempunyai arti

pelajaran atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil

yang efektif.9

Metode dakwah berarti jalan atau cara atau teknik berkomunikasi

yang digunakan oleh seorang da'i dalam menyampaikan risalah Islam

kepada masyarakat (mad'u) yang menjadi obyek dakwahnya.10

Dari pengertian ini dapat diketahui agar dakwah bisa berhasil

haruslah diketahui metode yang digunakannya. Pedoman dasar atau

prinsip penggunaan metode dakwah Islam sudah termaktub dalam

al-Qur'an dan Hadits Rasulullah SAW.

Dalam al-Qur'an, metode dakwah ini disebutkan dalam surat

an-Nahl ayat 125, dimana diterangkan dengan jelas tentang cara berdakwah.

8

Hasanuddin, Op.cit., hal. 35

9

Masdar Helmi, Problem Dakwah Islamiyah dan Pedoman Mubaligh, (Semarang : CV. Toha Putra, 1969), hal. 34

10

(37)

24

Dengan kata lain, pada ayat tersebut Allah memberikan penjelasan yang

dapat dijadikan patokan, bagaimana seharusnya berdakwah itu. Allah pun

memberikan ketentuan, agar ajaran Islam itu disampaikan dengan hikmah

yang kita terjemahkan dengan kebijaksanaan, sesuai dengan kebutuhan

yang ada.

Allah berfirman dalam Surat an-Nahl ayat 125 :

                                        



Artinya : “Seruah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara baik.” (An Nahl/ 16: 125).

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa metode dakwah itu ada tiga

cara, yaitu dengan hikmah, dengan nasihat/pelajaran dengan baik

(mau'izhah hasanah), dan dengan mujadalah (berdebat dengan cara yang

baik).11

1. Dengan Hikmah (bijaksana)

Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an-Nasafi 12:

ﺼﻟﹾﺍ ِﺔﹶﻟﺎﹶﻘﻤﹾﻟِﺎﺑ ﻱﹶﺍ ِﺔﻤﹾﻜِﺤﹾﻟﺎﺑِ

ﹸﻞﻳِﺰﹸﳌﹾﺍ ﻖﺤﹾﻠِﻟ ﺢِﺿﻮﹶﳌﹾﺍ ﹸﻞﻴِﻟﺪﻟﺍ ﻮﻫﻭ ِﺔﻤﹶﻜﺤﻤﹾﻟﺍ ِﺔﺤﻴِﺤ

ٍﺔﻬﺒﺸﹾﻠِﻟ

.

11

Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, hal. 34

12

(38)

Artinya : "Dakwah dengan bil Hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan".

Menurut Toha Yahya Omar, "hikmah adalah bijaksana, artinya

meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kitalah yang harus berpikir,

berusaha menyusun dan mengatur cara-cara dengan menyesuaikan

kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal

yang dilarang oleh Tuhan".13

Menurut al-Maraghi dalam kitab tafsirnya, "hikmah adalah

perkataan yang tepat lagi tegas yang dibarengi dengan dalil yang dapat

menyingkap kebenaran dan melenyapkan keserupaan".14

Menurut Ali Mustafa Ya'kub, "hikmah adalah sebagai

ucapan-ucapan yang tepat dan benar atau argumen-argumen yang kuat dan

meyakinkan".15

Dari penjelasan para ahli di atas dalam memberikan definisi

hikmah, penulis dapat menyimpulkan bahwa hikmah adalah perkataan

dan perbuatan yang tepat berdasarkan ilmu, dalam arti menyesuaikan

kepada keadaan zaman yang tidak bertentangan dengan agama Allah.

2. Dengan Mau'izhah Hasanah (nasehat/pelajaran yang baik)

ﹶﺍﹾﻟ

ﻤ

ﻮ

ِﻋ

ﹶﻈ

ﹸﺔ

ﹾﻟﺍ

ﺤ

ﺴ

ﻨ

ﻭ ﺔ

ِﻫ

ﻲ

ﱠﻟﺍ

ِﺘﻲ

ﹶﻻ

ﻳ

ﺨ

ِﻔ

ﻰ

ِﺍ ﻢِﻬﻴﹶﻠﻋ

ﻧ

ﻚ

ﺗ ﻨ

ِﺻﺎ

ﺤ

ﻬ

ﻢ

ِﺑ

ﻬ

ﻭ ﺎ

ﻣ ﺪﺼﻘﺗ

ﻳ ﺎ

ﻨِﻔ

ﻌﻬ

ﻢ

ِﻓﻴ

ﻬ

ﹶﺍ ﺎ

ﻭ

ِﺑ

ﹾﻟﺎﹸﻘ

ﺮﺍ

ٰ

ِﻥ

.

13

Hasanuddin, Op.cit., hal. 36

14

M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta : al-Amin Press, 1997), hal. 21

15

(39)

26

Artinya : "Al-Mau'izhatil hasanah yaitu perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mreka, bahwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka, atau dengan al-Qur'an.16

Mau'izhah hasanah juga merupakan nasihat-nasihat yang baik

atau memberi peringatan, kata-kata, ucapan, dan teguran yang baik.17

Dengan lemah lembut dan perkataan yang enak didengar dan memberi

pelajaran atau nasihat akan dapat membuka hati yang keras, dan akan

mendapatkan hasil yang lebih baik dari pada dengan ancaman dan

penghinaan.

Jadi mau'izhah hasanah adalah nasihat yang baik, yaitu dengan

anjuran dan didikan yang baik serta dengan ajaran-ajaran yang mudah

dipahami. Memberi nasihat merupakan cara yang mudah dalam

berdakwah yang bisa dilakukan oleh seorang muslim, ia tidak harus

melalui mimbar di masjid atau majelis taklim tapi cukup dengan

obrolan biasa atau diskusi ringan yang menyejukkan.

3. Dengan Mujadalah (berdebat dengan cara yang baik)

Dalam Tafsir Jalalain disebutkan :

ﻭ

ﺟ

ِﺩﺎ

ﹾﻟﻬ

ﻢ

ِﺎﺑ

ﱠﻟِﺘ

ﻲ

ِﻫ

ﻲ

ﹶﺍ

ﺣ

ﺴ

ﻦ

ﹶﺍ

ﻱ

ﹾﻟﺍ

ﻤ

ﺠ

ﺩﺎ

ﹶﻟﹸﺔ

ﱠﻟﺍ

ِﺘﻲ

ِﻫ

ﻲ

ﹶﺍ

ﺣ

ﺴ

ﻦ

ﹶﻛ

ﺪﻟﺎ

ﻋ

ًﺀﺎ

ِﺍ ﹶﻟ

ِﷲﺍ ﻰ

ِﺑ ﹶﺎ

ﻳِﺗﺎ

ِﻪ

ﻭ

ﺪﻟﺍ

ﻋ

ٍﺀﺎ

ِﺍ ﹶﻟ

ﺣ ﻰ

ﺠ

ِﺘِﻪ

.

Artinya : "Berbantahan yang baik yaitu mengajak ke jalan Allah SWT dengan menggunakan ayat-ayat-Nya dan hujjah-Nya".18

16

Hasanuddin, Op.cit., hal. 37

17

Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, (Malaysia : Nuur Niaga SDN, BHD, 1996), hal. 27

18

(40)

Menurut M. Mansyur Amin, "berdebat dengan cara yang lebih

baik artinya adalah berdakwah dengan jalan mengadakan tukar pikiran

yang sebaik-baiknya.19

Metode debat merupakan cara praktis yang ideal untuk mencapai

cita-cita mulia yang diharapkan, yaitu untuk menegakkan kebenaran.20

Dengan cara demikian, kita dapat mengetahui letak keluasan ilmu

Islam untuk diterangkan kepada orang lain. Yang tadinya pendapat kita

benar dan yang lain salah, dalam metode debat ini kita dapat

mengetahui kebenaran yang baik atau sesungguhnya dan membetulkan

aqidah yang batil.

Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang lainnya antara lain :

3. Format Acara Dakwah di TV

Dakwah bukan lagi merupakan acara yang kaku dan penuh uraian

dogmatis kaidah agama, tetapi sudah mengarah ke berbagai topik masalah

kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi dari ajaran agama, tanpa

menghilangkan unsur hiburan.

Format acara dakwah di TV memiliki beberapa jenis21,

diantaranya:

1. Monolog

 Seorang ulama membawakan satu topik dan

menjabarkannya berdasarkan pandangan agama.

19

M. Mansyur Amin, op.cit., hal. 30

20

Muhammad Husain Fadhlullah, Metodologi Dakwah al-Qur'an, (Jakarta : Lentera, 1997), cet. Ke-1, hal. 40

21

(41)

28

 Cara ini bila tidak dibawakan dengan menarik, maka

tidak akan disukai oleh penonton.

 Dalam kondisi tertentu masih ditampilkan, misalnya

untuk ulama di luar kota, karena peralatan syuting yang

dibawa terbatas.

2. Dialog

 Dakwah seperti ini belum lama dikembangkan, yaitu

sejak TV swasta mulai mengudara.

 Dialog dipandu oleh pembawa acara, kemudian ada satu

orang atau lebih ulama atau narasumber, bintang tamu

dan peserta diskusi.

 Dakwah dengan format ini umumnya digemari pemirsa

karena ada interaksi antar pengisi acara, sehingga terasa

acara menjadi hidup.

 Dialog ini juga dilaksanakan dalam siaran langsung

(live).

 Bentuk dialog yang lain adalah MOS (man on the

street), gabungan antara dialog di studio dengan

komentar orang-orang yang ditemui di jalanan atau

berbagai tempat.

3. Film Cerita

Dakwah dapat juga dikemas dalam bentuk film cerita,

dengan berbagai isinya, baik drama, sejarah maupun sinetron

(42)

dakwah Islam diharapkan tidak hanya berkutat pada tataran

religius formalitas belaka, tetapi berani menyentuh

permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat (baik masalah

agama dan sosial). Sebagaimana yang dikatakan oleh

Abdurrahaman Wahid:

“…film-film dakwah di masa datang hanya akan menjadi tontonan yang berharga kalau mampu mengembangkan keberanian untuk melepaskan diri dari bentuk penyampaian formalitas belaka,

disamping mampu membebaskan diri dari

pelemparan dan penanganan masalah secara sesisi belaka. Kebebasan “bentuk penggarapan masalah” dan keragaman “penyajian masalah” adalah keharusan mutlak, kalau kita merasa ikut terlibat dengan masa depan film sebagai medium dakwah agama Islam…”22

4. Liputan Perjalanan

Liputan perjalanan ke tempat-tempat yang bernilai sejarah

Islam, umumnya cukup menarik. Peninggalan kuno pada

zaman kejayaan Islam yang ada di Spanyol, Maroko, Mesir,

dan sebagainya, merupakan informasi sejarah Islam yang

banyak digemari pemirsa.

4. KOMUNIKASI DALAM STRATEGI PEMASARAN

1. Pengertian Strategi

Kata “Strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”

(stratus yakinmiliter atau memimpin) yan berarti “generalship” atau

sesuatu yang dikerjakan oleh para jendral peramg dalam membuat rencana

22

(43)

30

untuk memenagkan perang, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman

dahulu yang sring diwarnai perang dimana jendral dibutuhkan untuk

memimpin suatu angkatan perang.23

Para Kompetiror bisnis di era 1990-an menjelaskan bahwa strategi

adalah hal menetapkan arah kepada “manajemen” dalam arti orang sebagai

sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana menidentifikasikan

kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk membantu

memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata lain. Definisi

strategi mengandung dua komponen yaitu: Future Intentions atau tujan

jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing.24

Future Intentions atau jangka panjang diartikan sebagai pengembangan

wawasan jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk mencapainya.

Dalam kamus istilah manajemen, strategi didefinisikan sebagai

rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus

dan saling berhubungan dalam waktu dan ukuran.25

Beberapa definisi strategi yang diberikan oleh para ahli, diantaranya

adalah:

a) Menurut Chaldler yang dikutip oleh Supriyono, strategi adalah

penentuan dasar (goals) jangka panjang dan tujuan perusahaan

23

Handrawan Supratikno, Advanced Strategic Management; Back to Basic Approach,(Jakarta; PT. Gravindo Utama, 2003) h.19

24

Crown Dirgantoro, Manajemen Stratejik; Konsep, kasus dan Impelementasi,

(Jakarta;Grasindo Utama, 2004), Cet,ke-2,h.5

25

(44)

serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber

yang diperlukan mencapai tujuan.26

b) Menurut Fred R. David, stratrgiadalah tindakan potensial yang

membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya

perusahaan dalam jumlah yang besar.27

c) Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan

tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu

perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan

mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan

tujuan tersebut. Jadi strategi menyangkut soal peraturan berbagai

sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dalam jangk oanjang

tidak kalah bersaing.28

d) Menurut Prof. Onong Uchyana Efendi, MA. Strategi pada

hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk

mencapai tujuan tesebut,strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan

yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu

menunjukan bagaimana teknik operasionalnya.29

26

Supriono, manajemen Stratejik dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogyakarta; BPFE, 1885), h.9

27

Fred R. David, Strategic Management Konsep, edisi 10, (Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2006),h.16

28

A.M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta: PT. Prohallindo),h.58.

29

(45)

32

e) Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk

mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai

tuntutan perubahan lingkungan.30

f) Menurut Strainer dan minner. Strategi adalah penetapan misi

perusahaan, penentapan sasaran organisasi dengan mengingat

kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi

tentu untuk mecapai sasaran dan memastikan implementasinya

secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan

tercapai.31

g) Menurut Drs. Syarif Usman, strategi adalah kebijaksanaan

mengerakkan dan membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya

dan kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan

kebahagiaan.32

h) Menurut William F. Glueck dan Laurence Jauch, mendefinisikan

strategi sebagai sebuah rencana yang disatukan, luas dan

terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahhan

dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk

memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melaui

pelaksaan yang tepat oleh organisasi.33

30

Sondang Siagian, Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi,

(Jakarta; PT. Gunung Agung, 1986), cet. Ke-2, h.17

31

George Stainer dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta; Erlangga), h.20

32

Rafiudin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), cet.ke-2,h.76

33

William F. Gluck, Lawrence R. Jauch, Manajemen stratgis dan kebijakan Perusahaan,

(46)

Strategi juga bias diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagi

dan pengguna kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu.34

5. Tahap –Tahap Strategi

Proses strategi terdiri dari tiga tahap:35

a) Perumusan Strategi

Yang termasuk dalam perumusan strategi adalah mengembangkan

tujuan,mengenali peluang dan ancaman ekternal, menetapkan

kekuatan dan kelemahan internal, emgnhasilkan strategi alternative

dan memilih strategi terntu yang akan dilaksankan.

b) Implementasi Strategi

Impelenatsi (pelaksaan) strategi merupakan realisai daripada

strategi yang akan dipilih. Strategi yang dipilh harus dapat

dilaksanakan secara konsisten. Untuk itu perlu dibangun suatu

struktur organisasi yang cocok, anggaran yang memadai, stem

yang jelas dan kemapuan para pengelolanya.

c) Evaluasi Strategi

Tahap terakhir dari proses manajeman adalah melakukan

pengendalain aktivitas pekerjaan dan mengevaluasikan prestasi

pekerjaan.

Proses pengendalian adalah bagaimana cara pemantauan dilakukan

dalam mengimplematasikan strategi pilihan, apakah terjadi

penyimpangan atau kesenjangan. System pengendalian strategi

34

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta; Andi Press, 2001), cet. Ke-5, h.3.

35

(47)

34

sangatlah penting untuk menjamin efisiensi dan efektifitas

perusahaan. Tujuan utama dari pengendalian strategi adalah untuk

memastikan bahwa implemtasi itu sudah tepat atau belum dan

berjalan secara efisien.

6. Positioning

Setelah segmen potensial dapat diidentifikasikan dan segmen yang

dijadikan sasaran promosi telah dipilih, perusahaan harus tetaap memilih

penetapan posisi (positioning) untuk produk atau jasa dalam fikiran

konsumen yang berada di segmen yang telah dipilih. Penetetapan posisi

produk (positioning) adalah penetapan arti produk di dalam pikiran

konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berasarkan pembandingan

dengan produk lainnya. Posisi produk merupakan rangkaian persepsi,

kesan, dan perasaan yang kompleks yang menjadi pedoman untuk

melakukan pembandingan dengan produk pesaing. Konsumen menetapkan

posisi produk dengan atau tanpa bantuan pemasar.

Penetapan posisi produk seringkali dipandang sebagai elemen yang

sangat penting dalam strategi pemasaran perusahaan. Lebih dari itu,

penetapan posisi mengarahkan seluruh bauran pemasaran perusahaan.

Laporan penetapan posisi yang jelas merupakan penentu arah aktivitas

promosi. 36

Definisi mengenai strategi cukup beragam dan bervariasi dari

beberapa ahli dan pengarangnya. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam

36

(48)

buku “Exploring Corporate Strategy”) misalnya mendefinisikan strategi

sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan

keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang

berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak

yang berkepentingan (stakeholder).37

Menurut Philip Kotler (1997) definisi positioning “the act of

designing the company’s affering and image so what occupy a meaningful

and distinct competitive positioning the taeget costumers mind”. Strategi

positioning adalah tindakan yang dilakukuan maerketer untuk membuat

citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada pasarnya berhasil

memperoleh posisi yang jelas megandung arti dalam benak sasaran

(konsumennya)38.

Positioning merupakan salah satu strategi pemasaran yang dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan modern saat ini. Perpustakaan yang awalnya

mempunyai konsep sebagai institusi nirlaba mulai mengadopsi strategi ini

untuk berkembang menjadi perpustakaan modern yang inovatif dan

berusaha kreatif menjual produk jasanya. Positioning sendiri tidak terlepas

dari hal-hal yang bersifat regulasi, Membangun citra atau brand image pasar

dan melakukan repositioning dan strategi diferensiasi jika dikemudain hari

produk mereka masuk ke dalam hukum “product Life Cycle”.39

Strategi positioning adalah siasat dan perencanaan yang dibangun

oleh stasiun televisi untuk memberikan citra diri dan produk yang

37

http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/

38

http://jungkirbalik.wordpress.com/2008/05/04 postioning-sebuah-konsep

39

(49)

36

ditawarkan kepada khalayak agar berhasil memperoleh posisi yang jelas

yang mengandung arti dalam benak sasaran (konsumennya).40

Bagaimana merencanakan sebuah produk perusahaan yang akan

disungguhkan kepada masyarakat berupa jasa, informasi dan materi. Begitu

beragam yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan dalam setiap

produktivistasnya. Oleh kerena itu sungguh dibutuhkan strategi positioning

agar mengandung arti dalam benak mayarakat.

Dalam menetapkan posisi, pemasar dapat melakukan menerapkan

bebrapa strategi sebagai berikut:

a) Penetapan posisi berdasarkan cirri khas. Misalnya dengan

karakter atau pemeran tertentu, tokoh popular, format serta

konsep tertentu.

b) Penetapan posisi berdsarakan manfaat. Misalnya manfaat

program untuk informasi, edukasi, hiburan.

c) Penetapan posisi berdasarkan target audience. Misalnya untuk

program untuk semua umur, dewasa maupun yang terbagi atas

golongan, usia, jenis kelamin dan strata sosial.

d) Penetapan posisi berdsarkan program pesaing. Misalnya,

entertainmen,infotainment, information.

e) Penetapan berdasarkan perbedaan kategori. Misalnya feature,

talkshow, varietyshow, dialog, music.41

7. Sistematika Perolehan Rating Televisi

40

Mahmud Machfoesz. Komunikasi Pemasaran Modern.Penerbit Cakra Ilm. 2010 Hal. 133

41

(50)

Rating adalah kata penentu kemenangan atau kekalahan dalam

dunia pertelevisian di Indonesia. Kalau sebuah program televisi mendapat

rating yang tinggi, maka dapat di asumsikan akan ada banyak pendapatan

dari iklan yang akan masuk ke televise tersebut. Namun sebaliknya bila

rating sebuah program turun televisi tersebut kehilangan pemasukan

iklan.42

Walaupun rating televisi bukan satu-satunya patokan yang

dijadikan oleh pengelola stasiun televise dalam mengambil keputusan

tetapi realitasnya tetap rating dan share menjadi suatu yang di anggap

sangat penting oleh semua pihak yang berhubungan dengan siaran televisi.

Hal tersebut menyebabkan rating dan share sebagai mata uang baru

diduania pertelevisian Indonesia. Jika para pengelola stasiun TV

mengacuhkan dan tidak peduli terhadap keberadaan rating televisi

sedangkan pengiklan mau memasarkan produknya hanya di program yang

ratingnya tinggi.

Berikut penjelasan mengenai bagaimana mengukur dan memanfaatkan

rating.

Secara umum, rating adalah evaluasi atau penilaian atas sesuatu.

Rating merupakan data kepermirsaan televisi. Data merupakan hasil

pengukuran secara kuantitatif. Jadi rating bisa dikatakan sebgai rata-rata

pemirsa pada suatu program tertentu yang dinyatakan sebagai persentase

dari kelompok sampel atau potensi total. Pengertian yang lebih mudah,

42

(51)

38

rating adalah jumlah orang yang menonton program televisi tertentu

terhadap populasi televisi yang di persentasekan.43

Rating adalah presentasi dari penonton suatu acara dibandingkan

dengan total atau spesifik populasi pada satu waktu tertentu. Dalam hal ini

yng diukur adalah kuantitas bukan kualitasnya, seperti halnya menjual

tiket bioskop. Rating hanya mengukur keluar-masuknya penonton tiap

menit.44

Selain itu angka rating dapat dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor, misalnya durasi suatu program, program tandingan, kualitas

persepsi pengkapan siaran serta penonton yang ada (jadawal tayang,

waktu-waktu incidental juga pola kebiasaan penonton di daerah tertentu).

Data kepemirsaan TV itu dihasilkan berdasarkan survei

kepemirsaan TV (TV Audience Measurement/ TAM). Di Indonesia survei

kepemirsaan televisi kini diselenggarakan oleh AGB Nielsen Media

Research (AGB NMR). Sebenarnya ada perusahaan lain yang bergerak

dibidang yang sama, tetapi para stakeholders dari data kepemirsaan TV

itu, seperti pengelola stasiun televisi, pengiklan, media, dan lainnya yang

berlangganan rating tersebut, lebih mempercayakan terhadap hasil data

kuantitatif yang dihasilkan oleh AGB NMR. AGB NMR merupakan

perusahaan survei kepemirsaan TV terbesar di dunia. Dalam tugasnya,

AGB NMR mengacu pada pandangan global ”Global Guidelines for TV

43

Shareratingtelevisi(Wikipedia,2006).Online.darihttp://72.14.235.132.seacrh?q=cache:B e8gMNRwLOs:fpengertian+rating+dalam+dunia+pertelevisian+adalah&cd=1&ct=clnk&gl=id

44

(52)

Audience Measurement (GGTAM)” yang dibuat oleh Audience Research

Method (ARM) Group.45

Pengoperasian dan prosedur standar survei kepemirsaan TV yang mengacu

pada GGTAM harus melalui tujuh proses pokok. Ke tujuh proses tersebut

adalah:

1.TV Establishment Survey,

2

Gambar

Tabel 1: Profil Program U2 (Uje & Udin) Trans7 ........................................
Gambar 1: Struktur Organisasi Trans 7 ........................................................
gambaran tentang upaya pemahaman tentang strategi positioning  program
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Marx tidak menggolongkan pegawai negeri sipil, militer dan mahasiswa sebagai bagian dari salah satu kelas, karena dia hanya membagi masyarakat pada dua kelas saja yaitu kelas atas

dengan wanita Kristen/Yahudi diperbolehkan agama, berdasarkan Surat al-maidah ayat 5, sunah dan ijma ibid hlm. Mengenai perkawinan sahabat Nabi Hudzaifah bin Al-Yaman dengan

[r]

Perusahaan-perusahaan provider seluler berlomba menarik minat masyarakat konsumen untuk menggunakan provider yang ditawarkan, apalagi ditambah dengan majunya

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kebijakan rumah sakit, status pendidikan dan status ekonomi dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan tinggi keperawatan di

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas, ternyata penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.Melihat

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran inkuri terbimbing dengan metode eksperimen (X1) dan inkuri terbimbing dengan metode demonstrasi (X2),

Oleh karena itu komposisi kurikulum pendidikan untuk program S1 dilengkapi dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan tujuan sebagai bekal bagi mahasiswa