PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PADA BALITA
DI KLINIK BERSALIN NURHALMA TEMBUNG
TAHUN 2010
POLMARIA METAWATI PANJAITAN
095102058
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Polmaria Metawati Panjaitan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung
Tahun 2010
viii + 48 hal + 13 tabel + 1 skema + 9 lampiran
Abstrak
Imunisasi merupakan tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, dan Hepatitis B. Tingginya cakupan imunisasi belum tentu manggambarkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi pada balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 48 orang dengan metode Total Sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2010, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu. Hasil penelitian secara umum didapatkan 24 orang (50,0%) pengetahuan dalam kategori kurang, 18 orang (37,5%) pengetahuan dalam kategori cukup, dan 6 orang (12,5%) pengetahuan dalam kategori baik. Sedangkan hasil penelitian secara khusus mayoritas responden berpengetahuan kurang tentang pengertian imunisasi sebanyak 36 orang (75,0%), tujuan imunisasi sebanyak 40 orang (83,3), manfaat imunisasi sebanyak 33 orang (68,8%), jenis imunisasi sebanyak 31 orang (64,6%), macam-macam imunisasi sebanyak 17 orang (35,4%). Dan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi, yaitu mengenai efek samping imunisasi sebanyak 40 orang (83,3%) serta jadwal imunisasi sebanyak 47 orang (97,9%). Dari hasil penelitian ini dharapkan kepada Ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuannya tentang imunisasi.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Imunisasi pada balita.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “ Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik
Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 ” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Karya Tulis ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan,
masukan dan arahan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis
Ilmiah ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes. Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
2. dr. Murniati Manik, MSc., SpKK. selaku Ketua Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. dr. M. Fahdhy, SpOG, MSc. Selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
bantuan dan arahan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
4. Seluruh staf dan Dosen Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
5. Bd. Nurhalma Hasibuan. Selaku Kepala Klinik Bersalin Nurhalma Tembung yang
6. Kedua orang tua, adik-adikku yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil dan doa serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada
penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan dan dukungan pada penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah Ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan, dorongan,
dan semangat yang telah diberikan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa menyertai kita
semua.
Medan, Juni 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR SKEMA ...vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
1. Tujuan Umum ... 4
2. Tujuan Khusus ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
1. Bagi Peneliti ... 5
2. Bagi Pendidikan ... 5
3. Bagi Tempat Penelitian ... 5
II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pengetahuan ... 6
1. Pengertian Pengetahuan ... 6
2. Tingkat Pengetahuan ... 6
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ... 8
a. Pendidikan ... 8
c. Sumber Informasi ... 8
B. Imunisasi ... 10
1. Pengertian Imunisasi... 10
2. Tujuan Imunisasi ... 10
3. Manfaat Imunisasi ... 10
4. Jenis Imunisasi ... 11
5. Macam – macam Imunisasi... 12
6. Jadwal Imunisasi ... 14
7. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ... 16
8. Kondisi yang baik untuk mendapatkan Imunisasi ... 19
9. Kontra indikasi Imunisasi ... 20
III KERANGKA KONSEP ... 22
A. Kerangka Konsep ... 22
B. Defenisi Operasional ... 23
IV METODE PENELITIAN ... 26
A. Jenis Penelitian ... 26
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
C. Lokasi Penelitian ... 27
D. Waktu Penelitian ... 27
E. Etika Penelitian ... 27
F. Instrumen Penelitan ... 28
G. Tehnik Pengumpulan Data ... 30
V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 40
VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR SKEMA
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur... 31
Tabel 5.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 32
Tabel 5.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 32
Tabel 5.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 33
Tabel 5.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 33
Tabel 5.2.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 ... 34
Tabel 5.3.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Pengertian Imunisasi ... 35
Tabel 5.4.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Tujuan Imunisasi ... 35
Tabel 5.5.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Manfaat Imunisasi ... 36
Tabel 5.7.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik
Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Macam-macam
Imunisasi ... 37
Tabel 5.8.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik
Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Efek Samping
Imunisasi ... 38
Tabel 5.9.1 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi Pada Balita di Klinik
Bersalin Nurhalma Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jadwal Imunisasi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Konsul
2. Kuesioner Penelitian
3. Surat Pernyataan Content Validity
4. Master Data
5. Surat izin melaksanakan penelitian
6. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik
7. Surat Balasan Penelitian dari Klinik Bersalin Nurhalma Tembung
8. Surat Pertnyataan Editor
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Polmaria Metawati Panjaitan
Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Pada Balita Di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung
Tahun 2010
viii + 48 hal + 13 tabel + 1 skema + 9 lampiran
Abstrak
Imunisasi merupakan tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh bayi dan anak. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, dan Hepatitis B. Tingginya cakupan imunisasi belum tentu manggambarkan pemahaman dan pengetahuan ibu tentang imunisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang imunisasi pada balita di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 48 orang dengan metode Total Sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – April 2010, dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan ibu. Hasil penelitian secara umum didapatkan 24 orang (50,0%) pengetahuan dalam kategori kurang, 18 orang (37,5%) pengetahuan dalam kategori cukup, dan 6 orang (12,5%) pengetahuan dalam kategori baik. Sedangkan hasil penelitian secara khusus mayoritas responden berpengetahuan kurang tentang pengertian imunisasi sebanyak 36 orang (75,0%), tujuan imunisasi sebanyak 40 orang (83,3), manfaat imunisasi sebanyak 33 orang (68,8%), jenis imunisasi sebanyak 31 orang (64,6%), macam-macam imunisasi sebanyak 17 orang (35,4%). Dan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi, yaitu mengenai efek samping imunisasi sebanyak 40 orang (83,3%) serta jadwal imunisasi sebanyak 47 orang (97,9%). Dari hasil penelitian ini dharapkan kepada Ibu-ibu untuk meningkatkan pengetahuannya tentang imunisasi.
Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Imunisasi pada balita.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama
yang berhubungan dengan bayi dan anak. Kondisi tubuh bayi dan anak yang baru lahir
sangat mudah untuk terkena penyakit, maka kesehatan bayi dan anak merupakan
prioritas utama karena pada saat seorang bayi dilahirkan ke dunia bayi tersebut harus
menghadapi berbagai musuh yang mengancam jiwanya seperti Virus, Bakteri, dan
berbagai bibit penyakit yang sudah siap menerjang masuk kedalam tubuh bayi yang
masih lemah itu. Dengan adanya antibodi yang diberikan (pemberian imunisasi) maka
bayi tersebut rentan terhadap penyakit yang menyerang. (Deni Adinegoro, www. artikel.
1htm. Diperoleh pada tanggal 26 November 2009).
Imunisasi adalah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam
tubuh bayi dan anak. (Andi Utama, 2004).
(Roitt, 1997) Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan kepada
orang lain baik melalui kontak tubuh, udara, benda-benda atau alat-alat medis atau
nonmedis, cairan, dan lain-lain. Pencegahan penyakit menular dengan Imunisasi atau
vaksinasi merupakan tindakan yang mengakibatkan seseorang mempunyai ketahanan
tubuh yang lebih baik, sehingga mampu mempertahankan diri terhadap penyakit atau
Penyakit yang dapat dicegah dalam imunisasi seperti TBC, Difteri, Pertusis,
Campak, Tetanus, Polio, Hepatitis B. Polio dan Campak merupakan salah satu penyebab
kematian anak di negara – negara berkembang termasuk balita di Indonesia adalah
akibat (PD31). (Tecnologi Indonesia, 2007).
Cakupan imunisasi di Sumatera Utara masih belum memuaskan, karena masih
ada kabupaten/kota yang belum mencapai target 95%. Dengan adanya kampanye
imunisasi sebagian besar laporan yang dierima dari laporan kabupaten/kota se-Sumut
rata-rata sudah mencapai 100% dan ada juga kabupaten/kota yang cakupan imunisasinya
dibawah 95%.
Penyakit yang sekarang sedang banyak terjadi di wilayah Sumatera Utara adalah
penyakit Campak dan Polio. Campak dan Polio merupakan penyakit berbahaya dan
menular dengan cepat dari satu anak ke anak yang lainnya. Penyakit ini dapat dicegah
dengan imunisasi. Oleh karena itu dihimbau kembali untuk seluruh balita agar
diimunisasi.
Tingginya kasus campak dan polio di Sumatera Utara maka diadakan kampanye
Campak dan Polio diseluruh kabupaten/kota se-Sumatera Utara. Kampanye ini dibuka di
16.585 posyandu dengan melibatkan 82.925 kader dan tenaga kesehatan.
Menurut dr. Candra syafei SpOG didampingi oleh Kasubdin P2P Suryantini dan
kasi Penginderaan dan Pencegahan penyakit (P2P)Suhadi SKM, MKes dihari pertama
kampanye imunisasi campak dan polio tambahan ini belum diketahui persis cakupan
balita yang sudah diimunisasi secara keseluruhan. Karena baru 6 kabupaten/kota yang
memberikan laporan ke Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Jadi cakupan sementara di 6
Dinas Kesehatan Sumatera Utara mengakui kasus Campak di Sumatera Utara
cukup besar. Pada tahun 2008 terjadi 555 kasus Campak dengan beberapa kali kasus
kejadian luar biasa (KLB). Tingginya kasus Campak di Sumatera Utara terjadi karena
berbagai faktor mulai dari sulitnya jangkauan imunisasi karena faktor geografis sehingga
patugas kesehatan belum dapat untuk melaksanakan imunisasi, faktor minimnya
partisipasi masyarakat untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk imunisasi,
serta faktor keberhasilan vaksin yang hanya 85% memberikan perlindungan. (www.
analisadayli. Com., diperoleh pada tanggal 09 Oktober 2009).
Menurut Menteri Kesehetan RI, dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K), program
pembangunan kesehatan di Indonesia diterjemahkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) 2005 – 2009 mempunyai visi masyarakat yang mandiri untuk
hidup sehat, dimana salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian bayi. Hal
ini sejalan dengan kesepakatan dunia dalam Millenium Development Goal (MDG’S),
dimana untuk mencapai penurunan angka kematian bayi tersebut di tandai dengan
peningkatan cakupan imunisasi. (Tehcnology Indonesia. com, 2007).
Tujuan kegiatan ini yaitu membangun lingkungan yang lebih kondusif bagi
penyelenggaraan program peningkatan cakupan imunisasi, membangun komitmen yang
kuat dari berbagai pemangku kepentingan terhadap program peningkatan cakupan
imunisasi, lebih memasyarakatkan program peningkatan cakupan imunisasi sebagai
salah satu program peningkatan kesehatan masyarakat secara lebih luas dalam rangka
pencapaian visi masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, dimana salah satu targetnya
untuk menurunkan angka kematian bayi. (dinkes – sulsel.go.id, 2007).
Tingginya cakupan imunisasi belum tentu menggambarkan kesadaran Ibu-ibu
hubungannya dengan pemahaman dan pengetahuan Ibu dalam pencegahan penyakit
dengan cara imunisasi.
Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh
mana “Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalma
Tembung Tahun 2010 ”.
B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini, adalah: Bagaimanakah
pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Pada bayi yang dilahirkan di Klinik Bersalin
Nurhalmah Tembung Tahun 2010.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan Ibu tentang imunisasi pada balita Di Klinik
Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu
tentang imunisasi pada balita di klinik bersalin Nurhalma Tembung mengenai :
a) Pengertian imunisasi.
b) Tujuan imunisasi.
c) Manfaat imunisasi.
d) Jenis imunisasi.
e) Macam-macam imunisasi.
f) Efek samping dari imuniasi.
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Menjadikan sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan peneliti dalam hal melakukan penelitian dan sebagai penerapan ilmu yang
diperoleh selama di pendidikan.
2. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau ide-ide baru dalam
menerapkan pelayanan kebidanan, sebagai bahan referensi tambahan diperpustakaan
Universitas Sumatera Utara (USU), serta sebagai bahan masukan bagi mahasiswa
yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
3. Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan informasi bagi Klinik
Bersalin Nurhalma Tembung dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan dalam klinik tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni: indera panglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan tersebut di peroleh baik dari pengalaman langsung maupun pengalaman
orang lain. (Notoatmojo, 2003).
Menurut Notoatmojo (2003) pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting untuk terbantuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan
sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri sehingga dapat
dilakukan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang.
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam)
tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu berarti kemampuan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
rendah yang dapat diukur dengan kemampuan yang menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempelajari secara
benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat menginterprestasiakan materi
tersebut.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan suatu
materi yang telah dipelajari pada setiap situasi atau kondisi yang real (sebenarnya).
d. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen, tetapi di dalam suatu struktur orginisasi dan
mempunyai kaitan satu sama lainnya.
e. Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan penelitian terhadap suatu materi atau
objek.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Pendidikan
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi
meningkatkan kualitas hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah menerima informasi dan semakin pengetahuan yang dimiliki
sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat melakukannya.
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu, baik
yang hidup ataupun dalam keadaan meninggal. Paritas dapat digolongkan menjadi 3
(tiga) bagian yaitu :
1) Golongan primipara adalah ibu dengan paritas 1 (satu)
2) Golongan multipara adalah dengan paritas 2-5
3) Golongan grande multipara adalah ibu dengan paritas > 5
3. Sumber Informasi
a) Sumber Informasi dokumenter merupakan informasi yang berhubungan dengan
dokumen resmi maupun tidak resmi. Dokumen resmi adalah bentuk dokumen yang
diterbitkan yang berada dibawah tanggung jawab instansi resmi. Dokumen tidak
resmi adalah segala bentuk dokumen yang berada atau menjadi tanggung jawab dan
wewenang badan instansi resmi atau perorangan.
− Sumber primer (sumber data tangan pertama) adalah sumber informasi
langsung berasal dari yang mempunyai wewenang/tanggung jawab terhadap
data tersebut.
b) Sumber Kepustakaan
Di dalam perpustakaan tersimpan berbagai bahan bacaan dan informasi dari
berbagai disiplin ilmu. Dari buku laporan penelitian, majalah, ilmiah jurnal.
c) Sumber Informasi Lapangan
Sumber informasi lapangan diperoleh langsung dari objek dilapangan.
Objeknya adalah orang yang berlangsung berkecimpung dengan hal – hal yang ingin
diketahui.
Sumber informasi akan mempengaruhi bertambahnya pengetahuan seseorang
tentang sesuatu hal sehingga informasi diperoleh dapat diadopsi secara keseluruhan
ataupun hanya sebagian. (Notoadmojo, 2003).
d) Media Elektronik
Sumber informasi yang diperoleh dari media elektronik yaitu seperti TV,
televisi, radio, internet.
e) Media Cetak
Sumber informasi dari media cetak yaitu majalah, koran, tabloid.
f) Sumber Informasi Tenaga Kesehatan
Sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan : dokter, bidan,
perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
B. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan tubuh bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu, sedangkan vaksin adalah kuman atau racun kuman yang
Imunisasi ialah tindakan untuk memberikan perlindungan (kekebalan) di dalam tubuh
bayi dan anak. (Andi Utama,
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan
yang dipakai untuk merangsang pembentuk zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh
melalui mulut seperti vaksin polio. (A. Azis, 2005).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan diberikannya imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal
terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta
dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. (A. Azis, 2005).
3. Manfaat Imunisasi
Usia anak-anak rawan merupakan masa rawan terserang penyakit karena
daya tahan tubuhnya belum kuat. Dengan pemberian imunisasi dasar secara lengkap,
terjadinya penyakit terhadap bayi dapat dihindari. Adapun manfaat imunisasi antara lain
:
a. Dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
b. Upaya pencegahan yang sangat efektif terhadap timbulnya penyakit.
c. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada diri seseorang atau sekelompok
masyarakat.
e. Dapat meningkatkan derajat kesehatan untuk menciptakan bangsa yang kuat dan
berakal budi untuk melanjutkan pembangunan negara.
4. Jenis Imunisasi
Secara umum imunisasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam :
a). Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan
atau dimatikan dengan tujuan merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri,
contohnya adalah imunisasi polio dan campak. (Conan,
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi
spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta dihasilkannya sel
memori, sehingga apabila benar – benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat
merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap
vaksinnya antara lain :
1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna
terjadinya semacam infeksi buatan dapat merupakan polisakarida, toksoid atau virus
dilemahkan atau bakteri dimatikan.
2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
3) Preservatif, stabilizer dan antibiotika yang berguna untuk menghindari tumbuhnya
mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan
b). Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah penyuntikkan sejumlah antibodi, sehingga kadar
antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikkan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada
bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi terhadap campak.
(Conan, www. index. php. htm. com. co. id. 2004).
Imunisasi pasif merupakan pemberian imunoglobulin, yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. (A. Aziz, 2005).
5. Macam – macam Imunisasi
a). Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin BCG mengandung kuman TBC yang masih hidup tetapi sudah
dilemahkan. Vaksin ini ditemukan oleh dokter Albert Calmette dan seorang peneliti
yang bernama Cameli Guerin pada tanggal 04 April 1927. Penelitian untuk menemukan
vaksin BCG dimulai sejak tahun 1906, ketika Guerin menemukan bahwa ketahanan
terhadap penyakit TBC berkaitan dengan Virus Tuberclebacilli yang hidup didalam
darah. Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). Pemberian imunisasi BCG diberikan hanya sekali
sebelum bayi berumur 2 bulan.
b). Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Imunisasi DPT diberikan kepada bayi yang bertujuan untuk memberikan
rejan), tetanus. Di Indonesia, imunisasi terhadap 3 jenis penyakit tersebut dipasarkan
dalam 3 jenis kemasan, yaitu : dalam bentuk kemasan tunggal khusus bagi tetanus,
dalam bentuk kombinasi DT (Difteri dan Tetanus), dan dalam bentuk kombinasi DPT
(dikenal sebagai vaksin tripel). Imunisasi DPT ini biasanya diberikan sebanyak 3 kali
yaitu : DPT 1, DPT 2, dan DPT 3.
c). Imunisasi Polio
Imunisasi Polio diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
polliomietitis. Vaksin polio memberikan kekebalan hingga 90% terhadap serangan
penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan. Imunisasi polio diberikan dengan
2 cara, yaitu: melalui suntikan (inaevantet poliomyelitis vaccine) dan melalui mulut (oral
poliomyelitis vaccine).
d). Imunisasi Campak
Imunisasi Campak diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap
penyakit Campak secara aktif. Vaksin Campak mengandung virus hidup yang telah
dilemahkan. IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi Campak pertama pada usia
lebih dini 6-9 bulan. Penentuan usia 9 bulan untuk suntikan Campak pertama
berdasarkan pertimbangan bahwa pada usia tersebut antibodi bayi yang berasal dari
ibunya sudah semakin menurun sehingga bayi membutuhkan antibodi tambahan lewat
imunisasi.
e). Imunisasi Hepatitis
Tahun 1991, EPI (Expanded Program on Imunization) menetapkan target
untuk memasukkan vaksin Hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Pemberian
imunisasi Hepatitis ini bertujuan untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit
dapat dikembangkan setelah diteliti bahwa virus Hepatitis B mempunyai kaitan dengan
terjadinya penyakit lever. Vaksin terbuat dari bagian virus Hepatits B yang dinamakan
HbsAG, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Imunisasi Hepatitis ini diberikan sebanyak 3 kali yaitu Hepatits B1, Hepatits B2,
Hepatits B3.
6. Jadwal Imunisasi
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk
bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi
1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG
diberikan apabila uji
2 bulan DTP-1 DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T) Hib-1 Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval
2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-1.
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1 4 bulan DTP-2 DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara
terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2 6 bulan DTP-3 DTP-3 dapat diberikan terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).
Hib-3 Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3
Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2
merupakan program BIAS pada
tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
15-18 bulan MMR Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.
Hib-4 Hib-4 diberikan pada 15 bulan (T atau PRP-OMP).
18 bulan DTP-4 DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4. 2 tahun Hepatitis A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2
tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.
2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5 DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap) Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5. 6 tahun. Diberikan untuk catch-up immunization pada anak
yang belum mendapatkan MMR-1.
10 tahun dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
Varisela Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun.
7. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi a). Difteri
Difteri bukan merupakan sekedar radang tenggorokan. Difteri adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh Baktericorynebakterium Diphterberlae.
gejalanya : suhu tubuh yang tinggi, batuk, suara serak, sakit tenggorokan, sesak nafas,
bila bernafas menimbulkan bunyi/suara. Pencegahan yang paling efektif untuk penyakit
ini yaitu dengan memberikan imunisasi DPT.
b). Pertusis (Batuk Rejan )
Pertusis (batuk rejan) sering juga disebut dengan batuk seratus hari. Pertusis
adalah penyakit infeksi saluran nafas yang disebakan oleh Bordetela Pertusis. Batuk
rejan mudah menyebar dan menular melalui udara dengan cara batuk/bersin. Gejalanya
penderita batuk rejan akan mengalami 3 stadium :
− Stadium pertama merupakan stadium awal (katarhalis) yang berlangsung selama 1-2
minggu. Gejalanya : demam ringan, batuk dan pilek.
− Stadium 2 (peroksimal) yang berlangsung selama 2-4 minggu. Gejalanya: batuk
panjang secara terus menerus dan membuang nafas yang disebut Ubooping Ougb.
Bila pertusis sudah parah dapat disertai dengan muntah-muntah, wajah menjadi
merah kebiru-biruan.
− Stadium 3 (perbaikan/konvaselen) yang berlangsung selama 1-2 minggu. Gejalanya:
batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih.
Pertusis dapat dicegah dengan pemberian imuniasi DPT yang diberikan pada
anak usia 0-2 bulan.
c). Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Clostridium
Tetani. Tetanus dapat terjadi karena luka : luka yang kotor, luka potensial, luka yang
dalam. Gejala tetanus umumnya diawali oleh kejang otot rahang/mulut (trismus).
pemberian imunisasi DPT dan segera membersihkan luka dengan air mengalir serta
berikan antiseptik.
d). Polio
Polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dari genus entero
virus dan family picornaviridae. Virus ini menyerang seluruh tubuh termasuk otot dan
syaraf dan dapat menyebabkan kelemahan otot yang sifatnya permanen serta
kelumpuhan pada salah satu tungkai. Penyakit ini sangat menular dan tidak dapat
disembuhkan. Masa inkubasi virus polio 6-10 hari. Gejalanya timbul demam disertai flu,
lesu, dan lemah. Kemudian mendadak lumpuh pada salah satu anggota gerak setelah
demam 2 hari. Tetapi tidak semua mengalami kelumpuhan setelah terkena virus polio.
Pencegahan yang paling efektif adalah dengan memberikan imunisasi polio secara
lengkap pada bayi.
e). Campak
Campak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak
atau morbili. Campak dapat menular melalui udara, butiran halus air ludah (droplet), dan
kontak langsung dengan penderita. Gejala penyakit Campak : demam dan bahkan
demam tinggi (38-40,50 C), batuk, pilek, serta muncul bercak-bercak merah. Bercak
merah akan timbul mulai dari pipi, bagian bawah telinga dan kemudian menjalar
keseluruh bagian tubuh. Pencegahan penyakit campak yang paling efektif adalah dengan
memberikan imunisasi Campak yang dapat memberikan perlindungan dalam waktu yang
lama dan bahkan seumur hidup.
Masalah hepatitis semakin meningkat. Penyakit hepatitis B disebabkan oleh
virus hepatitis B yang menyerang hati. Penyakit hepetitis B ditularkan secara :
− Vertikal, yaitu dari Ibu hamil yang menderita Hepatitis B sehingga dapat menularkan
kepada bayi yang dikandungnya dan pada saat proses persalinan.
− Horizontal, yaitu dari penderita hepatitis kepada individu lain melalui : hubungan
seksual, tusukan jarum, transfusi darah, penggunaan sikat gigi atau pisau cukur
bersama.
Gejala utama penyakit Hepatitis adalah sklera mata dan kulit menjadi kuning.
Pencegahan Hepatitis yang paling efektif, yaitu dengan memberikan vaksinasi Hepatitis
pada bayi yang baru lahir, anak-anak, serta orang dewasa yang beresiko tinggi.
g). Tuberkulosis (TBC) pada anak
TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobakterium
Tuberkulosis. Gejala utama TBC pada anak biasanya hanya berupa demam ringan tetapi
berlangsung lama, berat badan tidak bertambah karena nafsu makan berkurang, anak
gelisah dan selalu rewel, lesu serta mudah berkeringat. Untuk mencegah penyakit ini,
yaitu dengan memberikan imunisasi BCG.
8. Kondisi Anak yang Baik untuk Mendapatkan Imunisasi
Tidak semua Ibu-ibu yang memiliki balita mengetahui kondisi yang
bagaimana anaknya boleh mendapatkan imunisasi atau harus ditunda untuk sementara
imunologis atau kekebalan anak menurun. Penundaan tersebut bertujuan untuk
menghindari komplikasi yang merugikan bagi tubuh anak dan agar imunisasi itu sendiri
mampu memberi respon yang optimal.
a) Imunisasi yang boleh diberikan dalam kondisi :
− Gangguan saluran nafas dan gangguan saluran cerna.
− Riwayat kejang dalam keluarga.
− Riwayat penyakit infeksi.
− Kontak dengan seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu.
− Kelainan syaraf seperti down syndrom.
− Memiliki penyakit kronis seperti jantung, paru, serta penyakit metabolik.
− Sedang menjalani terapi antibiotik seperti terapi steroid topikal (terapi kulit atau
mata).
− Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir.
− Berat badan lahir rendah.
− Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi.
b) Imunisasi yang tidak boleh diberikan dalam kondisi :
− Sakit berat dan mendadak demam tinggi.
− Memiliki alergi yang berat (anafilatik).
− Menderita gangguan sistem imun, misalnya sedang menjalani pengobatan steroid
jangka panjang seperti HIV. Keadaan yang seperti ini tidak boleh diberikan
vaksin hidup seperti polio oral, MMR, BCG, Cacar Air.
9. Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi terkadang dapat menimbulkan efek samping, tetapi hal ini
menandakan bahwa vaksin bekerja secara tepat. Efek samping yang dapat terjadi antara
lain :
a) Setelah bayi diberikan imunisasi BCG akan terjadi pembengkakan kecil dan merah
pada tempat suntikan selama 2 minggu. Setelah 2-3 minggu, pembengkakan akan
menjadi abses kecil dan menjadi luka dengan diamater 10 mm. Luka akan sembuh
dengan sendirinya dalam waktu 2-3 bulan dan meninggalkan luka parut. Apabila
dosis yang diberikan terlalu tinggi maka ulkus yang akan timbul akan lebih besar dan
apabila penyuntikkan terlalu dalam maka luka parut yang akan tertarik kedalam
(retacred).
b) Setelah bayi mendapatkan imunisasi DPT anak menjadi gelisah dan menangis
terus-menerus selama beberapa jam paskasuntikkan. Biasanya bayi akan demam pada sore
hari setelah mendapat imunisasi DPT, demam akan turun dan hilang dalam waktu 2
hari. Sebagian besar anak akan merasa nyeri, sakit, merah dan bengkak ditempat
suntikkan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu mendapatkan pengobatan
khusus karena akan sembuh dengan sendirinya. Bila gejala tersebut tidak timbul
tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak bekerja dengan baik.
c) Setelah mendapatkan imunisasi polio sebahagian kecil penerima vaksin OPV akan
mengalami gejala pusing-pusing, diare ringan dan sakit otot. Pada umumnya efek
samping paska imunisasi polio sangat jarang ditemukan bahkan hampir tidak
d) Setelah mendapatkan imunisasi Campak kemungkinan anak akan diare, panas dan
disertai kemerahan 4-10 hari sesudah suntikkan. Untuk mengatasi efek yang timbul
dianjurkan untuk memakai pakaian yang tipis dan minum obat penurun panas.
e) Setelah mendapatkan imunisasi hepatitis mungkin hanya terjadi keluhan nyeri pada
bekas suntikkan, demam ringan dan pembengkakan. Reaksi ini akan hilang dalam
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel
independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis
imunisasi, macam-macam imunisasi, efek samping imunisasi, jadwal imunisasi) dan
variabel dependen (pengetahuan ibu). Variabel independen adalah variabel yang nilainya
menentukan variabel lain sedangkan variabel dependen adalah variabel yang nilanya
ditentukan oleh variabel lain.
Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Pengetahuan tentang :
− Pengertian Imunisasi
− Tujuan Imunisasi
− Manfaat Imunisasi
− Jenis imunisasi
− Macam-macam Imunisasi
− Efek samping Imunisasi
B. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Pengetahuan Hasil “tahu” dan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan pendekatan cross
sectional, yaitu untuk menggambarkan pengetahuan ibu tentang imunisasi di klinik
bersalin Nurhalmah Tembung.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti (Hidayat, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu – ibu
yang memiliki balita yang mengimunisasikan anaknya di klinik bersalin Nurhalmah
Tembung. Dengan jumlah populasinya pada bulan Februari – April 2010 adalah 48
orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki. Dalam pengambilan sampel untuk penelitian
menggunakan teknik total sampling, yaitu seluruh ibu-ibu yang memiliki bayi yang
mengimunisasikan anaknya di klinik bersalin Nurhalmah Tembung dengan jumlah
Sebagai kriteria inklusi yaitu :
1) Ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun.
2) Ibu yang mengimunisasikan anaknya di klinik bersalin Nurhalma Tembung.
3) Memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat)
4) Bersedia menjadi subjek penelitian
Sedangkan kriteria eksklusinya adalah :
1) Tidak memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat).
2) Tidak bersedia menjadi subyek penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung.
Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung dijadikan sebagai lokasi penelitian dengan
pertimbangan bahwa klinik tersebut merupakan salah satu klinik yang mengadakan
imunisasi secara rutin setiap bulan, lokasi penelitian cukup dekat dengan tempat tinggal
peneliti, dan dapat mewakili seluruh populasi.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - April 2010.
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah, peneliti mendapat izin dari Ketua Program
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dengan
mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Kilinik Bersalin Nurhalma
responden bahwa partisipasi responden yang diteliti tersebut bersifat sukarela.
Responden berhak untuk menolak dari penelitian. Responden dianggap bersedia dalam
penelitian, responden harus menandatangani surat persetujuan.
Kerahasiaan catatan responden mengenai data-data dijaga, maka lembar
pernyataan untuk observasi tidak akan disebarkan ke pihak lain dan informasi yang
diperoleh hanya dipergunakan untuk penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data dipakai dengan menggunakan kuesioner untuk
wawancara dan observasi, dilengkapi dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
cross-check tanggal lahir dan imunisasi yang telah diberikan. Kusioner merupakan sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang perlu diketahui. (Arikunto, 2006).
Kuesioner tersebut berisi :
1) Data Demografi
Kuesoner penelitian berisi data demografi meliputi : nama, alamat, umur,
pendidikan terakhir, jumlah anak seluruhnya, jumlah balita, sumber informasi yang
diperoleh responden.
2) Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan
responden tentang imunisasi. Kuesioner ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan
menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban benar diberi skor 1 dan
jawaban salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan yang
Rentang Berdasarkan rumus statistika : P =
Banyak Kelas
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai
terendah dimana rentang kelas sebesar 20 dan banyak kelas adalah 3 yaitu : baik,
cukup, kurang sehingga diperoleh P = 6. Kisaran nilai antara 0 – 20, maka
pengetahuan akan diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yakni :
− Baik, apabila responden menjawab benar > 65% (14 – 20 pertanyaan) dari 20
pertanyaan yang diajukan
− Cukup, apabila responden menjawab benar 65% (7 – 13 pertanyaan) dari 20
pertanyaan yang diajukan
− Kurang, apabila responden menjawab benar < 30% (0 – 6 pertanyaan) dari 20
pertanyaan yang diajukan.
Peneliti menggunakan kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup, yaitu
pertanyaan yang telah disediakan pilihan jawaban dan responden hanya memilih satu
diantaranya. (Arikunto, 2006).
Kriteria kuesioner yang baik adalah valid dan reliabel. Uji validitas yang
dilakukan oleh peneliti adalah uji validitas isi. Validitas isi adalah suatu alat yang
mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang
dianggap sebagai kerangka konsep. (Riwidikdo, 2008).
Penilaian tentang validitas isi ini bersifat subjektif dan keputusan apakah
isntrumen sudah mewakili atau tidak, didasarkan pada pendapat ahli. Uji validitas ini
Sedangkan uji reliabilitas dalam penelitian ini dengan tehnik cronbach’s alpha.
Kuesioner di ujikan pada 10 responden yang memenuhi kriteria. Kemudian jawaban
responden akan diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi kusioner yang berbentuk
pertanyaan tertutup yang diberikan kepada orang tua balita yang memenuhi kriteria
penelitian. Bila ada responden yang menolak terlibat atau berpartisipasi dalam
penelitian, peneliti mencari pengganti yang sesuai dengan kriteria sampel. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan 2, yaitu : Pertama, data primer
diperoleh secara langsung dari responden melalui penyebaran kusioner kepada orang tua
anak balita yang menjadi sampel penelitian dan juga dilakukan pengawasan pada saat
responden menjawab kuesioner. Hasil dari kusioner penelitian tersebut dicatat dalam
tabel induk/master tabel dan selanjutnya dilakukan pengkodean untuk mempermudah
analisa data. Kedua, Data sekunder diperoleh dari register anak yang diimunisasi di
klinik bersalin Nurhalmah Tembung yang meliputi nama, jenis kelamin, tempat dan
tanggal lahir, nama orang tua, alamat rumah, dan status kesehatan anak balita.
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase data yang
telah terkumpul dan disajikan dalam tabel. Analisis data di lanjutkan dengan membahas
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Penelitian ini diperoleh sebanyak 48 responden yang memenuhi kriteria
penelitian yang dilakukan di Klinik Bersalin Nurhalma Tembung pada bulan Februari –
April 2010. Dalam penelitian tidak ada responden yang menolak untuk manjadi objek
penelitian (semua responden bersedia menjadi objek penelitian). Hasil penelitian
disajikan dalam table-tabel distribusi frekwensi sebagai berikut :
1. Data Demografi Responden
Tabel 5.1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah %
20 - 25 19 39,6
26 - 30 16 33,3
31 – 35 6 12,5
36 - 40 7 14,6
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.1.1 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat
terdapat pada usia 31- 35 tahun, yaitu sebanyak 6 responden (12,5%) dan rata-rata umur
responden terdapat pada usia 28 tahun.
Tabel 5.1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah %
SMP 14 29,2
SMU 30 62,5
DIII 3 6,3
S1 1 2,0
Jumlah 48 100
Selanjutnya tabel 5.1.2 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat
pada responden yang berpendidikan SMU, yaitu sebanyak 30 responden (62,5%) dan
minoritas terdapat pada responden yang berpendidikan S1, yaitu sebanyak 1 responden
(2,0%).
Tabel 5.1.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah %
IRT 24 50,0
Petani 10 20,8
Pedagang 7 14,6
PNS 3 6,3
Jumlah 48 100
Lebih lanjut tabel 5.1.3 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat
pada responden yang bekerja sebagai IRT, yaitu sebanyak 24 responden (50,0%) dan
minoritas terdapat pada responden yang bekerja sebagai PNS, yaitu sebanyak 3
responden (6,35).
Tabel 5.1.4
Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak
Jumlah anak ( paritas ) jumlah ( % )
( ≤ 2 ) 6 12,5
( 3-4 ) 34 70,8
( ≥ 5 ) 8 16,7
Jumlah 48 100
Demikian juga tabel 5.1.4 terlihat bahwa responden yang mayoritas terdapat
pada responden dengan Paritas/jumlah anak 3-4 orang, yaitu sebanyak 34 responden
(70,8%) dan minoritas terdapat pada responden dengan Paritas/jumlah anak ≤ 2, yaitu
sebanyak 6 responden (12,5%).
Tabel 5.1.5
Ditribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Keluarga / Tetangga 26 54,2
Tenaga Kesehatan 6 12,5
Media Cetak 9 18,8
Media Elektronik 7 14,5
Jumlah 48 100
Kemudian ditabel 5.1.5 terlihat bahwa responden yang mayoritas yang
menerima Sumber Informasi berasal dari Keluarga/Tetangga, yaitu sebanyak 26
responden (54,2%) dan minoritas yang menerima Sumber Informasi berasal dari Tenaga
Kesehatan, yaitu sebanyak 6 responden (12,5%).
2. Pengetahuan Responden
Tabel 5.2.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010
Pengetahuan Jumlah %
Baik 6 12,5
Cukup 18 37,5
Kurang 24 50,0
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.2.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Kurang, yaitu sebanyak 24 orang (50%) dan minoritas responden berpengetahuan Baik,
3. Pengetahuan Responden Berdasarkan Pengertian Imunisasi Tabel 5.3.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Pengertian Imunisasi
Pengetahuan Jumlah %
Baik 5 10,4
Cukup 7 14,6
Kurang 36 75,0
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.3.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Kurang, yaitu sebanyak 36 responden (75,0%) dan minoritas responden berpengetahuan
Baik, yaitu sebanyak 5 responden (10,4%).
4. Pengetahuan Responden Berdasarkan Tujuan Imunisasi Tabel 5.4.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Tujuan Imunisasi
Baik 5 10,4
Cukup 3 6,3
Kurang 40 83,3
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.4.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Kurang, yaitu sebanyak 40 responden (83,3%) dan minoritas responden berpengetahuan
Cukup, yaitu sebanyak 3 responden (6,3%).
5. Pengetahuan Responden Berdasarkan Manfaat Imunisasi Tabel 5.5.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Manfaat Imunisasi
Pengetahuan Jumlah %
Baik 7 14,6
Cukup 8 16,6
Kurang 33 68,8
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5..5.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Kurang, yaitu sebanyak 33 responden (68,8%) dan minoritas responden berpengetahuan
6. Pengetahuan Responden Berdasarkan Jenis Imunisasi Tabel 5.6.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jenis Imunisasi
Pengetahuan Jumlah %
Baik 6 12,5
Cukup 11 22,9
Kurang 31 64,6
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.6.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Kurang, yaitu sebanyak 31 orang (64,6%) dan minoritas responden berpengetahuan
Baik, yaitu sebanyak 6 orang (12,5%).
7. Pengetahuan Responden Berdasarkan Macam-macam Imunisasi Tabel 5.7.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Macam-macam Imunisasi
Baik 16 33,3
Cukup 15 31,3
Kurang 17 35,4
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.7.1 terlihat bahwa responden lebih banyak
berpengetahuan Kurang yaitu sebanyak 17 orang (35,4%) dan perbedaannya sangat
tipis/kecil dengan responden yang berpengetahuan Baik, yaitu sebanyak 16 orang
(33,3% ) dan responden yang berpengetahuan Cukup, yaitu sebanyak 15 responden
(31,3%).
8. Pengetahuan Responden Berdasarkan Efek Samping Imunisasi Tabel 5.8.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Efek Samping
Imunisasi
Pengetahuan Jumlah %
Baik 40 83,3
Cukup 5 10,4
Kurang 3 6,3
Jumlah 48 100
Berdasarkan tabel 5.8.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Baik, yaitu sebanyak 40 orang (83,3%) dan minoritas responden berpengetahuan
9. Pengetahuan Responden Berdasarkan Jadwal Imunisasi Tabel 5.9.1
Distribusi Pengetahuan Responden tentang Imunisasi pada Balita di Klinik Bersalin Nurhalmah Tembung Tahun 2010 Berdasarkan Jadwal Imunisasi
Pengetahuan Jumlah %
Baik 47 97,9
Cukup 1 2,1
Kurang - -
Jumlah 48 100
Berdasrkan tabel 5.9.1 terlihat bahwa mayoritas responden berpengetahuan
Baik, yaitu sebanyak 47 orang (97,9%) dan minoritas responden berpengetahuan
B.
Pembahasan
1. Berdasarkan Pengetahuan tentang imunisasi secara umum
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan yang tertera pada tabel (5.2.1)
menunjukkan bahwa responden berpengetahuan kurang tentang imunisasi pada balita
sebanyak 24 responden (50,0%) dan minoritas responden berpengetahuan baik yaitu
sebanyak 6 responden (12,5%).
Menurut (Notoatmodjo, 2003) bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu, pengetahuan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Dari hasil penelitian bahwa kurangnya pengetahuan responden tentang imunisasi
berpendidikan SMP/SMU yang masing-masing yaitu sebanyak 14 responden (29,2%)
dan sebanyak 30 responden (62,5%). Secara umum, tingkat pengetahuan responden yang
kurang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan responden tentang pengertian imunisasi
sebanyak 36 responden atau 75,0% (tabel 5.3.1), tujuan imunisasi sebanyak 40
responden atau 83,3% (tabel 5.4.1), manfaat imunisasi sebanyak 33 responden atau
68,8% (tabel 5.5.1), jenis imunisasi sebanyak 31 responden atau 64,6% (tabel 5.6.1), dan
sumber informasi yang diperoleh kurang lengkap karena sumber informasi yang
diperoleh mayoritas berasal dari keluarga/tetangga yaitu sebanyak 26 responden atau
54,2% (tabel 5.1.5).
Responden yang berpengetahuan baik hanya terdapat pada responden yang
berpendidikan DIII dan S1 yaitu sebesar 8,3% (tabel5.1.2). Baiknya pengetahuan
responden terdapat pada pengetahuan tentang efek samping imunisasi sebanyak 40
responden (83,3%) dan jadwal imunisasi sebanyak 47 responden (97,9%).
2. Berdasarkan pengetahuan tentang imunisasi secara khusus
Dari hasil penelitian yang tertera pada tabel tersebut diatas terlihat bahwa
mayoritas responden yang berpengetahuan kurang terutama mengenai tujuan imunisasi
yaitu sebanyak 40 responden atau 83,3% (tabel 5.4.1), kemudian diikuti berturut-turut
adalah mengenai pengertian imunisasi yaitu sebanyak 36 responden atau 75,0% (tabel
5.3.1), manfaat imunisasi sebanyak 33 responden atau 68,8% (tabel 5.5.1), jenis
imunisasi yaitu sebanyak 31 responden atau 64,6% (tabel 5.6.1), dan macam-macam
imunisasi yaitu sebanyak 17 responden (35,4%).
Kurangnya pengetahuan responden mengenai pengertian imunisasi yang
terbanyak menjawab salah yaitu sebanyak 42 responden atau 87,7% (Master tabel) yang
seharusnya menjawab pilihan jawaban C (Suatu usaha untuk memberikan kekebalan
pada bayi 0-12 bulan terhadap penyakit Tuberkulosis, Difteri, Tetanus, Polio, Campak
dan Hepatitis B) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban A
(Mengobati penyakit)
Kemudian mengenai tujuan imunisasi yang paling tinggi frekuensinya, yaitu
sebesar 83,3% yang terdapat pada kuesioner nomor 5 yaitu tentang tujuan dari
pemberian imunisasi DPT yang terbanyak menjawab salah sebanyak 45 responden atau
93,3% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban C (Untuk memberikan
kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit Difteri, Pertusis, dan
Tetanus) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban A (Untuk
memberikan kekebalan pasif dalam waktu yang berlainan terhadap penyakit TBC)
Mengenai manfaat imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 6 yaitu
tentang manfaat dari imunisasi yang terbanyak menjawab salah sebanyak 42 responden
atau 87,5% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban A (Dapat
meningkatkan derajat kesehatan) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan
jawaban B (Dapat membuat derajat kesehatan)
Sedangkan mengenai jenis imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor 9
yaitu tentang jenis imunisasi secara umum yang terbanyak menjawab salah sebanyak 41
responden atau 85,4% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan jawaban B
(Imunisasi aktif dan pasif) tetapi responden paling banyak menjawab pilihan jawaban C
(Imunisasi wajib dan tidak wajib)
Dan mengenai macam-macam imunisasi yang terdapat pada kuesioner nomor
sebanyak 33 responden atau 68,7% (Master tabel) yang seharusnya menjawab pilihan
jawaban B (HIB, MM, Tifoid, Hepatitis A, Variasi) tetapi responden paling banyak
menjawab pilihan jawaban A (Tuberkulosis, Campak, dan Polio).
Pengetahuan responden yang kurang tentang pengertian, tujuan, manfaat, dan
jenis imunisasi mungkin disebabkan karena tingkat pendidikan responden yang masih
rendah yaitu yang mayoritas responden terdapat pada tingkat pendidikan SMP dan
SMU, faktor usia yang masih terlalu muda yaitu berusia 20-25 tahun sehingga tidak
mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
Paritas/jumlah anak yang terlalu banyak yaitu lebih dari 2 orang anak
sehingga ibu-ibu lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah untuk mengurus anak
dan suami serta sibuk untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan hal ini memungkinkan
ibu untuk tidak mempunyai waktu untuk mengetahui lebih jelas dan lengkap tentang
imunisasi.
Sumber informasi yang benar juga berpengaruh pada tingkat pengetahuan
seseorang. Sumber informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan dan media masa
sangat sedikit dan sebagian besar sumber informasi yang diperoleh berasal dari
keluarga/tetangga sehingga informasinya masih kurang jelas dan lengkap tentang
imunisasi baik itu tentang pengertian, tujuan, manfaat, jenis dan macam-macam
imunisasi.
Sedangkan dari hasil penelitian yang tertera pada tabel (5.5.1) diatas terlihat
bahwa responden hampir sama frekuensi pengetahuannya mengenai macam-macam
imunisai baik dari segi pengetahuan baik yaitu sebanyak 16 responden (33,3%),
pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 responden (31,3%), dan responden yang
kemungkinan karena adanya macam-macam imunisasi yang tertera pada kartu KMS
(Kartu Menuju Sehat) bagi responden yang memiliki KMS tersebut dan banyaknya
poster-poster tentang macam-macam imunisasi yang terdapat difasilitas tenaga
kesehatan.
Dari hasil penelitian yang tertera pada tabel (5.8.1) dan tabel (5.9.1) diatas
terlihat bahwa responden yang mayoritas responden berpengetahuan baik terdapat pada
pengetahuan responden tentang efek samping imunisasi yaitu sebanyak 40 responden
atau 83,3% (tabel 5.8.1), dan jadwal imunisasi yaitu sebanyak 47 responden atau 97,9%
(tabel 5.9.1).
Baiknya pengetahuan responden mengenai efek samping imunisasi yang
terdapat pada kuesioner nomor 16 yaitu tentang efek samping dari penyuntikkan
imunisasi campak sebanyak 39 responden atau 81,3% (tabel 5.8.2), dan jadwal imunisasi
yang terdapat kuesioner nomor 18 dan 20 yaitu tentang imunisasi BCG dan Campak
diberikan pada usia berapa sebanyak 45 responden atau 93,7% (tabel 5.9.2).
Terlihat disini bahwa pengetahuan responden yang baik dan sangat
memahami tentang efek samping berdasarkan pengalaman yang dialami oleh responden
tentang efek samping dari imunisasi yaitu terjadinya demam pada anaknya yang
diimunisasi sehingga menimbulkan rasa cemas pada kesehatan anaknya dan pengalaman
tersebut dapat berasal dari yang dialaminya ataupun berasal pengalaman orang
lain/temannya.
Sedangkan pengetahuan responden yang baik tentang jadwal imunisasi
merupakan tingkat pengetahuan yang paling tinggi yaitu sebanyak 47 responden
(97,9%), hal ini mungkin disebabkan karena responden mendapatkan informasi tentang
petugas kesehatan mencatat imunisasi yang diberikan dalam kartu KMS tersebut dan
petugas kesehatan tersebut sering juga mengingatkan/memberitahukan kapan jadwal
imunisasi ulang akan diberikan pada anaknya, disamping itu ibu-ibu juga memperoleh
informasi tentang jadwal imunisasi yang mayoritas berasal dari keluarga/tetangga yang
mempunyai balita untuk di imunisasi.
Pengetahuan imunisasi sebenarnya penting terutama mengenai pengertian,
tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi agar mereka lebih mengetahui
mengapa balita harus di imunisasi. Kita pernah mendengar lewat media massa bahwa
sejak reformasi pada tahun 1998 bahwa imunisasi kurang dijalankan sehingga muncul
kembali penyakit polio. Oleh karena itu perlu diberikan penjelasan/penyuluhan tentang
pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi sebelum dilakukan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Walaupun penelitian ini hanya dilakukan di Klinik Bersalin Nurhalmah
Tembung sudah dapat menggambarkan tentang tingkat pengetahuan imunisasi pada
ibu-ibu yang mempunyai balita, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebanyak 24 responden (50%) yang mengimunisasikan anaknya di Klinik Bersalin
Nurhalmah Tembung pada tahun 2010 berpengetahuan Kurang tentang imunisasi.
2. Kurangnya pengetahuan responden tentang imunisasi terdapat pada pengetahuan
responden tentang pengertian imunisasi yang mayoritas sebanyak 36 responden
(75,0%), tujuan imunisasi yang mayoritas sebanyak 40 responden (83,3%), manfaat
imunisasi yang mayoritas sebanyak 33 responden (68,8%), dan jenis imunisasi yang
mayoritas sebanyak 31 responden (64,6%).
3. Responden yang berpengetahuan baik terdapat pada pengetahuan responden tentang
efek samping imunisasi sebanyak 40 responden (83,3%) dan jadwal imunisasi
sebanyak 47 responden (97,9%).
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka saran yang dapat
peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengetahuan imunisasi kepada
ibu-ibu yang mempunyai balita dengan sampel yang lebih besar.
2. Pentingnya penyuluhan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat tentang imunisasi
baik mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis dan macam-macam imunisasi yang
harus diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita sebelum dilakukannya
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen penelitian. Edisi Baru. Jakarta: PT Rineka cipat, 2000.
Achmadi, Umar Fahmi. Imunisasi, Mengapa perlu; Cetakan 1. Jakarta; Penerbit Buku
Kompas, 2006
Andi Utama ,
Azis A. H. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Jakarta: Salemba Media, 2005.
Conan,
Dewi Adinegoro,
Damim, Sudarman. Metode Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan, dan etik / oleh
Sudarman Damim, Parwis; Editor, Monica Ester: EGC, 2003
Endra Wimajanti,
Henderson, christine. Buku ajar konsep kebidanan / editor, christin Henderson, Kathleen
Jones ; Alih Bahasa, Ria Anjarwati, Renata komalasari, Dian Adiningsih; Editor Edisi
bahasa Indonesia, Devi yulianti – jakarta : EGC, 2005.
Hendrawan,
IDAI ( UKK Perinatologi ), Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi baru Lahir untuk
Dokter, Bidan dan perawat di Rumah Sakit. Editor ketua, M.Sholeh Kosin. Departemen
Kesehatan RI
Indiarti. A To Z The Golden Age; Merawat, Membesarkan dan Mencerdaskan Bayi Anda
Sejak dalam Masa Kandungan Hingga Usia 3 Tahun / MT Indiarti; I Yogyakarta: Andi,
Majidi, Nasyid. Baby Care Directory. Editor, Niam Masykuri. Cetakan Pertama.
Jakarta: Milenia Book Publishing, 2008
Markum, A.H. Imunisasi, Edisi Kedua, jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002
Masalah, Konsep dan Penerapan Metodologi Penilitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Edisi 1, jakarta: Salemba Medika,
2003
Wahab, A. Samik. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun / Penulis, A. Samik