• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER DAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER DAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS LINGKUNGAN

UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER DAN

LITERASI SAINS PESERTA DIDIK

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Diah Ika Rusmawati

0402513007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2015

(2)

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Pembelajaran Kimia berbasis Lingkungan untuk

Mengembangkan Karakter dan Literasi Sains Peserta Didik” karya,

nama : Diah Ika Rusmawati

NIM : 0402513007

Program Studi : Pendidikan IPA (Kimia)

telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana,

Universitas Negeri Semarang pada hari Selasa, tanggal 15 Desember 2015.

Semarang, 22 Desember 2015

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. rer. nat. Wahyu H., M.Si Prof. Drs. Nathan Hindarto, M.Si, PhD NIP 196011241984031002 NIP 195206131976121002

Penguji I, Penguji II,

Dr. Sri Susilogati S., M.Si Dr. Sri Wardani, M.Si NIP 195711121983032002 NIP 195711081983032001

Penguji III,

Dr. Sri Haryani, M.Si NIP 19580808 1983032002

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap

menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, November 2015

Yang membuat pernyataan,

Diah Ika Rusmawati NIM 0402513007

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Lakukan apapun yang kamu sukai, jadilah konsisten, dan sukses akan datang dengan sendirinya. Sukses tidak diukur menggunakan kekayaan, sukses adalah

sebuah pencapaian yang kita inginkan. Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan

sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak”

Persembahan:

Dengan penuh ucapan terimakasih kepada Tuhan Yang

Maha Esa draft tesis ini kupersembahkan untuk:

1. Orangtuaku tercinta, yang selalu menyayangiku,

mendukungku, memotivasiku, dan memberikan doa

restu untukku;

2. Sahabat-sahabatku tersayang, Danti Marta Dewi, Yudi

Supriyadi, dan Adi Pramudianto yang selalu

memberikan motivasi dan membantu mengobservasi

selama penelitian.

(5)

ABSTRAK

Rusmawati, Diah Ika. 2015. “Pembelajaran Kimia Berbasis Lingkungan untuk Mengembangkan Karakter dan Literasi Sains Peserta Didik”. Tesis. Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Dr. Sri Haryani, M.Si., II. Dr. Sri Wardani, M.Si.

Kata Kunci: Pembelajaran kimia, pembelajaran berbasis lingkungan, karakter, literasi sains

Hasil angket dan observasi menunjukkan rendahnya karakter peserta didik di SMK Negeri 1 Semarang. Selain itu, literasi sains peserta didik di Indonesia dari tes Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 masih sangat tertinggal, yaitu menduduki perringkat ke-64 dari 65 negara peserta. Karakter peserta didik yang baik dan peningkatan literasi sains dapat diperoleh melalui penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat. Lembar Kerja Siswa berbasis lingkungan digunakan sebagai pedoman peserta didik melakukan percobaan. Pada implementasinya peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kerja. Dengan bekerja bersama-sama dalam kelompok-kelompok mempermudah peserta didik melakukan pengamatan dan menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan teori yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan karakter dan peningkatan literasi sains peserta didik setelah implementasi pembelajaran kimia berbasis lingkungan. Desain penelitian yang digunakan adalah mixed methode menggunakan metode embedded design. Populasi penelitian yaitu peserta didik kelas X SMK N 1 Semarang tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 14 kelas. Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive

sampling dan dengan berbagai pertimbangan pemanfaatan ilmunya di dunia kerja

maka dihasilkan kelas X-TP 2 sebagai kelas eksperimen dan X-TP 1 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan tes berbentuk essay, lembar observasi karakter peserta didik, lembar observasi kinerja peserta didik, panduan wawancara, angket tanggapan peserta didik, dan dokumentasi. Implementasi pembelajaran kimia berbasis lingkungan mampu mengembangkan karakter peserta didik dan peningkatkan literasi sains peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter dan literasi sains peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Pembelajaran kimia berbasis lingkungan yang diimplementasikan mempunyai beberapa karakteristik yaitu lingkungan digunakan sebagai alat dan sumber belajar, pembelajaran diawali dengan menganalisis fenomena-fenomena yang ada di sekitar peserta didik, dan menggunakan LKS berbasis lingkungan sebagai pedoman melakukan percobaan. Karakter yang paling berkembang selam proses pembelajaran di kelas eksperimen yaitu tanggung jawab dan peduli lingkungan sebesar 93,38%. Peningkatan literasi sains pada kelas eksperimen mempunyai kriteria sedang dengan pencapaian rerata %N-gain mencapai 62%. Peserta didik juga memberikan respon yang positif pada implementasi pembelajaran kimia berbasis lingkungan.

(6)

ABSTRACT

Rusmawati, Diah Ika. 2015. “Chemistry Learning Based on Environment to Develop the Characters and Scientific Literacy of Learners.” Thesis. Sciences Education. Postgraduate Program. Semarang State University. Supervisor: I. Dr. Sri Haryani, M.Si, II. Dr. Sri Wardani, M.Si.

Key words: Chemistry education, education based on environment, characters, and science literacy.

Result of the questioner and observation showed the low characters students in SMK Negeri 1 Semarang. In addition, based on Programme for International Student Assessment (PISA) test in 2012 the students’ science literacy in Indonesia was extremely low. The test result showed that Indonesia’s students were ranked 64 from all 65 participating country. The good characters of students and developing science literacy can be obtained by using the right method and media of learning. The student worksheet based on environment was used as the students’ guideline to conduct experiment. In the implementation of study, students were divided into several groups. Working in groups facilitates students to conduct observation and conclude experiment’s result based on the theories. This study aim to find out the students’ character development and science literacy improvement as the result of learning implementation of Chemistry based on environment implementation. The research design that used was mixed method. It used embedded design method. The research’s population was the students of grade X SMK N 1 Semarang, school year 2015/2016. They were from 14 classes. The sample was determined by using purposive sampling technique with several considerations of theories’ usage therefore resulted class X TP 2 as experimental group and class X TP 1 as control group. The methods of collecting data used essay test, students’ character observation sheet, students’ performance observation sheet, interview’s guideline, students’ questioner response, and documentation. The implementation of learning chemistry based on environment could develop students’ character and improve students’ science literacy. The result of research showed that character and science literacy of experiments better than control group. Chemistry learning based on environment which was used had several characteristic such as the environment which is used as tool and source of learning, learning is began by analyzing phenomenon around students, and using worksheet based on environment as the guideline to conduct experiment. The most development character along learning process in experimental class such as responsibility and concerned of environment had score 93,38%. The improving of science literacy in experimental has medium criteria whit average achievement %N-gain reach 62%. The students also gave positive response to implementation of chemistry learning base on environment.

(7)

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang

berjudul “Pembelajaran Kimia Berbasis Lingkungan untuk Mengembangkan

Karakter dan Literasi Sains Peserta Didik”.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing:

Dr. Sri Haryani, M.Si. (Pembimbing I) dan Dr. Sri Wardani, M.Si (Pembimbing

II).

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang

telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang memberikan fasilitas yang cukup

memadai di kampus sehingga kami dapat menggunakan fasilitas yang ada

untuk penyusunan tesis ini.

2. Direksi Program Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan

serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini.

3. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan IPA Program

Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam

penulisan tesis ini.

4. Ibu Dr. Sri Haryani, M.Si., Dosen pembimbing I yang dengan tekun, sabar,

dan teliti memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti mulai

penyusunan proposal, jalannya penelitian dan awal penulisan tesis ini.

5. Ibu Dr. Sri Wardani, M.Si., Dosen pembimbing II yang dengan tekun, sabar,

teliti, dan kritis memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti mulai

penyusunan proposal, jalannya penelitian dan awal penulisan tesis ini.

6. Ibu Dr. Sri Susilogati. S., M.Si, Dosen penguji utama yang dengan sabar,

teliti, dan kritis memberikan arahan yang sangat berarti dalam penyusunan

tesis ini.

(8)

7. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak

memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh

pendidikan

8. Bapak Drs. H. Diyana, M.T., kepala SMK Negeri 1 Semarang yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Drs. Nur Hidayat Agus S. M.Si., Guru Kimia SMK Negeri 1 Semarang

yang telah berkenan membimbing dan membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Siswa kelas X-TP 1 dan X-TP 2 SMK Negeri 1 Semarang tahun pelajaran

2014/2015 atas kesediaanya menjadi responden dalam pengambilan data

penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak, ibu, dan semua

pihak yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan dan pelaporan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis sampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya

kepada semua pihak, jika selama interaksi terjadi banyak hal yang kurang

berkenan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, November 2015

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

(10)

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ...

Halaman

42

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Studi Pendahuluan ... 48

4.2 Karakteristik Pembelajaran Kimia Berbasis Lingkungan 50 4.3 Hasil Validasi Instrumen ... 52

4.4 Hasil Implementasi Pembelajaran Berbasis Lingkungan 55 BAB V PENUTUP ... 83

5.1 Simpulan ... 83

5.2 Saran ... 85

Daftar Pustaka ... 87

Lampiran ... 91

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa ... 14

2.2 Kompetensi Aspek Proses Sains ... 20

2.3 Deskripsi Penerapan Literasi Sains pada Materi Elektrokimia 20

2.4 Proses Pembelajaran Kimia Berbasis Lingkungan ... 22

3.1 Kriteria Reliabilitas ... 40

3.2 Kriteria Tingkat Pencapaian %N-Gain ... 44

3.3 Hubungan Antar Jenis Data, Jenis Instrumen, dan Analisis

Data ... 47

4.1 Rekap Nilai Validasi Perangkat Pembelajaran ... 52

4.2 Rangkuman Hasil Validasi terhadap Perangkat Pembelajaran

4.3

dan Instrumennya ...

Hasil Uji Normalitas, Homogenitas, dan Uji-t antara Kelas

53

4.4

Kontrol dan Eksperimen ...

Hasil Rerata Kinerja Peserta Didik antara Kelas Kontrol dan

65

4.5

Eksperimen ...

Persentase Tanggapan Peserta Didik terhadap Pembelajaran

76

Kimia Berbasis Lingkungan ... 78

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model Literasi Sains Menurut Graber ... 18

2.2 Kerangka Teoritis ... 29

2.3 Kerangka Berpikir ... 31

3.1 Desain Penelitian (embedded design) ... 33

4.1 Grafik Hasil Angket Field Study ... 49

4.2 Persentase Skor tiap Karakter antara Kelas Kontrol dan Eksperimen pada Materi Sel Volta ... 56

4.3 Persentase Skor tiap Karakter antara Kelas Kontrol dan Eksperimen pada Materi Korosi ... 56

4.4 Persentase Skor tiap Karakter antara Kelas Kontrol dan Eksperimen pada Materi Sel Elektrolisis ... 57

4.5 Persentase Skor tiap Karakter di Kelas Eksperimen pada Pembelajaran Materi Sel Volta, Korosi, dan Sel Elektrolisis 58 4.6 Rerata Pretes, Postes, dan %N-gain antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 64

4.7 Persentase Hasil Pretes tiap Kompetensi Literasi Sains antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 65

4.8 Persentase Hasil Postes tiap Kompetensi Literasi Sains antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 66

4.9 Persentase Hasil Pretes dan Postes tiap Kompetensi Literasi Sains antara Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 66

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman Lampiran

1. Angket Field Study ... 91

2. Silabus Pembelajaran Kimia Berbasis Lingkungan ... 112

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Lingkungan 129 4. Kisi-kisi Soal Uji Coba ... 157

10. Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian Karakter Peserta 11. Didik ... Lembar Observasi dan Rubrik Penilaian Kinerja Peserta 206 Didik ... 213

12. Kisi-kisi Angket dan Angket Respon Peserta Didik ... 219

13. Lembar Validasi Perangkat Pembelajaran ... 222

14. Analisis Hasil Field Study ... ... 245

15. Analisis Validitas Uji Coba Soal ... 246

16. Analisis Reliabilitas Uji Coba Soal ... 247

17. Analisis Tingkat Kesukaran Uji Coba Soal ... 248

18. Uji Normalitas dan Homogenitas Kelas Kontrol dan 19. Eksperimen ... Uji Normalisasi Gain dan Ketuntasan Belajar antara Kelas 249 Kontrol dan Eksperimen ... 250

20. Uji Signifikansi Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 255

21. Analisis Karakter Peserta Didik ... 258

22. Analisis Kinerja Peserta Didik ... 266

23. Analisis Respon Peserta Didik ... 273

(14)

Lampiran Halaman Lampiran 24. Contoh Pengisian LKS Berbasis Lingkungan ... 278

25. Dokumentasi Penelitian ... 302

26. Arsip Surat ... 306

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam mengembangkan dan

mengoptimalkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, akhlak mulia, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Depdiknas, 2006). Potensi

peserta didik tersebut dapat dikembangkan dan dioptimalkan salah satunya

melalui pembelajaran kimia. Pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding

kelas. Lingkungan fisik, sosial, dan organisasi dimana proses pembelajaran

berlangsung memiliki peran yang lebih sentral.

Disain dan pengelolaan ruang belajar merupakan hal yang mendasar untuk

pencapaian hasil belajar yang positif, dan kesehatan, serta kesejahteraan peserta

didik. Komponen dan atribut lingkungan belajar yang dikonsep dengan merujuk

pada lingkungan alam sekitar sekolah sebagai ruang belajar, dapat berdampak

pada proses pembelajaran dan hasil belajar afektif, kognitif, dan psikomotorik

peserta didik (UNESCO, 2012). Tobin dalam Arifin (2011) juga menjelaskan

bahwa untuk meningkatkan makna lingkungan, peserta didik perlu memperoleh

pengalaman belajar dengan cara guru memberikan tiga hal yaitu mempelajari

masalah lingkungan, belajar di lingkungan, dan lingkungan dijadikan sebagai alat

belajar.

(16)

2

Pembelajaran berbasis lingkungan akan menghapus kejenuhan dan

menciptakan peserta didik yang cinta lingkungan, berkarakter, dan melek

pengetahuan sehingga hasil belajar afektif, kognitif, dan psikomotorik peserta

didik dapat meningkat (Pratiwi, 2011; Abdulmanan, 2013). Manfaat keberhasilan

pembelajaran kimia berbasis lingkungan akan lebih terasa manakala apa yang

diperoleh dari pembelajaran dapat diaplikasikan dan diimplementasikan dalam

realitas kehidupan. Inilah salah satu sisi positif yang melatarbelakangi

pembelajaran dengan pendekatan lingkungan.

Kehidupan manusia Indonesia dalam dasawarsa terakhir ini menunjukkan

terjadinya gejala degradasi moral. Fakta-fakta seperti kasus korupsi pejabat

pemerintah yang semakin meningkat, motif kriminalitas yang semakin beragam,

dan tawuran pelajar yang semakin mengganas menunjukkan kompleksnya

persoalan moralitas bangsa. Realitas ini menunjukkan fenomena kehidupan

berbangsa seperti disorientasi penghayatan nilai-nilai pancasila, keterbatasan

perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Bergesernya

nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran

terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan melemahnya

kemandirian bangsa merupakan fenomena yang saat ini juga terjadi.

Pengaruh perubahan sikap yang terjadi pada peserta didik tersebut dapat

diidentifikasi ketika melaksanakan pembelajaran kimia. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perubahan sikap tersebut diidentifikasi melalui angket yang

diberikan pada awal dan akhir penerapan pembelajaran kimia seperti yang telah

(17)

3

menyebutkan bahwa pembelajajaran sains terpadu dapat mengembangkan

beberapa sikap ilmiah, antara lain aspek mendukung penggunaan informasi

faktual dan eksplanasi, menggunakan logika untuk menyimpulkan, mengerjakan

tugas secara efektif, memecahkan masalah secara ilmiah, menunjukkan rasa ingin

tahu yang tinggi, mendorong kemauan untuk mendapat tambahan ilmu dari

berbagai sumber, dan menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Observasi hasil belajar kognitif di SMK Negeri 1 Semarang yaitu nilai

UAS kimia 6 dari 10 kelas X menunjukkan bahwa ada 4 kelas yang 100% peserta

didiknya mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 75. Nilai UAS yang mayoritas

masih belum mencapai nilai KKM tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

kognitif peserta didik SMK Negeri 1 Semarang masih rendah. Hasil angket yang

dibagikan kepada 29 peserta didik di kelas XII TAV-2 juga menunjukkan masih

rendahnya karakter yang dimiliki peserta didik tersebut, yaitu indikator kejujuran,

disiplin, rasa ingin tahu, peduli lingkungan, dan tanggung jawab.

Mencontek, menyalin pekerjaan teman, berangkat ke sekolah terlambat,

malu bertanya pada teman dan guru, membuang sampah sembarangan, tidak

memelihara lingkungan kelas, tidak pernah melaksanakan piket, dan tidak

mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru merupakan beberapa

sikap yang sering dilakukan sebagian besar peserta didik di kelas XII TAV-2. Tata

tertib untuk menjadikan peserta didik di SMK Negeri 1 Semarang disiplin, peduli

lingkungan, dan tanggung jawab sering kali diabaikan. Hukuman-hukuman yang

diberikan oleh pihak sekolah seperti mengambil sampah di sekitar sekolah dan

(18)

4

Perkembangan pendidikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini

menunjukkan tren untuk menguatkan peran psikologi dalam dunia pendidikan.

Pergantian kurikulum secara berkala mengalami perubahan secara signifikan

terutama dalam hal standarisasi isi, proses dan penilaian pendidikan.

Pengembangan kurikulum memberikan prioritas perhatian pada perkembangan

psikologi peserta didik. Bahkan, dalam kurikulum pendidikan nasional tahun

2013, pemerintah sudah merumuskan pengintegrasian nilai-nilai karakter bangsa

dalam setiap mata pelajaran. Pembelajaran kimia berbasis lingkungan merupakan

model pembelajaran yang memiliki posisi strategis dalam pembentukan karakter

peserta didik yang berkualitas dan berbudaya lingkungan (Abdulmanan, 2013).

Kimia sebagai ilmu sains melibatkan tiga dimensi dalam konstruksinya,

yaitu proses ilmiah, sikap ilmiah, dan produk ilmiah. Tiga dimensi tersebut dapat

diwujudkan dalam pembelajaran kimia materi elektrokimia yang diberikan di

kelas X sekolah menengah kejuruan, terutama untuk peserta didik di kelas

program otomotif, permesinan, dan elektronika. Menurut guru kimia di SMK

Negeri 1 Semarang, pengetahuan yang mereka dapatkan dari materi elektrokimia

sering diaplikasikan ketika mereka bekerja di bengkel sekolah, tempat magang,

dan dunia kerja agar nantinya untuk lebih hati-hati dan teliti dalam bekerja. Oleh

karena itu, proses pembelajaran kimia yang menekankan pada penerapan

memahami pengetahuan, dapat meningkatkan karakter dan literasi sains peserta

didik.

Budaya literasi sains berhubungan dengan nilai-nilai, seperti ketika

(19)

5

pengetahuan dan teknologi di media atau masyarakat. Potensi ilmu pengetahuan

yang berbeda pada individu, aktivis masyarakat, atau kelompok ketika

menginformasikan dan memberdayakan pemahaman dan pengambilan keputusan.

Jenkins (1990), berpendapat bahwa literasi sains tidak bebas nilai. Argumen untuk

literasi sains mungkin tidak mudah melintasi batas budaya nasional. Dengan kata

lain, literasi sains hanya dapat dipahami dengan mengacu pada nilai-nilai yang

mendukung ilmu itu sendiri dalam suatu masyarakat tertentu. Pandangan

seseorang yang melek sains adalah bahwa memegang pengetahuan, keterampilan

dan sikap untuk berkarir itu penting. Orang yang memiliki literasi sains mungkin

memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencapai cita-citanya dalam

pendidikan dan terlibat produktif dalam karir (Holbrook, 2009).

Terkait dengan literasi sains, peserta didik di Indonesia masih sangat

tertinggal. Hal ini dibuktikan dengan data dari tes Programme for International

Student Assessment (PISA), Indonesia menduduki peringkat ke-64 dari 65 negara

peserta pada tahun 2012. Skor yang diperoleh Indonesia juga mengalami

penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 skor literasi sains peserta didik

Indonesia hanya 382, dan skor ini menunjukkan penurunan dari tahum 2009

dengan skor literasi sains 383, dan tahun 2006 sebesar 393 (OECD, 2012).

Analisis yang dilakukan oleh Firman (2007) berdasarkan data hasil tes

PISA (Programme for International Student Assesment) Nasional 2006,

dikemukakan beberapa temuan diantaranya: 1) capaian literasi peserta didik

rendah, dengan rat-rata sekitar 32% untuk keseluruhan aspek, yang terdiri atas

(20)

6

keberagaman antar-propinsi yang relatif rendah dari tingkat literasi sains peserta

didik Indonesia. Dari hasil temuan tersebut, terutama untuk aspek konteks aplikasi

sains terbukti hampir dapat dipastikan bahwa banyak peserta didik di Indonesia

tidak mampu mengaitkan pengetahuan sains yang dipelajarinya dengan fenomena-

fenomena yang terjadi di dunia, karena mereka tidak memperoleh pengalaman

untuk mengkaitkannya (Firman, 2007).

Pembelajaran sains untuk membangun literasi sains peserta didik dapat

dilakukan dengan berbagai pendekatan/strategi yang semuanya bertumpu pada

“student active learning”. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sudah

pasti berbasis pada proses inkuiri ilmiah dengan prinsip konstruktivisme

(Permanasari, 2011). Beberapa pendekatan pembelajaran yang dapat

mengembangkan literasi sains peserta didik adalah pendekatan kontekstual, sains,

teknologi, dan masyarakat, problem based learning, learning cycle, dan

pendekatan inkuiri (Permanasari, 2011).

Apabila seorang guru bermaksud mengajarkan konsep-konsep dalam suatu

pokok bahasan tertentu dengan menggunakan pendekatan lingkungan maka ia

perlu terlebih dahulu mencari informasi tentang keterlibatan konsep yang akan

diajarkan dengan peristiwa atau kejadian dalam lingkungan yang terdekat.

Sebagai contoh seorang guru kimia hendak mengajarkan konsep oksidasi, maka ia

dapat mengamati pagar besi atau kawat berduri yang berkarat sebagai sumber

belajar. Besi berkarat adalah salah satu contoh proses oksidasi yang terjadi secara

perlahan-lahan, yaitu reaksi antara besi dengan oksigen. Melaui pendekatan

(21)

7

lingkungan sebagai sumber belajar. Dengan demikian mereka diharapkan akan

memiliki kepedulian terhadap lingkungannya dan berawal dari pemahaman dan

kepedulian itu mereka dapat mencari solusi, mengambil keputusan, dan

melakukan tindakan nyata apabila mereka suatu ketika menghadapi masalah

dalam lingkungan mereka sendiri (Poedjiadi, 2005:79). Permanasari (2010) juga

menyatakan bahwa pembelajaran sains yang terpadu dapat menyebabkan peserta

didik memahami secara utuh fenomena sains terutama dalam kehidupan sehari-

hari.

Mempertimbangkan pentingnya seorang guru untuk mengaplikasikan

pendekatan lingkungan dalam mata pelajaran kimia yang ditujukan untuk

mengembangkan karakter dan literasi sains peserta didik, maka implementasi

pembelajaran kimia berbasis lingkungan sangat penting dan potensial untuk

dilakukan. Penerapan model pembelajaran ini memberikan kesempatan lebih luas

kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam mengembangkan karakter dan

literasi sains serta diharapkan akan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi oleh penulis adalah:

1. Pembelajaran masih berorientasi pada hasil belajar kognitif, belum pada

aspek sikap, keterampilan, dan melek pengetahuan.

2. Penyampaian materi secara umum masih menggunakan metode ceramah,

belum memanfaatkan lingkungan sebagai tempat dan sumber belajar.

3. Karakter peserta didik seperti kejujuran, kemandirian, kedisiplinan,

(22)

8

4. Literasi sains pada peserta didik tidak terkembangkan karena pembelajaran

yang cenderung menghafal.

5. Peserta didik menganggap materi kimia sebagai materi sampingan yang

tidak bisa diaplikasikan di dunia kerja.

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini masalah akan dibatasi dalam beberapa ruang lingkup antara

lain:

1. Sasaran pendidikan terbatas pada peserta didik SMK N 1 Semarang kelas X

tahun ajaran 2014/2015.

2. Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kimia berbasis

lingkungan.

3. Hasil belajar yang akan dikembangkan dalam pembelajaran ini meliputi

karakter, literasi sains, dan kinerja peserta didik.

4. Aspek literasi sains yang akan dikembangkan pada penelitian ini konten,

konteks, dan proses pada pembelajaran kimia materi elektrokimia.

5. Materi dalam pembelajaran kimia adalah pada materi elektrokimia mengenai

sel Volta, korosi, dan sel elektrolisis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah:

bagaimanakah pembelajaran kimia berbasis lingkungan mampu mengembangkan

(23)

9

Secara lebih khusus masalah yang akan diteliti:

1. Bagaimanakah karakteristik pembelajaran kimia berbasis lingkungan yang

mampu mengembangkan karakter dan literasi sains peserta didik?

2. Apakah pembelajaran kimia berbasis lingkungan dapat mengembangkan

karakter peserta didik?

3. Apakah pembelajaran kimia berbasis lingkungan dapat meningkatkan literasi

sains peserta didik?

4. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran kimia berbasis

lingkungan?

5. Apasajakah keunggulan dan keterbatasan pembelajaran kimia berbasis

lingkungan?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menghasilkan model pembelajaran kimia yang berbasis

pada lingkungan yang didukung oleh perangkat pembelajaran berbasis lingkungan

untuk mengembangkan karakter dan literasi sains peserta didik.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat

berupa masukan strategi belajar mengajar kimia yang baru dalam rangka inovasi

model pembelajaran kimia yang berbasis lingkungan dan perangkat pembelajaran

Gambar

Gambar                                                                                                     Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Website e-commerce pada toko miniatur ini akan menerapkan Model View Controller (MVC) yang merupakan metode untuk membuat sebuah aplikasi dengan memisahkan bagian

Tabulasi Silang Hubungan Persepsi Olahraga Yang Dilakukan Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswa Di Asrama Stikes. ‘Aisyiyah

Walaupun dalam memilih salah satu calon wali nagari di Kenagarian Rabi Jonggor oleh masyarakat berdasarkan pada pertimbangan kekeluargaan dan kekerabatan, akan tetapi

Hasil akhir dari penelitian ini adalah IT Balanced Scorecard yang berisi strategi teknologi informasi (TI), key performance indicator, dan inisiatif strategi atau program kerja

Kegiatan berikut ini adalah kegiatan di Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa yang telah di anggarkan di dalam APBdes Desa Sendang tahun anggaran 2020 yang

Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam meingkatkan

Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta)8” dan tidaklah ada baginya perintah (yang berlaku) untuk dirinya sendiri kecuali ia adalah