• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Arsitektur Enterprise Sistem Informasi Biro Adminstrasi Akademik Dan Kemahasiswaan Menggunakan Framework Togaf Adm (Studi Kasus: Universitas Muhammadiyah Maluku Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Arsitektur Enterprise Sistem Informasi Biro Adminstrasi Akademik Dan Kemahasiswaan Menggunakan Framework Togaf Adm (Studi Kasus: Universitas Muhammadiyah Maluku Utara)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Muhammadiyah Maluku Utara)

Oleh Agil Assagaf 57.101.13.001

TESIS

Untuk memenuhi salah satu syarat lulus guna memperoleh gelar Magister Sistem Informasi

FAKULTAS PASCASARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)
(5)

iii

Dengan mengucap syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta innayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE SISTEM INFORMASI BIRO

ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN

MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM (Studi Kasus : Universitas Muhammadiyah Maluku Utara)”

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penghargaan setinggi-tingginya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto S., M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia sekaligus perwakilan dari pihak Yayasan Science dan Teknologi yang telah memberikan dorongan dan motivasi di program studi Magister Sistem Informasi

2. Dr. Ir. Herman S, Soegoto, MBA, Selaku Dekan Program Pasca Sarjana Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Yeffry Handoko, M.T, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan serta membimbing penyusunan tesis ini.

(6)

iv

6. Ayah, Ibu, Kakak, dan Adikku tercinta, atas dukungan moril maupun materiil serta iringan doa selalu menyertai sehingga dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Teman-teman MSI yang telah bersama melewati masa-masa sulit dan menyenangkan selama proses perkuliahan sampai proses penulisan tesis ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah

SWT membalas segala amal kebaikan dengan balasan yang lebih baik.

Penulis menyadari segala kekurangan dalam penulisan tesis ini, karena itu penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat menjadi lebih baik. Mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan penulis selama melaksanakan dan menyusun tesis ini.

(7)

v

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Penelitian... 4

1.3.2 Manfaat Penelitian... 4

1.4 Batasan Masalah ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.2 Enterprise ... 8

(8)

vi

2.5.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF) ... 11

2.5.1.1 Struktur Umum dan Komponen TOGAF ... 12

2.5.1.2 Architecture Development Method (ADM)... 14

2.5.2 Pemilihan Architecture Enterprise Framework ... 19

2.6 Perangkat-perangkat Untuk Memodelkan Fase-fase Dalam TOGAF ... 22

2.6.1 Value Chain ... 22

2.6.2 Business Process Modeling Notation (BPMN) ... 23

2.6.3 Unified Modelling Language (UML) ... 27

2.6.3.1 Class Diagram ... 28

2.6.3.2 Use Case Diagram ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian ... 31

3.2 Metodologi Penelitian ... 33

3.2.1 Studi Literatur ... 33

3.2.2 Pengumpulan Data ... 33

3.2.3 Tahapan Pendahuluan ... 33

3.2.4 Requirements Management ... 34

3.2.4.1 Tahapan Arsitektur Visi ... 34

3.2.4.2 Tahapan Arsitektur Bisnis ... 34

(9)

vii

3.2.4.6 Perencanaan Migrasi ... 36

3.3 Lokasi Penelitian ... 36

3.4 Pengumpulan Data ... 36

3.4.1 Sejarah Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) ... 36

3.4.2 Visi dan Misi Muhammadiyah Maluku Utara... 38

3.4.3 Tujuan dan Sasaran Muhammadiyah Maluku Utara ... 39

3.4.4 Struktur Organisasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) ... 40

3.4.5 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) ... 42

3.4.6 Status Akreditas Program Studi UMMU ... 48

3.4.7 BAAK Universitas Muhammadiyah Maluku Utara ... 49

3.4.8 Visi dan Misi BAAK UMMU ... 49

3.4.9 Tujuan BAAK UMMU ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pendahuluan ... 51

4.1.1 Ruang Lingkup Arsitektur Enterprise ... 51

4.1.2 Dukungan Pembangunan Arsitektur Enterprise ... 54

4.1.3 Prinsip Arsitektur Enterprise ... 55

(10)

viii

4.3.2 Analisis Gap Proses Bisnis BAAK UMMU ... 65

4.3.3 Identifikasi Pemanfaatan TI dan SI Pada BAAK UMMU Saat Ini... 65

4.3.4 Usulan Arsitektur Bisnis Yang Baru ... 66

4.4 Tahapan Pemodelan Arsitektur Sistem Informasi ... 71

4.4.1 Analisis Gap Arsitektur Sistem Infomasi Saat Ini ... 72

4.4.2 Pemodelan Arsitektur Data ... 72

4.4.2.1 Analisis Entitas Data ... 73

4.4.2.2 Pemodelan Relasi Antar Kelas Data ... 74

4.4.3 Pemodelan Arsitektur Aplikasi ... 76

4.4.3.1 Penentuan Kandidat Aplikasi ... 76

4.4.3.2 Arsitektur Aplikasi ... 77

4.4.3.3 Pemodelan Proses Dengan Use Case Diagram ... 79

4.5 Tahapan Pemodelan Arsitektur Teknologi ... 83

4.5.1 Analisis Gap Arsitektur TI ... 84

4.5.2 Pemodelan Arsitektur TI ... 84

4.5.3 Pemodelan Teknologi Database ... 85

4.5.4 Pemodelan Teknologi Jaringan ... 86

4.5.5 Manajemen Teknologi Informasi ... 89

4.5.5.1 Manajemen Pengguna ... 89

(11)

ix

4.7 Perencanaan Migrasi ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 94 5.2 Saran ... 95

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini penggunaan Sistem informasi di lingkungan perusahaan khususnya pada

perguruan tinggi sudah merupakan suatu hal yang sangat diperlukan. Hal ini diakibatkan oleh

kondisi proses bisnis yang berkembang dengan cepat, sehingga kemampuan merangkum

informasi dengan segera serta pengelolaan informasi untuk menghasilkan sebuah langkah yang

strategis sudah merupakan suatu keuntungan dalam berkompetitif. tidak hanya itu, pada

umumnya Sistem Informasi juga digunakan perguruan tinggi untuk meningkatkan pelayannya

dalam berbagai bidang. Berdasarkan hal tersebut, efektifitas dan afisiensi suatu Sistem

Informasi yang digunakan pada perguruan tinggi perlu menjadi perhatian penting.

Perkembangan Sistem Informasi seiring dengan waktu yang berjalan mengakibatkan

banyak perguruan tinggi sangat bergantung kepadanya. Salah satunya adalah perkembangan

Sistem Informasi yang berbasis pada computer dan juga berbasis pada jaringan. Keterkaitan

antara komputer dan jaringan merupakan suatu paduan yang terorganisasi dalam sebuah Sistem

Informasi yang diimplementasikan pada suatu organisasi. Dengan menggunakan komputer

sebagai alat canggih yang cerdas yang dapat membantu menyelesaikan pekerjaan pada suatu

perguruan tinggi, sedangkan jaringan merupakan media yang digunakan untuk

menghubungkun setiap devisi pada suatu perguruan tinggi agar dapat saling bertukar

data/informasi.

Namun dalam menerapkan suatu Sistem Informasi pada organisasi khususnya

perguruan tinggi bukanlah suatu hal yang dapat dilakukan dengan mudah. Penerapan Sistem

(13)

Informasi pada lingkup perguruan tinggi membutuhkan perencanaan yang mantang untuk

dapat menghasilkan sebuah rancangan yang dapat memenuhi kebutuhan perguruan tinggi

dalam mengimplementasikan Sistem Informasi ini, yang disebut dengan Enterprise

Architecture (AE). Enterprise Architecture merupakan sebuah tols yang kini banyak digunakan

dalam merancang bangun sebuah Sistem Informasi. saat ini telah banyak EA yang

dikembangkan untuk merancang bangun suatu Sistem Informasi, diantaranya adalah

ZACHMAN, The Open Grop Architecture Framework (TOGAF), Federal Enterprise

Architecture Framework (FEAF) dan lain sebagainya. Berbagai macam Enterprise

Architecture ini masisng memiliki kemampuan dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan

tahapan yang dimiliki oleh masing-masing Enterprise Architecture (EA).

Salah satu Enterprise Architecture yang paling banyak digunakan dalam merancang

bangun sebuah Sistem Informasi adalah Framework TOGAF (The Open Group Architecture

Framework). TOGAF merupakan Framework yang dapat memberikan pendekatan yang

komprehensif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelolah suatu Sistem Informasi.

Metode Architecture Development Method (ADM) yang dimiliki TOGAF merupakan

metodologi yang terdiri dari beberapa tahapan untuk mengembangkan dan memelihara

Technical Architecture dari organisasi. Dimana ADM membentuk siklus iterative untuk

keseluruhan proses, antara dan tiap fase sehingga pada setiap iterasi diambil keputusan baru

yang dapat menentukan luas cakupan enterprise, level kerincian, serta target waktu yang ingin

dicapat organisasi dalam membangun dan mengembangkan suatu System Informasi.

Berdasarkan paparan diatas pada penelitian ini, peneliti akan mencoba membahas

perancangan Sistem Informasi pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

(14)

belum memiliki sistem informasi yang digunakan untuk mengelolah proses bisnis yang

dijalankan. Pemanfaatan dan penggunaan teknologi hanya untuk melakukan pencetakan

dokumen-dokumen. Secara keseluruhan di BAAK UMMU dalam menjalankan proses

bisnisnya sepenuhnya dilakukan secara manual. Selain itu, belum terintegrasinya antara sub

devisi yang ada pada Universitas mengakibatkan lambatnya penyaluran informasi dan

pengelolaan data mahasiswa. Sehingga dibutuhkan suatu perancangan sistem informasi yang

dapat menghubungkan sub-sub devisi yang ada pada Universitas Muhammadiyah.

Perancangan Sistem Informasi ini menggunakan TOGAF. Perancangan akan

dilakukan dengan tahapan Architecture Development Method (ADM) yang dimiliki TOGAF

yang meliputi dari penetuan visi arsitektur, pemodelan arsitektur bisnis, pemodelan arsitektur

Sistem Informasi, perancangan arsitektur teknologi, analisis peluang dan solusi serta

perencanaan migrasi Sistem Informasi yang nantinya dibangun.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan diatas maka dirumuskan beberapa

permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini. Masalah-masalah yang

dirumuskan diantaranya adalah:

1) Belum sepenuhnya memanfaatkan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi dalam

mengelolah proses bisnis di lingkup Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

(BAAK) Universitas Muhamadiyah Maluku Utara (UMMU).

2) Belum terintegrasi antara Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan dengan

(15)

pengelolaan data mahasiswa dan dalam menyalurkan informasi kepada setiap fakultas

masih lambat.

3) Saat ini arsitektur enterprise untuk mendukung proses bisnis belum ada, tetapi dalam

melakukan pembuatan dokumen dan pencetakan dokumen sudah menggunakan aplikasi

standar.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk mencapai tujuan dan manfaat penelitian dalam merancang

Arsitektur Sistem Informasi pada Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU)

maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang Arsitektur Sistem

Informasi yang dapat mengoptimalkan proses pengelolaan bisnis dan dapat

terintegrasinya antara sub-sub devisi yang ada pada BAAK UMMU dengan

menggunakan TOGAF.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh pada penelitian ini adalah:

1) Dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan untuk mengoptimalkan proses

bisnis yang terjadi pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

(16)

2) Dapat memahami gambaran Arsitektur sebagai landasan untuk perancangan

Sistem Informasi dalam pengelolaan BAAK UMMU.

3) Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh .

1.4 Batasan Masalah

Agar penulisan ini tepat pada sasaran dan sesuai dengan apa yang

diinginkan maka penulisan hanya dibatasi pada:

1) Peranccangan sistem informasi ini hanya pada proses aktifitas utama

2) Perancangan system informasi dalam pengelolaan data pada Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas

Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) menggunakan Togaf ADM.

3) Tahapan Togaf ADM yang dibahas dimulai dari tahapan Preliminary sampai

pada tahapan Requirements Management yang terdiri dari Architecture

Vision, Business Architecture, Information System Architecture, Technology

Architecture, Opportunities and Solution dan Migration Planning.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Penelitian ini berfokus pada pengelolaan data dalam tata kelolah Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas

Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) selama masa penelitian dilakukan.

2) Pemodelan sistem arsitektur pada BAAK UMMU untuk menghasilkan model

(17)

menghubungkan kompenen sub-sub sistem untuk mendukung tujuan

organisasi menggunakan Unified Modelling Language (UML).

1.6 Sistemaatika Penulisan

1) BAB I Pendahuluan, berisi uraian mengenai latar belakang penelitian,

identifikasi masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, batasan

masalah, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

2) BAB II Tinjauan Pustaka, berisi uraian terhadap kejian pustaka dari

penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan topic

penelitian ini serta uraian teori-teori yang digunakan untuk menunjang

pembahasan permasalahan pada penelitian ini.

3) BAB III Metodologi Penelitian, berisi tentang uraian tahapan penelitian serta

pendekatan-pendekatan yang dikunakan dalam menganalisis data dan yang

terkait pada penelitian ini.

4) BAB IV Analisis dan Pembahasan, yang berisi konsep Sistem Informasi

perguruan tinggi Muhammadiyah Maluku Utara dengan menggunakan

TOGAF serta langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai

Framework yang diharapkan.

5) BAB V Penutup, berisi uraian kesimpulan dari penelitian yang dilakukan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, dan

dijadikan acuan dalam penelitian ini dituangkan dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

No Judul Deskripsi

1 Perancangan Enterprise

Arsitektur Sistem Informasi Penjadwalan Menggunakan Kerangka Kerja TOGAF ADM (Studi Kasus : SMK

Muhammadiyah 2

Kuningan) Oleh Udin

Tahriludin, Magister Sistem

Informasi Universitas

Komputer Indonesia

Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih terdapatnya sumber daya seperti ruang belajar teori dan praktek sebanyak 24 ruangan dari total kebutuhan 34

ruangan, dan kesediaan guru mata

pelajaran normatif, adaptif dan produktif yang belum terpenuhi sehinggan proses belajar mengajar tidak berjalan secara optimal. Tahapan TOGAF-ADM yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah architecture vision, business architecture, system information architecture, technology architecture, opportunities and solution, dan migration planning. Hasil dari penelitian ini adalah rancangan arsitektur enterprise yang dapat dijadikan panduan langkah awal untk

melakukan perencanaan blueprint

perancangan arsitektur enterprise sistem informasi penjadwalan.

2 Perancangan Enterprise

Architecture Sistem Informasi dengan TOGAF ADM 9.1 di CV Cotelligent

Indonesia Oleh Raden

Sofian Bahri, Magister

Sistem Informasi

Universitas Komputer

Indonesia

Permasalahan dalam penelitian ini adalah perusahaan sudah memiliki sistem-sistem informasi namun tidak ada aliran informasi antar sistem. Selain itu, perusahaan tidak memiliki blueprint yang menggambarkan keseluruhan sistem sehingga tidak ada panduan yang bisa digunakan jika terjadi perubahan atau pengembangan. Tahapan TOGAF-ADM yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah architecture vision, business architecture,

(19)

No Judul Deskripsi

system information architecture, technology architecture, opportunities and solution, dan migration planning. Hasil dari penelitian ini adalah Sistem yang terpisah yang ada di perusahaan dapat

saling berkomunikasi dengan

menggunakan webservice yang dibangun

menggunakan Service Oriented

Architecture.

3 Model Arsitektur Bisnis,

Sistem Informasi, dan

Teknologi di Badan

Koordinasi Survey dan

Pemetaan Nasional Berbasis

TOGAF. Oleh Iyan

Supriyana, Badan

Koordinasi Survey dan

Pemetaan Nasional

(BAKORSURTANAL)

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan Enterprise Architecture Framework yang paling cocok, menyusun rekomendasi model arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi serta solusi-solusi terbaik yang harus diterapkan dalam pembuatan blueprintdi Badan Koordinasi

Survey dan Pemetaan Nasional.

Sedangkankesimpulan dari penelitian ini yaitu Enterprise Architecture Framework yang sesuai untuk BAKORSURTANAL adalah TOGAF.

2.2 Enterprise

TOGAF mendefinisikan “enterprise” sebagai kumpulan dari organisasi yang memiliki suatu kumpulan tujuan yang sama. Contohnya, suatu enterprise

dapat berupa agen pemerintahan, perusahaan secara keseluruhan, suatu divisi dari

suatu perusahaan, suatu departemen tunggal, atau suatu rantai dari organisasi yang

jauh secara geografis yang dihubungkan bersama dengan kepemilikan yang sama.

Istilah “enterprise” dalam konteks “arsitektur enterprise” dapat digunakan untuk menggambarkan baik suatu enterprisesecara keseluruhan - mencakup semua layanan, proses dan infrastruktur informasi dan teknologinya - maupun

(20)

berada dalam beberapa sistem, dan kelompok beberapa fungsional dalam

enterprise. (The Open Group : 2011). 2.3 Arsitektur Sistem Informasi

Istilah arsitektur telah banyak digunakan dalam konteks teknologi

informasi. Istilah ini telah diterapkan untuk sebuah konsep dalam manajemen

Teknologi Informasi.Beberapa definisi tentang arsitektur menyatakan sebagai

berikut :

1. DalamTOGAF, ''arsitektur'' memiliki dua arti yang tergantung pada

konteksnya, yaitu:

a. Deskripsi formal dari suatu sistem, atau rencana rinci dari sistem pada

tingkat kompone nuntuk memandu pelaksanaannya.

b. Struktur komponen, hubungan antar mereka, dan prinsip-prinsip dan

pedoman yang mengatur desain dan evolusi mereka dari waktu ke waktu.

(The Open Group, 2011)

2. Arsitektur adalah rancangan dari segala jenis struktur, baik fisik maupun

konseptual, baik nyata maupun maya (O’Rourke, dkk, 2003).

3. Arsitektur memberikan makna pendekatan yang terencana dan terkontrol,

bukan reaktif (Cook, 1996).

Sedangkan arsitektur informasi adalah sebuah sistem, yang mengelola data

serta penerapan dari proses bisnis yang telah didefinisikan, sehingga sebelum

organisasi mendefinisikan kebutuhan informasi yang akan digunakan untuk

menjalankan roda organisasinya, maka terlebih dahulu harus mendefinisikan data,

(21)

Beberapa definisi lain Arsitektur Sistem Informasi :

1. Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu

organisasi (Turban, McLean, Wtherbe, 1999).

2. Bentuk khusus yang menggunakan teknologi informasi dalam organisasi

untuk mencapai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang telah dipilih (Laudon &

Laudon, 1998).

3. Desain sistem komputer secara keseluruhan (termasuk sistem jaringan) untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi yang spesifik (Zwass, 1998).

2.4 Arsitektur Enterprise

Arsitekturenterprisemerupakan salah satu disiplin ilmu dalam Teknologi Informasi yang memiliki definisi sebagai berikut :

1. Deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi,

fungsionalitas, lokasi, organisasi, dan kinerja. Arsitektur enterprise menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem.

2. Pendekatan logis, komprehensif, dan holistik untuk merancang dan

mengimplementasikan sistem dan komponen sistem yang bersama.

3. Basis aset informasi strategis, yang menentukan misi, informasi, dan teknologi

yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi, dan proses transisi untuk

mengimplementasikan teknologi baru sebagai tanggapan terhadap perubahan

kebutuhan misi.

(22)

5. Sehubungan dengan keempat komponen ini, produk Enterprise Architecture adalah berupa grafik, model, dan/atau narasi yang menjelaskan lingkungan

dan rancangan enterprise. (Erwin, 2009)

2.5 Framework Arsitektur Enterprise

Frameworkarsitektur enterprisemengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan arsitektur enterprise, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis

informasi tersebut. Informasi dalam arsitektur enterprise sering dikategorikan dalam model-model atau sudut pandang arsitektural. Dalam mengembangkan

arsitektur enterprise, perlu diadopsi atau dikembangkan sendiri suatu frameworkuntuk arsitektur enterprise. Terdapat berbagai macam framework yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan arsitektur enterprise, seperti Zachman Framework, FederalEnterprise Architecture Framework(FEAF), DoD Architecture Framework (DoDAF), TreasuryEnterprise Architecture Framework(TEAF), The Open GroupArchitecture Framework (TOGAF), dan lain-lain.

2.5.1 The Open Group Architecture Framework (TOGAF)

(23)

(TAFTM) di Departemen Pertahanan Amerika Serikat, framework itu diadopsi oleh Open Group pada pertengahan tahun 1990-an. Spesifikasi pertama TOGAF

diperkenalkan pada tahun 1995. TOGAF merupakan hasil pengembangan forum

Open Group yang merupakan forum kerjasama antara vendor dan pengguna.

TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan arsitektur enterpriseyang memiliki metode dan tools yang detil untuk mengimplementasikannya.Hal inilah yang membedakan dengan frameworkarsitektur enterprise lain misalnya framework Zachman. Salah satu kelebihan menggunakan framework TOGAF ini adalah karena sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source. TOGAF memandang arsitektur enterprisemenjadi empat kategori, yaitu :

1. Arsitektur bisnis, mendeskripsikan tentang bagaimana proses bisnis untuk

mencapai tujuan organisasi.

2. Arsitektur aplikasi, merupakan pendeskripsian bagaimana aplikasi tertentu

didesain dan bagaimana interaksinya dengan aplikasi lainnya.

3. Arsitektur data, menggambarkan bagaimana penyimpanan, pengelolaan dan

pengaksesan data pada perusahaan.

4. Arsitektur teknologi, menggambarkan mengenai infrastruktur hardware dan

software yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya.

2.5.1.1 Struktur Umum dan Komponen TOGAF

TOGAF secara umum memiliki struktur dan komponen sebagai berikut

(24)

1. Architecture Development Method (ADM)

Merupakan bagian utama dari TOGAF yang memberikan rincian bagaimana

menentukan sebuah arsitektur enterprisesecara spesifik berdasarkan kebutuhan bisnisnya.

2. Foundation Architecture (Enterprise Continuum)

Foundation Architecture merupakan sebuah “ framework-within-a-framework”, dimana di dalamnya tersedia gambaran hubungan untuk pengumpulan arsitektur yang relevan, juga menyediakan bantuan petunjuk

pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda. Foundation Architecture dapat dikumpulkan melalui ADM. Terdapat tiga bagian pada foundation architecture yaitu Technical Reference Model, Standard Information dan Building Block Information Base.

3. Resource Base

Pada bagian ini terdapat informasi mengenai guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek

di dalam penggunaan ADM.

(25)

2.5.1.2 Architecture Development Method (ADM)

TOGAF memberikan metode yang detail mengenai bagaimana

membangun, mengelola dan mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM), dimana ADM merupakan hasil dari kerjasama praktisi arsitektur dalam Open

Group Architecture Forum. ADM merupakan metode generik yang berisikan

sekumpulan aktifitas yang mempresentasikan kemajuan dari setiap fase ADM dan

model arsitektur yang digunakan dan dibuat selama tahap pengembangan

arsitektur enterprise. Inti dari ADM adalah pengelolaan kebutuhan, dimana kebutuhan bisnis, sistem informasi, dan arsitektur teknologi selalu diselaraskan

dengan sasaran dan kebutuhan bisnis. Gambar 2.2 menunjukan tahapan-tahapan

proses pemodelan arsitektur dalam TOGAF ADM.

(26)

Langkah-langkah dalam TOGAF ADM adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Menjelaskan aktivitas persiapan dan awal yang dibutuhkan untuk membuat

suatu kemampuan arsitektur termasuk kustomisasi dari TOGAF dan definisi

dari prinsip-prinsip arsitektur.

2. Manajemen Kebutuhan

Menguji proses dari pengelolaan kebutuhan arsitektur melalui ADM.

3. Tahap A : Visi Arsitektur (Architecture Vision)

Menciptakan kesamaan padangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan dan menentukan lingkup dari

arsitektur yang akan dikembangkan. Berisikan pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab seperti :

a. Berapa banyak informasi yang akan diambil;

b. Bagaimana mengelola informasi tersebut;

c. Bagaimana organisasi memulai proses pemodelan enterprise; d. Apakah cukup jika hanya sebagian enterprise saja yang ditinjau; e. Apakah model arsitektur yang ada dapat digunakan kembali.

4. Tahap B : Arsitektur Bisnis (Business Architecture)

Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan Business Art yang diinginkan, melakukan analisis kesenjangan antara keduanya dan penentuan

tools serta teknik yang digunakan. Pada tahap ini tools dan metode umum

(27)

Definition(IDEF) Modeling Technique, dan Unified Modeling Language (UML) dapat digunakan untuk mengembangkan model yang diperlukan.

5. Tahap C : Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture) Membangun arsitektur sistem informasi yang diinginkan, arsitektur ini

meliputi 2 (dua) domain yaitu arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur

data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan

fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan yaitu dengan :

ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekankan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dalam

mendukung bisnis, serta lebih fokus pada model aplikasi yang akan dirancang.

Teknik yang bisa digunakan meliputi : Application and User Location Diagram, Use Case Diagram dan lainnya.

6. Tahap D : Arsitektur Teknologi (Technology Architecture)

Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan

dasar, alternatif teknologi sampai pelaksanaan analisis kesenjangan. Teknologi

direpresentasikan dengan framework-nya tersendiri, dengan penjelasan detil penggunaan teknologi dalam organisasi. Dalam tahapan ini juga

mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan

teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.

7. Tahap E : Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution)

Mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi, identifikasi parameter

(28)

implementasi dan rencana implementasi. Pada tahapan ini lebih menekankan

pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga

menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam

rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.

8. Tahap F : Perencanaan Migrasi (Migration Planning)

Menyusun urutan proyek-proyek berdasarkan prioritas termasuk penilaian

kebergantungan, biaya, dan manfaat dari proyek migrasi. Urutan prioritas akan

menjadi dasar implementasi proyek. Biasanya pada tahapan ini untuk

pemodelannya menggunakan matrik penilaian dan keputusan terhadap

kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap implementasi

sistem informasi.

9. Tahap G : Tata Kelola Implementasi (Implementation Governance)

Menyusun rekomendasi untuk setiap implementasi proyek; menyusun kontrak

arsitektur dan melaksanakan keseluruhan proses implementasi, menetapkan

organisasi pelaksana untuk proses implementasi sistem, memastikan

kesesuaian pelaksanaan proyek dengan arsitektur yang dikehendaki.

Menyusun rekomendasi untuk pemetaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan

(29)

10.Tahap H : Manajemen Perubahan Aristektur (Architecture Change Management).

Menetapkan proses manajemen perubahan arsitektur untuk arsitektur

enterprise baru yang telah selesai diimplementasikan; secara berkelanjutan memonitor perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi dan

menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.

Prinsip pengembangan arsitektur enterprise dengan menggunakan TOGAF-ADM terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Prinsip-prinsip enterprise, mendukung keputusan bisnis di seluruh bagian organisasi/perusahaan.

2. Prinsip-prinsip teknologi informasi, mengarahkan penggunaan sumber daya

teknologi informasi di seluruh bagian organisasi/perusahaan.

3. Prinsip-prinsip arsitektur, mengembangkan arsitektur proses

organisasi/perusahaan dan arsitektur implementasinya. Prinsip ini dipengaruhi

oleh rencana organisasi/perusahaan, strategi, faktor pasar, sistem, dan

teknologi yang ada dalam organisasi/perusahaan.

Kelebihan TOGAF

1. Fokus pada siklus implementasi ADM (Architecture Development Method). 2. Kaya akan arena teknis arsitektur.

(30)

Kekurangan TOGAF

1. Tiga layer teratas masih perlu diperkuat

2. Tidak ada template standar untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat

blok diagram).

3. Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made).

(Surendro, Kridanto, Pengembangan Perencaaan Induk Sistem Informasi,

Informatika, 2009).

2.5.2 Pemilihan Arsitektur Enterprise Framework

Untuk memilih sebuah arsitektur enterpriseframeworkterdapat kriteria yang bermacam-macam yang bisa dijadikan sebagai acuan (Erwin, 2009), yaitu:

1. Tujuan dari arsitektur enterprisedengan melihat bagaimana definisi arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan sehingga mudah

untuk diikuti, serta dukungan terhadap evolusi arsitektur.

2. Input untuk aktivitas arsitektur enterpriseseperti pendorong bisnis dan input teknologi.

3. Output dari aktivitas arsitektur enterpriseseperti model bisnis dan desain transisional untuk evolusi dan perubahan.

(31)

1. Reasoned

Frameworkyang masuk akal yang dapat memungkinkan pembuatan arsitektur yang bersifat deterministic ketika terjadi perubahan batasan dan tetap menjaga integritasnya walaupun menghadapi perubahan bisnis dan teknologi serta

demand yang tak terduga. 2. Cohesive

Frameworkyang kohesif memiliki sekumpulan perilaku yang akan seimbang dalam cara pandang dan ruang lingkupnya.

3. Adaptable

Frameworkharuslah bisa beradaptasi terhadap perubahan yang mungkin sangat sering terjadi dalam organisasi.

4. Vendor-independent

Frameworkharuslah tidak tergantung pada vendor tertentu untuk benar-benar memaksimalkan benefit bagi organisasi.

5. Technology-independent

Frameworkharuslah tidak tergantung pada teknologi yang ada saat ini, tapi dapat menyesuaikan dengan teknologi baru.

6. Domain-neutral

Adalah atribut penting bagi frameworkagar memiliki peranan dalam pemeliharaan tujuan organisasi.

(32)

Frameworkharuslah beroperasi secara efektif pada level departemen, unit bisnis, pemerintahan, level korporat tanpa kehilangan fokus dan kemampuan

untuk dapat diaplikasikan.

Perbandingan ketiga frameworkyang banyak digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.2. Dalam prakteknya Enterprise Architectureframeworkyang ada tidak ada yang sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan

penggunaan Enterprise Architectureframeworkdi masing-masing enterprisebisa menjadi berbeda. Hal ini tergantung dengan karakteristik dari enterpriseitu sendiri, fokus yang ingin dicapai dan lain-lain.

Tabel 2.2 Perbandingan Enterprise Architecture Framework

FEAF Zachman TOGAF

Tidak Ada Delapan fase detail

pada ADM

Desain tradisional Ada Tidak Pada fase

(33)

Dari hasil pemetaan kriteria tersebut dapat ditarik kesimpulan untuk studi

kasus enterprisedimana masih belum terdapat arsitektur enterprisedan memiliki keperluan untuk pengembangan arsitektur enterpriseyang mudah dan jelas serta sesuai maka arsitektur enterpriseframeworkyang cocok digunakan TOGAF. (Erwin, 2009).

2.6 Perangkat-perangkat untuk Memodelkan Fase-fase dalam TOGAF 2.6.1 Value Chain

Model rantai nilai (value chain) menekankan aktivitas khusus pada bisnis dimana strategi kompetitif dapat diterapkan dengan paling baik (Porter, 1985) dan

dimana sistem informasi paling mungkin memiliki dampak strategis. Model ini

mengenali titik khusus, dan kritis dimana perusahaan dapat menggunakan

teknologi informasi paling efektif untuk menggunakan posisi kompetitifnya.

Model rantai nilai melihat perusahaan sebagai serangkaian atau rantai aktivitas

dasar yang menambahkan margin nilai kepada produk dan jasa perusahaan.

Aktivitas ini dapat digolongkan baik sebagai aktivitas utama maupun aktivitas

pendukung.

Aktivitas utama (primary activities) paling terkait secara langsung dengan produksi dan distribusi produk dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai bagi

pelanggan. Aktivitas utama termasuk logistik dari dalam, operasi, logistik dari

luar, penjualan dan pemasaran, dan jasa. Logistik masuk termasuk menerima dan

menyimpan bahan baku untuk distribusi sampai produksi. Operasi mengubah

(34)

mendistribusikan barang jadi. Penjualan dan pemasaran termasuk

mempromosikan dan menjual produk perusahaan. Aktivitas pelayanan termasuk

pemeliharaan dan perbaikan barang jasa dan jasa perusahaan.

Aktivitas pendukung (support activities) membuat pengiriman aktivitas utama dapat terjadi dan terdiri atas infrastruktur organisasi (administrasi dan

manajemen), SDM (perekrutan, penempatan, dan pelatihan karyawan), teknologi

(meningkatkan produk dan proses produk), dan pembelian (membeli input).

Gambar 2.3 Value Chain (Laudon & Laudon : 1998)

2.6.2 Business Process Modeling Notation (BPMN)

BPMN adalah singkatan dari Business Process Modeling Notation, yaitu suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standar baru pada pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks seperti sistem e-Business yang berbasis pesan (message-based). Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa dimengerti oleh semua orang yang terlibat

dalam bisnis, yang meliputi bisnis analis yang memodelkan proses bisnis,

(35)

berbagai tingkatan manajemen yang harus dapat membaca dan memahami proses

diagram dengan cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan.

Notasi BPMN yang baru juga dirancang untuk sifat sistem berbasis

layanan web. BPMN dapat memodelkan pesan kompleks yang dilewatkan

diantara pelaku bisnis atau bagian dari pelaku bisnis, kejadian yang menyebabkan

pesan dilewatkan, danaturan bisnis yang membatasi kejadian tersebut. BPMN

memugkinkan proses bisnis dipetakan ke bahasa eksekusi bisnis berbasis XML

seperti BPEL4WS (Business Process Execution Language for Web Service) dan BPML (Business Process Modeling Language). Informasi pada bahasa eksekusi bisnis ini dapat divisualisasikan dengan notasi umum.

Salah satu kelebihan diagram BPMN adalah kemampuan memodelkan

aliran pesan. Diagram bisnis proses tradisional mampu memodelkan aliran proses

secara sekuensial, dari kejadian awal sampai hasil akhir. Dalam lingkungan

e-commerce, tentunya orang mengirim pesan kepada yang lain sebagai bagian dari aliran proses. (Rosmala, 2007)

Terdapat 4 kategori dari elemen-elemen dalam BPMN, yaitu:

1. Flow Objects

a. Events, sebuah event direpresentasikan dengan lingkaran. Events dapat berupa Start, Intermediate, atau End.

(36)

c. Gateways, sebuah gateway direpresentasikan dengan belah ketupat dan memperlihatkan pilihan yang berbeda. Gateway juga menjelaskan mengenai percabangan dan penggabungan dari path yang ada.

2. Connecting Objects

a. Sequence Flow, sequence flow direpresentasikan dengan garis lurus dengan panah tertutup dan menjelaskan mengenai urutan aktivitas yang

akan dijalankan.

b. Message Flow, message flow direpresentasikan dengan garis putus-putus dan panah terbuka. Message flow menjelaskan pertukaran pesan yang sedang terjadi.

(37)

3. Swimlanes

a. Pool, pool direpresentasikan dengan persegi besar yang didalamnya dapat berisi flow objects, connecting object, maupun artifak.

b. Lane, lane merupakan bagian lebih mendetail dari pool.

4. Artifacts

a. Data Objects, data object digunakan untuk menjelaskan mengenai data yang dibutuhkan atau dihasilkan dari sebuah aktivitas.

b. Group, group direpresentasikan dalam persegi dengan sudut melingkar dan garis luar putus-putus. Group untuk melakukan grouping aktivitas.

(38)

Business Process dapat digambarkan dalam BPMN secara mudah. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar business process sederhana sebagai berikut:

2.6.3 Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain

sistem perangkat lunak, khususnya yang dibangun menggunakan program

berorientasi objek.

Bahasa pemodelan grafis telah ada di industri perangkat lunak sejak lama,

pemicu utama dibalik semuanya adalah bahwa bahasa pemograman berada pada

tingkat abstraksi yang tidak terlalu tinggi untuk memfasilitasi diskusi tentang

desain.

UML lahir dari penggabungan banyak bahasa pemodelan grafis

berorientasi objek yang berkembang pesat pada akhir 1980-an dan awal 1990-an.

(39)

2.6.3.1 Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis. Class diagram juga menunjukkan property dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut. Kotak-kotak yang terdapat di dalam diagram merupakan

class, yang dibagi menjadi tiga bagian: nama class, atributnya, dan operasinya. (Fowler, 2007)

Berikut ini adalah tabel 2.3 yang menerangkan simbol-simbol yang dipakai

pada class diagram.

Tabel 2.3 Daftar Simbol Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Generalization

Hubungan dimana objek anak

(descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

2 Nary

Association

Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek.

3 Class

Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.

4 Collaboration

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang

ditampilkan sistem yang

menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

5 Realization

Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

6 Dependency

(40)

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

7 Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya

2.6.3.2 Use Case Diagram

Use Case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi bagaimana sistem

tersebut digunakan.

Setiap Use Case memiliki aktor utama yang meminta sistem untuk memberi sebuah layanan. Aktorutama adalah aktor dengan tujuan yang akan

dipenuhi Use Case, tetapi tidak selalu. Selain itu terdapat banyak aktor lain yang berkomunikasi dengan sistem pada saat menjalankan Use Case.

Setiap langkah dalam Use Caseadalah sebuah elemen dalam interaksi antar aktor dan sistem. Setiap langkah harus berupa pernyataan sederhana dan dengan

jelas menunjukkan siapa yang menjalankan langkah-langkah tersebut. Langkah

tersebut harus menunjukkan tujuan aktor, bukan mekanisme yang harus dilakukan

aktor. (Fowler, 2007)

Berikut ini adalah tabel yang menerangkan simbol-simbol yang dipakai

pada class diagram.

Tabel 2.4 Daftar SimbolUse Case Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor

(41)

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

2 Dependency

Hubungan dimana perubahan

yang terjadi pada suatu elemen

mandiri (independent) akan

mempengaruhi elemen yang

bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent).

3 Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

4 Include Menspesifikasikan bahwa Use Case sumber secara eksplisit.

5 Extend

Menspesifikasikan bahwa Use

Case target memperluas perilaku dari Use Case sumber pada suatu titik yang diberikan.

6 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.

7 System

Menspesifikasikan paket yang

menampilkan sistem secara

terbatas.

8 Use Case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

9 Collaboration

Interaksi aturan-aturan dan

elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya (sinergi).

10 Note

Elemen fisik yang eksis saat

aplikasi dijalankan dan

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Agar mempermudah dan dapat mengarah pada tujuan penelitian ini maka

dibuat kerangka penelitian yang dijadikan dasar sebagai bahan acuan dari metodologi penelitian. Keranggka dari penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambaran kerangka tersebut sepenuhnya mengacu pada tahapan TOGAF

ADM dalam merancang Architecture Enterprise sistem informasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara dalam mengelolah bisnis pada Biro Administrasi

Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

(43)
(44)

3.2 Metodologi Penelitian

3.2.1 Studi Literatur

Studi literature dilakukan untuk mempelajari informasi tentang teori, metode dan konsep yang relevan dengan permasalahan yang ada pana penelititan.

Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam penyelesaian masalah.

3.2.2 Pengumpulan Data

Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian saat ini dengan mengumpulkan data serta informasi yang terkait dengan topik penelitian.

Tahapan pengumpulan data ini dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1) Observasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data dengan cara mengamati atau meninjau secara langsung terhadap objek penelitian untuk mengumpulkan

informasi atau data-data yang berhubungan dengan topik penelitian. 2) Wawancara

Sedangkan metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi atau

data-data yang tidak bisa didapatkan melalui metode observasi, yaitu dengan cara mewawancarai pihak-pihak terkait di lokasi penelitian.

3.2.3 TahapanPendahuluan

Merupakan aktivitas persiapan dan awal yang dibutuhkan untuk membuat

(45)

prinsip-prinsip arsitektur. Pada fase ini akan ditentukan Ruang Lingkup Arsitektur

Enterprise yang akan dimodelkan dengan value chain, Dukungan Pembangunan

Arsitektur Enterprise, dan Prinsip Arsitektur Enterprise.

3.2.4 Requirements Management

Requirements yang dibutuhkan pada penelititan ini adalah merancang

Integrasi arsitektus sistem informasi untuk pengelolaan data pada Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Proses ini dilakukan untuk setiap tahapan dari kerangka TOGAF ADM fase

A (Visi Architecture) sampai dengan fase F (Migration Planning).

3.2.4.1 Tahapan Arsitektur Visi

Fase ini merupakan langkan dalam mengidentifikasi lingkungan bisnis organisasi dengan lingkungan teknologi untuk memperoleh visi dan hasil akhir

yang ingin dicapai dalam merancang integrasi sistem informasi Biro Administrasi dan Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

3.2.4.2 Tahapan Arsitektur Bisnis

Tahapan ini dilakukannya pemodelan terhadap proses bisnis yang baru

dengan mengacu pada model bisnis lama yang telah diidentifikasi pada tahapan pendahuluan. Fase ini dilakukan pendefenisian terhadap arsitektur bisnis serta menentukan usulan perancangan arsitektur bisnis dalam membangun sistem yang

(46)

3.2.4.3 Tahapan Arsitektur Sistem Informasi

Pada tahapan ini dilakukannya analisis yang lebih menekankan pada bagaimana integrasi arsitektur sistem informasi dibangun yang meliputi arsitektur

data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan pada Biru Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU).

Pada arsitektur data dilakukannya pengidentifikasian komponen-komponen data yang menjadi kebutuhan fungsi bisnis terhadap proses dan layanan

pada BAAK UMMU. Teknik yang dapat digunakan pada tahapan ini adalah Class Diagram.

Pada arsitektur aplikasi dilakukannya pengidentifikasian terhadap

arsitektur aplikasi yang mendukung pengelolaan data dalam sistem informasi Muhammadiyah Maluku Utara. Tahapan ini dilakukan pemodelan dengan

menggunakan Use Case Diagram.

3.2.4.4 Tahapan Arsitektur Teknologi

Tahapan ini dilakukannya analisis kesenjangan (Gap Analysis) terhadap arsitektur teknologi saat ini dan mengidentifikasi kebutuhan teknologi yang

mendukung pengelolaan data serta menentukan usulan arsitektur teknologi yang nantinya mendukung perancangan integrasi sistem informasi pada Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas

(47)

3.2.4.5 Peluang dan Solusi

Pada tahapan ini tekankan pada manfaat yang diperoleh dari Architecture Enterprise. Tahapan ini dilakukannya analisis kesenjangan (Gap Analysis)

terhadap kondisi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi, anlisis penyelesaian dan target penyelesaiannya untuk menentukan strategi IT yang sesuai dengan kebutuhan Muhammadiyah Maluku Utara.

3.2.4.6 Perencanaan Migrasi

Pada tahapan ini dilakukan penilaian terhadap rencana migrasi sistem informasi Muhammadiyah Maluku Utara. Hasil dari penilaian selanjutnya diurutkan berdasarkan prioritas. Pemodelannya dapat menggunakan matrik

penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan kebutuhan pendukung pada implementasi integrasi sistem pada Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukukan pada Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Jl, Ahmad Dahlan Kel, Sasa No, 100 Kec, Kota Ternate Selatan.

3.4 Pengumpulan Data

(48)

Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) didirikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Maluku Utara dan Tim Pendirian. Diantaranya; Drs. H.

Yunus Namsa (Ketua PWM Maluku Utara), Drs. Muin Syafi (Sekretaris PWM), Drs. Djafar Umar (Ketua Tim), Kasman Hi. Ahmad, S.Ag (Sekretaris Tim),

Herman Oesman (Anggota), Agus SB (Anggota), Drs. Rusman Soleman, M.Si (Anggota), Mochdar Arief, SH (Anggota), Drs. Rusli Sibua (Anggota) dan Drs. Darsis Humah, SH (Anggota Luar Biasa). Tim Pendirian ini merupakan hasil

keputusan Rapat Pleno PWM Maluku Utara, tanggal 15 Pebruari 2001. Selanjutnya Peletakan Batu Pertama yang dirangkai dengan Rakerwil PWM

Maluku Utara, tanggal 20 April 2001 yang diketuai Djunaidi Ishak dan Fauji Koda, S.Ag selaku Sekretaris, dan dibantu Bakar Djibat, S.Ag selaku Wakil Ketua Panitia Rakerwil PWM Maluku Utara. Dan, tanggal 21 April 2001, dilakukan

peletakan batu pertama pembangunan Kampus UMMU di Desa Sasa, Kecamatan Kota Ternate Selatan oleh Mendiknas RI, Dr. Yahya A. Muhaimin.

Sementara proses pengerjaan pendirian UMMU dilakukan di Kantor

sebuah LSM, PODIUM Tanah Tinggi. Waktu pengerjaan sejak pembuatan Proposal Pendirian, RIP, Statuta UMMU, serta Kurikulum, kurang lebih tujuh

bulan. Tanggal 23 Juli 2001, UMMU diresmikan pembukaan kuliah oleh Pj. Gubernur Maluku Utara, A. Muhyi Effendy.

Tanggal 5 Juli 2001, Ketua BPH-UMMU, dan Rektor UMMU, menerima

Keputusan Mendiknas RI, No. 073/D/O/2001, tentang Pendirian dan Ijin Operasional untuk 2 program studi, yakni Administrasi Negara pada Fakultas ISIP

(49)

Ijin No. 2556/D/T/2001 untuk prodi Pertambangan pada FATEK dan Ilmu Politik serta Ilmu Pemerintahan pada FISIP. Sejak itulah, dilakukan penerimaan

mahasiswa baru angkatan I, di 3 Fakultas, FISIP, jurusan/prodi; Administrasi Negara, Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, FATEK Jurusan/Prodi Tambang

Umum serta Fakultas MIPA jurusan/prodi Matematika. Calon mahasiswa yang mendaftar untuk tahun pertama sebanyak 275 orang. Maka pada tanggal 10 September 2001, dimulailah pembukaan kuliah ditandai Kuliah Umum oleh Prof.

M. Dawam Rahardjo.

3.4.2 Visi dan Misi Muhammadiyah Maluku Utara

Berdasarkan rencana strategis tahun 2013-2017 Visi Muhammadiyah Maluku Utara adalah menjadi universitas yang unggul di bidang intelektualitas,

moralitas,dan berjiwa entrepreneur.

Untuk mewujudkan Visi tersebut Universitas Muhammadiyah Maluku

Utara memiliki Misi sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang memiliki keunggulan dalam

bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama.

2) Menyelenggarakan pembinaan sivitas akademika dalam kehidupan yang

islami.

3) Mengembangkan potensi kecakapan hidup pada sivitas akademika.

(50)

3.4.3 Tujuan dan Sasaran Muhammadiyah Maluku Utara

Berdasarkan pada visi dan misi UMMU, maka dapat ditetapkan beberapa

tujuan yang akan sebagai berikut:

1) Menghasilkan lulusan yang beriman, berakhlaq, memiliki kompetensi serta

profesionalisme di bidangnya sesuai kebutuhan stakeholders.

2) Mewujudkan sivitas akademika yang menjadi teladan melalui dakwah Islam melalui amar makruf nahi munkar.

3) Mengembangkan jiwa entrepreneur pada sivitas akademika.

4) Mewujudkan pengelolaan universitas yang terencana, terorganisasi, produktif,

dan berkelanjutan.

Untuk mewujudkan visi tersebut telah disusun rencana strategis dalam empat tahap/fase, diantaranya tahap pertumbuhan (tahun 2013-2017), tahap

pengembangan (tahun 2018-2022), Tahap Unggulan Nasional (tahun 2023-2027), dan tahap unggulan Asia Tenggara (tahun 2028-2033). Tahapan tersebut disusun

dalam mempersiapkan UMMU menjadi universitas yang utama dalam pengembangan ipteks berbasis imtaq bagi keberlangsungan peradaban kesemestaan. Rencana strategis ini merupakan rencana strategis pada tahap tahap

pertumbuhan (2013-2017), dengan sasaran strategis sebagaimana penjabaran berikut ini:

1) Tercapainya mutu dan kompetensi lulusan.

2) Tercapainya peningkatan mutu kelembagaan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

(51)

4) Tercapainya peningkatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia. 5) Tercapainya peran UMMU dalam mewujudkan sivitas akademika yang dapat

menjadi teladan dalam rangka melaksanakan dakwah Islam melalui persyarikatan Muhammadiyah.

6) Tercapainya pembentukan unit usaha baru yang berasal dari hasil penelitian dan pemikiran kampus yang didukung jiwa entrepreneur.

7) Tercapainya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana serta tersusunnya

laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

8) Tercapainya peningkatan mutu tata kelola (good governance) dalam sistem manajemen.

3.4.4 Struktur Organisasi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

(52)
(53)

3.4.5 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Universitas Muhammadiyah

Maluku Utara (UMMU)

1) Rektor:

a. Memimpin pembinaan Al Islam dan kemuhammadiyahan pada sivitas

akademika Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.

b. Memimpin pelaksanaa pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat.

c. Penanggung jawab utama dalam melaksanakan arahan, kebijakan umum, dan menetapkan peraturan serta norma di Universitas Muhammadiyah

dengan pertimbangan senat Universitas.

2) Wakil Rektor I:

a. Mengoordinasikan, memfasilitasi dan memotivasi penyelenggaraan kegiatan akademik (pendidikan dan pembelajaran, penelitian serta

pengabdian kepada masyarakat).

b. Mengendalikan mutu hasil kegiatan akademik. c. Memfasilitasi pengembangan strategi pembelajaran.

d. Melaksanakan peningkatan dan pengembangan kualitas dosen.

3) Wakil Rektor II:

a. Mengelola aset dan segala sarana dan prasarana Universitas Muhammadiyah Maluku untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan

(54)

b. Mengelola sumber daya keuangan dan sumber daya manusia untuk mendukung kegiatan akademik dan kegiatan kemahasiswaan.

c. Memfasilitasi dan mendukung upaya pembinaan karir dosen dan staf administrasi.

d. Merencanakan dan mendukung upaya perencanaan dan pengembangan Universitas dalam hal fisik, akademik, SDM dan keuangan dalam rangka pencapaian visi dan misi sesuai Renstra.

4) Wakil Rektor III:

a. Membina dan fasilitasi kegiatan mahasiswa yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan penalaran, bakat, minat dan kesejahteraan mahasiswa (beasiswa), serta alumni.

b. Membina kegiatan mahasiswa dalam rangka terciptanya kultur akademik. c. Mengupayakan peningkatan sumber daya untuk mendukung proses

akademik mahasiswa.

d. Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama Universitas dengan pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan Universitas.

5) Senat Universitas:

a. Merumuskan kebijakan akademik dan perkembangan universitas.

b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian sivitas akademika sesuai tuntunan islam.

(55)

d. Memberikan persetujuan atas rencana anggaran pendapatan dan belanja universitas yang diajukan oleh rektor.

e. Menilai pertanggungjawaban rektor atas kebijakan yang telah ditetapkan. f. Merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan mimbar akademik, dan

otonomi keilmuan universitas.

g. Memilih dan memberikan pertimbangan terhadap calon rektor.

h. Memberikan pertimbangan terhadap calon wakil rektor dan calon direktur

program pasca sarjana dari aspek kepemimpinan.

i. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi civitas akademika.

j. Mengukuhkan pemberian gelar doktor kehormatan dari universitas.

k. Melakukan pengawasan pelaksanaan angaran pendapatan belanja universitas.

l. Memberikan pertimbangan kepada menteri Pendidikan dan Kebudayaan berkaitan dengan pegusulan dosen untuk mendapatkan jabatan lektor

kepala dan guru besar.

6) Dewan Penyantun :

Memberikan pertimbangan dalam memecahkan permasalahan universitas yang anggotanya terdiri atas tokoh-tokoh masyarakat.

7) Fakultas:

a. Melaksanakan sebagian tugas pokok dan fungsi Universitas yang berada di

(56)

b. Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan.

c. Melaksanakan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau kesenian.

d. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

e. Melaksanakan pengembangan dan kerja sama.

f. Membina sivitas akademika dan pegawai administrasi. g. Melaksanakan urusan tata usaha fakultas.

8) Program Pascasarjana:

a. Melaksanakan kegiatan akademik di lingkungan Universitas dan mengoordinasikan semua program studi pascasarjana untuk menjamin baku mutu pendidikan.

b. Menyelenggarakan pendidikan magister yang pengelolaannya belum dapat diserahkan ke fakultas.

c. Mengoordinasikan kegiatan pendidikan magister di lingkungan universitas.

d. Melaksanakan pengendalian mutu akademik jenjang magister.

9) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M):

a. Merencanakan dan mengarahkan integrasi penelitian Universitas.

(57)

c. Mengembangkan kerjasama penelitian dan pegabdian masyarakat dengan lembaga lain.

d. Mengembangan dan menerapkan standar mutu penelitian dan akreditasi kompetensi sarana dan prasarana penelitian.

e. Mengelola dan mengkoordinasikan proses pengusulan hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

f. Meningkatkan kualifikasi peneliti menjadi peneliti level internasional.

g. Mengelola dan mendorong perolehan HAKI.

h. Melaksanaan penilaian dan konsolidasi pusat-pusat penelitian/pusat studi

yang dikelola untuk peningkatan relevansi, keberlangsungan, efisiensi dan akuntabilitas.

i. Mengkoordinasikan pusat-pusat studi dan pusat penelitian yang dimiliki

Universitas..

j. Merencanakan dan mengarahkan integrasi pemanfaatan hasil penelitian

Universitas kepada masyarakat. k. Mengkoordinasikan kegiatan KKN.

10) Lembaga Pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPAIK):

a. Mengkoordinasikan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

kurikuler dan pengkajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan secara inter dan antardisiplin di lingkungan universitas.

b. Mengelola proses kaderisasi muhammadiyah bagi mahaisswa sesuai

(58)

c. Membangun hubungan dengan persyarikatan untuk peningkatan kualitas dakwah kelembagaan.

d. Mengembangkan dan menjalankan mekanisme pengawasan pelaksanaan keislaman di dalam kampus.

e. Melakukan dan mengembangkan kerjasama regional dan internasional terkait dengan pengembangan islam.

f. Mengelola zakat infaq dan shodaqoh civitas akademika.

g. Mengelola masjid kampus.

11) Lembaga Etika dan Pengembangan Pendidikan (LEP2):

a. Memberi pertimbangan kepada Universitas, apabila terjadi pelanggaran kode etik moral dan akademik yang dilakukan oleh civitas akademika.

b. Menyusun kode etik dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa.

c. Melakukan kajian dan studi efektifitas pembelajaan, kajian peningkatan

dan pengembangan motivasi dan kinerja kependidikan. d. Mengembangkan model-model pembelajaran inovatif.

e. Memberikan layanan pelatihan bagi peningkatan kualitas dosen dan tenaga

kependidikan.

12) Lembaga Penjaminan Mutu:

a. Mengembangkan dan melaksanakan mekanisme monitoring dan evaluasi internal untuk memastikan akuntabilitas dan kualitas penyelengaraan

(59)

b. Mengembangkan dan melaksanakan proses akreditasi institusi kepada unit kerja.

c. Menjadi penghubung universitas dengan lembaga sertifikasi dan akreditasi lain.

d. Mengembangkan dan mengelola sistem mutu yang dibutuhkan oleh unit kerja untuk tercapainya kinerja yang baik.

e. Mengembangkan sistem pengendalian internal dalam pengelolaan

keuangan dan sumber daya lain.

f. Melakukan audit keuangan internal secara periodik.

3.4.6 Status Akreditas Program Studi UMMU

Seiring berjalannya waktu, Universutas Muhammadiyah Maluku Utara

(UMMU) telah mengalami perkembangan, hingga saat ini telah memiliki 8 fakultas dengan 16 program studi dan program pascasarjana Ilmu Pemerintahan.

Berikut disajikan daftar nama program studi beserta status akreditasinya.

Tabel 3.1 Status Akreditas Program Studi di UMMU

No Fakultas Program Studi Akreditas

1 Ilmu Sosial dan Politik Administrasi Negara B-2006

Ilmu Komunikasi C-2006

4 Pertanian Agribisnis C-2006

(60)

No Fakultas Program Studi Akreditas

5 Ilmu Kesehatan Kesehatan Masyarakat C-2006

6 Ekonomi Akuntansi C-2006

7 Hukum Ilmu Hukum Dalam proses

8 Ilmu Pendidikan PGSD Dalam proses

Bahasa Inggris Dalam proses

9 Pascasarjana Ilmu Administrasi Dalam proses

3.4.7 BAAK Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Uversitas

Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) adalah unsur pelaksana dan penanggung jawab administrasi akademik dan kemahasiswaan yang mempunyai tugas dan

tanggung jawab mengembangkan sistem dan sumber daya biro yang kreatif, inovatif, dinamis dan beretos kerja tinggi yang akan memberikan kontribusi berharga bagi kemajuan mahasiswa pada khususnya dan pada Universitas

Muhammadiyah Maluku Utara pada umumnya.

3.4.8 Visi dan Musi BAAK UMMU

Visi Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU) yaitu Menjadikan BAAK

sebagai unit penunjang utama yang mengedepankan layanan administrasi yang kreatif , inofatif dan professional.

Untuk mewujudkan Visi BAAK UMMU memiliki Misi sebagai berikut:

(61)

2) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab tanpa memandang latar belakang, ikatan, etnisitas, identitas dan kelompok.

3) Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan.

3.4.9 Tujuan BAAK UMMU

Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) Universitas

(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASN

4.1 Tahapan Pendahuluan

4.1.1 Ruang Lingkup Arsitektur Enterprise

Pada bab ini dilakukannya pengidentifikasian terhadap aktifitas bisnis yang ada pada Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU). Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, aktifitas BAAK UMMU dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu aktifitas utama dan aktifitas pendukung yang digambarkan pada gambar 4.1 menggunakan Value Chain.

Gambar 4.1Value Chain BAAK Muhammadiyah Maluku Utara

Berdasarkan gambaran 4.1 Value Chain, maka di uraikan deskripsi dari fungsi bisnis pada BAAK UMMU sebagai berikut:

Gambar

Gambar 2.3 Value Chain (Laudon & Laudon : 1998)
GAMBAR NAMA
GAMBAR NAMA
GAMBAR NAMA
+7

Referensi

Dokumen terkait

sistem informasi akademik model blueprint yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, dan arsitektur aplikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah

Seiring berkembangnya perguruan tinggi diperlukan suatu sistem komputerisasi yang dirancang untuk mempercepat proses dalam pelayanan administrasi registrasi akademik

Seiring berkembangnya perguruan tinggi diperlukan suatu sistem komputerisasi yang dirancang untuk mempercepat proses dalam pelayanan administrasi registrasi akademik

Secara umum maturity level Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK) dengan menjumlah dan merata-ratakan dari rata-rata setiap kategori maka didapat tingkat kematangan

Seiring berkembangnya perguruan tinggi diperlukan suatu sistem komputerisasi yang dirancang untuk mempercepat proses dalam pelayanan administrasi registrasi akademik

Penelitian ini menghasilkan analisa dan perancangan sistem informasi yang dapat mengolah data pada saat penerimaan siswa baru dan data operasional akademik pada SMK

Dengan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KINERJA BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS

Penelitian ini menghasilkan blueprint data architecture yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan sistem informasi akademik untuk mendukung dan