• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Kolostrum Anti Enteropatogen Spesifik dalam Rangka Imunoterapi Pasif Guna Mencegah Kematian Neonatal Akibat Diare

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Kolostrum Anti Enteropatogen Spesifik dalam Rangka Imunoterapi Pasif Guna Mencegah Kematian Neonatal Akibat Diare"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI KOLOSTRUM ANTI ENTEROPATOGEN SPESIFIK DALAM RANGKA IMUNOTERAPI PASIF GUNA MENCEGAH KEMATIAN

NEONATAL AKIBAT DIARE

A. Esfandiari, R. Wulansari1), S. Murtini2) I WT. Wibawan 1)

Staf Pengajar Dep. Klinik Reproduksi dan Patologi, FKH IPB, 2)Staf Pengajar Dep. Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, FKH IPB2)

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dalam upaya mempelajari prospek penggunaan kolostrum sapi sebagai pabrik bahan biologis dalam memproduksi antibodi (IgG) spesifik terhadap Enterotoxigenic E. coli untuk kepentingan imunoterapi pasif kasus diare neonatal akibat ETEC. Induk sapi bunting diinjeksi dengan vaksin enterotoxigenic E. coli K-99 polivalen dengan dosis 5 ml/ekor secara intra muskuler pada 8, 4, dan 2 minggu sebelum induk sapi diperkirakan akan melahirkan. Sebelum diberikan vaksinasi, induk sapi diberi immunomodulator 1 mg/kg BB secara per-oral selama 3 hari berturut-turut. Pengamatan terhadap status kesehatan induk sapi mengikuti waktu pengambilan darah. Sampel darah diambil melalui vena jugularis setiap minggu, dimulai sejak sebelum divaksin hingga induk sapi melahirkan, untuk diperiksa terhadap parameter eritrosit, leukosit, antibodi terhadap Enterotoxigenic E. coli, kadar total protein, albumin dan globulin darah. Sampel kolostrum hiperimun pertama kali dikoleksi segera setelah induk sapi melahirkan sampai

5 hari pertama pemerahan, untuk diperiksa terhadap kandungan antibodi anti E. coli.

Analisis terhadap antibodi anti enterotoxigenic E. coli K-99 di dalam serum dan

kolostrum dilakukan menggunakan teknik Enzyme Linked Immunosorbent Assay

(ELISA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama pengamatan induk sapi memperlihatkan permukaan mukosa mata, mulut, vulva berwarna rose, licin, lembab, mengkilat, dan tidak ada perlukaan. Tidak ada discharge (ingus) yang keluar dari lubang hidung. Konsistensi, bentuk, dan bau tinja tidak mengalami perubahan. Urin berwarna jernih kekuningan. Frekuensi defekasi dan urinasi tidak mengalami perubahan. Suhu tubuh, frekuensi nadi, dan respirasi induk sapi setelah divaksinasi berturut-turut maíz berada dalam kisaran normal. Parameter eritrosit cenderung mengalami peningkatan hingga induk partus. Kadar total protein dan gamma globulin serum mulai meningkat pada 2 bulan sebelum partus, mencapai level maksimal pada 1 bulan sebelum partus, kemudian mengalami penurunan pada saat mendekati waktu partus. Antibodi enterotoxigenic E. coli K-99 mulai terdeteksi pada satu minggu setelah pemberian vaksin

yang pertama. Hasil positif adanya antibodi enterotoxigenic E. coli K-99 tetap terlihat

pada minggu-minggu berikutnya sampai dengan 1 minggu setelah vaksinasi ketiga. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vaksinasi dengan enterotoxigenic E. Coli K-99 polivalen selama tiga kali dengan selang waktu 2 minggu kepada induk sapi yang sedang bunting tua (berada pada periode kering kandang) tidak menyebabkan efek negatif (seperti demam, hipersensitifitas, shock, stress, dan abortus).

Selain itu, induk sapi bunting yang divaksin dengan vaksin enterotoxigenic E. Coli K-99

polivalen mampu memproduksi antibodi spesifik terhadap enterotoxigenic E. Coli K-99

di dalam darah induk dan kolostrumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan hidrolisis asam pada fraksi air daun mengkudu dan batang brotowali dapat meningkatkan aktivitas penangkapan radikal DPPH yang ditunjukkan pada nilai

Hal ini menunjukkan bahwa moral ekonomi nelayan di lingkungan Pantai Kenjeran Surabaya keberadaannya dimulai dari produksi nelayan yaitu: nelayan mampu meningkatkan

Pada fraksi ke-2 di atas pelat silika gel berwarna hijau, dari ekstrak pigmen total membentuk kurva dengan serapan maksimum spektrofotometer pada panjang

Salah satu penyebab pitting korosi terjadi diakbatkan karena kesalahan pemilihan elektroda, elektroda yang memiliki tensile strangth lebih besar dari pada tensile strangeth

dengan TG-DTA tersebut, dapat diketahui pengaruh konsentrasi NaCl terhadap perubahan berat total, titik lebur dan fenomena yang terjadi selama proses pemanasan / peleburan garam

Kasus kelalaian yang paling sering terjadi adalah dokumentasi yang tidak sesuai (kontrak, drawing ), sedangkan kasus kelalaian yang jarang terjadi adalah Jaminan ijin untuk tidak

Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan nira sorgum untuk dibuat etanol dengan proses fermentasi dan mempelajari pengaruh waktu dan % volume starter serta variabel

Dengan melihat hasil perhitungan metode regresi linier berganda yang peneliti dapat menarik kesimpulan untuk hasil pengujjian hipotesis menyatakan bahwa tingkat suku bunga