• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISASI MORFOLOGI LIMA

POPULASI NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.)

Oleh IRFANDI A00498050

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

IRFANDI. Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Genotipe Nanas (Ananas

comosus (L.) Merr) . (Dibimbing oleh Megayani dan Sobir).

Indonesia memiliki berbagai macam kultivar nanas yang telah dibudidayakan oleh para petani mulai Sumatra sampai Irian Jaya. Nanas dapat tumbuh di wilayah dengan tipe agroklimat yang berbeda-beda mulai dari dataran tinggi sampai dataran rendah. Daerah penghasil buah nanas adalah Palembang, Riau, Jambi, Bogor, Subang, Pandeglang, Tasikmalaya, dan Kutai. Buah nanas sudah menjadi trademark bagi suatu daerah atau wilayah.

Salah satu permasalahan pengembangan buah nanas di Indonesia menuju arah yang lebih baik yaitu kurangnya informasi tentang karakteristik morfologi pertumbuhan maupun kandungan kimia buah nanas yang diusahakan oleh petani nanas seperti nanas Bogor, Minyak, Buaya, Merah, dan Hijau. Nanas-nanas tersebut kemungkinan mempunyai potensi unggul untuk industri pengolahan maupun konsumsi buah segar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi pertumbuhan vegetatif, morfologi buah dan kualitas buah lima populasi nanas.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari lima kultivar nanas yaitu nanas Bogor, Buaya, Hijau, Merah dan Minyak. Ulangan 3 kali, setiap kultivar terdiri atas 15 tanaman, sehingga dalam satu kelompok terdapat 75 tanaman. Jumlah sampel tanaman yang diamati untuk setiap kultivar dalam 1 kelompoknya 5 tanaman (5 sampel), jumlah total tanaman yang diamati dalam satu kelompok yaitu 25 tanaman, sehingga jumlah total sampel dalam tiga kelo mpok yakni 75 tanaman.

(3)

Pengamatan kimia buah meliputi padatan terlarut total, penentuan total asam, penentuan total vitamin C, pH, dan kadar air.

Nanas minyak memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi pada tinggi tanaman, diameter tajuk, dan panjang daun ke-7. Tinggi tanaman berbanding lurus terhadap pertumbuhan diameter tajuk dan panjang daun, sedangkan jumlah daun dan diameter daun cenderung sama antar kultivar. Jumlah duri terbanyak dimiliki oleh nanas hijau, kemudian nanas bogor dan buaya, sedangkan nanas minyak tidak ada duri pada daunnya.

Nanas minyak memiliki bobot bersih, panjang buah, diameter pangkal, diameter tajuk, diameter hati, kadar air dan asam teritrasi lebih tinggi dibanding yang lainnya. Nanas Bogor mengandung padatan terlarut yang lebih tinggi dan panjang mata yang lebih besar dan lebih menonjol. Derajat keasamaan (pH) paling tinggi terdapat pada nanas hijau, paling rendah pada nanas buaya, sedangkan nanas buaya paling banyak mengandung vitamin C, paling rendah pada nanas Bogor.

Jika dibandingkan antara kandungan padatan terlarut total terhadap asam tertitrasi, kandungan air pada buah, maka buah nanas minyak dan nanas hijau memliki angka perbandingan yang paling kecil daripada nanas bogor, merah dan buaya.

(4)

KARAKTERISASI MORFOLOGI LIMA POPULASI

NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRFANDI

A00498050

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : KARAKTERISASI MORFOLOGI LIMA POPULASI NANAS

(Ananas comosus (L.) Merr.)

Nama : Irfandi NRP : A00498050

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Ir. Sobir, Msi

NIP. 131 790 709 NIP. 131 841 754

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, MAgr NIP. 130 422 698

(6)

RIWAYAT HIDUP

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada para keluarganya dan para sahabatnya.

Penelitian dengan judul Karakterisasi Morfologi Lima Genotipe Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan penelitian yang bersifat eksplorasi untuk

mengetahui karakter morfologi nanas yang ditanam oleh para petani di Indonesia. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Ir. Sobir, MSi atas kebaikan hati dan kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing dan mengarahkan penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Sriani Sutjiprihati, MS dan Prof. Dr. Ir. Sri Setyati Hardjadi MSc yang telah memberikan motivasi, bantuan moril serta saran-saran kepada penulis.

3. Seluruh keluarga terutama Ibu, kakak-kakakku, dan keponakan-keponakanku yang telah dengan tulus mendo’akan dan memberikan semangat.

4. Saudara-saudaraku teman-teman seperjuangan di Mitra Bisnis Terpadu (MBT), dan Saudara-saudaraku Horti’35, terimakasih atas kenang-kenangan indah dan pahit bersama kalian yang tidak akan pernah dilupakan.

5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, selaku insan- insan pertanian.

Bogor, Oktober 2005

(8)

Tempat Dan Waktu Penelitian --- 8

Bahan Dan Alat --- 8

Kualitas Dan Kimia Buah --- 15

Korelasi Antar Variabel Pengamatan --- 16

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Saran --- 18

Kesimpulan--- 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Karakteristik Empat Grup Nanas

(After Leal dan Soule, 1977 dalam Nakasone dan Paull, 1999) ... 5 2. Nilai rataan tinggi pada minggu ke-1 sampai ke-7

pada lima populasi nanas... 12 3. Nilai rataan diameter tajuk pada minggu ke-1

sampai ke-7 pada lima populasi nanas ... 13 4. Nilai rataan jumlah daun minggu ke-1 sampai ke-3

pada lima populasi nanas... 14 5. Pengukuran Panjang, Diameter, Duri Daun ke-7

pada lima populasi nanas... 14 6. Hasil pengamatan morfologi dan kimia buah

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Sidik Ragam Tinggi Tanaman dari minggu satu sampai tujuh ... 22

2. Diameter Tajuk dari minggu satu sampai tujuh ... 22

3. Sidik Ragam Jumlah Daun Minggu 1 sampai 3 ... 23

4. Sidik Ragam Panjang Dau, Diame ter Daun dan Jumlah Duri ke-7 ... 23

5. Sidik Ragam Bobot Kotor ... 23

6. Sidik Ragam Bobot Bersih ... 23

7. Sidik Ragam Jumlah Daun Mahkota... 23

8. Sidik Ragam Panjang Buah... 23

9. Sidik Ragam Diameter Tengah ... 24

10. Sidik Ragam Diameter Pangkal ... 24

11. Sidik Raga m Diameter Ujung ... 24

12. Sidik Ragam Diameter Hati ... 24

13. Sidik Ragam Panjang Mata ... 24

14. Sidik Ragam Padatan Terlarut Total (PTT) ... 24

15. Sidik Ragam Kadar Air ... 24

16. Sidik Raga m Tingkart Keasaman Buah (pH)... 24

17. Sidik Ragam Total Asam Tertitrasi (TAT) ... 25

18. Sidik Ragam Vitamin C ... 25

19. Rekapitulasi Uji Korelasis... 26

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan salah satu buah tropis yang

memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Buah nanas selain digemari masyarakat untuk konsumsi buah segar, juga merupakan bahan baku industri buah kalengan dan olahan seperti selai, sirup dan lain -lain.

Tanaman nanas ditanam hampir merata di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Sumatra sampai Irian Jaya (Prahardini et al., 1994). Nanas dapat tumbuh di wilayah dengan

tipe agroklimat yang berbeda -beda mulai dari dataran tinggi sampai dataran rendah. Daerah penghasil buah nanas adalah Palembang, Riau, Jambi, Bogor, Subang, Pandeglan g, Tasikmalaya, dan Kutai. Buah nanas sudah menjadi trademark bagi suatu daerah atau

wilayah.

Berdasarkan karakteristik daun dan buahnya, nanas dapat digolongkan menjadi lima grup yaitu Spanish, Queen, Abacxy, Cayenne dan Maipure (Naksone dan paull, 1999). Para petani nanas di Indonesia lebih banyak menanam nanas Ca yenne (nanas Hijau dan Minyak), nanas Queen (nanas Bogor), dan nanas Spanish (nanas Merah dan Buaya) (Sari, 2002). Nanas Queen lebih cocok untuk dikonsumsi segar karena rasa lebih manis, renyah, dan aromanya lebih harum dibanding nanas lainnya, sedangkan n anas minyak lebih cocok untuk olahan.

Usaha -usaha pengembangan nanas masih kurang, hal ini dapat dilihat dari rendahnya produksi, kualitas buah dan industri olahan. Kualitas buah nanas yang baik dapat dilihat dari daun yang tidak berduri, diameter tajuk s empit, jumlah anakan sedikit, bentuk buah silindris, mata buah datar, mahkota buah kecil, jumlah anakan sedikit, kematangan buah seragam, warna daging buah orange atau kuning, dan daging buah renyah untuk nanas konsumsi langsung (Deptan, 2000). Menurut kri teria SNI (1992) (dalam Sari, 2002), kualitas buah yang baik mempunyai diameter tengah buah 9.2 cm, panjang buah 12.6 cm, bobot buah 678.5 g, tingkat kemanisan (nisbah PTT /asam 27.1, PTT 14.5%).

(12)

di Indonesia kearah yang lebih baik. Nanas-nanas tersebut kemungkinan ada yang m e m punyai potensi unggul untuk industri pengolahan maupun untuk komoditi ekspor buah segar.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian yang bersifat eksplorasi atau penelitian lainnya, sehingga akan dapat mendukung usaha pengembangan nanas kearah yang lebih baik. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan akan dapat menambah informasi untuk pengembangan nanas selanjutnya.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakteristik morfologi pertumbuhan vegetatif lima populasi nanas. 2. Untuk mengetahui morfologi dan kualitas buah lima populasi nanas.

Hipotesis

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi Dan Botani

Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) termasuk keluarga Bromeliaceae, kebanyakan

keluarga bromelia hidup efifit di pohon, tetapi nanas umumnya hidup di tanah (Samson,1980). Morton (1987) menyatakan famili Bromeliaceae terdiri atas 45 genus dan 2000 spesies. Genus yang paling banyak yaitu Ananas dan Pseudonanas (Naka sone dan Paull, 1999). Tanaman nanas berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis, yakni Brazil, Argentina, dan Peru. Klasifikasi nanas berdasarkan ilmu taksonomi sebagai berikut: Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Kelas Angiospermae, Famili Bromeliaceae, Genus Ananas, dan Spesies Ananas comosus (L.) Merr.

Collins (1960) menyatakan bagian -bagian tanaman nanas meliputi akar, batang, daun, tangkai buah, buah, mahkota dan anaka n. Tanaman nanas berupa herba tahunan atau dua tahunan dengan tinggi 50 -100 cm, daun berbentuk pedang, panjang daun sampai 1 m, lebar daun 5-8 cm. Pinggir daun berduri dan ada juga yang rata, ujung daun lancip, bagian atas daun berdaging, tersusun spiral, pa ngkalnya memeluk poros utama (Thungtham dan Wee, 1991)

Menurut Samson (1980) perakaran nanas dalam tanah tidak lebih dari 50 cm. Batang nanas memiliki panjang 20 cm sampai 25 cm dengan diameter bagian bawah 2 sampai 3.5 cm, sedangkan diameter bagan atas 5 .5 sampai 6.5 cm dan mengecil pada bagian puncak. Batang nanas beruas -ruas dengan panjang bervariasi dari 1 sampai 10 cm. Nanas memiliki daun panjang dan sempit, daun tersusun secara spiral pada batang yang pendek sehingga terbentuk reset, jumlah daun yang terbentuk dapat mencapai 70 -80 helai, panjang daun nanas 130 -150 cm dengan daun -daun tua lebih pendek daripada daun muda yang berada diatasnya sampai panjang maksimum. Permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua, merah bergaris, atau co klat kemerah-merahan, sedangkan permukaan daun bawah berwarna keputih -putihan atau keperak-perakan.

(14)

gabungan 100 -200 bunga. Berdasarkan kriteria SNI (1992) (dalam Sari, 2002), kualitas bua h yang baik mempunyai diameter tengah buah 9.2 cm, panjang buah 12.6 cm, bobot buah 678.5 g, tingkat kemanisan (nisbah PTT/asam 27.1, PTT 14.5%).

Syarat Tumbuh

Ashari (1995) mengatakan tumbuhan nana s dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi lebih dari 200 -800 m di atas permukaan laut. Jenis tanah yang paling ideal adalah tanah yang mengandung pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung bahan organik. Derajat keasaman tanah yang cocok adalah 5 -5.6. Nanas tumbuh dan berproduksi pada kisaran cura h hujan yang cukup luas yaitu dari 600 sampai diatas 3500 mm/tahun dengan curah hujan optimum untuk pertumbuhan yaitu 1000 -1500 mm/tahun.

Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam budidaya nanas. Laju pertumbuhan dan perkembangan berhubun gan positif dengan kenaikan suhu sampai 29oC, pada suhu yang tinggi ukuran tanaman dan daun lebih besar, dan lebih lentur, teksturnya halus dan warnanya gelap, ukuran buah lebih besar dan kandungan asamnya lebih rendah. Pada suhu yang rendah dan daerah dat aran tinggi tanaman nanas mempunyai ukuran yang lebih pendek, daunnya sempit dengan tekstur yang cukup keras, ukuran buah kecil (kurang dari 1.8 kg), warna daging buah kuning pucat, kandungan asam cukup tinggi (± 1 %), kandungan gula rendah, tangkai buah lebih panjang daripada ukuran tanaman, mata buah lebih menonjol. Pada suhu yang sedang tanaman lebih besar dan datar, daging buah lebih kuning, kandungan gula lebih tinggi, kandungan asam lebih rendah daripada buah dataran tinggi. Suhu yang optimim untuk pe rtumbuhan akar yaitu 29oC. pertumbuhan daun 32oC dan untuk pemasakan buah yaitu 25 oC (Nakasone dan Paull, 1999).

(15)

Kultivar Nanas

Kultivar nanas yang telah dibudidayakan di Indonesia dikelompokkan menjadi 4 grup yaitu :

1. Spanyol (Spanish), ciri -cirinya mempunyai daun panjang , ukuran daun kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat, mata buah pipih besar dengan jumlah sedikit, warna buah kuning, misalnya nanas Merah dan nanas Buaya.

2. Cayenne, ciri cirinya daunnya tidak berduri atau berduri hanya pada ujung -ujungnya dan ukuran durinya kecil-kecil. Buahnya besar, silindris, rasanya agak asam, warna hijau kekuningan, mata buah agak datar, misalnya Smoth Cayenne, hijau, minyak dan lain-lain.

3. Abacaxi, ciri -cirinya mempunyai daun panjang, berduri kasar, buah berbentuk kerucut, berta ngkai panjang, batang buah putih seperti Cayenne Lisse.

4. Queen, ciri -cirinya daunnya pendek, berduri tajam dan durinya membelah ke belakang, Buah kerucut, rasanya manis, warna kuning kemerahan dan mata buah menonojol, misalnya nanas Bogor atau Palembang.

Tabel 1. Karakteristik Empat Grup Nanas (After Leal dan Soule, 1977 dalam Nakasone dan Paull, 1999) Warna kulit Mata dalam besar,

kuning kemerah -merahan.

Mata datar;Jingga K u n i n g Mata dalam;Kuning Warna daging Kuning pucat hingga

k u n i n g

Kuni nh keputih -putihan K u n i n g t u a Inti (hati) Besar Sedang Kecil Kecil Rasa Rasa asam kuat,berser at Manis, sedikit asam,

rendah serat, berair

Manis, lembut, dan berair Lebih manis, tidak terlalu asam, rendah serat

Pasar

Pengalengan Sedang Sangat bagus Sedang Sedang Segar

Lokal B a g u s B a g u s B a g u s B a g u s Export Sangat Bagus Sedang K u ra n g B a g u s B a g u s Masalah penyakit Resisten

Layu,Gummoisis

(16)

Kualitas Buah Nanas

Kader (1985) memaparkan komponen kualitas buah meliputi penampakan, tekstur, rasa, nilai gizi, dan k eamanan. Penampakan mencakup ukuran (besar, bobot), bentuk (diameter, keseragaman), intensitas dan keseragaman warna, kilap, kerusakan eksternal dan internal. Tekstur meliputi kekerasan, kelembutan, sukulensi, flavour dan mineral. Standar kualitas buah nanas untuk konsumsi meliputi kematangan, kekerasan, keseragaman ukuran dan bentuk-bentuk, bebas dari kerusakan, kelayuan, memar, dan keretakan.

Kandungan gizi, vitamin dan mineral dalam 100 g buah nanas sebagai berikut: air 86 g, kalori 218 kj, protein 0.5 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13.5 g, serat 0.5 g, dan abu 0.3 g. Kandungan mineralnya sebagai berikut: kalsium 18 mg, besi 0.3 mg, magnesium 12 mg, pospor 12 mg, kalium 98 mg dan Na 1 mg. Kandungan vitamin sebagai berikut: asam askorbat 10 mg, thiamin 0.09 mg, riboflavin 0.04 mg, niacin 0.24 mg dan vitamin A 5.3 IU (Nakasone dan Paull, 1999).

Buah nanas berdasarkan kegunaannya dibagi menjadi dua golongan yakni: buah nanas konsumsi segar dan olahan atau buah kalengan. Sudibyo et al. (1992)

mengungkapkan standar buah olahan kandungan airnya 78.6 -86.4%, abu 0.28 -0.48%, Padatan Terlarut Total (PTT) 8.20 -18.30%, kandungan asamnya 0.64 -1.18%. Buah konsumsi segar Padatan Terlarut Total diatas 12% dan kandungan asam 0.5 -0.6%.

Tipe ideal buah nanas olahan bentuk bua h silindris panjang dengan ukuran yang sesuai dengan kaleng, mata dangkal, pematangan dari ujung sampai pangkal serempak, warna daging buah kuning seragam, hati buah yang kecil, serat sedikit, aroma yang kuat, bobot buah tanpa mahkota 1.2 kg, nisbah bobot buah tanpa mahkota 1.2 kg, nisbah bobot buah/bobot tanaman 0.75 dan nisbah gula dan asam sesuai1.

Selama proses pematangan, buah nanas mengalami peningkatan bobot kotor maupun bersih, total padatan terlarut pada daging buah, peningkatan jumlah asam -asam dan penurunan kandungan air. Penampakan dari luar yaitu terjadinya perubahan warna dimana klorofil terdegradasi dan meningkatnya pigmen karoten. Menurut Soedibyo (1992) kandungan air menurun sejalan dengan penurunan umur panen dan terjadinya peningkatan kandungan gula sebagai salah satu bagian padatan terlarut total.

Padatan terlarut total pada buah nanas didominasi oleh kandungan gula dan asam . Menurut Whiting (1970) rasa pada buah nanas merupakan perpaduan antara gula dan asam.

(17)

(18)

BAHAN DAN METODE

Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian di lapangan berlangsung dari Juni 2002 sampai dengan Mei 2003 di kebun percobaan Pusat Kajian Buah Tropik (PK BT) Pasir Kuda Bogor. Analisis buah dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Pemulian Tanaman (PSPT) IPB Darmaga Bogor.

Bahan Dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan yaitu bibit nanas Bogor, Merah, Buaya, Hijau dan Minyak berumur 3 bulan. Pupuk kandang yang dip akai 55 ton/ha, pupuk kimia yang dipakai dengan dosis 200 kg/ha urea, 75 kg/ha SP -36, 250 kg/ha KCl dan 30 kg/ha Fur adan 3 G. Pemupukan kedua pada 6 Bulan Setelah Tanam (BST) dengan dosis 100 kg/ha urea dan 100 kg/ha SP -36. Untuk merangsang pembung a an diaplikasikan 1 ml ethrel dan 30 gram urea dalam 1 liter air untuk disiramkan ketitik tumbuh sebanyak 25 ml pertanaman pada usia 10 bulan. Bahan yang digunakan di laboratorium NaOH 0.1 N, amilum 1 % dan aquades.

Alat-alat yang digunakan di lapangan adalah meteran gulung, busur, alat-alat olah tanah dan alat semprot, alat panen dan lain -lain. Peralatan yang digunakan di laboratorium yaitu buret, pH meter, refraktometer, oven, desikator, blender, saringan, timbangan analitik dan lain-lain.

Metode Penelitian

(19)

Model matematika rancangannya adalah:

Y= µ + Vi + Kj + eij Y = Nilai pengamatan µ = Rataan umum

V = Pengaruh kultivar ke -i K =Pengaruh kelompok ke -j

e = Galat percobaan kultivar ke -i dan kelompok ke -j

Apabila didapat hasil yang berbeda nyata pada analisis rag am (anova), maka dilanjutkan dengan analisis DMRT pada taraf nyata 5%.

Untuk mengetahui keterkaitan antara dua peubah digunakan uji Korelasi. Uji korelasi merupakan suatu pengukuran derajat keterkaitan (hubungan) secara linier antara dua peubah, koefisien korelasi dirumuskan sebagai berikut:

r = ? (x -x) (y - Y) [ ? ( x-X)2? y-Y)2 ]1/2

r = koefisien korelasi x = rata -rata peubah x x = peubah x y = rata -rata peubah y Y= peubah y

Koefisien korelasi berkisar antara -1 sampai +1, jika r = -1 hubungan negatif sempurna pada dua peubah dan jika r = +1 maka hubungan positif sempurna. Jika nilainya semakin mendekati nol maka hubungan kedua peubah semakin kecil.

Pelaksanaan Penelitian

(20)

Bulan Setelah Tanam (BST) dengan dosis 100 kg/ha urea dan 100 kg/ha SP -36. Pestisida diaplikasikan apabila ada gejala serangan hama dan penyakit.

Pengamatan pertama dila kukan setelah tanaman ber umur 9 bulan, dalam penelitian ini bibit ditanam terlebih dahulu oleh Pusat Kajian Buah Tropik (PKBT).

Pelaksanaan penelitian meliputi pengamatan di lapangan untuk mengamati morfologi pertumbuhan vegetatif tanaman selama 14 minggu dengan selang pengamatan selama 2 minggu sekali, tahap selanjutnya yaitu pengamatan terhadap morfologi buah dan kualitas buah. Pengamatam terhadap buah dilakukan setelah buah m encapai tingkat kemasakan penuh, pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pemulian, IPB Darma ga Bogor.

Pengamatan

Peubah-peubah yang diamati yaitu peubah vegetatif yakni tinggi tanaman, diameter tajuk, panjang daun ke -7, lebar daun ke-7, jumlah daun dan jumlah duri. Peubah -peubah yang diamati untuk peubah morfologi buah yakni jumlah daun mahkota , kedalaman mata buah dan ukuran buah (panjang, diameter pangkal, tengah, ujung dan hati buah), bobot buah ( bobot kotor dan bobot bersih). Pengamatan kimia buah meliputi padatan terlarut total, penentuan total asam, penentuan total vitamin C, pH, dan kada r air.

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi mulai dari pangkal batang sampai pucuk tanaman. Jumlah daun dihitung dari daun yang terletak paling bawah sampai ujung tajuk termasuk daun tua dan daun muda. Diameter tajuk diukur pada bentangan dua daun terpanjang yang terletak berseberangan.

Panjang mahkota buah diukur dari ujung buah sampai pangkal buah. Diameter buah diukur tegak lurus terhadap pangkal dan ujung buah nanas. Pangukuran diameter buah dilakukan di ujung, tengah, da n pangkal buah. Kedalaman mata diukur tiga mata buah untuk satu buahnya dengan cara membelah buah secara vertikal, kemudian diukur panjang matanya, kemudian data yang diperoleh dirata -rata. Pengukuran diameter buah, panjang buah, dan panjang mata buah meng gunakan jangka sorong.

(21)

Daging buah nanas dihancurkan dengan blender kemudian disaring, filtrat yang telah tersaring diletakkan pada prisma refraktometer, skala yang terbac a menunjukkan nilai padatan terlarut total.

2. Penentuan kandungan asam tertitrasi

Buah nanas yang telah diblender diambil sebanyak 20 g, kemudian disaring ke dalam labu takar 200 ml lalu ditambah aquades sampai tanda tera. Pipet filtrat tersebut sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke erlenmeyer 100 ml untuk dititrasi, sebelum dititrasi ditambahkan 2 tetes indikator phenofthalein, kemudian dititrasi dengan NaOH 0.1N sampai terjadi perubahan warna, tepat merah jambu.

Perhitungan total asam tertitrasi (TAT)(%): TAT= ml NaOH x N x fp x 64 x 100%

mg contoh

N = Normalitas larutan NaOH 0.1 N mg contoh = mg sampel yang diukur Fp = Faktor pengenceran (100/25)

3. Penentuan Vitamin C

Buah nanas yang telah diblender diambil sebanyak 20 g, kemudian disaring, hasil saringan dimasukkan ke dalam labu takar 200 ml ditambah aquades sampai tanda tera. Pipet filtrat tersebut sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambah 2 ml amilum 1%. Titrasi dengan 0.01 N dengan yodium sampai terjadi perubahan warna menjadi kehijauan.

Perhitungan mg vitamin C/100 g = ml I2 x 0.88 x 100

bobot contoh (g) I2 = larutan iodium yang digunakan untuk titrasi

0.88 = faktor konversi dari Massa molekul ke bobot Bobot contoh = bobot sampel yang diukur

4. Penentuan ka dar air

Buah nanas yang telah diblender diambil 10 gram dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml, kemudian dikeringkan dalam oven (105oC) selama 24 jam, setelah di oven dimasukkan ke dalam desikator dan timbang bobot kotornya.

(22)

X = bobot sebelum dioven

Y = bobot setelah dioven 5. Penentuan pH

(23)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum

Pengamatan di lapangan berlangsung pada musim kemarau, hal ini kemun gkinan berpengaruh terhadap laju pe rtumbuhan yang kurang baik, karena tanaman mengalami kekurangan air untuk proses metabolismenya, sehingga pertumbuhannya menjadi lambat. Nanas minyak pada daunnya tidak memiliki duri, tetapi untuk kultivar lainnya pengama tan jumlah duri tetap dilaksanakan dan selama pengamatan ti dak ditemukan serangan penyakit. Panen buah tidak bersamaan karena proses pemasakan buah antarkultivar tidak sama. Nanas Minyak, Bogor, dan Hijau lebih dulu dipanen. Analisis kimia buah dilakukan bertahap sesuai dengan buah yang dipanen.

Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman menunjukkan perbedaan yang nyata. Tinggi tanaman paling tinggi terdapat pada nanas kultivar Minyak, sedangkan yang lainnya cenderung sama (Tabel 2).

Tabel 2. Nilai rataan tinggi tanaman pada pengamatan ke-1 sampai ke -7 pada lima populasi nanas.

Kultivar Tinggi Tanaman (cm) Pengamatan ke -

1 2 3 4 5 6 7 Ket: angka -angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tida k berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

(24)

Diameter Tajuk Tanaman

Pada hasil pengamatan terakhir diameter tajuk kelima kultivar nanas menunjukkan tidak terjadi perbedaan yang nyata, walaupun pada pengamatan sebelumnya terjadi perbedaan yang nyata antar kultivar (Tabel 3).

Tabel 3. Nilai rataan diameter tajuk pad a pengamatan ke -1 sampai ke -7 pada lima populas i nanas

Kultivar Diameter Tajuk (cm) Pengamatan ke-

1 2 3 4 5 6 7

Minyak 150,36a 139,76a 135,83a 137,26a 140,36a 141,76a 141,59a Buaya 145,79ab 131,60ab 136,43a 138,30a 133.33ab 132,20ab 135,27a Hijau 138,80abc 131,93ab 130,96a 132,56ab 126,86abc 126,43abc 137,67a Bogor 136,16abc 126,90ab 123,10a 122,76b 120,86bc 122,63bc 130,30a Merah 127,26c 118,43b 120,13a 120,13b 112,50c 111,83c 125,75a Ket: angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom ya ng sama tidak berbeda nyata pada uju Duncan 5%.

Diameter tajuk tanaman secara kesuluruhan pada akhir pengamatan tidak berbeda . Pada akhir pengamatan diameter tajuk cenderung sama hal ini kemungkinan dari pengamatan ke -5 sampa 6 pengamatan pertumbuhan diam eter nanas Minyak, Buaya, Bogor dan Hijau hampir maksimal, sedangkan pada nanas Merah pertumbuhan maksimal pada pengamatan ke -7, sehingga pada pengamatan ke -7 (terakhir pengamatan ) cenderung sama antar kultivar.

(25)

Jumlah Daun

Jumlah daun nanas pada lima kultivar yang diamati sampai akhir pengamatan tidak terjadi perbedaan yang nyata, walaupun pada pengamatan awal terjadi perbedaan tetapi pada pengamata n selanjutnya tidak terjadi perbedaan yang ny ata antar kultivar (Tabel 4).

Tabel 4. Nilai rataan jumlah daun pengamatan ke-1 sampai ke -3 pada lima populasi nanas

Kultivar Jumlah Daun Pengamatan ke-

1 2 3

Ket: angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

Jumlah daun dari kelima kultivar yang diamati sampai akhir pengamatan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini menunju kkan bahwa pertumbuhan jumlah daun nanas antar kultivar cenderung sama. Samson (1980) menyatakan jumlah daun yang terbentuk pada semua jenis nanas dapat mencapai 70 -80 helai.

Karakteristik Daun

Pada pengamatan panjang daun ketujuh terjadi p erbedaan yang nyata, dimana daun ketujuh nanas Minyak lebih panjang dibandingkan dengan daun ketujuh kultivar lainnya. Hasil pengamatan pada diameter daun ketujuh tidak menunjukkan per bedaan yang nyata antar kultivar . Nanas Merah memiliki jumlah duri pali ng banyak diantara 3 kultivar lainnya, sedangkan pada nanas minyak tidak terdapat duri (Tabel 5 ).

Tabel 5. Pengukuran Panjang, Lebar, Duri Daun ke -7 pada lima populasi nanas

Kultivar Pengamatan Daun ke-7

Panjang (cm) Lebar ( c m ) Duri (jumlah)/10 cm

Ket: angka -angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%.

(26)

tumbuh tegak akan berpengaruh terhadap jumlah tanaman yang ditanam, teknis budidaya dan hasil yang dipero leh. Nanas yang berdiri tumbuh tegak akan lebih banyak menangkap gelombang sinar matahari dan daun nanas yang panjang akan lebih banyak mengandung klorofil daripada daun yang pendek.

Lebar daun antar kultivar tidak terdapat perbedaan yang nyata. Hal ini menunjukkan lebar daun antar varietas cenderung sama. Jumlah duri terbanyak dimiliki oleh nanas Merah, kemudian nanas Hijau, Bogor dan Buaya, sedangkan nanas Minyak tidak memiliki duri pada daunnya. Ukuran duri nanas Merah lebih kecil dibandingkan nanas Buay a. Jika dilihat secara keseluruhan nanas Merah memiliki pertumbuhan morfologi yang lebih kecil daripada nanas yang lainnya. Keberadaan, jumlah dan ukuran duri pada daun nanas tergantung daripada sifat genetik kultivar -kultivar nanas tersebut. Deptan (2000) bahwa tipe nanas yang unggul adalah salah satunya tidak memiliki duri pada daunnya.

Kualitas Dan Kandungan Awal Kimia Buah

Pengamatan terhadap ukuran dan kandungan kimia buah lima kultivar nanas memberikan hasil sebagai berikut: nanas Minyak menunjukkan h asil yang lebih tinggi pada ukuran buah (bobot kotor, bobot bersih, panjang buah, diameter pangkal, diameter ujung, diameter hati), kadar air dan asam tertitrasi terhadap kultivar lainnya . Kultivar Buaya memiliki kadar vitamin C paling tinggi. Kultivar hij au memiliki pH yang lebih tinggi dibandingkan kultivar lainnya , sedangkan pH yang paling rendah pada kultivar Buaya. Nanas Bogor memiliki kandungan padatan terlarut total (PTT), panjang mata yang besar dan panjang buah yang sama dengan nanas Minyak. (Tabel 6).

Tabel 6. Hasil pengamatan morfologi dan kimia buah pada lima populasi nanas

Peubah Pengamatan Kultivar

(27)

Nanas Minyak memiliki bobot be rsih, panjang buah, diameter pangkal, diameter tajuk, diameter hati, kadar air dan asam teritrasi lebih tinggi dibanding yang lainnya. Hal ini ada kaitan yang sangat erat antara tinggi, diameter tajuk dan panjang daun. Collins (1960) menyatakan pertumbuha n morfologi yang baik akan meningkatkan kualitas buah nanas terutama diameter hati buah.

Nanas Bogor mengandung padatan terlarut total yang lebih tinggi dan panjang mata yang lebih besar dan lebih menonjol. Buah nanas golongan Queen termasuk jenis nana s yang matanya menonjol dan kelihatan dengan nyata (Collins, 1960). Menurut Partini (2003) buah nanas Queen memiliki mata menonjol sehingga tidak sesuai untuk buah olahan karena bagian yang dapat diolah hanya sedikit. Padatan terlarut sendiri terdiri dar i beberapa senyawa asam dan gula , asam-asam pada buah nanas terdiri dari asam sitrat 87%, asam malat dan asam oksalat, sedangkan gula terdiri dari 2.32% glukosa, 1.42% fruktosa, dan 7.89% sukrosa (Whiting, 1970).

Derajat keasamaan (pH) paling tinggi terda pat pada nanas Hijau, paling rendah pada nanas Buaya . Nanas Buaya paling banyak mengandung vitamin C, paling rendah pada nanas Bogor. Berdasarkan hasil derajat keasamaan buah nanas golongan cayenne (nanas Hijau dan nanas Minyak) memiliki tingkat keasaman y ang cukup tinggi (pH rendah). Tingkat keasaman buah dipengaruhi juga oleh jumlah anakan dan kondisi lahan, menurut Usof (1986) anakan banyak kandungan asam buah pun semakin meningkat. Soedibyo (1992) mengatakan nanas yang banyak mengandung vitamin C cocok untuk konsumsi segar.

Jika dibandingkan antara kandungan padatan terlarut total (PTT) terhadap asam tertitrasi, kandungan air buah, maka buah nanas minyak dan nanas hijau memliki angka perbandingan yang paling kecil dibandingkan nanas Bogor, Merah dan Bua ya. Semakin besar nilai padatan terlarut total (PTT) terhadap asam tertitrasi dan rendahnya kandungan air pada buah maka rasa buah nanas tersebut semakin manis dan lebih cocok untuk konsumsi segar (Samson, 1980).

Korelasi Antar Variabel Pengamatan

(28)

tanaman, panjang buah, diameter pangkal, diameter tengah, bobot buah dan TAT. Derajat keasaman buah nanas berkorelasi negatif dengan PTT buah. (Tabel 7).

Tabel 7. Rekapitulasi hasil uj i korelasi pada lima populasi nanas

TT DD PJB DP DT PM BOBOT PTT TAT

Pertumbuhan morfologi tanaman yakni tinggi tanaman dan lebar daun ternyata berpengaruh terhadap kenaikan bobot, diameter dan panjang buah (ukuran buah), dan kadar air. Lebar daun berpengaruh terhadap padatan terlarut total (PTT) buah. Ting ginya tanaman dan lebarnya daun akan lebih banyak dalam menerima cahaya matahari, lebarnya daun akan memperluas area penyerapan cahaya matahari dan meningkatkan jumlah klorofil, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan dengan maksimal. Daun panjang dan tinggi tegak akan lebih mudah dalam mengintersepsi cahaya yang datang sehingga proses fotosintesis maksimal atau berjalan baik (Endmond dan Musser, 1957)

Semakin besar ukuran buah maka kandungan kimia, dan kadar air buah pun bertambah jika dibandingkan den gan buah yang berukuran kecil pada kultivar yang sama. Sari (2002) menyatakan semakin besar buah nanas Bogor maka kandungan PTT, asam dan nisbah PTT/asamnya semakin besar. Besar kecilnya kandungan kimia buah dan kandungan air buah dipengaruhi juga oleh faktor genetik dari kultivar-kultivar tersebut.

(29)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Kultivar Minyak memiliki tinggi tanaman yan g lebih daripada kultivar lainnya. Jumlah daun dan diameter tajuk pada akhir pengamatan untuk kelima kultivar cenderung sama. 2. Karakteristik daun yaitu daun terpanjang terdapat pada nanas minyak, sedangkan lebar

daunnya cenderung sama. Jumalah duri paling banyak terdapat pada nanas Merah, sedangkan nanas Minyak tidak memiliki duri pada daunnya.

3. Tinggi tanaman berkorelasi positif terhadap ukuran buah (panjang buah, diameter buah dan bobot buah). PTT buah dipengaruhi oleh diameter buah dan panjang daun mahko ta. TAT dipengaruhi oleh diameter buah dan bobot buah. Kadar air buah dipengaruhi oleh tinggi tanaman, panjang buah, diameter buah dan bobot buah.

4. Kultivar Minyak memiliki panjang buah, bobot buah dan diameter buah paling besar dibandingkan kultivar lainny a. Nanas Bogor memiliki kedalaman mata yang besar daripada nanas lainnya.

5. Kandungan PTT terbesar dimiliki oleh nanas Bogor. Vitamin C paling banyak terdapat pada nanas Buaya, sedangkan tingkat keasaman buahnya paling tinggi (pH rendah). Nanas Hijau memiliki tingkat keasaman paling rendah. Kandungan air terbesar terdapat pada nanas Minyak.

Saran

1. Pada penelitian selanjutnya disarankan penilitian di lakukan lebih dari satu lokasi penelitian.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. 485 p.

Collins, J. L.1960. The Pineapple. Word Crops Series. Leonard Hill -Intercience Inc. London. 294p.

Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortik ultura. Direktorat Bina Produksi Hortikultura. 2000. Informasi Hortikultura dan Aneka Tanaman. Jakarta . 24 hal.

Dondy, ABS., W. Broto, dan M. Soedibyo. 1992. Penelitian Mutu Buah Nanas ( Ananas comosus (L.) Merr.) Komersial di Jawa Tengah. J. Hort. 2(3): 37-42.

Endmond, J. B., and A. M. Musser, F. S. Andrews. 1957. Fundamental of Horticulture. Mc Graw Hill Book Company. USA.

Kader, A. A. 1985. Postharvest Teachnology of Horticultural Crops. Cooperative Extension Univ. of California, Division of Agricultur e and Natural Resources. California.

Makmur, A. 1992. Pengantar Pemulian Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. 30p.

Morton, J.F. 1987. Fruits of Warm Climates http://www.hort.purdue.edu/newcrop/ morton/pineapple/html#description#[15 juli 2004]

Nakasone, H. Y., and R. E. Paull. 1999. Tropical Fruits. Cab. International. London.

Partini. 2003. Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk N dan K Terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Kualitas Buah Nanas Kultivar Queen. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Prahardini, P. E. R., S. Purnomo, dan Suhardjo.1994. Evaluasi Keragaman Sumber Genetik Nenas (Ananas comosus (L.) Merr.). Sub Balai Penelitian Hor tikultura

Malang. Malang.

Sari, Rika Nitri. 2002. Analisis Keragaman Morfologi dan Kualitas Buah, Populasi Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Queen di Empat Desa Kabupaten Bogor.

Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Samson, J. A. 1980. Tropikal Fruits, Tropical Agriculture Series. Longmarch. London. .

Soedibyo, M. T. 1992. Pengaruh Umur Petik Buah Nanas Subang (Ananas comosus (L.)

(31)

Ulrich, R. 1970. Organic Acids, p. 89 -111 in Hulme, A. C.(ed). The Biochemistry of Fruit

and Their Products. Volume 1. Academic Press. London. 620p.

Usof, Z. 1986. Mempelajari Buah dan Produksi Anakan Tanaman Nanas (Ananas comosus

(L.) Merr.). skripsi. Departemen Budidaya Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Thongtham, M. L. C. dan Y. C. Wee. 1991. Ananas comusus (L.) Merr., p. 69 -75 In

Corronel, R. E, dan Verheij E. W. M (Eds.). Plant Resources of South East Asia (PROSEA). Buah-buahan yang dapat dimakan. PT Gramedia. Jakarta .

Whiting, G. C. 1970. Sugars. P. 1-31 in Hulme, A. C.(ed). The Biochemistry of Fruit and

(32)

(33)

Tabel Lampiran 1. Sidik Ragam Tinggi Tanaman dari minggu satu sampai tujuh sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 2. Diameter Tajuk dari minggu satu sampai tujuh

(34)

Tabel Lampiran 3. Sidi k Ragam Jumlah Daun Minggu 1 sampai 3 sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 4. Sidik Ragam Panjang Daun, Lebar d aun dan Jumlah Duri ke -7 sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 5. Sidik Ragam Bobot Kotor sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Bobot Bersih sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Jumlah Daun Mahkota sumber DF Nilai Kuadrat

(35)

Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Diameter Pangkal sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Diameter Tengah sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Diameter Ujun g sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Diameter Hati sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Panjang Mata sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 14. Sidik Ragam Padatan Terlarut Total (PTT) sumber DF Nilai Kuadrat

Tabel Lampiran 15. Sidik Ragam Kadar Air sumber DF Nilai Kuadrat

(36)

Tabel Lampiran 17. Sidik Ragam Total Asam Tertitrasi (TAT) sumber DF Nilai Kuadrat

Tengah

Nilai Rataan F hit Pr > F KK

kultivar 4 24851.32266667 6212.83066667 5.70 0.0180 28.83 Galat 8 8722.19733333 1090.27466667

Nilai total 14 37062.70933333

Tabel Lampiran 18. Sidik Ragam Vitamin C sumber DF Nilai Kuadrat

Tengah

Nilai Rataan F hit Pr > F KK

kultivar 4 3.19264353 0.7 9816088 29.45 0.0001 14.27 Galat 8 0.21682407 0.02710301

(37)

Tabel Lampiran 19. Rekapitulasi Uji Korelasis

TT JD DT PJ DD BKTR B B E R JDM PJB DP

TT

JD 0.0287*

DT 0.56498 0.74569**

PJ -0.04115 -0.38219 0.14568

DD 0.01358 0.13755 0.52906 0.27429

BKTR 0.83667** 0.37465 0.45789 0.03177 -0.24388

B B E R 0.76404** 0.35461 0.51205 0.936 -0.1023 0.9014**

JDM -0.11119 0.0265 -0.1406 0.5972 0.64093** -0.31498 0.03262

PJB 0.58639* 0.31339 0.17603 -0.21715 0.25495 0.32419 0.55044* 0.3251

DP 0.49551 0.22612 0.18821 0.01828 -0.33113 0.64031* 0.75303** -0.11255 0.39927

(38)

Tabel Lampiran 20. Tabel Lanjutan Uji Korelasi

DT DU DH P M DURI PTT KA pH TAT

DU 0.8 7826**

DH 0.86471** 0.77869

P M -0.293 -0.36991 -0.06424

DURI 0.31615 0.44186 -0.28287 -0.42717

PTT -0.48396 -0.64876** -0.14784 0.56568* -0.32559

KA 0.7656** 0.65583** 0.91841 -0.05918 -0.33918 -0.05769

P H 0.54144* 0 .49515 0.46612** -0.09905 0.66953 -0.09042* 0.29407

TAT 0.70903** 0.76684** 0.85945 -0.25336 -0.09612 -0.23548 0.79201** 0.35329

VIT C -0.33325 -0.21388 -0.37448** -0.09644** -0.53882 -0.27596 -0.2186 -0.85598** -0.21756 Keterangan: ** Nyata pada tara f 1 % * Nyata pada taraf 5%

Keterangan:

(39)

KARAKTERISASI MORFOLOGI LIMA

POPULASI NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.)

Oleh IRFANDI A00498050

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(40)

RINGKASAN

IRFANDI. Karakterisasi Morfologi Lima Populasi Genotipe Nanas (Ananas

comosus (L.) Merr) . (Dibimbing oleh Megayani dan Sobir).

Indonesia memiliki berbagai macam kultivar nanas yang telah dibudidayakan oleh para petani mulai Sumatra sampai Irian Jaya. Nanas dapat tumbuh di wilayah dengan tipe agroklimat yang berbeda-beda mulai dari dataran tinggi sampai dataran rendah. Daerah penghasil buah nanas adalah Palembang, Riau, Jambi, Bogor, Subang, Pandeglang, Tasikmalaya, dan Kutai. Buah nanas sudah menjadi trademark bagi suatu daerah atau wilayah.

Salah satu permasalahan pengembangan buah nanas di Indonesia menuju arah yang lebih baik yaitu kurangnya informasi tentang karakteristik morfologi pertumbuhan maupun kandungan kimia buah nanas yang diusahakan oleh petani nanas seperti nanas Bogor, Minyak, Buaya, Merah, dan Hijau. Nanas-nanas tersebut kemungkinan mempunyai potensi unggul untuk industri pengolahan maupun konsumsi buah segar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfologi pertumbuhan vegetatif, morfologi buah dan kualitas buah lima populasi nanas.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari lima kultivar nanas yaitu nanas Bogor, Buaya, Hijau, Merah dan Minyak. Ulangan 3 kali, setiap kultivar terdiri atas 15 tanaman, sehingga dalam satu kelompok terdapat 75 tanaman. Jumlah sampel tanaman yang diamati untuk setiap kultivar dalam 1 kelompoknya 5 tanaman (5 sampel), jumlah total tanaman yang diamati dalam satu kelompok yaitu 25 tanaman, sehingga jumlah total sampel dalam tiga kelo mpok yakni 75 tanaman.

(41)

Pengamatan kimia buah meliputi padatan terlarut total, penentuan total asam, penentuan total vitamin C, pH, dan kadar air.

Nanas minyak memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi pada tinggi tanaman, diameter tajuk, dan panjang daun ke-7. Tinggi tanaman berbanding lurus terhadap pertumbuhan diameter tajuk dan panjang daun, sedangkan jumlah daun dan diameter daun cenderung sama antar kultivar. Jumlah duri terbanyak dimiliki oleh nanas hijau, kemudian nanas bogor dan buaya, sedangkan nanas minyak tidak ada duri pada daunnya.

Nanas minyak memiliki bobot bersih, panjang buah, diameter pangkal, diameter tajuk, diameter hati, kadar air dan asam teritrasi lebih tinggi dibanding yang lainnya. Nanas Bogor mengandung padatan terlarut yang lebih tinggi dan panjang mata yang lebih besar dan lebih menonjol. Derajat keasamaan (pH) paling tinggi terdapat pada nanas hijau, paling rendah pada nanas buaya, sedangkan nanas buaya paling banyak mengandung vitamin C, paling rendah pada nanas Bogor.

Jika dibandingkan antara kandungan padatan terlarut total terhadap asam tertitrasi, kandungan air pada buah, maka buah nanas minyak dan nanas hijau memliki angka perbandingan yang paling kecil daripada nanas bogor, merah dan buaya.

(42)

KARAKTERISASI MORFOLOGI LIMA POPULASI

NANAS (Ananas comosus (L.) Merr.)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

IRFANDI

A00498050

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(43)

Judul : KARAKTERISASI MORFOLOGI LIMA POPULASI NANAS

(Ananas comosus (L.) Merr.)

Nama : Irfandi NRP : A00498050

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Ir. Sobir, Msi

NIP. 131 790 709 NIP. 131 841 754

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. H. Supiandi Sabiham, MAgr NIP. 130 422 698

(44)

RIWAYAT HIDUP

(45)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah untuk Nabi Muhammad SAW, dan juga kepada para keluarganya dan para sahabatnya.

Penelitian dengan judul Karakterisasi Morfologi Lima Genotipe Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) merupakan penelitian yang bersifat eksplorasi untuk

mengetahui karakter morfologi nanas yang ditanam oleh para petani di Indonesia. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Ir. Sobir, MSi atas kebaikan hati dan kesabarannya yang luar biasa dalam membimbing dan mengarahkan penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Ir. Sriani Sutjiprihati, MS dan Prof. Dr. Ir. Sri Setyati Hardjadi MSc yang telah memberikan motivasi, bantuan moril serta saran-saran kepada penulis.

3. Seluruh keluarga terutama Ibu, kakak-kakakku, dan keponakan-keponakanku yang telah dengan tulus mendo’akan dan memberikan semangat.

4. Saudara-saudaraku teman-teman seperjuangan di Mitra Bisnis Terpadu (MBT), dan Saudara-saudaraku Horti’35, terimakasih atas kenang-kenangan indah dan pahit bersama kalian yang tidak akan pernah dilupakan.

5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, selaku insan- insan pertanian.

Bogor, Oktober 2005

(46)

Tempat Dan Waktu Penelitian --- 8

Bahan Dan Alat --- 8

Kualitas Dan Kimia Buah --- 15

Korelasi Antar Variabel Pengamatan --- 16

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

Saran --- 18

Kesimpulan--- 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(47)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Karakteristik Empat Grup Nanas

(After Leal dan Soule, 1977 dalam Nakasone dan Paull, 1999) ... 5 2. Nilai rataan tinggi pada minggu ke-1 sampai ke-7

pada lima populasi nanas... 12 3. Nilai rataan diameter tajuk pada minggu ke-1

sampai ke-7 pada lima populasi nanas ... 13 4. Nilai rataan jumlah daun minggu ke-1 sampai ke-3

pada lima populasi nanas... 14 5. Pengukuran Panjang, Diameter, Duri Daun ke-7

pada lima populasi nanas... 14 6. Hasil pengamatan morfologi dan kimia buah

(48)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Sidik Ragam Tinggi Tanaman dari minggu satu sampai tujuh ... 22

2. Diameter Tajuk dari minggu satu sampai tujuh ... 22

3. Sidik Ragam Jumlah Daun Minggu 1 sampai 3 ... 23

4. Sidik Ragam Panjang Dau, Diame ter Daun dan Jumlah Duri ke-7 ... 23

5. Sidik Ragam Bobot Kotor ... 23

6. Sidik Ragam Bobot Bersih ... 23

7. Sidik Ragam Jumlah Daun Mahkota... 23

8. Sidik Ragam Panjang Buah... 23

9. Sidik Ragam Diameter Tengah ... 24

10. Sidik Ragam Diameter Pangkal ... 24

11. Sidik Raga m Diameter Ujung ... 24

12. Sidik Ragam Diameter Hati ... 24

13. Sidik Ragam Panjang Mata ... 24

14. Sidik Ragam Padatan Terlarut Total (PTT) ... 24

15. Sidik Ragam Kadar Air ... 24

16. Sidik Raga m Tingkart Keasaman Buah (pH)... 24

17. Sidik Ragam Total Asam Tertitrasi (TAT) ... 25

18. Sidik Ragam Vitamin C ... 25

19. Rekapitulasi Uji Korelasis... 26

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Empat Grup Nanas (After Leal dan Soule, 1977 dalam Nakasone dan Paull,
Tabel 2.  Nilai rataan tinggi tanaman pada  pengamatan ke-1 sampai ke -7 pada lima populasi   nanas
Tabel 3. Nilai rataan diameter tajuk pad a pengamatan ke-1 sampai ke -7 pada lima populas i     nanas
Tabel 4. Nilai rataan jumlah daun pengamatan ke-1 sampai ke -3 pada lima populasi nanas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai keanekaragaman morfologi yang meliputi karakteristik daun, duri, mata, buah dan mahkota serta membangun

Kesimpulan penelitian adalah infusa buah nanas (Ananas Comosus (L.) Mevv) mempunyai efek sebagai antiascavis secava in vitro.. Kata Kunci: Infusa buah nanas (Ananas comosus (L.)

Dalam penelitian ini indeks browning kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitas enzim dehidroginase buah apel manalagi yang tidak diberi perlakuan ekstrak buah nanas

Zat antibakteri pada daging nanas yang mampu menyebabkan terjadinya perubahan molekul protein dan asam nukleat adalah Flavonoid dengan mekanisme kerja mendenaturasi

Dalam penelitian ini indeks browning kandungan karbohidrat terlarut total dan aktivitas enzim dehidroginase buah apel manalagi yang tidak diberi perlakuan ekstrak buah nanas

Virus yang berasosiasi dengan penyakit ini yaitu pineapple mealybug wilt-associated virus-1 (PMWaV-1) dan PMWaV-2 yang telah berhasil diekstrak dari tanaman nanas

Penyakit busuk buah pada nanas (fruit collapse) masuk ke Indonesia diduga berasal dari bibit yang diimpor dari Filipina tetapi penyebab penyakit busuk buah pada nanas di

ANALISIS PEMASARAN NANAS Ananas Comosus L Merr DI DESA RIMBA JAYA KECAMATAN AIR KUMBANG KABUPATEN BANYUASIN Oleh: DODI CANDRA Skirpsi Sebagai salah satu syarat untuk