• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN PENGADAAN TENAGA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERJANJIAN PENGADAAN TENAGA KERJA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN PENGADAAN TENAGA KERJA

No. _______________________

No.

Pada hari ini, hari ……….. tanggal ……… (……….), diadakan perjanjian pengadaan tenaga kerja, oleh dan antara :

1. Nama : ……….;

Tempat/tgl lahir : ………../……….; Kewarganegaraan : ……….;

Pekerjaan : ……….;

Alamat : ……….;

No. KTP/Paspor : ………., tanggal ……….;

dalam hal ini bertindak dalam jabatan selaku ... dari dan selaku demikian bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili perseroan terbatas PT. ..., berkedudukan di ..., ... (alamat lengkap perusahaan), didirikan dengan akta tanggal ..., nomor ..., yang seluruh anggaran dasarnya telah diubah seluruhnya dengan akta tanggal ..., nomor ..., dan yang susunan direksi dan komisarisnya, terakhir kali diubah dengan akta tanggal ..., nomor ..., semuanya dibuat di hadapan ..., Sarjana Hukum, Notaris di ...;

---“PIHAK

PERTAMA”.---2. Nama : ……….;

Tempat/tgl lahir : ………../……….; Kewarganegaraan : ……….;

Pekerjaan : ……….;

Alamat : ……….;

No. KTP/Paspor : ………., tanggal ……….;

dalam hal ini bertindak dalam jabatan selaku ... dari dan selaku demikian bertindak untuk dan atas nama Direksi serta sah mewakili perseroan terbatas PT. ..., berkedudukan di ..., ... (alamat lengkap perusahaan),, didirikan dengan akta tanggal ..., nomor ..., dibuat di hadapan ..., Sarjana Hukum, Notaris di ..., yang seluruh anggaran dasarnya telah diubah seluruhnya dengan akta tanggal

nomor dibuat oleh

---“PIHAK

KEDUA”.---Para pihak bertindak dalam kedudukan mereka masing-masing sebagaimana tersebut di atas, dengan ini menerangkan bahwa:

1. PIHAK PERTAMA adalah suatu perusahaan yang didirikan dan tunduk pada

peraturan-peraturan dan hukum yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kegiatan usahanya bergerak dalam bidang

………..;

2. PIHAK PERTAMA membutuhkan Sumber Daya Manusia yang memiliki kemam-puan dan kompetensi yang tinggi untuk menunjang operasional perusahaan dan pengembangan usaha;

(2)

In-donesia yang kegiatan usahanya bergerak dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia;

4. PIHAK KEDUA memiliki kemampuan dan keahlian serta ijin-ijin yang diperlukan

dalam kegiatan usaha jasa penyedia tenaga kerja, sehingga dengan ini berkehendak untuk membantu PIHAK PERTAMA dalam penyediaan dan/atau pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan PIHAK PERTAMA (“TENAGA KERJA”);

Berhubung dengan hal-hal tersebut di atas, selanjutnya para pihak tetap bertindak dalam kedudukan mereka seperti tersebut di atas menerangkan bahwa para pihak dengan ini telah saling setuju dan sepakat untuk mengadakan suatu perjanjian kerjasama dalam pengadaan dan penggunaan TENAGA KERJA tersebut oleh PIHAK PERTAMA (“PERJANJIAN”), dengan memakai ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

PASAL 1

PERJANIAN ini bertujuan untuk membantu PIHAK PERTAMA dalam pengadaan TENAGA KERJA untuk mengerjakan suatu proyek dan/atau pekerjaan yang tidak tetap dan dapat diselesaikan untuk suatu waktu tertentu.

PASAL 2

1. Waktu kerja normal TENAGA KERJA adalah 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari atau 40

(empat puluh) jam 1 (satu) minggu yaitu 6 (enam) hari kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

2. Apabila diperlukan dan dalam keadaan mendesak untuk suatu pekerjaan yang

harus diselesaikan, maka dengan ini PIHAK KEDUA sepakat dan setuju untuk memperbolehkan TENAGA KERJA bekerja melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini dengan tetap memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Untuk itu PIHAK PERTAMA akan membayarkan upah atas waktu lembur (kelebihan jam kerja) tersebut menurut kenyataannya, yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

PASAL 3

PIHAK KEDUA dengan ini berjanji dan mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA yang menerima janji dan pengikatan diri dari PIHAK KEDUA untuk:

1. Memenuhi kewajiban terhadap PIHAK PERTAMA dengan:

a. Memenuhi permintaan PIHAK PERTAMA atas pengadaan TENAGA KERJA yang dibutuhkan sesuai dengan kesepakatan bersama;

b. Menjamin bahwa TENAGA KERJA yang ditempatkan pada perusahaan PIHAK PERTAMA akan dan dapat melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik sesuai dengan disiplin ilmu dan standar yang berlaku di lingkungan perusahaan PIHAK PERTAMA;

(3)

d. Memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan peraturan perpajakan yang ber-laku yang akan dipotong langsung oleh PIHAK PERTAMA, yang besarnya se-suai dengan ketentuan dan Peraturan Perundangan yang berlaku.

2. Memenuhi kewajiban terhadap TENAGA KERJA dengan:

a. Melindungi hak-hak TENAGA KERJA yang ditempatkan pada perusahaan PI-HAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam Peraturan Pe-rundang-Undangan Ketenagakerjaan yang berlaku, seperti:

i) Besaran upah, tidak kurang dari ketentuan yang telah disepakati dan ti-dak kurang dari upah minimum kota yang ditetapkan Pemerintah (lampi-ran 1);

ii) Fasilitas berupa asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) berupa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ;

iii) Hal-hal lain yang dianggap perlu oleh PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA dan/atau penyesuaian terhadap Peraturan Perundang-Undangan Ketena-gakerjaan dan/atau Peraturan Pemerintah yang berlaku.

b. Menyimpan dokumen seperti kontrak kerja dan menjaga kerahasiaannya; c. Mengurus fasilitas Jamsostek, seperti klaim biaya obat dan rumah sakit,

se-suai dengan ketentuan yang berlaku di PT. Jamsostek ;

d. Memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan terhadap tata tertib yang secara umum berlaku, serta mewajibkan untuk tunduk dan mematuhi tata tertib, budaya kerja dan peraturan perusahaan PIHAK PERTAMA ;

e. Memberikan sanksi apabila TENAGA KERJA melakukan pelanggaran terhadap tata tertib, budaya kerja dan peraturan perusahaan PIHAK PERTAMA, serta Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan yang berlaku.

f. Memberikan upah sesuai dengan jumlah yang telah disepakati selambat-lambatnya pada tanggal terakhir setiap bulan berjalan;

g. Menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap permasalahan hubungan indus-trial yang terjadi, baik antara TENAGA KERJA dengan PIHAK PERTAMA, mau-pun TENAGA KERJA dengan PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan yang di-atur dalam Perdi-aturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan yang berlaku.

PASAL 4

PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan mengikatkan diri kepada PIHAK KEDUA yang menerima janji dan pengikatan diri dari PIHAK PERTAMA untuk:

1. Menyediakan dan memberikan hak-hak dan perlengkapan administrasi kepega-waian yang berlaku pada perusahaan PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan yang ber-laku, seperti:

a. Kartu kehadiran dan/atau absensi dan/atau kartu pass magnetik; b. Alat keselamatan kerja (apabila diperlukan)

c. Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) d. Pakaian dan/atau seragam kerja (apabila ada)

e. Barang-barang atau alat-alat milik Pihak Pertama yang digunakan sebagai sarana dan prasarana kerja.

(4)

kehadiran dan/atau alat keselamatan kerja dan/atau barang atau alat PIHAK PERTAMA tersebut.

f. Tunjangan makan (sesuai dengan ketentuan yang berlaku)

g. Tunjangan Hari Raya (THR) setiap tahun, yang besarnya dan waktu pemba-giannya sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam Peraturan Perundang-Undangan Ketenagakerjaan yang berlaku;

h. Terjadinya pemutusan hubungan kerja (“PHK”), kecuali karena kesalahan/pelanggaran berat dan kemauan TENAGA KERJA secara sepihak, maka:

i) Apabila PHK dilakukan terhadap Besaran upah, tidak kurang dari ketentu-an yketentu-ang telah disepakati dketentu-an tidak kurketentu-ang dari upah minimum kota yketentu-ang ditetapkan Pemerintah (lampiran 1);

ii) Fasilitas berupa asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) berupa Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian ;

i. PHK yang terjadi selain karena kesalahan/pelanggaran berat dan kemauan TENAGA KERJA secara sepihak, hanya dapat dilakukan dengan sepengetahu-an dsepengetahu-an persetujusepengetahu-an tertulis dari PIHAK KEDUA, kecuali apabila ditentuksepengetahu-an lain oleh para pihak;

j. PHK karena kesalahan/pelanggaran berat dan kemauan TENAGA KERJA se-cara sepihak tidak berhak atas kompensasi berupa apapun dan berjumlah berapapun;

2. Dalam pengadaan TENAGA KERJA ini, PIHAK PERTAMA yang akan melakukan seluruh tahapan perekrutan, termasuk mulai dari psikotes maupun tes lain yang penting dan diperlukan oleh PIHAK PERTAMA dan dilakukan sesuai dengan prosedur standar perekrutan yang ditetapkan dan berlaku di lingkungan perusa-haan PIHAK PERTAMA.

3. PIHAK PERTAMA berhak atas data-data pribadi/biodata (curiculum vitae) TENAGA KERJA yang direkrut, baik yang lolos untuk diterima masuk dalam perusahaan PIHAK PERTAMA maupun yang gagal.

PASAL 5

1. Selama berlakunya PERJANJIAN ini, para pihak sepakat dan setuju bahwa PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta penggantian TENAGA KERJA, yang wajib dipenuhi oleh PIHAK KEDUA, apabila:

i) Apabila TENAGA KERJA yang ditempatkan pada perusahaan PIHAK PERTAMA menurut hasil penilaian dan evaluasi kompetensi kerja serta kinerjanya, tidak memenuhi standar PIHAK PERTAMA; atau

ii) Melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan/atau budaya kerja dan/atau peraturan perusahaan PIHAK PERTAMA, walaupun telah 3 (tiga) kali diberikan peringatan yang disampaikan secara patut dan layak, dan telah diinformasi-kan kepada PIHAK KEDUA; atau

iii) Berperilaku dan berkelakuan tidak patut, baik dinilai dari kesusilaan maupun keagamaan (bertentangan dengan peraturan perundangan, ketertiban umum dan kesusilaan) ;

Pelanggaran sebagaimana tersebut di atas harus dapat dibuktikan, dan disampaikan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelanggaran dan/atau kesalahan berat tersebut sebelum permintaan penggantian TENAGA KERJA diajukan.

(5)

memberikan jawaban secara tertulis atas permintaan tersebut, selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah permintaan tersebut diterima PIHAK KEDUA, dan wajib melakukan penggantian TENAGA KERJA selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak diterimanya permintaan penggantian tersebut;

3. Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari tersebut PIHAK KEDUA tidak dapat melakukan penggantian TENAGA KERJA, maka PIHAK KEDUA wajib segera memberikan pemberitahuan secara tertulis/menginformasikan melalui media komunikasi kepada PIHAK PERTAMA, berikut alasan keterlambatan dan usaha/solusi yang tepat untuk dilakukan demi mengurangi kerugian atas keterlambatan tersebut.

4. PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan untuk melakukan penggantian TENAGA KERJA secara sepihak tanpa persetujuan dan kesepakatan secara tertulis terlebih dahulu dengan PIHAK PERTAMA.

5. Tanpa mengurangi ketentuan yang diatur dalam PERJANJIAN ini, apabila aktivitas kerja mulai berkurang dan/atau proyek telah selesai, sehingga menurut PIHAK PERTAMA perlu diadakan pengurangan TENAGA KERJA, maka PIHAK PERTAMA wajib untuk memberitahukan keadaan tersebut secara tertulis selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum waktu efektif penarikan TENAGA KERJA tersebut dilakukan.

6. Dalam hal PIHAK KEDUA melakukan perekrutan atas permintaan penggantian TENAGA KERJA oleh PIHAK PERTAMA, maka segala biaya yang timbul, menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

7. Setiap perekrutan dan permintaan penambahan TENAGA KERJA akan dilakukan dengan membuat Kesepakatan sehubungan dengan permintaan TENAGA KERJA yang dibutuhkan, yang dibuat tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.

PASAL 6

1. Apabila PIHAK PERTAMA hendak mengangkat dan mengalihkan TENAGA KERJA

menjadi karyawan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan maksudnya tersebut dengan permintaan pengalihan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA wajib menjawab dan/atau menyatakan secara tertulis mengenai persetujuan atau penolakan atas pengalihan tersebut dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya surat pemberitahuan pengalihan tersebut.

2. Apabila PIHAK KEDUA menyetujui permintaan pengalihan TENAGA KERJA

tersebut, maka PIHAK PERTAMA wajib untuk memberikan kesempatan kepada TENAGA KERJA untuk menyelesaikan seluruh administrasi kepegawaiannya pada PIHAK KEDUA;

3. Atas pengalihan TENAGA KERJA tersebut, maka :

a. PIHAK KEDUA berhak atas kompensasi (jasa pembinaan) sebesar 1 (satu) kali upah berikut tunjangan tetap TENAGA KERJA (jika ada), yang harus dibayarkan bersama perhitungan upah terakhir TENAGA KERJA pada saat masih menjadi karyawan PIHAK KEDUA.

b. Berdasarkan pada evaluasi penilaian prestasi dan kompetensi kerja, maka TENAGA KERJA dapat diangkat menjadi karyawan PIHAK PERTAMA, dan yang dapat diangkat menjadi karyawan PIHAK PERTAMA adalah TENAGA KERJA yang ditempatkan pada perusahaan PIHAK PERTAMA dan masa kerjanya minimal 1 (satu) tahun.

(6)

1. PIHAK KEDUA akan menyerahkan tagihan atas pembayaran upah TENAGA KERJA yang ditempatkan pada perusahaan PIHAK PERTAMA (”TAGIHAN”) paling lambat tanggal 20 (dua puluh) setiap bulannya.

2. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran TAGIHAN tersebut, pembayaran atas TAGIHAN tersebut wajib dilakukan oleh PIHAK KEDUA paling lambat pada tanggal terakhir setiap bulan berjalan.

3. Para pihak sepakat bahwa pembayaran TAGIHAN tersebut hanya dapat dilakukan apabila PIHAK PERTAMA telah menerima dokumen penagihan secara lengkap, baik dan benar.

4. Pembayaran atas TAGIHAN tersebut dilakukan dalam mata uang Rupiah melalui transfer antar rekening Bank kepada

Bank

Rekening nomor

Nama pemegang rekening

5. Setiap pajak serta tagihan-tagihan (jika ada) yang timbul selama PERJANJIAN ini berlangsung menjadi tanggungan dan wajib dibayar oleh maisng-masing pihak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

6. upah setiap TENAGA KERJA akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA, sesuai dengan daftar TENAGA KERJA yang telah diserahkan kepada PIHAK PERTAMA sesuai Pasal 3 ayat 1 huruf c PERJANJIAN ini, yang mana upah minimum bulanan adalah sesuai dengan daftar gaji imbal jasa terlampir.

PASAL 8

Selain kewajiban pembayaran TAGIHAN yang diatur dalam Pasal 7 PERJANJIAN ini, PIHAK PERTAMA dengan ini juga berjanji dan mengikatkan diri untuk membayar premi atas asuransi Jamsostek kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketetentuan yang berlaku pada PT Jamsostek, yaitu berupa :

JENIS PROGRAM PERSENTASE

IURAN

PENANGGUNG IURAN

Jaminan Kecelakaan Kerja 0,98% PIHAK PERTAMA

Jaminan Kematian 0,3% PIHAK PERTAMA

Jaminan Hari Tua 3,7% PIHAK PERTAMA

2% TENAGA KERJA

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

3% (lajang) PIHAK PERTAMA

PASAL 9

PIHAK KEDUA dengan ini memberikan pembebasan dan pelepasan tanggung jawab

(Acquit et de charge) kepada PIHAK PERTAMA, sehingga PIHAK KEDUA dengan ini

melepaskan PIHAK PERTAMA dari tanggung jawab berupa apapun juga dan membebaskan dari segala macam tuntutan baik dari TENAGA KERJA maupun dari pihak manapun sehubungan dengan PERJANJIAN ini.

PASAL 10

(7)

PASAL 11

1. Salah satu pihak berhak untuk mengakhiri PERJANJIAN ini secara sepihak dalam hal:

a. apabila terhadap pihak yang lainnya diajukan permohonan kepada instansi pengadilan yang berwenang untuk diletakkan di bawah pengampuan

(curatele) atau untuk dinyatakan pailit;

b. bila pihak yang lainnya mengajukan salah satu dari permohonan yang disebutkan dalam sub a di atas untuk dirinya sendiri kepada pengadilan yang berwenang atau untuk diberikan penundaan pembayaran hutang-hutang;

c. bila pihak yang lainnya karena sebab apapun juga tidak berhak dan tidak berwenang untuk mengurus dan menguasai sendiri harta kekayaannya;

d. bila harta kekayaan pihak yang lainnya, baik sebagian ataupun seluruhnya, dengan nama dan sifat apapun juga disita oleh instansi yang bewenang atau dengan nama dan sifat apapun sita itu diletakkan;

e. Bila terhadap pihak yang lainnya dilakukan atau diperintahkan untuk dilakukan tindakan-tindakan eksekusi oleh instansi yang berwenang untuk membayar sejumlah uang kepada orang atau pihak lain;

f. bila pihak yang lainnya tidak atau lalai melaksanakan atau melanggar suatu ketentuan yang termaksud dalam PERJANJIAN ini;

2. Para pihak dapat mengakhiri PERJANJIAN ini berdasarkan kesepakatan bersama dengan memberitahukan terlebih dahulu maksudnya tersebut kepada pihak lainnya secara tertulis dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya.

3. Setelah PERJANJIAN ini berakhir atau diakhiri, PIHAK PERTAMA wajib menyelesaikan dan membereskan segala buku, laporan dan kewajiban keuangan dan lain-lainnya sehubungan dengan PERJANJIAN ini.

PASAL 12

Setiap pemberitahuan yang berhubungan dengan PERJANJIAN ini wajib dilakukan secara tertulis kecuali jika disetujui secara lain oleh para pihak dalam PERJANJIAN ini, dan disampaikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain dengan surat tercatat atau diserahkan secara langsung dengan mendapatkan tanda penerimaan yang layak, kepada alamat-alamat sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA : PT……….

Alamat : ...; Telepon : ...; Facsimile : ...; E-mail : ...; Web Site : ...; Untuk Perhatian : ... 2. PIHAK KEDUA : PT……….

(8)

Web Site : ...; Untuk Perhatian : ...

-Perubahan alamat wajib diberitahukan sedikitnya 14 (empat belas) hari di muka menurut cara yang sama seperti diuraikan di atas.

-Pemberitahuan demikian bilamana dikirim dengan surat tercatat dianggap diterima oleh pihak yang bersangkutan 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal pengiriman, dan bilamana diserahkan secara langsung pada tanggal tanda terima pihak yang bersangkutan.

PASAL 13

Semua Perjanjian dan lampiran-lampiran yang dibuat berdasarkan PERJANJIAN ini berikut semua perubahan, tambahan dan perpanjangannya adalah merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.

Segala sesuatu yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur oleh para pihak dalam PERJANJIAN ini, akan dirundingkan kembali secara musyawarah dan penuh toleransi dalam suatu perjanjian tambahan tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PERJANJIAN ini.

PASAL 14

1. Keadaan memaksa/kahar (force majeure) menurut perjanjian ini adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak yang mengakibatkan kewajiban yang diatur dalam perjanjian ini menjadi tidak dapat dipenuhi oleh salah satu dan/atau para pihak, seperti peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam: banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit, dan angin topan, pemogokan, kebakaran, kekacauan politik, dan lain-lain hal di luar kekuasaan manusia (act of God);

2. Bilamana terjadi keadaan memaksa/kahar (force majeure), maka pihak yang mengalami keadaan tersebut harus memberitahu kepada pihak lainnya dalam perjanjian ini secara tertulis selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 x 24 jam setelah terjadinya hal tersebut, dengan menyertakan pernyataan keadaan kahar dari instansi yang berwenang, dan jangka waktu yang dijalani pada masa tersebut disepakati oleh para pihak tidak diperhitungkan dengan jangka waktu menurut PERJANJIAN ini.

3. Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak pernyataan/pemberitahuan tertulis itu dikirim oleh pihak yang mengalami keadaan kahar tersebut, maka dapat diartikan bahwa pernyataan tersebut telah diterima dan disetujui oleh pihak lainnya.

PASAL 15

1. Apabila terjadi perselisihan atau ketidaksepakatan diantara para pihak, maka para pihak sepakat bahwa pada prinsipnya perselisihan tersebut akan diselesai-kan secara musyawarah dengan tetap memperhatidiselesai-kan ketentuan peraturan pe-rundang-undangan yang berlaku.

2. Tentang PERJANJIAN ini serta segala akibatnya yang mungkin timbul, para pihak sepakat memilih tempat kediaman hukum yang umum dan tetap dan seumum-nya di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri ………di ………...

(9)

membubuhkan tanda-tangan di atas materai dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun juga sebagai tanda PERJANJIAN ini mengikat kedua pihak.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

PT. ... PT. ...

Meterai 6000 Meterai 6000

SPJ 1 SPJ 2

... ...

Referensi

Dokumen terkait

Ketentuan mengenai perjanjian Outsourcing yang berupa perjanjian penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis, diatur dalam pasal 66 Undang-Undang Nomor

Tanpa mengurangi ketentuan dalam Pasal 3 Ayat (4) Perjanjian ini, suatu tindak pidana dapat diekstradisikan, tanpa mempertimbangkan · apakah perbuatan yang

Ketenagakerjaan dengan tidak memberikan kewenangan kepada pengusaha atau perusahaan untuk membuat perjanjian kerja yang memuat ketentuan larangan menikah maupun larangan hamil

1) PIHAK PERTAMA berhak untuk menerima penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Perjanjian ini sesuai dengan kebutuhan sebagaimana dalam lampiran Perjanjian ini.

Merencanakan proyek infrastruktur mulai dari identifikasi proyek sampai dengan membuat rencana pelaksanaan Pengembangan fungsi umum pekerjaan dan Persiapan pekerjaan

Dengan demikian, pada pelaksanaan perjanjian selain mengindahkan ketentuan-ketentuan dasar mengenai perjanjian sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, kontrak

Tanpa mengurangi ketentuan hukum yang berlaku, kedua belah pihak sepakat mengadakan perjanjian kerjasama dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal berikut : Maksud dan

Pada hari ini Selasa, tanggal 01 bulan Desember tahun 2020, kedua belah telah bersepakat untuk mengikat diri dalam perjanjian kerja dengan syarat dan ketentuan yang diatur sebagai