THE EFFECT OF GLOBAL BRAND IMAGE, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPTION COUNTRY OF MANUFACTURE ON THE DECISION OF BUYING BRAND ADIDAS MADE IN INDONESIA SHOES
(A Study On The User Adidas Made in Indonesia in Yogyakarta)
Disusun Oleh :
FERRY KUSUMA APRIANSYAH PUTERA 20120410082
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
THE EFFECT OF GLOBAL BRAND IMAGE, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPTION COUNTRY OF MANUFACTURE ON THE DECISION OF BUYING BRAND ADIDAS MADE IN INDONESIA SHOES
(A Study On The User Adidas Made in Indonesia in Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh :
FERRY KUSUMA APRIANSYAH PUTERA 20120410082
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Dengan ini saya,
Nama : Ferry Kusuma Apriansyah Putera Nomor Mahasiswa : 20120410082
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu
Adidas di Yogyakarta)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 06 Oktober 2016
sebagaimana kesuksesan tidak akan ada tanpa usaha”.
(Khalid Al Mushlih)
“Janganlah takut menghadapi masa depan, jangan pula menangis untuk masa lalumu”.
(Percy Bysshe Shelley)
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”.
(QS. Al-Insyirah,6-8)
“ Jangan bosan dan jangan menarik diri, karena keberhasilan terdapat diantara kegagalan dan kebosanan”.
( Ali Bin AbiThalib )
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna”.
mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan saya dan membesarkan saya sampai dapat menyelesiakan skripsi ini.
Alm Heru Tri Waluyo S.Si, anda ayah terkeren !!!. Semoga skripsi ini menjadi amal jariah ayah disana. Aamiin
Hendro Sampurno, terima kasih pakde paling hebat, sudah mau menggantikan posisi almarhum ayah saya dalam mendidik saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih keluarga besar Sukoco Djayengwignyo atas dukungan dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai.
Bude wiwik, pakde Dodo, dan keluarga besar Mulyono, terima kasih atas doa dan dukungannya.
Muhammad Rizza Perdana Kusuma, saudara yang selalu menjadi tolak ukur dan motivasi saya untuk terus berkembang, dan terima kasih atas sumbangan dana sehingga skripsi ini dapat selesai.
Alvin Syaiful Hidayat dan Muhammad Ihsanuddin, teman yang saya kenal pertama kali di kampus tercinta ini, terima kasih dukungan dan motivasinya dan semoga persaudaraan kita bisa terus berlanjut.
Mahdianoor dan Adimas Fauzan, terima kasih atas pinjaman laptop ketika laptop saya rusak, dan hiburan malam main PES yang sangat berguna untuk merefresh otak yang jenuh dengan skripsi.
Nisa Ilma, terima kasih mau meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing saya dalam menggunakan SPSS.
Teman-teman Lombok Tiren, Ihsan, Naila, Manda, Azar, Andri, Yodika atas dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.
berkah dan limpahan rahmat-Nya dalam penulis skripsi dengan judul “Pengaruh
Citra Merek Global, Positive Word of Mouth, Persepsi Negara Manufaktur Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Adidas Made in Indonesia”
dapatdiselesaikan dengan baik.
Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan
masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan serta sebagai
masukan bagi penelitian selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petuntuk dan
kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.
2. Ibu Retno Widowati PA.,M.Si.,Ph.D. selaku ketua prodi Manajemen yang
telah memberikan petuntuk dan kemudahan selama penulis menyelesaikan
studi.
3. Ibu Drs. Siti Dyah Handayani, M.M. selaku dosen pembimbing, terima
kasih atas segala waktu, pengertian dan kesabaran yang telah memberikan
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Yogyakarta, Oktober 2016
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... vii
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Landasan Teori ... 9
1. Keputusan pembelian ... 9
2. Citra merek global ... 10
3. Persepsi negara manufaktur ... 11
4. Positive word of mouth …... 12
B. Penelitian Terdahulu ... 14
C. Hipotesis ... 16
D. Model Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 19
B. Jenis Data ... 19
2. Uji Reliabilitas ... 28
G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 29
1. Analisis Data ... 29
2. Uji Statitik t ... 30
3. Koefisien Determinasi ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32
A. Gambaran umum obyek ... 32
B. Hasil penyebaran kuesioner... 34
C. Karakteristik reponden ... 34
D. Uji Kualitas Instrumen ... 37
1. Uji Validitas ... 37
2. Uji Reliabilitas ... 38
3. Analisis deskriptif... 38
E. Uji Hipotesis dan Analisis Data... 42
1. Analisis Regresi Berganda ... 42
2. Uji t ... 42
3. Uji Koefisien Determinasi ... 44
F. Pembahasan ... 44
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 48
A. Simpulan ... 48
B. Saran ... 49
C. Keterbatasan Penelitian ... 49 DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.1 Klasifikasi Kuesioner……... 34
Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 35
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas... 37
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas………... 38
pengguna sepatu Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Persepsi negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia.
the subject of the user Adidas made in Indonesia shoes on Yogyakarta. The sampling was conducted using purposive sampling technique. The data analysis was conducted using double linier regression analysis. Before the data was analyzed, the instrument quality was tested including validity and reliability tests. Global brand image affected positively and significantly on the decision to buy Adidas made in Indonesia shoes. Positive word of mouth affected positively and significantly on the decision to buyAdidas made in Indonesia shoes. Perception country of manufacture affected positive and significantly on the decision of buying Adidas made in Indonesia shoes.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu efek dari pasar terbuka adalah masuknya merek-merek
asing ke Indonesia. Ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh
produsen asing untuk memasukkan produknya ke negara lain, termasuk
negara Indonesia. Strategi paling rendah resikonya adalah eksport produk
ke pasar negara lain. Strategi lain adalah lewat pemberian ijin produksi
dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan
nama lisensi, resiko atas lisensi relatif kecil karena investasi di pasar
negara yang dimasuki tidak dilakukan oleh pemilik merek tersebut.
Modal ventura juga menjadi pilihan beberapa produsen asing untuk
memasukan produknya ke pasar luar negeri. Strategi masuk dengan
komitmen tinggi dikenal dengan nama Foreign Direct Investment atau investasi secara langsung di pasar luar negeri. Melalui strategi ini
produsen asing menginvestasikan modalnya secara langsung di pasar yang
akan dimasuki, atau dengan kata lain mereka memproduksi di pasar negara
yang dimasuki. Dalam ekonomi global ini, banyak sekali perusahan yang
produksi diluar negeri. Perusahaan multinasional melakukan proses
relokasi dengan memindahkan basis produksinya dari negara maju ke
Biaya produksi yang lebih rendah akan membuat perusahaan dapat
bersaing di pasar global dan memenuhi permintaan pasar. Fenomena
tersebut membuat adanya pembagian kerja baru yang lebih
menguntungkan negara berkembang, terutama dalam hal internasionalisasi
modal dan penyerapan teknologi (Hadiwinata, 2002). Sejak perusahaan
melakukan manufaktur ke negara-negara berkembang, peneliti pemasaran
mulai membahas topik country of manufacture dan membuat perbedaan antara country of origin dan country of manufacture (Hamzaoui, 2006).
Merek-merek utama di pasar dunia sangat luas dan citra merek
dapat dikaitkan dengan citra suatu negara. Ketika produk tersebut sudah
tidak diproduksi oleh negara asalnya melainkan diproduksi di negara lain
tentunya konsumen tidak hanya mengevaluasi dari negara asal merek
namun juga dari negara manufaktur. Penting bagi perusahaan
multinasional untuk menentukan negara mana yang akan dipilih sebagai
negara manufaktur. Hal itu dikarenakan setiap negara mempunyai citra
yang berbeda-beda bagi setiap konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh (Shergill dan Lisha, 2009)
menyatakan bahwa ketika konsumen mempunyai persepsi yang baik
terhadap negara yang menjadi country of orogin maka persepsi kualitas terhadap produk akan semakin bagus.
Penggunaan merek pada berbagai produk telah dilakukan sejak
pemasaran modern saat ini, peranan merek menjadi semakin penting.
Semakin ketatnya persaingan antar produk dalam kategori yang sama
membuat merek menjadi alat utama yang membedakan antar satu produk
dengan produk yang lain. Bahkan, dalam kasus yang lebih ekstrim hanya
merek yang dapat membedakan suatu produk dengan produk yang lain.
Produk menjelaskan atribut inti sebagai suatu komoditi yang
dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan spesifikasi pelanggannya.
Peranan merek salah satunya yaitu menjembatani suatu perusahaan
terhadap harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu terhadap
konsumen. Harapan konsumen tersebut harus diwujudkan secara nyata
oleh merek tersebut agar menimbulkan kepercayaan merek terhadap suatu
produk tersebut. Menurut Lau dan Lee (1999) terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi kepercayaan merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan
tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen.
Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan
pembuat merek, dan konsumen. Citra merek global sering kali dijadikan
bahan pertimbangan oleh konsumen ketika mengevaluasi fungsi dan
kualitas produk. Persepsi konsumen terhadap citra suatu negara dan suatu
merek dapat memengaruhi minat beli dan keputusan pembelian produk.
Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen
masing-masing mendapatkan manfaat dari citra merek global. Bagi perusahaan,
citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan
global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para
pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek
global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana
yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan
dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.
Kotler & Keller (2012) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi minat beli terdiri dari dua faktor eksternal, yaitu perilaku
orang lain dan situasi yang tidak terduga. Minat dianggap sebagai
rangsangan internal yang kuat dan memotivasi tindakan. Minat beli
berawal dari ketertarikan dan keinginan konsumen untuk membeli suatu
produk. Indikator untuk mengukur minat beli, yaitu:
1) Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu
produk (barang atau jasa).
2) Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik
pada konsumen.
3) Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk menginginkan atau memiliki
produk tersebut.
4) Keyakinan, keyakinan akan timbul pada diri konsumen terhadap produk
tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk
memperoleh produk yang disebut dengan tindakan pembelian.
5) Keputusan
menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya. Terdapat
dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader.Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar
belakang yang sama dan tidak berbadan hukum.
Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga,
teman dekat serta,rekan kerja. Lebih lanjut Brown et.al (2005) mengatakan Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau
perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan
opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan
produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan
melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut
dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)
Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan
untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and
Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan
evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan
proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan
mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu.
Pada perkembangannya, sepatu bukan hanya untuk sekedar alas
kaki saja, akan tetapi menjadi sebuah trend fashion tersendiri. Sekarang ini
mulai banyak sekali merek-merek sepatu yang bermunculan. Merek-
merek asing seperti Adidas, Nike, Puma, atau Reebok masih menguasai
pasar sepatu untuk kalangan anak muda, khususnya di Indonesia. Pada
penelitian ini, yang digunakan sebagai setting penilitan adalah merek
Adidas. Adidas adalah perusahaan sepatu asal Jerman, selama lebih dari
80 tahun lamanya grub Adidas telah menjadi bagian dari dunia olahraga
dengan menawarkan sepatu, pakaian, serta beragam aksesoris pelengkap
olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grub Adidas
telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga
dan menawarkan portofolio yang begitu luas dari segi produk diseluruh
dunia. Strategi grub Adidas sangatlah simpel dengan memperkuat brand
secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta
keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya
dipantau langsung oleh pimpinan grub di Jerman. Pada tahun 2013 grub
Adidas menyatakan keuntungan pendapatan mereka pada tahun tersebut sebesar €14,49 milyar.
PT Panarub Dwikarya tengah menggarap aneka model sepatu bola
untuk kebutuhan World Cup 2010. Tentu ada kebanggaan tersendiri
Afrika Selatan oleh pemain sepakbola top dunia. Siapa sangka,
sepatu-sepatu sepakbola dan olahraga kelas dunia merek Adidas yang kerap
dipakai para pesebakbola kesohor, dibuat di pinggiran Kota Jakarta.
Adalah PT Panarub Dwikarya, perusahaan alas kaki yang berlokasi di
Jalan Benoa Raya, Pabuaran Tumpeng, Karawaci, Tangerang, yang
memproduksinya.
Bagi peneliti topik ini sangat menarik karena banyak terjadi
fenomena dalam persaingan merek. Apakah dengan citra merek global
pada suatu merek produk tertentu, dan adanya positive word of mouth tentang produk, serta pengaruh persepsi kualitas dari negara manufaktur
akan mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen pada merek
produk tertentu dalam hal ini adalah merek Adidas. Hal tersebut yang
membuat peneliti tertarik memilih judul penelitian ini.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh citra merek global terhadap keputusan
pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?
2. Apakah ada pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?
3. Apakah ada pengaruh negara manufaktur terhadap keputusan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian pendahuluan dan rumusan masalah penelitan
yang sudah diuraikan peneliti, maka tujuan penelitian dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh citra merek global terhadap
keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.
2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.
3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh negara manufaktur terhadap
keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.
A. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menguatkan teori yang ada,
mengenai citra merek global, positive word of mouth dan efek negara manufaktur dalam mempengaruhi keputusan pembelian suatu merek
produk.
2. Manfaat praktis
Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumber
informasi yang berguna dalam menentukan strategi dan mengambil
BAB II
Landasan Teori
a. Keputusan Pembelian
Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan
untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and
Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan
evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan
merek tertentu yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu
proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan
mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut
Dharmmesta dan Handoko (2000), setiap keputusan membeli memiliki
struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk,
bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara
pembayaran. Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa
tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya
melalui lima tahap dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh
Kotler and Keller (2012), yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives), keputusan pembelian (purchase decision), dan
b. Citra Merek Global
Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari
sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak
langsung lainnya (Simamora, 2000). Perusahaan multinasional dan
pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan
unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan (Kotler
and Keller, 2012). Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal
dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau
perusahaan.
Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen
masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan,
citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan
produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek
global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para
pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek
global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana
yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan
dan pengalaman mengenai produk yang berbeda. Sugiharti (2012) juga
menyebutkan bahwa ada tiga komponen dalam pembentukan citra merek
1) Citra perusahaan, kumpulan persepsi konsumen terhadap perusahaan
yang memproduksi barang atau jasa.
2) Citra produk, sekumpulan persepsi konsumen mengenai suatu produk.
3) Citra pengguna, kumpulan persepsi konsumen terhadap pengguna yang
menggunakan suatu barang atau jasa.
Seiring dengan kehidupan konsumen yang berubah menjadi
semakin rumit, tergesa-gesa, dan tidak banyak waktu yang tersedia,
kemampuan global brand untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi risiko menjadi sangat berharga (Kotler and Keller, 2012). Citra merek global yang positif dapat menimbulkan
keinginan konsumen untuk membeli produk dan membantu konsumen
dalam menyeleksi alternatif pilihan yang tersedia sebelum akhirnya
memutuskan untuk membeli. Sebaliknya, merek yang telah mendunia
namun memiliki citra yang negatif dapat mengurangi minat beli konsumen
dan kesempatan produk tersebut untuk dipilih oleh konsumen berkurang.
c. Negara manufaktur
Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of
origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006).
diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014). Pada
awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau
country of manufacture (COM). Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk
tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing
dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu
menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya
dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya
(negara asalnya) adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan
merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO (Chao
dalam Listiana 2014).
d. Positive Word Of Mouth
Menurut Sumardi dalam Sari (2012) word of mouth adalah kegiatan
pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk
kepada calon konsumen lainnya. Terdapat dua sumber utama yang
menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang
Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman
dekat serta, rekan kerja. Menurut Shimp (2003) opinion leader adalah seseorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang
visibel dan individu lainnya. Shimp (2003) juga berpendapat bahwa
seorang pemimpin opini juga mempunyai fungsi penting yaitu: mereka
memberi informasi kepada orang lain tentang produk-produk baru, mereka
memberikan saran serta mengurangi persepsi resiko yang diterima oleh
pengikutnya dalam pembelian produk baru, dan mereka menawarkan
umpan balik positif untuk mendukung atau memperjelas keputusan yang
telah diambil oleh pengikut. WOM marketing adalah seni atau ilmu membangun komunikasi yang baik dan saling menguntungkan dari
konsumen ke konsumen maupun konsumen ke produsen. Dalam arti yang
luas komunikasi WOM termasuk beberapa informasi tentang suatu target objek (misalnya perusahaan atau merek) yang dipindahkan dari satu
individu kepada individu lain baik secara langsung maupun melalui media
komunikasi lain (Brown, Barry, Dacin, and Gunst 2005).
Lebih lanjut Brown et.al (2005) mengatakan Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai
pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau perusahaan
tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan opininya
mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka
melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan melakukan rekomendasi
kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas
perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tati, Suharyanto, dan
Yulianto (2015) pengaruh negara asal adalah negatif dan signifikan
terhadap minat beli konsumen terhadap suatu merek. Pengaruh negatif
negara asal terhadap minat beli dapat terjadi ketika negara asal yang
dipersepsikan negatif oleh konsumen lebih ditekankan atau dimunculkan
dalam strategi pemasaran produk. Citra merek global terbukti memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen
terhadap suatu produk. Negara asal tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian, karena banyak hal yang
dipertimbangkan oleh konsumen sebelum memilih suatu produk,
sayangnya negara asal bukanlah faktor yang pertama yang
dipertimbangkan oleh konsumen.
Konsumen lebih mementingkan merek, harga, kualitas produk, dan
spesifikasi dari pada faktor country of origin. Dalam pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, citra merek global memberikan pengaruh
positif dan signifikan. Dalam penelitian ini, minat beli konsumen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian seorang
keputusan pembelian untuk suatu merek produk tertentu. Tidak ada
perbedaan untuk persepsi antar konsumen disetiap negara mengenai
country of origin, global brand image, dan keputusan pembelian. Pada penelitian Yuliana (2013) menyatakan bahwa strategi word of mouth yang
paling mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen adalah
dimensi talking karena dengan talking maka langsung dapat mempengaruhi konsumennya.
Hasil penelitian Mahendrayasa, Kumadji, abdilah (2014)
menunjukkan bahwa variabel word of mouth yang terdiri dari indikator reference group dan opinion leader berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan adanya penyampaian pesan dari orang lain
disekitarnya seseorang akan dapat mendapatkan informasi lebih tentang
kartu selular GSM IM3, dan hal tersebut akan menjadi bahan masukan
untuk seseorang sebelum melakukan pembelian. Dengan informasi dari
orang disekitarnya, seseorang akanmengetahui bagaimana kondisi dari
suatu produk yang dalam hal ini yaitu kartu selular GSM IM3, baik dari
segi kualitas, ketersediaan produk, maupun keterjangkauan tarif yang akan
diberikan oleh kartu selular GSM IM3. Dengan menerima berbagai
masukan dari orang lain diharapkan akan dapat memudahkan seseorang
dalam menentukan keputusan pembeliannya, sehingga akan dapat
mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan keputusan pembelian
B. Hipotesis
Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen
masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan,
citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan
produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek
global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para
pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek
global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana
yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan
dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.. Jika melihat dari teori
tersebut dengan citra merek global yang kuat maka konsumen akan mudah
mengingat merek tersebut dan membantu dalam mengambil keputusan
dalam pembelian suatu merek. Dari teori tersebut dapat disimpulkan
hipotesis:
H1: citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan
atau perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan
menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai
positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai
berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan
melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut
dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)
H2: positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
Negara manufaktur didefinisikan sebagai penilaian pelanggan
secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan
informasi yang diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana
2014)
H3: Negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
C. Model Penelitian
Model penelitian terdiri dari beberapa variabel.Variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel yang digunakan dalam
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas),
yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2)
variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskandan dipengaruhi
oleh variabel dependen dan variabel pemoderasi. Jadi, penelitian ini
word of mouth dan persepsi negara manuaktur yang mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Dibawah ini merupakan
gambar model penelitian ini:
H1
H2
H3
Gambar 2.1
Model penelitian pengaruh ctra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur terhadap kepuasan pelanggan
Citra merek global
positive word of mouth
Persepsi negara manufaktur
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Obyek Penelitian
Obyek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan
sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, obyek
penelitian yang peneliti ambil adalah pengguna sepatu Adidas made in
Indonesia di Yogyakarta. Pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia
dalam penelitian ini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia.
b. Jenis Data
Data dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui
survey lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu
yang dibuat secara khusus untuk itu. Dalam penelitian ini yang menjadi
sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner
yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target
sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu
pemilik atau pengguna sepatu merek Adidas made in Indonesia.
Pertanyaan tertutup (Close-ended questions), yaitu pertanyaan yang tidak
penjang lebar atau yang singkat. Hanya perlu dijawab dengan betul atau
salah dan di ukur dengan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala
psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala
yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Penelitian ini
mengunakan sejumlah statement dengan skala Linkert yang menunjukkan
setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = netral
4 = setuju
5 = sangat setuju
Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden
dan obyek.Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda
dari tiap–tiap responden.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Definisi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2007). Penarikan sampel adalah proses
memilih jumlah yang cukup dari populasi untuk mempelajari dan
memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga peneliti dapat
merealisasikan karakter dari elemen populasi. Teknik pengambilan sampel
sampel penelitian. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).
Menggunakan teknik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria
yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam perumusan
kriteriannya, sampel tersebut antara lain yang dijadikan sampel merupakan
pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia, pengguna sepatu Adidas
disini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. Sebagian besar anggota
komunitas tersebut sangat memahami kelebihan sebuah sepatu yang
diproduksi di Indonesia bahkan dapat membedakan sepatu yang
diproduksi dari negara satu dengan negara lain tanpa melihat identitas
pembuat yang ditempel disepatu.
d. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah metode survey dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini
bersifat terbuka. kuesioner yang bersifat terbuka artinya responden bebas
mengisi jawaban kuesioner adanya jawaban yang sudah dirumuskan.
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada anggota komunitas sneaker Indonesia yang
seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk memperoleh
data penelitian. metode kuesioner ini digunakan untuk meperoleh data
penelitian. Pengukuran skala dalam kuesioner tersebut adalah dengan
menggunakan skala Likert.
e. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
independen dan dependen.Variabel independen dalam penelitian ini terdiri
dari citra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur Variabel dependen adalah keputusan pembelian. Definisi
masing-masing variabel sebagai berikut
1. Variabel Independen
a. Citra merek global
Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari
sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak
langsung lainnya (Simamora, 2000). Perusahaan multinasional dan
pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan
unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan (Kotler
and Keller, 2012). Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal
dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau
Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen
masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar
membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk
citra merek global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di
antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu,
citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan
merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam
mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.
b. Positive word of mouth
Menurut Sumardi dalam Sari (2012) word of mouth adalah kegiatanpemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,
mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk
kepada calon konsumen lainnya.Terdapat dua sumber utama yang
menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain
untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang
sama dan tidak berbadan hukum. Apabila pelanggan menyebarkan
opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan
melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut
dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)
d. Persepsi negara manufaktur
Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of
origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006).
Country Of Origin Manufacture adalah penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang
diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014). Pada
awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau
country of manufacture (COM). Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk
tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing
dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu
menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya
dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya
(negara asalnya) adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan
merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO (Chao
1. Variabel Dependen
Keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli
merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan evaluasi
alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan merek tertentu
yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui
konsumen setelah mengumpulkan informasi dan mengevaluasi alternatif
pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut Dharmmesta dan
Handoko (2000), setiap keputusan membeli memiliki struktur sebanyak
tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk, bentuk produk,
merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran.
Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa tahapan dalam
proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya melalui lima tahap
dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh Kotler and Keller (2012), yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian
informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of
Tabel 3.1
Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya NO
.
VARIABLE DEFINISI INDIKATOR SUMBER
(Brown, Barry,
f. Uji Kualitas Instrumen dan Data
1. Uji Validitas
Pengujian dengan SPSS yang pertama dilakukan adalah uji validitas. Uji
validitas daftar pertanyaan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sah
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan untuk
mengukur konsistensi butir-butir pertanyaan sehingga dapat
menggambarkan indicator yang diteliti. Suatu instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas
kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing -
masing item pertanyaan dengan total skor pada konstruknya sehingga
disebut analisis butir/item. Pengukuran validitas menggunakan uji
Spearman dengan bantuan SPSS sampai diperoleh hasil yang valid. Proses pengujian ini dilakukan berulang kali jika terdapat item peryataan yang
tidak valid, hal ini dilakukan bertujuan menghilangkan satu persatu item
peryataan yang memiliki nilai sig. (2 tailed) diatas 0,05 sampai diperoleh nilai yang valid yaitu sig. (2 tailed) di bawah 0,05 (Ghozali, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2013) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing kehandalan “Cronbach’s
Alpha” yang akan menunjukkan ada tidaknya konsistensi antara pertanyaan dan sub bagian kelompok pertanyaan. Konsistensi internal,
untuk mengukur contruct. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013).
g. Analisis data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan sutu analisis yang mendiskripsikan atau
memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data populasi atau
sampel sebagaimana adanya tanpa melakukan analisa dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2004). Analisis berupa
penyajian data dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik,
diagram lingkaran, dan pictogram. Dalam penjelasan kelompok melalui
modus, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simoangan baku
yaitu menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dari job involvement,
komitmen organisasional dan kinerja. Pengukuran atas jawaban responden
dalam penelitian ini digunakan interval sebagai berikut :
Interval =
Interval =
Berdasarkan interval diatas, maka interpretasi dari nilai kelas-kelas
interval atas jawaban responden adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Skala interval
Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Rendah
Nilai maksimum – Nilai minimum Kelas Interval
2,60 – 3,39 Cukup 3,40 – 4,39 Tinggi 4,40 – 5,00 Sangat Tinggi
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka
digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis
regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi
rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai
variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2013). Untuk regresi yang
variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga
regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai
variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut
regresi berganda.
c. Uji t
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel-variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara terpisah. Pengujian ini
digunakan untukmengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing
variabel karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik
pelanggan merek terhadap loyalitas pelanggan. Dasar pengambilan
keputusan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil
perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5%. Apabila nilai sig
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013).
d. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang
kecil dapat diartikan bahwa kemampuan menjelaskan variabel-variabel
independen dapat menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Sedangkan
nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013). Kelemahan penggunaan koefisien
determinasi adalah bias terhadap variabel terikat yang ada dalam model,
oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Sejarah merek sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun
1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik ibunya. Waktu itu Adi
Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga.
Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis
kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan “Dassler Brother
OGH” yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang. Komitmen Adi
Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brother sebagai produsen sepatu
berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa
itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brother adalah
ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada
tahun 1936 dengan sepatu buatan Dassler.
Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan
masing-masing membuat merek sepatu sendiri. Rudolf membuat merek
sepatu Puma sedangkan Adi membuat merek Adidas. Pengambilan nama
Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama
depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni “das” sehingga
menjadi kata Adidas. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan
pertelevisian, Adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti
Pada tahun 1968, ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan
insentif pajak baru untuk perusahaan lokal, Bapak Lucas Sasmito
menyadari peluang yang diberikan pemerintah ini. Beliau mendirikan PT
Pan Asia Rubber untuk memproduksi spon karet dan sandal jepit. Merek sandal ˜Lily" dengan cepat menjadi nama produk rumah tangga di
Indonesia dan pada tahun 1979 perusahaan yang saat ini disebut PT
Panarub Industry sudah merambah ke produk sepatu olah raga. Berkat
fokus yang kuat pada kualitas, Panarub berhasil dalam mengekspor
produk-produknya ke pasar-pasar negara maju seperti Eropa dan Amerika
Serikat.
Pada tahun 1988 Panarub membentuk suatu kemitraan bisnis
dengan adidas. Hal ini menggambarkan suatu tonggak pencapaian yang
besar bagi perusahaan dan tak lama kemudian menetapkan kompetensinya
dalam pembuatan sepatu-sepatu sepakbola berkualitas sangat tinggi.
Sebagai hasilnya, Panarub ditunjuk sebagai "Football Speciality Centre"
(Pusat Khusus Produk Sepakbola) untuk merek adidas.
Sekarang dipimpin oleh putera Bapak Lucas, Hendrik Sasmito,
Panarub sudah bertumbuh menjadi 25 lini produksi berteknologi tinggi
dengan lebih dari 11.000 karyawan terampil yang memproduksi
sepatu-sepatu profesional yang berkualitas tinggi untuk olahragawan dan
olahragawati di seluruh dunia. Beberapa dari kontribusi yang paling
Piala Dunia 2006 di Jerman. Keduanya dicapai dengan sukses luar biasa.
Hasil produksi Panarub sudah bertumbuh secara konstan setiap tahunnya,
dan pada tahun 2011 kami sudah memproduksi lebih dari 12,6 juta pasang
sepatu untuk pasar dunia.
B. Hasil Penyebaran Kuesioner
Responden dalam penelitian ini adalah pengguna sepatu merek
Adidas made in Indonesia, yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia.
Anggota komunitas ini sangat teliti dalam membedakan sepatu antara
produksi Indonesia dengan produksi negara lain. Didalam komunitas ini
juga mempunyai banyak jaringan untuk mendapatkan sepatu Adidas
produksi Indonesia itu sendiri, karena sepatu Adidas yang diproduksi oleh
Indonesia tidak dijual di Indonesia melainkan di luar Indonesia. Kriteria
responden penelitian ini minimal sudah memakai sepatu merek Adidas
produksi Indonesia selama satu bulan. Penelitian ini menggunakan data
dari kuesioner, dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 100 yang
kuesioner yang kembali sebanyak 100, jadi responden rate 100%. Berikut
ini perhitungan tingkat pengembalian kuesioner yang disajikan dalam table
dibawah ini
Table 4.1 Klasifikasi Kuesioner
Berdasarkan penjelasan table 4.1 diatas menunjukan bahwa dari
100 kuesioner yang disebarkan pada responden, kuesioner yang kembali
sebanyak 100 kuesioner dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis
sebanyak 100 kuesioner yang selanjutnya data tersebut akan diolah
menggunakan SPSS.
C. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu berdasarkan
jenis kelamin, usia antara 17-40 tahun dan lama pemakaian. Distribusi
frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada table dibawah ini :
Table 4.2
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)
1. Laki-laki 100 100
2. Perempuan 100 100
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak
dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62
responden dengan presentasi 62% dan jenis kelamin perempuan sebanyak
38 responden dengan presentase 38%.
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan usia
No. Usia Frekuensi Presentase (%)
1. 17-22 tahun 41 41%
2. 23-28 tahun 50 50%
3. 29-35 tahun 9 9%
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak
dalam penelitian ini adalah dengan usia 23-28 tahun dengan sebanyak 50
responden denganpresentasi 50% serta ring usia 17-22 tahun sebanyak 41
responden dengan presentase 41% dan usia 29-35 tahun sebanyak 9
responden dengan presentasi 9%.
Tabel 4.4
Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian
No. Lama pemakaian Frekuensi Presentase (%) 1. 1 bulan – 4 bulan 15 15% 2. 5 bulan – 8 bulan 33 33% 3. 9 bulan – 12 tahun 38 38%
4. > 1 tahun 14 14%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan lama pemakaian terbanyak
dalam penelitian ini adalah 9 bulan – 12 bulan yang berjumlah 38 dengan
presentase 38%, untuk pemakaian 1 bulan – 4 bulan sebanyak 15 dengan
presentase 15% lama pemakaian 5 bulan – 8 bulan sebanyak 33 dengan
presentasi 33% dan lebih dari 1 tahun pemakaian sebanyak 14 dengan
presentase 14%.
D. Uji Kualitas Instrumen dan Data
Penelitian ini menggunakan uji kualitas instrumen. Untuk menguji
kualitas instrumen digunakan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Dengan sempel 30 responden untuk pengukuran
validitas menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS guna memperoleh hasil yang valid < 0,05 (Ghozali, 2013).
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Variabel Item Koefisien Korelasi Sig Ket Citra
Berdasarkan data tabel 4.5 diketahui bahwa semua item-item peryataan
kuesioner mempunyai signifikansi < 0,05 adalah valid. Dengan demikian
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan sebuah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator, variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Alat uji SPSS untuk
menguji reliabilitas dapat menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha.
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 (Ghozali, 2013)
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Citra merek global 0,814 Reliabel Positive word of mouth 0,707 Reliabel
Persepsi negara manufaktur
0,740 Reliabel
Keputusan pembelian 0,859 Reliabel
Berdasarkan data pada tabel 4.6 diketahui bahwa semua variabel
penelitian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Maka dengan demikian instrumen penelitian ini telah memenuhi kriteria valid
dan reliabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian telah
layak digunakan untuk mengambil data penelitian (Ghozali, 2013).
E. Hasil Analisis Deskriptif
Hasil statistik analisis deskriptif terhadap variabel penelitian dapat dilihat
Tabel 4.7
Statistik deskriptif variabel citra merek global
Indikator Variabel Mean Kriteria Adidas merupakan merek yang terkenal 3,76 Tinggi Adidas adalah merek dengan gengsi yang tinggi 3,70 Tinggi Adidas adalah merek yang mudah diingat 3,77 Tinggi Adidas adalah merek dengan reputasi yang
tinggi
3,68 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa Adidas merupakan
merek yang mudah diingat adalah indikator dengan skor tertinggi, diikuti
oleh Adidas adalah merek yang terkenal, Adidas adalah merek dengan
gengsi tinggi, dan terakhir Adidas dengan reputasi tinggi. Berdasarkan
skor diatas rata-rata responden merasa bahwa Adidas merupakan merek
yang terkenal, memiliki gengsi yang tinggi, mudah diingat, dan memiliki
reputasi yang tinggi. Artinya responden merasa bahwa Adidas memiliki
citra merek global yang tinggi.
Tabel 4.8
Statistik deskriptif variabel positive word of mouth
Indikator Variabel Mean Kriteria Sering mengatakan hal positif tentang sepatu
Adidas made in Indonesia
3,45 Tinggi
Sering merekomendasikan sepatu Adidas made in Indonesia kepada orang lain
3,45 Tinggi
Sering mengajak orang lain untuk membeli sepatu merek Adidas made in Indonesia kepada orang lain
3,67 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa responden yang sering
mengajak orang lain untuk membeli sepatu Adidas made in Indonesia
sering mengatakan hal positif tentang Adidas made in Indonesia dan
responden yang sering merekomendasikan Adidas made in Indonesia
kepada orang lain dengan skor yang sama 3,45. Berdasarkan skor diatas
rata-rata responden mengatakan hal-hal positif, merekomendasikan, dan
mengajak orang lain untuk membeli sepatu merek Adidas made in
Indonesia. Artinya rata-rata responden menyebarkan positive word of mouth dari merek Adidas made in Indonesia kepada orang lain.
Tabel 4.9
Statistik deskriptif variabel perpsepsi negara manufaktur
Indikator Variabel Mean Kriteria Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di
Indonesia sebagai negara dengan tingkat pendidikan dan teknologi yg tinggi
3,29 Cukup
Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di Indonesia sebagai negara yg inovatif dalam desain produk
3,22 Cukup
Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di Indonesia sebagai negara dengan reputasi baik
3,33 Cukup
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa indikator negara dengan
reputasi baik mendapatkan skor tertinggi diikuti oleh indikator negara
dengan tingkat pendidikan dan teknologi yang tinggi dan yang terakhir
negara yang inovatif dalam desain sepatu. Berdasarkan skor diatas
rata-rata responden merasa bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat
pendidikan dan teknologi yang tinggi, inovatif dalam desain sepatu, dan
negara yang mempunyai reputasi yang baik. Artinya bahwa responden
beranggapan jika sepatu merek Adidas dengan label made in Indonesia
Tabel 4.10
Statistik deskriptif variabel keputusan pembelian
Indikator Variabel Mean Kriteria Sepatu Adidas made in Indonesia unggul
dipasaran
3,47 Tinggi
Sepatu Adidas made in Indonesia produknya berkualitas
3,59 Tinggi
Sepatu Adidas made in Indonesia harganya terjangkau
3,31 Cukup
Sepatu Adidas made in Indonesia mudah didapatkan dipasaran
3,36 Cukup
Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa sepatu Adidas made in
Indonesia merupakan produk yang berkualitas adalah indikator dengan
skor tertinggi, diikuti oleh sepatu Adidas made in Indonesia produknya
unggul, sepatu Adidas made in Indonesia mudah didapatkan dipasaran,
dan terakhir sepatu Adidas made in Indonesia harganya terjangkau.
Berdasarkan skor diatas rata-rata responden merasa bahwa sepatu Adidas
made in Indonesia merupakan produk yang berkualitas, unggul dipasaran,
mudah didapatkan dipasaran, dan harganya terjangkau. Artinya rata-rata
responden cukup puas atas keputusan pembelian sepatu merek Adidas
made in Indonesia yang dilakukannya.
F. Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
menggunakan 3 variabel independen yang terdiri dari karakteristik merek,
karakteristik perusahaan dan karakteristik pelanggan merek terhadap
variabel dependen loyalitas pelangan. Mengunakan bantuan program SPSS
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien
Variabel Dependen : keputusan pembelian Adjusted R = 0,602
G. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)
Pengujian hipotesis yang ada pada penelitian ini di uji dengan
analisis statistik yaitu uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)
dan uji koefisien determinasi (R²). Berdasarkan hasil analisis tersebut hasil
yang diperoleh adalah:
1. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistic t)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
masing-masing variabel citra merek global, positive word of mouth, persepsi negara manufaktur, terhadap keputusan pembelian. Dasar
pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai
signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5%.
Apabila nilai sig lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% (sig< α), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).
Berdasarkan tabel 4.10 dari ketiga variabel independen yang dimasukkan
ke dalam model regresi mempunyai signifikansi pada 0,05. Dari hal ini
persepsi negara manufaktur, berpengaruh terhadap keputusan pembelian
pada tingkat signifikansi 5%.
a. Pengaruh variabel citra merek global terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil analisis dengan bantuan
statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi citra merek global sebesar 0,216 dengan nilai sig sebesar 0,012< 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik merek berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila citra
merek global meningkat maka keputusan pembelian juga meningkat
sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil pengujian
ini menyatakan bahwa Ha 1 diterima.
b. Pengaruh variabel positive word of mouth terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil analisis dengan bantuan
statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi positive word of mouth sebesar 0,252 dengan nilai sig sebesar 0,004 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila
positive word of mouth meningkat maka keputusan pembelian juga
meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil
pengujian ini menyatakan bahwa Ha 2 diterima.
c. Pengaruh persepsi negara manufaktur terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas hasil analisis dengan bantuan
negara manufaktur sebesar 0,447 dengan nilai sig sebesar 0,000< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi negara manufaktur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya
apabila persepsi terhadap negara manufaktur meningkat maka keputusan
pembelian juga meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan
demikian, hasil pengujian ini menyatakan bahwa Ha 3 diterima.
2. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Berdasarkan pada tabel 4.11 hasil perhitungan uji determinasi yang
terlihat besarnya koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah sebesar 0,589 hal ini berarti 60,2 % variasi keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh variabel global brand image, positive word of mouth, dan
country of origin. Sedangkan sisanya (100 % - 63 %) = 37 % dapat
dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan di atas.
H. Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini seara ringkas
ditunjukan pada tabel 4.11, berikut ini penjelasan selengkapnya :
1. Pengaruh citra merek global terhadap keputusan pembelian
Berdasarkan hasil regresi berganda yang sudah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa, citra merek global mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in
Indonesia. Citra merek Adidas sebagai produsen sepatu dengan teknologi