• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu Adidas di Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu Adidas di Yogyakarta)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

THE EFFECT OF GLOBAL BRAND IMAGE, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPTION COUNTRY OF MANUFACTURE ON THE DECISION OF BUYING BRAND ADIDAS MADE IN INDONESIA SHOES

(A Study On The User Adidas Made in Indonesia in Yogyakarta)

Disusun Oleh :

FERRY KUSUMA APRIANSYAH PUTERA 20120410082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

THE EFFECT OF GLOBAL BRAND IMAGE, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPTION COUNTRY OF MANUFACTURE ON THE DECISION OF BUYING BRAND ADIDAS MADE IN INDONESIA SHOES

(A Study On The User Adidas Made in Indonesia in Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

FERRY KUSUMA APRIANSYAH PUTERA 20120410082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

Dengan ini saya,

Nama : Ferry Kusuma Apriansyah Putera Nomor Mahasiswa : 20120410082

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu

Adidas di Yogyakarta)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 06 Oktober 2016

(4)

sebagaimana kesuksesan tidak akan ada tanpa usaha”.

(Khalid Al Mushlih)

“Janganlah takut menghadapi masa depan, jangan pula menangis untuk masa lalumu”.

(Percy Bysshe Shelley)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap”.

(QS. Al-Insyirah,6-8)

“ Jangan bosan dan jangan menarik diri, karena keberhasilan terdapat diantara kegagalan dan kebosanan”.

( Ali Bin AbiThalib )

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna”.

(5)

mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan saya dan membesarkan saya sampai dapat menyelesiakan skripsi ini.

 Alm Heru Tri Waluyo S.Si, anda ayah terkeren !!!. Semoga skripsi ini menjadi amal jariah ayah disana. Aamiin

 Hendro Sampurno, terima kasih pakde paling hebat, sudah mau menggantikan posisi almarhum ayah saya dalam mendidik saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

 Terima kasih keluarga besar Sukoco Djayengwignyo atas dukungan dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai.

 Bude wiwik, pakde Dodo, dan keluarga besar Mulyono, terima kasih atas doa dan dukungannya.

 Muhammad Rizza Perdana Kusuma, saudara yang selalu menjadi tolak ukur dan motivasi saya untuk terus berkembang, dan terima kasih atas sumbangan dana sehingga skripsi ini dapat selesai.

 Alvin Syaiful Hidayat dan Muhammad Ihsanuddin, teman yang saya kenal pertama kali di kampus tercinta ini, terima kasih dukungan dan motivasinya dan semoga persaudaraan kita bisa terus berlanjut.

 Mahdianoor dan Adimas Fauzan, terima kasih atas pinjaman laptop ketika laptop saya rusak, dan hiburan malam main PES yang sangat berguna untuk merefresh otak yang jenuh dengan skripsi.

 Nisa Ilma, terima kasih mau meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing saya dalam menggunakan SPSS.

 Teman-teman Lombok Tiren, Ihsan, Naila, Manda, Azar, Andri, Yodika atas dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

(6)

berkah dan limpahan rahmat-Nya dalam penulis skripsi dengan judul “Pengaruh

Citra Merek Global, Positive Word of Mouth, Persepsi Negara Manufaktur Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Adidas Made in Indonesia”

dapatdiselesaikan dengan baik.

Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan

masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan serta sebagai

masukan bagi penelitian selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari

bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petuntuk dan

kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Retno Widowati PA.,M.Si.,Ph.D. selaku ketua prodi Manajemen yang

telah memberikan petuntuk dan kemudahan selama penulis menyelesaikan

studi.

3. Ibu Drs. Siti Dyah Handayani, M.M. selaku dosen pembimbing, terima

kasih atas segala waktu, pengertian dan kesabaran yang telah memberikan

(7)

5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna karena

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, Oktober 2016

(8)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Keputusan pembelian ... 9

2. Citra merek global ... 10

3. Persepsi negara manufaktur ... 11

4. Positive word of mouth …... 12

B. Penelitian Terdahulu ... 14

C. Hipotesis ... 16

D. Model Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 19

B. Jenis Data ... 19

(9)

2. Uji Reliabilitas ... 28

G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 29

1. Analisis Data ... 29

2. Uji Statitik t ... 30

3. Koefisien Determinasi ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Gambaran umum obyek ... 32

B. Hasil penyebaran kuesioner... 34

C. Karakteristik reponden ... 34

D. Uji Kualitas Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 38

3. Analisis deskriptif... 38

E. Uji Hipotesis dan Analisis Data... 42

1. Analisis Regresi Berganda ... 42

2. Uji t ... 42

3. Uji Koefisien Determinasi ... 44

F. Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 49

C. Keterbatasan Penelitian ... 49 DAFTAR PUSTAKA

(10)

Tabel 4.1 Klasifikasi Kuesioner……... 34

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 35

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas... 37

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas………... 38

(11)
(12)
(13)
(14)

pengguna sepatu Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Persepsi negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia.

(15)

the subject of the user Adidas made in Indonesia shoes on Yogyakarta. The sampling was conducted using purposive sampling technique. The data analysis was conducted using double linier regression analysis. Before the data was analyzed, the instrument quality was tested including validity and reliability tests. Global brand image affected positively and significantly on the decision to buy Adidas made in Indonesia shoes. Positive word of mouth affected positively and significantly on the decision to buyAdidas made in Indonesia shoes. Perception country of manufacture affected positive and significantly on the decision of buying Adidas made in Indonesia shoes.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu efek dari pasar terbuka adalah masuknya merek-merek

asing ke Indonesia. Ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh

produsen asing untuk memasukkan produknya ke negara lain, termasuk

negara Indonesia. Strategi paling rendah resikonya adalah eksport produk

ke pasar negara lain. Strategi lain adalah lewat pemberian ijin produksi

dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan

nama lisensi, resiko atas lisensi relatif kecil karena investasi di pasar

negara yang dimasuki tidak dilakukan oleh pemilik merek tersebut.

Modal ventura juga menjadi pilihan beberapa produsen asing untuk

memasukan produknya ke pasar luar negeri. Strategi masuk dengan

komitmen tinggi dikenal dengan nama Foreign Direct Investment atau investasi secara langsung di pasar luar negeri. Melalui strategi ini

produsen asing menginvestasikan modalnya secara langsung di pasar yang

akan dimasuki, atau dengan kata lain mereka memproduksi di pasar negara

yang dimasuki. Dalam ekonomi global ini, banyak sekali perusahan yang

produksi diluar negeri. Perusahaan multinasional melakukan proses

relokasi dengan memindahkan basis produksinya dari negara maju ke

(17)

Biaya produksi yang lebih rendah akan membuat perusahaan dapat

bersaing di pasar global dan memenuhi permintaan pasar. Fenomena

tersebut membuat adanya pembagian kerja baru yang lebih

menguntungkan negara berkembang, terutama dalam hal internasionalisasi

modal dan penyerapan teknologi (Hadiwinata, 2002). Sejak perusahaan

melakukan manufaktur ke negara-negara berkembang, peneliti pemasaran

mulai membahas topik country of manufacture dan membuat perbedaan antara country of origin dan country of manufacture (Hamzaoui, 2006).

Merek-merek utama di pasar dunia sangat luas dan citra merek

dapat dikaitkan dengan citra suatu negara. Ketika produk tersebut sudah

tidak diproduksi oleh negara asalnya melainkan diproduksi di negara lain

tentunya konsumen tidak hanya mengevaluasi dari negara asal merek

namun juga dari negara manufaktur. Penting bagi perusahaan

multinasional untuk menentukan negara mana yang akan dipilih sebagai

negara manufaktur. Hal itu dikarenakan setiap negara mempunyai citra

yang berbeda-beda bagi setiap konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh (Shergill dan Lisha, 2009)

menyatakan bahwa ketika konsumen mempunyai persepsi yang baik

terhadap negara yang menjadi country of orogin maka persepsi kualitas terhadap produk akan semakin bagus.

Penggunaan merek pada berbagai produk telah dilakukan sejak

(18)

pemasaran modern saat ini, peranan merek menjadi semakin penting.

Semakin ketatnya persaingan antar produk dalam kategori yang sama

membuat merek menjadi alat utama yang membedakan antar satu produk

dengan produk yang lain. Bahkan, dalam kasus yang lebih ekstrim hanya

merek yang dapat membedakan suatu produk dengan produk yang lain.

Produk menjelaskan atribut inti sebagai suatu komoditi yang

dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan spesifikasi pelanggannya.

Peranan merek salah satunya yaitu menjembatani suatu perusahaan

terhadap harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu terhadap

konsumen. Harapan konsumen tersebut harus diwujudkan secara nyata

oleh merek tersebut agar menimbulkan kepercayaan merek terhadap suatu

produk tersebut. Menurut Lau dan Lee (1999) terdapat tiga faktor yang

mempengaruhi kepercayaan merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan

tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen.

Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan

pembuat merek, dan konsumen. Citra merek global sering kali dijadikan

bahan pertimbangan oleh konsumen ketika mengevaluasi fungsi dan

kualitas produk. Persepsi konsumen terhadap citra suatu negara dan suatu

merek dapat memengaruhi minat beli dan keputusan pembelian produk.

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen

masing-masing mendapatkan manfaat dari citra merek global. Bagi perusahaan,

citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan

(19)

global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para

pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek

global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana

yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan

dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.

Kotler & Keller (2012) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi minat beli terdiri dari dua faktor eksternal, yaitu perilaku

orang lain dan situasi yang tidak terduga. Minat dianggap sebagai

rangsangan internal yang kuat dan memotivasi tindakan. Minat beli

berawal dari ketertarikan dan keinginan konsumen untuk membeli suatu

produk. Indikator untuk mengukur minat beli, yaitu:

1) Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu

produk (barang atau jasa).

2) Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik

pada konsumen.

3) Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk menginginkan atau memiliki

produk tersebut.

4) Keyakinan, keyakinan akan timbul pada diri konsumen terhadap produk

tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk

memperoleh produk yang disebut dengan tindakan pembelian.

5) Keputusan

(20)

menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya. Terdapat

dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader.Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi

satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar

belakang yang sama dan tidak berbadan hukum.

Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga,

teman dekat serta,rekan kerja. Lebih lanjut Brown et.al (2005) mengatakan Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau

perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan

opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan

produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan

melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut

dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan

untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and

Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan

evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan

(21)

proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan

mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu.

Pada perkembangannya, sepatu bukan hanya untuk sekedar alas

kaki saja, akan tetapi menjadi sebuah trend fashion tersendiri. Sekarang ini

mulai banyak sekali merek-merek sepatu yang bermunculan. Merek-

merek asing seperti Adidas, Nike, Puma, atau Reebok masih menguasai

pasar sepatu untuk kalangan anak muda, khususnya di Indonesia. Pada

penelitian ini, yang digunakan sebagai setting penilitan adalah merek

Adidas. Adidas adalah perusahaan sepatu asal Jerman, selama lebih dari

80 tahun lamanya grub Adidas telah menjadi bagian dari dunia olahraga

dengan menawarkan sepatu, pakaian, serta beragam aksesoris pelengkap

olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grub Adidas

telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga

dan menawarkan portofolio yang begitu luas dari segi produk diseluruh

dunia. Strategi grub Adidas sangatlah simpel dengan memperkuat brand

secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta

keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya

dipantau langsung oleh pimpinan grub di Jerman. Pada tahun 2013 grub

Adidas menyatakan keuntungan pendapatan mereka pada tahun tersebut sebesar €14,49 milyar.

PT Panarub Dwikarya tengah menggarap aneka model sepatu bola

untuk kebutuhan World Cup 2010. Tentu ada kebanggaan tersendiri

(22)

Afrika Selatan oleh pemain sepakbola top dunia. Siapa sangka,

sepatu-sepatu sepakbola dan olahraga kelas dunia merek Adidas yang kerap

dipakai para pesebakbola kesohor, dibuat di pinggiran Kota Jakarta.

Adalah PT Panarub Dwikarya, perusahaan alas kaki yang berlokasi di

Jalan Benoa Raya, Pabuaran Tumpeng, Karawaci, Tangerang, yang

memproduksinya.

Bagi peneliti topik ini sangat menarik karena banyak terjadi

fenomena dalam persaingan merek. Apakah dengan citra merek global

pada suatu merek produk tertentu, dan adanya positive word of mouth tentang produk, serta pengaruh persepsi kualitas dari negara manufaktur

akan mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen pada merek

produk tertentu dalam hal ini adalah merek Adidas. Hal tersebut yang

membuat peneliti tertarik memilih judul penelitian ini.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh citra merek global terhadap keputusan

pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?

2. Apakah ada pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?

3. Apakah ada pengaruh negara manufaktur terhadap keputusan

(23)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pendahuluan dan rumusan masalah penelitan

yang sudah diuraikan peneliti, maka tujuan penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh citra merek global terhadap

keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh negara manufaktur terhadap

keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

A. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menguatkan teori yang ada,

mengenai citra merek global, positive word of mouth dan efek negara manufaktur dalam mempengaruhi keputusan pembelian suatu merek

produk.

2. Manfaat praktis

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumber

informasi yang berguna dalam menentukan strategi dan mengambil

(24)

BAB II

Landasan Teori

a. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan

untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and

Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan

evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan

merek tertentu yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu

proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan

mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut

Dharmmesta dan Handoko (2000), setiap keputusan membeli memiliki

struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk,

bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara

pembayaran. Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa

tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya

melalui lima tahap dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh

Kotler and Keller (2012), yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives), keputusan pembelian (purchase decision), dan

(25)

b. Citra Merek Global

Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari

sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak

langsung lainnya (Simamora, 2000). Perusahaan multinasional dan

pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan

unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan (Kotler

and Keller, 2012). Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal

dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau

perusahaan.

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen

masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan,

citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan

produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek

global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para

pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek

global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana

yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan

dan pengalaman mengenai produk yang berbeda. Sugiharti (2012) juga

menyebutkan bahwa ada tiga komponen dalam pembentukan citra merek

(26)

1) Citra perusahaan, kumpulan persepsi konsumen terhadap perusahaan

yang memproduksi barang atau jasa.

2) Citra produk, sekumpulan persepsi konsumen mengenai suatu produk.

3) Citra pengguna, kumpulan persepsi konsumen terhadap pengguna yang

menggunakan suatu barang atau jasa.

Seiring dengan kehidupan konsumen yang berubah menjadi

semakin rumit, tergesa-gesa, dan tidak banyak waktu yang tersedia,

kemampuan global brand untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi risiko menjadi sangat berharga (Kotler and Keller, 2012). Citra merek global yang positif dapat menimbulkan

keinginan konsumen untuk membeli produk dan membantu konsumen

dalam menyeleksi alternatif pilihan yang tersedia sebelum akhirnya

memutuskan untuk membeli. Sebaliknya, merek yang telah mendunia

namun memiliki citra yang negatif dapat mengurangi minat beli konsumen

dan kesempatan produk tersebut untuk dipilih oleh konsumen berkurang.

c. Negara manufaktur

Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of

origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006).

(27)

diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014). Pada

awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau

country of manufacture (COM). Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk

tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing

dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu

menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya

dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya

(negara asalnya) adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan

merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO (Chao

dalam Listiana 2014).

d. Positive Word Of Mouth

Menurut Sumardi dalam Sari (2012) word of mouth adalah kegiatan

pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,

mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk

kepada calon konsumen lainnya. Terdapat dua sumber utama yang

menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain

untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang

(28)

Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman

dekat serta, rekan kerja. Menurut Shimp (2003) opinion leader adalah seseorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang

visibel dan individu lainnya. Shimp (2003) juga berpendapat bahwa

seorang pemimpin opini juga mempunyai fungsi penting yaitu: mereka

memberi informasi kepada orang lain tentang produk-produk baru, mereka

memberikan saran serta mengurangi persepsi resiko yang diterima oleh

pengikutnya dalam pembelian produk baru, dan mereka menawarkan

umpan balik positif untuk mendukung atau memperjelas keputusan yang

telah diambil oleh pengikut. WOM marketing adalah seni atau ilmu membangun komunikasi yang baik dan saling menguntungkan dari

konsumen ke konsumen maupun konsumen ke produsen. Dalam arti yang

luas komunikasi WOM termasuk beberapa informasi tentang suatu target objek (misalnya perusahaan atau merek) yang dipindahkan dari satu

individu kepada individu lain baik secara langsung maupun melalui media

komunikasi lain (Brown, Barry, Dacin, and Gunst 2005).

Lebih lanjut Brown et.al (2005) mengatakan Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai

pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau perusahaan

tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan opininya

mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka

(29)

melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan melakukan rekomendasi

kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas

perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tati, Suharyanto, dan

Yulianto (2015) pengaruh negara asal adalah negatif dan signifikan

terhadap minat beli konsumen terhadap suatu merek. Pengaruh negatif

negara asal terhadap minat beli dapat terjadi ketika negara asal yang

dipersepsikan negatif oleh konsumen lebih ditekankan atau dimunculkan

dalam strategi pemasaran produk. Citra merek global terbukti memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen

terhadap suatu produk. Negara asal tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keputusan pembelian, karena banyak hal yang

dipertimbangkan oleh konsumen sebelum memilih suatu produk,

sayangnya negara asal bukanlah faktor yang pertama yang

dipertimbangkan oleh konsumen.

Konsumen lebih mementingkan merek, harga, kualitas produk, dan

spesifikasi dari pada faktor country of origin. Dalam pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, citra merek global memberikan pengaruh

positif dan signifikan. Dalam penelitian ini, minat beli konsumen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian seorang

(30)

keputusan pembelian untuk suatu merek produk tertentu. Tidak ada

perbedaan untuk persepsi antar konsumen disetiap negara mengenai

country of origin, global brand image, dan keputusan pembelian. Pada penelitian Yuliana (2013) menyatakan bahwa strategi word of mouth yang

paling mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen adalah

dimensi talking karena dengan talking maka langsung dapat mempengaruhi konsumennya.

Hasil penelitian Mahendrayasa, Kumadji, abdilah (2014)

menunjukkan bahwa variabel word of mouth yang terdiri dari indikator reference group dan opinion leader berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan adanya penyampaian pesan dari orang lain

disekitarnya seseorang akan dapat mendapatkan informasi lebih tentang

kartu selular GSM IM3, dan hal tersebut akan menjadi bahan masukan

untuk seseorang sebelum melakukan pembelian. Dengan informasi dari

orang disekitarnya, seseorang akanmengetahui bagaimana kondisi dari

suatu produk yang dalam hal ini yaitu kartu selular GSM IM3, baik dari

segi kualitas, ketersediaan produk, maupun keterjangkauan tarif yang akan

diberikan oleh kartu selular GSM IM3. Dengan menerima berbagai

masukan dari orang lain diharapkan akan dapat memudahkan seseorang

dalam menentukan keputusan pembeliannya, sehingga akan dapat

mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan keputusan pembelian

(31)

B. Hipotesis

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen

masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan,

citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan

produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek

global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para

pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek

global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana

yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan

dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.. Jika melihat dari teori

tersebut dengan citra merek global yang kuat maka konsumen akan mudah

mengingat merek tersebut dan membantu dalam mengambil keputusan

dalam pembelian suatu merek. Dari teori tersebut dapat disimpulkan

hipotesis:

H1: citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan

atau perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan

menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai

positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai

(32)

berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan

melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut

dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

H2: positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Negara manufaktur didefinisikan sebagai penilaian pelanggan

secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan

informasi yang diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana

2014)

H3: Negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

C. Model Penelitian

Model penelitian terdiri dari beberapa variabel.Variabel penelitian

adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel yang digunakan dalam

penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas),

yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2)

variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskandan dipengaruhi

oleh variabel dependen dan variabel pemoderasi. Jadi, penelitian ini

(33)

word of mouth dan persepsi negara manuaktur yang mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Dibawah ini merupakan

gambar model penelitian ini:

H1

H2

H3

Gambar 2.1

Model penelitian pengaruh ctra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur terhadap kepuasan pelanggan

Citra merek global

positive word of mouth

Persepsi negara manufaktur

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Obyek Penelitian

Obyek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan

sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, obyek

penelitian yang peneliti ambil adalah pengguna sepatu Adidas made in

Indonesia di Yogyakarta. Pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia

dalam penelitian ini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia.

b. Jenis Data

Data dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer adalah data

yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui

survey lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu

yang dibuat secara khusus untuk itu. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner

yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target

sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu

pemilik atau pengguna sepatu merek Adidas made in Indonesia.

Pertanyaan tertutup (Close-ended questions), yaitu pertanyaan yang tidak

(35)

penjang lebar atau yang singkat. Hanya perlu dijawab dengan betul atau

salah dan di ukur dengan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala

psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala

yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Penelitian ini

mengunakan sejumlah statement dengan skala Linkert yang menunjukkan

setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut.

1 = sangat tidak setuju

2 = tidak setuju

3 = netral

4 = setuju

5 = sangat setuju

Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden

dan obyek.Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda

dari tiap–tiap responden.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Definisi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2007). Penarikan sampel adalah proses

memilih jumlah yang cukup dari populasi untuk mempelajari dan

memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga peneliti dapat

merealisasikan karakter dari elemen populasi. Teknik pengambilan sampel

(36)

sampel penelitian. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).

Menggunakan teknik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria

yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam perumusan

kriteriannya, sampel tersebut antara lain yang dijadikan sampel merupakan

pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia, pengguna sepatu Adidas

disini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. Sebagian besar anggota

komunitas tersebut sangat memahami kelebihan sebuah sepatu yang

diproduksi di Indonesia bahkan dapat membedakan sepatu yang

diproduksi dari negara satu dengan negara lain tanpa melihat identitas

pembuat yang ditempel disepatu.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah metode survey dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan

yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai

dengan permintaan pengguna. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini

bersifat terbuka. kuesioner yang bersifat terbuka artinya responden bebas

mengisi jawaban kuesioner adanya jawaban yang sudah dirumuskan.

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan

kuesioner kepada anggota komunitas sneaker Indonesia yang

(37)

seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk memperoleh

data penelitian. metode kuesioner ini digunakan untuk meperoleh data

penelitian. Pengukuran skala dalam kuesioner tersebut adalah dengan

menggunakan skala Likert.

e. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel

independen dan dependen.Variabel independen dalam penelitian ini terdiri

dari citra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur Variabel dependen adalah keputusan pembelian. Definisi

masing-masing variabel sebagai berikut

1. Variabel Independen

a. Citra merek global

Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari

sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak

langsung lainnya (Simamora, 2000). Perusahaan multinasional dan

pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan

unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan (Kotler

and Keller, 2012). Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal

dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau

(38)

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen

masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar

membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk

citra merek global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di

antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu,

citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan

merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam

mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.

b. Positive word of mouth

Menurut Sumardi dalam Sari (2012) word of mouth adalah kegiatanpemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan,

mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk

kepada calon konsumen lainnya.Terdapat dua sumber utama yang

menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain

untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang

sama dan tidak berbadan hukum. Apabila pelanggan menyebarkan

opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan

(39)

melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut

dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

d. Persepsi negara manufaktur

Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of

origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006).

Country Of Origin Manufacture adalah penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang

diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014). Pada

awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau

country of manufacture (COM). Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk

tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing

dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu

menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya

dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya

(negara asalnya) adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan

merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO (Chao

(40)

1. Variabel Dependen

Keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli

merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan evaluasi

alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan merek tertentu

yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui

konsumen setelah mengumpulkan informasi dan mengevaluasi alternatif

pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut Dharmmesta dan

Handoko (2000), setiap keputusan membeli memiliki struktur sebanyak

tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk, bentuk produk,

merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran.

Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa tahapan dalam

proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya melalui lima tahap

dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh Kotler and Keller (2012), yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian

informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of

(41)

Tabel 3.1

Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya NO

.

VARIABLE DEFINISI INDIKATOR SUMBER

(42)

(Brown, Barry,

f. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Pengujian dengan SPSS yang pertama dilakukan adalah uji validitas. Uji

validitas daftar pertanyaan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sah

(43)

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan untuk

mengukur konsistensi butir-butir pertanyaan sehingga dapat

menggambarkan indicator yang diteliti. Suatu instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan

data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas

kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing -

masing item pertanyaan dengan total skor pada konstruknya sehingga

disebut analisis butir/item. Pengukuran validitas menggunakan uji

Spearman dengan bantuan SPSS sampai diperoleh hasil yang valid. Proses pengujian ini dilakukan berulang kali jika terdapat item peryataan yang

tidak valid, hal ini dilakukan bertujuan menghilangkan satu persatu item

peryataan yang memiliki nilai sig. (2 tailed) diatas 0,05 sampai diperoleh nilai yang valid yaitu sig. (2 tailed) di bawah 0,05 (Ghozali, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing kehandalan “Cronbach’s

Alpha” yang akan menunjukkan ada tidaknya konsistensi antara pertanyaan dan sub bagian kelompok pertanyaan. Konsistensi internal,

(44)

untuk mengukur contruct. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013).

g. Analisis data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan sutu analisis yang mendiskripsikan atau

memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data populasi atau

sampel sebagaimana adanya tanpa melakukan analisa dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2004). Analisis berupa

penyajian data dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik,

diagram lingkaran, dan pictogram. Dalam penjelasan kelompok melalui

modus, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simoangan baku

yaitu menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dari job involvement,

komitmen organisasional dan kinerja. Pengukuran atas jawaban responden

dalam penelitian ini digunakan interval sebagai berikut :

Interval =

Interval =

Berdasarkan interval diatas, maka interpretasi dari nilai kelas-kelas

interval atas jawaban responden adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala interval

Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Rendah

Nilai maksimum – Nilai minimum Kelas Interval

(45)

2,60 – 3,39 Cukup 3,40 – 4,39 Tinggi 4,40 – 5,00 Sangat Tinggi

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka

digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis

regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel

dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel

penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi

rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai

variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2013). Untuk regresi yang

variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga

regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai

variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut

regresi berganda.

c. Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel-variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara terpisah. Pengujian ini

digunakan untukmengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing

variabel karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik

pelanggan merek terhadap loyalitas pelanggan. Dasar pengambilan

keputusan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil

perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5%. Apabila nilai sig

(46)

bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013).

d. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang

kecil dapat diartikan bahwa kemampuan menjelaskan variabel-variabel

independen dapat menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Sedangkan

nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013). Kelemahan penggunaan koefisien

determinasi adalah bias terhadap variabel terikat yang ada dalam model,

oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sejarah merek sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun

1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik ibunya. Waktu itu Adi

Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga.

Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis

kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan “Dassler Brother

OGH” yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang. Komitmen Adi

Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brother sebagai produsen sepatu

berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa

itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brother adalah

ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada

tahun 1936 dengan sepatu buatan Dassler.

Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan

masing-masing membuat merek sepatu sendiri. Rudolf membuat merek

sepatu Puma sedangkan Adi membuat merek Adidas. Pengambilan nama

Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama

depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni “das” sehingga

menjadi kata Adidas. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan

pertelevisian, Adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti

(48)

Pada tahun 1968, ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan

insentif pajak baru untuk perusahaan lokal, Bapak Lucas Sasmito

menyadari peluang yang diberikan pemerintah ini. Beliau mendirikan PT

Pan Asia Rubber untuk memproduksi spon karet dan sandal jepit. Merek sandal ˜Lily" dengan cepat menjadi nama produk rumah tangga di

Indonesia dan pada tahun 1979 perusahaan yang saat ini disebut PT

Panarub Industry sudah merambah ke produk sepatu olah raga. Berkat

fokus yang kuat pada kualitas, Panarub berhasil dalam mengekspor

produk-produknya ke pasar-pasar negara maju seperti Eropa dan Amerika

Serikat.

Pada tahun 1988 Panarub membentuk suatu kemitraan bisnis

dengan adidas. Hal ini menggambarkan suatu tonggak pencapaian yang

besar bagi perusahaan dan tak lama kemudian menetapkan kompetensinya

dalam pembuatan sepatu-sepatu sepakbola berkualitas sangat tinggi.

Sebagai hasilnya, Panarub ditunjuk sebagai "Football Speciality Centre"

(Pusat Khusus Produk Sepakbola) untuk merek adidas.

Sekarang dipimpin oleh putera Bapak Lucas, Hendrik Sasmito,

Panarub sudah bertumbuh menjadi 25 lini produksi berteknologi tinggi

dengan lebih dari 11.000 karyawan terampil yang memproduksi

sepatu-sepatu profesional yang berkualitas tinggi untuk olahragawan dan

olahragawati di seluruh dunia. Beberapa dari kontribusi yang paling

(49)

Piala Dunia 2006 di Jerman. Keduanya dicapai dengan sukses luar biasa.

Hasil produksi Panarub sudah bertumbuh secara konstan setiap tahunnya,

dan pada tahun 2011 kami sudah memproduksi lebih dari 12,6 juta pasang

sepatu untuk pasar dunia.

B. Hasil Penyebaran Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna sepatu merek

Adidas made in Indonesia, yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia.

Anggota komunitas ini sangat teliti dalam membedakan sepatu antara

produksi Indonesia dengan produksi negara lain. Didalam komunitas ini

juga mempunyai banyak jaringan untuk mendapatkan sepatu Adidas

produksi Indonesia itu sendiri, karena sepatu Adidas yang diproduksi oleh

Indonesia tidak dijual di Indonesia melainkan di luar Indonesia. Kriteria

responden penelitian ini minimal sudah memakai sepatu merek Adidas

produksi Indonesia selama satu bulan. Penelitian ini menggunakan data

dari kuesioner, dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 100 yang

kuesioner yang kembali sebanyak 100, jadi responden rate 100%. Berikut

ini perhitungan tingkat pengembalian kuesioner yang disajikan dalam table

dibawah ini

Table 4.1 Klasifikasi Kuesioner

(50)

Berdasarkan penjelasan table 4.1 diatas menunjukan bahwa dari

100 kuesioner yang disebarkan pada responden, kuesioner yang kembali

sebanyak 100 kuesioner dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis

sebanyak 100 kuesioner yang selanjutnya data tersebut akan diolah

menggunakan SPSS.

C. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu berdasarkan

jenis kelamin, usia antara 17-40 tahun dan lama pemakaian. Distribusi

frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 4.2

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)

1. Laki-laki 100 100

2. Perempuan 100 100

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak

dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62

responden dengan presentasi 62% dan jenis kelamin perempuan sebanyak

38 responden dengan presentase 38%.

Tabel 4.3

Karakteristik responden berdasarkan usia

No. Usia Frekuensi Presentase (%)

1. 17-22 tahun 41 41%

2. 23-28 tahun 50 50%

3. 29-35 tahun 9 9%

(51)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak

dalam penelitian ini adalah dengan usia 23-28 tahun dengan sebanyak 50

responden denganpresentasi 50% serta ring usia 17-22 tahun sebanyak 41

responden dengan presentase 41% dan usia 29-35 tahun sebanyak 9

responden dengan presentasi 9%.

Tabel 4.4

Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian

No. Lama pemakaian Frekuensi Presentase (%) 1. 1 bulan – 4 bulan 15 15% 2. 5 bulan – 8 bulan 33 33% 3. 9 bulan – 12 tahun 38 38%

4. > 1 tahun 14 14%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan lama pemakaian terbanyak

dalam penelitian ini adalah 9 bulan – 12 bulan yang berjumlah 38 dengan

presentase 38%, untuk pemakaian 1 bulan – 4 bulan sebanyak 15 dengan

presentase 15% lama pemakaian 5 bulan – 8 bulan sebanyak 33 dengan

presentasi 33% dan lebih dari 1 tahun pemakaian sebanyak 14 dengan

presentase 14%.

D. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Penelitian ini menggunakan uji kualitas instrumen. Untuk menguji

kualitas instrumen digunakan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

(52)

1. Uji Validitas

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Dengan sempel 30 responden untuk pengukuran

validitas menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS guna memperoleh hasil yang valid < 0,05 (Ghozali, 2013).

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel Item Koefisien Korelasi Sig Ket Citra

Berdasarkan data tabel 4.5 diketahui bahwa semua item-item peryataan

kuesioner mempunyai signifikansi < 0,05 adalah valid. Dengan demikian

(53)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan sebuah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator, variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Alat uji SPSS untuk

menguji reliabilitas dapat menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 (Ghozali, 2013)

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Citra merek global 0,814 Reliabel Positive word of mouth 0,707 Reliabel

Persepsi negara manufaktur

0,740 Reliabel

Keputusan pembelian 0,859 Reliabel

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diketahui bahwa semua variabel

penelitian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Maka dengan demikian instrumen penelitian ini telah memenuhi kriteria valid

dan reliabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian telah

layak digunakan untuk mengambil data penelitian (Ghozali, 2013).

E. Hasil Analisis Deskriptif

Hasil statistik analisis deskriptif terhadap variabel penelitian dapat dilihat

(54)

Tabel 4.7

Statistik deskriptif variabel citra merek global

Indikator Variabel Mean Kriteria Adidas merupakan merek yang terkenal 3,76 Tinggi Adidas adalah merek dengan gengsi yang tinggi 3,70 Tinggi Adidas adalah merek yang mudah diingat 3,77 Tinggi Adidas adalah merek dengan reputasi yang

tinggi

3,68 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa Adidas merupakan

merek yang mudah diingat adalah indikator dengan skor tertinggi, diikuti

oleh Adidas adalah merek yang terkenal, Adidas adalah merek dengan

gengsi tinggi, dan terakhir Adidas dengan reputasi tinggi. Berdasarkan

skor diatas rata-rata responden merasa bahwa Adidas merupakan merek

yang terkenal, memiliki gengsi yang tinggi, mudah diingat, dan memiliki

reputasi yang tinggi. Artinya responden merasa bahwa Adidas memiliki

citra merek global yang tinggi.

Tabel 4.8

Statistik deskriptif variabel positive word of mouth

Indikator Variabel Mean Kriteria Sering mengatakan hal positif tentang sepatu

Adidas made in Indonesia

3,45 Tinggi

Sering merekomendasikan sepatu Adidas made in Indonesia kepada orang lain

3,45 Tinggi

Sering mengajak orang lain untuk membeli sepatu merek Adidas made in Indonesia kepada orang lain

3,67 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa responden yang sering

mengajak orang lain untuk membeli sepatu Adidas made in Indonesia

(55)

sering mengatakan hal positif tentang Adidas made in Indonesia dan

responden yang sering merekomendasikan Adidas made in Indonesia

kepada orang lain dengan skor yang sama 3,45. Berdasarkan skor diatas

rata-rata responden mengatakan hal-hal positif, merekomendasikan, dan

mengajak orang lain untuk membeli sepatu merek Adidas made in

Indonesia. Artinya rata-rata responden menyebarkan positive word of mouth dari merek Adidas made in Indonesia kepada orang lain.

Tabel 4.9

Statistik deskriptif variabel perpsepsi negara manufaktur

Indikator Variabel Mean Kriteria Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di

Indonesia sebagai negara dengan tingkat pendidikan dan teknologi yg tinggi

3,29 Cukup

Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di Indonesia sebagai negara yg inovatif dalam desain produk

3,22 Cukup

Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di Indonesia sebagai negara dengan reputasi baik

3,33 Cukup

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa indikator negara dengan

reputasi baik mendapatkan skor tertinggi diikuti oleh indikator negara

dengan tingkat pendidikan dan teknologi yang tinggi dan yang terakhir

negara yang inovatif dalam desain sepatu. Berdasarkan skor diatas

rata-rata responden merasa bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat

pendidikan dan teknologi yang tinggi, inovatif dalam desain sepatu, dan

negara yang mempunyai reputasi yang baik. Artinya bahwa responden

beranggapan jika sepatu merek Adidas dengan label made in Indonesia

(56)

Tabel 4.10

Statistik deskriptif variabel keputusan pembelian

Indikator Variabel Mean Kriteria Sepatu Adidas made in Indonesia unggul

dipasaran

3,47 Tinggi

Sepatu Adidas made in Indonesia produknya berkualitas

3,59 Tinggi

Sepatu Adidas made in Indonesia harganya terjangkau

3,31 Cukup

Sepatu Adidas made in Indonesia mudah didapatkan dipasaran

3,36 Cukup

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa sepatu Adidas made in

Indonesia merupakan produk yang berkualitas adalah indikator dengan

skor tertinggi, diikuti oleh sepatu Adidas made in Indonesia produknya

unggul, sepatu Adidas made in Indonesia mudah didapatkan dipasaran,

dan terakhir sepatu Adidas made in Indonesia harganya terjangkau.

Berdasarkan skor diatas rata-rata responden merasa bahwa sepatu Adidas

made in Indonesia merupakan produk yang berkualitas, unggul dipasaran,

mudah didapatkan dipasaran, dan harganya terjangkau. Artinya rata-rata

responden cukup puas atas keputusan pembelian sepatu merek Adidas

made in Indonesia yang dilakukannya.

F. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan

menggunakan 3 variabel independen yang terdiri dari karakteristik merek,

karakteristik perusahaan dan karakteristik pelanggan merek terhadap

variabel dependen loyalitas pelangan. Mengunakan bantuan program SPSS

(57)

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien

Variabel Dependen : keputusan pembelian Adjusted R = 0,602

G. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

Pengujian hipotesis yang ada pada penelitian ini di uji dengan

analisis statistik yaitu uji signifikansi parameter individual (uji statistik t)

dan uji koefisien determinasi (R²). Berdasarkan hasil analisis tersebut hasil

yang diperoleh adalah:

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistic t)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh

masing-masing variabel citra merek global, positive word of mouth, persepsi negara manufaktur, terhadap keputusan pembelian. Dasar

pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai

signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5%.

Apabila nilai sig lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% (sig< α), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Berdasarkan tabel 4.10 dari ketiga variabel independen yang dimasukkan

ke dalam model regresi mempunyai signifikansi pada 0,05. Dari hal ini

(58)

persepsi negara manufaktur, berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pada tingkat signifikansi 5%.

a. Pengaruh variabel citra merek global terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil analisis dengan bantuan

statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi citra merek global sebesar 0,216 dengan nilai sig sebesar 0,012< 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik merek berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila citra

merek global meningkat maka keputusan pembelian juga meningkat

sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil pengujian

ini menyatakan bahwa Ha 1 diterima.

b. Pengaruh variabel positive word of mouth terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil analisis dengan bantuan

statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi positive word of mouth sebesar 0,252 dengan nilai sig sebesar 0,004 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila

positive word of mouth meningkat maka keputusan pembelian juga

meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil

pengujian ini menyatakan bahwa Ha 2 diterima.

c. Pengaruh persepsi negara manufaktur terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan tabel 4.11 di atas hasil analisis dengan bantuan

(59)

negara manufaktur sebesar 0,447 dengan nilai sig sebesar 0,000< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi negara manufaktur

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya

apabila persepsi terhadap negara manufaktur meningkat maka keputusan

pembelian juga meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan

demikian, hasil pengujian ini menyatakan bahwa Ha 3 diterima.

2. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Berdasarkan pada tabel 4.11 hasil perhitungan uji determinasi yang

terlihat besarnya koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah sebesar 0,589 hal ini berarti 60,2 % variasi keputusan pembelian dapat

dijelaskan oleh variabel global brand image, positive word of mouth, dan

country of origin. Sedangkan sisanya (100 % - 63 %) = 37 % dapat

dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan di atas.

H. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini seara ringkas

ditunjukan pada tabel 4.11, berikut ini penjelasan selengkapnya :

1. Pengaruh citra merek global terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan hasil regresi berganda yang sudah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa, citra merek global mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in

Indonesia. Citra merek Adidas sebagai produsen sepatu dengan teknologi

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1 Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya
Tabel 3.2 Skala interval
Table 4.1 Klasifikasi Kuesioner
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan kajian menunjukkan sistem ini berpotensi digunakan mengikut garis panduan yang telah ditetapkan oleh Jabatan Perancangan Bandar dan Desa (JPBD) dengan

-Ikan pipih (Pleuronectidae, Bothidae, Cynoglossidae, Soleidae, Scophthalmidae dan Citharidae), tidak termasuk hati dan telur :.. 0303.31.00.00 -- Halibut (Reinhardtius

Artikel ini bertujuan untuk mempelajari apakah jika ZoSS diterapkan di Kota Langsa ini akan merubah perilaku pengendara yang lewat di depan sekolah dengan mengurangi

Peta Areal Potensial untuk Pengembangan Pertanian Lahan Pasang Surut, Rawa dan Pantai.. Proyek Pendayagunaan Sumberdaya

Proses sintesis dilakukan dengan menggunakan katalis natrium hidroksida untuk pembentukan ion enolat yang berperan sebagai nukleofil sehingga dapat bereaksi dengan karbon pada

[r]

1. Beton precast dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan desain yang diinginkan. Beberapa bangunan yang lebih menonjolkan bentuk arsitektural akan sangat membutuhkan

Menurutt Rohatin (2011) sifat zeolit yang terpenting diantaranya adalah selektif, penukar ion, mempunyai sifat katalis yang tinggi. Perubahan sifat zeolit tergantung pada