SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASIO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN
PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2009-2011
OLEH
Fran Is Wanto 090503144
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Rasio Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Property & Real Estate
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 - 2011” adalah benar hasil
karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan
beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2013 Yang membuat pernyataan
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 – 2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Laverage, Cash Position dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan 6 perusahaan property & real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan Laverage, cash position, dan Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND PAYOUT RATIO TO PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON INDONESIA
STOCK EXCHANGE 2009 – 2011
The purpose of this research is to investigate the influence of Firm Size, Financial Leverage, Cash Position and Profitability to Dividend Payout Ratio (DPR) on Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This study used 6 Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test. T-test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.
The result of this research indicates that Firm Size has positive influence on Deviden Payout Ratio. Whereas Laverage, Cash Position dan Profitability haven’t simultaneously significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat
dan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi yang berjudul “ Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Rasio Pembayaran Deviden Pada Perusahaan Property & Real Estate Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam
rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S-1 Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Sepanjang penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan
semangat, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Yang teristimewa kepada kedua
orangtua saya Ayahanda E. Tarigan dan Ibunda S. Sinuraya. Terima kasih banyak
untuk cinta, kasih sayang, didikan dan dukungan berupa doa, nasehat, dan materi
yang di berikan kepada penulis. Semoga penulis dapat menjadi kebanggaan bagi
keluarga. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih
sebesar besarnya kepada pihak – pihak yang telah membantu penulis selama
penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku sekretaris Departemen Akuntansi
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra.
Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Zainal A.T. Silangit, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis
yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberi
petunjuk, pengarahan, bimbingan, dan bantuan dari awal hingga selesainya
skripsi ini.
5. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak selaku dosen Pembaca Penilai yang
telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam memberikan
masukan kepada saya.
6. Kepada adik saya Sri Nita dan Yosi Krisman, yang telah memberikan doa,
dukungan dan semangat kepada saya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Pembaca.
Medan, 2013 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 7
2.1.1 Deviden ... 7
2.1.1.1 Pengertian Deviden ... 7
2.1.1.2 Macam – macam Deviden ... 7
2.1.1.3 Prosedur Standar Pembayaran Deviden ... 9
2.1.2 Kebijakan Deviden ... 10
2.1.2.1 Pengertian Kebijakan Deviden ... 10
2.1.2.2 Teori Kebijakan Deviden ... 11
2.1.2.3 Kontroversi Kebijakan Deviden ... 13
2.1.2.4 Berbafai Macam Kebijakan Deviden ... 17
2.1.2.5 Jenis – Jenis Kebijakan Deviden ... 19
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden ... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 28
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.3 Variabel Penelitian ... 32
3.4 Metode Analisis Data ... 34
3.4.1.2 Uji Multikolinearitas ... 35
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 36
3.4.1.4 Uji Autokorelasi ... 37
3.4.2 Analisis Regresi ... 37
3.5 Pengujian Hipotesis ... 38
3.5.1 Koefisien Determinasi ... 38
3.5.2 Uji t ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 40
4.2 Hasil Analisis ... 41
4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 41
4.2.1.1 Uji Normalitas ... 42
4.2.1.2 Uji Multikolinearitasv ... 45
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 47
4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 48
4.2.1.5 Uji Koefisien Determinasi ... 49
4.2.2 Analisis Regresi ... 49
4.2.3 Uji Signifikan parsial (t) ... 52
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58
5.3 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul
Halaman
2.1 Tabel Penelitian Terahulu ... 26
3.1 Daftar Populasi &Perusahaan yang dijadikan Sampel ... 31
3.2 Tabel Autokorelasi ... 37
4.1 Descriptive Statistic ... 40
4.2 Uji Normalitas ... 43
4.3 Uji Multikolineritas ... 46
4.4 Uji Autokorelasi ... 48
4.5 Uji R Square . ... 49
4.6 Hasil Analisis Regresi ... 50
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul
Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 29
4.1 Uji Normalitas ( Histogram ) ... 44
4.2 Uji Normalitas ( Grafik Normal P-P Plot ) ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
i Daftar Populasi dan Sampel Penilitan ... 63
ii Data Variabel Penelitian ... 64
iii Data variabel Laverage ... 64
iv Data Variabel Cash Position ... 64
v Data Variabel Profitabilitas ... 65
vi Data Variabel Dividen Payout Ratio ... 65
vii Hasil Uji Statistik ... 65
viii Uji Normalitas ... 65
ix Uji Normalitas Histogram ... 66
x Grafik Plot Uji Normalitas ... 67
xi Uji Multikolinearitas ... 67
xii Uji Heterokedasitas ... 68
xiii Uji Autokorelasi ... 68
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP RASO PEMBAYARAN DEVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL
ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009 – 2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Financial Laverage, Cash Position dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penelitian ini menggunakan 6 perusahaan property & real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t. Uji t ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio, sedangkan Laverage, cash position, dan Profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DIVIDEND PAYOUT RATIO TO PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON INDONESIA
STOCK EXCHANGE 2009 – 2011
The purpose of this research is to investigate the influence of Firm Size, Financial Leverage, Cash Position and Profitability to Dividend Payout Ratio (DPR) on Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.
This study used 6 Property and Real Estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. The sample selection is done by using purposive sampling method. The data used are secondary data, obtained from the site www.idx.co.id and Indonesian Capital Market Directory (ICMD). The data collected will be analyzed by the method of data analysis done first before testing the assumptions of classical hypothesis testing. Testing the hypothesis in this study using multiple linear regression t test. T-test was aimed to determine the effect of free variables to the dependent variable partially.
The result of this research indicates that Firm Size has positive influence on Deviden Payout Ratio. Whereas Laverage, Cash Position dan Profitability haven’t simultaneously significant influence to Dividend Payout Ratio (DPR).
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan perkembangan berbagai jenis industri pada negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dalam bentuk ekuitas dan hutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. Dalam aktivitas di pasar modal, para investor memiliki harapan dari investasi yang dilakukannya, yaitu yang berupa dividen dan capital gain. Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya ke dalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain).
Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham dan Gapenski, 1996).
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaaninvestasi dimasa mendatang (Sartono, 2010). Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Prosentase dari laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut Dividend Payout Ratio (Andriyani, 2008).
Pengumuman dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan di masa yang akan datang adalah merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti.
Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan, sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam memprediksi kebijakan dividen. Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur dasar kebijakan dividen perusahaan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan antara lain ukuran perusahaan, leverage, cash position, dan profitabilitas.
Penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran
dividen sudah pernah dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh
(Hakim, 2007) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
rasio pembayaran deviden pada perusahaan manufaktur yang membagikan
deviden dan terdaftar di BEJ tahun 2003-2005. Sampel dalam penelitian ini terdiri
dari 30 perusahaan dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian tersebut peneliti
Penelitian lain juga dilakukan oleh (Jannati, 2011) mengenai pengaruh
profitabilitas, leverage, dan growth terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan manufaktur Consumer Goods Industry yang membayar dividen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2009-2010. Dalam penelitian tersebut peneliti membuktikan adanya pengaruh yang
signifikan antara variabel profitabilitas, leverage, dan Asset Growth terhadap variabel devidend payout ratio.
Penelitian lain juga dilakukan oleh (Megawati ,2011) mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2005-2009. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan manufaktur dengan kriteria tertentu. Dalam penelitian tersebut peneliti membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara cash position, return on assets, firm size secara parsial terhadap dividend payout ratio.
Dari fenomena dan teori yang diungkapkan di atas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang deviden. Penelitian ini menggunakan variabel
penelitian devidend payout ratio sebagai variabel dependen dan firm size, leverage, cash position, dan profitabilitas sebagai variabel independen, dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Rasio Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Property & Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”.
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian (Hakim, 2007) yang
meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio pembayaran
BEJ tahun 2003-2005. Namun ada beberapa perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Hakim, yaitu:
1. Periode penelitian Hakim adalah tahun 2003 - 2005, sedangkan penelitian
ini menggunakan periode pengamatan tahun 2009 - 2011.
2. Populasi penelitian Hakim adalah perusahaan manufaktur, sedangkan
populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property. 1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan terhadap
rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate
selama periode 2009-2011 ?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara financial laverage terhadap
rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate
selama periode 2009-2011 ?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara cash position terhadap rasio pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama
periode 2009-2011 ?
4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap rasio
pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama
periode 2009-2011 ?
1.3Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap rasio
pembayaran deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama
periode 2009-2011.
2. Menganalisis pengaruh financial laverage terhadap rasio pembayaran
deviden pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode
2009-2011.
3. Menganalisis pengaruh cash position terhadap rasio pembayaran deviden
pada perusahaan Property dan Real Estate selama periode 2009-2011.
4. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap rasio pembayaran deviden
pada perusahaan Property dan Real Estate selama peride 2009-2011.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini menjadi pelatihan intelektual yang
dapat menambah pemahaman mengenai ukuran perusahaan, financial
laverage, cash position, dan profitabilitas.
2. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan
melengkapi temuan-temuan empiris yang telah ada di bidang akuntansi
untuk kemajuan dan pengembangan penelitian ilmiah di masa yang akan
datang.
3. Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori
2.1.1 Deviden
2.1.1.1Pengertian Deviden
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang
pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham
yang berhak mendapatkan dividen. Deviden ini untuk dibagikan kepada para
pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan. Deviden ditentukan
berdasarkan dalam rapat umum anggota pemegang saham dan jenis
pembayarannya tergantung kepada kebijakan pimpinan.
2.1.1.2Macam-macam deviden
Dalam Wasis (1983:193), deviden dilihat dari alat pembayarannya dibagi
menjadi tiga jenis yaitu:
1. Deviden tunai (Cash Devidend)
Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai.
Tujuan dari pemberian deviden dalam bentuk tunai adalah untuk memacu
banyak diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan deviden dalam bentuk
tunai di perlukan likuiditas.
2. Deviden saham (Stock Devidend)
Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk saham,
dengan dibagikannya deviden dalam bentuk saham maka akan meningkatkan
likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin
menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara memperluas pemilikan dan
posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan deviden
dalam bentuk tunai.
3. Sertifikat deviden (Script Devidend)
Sertifikat deviden merupakan deviden yang dibayarkan dengan sertifikat atau
surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa
suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi kalau
perusahaan ingin membagikan deviden dalam bentuk tunai akan tetapi
sementara itu perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka
sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat.
Berdasarkan periode satu tahun buku maka dividen dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu dividen interm dan dividen final. Dividen interim adalah sebagian
dari dividen tunai yang dibayarkan berdasarkan laba bersih yang diperoleh pada
tahun berjalan. Dividen interim dibayarkan setelah laporan tengan tahunan
diterbitkan dan perusahaan mendapatkan keuntungan yang cukup serta tidak
mempunyai rencana untuk melakukan ekspansi usaha yang membutuhkan modal
Dividen interim baru akan diumumkan setelah mendapatkan persetujuan
dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Biasanya dividen interim
dibayarkan oleh perusahaan yang sudah mapan (matured), sehingga sebagian atau
seluruh keuntungan yang diperoleh selama tahun berjalan dapat dibagikan kepada
pemegang saham. Dividen final adalah dividen yang dibagikan setelah tutup tahun
buku dilakukan. Setelah tahun buku perusahaan ditutup, manajemen dapat
mengetahui total laba bersih akuntansi yang diperoleh selama satu tahun
pembukuan. Laba bersih akuntansi yang digunakan sebagai dasar penghitungan
dividen tunai adalah yang tertera pada laporan rugi-laba yang telah diaudit oleh
Kantor Akuntan Publik (Samsul, 2006).
2.1.1.3 Prosedur Standar Pembayara Dividen
Dalam pembayaran deviden terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu
sebagai berikut:
a. Declaration Date
Declaration date adalah tanggal keputusan untuk membagikan deviden pada RUPS, atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana
pembayaran deviden. b. Date of record
Date of record merupakan tanggal keputusan bahwa para pemegang saham pada tanggal tertentu dinyatakan berhak untuk menerima deviden, atau hari
terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak
c. Ex-devidend
Ex-devidend adalah tanggal pada saat mana hak atas devidenperiode berjalan dilepaskan dari sahamnya yaitu lima hari sebelum dateof record. Pada tanggal ini atau sesudahnya pembeli tidak berhak untuk memperoleh deviden yang
akan dibagikan.
d. Payment date
Payment date merupakan tanggal kapan deviden tersebut akan dibayarkan, dan bagaimana cara pembayaranya.
2.1.2 Kebijakan Dividen
2.1.2.1 Pengertian Kebjakan Deviden
Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menginvestasikan
kembali laba yang diperoleh dari hasil operasi atau untuk membagikannya kepada
pemegang saham. Dividen merupakan faktor yang menarik bagi invesrtor,
pemegang saham dan perusahaannya, karena hal itu menunjukkan besarnya
pendapatan yang diterima oleh pemegang saham. (Bambang Riyanto, 2001:265)
mendefinisikan kebijakan dividen adalah bersangkutan dengan penentuan
penbagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagao deviden atau untuk digunakan do dalam
perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus di tahan di dalam perusahaan
Pengertian kebijakan dividen menurut (Weston dan Brigham, 2001:667)
keputusan untuk membayarkan laba sebagai dividen atau ditahan dan
diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
2.1.2.2Teori Kebijakan Deviden
Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :
1. Teori Dividen Tidak Relevan dari Modigliani dan Miller
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak
ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba
bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM,
dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai
perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM ini
didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti :
1. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.
2. Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan saham baru.
3. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan.
4. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.
Beberapa ahli menentang pendapatan MM tentang dividen tidak relevan dengan
menunjukkan adanya biaya emisi saham baru yang akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
Modal sendiri dapat berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa
baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendiri sebesar Ks
biaya modal sendiri adalah Ke (biaya modal sendiri dari saham biasa baru). Jika
ada pajak maka penghasilan investor dari dividen dan dari capital gains (kenaikan
harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak untuk dividen dan
capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka menerima capital gains
dari pada dividen karena pajak pada capital gains baru dibayar saat saham dijual
dan keuntungan diakui.
2. Teori The Bird in The Hand
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan
akan naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima
dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend
yield lebih pasti dari pada capital gains yield. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi
investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan
yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari dividen
(dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield). 3. Teori Signaling Hypothesis
Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikuti
dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya pernurunan deviden pada umumnya
menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti
bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM
berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas biasanya merupakan suatu
sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu
penghasilan yang baik diveden masa mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan
diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit
diveden waktu mendatang. Seperti teori dividen yang lain , teori Signaling
Hypotesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan
dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan
dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata
105disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi
terhadap dividen.
2.1.2.3 Kontroversi kebijakan deviden
Kebijakan deviden masih merupakan masalah yang mengundang
perdebatan, karena terdapat lebih dari satu pendapat. Berbagai pendapat tentang
kebijakan deviden dikelompokkan menjadi tiga pendapat yaitu:
a. Deviden dibayar tinggi (Bird in The Hand Thory).
Secara teoritis dengan menurunkan deviden maka nilai labaditahan akan
dapat diperbesar dan dapat digunakan untuk investasi dalam bentuk real assets.
Namun pendapat ini berbeda dengan teori di atas tersebut sebab menginginkan
deviden dibagikan dalam jumlah yang besar, dengan asumsi bahwa harga saham
di pengaruhi oleh deviden yang dibayarkan (Gitosudamo, 2001:233). Argumentasi
tersebut mempunyai kesalahan dalam hal bahwa peningkatan pembayaran deviden
hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh perusahaan juga meningkat.
Perusahaan tidak bisa membagikan deviden yang makin besar jika laba yang
diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu
naik. Meskipun demikian kenaikan harga saham tersebut adalah disebabkan
karena kenaikan laba bukanlah karena kenaikan pembayaran deviden. Juga tidak
benar kalau perusahaan harus membagikan semua laba sebagai deviden, hanya
karena perusahaan harus membagikan deviden sebesar-besarnya. Laba dibenarkan
untuk ditahan, kalau dana tersebut bisa diinvestasikan dan menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih besar dari biaya modalnya (Husnan, 1996: 384). Dalam
(Hanafi, 2004:366) ada beberapa argumen yang mendukung pembayaran deviden
tinggi yaitu sebagai berikut:
1. Mengurangi ketidakpastian.
Deviden yang tinggi akan membantu mengurangi ketidakpastian.
Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena deviden
diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima dimasa mendatang,
ketidakpastian deviden akan lebih kecil dibandingkan ketidakpastian capital gain. Karena faktor ketidakpastian berkurang maka investor semacam itu mau
membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan deviden tinggi. Nilai
saham akan ditentukan oleh present value dari deviden yang akan diterima
investor saat ini dan di masa mendatang. Deviden dimasa mendatang akan lebih
beresiko dibandingkan dengan deviden yang dibayarkan saat ini.
2. Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham
Argumen lain yang mendukung pembayaran yang tinggi datang dari
kerangka teori keagenan (agency theory). Menurut teori ini konflik bisa terjadi antara pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Sebagai contoh, manajer disewa
saham (maksimalisasi kemakmuran pemegang saham) dapat tercapai. Tetapi
manajer bisa saja mempunyai agenda sendiri untuk tidak selalu konsisten dengan
tujuan pemegang saham. Misalkan perusahaan mempunyai kelebihan kas atas
proyek dengan NPV positif (free cash flow, yang didefinisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi dengan NPV yang positif didanai). Kas tersebut akan
lebih baik jika dibagikan ke pemegang saham, dan pemegang saham akan
memanfaatkan kas tersebut dengan cara mereka sendiri. Tetapi manajer
barangkali tidak mau membagikan kas tersebut karena ingin tetap memegang
kendali atas kas tersebut. Dalam konteks semacam itu, pembayaran deviden yang
tinggi merupakan hal yang diinginkan oleh investor, karena akan mengurangi
potensi konflik antara manajer dengan pemegang saham.
b. Kebijakan deviden tidak relevan
Pendapat ini menyatakan devidend policy is irrelevant, jadi deviden dibagi atau tidak nilai kekayaanya akan sama. Dasar dari pendapat ini adalah pemenuhan
dana perusahaan dari external financing. Mereka yang menganut pendapat ini
mengatakan bahwa perusahaan bisa saja membagikan deviden yang banyak atau
sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern.
Jadi yang penting adalah apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai
berasal dari luar perusahaan (menerbitkan saham baru) ataukah dari dalam
perusahaan (menahan laba). Dampak keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan
pemodal, atau keputusan deviden adalah tidak relevan (Husnan, 1996:386). Dalam
deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap harga saham maupun terhadap
biaya modalnya. Penganjur utama dari Teori ketidakrelevanan deviden adalah
Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa Rasio
pembayaran deviden hanya merupakan bagian kecil saja dari keputusan investasi
perusahaan. Pembayaran deviden tidak mempengaruhi kekayaan pemegang
saham. Nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk
menghasilkan laba serta risiko bisnisnya dengan kata lain nilai suatu perusahaan
tergantung semata-mata tergantung pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya,
bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara deviden dan laba yang
ditahan. MM mengajukan asumsi sebagai berikut:
1. Tidak ada pajak atau biaya lainya, pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi
harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect).
2. Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap investasi,
keuntungan dan deviden dimasa mendatang. Pengharapan investor dikatakan
homogen.
3. Kebijakan investasi ditentukan lebih dahulu, kebijakan deviden tidak
mempengaruhi investasi.
c. Deviden dibayar rendah
Variabel yang mendasari argumen ini adalah efek pajak dan flotation cost. 1. Efek pajak
Disamping itu, pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir (yang berarti saham tersebut dijual). Sedangkan pajak deviden akan
dibayarkan saat deviden diterima. Berdasar argumen tersebut, deviden
seharusnya dibayar rendah, karena menghemat pajak. Pada kenyataannya
investor mempunyai tingkat pajak yang beragam, sehingga efek pajak tidak
bisa digeneralisir untuk semua investor, (Hanafi, 2004: 368).
2. Biaya emisi (flotation Cost)
Jika perusahaan membayarkan deviden dan kemudian menerbitkan saham,
maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal saham
eksternal lebih besar dibandingkan biaya modal internal, karena biaya emisi,
biaya transaksi, dan biaya underpricing saham. Karena itu perusahaan akan lebih baik membayarkan deviden rendah sehingga tidak harus menerbitkan
saham baru.
2.1.2.4 Berbagai Macam kebijakan Dividen
Menurut Bambang (Riyanto, 2001:269) ada macam-macam kebijakan
dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut:
a. Kebijakan dividen yang stabil
Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham
yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu
meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang
stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata
mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham
dinaikkan.
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan
dividen stabil antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor
bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa
mendatang
2. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari
dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya
dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian
dividen yang dibayarkan.
b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah
ekstra tertentu
Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per
lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra.
c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan
Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya
akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh
d. Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang fleksibelmenunjukkan bahwa besarnya dividen
per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan
kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
2.1.2.5 Jenis-jenis Kebijakan Dividen
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2003:390) mengemukakan tiga jenis
kebijakan dividen, yaitu :
1. Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan.
Kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari
pendapatan. Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan
turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah atau
tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan
datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.
2. Kebijakan dividen teratur.
Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan
rupiah yang tetap dalam setiap periode. Seringkali kebijakan dividen teratur
digunakan dengan memakai target rasio pembayaran dividen. Target rasio
pembayaran dividen adalah kebijakan dimana perusahaan mencoba membayar
dividen dalam persentase tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah
serta disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan terjadinya
3. Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra.
Kebijakan dividen rendah teratur dan di tambah ekstra adalah kebijakan
dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah
dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan.
Pendapatan lebih tinggi dari biasanya pada periode tertentu, perusahaan
boleh membayar tambahan dividen, yang disebut dividen ekstra. Kebijakan
dividen rendah teratur yang dibayar setiap periode, dapat memberi investor
pendapatan stabil yang dibutuhkan untuk membangun kepercayaan pada
perusahaan dan dividen ekstra diberikan sebagai pembagian hasil pada periode
yang baik. Dividen ekstra tidak boleh diberikan teratur karena menjadi tidak
berarti. Penggunaan target rasio pembayaran dividen dalam bentuk tingkat dividen
yang teratur lebih dianjurkan.
2.1.3 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran deviden suatu
perusahaan adalah sebagai berikut: (Riyanto, 2001)
a. Posisi likuiditas perusahaan.
Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan
besarnya deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh
karena deviden merupakan arus kas keluar, oleh karena itu makin kuat posisi
likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk
(Perusahaan yang masih mencari keuntungan), mungkin tidak begitu kuat posisi
likuiditasnya karena sebagian besar dari dananya tertanam dalam aktiva tetap dan
modal kerja sehingga kemampuanya untuk membayarkan deviden pun sangat
terbatas. Dengan sendirinya likuiditas suatu perusahaan ditentukan oleh
keputusan-keputusan di bidang investasi dan cara pemenuhan kebutuhan dananya.
b. Kebutuhan untuk membayar hutang
Perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk
membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus merencanakan terlebih
dahulu bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila
perusahaan menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba
ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatanya
untuk keperluan tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang
pendapatan yang dapat dibayarkan sebagai deviden.
c. Tingkat pertumbuhan perusahaan.
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya.
Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya
daripada dibayarkan sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan
biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian
rupa sehingga. perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan yang mapan,
modal atau sumber dana ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam
hal yang demikian perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang
tinggi.
d. Pengawasan terhadap perusahaan.
Kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan yang
mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal
dari intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau
ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan kontrol atau pengawasan dari kelompok dominan didalam
perusahaan. Demikian pula kalau membiayai ekspansi dari utang akan menambah
risiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka
usaha mempertahankan kontrol terhadap perusahaan, berarti mengurangi
“dividend payout ratio”. Berikut berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden (Sartono, 2001) yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan
Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan faktor yang
harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan
diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa
datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola
(skedul) pengurangan utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi
posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan
2. Likuiditas.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar
maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan
akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
3. Kemampuan meminjam
Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan
fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal
dengan mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan establish
akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam
yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan
membayar deviden.
4. Keadaan pemegang saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen
biasanya mengetahui deviden yang diharapkan oleh pemegang saham dan
dapat bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada
dalam golongan high tax (pajak yang lebih tinggi) dan lebih suka memperoleh
capital gains, maka perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang
rendah. Dengan dividend payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan
apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang
profitable. Untuk perusahaan yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya
5. Stabilitas deviden
Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada
dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap
memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh
koefisien arah yang positif. Bagi investor pembayaran dividen yang stabil
merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian
resiko perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan
dengan perusahaan yang membayar deviden tidak stabil.
Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam
menetapkan rasio pembayaran deviden menurut berbagai pakar sebagaimana telah
dipaparkan di atas. Adapun penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang diduga
paling berpengaruh terhadap rasio pembayaran deviden yang antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Current Ratio (CR)
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
keputusan deviden. Deviden tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas. Jadi
kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian deviden. Penelitian ini
memproksikan likuiditas perusahaan dengan Current Ratio. Current Ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio (DER) menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya. Oleh karena itu semakin besar DER
semain kecil pula kemampuan perusahaan untuk membayar deviden, hal ini
dikarenakan adanya bunga dan pinjaman yang harus dibayaran oleh perusahaan.
c. Growth
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya.
Perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya
daripada dibayarkan sebagai deviden. Apabila perusahaan telah mencapai tingkat
pertumbuhan yang mapan, dimana kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan
dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern lainya, maka
keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat
menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.
d. Collateralizable Assets (COL)
Collateral assets adalah asset perusahaan yang dapt digunakan sebagai jaminan peminjam. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika
memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan.
Collateralizable assets dapat diukur dengan membagi antara ativa tetap terhadap total aktiva. Tingginya jaminan yang dimiliki perusahaan akan mengurangi
dapat membayar deviden dalam jumlah yang besar, sebaliknya semakin rendah
collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik
kepentingan antara pemegang saham dan kreditor sehingga kreditor akan
menghalangi perusahaan untuk membayar deviden dalam jumlah besar kepada
pemegang saham karena takut piutang mereka tidak terbayar (Fauz dan Rosidi,
2008).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kebijakan deviden telah dilakukan oleh para peneliti
terdahulu. Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal yang telah
diterbitkan oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi pendidikan. Adapun
[image:39.595.110.512.458.753.2]penelitian terdahulu dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Tahun Peneliti Judul Hasil Penelitian
2000 Erna Susilawati
Dampak faktor-faktor keagenan dan faktor-faktor yang mempangaruhi biaya transaksi terhada ratio pembayaran deviden
dispersion tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payoutratio.
2004 Michael dan
Sofyan
faktor yang mempengaruhi
dividend payout ratio (DPR)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya likuiditas dan firm size yang berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio 2007 Farih faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2003-2005
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio secara serentakberpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen, sedangkan secara parsial hanya
variabel cash position,
profitability yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.
Erna Susilawati (2000) melakukan penelitian tentang "Dampak
faktor-faktor keagenan dan faktor-faktor-faktor-faktor yang mempangaruhi biaya transaksi terhada
ratio pembayaran deviden". Dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang go public di Bursa Efek Jakarta. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 perusahaan dimana diperoleh dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 6 variabel yang terdiri dari devidend payout ratio sebagai variabel dependen sedangkan insider ownership, shareholder dispersion, tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan sebagai variable independent. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa secara simultan variabel insider ownership, shareholder dispersion, tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedang secara parsial variable tingkat pertumbuhan perusahaan, resiko perusahaan
payout ratio dan variabel insider ownership dan shareholder dispersion tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payoutratio
Michell dan Sofyan (2004) meneliti faktor - faktor yang mempengaruhi
dividend payout ratio (DPR). Faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend ratio, yaitu likuiditas, firm size, growth, stock price, dan capital structure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya likuiditas dan firm size yang berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio
Farih (2007) meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rasio
pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2003-2005.Faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap rasio
pembayaran dividen, yaitu cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio.Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel cash position, profitability, firm size, debt to equity ratio secara serentakberpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen, sedangkan secara parsial hanya variabel cash position, profitability yang berpengaruh signifikan terhadap rasio pembayaran dividen.
2.3 Kerangka Koseptual
Kerangka pemikiran disusun untuk menggambarkan hubungan pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen
disimbolkan dengan (X), sedangkan variabel dependen disimbolkan dengan (Y).
Ukuran perusahaan, financial laverage, cash position, dan profitabilitas
merupakan variabel independen dividen payout ratio merupakan variabel
Kerangka konseptual dapat di gambarkan seperti di bawah ini :
H1
H2
H3
[image:42.595.107.542.168.330.2]H4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 HIPOTESIS
Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran
Dividen.
H2 : Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran
Dividen.
H3 : Cash Position berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.
H4 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Rasio Pembayaran Dividen.
Ukuran Perusahaan (X1)
Financial Leverage (X2)
Cash Position (X3)
Profitabilitas(X4)
Rasio Pembayaran Dividen ( Dividend
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif, yakni
penelitian dimana menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto
2002:108).Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property & Real Estate
yang terdaftar di BEI secara berturut-turut tahun 2009-2011. Berdasarkan populasi
yang sudah ditentukan terdapat 30 perusahaan property dan real estate.
Pengambilan sampel diambil dengan metode purposive sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative. Dalam penelitian ini , adapun
sampel yang diambil harus memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini. Kriteria - kriteria yang ditetapkan peneliti dalam
pengambilan sampel penelitian ini mencakup:
1. .Perusahaan property dan real esatate yang terdaftar di BEI selama periode
pengamatan 2009-2011.
2. Perusahaan property dan real estate yang membagikan dividen secara
Berdasarkan kriteria diatas diperoleh sampel sebanyak 6 perusahaan selama 3
tahun. Adapun perusahaan Property & Real Estate yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan yang Dijadikan Populasi dan Sampel Penelitian
No
. Kode Perusahaan
Kriteria
Sampel 1 2
1. ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk. Sampel 1
2. BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk. - -
3. BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk. -
-4. BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk. -
-5. BKSL PT Sentul City Tbk. -
-6. BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk. -
-7. COWL PT Cowell Development Tbk. -
-8. CTRA PT Ciputra Development Tbk. -
-9. CTRP PT Ciputra Property Tbk. Sampel 2
10. CTRS PT Ciputra Surya Tbk. -
-11. DART PT Duta Anggada Realty Tbk. -
-12. DILD PT Intiland Development Tbk. -
-13. DUTI PT Duta Pertiwi Tbk. -
-14. ELTY PT Bakrieland Development Tbk. -
-15. FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk. -
-16. GMTD PT Gowa Makassar Tourism
Development Tbk. Sampel 3
17. GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk. Sampel 4 18. JIHD PT Jakarta International Hotel &
Development Tbk. - -
19. JRPT PT Jaya Real Property Tbk. Sampel 5 20. KPIG PT Global Land Development Tbk. -
-21. LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk. -
-22. LCGP PT Laguna Cipta Griya Tbk. -
-23. LPCK PT Lippo Cikarang Tbk. -
-24. LPKR PT Lippo Karawaci Tbk. -
-25. MDLN PT Modernland Realty Tbk. -
-26. OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk. -
-27. PWON PT Pakuwon Jati Tbk. -
-28. PWSI PT Panca Wiratama Sakti Tbk. -
[image:44.595.118.519.257.745.2]3.3 Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto 2002:96). Adapun yang menjadi variabel dalam
penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah devidend payout ratio
(DPR). DPR merupakan perbandingan antara deviden perlembar saham (DPS)
dengan laba perlembar saham (EPS) atau merupakan persentase dari pendapatan
yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari ukuran perusahaan,
laverage, cash position dan profitabilitas: a. Ukuran Perusahaan
Pada penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur besar
ukuran perusahaan adalah nilai total aset. Nilai total aset digunakan sebagai
indikator untuk mengukur ukuran perusahaan karena nilainya relatif lebih stabil
dibandingkan dengan nilai total penjualan dan kapitalisasi pasar. Mengingat nilai
total aset ini sangat besar, maka digunakan nilai logaritma natural (Ln) dari total aset agar tidak terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam model persamaan.
b. Financial Leverage
Rasio FinancialLeverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio hutang
terhadap total aktiva (debt to total asset ratio) diperoleh dengan cara membagi total hutang perusahaan dengan total aktivanya.
Rumus:
LEV = ��
��
Dimana:
Debt to Total Asset = Rasio Hutang terhadap Total Akriva
TL = total liabilities
TA = total assets
c. Cash Positions
Cash Positions dalam penelitian ini menggambarkan posisi kas setelah dibandingkan dengan Earnings After Tax. Semakin kuat posisi kas perusahaan, semakin mudah pula sebuah perusahaan dalam membayar dividen.
Rumus:
CP = ��� ��ℎ�� ��ℎ�� ����
Dimana:
d. Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan return on assets (ROA). Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
Rumus:
ROA = ����
��
Dimana:
EBIT = Earning Before Interest and Tax TA = Total Assets
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan bantuan
program komputer yaitu program SPSS. Adapun analisis yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
3.4.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis
regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini
terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokoerlasi. Adapun masing-masing
3.4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya dengan melihat
histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk sample yang kecil
jumlahnya.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal, dan plooting data akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan
data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2001:74)
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas.
Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan menganalisis
yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini mengindikasikan adanya
multikolinieritas (Ghozali, 2001:57).
Multikolinieritas dapat juga dilihat daari nilai tolerance dan nilai variance
inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap varibel bebas
manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainya. Nilai cutoff yang umum
dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10 (Ghozali,
2001:57).
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas.
Menurut Imam Ghozali (2001:69), uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamartan lain. Konsekuensinya adanya
heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak
efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah
dengan melihat pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tak ada
pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Untuk mengetahui
ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat diketahui dengan melakukan uji
glejser. Jika variabel bebas signifikan secara statistic mempengaruhi variabel
3.4.1.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi
(Ghozali 2001:61). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat
dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test). Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi maka berikut ini adalah tabel autokorelasi Durbin-Watson (Algifari
[image:50.595.132.485.350.464.2]2000:89)
Tabel 3.2 Tabel Autokorelasi
Durbin-Watson Kesimpulan
Kurang dari 1,48 Ada autokorelasi
1,48 sampai 1,69 Tanpa kesimpulan
1,69 sampai 2,31 Tidak ada autokorelasi
2,31 sampai 2,52 Tanpa kesimpulan
lebih dari 2,52 Ada autokorelasi
3.4.2. Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini
digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukan
arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Adapun
rumus dari regresi linier berganda (multiple linier regresion) secara umum adalah sebagai berikut :
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Berdasarkan mekanisme hubungan antar variabel maka formulasi
matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Dimana :
DPR = Earnings Per Share / Devidend Per Share
CP = Cash Posisition, merupakan perbandingan kas akhir tahun dengan earnings after tax.
PR = Profitability, merupakan perbandingan antara earning after tax dengan total asset.
Size = Simbol dari ukuran perusahaan yang diukur dengan Log Natural dari total asset.
DER = Debt to Equity Ratio, merupakan perbandingan dari total hutang dengan total ekuitas.
a = konstanta / intercept
e = faktor error
b1, b2, b3, b4 = koefisien regresi dari setiap variabel independen
3.5 Pengujian Hipotesis.
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
3.5.1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 . Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2001:45).
3.5.2 Uji t.
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
independennya. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat
kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Property &
Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 30 Perusahaan dan dari 30 perusahaan tersebut terpilih 6 perusahaan
sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel
dapat dilihat secara jelas pada lampiran. Berikut ini merupakan deskripsi data
statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation Ukuran Perusahaan 18 26.44 29.72 28.4806 .99890
Leverage 18 .06 .69 .4847 .19407
Cash Position 18 .55 17.04 3.5736 3.92621
Profitabilitas 18 .03 .12 .0656 .02879
DPR 18 .00 .41 .2378 .11278
Valid N (listwise) 18
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.1 maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel Ukuran Perusahaaan memiliki jumlah sampel Sebanyak18, nilai
minimum (26,44), nilai maksimum 29,72, mean (nilai rata-rata) sebesar
2. Variabel Laverage memiliki jumlah sampel Sebanyak18, nilai minimum
(0,06), nilai maksimum 0,69, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,4847, dan
Standart Deviation atau sebesar 0,19407.
3. Variabel Cash Position (CP) memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai
minimum (0,55), nilai maksimum 17,04, mean (nilai rata-rata) sebesar 3,5736
dan Standart Deviation atau sebesar 3,92621.
4. Variabel Profitabilitas memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum
0,03, nilai maksimum 0,12, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,0656, dan Standart
Deviation atau sebesar 0.02879.
5. Variabel DPR memiliki jumlah sampel sebanyak 18, nilai minimum 0,00, nilai
maksimum 0,41, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,2378, dan Standart Deviation
atau sebesar 0.11278.
6. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 18 sampel.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
Metode Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah metode analisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda berguna untuk menguji pengaruh
dari variabel Independen terhadap Variabel Dependen dalam suatu penelitian.
Sebelum melakukan uji hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan
melakukan uji asumsi klasik, hal tersebut berguna untuk melihat apakah data
telah terdistribusi dengan normal dengan uji normalitas, dan untuk melihat
autokorelasi atau tidak. Menurut (Ghozali, 2005:123) asumsi klasik harus
memenuhi:
1. berdistribusi normal.
2. non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun
mendekati sempurna.
3. non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling korelasi.
4. homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
4.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data