• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Penentuan Effort Rate pada Estimasi Effort Menggunakan Metode Use Case Point untuk Pengembangan Perangkat Lunak Website Kepemerintahan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Penentuan Effort Rate pada Estimasi Effort Menggunakan Metode Use Case Point untuk Pengembangan Perangkat Lunak Website Kepemerintahan."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WEBSITE KEPEMERINTAHAN

TUGAS AKHIR

Nama : Wahyu Kurniawan NIM : 08.41010.0419 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WEBSITE KEPEMERINTAHAN

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : Wahyu Kurniawan NIM : 08.41010.0419 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(3)

“Comfort Zone is Dead Zone”

Jangan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu, karena tidak akan

pernah ada waktu yang tepat bagi mereka yang menunggu

1000 ton teori kalah dengan 1 ons aksi

STIKOM

(4)

Kupersembahkan kepada :

Allah SWT yang telah memberi rezeki yang tidak terhingga kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

Ayah, Ibu dan Saudara Kembar serta seluruh keluarga tercinta

Widya Ayuningtiyas S.T. yang selalu memberi motivasi dalam pengerjaan Tugas Akhir

Teman-teman dan keluarga besar “Rumah 11” yang telah membantu jalannya proses

pengerjaan Tugas Akhir ini

STIKOM

(5)

MENGGUNAKAN METODE USE CASE POINT UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WEBSITE

KEPEMERINTAHAN

dipersiapkan dan disusun oleh : Wahyu Kurniawan NIM: 08.41010.0419

Telah diperiksa, diuji dan disetujui oleh dewan penguji pada : 01 Agustus 2013

Susunan Dewan Penguji

Pembimbing

I. Sholiq, S.T, M.Kom, M.SA ___________________ II. Teguh Sutanto, M.Kom, MCP ___________________ Penguji

I. Tutut Wurijanto, M.Kom ___________________

II. Dr. Haryanto Tanuwijaya, S.Kom, M.MT ___________________

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana

Pantjawati Sudarmaningtyas, S.Kom, M.Eng Pembantu Ketua Bidang Akademik

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

STIKOM

(6)

Dengan ini menyatakan dengan benar, bahwa Tugas Akhir ini adalah asli karya saya, bukan plagiat baik sebagian maupun apalagi keseluruhan. Karya atau pendapat orang lain dalam Tugas Akhir ini adalah semata hanya rujukan yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka saya. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya tindakan plagiat pada karya Tugas Akhir ini, maka saya bersedia untuk dilakukan pencabutan terhadap gelar kesarjanaan yang telah diberikan kepada saya.

Surabaya, 01 Agustus 2013

Wahyu Kurniawan NIM : 08.41010.0419

STIKOM

(7)

vii

Estimasi effort menggunakan metode Use Case Point (UCP) didapatkan dari perkalian antara nilai UCP dengan nilai Effort Rate (ER). Beberapa penelitian menyimpulkan terdapat beberapa nilai ER yang digunakan pada perhitungan estimasi effort. Namun, nilai ER yang paling sering digunakan yaitu nilai 20 man-hours sesuai temuan dari Karner. Permasalahan yang timbul yaitu penelitian

tentang nilai effort rate yang dilakukan oleh Karner terjadi pada tahun 1993, sehingga dimungkinkan nilai effort rate yang ditemukan oleh Karner tidak sesuai apabila diaplikasikan dalam perhitungan estimasi effort untuk proyek yang dikerjakan pada tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang.

Penelitian ini menggunakan 8 data proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan. Data tersebut digunakan untuk perhitungan nilai actual effort, pembuatan use case diagram, dan perhitungan UCP estimation. Tahap

selanjutnya yaitu dilakukan analisis korelasi dan persamaan regresi terhadap nilai actual effort dan nilai UCP estimation. Berdasarkan persamaan regresi kemudian

dilakukan perhitungan nilai tangen � sehingga menghasilkan nilai ER.

Dari penelitian ini dihasilkan nilai ER sebesar 5,178 man-hours. Nilai ER tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai ER yang dikemukakan oleh Karner. Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa alasan, antara lain: 1) Teknologi software enginering yang berkembang pesat. 2) Pembuatan website menggunakan komponen. 3) Source dari internet yang begitu lengkap.

Kata kunci : Effort Rate (ER), Estimasi Effort, Use Case Point (UCP), Website Kepemerintahan

STIKOM

(8)

xii

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Penelitian Effort Rate (ER) Sebelumnya ... 9

2.2 Teori Pendukung ... 10

2.2.1 Estimasi Effort ... 10

2.2.2 Use Case Point (UCP) ... 11

STIKOM

(9)

xiii

2.2.3 Perhitungan Nilai Effort Rate ... 16

2.2.4 Analisis Korelasi dan Persamaan Regresi ... 17

2.2.5 Proyek Perangkat Lunak Pemerintahan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Pengumpulan Data ... 22

3.2 Perhitungan Nilai Actual Effort ... 23

3.3 Pembuatan Use Case Diagram ... 24

3.4 Perhitungan Use Case Point (UCP) ... 25

3.4.1 Menghitung Unadjusted Use Case Point (UUCP) ... 25

3.4.2 Menghitung Technical Complexity Factor (TCF) ... 27

3.4.3 Menghitung Enviromental Complexity Factor (ECF)... 28

3.5 Analisis Korelasi dan Persamaan Regresi ... 29

3.6 Perhitungan Nilai Effort Rate ... 30

3.6.1 Menghitung Garis Singgung ... 30

3.6.2 Menghitung Nilai Tangen θ ... 31

3.7 Alat Bantu (Tools)... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 32

STIKOM

(10)

xiv

4.3 Hasil Pembuatan Use Case Diagram ... 35

4.4 Hasil Perhitungan Use Case Point Estimation ... 35

4.4.1 Hasil Perhitungan Unadjusted Use Case Point (UUCP) ... 35

4.4.2 Hasil Perhitungan Technical Complexity Factor (TCF) ... 38

4.4.3 Hasil Perhitungan Environmental Complexity Factor (ECF) ... 41

4.4.4 Hasil Perhitungan Use Case Point Estimation ... 43

4.5 Analisis Korelasi dan Persamaan Regresi ... 43

4.6 Hasil Perhitungan Nilai Effort Rate (ER) ... 46

4.6.1 Hasil Perhitungan Garis Singgung ... 46

4.6.2 Hasil Perhitungan Nilai Tangen θ ... 47

4.7 Diskusi Terhadap Nilai Effort Rate (ER) yang Ditemukan ... 47

4.7.1 Diskusi Terhadap ER Yang Ditemukan Dengan Nilai ER Karner... 47

4.7.2 Perbandingan Nilai Effort Rate Peneliti Dengan Nilai Effort Rate Ochodek ... 51

4.7.3 Pengaruh effort rate dengan estimasi biaya proyek perangkat lunak ... 51

BAB V PENUTUP ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

STIKOM

(11)

xv

Lampiran A Actual Effort ProyekWebsite Kepemerintahan ... 59

Lampiran B Use Case Diagram Proyek Website Kepemerintahan ... 68

Lampiran C Use Case Narative Proyek Website Kepemerintahan ... 85

Lampiran D Klasifikasi Use Case Proyek Website Kepemerintahan ... 361

Lampiran E TCF Proyek Website Kepemerintahan ... 380

Lampiran F ECF Proyek Website Kepemerintahan ... 397

Lampiran G UCP Proyek Website Kepemerintahan ... 414

STIKOM

(12)

xvi

Tabel 2.1 Tipe, Bobot, dan Deskripsi Actor ... 13

Tabel 2.2 Tipe, Bobot, dan Deskripsi Use Case... 13

Tabel 2.3 Technical Factor dan Bobot ... 14

Tabel 2.4 Environmental Factor dan Bobot ... 15

Tabel 2.5 Interpretasi Nilai R (Korelasi) ... 17

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penggalian Informasi Nilai Actual Effort ... 22

Tabel 4.1 Inisialisasi Nama Proyek ... 33

Tabel 4.2 Nilai Actual Effort Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan ... 34

Tabel 4.3 Letak Use Case Diagram Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan ... 35

Tabel 4.4 Nilai UAW Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan ... 36

Tabel 4.5 Nilai UUCW Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan ... 38

Tabel 4.6 Nilai UUCP Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan ... 38

Tabel 4.7 Nilai TCF Proyek Perangkat Lunak Website Kepemerintahan ... 40

Tabel 4.8 Nilai ECF Proyek Perangkat Lunak Website Kepemerintahan ... 42

Tabel 4.9 Nilai UCP Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan ... 43

Tabel 4.10 Nilai Actual Effort dan UCP ... 44

Tabel 4.11 Korelasi Antara Nilai Actual Effort dan Nilai UCP ... 44

Tabel 4.12 Nilai Koefisian Persamaan Regresi ... 45

STIKOM

(13)

xvii

Tabel 4.14 Penetapan Standar Gaji Proyek Perangkat Lunak ... 53

STIKOM

(14)

xviii

Gambar 2.1 Penelitian Effort Rate Sebelumnya ... 9

Gambar 2.2 Langkah – langkah Metode Use Case Point (UCP) ... 12

Gambar 2.3 Pola Garis Lurus Regresi ... 18

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir ... 21

Gambar 3.2 Alur Perhitungan Effort ... 30

Gambar 4.1 Hasil Regresi dan Kurva Nilai Actual Effort dengan UCP ... 45

Gambar 4.2 Nilai Effort Rate Penelitian Ochodek ... 51

STIKOM

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kegagalan pada proyek pengembangan perangkat lunak sangat tinggi. Pada tahun 2002 sampai 2010 hanya terdapat 37% proyek teknologi informasi yang sukses (Standish Group, 2011). Salah satu prosentase terbesar yang menyebabkan kegagalan proyek pengembangan perangkat lunak yaitu kurang baiknya perencanaan proyek, yakni mempunyai prosentase sebesar 39% (BULLS, 1998). Pendapat senada juga didapatkan dari survey yang dilakukan oleh KPMG Canada. Salah satu penyebab utama kegagalan pelaksanaan proyek pengembangan perangkat lunak yaitu buruknya perencanaan proyek (KPMG Canada, 1997).

Melihat begitu besarnya kegagalan proyek yang terjadi akibat buruknya perencanaan proyek, maka perlu dilakukan perbaikan dalam perencanaan proyek. Salah satu cara untuk memperbaiki perencanaan proyek yaitu dengan melakukan estimasi usaha (effort) pada proyek pengembangan perangkat lunak menggunakan metode yang tepat. Definisi dari estimasi perangkat lunak yaitu suatu kegiatan melakukan prediksi atau ramalan mengenai keluaran dari sebuah proyek dengan meninjau jadwal, usaha, biaya bahkan hingga ke resiko yang akan ditanggung dalam proyek tersebut (Galorath, 2006). Metode use case point (UCP) adalah metode yang mempunyai kemampuan untuk memberikan estimasi effort yang diperlukan untuk membuat suatu proyek berdasarkan jumlah dan kompleksitas use case yang dimiliki oleh proyek perangkat lunak tersebut (Karner, 1993). Studi

STIKOM

(16)

yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti membuktikan bahwa metode UCP lebih baik dari perkiraan para ahli, seperti berikut :

1. Perbandingan estimasi effort dengan upaya yang sebenarnya menggunakan metode UCP memiliki deviasi sebesar 19%, sementara estimasi para ahli memiliki deviasi sebesar 20% (Anda, 2002).

2. Penelitian lain menunjukkan terjadi deviasi sebesar 6% (Nageswaran, 2001).

3. Pendapat terakhir menunjukkan terjadi deviasi sebesar 9% (Carroll, 2005).

Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa metode UCP merupakan metode yang tepat untuk melakukan estimasi effort.

Dalam metode UCP, estimasi effort didapatkan dari perkalian antara nilai UCP dengan nilai Effort Rate (ER). Dimana estimasi effort nantinya akan menghasilkan jumlah pegawai (man-hours atau man-days) yang dibutuhkan dalam pembuatan proyek perangkat lunak (Muhardin, 2011). Nilai ER pertama kali yaitu 20 man-hours (Karner, 1993).

Beberapa penelitian menyimpulkan nilai ER yang digunakan oleh para peneliti memiliki variasi dengan dasar penentuan yang berbeda - beda, seperti uraian berikut :

1. Nilai effort rate use case point sebesar 20 man-hours dengan menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak (Karner, 1993).

STIKOM

(17)

2. Nilai effort rate use case point sebesar 20, 24, dan 36 man-hours menggunakan dasar kompleksitas proyek dengan mengacu pada Technical Complexity Factor (Schneider, 1998).

3. Nilai effort rate use case point berkisar antara 15 sampai 30 man-hours dengan menggunakan dasar kualitas personil tim dan data historis (Clemmons, 2006).

4. Nilai effort rate use case point berkisar antara 4 sampai 35 man-hours yang dihitung dari 14 proyek perangkat lunak yang telah selesai (Ochodek, 2011).

Dari beberapa nilai effort rate yang tercantum di atas, nilai effort rate yang paling sering digunakan untuk perhitungan estimasi effort yaitu nilai 20 man-hours sesuai temuan dari Karner. Penelitian yang menggunakan nilai effort rate

dari Karner terdapat pada beberapa penelitian, antara lain yaitu penelitian seperti berikut ((Nageswaran, 2001), (Damodaran, 2002), (Kasumoto, 2006), (Frohnhoff, 2008), dan (Monteiro dkk, 2008)).

Permasalahan yang timbul yaitu penelitian tentang nilai effort rate yang dilakukan oleh Karner hanya menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan analisis regresi. Analisis regresi dengan menggunakan tiga data diskrit cenderung tidak akurat. Analisis korelasi antar data untuk membentuk persamaan regresi juga tidak dilakukan. Selain itu, penelitian perhitungan effort rate yang dilakukan oleh Karner terjadi pada tahun 1993. Teknologi informasi dalam rentang waktu 1993 sampai 2013 mengalami pekembangan yang cukup pesat, sehingga sangat dimungkinkan nilai effort rate yang ditemukan oleh Karner tidak sesuai apabila diaplikasikan dalam perhitungan

STIKOM

(18)

estimasi effort untuk proyek pengembangan perangkat lunak yang dikerjakan pada tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang. Berdasarkan penjabaran di atas maka nilai ER yang diusulkan oleh Karner dapat dipertanyakan dan ditinjau ulang.

Penelitian penentuan nilai effort rate merupakan proyek penelitian yang dilakukan dengan menggunakan beragam proyek perangkat lunak. Penelitian dibagi meliputi perhitungan nilai ER pada proyek pengembangan perangkat lunak Pemerintahan, Pendidikan, dibidang Bisnis dan proyek pengembangan Website Kepemerintahan. Pada penelitian tugas akhir ini melakukan perhitungan nilai ER untuk proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan.

Hasil akhir yang diharapkan dari penelitian tugas akhir ini berupa nilai ER pada metode UCP untuk estimasi effort proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan, yang kemudian nilai ER tersebut dapat dijadikan acuan bagi pengembang perangkat lunak untuk melakukan estimasi effort dalam proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan di masa mendatang.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Berapakah nilai Effort Rate (ER) pada metode Use Case Point (UCP) untuk estimasi effort studi kasus proyek perangkat lunak website kepemerintahan.

Perumusan masalah penelitian tersebut diturunkan menjadi 5 sub pertanyaan penelitian, antara lain:

a. Berapakah nilai actual effort pada proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan?

b. Berapakah nilai UCP pada proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan?

STIKOM

(19)

c. Bagaimana korelasi antara nilai actual effort dengan nilai UCP dalam persamaan regresi?

d. Bagaimana persamaan linear yang menghubungkan nilai actual effort dengan nilai UCP?

e. Berapakah nilai Effort Rate (ER) berdasarkan nilai tangen θ dari perbandingan nilai actual effort dengan nilai UCP?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari tugas akhir ini antara lain:

1. Data (jumlah pegawai dan jumlah waktu) yang digunakan untuk menghitung actual effort didapatkan dari tim pengembang. Namun karena tim pengembang tidak berkepentingan dengan penelitian ini maka dimungkinkan tim pengembang tidak mencatat data tersebut, padahal data tentang waktu actual dan jumlah pegawai sangat penting pada penelitian ini, sehingga hal ini adalah keterbatasan utama pada penelitian ini.

2. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung estimasi effort, tidak sampai pada perhitungan estimasi biaya.

1.4 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini, yaitu : Mengetahui besar nilai Effort Rate (ER) pada metode Use Case Point (UCP) untuk estimasi effort studi kasus proyek perangkat lunak website kepemerintahan.

STIKOM

(20)

Tujuan pada penelitian ini diturunkan menjadi 5 sub tujuan, antara lain: a. Mengetahui nilai actual effort pada proyek pengembangan

perangkat lunak website kepemerintahan.

b. Mengetahui nilai UCP pada proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan.

c. Mengetahui korelasi antara nilai actual effort dengan nilai UCP dalam persamaan regresi.

d. Mengetahui persamaan linear yang menghubungkan nilai actual effort dengan nilai UCP.

e. Mengetahui nilai Effort Rate (ER) berdasarkan nilai tangen θ dari perbandingan nilai actual effort dengan nilai UCP.

1.5 Manfaat Penelitian

Penentuan effort rate pada estimasi effort pengembangan proyek perangkat lunak website kepemerintahan ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Bagi dunia akademik : Diketahui nilai empiris dari effort rate (ER) dalam proyek pembuatan dan pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan.

2. Bagi pengembang software : Nilai effort rate (ER) dapat dijadikan acuan untuk melakukan estimasi effort dalam proyek pembuatan dan pengembangan perangkat lunak website terutama website kepemerintahan di masa mendatang.

STIKOM

(21)

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini di tulis berdasarkan sitematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang diambilnya topik tugas akhir, rumusan masalah dari topik tugas akhir, batasan masalah atau ruang lingkup pengerjaan tugas akhir, tujuan pengerjaan tugas akhir, manfaat pengerjaan tugas akhir, dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan mengenai penelitian effort rate (ER) sebelumnya, teori-teori pendukung dan rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung nilai effort rate (ER), beserta daftar perangkat lunak website kepemerintahan yang menjadi acuan pengerjaan tugas akhir ini. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian tugas akhir yang terdiri dari sumber data yang dibutuhkan, alur perhitungan effort rate, perhitungan nilai actual effort, pembuatan use case diagram, perhitungan use case point (UCP), perhitungan nilai

effort rate (ER), serta alat bantu (tools) yang digunakan untuk

memudahkan pengerjaan tugas akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan berisi hasil dari proses yang dijalankan tiap tahapnya sesuai dengan metode penelitian. Pembahasan terhadap hasil yang diperoleh

STIKOM

(22)

digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan permasalahan penelitian tugas akhir dan saran perbaikan yang dapat dikembangkan di masa mendatang untuk bagi pihak lain yang ingin meneruskan topik tugas akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan tugas akhir ini sehingga bisa menjadi lebih baik dan berguna.

STIKOM

(23)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori dan penelitian terkait terdahulu yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini.

2.1 Penelitian Effort Rate (ER) Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan beberapa perhitungan untuk mencari nilai effort rate. Nilai effort rate yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian tentang effort rate yang pernah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada gambar 2.1 seperti berikut:

Dari gambar 2. 1 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Effort Rate (ER) yang digunakan oleh sebagaian besar peneliti yaitu sebesar 20 man-hours seperti yang pertama kali diusulkan oleh Karner, namun penelitian tentang nilai effort rate yang dilakukan oleh Karner hanya menggunakan tiga data proyek pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan analisis regresi. Analisis

Gambar 2.1 Penelitian effort rate sebelumnya

STIKOM

(24)

regresi dengan menggunakan tiga data diskrit cenderung tidak akurat. Analisis korelasi antar data untuk membentuk persamaan regresi juga tidak dilakukan.

Selain itu, penelitian perhitungan effort rate yang dilakukan oleh Karner terjadi pada tahun 1993. Teknologi informasi dalam rentang waktu 1993 sampai 2013 mengalami pekembangan yang cukup pesat, sehingga sangat dimungkinkan nilai effort rate yang ditemukan oleh Karner tidak sesuai apabila diaplikasikan dalam perhitungan estimasi effort untuk proyek pengembangan perangkat lunak yang dikerjakan pada tahun 2013 dan tahun-tahun mendatang. Maka dari itu, nilai Effort Rate (ER) yang diusulkan oleh Karner dapat dipertanyakan dan ditinjau ulang.

2.2 Teori Pendukung 2.2.1 Estimasi Effort

Salah satu aspek terpenting dalam tahapan perencanaan adalah melakukan estimasi atau perkiraan, baik dari segi biaya, waktu maupun sumber daya. Definisi dari estimasi adalah sebuah pengukuran yang didasarkan pada hasil secara kuantitatif atau dapat diukur dengan angka tingkat akurasinya (Tockey, 2004).

Sisi penting estimasi dalam perencanaan proyek adalah munculnya jadwal serta anggaran yang tepat, meski tidak sepenuhnya sebuah estimasi akan berakhir dengan tepat. Tetapi, tanpa sebuah estimasi dalam pelaksanaan proyek perangkat lunak maka dapat dikatakan bahwa proyek perangkat lunak tersebut adalah sebuah blind project. Yang diibaratkan seperti seorang buta yang harus berjalan di sebuah

jalan raya yang sangat ramai (Rizky, 2011).

Estimasi yang dilakukan pada penelitian ini diaplikasikan dalam proyek pengembangan perangkat lunak. Definisi dari estimasi perangkat lunak yaitu suatu

STIKOM

(25)

kegiatan melakukan prediksi atau ramalan mengenai keluaran dari sebuah proyek dengan meninjau jadwal, usaha, biaya bahkan hingga ke resiko yang akan ditanggung dalam proyek tersebut (Galorath, 2006). Meski estimasi tidak mungkin dapat menghasilkan sebuah hasil yang sangat akurat, tetapi ketidakakuratan tersebut dapat diminimalkan dengan menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan proyek yang akan dilakukan estimasi.

Penelitian ini mengangkat estimasi effort pada proyek pengembangan perangkat lunak. Effort adalah kerja real yang kita lakukan dalam menyelesaikan suatu proyek. Satuannya adalah mandays atau manhour. Misalnya suatu aplikasi diestimasi membutuhkan effort 10 mandays. Artinya aplikasi ini akan selesai bila dikerjakan 1 orang selama 10 hari terus menerus atau 5 hari bila ada 2 pekerja. Effort tidak mempertimbangkan libur ataupun cuti (Muhardin, 2011).

Dari pengertian estimasi dan effort di atas, maka dapat disimpulkan bahwa estimasi effort adalah suatu kegiatan melakukan prediksi atau ramalan mengenai berapa banyak pekerja dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Estimasi effort pada penelitian ini akan didapatkan setelah melakukan perhitungan menggunakan metode use case point (UCP).

2.2.2 Use Case Point (UCP)

Metode use case point (UCP) adalah metode yang mempunyai kemampuan untuk memberikan estimasi effort yang diperlukan untuk membuat suatu proyek berdasarkan jumlah dan kompleksitas usecase yang dimiliki oleh proyek perangkat lunak tersebut (Karner, 1993). Menurut pendapat lain, UCP

STIKOM

(26)

Menghitung Use Case Point (UCP)

UCP = UUCP + TCF + ECF Menghitung Unajusted

Use Case Weight (UUCW) Menghitung Unajusted

Actor Weight (UAW)

Menghitung Technical Complexity Factor (TF)

Menghitung Environment Complexity Factor (EF)

Menghitung Unajusted Use Case Point (UUCP)

UUCP = UAW + UUCW

Menghitung Complexity Factor

TCF = 0.6 + (0.01 * TF) ECF = 1.4 + (-0.03 * EF)

adalah metode yang dapat menganalisa actor, use case, dan berbagai faktor teknis dan faktor lingkungan hingga menjadi suatu persamaan (Clemmons, 2006).

Kelebihan dari metode use case point yaitu dapat memberikan estimasi yang hampir mendekati estimasi sebenarnya yang dihasilkan dari pengalaman pembuatan atau pengembangan software. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, dan menghasilkan pernyataan sebagai berikut:

1. UCP memiliki deviasi sebesar 6% (Nageswaran, 2001).

2. UCP memiliki deviasi sebesar 19%, sementara estimasi para ahli memiliki deviasi sebesar 20% (Anda, 2002).

3. UCP memiliki deviasi sebesar 9% (Carroll, 2005).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses estimasi effort dengan use case point digambarkan dalam gambar 2.2 berikut ini (Karner, 1993) :

Gambar 2.2 Langkah – langkah Metode Use Case Point (UCP)

STIKOM

(27)

2.2.2.1 Menghitung Unadjusted Use Case Point (UUCP) a). Unadjusted Actor Weights (UAW)

Langkah pertama adalah menentukan terlebih dahulu aktor sebagai simple, average, atau complex sesuai tabel 2.1 seperti berikut:

Tabel 2.1 Tipe, Bobot, dan Deskripsi Actor

Actor Weight Description

Simple 1 Didefinisikaan dengan API Medium 2 Berinteraksi melalui Protokol TCP/IP Complex 3 Berinteraksi dengan GUI atau Web Page

Total Unadjusted Actor Weights (UAW) didapat dari menghitung jumlah actor dari masing-masing jenis (tingkat kompleksitas), dikali dengan total faktor berat masing-masing sesuai dengan tabel.

b). Unadjusted Use Case Weights (UUCW)

Cara menghitung UUCW sama dengan cara menghitung UAW, yaitu masing-masing use case dibagi menjadi 3 kelompok yaitu simple, average, dan complex, tergantung dari jumlah transaksi yang dilakukan.

Untuk penjelasan lebih detil tentang deskripsi use case dapat dilihat pada tabel 2.2 seperti berikut :

Tabel 2.2 Tipe, Bobot, dan Deskripsi Use Case

Use Case Weight Description

Simple 5 Menggunakan <= 3 transaksi Medium 10 Menggunakan 4 sampai 7 transaksi Complex 15 Menggunakan > 7 transaksi

Total Unadjusted Use Case Weights (UUCW) didapat dari menghitung jumlah use case dari masing-masing tingkat kompleksitas dikali dengan total faktor setiap use case. Kemudian jumlahkan UAW dan

STIKOM

(28)

UUCW untuk mendapatkan Unadjusted Use Case Point (UUCP), seperti rumus berikut :

���� = ���+����... (2.1)

2.2.2.2 Menghitung Technical Complexity Factor (TCF) dan Enviromental Complexity Factor (ECF)

Pada perhitungan nilai Use Case Point (UCP) terdapat nilai complexity factor. Pengertian dari complexity factor adalah faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung dalam proses pengerjaan proyek perangkat lunak tersebut. Complexity factor dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Technical Complexity Factor (TCF) 2. Environmental Complexity Factor (ECF)

Berikut penjelasan masing-masing dari complexity factor : a). Technical Complexity Factor (TCF)

Tabel 2.3 Technical Factor dan Bobot

Technical Factor Bobot

1. Distributed System Required 2 2. Response Time is Important 1

3. End User Efficiency 1

4. Complex Internal Processing Required 1 5. Reusable Code Must Be A Focus 1

6. Installation easy 0.5

7. Usability 0.5

8. Cross-platform support 2

9. Easy to change 1

10. Highly concurrent 1

11. Custom security 1

12. Dependence on third-part code 1

13. User training 1

STIKOM

(29)

Nilai-nilai pada technical factor tersebut dikalikan dengan bobot nilai masing-masing. Bobot nilai yang diberikan pada setiap faktor tergantung dari seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut. 0 berarti tidak mempengaruhi, 3 berarti rata-rata, dan 5 berarti memberikan pengaruh yang besar. Hasil perkalian nilai dan bobot tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total Technical Factor (TF), yang kemudian digunakan untuk mendapatkan Technical Complexity Factor (TCF).

TCF = 0.6 + (0.01 x TF) ... (2.2)

b). Enviromental Complexity Factor (ECF)

Tabel 2.4 Environmental Factor dan Bobot Enviromental Factor Bobot 1. Familiarity with the Project 1.5 2. Application Experience 0.5 3. OO Programming Experience 1 4. Lead Analyst Capability 0.5

5. Motivation 1

6. Stable Requirements 2

7. Part Time Staff -1

8. Difficult Programming Language -1

Nilai-nilai pada environmental factor tersebut dikalikan dengan bobot nilai masing-masing. Bobot nilai yang diberikan pada setiap faktor tergantung dari seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut. 0 berarti tidak mempengaruhi, 3 berarti rata-rata, dan 5 berarti memberikan pengaruh yang besar. Hasil perkalian nilai dan bobot tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan total Environmental Factor (EF), yang

STIKOM

(30)

kemudian digunakan untuk mendapatkan Environmental Complexity Factor (ECF).

ECF = 1.4 + (−0.03 x EF) ... (2.3)

Sehingga akhirnya kita bisa mendapatkan nilai dari Use case Point (UCP) yang didapatkan melalui perkalian UUCP, TCF, dan ECF.

UCP = UUCP + TCF + ECF... (2.4)

2.2.3 Perhitungan Nilai Effort Rate

Effort rate didefinisikan sebagai jumlah usaha per use case point.

Pendekatan yang dijelaskan bersifat umum dan dapat digunakan untuk menganalisa berbagai data, tidak hanya data untuk pengembangan perangkat lunak, tetapi juga data pemeliharaan perangkat lunak dan jenis lain dari rekayasa perangkat lunak (Stewart, 2002).

Effort rate adalah rasio jumlah jam orang per use case point berdasarkan

proyek-proyek di masa lalu. Jika proyek tersebut merupakan proyek baru dan tidak terdapat data histori yang telah terkumpul, maka digunakan nilai yang berkisar antara 15 sampai 30. Namun, nilai yang paling sering dipakai adalah angka 20 (Clemmons, 2006).

Rumus perhitungan estimasi effort menggunakan metode UCP adalah sebagai berikut :

Estimasi Effort = UCP x ER ... (2.5)

Apabila nilai ER dihitung dari satu proyek saja maka nilai ER didapatkan dari pembagian antara nilai actual effort dengan nilai UCP, sebagai berikut :

� �� � =� � � ��

UCP ... (2.6)

STIKOM

(31)

Namun, pada penelitian tugas akhir ini dilakukan perhitungan nilai effort rate menggunakan beberapa data proyek pengembangan perangkat lunak, sehingga untuk mendapatkan nilai ER yang valid harus dilakukan perhitungan menggunakan persamaan regresi.

2.2.4 Analisis Korelasi dan Persamaan Regresi 2.2.4.1 Analisis Korelasi

Analisis korelasi merupakan analisis terhadap kekuatan hubungan antara variabel bebas X dengan variabel tak bebas Y. Koefisien korelasi linier adalah ukuran hubungan linier antara satu variabel x dengan satu variabel y, dan dilambangkan dengan “r” (Usman, 2006). Hasil dari perhitungan korelasi diinterpretasikan pada sebuah hubungan yang didasarkan pada nilai angka yang muncul. Interpretasi nilai korelasi dapat dilihat pada tabel 2.5 seperti berikut :

Tabel 2.5 Interpretasi Nilai R (Korelasi)

R Interpretasi

0 Tidak Berkorelasi

>0 – 0.25 Korelasi Sangat Lemah >0.25 – 0.5 Korelasi Cukup

>0.5 – 0.75 Korelasi Kuat

>0.75 – 0.99 Korelasi Sangat Kuat

1 Korelasi Sempurna

2.2.4.2 Persamaan Regresi

Analisis regresi merupakan hubungan ketergantungan antara satu variabel tak bebas (dependent variabel) dengan satu atau lebih variabel bebas (independent variabel) dengan tujuan untuk memperkirakan nilai rata-rata dari variabel tak

STIKOM

(32)

bebas, apabila variabel bebasnya sudah diketahui (Usman, 2006). Variabel bebas dilambangkan dengan X dan variabel tak bebas dilambangkan Y. Berikut persamaan matematiknya:

= + ... (2.7)

Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas dimulai dengan mencari bentuk terdekat dari hubungan tersebut dalam sebuah diagram pencar, dimana setiap datanya dinyatakan dalam bentuk koordinat (x,y). Jika titik-titik yang terbentuk mengikuti suatu garis lurus, maka variabel x dan y dikatakan saling berhubungan secara linier (Usman, 2006), seperti gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Pola Garis Lurus Regresi

Antara variabel bebas X dan variabel terikat Y membentuk sebuah pola garis yang lurus, dan dalam aplikasinya jika nilai X meningkat maka nilai Y juga meningkat dan jika nilai X mengalami penurunan makan nilai Y juga mengalami penurunan.

2.2.5 Proyek Perangkat Lunak Pemerintahan

Pemanafaatan internet dalam suatu institusi dapat membuat pekerjaan semakin efektif. Untuk dinas pemerintahan, internet akan sangat membantu dalam menyukseskan program e- government. Dalam e-government, internet menjadi

STIKOM

(33)

teknologi yang berperan dalam proses penyediaan dan transfer informasi dari pemerintah kepada pihak lain, misalnya warga masyarakat, ataupun sebaliknya.

Pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. E-government merupakan perubahan radikal di dalam sistem dan tata laksana pemerintahan yang menuntut teladan kepemimpinan, kesediaan merubah paradigma, berani bertindak transparan, dan semua itu bukan sekedar untuk melayani kepen-tingan publik semata, tetapi mencakup kepentingan yang lebih luas yaitu sebagai bagian dari sistem pemerintahan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat (Wigrantoro, 2003).

Pada penelitian ini, studi kasus yang diteliti yaitu studi kasus pembuatan perangkat lunak di bidang kepemerintahan, antara lain :

1. Pembuatan perangkat lunak website Pemerintah Kabupaten Buton Utara (www.butonutarakab.go.id).

2. Pembuatan perangkat lunak Bursa Kerja online Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya (bursakerja.surabaya.go.id).

3.

Pembuatan perangkat lunak website Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Yogyakarta (yogya.bkkbn.go.id).

4. Pembuatan perangkat lunak website resmi Pemerintah Kabupaten Tegal (www.tegalkab.go.id).

5. Pembuatan perangkat lunak website Dinas Pertanian D.I.Yogyakarta (www.distan.pemda-diy.go.id).

STIKOM

(34)

6. Pembuatan perangkat lunak website Dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi DIY (www.disperindagkop.pemda-diy.go.id).

7. Pembuatan perangkat lunak website Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu BKPM Provinsi DIY (www.geraip2t.jogjaprov.go.id).

8. Pembuatan perangkat lunak website Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal (www.dinkes.tegalkab.go.id).

STIKOM

(35)

21

Metode penelitian dalam tugas akhir diperlukan sebagai panduan agar tahapan pengerjaan tugas akhir dapat berjalan secara terarah dan sistematis. Tahapan-tahapan pengerjaan penelitian tugas akhir ini akan ditunjukkan melalui gambar 3.1 seperti berikut:

Start

Pengumpulan Data

Pembuatan Use Case Diagram Jumlah Pekerja,

Jumlah Waktu Daftar Kebutuhan Website

Hitung UUCP

Hitung TCF

Hitung ECF

Hitung UAW

Hitung UUCW

Use Case Point (UCP) Estimation

Perhitungan Use Case Point Estimation

End

Analisis Korelasi dan Persamaan Linier

Effort Rate

Hitung Lagi ? Y

Hitung Nilai Actual Effort

Nilai Actual Effort

Hitung Lagi ? Y

N N

[image:35.595.50.535.208.730.2]

Perhitungan Nilai Effort Rate (ER)

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir

STIKOM

(36)

3.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan wawancara, survei atau observasi, dan kuisioner. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam pengerjaan tugas akhir ini. Adapun data yang butuhkan pada tugas akhir ini dibagi menjadi 3 data seperti berikut :

1. Jumlah Pekerja dan jumlah waktu kerja: jumlah pekerja dan jumlah waktu kerja digunakan sebagai bahan untuk perhitungan nilai actual effort. Nilai actual effort yaitu nilai yang dibutuhkan oleh tim pengembang untuk menyelesaikan proyek dari mulai sampai selesai. Pada penelitian ini, actual effort didapatkan melalui kegiatan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak pengembang, terutama dengan manajer proyek pengembang perangkat lunak. Pedoman wawancara penggalian informasi nilai actual effort dapat dilihat pada tabel 3.1 seperti berikut :

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Penggalian Informasi Nilai Actual Effort

Peran ∑ Orang Tugas Waktu

Estimasi Actual 1.

2. 3.

∑ Orang ... ∑ hari ...

Aktul Effort = ∑ Orang x ∑ Jam ...

2. Daftar kebutuhan website : yaitu daftar yang berisi data use case dan actor apa saja yang terdapat pada masing – masing website. Banyak tim pengembang tidak membuat dokumen SKPL pada proyek pengembangan perangkat lunak website yang mereka kerjakan, begitu pula pada proyek pembuatan website

STIKOM

(37)

kepemerintahan yang diteliti oleh penulis pada tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mendapatkan daftar kebutuhan proyek pengembangan website dari beberapa cara sebagai berikut :

a). Wawancara b). Observasi website c). User guide

3. Nilai technical factor dan nilai environmental factor : Penulis memberikan kuisioner kepada masing-masing pengembang perangkat lunak website kepemerintahan. Tujuan dari pembagian kuisioner ini yaitu untuk mendapatkan nilai pada masing-masing faktor yang mempengaruhi technical factor dan environmental factor sesuai dengan keadaan real yang dialami oleh pengembang proyek perangkat lunak website kepemerintahan.

3.2 Perhitungan Nilai Actual Effort

Setelah proses pengumpulan data, selanjutnya dapat dilakukan proses hitung nilai actual effort maupun proses pembuatan use case diagram. Tidak terdapat aturan urutan pengerjaan perhitungan nilai actual effort dan pembuatan use case diagram. Sehingga, perhitungan nilai actual effort maupun pembuatan use case diagram dapat dikerjakan tanpa memperhatikan urutan, tergantung dari data mana yang didapatkan terlebih dahulu.

Nilai actual effort adalah nilai yang dihasilkan dari banyaknya jumlah pegawai dan jumlah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek perangkat lunak. Nilai actual effort didapatkan melalui proses wawancara yang dilakukan kepada pihak pengembang proyek perangkat lunak website kepemerintahan. Data yang dibutuhkan yaitu banyaknya jumlah pekerja dan lama waktu pengerjaan

STIKOM

(38)

yang dibutuhkan oleh pengembang untuk menyelesaikan proyek perangkat lunak website kepemerintahan tersebut.

Setelah didapatkan jumlah pekerja dan jumlah waktu pengerjaan proyek perangkat lunak website kepemerintahan, maka selanjutnya dapat dihitung nilai actual effort untuk proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan dengan rumus, sebagai berikut :

� �� � = Pekerja x Hari Kerja x Jam Kerja per Hari .... (3.1)

3.3 Pembuatan Use Case Diagram

Setelah didapatkan daftar kebutuhan pembuatan website, maka dapat dilakukan proses pembuatan use case diagram. Daftar kebutuhan tersebut berisi use case dan actor yang dibutuhkan pada proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan. Untuk memudahkan proses pengerjaan dan pendokumentasian use case diagram, maka digunakan alat bantu atau tools yakni Enterprise Architect 7.5.

Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan use case diagram dalam Enterprise Architect 7.5 :

1) Buka Aplikasi Enterprise Architect 7.5.

2) Pilih Menu File > New Project > Beri nama file dan tentukan lokasi penyimpanan.

3) Setelah itu akan muncul pilihan “Select model(s)”. Pada Kolom “Name”, centang pada “Use Case”, lalu klik tombol OK.

4) Pada sebelah kanan halaman, terdapat jendela Project Browser. Diawali dengan membuat paket modul, yakni dengan cara klik kanan pada folder

STIKOM

(39)

“Use Case Model” > Add > Add Package. Beri nama package sesuai dengan modul yang akan dibuat dalam aplikasi.

5) Untuk membuat aktor baru, klik kanan pada folder “Actors” > Add > Add Element. Beri nama aktor dan jangan lupa pastikan pilihan Type ialah Actor, lalu klik Create.

6) Sedangkan untuk membuat use case baru, pada jendela Project Browser klik kanan pada folder “Use Case” > Add > Add Use Case. Beri nama

use case dan jangan lupa pastikan pilihan Type yaitu UseCase, lalu klik OK.

7) Khusus untuk use case, penjelasan aktivitas sistem dapat dituangkan ke dalam skenario use case di dalam Enterprise Architect dengan cara memilih (klik 2 kali pada use case yang ada pada Project Browser), lalu pada tab “Scenario” > Buat nama skenario > pilih type nya yaitu “Basic

Path” > Ketikkan poin-poin skenario pada kotak yang telah tersedia, jika

sudah selesai jangan lupa klik tombol Simpan.

Setelah dilakukan pembuatan use case diagram menggunakan Enterprise Architect, maka selanjutnya dapat dilakukan penentuan kompleksitas use case

berdasarkan kompleksitas masing-masing use case.

3.4 Perhitungan Use Case Point (UCP)

3.4.1 Perhitungan Unadjusted Use Case Point (UUCP)

Untuk mendapatkan nilai UUCP, maka perlu dilakukan pembobotan dan skoring terkait kompleksitas actor dan use case ditinjau dari use case diagram yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. Skoring dihitung berdasarkan parameter-parameter yang telah ditentukan.

STIKOM

(40)

Terdapat dua langkah yang dilakukan untuk menghitung UUCP, antara lain sebagai berikut:

1. Menghitung Unadjusted Actor Weights (UAW) 2. Menghitung Unadjusted Use Case Weights (UUCW)

a). Perhitungan Unadjusted Actor Weights (UAW)

Perhitungan UAW dilakukan untuk menghitung jumlah bobot actor yang terlibat pada pembuatan proyek perangkat lunak website kepemerintahan. Perhitungan bobot actor dilakukan dengan cara mengklasifikasikan masing-masing actor ke dalam masing-masing bobot yang telah ditentukan berdasarkan tabel 2.1. Setelah didapatkan masing-masing bobot pada tiap actor¸ kemudian dilakukan akumulasi dari seluruh nilai bobot actor, sehingga menghasilkan nilai UAW yang dibutuhkan pada proyek pengembangan website perangkat lunak kepemerintahan tersebut. Rumus perhitungan UAW yaitu :

UAW = Jumlah � � x Bobot � � ... (3.2)

b). Perhitungan Unadjusted Use Case Weights (UUCW)

Perhitungan UUCW dilakukan untuk menghitung jumlah bobot use case yang dibutuhkan pada pembuatan proyek perangkat lunak website kepemerintahan. Perhitungan bobot use case dilakukan dengan cara mengklasifikasikan masing-masing use case ke dalam masing-masing bobot yang telah ditentukan berdasarkan tabel 2.2. Setelah didapatkan masing-masing bobot pada tiap use case¸ kemudian dilakukan akumulasi dari seluruh nilai bobot use case, sehingga menghasilkan nilai UUCW yang dibutuhkan pada proyek pengembangan website perangkat lunak kepemerintahan tersebut.

STIKOM

(41)

UUCW = Jumlah � � x Bobot � � ... (3.3)

Setelah diketahui nilai UAW dan UUCW, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai UUCP dengan rumus berikut :

UUCP = UAW + UUCW ... (3.4)

3.4.2 Menghitung Technical Complexity Factor (TCF)

Langkah selanjutnya setelah diketahui nilai UUCW yaitu melakukan perhitungan nilai TCF. Nilai TCF pada penelitian tugas akhir ini adalah nilai dari faktor teknis yang mempengaruhi proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan. Adapun faktor–faktor teknis yang mempengaruhi proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan beserta besar bobot masing-masing faktor teknis dapat dilihat pada tabel 2.3.

Setelah diketahui masing faktor teknis dan besar bobot masing-masing faktor teknis, kemudian dilakukan pemberian nilai pada masing-masing-masing-masing faktor teknis. Nilai yang diberikan pada setiap faktor tergantung dari seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut terhadap pengerjaan proyek pembuatan website perangkat lunak kepemerintahan. Nilai 0 berarti tidak mempengaruhi, nilai 3 berarti rata-rata, dan nilai 5 berarti faktor teknis tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengerjaan website kepemerintahan tersebt. Hasil perkalian nilai dan bobot pada faktor teknis tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total Technical Factor (TF), yang kemudian nilai tersebut digunakan untuk menghitung Technical Complexity Factor (TCF) dengan rumus sebagai berikut :

TCF = 0.6 + (0.01 x TF) ... (3.5)

STIKOM

(42)

Pemberian nilai masing-masing faktor teknis dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada masing-masing tim pengembang proyek website kepemerintahan. Hal tersebut mempunyai tujuan untuk mendapatkan penilaian faktor teknis yang objektif sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

3.4.3 Menghitung Enviromental Complexity Factor (ECF)

Setelah diketahui nilai TCF, kemudian dilakukan perhitungan nilai ECF. Nilai ECF pada penelitian tugas akhir ini adalah nilai dari faktor lingkungan yang mempengaruhi proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan. Adapun faktor–faktor lingkungan yang mempengaruhi proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan beserta besar bobot masing-masing faktor lingkungan dapat dilihat pada tabel 2.4.

Setelah diketahui masing-masing faktor lingkungan dan besar bobot masing-masing faktor lingkungan, kemudian dilakukan pemberian nilai pada masing-masing faktor lingkungan. Nilai yang diberikan pada setiap faktor tergantung dari seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut terhadap pengerjaan proyek pembuatan website perangkat lunak kepemerintahan. Nilai 0 berarti tidak mempengaruhi, nilai 3 berarti rata-rata, dan nilai 5 berarti faktor lingkungan tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengerjaan website kepemerintahan tersebt. Hasil perkalian nilai dan bobot pada faktor lingkungan tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total Environmental Factor (EF), yang kemudian nilai tersebut digunakan untuk menghitung Environmental Complexity Factor (ECF) dengan rumus sebagai berikut :

ECF = 1.4 + (−0.03 x EF) ... (3.6)

STIKOM

(43)

Pemberian nilai masing-masing faktor lingkungan dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada masing-masing tim pengembang proyek website kepemerintahan. Hal tersebut mempunyai tujuan untuk mendapatkan penilaian faktor lingkungan yang objektif sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Setelah diketahui nilai UUCP, nilai TCF, dan nilai ECF, kemudian dapat dilakukan perhitungan nilai UCP dengan rumus sebagai berikut :

UCP = UUCP + TCF + ECF ... (3.7)

3.5 Analisis Korelasi dan Persamaan Regresi

Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang digunakan untuk meguji ada atau tidaknya hubungan serta arah hubungan dari dua variabel atau lebih. Regresi merupakan analisis lanjutan dari korelasi untuk menguji sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen setelah diketahui ada hubungan antara variabel tersebut (Usman, 2006).

Analisis korelasi dilakukan kepada variabel nilai actual effort dan nilai UCP menggunakan alat bantu Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) v.17. Hasil dari analisis korelasi tersebut adalah angka dari 0 sampai 1. Apabila korelasi menunjukkan angka 0 berarti tidak terdapat korelasi antara variabel nilai actual effort dan variabel nilai UCP. Semakin mendekati angka 1, maka

menunjukkan korelasi yang semakin kuat antara kedua variabel tersebut.. Sedangkan apabila korelasi menunjukkan angka 1, maka dapat disimpulkan bahwa variabel nilai actual effort dan variabel nilai UCP mempunyai korelasi yang sempurna. Untuk penjelasan lebih detil dapat dilihat pada tabel 2.5.

Setelah dilakukan analisis korelasi, maka selanjutnya dilakukan pencarian nilai persamaan regresi. Persamaan regresi dilakukan kepada variabel nilai actual

STIKOM

(44)

effort dan variabel nilai UCP. Output dari persamaan regresi yaitu menghasilkan

suatu persamaan yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai empiris dari effort rate. Rumus persamaan regresi yaitu :

= + ... (3.8) 3.6 Perhitungan Nilai Effort Rate

Setelah diketahui korelasi dari nilai actual effort dan nilai UCP serta diketahui persamaan regresi linier, maka selanjutnya dapat dihitung nilai ER proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan. Alur perhitungan nilai ER dapat dilihat pada gambar 3.2 seperti berikut:

Start

End

Menghitung Garis Singgung

Menghitung nilai Tangen θ Garis singgung x1

dan x2

Effort Rate

Gambar 3.2 Alur Perhitungan Nilai Effort Rate 1.6.1 Menghitung Garis Singgung

Setelah diketahui persamaan regresi, maka selanjutnya dilakukan proses menghitung garis singgung. Langkah yang dilakukan yaitu menentukan nilai

STIKOM

(45)

variabel x1 dan x2. Kemudian variabel tersebut dimasukkan kedalam rumus persamaan regresi seperti rumus (3.8).

Perhitungan nilai y dimasukkan sebanyak 2 kali dengan nilai x yang berbeda, sehingga menghasilkan nilai garis singgung y1 dan y2 yang nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk menghitung nilai tangen θ.

1.6.2 Menghitung Nilai Tangen

Setelah didapatkan nilai garis singgung (x1, y1) dan (x2, y2) maka dapat dilakukan perhitungan nilai tangen θ. Rumus untuk menghitung tangen θ adalah sebagai berikut :

Tangen θ = ∆ ∆ =

2− 1

2− 1

... (3.10)

Hasil dari perhitungan nilai tangen θ tersebut merupakan nilai effort rate pada penelitian tugas akhir ini.

3.7 Alat Bantu (Tools)

Untuk memudahkan pengerjaan tugas akhir, maka akan digunakan beberapa alat bantu yaitu sebagai berikut :

a). Enterprise Architect

Enterprise Architect (dalam ini menggunakan versi 7.5) untuk pembuatan

use case diagram sampai dengan mendeskripsikan scenario dari semua use case.

b). SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) v.17

SPSS digunakan untuk melakukan memudahkan perhitungan persamaan regresi linier, agar perhitungan regresi linier menjadi lebih cepat dan lebih tepat.

STIKOM

(46)

32 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil dari proses yang dijalankan tiap tahapnya sesuai dengan metode penelitian. Pembahasan terhadap hasil yang diperoleh digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini.

4.1 Hasil Pengumpulan Data

Data yang dibutuhkan pada penelitian tugas akhir ini dibagi menjadi 3, yaitu:

1). Jumlah pekerja dan jumlah waktu kerja : Data jumlah pekerja dan jumlah waktu kerja digunakan sebagai bahan untuk menghitung nilai actual effort. Data mengenai jumlah pekerja dan jumlah waktu kerja dapat dilihat secara lengkap pada lampiran A.

2). Daftar kebutuhan website : daftar kebutuhan website berisi data use case dan actor yang terlibat pada proyek pembuatan website kepemerintahan. Daftar

kebutuhan website yang dimaksudkan yaitu dokumen SKPL untuk proyek pembuatan website kepemerintahan. Pada penelitian tugas akhir ini, pihak pengembang tidak memiliki dokumen SKPL, sehingga data kebutuhan website didapatkan dari proses wawancara, observasi website, serta memanfaatkan user guide yang didapatkan dari pihak pengembang. Daftar kebutuhan website dapat

dilihat pada lampiran C.

3). Nilai technical factor dan environmental factor : merupakan nilai yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh faktor teknik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi proyek pembuatan website kepemerintahan

STIKOM

(47)

tersebut. Data nilai technical factor dapat dilihat pada lampiran F. Sedangkan data nilai environmental factor dapat dilihat pada lampiran G.

Untuk memudahkan proses penyusunan tabel pada penelitian tugas akhir ini, maka dilakukan pemberian inisialisasi kepada masing – masing proyek pengembangan website kepemerintahan. Daftar proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan dapat dilihat pada tabel 4.1 seperti berikut :

Tabel 4.1 Inisialisasi Nama Proyek Kode

Proyek

Nama Proyek dan Domain Teknologi Framework

A

Website Pemerintah Kabupaten Buton Utara (www.butonutarakab.go.id) Php MySQL Apache Edit plus - B

Bursa Kerja online Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya (bursakerja.surabaya.go.id) Php Oracle Apache Geany CodeIgtener C

Website Badan Kependudukan & Keluarga Berencana Yogyakarta (yogya.bkkbn.go.id) Asp MySQL Apache Dreamweaver -

D Website Pemerintah Kabupaten Tegal (www.tegalkab.go.id) Php MySQL Apache Netbeans CodeIgtener

E Website Dinas Pertanian D.I.Y (www.distan.pemda-diy.go.id) Php MySQL Apache Dreamweaver CakePHP F

Website Dinas perindustrian, perdagangan, dan koperasi DIY (www.disperindagkop.pemda-diy.go.id) Php Oracle Apache Dreamweaver CodeIgtener G

Website Gerai Pelayanan Perizinan Terpadu BKPM

Provinsi DIY

(www.geraip2t.jogjaprov.go.id) Php Oracle Apache Dreamweaver CodeIgtener

(48)

4.2 Hasil Perhitungan Nilai Actual Effort

Nilai actual effort adalah nilai yang dibutuhkan oleh tim pengembang untuk menyelesaikan proyek dari awal proyek sampai selesainya proyek. Data yang digunakan untuk menghitung nilai actual effort adalah jumlah pekerja dan jumlah hari kerja dan jam kerja per hari. Berikut yaitu salah satu perhitungan nilai effort rate proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan dengan studi

kasus proyek pengembangan perangkat lunak website bursa kerja online pemerintah kota surabaya dengan inisialisasi kode proyek B.

� � = Pekerja x Hari Kerja x Jam Kerja per Hari

� � = 4 x 68 x 8

� � = 2.176

Keseluruhan hasil perhitungan nilai actual effort proyek pengembangan website kepemerintahan pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.2 seperti berikut:

Tabel 4.2 Nilai Actual Effort Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan No. Kode

Proyek Jumlah Pekerja Jumlah Hari Kerja Jam Kerja per Hari Actual Effort Dokumen Terkait

1. A 4 143 5 2.860 Lampiran A.1

2. B 4 68 8 2.176 Lampiran A.2

3. C 4 81 8 2.592 Lampiran A.3

4. D 6 97 5 3.180 Lampiran A.4

5. E 4 90 8 2.880 Lampiran A.5

6. F 3 91 8 2.184 Lampiran A.6

7. G 3 77 8 1.848 Lampiran A.7

8. H 6 80 5 2.400 Lampiran A.8

STIKOM

(49)

4.2 Hasil Pembuatan Use Case Diagram

Pada penelitian ini, pihak pengembang proyek perangkat lunak website kepemerintahan tidak membuat buku pedoman pelaksanaan proyek atau buku SKPL, sehingga pembuatan use case diagram pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara dengan pihak pengembang, melakukan observasi website pemerintahan, serta memanfaatkan user guide yang didapatkan dari pihak pengembang. Untuk use case diagram pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran dengan keterangan pada tabel 4.3 seperti berikut :

Tabel 4.3 Letak Use Case Diagram Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan

No Kode Proyek Dokumen Terkait

1. A Lampiran B.1

2. B Lampiran B.2

3. C Lampiran B.3

4. D Lampiran B.4

5. E Lampiran B.5

6. F Lampiran B.6

7. G Lampiran B.7

8. H Lampiran B.8

4.4 Hasil Perhitungan Use Case Point Estimation

4.4.1 Hasil Perhitungan Unadjusted Use Case Point (UUCP)

Untuk menghitung Unadjusted Use Case Point (UUCP) perlu dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap Unadjusted Use Case Weight (UUCW) dan Unadjusted Actor Weight (UAW).

STIKOM

(50)

1) Menghitung Unadjusted Actor Weight (UAW)

Setiap pelaku dalam sistem diklasifikasikan sebagai simple, average, complex (dapat dilihat pada tabel 2.1) dan diberi bobot dengan cara yang sama

pada setiap use case (Cohn, 2005). Data jumlah actor dapat dilihat pada use case diagram proyek website kepemerintahan pada lampiran B.

Semua actor yang terlibat pada proyek pembuatan perangkat lunak website kepemerintahan ini berinteraksi dengan menggunakan web page, maka semua actor bersifat complex, sehingga setiap actor pada masing-masing proyek mempunyai bobot sebesar 3. Berikut yaitu salah satu perhitungan nilai UAW proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan dengan studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak website bursa kerja online pemerintah kota surabaya dengan inisialisasi kode proyek B.

UAW = Jumlah � x Bobot �

UAW = 4 x 3

UAW = 12

Keseluruhan hasil perhitungan nilai UAW pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.4 seperti berikut:

Tabel 4.4 Nilai UAW Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan Kode Proyek

A B C D E F G H

Jumlah Actor 5 4 3 4 4 4 3 4

Total UAW

(Actor * bobot) 15 12 9 12 12 12 9 12

STIKOM

(51)

2). Menghitung Unadjusted Use Case Weight (UUCW)

Total Unadjusted Use Case Weight (UUCW) dihasilkan dari proses perhitungan jumlah use case berdasarkan masing-masing tingkat kompleksitas, dikali dengan bobot kompleksitas. Use case yang mempunyai jumlah transaksi kurang dari atau sama dengan 3 transaksi dikategorikan sebagai use case yang mempunyai tipe kompleksitas simple. Use case yang memiliki jumlah transaksi sebanyak 4 sampai 7 transaksi dikategorikan sebagai use case yang bertipe medium. Sedangkan use case yang memiliki jumlah transaksi lebih dari 7, maka ause case tersebut termasuk pada kategori complex. Pada penelitian ini tidak terdapat use case yang memiliki transaksi lebih dari 7, sehingga tidak terdapat use case yang bertipe complex.

Data jumlah transaksi beserta jenis use case dapat dilihat pada lampiran D. Tipe use case yang terdapat pada penelitian tugas akhir ini adalah simple dan medium. Berikut yaitu salah satu perhitungan nilai UUCW proyek pengembangan

perangkat lunak website kepemerintahan dengan studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak website bursa kerja online pemerintah kota surabaya dengan inisialisasi kode proyek B.

UUCW = Jumlah � �� x Bobot � ��

UUCW = (∑ U � � x bobot � ) + (∑ U � � x bobot � )

UUCW = 33 x 5 + (10 x 10)

UUCW = 165 + 100

UUCW = 265

Keseluruhan hasil perhitungan nilai UUCW dari keseluruhan proyek pengembangan website kepemerintahan pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.5 seperti berikut:

STIKOM

(52)
[image:52.595.46.555.76.673.2]

Tabel 4.5 Nilai UUCW Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan No.

Tipe

Kompleksitas Bobot

Jumlah Use Case Sesuai Kode Proyek

A B C D E F G H

1. Simple 5 50 33 23 45 31 28 13 34 2. Medium 10 17 10 14 11 15 15 14 13

Total UUCW

(Use Case * bobot) 420 265 255 335 305 290 205 300 Nilai UAW dan UUCP digunakan sebagai bahan menghitung nilai UUCP. Berikut yaitu salah satu perhitungan nilai UUCW proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan dengan studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak website bursa kerja online pemerintah kota surabaya dengan inisialisasi kode proyek B.

UUCP = UAW + UUCW

UUCP = 12 + 265

UUCP = 277

Keseluruhan hasil perhitungan nilai UUCP dari keseluruhan proyek pengembangan website kepemerintahan pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.6 seperti berikut:

Tabel 4.6 Nilai UUCP Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan

No. Variabel

Kode Proyek

A B C D E F G H

1. UAW 15 12 9 12 12 12 9 12

2. UUCW 420 265 255 335 305 290 205 300 UUCP = UAW + UUCW 435 277 264 347 317 302 214 312

4.4.2 Hasil Perhitungan Technical Complexity Factor (TCF)

Dalam perhitungan TCF diperlukan nilai dari masing – masing faktor teknis. Nilai dari faktor teknis ini didapatkan dari pihak pengembang proyek

STIKOM

(53)

perangkat lunak. Kemudian nilai pada Technical Factor (TF) tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing faktor, kemudian dijumlah untuk mendapatkan TF, yang kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai TCF. Data nilai TF pada masing-masing website kepemerintahan dapat dilihat pada lampiran E. Berikut yaitu salah satu perhitungan nilai TCF proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan dengan studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak website bursa kerja online pemerintah kota surabaya dengan inisialisasi kode proyek B.

TCF = 0.6 + (0.01 x TF)

TCF = 0.6 + (0.01 x 45,5)

TCF = 1,055

Sedangkan keseluruhan hasil perhitungan nilai TCF proyek pengembangan website kepemerintahan pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.7 seperti berikut :

STIKOM

(54)

Tabel 4.7 Nilai TCF Proyek Perangkat Lunak Website Kepemerintahan

No Technical Factor (TF) Bobot (B)

Kode Proyek

A B C D E F G H

Nilai

(N) B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N

1. Distributed System Required 2 4 8 5 10 4 8 5 10 4 8 4 8 4 8 5 1F0

2. Response Time is Important 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3

3. End User Efficiency 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3

4. Complex Internal Processing

Required

1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3

5. Reusable Code Must Be A Focus 1 3 3 2 2 2 2 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4

6. Installation easy 0.5 4 2 2 1 2 1 3 1.5 2 1 3 1.5 3 1.5 3 1.5

7. Usability 0.5 3 1.5 5 2.5 5 2.5 4 2 5 2.5 4 2 4 2 4 2

8. Cross-platform support 2 1 2 4 8 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4

9. Easy to change 1 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3

10. Highly concurrent 1 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2

11. Custom security 1 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4

12. Dependence on third-part code 1 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13. User training 1 5 5 3 3 2 2 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4

TF 41.5 45.5 40.5 44.5 42.5 43.5 44.5 46.5

Nilai TCF = 0.6 + (0.01 * TF) 1.015 1.055 1.005 1.045 1.025 1.035 1.045 1.065

STIKOM

(55)

4.4.3 Hasil Perhitungan Environmental Complexity Factor (ECF)

Dalam perhitungan ECF diperlukan nilai dari masing – masing faktor lingkungan. Nilai dari faktor lingkungan ini didapatkan dari pihak pengembang proyek perangkat lunak. Kemudian nilai pada environmental factor tersebut dikalikan dengan bobot masing-masing faktor, kemudian dijumlah untuk mendapatkan Environmental Factor (EF), yang kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai ECF. Data nilai EF pada masing-masing website kepemerintahan dapat dilihat pada lampiran F. Berikut yaitu salah satu perhitungan nilai ECF proyek pengembangan perangkat lunak website kepemerintahan dengan studi kasus proyek pengembangan perangkat lunak website bursa kerja online pemerintah kota surabaya dengan inisialisasi kode proyek B.

� = 1.4 + (−0.03 x EF)

� = 1.4 + −0.03 x 25

� = 0,65

Keseluruhan hasil perhitungan nilai ECF dari keseluruhan proyek pengembangan website kepemerintahan pada tugas akhir ini dapat dilihat pada tabel 4.8 seperti berikut :

STIKOM

(56)

Tabel 4.8 Nilai ECF Proyek Perangkat Lunak Website Kepemerintahan

No Environmental Factor (EF) Bobot (B)

Kode Proyek

A B C D E F G H

Nilai

(N) B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N Nilai B x N

1. Familiarity with the Project 1.5 5 7.5 5 7.5 3 4.5 5 7.5 3 4.5 5 7.5 5 7.5 5 7.5

2. Application Experience 0.5 5 2.5 4 2 3 1.5 4 2 3 1.5 5 2.5 5 2.5 4 2

3. OO Programming Experience 1 1 1 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 <

Gambar

Gambar 2.1 Penelitian Effort RateSTIKOM SURABAYA Sebelumnya ..........................................................................
Gambar 2.2 Langkah – langkah Metode Use Case Point (UCP)
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir
Tabel 4.5 Nilai UUCW Proyek Pengembangan Website Kepemerintahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, liaison-sequence analysis diaplikasikan pada produk pencekam atau yang sering dikenal juga dengan sebutan ragum yang memiliki 45 buah komponen termasuk

 Penyelenggaraan program studi diluar domisili adalah pelaksanaan kegiatan pendidikan tinggi diluar domisili perguruan tinggi sebagaimana dicantumkan dalam izin pendirian

a) Guru membagi siswa untuk berpasangan. b) Guru membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan. c) Guru dan siswa menetapkan siapa yang

Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin baik Kapasistas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Internal Akuntansi secara bersama-sama yang

Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (EFI &amp; EFE) dilakukan pada data yang diperoleh, selanjutnya dari data EFI dan EFE akan digunakan pada matriks internal-eksternal

Oletame nüüd, et Teere ei ole mitte hiline altai laen, vaid uurali või uurali-altai päritolu sõna, ning see kuuluks kokku selliste nimedega nagu eesti Taara, saami Tiirmes

Bedasarkan kedua metode evakuasi dibutuhkan ruang dan sirkulasi yang menunjang sistem evakusi dari bangunan yaitu : (a) Koridor, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaaan Umum

Sistem alarm kebakaran di PRSG yang selama ini digunakan terdiri dari 3 jenis sensor yaitu sensor aktif berupa sensor asap yang sensitif dengan waktu tanggap